BAB_Tiga

40
BAB III PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL, GUGUS KENDALI MUTU, QUALITY ASSURANCE) 3.1. Pendahuluan Salah satu sasaran pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal adalah terpenuhinya persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu perelatan, material, dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabilan dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam criteria dan spesifikasi. Dengan demikian instalasi yang dibangun atau pruduk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai ( fitness for use ). Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu ( Quality Assurance ). Kegiatan Quality Assurance menjadi topik Bab ini diawali dengan meletakkan dasar pengertian tentang mutu dan pengelohan mutu, dilanjutkan dengan menyusunanprogram QA dan QC suatu proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman kegiatan

description

manajemen supervisi dan spesivikasi

Transcript of BAB_Tiga

BAB III

PENGENDALIAN MUTU

(QUALITY CONTROL, GUGUS KENDALI MUTU, QUALITY ASSURANCE) 3.1. Pendahuluan

Salah satu sasaran pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal adalah

terpenuhinya persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu perelatan, material, dan cara

kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabilan dipenuhi semua persyaratan yang

ditentukan dalam criteria dan spesifikasi. Dengan demikian instalasi yang dibangun atau

pruduk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang

memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama

kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai ( fitness for use ). Untuk

mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan

pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek, tetapi juga

diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan

program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu. Kegiatan

tersebut dikenal dengan penjaminan mutu ( Quality Assurance ). Kegiatan Quality

Assurance menjadi topik Bab ini diawali dengan meletakkan dasar pengertian tentang

mutu dan pengelohan mutu, dilanjutkan dengan menyusunanprogram QA dan QC suatu

proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman kegiatan QA/QC selama proyek

berlangsung. Kemudian membahas berbagai standar mutu yang lazim dipakai di

lingkungan industri.

Akhirnya ditutup dengan menyajikan kegiatan pengendalian mutu selama siklus

proyek, yang terdiri dari pengendalian mutu engineering, pembelian, manufacturing

konstruksi, dan tahap akhir proyek sebelum dinyatakan fitness for use untuk kemudian

diserahkan kepada pemilik.

3.2. Mutu dan Pengelolaan Mutu

Dalam arti yang luas nutu atau kualitas bersifat subjektif. Suatu barang yang amat

bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia

usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang

berkepentingan . Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya

memenuhi kebutuhan pelanggang atau pemakai ( customers ).

Dari defenisi di atas langkah pertama untuk mengetahui mutu suatu obyek adalah

mengidentifikasi objek, kemudian mengkaji sifat objek tersebut agar memenuhi

keinginan pelanggang. Jadi setelah didefenisikan materi produknya, selanjutnya

dipertanyakan lebih jauh mengenai bentuk, ukuran, warna, ketahanan, kinerja, dan lain-

lain dari produk itu. Setelah jawaban dari pertanyaan tersebut memenuhi keinginan

pelanggan, maka produk yang dimaksud dianggap memenuhi mutu.

Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for

use. Istilah ini disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga

memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.

Pengelolaan Mutu

Setelah dimengerti arti mutu proyek, maka langka berikutnya adalah mengelola

aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat, sehingga tercapai apa yang disebut dengan

fitness for use. Yaitu, pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek

pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do the right things right the first

time ) dengan cara- cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek merupakan

unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan, yang antara lain adalah sebagai

berikut :

a. Meletakkan Dasar Filosofi dan kebijakan Mutu Proyek

Umumnya perusahaan–perusahaan besar memiliki dokumen (buku) yang berisi

pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan

operasi atau produksinya. Dokumen semacam ini memuat pula persyaratan mutu yang

ditetapkan oleh perusahaan bersangkutan dan peraturan –peraturan dari badan diluar

perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah. Untuk mengelola proyek disiapkan

dokumen yang isinya spesifik ditujukan untuk proyek yang sedang ditangani.

b. Memberikan Keputusan Strategis Mengenai Hubungan Antara Mutu, Biaya

dan Jadwal

Telah disebutkan di penjelasan sebelumnya bahwa terdapat triple constraint pada

proyek yang saling tarik menarik yang terdiri dari jadwal, mutu, dan biaya. Pimpinan

perusahaan harus menggariskan bobot mutu relative terhadap biaya dan jadwal proyek.

Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.

c. Membuat Program Penjaminan dan Pengendalian Mutu Proyek

Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut

pada butir a, tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak

bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan. Dari pihak pelanggan

,adanya program QA / QC yang lengkap dan menyeluruh serta dokumen yang

membuktikan bahwa program tersebut telah dilaksanakan dengan baik, akan memberikan

keyakinan bahwa mutu proyek atau produk yang dipesannya telah memenuhi syarat yang

diinginkan.

d. Implementasi Program QA / QC

Setelah program QA / QC selesai disusun, implementasi program tersebut

dilaksanakan sepanjang siklus proyek. Agar diperoleh hasil yang efektif, perlu

diselesaikan terlebih dahulu langkah- langkah persiapan, seperti melati personil,

menyusun organisasi serta menyebarluaskan arti dan maksud program QA / QC kepada

semua pihak yang berkepentingan. Untuk proyek E – MK, implementasikan ini

dilaksanakan terutama pada kegiatan- kegiatan desain enggeneering, manufaktur dan

konstruksi .

Gambar 3 – 1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA

perusahaan, program QA proyek dan QC proyek yang merupakan unsur –unsur mutu

proyek.

3.3. Penjaminan Mutu

Telah disebutkan diatas bahwa salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang

penting adalah menyusun serta menerapkan program penjaminan mutu. Tujuan utama

kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan- tindakan yang dibutuhkan untuk

memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan ( pelanggan ) bahwa

semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu obyek ( produk ) telah

dilaksakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukan dengan catatan dan dokumen

yang berkaitan dengan QA / QC.

Munculnya kegiatan QA / QC dapat ditelusuri dengan adanya hubungan aktif dari pihak

pemasok yang berbeda dengan kebiasaan masa lalu. Pada masa lalu hubungan pemasok

pelanggan dari segi mutu mengikuti pola dimana pemasok mempunyai peranan yang

lebih aktif dibandingkan ketentuan atau keinginan khusus pelanggan. Pelanggan

menyatakan garis besar keinginannya, kemudian pemasok membuat barang tersebut yang

menurut anggapannya akan memenuhi kebutuhan pelanggan. Selanjutnya pada waktu

produk telah jadi atau dalam taraf hampir jadi, baru ditentukan ( misalnya dengan uji

coba ), apakah produk tersebut memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini memungkinkan

penolakan produk yang telah siap 100 % ,atau dalam keadaan pabrikasi sudah sampai

tahap tertentu, sehingga pekerjaan ulang (rework) perlu dilakukan .Pekerjaan ulang ini

sering kali cukup mahal. Pola pendekatan demikian dewasa ini tidak dapat dipertahankan,

terutama dibidang industri dimana teknologi dan proses manufaktur dan konstrksi

peralatan atau produk amat kompleks, ditambah lagi dengan situasi pasar yang sangat

kompetitif. Faktor- faktor tersebut mendorong dicarinya cara yang lebih efektif dan

ekonomis. Oleh karena itu,masalah perhatian terhadap mutu bila hanya diandalkan pada

kegiatan – kegiatan inspeksi dan uji coba pada titik – titik atau tahap – tahap tertentu,

akan terlalu luas daerah yang harus diperhatikan .Kegiatan inspeksi pada dasarnya

ditujukan hanya pada titik tertentu untuk mengidentifikasi apakah barang yang diinspeksi

tersebut dapat dilanjutkan proses produksinya . jadi pendekatan masalah mutu harus

proaktif , bukannya reatif. Hal ini menekankan perlunya pendekatan QA dan bukannya

hanya dengan QC. Tabel 3 – 1 memberikan arah kecenderungan orientasi masa lalu dan

masa sekarang terhadap mutu.

Program Penjaminan Mutu – QA

Diatas telah disbutkan bahwa untuk proyek yang besar dan kompleks, data yang

dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang

menyeluruh. Sebagai alternative, maka proyek harus menyiapkan program penjaminan

mutu (QA). Sama halnya dengan aspek biaya dan jadwal ,maka pada mutu diperlukan

suatu program penjaminan mutu yang sistematis, lengkap, dan jelas.Program ini

merupakan dokumen yang memuat peristiwa, jenis kegiatan, serta sumber daya yang

diperlukan untuk menginplementasi kualitas system yang diinginkan oleh badan atau

organisasi yang bersangkutan.

Tabel.3.1. Orientasi masa lalu dan sekarang

No MASA LALUMASA SEKARANG

1 Inspeksi Perencanaan dan pencegahan2 Barang-barang produk pabrik Barang dan Pelatyanan3 Memenuhi spesifikasih Sesuai untuk digunakan prlanggang4 Proses pabrikasih Semua proses5 Bersasarkan empiris Metodologi statistic6 Pemisahan perencanaan dan

implementasiPartisipasi

7 Hubungan tegang dengan pemasok Kerjasama8 Melatih spesialis mutu Memberikan semua pihak yang terkait9 Teknologi Bisnis, pemasaran, biaya10 Klien Semua pelanggang11 Lingkungan Pabrik Lingkungan perusahaan

Program penjaminan mutu proyek disusun sesuai dengan kepentingan masing-masing

proyek yang berbeda dalam lingkup dan intensitasnya. Program QA juga menampung

keinginan dan persyaratan yang diberlakukan oleh badan atau organisasi yang

berwenang. Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal

sebagai berikut :

Perencanaan sistematis yang merinci dan menjabarkan pada setiap tahap proyek

langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu.

Penyusunan batasan dan criteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan

dalam disain engineering, membelian material, dan konstruksi.

Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan

penajaminan mutu.

Pembuatan procedure pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, yang meliputi

pemantauan, pemerikasaan, pengujian, pengukuran, dan pelaporan hasil.

Identifikasi peralatan yang akan digunakan.

Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari fihak ketiga maupun

peranan dan persetujuan dari pemerintah

Gambar.3.1. Program QA / QC Proyek

Dari gambar 3-1 terlihat bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam

merencanakan sasaran mutu proyek yang kemudian harus ducapai dengan rangkaian

program inspeksi dan pengujian. Bedasarkan asumsi bahwa perusahaan telah memiliki

program mutu untuk mendukung operasinya yang disusun dengan memperhatikan

keinginan perusahaan yang bersangkutan dan persyaratan peraturan dari instansi yang

berwenang, misalntya Pemerintah atau Departemen yang terkait. Selanjutnya dari

program mutu perusahaan dan dari buku pedoman (manual) mutu proyek dan prosedur

proyek disusun perencanaan sasaran mutu proyek (project quality plan). Sewaktu proses

perencanaan dan penentuan sasaran mutu proyek, baik bagi peralatan, maupun unit secara

keseluruhan, lazimnya disusun tim yang terdiri dari pemilik proyek dan kontraktor

PERSYARATAN MENURUT

PERATURAN INSTANSI

BERWENAGNG

BUKU PEDOMAN DAN PROSEDEURE PERUSAHAAN

TENTANG MUTU ( PROGRAM QA )

PERSYARATAN PERUSAHAAN

TENTANG MUTU PROYEK

PROGRAM MUTU PROYEK (QA)

PROGRAM QC PROYEK

RENCANA TEST DAN INSPEKSI PROYEK

PERSYARATAN MENURUT

PERATURAN YANG BERLAKU TERHADAP

PROYEKS

PERSYARATAN PERUSAHAAN

TENTANG MUTU

peleksana. Di sini kontraktor mengembangkan rencana dan program QA/QC yang telah

dimiliki dengan menampung keinginan dan filosofi pihak pemilik dan pemesan.

Tanggung Jawab Semua Bidang

Penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai.

Pada periode tersebut peneyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang

kemudian diserahkan kepada bidang atau organisasi sesuai dengan bidang keahlian yang

bersangkutan, seperti bidang-bidang desain engineering, pembelian, proyek kontrol,

konstruksi dan lain-lain. Setiap bidang organisasi diberi tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas yabg diserahkan kepadanya . ini mengandung arti disamping

masalah jadwal, biaya, dan kinerja juga termasuk masalah mutu. Masalah mutu adalah

tanggung jawab setiap organisasi yang terlibat dalam proyek, ini terlihat dari kenyataan

bahwa produk atau instansi hasil proyek adalah hasil kerja semua bidang organisasi yang

menanganinya.

Jadi semua pihak di atas bukan saja memiliki tanggung jawab melaksanakan tugas

yang diserahkan kepadanya, tetapi juga harus melaksanakan tugasnya denga benar tepat

dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.

3.4. Organisasi QA / QC

Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam rangka menghasilkan produk atau instalasi

yang di inginkan, maka masing-masing bidang bidang memiliki tanggung jawab tertentu

mengenai masalah mutu. Meskipun demikian, masih diperlukan sebuah organisasi yang

bertugas khusus menangani masalah mutu, terutama dalam aspek perencanaan dan

pengendalian. Perencanaan meliputi penyusunan program QA yang komprehensif,

sementara pengendalian untuk memantau apakah program yang telah dibuat telah

dikerjakan dan dipatuhi dengan benar dan sungguh-sungguh. Organisasi ini di lingkungan

proyek lazimnya merupakan sub bidang QA/QC yang melapor ke manejer engineering,

seperti terlihat pada Gambar 3-2.

Kegiatan QA/QC sejajar dengan kegiatan lain, dalam arti tidak langsung

menangani kegiatan engineering, pembelian, atau konstruksi, tetapi mengadakan

pemantauan agar pekerjaan itu memenuhi kriteria dan spesifikasi yang ditentukan.

Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan instalasi kilang minyak. Bidang

engineering mempersiapkan perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, subbidang

QA/QC mengadakan pengecekan apakah standard an kriteria yang berkaitangdengan

mutu telah mendapat cukup perhatian dan tidak ada yang terlewatkan. Lebih jauh lagi,

untuk membuktikan bahwa instalasi kilang atau sebagian instalasi kilang memenuhi

fungsinya, dilakukan inpeksi dan pengetesan oleh subbidang QA/QC, termasuk

pembacaan pengambilan data, serta evaluasi yang dikerjakan oleh ahli dari bidang

pengendalian mutu. Hal ini yang positif dari

Gambar.3.2. Organisasi QA/QC Proyek

kegiatan pengendalian mutu adalah sifatnya yang berkesinambungan berlangsung dari

awal sampai akhir proyek, sehingga subbidang pengendalian mutu mengikuti secara

penuh pengembangan proyek, sehingga subbidang pengendalian mutu mengikuti secara

penuh perkembangan proyek dalam aspek mutu produk atau instansi maupun unit-unit

bagian dari instansi.

Catatan atau dokumen yang memuat hasil pengamatan, penegtesan, dan perbaikan

akan merupakan “Data Historis” yang sangat besar faedahnya bagi kegiatan pemeliharaan

di kemudian hari.

`PIMPRO

MANAJER PENGADAAN

MANAJER KONSTRUKSI

MANAJER ENGINEERING

ENGINEER LISTRIKENGINEER SIPIL KEPALA QA/QC

QA DAN ADMINISTRASI

INSPEKTOR INTERNAL AUDIETKALIBRASI

A. Dukungan dan Partisipasi

Di atas telah digambarkan bagaimana pentingnya peranan kegiatan penjaminan mutu

dalam penyelenggaraan proyek. Meskipun demikian, pengalaman menunjukkan masih

sering dijumpai kurang terlaksananya program yang telah disusun secara baik dan

lengkap, sehingga hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil

yang maksimal perlu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terlibat dalam

masalah penjaminan mutu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertama-tama

pimpinan perusahaan serta pimpro harus dapat mendorong dan menciptakan iklim yang

positif bagi kegiatan penjaminan mutu sehingga program yang telah disusun dapat

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Langkah yang ideal untuk mendapatkan

partisipasi dari mereka ini adalah dengan memberikan dorongan agar bekerja lebih baik

dan teliti (good workmanship) misalnya dengan memberikan penjelasan yang lebih luas

akan faedah bagi proyek dan bagi mereka sendiri bila mutu dapat dipenuhi. Langkah ini

akan menghasilkan kerja sama yang lebih baik, dibangdingkan dengan “menangkap”

kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan memerintahkan untuk memperbaiki atau

mengulangi pekerjaan. Jadi mutu dan usaha untuk mencapainya harus menjadi

kepentingan semua pihak yang ikut serta dalam penyelenggaraan proyrk. Peranan dan

dukungan mereka diperlukan agar tercapai kualitas dan produktivitas yang diinginkan.

B. Diadakan Penyesuaian untuk Memenuhi Keinginan Pemilik

Acap kali dijumpai adanya perbedaab substansi program QA proyek yang dimiliki oleh

perusahaan para peserta (pemilik, kontraktor, subkontraktor, maupun rekanan atau

produsen lain). Dalam menghadapi situasi demikian, pertama-tama harus dikaji adalah

program mereka masing-masing, apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik

proyek, bila tidak maka diadakan penyesuaian atau penambahan. Sejauh mungkin

dihindari perubahan total, karena akan dapat membingunkan personil mereka yang telah

terbiasa dengan tata cara kerja yang tercantum dalam program yang dimilikinya.

3.5. Kegunaan Quality Assuirance

Kegunaan penjaminan mutu bagi pihak-pihak yang telibat dalam pembangunan proyek

lebih lanjut dirinci sebagai berikut :

Bagi Pemerintah

Untuk menjaga dan menyakinkan agar metode konstruksi, metode konstruksi,

material, dan peralatan yang digunakan dalam membangunan proyek memenuhi

standar dan peraturan yang telah ditentukan. Hal ini dimadsukkan untuk melindungi

kepentingan keamanan dan kesehatan masyarakat.

Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil

proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan

kecelakaan.

Bagi Pemilik Proyek

Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa intalasi yang dibangun akan

berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan (safety), operasi, dan

produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan.

Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang

berkepentingan.

Menyediakan data hasil-hasil inspeksi pengetesan, dan perbaikan pada bagian yang

spesifik dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan

pemeliharaan.

Bagi Perancang Instalasi

Menjadi umpang balik pekerjaan desain engineering di masa depan

Bagi Kontraktor

Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan

pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework)

Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang

tercantum dalam kontrak EPK, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak

perlu.

Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa adanya

suatu program QA/QC yang efektif mutlak diperlukan, untuk mencegah kemungkinan

proyek menghasilkan produk yang mutu, jumlah, maupun jadwalnya, tidak sesuai sasaran

yang disebabkan oleh material atau peralatannya di bawah standar.

Standar

Pada masalah mutu yang erat kaitannya dengan proyek dikenal dua macam standar,

yaitu, standar umum (general standar) dan yang berhubungan dengan industri (industry

related standar). Yang disebut pertama, merupakan petunjuk umum bagi kalangan

industri dalam menyusun dam mengembangkan program QA. Sedangkan yang kedua,

adalah standar yang disusun oleh badan-badan pembeli atau pelanggan (purchasing body)

dengan maksuk agar pemasok mengetahui dam memenuhi keinginan pembeli atau

pelanggan dalam aspek mutu. Contoh standar yang sering dipakai sebagai acuan

diantaranya tertera di Tabel 3-2.

Tabel.3.2. Standar dan kegunaan utama

Standar Kegunaan Utama

Internasional ISO-9001ISO-9002ISO-9003

QA desain, pengembangan,produksi, dan instalasiQA produksi dan instalasiQA inspeksi akhir dan tes

Amerika Serikat ANSI/ASMEANSI/ASME

QA industri dan fasilitas Nuklir.

Inggris BS-5750 System kualitas

3.6. QC, Inspeksi dan Pengetesan

Dengan latar belakang tujuan dan kegunaan kegiatan QA seperti telah dibahas

sebelumnya, maka selanjutnya dapat dirumuskan batasan mengenai kegiatan QA/QC dari

suatu proyek. Defenisi dari Nuclear Regulatory Commision (NRC)-USA perihal QA dan

hubungannya dengan QC adalah sebagai berikut :

“Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa intalasi atau system yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu ( QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk

mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau system agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.

Jadi pengendalian mutu (QC) meliputi tidakan-tindakan berupa pengetesan, pengukuran

dan pemeriksaan untuk memantau apakah kegiatan-kegiatan engineering, pembelian,

manufaktur, konstruksi, dan kegiatan lain untuk mewujudkan system telah dilakukan

sesuai dengan criteria yang digariskan. Demikian juga halnya dengan material, peralatan,

dan instalasi yang dibuat dan dibangun apakah telah sesuai dengan procedure, gambar

dan spesifikasi. Bila terjadi penyimpangan maka segera diadakan koreksi. Jadi tidak

berbeda dengan sasaran proyek lain, yaitu biaya dan jadwal, pada aspek mutu diadakan

langkah-langkah perencanaan, pengendalian dan koreksi.

A. Inspeksi dan Pengetesan

Suatu program QC yang lengkap menjelaskan rencana QC, inspeksi, dan

pengetesan yang komprehensif. Dalan kontes ini yang dimaksud dengan inspeksi adalah

menkaji karakteristik objek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar

yang ditentukan. Lengkapnya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan standard an sfesifikasi yang akan digunakan.

b. Mengukur dan menganalisis karakteristik obyek.

c. Membandingkan butir a dan b

d. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah c.

e. Membuat catatan proses di atas.

Jadi suatu inspeksi akan menentukan keputusan ( langkah d ) perihal baik atau tidaknya

obyek berdasarkan mutunya, yaitu memenuhi ( conformance ) atau tidak memenuhi ( non

conformance ) spesifikasi. Bagi obyek yang dianggap memenuhi spesifikasi tidak ada

lagi masalah berikutnya perihal mutu. Sedangkan untuk yang tidak memenuhi,

memerlukan pengkajian lebih lanjut, seperti sejauh mana objek tidak memenuhi mutu,

dapatkah diadakan perbaikan untuk meningkatkan mutunya sehingga masuk dalam

klasifikasi Fitness For Use, apakah masih ekonomis untuk diperbaiki dan lain sebagainya

yang memerlukan berbagai studi dan analisis. Pihak pemilik proyek sering kali meminta

kontraktormengajukan rencana inspeksi dan tes untuk mendapat persetujuan terlebih

dahulu sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. Pada umumnya rencana inspeksi dan

tes tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Titik Inspeksi dan Tes

Setiap titik inspeksi dan tes hendaknya di tentukan sepanjang siklus pembuatan

sampai dengan instalasi. Pada setiap titik tersebut diperinci apa yang dilakukan,

misalnay menyebutkan macam inspeksi dan tes serta metode dan referensi standar

tertentu. Demikian pula criteria penerimaan dan penolakan. (acceptance and

rejection).

2. Mandatory Hold Point

Pada kegiatan inspeksi proyek sering kali terdapat persyaratan yang dikenal

dengan mandatory requiretments, yaiotu pada ujung tahap tertentu dari proses

pabrikasi atau instalasi harus diverifikasi oleh pihak ketiga sebagai syarat untuk

memenuhi ketentuan hokum denga cara memeberi sertifikat, sertifikat ini

memerlukan inspeksi atau tes.

3. Standar yang Akan Diberlakukan

Semua standard an kriteria yang berkaitan denga inspeksi dan tes serta prosedur

yang menyertainya hendaknya dicantumkan di dalam program yang bersangkutan.

Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan pengadaan contoh (sampling) yang

memberikan penjelasan menegnai tempat/objek yang akan diambil contohnya,

kuantitas , ukuran, serta frekuensi selama siklus pabrikasi/instalasi.

Audit Mutu

Analog denganaudit manajement maka dilakukan pula audit pada aspek mutu untuk

menegtahui sejauh mana program QA/QC terlah dilaksanakan. Hal-hal ini yang diaudit

meliputi bagian berikut ini :

Program menyeluruh meneyluruh untuk mencapai sasaran mutu.

Kriteria fit for use dan aman

Mengikuti peraturan atau hukum dan prosedur.

Memenuhi spesifikasi dan criteria

Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan proyek tidak memenuhi

mutu.

Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC

B. Metode Pengendalian Mutu

Metode yang dipakai dalam mengendalikan mutu tergantung pada jenis objek dan

ketepatan yang diinginkan. Terdapat tiga metode yang sering dijumpai dalam proyek

pembangunan instalasi, yakni sebagai berikut :

1. Pengecekan dan Pengkajian

Hal ini dilakukan terhadap gambar untuk konstruksi, gambar untuk pembelian

peralatan, pembuatan maket (model), dan perhitungan yang berkaitan dengan desain

engineering. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui dan menyakini bahwa

kriteria spesifikasi dan standar yang di tentukan telah dipenuhi.

2. Pemeriksaan/Inspeksi dan Uji Kemanpuan Peralatan

Pekerjaan ini berupa pemeriksaan fisik, termasuk menyaksikan uji coba

berfungsinya suatu peralatan. Kegiatan ini digolongkan menjadi beberapa hal berikut :

Pemerikasaan sewaktu menerima material.

Hal ini meliputi penelitian dan pengkajian material, suku cadang, dan lain-lain yang

baru diterima dari pembelian.

Pemeriksaan selama proses pabrikasi berlangsung.

Pemeriksaan yang dilakukan selama pekerjaan instalasi berlangsung, sebelum

diadakan pemeriksaan akhir.

Pemeriksaan akhir, yaitu pemeriksaan terakhir dalam rangka penyelesaian proyek

secara fisik atau mekanik.

3. Pengujian dengan mengambil contoh.

Cara ini dimaksudkan untuk menguji apakah material telah memenuhi spesifikasi

atau criteria yang ditentukan. Pengujian dapat berupa tes destruktif atau nondestruktif

yang dilakukan terhadap contoh yang diambil dari obyek yang diselidiki.

3.7. Pengendalian Mutu disain Engineering

Seringkali perhatian aspek pengendalian mutu pada tahap desain engineer tidak

cukup mendapatkan perhatian disbanding dengan pada tahap pablikasi atau konstruksi.

Padahal apa yang dikerjakan pada tahap pabrikasi/konstruksi adalah berdasarkan yang

dibuat pada tahap desain engineering. Dengan demikian amat penting suatu pekerjaan

desain engineering dilakukan dengan benar sehingga nantinya dapat menghasilkan

produk yang sesuai dengan harapan fitness for use . Oleh karena itu perencanaan dan

pengendalian mutu yang intensif harus pula mencakup aspek disain engineer.

Tabel.3.3. QA/QC Kegiatan Disain Engineering

No Kegiatan Bidang Disain Engineer Tugas Qa/Qc

1 Mempelajari dokumen kontrak Mempelajari dan meneliti lingkup proyek dalam rangka penyusunan program mutu : Identifikasi filosofi disain. Pemeriksaan spesifikasi,standard dan criteria

desain. Peraturan yang diberlakukan terhadap disain

engineer. Organisasi dan prosedur kerja serta jalur

pelaporan yang berkaitan dengan mutu.

2 Menyiapkan dokumen desain engineering (gambar,spesifikasi,kriteria)

Menelaah ulang spesifikasi dan criteria : Pemenuhan spesifikasi dan kriteria dalam

kontrak. Kepatuhan terhadap peraturan yang

diberlakukan pada aspek mutu. Penyimpanan/arsip.

3 Menyususn material take-off Menelaaah ulang pemenuhan material4 Menyusun paket pengadaan Menelaah ulang pemenuhan aspek mutu5 Memberi masukan perkiraan biaya proyek Menelaah ulang spesifikasi material dan peralatan6 Chage Order Periksa apakah telah ditampung dalam aspek

disain engineering dan dampaknya terhadap integritas disain engineering secara menyeluruh

7 Audit Identifikasi noncomformance dan periksa apakah pembetulan telah dilaksanakan

3.8. Pengendalian Mutu dan Pengadaan

Kegiatan pengadaan mencakup lingkup kerja yang sangat luas dan berhubungan erat

dengan desain e ngineering. Identifikasi kegiatan pengadaan yang berkaitan dengan

aspek mutu dapat dilihat pada tabel.3.4. , meliputi persiapan paket lelang dan PO,

pengkajian program pengendalian calon peserta atau pemenang lelang, dan pemeriksaan

material yang dipesan. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan

segala sesuatu yang berkaiatan dengan pemesanan peralatan yang harus diproses dahulu

di pabrik penjual, misalnya, generator listrik, kompresor, ketel uap, tower, penukar panas,

unit pendingin berkapasitas besar, dan lain-lain. Umumnya biaya pengadaan peralatan

cukup tinggi dan pabrikasi (manufaktur) nya memakan waktu lama (2-3 tahun). Untuk

menyakinkan bahwa peralatan tersebut memenuhi keinginan dari segi mutu, maka pihak

pemesan atau pembeli akan mengikuti, memantau, dan memeriksa pada berbagai tahap

proses pengadaan, termasuk pabrikasi dengan mengirim personil dari waktu ke pabrik

atau bengkel yang bersangkutan.

Jadi audit dari pihak pemesan peralatan (pemilik proyek/kontraktor utama) harus meliputi

antara lain sebagai berikut :

Verifikasi program mutu produsen, apakah cukup memenuhi keperluan untuk

peralatan yang dipesan. Bila perlu dapat ditambah atau disesuaikan dengan keperluan

yang dianggap penting oleh pemesan.

Memantau apakah program tersebut telah dijalankan dengan baik.

Memeriksa kelengkapan sertifikasi baik mengenai bahan yang berasal dari

subkontraktor (rekanan) ataupun mengenai tahap-tahap proses pabrikasi sampai pada

tahap uji coba operasi.

Memeriksa apakah segala noconformance telah diperbaiki dan dicatat dalam

dokumen.

Tabel .3.4. Ringkasan QA/QC Kegitan Pengadaan

No. Kegiatan Bidang Pengadaan Tugas QA/QC

1. Menyiapkan Paket Lelang

Mengkaji kelengkapan paket lelang tentang mutu material dan peralatan : Keperluan NDT ACC.test Serifikat Check point untuk inspeksi

2.Memilih Calon pemenang lelang (pengadaan dalam jumlah besar)

Meneliti system dan organisasi dan organisasi calon pemenang dalam aspek mutu : Program QA/QC Praktek yang berlaku

3. Rapat pre-awardMenekankan syarat kontark perihal aspek mutu, jadwal inspeksi, dan tes.

4. Menyiapkan PO untuk pemenang

Meneliti : Keperluan inspeksi Sertifikasi Hold point Program tes

5. Memantau kemajuan pabrikasi

Mengunjungi bengkel untuk : Verifikasi sertifikat Kesaksian (witness testing) Inspeksi berkala

6.Menelaah ulang kontrak/PO dengan Manufaktur

Memeriksa kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi (kriteria), dan prosedur, antara lain meliputi : Inspeksi dan tes Verifikasi Sertifikasi Prosedur persetujuan

7.Meneliti perangkat dan program mutu perusahaan manufaktur

Mengkaji kualitas dan kuantitas personil dan peralatan, yang meliputi : Peralatan tes dan pengukuran Teknik dan metode yang digunakan Standar dan kriteria yang dipakai

7 Mengendalikan material dari pemasok

Mengkaji kualitasn kuantitas, dan prosedur yang dipakai, meliputi : Kemajuan pemasok. Prosedur pemeriksaan pemasok Pemeriksaan kualitas material versus spesifikasi

8 Memeriksa in-process

Mengadakan verifikasi sesuai spesifikasim meliputi : Meneliti data hasil inspeksi dan tes pada waktu

pabrikasi. Melakukan tes pada titik-titik yang kritis Dokumentasi

9 Memeriksa akhir dan uji coba Menyaksikan pemeriksaan akhir dan uji coba di pabrik, sebelum peralatan dikirim ke lokasi proyek

10 Mengaudit, perbaikan, arsip, dan dokumen

Memeriksa semua kegiatan apakah telah memenuhi prosedur dan peratuarn yang berlaku meliputi pemeriksaan : Semua keperluan yang tercantum dalam kontrak Spesifikasi standard an criteria Perbaikan telah dikerjakan Dokumentasi telah disiapkan secara lengkap

3.9. Pengendalian Mutu Konstuksi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungannya

dengan masalah mutu adalah sebagai berikut :

a. Material Konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli dilokasi atau

sekitar lokasi proyek, seperti bahan bangunan, besi beton, consumables, besi

untuk struktur, pipa ukuran kecil dan lain-lain

b. Peralatan (Equitment), yang dibuat dipabrik atas dasar pesanan, seperti

kompresor, generator, mesin-mesin, dan lain-lain. Peralatan demikian umumnya

diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.

c. Pelatihan dan Sertifkasi tenaga konstruksi, misalnya, melatih ahli mengelas.

Untuk butir a, pemeriksaan mutu dilakukan seperti pada kegiatan pengadaan yang

dibahas sebelumnya. Untuk peralatan seperti yang dimadsukkan dalam butir b, maka bila

produsen bertanggung jawab atas pengiriman sampai ke lokasi pihak pemesan harus siap

memeriksanya pada waktu peralatan tersebut tiba. Pemeriksaan ini meliputi kuantitas,

identitas, dan kemungkinan kerusakan selama perjalanan. Pada proyek-proyrk berskala

besar sering diperlukan tenaga ahli pengelasan dalam jumlah yang cukup besar, dan

karena pengerjaan pengelasan merupakan mata rangtai yang amat menentukan, dilihat

dari segi ketangguhan produk hasil proyek, maka kemanpuan tenaga ahli diatas harus

diteliti dan diverifikasikan, dan bila telah memenuhi persyratan sertifikasi dapat

dikelurkan.

Bagi proyek yang berskala besar dan kompleks dikenal tahap-tahap penyelesian, yaitu,

penyelesaian fisik dan operasional. Penyelesaian operasional didahului oleh penyelesian

fisik. Kedua macam penyelesian tersebut mengharuskan baik kontraktor pelaksana

maupun pemilik untuk mencurahkan perhatiannya pada aspek mutu, terutama dalam

bentuk inspeksi akhir, tes, uji coba, dana pengkajian kinerja operasi.

Masa Jaminan Mutu

Umumnya pasal-pasal kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu matrial

dan pekerjaan (workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada

kurun waktu tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuyk

perbaikan kerusakan atau penggantian bagian-bagian yang rusak.

Tabel.3.5. Ringkasan QA/QC Kegiatan Konstruksi

No. Kegiatan Bidang Pengadaan Tugas QA/QC

1. Menelaah ulang kontrak Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi, kriteria, dan prosedur yang meliputi antara lain :

Inspeksi dan tes Verifikasi PERSETUJUAN Serifikat

2. Menelaah ulang program mutu Melengkapi program QA/QC kontraktor pelaksana

3. Meneliti perangkat QC kontraktor pelaksana

Mengkaji kualitas dan kuantitas personil serta peralatan yang meliputi ; Peralatan tes dan pengukuran Teknik dan metode yang dipakai

4.Mengendaliakn material dan peralatan dari rekanan (subkontraktor)

Meneliti prosedur dan metode yang dipakai, meliputi : Verifikasi dokumen (sertifikat) hasil

pemeriksaan.

5.Pemeriksaan selama instalasi/konstruksi untuk komponen unit

Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan inspeksi dan tes

6. Pemeriksaan akhirMemeriksa memenuhinya kriteria dan spesifikasi bagi unit secara keseluruhan

7. Uji coba operasi dan start-up sesuai kontrakMemantau pemenuhan kinerja (performance) instalasi

8. Audit dan perbaikan Meneliti segala pemeriksaan dan perbaiakan

apakah telah dilaksanakan dengan baik.

Ringkasan .

Mutu diartikan sebagai sifat atau karakteristik produk yang dibuat sesuai dengan

kebutuhan pelanggang (customers). Dalam lingkup proyek dipakai juga istilah siap untuk

dipakai atau finess for use.

Pengelolaan mutu proyek pertama-tama meliputi penentuan dasar filosofi dan

kebijakan mutu. Selanjutnya dijabarkan lebih lanjut mengenai hubungan antara mutu dan

biaya, kemudian membuat program QA/QC, dan akhirnya membuat procedure dan

program implementasi QA/QC.s

Semua fihak berkeinginan untuk mengsukseskan program mutu dalam

pembangunan proyek. Bagi pemerintah melindungi kepentingan dan keselamatan

masyarakat, sedangkan bagi pemilik menginginkan agar hasil proyek dalam keadaan

fitness for use. Bagi kontraktor bila mengikuti procedure dengan cermat akan

menghasilkan pekerjaan sekali jadi sehingga mencegah pengulanagan. Hal ini berarti

menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.

Tiga metode pengendalian mutu proyek yang sering dilakukan ialah pengecekan

dan pengkajian, pemeriksaan/uji kerja peralatan, dan pengujian dengan mengambil

contoh.

Area pengendalian mutu proyek E-MK dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan,

yaitu pengendalian mutu engineering, pengadaan, dan konstruksi. Dalam pada itu

pengendalian sebelum peralatan dan instalasi, diserahkan kepada pemilik.

DOKUMEN SISTEM MUTU

PM

PROSEDUR

INSTRUKSI KERJA

CATATAN / FORMULIR / PRINT OUT / DOKUMEN PENDUKUNG

Apa ?Kebijakan,sasaran dan komitmen

Siapa, Kapan, Apa, Bagaimana Dimana, Mengapa ?

Bagaimana, Dengan Apa ?

Apa, Dimana, Kapan, Siapa ?Mengapa, Bagaimana, Dengan Apa ?Menegaskan bukti pelaksanaan

STRUKTUR DOKUMENTASI

PEDOMAN MUTU

Profil perusahaan (sejarah singkat, ruang lingkup bisnis, kapasitas produksi, domisili, system mutu yang pernah dan sedang diaplikasikan) penghargaan-penghargaan yang pernah diperoleh

Kebijakan mutu (quality policy) Sasaran mutu (quality objectives) Penunjukan wakil manajemen (management representatife) Deskripsi organisasi perusahaan Struktur organisasi dan uraian jabatan/kualifikasi jabatan Garis besar sistem mutu yang ditetapkan, garis besar pelaksanaan elemen-elemen

ISO 9001/2/3 Disebut juga panduan mutu atau manual mutu Merupakan “Company Profile” tentang komitmen mutu suatu perusahaan Memberikan arahan visi mutu bagi semua karyawan

PROSEDUR MUTU

Tujuan prosedur Ruang lingkup prosedur

Defenisi istilah Tanggung jawab Uraian prosedur/tata aturan Referensi silang dengan dokumen pendukung lain, maupun dokumen

referensi/acuan Lampiran, formulir, checklist, atau label yang dipakai

INSTRUKSI KERJA

Bisa berupa diagram alur proses yang sederhana Petunjuk pelaksanaan pekerjaan langkah demi langkah untuk :

Proses produksi Mengoperasikan mesin/alat Melakukan inspeksi dan pengujian Melakukan pemeliharaan mesin/alat Penanganan/penyimpanan atas produk Pengkalibrasian alat dll

Instruksi kerja berisi :

Alat/material/kualifikasi pekerja Langkah pekerjaan (termasuk uraian criteria penerimaan ‘workmanship’

atau dengan contoh barang/prototype/mock-up/show unit dll) Keterkaitannya dengan dokumen lain, antara lain catatan mutu atau

standar-standar atau parameter-parameter

Sebaiknya ditulis oleh pelaksana lansung tugas-tugas tersebut

CATATAN MUTU

Merupakan bukti pelaksanaan system mutu (pelaksanaan dari isi prosedur mutu ataupun instruksi kerja)

Dapat berupa :

Formulir atau bon-bon yang diisi Buku catatan-catatan yang diisi Disket komputer yang berisi bukti-bukti pelaksanaan sistem mutu Print-out file dari komputer Arsip surat menyurat/ faksmili antar departemen, bagian maupun dengan

pemasok atau pelanggan Sertifikat pelatihan-pelatihan, pelaksanaan kalibrasi eksternal dsb

Ditetapkan dalam masa simpan tertentu, tergantung kepentingan maupun telusur masalah dan pembuktian mutu

Disimpan secara tertib, terawat dan mudah, untuk diperoleh saat diperlukan

Matriks Tanggungjawab Penyusunan Sistem Dokumentasi MutuBerdasarkan Standar ISO 9000

Pasal Persyaratan ISO 9000

Top Mgt

QA Dept.

HRD Dept.

PUR Dept.

Sales Dept.

R&D Dept.

Prod Dept.

QC Dept.

Shipping Dept.

Tanggung jawab manajemen

System Mutu Tinjauan Kontrak Pengendalian Desain Pengendalian

Dokumen & Data Pembelian Pengendalian barang

yang dipasok oleh pelanggan/Pembeli

Identifikasi & ketelusuran produk

Pengendalian proses Inspeksi & uji Pengendalian

peralatan Inspeksi,Ukur dan Uji

Status Inspeksi & Uji

Pengendalian produk yang tidak sesuai

Tindakan koreksi & pencegahan

Penanganan,penyimpanan,pengemasan,perawatan,pengiriman

Pengendalian catatan mutu

Audit mutu internal Pelatihan Pelayanan Teknik statistik

Keterangan :

O : Owner/Penanggung JawabR : ReviewP : Partipate/terlibat dalam kegiatan tersebutS : Elemen tersebut harus dipenuhi oleh semua departemenNA : Elemen tersebut tidak diperlukan untuk departemen tersebutQA : Quality AssuranceQC : Quality Control

HRD : Human Resoarces DevelopmenPUR : PurchasingSales : PenjualanR&D : Research and DevelopmenProd : ProductionShipping : Pengumuman

Perbandingan persyaratan-persyaratan ISO 9000No Persyaratan-persyaratan ISO ISO ISO

9001 9002 90031.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.1819.20.

Tanggung jawab manajemenSystem MutuTinjauan KontrakPengendalian DesainPengendalian Dokumen & DataPembelian Pengendalian barang yang dipasok oleh pelanggan/PembeliIdentifikasi & ketelusuran produkPengendalian prosesInspeksi & ujiPengendalian peralatan Inspeksi,Ukur dan UjiStatus Inspeksi & UjiPengendalian produk yang tidak sesuaiTindakan koreksi & pencegahanPenanganan,penyimpanan,pengemasan,perawatan,pengirimanPengendalian catatan mutuAudit mutu internalPelatihanPelayanan Teknik statistic

C 94

C 94

C 94

C 94

C 94

Terbitan pertama standar tahun 1987, C 94 menunjukkan pasal-pasal yang berubah/penyesuaian isi sesuai versi revisi tahun 1994Tanda (-) menunjukkan elemen-elemen yang tidak diperlukan baik pada versi terbitan standar tahun 1987 maupun versi revisi tahun 1994

SKEMA AKREDITASI

`

Akreditasi Pengawasan

Lingkup DSN

Ketua DSN

Lingkup KAN

KAN

PH - KAN

KAIT

PANITIA TEKNIKS

Lembaga SertifikasiLaboratorium PengujiLembaga Inspeksi Teknis

Perusahaan / Pemasok

Permohonan Asssesmen

SertifikatPermintaan

Usulan

PROSES AKREDITASI

PROSES SERTIFIKASI

ISO 9001

PENGENDALIAN SISTEM MUTU PROSES OPERASIONAL AKTIFITAS PENDUKUNG

PembelianPengendalian Peralatan Inspeksi,Ukur & UjiPelatihan

Identifikasi & Mampu Telusur ProdukPengendalian Catatan MutuTeknik Statistik

Tanggung Jawab ManajemenSistem MutuPengendalian Dokumen & DataTindakan Koreksi & PencegahanAudit Mutu Internal

SALES MARKETING

DESIGN

OPERASIONAL

DISTRIBUSI

PURNA JUAL

Tinjauan Kontrak

Pengendalian Desain

Pengendalian DesainPengendalian prosesInspeksi & PengujianStatus Inspeksi & UjiPengendalian Produk Tidak Sesuai

Penanganan, Penyimpanan, Perawatan, Pengemasan, Pengiriman

Pelayanan

SUMBER DAYA MUTU

DATA MUTU

SERTIFIKASI PENILAIAN KESEUAIAN

KOMITE AKREDITASI NASIONALPH – KAN

DANKOMITE AKREDITASI INSTANSI TEKNIS

PENILAIAN LEMBAGA SERTIFIKASI

. . . . . . . . . . . . . . .

PENILAIAN LEMBAGA SERTIFIKASI

Pedoman DSN 06(ISO/IEC Guide 40)

PENILAIANLABORATORIUM

Pedoman DSN 17

(ISO/IEC Guide 58)

PENILAIAN LEMBAGA INSPEKSI TEKNIKS

Pedoman DSN 07

(ISO/IEC Guide 39)

LEMBAGA SERTIFIKASI YANG MENYELENGGARAKAN

Pedoman DSN 14 Pedoman DSN 16 Pedoman DSN 15(EN 45013) (EN 45012) (EN 45011)

SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASIPORSONEL SISTEM MUTU PRODUK

. . . . . . . . . . . . . . .

SERTIFIKASISISTEM MUTU LINGKUNGAN

LABORATORIUMPENGUJI,KALIBRASI

Pedoman DSN 01(ISO Guide 25)

LEMBAGAINSPEKSI TEKNIKS

SERTIFIKASIEMS

SERTIFIKASIPERSONEL

SERTIFIKASISISTEM MUTU

SERTIFIKASIEMS

SERTIFIKAT/LAPORAN

PENGUJIAN/KALIBRASI

SERTIFIKASIINSPEKSI TEKNIKS

PERUSAHAAN/PEMASOK

LEMBAGAPELATIHAN

PERSONEL

PASAR

BARANG/JASA

III- 28