BABIISBD
-
Upload
kristoforus-budi-lamhot-sinaga -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of BABIISBD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini bisnis investasi tambang sangatlah berkembang pesat di Indonesia. Hal ini
dikarenakan, banyaknya terdapat bahan mineral tambang yang ada di tanah air kita yaitu
Indonesia. Banyak investor dari luar negeri datang untuk berinvestasi dan mendirikan
perusahaan tambang di Indonesia. Kita sebut saja misalnya PT Freeport Indonesia yang
sebagian besar sahamnya milik Amerika, sudah lama bergabung di Indonesia dalam bidang
tambang emas.
Untuk saat ini kebanyakan perusahaan tambang bergerak di bidang bahan mineral galian
misalnya batubara, emas, biji besi, timah dan masih banyak lagi. Selain di bidang bahan
galian masih banyak lagi perusahaan yang bergerak di bidang minyak bumi dan gas alam.
Perusahaan –perusahaan ini ada yang berasal dari dalam negeri dan ada yang berasal dari
luar negeri. Misalnya PT Chevron dari Amerika, PT Caltex dari Amerika dan PT Pertamina
milik negara Indonesia.
Sehingga dapat kita simpulkan betapa kayanya negara kita ini, sebab hasil buminya
sungguh melimpah ruah. Akan tetapi kekayaan alam ini sungguh bertolak belakang dengan
kesejahteraan masyarakat kita di Indonesia. Hal ini disebabkan hasil bumi kita tidak bisa kita
nikmati sendiri, melainkan masih dikuasai oleh pihak asing .Selain itu hal ini juga
dikarenakan banyaknya perusahaan yang melanggar perturan perundang-undangan yang
diterbitkan pemerintah untuk menjaga kelestarian dan kesehatan lingkungan. Untuk itu
secara lebih lanjut akan kita bahas dalam pembahasan berikut ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa saja contoh kasus yang melanggar UU tambang ?
2.Apa saja penyebab rusaknya lingkungan yang diakibatkan dari aktivitas pertambangan?
3. Apa saja dampak yang terjadi terhadap masyarakat sekitar tambang dan lingkungan?
4.Apa rekomendasi dan respon Pemerintah dalam menanggulangi permasalahan ini?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan contoh kasus yang melanggar UU Tambang.
2. Menjelaskan penyebab dari pelanggaran UU Tambang.
3. Menjelaskan dampak dari kegiatan pertambangan terhadap masyarakat dan
lingkungan. .
4. Menjelaskan tentang rekomendasi terhadap maslah tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini mampu untuk memberikan kita informasi yang baik kepada para
pembaca. Dengan adanya makalah ini kita dapat memahami peristiwa ataupun kasus-
kasus yang pernah terjadi di Indonesia yang melanggar UU tambang . Sehingga kita tahu
sejauh mana pengaruh hadirnya perusahaan tambang terhadap kesejahteraan rakyat dan
keselamatan lingkungan di Indonesia.
2
BAB II
ISI
2.1 Kasus Pertambangan PT Freeport
PT Freeport Indonesia (PT FI) adalah perusahaan tambang paling tua beroperasi di
Indonesia. Bahkan perusahaan tambang Amerika Serikat inilah yang mengarahkan kebijakan
pertambangan Indonesia. Terbukti Kontrak Karya (KK) PT FI ditetapkan sebelum UU No 11
tahun 1967 tentang pertambangan Umum. Dan catatan buruk akibat dampak pertambangannya di
Papua sangatlah luar biasa.
Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua.
Tanah-tanah adat tujuh suku, diantaranya suku Amungme dan Nduga dirampas awal masuknya
PT FI dan dihancurkan saat operasi tambang berlangsung. Limbah tailing PT FI telah
meniumbun sekitar 110 km2 wilayah estuari tercemar, sedangkan 20 – 40 km bentang sungai
Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur. Saat periode banjir datang, kawasan-kawasan
suburpun tercemar Perubahan arah sungai Ajkwa menyebabkan banjir, kehancuran hutan hujan
tropis (21 km2), dan menyebabkan daerah yang semula kering menjadi rawa. Para ibu tak lagi
bisa mencari siput di sekitar sungai yang merupakan sumber protein bagi keluarga. Gangguan
kesehatan juga terjadi akibat masuknya orang luar ke Papua. Timika, kota tambang PT FI ,
adalah kota dengan penderita HIV AIDS tertinggi di Indonesia.
Ironisnya, disaat penghasilan PT FI naik dua kali lihat pada tahun 2005, hingga mencapai
4 kali PDRB Papua. Index Pembangunan Manusia (IPM) Papua berada di urutan ke 29. Dari 33
propinsi. Nilai IPM diekspresikan dengan tingginya angka kematian ibu hamil dan balita akibat
kurang gizi. Lebih parah lagi, “kantong-kantong kemiskinan” di yang berada di kawasan konsesi
pertambangan PT FI mencapai angka di atas 35%. Menjadi sangat ironis. Disaat gaji dan
tunjangan dua orang CEO PT FI (James Moffet dan Richard Aderson) mencapat US$ 207,3 juta,
pendapatan rata-rata penduduk Papua kurang dari US$ 240 per tahun. Hasil Audit BPK tahun
2005, atas pengelolaan penerimaan negara bukan pajak pada Departemen ESDM dan PT FI
untuk tahun anggaran 2004 – 2005 menunjukkan Indonesia belum mendapatkan hasil optimal
dari KK PT FI.
3
Secara khusus perusahaan membayar militer untuk mengamankan perusahaannya. Dalam
laporan resmi tahunan Freeport tertulis telah memberikan sejumlah US$ 6,9 juta pada tahun
2004, lalu US$ 5,9 juta pada tahun 2003, dan US$ 5,6 juta pada tahun 2002 kepada militer
(TNI). Hampir setiap tahun, perusahaan selalu melaporkan telah membiayai TNI untuk
melindungi keamanan tambangnya. Daftar panjang pelanggaran HAM juga terjadi disekitar
pertambangan PT FI. Intimidasi adalah kondisi keseharian yang harus dihadapi warga sekitar
tambang.
Bergabungnya jajaran ahli ekologi, akademisi, ekonom, pengamat HAM, gender dan
kesehatan yang terpelajar dan ternama ke jajaran Badan penasehat PT FI, seperti Prof. Otto
Soemarwoto, Prof. Dr. Oekan Abdullah, Dr. .M. Chatib Basri, Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek
hingga HS Dillon. Ternyata, sama sekali tak berpengaruh merubah perilaku PT FI. Sebaliknya,
mereka manjadi alat penguat klaim Freeport sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Anehnya hingga saat ini tak ada tindakan signifikan apapun yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap PT Freeport. Wajar jika rakyat Papua menuduh pemerintah Indonesia hanya
merampok kekayaan mereka. Aksi-aksi yang terus mendesak pertambangan ini dikaji ulang atau
segera ditutup terus merebak.
4
Kasus yang kedua adalah sebagai berikut:
Gambar buruh yang sedang berdemo
Delegasi Serikat Buruh Internasional dari ICEM(International Federation ofChemical,
Energy Mine and General Workers Unions) mendesak para pihak yang terkait dengan
pemogokan karyawan PT. Freeport Indonesia untuk menahan diri, berdialog dengan itikad baik
untuk penyelesaian. Wayne Mc Andrew, salah seorang perwakilan ICEM dan buruh Australia
dan juga General Vice President Australia's Construction, Forestry, Mining and Energy Union
(CFMEU) dalam keterangannya di kantor SPSI Jakarta mengatakan, ICEM telah mengirimkan
delegasi ke Indonesia sejak tanggal 30 Oktober-2 November. Tujuannya, memenuhi permintaan
serikat pekerja SPSI PT. Freeport Indonesia untuk melakukan investigasi terhadap kebuntuan
perselisihan perburuhan dan aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja tambang di pertambangan
Grasberg.
“Delegasi ICEM memahami bahwa ini adalah sebuah perselisihan perburuhan terkait
dengan upah dan kondisi kerja,” katanya di Jakarta, Selasa (2/11/2011). “Peyelesaian masalah
tersebut hanya akan dapat diselesaikan di meja perundingan dalam kerangka itikad baik dan
keinginan untuk meyelesaikan perbedaan. ICEM juga mendesak para pihak untuk menghindari
kekerasan dan konflik secara fisik. Oleh karena itu, mereka berharap perwakilan buruh dan
manajemen Freeport kembali ke meja perundingan, Senin pekan depan. Kami tahu bahwa saat
5
ini perusahaan telah mendaftarkan kasus ini ke pengadilan hubungan industrial, akan tetapi kita
ketahui bahwa penyelesaiannya akan memakan waktu beberapa bulan. Perjanjian yang sukses
dan terbaik adalah apabila para pihak secara langsung terlibat dalam sebuah hasil negosiasi yang
menguntungkan kedua belah pihak.
2.2 Penyebab rusaknya lingkungan dari kegiatan pertambangan PT Freeport
Penyebab rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh PT Freeport adalah akibat adanya
pemakaian bahan kimia yang beracun. Tentu hal ini sangat merugikan masyarakat yang berada di
sekitar tambang dan merusak ekosistem lingkungan. Salah satu contohnya adalah dengan
pemakaian bahan kimia yang beracun dan merusak sungai ajkwa. Sehingga sungai mengalami
kekeringan dan ikan mengalami kematian. Belum lagi banyak terjadi konflik dan penggusuran
lahan akibat dari kegiatan pertambangan tersebut.
2.3 Dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan lingkungan
Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, ada dampak positif
akan tetapi ada juga dampak negatifnya. Apa saja dampak positif adalah sebagai berikut:
1. Memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
2. Memberikan pajak penghasilan daerah dan Negara yang sangat besar.
3. Memberikan kenaikan perekonomian di wilayah tambang tersebut.
4. Memberikan kemajuan di bidang tingkat teknologi dan infrastrukur.
5. Memberikan kemajua di bidang pendidikan terhadap masyarakat.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan jika tidak dilakukan dengan
baik akan menimbulkan pengaruh yang besar, terhadap masyarakat dan lingkungan. Misalnya
dari studi kasus diatas dapat kita simpulkan beberapa poin penting akan dampak negatif dari
kegiatan pertambangan yang dilakukan PT Freeport Indonesia.
1. Menimbulkan pencemaran sungai ajkwa di Papua.
2. Menimbulkan kerusakan ekosistem air diakibatkan penggunaan limbah yang beracun.
3. Menimbulkan penggusuran pemukiman warga suku asli papua.
6
4. Menimbulkan konflik masyarakat di Lingkungan sekitar tambang.
5. Menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat.
6. Menimbulkan kekurangan sumber protein hewani dari ikan air sungai.
7. Menimbulkan aksi demo diakibatkan upah warga dan karyawan di PT Freeport yang
tidak adil.
2.4 Rekomendasi dan respon Pemerintah terhadap kasus PT Freeport
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia mengenai kegiatan
pertambangan yang dimana telah di atur dalam UU no 4 Tahun 2009. Maka dalam kasus di atas
PT Freeport Indonesia telah terbukti melakukan pelanggaran dan kesalahan sebagaimana bunyi
dalam pasal di bawah ini.
Pasal 25.
(1) Pemegang kuasa pertambangan diwajibkan mengganti kerugian akibat dari usahanya pada
segala sesuatu yang berada di atas tanah kepada yang berhak atas tanah di dalam lingkungan
daerah kuasa pertambangan maupun di luarnya, dengan tidak memandang apakah perbuatan itu
dilakukan dengan atau tidak dengan sengaja, maupun yang dapat atau tidak dapat diketahui
terlebih dahulu.
(2) Kerugian yang disebabkan oleh usaha-usaha dari dua pemegang kuasa pertambangan atau
lebih, dibebankan kepada mereka bersama.
Dalam pasal 25 ini telah jelas dikatakan bahwa pengusaha pertambangan wajib
mengganti rugi akibat dari usahanya atas segala sesuatu, lingkungan di daerah kawasan tambang
tersebut. Akan tetapi kenyataannya PT Freeport malah menggusur masyarakat sekitar lokasi
tambang. Sikap menggusur ini sungguh tidak wajar serta bermaksud unsur sengaja jadi hal ini
telah tindakan yang melanggar hukum. Padahal jelaslah orang suku papua merupakan warga
setempat dan berhak atas wilayah tanah tersebut.Tanah tersebut juga merupakan tanah adat 7
suku papua. Tentu sikap tidak baik dari Perusahaan ini akan menimbulkan konflik yang
berkelanjutan. Karena masyarakat papua sendiri belum mendapatkan dampak yang positif di
tengah kehadiran Perusahaan tambang emas di Papua.
7
Pasal 30.
Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada suatu tempat pekerjaan,
pemegang kuasa pertambangan yang bersangkutan diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian
rupa, sehingga tidak menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya bagi masyarakat
sekitarnya.
Dalam pasal 30 ini juga sudah jelas dikatakan bahwa dalam melakukan penambangan,
perusahaan wajib untuk memperbaiki tanah sedemikian rupa. Akan tetapi PT Freeport tidak
menaati peraturan tersebut, akibat dari aktivitas tambangnya banyak tanah yang mengandung
limbah racun. Sehingga ini sangatlah berdampak buruk bagi masyarakat rmengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan masyarakat wilayah tambang. Tentu hal ini sudah sangat jelas
melanggar hukum. Sehingga Pemerintah perlu bersikap tegas dan adil dalam menjalankam UU
dan memberikan sanksi terhadap perusahaan yang melanggar perturan tersebut. Karena dengan
upaya penegakan Hukum secara adil, maka masyarakat akan merasa puas dan nyaman serta
merasakan pengaruh yang baik akan hadirnya suatu perusahaan. Dengan adanya upaya
penegakan hukum ini, maka perusahaan tentu akan berusaha untuk berlaku optimal dalam
menaati UU tambang. Serta akan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat tambang.
Sehingga masyarakat akan terangkat kesejahteraannya dari sisi ekonomi dan nilai sosial.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari studi kasus dan peristiwa di Lapangan yang terlihat dapat kita simpulkan
bahwa pelaksanaan UU Tambang dan UU Tenaga Kerja belum dilaksanakan oleh Pihak
Perusahaan seutuhnya. Masih terdapat kekurangan di sana sini, baik dari sistem manajemen
dampak lingkungan, kesehatan dan tata cara pengupahan terhadap karyawan belum berjalan
dengan baik. Sehingga masih terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat memicu konflik
masyarakat sekitar terhadap pihak Perusahaan Tambang serta karyawan dengan pihak
Perusahaan, untuk itu Pemerintah perlu ikut turun tangan dalam mengawasi pelaksanaan
peraturan pertambangan tersebut. Agar Perusahaan berusaha memaksimalkan kinerja usahanya
dan mengedepankan akan keselamatan lingkungan Hidup kedepannya serta meningkatkan
produksi dan memperhatikan kesejahteraan karyawan. Sehingga terciptalah suatu kenyamanan
dan kesejahteraan dalam lingkungan dan Perusahaan.
3.2 Saran
Menurut pendapat saya, dari peristiwa diatas sebaiknya perusahaan tambang lebih
giat lagi dalam manajemen perusahannya dan mengkaji ulang kesalahan-kesalahan yang telah
pernah terjadi. Agar perusahaan dapat bekerja dengan baik serta mentaati peraturan perundang-
undangan yang telah ditetapkan Pemerintah.Perusahaan juga perlu menjalankan sistem
CSR(Corporate Social Responsibility) dengan menjalankan sistem ini, sehingga kehadiran
Perusahaan mampu memberikan pengaruh yang sangat positif ditengah-tengah kehidupan
masyarakat. Khususnya masyarakat sekitar lingkungan tambang,misalnya dengan adanya
perusahaan maka akan membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar dalam masyarakat.
Sehingga pengangguran akan berkurang, perekonomian warga akan lebih sejahtera. Maka
perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam menjalankan usahanya, serta dapat diterima
kehadirannya di lingkungan masyarakat.
9
Daftar Pustaka
Departemen Pertambangan dan Energi, 1991.Himpunan Peraturan Perundang-undangan di
Bidang Pertambangan.
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi.2000. Data dan Informasi Minyak dan Gas Bumi.
Jakarta.
Djajadiningrat, Asis. Batubara, Banyak Pula Manfaatnya. Kompas, 13september 2003.
http//:www.okezone.com
http//:www.kompas.com
http//:www.kapanlagi.com
10