Bab

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Retina cenderung terkena banyak penyakit, baik yang diturunkan maupun yang didapat. Beberapa sering terjadi, dengan pengaruh sosio-ekonomi yang bermakna (misalnya degenerasi makula terkait usia). Oklusi arteri retina sentral adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah retina sentral. Tempat tersumbatnya arteri retina sentralis biasanya di lamina kribrosa. Retina akan menjadi opaque dan edema, khususnya dibagian kutub posterior dimana serabut saraf dan sel-sel ganglion menjadi tebal. Oklusi arteri retina sentral biasanya terjadi pada usia tua atau usia pertengahan. 1 Hilangnya penglihatan yang tiba-tiba tanpa nyeri pada salah satu mata merupakan karakteristik dari central retinal ertery occlusion (CRAO). Stroke mata umumnya disebabkan oleh emboli dari arteri retina, meskipun emboli dapat melakukan perjalanan ke cabang distal dari arteri retina, menyebabkan hilangnya hanya bagian dari bidang visual. Oklusi arteri retina merupakan darurat oftalmologi, dan 1 Oklusi Arteri Retina Sentral

description

e121313

Transcript of Bab

Page 1: Bab

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Retina cenderung terkena banyak penyakit, baik yang diturunkan maupun yang

didapat. Beberapa sering terjadi, dengan pengaruh sosio-ekonomi yang bermakna

(misalnya degenerasi makula terkait usia). Oklusi arteri retina sentral adalah adanya

sumbatan pada pembuluh darah retina sentral. Tempat tersumbatnya arteri retina

sentralis biasanya di lamina kribrosa. Retina akan menjadi opaque dan edema,

khususnya dibagian kutub posterior dimana serabut saraf dan sel-sel ganglion

menjadi tebal. Oklusi arteri retina sentral biasanya terjadi pada usia tua atau usia

pertengahan.1

Hilangnya penglihatan yang tiba-tiba tanpa nyeri pada salah satu mata

merupakan karakteristik dari central retinal ertery occlusion (CRAO). Stroke mata

umumnya disebabkan oleh emboli dari arteri retina, meskipun emboli dapat

melakukan perjalanan ke cabang distal dari arteri retina, menyebabkan hilangnya

hanya bagian dari bidang visual. Oklusi arteri retina merupakan darurat oftalmologi,

dan keterlambatan dalam pengobatan dapat mengakibatkan kerugian permanen pada

penglihatan.

Intervensi segera akan meningkatkan kemungkinan pemulihan visual, akan

tetapi, prognosis buruk, dengan hanya 21-35% dari mata mempertahankan visusnya.

Meskipun pemulihan visus menjadi perhatian segera, oklusi arteri retina adalah

penyakit kardiovaskular pertanda penyakit sistemik lain yang harus dievaluasi segera.

CRAO berhubungan dengan merokok dan, dengan peningkatan insiden stroke pada

pasien yang menderita CRAO. Usia rata-rata presentasi dari oklusi arteri retina adalah

awal dekade ketujuh kehidupan, meskipun beberapa kasus telah dilaporkan pada

1 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 2: Bab

pasien yang lebih muda dari 30 tahun. Sebuah riwayat hipertensi atau diabetes

mellitus yang menimbulkan 67% dan 25% pasien dengan CRAO, masing-

masingnya.2

Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kebutaan pada orang tua.

Sebagian besar pasien yang berusia > 60 tahun . Pasien yang lebih muda biasanya

memiliki penyakit jantung katup .3

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Menambah pengetahuan mengenai ilmu kedoteran tentang penyakit pada

mata, khususnya mengenai oklusi arteri retina sentral.

2. Mampu mendiagnosa dan melakukan penatalaksanaan pada pasien oklusi

arteri retina sentral.

3. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang Oklusi Arteri

Retina Sentral (Central Retinal Artery Occlusion).

2 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 3: Bab

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Anatomi Makro Mata

Gambar 2.1 Anatomi makro mata

Mata terletak di dalam tulang orbita. Orbita memilkki bentuk seperti piramida

bersisi empat. Pada apeks posterior terletak kanal optik yang merupakan tempat

lewatnya saraf optik ke otak. Fissura orbita superior dan inferior merupakan tempat

lewatnya pembuluh darah dan saraf cranialis yang memberikan persarafan pada

struktur orbita. Pada dinding anterior media terdapat fossa untuk sakus lakrimalis.

Kelenjar lakrimal terletak di anterior pada aspek superolateral orbita. Mata terdiri

dari:

Suatu lapisan keras luar yang transparan di anterior (kornea) dan opak di

posterior (skelera). Sambungan antara keduanya disebut limbus. Otot-otot

3 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 4: Bab

ekstraokular melekat pada sklera sementara saraf optik meninggalkan sklera

di posterior melalui lempeng kribiformis.

Suatu lapisan kaya pembuluh darah (koroid) melapisi segmen posterior mata

dan memberi nutrisi pada permukaan retina.

Korpus siliaris terletak di anterior. Epitel siliaris mensekresi akuos humor dan

mempertahankan tekanan okular. Korpus siliaris merupakan tempat

perlekatan iris.

Lensa, terletak di belakang iris dan disokong oleh serabut-serabut halus

(zonula) yang terbentang di antara lensa dan korpus siliare.

Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea (sudut iridokornea) dilapisi oleh

suatu jaringan sel dan kolagen (jalinan trabekula). Pada sklera di luar jalinan

ini, kanal schlemm mengalirkan akeuous humor dari bilik anterior ke dalam

sistem vena, sehingga terjadi drainase aquos. Daerah ini dinamakan sudut

drainase.

Antara kornea di anterior dan lensa serta iris posterior terdapat bilik

mata anterior. Di antara iris, lensa dan korpus siliar terdapat bilik mata

posterior (yang berbeda dari korpus vitreous). Kedua bilik ini terisi oleh

akeuous humor. Di antara lensa dan retina terletak korpus vitreous.

Di anterior, konjungtiva akan berlanjut dari sklera ke bagian bawah kelopak

mata atas dan bawah. Satu lapis jaringan ikat (kapsul tenon) memisahkan

konjungtiva dari sklera dan memanjang ke belakang sebagai satu penutup di

sekitar otot-otot rektus.4

2.2 Anatomi Retina Dan Vaskularisasi Retina

Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan

yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina

membentang ke anterior hampir sejauh corpus siliare dan berakhir pada orra serrata

dengan tepi yang tidak rata.

4 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 5: Bab

Pada orang dewasa, ora serrata berada skitar 6,5 mm di belakang garis schwalbe

pada sisi temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal.5

Retina bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik.

Integrasi awal dari sinyal-sinyal ini juga dilakukan oleh retina. Sel kerucut

bertanggung jawab untuk penglihatan di siang hari. Subgrup dari sel kerucut

responsif terhadap panjang gelombang pendek, menengah dan panjang (biru, hijau,

merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihatan

detail seperti membaca huruf kecil. Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam.

Sel batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.4

Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang

menerima rangsangan cahaya. Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi luarnya terdiri

atas lapisan:

1. sel pigmen epitel retina

2. lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang dan sel

kerucut.

3. Membran limitan externa, yang merupakan membran ilusi.

4. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

5. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

6. Lapis nukleus dalam, merupakan sel tubuh bipolar, sel horizontal dan sel

muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

7. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular tempat sinaps sel bipolar, sl

amakrin dengan sl ganglion.

8. Lapis sel ganglion, merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

9. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf

optik. Didalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian pembuluh darah retina.

5 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 6: Bab

10. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan

kaca.6

Gambar 2.2 Lapisaan-lapisan retina

Pembuluh darah okuli berasal dari a. oftalmika yang merupakan

cabang dari arteri karotis interna. Kemudian arteri oftalmia terbagi dalam

beberapa cabang yaitu a. retina sentralis, a. siliaris posterior dan beberapa a.

siliaris anterior. Arteri retina sentral masuk ke saraf optik sekitar 10 mm dari

belakang bola mata, sebagian besar a. retina sentralis mempunyai beberapa

cabang intraneural. Arteri ini berjalan sejajar dengan vena retina sentralis

dalam bagian tengah saraf optik dan tampak pada papil saraf optik berupa

cabang pembuluh darah mayor yang masing-masing mensuplai satu kuadran

retina.7

Arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan

memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan

batang mendapat nutrisi dari koroid.6

6 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 7: Bab

Arteri centralis retina menembus nervus opticus dan melintas

didalamnya untuk meninggalkannya di discuss nervi optici. Cabang arteri

centralis retina meluas pada permukaan dalam retina. Cabang-cabang

terminalnya adalah arteri-arteri akhir yang merupakan satu-satunya pemasok

darah pada retina. Penyaluran balik darah dari orbita terjadi melalui vena

ophthalmica superior dan inferior yang melintas lewat fissura orbitalis

superior dan langsung memasukki sinus cavernosus. Vena sentralis retina

biasanya bermuara langsung dalam sinus cavernosus, tetapi kadang-kadang

bersatu dengan salah satu vena optalmika.8

Gambar 2.3 Vaskularisasi retina

2.3 Fisiologi Retina

Retina adalah jaringan mata yang kompleks. Mata berfungsi sebagai alat optik,

suatu reseptor yang kompleks dan suatu transduser yang efektif. Sel-sel batang dan

kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls

saraf yang di hantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks penglihatan oksipital.

Fotoreseptor tersusun sedemikian rupa sehingga kerapatan sel kerucut

meningkat di pusat makula (fovea), semakin berkurang ke perifer dan kerapatan sel

batang lebih tinggi di perifer. Di foveola, terdapat hubungan hampir 1:1 antara

7 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 8: Bab

fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya, dan serat-serat saraf yang keluar, sedangkan di

retina perifer, sejumlah fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang sama. Fovea

berperan pada resolusi spasial (ketajaman penglihatan) dan penglihatan warna yang

baik, keduanya memerlukan pencahayaan ruangan yang terang (penglihatan fotopik)

dan paling baik di foveola, sementara retina sisanya terutama di gunakan untuk

penglihatan gerak, kontras, dan penglihatan malam (skotopik). Fotoreseptor kerucut

dan batang terletak di lapisan terluar retina sensorik yang avaskular dan merupakan

tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mengawali proses penglihatan. Setiap sel

fotoreseptor mengandung rhodopsin, suatu pigmen penglihatan yang fotosensitif dan

terbenam dalam diskus bermembran ganda pada fotoreseptor segmen luar. Pigmen ini

tersusun atas dua komponen yaitu sebuah protin opsin dan kromofor. Penglihatan

skotopik seluruhnya diperantarai oleh fotoreseptor batang.

Fotoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina, yang berperan penting

dalam proses penglihatan. Epitel ini bertanggung jawab untuk fagositosis segmen luar

fotoreseptor, transportasi vitamin, mengurangi hamburan sinar, serta membentuk

sawar selektif antara koroid dan retina. Membran basalis sel-sel epitel pigemn retina

membentuk lapisan dalam membran bruch, yang juga tersusun atas matriks

ekstraseluler khusus dan membran basalis koriokapilaris sebagai lapisan luarnya.sel-

sl epitel pigmen retina mempunyai kemampuan terbatas dalam melakukan

regenerasi.5

2.4 Definisi Oklusi Arteri Retina Sentral

Oklusi arteri retina adalah penyumbatan di salah satu pembuluh darah kecil yang

membawa darah ke retina. Retina adalah lapisan jaringan di bagian belakang mata

yang mampu merasakan cahaya.9

8 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 9: Bab

2.5 Etiologi Oklusi Arteri Retina Sentral1,2

Penyebab Central Retinal Artery Occlusion(crao) bervariasi, tergantung pada usia

pasien. Penyebab oklusi arteri retina sentral meliputi:

1. Emboli, merupakan penyebab yang paling umum.2. Trombosis akibat aterosklerosis3. Radang arteri

4. Spasme pmbuluh darah

5. Peningkatan tekanan intraokular (TIO)

6. Trombofilia

7. Trauma

2.6 Patofisiologi Oklusi Arteri Retina Sentral

Penyumbatan a. retinal sntral dapat disebabkan oleh radang arteri, trombus dan

embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, akibat terlambatnya pengaliran darah,

giant cell artritis, kelainan hiperkoagulasi, dan trauma. Tempat tersumbatnya arteri

retina sentral biasanya di daerah lamina kribrosa. Emboli yang menyebabkan oklusi

dapat berasal dari perkapuran yang berasal dari emboli jantung, carotid plaque, atau

emboli endokarditis. Jika arteri retina sentralis tersumbat, terjadi kehilangan

penglihatan total di mata walaupun fovea tidak terkena. Seluruh retina (kecuali fovea)

menjadi pucat, keruh dan opak. Sedangkan fovea sentralis masih terlihat kemerahan

(ini disebabkan oleh terlihatnya warna dari koroid). Ini adalah dasar dari cherry red

spot yang terlihat pada pemeriksaan retina dengan funduskopi.2,3

2.7 Gambaran Klinis Oklusi Arteri Retina Sentral1,2,3

kebutaan mendadak di salah satu mata

Terjadi Mendadak

Kabur menyeluruh pada salah satu mata

9 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 10: Bab

Penglihatan kabur yang hilang timbul (amaurosis fugaks)

dengan tidak disertai rasa sakit kemudian gelap menetap

Reaksi pupil lemah dengan pupil anisokoria

Retina edema (opak)

Cherry-red spot

Kerusakan retina irreversibel setelah 90 menit

2.8 Pemeriksaan Fisik1,3,5

Untuk menemukan kelainan akibat sumbatan arteri retina sentralis dapat dilakukan

pemeriksaan sebagai berikut:

1. Ketajaman penglihatan

Perburukan monokuler yang bermakna dari ketajaman penglihatan.

Ketajaman penglihatan berkisar antara menghitung jari dan persepsi

cahaya pada 90% mata saat pemeriksaan awal. Dua puluh persen mata

dengan sumbatan arteri centralis retina memilikki arteri-arteri silioretina

yang melindungi retina bagian makula dan dapat mempertahankan

penglihatan sentral.

2. Reaksi pupil

Reaksi pupil lemah dengan anisokoria

3. Palpasi

Tidak ditemukan kelainan

4. Oftalmoskop

Seluruh retina berwarna pucat karena udema.

Terlihat gambaran sossis pada a. retina akibat pengisian arteri yang tidak

rata.

Setelah beberapa jam retina akan tampak pucat, keruh ke abu-abuan yang

disebabkan edema lapisan retina dan lapisan sel ganglion.

Gambaran cherry red spot pada makula lutea.

10 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 11: Bab

Gambar 2.4 Fundus Normal

Gambar 2.5 Oklusi arteri retina sentralis, papil optik pucat retina berwarna

lebih pucat daripada nnormal, makula berwarna merah (cherry red spot).

11 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 12: Bab

Gambar 2.6 Edema pada area iskemik di retina terlihat kontras dengan warna retina

normal.

2.9 Pemeriksaan Penunjang Oklusi Arteri Retina Sentral3,5

1. Flouresensi Angiografi, untuk membantu melihat kerusaakan retina dan

membantu merencanakan terapi.

2. Ultrasonografi Doppler, digunakan untuk mengamati aliran dalam pmbuluh

darah

3. Fotografi Fundus, digunakan untuk merekam detail fundus

4. Visual Evoked Respon, untuk mengukur potensial listrik akibat stimulus visual.

2.10 Diagnosa Banding

Ada beberapa diagnosis banding untuk pasien dengan oklusi arteri retina

sentral, meliputi, glaukoma akut sudut tertutup, oklusi vena retina, perdarahan

Vitreous, dan optik neuritis akut.2,3

2.11 Penatalaksanaan Oklusi Artri Retina Sentral1,6,10,11

12 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 13: Bab

Saat ini tidak terdapat pengobatan yang memuaskan untuk memperbaiki

penglihatan pada pasien dengan sumbatan arteri retinal sentralis. Kerusakan retina

irreversible terjadi setelah 90 menit oklusi total arteri retina sentralis.

Tidak ada pengobatan pra-rumah sakit khusus yang tersedia untuk oklusi

arteri retina. Prognosis untuk pemulihan visual terkait langsung dengan ketepatan

dalam pengobatan. Tahap pertama melibatkan deteksi cepat dan pengobatan

kehilangan penglihatan. Tahap kedua melibatkan penyelidikan menyeluruh untuk

penyebab hilangnya penglihatan.

Tujuan dari penatalaksanaan pada penderita oklusi arteri retina sentral adalah

memperbaiki aliran darah secepat mungkin. Penatalaksanaannya:

Supine position, untuk melancarkan sirkulasi

Pengurutan bola mata yang bertujuan untuk menurunkan tekanan bola mata

Oksigen hiperbarik atau inhalasi CO2, untuk membuat vasodilatasi pembuluh

darah retina dan mningkatkan PO2 di permukaan retina

Vasodilator

Asetazolamide 4 x 500 mg atau manitol IV

Antikoagulan, digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan cara

menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor

pembekuan darah. Antikoagulan juga bermanfaat untuk pengobatan trombosis

arteri karena mempengaruhi pembentukan fibrin yang diperlukan untuk

mempertahankan gumpalan trombosit. Pada trombus yang sudah terbentuk,

antikoagulan hanya mencegah membesarnya trombus dan mengurangi

kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil trombus. obat ini

tidak dianjurkan pada pasien usia lanjut

Aspirin oral, diberikan selama 2 minggu.

rawat inap lebih lanjut diindikasikan hanya jika penyakit penyerta hadir.

Selanjutnya Perawatan Rawat Jalan.

Pencegahan

13 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 14: Bab

Pasien harus menjaga tekanan darah mereka di bawah kontrol, menurunkan

kolesterol, dan minum obat secara teratur.

Tindakan yang digunakan untuk mencegah penyakit lain pada pembuluh

darah, seperti penyakit arteri koroner , dapat menurunkan risiko oklusi arteri

retina . Ini termasuk :

Diet rendah lemak

Berolahraga

Tidak merokok

Menjaga berat badan

2.12 Komplikasi Oklusi Arteri Retina Central

Emboli lanjut ke otak sehingga menyebabkan CVA

Emboli lebih lanjut dengan mata yang sama atau kontralateral , yang

mengakibatkan kehilangan penglihatan lebih lanjut

Perkembangan arteritis temporal, yang mengakibatkan hilangnya penglihatan

dengan mata kontralateral

2.13 Prognosis

Secara umum prognosis pada oklusi arteri retina sentralis kurang begitu

bagus. Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perbaikan visus, bergantung

pada letak dan lamanya oklusi. Pemulihan visus secara tepat berkaitan langsung

dengan kecepatan pengobatan. oklusi arteri retina perifer berhubungan dengan

tingkat pemulihan yang lebih tinggi (80% mata meningkat ke 20/40 atau lebih baik)

daripada oklusi arteri retina sentral.

pasien harus memahami bahwa prognosis untuk pemulihan visual buruk dan bahwa

perubahan visual biasanya merupakan hasil dari suatu proses sistemik yang

memerlukan perawatan.2,9

14 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 15: Bab

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hilangnya penglihatan yang tiba-tiba, memberat, dan tanpa nyeri pada salah

satu mata merupakan karakteristik dari oklusi arteri retina sentral. Retina akan

menjadi opaq dan edem. Oklusi arteri retina sentral adalah sumbatan pembuluh

darah retina sentral. Tempat tersumbatnya arteri retina sentral biasanya pada

lamina kribsrosa. Penyebab oklusi arteri retina sentral yang paling sering

adalah emboli. Oklusi arteri retina sentral biasanya terjadi pada usia tua atau

usia pertengahan. Oklusi arteri retina sentral merupakan kasus

kegawatdaruratan oftalmologi. Prognosa dari oklusi retina sentral kurang baik.

Keterlambatan penanganan akan mengakibatkan kehilangan penglihatan

permanen.

3.2 Saran

Pada pasin dengan oklusi arteri retina sentral, harus ditangani dengan segera

dan tepat untuk mencegah timbulnya penyulit dan terjadinya komplikasi.

15 Oklusi Arteri Retina Sentral

Page 16: Bab

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta.

2. MD, Neil Jain. Retinal Artery Occlussion Follow Up. USA. American

Academy of Ophthalmology. Available at: www.aao.org/ppp.

3. MD, Niraj R Nathan. 2014. Retinal Artery Occlusion and Branch.

Available at: Emedicine.medscape.com.

4. Jame B, Chew C, Bron A. 2005. Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi 9.

Jakarta: Erlangga.

5. Eva, Paul Riordan dan John P. Whitcher. 2009. Vaughan and Asbury

Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC.

6. Ilyas S, Yulianti SR. 2011. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta: EGC.

7. Nuurwais, Miftakhur R. 2007. Aliran Darah Papil Saraf Optik pada

Glaukoma. Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5. Surabaya: SMF Ilmu

Penyakit Mata FK Airlangga-RSUD Dr. Soetomo.

8. Moore, Keith L, dan Anne M.R. Agur. 2002. Anatomi Klinik Dasar.

Jakarta: Hipocrates.

9. Lusby, Franklin W. 2014. Retinal Artery Occlusion. U.S National Library.

Available at:http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001028.htm.

10. Gunawan, GS. 2011. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI.

11. Indriani, Reri. 2008. Informasi Obat Nasional Indonesia. Jakarta: Sagung

Seto.

16 Oklusi Arteri Retina Sentral