BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak...

58
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolak benda berupa peluru sejauh mungkin. Menurut Aip Syaifudin (1992:144) bahwa “ tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya”. Sesuai dengan namanya “tolak” maka gerakannya menolak atau mendorong dengan satu tangan, bermula dari peluru yang diletakkan di pangkal bahu. Peluru terbuat dari besi keras, kuningan atau logam lain yang lebih tidak lunak dari kuningan, atau kulit metal yang keras diisi dengan timah atau materi lain.Peluru putra berat 7,25 kg (16 lb). Untuk Putri 4 kg (8 lb 13 ons). Ini harus berbentuk bola/ bulat dengan permukaan yang licin dan halus. Garis tengah peluru putra 110 mm – 130 mm. Sedang peluru putra bergaris tengah 95 mm – 110 m. Gambar 1. Peluru dan Lapangan Tolak Peluru (PASI, 1993: 100) Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong ke depan yang kuat. Perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, pada saat menolak pergelangan tidak bergerak dan tenaga yang diperoleh dari gerakan meluruskan siku lengan.

Transcript of BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak...

Page 1: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Tolak Peluru

a. Pengertian Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolak benda

berupa peluru sejauh mungkin. Menurut Aip Syaifudin (1992:144) bahwa “ tolak

peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang

bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari

bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya”. Sesuai dengan

namanya “tolak” maka gerakannya menolak atau mendorong dengan satu tangan,

bermula dari peluru yang diletakkan di pangkal bahu.

Peluru terbuat dari besi keras, kuningan atau logam lain yang lebih tidak

lunak dari kuningan, atau kulit metal yang keras diisi dengan timah atau materi

lain.Peluru putra berat 7,25 kg (16 lb). Untuk Putri 4 kg (8 lb 13 ons). Ini harus

berbentuk bola/ bulat dengan permukaan yang licin dan halus. Garis tengah peluru

putra 110 mm – 130 mm. Sedang peluru putra bergaris tengah 95 mm – 110 m.

Gambar 1. Peluru dan Lapangan Tolak Peluru

(PASI, 1993: 100)

Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang

menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong ke depan

yang kuat. Perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya,

pada saat menolak pergelangan tidak bergerak dan tenaga yang diperoleh dari

gerakan meluruskan siku lengan.

Page 2: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

7

Ada 2 (tiga) jenis gaya dalam tolak peluru, yaitu gaya menyamping

(linier) dan gaya rotasi. Dari kedua gaya ini, setiap atlet atau siswa bebas

menggunakan gaya apapun dan tidak ada aturan khusus dalam perlombaan

menggunakan gaya tertentu.Gaya yang paling mudah diantara kedua gaya

tersebut adalah gaya menyamping (linier).

Penggunaan gaya dalam tolak peluru pada prinsipnya bertujuan agar

peluru dapat ditolakkan sejauh-jauhnya. Tamsir Riyadi (1985: 126) berpendapat,

“Gaya samping masih sering dipakai terutama bagi atlet pemula termasuk bagi

anak-anak sekolah (SMP, SMA) dan yang sederajat. Disebut gaya menyamping

karena sikap permulaan berdiri miring (menyamping), sehingga arah tolakan

disebelah samping “.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, tolak peluru gaya

menyaping (linier) merupakan cara menolakkan peluru dengan menyamping

dari sektor lemparan. Tolak peluru gaya menyamping (linier) paling mudah

dilakukan dan diajarkan untuk siswa sekolah, karena lebih mudah jika

dibandingkan dengan gaya rotasi (o’brein). Untuk dapat menolakkan peluru

gaya linier harus didukung oleh beberapa faktor. Jonath at.al. (1988: 44-45)

menyatakan, “Faktor-faktor terpenting yang menentukan prestasi pada tolak

peluru antara lain, “(1) Lintasan percepatan pelurunya, (2) tinggi berangkat dan

sudut berangkat pelurunya, (3) putaran antara poros bahu dan poros pinggangnya,

(4) percepatan peluru dan waktu mulai ditolak dan (5) pengakhiran semua

tolakan tenaga bagian serta bersama dan pada saat yang tepat, dan terutama

koordinasi antara gerak lengan dan kaki”.

Pendapat tersebut menunjukkan, memahami biomekanika gerakan

menolakkan peluru sangat penting agar diperoleh prestasi yang maksimal dalam

tolak peluru. Biomekanika dari tolak peluru meliputi: lintasan percepatan

pelurunya, tinggi berangkat dan sudut berangkat pelurunya, putaran antara poros

bahu dan poros pinggangnya, percepatan peluru dan waktu mulai ditolak dan

pengakhiran semua tolakan tenaga bagian serta bersama dan pada saat yang tepat,

dan terutama koordinasi antara gerak lengan dan kaki.

Page 3: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

8

b. Teknik Tolak Peluru Gaya Menyamping (Linier)

Menguasai teknik tolak peluru gaya menyamping (linier) dengan baik

dan benar merupakan syarat untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dari gaya

tolak peluru memiliki karakteristik teknik yang berbeda, demikian halnya

dengan teknik tolak peluru gaya menyamping (linier). Menurut Aip Syarifuddin

dan Muhadi (1992: 145) bahwa, “Teknik tolak peluru yang harus dipahami dan

dikuasai antara lain: (1) cara memegang dan meletakkan peluru, (2) sikap badan

pada waktu akan menolak, (3) cara menolakkan peluru dan, (4) sikap akhir

menolak”. Pendapat tersebut menunjukkan, teknik tolak peluru terdiri empat

bagian yaitu cara memegang dan meletakkan peluru, sikap badan pada waktu

akan menolak, cara menolakkan peluru dan, sikap akhir menolak. Prestasi tolak

peluru gaya linier dapat dicapai secara maksimal, jika teknik-teknik tersebut

dikuasai dengan baik dan benar. Dari keempat teknik tersebut harus

dirangkaikan secara baik dan harmonis dalam satu rangkaian yang utuh tidak

boleh diputus-putus pelaksanannya. Untuk lebih jelasnya teknik pelaksanaan

tolak peluru gaya linier dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Cara Memegang Peluru

Cara memegang peluru merupakan tahap awal dalam gerakan tolak

peluru. Menurut Jes Jerver (2005: 80) bahwa, “Salah satu tujuan memegang

peluru yaitu mendapatkan pegangan yang paling efisien, sehingga penyaluran

tenaga cukup efektif sewaktu peluru terebut dilontarkan”. Cara memegang

peluru menurut Aip Syarifuddin (1992: 145) sebagai berikut: (1) Peluru

diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan,

diantara jari dan ibu jari. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka. Jari

kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang atau menahan bagian

samping agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau keluar, sedangkan jari-jari

yang lain bertugas menahan, menekan dan memegang peluru bagian belakang,

ibu jari menahan ke dalam dan jari kelingking menahan keluar. (2) Setelah

peluru dapat dipegang dengan baik, letakkan pada bahu dan menempel (melekat)

di leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong ke depan. Lengan yang

tidak memegang peluru menjaga keseimbangan.

Page 4: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

9

Gambar 2 . Cara Memegang Peluru

(IAAF, 1993: 88)

2) Sikap Badan pada Waktu akan Menolak Peluru

Sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru berkaitan dengan gaya

tolak peluru. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa, cara menolakkan peluru ada

dua cara yaitu menyamping dan membelakangi sektor lemparan. Dalam hal ini

akan diuraikan cara atau sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru

menyamping. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 146) sikap badan pada waktu

akan menolakkan peluru menyamping sebagai berikut: (1) Berdiri tegak

menyamping ke arah tolakan, kedua kakai dibuka lebar. Kaki kiri lurus ke depan,

sedangkan kaki kanan lututnya dibengkokkan ke depan sedikit agak serong ke

samping kanan, badan agak condong ke samping kanan. (2) Tangan kanan

memegang peluru pada bahu, sedangkan lengan kiri dengan siku dibengkokkan

di depan sedikit agak serong ke atas. (3) Tangan dan lengan kiri berfungsi untuk

membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan ditujukan ke arah tolakan.

Gambar 3 . Sikap Badan pada Waktu akan Menolak Peluru

(IAAF, 1993: 90)

Page 5: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

10

3) Cara Menolakkan Peluru

Cara menolakkan peluru merupakan tahap ketiga dari serangkaian

gerakan tolak peluru. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 148) pelaksanaan cara

menolakkan peluru gaya linier sebagai berikut: (1) Bersamaan dengan memutar

ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke arah samping kiri),

pinggul dan pinggang serta perut didorong ke depan agak ke atas hingga dada

terbuka menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau

agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. (2) Pada saat seluru badan

(dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakan sekuat-

kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan

menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluru badan ke atas serong ke depan

(kalau menolak dengan tangan kanan, sedangkan jika dengan tangan kiri

sebaliknya).

Gambar 4 . Cara Menolakkan Peluru

(IAAF, 1993: 93)

4) Sikap Badan setelah Menolakkan Peluru

Sikap akhir setelah menolakkan peluru merupakan salah satu faktor yang

menentukan sah dan tidaknya tolakkan yang dilakukan. Menurut Aip

Syarifuddin (1992: 150) sikap badan setelah menolakkan peluru sebagai berikut:

(1) Setelah peluru lepas dari tangan kanan, secepatnya kaki yang digunakan

untuk menolak itu diturunkan dan diletakkan kembali pada tempat bekas injakan

kaki kiri, dengan lutut agak dibengkokkan. (2) Kaki yang berada di depan (kaki

Page 6: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

11

kiri) diangkat ke belakanglurus dan santai, untuk membantu menjaga

keseimbangan. (3) Badan condong ke depan, dagu diangkat dan badan agak

miring ke samping kiri. Padangan ke arah jatuhnya peluru. (4) Tangan kanan

dengan siku agak dibengkokkan berada di depan sedikit agak di bawah badan,

lengan kiri lemas dan lurus ke belakang untuk membantu menjaga

keseimbangan.

Gambar 5 . Cara Gerak Lanjut Setelah Menolakkan Peluru

(IAAF, 1993: 94)

Vektor Tolak Peluru

Istilah vektor secara sederhana diartikan sebagai suatu kuantitas yang

memiliki arah. Dalam mekanika, vektor sering diwakili secara diagram oleh anak

panah. Kepala anak panah menunjukkan dalam arah mana daya tersebut beraksi, dan

panjang dari anak panah tersebut mewakili skala jumlah daya yang sedang

dikerahkan. Bergerak (atau vektor) dalam arah yang disebut resultan vektor. Ketika

seorang atlet menampilkan keterampilan gerak, beberapa daya biasanya beraksi pada

saat yang bersamaan. Marilah kita lihat daya-daya tersebut pada sebuah penampilan

tolak peluru. Bayangkan seorang atlet tolak peluru yang berprestasi sedang

menolakkan pelurunya dengan sudut naik sekitar 42 derajat dari garis horisontal.

Untuk menolakkan peluru ke atas, si atlet harus mengerahkan daya dalam arah

tersebut. Kemudian atlet tersebut mengerahkan beberapa (tapi tidak semuanya)

dayanya dalam arah vertikal. Untuk menolakkan peluru secara horisontal, ia pun

mengerahkan daya ke arah tersebut. Gabungan daya vertikal dan daya horisontal itu

memberikan sudut trajektori sebesar 42 derajat. Tentu saja penolak tersebut tidak

Page 7: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

12

akan menolak dengan mengerahkan seluruh dayanya hanya ke arah vertikal saja atau

horisontal saja. Jika atlet berbuat demikian, misalnya ke arah vertikal saja, maka

peluru itu akan tertolak ke atas dan segera kembali lagi ke bawah di tempat yang

sama. Sebaliknya, jika peluru diarahkan benar-benar hanya horisontal, maka peluru

itu akan segera jatuh dalam jarak yang dekat. Jadi sebuah sudut naik akan tergambar,

merupakan bagian dari arah vertikal dan arah horisontal. Untuk atlet yang

melepaskan peluru sekitar 2.3 meter (7 feet) atau lebih di atas garis horisontal, sudut

naiknya berkisar antara 35 hingga 42 derajat.

Selama peluru itu melayang, daya tarik bumi menarik peluru secara langsung

ke bawah. Jadi tarikan bumi melawan vektor daya vertikal yang dikerahkan atlet

pada peluru. Di samping tarikan bumi, tahanan udara juga memberikan

perlawanannya pada peluru walaupun sangat kecil. Hasil dari perlawanan tersebut

menentukan jarak yang ditempuh peluru (lihat gambar 2.9) Terdapat banyak contoh

dalam olahraga di mana atlet menggabungkan daya-dayanya untuk menghasilkan

jarak yang dikehendakinya. Pemain bertahan sepak bola yang berpengalaman

mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu.

Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan ketika

berlari ke posisi yang terbuka. Ketika pemain bertahan membuat passing ke lapangan

depan, mereka mempertimbangkan beberapa hal: (a) kelajuan (kecepatan dan arah)

yang harus diberikan pada bola yang ditendang, dan (b) kelajuan pemain depan

dalam berlari untuk menerima passing tersebut. Jika pemain bertahan menendang

bola dengan jumlah daya yang benar dan memberinya trajektory (sudut naik) yang

benar, bola tersebut akan jatuh tepat di kaki pemain yang berlari lurus. Prinsip yang

sama berlaku pada pengumpan (quarterback) pada American Football yang ingin

mengumpan penerima yang berlari memtong lapangan, atau pemain basket yang

mencoba mengoper seorang temannya yang berhasil mematahkan penjagaan lawan.

Dalam semua kasus tersebut, pengumpan melakukan suatu analisis vektor secara

mental untuk memastikan bahwa bola tiba pada titik tertentu bersamaan dengan

pemain penerimanya.

Page 8: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

13

Gambar 15. Vektor Tolak Peluru

(Garry A. Carr, 1997)

Gerak Tubuh Manusia dan Hukum Fisika Terkait Olahraga Tolak Peluru

1. Gerak relatif

Gerak adalah suatu kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi dari

suatu objek ditinjau dari segi pandang tertentu. Apakah objek itu dalam diam atau

gerak bergantung pada titik pandang tertentu ini disebut gerak relatif.

2. Penyebab Gerakan

Suatu gerakan terjadi apabila disebabkan oleh Gaya. Gaya merupakan suatu

dorongan yang menciptakan gerakan, apabila kita melihat sesuatu benda itu bergerak

maka ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Sedangkan inertia adalah kekal

atau abadi. Jadi benda tersebut mempertahankan keadaan semula. Sehingga untuk

menghasilkan gerak diperlukan gaya yang lebih besar dari pada tahanan ( resistance ).

Pada olahraga tolak peluru para atlet perlu menggunakan gaya yang besar untuk

mendapatkan hasil yang optimal dalam lemparanya.

3. Jenis – Jenis Gerakan

Ada 2 jenis klasifikasi pola gerakan yaitu Translasi dan Rotasi

a. Gerak Translasi

Gerak ini disebut gerak translasi karena objek bergerak dari satu tempat ke tempat

yang lain ( Translate ), gerak translasi juga disebut gerak linear. Gerak linear

dikelompokan lagi menjadi rektilinear dan kurvilinear. Pada tolak peluru termasuk

gerak kurvilinear atau gerak lengkung karena termasuk gerak yang lintasanya

berbentuk garis lengkung.

b. Gerak Rotasi

Page 9: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

14

Gerak rotasi atau anguler terjadi bila objek bergerak pada lintasan lingkaran

mengelilingi satu titik yang tetap. Jarak yang ditempuh bisa berupa busur yang kecil

atau satu lingkaran penuh, kebanyakan gerakan segmen-segmen tubuh mengayun

pada satu titik yang tetap dan lintasanya berbentuk suatu busur lingkaran.

Gerakan lengan seperti kincir angin yang berputar pada sendi bahu

merupakan gerak rotasi. Pada semua gerakan itu segmen tubuh yang bergerak

merupakan radius suatu lingkaran. Sedangkan Pada tolak peluru gerakan linear

telapak tangan sebagai hasil gerak anguler lengan bawah dan lengan atas merupakan

gerak berulang (Reciprocating motion ).

Hukum Newton Pada Olahraga Tolak Peluru

a. Hukum I Newton

“Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol

maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak lurus beraturan akan tetap

bergerak lurus beraturan “.

( Fneto = ∑F = 0, dan Percepatan (a) = 0 )

Pada olahraga tolak peluru berlaku Hukum Newton I yaitu “Bola tolak peluru

akan diam jika tidak diberikan gaya dari luar”.

Dalam tolak peluru sifat kekekalan sebuah benda terdapat pada peluru. Pada

saat peluru dilempar peluru akan terus bergerak secara beraturan dan akan jatuh dan

berhenti, titik dimana peluru akan berhenti akan terus diam jika tidak digerakkan.

Maka dibuktikan, bahwa setiap benda yang tidak bergerak, akan tetap diam,

terkecuali ada gaya dari luar yang menggerakkan

b. Hukum II Newton

“ Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda

berbanding lurus dengan besar gaya ( searah dengan gaya ) dan berbanding terbalik

dengan massa benda tersebut”.

(Fneto = m.a)

Pada olahraga tolak peluru berlaku Hukum II Newton yaitu “Saat melakukan

lemparan tolak peluru bola akan lebih jauh jika diberikan lemparan yang kuat dan

sudut elevasi 45 derajat.

“Seberapa besar gaya yang dibutuhkan tangan dalam melempar untuk mendapatkan

jarak yang jauh yang jelas, semakin cepat dan kuat tangan melempar maka sifat

Page 10: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

15

inersia atau kekekalan dari bola akan dapat dipertahankan sejauh mungkin.”

c. Hukum III Newton

“Jika sebuah benda mengadakan pengaruh (gaya) pada sebuah benda lain

maka benda yang lain mengadakan pengaruh juga pada benda pertama”.

Pada olahraga tolak peluru berlaku Hukum III Newton “Saat tungkai ditekuk tanah

akan memberikan reaksi sebaliknya terhadap tungkai”.

“Sebagaimana diketahui sebuah reaksi akan timbul jika ada sebuah reaksi.

Dalam lempar cakram, reaksi yang ada yaitu pada saat tungkai belakang yang

ditekuk, diluruskan sehingga terjadi gaya dorong yang menyababkan tubuh bergeser

ke depan. Ketika tungkai ditekuk tanah memberikan reaksi kepada tungkai untuk

dapat melakukan tolakan dari di tekuk menjadi lurus."

Momentum dan Impuls

a. Momentum

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk menggerakan benda ketika

berhenti atau dihentikan benda ketika bergerak atau hasil kali perkalian massa

dengan kecepatan ( p = m v). Momentum termasuk besaran vektor, Momentum

merupakan besaran gerak yang bertambah atau berkurangnya dengan cara menambah

atau mengurangi massa atau kecepatannya.

Pada pelempar peluru yang mampu menolakan peluru dengan kecepatan yang

lebih besar dari pada lawanya akan menyebabkan peluru memiliki momentum yang

lebih besar pada saat lepas, meskipun seorang pemain memiliki massa yang lebih

kecil dari pada lawanya jika kecepatan cukup untuk mengembangkan momentum

yang lebih besar dari lawannya maka atlet akan bisa menampilkan hasil yang optimal.

b. Impuls

Impuls merupakan hasil kali antara gaya dan waktu ( I = F ∆t ). Impuls juga

merupakan perkalian antara massa objek dan perubahan kecepatanya, Impuls

termasuk besaran vektor. Maka gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan

perubahan kecepatan tertentu selama waktu tertentu adalah sebanding dengan massa

objek.

Pada atlet tolak peluru melakukan suatu gaya kepada peluru dalam waktu

yang lama sebelum dilepaskan bolanya. Atlet memberikan percepatan yang sebesar-

Page 11: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

16

besarnya dengan cara menyesuaikan posisi segmen badan sehingga dapat menambah

lamanya gaya yang dikerahkan.

Komponen-komponen yang mempengaruhi gerak tolak peluru

Lintasan Sebuah Peluru yang lemparkan dengan Kecepatan Awal (vo) dan

Sudut (α) Terhadap Garis Horiontal

Dari gambar diatas dapat dianalisis komponen - komponen yang

mempengaruhi gerak tolak peluru yaitu:

a. Perumusan komponen kecepatan awal pada gerak tolak peluru

b. Perumusan kecepatan dan perpindahan benda arah horizontal pada gerak

tolak peluru

c. Perumusan kecepatan dan perpindahan benda arah vertikal gerak tolak

peluru

d. Perumusan besarnya kecepatan sesaat benda setiap saat pada gerak tolak

peluru

Page 12: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

17

e. Perumusan arah kecepatan sesaat gerak benda terhadap sumbu X

positif pada gerak tolak peluru

f. Perumusan tinggi maksimum benda pada gerak tolak peluru

g. Waktu tempuh bola sebelum menyentuh permukaan tanah pada gerak

peluru

h. Jarak jangkauan maksimum benda (R) pada gerak peluru

c. Otot Penggerak dalam Tolak Peluru

a. Tahap Persiapan

1. Cara Memegang

Tangan menggenggam peluru dan di tempelkan pada leher bagian samping

Sendi:

- Articulatio Intercarpea

- Articulatio Carpometacarpea II – V

- Articulatio Carpometacarpea I

- Articulatio Metacarpo Phalangea

Otot:

- M. Bicep Brachii

- M. Coracobrachiali

- M. Supraspinatus

Jenis Pengungkit ke 3

2. Posisi Punggung

Punggung membungkuk

Sendi :

Page 13: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

18

• Articulatio lumbalo sacralis

Otot :

- M. Psoas Minor

- M. Psoas Mayor

3. Posisi Tungkai

Posisi lutut fleksi

Sendi :

- Articulatio Genue

- Articulatio Coxae

Otot :

- M. Bicep Femoris

b. Tahap Pelaksanaan

1. Gerakan kaki

Kaki kiri diayunkan ke depan dan ke belakang

Sendi :

- Articulatio Coxae

- Articulatio Genue

Otot :

- M. Gluteus Maximus

- M. Iliacus

Sumbu : Frontal

Bidang : Sagital

Gerakan : Abduksi

Jenis Pengungkit ke 1

2. Gerakan Melangkahkan Kaki

Kedua Kaki di langkahkan atau digeser ke belakang

Sendi :

- Articulatio Talotartalis

- Articulatio talocal Caneonavicularis

Otot :

- M. Extensor digitorum longus

Page 14: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

19

- M. Gastroknemeus

Sumbu : Sagital

Bidang : Frontal

Jenis Pengungkit ke 2

3. Menolak Peluru

Posisi pinggang diputar kemudian peluru dilepas

Sendi :

- Articulatio Intervertebralis

- Articulatio Humeri

Otot :

- M. deltoideus

- M. Obliquus Eksternus abdominis

- M Pectoralis mayor

c. Tahap Gerakan Lanjutan

Setelah Peluru dilepas kaki kanan dilangkahkan kedepan

Sendi :

- Articulatio Coxae

- Articulatio Genue

Otot :

- M. Quadricep Femoris

- M. Rectus femoris

Sumbu : Lateral

Bidang : sagital

Gerakan : Abduksi

Pengungkit 1

Ada bebarapa articulatio yang ada pada tubuh kita terutama daerah

pada lengan. Menurut pendapat yang dikemukakan (Richard S. Snell

2006 :420) “extremitas superior dapat dibagi menjadi bahu ( hubungan antara

bahu dan lengan atas), lengan atas, siku, lengan bawah, region carpalis dan

tangan”. Kemudian masing-masing pengelompokan pada jenis articulatio

pada extremitas superior menjadi lebih spesifik lagi. Maka menurut pendapat

Page 15: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

20

yang dikemukakan Satimin Hadiwidjaja (2003: 39) articulations dalam

extremitas superior dikelompokkan menjadi 11 articulationes seperti tersebut

dibawah ini:

1. Articulation sternoclavicularis

2. Articulation acromioclavicularis

3. Articulation humeri

4. Articulation cubiti dan articulation radioulnaris proximalis

5. Articulation radioulnaris distalis

6. Articulation radiocarpea

7. Articulation intercarpea

8. Articulation carpometacarpea

9. Articulation intermetacarpea

10. Articulation metacarpophalangea

11. Articulation interphalangea

Untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga yang

melibatkan lengan seperti gerakan menangkap, melempar, mengangkat, memukul

dan lain-lain, maka dibutuhkan otot-otot lengan yang baik dan terlatih. Adapun

yang dimaksud dengan otot menurut Syaifuddin (1997: 35) yaitu, “Otot merupakan

suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak”. Menurut Evelyn

Pearce (1999 : 15) bahwa, “Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan

khusus yaitu berkontraksi, dan dengan jalan demikian maka gerakan terlaksana”.

Sedangkan Imam Hidayat (1997: 50) menyatakan, “Otot sebagai sumber gerak

dapat disamakan dengan motor listrik atau mesin gasa. Otot mengubah tenaga

kimia menjadi tenaga mekanis dan tenaga mekanis ini menyebabkan terjadinya

gerakan tubuh”.

Berdasarkan pengertian otot yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa, otot merupakan suatu jaringan yang merupakan alat penggerak

tubuh manusia dimana otot mengubah tenaga kimia menjadi tenaga mekanis yang

menyebabkan terjadinya gerakan. Suatu gerakan akan terjadi karena adanya

rangsangan dari luar. Seperti dikemukakan Syaifuddin (1997: 35) bahwa, “Otot

dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila mendapat rangsangan dari luar”.

Page 16: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

21

Rangsangan ini dapat bermacam-macam bentuknya. Dengan adanya rangsangan,

maka otot-otot berkontraksi sesuai dengan rangsangan yang diterima.

1. Otot lengan atas

Dalam gerakan lompat jangkit terjadi gerakan pada bagian otot lengan atas yaitu

gerakan ekstensi dan fleksi. Otot-otot yang bekerja dapat dilhat dalam tabel dan

gambar dibawah ini.

Tabel 1. Muscle action table: Upper Extremity ; Shoulder

Muscle Flexion Extension

Biceps longhead

Biceps shorthead

Coracobrachialis

Deltoid (anterior)

Deltoid (middle)

Deltoid (posterior)

Pectoralis major

(clavicular)

Pectoralis major (sternal)

Latissimus dorsi

Infraspinatus

Teres major

Teres minor

Triceps long head

Subcapularis

(Clayne R, et al 1983:109)

Page 17: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

22

Gambar 6. Otot-Otot Lengan atas dilihat dari depan

(R.Putz dan R. Pabst 2000: 29)

Gambar 7 Otot-Otot Lengan atas dilihat dari belakang

(R.Putz dan R. Pabst 2000: 34)

Page 18: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

23

2. Otot Lengan Bawah

Dalam gerakan lompat jangkit terjadi gerakan pada bagian otot lengan bawah

yaitu gerakan ekstensi dan fleksi. Otot-otot yang bekerja dapat dilhat dalam tabel

dan gambar dibawah ini.

Tabel 2. Muscle action table: Upper Extremities ; ELBOW

Muscle Flexion Extension

Flexor digitorum sublimis

Flexor carpi ulnaris

Flexor carpi radialis

Palmaris longus

Extensor carpi radialis

brevis

Extensor carpi radialis

longus

Extensor carpi ulnaris

Extensor digiti quinti

Extensor digitorum

communis

Anconeus

Pronator teres

Brachialis

Brachioradialis

Biceps

Triceps

(Clayne R, et al 1983:107-108)

Page 19: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

24

Gambar 8. Otot-Otot Lengan bawah dilihat dari depan

(R.Putz dan R. Pabst 2000: 61)

Gambar 9. Otot-Otot Lengan bawah dilihat dari belakang

(R.Putz dan R. Pabst 2000: 65)

Page 20: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

25

3..Otot-otot tungkai atas

Dalam gerakan lompat jangkit terjadi gerakan pada otot-otot bagian tu ngkai atas

yaitu gerakan ekstensi dan fleksi. Otot-otot yang bekerja dapat dilhat dalam tabel

dan gambar dibawah ini.

Tabel 3. Muscle action table: Lower Extremities 1 ; HIP

Muscle Flexion Extension Abducition Adduction MedialRotation

LateralRotation

Rectus femoris Pectineus Psoas major Illacus Sartorius Adductor brevis Adductor longus Adductor magnus Gracilius Biceps femoris( long head )

Semimembranosus Semitendinoosus

Gluteus maximus PosteriorFibers

Gluteus medius AnteriorFibers

PosteriorFibers

Gluteus minimus AnteriorFibers

PosteriorFibers

Tensor fasciae latae

(Joseph Hamill,2015:185)

Page 21: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

26

Gambar 10. Otot-Otot Tungkai Atas Dilihat Dari Depan.(R.Putz dan R. Pabst 2000: 311)

Page 22: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

27

Gambar 11. Otot-Otot Tungkai Atas Dilihat Dari Belakang.(R.Putz dan R. Pabst 2000: 311)

Page 23: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

28

4. Otot-otot tungkai bawah

Dalam gerakan lompat jangkit terjadi gerakan pada bagian tungkai bawah yaitu

gerakan ekstensi dan fleksi. Otot-otot yang bekerja dapat dilhat dalam tabel dan

gambar dibawah ini.

Tabel 4. Muscle action table: Lower Extremities 2 ; KNEE AND LOWER LEG

Muscle Flexion ExtensionBiceps femoris Semimembranosus Semitendinoosus Gantrocnemius Sartorius Graciliis Plantaris Popliteus Rectus femoris Vastus intermedius Vastus medialis Vastus lateralis

Clayne R, et al 1983:151)

Page 24: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

29

Gambar 12. Otot-otot Tungkai bagian Bawah dari depan(R.Putz dan R. Pabst 2000: 326)

Page 25: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

30

Gambar 13. Otot-otot Tungkai bagian Bawah dari belakang(R.Putz dan R. Pabst 2000: 330)

5. Otot-otot ankle dan kaki

Dalam gerakan lompat jangkit terjadi gerakan pada bagian ankle dan kaki yaitu

gerakan ekstensi dan fleksi. Otot-otot yang bekerja dapat dilhat dalam tabel dan

gambar dibawah ini.

Page 26: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

31

Tabel 5. Muscle action table: Lower Extremities 3 ; ANKLE AND FOOTMuscle Dorsiflexion Plantarflexion Toe extension

Tibalis anterior Extensor digitorum longus Extensor hallucis longus Peroneus tertius Peroneus longus Peroneus brevis Gastrocnemius Soleus Plantaris Tibialis posterior Flexor digitorum longus Flexor hallucis longus

Clayne R, et al 1983:152)

Gambar 14. Otot-Otot Ankle dan Kaki.(R.Putz dan R. Pabst 2000: 338)

Page 27: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

32

d. Prestasi Tolak Peluru

Beberapa hal yang melandasi pentingnya sebuah analisis perkembangan

prestasi dalam sebuah cabang olahraga. Prestasi merupakan salah satu faktor penting

yang hendak dicapai dalam sebuah cabang olahraga. Prestasi merupakan hasil

tertinggi dari pelaksanaan suatu tujuan atau target. Untuk mencapai prestasi dalam

olahraga tidaklah mudah, perlu adanya usaha dan kerja keras dari olahragawan itu

sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Harsono (1988 : 233) untuk

mencapai prestasi olahraga perlu pernyaratan antara lain :

1. Bakat, minat dan motivasi berolahraga si pelaku ( olahragawan )

2. Dukungan moral dan materiil dari keluarga

3. Proses pembinaan secara berkesinambungan, terprogram, menggunakan

pendekatan dengan metode yang baik, dalam waktu yang relatif lama

4. Dukungan pra sarana dan sarana yang memadai

5. Kondisi lingkungan fisik, geografis, dan cultural yang kondusif.

Ada 7 Faktor yang harus ada untuk meningkatkan atau mencipatakan prestasi

olahraga khususnya pada prestasi lompat jangkit: a. keadaan pra sarana dan sarana

olahraga b. sistem pembinaan ( kompetisi ) c. keadaan postur tubuh atlet. d.

kemampuan fisik atlet e. ketrampilan teknik / skill atlet f. perekaman taktik / strategi

g. keadaan psikologi atlet : 1. rasa nyaman terhadap masa depan 2. percaya diri :

motivasi dan disiplin.

Tolak peluru memerlukan banyak latihan agar dapat mengembangkan gaya

teknik yang sesuai. Perbedaan gaya yang ada menimbulkan banyak perdebatan,

karena tiap atlet merasa bahwa gaya atau teknik yang digunakannya adalah yang

paling baik dan benar memenuhi prinsip-prinsip biomekanis yang diperlukan untuk

menghasilkan prestasi maksimum. Dibawah ini tabel standar prestasi putra tolak

peluru menurut Gerry A. Car (1997:221) ;

Page 28: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

33

Tabel 6. Standar Prestasi Putra yang disarankan Tolak Peluru (meter)

Usia Berat

Peluru (kg)

3 4 5 3 4 5 3 4 5

Memuaskan Baik Sangat Baik

11-12

13-14

15-16

17-19

6,5

-

-

-

5,5

6,5

7,5

8,5

-

5,5

6,5

7,5

8,0

-

-

-

7,0

8,0

9,0

10,0

-

7,0

8,0

9,0

9,0

-

-

-

7,5

8,6

9,7

10,8

-

7,6

8,7

9,8

2. Latihan Fisik

a. Pengertian Latihan Fisik

Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk

mengembangkan faktor lainnya, sehingga akan mendukung kebugaran jasmani atau

pencapaian prestasi olahraga yang optimal. Latihan fisik merupakan latihan yang

menekankan pada komponen kondisi fisik tertentu guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Andi Suhendro (1999: 41) menyatakan, “Kondisi fisik merupakan salah

satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet, dan bahkan sebagai

keperluan yang sangat mendasar untuk meraih prestasi olahraga”.

Latihan fisik pada prinsipnya memberikan beban fisik pada tubuh secara

teratur, sistematik, berkesinambugan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan

kemampuan di dalam melakukan kerja. Latihan fisik yang teratur, sistematik dan

berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan akan meningkatkan

kemampuan fisik secara nyata. Berkaitan dengan latihan fisik Harsono (1988: 153)

menyatakan “Latihan fisik merupakan usaha untuk meningkatkan kesegaran jasmani

dan kemampuan fungsional sistem tubuh sehingga mencapai prestasi yang lebih

baik”. Menurut Andi Suhendro (1999: 35) “Latihan fisik adalah latihan yang

ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini

mencakup semua komponen kondisi fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan

kardiovaskuler, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, power, stamina, kelentukan

dan lain-lain”.

Page 29: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

34

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, latihan fisik merupakan

salah satu unsur latihan olahraga secara menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan

prestasi olahraga serta untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan

latihan fisik dapat ditekankan pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu

misalnya, power otot tungkai, maka latihan fisik harus ditekankan pada peningkatan

unsur-unsur kondisi fisik power otot tungkai. Latihan yang dilakukan harus bersifat

spesifik sesuai dengan karakteristik komponen kondisi fisik yang dikembangkan.

b. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan Fisik

Prestasi dalam olahraga dapat dicapai melalui latihan secara intensif.

Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar.

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam

latihan yang terorganisir dengan baik (Nosseck, 1982: 14). Agar tujuan latihan dapat

dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan

tepat.

Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe dan beban

latihan yang diberikan serta tergantung dari kekhususan latihan. Menurut Fox.

Bowers, dan Foss (1999: 25-27) prinsip-prinsip dasar latihan fisik dapat dijadikan

pedoman dalam pelaksanaan suatu latihan, antara lain:

(1) Prinsip Pemanasan dan Pendinginan

Pemanasan tubuh (warming-up) penting dilakukan sebelum berlatih.

Pemanasan biasanya berisi peregangan, kalestenik dan aktivitas formal, dan

setelah latihan diakhiri pendinginan. Pemanasan dapat dikerjakan secara

umum dan khusus, yaitu dengan berbagai macam latihan aktif dan pasif.

Atau dapat juga pemanasan dikerjakan dengan kombinasi latihan aktif dan

pasif. Rusli Lutan (1992: 91) menyatakan bahwa:

Pemanasan tubuh (warming-up) penting dilakukan sebelum berlatih. Tujuan

pemanasan adalah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ tubuh

kita untuk menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat. Kecuali untuk

memanaskan tubuh, kegunaan lainnya ialah agar (1) atlet terhindar dari

kemungkinan bahaya cidera, (2) terjadi koordinasi gerak yang mulus, (3)

Page 30: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

35

organ tubuh menyesuaikan diri dengan kerja yang lebih berat dan (4)

kesiapan mental atlet kian meningkat.

Melalui pemanasan yang dilakukan dengan aktif dan pasif akan

meningkatkan suhu tubuh yang kemudian akan membantu meningkatkan

kelancaran peredaran darah, meningkatkan penyaluran oksigen dan

pertukaran zat. Selain itu pemanasan juga akan mempertinggi elasitas otot,

dengan demikian akan memperkecil terjadinya cidera.

(2) Prinsip Kekhususan

Setiap latihan yang dilakukan tentunya akan menimbulkan pengaruh

secara khusus terhadap tujuan yang diingikan sesuai dengan karakteristik

gerakan keterampilan, unsur kondisi fisik dan sistem energi yang digunakan

selama latihan. Soekarman (1987: 60) menyatakan, “Latihan itu harus

khusus untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan

dalam cabang olahraga yang bersangkutan”. Pendapat lain dikemukakan

Sadoso Sumosardjuno (1994: 10) menyatakan “Latihan harus dikhususkan

pada olahraga yang dipilihnya serta memenuhi kebutuhan khusus dan

strategi untuk olahraga yang dipilih”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, program

latihan yang dilaksanakan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan

yang akan dicapai. Bentuk latihan yang dilakukan harus memiliki ciri-ciri

tertentu sesuai dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan. Baik pola

gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus

disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan.

(3) Prinsip Interval

Latihan secara interval merupakan serentetan latihan yang diselingi

dengan istirahat tertentu. Faktor istirahat haruslah diperhitungkan setelah

jasmani melakukan kerja berat akibat latihan. Sistem latihan secara interval

digunakan hampir pada semua cabang olahraga. Menurut Suharno HP.

(1993: 17) bahwa, “Prinsip interval sangat penting dalam latihan yang

bersifat harian, mingguan, bulanan, kuwartalan, tahunan yang berguna untuk

pemulihan fisik dan mental atlet dalam menjalankan latihan”.

Page 31: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

36

Ciri khas latihan interval yaitu adanya istirahat yang diselingkan pada

waktu melakukan latihan. Istirahat diantara latihan tersebut dapat berupa

istirahat pasif ataupun aktif, tergantung dari sistem energi mana yang akan

dikembangkan. Istirahat disetiap rangsangan latihan memegang peranan

yang menentukan. Sebab organisme yang mendapat beban latihan

sebelumnya harus dipulihkan lagi. Istirahat yang terlalu panjang dan terlalu

pendek dapat menghambat keefektifan suatu latihan. Setiap rangsangan

gerak menyebabkan penggunaan energi dan pengurangan cadangan energi,

akan tetapi juga mengandung rangsangan untuk pembentukan energi baru.

Menurut Suharno HP. (1993: 17) bahwa kegunaan prinsip interval

diterapkan dalam latihan untuk: “(1) menghindari terjadinya overtraining, (2)

memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban

latihan, (3) pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.

Kesediaan organisme yang lebih tinggi untuk menunjukkan gejala

penyesuaian, terlihat pada pembebanan dalam istirahat berikutnya, sudah

tentu tidak dalam jangka waktu yang tidak terbatas, melainkan dalam saat

yang pendek sewaktu pemulihan kembali organisme secara menyeluruh.

Jangka waktu istirahat yang pendek tetapi penting harus disesuaikan dan

dipergunakan dengan baik, sebab dalam waktu yang pendek itulah tersusun

rangsangan latihan yang baru. Oleh karena itu istirahat tidak boleh terlalu

pendek, karena bila demikian saat yang baik dan menguntungkan belum

tercapai. Juga istirahat tidak boleh terlalu panjang, karena dalam hal

demikian saat yang penting berlalu tanpa dapat dimanfaatkan. Rangsangan

yang baru harus cukup tetapi tersusun dalam tahap superkompensasi

keseimbangan organisme secara keseluruhan.

(4) Prinsip Beban Lebih Secara Progresif

Peningkatan beban latihan dilakukan secara progresif. Yang dimaksud

dengan peningkatan beban secara progresif yaitu peningkatan beban secara

teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Soekarman (1987: 60)

menyatakan, "Dalam latihan, beban harus ditingkatkan sedikit demi sedikit

sampai maksimum, dan jangan berlatih melebihi kemampuan". Dengan

pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian hari kian

Page 32: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

37

meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektifitas

kemampuan fisik. Peningkatan beban latihan harus tepat disesuaikan dengan

tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan setahap demi setahap. Pelatih

harus cermat dalam memperhitungkan penambahan beban yang akan

diberikan. Harus diperhatikan bahwa perlu dihindari pemberian beban yang

berlebihan. Pemberian beban yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi

olahragawan itu sendiri.

Keuntungan penggunaan prinsip peningkatan beban secara progresif

adalah atot-otot tidak akan terasa sakit dan kemungkinan melemahkan

cedera tubuh. Dengan diberi beban lebih akan menambah latihan otot pada

saat melakukan program latihan berbeban. Akibatnya pada latihan

berikutnya beban lebih yang pertama tidak memberikan pangaruh yang

memadai untuk meningkatkan kekuatan. Dengan kata lain, beban yang

pertama itu akhirnya menjadi underload, karena kekuatannya telah

bertambah.

Peningkatan beban latihan paling tidak dilakukan setelah 1 minggu

latihan, karena organisme tubuh baru akan beradaptasi setelah kurun waktu

1 minggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP. (1993: 14) bahwa,

“Peningkatan beban latihan jangan dilakukan setiap kali latihan, sebaiknya

dua atau tiga kali latihan baru dinaikkan. Bagi si atlet masalah ini sangat

penting, karena ada kesempatan untuk beradaptasi terhadap beban latihan

sebelumnya yang memerlukan waktu paling sedikit dua puluh empat jam

agar timbul superkompensasi”. Penambahan beban yang dilakukan dengan

tepat akan dapat menimbulkan adaptasi tubuh terhadap latihan secara yang

tepat pula. Dengan hal tersebut, maka hasil latihan akan lebih optimal.

(5) Prinsip Latihan Beraturan

Prinsip ini bertujuan agar beban latihan tertuju dan terjadi menuntut

kelompok otot dan tempat berfungsinya otot. Menurut M. Sajoto (1995: 31)

bahwa, “Latihan hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga kelompok

otot-otot besar dulu yang dilatih, sebelum otot yang lebih kecil. Hal ini

dilaksanakan agar kelompok otot kecil tidak akan mengalami kelelahan

lebih dulu”.

Page 33: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

38

Alasan penyusunan ini bahwa otot-otot yang lebih kecil cenderung

lebih cepat dan lebih lemah daripada kelompok otot yang lebih besar. Oleh

karena itu untuk menentukan beban lebih yang tepat mendahulukan melatih

otot-otot yang lebih besar, kemudian otot-otot yang lebih kecil sebelum

mengalami kelelahan. Lebih lanjut M. Sajoto (1995: 31) mengemukakan

bahwa, "Program latihan hendaknya diatur agar tidak terjadi dua bagian otot

pada tubuh yang sama mendapat dua kali latihan secara berurutan".

Pembebanan diberikan pada kelompok otot-otot yang lebih besar, kemudian

otot-otot yang kecil sebelum mengalami kelelahan. Misalnya kelompok otot

kaki dan paha dilatih lebih dahulu dari pada kelompok otot lengan yang

lebih kecil.

(6) Prinsip Perbedaan Individu

Konsep latihan harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki

setiap individu agar tujuan latihan dapat tercapai. Perbedaan antara atlet

yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus

diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13)

mengemukakan, "Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program

pemantapan kondisi fisik yang sama, tetapi kecepatan kemajuan dan

perkembangannya tidak sama".

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang diterapkan

harus bersifat individu. Manfaat latihan akan lebih berarti jika program

latihan yang diterapkan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan

karakteristik dan kondisi atlet. Kemampuan atlet akan meningkat

bergantung pada program latihan yang diterapkan. Sebagai seorang pelatih

harus cermat dan tepat dalam menyusun program latihan untuk atletnya agar

tujuan latihan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

(7) Prinsip Kembali Asal

Prinsip kembali asal ini penting untuk diperhatikan oleh seorang

atlet. Kualitas yang diperoleh dari latihan akan menurun kembali ke kondisi

semula apabila tidak melakukan latihan secara teratur dan kontinyu.

Penuruan yang bermakna akan terjadi sesudah seseorang menghentikan

Page 34: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

39

latihan. Soekarman (1987: 60) menyatakan, “Setiap hasil latihan kalau

tidak dipelihara akan kembali keadaan semula. Oleh karena itu setiap atlet

harus berlatih terus untuk memelihara kondisinya”.

Berlatih secara baik dan teratur adalah hal penting untuk menjaga

kondisi dan prestasi seorang atlet. Jika latihan dihentikan maka secara

otomatis kondisi dan prestasinya akan menurun.

(8) Prinsip Nutrisi

Untuk menunjang tercapainya tujuan latihan fisik, maka prinsip

nutrisi atau gizi makanan perlu diperhatikan juga. Hal ini penting karena,

banyaknya kalori yang dikeluarkan selama latihan fisik harus seimbang

dengan makanan yang dikonsumsi. Sarwoto & Bambang Soetedjo (1993:

231) menyatakan, “Kualitas makanan yang kita makan dengan didukung

oleh kegiatan fisik yang teratur akan memberikan jaminan terhadap tingkat

kesehatan seseorang”.

Seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat memerlukan

konsumsi makanan, terutama makanan yang mengandung zat energi yang

lebih besar dari pada aktivitasnya ringan. Seperti dikemukakan Patte Rotella

Mc. Clenaghan (1993: 263) bahwa, ”Karbohidrat dan lemak menggantikan

sumber energi makanan yang dapat digunakan selama olahraga”. Makanan

yang tidak seimbang dengan kegiatan fisik yang dilakukan akan

mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh sehingga akan

mengakibatkan sakit.

c. Latihan Plyometric

Latihan plyometric pertama kali dikemukakan oleh salah satu warga

Amerika yang berpikiran jauh ke depan tentang kepelatihan Atletik bernama Fred

Wilt pada tahun 1975. Kata plyometric berasal dari bahasa latin yaitu “plyo” dan

“metrics” yang berarti “measurable increase” atau peningkatan yang dapat diukur

(Chu,1992:1) Menurut Arnhaim (1985:83) latihan plyometric merupakan suatu tipe

latihan nometrik beban lebih yang menggunakan reflek regangan otot atau reflex

miostatic, yaitu kontraksi eksentrik atau kontraksi memanjang dimana sekumpulan

otot benar-benar teregang secara cepat dan mendadak sebelum terjadi kontraksi

Page 35: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

40

kosentrik atau kontraksi memendek. Istilah plyometric pertama kali dari kataYunani

“plyethyein” yang berarti dalam bahasa inggris augment atau to increase

(memperbesar atau meingkatkan). Menurut Radcliffe & Farentinos (1985:3-7) bahwa

latihan plyometric adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi

otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau

regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. plyometric disebut juga dengan

reflek regang atau miotatik atau reflek muscle spindle. Pendapat lain dikemukakan

oleh Fox, et al (1988:175) mengemukakan bahwa latihan plyometric merupakan tipe

bentuk program latihan kelima yang mengkombinasikan suatu regangan awal pada

unit tendon yang diikuti oleh suatu kontraksi isotonik. Pendapat lain dikemukakan

oleh Fox, et al (1988:175) mengemukakan bahwa latihan plyometric merupakan tipe

bentuk program latihan kelima yang mengkombinasikan suatu regangan awal pada

unit tendon yang diikuti oleh suatu kontraksi isotonik. Menurut Chu (1992:1-3)

berpendapat bahwa latihan plyometric adalah latihan yang memungkinkan otot untuk

mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Latihan plyometric dibuat berdasarkan elemen struktural tubuh manusia yang

didukung oleh sistem mekanika, elastisitas, kekuatan, pembebanan, tekanan, dan

tegangan otot, juga kartilago tulang, tendon dan ligamen adalah merupakan unsure

penting dalam latihan plyometric. Ciri khas latihan plyometric adalah adanya

peregangan pendahuluan (pre-stretching) dan tegangan awal (pre-tension) pada saat

melakukan kerja. Latihan ini dikerjakan dengan cepat, kuat, eksplosif dan reaktif.

Pyke et al (1991:144) mengemukakan bahwa “latihan plyometric didasarkan pada

prinsip-prinsip pra peregangan otot yang terlibat pada saat tahap penyelesaian atas

respon untuk penyerapan kejutan dari tegangan yang dilakukan otot sewaktu

pendaratan”.Tipe latihan yang melibatkan unsur-unsur tersebut diatas, merupakan

tipe dari kemampuan daya ledak.

Berdasarkan definisi di atas, terdapat perbedaan akan tetapi pada prinsipnya

adalah sama. Kesimpulan dari pengertian latihan plyometric adalah salah satu bentuk

latihan yang didalamnya terdapat kontraksi dan regangan otot secara cepat yang

memungkinkan otot mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat.

Latihan plyometric merupakan gerakan dari rangsangan peregangan otot secara

Page 36: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

41

mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat. Latihan tersebut dapat

menghasilkan peningkatan daya ledak dan kekuatan kontraksi.

Daya ledak dan kekuatan kontaksi otot merupakan cermin peningkatan

adaptasi fungsional neuromuscular. Peningkatan kontraksi otot merupakan perbaikan

fungsi reflek peregangan dari muscle spindle.

1) Tinjauan Fisiologis Latihan Plyometric

a) Reseptor otot

Seluruh otot di dalam tubuh manusia mempunyai reseptor otot

yang disebut propioreseptor yang terdiri dari Muscle Spindle (MS)

dan Golgi Organ Tendon (GOT). Muscle Spindle adalah reseptor

yang mengirimkan sinyal tentang kecepatan regangan otot dan

panjang otot, sedangkan Golgi Organ Tendon adalah reseptor

sensoris yang mengirimkan informasi tentang tegangan otot (tension)

dari otot ke susunan syaraf pusat (Guyton, 1991:595).

b) Muscle Spindle (MS)

Muscle Spindle mempunyai komponen otot yang disebut berkas

intrafusal yang terdiri dari serabut-serabut otot bergaris. Berkas

intrafusal diselubungi oleh kapsul tipis. Muscle Spindle mengandung

2 jenis serabut otot intrafusal, yaitu Nuclear Bag Fiber (NBF) dan

Nuclear Chain Fiber (NCF). Nuclear Bag Fiber lebih panjang dan

lebih tebal dari pada nuclear chain fiber dan mempunyai banyak

nuclei yang terletak disentral. Biasanya satu muscle spindle

mempunyai 2 nuclear bag fiber dan 4 sampai 5 nuclear chain fiber

(Best and Taylors, 1985:76). Serabut otot intrafusal juga menerima

persyarafan motoris dan sekelompok syaraf efferent yang disebut

neuron fusimotor (gamma motor fiber). Neuron fusimotor ini

menyebabkan kontraksi dari bagian ujung-ujung serabut intrafusal

dan menimbulkan regangan bagian tengah (sentral), akibatnya

terminal afferent spindle mengalami deformasi dan depolarisasi (Best

and Taylors, 1985:78).

c) Alur Refleks

Page 37: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

42

Suatu alur refleks terdiri dari 5 unit dasar, yaitu: (a) Reseptor

dan ramifikasi perifer dari serabut afferent pada organ manusia. (b)

Neuron affarent primer, yaitu akson sensoris dengan badan sel pada

ganglion ramus dorsalis. (c) Medula spinalis (pusat), di mana

afferent neuron membentuk hubungan sinap dengan neuron yang lain.

Bila neuron eferen membentuk hubungan langsung dengan neuron

skelemotor (eferen) maka refleks disebut monosinaptik. Bila neuron

aferen berhubungan dengan interneuron lainnya sebelum

berhubungan dengan neuron aferen, maka refleksnya disebut

polisinaptik, bila hanya berhubungan dengan satu intraneuron

sebelum berhubungan dengan neuron eferen disebut refleks

disinaptik. (d) neuron eferen (neuron sekeletomotor), dengan badan

selnya terletak pada cornuanterior medulla spinalis dan aksonnya

menuju organ efektor. (e) organ efektor, misalnya otot skelet (Best

and Taylors, 1985:78).

d) Stretch reflex (miostatic reflex)

Pada medulla spinalis hanya serabut syaraf Ia dan muscle

splindle yang berperan dalam refleks monosinaptik. Serabut group Ib

dan golgi organ tendon berperan dalam refleks disipnatik. Serabut-

serabut ramus dorsalis lainya terutama menimbulkan refleks

polisinaptik (Guyton, 1991:596). Secara fisiologi refleks yang

terpenting adalah refleks monosinaptik yang mempunyai masa laten

singkat, sedangkan refleks polisinaptik mempunyai masa laten lama.

Refleks monosinaptik berhubungan dengan jalur refleks polisinaptik

ini terdapat diseluruh otot dan terjadi akibat regangan pada otot yang

secara refleks menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot yang

sama (Guyton, 1991:595). Urutan terjadinya stretch reflex adalah

sebagai berikut: (a) Regangan otot menimbulkan regangan pada

muscle spindle dimana terdapat terminal aferen group Ia, (b)

Deformasi dari terminal ini menimbulkan aksi potensial pada serabut

Ia, (c) Serabut aferen group Ia secara monosinaptik (tanpa melalui

Page 38: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

43

interneuron) merangsang neuron sekeletomotor pada medulla

spinalis yang kembali menuju ke otot yang sama.

e) Refleks Fusimotor

Refleks fusimotor termasuk refleks polisinaptik yang salah satu

fungsinya adalah untuk menghilangkan kekenduran muscle spindle

yang ditimbulkan oleh kontraksi otot (serabut ekstrafusal). Karena

muscle spindle susunannya di dalam otot paralel dengan serabut

ekstrafusal, maka bila serabut otot ekstrafusal berkontraksi dan

memendek, muscle spindle akan mengendur.

Akibatnya pembentukan impuls oleh reseptor akan berhenti dan

informasi mengenai kecepatan dan besarnya panjang otot yang

menuju ke pusat juga berhenti. Untuk menghilangkan kekenduran

muscle spindle maka pada refleks fusimotor akan menimbulkan

kontraksi atau tegangan pada bagian ujung-ujung serabut otot

ekstrafusal dan akibatnya menimbulkan regangan pada bagian tengah

muscle spindle, sehingga receptor akan mampu kembali mengadakan

respon terhadap perubahan panjang otot selama kontraksi ekstrafusal,

hal ini disebut mekanisme kompensasi dari fusimotor terhadap

kontraksi serabut otot ekstrafusal.

Fusimotor memiliki fungsi ganda sebagai berikut: (a) Selama

kontraksi otot ekstrafusal, fusimotor mempertahankan pembentukan

impuls pada reseptor muscle spindle sehingga informasi propioseptif

dapat dikirim ke sentral dan susunan syaraf pusat dapat memutuskan

apakah derajat kontraksi otot telah sesuai dengan kebutuhan motoris

(gerak), (b) Fusimotor memungkinkan serabut syaraf aferen grup,

untuk meneruskan pengaruh terhadap pembentukan impuls pada

neuron skeletomotor.

Fungsi fusimotor yang lain adalah menimbulkan kontraksi otot

volunter melalui putaran gamma (gamma loop), yaitu melalui muscle

spindle dan serabut syaraf grup Ia. Di sini sinyal motoris yang

berasal dari otak akan menimbulkan impuls pada neuron fusimotor

dimana medulla spinalis yang menginervasi muscle spindle dari otot

Page 39: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

44

yang berkontraksi. Aktivasi dari fusimotor akan menyebabkan

serabut otot intrafusal berkontraksi dan akan menimbulkan atau

meningkatkan impuls pada aferen grup Ia dari otot tersebut.

Meningkatnya pelepasan impuls dari serabut syaraf Ia akan

merangsang neuron sekeletomotor yang menuju ke otot yang sama

dan otot tersebut kemudian berkontraksi. Jadi fusimotor mengatur

panjang otot yang akan berkontraksi. Makin tinggi frekuensi impuls

fusimotor makin kuat kontraksi otot. Sebaliknya makin rendah

frekuensi impuls fusimotor maka otot akan menjadi lebih rilek. Jadi

panjang otot ditentukan oleh panjang dari muscle spindle yang diatur

oleh fusimotor (Guyton, 1991:29).

f) Refleks interaksi

Refleks interaksi ini terlibat di dalam kerja motoris yang

terkoordinir dan digunakan dalam melangkah atau meloncat. Refleks

ekstensi menyokong tubuh dalam gerakan melangkah dan crossed

reflex (refleks menyilang) berperan pada gerakan ritmis yang

berganti-ganti antara fleksi dan ekstensi dari kedua tungkai (Guyton,

1991:29). Pada saat otot berkontraksi, maka struktur komponen

elastis akan meregang sampai sebesar 3-5% dari panjang serabut otot.

Fleksi dan ektensi otot-otot tungkai ini yang mendukung gerakan

gerakan melangkah atau menyilang bahkan pada gerak yang lebih

komplek.

g) Long spinal reflex

Refleks ini melibatkan aferen dari kulit, sendi dan otot. Refleks

ini sangat penting sekali dalam koordinasi lengan dan tungkai pada

waktu bergerak. Misalkan lengan akan mengayun sedemikian rupa

pada waktu kedua tungkai bergerak untuk mencegah agar tubuh tidak

berputar pada waktu melangkah (Guyton, 1991:29).

Dalam pelaksanaan dari banyak keterampilan olahraga yang

dipelajari terutama untuk suatu gerak reaksi eksplosif, otot

mengalami suatu regangan yang sangat cepat sebagai akibat dari

beberapa tipe pembebanan yang diberikan pada otot. Regangan yang

Page 40: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

45

cepat dari otot tersebut mengaktifkan muscle spindle refleks untuk

mengirimkan suatu rangsang yang sangat kuat melalui spinal cord ke

otot, hal ini menyebabkan otot tersebut berkontraksi sangat kuat (Chu,

1992:48). Begitu juga dengan gerakan memukul, fleksi yang cepat

pada lutut dan kaki, menyebabkan serabut otot menjadi sedikit

memanjang (teregang). Teregangnya sekelompok serabut otot

menjadikan kelompok otot yang lain bertanggung jawab

mengeluarkan power yang besar.

Regangan yang cepat dari otot menyebabkan muscle spindle

refleks untuk mengirimkan suatu rangsangan yang sangat kuat

melalui spinal cord ke otot dan menyebabkan otot tersebut

berkontraksi sangat kuat. Berbagai bentuk fase stretch reflex untuk

pembebanan yang cepat pada serabut otot terutama untuk segera

berkontraksi disebut sebagai fase eksentrik (eccentric phase). Periode

antar waktu permulaan fase eksentrik dan refleks kontraksi otot

adalah fase melunasi hutang (amontization phase) dan kontraksi itu

sendiri disebut sebagai fase konsentrik (consentric phase).

Latihan plyometric diyakini berdasarkan kontraksi refleks

serabut-serabut otot sebagai akibat pembebanan yang cepat dari

serabut-serabut otot yang sama. Reseptor sensori utama yang

bertanggung jawab atas deteksi pemanjangan serabut-serabut otot

yang cepat ini adalah muscle spindle, yang mampu memberi respon

kepada besaran dan kecepatan perubahan panjang serabut-serabut

otot. Tendon golgi memberi respon terhadap tegangan yang

berlebihan sebagai akibat kontraksi yang kuat dan atau peregangan

otot. Diantara keduanya, muscle spindle barang kali lebih penting

untuk latihan plyometric. Kedua reseptor sensori tersebut berfungsi

pada tingkat refleks, meskipun tidak ada persepsi sensori yang terkait

dengannya, tetapi keduanya menghantar sejumlah besar informasi ke

otak (misalnya cerebellum dan cerebral cortex) melalui sumsum

tulang belakang dan oleh karena itu merupakan unsur-unsur yang

Page 41: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

46

sangat penting dalam kontrol motorik keseluruhan oleh sistem syaraf

pusat.

Struktur muscle spindle mengungkap beberapa sifat yang

menarik yang menjelaskan bagaimana mekanoreseptor-

mekanoreseptor (mechanoreceptors) ini mungkin berfungsi selama

gerakan plyometric. Setiap muscle spindle terdiri atas beberapa

serabut otot yang diadaptasi khusus, yang disebut serabut-serabut

intrafusal. Bagian tengah serabut-serabut intrafusal tidak mampu

berkontraksi dan tidak mengandung protein-protein kontraksi aktin

maupun myosin. Namun bagian-bagian ujung serabut-serabut

intrafusal yang menempel pada sarung-sarung penghubung

(connective sheats) otot rangka, memang mengandung aktin dan

myosin oleh karena itu mampu berkontraksi. Dua jenis serabut

intrafusal yang berbeda dapat kita ketahui (sebagian dari serabut-

serabut itu menggembung dibagian tengahnya dan berisi nuklei sel

(cell nuclei) atau disebut serabut kantung nukleus.

Dalam fungsi keseluruhannya, muscle spindle sanggup

mengeluarkan dua macam respon, yakni statis dan dinamis. Respons

statis dapat terjadi pada saat serabut-serabut intrafusal meregang

perlahan-lahan yang disebabkan oleh peregangan sedikit demi sedikit

pada serabut-serabut otot rangka atau mungkin karena adanya

stimulasi langsung pada serabut-serabut intrafusal oleh sistem afferen

gamma. Jika kadar peregangannya ditambah, maka kecepatan

pemancaran impuls-impuls syaraf juga meningkat respons statis ini

dapat berlanjut selama beberapa menit, selama serabut-serabut otot

rangka tetap meregang.

Pada respons dinamis dari muscle spindle, reseptor primernya

diaktifkan oleh adanya perubahan cepat pada panjang serabut

intrafusal yang dikelilingi kumparan itu. Reseptor primer

mengirimkan banyak impuls-impuls ke sumsum tulang belakang.

Variabel penting dalam respons dinamis adalah kecepatan atau

mendadaknya peregangan, dan tidak selalu derajat peregangannya.

Page 42: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

47

Respons dinamis mereda secepat munculnya dan sesudah itu muscle

spindle kembali lagi ke tingkat pemberhentian statis.

Respon dinamis muscle spindle ini diyakini merupakan unsur

fungsional yang penting dari gerakan plyometric. Karena reseptor-

reseptor primer itu terkait dengan serabut-serabut intrafusal kantung

nucleus, maka hal ini juga terkait dengan deteksi peregangan otot

yang cepat.

2) Prinsip-Prinsip Latihan Plyometric

Latihan plaiometik untuk mengembangkan kualitas fisik, selain

harus mengikuti prinsip-prinsip dasar latihan secara umum, juga harus

mengikuti prinsip-prinsip khusus yang terdiri dari:

(1) Memberi regangan (stretch) pada otot

Tujuan dari pemberian regangan yang cepat pada otot-otot yang

terlibat sebelum melakukan kontraksi (gerak), secara fisiologis untuk:

(a) memberi panjang awal yang optimum pada otot, (b) mendapatkan

tenaga elastik, dan (c) menimbulkan reflek regang.

(a) Memberi panjang awal yang optimum pada otot.

Maksud dari pemberian regangan pada otot sebelum

berkontraksi adalah untuk memberikan panjang awal yang

optimum pada otot untuk berkontraksi. Panjang awal yang

optimum pada otot adalah pada saat otot dalam keadaan panjang

istirahat (resting length). Dalam keadaan panjang istirahat,

sarkomer mampu menimbulkan daya kontraksi terbesar (Guyton,

1991:126).

Gambar 16. Hubungan Panjang Otot dengan Gaya Kontraksi

(Guyton, 1991:126)

Page 43: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

48

Bila otot jauh lebih besar dari pada panjang normal

sebelum berkontraksi, timbul regangan istirahat dalam jumlah

besar dalam otot, walaupun kontraksi belum berlangsung, yaitu

kedua ujung-ujung otot saling mendekati satu sama lain oleh

daya elastik jaringan ikat, sarkolema, pembuluh darah, syaraf

dan sebagainya. Peningkatan regangan selama kontraksi

dinamakan regangan aktif, dan akan menurun bila otot

diregangkan di luar panjang normalnya. Bila otot yang sedang

istirahat dipendekkan sampai kurang dari panjang regangan

penuh normal, tegangan maksimal kontraksi secara progresif

menurun dan mencapai nol bila otot telah memendek sampai

kira-kira 60% - 70% dari panjang istirahat maksimal.

(b) Untuk mendapatkan tenaga elastis

Tujuan kedua dari pemberian regangan pada otot sebelum

melakukan gerakan adalah untuk mendapatkan tenaga elastis.

Pada gerakan plyometric selama fase eksentrik atau fase negatif

ketika otot diregangkan secara cepat, komponen seri elastis juga

akan teregangkan sehingga menyimpan kekuatan beban dalam

bentuk energi potensial elastis. Sebagian simpanan energi elastis

diperoleh selama terjadi fase konsentrik atau fase positif dari

kontraksi yang digerakkan oleh reflek regang (Chu, 1992:1-3).

(c) Menimbulkan reflek regang.

Dalam menggunakan dan mengembangkan power,

melibatkan proses motorik yang disadari (voluntary) maupun

proses motorik yang tidak disadari (involuntary) atau dalam

plyometric disebut dengan reflek regang (stretch reflex),

miotatik reflex atau muscle spindle reflex. Dalam latihan

plyometric mekanisme kemauan (akal) yang mengendalikan dan

mengkoordinasi otot rangka adalah setingkat lebih penting dari

pada serabut ototnya sendiri. Perbaikan kontrol otot dan

penggabungan reaksi power latihan plyometric rupanya akan

Page 44: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

49

berhubungan dengan perbaikan susunan syaraf otot dan jalur

senso-motorik yang kompleks.

(2) Beban lebih yang meningkat

Dalam latihan plyometric harus menerapkan beban lebih

(overload) dalam hal beban atau tahanan (resistive), kecepatan

(temporal), dan jarak (spatial). Tahan atau beban yang overload

biasanya pada latihan plyometric diperoleh bentuk perubahan

pemindahan dari anggota badan atau tubuh yang cepat, seperti

menanggulangi akibat jatuh, meloncat, melambung, memantul, dan

sebagainya.

Temporal (waktu atau kecepatan yang overload dapat diperoleh

dengan mengkonsentrasikan pada pelaksanaan gerak yang secepat-

cepatnya. Spatial (jarak atau ruang gerak) yang overload dapat

diperoleh melalui penambahan tinggi atau jarak yang dilakukan

berangsur-angsur meningkat.

(3) Kekhususan Latihan

Dalam latihan plyometric harus menerapkan prinsip

kekhususan, yakni: (a) khusus terhadap kelompok otot yang dilatih

atau kekhususan neuromuscular, (b) harus khusus terhadap sistem

energi yang digunakan, dan (c) khusus terhadap pola gerakan latihan

(Bompa, 1994:32).

(a) Kekhususan pada kelompok otot yang dilatih.

Dalam plyometric kekhususan kelompok otot yang dilatih

berdasarkan fungsi anatomi dan hubungannya dengan gerakan

olahraga. Jadi latihan dapat dibagi berdasarkan kelompok otot

yang terlibat dan bagaimana hubungannya dengan gerakan-

gerakan olahraga yang dikembangkan.

Berdasarkan kelompok otot yang dilatih dapat dibedakan

menjadi tiga yaitu: latihan kelompok otot anggota gerak bawah,

latihan kelompok otot anggota gerak tengah, dan latihan

kelompok otot anggota gerak atas.

Page 45: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

50

Latihan plyometric untuk cabang olahraga tenis lapangan

dalam penelitian ini adalah latihan kelompok otot anggota gerak

atas. Meskipun kelompok otot anggota gerak tengah dan bawah

juga menentukan, tetapi kelompok otot anggota gerak atas lebih

dominan dalam menentukan kemampuan bermain tenis lapangan.

(b) Kekhususan pada sistem energi utama yang digunakan

plyometric merupakan gerakan yang sangat cepat dan kuat,

yaitu gerakan-gerakan yang eksplosif atau meledak, karenanya

diperlukan energi yang dapat digunakan secara cepat. Hal ini

biasanya dapat dipenuhi melalui sistem energi yang lainnya.

Sistem energi ATP-PC mempunyai peranan penting dalam

pengerahan tenaga secara cepat, karena ATP-PC mempunyai

power terbesar bila dibandingkan dengan sistem energi yang lain.

(c) Kekhususan pada pola gerakan latihan

Gerakan plyometric sebagian besar mengikuti konsep

“power chain” dan sebagian besar latihan khusus melibatkan

kelompok otot anggota gerak atas, karena gerakan pada

kelompok otot ini secara nyata merupakan power dari gerakan

olahraga dan benar-benar mempunyai keterlibatan yang besar

dalam semua gerakan olahraga.

Agar latihan power memberikan hasil seperti yang

diharapkan, maka harus direncanakan secara dinamik dengan

mempertimbangkan aspek-aspek yang menjadi komponennya,

yaitu:

(1) Volume

Untuk meningkatkan power anggota gerak atas,

Radcliffe and Farentinos (1985:21-27) dan Donald A. Chu

(2013:13-16) memberikan pedoman sebagai berikut:

(a) Durasi periode kerja antara 4-15 detik.

(b) Intensitas kerja maksimal.

(c) Durasi pulih asal 1-2 menit.

(d) Rasio antara kerja dan pulih asal yaitu 1:5 – 1:10.

Page 46: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

51

(e) Repetisi per rangkaian kerja 8-10

(2) Intensitas yang tinggi

Intensitas merupakan faktor yang penting dalam

latihan plyometric. Pelaksanaan yang cepat dengan usaha

yang maksimal adalah penting untuk mendapatkan hasil

yang optimal. Kecepatan regangan otot lebih penting dari

pada panjang regangannya. Respon reflek yang terbesar

dicapai jika otot dibebani secara cepat (Radcliffe and

Farentinos, 1985:21). Agar memperoleh hasil yang

maksimal, latihan plyometric harus dikerjakan dengan

intensitas sedang sampai tinggi.

(3) Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah ulangan berapa kali latihan

dikerjakan setiap sesi atau minggunya. Olahraga yang

mengutamakan power ternyata pengeluaran energinya

sangat tinggi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kelelahan

lebih cepat timbul dalam latihan power, sehingga disarankan

frekuensi latihan dilakukan 5-6 per sesi latihan dan 2-4 kali

per minggu.

(4) Pulih asal

Pulih asal yang dilakukan pada latihan yang bertujuan

untuk meningkatkan power menggunakan rasio

perbandingan antara kerja dan istirahat 1:5 – 1:10 (Chu,

1992:14).

Latihan plyometric akan memberikan manfaat pada

aspek yang dilatih jika dalam pelaksanaan dan penerapannya

dilakukan dengan tepat dan memenuhi prinsip-prinsip

latihan yang telah disarankan. Dalam menyusun program

latihan plyometric harus memperhatikan pedoman-pedoman

khusus yang mempengaruhi terhadap keberhasilan latihan.

Menurut Radcliffe & Farentinos dalam M. Furqon

Hidayatullah (1995:17-22) bahwa aspek-aspek khusus untuk

Page 47: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

52

melakukan latihan plyometric yang tepat dan efektif antara

lain adalah:

(a) Pemanasan dan pendinginan (warm up and warm down).

(b) Intensitas tinggi

(c) Beban lebih progresif

(d) Memaksimalkan gaya atau meminimalkan waktu

(e) Melakukan sejumlah ulangan

(f) Istirahat yang cukup

(g) Membangun landasan yang kuat terlebih dulu

(h) Program latihan individualisasi

3) Bentuk Latihan plyometric

Berdasarkan pada fungsi anatomi dan hubungannya dengan

olahraga (Radcliffe and Farentinos, 1985:15-109) mengklarifikasikan

latihan plyometric menjadi tiga kelompok latihan, yakni: (1) latihan

untuk pinggul dan tungkai (2) latihan untuk batang tubuh togok (3)

latihan untuk tubuh bagian atas.

(1) Latihan untuk pinggul dan tungkai (hip dan legs).

Bentuk-bentuk latihan ini meliputi:

(a) Bounding (meloncat-melambung), merupakan bentuk latihan

untuk mendapatkan ketinggian dan jarak horisontal. Latihan-

latihan ini mengembangkan power otot-otot pinggul dan tungkai.

Secara umum latihan “bounds” memiliki aplikasi yang sangat

luas dalam aktivitas olahraga. Macam-macam ”bounds” ini

adalah: double leg bound, alternate leg bound, double leg box

bound, alternate leg box bound, incline bound, lateral bound.

(b) Hoping (meloncat-loncat), selain merupakan bentuk latihan

untuk mencapai kecepatan dan ketinggian maksimum dari

gerakan tungkai, juga untuk menambah jarak horizontal tubuh.

Latihan-latihan ini untuk mengembangkan power otot pinggul

dan tungkai. Macam-macam latihan ‘’hops” ini adalah: double

leg speed hop, single leg speed hop, incremental vertical hop,

decline hop, side hop, angle hop.

Page 48: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

53

(c) Jumping (melompat), merupakan bentuk latihan untuk

mendapatkan tinggi maksimal ke arah vertikal. Latihan ini

berguna untuk mengembangkan power otot-otot fleksor panggul.

Macam-macam latihan “jumps” ini adalah: squat jump, knee tuck

jump, scissor jump, box jump, dept ump, single leg stride jump,

stride jump crossover, side jum /sprint.

(d) Leaping (meloncat), merupakan bentuk latihan untuk mencapai

ketingian maksimal dan jarak harisontal. Latihan ini berguna

unuk mengembangkan power otot pinggul dan tungkai. Macam-

macam latihaan “leaps” ini adalah: quick leap, depth jump leap.

(e) Skipping (melangkah-meloncat), merupakan bentuk latihan

untuk meningkatkan “hop-step” dengan menekankan pada tinggi

dan jarak horizontal. Latihan ini berguna untuk mengembangkan

power otot pinggul dan tungkai. Macam-macam latihan “skip”

ini adalah: skip jump, skipping, box skip.

(f) Ricochets (memantul-mengambul), merupakan bentuk latihan

untuk meningkatkan kecepatan gerak tungkai dan kaki,

memperkecil jarak horizontal dan sebaliknya memanfaatkan

jarak horizontal untuk membentuk kecepatan yang tinggi.

Latihan ini selain untuk mengembangkan pinggul dan tungkai,

juga untuk melatih refleks. Macam-macam latihan “ricochet”

adalah incline ricochet, decline ricochet.

(2) Latihan untuk batang tubuh atau togok (midsection)

Latihan ini dilakukan dengan menggerakkan batang tubuh

secara horizontal, lateral maupun vertikal dengan melibatkan dada,

bahu, dan lengan. Bentuk-bentuk latihannya meliputi:

(a) Kips (melenting) dengan latihan floor kip.

(b) Swings (mengayun) dengan variasi horisontal swing dan vertical

swing.

(c) Twists (memutar) dengan variasi latihan medicine ball twist dan

bar twist.

Page 49: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

54

(d) Flexion (fleksi) dengan variasi latihan medicine ball sit-up throw

dan medicine ball leg toss.

(e) Extensions (ekstensi) dengan latihan medicine ball back throw.

(3) Latihan untuk tubuh bagian atas (upper body)

Latihan ini menitikberatkan pada kerja berbagai kelompok otot

tubuh bagian atas. Latihan ini berguna untuk membangun power otot

tubuh bagian atas seperti dada, bahu dan lengan. Bentuk-bentuk

latihan ini meliputi :

(a) Press (mendorong) dengan variasi gerakan medicine ball back

throw dan heavy bag thrus.

(b) Swings (mengayun) dengan variasi gerakan dumbbell arm swings

dan heavy bag stroke.

(c) Throws (melempar) dengan latihan berupa medicine ball back

throw dan medicine ball throw.

d. Bentuk Latihan Plyometric Untuk Meningkatkan Prestasi Tolak Peluru

Jenis latihan plyometric terdiri dari beberapa macam, yaitu jenis latihan

menggunakan alat seperti bola medicine, cone, box dan juga tanpa alat. Bentuk

latihan plyometric yang ditinjau dari otot-otot penggerak yang dilatih dalam

mendukung gerakan tolak peluru adalah :

1) Incline Push-up Depth Jump :

a. Pengertian Incline Push-up Depth Jump

Latihan incline push-up depth jump merupakan latihan yang

dilakukan dengan kedua tangan pada posisi push-up diantara kedua matras

bersama-sama untuk menolak dan kedua tangan mendarat ke masing-masing

matras. Latihan plyometric ini dilakukan dengan kekuatan dan kecepatan

kerja otot-otot lengan secara maksimal dan eksplosif. Adapun pelaksanaan

latihan incline push-up depth jump sebagai berikut:

(1) Posisi awal:

Siapkan sebuah box dan matras diletakkan di posisi masing-masing(box

di gnakan menyangga kaki dan matras diletakkan di samping kanan dan

Page 50: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

55

kiri tangan. Posisi badan tengkurap kaki berada di bosx dan kedua

tangan berada diantara matras.

(2) Pelaksanaan:

Dari posisi awal, tangan menolak keatas dan mendarat di matars

kembali ke posisi semula. Tolakan dilakukan secara berulang-ulang dari

sisi alam (diantara kedua matras) ke sisi luar (dimatras).

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gerakan

latihan incline push-up depth jump sebagai berikut:

Gambar 17 . Latihan Incline Push-up Depth Jump

(Donald A. Chu, 1993: 50)

Otot-otot yang dilatih

b. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Incline Push-up Depth Jump

1) Kelebihan:

a. Power yang dihasilkan relatif seimbang antara lengan kanan dan

kiri karena dilakukan secara bersama-sama.

b. Kekuatan dan kecepatan dipadukan dan dikembangkan secara

optimal sehingga menghasilkan power otot lengan yang besar.

c. Dengan adanya balok sebagai penopang kaki dan garis kotak

sebagai rintangn maka akan merangsang atlet untuk melakukan

tolakan lengan setinggi mungkin sehingga dengan otomatis

power otot lengan yang besar akan terbentuk.

2) Kekurangan:

Latihan Incline Push-up Depth Jump rawan kecelakaan/

cidera apabila atlet melakukannya dengan kurang berhati-hati

Page 51: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

56

atau kondisi fisik yang kurang baik, karena adanya gerakan

menolak pada kotak-kotak sebagai rintangan.

2) Medicine Ball Chest Pass

a. Pengertian Medicine Ball Chest Pass

Latihan fisik dengan menggunakan bola medicine seberat 9-15 pon.

Latihan ini dilakukan secara berpasangan. Dan mempunyai ketinggian

badan seimbang.

Otot-otot yang akan ditingkatkan dalam latihan ini yaitu triceps,

pectoralis, latissinus, deltoid, pergelangan tangan dan lengan bawah.

Gerakan cukup spesifik untuk operan dada. Latihan ini bermanfaat untuk

olahraga bola basket, gulat dan tolak peluru.

Menurut Donald A. Chu (1993:98) berpendapat “ Untuk latihan

lebih berat, minta mitra anda mejauh sedikit”.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gerakan latihan

medicine ball chest pass sebagai berikut:

Gambar 18 . Latihan Medicine Ball Chest Pass

(James C. Radeliffe dan Robert C. Farentinos, 2002: 63)

Page 52: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

57

b. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Medicine Ball Chest Pass

1) Kelebihan:

a. Latihan medicine ball chest pass ini dilakukan pada posisi duduk dan

beban pada posisi didepan dada dan didorong sejauh mungkin

sehingga memberikan beban yang cukup berat terhadap kedua lengan

sehingga dibutuhkan kerja otot lengan yang maksimal.

b. Adanya jeda waktu setelah melakukan gerakan tolakan sehingga

meminimalisasi terjadinya cidera.

2) Kekurangan:

a. Latihan medicine ball chest pass ini dilakukan berpasangan sehingga

kurang efisien karena tidak bisa melakukan latihan sendiri.

b. Beban ball medicine tetap sehingga kurang optimal.

3. RASIO PANJANG LENGAN : TINGGI BADAN

a. Pengerian Rasio Panjang Lengan : Tinggi Badan

Perbandingan antara ratio anthropometric dalam tolak peluru terletak di

panjang lengan dibandingkan dengan tinggi badan. Perbandingan panjang lengan

dengan tinggi badan merupakan rasio ukuran anthropometric yang secara

biomekanikal dapat mendukung pencapaian prestasi tolak peluru dimana di dalam

gerakan tubuh yang terjadi sebagai batang pengungkit tulang lengan atas (humerus),

sebagai sumbu adalah sendi bahu, yang menghasilkan gaya adalah kontraksi otot

sendi bahu, dan bagian sebagai tahanan adalah bagian dada bagian atas. Pada sendi

siku sebagai batang pengungkit adalah tulang lengan bawah yang terdiri dari 2 (dua)

bagian yaitu tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna), sebagai sumbu

adalah sendi siku.

Sendi pergelangan tangan sebagai batang pengungkit adalah tulang telpak

tangan yang terdiri dari articulatio radioulnaris distalis, articulatio radiocarpatalis,

articulatio mediocarpalis, articulationes carpometacarpales, articulationes

metacarpophalangeae, articulationes interphalangeae manus proximales,

articulationes interphalangeae manus distales.

Page 53: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

58

Menurut Yusuf dan Aip (1996: 75) panjang lengan adalah jarak dari tulang

bagian atas lengan(humerus) sampai tulang hasta (ulna). Sedang Johnson (1979: 180),

mengatakan bahwa panjang lengan adalah jarak yang diukur dari titik acromion pada

humerus samapai titik styloid pada ulna.

Batasan panjang lengan dalam penelitian ini adalah yang diukur dari kepala

tulang lengan (Caput Os. Ocromion) sampai diujung jari tengah. Menurut Tim

Anatomi UNY bila ditinjau secara anatomis panjang lengan terdiri dari tulang Os.

Humerus, Os Radius, Os Ulnae, Os Methapalangea. Tulang-tulang tersebut berorigo

dan insersio pada bagian atas dan bawah tulang. Bertambah usia seseorang maka

akan bertambah panjang tulang dan diikuti oleh pemanjangan dan pembesaran otot.

Pada hakekatnya tinggi badan adalah gaya yang ditimbulkan oleh tubuh

dalam keadaan diam, tinggi badan merupakan salah satu aspek biologis dari manusia

yang merupakan bagian dari struktur tubuh dan postur tubuh yang bervariasi. Secara

teknis tinggi badan sangat bersumbangan sekali terhadap penampilan seseorang di

dalam aktivitas olahraga yang dilakukannya. Disamping itu juga memberikan rasa

percaya diri dalam melaksanakan kegiatan olahraga yang dilakukan supaya mendapat

suatu prestasi semaksimal mungkin. Untuk olahraga perorangan seperti atletik

diperlukan postur tubuh yang tinggi karena besar sekali peranannya untuk mencapai

prestasi yang gemilang dalam olahraga, diperlukan kerjasama saling menunjang

antara beberapa faktor penentu di dalam mencapai prestasi tersebut.

Suharno HP (1982: 2) mengatakan bahwa, ”Faktor-faktor penentu pencapaian

prestasi maksimal adalah faktor atlit dan faktor eksogen”. Bagian dari faktor atlit

diantaranya yaitu: bentuk tubuh, proporsi tubuh yang selaras dengan olahraga yang

diikutinya, pada setiap cabang olahraga menuntut berat badan dan bentuk tubuh yang

berbeda-beda. Menurut Barry L. Johnson (1986: 60) mengukur tinggi badan satu-

satunya peralatan yang diperlukan yaitu letak dari suara pita ukur (stadiometer)

dipasang pada permukaan yang datar. Untuk mengukur subjek tanpa alas kaki berdiri

dengan punggung membelakangi stadiometer, setelah itu bidang atas dimiringkan

dan horizontal diatas ketinggian kepala. Pada umumnya dihubungkan pada suatu

dinding sehingga subjek dapat dibariskan dengan tagak lurus (vertical) dengan cara

yang sesuai. Tinggi badan adalah ukuran seluruh badan yang diukur adalah dari

telapak kaki sampai dengan kepala bagian atas atau vertex I

Page 54: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

59

Jenis olahraga dimana atletnya harus mengatasi tekanan yang berat (seperti

pada angkat besi, lontar martil, tolak peluru) maka kekuatan sangat memegang

peranan dalam menentukan prestasi. Kekuatan ini tergantung pada berat badan dan

tinggi badan atlet, atlet yang berat dan tinggi dapat mencapai tenaga lebih besar

daripada atlet yang berat badannya ringan dan tinggi badannya kurang.

b. Peran Rasio Panjang Lengan : Tinggi Badan pada Prestasi Tolak Peluru

Peran –peran penentu lengan adalah lengan yang menghasilkan kecepatan,

kombinasi dan kontraksi dimiliki seseorang, stimulus syaraf pusat untuk

memonitoring gerak lengan melahirkan energy secara cepat dan terkoordinasi sesuai

mekanisme dibutuhkan oleh manusia yang melakukan olahraga. Dibawah ini bisa

dilihat peran rasio panjang : tinggi badan dalam tolak peluru;

Gambar 19. Peran Rasio Panjang Lengan :Tinggi Badan

(Roger Bartlet, 70 : 2002 )

Peran rasio panjang lengan pada tolak peluru memberikan kontribusi sangat

besar terhadap susunan gerak yang saling bekerja bersama, untuk menghasilkan

Page 55: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

60

gerak manusia, secara positif mempengaruhi penampilan ketrampilan olahraga, baik

masa memegang peluru, menolak sampai gerak lanjut. Panjang lengan yang panjang

dan pengungkit yang tepat mendukung keberhasilan prestasi olahraga tolak peluru.

Semakin panjang lengan maka akan semakin menguntungkan karena pada saat bola

lepas dari tangan maka lengan yang panjang menghasilkan jarak jauh lebih baik.

Kemudian peran tinggi badan dalam aktifitas olahraga alam aktifitas

olahraga sangat penting dalam pencapaian suatu target yang sudah direncanakan,

khususnya dibidang tolak peluru. M. Sajoto (1995: 19) salah satu aspek untuk

mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang meliputi struktur dan

postur tubuh yaitu; tinggi badan, ukuran berat badan, simatotype (bentuk tubuh)

Berdasarkan dari beberapa uraian diatas maka terdapat kelebihan dan

kelemahan diantara keduanya didalam peran rasio panjang lengan : tinggi badan

terhadap tolak peluru dapat dipastikan akan memberikan pengaruh berbeda diantara

metode latihan fisik plyometric .

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang

dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian untuk hipotesis. Hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: penelitian yang dilakukan oleh :

Dwi Gunadi (2011:131) meneliti tentang perbedaan pengaruh metode latihan

plyometric dan latihan beban beban terhadap prestasi tolak peluru gaya linier

ditinjau dari power otot lengan. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan

bahwa ada pengguna latihan pliometrik lebih cocok dengan power otot lengan

kurang. Latihan beban lebih cocok dengan power otot lengan baik. Pengguna dengan

power otot lengan sedang lebih cocok dengan latihan beban.

Page 56: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

61

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan pengaruh antara metode latihan plyometric incline push-up

depth jump dan medicine ball chest pass terhadap peningkatan prestasi

tolak peluru

Metode latihan fisik merupakan prosedur dan cara pemilihan jenis

latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan kompleksitas dan berat beban

latihan. Dalam peningkatan power otot lengan maka metode latihan fisik incline

push-up depth jump dan medicine ball chest pass sebagai latihannya. Metode

latihan fisik incline push-up depth jump merupakan suatu latihan fisik dengan cara

posisi awal push-up menolakkan pada sisi dalam ke sisi luar ,dengan tenaga ekplosif

menolak tinggi dan mendarat. Dan posisi tangan membuka dan menutup. Gerakan

meledak ke atas dikauan dengan tenaga ekplosif dan kecepatan penuh melalui kontraksi

maksimal otot-otot ektensor dari anggota gerak atas. Tolakan dilakukan secara

berulang-ulang dengan pantulan yang cepat dan kuat. Sedangkan medicine ball chest

pass adalah suatu latihan fisik dengan menggunakan ball medicine dilakukan

dengan berpasangan. Latihan ini untuk meningkatkan kekuatan dan tenaga

bagian atas. Dengan tenaga ekplosif melempar bola kearah teman. Tangan lurus

diatas kepala ditolakkan sampai kedepan dada, untuk penambahan beban bisa

dilakukan dengan cara mengatur jarak pasangan jauh atau dekat. Dengan kondisi

tersebut maka tentunya power otot lenganakan meningkat.

Metode latihan yang dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan

akan berpengaruh terhadap prestasi tolak peluru. Dengan demikian prestasi tolak

peluru pada siswa putra dapat meningkat. Oleh sebab itu peningkatan dosis

metode latihan fisik sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Dari uraian diatas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan

yang ada pada masing-masing metode latihan, maka dapat diduga bahwa antara

metode latihan incline push-up depth jump dan medicine ball chest pass akan

memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

Page 57: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

62

2. Perbedaan peningkatan prestasi tolak peluru antara siswa putra yang

memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan besar, sedang dan kecil.

Dalam berbagai olahraga peran rasio panjang lengan: tinggi badan sangat

dibutuhkan. rasio antara beberapa anggota badan atau dengan kata lain

merupakan rasio gerak oleh sejumlah anggota badan secara simultan.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa perbedaan rasio panjang lengan :

timggi badan besar, sedang dan kecil berpengaruh berbeda terhadap prestasi

tolak peluru. Sehingga diduga ada perbedaan pengaruh prestasi tolak peluru

antara siswa yang memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan besar, rasio

panjang lengan : tinggi badan sedang dan rasio panjang lengan : tinggi badan

kecil.

3. Pengaruh interaksi antara metode latihan plyometric incline push-up depth

jump dan medicine ball chest pass dan rasio panjang lengan : tinggi badan

terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

Masing-masing individu memiliki rasio panjang lengan : tinggi badan

yang berbeda, tingkat rasio ini akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi.

Hal ini akan membawa arah pemikiran suatu metode latihan fisik plyometrik

yang sesuai untuk tingkat rasio yang telah dimiliki oleh masing-masing individu

tersebut.

Dengan demikian dari uraian tersebut, maka dapat diduga terdapat

pengaruh interaksi antara metode latihan fisik plyometric incline push-up depth

jump dan medicine ball chest pass dengan rasio panjang lengan : tinggi badan

terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

Page 58: BABII A.KajianTeori ... · mengetahui benar, seberapa lama sebuah bola akan melayang dalam jarak tertentu. Para pemain itu akan menaksir kelajuan (velocity) dari para pemain depan

63

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan,

dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan plyometric incline push-up

depth jump dan medicine ball chest pass terhadap peningkatan prestasi tolak

peluru.

2. Ada perbedaan peningkatan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki

rasio panjang lengan : tinggi badan besar, sedang dan kecil.

3. Ada pengaruh interaksi antara metode latihan plyometric incline push-up

depth jump dan medicine ball chest pass dan rasio panjang lengan : tinggi

badan terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.