BA/BE

34
Tugas Biofarmasi Terapan dan Farmakokinetika Klinik BIOAVAIBILITAS DAN BIOEKUIVALENSI Disusun oleh : Aulina Alawiyah A. 260112120004 Fithra Indah N. 260112120066 Tri Maryanti 260112120006 Fathi 260112120078 Khairun Athiya 260112120010 Rizky Vitriani L. 260112120096 Rita Rohaeti 260112120026 Whisda Mustika W. 260112120106

description

Bioavaibilitas menunjukkan suatu pengukuran laju dan jumlah obat yang aktif secara terapetik yang mencapai sirkulasi umum. Bioekivalensi merupakan respon terapetik atau standar yang ditetapkan dari suatu produk obat terhadap produk obat yang lain.

Transcript of BA/BE

Page 1: BA/BE

Tugas Biofarmasi Terapan dan Farmakokinetika Klinik

BIOAVAIBILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Disusun oleh :

Aulina Alawiyah A. 260112120004 Fithra Indah N. 260112120066

Tri Maryanti 260112120006 Fathi 260112120078

Khairun Athiya 260112120010 Rizky Vitriani L. 260112120096

Rita Rohaeti 260112120026 Whisda Mustika W. 260112120106

Devita Indira S. 260112120032 Imay Adiyati H. 260112120110

Billy 260112120036 Maryam Sofiah 260112120112

Seni Astri Y. 260112120044 Galih Widys 260112120124

Patria Ardhi N. 260112120046 Dodi Munandar 260112120128

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012

BIOAVAIBILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Page 2: BA/BE

I. PENDAHULUAN

I.1 Bioavaibilitas

Bioavaibilitas menunjukkan suatu pengukuran laju dan jumlah obat yang

aktif secara terapetik yang mencapai sirkulasi umum. Studi bioavailabiltas

dilakukan, baik terhadap bahan obat aktif yang telah disetujui maupun terhadap

obat dengan efek terapetik yang belum disetujui oleh FDA (Food and Drug

Administration) untuk dipasarkan. FDA dalam menyetujui suatu produk obat

untuk dipasarkan harus yakin bahwa produk obat tersebut aman dan efektif sesuai

label indikasi penggunaan. Selain itu, produk obat juga harus memenuhi seluruh

standar yang digunakan dalam identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian.

Parameter-parameter yang berguna dalam penentuan bioavailabilitas suatu

obat meliputi:

a) Data Plasma

Data plasma meliputi tmaks, Cpmaks, dan AUC.

tmaks yaitu waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat atau

dapat disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai

konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat, satuan tmaks

adalah satuan waktu (misal: jam, menit).

Cpmaks yaitu konsentrasi plasma puncak yang menunjukkan

konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian obat

secara oral.

AUC atau area di bawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu

adalah suatu ukuran dari jumlah bioavailabilitas suatu obat.

b) Data urin

Data eksresi obat lewat urin dapat dipakai untuk memperkirakan

bioavailabilitas. Agar didapat perkiraan yang benar, obat harus

dieksresikan dalam jumlah yang bermakna di dalam urin dan cuplikan

harus dikumpulkan secara lengkap. Data urin meliputi Du, dDu/dt , t∞.

Du yaitu jumlah akumulatif obat yang dieksresi dalam urin secara

langsung berhubungan dengan jumlah total obat terabsorbsi.

1

Page 3: BA/BE

dDu/dt yaitu laju ekresi obat dalam urin, oleh karena sebagian besar

obat dieliminasi dengan proses laju orde kesatu, maka laju eksresi

obat bergantung pada tetapan laju elminasi orde kesatu (K) dan

kadar obat dalam plasma (Cp).

t∞ yaitu waktu terjadinya eksresi obat maksimum dalam urin

c) Efek Farmakologik akut

Penggunaaan efek farmakologik akut untuk menentukan bioavailabilitas

memerlukan adanya kaitan dosis-respons. Dengan demikian,

bioavailabilitas dapat ditentukan dengan memeriksa kurva dosis respon

maupun total area dari kurva efek farmakologik akut-waktu.

d) Respon Klinik

Respon klinik adalah melakukan pengamatan adanya respon yang kurang

(kegagalan terapetik), respon terapetik yang baik, atau adanya toksisitas

pada penderita yang mendapatkan produk obat yang sama. Terdapat

perbedaan respon klinik yang disebabkan oleh perbedaan farmakokinetik

dan farmakodinamik obat tiap individu. Perbedaan farmakodinamik yang

menyangkut hubungan antara obat dan reseptor disebabkan perbedaan

kepekaan reseptor terhadap obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi

prilaku farmakodinamik obat diantaranya adalah umur, toleransi obat,

interaksi oabt dan faktor-faktor patofisiologik yang tidak diketahui.

Bila obat bebas atau aktif dalam cairan biologis dapat ditentukan secara

tepat, maka data plasma dan urin akan memberikan informasi yang paling objektif

tentang bioavailabilitas.

I.2 Bioekivalensi

Bioekivalensi merupakan respon terapetik atau standar yang ditetapkan

dari suatu produk obat terhadap produk obat yang lain. Dalam suatu studi

bioekivalensi, satu formulasi obat dipilih sebagai standar pembanding dari

formulasi obat yang lain. Standar pembanding hendaknya mengandung obat aktif

terapetik dalam formulasi yang paling banyak berada dalam sistemik (yakni

2

Page 4: BA/BE

larutan atau suspensi) dan dalam jumlah sama seperti formulasi lain yang

dibandingkan. Pembanding hendaknya diberikan dengan rute sama seperti

formulasi yang dibandingkan kecuali jika suatu rute lain atau rute tambahan

diperlukan untuk menjawab masalah farmakokinetik tertentu .

Alasan utama dilakukannya studi bioekivalensi karena produk obat yang

dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada

penderita.

Persyaratan bioekivalensi diberlakukan oleh FDA atas dasar sebagai

berikut:

a) Adanya fakta dari percobaan klinik yang terkendali dengan baik atau

pengamatan terkendali pada penderita yang menyatakan bahwa berbagai

produk obat tidak memberi efek terapetik yang sebanding.

b) Adanya fakta dari studi ekivalensi yang terkendali dengan baik yang

menyatakan bahwa produk-produk tersebut bukan merupakan produk obat

yang bioekivalen .

c) Adanya fakta bahwa produk-produk obat memperlihatkan rasio terapetik

yang sempit dan konsentrasi efektif minimum dalam darah, serta

penggunaannya secara aman dan efektif memerlukan titrasi dosis yang

cermat dan memerlukan pemantauan penderita

d) Penetapan secara medik oleh yang berwenang menyatakan bahwa sesuatu

kekurangan bioekivalensi akan menyebabkan suatu efek yang tidak

dikehendaki yang membahayakan dalam pengobatan atau pencegahan

suatu penyakit atau kondisi yang parah.

e) Sifat-sifat fisikokimia dan farmakokinetik

I.3 Bioavaliabilitas dan Bioekivalensi in vivo - in vitro

Studi bioavailabilitas in vivo adalah untuk menentukan bioavailabilitas

dan karakterisasi farmakokinetik formulasi, bentuk sediaan, garam atau ester baru

terhadap suatu formula pembanding.

Hubungan in vivo-in vitro meliputi:

3

Page 5: BA/BE

a) Hubungan antara persen kandungan obat yang terabsorpsi sistemik

b) Hubungan antara laju dan jumlah obat terlarut dan parameter

farmakokinetik seperti tmaks, AUC, Cmaks, Ka.

c) Hubungan antara laju atau jumlah obat terlarut dan efek farmakologik

akut.

d) Hubungan antara rata-rata waktu dari pelarutan in vitro dan rata-rata waktu

tunggal obat in vivo.

FDA akan membebaskan persyaratan pembuktian bioavailabilitas in vivo

suatu produk obat apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

a) Produk obat merupakan larutan yang ditujukan hanya untuk pemakaian

intravena dan mengandung bahan aktif atau bagian terpetik yang dicampur

dengan pelarut yang sama dan dalam konsentrasi yang sama sebagaimana

dalam suatu larutan intravena yang merupakan sediaan baru yang telah

disetujui pemakaiannya

b) Produk obat merupakan preparat yang dipakai secara topikal.

c) Produk obat bentuk sediaan oral yang tidak ditujukan untuk diabsorbsi

misal antasid

d) Produk obat yang memenuhi kondisi berikut:

Diberikan secara inhalasi sebagai gas atau uap, misal suatu anastesi

medisinal atau anastesi inhalasi

Mengandung bahan obat aktif atau bagian terapetik dalam bentuk

sediaan yang sama seperti produk obat yang telah disetujui

pemakainnya.

e) Produk obat memenuhi semua kriteria berikut:

Merupakan larutan oral, elixir, sirup, tingtur, atau bentuk terlarut

yang lain.

Mengandung bahan obat aktif atau bagian yang berkhasiat dalam

konsentrasi yang sama seperti produk obat yang telah disetujui

pemakainnya.

Tidak mengandung bahan inaktif yang diketahui mempengaruhi

absorbsi bahan obat aktif atau bagian terapetik secara bermakna.

4

Page 6: BA/BE

Sebagai ringkasan, studi klinik berguna dalam menentukan keamanan dan

efikasi produk obat. Studi bioavailabilitas berguna dalam menetapkan produk obat

dalam kaitan pengaruhnya terhadap farmakokinetik obat. Sedangkan studi

bioekivalensi berguna dalam membandingkan bioavailabilitas suatu obat dari

berbagai produk obat. Apabil produk-produk obat dinyatakan bioekivalen maka

efikasi dari produk-produk obat ini dianggap sama.

II. STUDY KASUS

Pharmacokinetics and Bioavailability of an Integrase and Novel

Pharmacoenhancer-Cotaining Single Tablet Fixed Dose Combination

Regimen for Treatment of HIV

Polina German, PharmD, David Warren, MD, Steve West, MSPH, James Hui, PhD, and

Brian P. Kearney, PharmD

II.1.1 Abstrak

Objektif

Studi ini mengevaluasi bioavaibilitas relatif dan farmakokinetik dari

elvitegravir (EVG), emricitabine (FTC), tenofovir disoproxil fumarate (TDF), dan

investigasi perbaikan farmasi, cobicistat (COBI) yang di koformulasikan menjadi

sediaan FDC (fixed dose combination tablet) dibandingankan dengan EVG yang

dikuatkan dengan ritonavir dan FTC + TDF pada subjek sehat

Metode

Subjek dirandomisasi menjadi 1 atau 2 kelompok. Semua perlakuan

diberikan pada pagi hari selama 10 hari bersamaan dengan makanan dan

diwashout (dibersihkan dari efek perlakuan) 2 hari. Sampel darah diambil lebih

dari 24 jam pada dosis akhir pada setiap perlakuan.

Hasil

5

Page 7: BA/BE

Dari 44 subjek penelitian, 42 subjek menyelesaikan semua perlakuan serta

semua perlakuan ditoleransi dengan baik dari data hasil yang baik yaitu sediaan

FDC dengan COBI dosis 150 mg.

Kesimpulan

Tablet FDC yang berisi COBI 150 mg menghasilkan konsentrasi C tau EVG

yang tinggi dan secara klinis ekuivalen dengan tenofovir dan FTC. Kombinasi

tablet ini dapat diterima dan selanjunya dilakukan evaluasi subsekuen.

II.1.2 Subjek

44 orang sehat, tidak merokok, tidak teinfeksi HIV-1 baik pria dan wanita

(tidak hamil dan tidak menyusui), sehat. Wanita dengan potensi kehamilan dan

pria yang aktif secara seksual diperlukan untuk menggunakan kontrasepsi yang

efektif selama 30 hari setelah dosis terakhir dari studi obat. Subyek harus sehat

berdasarkan medical record , pemeriksaan fisik, dan evaluasi laboratorium.

Subyek tidak diikutsertakan jika memiliki keadaan medis yang serius atau sedang

menjalani perawatan atau pengobatan dengan obat herbal dan over the counter

(kecuali vitamin, parasetamol, ibuprofen, atau pengobatan hormonal).

II.1.3 Design Study

Dilakukan studi untuk mengetahui bioavaibilitas dan farmakokinetik dari

tablet kombinasi yang mengandung EVG 150 mg, FTC 200 mg, TDF 300 mg, dan

COBI 100 mg. Subyek diberikan pengobatan 1 dari 2 urutan pengobatan secara

acak dan diberikan nomor subyek setelah memenuhi persyaratan. Farmakokinetik

EVG diperkirakan berhubungan dengan pemberian ritonavir. FTC dan

farmakokinetik tenofovir diperkirakan bertolakbelakang dengan pemberian kapsul

FTC 200 mg dengan tablet TDF 300 mg.

Lama studi adalah 60 hari dan terdiri dari 4 periode dari 10 hari pemberian

dosis. Pengobatan selama 10 hari dipilih untuk memperkirakan farmakokinetik

dari semua komponen pada keadaan klinik, kondisi stabil, keadaan evaluasi dari

konsentrasi EVG. Waktu studi dipisahkan dengan 2 hari waktu pengeluaran obat.

6

Page 8: BA/BE

Semua dosis diberikan pada pagi hari 5 menit sebelum makan. Biasanya

sarapan mengandung 400 kcal dan 13 gram lemak. dilakukan pemeriksaan mulut

untuk memastikan dosis dan waktu pemberian dosis yang dicatat. Pada saat

perhitungan nilai farmakokinetik, obat diberikan setelah subyek berpuasa sehari,

dan subyek dilarang makan sampai pengambilan sampel darah selama 4 jam

selesai.

Sampel darah diambil pada hari terakhir pengobatan (hari ke 10, 22, 34,

dan 46) pada waktu 0, 0.5, 1, 1.5,  2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5, 5.5, 6, 8, 10, 12, 14, 16,

20, dan 24 jam postdose. Waktu pengambilan darah berdasarkan profil

konsentrasi terhadap waktu dari setiap obat untuk memperkirakan

farmakokinetiknya secara akurat.

2.1.4 Metode Analisis

1. Prosedur Bioanalisik

EVG, RTV, FTC, tenofovir, dan konsentrasi COBI dalam plasma manusia

dideterminasi oleh validasi Kromatografi cair berurutan dengan metode

spektrometri massa (LC-MS/MS). Analisis EVG dan ritonavir dilakukan oleh

QPS, Inc (Newark, DE), sedangkan analisis untuk analit lainnya dilakukan di

Gilead Sciences (Durham, NC).

Untuk analisis EVG dan RTV, 50 µL plasma manusia di spike dengan

standar internal yang bersifat deuterium dan diproses oleh ekstraksi fase padat.

Senyawa-senyawa yang terdeteksi oleh MS / MS dalam monitoring reaksi yang

dipilih menggunakan ionisasi elektrospray dengan polaritas positif, dan transisi

ion berikut dipantau: m/z 448 344 untuk EVG, m/z 456 344 untuk IS EVG,

m/z 721 268 RTV, dan m/z 728 274 untuk IS RTV. Batas bawah kuantitas

EVG dan RTV masing-masing 20 dan 5 ng/mL. Untuk validasi kedua analit,

interassay dan intra-assay presisi kurang dari 10% dan akurasi 610%.

Untuk analisis FTC dan tenofovir, 100 µL plasma manusia deproteinazed

menggunakan 400 µL metanol larutan yang mengandung 2 standar internal

(lamivudine untuk FTC, adefovir untuk tenofovir). Senyawa-senyawa yang

terdeteksi oleh MS/MS dalam monitoring reaksi yang dipilih menggunakan

7

Page 9: BA/BE

ionisasi elektrospray dengan polaritas positif dan transisi ion berikut dipantau

sebagai berikut: m/z 248 130 untuk FTC, m/z 288 176 untuk tenofovir, m/z

230 112 3TC, dan m/z 274 162 untuk adefovir. Batas bawah kuantitas untuk

FTC dan tenofovir masing-masing 5 dan 10 ng/mL. Untuk validasi kedua analit,

interassay dan intra-assay presisi kurang dari 10%, dan akurasi 610%.

Untuk analisis COBI, 50 mL plasma manusia di spike dengan standar

internal yang bersifat deuterium dan kemudian diekstrak menggunakan endapan

protein dengan metanol. Senyawa yang terdeteksi menggunakan ionisasi

elektrospray dalam modus ion positif, dan transisi ion berikut dipantau sebagai

berikut: m/z 776 606 COBI dan m/z 784 614 untuk standar internal.

interassay dan intra-assay presisi selama validasi untuk COBI, 15% dan akurasi

dalam 15%.

2. Analisis Farmakokinetik

Analisis farmakokinetik menetapkan untuk setiap analit yang digunakan

dalam perbandingan statistik terdiri dari semua studi acak yang menerima studi

obat dan menyelesaikan tes dan referensi perlakuan. Semua waktu sampel predose

kurang dari nol diberi nilai nol. Konsentrasi nilai di bawah batas bawah kuantisasi

dari tes bioanalitik yang terjadi sebelum pencapaian kuantitatif pertama

konsentrasi nilai nol untuk mencegah terlalu tinggi dari AUC awal. Sampel yang

berada di bawah batas bawah kuantisasi pada semua titik waktu lainnya

diperlakukan sebagai data yang hilang untuk menghindari bias dalam estimasi

terminal eliminasi tingkat konstan.

Parameter farmakokinetik untuk semua analit yang diperkirakan dengan

aplikasi linear/login bawah trapesium diatur menggunakan metode

noncompartmental (WinNonlin software, versi 5.2, Pharsight Corporation,

Mountain View, CA) untuk memperkirakan (AUCtau), konsentrasi maksimum

(Cmax), waktu Cmax (Tmax), (Ctau), dan waktu paruh (T1/2).

3. Analisis Statistik

Ukuran sampel total 34 subyek (17 per urutan) diproyeksikan untuk

mencapai 90% kekuatan untuk menolak hipotesis nol kurangnya kesetaraan

(tes/referensi geometris kuadrat berarti rasio adalah <80% atau >125%)

8

Page 10: BA/BE

mendukung hipotesis alternatif berarti 2 perlakuan yang setara dengan Cmax,

AUCtau, dan Ctau, dengan asumsi perbandingan masing-masing 2:1 dibuat pada

tingkat 5% untuk semua analit. Perhitungan didasarkan pada parameter

menggunakan variabilitas dalam subjek tertinggi parameter (SD = 0.269; EVG

Ctau). Perkiraan 30% lebih dibuat ke dalam ukuran sampel studi untuk

memperhitungkan potensi studi berkelanjutan, menghasilkan total penerimaan

dari 44 subyek (22 per urutan).

2.1.5 Hasil

Dari 44 subjek dewasa yang sehat (22 pria dan 22 wanita). 42 subjek

menyelesaikan semua tahapan penelitian, sedangkan 2 subjek diberhentikan dari

penelitian karena mengalami sakit (tidak terkait penggunaan obat).

1. Keamanan

Data keamanan dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa FDC

secara umum dapat ditoleransi, baik dengan dosis COBI 100 mg maupun dosis

COBI 150 mg. Kejadian efek samping muncul pada pengobatan EVG/r (34,1%),

FDC dengan dosis COBI 100mg (29,5%), dan FDC dengan dosis COBI 150mg

(30,2%), efek samping berupa demam ringan. Pengobatan dengan FTC + TDF

tidak menimbulkan efek samping. Pada ketiga tahap pengobatan berikutnya

kebanyakan efek samping berupa konstipasi (5 subjek), sakit kepala (4 subjek),

diare (2 subjek), dan hepatitis akut (2 subjek).

Dua subjek yang mengalami gejala hepatitis akut menunjukkan terjadinya

penurunan ALT selama penggunaan FDC yang mengandung COBI 100 mg pada

hari penelitian yang sama (hari ke-3 tahap ke-2). Tidak ada subjek yang

mengalami penurunan fungsi hati tingkat 2 atau tingkat 3 selama penggunaan

FDC yang mengandung 150 mg COBI. Terjadi abnormalitas total kolesterol

tingkat 1 pada pemakaian EVG/r, FTC+ TDF, dan FDC (COBI 100 mg & COBI

150 mg). Peningkatan serum kreatinin tingkat 1 terjadi pada penggunaan FDC

(COBI 100 mg & COBI 150 mg).

9

Page 11: BA/BE

2. Farmakokinetik

Analisis farmakokinetik melibatkan 42 subjek. Profil konsentrasi plasma-

waktu EVG, Tenofovir, dan FTC ditunjukkan pada Gambar 2, 3, dan 4.

Gambar 2. Profil Konsentrasi Plasma-Waktu EVG

Gambar 3 Profil Konsentrasi Plasma-Waktu Tenofovir

Gambar 4. Profil Konsentrasi Plasma-Waktu FTC

10

Ctau

Cmax & tmax

Page 12: BA/BE

Administrasi tablet FDC (COBI 100 mg) terlihat bioekivalen dengan EVG

pada AUCtau dan Cmax, tapi Ctau EVG/r lebih rendah (P< 0.0001). Karena efikasi

EVG sangat diasosiasikan dengan Ctau, maka dipilih untuk mengevaluasi FDC

dengan dosis COBI lebih tinggi (COBI 150 mg). AUCtau dan Cmax EVG lebih

tinggi dengan tablet FDC ini (P<0,03), terlebih lagi Ctau EVG memiliki angka

yang lebih bagus (P=0,27) daripada yang ditunjukkan oleh EVG/r. Dibandingkan

dengan FTC+TDF, administrasi tenovir dari tablet FDC (COBI 150 mg)

menghasilkan bioekivalen AUCtau, sedangkan Cmax dan Ctau (P<0,0001) lebih

tinggi. Untuk FTC AUCtau (P=0,0003), Cmax (P=0,01), dan Ctau (P<0,0001) sedikit

lebih tinggi. Seperti yang diharapkan, AUCtau, Cmax, dan Ctau meningkat lebih besar

pada dosis COBI yang lebih tinggi (150 mg). Perbandingan statistik dari EVG,

FTC, dan tenofovir disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Farmakokinetik Plasma EVG, FTC, Tenovir, dan COBI

2.1.6 Pembahasan

Pada studi farmakokinetik ini kemampuan COBI dalam

mengadministrasikan EVG sebagai tablet FDC (EVG/COBI/FTC/TDF)

diharapkan sama dengan EVG/r. Administrasi FDC dengan dosis rendah COBI

(100 mg) menunjukkan Ctau EVG lebih rendah daripada EVG/r. Karena efikasi

EVG bergantung pada tingginya Ctau, FDC dengan dosis tinggi COBI (150 mg) di

11

Page 13: BA/BE

pilih untuk evaluasi selanjutnya dan menunjukkan penampakan EVG mencapai

target.

Penampakan sistemik Tenofovir, bioekivalen untuk AUCtau, tapi Cmax dan

Ctau masing-masing lebih tinggi 30% dan 24% pada administrasi tablet FDC

dibandingkan administrasi TDF+FTC. AUCtau, Cmax, dan Ctau FTC lebih tinggi

sedikit pada tablet FDC dibandingkan TDF+FTC. Tidak ada perbedaan waktu

paruh Tenofovir dan FTC pada tablet FDC dan TDF+FTC. Karena mekanisme

klirens dari Tenofovir dan FTC berbeda dibandingkan COBI dan EVG (ginjal vs

hati) dan kurangnya interaksi klinis yang signifikan antara Tenofovir, FTC, dan

obat-obatan yang banyak dieliminasi di hati, maka interaksi ditingkat

biotransformasi tidak sama. Peningkatan bioavailabilitas Tenofovir dan FTC dapat

terjadi sebagai kombinasi tablet FDC. Secara khusus, peningkatan Tenofovir

dapat dimediasi oleh penghambatan sementara dari P-glikoprotein intestinal

refluks transporter. COBI, Ritonavir dan penghambat protease lainnya,

merupakan substrat yang lemah/penghambat P-glikoprotein sehingga terjadi

peningkatan absorbsi Tenofovir.

Mekanisme mengenai peningkatan FTC pada FDC tidak diketahui, namun

mengingat keuntungan jangka panjang profil keamanan dari FTC dan

penampakan dalam FDC dianggap cocok untuk evaluasi lebih lanjut.

Beberapa dosis semua obat studi umumnya ditoleransi dengan baik, bila

diberikan sebagai komponen individu atau sebagai tablet tunggal. Efek samping

pengobatan dilaporkan untuk subjek yang menerima tablet FDC dan EVG/r.

2.1.7 Kesimpulan

FDC dengan dosis COBI 150mg menunjukkan tercapainya target

Tenofovir , FTC, dan EVG yang diinginkan dan dapat digunakan untuk regimen

pengobatan infeksi HIV-1.

12

Page 14: BA/BE

Bioequivalence Study of Two Minocycline Capsule Formulations

in Healthy Subjects

Setiawati E1*, Yunaidi DA1, Handayani LR1, Kurniawan YTI1, Simanjuntak R1, Santoso

ID1, Pramihadarini P1 and Poh SC2

1PT Equilab International, Bioavailability and Bioequivalence Laboratory, Jakarta, Indonesia2Y.S.P Industries (M) Sdn Bhd, Pharmaceutical Industry, Kajang, Selangor Darul Ehsan,

Malaysia

2.2.1 Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah bioavailabilitas

dari 100 mg kapsul Minocycline yang diproduksi oleh Y.S.P Industri (M) Sdn.

Bhd. Bioekivalen dengan Apo-Minocycline® 100 mg dari Apotex Canada.

Parameter farmakokinetik yang dinilai dari penelitian ini, diantaranya area di

bawah kurva kadar obat terhadap waktu dari waktu ke-0 sampai waktu terakhir

kadar obat diukur (AUCt), area di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai waktu tak

terhingga (AUCinf), kadar obat dalam plasma tertinggi (Cmax), waktu saat kadar

obat mencapai maksimum (tmax), dan waktu paruh eliminasi (t1/2).

Metode yang digunakan adalah two-sequence crossover (desain menyilang

dua arah) yang melibatkan 20 orang sehat (pria dan wanita) dalam keadaan puasa.

Pada dua periode penelitian dipisahkan dengan proses washout selama satu

minggu setelah obat diberikan. Sampel darah diambil hingga waktu ke-60 jam,

sampel plasma dipisahkan dan kadar minosiklin ditentukan dengan metode

HPLC-UV.

Pada penelitian ini, rata-rata (SD) AUCt, AUCinf, Cmax, and t½ dari

minosiklin uji, yaitu 17272.46 (3316.80) ng.h.mL-1, 19438.68 (3862.36)

ng.h.mL-1, 938.75 (192.92) ng/mL, and 19.46 (4.90) h, dengan median) tmax

minosiklin uji, yaitu 2.00 (0.67 – 3.00) h. Rata-rata (SD) AUC t, AUCinf, Cmax, and

t½ dari minosiklin pembanding, yaitu 16999.33 (3103.27) ng.h.mL-1, 19078.66

(3401.97) ng.h.mL-1, 944.19 (188.56) ng/mL, and 18.90 (4.84) h, dengan median)

tmax minosiklin pembanding, yaitu 2.00 (1.00 – 3.00) h. Rasio rata-rata geometric

(90% Cl) dari minosiklin uji/pembanding adalah 101.36% (97.85 – 105.00%) for

13

Page 15: BA/BE

AUCt, 101.53% (98.31 – 104.85%) for AUCinf, and 99.22% (95.92 – 102.63%) for

Cmax.

Dari penelitian in, dapat disimpulkan bahwa dua produk kapsul minosiklin

(obat uji dan pembanding) bioekivalen dalam kecepatan dan tingkat absorpsinya.

2.2.2 Subjek dan Design Study

Penelitian ini dilakukan di PT Equilab, Jakarta-Indonesia dan dilakukan

sesuai dengan Deklarasi Helsinki dan GCP, dan Panduan GLP. Protokol

penelitian ditinjau dan disetujui oleh komite dari Fakultas Kedokteran, Universitas

Indonesia, Jakarta-Indonesia. Formulasi uji Borymycin (100 mg minocycline),

kapsul (nomor batch TI 003), diproduksi oleh Y.S.P. Industries (M) Sdn. Bhd

Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Formulasi pembanding adalah Apo-

Minocycline® (100 mg minocycline) kapsul, diproduksi oleh Apotex Kanada.

Kanada dibeli di sebuah perusahaan farmasi lokal di Malaysia.

Dua puluh (20) relawan sehat, 15 pria dan 5 wanita, berusia antara 20 dan

46 tahun, berat badan dalam batas normal (BMI = 18,17-25 kg/m2), tekanan darah

dalam batas normal (100 - 120 mmHg untuk sistolik, dan 60 - 80 mmHg untuk

diastolik), denyut nadi antara 60 dan 90bpm, dan telah menandatangani

persetujuan tertulis untuk dilibatkan dalam penelitian ini. Satu minggu sebelum

dan selama masa penelitian, relawan tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi

obat, termasuk suplemen makanan dan jamu. Ibu hamil, ibu menyusui, wanita

berpotensi hamil tanpa alat kontrasepsi yang memadai, relawan yang diketahui

kontraindikasi atau hipersensitif terhadap minocycline, masalah gastrointestinal

kronis, disfungsi hati, secara klinis kelainan hematologi yang signifikan, kelainan

elektrokardiogram signifikan (EKG), insufisiensi ginjal, dan hasil tes positif untuk

HBsAg, anti-HCV, dan/atau anti-HIV, kondisi bedah atau medis (hadir atau

sejarah) yang secara signifikan dapat mengubah penyerapan, distribusi,

metabolisme atau ekskresi obat studi, misalnya penyakit gastrointestinal termasuk

ulkus lambung atau duodenum atau riwayat operasi lambung, yang bantuan atau

hilangnya 500 mL (atau lebih) dari darah dalam 3 bulan sebelum penelitian hari

pertama pemberian dosis, riwayat obat atau penyalahgunaan alkohol dalam waktu

14

Page 16: BA/BE

12 bulan sebelum skrining ini, berpartisipasi dalam penelitian sebelumnya yang

berjarak 3 bulan dari pemberian dosis pertama penelitian dikeluarkan dari

penelitian ini, sebagaimana dinilai dari pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital

(tekanan darah, denyut nadi / denyut jantung, laju pernapasan dan suhu), dan

nilai-nilai laboratorium fungsi hati (AP, ALT, AST dan total / direct bilirubin);

fungsi ginjal (serum kreatinin dan ureum), hematologi rutin (hemoglobin, leukosit

count, jumlah trombosit dan leukosit diferensial); darah glukosa, urinalisis rutin

(pH, glukosa, protein, dan sedimen urin), dan imunologi tes untuk HBsAg, anti-

HCV, dan anti-HIV dalam 14 hari sebelum pemberian dosis yang pertama.

2.2.3 Metode Analisis

Fase Perlakuan dan Sampling Darah

Subjek penelitian datang ke PT Equilab International sehari sebelum obat

diberikan dan dipuasakan dengan tetapi diberi air mineral mulai pukul 21.00.

Keesokan harinya (kira-kira pukul 06.00), 10 mL sampel darah diambil sebagai

kontrol. Kemudian, obat uji (satu kapsul Borymicin 100 mg atau Apo-

Minocycline® 100 mg) diberikan pada pukul 07.00 dengan 200 mL air. Subjek

penelitian tetap dalam posisi duduk dan tidak melakukan aktivitas berlebihan

selama 2 jam setelah pemberian obat.

Sampel darah sebanyak 5 mL diambil pada 0,33; 0,67; 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12,

24, 36, 48, dan 60 jam setelah pemberian obat. Satu minggu detelah pemberian

obat yang pertama (periode washout), prosedur yang sama diulang.

Tanggal dan waktu pengambilan sampel dicatat dalam CRF. Makan siang

dan makan malam dilakukan pada 4 jam dan 10 jam setelah pemberian obat.

Jumlah makanan dan minuman, serta aktivitas fisik untuk tiap individu

distandarisasi selama hari pengujian. Makanan atau minuman yang mengandung

xantin dan jus buah tidak diperbolehkan selama 24 jam sebelum dan saat hari

pengujian. Selain itu, tekanan darah, denyut jantung, dan efek samping

diperhatikan selama pengujian berlangsung.

15

Page 17: BA/BE

Metode Analisis

Konsentrasi minocycline dalam plasma ditentukan dengan HPLC (High

Performance Liquid Chromatography) yang sudah divalidasi dengan detektor UV

(HPLC-UV). Validasi yang dilakukan, diantaranya sensitivitas, spesifisitas,

linearitas, recovery, presisi, dan akurasi. Kurva kalibrasi untuk minocycline berada

pada rentang 50,38-6045,83 ng/mL; LOQ sebesar 50,38 ng/mL; presisi: koefisien

variasi intra-assay sebesar 1,12%, 0,53%, dan 0,76% pada konsentrasi rendah

(151,15 ng/mL), medium (1511,46 ng/mL), dan tinggi (5038,19 ng/mL).

Koefisien variasi inter-assay sebesar 6,13%, 2,09%, dan 1,57% pada konsentrasi

rendah, medium, dan tinggi; akurasi: intraassay (%diff) pada rentang -7,16%

sampai -4,95% untuk konsentrasi rendah, -2,32% sampai -0,92% untuk

konsentrasi medium, dan 5,06% sampai 6,99% untuk konsentrasi tinggi;

interassay pada rentang -7,16% sampai 10,99% untuk konsentrasi rendah, -4,49%

sampai 2,61% untuk konsentrasi medium, dan 4,90 sampai 10,84% untuk

konsentrasi tinggi.

Prosedur Penelitian

Prosedur digunakan untuk ekstraksi sampel subjek, kalibrasi, dan kualitas

standar kontrol. Sampel plasma dikeluarkan dari dalam tube dan pelarut yang

sesuai dimasukkan. Tube divortex dan disentrifugasi. Fase organik dipindahkan

ke dalam vial dan aliquot diinjeksikan ke dalam HPLC-UV pada panjang

gelombang 355 nm.

Instrumen dan Kondisis Analisis

Kromatografi cair dengan Sunfire C18 (5 µm) 3,9x150 mm (air, 2695) dan

prekolom Symmetry C18 5µm, 3,9x20 mm digunakan untuk pemisahan

minocycline. Fase gerak yang digunakan adalah perbandingan asetonitril dengan

disodium hydrogen fosfat (Na2HPO4) 50 Mm pH 3,8 (25:75 v/v). Kecepatan

aliran sebesar 0,9 mL/menit dan volume injeksi sebesar 50 µL. Deteksi sampel

menggunakan ultraviolet pada 355 nm.

Evaluasi Farmakokinetik

Metode analisis non-kompartemen digunakan untuk parameter

farmakokinetik minocycline. Cmax dan tmax didapatkan dari observasi data. AUCt

16

Page 18: BA/BE

dihitung dengan metode trapezoidal. AUCinf dihitung sebagai AUCt + Ct/ke

dimana Ct adalah konsentrasi terakhir yang dihitung; ke merupakan konstanta

kecepatan eliminasi yang ditentukan dengan analisis regresi selama fase log-linier

pada kurva konsentrasi-waktu. t1/2 dihitung sebagai 0,693/ke.

Evaluasi Statistika

EquivTest versi 2.0 (Statistical Solution Ltd., Saugus, MA, USA)

digunakan untuk analisis statistika pada AUCt, AUCinf, dan Cmax dengan metode

analisis varian (ANOVA) setelah memindahkan data menjadi nilai logaritmanya

(ln).

Dengan tingkat kepercayaan 90%, α=0,05, kriteria yang diterima untuk

bioekivalen adalah 90% CIs pada rasio rata-rata geometriknya 0,8-12,5 untuk

AUC dan Cmax. tmax dianalisis dengan metode non-parametrik menggunakan

metode Wilcoxon. Kemudian, t1/2 dianalisis menggunakan Student’s t-test.

2.2.4 Hasil

Dari hasil 20 partisipan dalam penelitian ini (sesuai referensi jenis kelamin

dan umur). tidak ada partisipan yang mengundurkan diri dalam penelitian ini.

Terdapat dua kasus efek samping berupa mual dan nyeri ditemui selama

penelitian. Didapatkan nilai konsentrasi rata-rata plasma terhadap profil waktu

setelah pemberian minocycline dari kedua formulasi pada subyek sehat (n = 20)

ditunjukkan pada Gambar 2. Hal ini berarti bahwa kurva konsentrasi plasma

terhadap waktu dari produk uji dan obat referensi adalah sebanding.

Dalam penelitian ini didapatkan nilai rata-rata (SD) AUCt, AUCinf, Cmax,

dan t½ minocycline dari obat uji secara berturut-turut adalah 17.272,46 (3.316,80)

ng.h.mL-1, 19.438,68 (3.862,36) ng.h.mL-1, 938,75 (192,92) ng/mL, dan 19,46

(4,90) h, masing-masing, dengan (kisaran) median tmax dari 2,00 (0,67-3,00) h.

rata-rata (SD). AUCt, AUCinf, Cmax, dan t½ dari minocycline dari obat referensi

adalah 16.999,33 (3.103,27) ng.h.mL-1, 19.078,66 (3.401,97) ng.h.mL-1, 944,19

(188,56) ng / mL, dan 18,90 (4,84) h, masing-masing, dengan (kisaran) median

tmax dari 2,00 (1,00-3,00) h. Parameter farmakokinetik AUCt, AUCinf, Cmax, tmax dan

digunakan untuk evaluasi bioekivalensi. Referensi obat disajikan pada Tabel 1.

17

Page 19: BA/BE

Nilai AUCt, AUCinf dan Cmax obat uji dan obat referensi disajikan pada

Tabel 1. Dengan interval 90% untuk rasio rata-rata geometrik dari pengujian /

referensi untuk AUCt, AUCinf dan Cmax berada dalam batas yang dapat diterima

(80 -125%) dari bioekivalensi yang menunjukan bahwa kriteria bioekivalensi

saling bertemu. Hasil pengujian dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa tidak

ada perubahsan yang signifikan secara statistik antara dua formulasi untuk nilai

tmax.

2.2.5 Pembahasan

18

Page 20: BA/BE

Tujuan dari penelitian menggunakan metode acak, single-blind, two

period, dan cross-over dengan periode wash-out selama satu minggu, adalah

untuk membandingkan bioavailabilitas dari kapsul minocycline uji yang

diproduksi oleh YSP Industries (M) Sdn. Bhd (Borymycin 100 mg) dengan

referensi minocycline kapsul (Apo-Minocycline ® 100 mg). Bahan diujikan

setelah subjek penelitian berpuasa semalam sebelum pengujian untuk

menghilangkan pengaruh gangguan makanan pada pada proses absorbsi obat.

Dalam percobaan ini bioekivalensi, AUCt, Cmax dan tmax adalah parameter

sasaran utama untuk menilai bioekivalensi antara kedua bahan uji. Berdasarkan

pedoman bioekivalensi, kriteria penerimaan untuk bioekivalensi adalah interval

90% dari rasio sarana pengujian / referensi geometris untuk kedua senyawa berada

di kisaran 0,80-1,25 untuk AUC dan Cmax.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa interval 90% dari rasio AUC

dan rasio Cmaks produk uji / referensi berada dalam rentang yang dapat diterima

untuk bioekivalensi.

Mean (SD) eliminasi paruh (t½) dari minocycline untuk obat uji adalah

19,46 (4,90) h dan untuk obat referensi adalah 18,90 (4,84) h. Nilai ini berada

dalam waktu paruh minocycline berdasarkan literatur, yaitu 11,38-24,31 h

(berarti: 17,03 jam). Dalam setiap pengujian, nilai AUCt dari minocycline adalah

lebih dari 80% dibandingkan dengan nilai AUCinf (% AUCt / AUCinf rasio lebih

dari 80% / 80,32-93,99% untuk obat uji dan 80,52-94,83% untuk obat referensi),

menunjukkan bahwa waktu sampling sesuai dengan lamanya fase penyerapan

obat.

Nilai median dari waktu untuk mencapai konsentrasi minocycline

maksimum dalam plasma (tmax) dari obat uji adalah 2,00/(0,67-3,00) jam dan

2,00/(1,00-3,00) jam untuk obat referensi. Data yang didapatkan di uji dengan uji

Wilcoxon, menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan secara

statistik antara dua formulasi untuk nilai t max. Nilai-nilai ini juga dalam rentang

tmax minocycline dalam literatur, yaitu 1 sampai 3 jam untuk minocycline dalam

bentuk sediaan kapsul.

19

Page 21: BA/BE

Dalam penelitian ini, subjek coefcient intravarian (CV%) diperoleh dari

ANOVA untuk minocycline adalah 6,40%, Hal itu berarti bahwa jumlah subjek

dalam penelitian ini (20 orang) mencukupi untuk pengambilan keputusan secara

statistik.

Tidak ada subjek penelitian ini yang mengundurkan diri. Namun terdapat

dua efek samping, yaitu mual dan nyeri yang ditemui selama penelitian. Di antara

20 subjek penelitian yang menerima obat uji, terdapat efek samping mual pada 1

subjek (S 5) selama periode 1, dan nyeri pada 1 subjek (S 14) selama periode 1.

2.2.6 Kesimpulan

Dua produk kapsul minosiklin (obat uji dan pembanding) bioekivalen

dalam kecepatan dan tingkat absorpsinya.

20

Page 22: BA/BE

DAFTAR PUSTAKA

German, P., PharmD., David, W., MD., Steve, W., MSPH., James, H., PhD., and Brian P. Kearney, PharmD. 2010. Pharmacokinetics and Bioavailability of an Integrase and Novel Pharmacoenhancer-Cotaining Single Tablet Fixed Dose Combination Regimen for Treatment of HIV. J. Acquir Immune Defic Syndr., 55 (3), 323-329.

Setiawati, E., Yunaidi, DA., Handayani, LR., Kurniawan, YTI., Simanjuntak, R., Santoso, ID., Pramihadarini, P., and Poh, SC. 2011. Bioequivalence Study of Two Minocycline Capsule Formulations in Healthy Subjects. J. Bioequivalence & Bioavailability., 3(6), 118-121.

Shargel, Leoan. Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press.

21