BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi...

10
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi global, akan muncul beberapa perubahan yang mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara harus bekerja secara efisien dan efektif, agar perusahaan/negara dapat bersaing sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya saing tinggi di pasar global. Proses ini akan berlangsung lebih cepat setelah adanya penandatanganan kesepakatan Putaran Uruguay/GATT atau World Tracie Organization ()NTO) pada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh, Marokko, Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh 125 negara. Dralt final Act (DFA) yang diajukan setelah dibahas dan diadakan perubahan disetujui sebagai Final Act (FA) dan dikenal sebagai GATT 1994. Selain itu juga·dibentuk Organisasi perdagangan Dunia atau World Tracie Organization ()NTO). Dengan dicapainya kesepakatan dalam GATT, maka babak baru dalam perdagangan internasional dimulai. Menghadapi situasi demikian, berbagai persiapan perlu dilakukan. Efisiensi adalah kunci yang memerlukan perhatian serius untuk dipecahkan dalam menghadapi pasar global, termasuk di dalamnya peningkatan keunggulan komparatif dan kompetitif suatu komoditas yang diperdagangkan. Dalam bidang pertanian, tuntutan tersebut semakin diperlukan http://www.mb.ipb.ac.id/

Transcript of BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi...

Page 1: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era ekonomi global, akan muncul beberapa perubahan yang

mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal

masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara harus

bekerja secara efisien dan efektif, agar perusahaan/negara dapat bersaing

sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya saing tinggi di pasar global.

Proses ini akan berlangsung lebih cepat setelah adanya penandatanganan

kesepakatan Putaran Uruguay/GATT atau World Tracie Organization ()NTO)

pada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh, Marokko, Kesepakatan tersebut

ditandatangani oleh 125 negara. Dralt final Act (DFA) yang diajukan setelah

dibahas dan diadakan perubahan disetujui sebagai Final Act (FA) dan dikenal

sebagai GATT 1994. Selain itu juga·dibentuk Organisasi perdagangan Dunia

atau World Tracie Organization ()NTO).

Dengan dicapainya kesepakatan dalam GATT, maka babak baru dalam

perdagangan internasional dimulai. Menghadapi situasi demikian, berbagai

persiapan perlu dilakukan. Efisiensi adalah kunci yang memerlukan perhatian

serius untuk dipecahkan dalam menghadapi pasar global, termasuk di dalamnya

peningkatan keunggulan komparatif dan kompetitif suatu komoditas yang

diperdagangkan. Dalam bidang pertanian, tuntutan tersebut semakin diperlukan

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 2: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

mengingat persaingan akan semakin ketat dan berbagai proteksi yang diberikan

selama ini harus dihilangkan atau disesuaikan dengan kesepakatan yang ada

dalam GATT (Amang,1994).

Tujuan dari tarif (proteksi) adalah untuk mempengaruhi alokasi

sumberdaya diantara berbagai macam altematif, khususnya altematif dalam

berbagai maeam industri. Besarnya tarif nominal atau besarnya proteksi nominal

tidak dapat memprediksi seeara relatif tepat arus sumberdaya. Prediksi kemana

arah sumberdaya bergerak hanya dapat dilihat dengan menghitung-hitung

berapa besarnya tarif efektif (Bawazier, 1989).

Oalam konteks Negara-negara berkembang yang telah meneari upaya­

upaya yang tidak mudah mengenai impor pertanian mereka yang pada umumnya

adalah makanan kebutuhan pokok. Pada satu pihak mereka ingin mendapatkan

dengan harga yang murah bagi konsumsi masyarakat. Namun, naluri untuk

menerapkan pajak impor dan melindungi para produsen juga kuat. Yang sering

muneul adalah pola kebijakan yang memberi subsidi bagi konsumsi makanan

pokok yang diimpor, tetapi hal itu akan mengakibatkan para produsen

menghadapi harga yang dibawah maupun di atas harga dunia (Kindleberger,

1995). Oi Indonesia seperti kasus gandum yang disubsidi oleh pemerintah

melalui lembaga BULOG kepada P.T. Bogasari.

Selanjutnya juga dikaji peranan Indonesia di pasar internasional. Pada

Tabel 1.1.1. ditunjukkan peranan Indonesia dalam perdagangan intemasional

masih terlalu keeil. Seeara kuantitas ekspor Indonesia terus meningkat terlihat

2

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 3: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

pada tahun 1985 sebesar US $ 18 miliar, pada tahun 1990 sebesar US $ 25

miliar, pada tahun 1992 sebesar US $ 34 miliar dan pada tahun 1994 sebesar US

$ 40 miliar. Walaupun secara umum peranan Indonesia di pasar internasional

cenderung meningkat, pada tahun 1985 sebesar 0,92% kemudian pada tahun

1994 menjadi 0,99%, namun pada tahun 1990 menurun sebesar 0,73%.

TabeI1.1.1.Peranan Indonesia dalam Perdagangan Dunia

Tahun 1985 - 1994

Sumber: GAIT, Statostik International Trade 1994.

-URAIAN 1985 1990 1992 1994

Total Ekspor Dunia (US $ miliar)

• Dunia 1.947 3.440 3.731 4.021

• Indonesia 18 25 34 40Q Peranan (%) 0,92 0,73 0,91 0,99Hasil Pertanian (US $ miliar)

• Dunia 267 419 449 -• Indonesia 3 4 5 7Q Peranan (%) 1,12 0,95 1,11 .Manufaktur (US $ miliar)

• Dunia 1.191 2.435 2.736 -• Indonesia 3 9 16 21Q Peranan (%) 0,25 0,37 0,58 -

..

Ekspor komoditas hasil pertanian di pasar internasional secara kuantitatif

peningkatannya sangat lambat, terlihat pada tahun 1985 sebesar US $ 3 miliar

kemudian pada tahun 1994 menjadi US $ 7 miliar. Peranan Indonesia di pasar

internasional untuk komoditas hasil pertanian sangat kecil dan cukup berfluktuasi,

3

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 4: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

terlihat pada tahun 1985 sebesar 1,12%, pada tahun 1990 sebesar 0,95% dan

pada tahun 1992 sebesar 1,12%.

Pada ekspor komoditas manufaktur secara kuantitatif dan persentase

(peranan) cenderung meningkat secara lambat mengingat ekspor non migas baru

digalakkan oleh pemerintah. Ekspor komoditas manufaktur pada tahun 1985

sebesar US $ 3 miliar meningkat menjadi US $ 21 pada tahun 1994. Walaupun

masih kecil tetapi peningkatannya terus konsisten persentase (peranan) ekspor

manufaktur di pasar internasinal pada tahun 1985 sebesar 0,25% meningkat

menjadi 0,58% pada tahun 1992.

Apabila dibandingkan antara komoditas ekspor hasil pertanian dengan

ekspor hasil manufaktur di pasar internasional, komoditas hasil pertanian

bergerak relatif lambat. Penyebab rendahnya ekspor komoditas pertanian dan

harganya yang cukup berfluktuasi dapat berasal dari faktor dalam nageri maupun

luar negeri. Faktor dari dalam negeri, pertama, tingkat kompetitif komoditas

agribisnis sangat rendah, karena biaya proses produksi yang tinggi. Kedua, "Low

quality", sebagai akibat rendahnya "quality control" baik bahan baku maupun

bahan jadi. Ketiga, rendahnya minat investasi baik PMON maupun PMA untuk

agribisnis. Keempat, fasilitas infrastruktur yang ada belum memadai untuk

menunjang pengembangan ekspor produk agribisnis yang efisien.

Faktor dari luar negeri, pertama, permintaan terhadap sebagian komoditas

agribisnis (komoditi primer) tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan.

Komoditi primer pada dasarnya mempunyai "income elasticity" yang lebih kecil

4

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 5: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

dari satu. Kedua, Masih banyak hambatan baik tarif maupun non-tarif (yang

terselubung) yang diterapkan oleh negara-negara maju terhadap impor komoditas

Agribisnis. Ketiga, sistem pemasaran komoditas agribisnis di luar negeri lebih

bersifat monopsoni (Hutabarat,1996).

Meskipun sukar diperkirakan secara rinci manfaat positif dari Putaran

Uruguay/GATT, namun berbagai perhitungan yang dilakukan telah memberikan

gambaran mengenai perubahan variabel-variabel ekonomi seperti POB, ekspor

dan impor. Beberapa studi yang pernah dilakukan memperkirakan bahwa dampak

dari Putaran Uruguay/GATI akan cukup signifikan. Oalam hal ini : Perlama, POB

dunia akan meningkat sebesar $ 230 miliyar dalam tahun 2005 apabila

dibandingkan seadainya tidak ada Putaran Uruguay. Kedua, perdagangan secara

riil (merchandise trade) diperkirakan akan meningkat sekitar 12% atau $ 745

miliyar pada harga konstan dalam dolllar 1992. Ketiga, akan terjadi perubahan

keunggulan komparatif ekonomi, yang menimbulkan gelombang baru relokasi

industri. Perhitungan di atas belum mencakup dampak dinamik yang terkandung

di dalamnya, karena pada dasarnya diantara hasil-hasil GATI banyak bersifat

kualitatif seperti tarifikasi dan penguatan disiplin (Goeltom, 1994).

Oalam kaitan hubungan antar negara, sampai saat ini masih terdapat dua

kubu kepemihakan atas sistem perdagangan bebas, yakni : Perlama, kubu yang

optimis (trade optimists) mengemukakan bahwa liberalisasi perdagangan akan

mendorong pertumbuhan ekspor yang cepat dan pertumbuhan ekonomi. Kedua,

kubu pesimis (trade pesimists) melihat bahwa ekspor negara yang sedang

5

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 6: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

berkembang dalam perdagangan bebas akan tumbuh secara perlahan karena

berbagai sebab antara lain: kurangnya permintaan terhadap bahan mentah dari

negara dunia ketiga, ditemukannya substitusi sintetis bahan mentah tersebut,

rendahnya elastisitas pendapatan terhadap permintaan untuk produk primer dan

barang manufaktur ringan, meningkatnya produktifitas pertanian negara maju dan

meningkatnya proteksi baik bagi produk pertanian maupun industri yang intensif

tenaga kerja di negara-negara maju (Sjaifudin, 1996).

1.2. Perumusan Masalah

Walaupun masih ada pendapat yang optimis dan pesimis mengenai

Putaran Uruguay (GATT) atau WTO, namun demikian setelah kesepakatan

penandatanganan di Marrakesh, terlihat telah memiliki tujuan yang hendak

dicapai melalui GATTIWTO yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat dunia.

Hal ini dapat dicapai karena kasepakatan GATIIWTO diharapkan akan mampu

mendorong meningkatkan volume perdagangan internasional yang lebih efisien,

sehingga akan mendorong peningkatan produksi dan investasi serta memperluas

lapangan kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Konsep dan definisi pertanian mengacu pada Indikator Pertanian dari

publikasi Biro Pusat Statistik (BPS). Konsep dan definisi pertanian adalah

kegiatan usaha yang meliputi budidaya tanaman bahan makanan, perkebunan,

perikanan, kehutanan dan peternakan.

6

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 7: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

Masalah utama yang dihadapi Indonesia, khususnya kelompok ·pertanian

adalah komoditas/output pertanian, terutama setelah GAITIWTO mulai diaktifkan

selama 10 tahun (tahun 2005) pada kasus negara-negara yang sedang

berkembang. Tingkat proteksi pengurangan tarif yang diperkenankan hingga

pada tingkat rata-rata 36% (GAIT Secretary, 1993).

Indonesia diberi kesempatan untuk menunda pembukaan pasar bebas

termasuk pada komoditas pertanian. Selama kurun waktu tersebut diharapkan

para produsen dan lembaga-Iembaga terkait lainnya mampu bekerja efisien

sehingga pada saat diberlakukan pasar bebas mampu berkompetisi.

Permasalahan mendasar adalah apakah Indonesia telah siap mengantisipasi

keputusan GAITIWTO dalam kurun waktu tersebut ? Dalam hubungannya

dengan penelitian ini, ditelaah upaya mengantisipasi kesepakatan putaran

Uruguay (GAITIWTO) khususnya dalam aspek pengembangan komoditas

pertanian.

Kajian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu: (i). apakah komoditas pertanian

mempunyai keunggulan komparatif dalam produksinya yang dikaji dart tingkat

penggunaan sumberdaya domestik; (ii). Bagaimana menurut rangking komoditas

yang mempunyai keunggulan komparatif yang sangat menguntungkan; (iii).

Apakah proteksi (perlindungan) atau insentif yang diberikan pemerintah kepada

produsen komoditas pertanian sudah cukup efektif, khususnya dalam usaha

peningkatan efisiensi; dan (iv). Pola pengembangan dan kebijakan-kebijakan apa

7

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 8: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

yang harus ditempuh untuk meningkatkan daya saing komoditas pertanian

dipasar global.

Penelitian ini dibatasi pada komoditas pertanian yang diekpor dan

diperkirakan cukup mampu bersaing di pasar global. Dalam penelitian ini diteliti 4

(empat) kelompok sub-sektor pertanian yang termasuk dalam 15 komoditas

pertanian. Kelompok sub-sektor pertanian tersebut terdiri dari :

1. Sub-sektor Pangan, yaitu komoditas jagung, kedelai dan sayur-sayuran;

2. Sub-sektor Perkebunan, yaitu komoditas karet, tebu, kelapa sawit, hasil

tanaman serat, tembakau, kopi, teh dan hasil kebun lainnya.

3. Sub-sektor Kehutanan, yaitu kayu dan hasil hutan lainnya

4. Sub-sektor Perikanan, yaitu Ikan laut dan hasil laut lainnya serta ikan darat

dan hasil perairan darat lainnya.

Pengelompokan komoditas pertanian tersebut didasarkan kepada sistem

pengelompokan yang ada pada Tabel Input -Output (1-0) Indonesia tahun 1990.

Jenis output (kode sektor), terrnasuk pengelompokan komoditas pertanian dalam

tabel tersebut berjumlah 161 sektor (jenis output).

8

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 9: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

1.3. Tu]!.!a!'! Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui Tingkat Proteksi Efektif yang dimiliki 15 komoditas pertanian

Indonesia.

2. Mengetahui Biaya Sumberdaya DomestiklDalam Negeri pada 15

komoditas pertanian.

3. Kebijakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing

komoditas pertanian dalam rangka menghadapi pasar global.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dari tujuan yang ingin diamati, diharapkan penelitian ini dapat digunakan

untuk:

1. Mengevaluasi tingkat proteksi efektif pada 15 komoditas pertanian

Indonesia.

2. Mengevaluasi Biaya Sumberdaya DomestiklDalam Negeri pada 15

komoditas Pertanian.

3. Mengetahui berapa jumlah komoditas pertanian Indonesia yang layak

diperdagangkan di pasar internasional.

4. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan, untuk penetapan

kebijakan dimasa yang akan datang, berkaitan dengan pengembangan

agribisnis dan agroindustri dalam negeri dalam menghadapi pasar global.

9

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 10: BABI PENDAHULUAN - core.ac.uk · mendasar, mudahnya perpindahan arus barangfjasa, faktor produksi dan modal masuk maupun keluar di setiap negara. Kondisi ini membuat setiap negara

1.5. Hipotesa

Hipotesa yang diajukan adalah :

1. Tingkat Proteksi Efektif yang dimiliki oleh 15 komoditas pertanian

Indonesia relatif lebih besar dari 36 % (perjanjian tarif yang telah diratifikasi

dalam GATTIWTO).

2. Biaya Sumber Daya DomestiklDalam Negeri dibagi shadow

exchange fate (DRC/SER) pada 15 komoditas pertanian Indonesia

relatif lebih besar dari satu.

10

http://www.mb.ipb.ac.id/