BAB_II_-_Hydrant.docx

download BAB_II_-_Hydrant.docx

of 17

Transcript of BAB_II_-_Hydrant.docx

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    1/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.PENGERTIAN1. Instalasi Hydrant Kebakaran ialah sistem pemadam kebakaran tetap yang

    menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

    pipa-pipa dan selang kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan

    air, pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan nozle.

    2. Sistem instalasi hydrant kering ialah suatu sistem hydrant yang pipa-pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air manakala hydrant tersebut

    digunakan.

    3. Sistem instalasi hydrant basah ialah suatu sistem hydrant tang pipa-pipanya selalu berisi air.

    4. Hydrant gedung ialah hydrant yang terletak di dalam suatubangunan/gedung dan sistem serta peralatannya disediakan serta

    dipasang dalam bangunan/gedung tersebut.

    5. Hydrant halaman ialah hydrant yang terletak diluar bangunan, sedanginstalasi dan peralatannya disediakan serta dipasang dilingkungan

    bangunan tersebut.

    6. Hydrant pilar ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yangterletak diluar bangunan yang dapat dihubungkan dengan slang

    kebakaran.

    7. Hydrant box ialah bagian peralatan dari sistem hydrant yang berisi kran,slang dan nozzle.

    8. Siamese connection ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrantyang terletak diluar bangunan dan digunakan untuk mensuplay air dari

    mobil kebakaran.

    9. Nozzle ialah suatu alat penyemprot yang terletak pada bagian ujung darislang yang digunakan untuk pengaturan pengeluaran air.

    10. Slang hydrant ialah alat yang digunakan untuk mengalirkan air yangbersifat flexible.

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    2/17

    11. Hose Reel ialah slang yang digunakan untuk mengalirkan air yang padabagian ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara

    permanen dengan sumber air bertekanan.

    2.2.PERENCANAAN SISTEM HYDRANTUntuk merencanakan instalasi hydrant kebakaran harus diperhatikan

    beberapa faktor yang menentukan, antara lain :

    2.2.1. Klasifikasi bangunan menurut tinggi dan jumlah lantai.Klasifikasi Bangunan Tinggi dan Jumlah Lantai

    A

    B

    C

    D

    E

    Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 1 (satu)

    lantai (lapis)

    Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 2 (dua)

    lantai (lapis)

    Ketinggian sampai dengan 14 meter atau 4

    (empat) lantai (lapis)

    Ketinggian sampai 40 meter atau 8 (delapan)

    lantai (lapis)

    Ketinggian lebih dari 40 meter atau diatas 8

    (delapan) lantai (lapis)

    Sumber : Depnaker

    2.2.2. Klasifikasi bahaya hunian1. Bahaya Kebakaran Ringan ialah jenis hunian yang mempunyai

    jumlah dan kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi

    kebakaran melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api

    lambat.

    2. Bahaya Kebakaran Sedang kelompok I, ialah jenis hunian yangmempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan

    bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5

    meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang

    sehingga menjalar api sedang.

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    3/17

    3. Bahaya Kebakaran Sedang kelompok II, ialah jenis hunian yangmempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan

    bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4

    meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang

    sehingga menjalarnya api sedang.

    4. Bahaya Kebakaran Sedang kelompok III, ialah jenis hunian yangmempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi dan apabila

    terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya

    api cepat.

    5. Bahaya Kebakaran Berat ialah jenis hunian yang mempunyaijumlah dan kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi

    kebakaran melepaskan panas tinggi, seperti tempat penyimpanan

    cairan yang mudah terbakar, serat atau bahan lain yang apabila

    terbakar apinya akan ceat menjadi besar dengan melepaskan

    panas tinggi sehingga menjalarnya api cepat.

    2.2.3. Klasifikasi Hydrant1. Berdasarkan jenis dan penempatan hydrant

    a. Hydrant gedungb. Hydrant halaman

    2. Berdasarkan besar ukuran pipa hydrant yang dipakaia. Hydrant kelas I adalah suatu hydrant yang menggunakan

    ukuran slang 6,25 cm (2,5 inch).

    b. Hydrant kelas II adalah suatu hydrant yang menggunakanukuran slang 3,75 cm (1,5 inch)

    c. Hydrant kelas III adalah suatu hydrant yang menggunakanukuran sistem gabungan kelas I dan kelas II.

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    4/17

    Peletakan hydrant berdasarkan luas lantai klasifikasi bangunan dan jumlah

    lantai bangunan.

    KlasifikasiBangunan

    Ruang tertutupJumlah/luas lantai

    Ruang Tertutup & terpisahjumlah/luas lantai

    A

    B

    C

    D

    E

    1 buah per 1000

    1 buah per 1000

    1 buah per 1000

    1 buah per 800

    1 buah per 800

    2 buah per 1000

    2 buah per 1000

    2 buah per 1000

    2 buah per 800

    2 buah per 800

    Sumber : Depnaker

    2.2.4. Sistem Penyediaan Air2.2.4.1. Jaringan Kota

    Pada setiap gedung yang direncanakan, sistem penyediaan airnya

    berasal dari jaringan kota yang kemudian ditampung pada Ground

    Tank. Sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima kembali

    apabila kapasitas dan tekanannya mencukupi. Kapasitas dan tekanan

    sistem jaringan kota dapat diketahui dengan mengadakan pengukuran

    langsung pada jaringan distribusi ditempat penyambungan yang

    dilaksanakan, dan ukuran pipa distribusi sekurang kurangnya harus

    sama dengan pipa tegak yang berfungsi sebagai shaft pipa. Berikut ini

    adalah ketentuan untuk sistem Pemadam Kebakaran :

    a. Sesuai dengan peraturan NFPA ( National Fire ProtectionAssociation ) dan Menteri Pekerjaan Umum bahwa untuk setiap

    lantai yang memiliki sprinkler 1445 buah pada gedung dengan

    jenis kebakaran ringan harus memiliki debit air ( Q ) sekurang

    kurangnya 0,001 m3/s ( untuk satu Sprinkler Head ).

    b. Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun1981 tentang Persyaratan dan Standar debit Aliran Hydrant Box

    untuk gedung dengan jenis kebakaran ringan harus memiliki

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    5/17

    debit aliran ( Q ) sekurang kurangnya 0,006 m3/s ( untuk satu

    hydrant box pada tiap lantai ).

    c. Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun1981 tentang Persyaratan dan Standar debit Aliran Hydrant Box

    untuk gedung dengan jenis kebakaran ringan harus memiliki

    debit aliran ( Q ) sekurang kurangnya 0,019 m3/s ( untuk satu

    hydrant pillar pada satu halaman gedung ).

    2.2.4.2. Tangki GravitasiTangki Gravitasi diletakan pada ketinggian tertentu dan direncanakan

    dengan baik dan dapat diterima sebagai sistem penyediaan air

    Kapasitas dan letak ketinggian tangki harus memberikan aliran dan

    tekanan yang cukup.

    Gambar 2.1 Tangki gravitasi

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    6/17

    Tangki Gravitasi yang melayani keperluan rumah tangga, hydrant

    kebakaran dan sistem sprinkler otomatis harus :

    Direncanakan dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapatmenyalurkan air dalam kuantitas dan ketentuan yang cukup untuk

    sistem tersebut.

    Mempunyai lubang aliran keluaran untuk keluaran rumah tanggapada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan

    minimum untuk memadamkan kebakaran dapat direncanakan.

    Mempunyai lubang aliran keluaran untuk kebakaran padaketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan

    minimum yang diperlukan untuk sistem sprinkler otomatis dapat

    dipertahankan.

    Gambar 2.2 Sambungan pipa yang melayani keperluan rumah tangga,

    kran kebakaran, springkler otomatis pada tangki gravitasi

    2.2.4.3. Tangki BertekananTangki bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang

    dibenarkan agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis. Sistem

    tersebut dilengkapi dengan alat tanda bahaya yang memberikan

    peralatan apabila tekanan atau permukaan tinggi air dalam tangki

    turun melalui batas yang ditentukan.

    Tangki bertekanan harus selalu berisi air 2/3 penuh dan diberi tekanan

    udara sedikitnya 49 N/cm2, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    7/17

    berwenang. Apabila dasar tangki bertekanan terletak sedemikian rupa

    di bawah sistem sprinkler yang tertinggi, maka tekanan udara yang

    harus diberikan minimum 49 N/cm2 ditambah 3 X tekanan yang

    disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem sprinkler di atas

    tangki.

    Gambar 2.3 Tangki bertekanan

    2.2.4.4. Sambungan pemadam kebakaranApabila disyaratkan harus disediakan sebuah sambungan yang

    memungkinkan petugas pemadam kebakaran memompakan air

    kedalam sistem springkler, ukuran pipa minimum adalah 100 m.

    Pipa berukuran 80 mm dapat digunakan, apabila dihubungkan dengan

    pipa tegak berukuran 80 mm juga. Sambungan pemadam kebakaran

    harus ditempatkan pada bagian sistem springkler di dekat katup balik.

    2.2.5. Persyaratan kapasitas aliran dan tekanan.2.2.5.1.Bahaya kebakaran ringan.

    Penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas 225

    liter/menit dan bertekanan 2,2 kg/cm2 ditambah tekanan air yang

    ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali dengan

    springkler tertinggi. Tekanan diukur pada katup kendali.

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    8/17

    2.2.5.2.Bahaya kebakaran sedang.a. Bahaya kebakaran sedang kelompok I.

    Penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas

    375 liter/menit dan bertekanan 1,0 kg/cm2 atau kapasitas 540

    liter/menit dan bertekanan 0,7 kg/cm2 ditambah tekanan air

    yang ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali

    dengan springkler tertinggi. Tekanan diukur pada katup

    kendali.

    b. Bahaya kebakaran sedang kelompok II.Penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas

    725 liter/menit dan bertekanan 1,4 kg/cm2 atau kapasitas 1000

    liter/menit dan bertekanan 1,0 kg/cm2 ditambah tekanan yang

    ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali dengan

    springkler tertinggi. Tekanan diukur pada katup kendali.

    c. Bahaya kebakaran sedang kelompok III.Penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas

    1100 liter/menit dan bertekanan 1,7 kg/cm2 atau kapasitas

    1350 liter/menit dan bertekanan 1,4 kg/cm2 ditambah tekanan

    yang ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali

    dengan springkler tertinggi. Tekanan diukur pada katup

    kendali.

    2.2.6. Sistem pompa otomatisPompa kebakaran harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga

    mudah dicapai di dalam gedung atau ditempatkan di dalam bangunantahan api di luar gedung. Pompa kebakaran tidak boleh digunakan

    untuk keperluan lain di luar keperluan kebakaran.

    (Dianjurkan pemasangan pompa kebakaran terpisah untuk keperluan

    instalasi slang kebakaran)

    a. Kondisi pipa hisap pompa kebakaran.Pipa hisap pompa sentrifugal dianggap dalam keadaan tekanan

    positip, apabila dipasang pada kedalaman kurang dari 2 meter

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    9/17

    diukur dari muka air terendah dalam tangki; dalam keadaan

    normal muka air harus selalu berada diatas poros pompa. Panjang

    pipa hisap tidak boleh lebih dari 30 meter, dengan catatan bahwa

    belokan diperhitungkan sebagai pipa dengan panjang 3 meter.

    Pemasangan pipa harus selalu diusahakan menanjak terus sampai

    ke pompa, kecuali pada pemasangan pompa di bawah tekanan

    positip.

    b. Pompa dipasang dengan pipa hisap dalam keadaan tekanan positip.Keadaan yang perlu diperhatikan apabila pompa dipasang pada

    pipa hisap dalam keadaan tekanan positip dan berukuran

    minimum.

    Klasifikasi Bahaya Kebakaran Ukuran minimum pipa hisap (mm)

    Bahaya kebakaran ringan 65

    Bahaya kebakaran sedang Kelompok I

    dan II

    150

    Bahaya kebakaran sedang KelompokIII

    200

    Sumber : SNI 03-3989-2000

    Sistem bahaya kebakaran berat harus mempunyai pipa hisap

    sedemikian rupa, sehingga kecepatan dalam pipa tidak lebih dari

    1,8 m/detik, apabila pompa bekerja pada kapasitas penuh.

    Apabila dipasang lebih dari satu pompa, maka pipa hisap boleh

    dihubungkan satu sama lain, asalkan selalu diusahakan

    pemasangan katup penutup pada setiap bagian pipa hisap, baik

    yang disambungkan pada setiap pompa maupun yang

    disambungkan pada tangki hisap.

    c. Pompa dipasang dengan pipa hisap dalam keadaan tekanan negatip.Apabila pompa dipasang dalam keadaan tekanan negatip, perlu

    diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    10/17

    1. Ukuran pipa hisap harus sesuai dengan tabel dibawah.2. Untuk sistem bahaya kebakaran berat ukuran pipa hisap

    sedemikian rupa, sehingga kecepatan air dalam pipa tidak

    lebih dari 1,5 m/detik, apabila pompa bekerja pada kapasitas

    penuh.

    3. Jarak tegak antara muka air terendah dan poros pompa tidakboleh lebih dari 3,7 m.

    4. Pada bagian pipa hisap yang terendah harus dilengkapi dengankatup ujung.

    5. Tiap pompa harus mempunyai pipa hisap yang terpisah.6. Tiap pompa harus mempunyai perlengkapan air pemancing

    otomatis

    Klasifikasi Bahaya Kebakaran Ukuran minimum pipa hisap (mm)

    Bahaya kebakaran ringan 80

    Bahaya kebakaran sedang Kelompok I 150

    Bahaya kebakaran sedang Kelompok II 200Sumber : SNI 03-3989-2000

    d. Air pemancing pompa.Apabila diperlukan pemancingan otomatis, harus dijamin

    bahwa pompa selalu dalam keadaan siap dan terisi air

    pemancing.

    Air pemancing harus diambil dari tangki yang dipasang pada

    suatu ketinggian, pengisian tangki air pemancing harus bekerja

    otomatis. Tiap pompa harus dilengkapi dengan tangki air

    pemancing tersendiri dengan pipa penghubung tersendiri. Ukuran

    pipa dan kapasitas tangki air pemancing pompa ditunjukkan

    seperti tercantum pada tabel dibawah.

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    11/17

    Tabel Ukuran pipa dan kapas tas tangki air pemancing pompa

    Klasifikasi Bahaya Kapasitas Minimum Ukuran minimum

    Bahaya kebakaran 0,100 25

    Bahaya 0,500 50

    Sumber : SNI 03-3989-2000

    2.2.7. Sistem Pipa Tegak dan SlangSistem pipa tegak dan slang untuk mencegah bahaya kebakaran pada

    bangunan rumah dan gedung dibagi pada tiga kelas, yaitu:

    Sistem kelas ISistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5 mm

    (2 inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas

    pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih.

    Sistem kelas IISistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1 inci)

    untuk memasok air yang digunakan terutama oleh penghunibangunan atau oleh petugas pemadam kebakaran selama tindakan

    awal.

    Sistem kelas IIISistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1 inci)

    untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan

    sambungan slang ukuran 63,5 mm (2 inci) untuk memasok air

    dengan volume lebih besar untuk digunakan oleh petugas

    pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih.

    Untuk sistem hydrant di gedung perkantoran dikatgorikan dalam

    sistem kelas I karena bahaya kemungkinan terjadinya kebakaran

    di kanor termasuk rendah karena pemicu kebakaran rendah dan

    sistem proteksi di kantor yang cukup baik.

    Alat pengatur tekanan, alat pembatas tekanan, bangunan gedung,

    katup control, katup control tekanan, katup slang, pipa cabang,

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    12/17

    pipa tegak, pipa tegak basah, pipa tegak kering, pipa utama,

    sambungan slang, tekanan-tekanan,

    1. Pipa dan tabung : 6 inch 150 mm2. Pipa tegak harus dilas3. Gantungan untuk menahan 5x berat pipa + air + 114kg pada

    masing-masing titik penahanan

    4. Penahan ekspansi digunakkan pada posisi vertical harusdipasang selang seling dengan gantungan-gantungan yang

    dihubungkan langsung ke bagian struktur

    Setiap kotak slang 40 mm ( 1 inci) yang disediakan dengan slang

    40 mm ( 1 inci ) harus dipasang dengan rak yang terdaftar atau

    fasilitas penyimpanan lain yang disetujui. Setiap kotak slang 40 mm

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    13/17

    ( 1 inci ) harus dipasang dengan gulungan aliran menerus yang

    terdaftar.

    Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5 mm

    (2 inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam

    kebakaran dan mereka yang terlatih. Untuk kelas 1:

    1. Menggunakan system basah otomatis2. Pada sisi sistem dari sistem katup kontrol , katup penahan balik,

    atau setiap pompa, tetapi pada sisi pasokan dari setiap katup

    pemisah

    3. Suatu sambungan pemadam kebakaran untuk masing-masingsistem pipa tegak harus diletakkan tidak lebih dari 30 m ( 100 ft)

    dari hidran halaman terdekat yang dihubungkan ke pasokan air

    yang disetujui.

    Letak Sambungan Slang pada Sistem Kelas 1.

    Dilengkapi dengan sambungan untuk slang dengan ukuran 65 mm

    pada :

    1. Pada setiap bordes diantara 2 lantai pada setiap tanggakebakaran yang dipersyaratkan. Terdapat beberapa

    pengecualian, : Sambungan slang diizinkan untuk diletakan

    pada lantai bangunan di dalam tangga kebakaran, atas

    persetujuan instansi yang berwenang.

    2. Pada setiap sisi dinding yang berdekatan dengan bukaan jalankeluar horizontal.

    3.

    Di setiap jalur jalan keluarpada pintu masuk dari daerahbangunan menuju ke jalan terusan.

    4. Di bangunan mal yang tertutup, pada pintu masuk setiap jalurjalan keluar atau koridor jalan keluar dan pintu pintu masuk

    untuk umum menuju ke mal.

    5. Pada lantai tangga kebakaran yang teratas dengan tangga yangdapat mencapai atap dan bila tangga tidak dapat mencapai

    atap, maka sambungan slang tambahan 65 mm harus

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    14/17

    disediakan pada pipa tegak yang tyerjauh untuk memenuhi

    keperluan pengujian.

    6. Apabila bagian lantai atau tingkat terjauh yang tidakdilinfungi oleh springkler yang jaraknya dari jalan keluar yang

    diisyaratkan melampaui 45,7 m atau bagian lantai yang terjauh

    dan dilindungi oleh sprinkler yang jarak tempuhnya melebihi

    61 ma dari jarak yang ditentukan.

    Ukuran minimum pipa tegak.

    Ukuran pipa tegak untuk sistem kelas I dan kelas III harus berukuran

    sekurang-kurangnya 100 mm (4 inci).

    Syarat pipa tegak :

    1. dirancang secara hidraulik untuk mendapatkan laju aliran airpada tekanan sisa 6,9 bar (100 psi) pada keluaran sambungan

    slang 65 mm (2 inci) terjauh dihitung secara hidraulik, dan 4,5

    bar (65 psi ) pada ujung kotak hidran 40 mm (1 inci) terjauh

    dihitung secara hidraulik.

    2. ukuran pipa dengan laju aliran yang disyaratkan pada tekanansisa 6,9 bar (100 psi) pada ujung slang terjauh dengan ukuran 65

    mm (2 inci) dan tekanan 4,5 bar (65 psi) pada ujung slang

    terjauh dengan ukuran 40 mm (1 inci), dirancang sesuai seperti

    tertera pada tabel 7.7.b . Perancangan yang menggunakan cara

    skedul pipa, harus dibatasi hanya untuk pipa tegak basah dari

    bangunan yang tidak dikatagorikan sebagai bangunan tinggi.

    Tabel Ukuran Pipa Tegak

    Total akumulasi aliran Jarak total pipa terjauh dari keluarangpm Liter/menit < 15,2 m 15,2 ~ 30,5 m > 30,5 m100 379 2 inci 2 inci 3 inci

    101 ~ 500 382 ~ 1.893 4 inci 4 inci 6 inci501 ~ 750 1.896 ~ 2.839 5 inci 5 inci 6 inci

    751 ~ 1.250 2.843 ~ 4.731 6 inci 6 inci 6 inci1.251 ke atas 4.735 keatas 8 inci 8 inci 8 inci

    Sumber : SNI 03-1745-2000

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    15/17

    Bilamana tekanan sisa pada keluaran ukuran 40 mm (1 inci) pada

    sambungan slang yang tersedia untuk digunakan oleh penghuni

    melampaui 6,9 bar (100 psi), alat pengatur tekanan yang sudah diuji

    harus disediakan untuk membatasi tekanan sisa dengan aliran yang

    disyaratkan di butir 5.9, pada tekanan 6,9 bar (100 psi).

    Bilamana tekanan statis pada sambungan slang melampaui 12,1 bar

    (175 psi), alat pengatur tekanan yang sudah diuji harus disediakan

    untuk membatasi tekanan statis dan tekanan sisa, di ujung sambungan

    slang 40 mm (1 inci) yang tersedia untuk digunakan oleh penghuni,

    bertekanan 6,9 bar ( 100 psi), dan bertekanan 12,1 bar (175 psi) pada

    sambungan slang lainnya.

    Sumber-sumber pasokan air yang diizinkan :

    1. Suatu sistem pengairan umum yang tekanan dan laju alirannyamencukupi.

    2. Pompa air otomatis yang dihubungkan dengan sumber air yangtelah disetujui sesuai standar yang disyaratkan.

    3. Pompa-pompa pemadam kebakaran manual yangdikombinasikan dengan tangki-tangki bertekanan.

    4. Tangki-tangki bertekanan yang dipasang sesuai dengan standar.5. Pompa pemadam api manual yang dapat dioperasikan dengan

    peralatan kendali jarak jauh (remote control devices) pada setiap

    kotak hidran.

    6. Tangki-tangki gravitasi yang dipasang sesuai standar.

    Laju Aliran Minimum Pada Sistem Kelas 1.

    Laju aliran minimum dari pipa hidraulik terjauh harus sebesar550

    gpm. Laju aliran pia tegak tambahan harus sebesar 250 gpm untuk

    setiap pipa tegak, yang jumlahnya tidak melampaui 1250 gpm.

    Untuk Sistem Kombinasi pada Bangunan yang dilengkapi dengan

    Sprinkler otomastis secara parsial , laju aliran 150 gpm untuk tingkat

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    16/17

    hunian bahaya kebakaran ringan, atau 500 gpm untuk tingkat hunian

    dengan bahaya kebakaran sedang.

    Sambungan Mobil Pemadam Kebakaran pada Sistem Kelas 1.

    Satu atau lebih sambungan harus disediakan pada system 1 pipa

    tegak. Bangunan tinggi harus dilengkapi sekurang kurangnya untuk

    setiap zona dengan dua atau lebih sambungan dengan mobil pemadam

    kebakaran dengan tempat penyimpanan yang berjauhan.

    Perencanaan dan Perhitungan pada Sistem Kelas 1

    Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis. Gambar rencana yang

    secara akurat menunjukan detail dan pengaturan dari system pipa

    tegak harus disiapkan untuk instansi yang berwenang sebelum system

    instalasi dilaksanakan. Gambar rencana tersebut harus jelas, mudah

    dimengerti dan digambar dengan menggunakan skala. Gambar

    gambarharus menunjukan lokasi, pengaturan, sumber air, perlatan,

    dan semua detail yang diperlukan untuk menunjukan bahwa ketentuan

    ini dipenuhi. Rencana harus mencakup spesifikasi teknis, sifat, dari

    bahan bahan yang digunakan dan harus menguraikan semua

    komponen system. Rencana dan rancangan tersebut juga harus

    ditunjukan dengan diagram yang menunjukan ketinggian.

    2.3.Hydrant Gedung dan Hydrant HalamanHydrant Gedung :

    a. Diameter slang untuk hydrant gedung maximum 1.5/40 mm.b.

    Diameter pipa tegak harus memenuhi ketentuan :- Untuk bangunan rendah diameter pipa tegak 2/50 mm.- Untuk bangunan tinggi kelas A, diameter pipa tegak 2,5/65 mm.- Untuk bangunan tinggi kelas B, diameter pipa tegak 4/100 mm.

    c. Tekanan maksimum pada titik terberat adalah 7 kg/cm2 dan pada titikterlemah sebesar 4,5 kg/cm2.

    d. Dilengkapi dengan katup pengeluaran (landing valve) berukuran 2,5.

  • 7/22/2019 BAB_II_-_Hydrant.docx

    17/17

    Hydrant Halaman :

    a. Hydrant halaman/hydrant pilar yang mempunyai 1 (satu atau 2 (dua)kopling pengeluaran dengan diameter 2,5.

    b. Tekanan maksimum pada titik terberat adalah 7 kn/cm2 dan tekananmaksimal pada titik terlemah/terjauh ukuran 4,5 kg/cm2.

    c. Diameter slang hydrant halaman 2,5/65 mm.d. Hydrant pilar harus dipasang pada jarak tidak kurang dari 6 (enam) meter

    dari tepi bangunan.

    e. Pada sistem hidrant halaman harus ada sambungan yang kembar siam(siamese connection).