BABIII METODEPENELITIAN A. JenisPenelitian ...eprints.poltekkesjogja.ac.id/3483/4/Chapter 3.pdf ·...
Transcript of BABIII METODEPENELITIAN A. JenisPenelitian ...eprints.poltekkesjogja.ac.id/3483/4/Chapter 3.pdf ·...
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
dengan analisis deskriptif. Alasan menggunakan penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menggambarkan, menceritakan, melukiskan
keadaan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat
populasi, situasi-situasi objek penelitian untuk memperoleh pengetahuan yang
mendalam tentang pengungkapan fakta-fakta yang ada di lapangan
(Notoatmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah limbah cair yang dihasilkan dari
proses produksi di Rumah Pemotongan Ayam X, meliputi tirisan darah,
perebusan, pencabutan bulu, pencucian organ dalam, perebusan organ
dalam, pencucian karkas ayam, pencucian alat, dan pembersihan tempat
pemotongan ayam.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah limbah cair yang dihasilkan dari
proses produksi di Rumah Pemotongan Ayam X tiap unit proses
29
produksi tersebut diambil sampel air limbahnya kemudian disatukan
sehingga total sampel yang digunakan sebanyak 1100 ml.
3. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling pada saat pemotongan ayam sedang berlangsung.
Sesuai SNI 6989.59:2008 (BSN, 2008) tentang Metoda Pengambilan
Contoh Air Limbah, sampel air limbah harus diambil pada lokasi yang
telah mengalami pencampuran secara sempurna. Sampel air limbah
Rumah Pemotongan Ayam X diambil dengan metode integrated sampel,
yaitu semua air limbah dari masing-masing proses produksi kemudian
disatukan agar mewakili kualitas air limbah Rumah Pemotongan Ayam X.
Banyaknya sampel yang dibutuhkan diambil menggunakan ketentuan
berikut:
BOD = minimal sampel yang dibutuhkan adalah 1000 ml
COD = minimal sampel yang dibutuhkan adalah 50 ml
TSS = minimal sampel yang dibutuhkan adalah 50 ml
Jadi, diasumsikan untuk memeriksa parameter pencemaran limbah cair
Rumah Pemotonongan Ayam membutuhkan sampel sebanyak 1100 ml.
C. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan April - Mei 2020.
2. Tempat
30
Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Pemotongan Ayam X yang
berlokasi di Dusun Betakan, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel yang diteliti adalah limbah cair yang dihasilkan dari proses
produksi Rumah Pemotongan Ayam X, yaitu:
1. Volume limbah cair
Definisi Operasional:
Volume limbah cair adalah banyaknya air limbah yang dihasilkan dari
setiap proses produksi Rumah Pemotongan Ayam X. Volume limbah
cair diukur dengan cara menampung air limbah menggunakan wadah
yang telah diketahui ukurannya. Air limbah yang ditampung adalah sisa
air yang dihasilkan setelah kegiatan pemotongan ayam selesai dilakukan.
Satuan : m3
Skala data : rasio
Volume Air Limbah Paling Banyak
Definisi operasional:
Banyaknya air limbah dari proses produksi Rumah Pemotongan Ayam
X yang masih diperbolehkan dibuang ke media lingkungan tiap m3
untuk satu ekor dalam satu hari. Menurut Peraturan Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta No.7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah,
volume air limbah paling banyak untuk kegiatan industri pemotongan
31
unggas adalah 0,5 m3/ekor/hari. Perhitungan volume air limbah paling
banyak didasarkan pada volume air limbah yang dihasilkan dari proses
produksi untuk kebutuhan proses pemotongan per satu ekor ayam dalam
satu hari kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang telah
ditetapkan apakah memenuhi atau tidak.
Satuan : m3/ekor/hari
Skala data : rasio
2. Karakteristik Limbah Cair
Definisi Operasional:
Karakteristik limbah cair adalah sifat kimia limbah cair Rumah
Pemotongan Ayam X meliputi BOD, COD, dan pH; dan sifat fisik
limbah cair Rumah Pemotongan Ayam X meliputi TSS.
a. BOD
Definisi Operasional:
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah banyaknya miligram
oksigen yang diperlukan bakteri aerobik untuk mengurai bahan
organik karbon dalam 1 Liter air limbah proses produksi di Rumah
Pemotongan Ayam X selama 5 hari pada suhu 20℃± 1℃. Menurut
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No.7 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah, baku mutu BOD air limbah untuk
kegiatan industri pemotongan unggas adalah 150 mg/L. Kadar
BOD diperiksa menggunakan metode SNI 6989 - 72 - 2009
32
kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan
apakah memenuhi atau tidak.
Satuan : mg/L
Skala data : rasio
b. COD
Definisi Operasional:
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah banyaknya miligram
oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik secara
kimia dalam 1 Liter air limbah dari proses produksi Rumah
Pemotongan Ayam X. Menurut Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta No.7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah,
baku mutu COD air limbah untuk kegiatan industri pemotongan
unggas adalah 400 mg/L. Kadar COD diperiksa menggunakan
metode APHA 22nd Edition, 5220-C, 2012 kemudian dibandingkan
dengan baku mutu yang telah ditetapkan apakah memenuhi atau
tidak.
Satuan : mg/L
Skala data : rasio
c. TSS
Definisi Operasional:
Total Suspended Solid (TSS) adalah padatan yang menyebabkan
kekeruhan air limbah dari proses produksi Rumah Pemotongan
33
Ayam X yang tidak larut serta tidak mengendap. Menurut
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No.7 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah, baku mutu TSS air limbah untuk
kegiatan industri pemotongan unggas adalah 300 mg/L. Kadar TSS
diperiksa menggunakan metode APHA 22nd Edition, 2540-D, 2012
kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan
apakah memenuhi atau tidak.
Satuan : mg/L
Skala data : rasio
d. pH
Definisi Operasional:
Potensial Hidrogen (pH) adalah derajat keasaman air limbah dari
proses produksi di Rumah Pemotongan Ayam X. Menurut
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No.7 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah, baku mutu pH air limbah untuk
kegiatan industri pemotongan unggas adalah 6,0 - 9,0. pH
diperiksa menggunakan metode SNI 06-6989, 11-2004 kemudian
dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan apakah
memenuhi atau tidak.
Satuan : -
Skala data : Interval
34
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan sekunder.
a. Data Primer Penelitian
Data primer penelitian yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan
sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data
primer dalam penelitian ini adalah proses produksi Rumah
Pemotongan Ayam X, sumber pencemaran limbah cair, volume
limbah cair dari setiap tahap proses produksi, volume air limbah
paling banyak, kadar BOD, kadar COD, kadar TSS, serta nilai pH
dari limbah cair di Rumah Pemotongan Ayam X di Dusun Betakan,
Sumberrahayu, Moyudan, Sleman.
b. Data Sekunder Penelitian
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai data penunjang.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah artikel, buku,
jurnal, maupun referensi lain berisi teori yang relevan dengan
potensi pencemaran limbah cair rumah pemotongan ayam.
2. Teknik pengumpulan data
a. Data Primer Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, maka
penulis mencari dan mengumpulkan data yang didapatkan dari:
1) Observasi
35
Penulis melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian
untuk mengetahui proses produksi, sumber pencemaran limbah
cair, volume limbah cair dari setiap proses produksi, dan volume
air limbah paling banyak dari Rumah Pemotongan Ayam X di
Dusun Betakan, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman.
2) Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab dengan pemilik Rumah
Pemotongan Ayam X tentang proses pemotongan ayam di
industri tersebut dan cara penanganan limbah rumah
pemotongan ayam.
3) Pengukuran di Lapangan
Penulis melakukan pengukuran langsung di lapangan untuk
mendapatkan data volume air limbah Rumah Pemotongan Ayam
X.
4) Pemeriksaan di Laboratorium
Pemeriksaan parameter pencemaran limbah cair Rumah
Pemotongan Ayam X yang meliputi kadar BOD, COD, TSS,
dan pH dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan dan
Kalibrasi Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Data Sekunder Penelitian
36
Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari laporan penelitian
sebelumnya, dokumen instansi, buku, jurnal, serta referensi-referensi
lain yang relevan terhadap objek yang diteliti.
F. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Alat rekam suara
4. Lembar observasi
5. Tahap Pengukuran Volume
a. Alat penelitian:
1) Gayung
2) Ember
3) Gelas ukur besar
b. Bahan penelitian:
1) Limbah Cair Rumah Pemotongan Ayam X
6. Tahap Pengambilan Sampel Limbah Cair
a. Alat penelitian:
1) Gayung
2) Botol/Jerigen
3) Alat tulis
4) APD (masker, sepatu, handscoon)
b. Bahan penelitian:
37
1) Sampel limbah cair Rumah Pemotongan Ayam X
2) Kertas label
7. Tahap Pemeriksaan Sampel Limbah Cair
a. Pemeriksaan BOD
1) Alat penelitian:
a) Gelas ukur
b) Gelas kimia
c) Pipet ukur
d) Pipet filter
e) Pipet tetes
f) Botol oksigen (Botol BOD)
g) Corong
h) Buret asam
i) Statif buret
j) Klem buret
k) Labu erlenmeyer
l) Nampan
m) BOD Inkubator
n) Alat tulis
2) Bahan penelitian:
a) Sampel limbah cair Rumah Pemotongan Ayam X
b) Air Pengencer
c) MnSO4 20%
38
d) Pereaksi oksigen (iodida alkali)
e) H2SO4 pekat
f) Indikator amilum 1%
g) Na2S2O3 0,025 N
h) Kertas label
b. Pemeriksaan COD
1) Alat penelitian:
a) Gelas ukur
b) Gelas kimia
c) Pipet tetes
d) Pipet ukur
e) Pipet filter
o) Pengaduk kaca
f) Tabung COD
g) Rak tabung reaksi
h) Corong
i) Buret basa
p) Statif buret
q) Klem buret
j) Labu erlenmeyer
k) COD reaktor
l) Sendok tanduk
m) Alat tulis
39
2) Bahan penelitian:
a) Sampel limbah cair Rumah Pemotongan Ayam X
b) Aquadest
c) H2SO4 Pro-COD
d) K2Cr2O7 0,25 N
e) Kristal HgSO4Pro-COD
f) Na2S2O3 0,025 N
g) Indikator ferroin
h) Larutan FAS
i) Kertas label
c. Pemeriksaan TSS
1) Alat penelitian:
a) Gelas kimia
b) Cawan petri
c) Corong
d) Pinset
e) Labu erlenmeyer
f) Pengaduk kaca
g) Oven
h) Timbangan analitik digital
i) Desikator
j) Nampan
k) Alat tulis
40
2) Bahan penelitian:
a) Sampel air limbah Rumah Pemotongan Ayam X
b) Kertas saring
c) Kertas label
d. Pemeriksaan pH
1) Alat penelitian:
a) pH-indikator strips
b) Wadah sampel air limbah
2) Bahan penelitian:
a) Sampel limbah cair Rumah Pemotongan Ayam X
G. Tahapan Penelitian
Langkah pelaksanaan kegiatan ini ada 3 tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
a) Menetapkan lokasi penelitian.
b) Mempersiapkan perizinan di Rumah Pemotongan Ayam X.
c) Mengajukan surat perizinan survei pendahuluan penelitian di
Rumah Pemotongan Ayam X.
d) Mengumpulkan data awal dan melakukan survei pendahuluan
penelitian.
e) Membuat proposal penelitian
41
f) Mengajukan surat perizinan penelitian di Rumah Pemotongan
Ayam X.
g) Menentukan sampel yang akan diambil.
h) Menetapkan titik pengambilan sampel.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Melakukan survei lapangan
Survei kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Pemotongan
Ayam X dengan melakukan observasi lapangan, wawancara, dan
pendataan kondisi lingkungan. Kegiatan ini dilakukan untuk
mendapatkan:
1) Data tentang proses produksi Rumah Pemotongan Ayam X
2) Data tentang sumber pencemaran limbah cair Rumah
Pemotongan Ayam X.
b) Menghitung volume limbah cair
Perhitungan volume limbah cair dilakukan pada satu waktu,
yaitu saat proses produksi berlangsung. Air limbah yang dihasilkan
dari setiap proses produksi ditampung di wadah yang telah
diketahui volumenya. Sehingga akan diketahui volume limbah cair
yang dihasilkan dalam satu hari proses produksi.
1) Pemeriksaan volume air limbah paling banyak
Volume air limbah paling banyak didasarkan pada kebutuhan
air bersih dan jumlah ayam yang dipotong tiap harinya.
42
Volume air limbah dihitung dengan cara menampung air
limbah dari tiap proses produksi pada wadah yang telah
diketahui volumenya. Perhitungan volume air limbah paling
banyak menggunakan rumus sebagai berikut.
�敬潃潬䙲湯 ��� 潃�䙲ⶑ�ℎ ��潃��푔 ⶑ��݊ݕ� ��敬潃潬䙲湯 ��湯�湯潃潬�潬ℎݕ
�潬䙲潃�ℎ �݊�䙲 ݊��푔 ���敬�敬�푔
= … m3/ekor/hari
c) Melakukan pengambilan sampel
1) Menentukan titik pengambilan sampel air limbah
2) Menggunakan alat perlindungan diri seperti masker dan
handscoon.
3) Menyiapkan alat gayung dan botol sampel/jerigen.
4) Mengambil sampel dengan menuangkan air limbah ke botol
sampel/jerigen menggunakan gayung.
5) Memberi label pada botol sampel/jerigen dengan
mencantumkan waktu dan tempat pengambilan sampel.
6) Mengirim sampel ke laboratorium.
d) Melakukan pemeriksaan sampel
2) Pemeriksaan Biological Oxygen Demand (BOD)
43
a)) Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan BOD.
b)) Mengukur volume limbah botol oksigen dan memberi
kode dengan kertas label.
c)) Melakukan pengenceran pada tiap sampel air limbah
dengan air pengencer khusus untuk BOD sehingga
mendapatkan air campuran sebanyak 700 ml.
d)) Membagi masing-masing air campuran ke dalam dua
botol oksigen sampai meluap.
e)) Menutup masing-masing botol oksigen secara rapat dan
hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung
udara.
f)) Membuat blanko dengan cara mengulangi pengerjaan
langkah point c)), d)), dan e)) menggunakan air
pengencer tanpa air limbah
g)) Melakukan inkubasi pada salah satu botol tiap sampel
dan blanko dengan memasukkan ke BOD inkubator pada
suhu 20℃ selama 5 hari, sedang botol satunya lagi
ditentukan kadar DO segera (DO nol hari) dengan jalan
penentuan DO sebagai berikut:
1)) Meletakkan botol oksigen pada nampan agar larutan
yang tumpah dapat tertampung dan tidak tercecer
pada meja kerja.
44
2)) Membuka botol oksigen dan menambahkan 2 ml
larutan MnSO4 20% kemudian menutup kembali
dan menggojok kuat-kuat.
3)) Membuka botol oksigen dan menambahkan 2 ml
larutan pereaksi oksigen kemudian menutup
kembali dan menggojok kuat-kuat.
4)) Mendiamkan sebentar kemudian menghitung
koreksi volume cairan yang tumpah (X) dengan
rumus berikut.
VX = 200 (--------- - 1) = … ml
V- 4yang mana V adalah volume botol oksigen.
5)) Membuka botol oksigen dan menambahkan 2 ml
larutan H2SO4 pekat kemudian menutup kembali
dan menggojok kuat-kuat sampai endapan larut
sempurna.
6)) Mengambil (200 + X) ml dari botol oksigen
kemudian memasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
500 ml.
7)) Jika larutan berwarna kuning tua, terlebih dahulu
melakukan titrasi dengan larutan standar Na2S2O3
0,025 N sampai berwarna kuning muda kemudian
menambahkan indikator amilum sebanyak 1-2 ml
45
(larutan akan berwarna biru), lalu melanjutkan
titrasi sampai warna biru tepat hilang.
8)) Apabila larutan (sebelum dititrasi) berwarna kuning
muda, langsung menambahkan indikator amilum,
selanjutnya melakukan titrasi sampai warna biru
tepat hilang.
9)) Mencatat ml titrasi yang dibutuhkan.
10)) Menghitung hasil pemeriksaan DO segera sampel
air limbah dan blanko menggunakan rumus sebagai
berikut.
1000
Kadar DO = ------- x ml titrasi x F Na2S2O3 x 0,025 x 8 = … mg/L
200
h)) Setelah 5 hari, mengambil air campuran dan blanko yang
disimpan dalam inkubator BOD kemudian menentukan
kadar DO-nya sebagaimana langkah penentuan DO pada
langkah nomor 1)) sampai 10)). Mencatat hasil
pengukuran sebagai DO air campuran dan blanko 5.20
(DO5.20)
i)) Menghitung kadar BOD5.20menggunakan rumus berikut.
BOD5.20 = (DOsegera – DO5.20) x pengenceran = … mg/L (sbg O2)
46
3) Pemeriksaan Chemical Oxygen Demand (COD)
a)) Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan Chemical
Oxygen Demand (COD)
b)) Memberi label pada masing-masing botol COD untuk
sampel air limbah dan botol COD untuk blanko.
c)) Memasukkan masing-masing 2 ml aquadest dan 2 ml air
sampel ke botol COD.
d)) Menambahkan 3 ml H2SO4 Pro COD ke masing-masing
botol COD.
e)) Menambahkan 1 ml K2Cr207 0,025 N ke masing-masing
botol COD.
f)) Menambahkan kristal HgSO4 sebanyak sepucuk sendok
tanduk ke masing-masing botol COD.
g)) Menutup botol COD dan mencampur dengan cara
menggojok sampai homogen.
h)) Memanaskan botol COD dengan cara memasukkan ke
COD reaktor dalam suhu 150℃ selama 2 jam.
i)) Mengambil botol COD kemudian didiamkan pada suhu
kamar.
j)) Menuangkan larutan dalam botol COD ke labu
erlenmeyer volume 100 ml. Melakukan pembilasan
dengan aquadest sebanyak 5-10 ml.
47
k)) Menambahkan indikator ferroin sebanyak 3 tetes ke
masing-masing botol COD.
l)) Melakukan titrasi dengan larutan FAS sampai berwarna
merah kecoklatan.
m)) Mencatat ml titrasi yang dibutuhkan.
n)) Menghitung hasil pemeriksaan COD sampel air limbah
menggunakan rumus sebagai berikut.
LmgBEOxFxFASNxSampelBlankoxCOD /...2
10002
4) Pemeriksaan Total Suspended Solid (TSS)
a)) Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan Total
Suspended Solids (TSS)
b)) Meletakkan kertas saring ke cawan petri dan memberi
kode menggunakan keras label.
c)) Mengeringkan kertas saring ke dalam oven dengan suhu
105℃ selama 1 jam.
d)) Mengeluarkan kertas saring dari oven dan memasukkan
ke desikator selama 15 menit.
e)) Menimbang kertas saring menggunakan timbangan
analitik digital dan mencatat beratnya sebagai A gram.
48
f)) Menuangkan sampel air limbah sebanyak 100 ml ke
gelas kimia.
g)) Melapisi corong dengan kertas saring yang telah di oven
dan meletakkan di atas labu erlenmeyer.
h)) Menyaring sampel air limbah dengan menuangkan ke
kertas saring tersebut.
i)) Mengeringkan kertas saring tersebut dengan
memasukkan ke oven selama 105℃ selama 1 jam.
j)) Mengeluarkan kertas saring dari oven dan memasukkan
ke desikator selama 15 menit.
k)) Menimbang kertas saring menggunakan timbangan
analitik digital dan mencatat beratnya sebagai B gram.
o)) Menghitung hasil pemeriksaan TSS sampel air limbah
menggunakan rumus sebagai berikut.
LmgmgxgramAgramBxTSS /...10001001000
5) Pemeriksaan pH
a)) Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan pH.
b)) Mengambil sampel air limbah pada wadah.
c)) Mencelupkan pH-indicator strips pada air limbah.
49
d)) Mengangkat pH-indicator strips dan diangin-anginkan
hingga sedikit mengering.
e)) Membaca hasil warna pH-indicator strips pada skala di
bagian belakang kotak kemasan pH-indicator strips.
f)) Mencatat hasil pH sampel air limbah.
3. Tahap Penyelesaian
1) Mengumpulkan hasil
2) Mentabulasi data
3) Menetapkan kriteria dalam bentuk deskriptif
H. Analisis dan Pengolahan Data
1. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis secara
deskriptif, yaitu hasil pengukuran yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif dengan membandingkan hasil pemeriksaan selama penelitian
dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
2. Pengolahan Data
Data yang terkumpul akan diolah secara deskriptif dengan bantuan
Dummy tabel:
50
Tabel 2. Volume limbah cair dari setiap proses produksi RumahPemotongan Ayam X
No. Proses Produksi Volume(m3)
1. Penyembelihan2. Perebusan3. Pencabutan bulu4. Pencucian organ dalam5. Perebusan organ dalam6. Pencucian karkas ayam7. Pencucian alat
8. Pembersihan tempatpemotongan ayam
Total
Tabel 3. Parameter Pencemaran Limbah Cair Rumah Pemotongan Ayam X.
No. Parameter Satuan HasilPemeriksaan
**BakuMutu Keterangan
1. BOD mg/L 150 TMS/MS2. COD mg/L 400 TMS/MS3. TSS mg/L 300 TMS/MS5. pH - 6,0 - 9,0 TMS/MS
6. Volume air limbahpaling banyak m3/ekor/hari 0,5 TMS/MS
**Penetapan Baku Mutu berdasarkan Peraturan Daerah Daerah IstimewaYogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
51