Bab_IV SLHD 2008
-
Upload
luffyveraaghesty -
Category
Documents
-
view
193 -
download
6
Transcript of Bab_IV SLHD 2008
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-1
No. Parameter WaktuBaku Mutu
Pengukuran (ug/Nm3)
1 jam 900
24 jam 365
1 Tahun 60
1 jam 30.000
24 jam 10.000
1 jam 235
1 Tahun 50
4 HC 3 jam 160
PM10- 24 jam 150
PM2,5 24 jam 65
1 Tahun 15
24 jam 2
1 Tahun 1
5
6 Pb
2 CO
3 O3
1 SO2
Tabel 4.1. Baku Mutu Udara Ambien Nasional
Sumber : PP RI No. 41 Tahun 1999
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan di sekitarnya. Udara
mempunyai peranan penting bagi kehidupan di bumi. Dalam udara terdapat oksigen (O2)
untuk bernafas, karbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon
(O3) untuk menahan sinar ultra violet. Komposisi terbesar udara bersih dan kering terdiri dari
78,09 % Nitrogen (N2), 21,94 % Oksigen (O2), 0,93 % Argon (Ar), dan 0,032 % Karbon
dioksida (CO2). Gas-gas lain yang terdapat di dalam udara dalam jumlah kecil antara lain :
gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, metana, belerang dioksida, ammonia dan lain-lain.
Apabila komposisi udara ini mengalami perubahan dari keadaan normal maka akan
mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. (Wisnu Arya Wardhana,
2004)
4.1. Status
4.1.1. Kualitas Udara Ambien
4.1.1.2. Pemantauan Kualitas Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir dalam suatu
wilayah yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Hasil pemantauan kualitas udara ambien di
Kabupaten Labuhanbatu yang dilakukan pada
Tahun 2007 menunjukan bahwa konsentrasi SO2
(sulfur dioksida), CO (karbon monoksida), NO2
(nitrogen dioksida), HC (hidrkarbon), O3
(oksidan), PM (partikel) dan Pb (timbal) di 6
(enam) lokasi masih dibawah baku mutu PP RI
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
Enam lokasi pemantauan tersebut adalah Tugu
Adipura dekat Kompi Militer Rantauprapat, Depan
Suzuya Hotel Rantauprapat, Simpang Tiga Bukit Kota Pinang, Pusat Kota (Jl. Jend.
Sudirman No. 29) Kota Pinang, Pasar Inpres Aek Kanopan, dan Depan Kedai Jampang (Jl.
Jend. Sudirman No. 126) Aek Kanopan. Pemilihan lokasi pemantauan masih difokuskan
pada daerah pertokoan dan jalan raya.
BAB
IV
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-2
162,50
278,60
93,50
236,50
216,80
238,50
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
Tug
u Adipu
ra d
ekat
Kom
pi M
ilite
r
Ran
taup
rapa
t
Dep
an S
uzuy
a
Hot
el R
anta
upra
pat
Sim
pang
Tiga
Buk
it
Kot
a Pinan
g
Pus
at K
ota
(Jl.
Jend
. Sud
irman
No.
29)
Kot
a
Pinan
g
Pas
ar Inp
res
Aek
Kan
opan
Dep
an K
edai
Jam
pang
(Jl. Je
nd.
Sud
irman
No.
126
)
Aek
Kan
opan
Lokasi Sampling
SO
2 (u
g/Nm
3)
8.375,20
9.754,80
7.865,30
8.756,20 8.935,509.627,40
0,00
2.000,00
4.000,00
6.000,00
8.000,00
10.000,00
12.000,00
Tug
u Adipu
ra dek
at
Kom
pi M
iliter
Ran
taup
rapa
t
Dep
an S
uzuy
a
Hotel R
antaup
rapa
t
Sim
pang
Tiga Buk
it
Kota Pinan
g
Pus
at K
ota (Jl.
Jend
. Sud
irman
No. 29) K
ota
Pinan
g
Pas
ar Inp
res Aek
Kan
opan
Dep
an K
edai
Jampa
ng (Jl. Je
nd.
Sud
irman
No. 126
)
Aek
Kan
opan
Lokasi Sampling
CO (ug
/Nm
3)
74,20
116,50
78,60
97,50
76,50
93,12
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
Tug
u Adipu
ra d
ekat
Kom
pi M
ilite
r
Ran
taup
rapa
t
Dep
an S
uzuy
a
Hot
el R
anta
upra
pat
Sim
pang
Tiga
Buk
it
Kot
a Pinan
g
Pus
at K
ota
(Jl.
Jend
. Sud
irman
No.
29) Kot
a Pinan
g
Pas
ar Inp
res
Aek
Kan
opan
Dep
an K
edai
Jam
pang
(Jl. Je
nd.
Sud
irman
No.
126
)
Aek
Kan
opan
Lokasi Sampling
HC (u
g/N
m3)
Pelaksanaan pengukuran kualitas udara dilakukan bekerjasama dengan Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Medan. Gambar 4.1 sampai dengan Gambar 4.6 berikut
menggambarkan konsentrasi masing-masing parameter.
Gambar 4.1. Konsentrasi SO2 pada Tahun 2007
Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2007
Gambar 4.2. Konsentrasi CO pada Tahun 2007
Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2007
Gambar 4.3. Konsentrasi HC pada Tahun 2007
Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2007
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV
-3
0,2
5
1,3
8
0,3
6
0,9
60,9
3
1,0
5
0,0
0
0,2
0
0,4
0
0,6
0
0,8
0
1,0
0
1,2
0
1,4
0
1,6
0
Tugu Adipura dekat
Kompi Militer
Rantauprapat
Depan Suzuya
Hotel Rantauprapat
Simpang Tiga Bukit
Kota Pinang
Pusat Kota (Jl.
Jend. Sudirman No.
29) Kota Pinang
Pasar Inpres Aek
Kanopan
Depan Kedai
Jampang (Jl. Jend.
Sudirman No. 126)
Aek Kanopan
Lo
kasi S
am
plin
g
Pb (ug/Nm3)
28,4
0
43,6
0
32,1
2
48,2
0
39,6
0
32,6
0
0,0
0
10,0
0
20,0
0
30,0
0
40,0
0
50,0
0
60,0
0
Tugu Adipura dekat
Kompi Militer
Rantauprapat
Depan Suzuya
Hotel Rantauprapat
Simpang Tiga Bukit
Kota Pinang
Pusat Kota (Jl.
Jend. Sudirman No.
29) Kota Pinang
Pasar Inpres Aek
Kanopan
Depan Kedai
Jampang (Jl. Jend.
Sudirman No. 126)
Aek Kanopan
Lo
kasi S
am
plin
g
PM (ug/Nm3)
36,7
0
69,7
0
64,5
0
56,8
0
42,3
547,2
0
0,0
0
10,0
0
20,0
0
30,0
0
40,0
0
50,0
0
60,0
0
70,0
0
80,0
0
Tugu Adipura dekat
Kompi Militer
Rantauprapat
Depan Suzuya
Hotel Rantauprapat
Simpang Tiga Bukit
Kota Pinang
Pusat Kota (Jl.
Jend. Sudirman No.
29) Kota Pinang
Pasar Inpres Aek
Kanopan
Depan Kedai
Jampang (Jl. Jend.
Sudirman No. 126)
Aek Kanopan
Lo
kasi S
am
plin
g
O3 (ug/Nm3)
G
amb
ar 4.4. Konsentrasi O
3 pada Tahun 2007
S
umber : B
apedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2007
Gam
bar 4.5. K
onsentrasi PM
pada Tahun 2007
S
umber : B
apedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2007
G
amb
ar 4.6. Konsentrasi P
b pada Tahun 2007
S
umber : B
apedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2007
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-4
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
PT. Indo Sepadan Jaya
PT. SMA Aek Nabara Selatan
PT. Smart Tbk
PT. Torganda Tahuan Ganda
PT. Grahadura Leidong Prima
PT. Torganda Sibisa Mangatur
PTPN IV Ajamu
PT. Cisadane Sawit Raya
PT. Saw itta Unggul Jaya
PT. Abdi Budi Mulia
PT. Asam Jawa
PT. Hari Sawit Jaya I (PNS)
PT. Hari Sawit Jaya II (PND)
Lo
kasi
Sam
plin
g
ug/Nm3
PM2,5 27,1 29,6 29,5 38,1 22,18 36,3 32,5 28,5 23,7 20,9 23,8 23,9 23,9
HC 52,9 54,7 35,8 38,2 32,09 34,7 69,4 62,5 62,9 51,4 56,3 36,5 32
NO2 57,2 51,4 86 56,9 30,52 52,8 36,9 29,4 51,8 36,1 37,6 76,9 63,5
CO 8,147 7,716 7,836 7,294 7,168 7,082 8,516 7,589 7,638 7,25 8,139 8,312 8,592
SO2 78,9 71,4 179 163,8 68,36 158,5 86,3 81,6 71,3 63,8 65,1 98,8 92
PT. Indo Sepadan
Jaya
PT. SMA Aek
Nabara
PT. Smart Tbk
PT. Torganda Tahuan
PT. Grahadura Leidong
PT. Torganda
Sibisa
PTPN IV Ajamu
PT. Cisadane
Sawit Raya
PT. Sawitta Unggul
PT. Abdi Budi Mulia
PT. Asam Jaw a
PT. Hari Sawit Jaya
I (PNS)
PT. Hari Sawit Jaya
II (PND)
Secara keseluruhan konsentrasi masing-masing parameter masih berada dibawah baku
mutu udara ambien nasional. Konsentrasi zat pecemar tertinggi terdapat pada lokasi Depan
Suzuya Hotel Rantauprapat, hal ini terjadi karena lokasi sampling berada pada jalur jalan
raya lintas sumatera yang merupakan salah satu jalur yang padat di daerah Rantauparapat
ditambah lagi jumlah kendaraan bermotor yang keluar-masuk Hotel Suzuya Rantauprapat
yang lokasinya bersamaan dengan Supermarket Suzuya. Dua lokasi lainnya yang
merupakan jalur padat dan jalur jalan raya lintas sumatera adalah Jalan Jenderal Sudirman
Kota Pinang dan Aek Kanopan.
Untuk kualitas udara ambien di daerah pemukiman dekat industri yang pemantauannya
dilakukan pada Tahun 2008 menunjukan bahwa kualitas udara saat ini masih dalam kategori
baik.
Gambar 4.7. Kualitas Udara Ambien di daerah pemukiman dekat industri Tahun 2008
(Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008)
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-5
4.1.2. Atmosfer
Atmosfer mempunyai fungsi sebagai pelindung utama kehidupan di bumi karena dapat
menyerap banyak sinar kosmik dari angkasa luar, selain itu dapat menyerap radiasi
elektromagnetik dari sinar matahari. Hanya radiasi dalam daerah panjang gelombang 300 –
2.500 nm dan 0,01 – 40 m ditransmisikan ke berbagai keadaan yang cocok oleh atmosfer.
4.1.2.1. Emisi dan Konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK)
A. Emisi
Berdasarkan sumbernya, pencemaran udara digolongkan menjadi sumber bergerak dan
sumber tidak bergerak. Transportasi darat, khususnya kendaraan bermotor roda empat dan
roda dua, merupakan sumber bergerak, sedangkan industri, domestik, serta kebakaran
hutan dan lahan merupakan sumber tidak bergerak. Bahan-bahan pencemar utama yang
penting adalah timbal, partikel halus, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx),
hidrokarbon (HC), sulfur dioksida (SO2), dan karbon diokida (CO2).
A.1. Emisi Sumber Bergerak
Komposisi dari kandungan senyawa kimia pada emisi kendaraan bermotor tergantung dari
kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor
lain, yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar
yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar
sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin.
Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar
solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Kebutuhan bahan bakar di Kabupaten Labuhanbatu pada Tahun 2007 untuk bidang
transportasi menghabiskan masing - masing 61.200 kilo liter premium dan solar (sumber :
Bagian perekomomian Kab. Labuhanbatu, 2008). Untuk memperkirakan besarnya beban
pencemar dari kendaraan bermotor digunakan metode pendekatan terhadap konsumsi
bahan bakar yaitu :
Ei =∑=
−××n
llil FEVol
1
6, 10
dimana :
Ei = Beban pencemar untuk polutan i (ton/Tahun)
Voll = Konsumsi bahan bakar tipe l (liter/Tahun)
FEi,l = Besarnya polutan i yang diemisikan dari setiap (liter) pengunaan bahan bakar tipe
l (g/liter bahan bakar)
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-6
CO NOx HC TSP SO2 CO2Bensin (kg/ton) 377 10 15 2 1 3.150Solar (kg/ton) 44 11 26 2 19 3.150
Bahan BakarFaktor Emisi
Densitas(kg/l) CO NOx HC TSP SO2 CO2
Bensin 0,833 61.200.000 19.219,309 525,090 739,204 101,959 27,529 160.585,740Solar 0,850 61.200.000 2.262,870 572,220 1.352,520 124,848 988,380 163.863,000
122.400.000 21.482,179 1.097,310 2.091,724 226,807 1.015,909 324.448,740Total
Beban Pencemar (ton/tahun)Jenis Bahan Bakar
ltr/tahun
Tabel 4.2. Faktor Emisi (FE) konsumsi bahan bakar
(Sumber : http://langitbiru.menlh.go.id/upload/publikasi/pdf/FQM2006.pdf?PHPSESSID=29b39fd02c6f1acf45a1fcad570d1fd8 – diakses tgl 16 Sep 2008)
Berdasarkan persamaan diatas maka diperoleh perkiraan jumlah polutan yang dihasilkan
dari kendaraan bermotor pada Tahun 2007 sebagaimana terlihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Beban pencemar komponen pencemar kendaraan bermotor Tahun 2007
Sumber : Hasil estimasi, 2008
A.2. Emisi Sumber Tidak Bergerak
Kabupaten Labuhanbatu memiliki 42 industri PKS dan 8 industri PPK. Sumber emisi pada
industri PKS berasal dari boiler dan genset sedangkan pada industri PPK hanya berasal dari
genset. Boiler pada industri PKS digunakan untuk menghasilkan uap yang akan dibutuhkan
pada proses perebusan TBS (Tandan Buah Segar) di tangki sterilizer dan selain itu uap
yang dihasilkan juga digunakan untuk menggerakan turbin sehingga dapat menghasilkan
energi listrik. Bahan bakar yang digunakan pada boiler yaitu biomassa berupa cangkang dan
serabut.
Hasil pengujian emisi sumber tidak bergerak untuk kegiatan industri pada Tahun 2008
menunjukkan bahwa pada umumnya konsentrasi masing-masing komponen pencemar
Gambar 4.8. Persentase Beban Pencemar Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2007 (Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008)
HC0,60%
NOx0,31%
TSP0,06%
SO20,29%
CO292,60%
CO6,13%
CO
NOx
HC
TSP
SO2
CO2
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-7
0 100 200 300 400 500 600 700
PT. Indo Sepadan Jaya
PT. Supra Matra Abadi Aek Nabara Selatan
PT. Smart Tbk
PT. Torganda Tahuan Ganda
PT. Grahadura Leidong Prima
PT. Torganda Sibisa Mangatur
PTPN IV Ajamu
PT. Cisadane Sawit Raya
PT. Sawitta Unggul Jaya
PT. Abdi Budi Mulia
PT. Asam Jawa
PT. Hari Sawit Jaya I (PNS)
PT. Hari Sawit Jaya II (PND)L
okas
i Sam
plin
g
(mg/m3)
NO2 308,3 276,1 253 296,3 529,1 274,16 634,9 470,3 365,8 380,3 408,1 328 372
SO2 412,5 301,4 285 361,58 410,23 349,02 492,7 402,8 238,3 281,5 361,4 419 536
Total Partikel 229,7 196,3 126 214,72 236,18 206,38 318,2 274,1 126,1 162,7 192,7 193 214
PT. Indo
Sepadan
Jaya
PT. Supra
Matra Abadi
Aek Nabara
PT. Smart
Tbk
PT.
Torganda
Tahuan
PT.
Grahadura
Leidong
PT.
Torganda
Sibisa
PTPN IV
Ajamu
PT.
Cisadane
Sawit Raya
PT. Sawitta
Unggul
Jaya
PT. Abdi
Budi Mulia
PT. Asam
Jawa
PT. Hari
Sawit Jaya I
(PNS)
PT. Hari
Sawit Jaya
II (PND)
masih dibawah baku mutu PerMenLH No. 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap.
Gambar 4.9. Konsentrasi Total Partikel, NO2, dan SO2 hasil pengujian emisi sumber tidak bergerak pada boiler Tahun 2008
(Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008)
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-8
0 5 10 15 20 25 30 35
PT. Indo Sepadan Jaya
PT. Supra Matra Abadi Aek Nabara Selatan
PT. Smart Tbk
PT. Torganda Tahuan Ganda
PT. Grahadura Leidong Prima
PT. Torganda Sibisa Mangatur
PTPN IV Ajamu
PT. Cisadane Saw it Raya
PT. Saw itta Unggul Jaya
PT. Abdi Budi Mulia
PT. Asam Jaw a
PT. Hari Saw it Jaya I (PNS)
PT. Hari Saw it Jaya II (PND)
Loka
si S
ampl
ing
Opasitas (%)
Opa-sitas 23,1 19,8 18,6 23,9 24,09 20,1 31,9 26,4 12,7 16,9 18,3 26,6 28,2
PT. Indo Sepadan
Jaya
PT. Supra Matra Abadi Aek Nabara
PT. Smart Tbk
PT. Torganda Tahuan
PT. Grahadura
Leidong
PT. Torganda
Sibisa
PTPN IV Ajamu
PT. Cisadane
Saw it Raya
PT. Saw itta Unggul Jaya
PT. Abdi Budi Mulia
PT. Asam Jaw a
PT. Hari Saw it Jaya I
(PNS)
PT. Hari Saw it Jaya II
(PND)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
Lokasi Sampling
(mg/
m3)
Cl2 1,9 1,2 2,16 2,3 0,83 1,8 0,9 0,6 0,3 0,5 0,9 2,1 2,4
HCl 2,8 2,1 1,8 1,9 1,69 1,5 2,1 2,1 1,1 1,2 1,6 2,6 3,6
HF 0,6 0,3 3,5 3,8 2,94 2,5 2,7 1,4 1,6 1,8 2,4 4,5 4,15
PT. Indo Sepadan
Jaya
PT. Supra Matra Abadi Aek Nabara
PT. Smart Tbk
PT. Torganda Tahuan
PT. Grahadura
Leidong
PT. Torganda
Sibisa
PTPN IV Ajamu
PT. Cisadane
Saw it Raya
PT. Saw itta Unggul Jaya
PT. Abdi Budi Mulia
PT. Asam Jaw a
PT. Hari Saw it Jaya I
(PNS)
PT. Hari Saw it Jaya
II (PND)
Gambar 4.10. Konsentrasi HF, HCl, dan Cl2 hasil pengujian emisi
sumber tidak bergerak pada boiler Tahun 2008 (Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008)
Gambar 4.11. Konsentrasi Opasitas hasil pengujian emisi
sumber tidak bergerak pada boiler Tahun 2008 (Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008)
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-9
Tabel 4.4. Beban Pencemaran Udara dari Boiler Industri PKS pada Tahun 2008
BEBAN PENCEMAR (Kg/TAHUN)
NAMA PERUSAHAAN Total Partikel NH3 Cl2 HCl HF SO2 NO2
1. PT. Indo Sepadan Jaya 198,461 0,328 1,642 2,419 0,518 356,400 266,371
2. PT. Supra Matra Abadi Aek Nabara Selatan 169,603 0,311 1,037 1,814 0,259 260,410 238,550
3. PT. Milano Pinang Awan 222,178 0,056 0,497 1,426 0,339 13,886 3,557
4. PT. Daya Labuhan Indah 203,967 0,059 0,710 1,466 0,382 12,409 3,411
5. PT. Herfinta F & P 119,232 0,406 2,074 1,382 2,765 272,160 244,512
6. PT. Smart Tbk 108,864 0,363 1,866 1,555 3,024 246,240 218,592
7. PT. Sumber Tani Agung 171,590 0,562 2,462 2,117 2,333 369,792 324,000
8. PT. Torganda Tahuan Ganda 171,590 0,562 2,462 2,117 2,333 369,792 324,000
9. PT. Grahadura Leidong Prima 204,060 0,251 0,717 1,460 2,540 354,439 457,142
10. PT. Torganda Sibisa Mangatur 178,312 0,527 1,555 1,296 2,160 301,553 236,874
11. PTPN IV Ajamu 274,925 0,518 0,778 1,814 2,333 425,693 548,554
12. PT. Cisadane Sawit Raya 236,822 0,432 0,518 1,814 1,210 348,019 406,339
13. PT. Sawitta Unggul Jaya 108,950 0,173 0,259 0,950 1,382 205,891 316,051
14. PT. Abdi Budi Mulia 140,573 0,173 0,432 1,037 1,555 243,216 328,579
15. PT. Asam Jawa 166,493 0,605 0,778 1,382 2,074 312,250 352,598
16. PT. Milano Aek Batu 214,147 0,022 0,536 1,422 0,154 13,508 3,407
17. PT. Pangkatan Indonesia 99,101 0,173 1,037 1,987 1,382 180,144 281,750
18. PT. Hari Sawit Jaya I (PNS) 166,752 0,536 1,814 2,246 3,888 362,016 283,392
19. PT. Hari Sawit Jaya II (PND) 184,896 0,423 2,074 3,110 3,586 463,104 321,408
TOTAL (Kg/THN) 3.340,516 6,478 23,248 32,818 34,216 5.110,921 5.159,089
TOTAL (TON/THN) 3,3405 0,0065 0,0232 0,0328 0,0342 5,111 5,1591
RATA-RATA (TON/THN) 0,1758 0,0003 0,0012 0,0017 0,0018 0,2690 0,2715
Sumber : Hasil Pemantauan Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008
Tabel 4.4 menunjukan beban pencemaran yang dihasilkan dari masing-masing
kegiatan/aktivitas industri PKS di Kabupaten Labuhanbatu, jika menggunakan nilai rata-rata
dari tabel tersebut maka total keseluruhan beban pencemaran yang dihasilkan dari 42
industri PKS adalah :
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-10
Tabel 4.5. Perkiraan Beban Pencemaran Udara (BPU) dari Industri PKS pada Tahun 2008
Polutan Total Partikel NH3 Cl2 HCl HF SO2 NO2
BPU (kg/Tahun) 7,3843 0,0143 0,0514 0,0725 0,0756 11,2978 11,4043
Sumber : Hasil estimasi, 2008
B. Konsentrasi Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan
manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga
menyebabkan suhu dipermukaan bumi menjadi lebih hangat.
Pada bab I telah disebutkan bahwa terdapat enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK
yaitu : Karbondioksida (CO2), Dinitro oksida (N2O), Metana (CH4), Sulfur heksafluorida
(SF6), Perfluorokarbon (PFCs), dan Hidrofluorokarbon (HFCs).
Gas CO2, CH4 dan N2O dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil di sektor
energi, transportasi, dan industri. Sementara gas seperti SF6, HFCs, dan PFCs dihasilkan
dari penggunaan aerosol.
Penghitungan Emisi GRK Dari Sektor Energi, Industri Dan Timbulan Sampah.
a. Emisi Karbondioksida dari sektor energi
Estimasi emisi CO2 dari konsumsi energi diperoleh dari hasil kali antara volume penggunaan
energi (misalnya, kWh listrik, liter bahan bakar) dengan faktor emisi CO2 rata-rata (contoh,
faktor emisi energi listrik dalam satuan kg CO2/kWh).
Tabel 4.6. Emisi CO2 dari konsumsi energi listrik, minyak tanah dan transportasi Tahun 2007
No. Jenis Energi Pemakaian per Tahun Satuan Faktor Emisi (FE) Emisi CO2
(ton/Tahun)
1 Listrik 304.940 Kwh 0,719 kg/kwh 219,252
2 Minyak Tanah
432.000 Kilo liter
2,5508 kg/ltr 1.101.945,600
3 Transportasi (lihat Tabel 4.3) 324.448,740 Total 1.426.613,592
Sumber : Data Kompilasi
b. Emisi gas Metana dari sektor industri
Pada bab I telah dijabarkan perkiraan emisi gas metana (CH4) dari sektor industri PKS yaitu
sebesar 41.389,1724 ton/Tahun atau setara dengan 869.172,6204 ton CO2. Gas CH4 ini
berasal dari hasil penguraian limbah kelapa sawit secara anaerob pada instalasi pengolahan
air limbah. Pabrik kelapa sawit merupakan industri dominan yang ada di Kabupaten
Labuhanbatu.
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-11
Sumber : Hasil estimasi, 2008
Tabel 4.7. Estimasi gas CO2 (ton/Tahun) Tahun 2007
No. Sektor CO2 (ton/tahun)1. Energi 1426613,5922 Industri 869172,6203 Sampah 1720,883
2.297.507,095Total
c. Emisi gas Metana yang dihasilkan dari timbulan sampah
Data dari Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Labuhanbatu mengatakan bahwa
timbulan sampah pada Tahun 2007 sebesar 22.763 m3/hari atau setara dengan 4,5526
ton/hari (1.638,9360 ton per Tahun). Sampah yang dihasilkan di wilayah Kabupaten
Labuhanbatu umumnya dikumpulkan tanpa dipilah dari rumah tangga, dengan
menggunakan gerobak kecil atau truk diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS).
Kemudian dari TPS sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan truk.
TPA yang ada saat ini dioperasikan dengan sistem open dumping yang memungkinkan
bahan organik terdekomposisi secara anaerobik. Hasil utama dekomposisi anaerobik
tersebut adalah gas metana, suatu gas rumah kaca yang memiliki efek rumah kaca 21 kali
lebih besar dibanding dengan karbondioksida.
Satu ton sampah padat dapat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana (Pelangi, 2004),
dengan menggunakan data tersebut maka diperkirakan timbulan sampah pada Tahun 2007
menghasilkan gas metana sebesar 81.946,8 kg (81,9468 ton) atau setara dengan 1.720,883
gas CO2.
Total hasil perkiraan emisi gas rumah kaca CO2 di
Kabupaten Labuhanbatu adalah 2.297.507,095
ton/Tahun (tabel 4.7), dimana sektor energi
merupakan penyumbang terbesar emisi CO2 yaitu
sekitar 62,094% (Gambar 4.12).
4.2. Tekanan
Kualitas udara di Kabupaten Labuhanbatu memang masih dalam kategori baik, tetapi
beberapa Tahun ke depan kemungkinan besar kondisi ini akan berubah. Berikut ini adalah
beberapa hal yang dianggap dapat menurunkan kualitas udara :
Gambar 4.12. Sumber emisi CO2 Tahun 2007 Sumber : Bapedalda Kab. Labuhanbatu, 2008
Industri37,831% Energi
62,094%
Sampah0,075%
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-12
4.2.1. Jumlah Kendaraan Bermotor
Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Labuhanbatu berkembang degan pesat dalam
empat Tahun terakhir dengan rata-rata sebesar 7,03% dari 48.288 unit pada Tahun 2004
menjadi 94.855 unit pada Agustus 2008 (lihat Gambar 4.13). Komposisi jumlah sepeda
motor adalah yang terbesar dengan persentase 87,98% dari jumlah seluruh kendaraan
bermotor dengan laju peningkatan sebesar 4,53%.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini berdampak pada meningkatnya jumlah
pemakaian bahan bakar. Diperkirakan jumlah permintaan bahan bakar pada Tahun 2008
meningkat hingga 64.800 kilo liter (5,9% dari nilai semula) baik untuk bahan bakar premium
maupun solar. Pertambahan konsumsi bahan bakar ini akan mengakibatkan peningkatan
dalam emisi gas yang dihasilkan dari kendaraan bermotor.
4.2.2. Aktivitas Rumah Tangga
Aktivitas rumah tangga umumnya membutuhkan energi listrik dan bahan bakar (seperti :
minyak tanah). Meningkatnya konsumsi energi dari sektor ini disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk yang kemudian dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan hidup. Penggunaan
peralatan rumah tangga yang tidak hemat energi, model fisik bangunan rumah yang hanya
mengandalkan cahaya lampu sebagai sumber penerang ruangan terutama pada siang hari
Gambar 4.13. Populasi kendaraan bermotor (2004 s/d Agustus 2008) (Sumber : Satlantas Kabupaten Labuhanbatu)
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
Tahun
Jum
lah
Ken
dar
aan
Ber
mo
tor
(un
it)
Mobil Penumpang 3.306 3.457 4.328 4.870 5.059
Bus 349 434 407 376 376
Truk 3.953 4.357 5.652 5.664 5.962
Sepeda Motor 40.680 53.505 78.255 79.772 83.458
2004 2005 2006 2007 2008
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-13
Gambar 4.14. Asap boiler sebagai salah satu sumber pencemaran
(Sumber : Bapedalda Kab. Labuhanbatu, 2007)
merupakan faktor yang menyebabkan tingginya tingkat konsumsi energi di sektor rumah
tangga. Dalam 3 Tahun terakhir terjadi peningkatan konsumsi listrik yang sangat pesat
sebesar 93,16%. Peningkatan ini juga memberikan peningkatan emisi CO2 dari pemakaian
energi listrik dengan persentase yang sama.
4.2.3. Emisi Industri yang kurang terkontrol
Satu ton tandan buah segar kelapa
sawit menghasilkan 12% serabut dan
7% cangkang. Menurut Jayantha
Weeraratne, et al, 2007 untuk
menghasilkan energi listrik sebesar
750 kwh dibutuhkan 5,37 ton serabut
dan 3,14 ton cangkang. Berdasarkan
nilai inilah maka setiap Pabrik Kelapa
Sawit pada umumnya menggunakan
limbah padatnya itu sebagai sumber
bahan bakar.
Partikel, Sulfur dioksida dan Nitrogen
dioksida merupakan komponen terbesar yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar
serabut dan cangkang (lihat tabel 4.4).
Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh kualitas dari bahan bakar yang digunakan dan
terpenuhinya suplai oksigen yang dibutuhkan. Peningkatan konsentrasi tiga komponen tadi
merupakan petunjuk bahwa proses pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Oleh karena
Gambar 4.14. Penggunaan Listrik dalam 2 Tahun terakhir Sumber : PLN Cabang Rantauprapat
157.870
302.904 304.940
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
2005 2006 2007
Tahun
Lis
trik
Ter
jual
(kw
h)
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-14
itu sangat penting dilakukan pengontrolan terhadap kualitas bahan bakar dan kuantitas
oksigen. Selain itu penggunaan alat penanggulangan pencemaran udara seperti dust
collector, wet scrubber dan hydrocyclone juga sangat diperlukan untuk mengurangi
pencemaran udara.
4.2.4. Kebakaran Hutan dan Lahan
Disamping transportasi, aktivitas rumah tangga dan industri, terdapat faktor lain yang
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap penurunan kualitas udara yaitu
kebakaran hutan dan lahan. Hingga tanggal 22 Spetember 2008 terdapat 121 titik api (hot
spot) di Kabupaten Labuhanbatu (Sumber : Satdalkarhutla Kab. Labuhanbatu, 2008). Biaya
land clearing dengan sistem membakar sangat murah dan hanya membutuhkan waktu yang
singkat membuat banyak perusahaan perkebunan dan masyarakat memanfaatkan cara ini
pada musim kemarau untuk memperluas lahan pertanian atau perkebunan.
Walaupun tidak tersedianya data dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap penurunan
kualitas udara di Kabupaten Labuhanbatu, diperkirakan telah terjadi penurunan terutama di
wilayah permukiman yang berdekatan titik api. Hal ini mengacu pada data dari Tim Bank
Dunia dalam Pemantauan Lingkungan Indonesia 2003 yang menyebutkan bahwa
konsentrasi karbon monoksida di Kota Pekanbaru meningkat pada Tahun 2001 disebabkan
karena adanya kebakaran hutan dan lahan.
4.3. Respon
4.3.1. Respon Pemerintah
a. Undang-Undang Lingkungan Hidup Yang Diimplementasikan Berhubungan
Pengendalian Kualitas Udara
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap;
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-50/MENLH/XI/1996
tentang Baku Tingkat Kebauan;
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-13/MENLH/III/1995
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak;
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-
205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara
Sumber Tidak Bergerak.
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-15
b. Membentuk Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten
Labuhanbatu
Melalui Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor : 11 Tahun 2007 tanggal 29 November
2007 telah dibentuk Satuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Satdalkarhutla)
Kabupaten Labuhanbatu yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijaksanaan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam rangka
penyampaian informasi dini, pencegahan dan penanggulangan, penanganan
dampak serta penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan;
2. Memberikan bimbingan dan bantuan dalam rangka penyampaian informasi dini,
pencegahan dan penanggulangan, penanganan dampak serta penegakan hukum
kebakaran hutan dan lahan;
3. Melakukan monitoring, evaluasi dan pengawasan serta penyampaian informasi dini,
pencegahan dan penanggulangan, penanganan dampak serta penegakan hukum
kebakaran hutan dan lahan;
4. Melaporkan hasil pengendalian kebakaran hutan dan lahan kepada Bupati
Labuhanbatu secara periodik/ bulanan pada musim-musim kemarau dan laporan
isidentil menurut keperluannya.
Satuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari :
a. Satdalkarhutla Kabupaten yang berkedudukan di ibukota Kabupaten Labuhanbatu,
yaitu Rantauprapat;
b. Satuan Tugas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgasdamkarhutla)
berkedudukan di ibukota Kecamatan;
c. Regu Pemadaman Kebakran Hutan dan Lahan (Regdamkarhutla) Desa
berkedudukan di kantor desa.
Masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia dan keterbatasan dana yang
tersedia menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan pengendalian kebakaran
hutan, disamping itu jauhnya dan sulitnya lokasi kebakaran serta terbatasnya
sarana/fasilitas yang tesedia juga merupakan kendala teknis dalam menginventarisasi
dampak yang disebabkan akibat kebakaran hutan.
c. Pemantauan Kualitas Udara Akibat Kegiatan Industri
Pemantauan kualitas udara ini meliputi pemantauan terhadap udara ambien dan emisi
sumber tidak bergerak (pada boiler dan genset). Pemantauan ini dilakukan setiap enam
bulan sekali yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan/perubahan kualitas udara
dari Tahun ke Tahun. Disamping itu juga dilakukan indentifikasi terhadap sumber
pencemar pada kegiatan industri, seperti emisi yang dihasilkan dari boiler dan genset,
hal ini dilakukan sebagai tindak pengawasan kinerja perusahaan dalam pengendalian
pencemaran udara.
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-16
Data yang diperoleh dari pemantauan udara ini dapat dimanfaatkan sebagai :
1. Bahan perencanaan, evaluasi, pengawasan terhadap kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup di daerah;
2. Alat bukti dalam penegakan hukum lingkungan;
3. Sebagai indikasi adanya pencemaran lingkungan.
d. Sosialisasi Bidang Lingkungan HIdup
Sosialisasi bidang lingkungan hidup yang pernah diadakan di Kabupaten Labuhanbatu
yang berhubungan dengan Pencemaran Udara yaitu :
1. Pada tanggal 15 November 2007, acara Sosialisasi Lingkungan Hidup dengan
materi Pengendalian Pencemaran Udara.
2. Pada tanggal 28 Nopember 2007, acara Sosialisai Pengembangan Produksi Ramah
Lingkungan
Kedua acara sosialisasi ini dilaksanakan di ruang Aula Kabupaten Labuhanbatu dimana
yang sebagai peserta adalah para penanggung jawab industri PKS dan PPK serta
instansi terkait dan masyarakat.
4.3.2. Respon Industri
Sejak diperkenalkan proyek CDM (Clean Development Mechanism) ke Indonesia banyak
dari kalangan industri yang memberikan sambutan baik khususnya di Kabupaten
Labuhanbatu. Saat ini sudah ada dua unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten
Labuhanbatu yang memanfaatkan tersebut yaitu Penangkapan Gas Metana yang dihasilkan
dari pengolahan limbah. PKS tersebut adalah PKS PT. Milano Pinang Awan dan PKS PT.
Tolan Tiga Indonesia.
(a) (b)
Gambar 4.15. Proyek CDM : Penangkapan Gas Metana pada pengolahan air limbah, (a) Gas metana ditangkap dengan menutup permukaan kolam anaerobik, (b) Pengkonversian gas metana melalui pembakaran.
(Sumber : Bapedalda Kabupaten Labuhanbatu, 2008)
SLHD Kab. Labuhanbatu Tahun 2008
Udara
IV-17
Gas metana yang ada dikonversikan menjadi gas karbondioksida melalui pembakaran untuk
”melemahkan” kemampuan gas metana terhadap dampak pemanasan global. Selain dapat
memberikan keuntungan dari sisi finansial, proyek ini dapat mengurangi emisi gas rumah
kaca, gas metana.
4.3.3. Respon Masyarakat
Sejauh ini sifat dari partisipasi masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu masih pasif.
Kemungkinan ini terjadi karena tidak tersedia data kualitas lingkungan udara bagi
masyarakat.