bab4

51
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Tugas Pokok dan Fungsi. Dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor : Per/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan telah diatur bahwa Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan RI (Badiklat Kemhan) adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertahanan. Badiklat Kemhan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badiklat menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan dan pelatihan; b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pendidikan dan pelatihan; c. Pelaksanaan dan evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan manajemen, pendidikan dan pelatihan bahasa meliputi bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing serta pendidikan dan pelatihan teknis fungsional pertahanan; d. Pemberian pelayanan pendidikan dan pelatihan; e. Koordinasi pendidikan dan pelatihan, akreditasi dan sertifikasi sesuai keahlian; f. Pembinaan komponen pendidikan dan pelatihan; g. Pengelolaan administrasi dan manajemen Badan Pendidikan dan Pelatihan.

description

Unggahan

Transcript of bab4

  • BAB IV

    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Obyek Penelitian

    1. Tugas Pokok dan Fungsi.

    Dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor :

    Per/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata

    Kerja Kementerian Pertahanan telah diatur bahwa Badan Pendidikan dan Pelatihan

    Kementerian Pertahanan RI (Badiklat Kemhan) adalah unsur pelaksana tugas dan

    fungsi Departemen, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri

    Pertahanan. Badiklat Kemhan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan

    pelatihan di bidang pertahanan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

    Badiklat menyelenggarakan fungsi :

    a. Perumusan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan dan

    pelatihan;

    b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

    pendidikan dan pelatihan;

    c. Pelaksanaan dan evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan manajemen,

    pendidikan dan pelatihan bahasa meliputi bahasa daerah, bahasa Indonesia dan

    bahasa asing serta pendidikan dan pelatihan teknis fungsional pertahanan;

    d. Pemberian pelayanan pendidikan dan pelatihan;

    e. Koordinasi pendidikan dan pelatihan, akreditasi dan sertifikasi sesuai keahlian;

    f. Pembinaan komponen pendidikan dan pelatihan;

    g. Pengelolaan administrasi dan manajemen Badan Pendidikan dan Pelatihan.

  • 2. Visi dan Misi.

    Dalam rangka mengaktualisasikan tugas dan fungsi Badiklat Kemhan, agar

    dapat berjalan dengan baik, lancar dan terkoordinasi, maka diperlukan adanya

    suatu visi dan misi yang dapat dijadikan sebagai acuan yang menyatukan

    segenap langkah setiap jajaran dalam merefleksikan pelaksanaan kegiatannya.

    a. Visi yang dikembangkan adalah :

    Mewujudkan Badiklat Kemhan sebagai Lembaga Pendidikan dan

    Pelatihan Kemhan yang dapat mengantar Sumber Daya Manusia (SDM)

    Pertahanan yang profesional dan memiliki integritas kepribadian yang

    handal.

    b. Misi. Untuk mencapai visi tersebut, maka perlu adanya misi yang harus

    dilaksanakan secara konsisten, yaitu :

    1) Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang sistem

    pertahanan dengan melalui pendidikan dan pelatihan;

    2) Menciptakan kualitas personel yang profesional, mampu beradaptasi

    dengan lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah

    cepat;

    3) Menciptakan personel yang berwawasan kebangsaan disertai moral dan

    integritas yang tinggi.

    3. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

    Fungsional Pertahanan (Pusdiklat Tekfunghan).

    Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan terdiri dari :

    a. Sekretariat Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan (Set Badiklat);

  • b. Pusdiklat Jemenhan;

    c. Pusdiklat Bahasa dan

    d. Pusdiklat Tekfunghan.

    Pusdiklat Tekfunghan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan

    fungsi Badan yang mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan

    Pelatihan dibidang teknis fungsi Pertahanan. Dalammelaksanakan tugas

    tersebut Pusdiklat Tekfunghan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut;

    penyiapan rumusan kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan dan

    pelatihan di bidang teknis fungsional pertahanan; penyusunan standar,

    norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang teknis fungsional

    pertahanan;perencanaan program pendidikan dan pelatihan teknis fungsional

    pertahanan; pelaksanaan dan evaluasi serta administrasi pendidikan dan

    pelatihan, akreditasi dan sertifikasi; pengelolaan komponen pendidikan dan

    pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; pengelolaan

    ketatausahaan dan kerumah tanggaan pusat. Pusdiklat Tekfunghan terdiri :

    a. Bidang Perencanaan dan Administrasi (Bid Renmin) yang mempunyai

    tugas melaksanakan penyiapan rencana, pelaksanaan dan evaluasi

    program Kerja dan anggaran Pusat serta pembinaan kurikulum

    pendidikan;

    b. Bidang Operasi Pendidikan dan Pelatihan (Bid Ops Pelatihan)

    mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rumusan, pelaksanaan serta

    evaluasi kebijakan pendidikan dan Pelatihan, operasional serta

    pembinaan komponen pendidikan;

    c. Bidang Evaluasi dan Laporan (Bid Evlap) mempunyai tugas

    melaksanakan penyiapan rumusan evaluasi dan pelaporan pendidikan

    dan Pelatihan serta pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan;

  • d. Sub Bagian Tata Usaha (Subbag TU) mempunyai tugas melakukan

    penyiapan bahan dan pengurusan ketatausahaan dan kerumah tanggaan

    Pusat;

    e. Kursus; dilingkungan Pusdiklat Tekfunghan dapat dibentuk kursus yang

    dipimpin oleh Kepala Kursus (Ka Kursus) dari pejabat yang ditunjuk oleh

    Kapusdiklat Tekfunghan, mempunyai tugas melaksanakan pengajaran

    dalam rangka pelaksanaan Pelatihan teknis fungsional pertahanaan, kursus

    meliputi Pelatihan teknis fungsional pertahanan yang jumlah pelatihannya

    ditentukan sesuai kebutuhan.

    f. Struktur organisasi Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan sesuai yang

    terdapat pada Lampiran 10.

    4. Karakteristik Responden

    Dari daftar pernyataan yang terkumpul, data responden dapat dirinci sebagai

    berikut:

    a. Berdasarkan Jenis Kelamin :

    Rincian responden berdasarkan jenis kelamin sesuai yang terdapat pada

    tabel 5 berikut ini:

    Tabel 5. Rincian Responden berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis kelamin Jumlah

    1 Laki-laki 32

    2 Perempuan 21

    Jumlah 53

    Sumber: Data hasil olahan

    b. Berdasarkan Pendidikan Umum :

    Rincian responden berdasarkan pendidikan umum sesuai yang terdapat

    pada tabel 6 berikut ini:

    Tabel 6. Rincian Responden berdasarkan Pendidikan UmumNo Pendidikan Umum Jumlah

  • 1 SLTP -2 SLTA 353 D-3 14 S -1 115 S-2 6

    Jumlah 53 Sumber: Data hasil olahan

    c. Berdasarkan Masa Kerja

    Rincian responden berdasarkan masa kerja sesuai yang terdapat pada

    tabel 7 berikut ini:

    Tabel 7. Rincian Responden berdasarkan Masa Kerja

    No Masa kerja Jumlah

    1 5-10 tahun 3

    2 11-15 tahun 10

    3 16-20 tahun 24

    4 21-25 tahun 11

    5 26-30 tahun 5

    6 31-35 tahun -

    Jumlah 53

    Sumber: Data hasil olahan

    d. Berdasarkan Umur :

    Rincian responden berdasarkan umur sesuai yang terdapat pada tabel

    8 berikut ini:

    Tabel 8. Rincian Responden berdasarkan Umur

    No Umur Jumlah

    1 31-35 tahun 16

    2 36-40 tahun 14

    3 41-45 tahun 12

    4 46-50 tahun 8

    5 51-55 tahun 3

  • Jumlah 53

    Sumber: Data hasil olahan

    B. Deskripsi Hasil Penelitian

    Pengolahan dan pengujian data menggunakan teknik-teknik perhitungan yang

    didasarkan kepada asumsi bahwa data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan dengan instrumen penelitian tersebut,

    dapat diketahui apakah hipotesa awal dapat diterima atau ditolak pada taraf signifikansi

    5% atau = 0,05. Analisa data digunakan untuk mendapatkan estimasi dan signifikansi

    data dengan menguji asumsi dari hipotesa awal (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha).

    Seluruh proses pengolahan dan analisa data ini menggunakan alat bantu perangkat

    lunak (software) yaitu Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 13.0.

    Dalam membuat kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data,

    pengujian dan analisa hipotesa. Diskusi hasil penelitian merupakan sintesa dari hasil

    penelitian yang diperoleh dan membandingkannya dengan teori-teori dan fakta empiris

    lainnya.

    1. Hasil perhitungan secara kuantitatif

    Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, oleh karena itu data yang

    diperoleh melalui item-item pernyataan dalam kuesioner dikelompokan menurut

    jenis variabelnya baik variabel bebas (kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin

    kerja) maupun variabel terikatnya (kinerja).

    a. Variabel Kepemimpinan

  • Variabel kepemimpinan ini dikelompokan dalam 20 butir pernyataan,

    jawaban pada uji coba 30 orang responden seperti yang terdapat pada

    Lampiran 6.

    b. Variabel Budaya Kerja

    Variabel budaya kerja ini dikelompokan dalam 20 butir pernyataan,

    jawaban pada uji coba 30 orang responden seperti yang terdapat pada

    Lampiran 7.

    c. Variabel Disiplin Kerja

    Variabel disiplin kerja dikelompokan dalam 20 butir pernyataan, jawaban

    responden pada uji coba 30 orang seperti yang terdapat pada Lampiran 8.

    d. Variabel Kinerja.

    Variabel kinerja dikelompokkan dalam 20 butir peryataan, jawaban

    responden pada uji coba 30 orang seperti yang terlihat pada Lampiran 9.

    2. Analisis Validitas dan Reliabilitas

    Untuk menguji butir-butir pernyataan yang ada dalam sebuah daftar

    pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid

    dan reliabel perlu diadakan pengujian. Validitas dan reliabilitas adalah proses

    menguji butir-butir pernyataan yang ada dalam sebuah daftar

    pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid

    dan reliabel. Jika butir-butir pernyataan tersebut sudah valid dan reliabel berarti

    butir-butir pernyataan tersebut sudah dapat untuk mengukur faktor-faktornya.

  • Dalam penelitian ini analisis validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap

    instrumen penelitian variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja

    sebagai variabel bebas dan untuk variabel kinerja sebagai variabel terikat.

    a. Variabel Kepemimpinan

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat

    pada Lampiran 11, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji

    coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti pada terlihat

    pada tabel 9. Dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

    Tabel 9 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji coba Variabel Kepemimpinan (X1).

    Nomor Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,717 Valid2 2 0,400 Valid3 3 0,462 Valid4 4 0,413 Valid5 5 0,628 Valid6 6 0,738 Valid7 7 0,630 Valid8 8 0,617 Valid9 9 0,615 Valid10 10 0,623 Valid11 11 0,695 Valid12 12 0,465 Valid13 13 0,554 Valid14 14 0,609 Valid15 15 0,653 Valid16 16 0,297 TidakValid17 17 0,583 Valid18 18 0,076 TidakValid19 19 0,670 Valid20 20 0,664 Valid

    Alpha = 0,905

  • Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka diperoleh r tabel =

    0,374. Dari tabel 9 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan reliabilitas

    sebagai berikut:

    1) Validitas daftar pernyataan/kuesioner / angket

    r tabel = 0,374

    r hitung dilihat dari tabel 9 pada kolom r hitung

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid

    b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid

    Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah yang r

    hitungnya < r tabel, yaitu urut nomor 16, dan 18 (r hitungnya 0,297 dan

    0,076), maka analisis ini perlu diulang dengan hanya memasukkan butir

    pernyataan yang bernilai positif dan r hitungnya > r tabel.

    Hasil analisis ulang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 12 dan

    dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

    Tabel 10. r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepemimpinan (X1)

    Nomor Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,696 Valid2 2 0,427 Valid3 3 0,464 Valid4 4 0,423 Valid5 5 0,619 Valid6 6 0,761 Valid7 7 0,651 Valid8 8 0,621 Valid9 9 0,619 Valid10 10 0,624 Valid11 11 0,678 Valid12 12 0,425 Valid13 13 0,550 Valid14 14 0,608 Valid

  • 15 15 0,641 Valid17 17 0,618 Valid19 19 0,660 Valid20 20 0,703 Valid

    Alpha = 0, 915

    Dari tabel 10 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel,

    jadi semua sisa butir pernyataan valid.

    2) Reliabilitas kuesioner / angket.

    r Alpha = 0,915

    Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan

    Marzuki, 2002;332) adalah :

    a) Jika r Alpha > 0,600, maka pernyataan reliabel

    b) Jika r Alpha < 0,600, maka pernyataan tidak reliabel

    Dengan demikian r Alpha (0,915) > 0,600.

    Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.

    b. Variabel Budaya Kerja

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat

    pada Lampiran 13, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji

    coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat

    pada tabel 11 dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

    Tabel 11. r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada Uji CobaVariabel Budaya Kerja (X2)

    NomorButir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,666 Valid2 2 0,851 Valid3 3 0,851 Valid4 4 0,864 Valid5 5 0,689 Valid6 6 0,606 Valid7 7 0,822 Valid8 8 0,503 Valid

  • 9 9 0,670 Valid10 10 0,798 Valid11 11 0,539 Valid12 12 0,625 Valid13 13 0,357 TidakValid14 14 0,729 Valid15 15 0,552 Valid16 16 0,476 Valid17 17 0,869 Valid18 18 0,313 TidakValid19 19 0,680 Valid20 20 0,825 Valid

    Alpha = 0,944

    Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka diperoleh r

    tabel = 0,374. Dari tabel 11 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas

    dan reliabilitas sebagai berikut :

    1) Validitas kuesioner / angket.

    r tabel = 0,374.

    r hitung dapat dilihat dari tabel 11 pada kolom r hitung.

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid

    b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid

    Dengan membandingkan r tabel dan r hitung, ternyata ada 2 (dua) buah

    yang r hitungnya < r tabel, yaitu urut nomor 13, dan 18 (r hitungnya 0,357

    dan 0,313) maka analisis ini perlu diulang dengan hanya memasukkan butir

    pernyataan yang bernilai positif dan r hitungnya > r tabel.

    Hasil analisis ulang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 14 dan

    dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.

    Tabel 12. r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas Variabel Budaya Kerja (X2).

    Nomor Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

  • 1 1 0,639 Valid2 2 0,873 Valid3 3 0,873 Valid4 4 0,887 Valid5 5 0,680 Valid6 6 0,577 Valid7 7 0,844 Valid8 8 0,491 Valid9 9 0,657 Valid10 10 0,818 Valid11 11 0,532 Valid12 12 0,596 Valid13 14 0,743 Valid14 15 0,567 Valid15 16 0,500 Valid16 17 0,885 Valid17 19 0,650 Valid18 20 0,839 Valid

    Alpha = 0,950

    Dari tabel 12 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel,

    jadi semua sisa butir pernyataan valid.

    2) Reliabilitas kuesioner / angket.

    r Alpha = 0,950

    Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan

    Marzuki, 2002;332) adalah :

    a) Jika r Alpha > 0,600, maka pernyataan reliabel

    b) Jika r Alpha < 0,600, maka pernyataan tidak reliabel

    Dengan demikian r Alpha (0,950) > 0,600.

    Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.

    c. Variabel Disiplin Kerja

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat

    pada Lampiran 15, melalui masukan responden 30 orang sebaghai uji coba,

    taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada

    tabel 13, dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

  • Tabel 13 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji coba Variabel Disiplin Kerja (X3).

    Nomor Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,668 Valid2 2 0,219 TidakValid3 3 0,465 Valid4 4 0,649 Valid5 5 0,645 Valid6 6 0,795 Valid7 7 0,651 Valid8 8 0,662 Valid9 9 0,611 Valid10 10 0,654 Valid11 11 0,640 Valid12 12 0,323 TidakValid13 13 0,532 Valid14 14 0,582 Valid15 15 0,627 Valid16 16 0,821 Valid17 17 0,602 Valid18 18 0,676 Valid19 19 0,414 Valid20 20 0,723 Valid

    Alpha = 0,925

    Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka didapat r tabel =

    0,374. Dari tabel 13 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan uji

    reliabilitas sebagai berikut :

    1) Validitas kuesioner / angket.

    r tabel = 0,374.

    r hitung dilihat dari tabel 13 pada kolom r hitung

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyatan valid.

    b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid

    Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah

    pernyataan yang r hitung < r tabel, urut nomor 2 dan 12 (r hitung

  • 0,219 dan 0,323), maka perlu diulang dengan hanya memasukkan

    butir pernyataan yang positif dan > r tabel.

    Hasil analisis ulang seperti yang terdapat pada Lampiran 16 dan dapat

    dilihat pada tabel 14 di bawah ini.

    Tabel 14 . r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja (X3)

    NomorButir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,673 Valid2 3 0,480 Valid3 4 0,654 Valid4 5 0,637 Valid5 6 0,803 Valid6 7 0,647 Valid7 8 0,664 Valid8 9 0,606 Valid9 10 0,654 Valid10 11 0,646 Valid11 13 0,541 Valid12 14 0,581 Valid13 15 0,617 Valid14 16 0,826 Valid15 17 0,597 Valid16 18 0,677 Valid17 19 0,417 Valid18 20 0,701 Valid

    Alpha = 0,930

    Dari tabel 14 tersebut di atas dapat dilihat semua r hitung > r tabel,

    dengan demikian semua sisa butir pernyataan valid.

    2) Reliabilitas kuesioner / angket.

    r Alpha = 0, 930

  • Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r Alpha > 0,600 maka pernyataan reliabel

    b) Jika r Alpha < 0,600 maka pernyataan tidak reliabel.

    Dengan demikian r Alpha (0,930) > 0,600.

    Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.

    d. Variabel Kinerja

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat

    pada Lampiran 17, melalui masukan responden 30 orang sebagai uji coba

    taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada

    tabel 15, dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

    Tabel 15 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji coba Variabel Kinerja.

    NomorButir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,413 Valid2 2 0,577 Valid3 3 0,518 Valid4 4 0,570 Valid5 5 0,693 Valid6 6 0,737 Valid7 7 0,457 Valid8 8 0,554 Valid9 9 0,346 TidakValid10 10 0,814 Valid11 11 0,814 Valid12 12 0,402 Valid13 13 0,391 Valid14 14 0,141 TidakValid15 15 0,597 Valid16 16 0,483 Valid17 17 0,758 Valid18 18 0,735 Valid

  • 19 19 0,733 Valid20 20 0,688 Valid

    Alpha = 0,901

    Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , = 0,05, maka didapat r tabel =

    0,374. Dari tabel 15 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan uji

    reliabilitas sebagai berikut :

    1) Validitas kuesioner / angket.

    r tabel = 0,374

    r hitung dilihat dari tabel 15 pada kolom r hitung

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyatan valid.

    b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid

    Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah pernyataan

    yang r hitung < r tabel, urut nomor 9 dan 14 (r hitung 0,346 dan 0,141),

    maka perlu diulang dengan hanya memasukkan butir pernyataan yang

    positif dan > r tabel.

    Hasil analisis ulang seperti yang terdapat pada Lampiran 18 dan dapat

    dilihat pada tabel 16 di bawah ini.

    Tabel 16 . r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja.

    NomorButir-Butir Pernyataan

    r Hitung Keterangan

    1 1 0,415 Valid 2 2 0,592 Valid3 3 0,504 Valid4 4 0,585 Valid5 5 0,698 Valid6 6 0,753 Valid7 7 0,447 Valid8 8 0,530 Valid9 10 0,816 Valid10 11 0,816 Valid

  • 11 12 0,383 Valid12 13 0,422 Valid13 15 0,578 Valid14 16 0,494 Valid15 17 0,765 Valid16 18 0,753 Valid17 19 0,764 Valid18 20 0,680 Valid

    Alpha = 0,916

    Dari tabel 16 tersebut di atas dapat dilihat semua r hitung > r tabel, dengan

    demikian semua sisa butir pernyataan valid.

    2) Reliabilitas kuesioner / angket.

    r Alpha = 0, 916

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r Alpha > 0,600 maka pernyataan reliabel

    b) Jika r Alpha < 0,600 maka pernyataan tidak reliabel.

    Dengan demikian r Alpha (0,916) > 0,600.

    Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.

    3. Hasil Jawaban Responden setelah menghapus butir-butir pernyataan yang tidak

    valid

    Hasil jawaban secara kuantitatif dari responden setelah menghapus butir-butir

    pernyataan yang tidak valid adalah seperti yang terdapat pada Lampiran 19 s/d

    22.

    4. Analisis deskriptif

    Rincian hasil analisis secara deskriptif adalah sebagai berikut :

    a. Variabel Kepemimpinan (X1)

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara

    deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada

    tabel 17 berikut ini :

  • Tabel 17. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari Variabel Kepemimpinan (X1)

    Butir keNilai Pembobotan Prosentase

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Rata2 0 0 3 35 15 0.00 0.00 5.45 65.41 29.14

    Sesuai tabel 17 tersebut di atas hasil jawaban responden yang memilih

    nilai 5 (sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi

    pernyataan negatif) sejumlah 29,14 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi

    pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 65,41 %,

    yang memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 5,45 %, yang memilih nilai 2 (tidak

    setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0

    %, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi pernyataan positif dan

    sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.

    b. Variabel Budaya Kerja (X2)

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara

    Deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada

    tabel 18 berikut ini :

    Tabel 18. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari Variabel Budaya Kerja (X2)

    Butir keNilai Pembobotan Prosentase

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Rata2 0 0 3 38 12 0.00 0.00 5.03 71.80 23.17

    Sesuai tabel 18 di atas hasil jawaban responden yang memilih nilai 5

    (sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi

    pernyataan negatif) sejumlah 23,17 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi

    pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 71,80

    %, yang memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 5,03 %, yang memilih nilai 2

    (tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif)

    sejumlah 0 %, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi

    pernyataan positif dan sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.

    c. Variabel Disiplin Kerja

  • Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara

    deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada

    tabel 19 berikut ini :

    Tabel 19. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari Variabel

    Disiplin Kerja (X3).

    Butir keNilai Pembobotan Prosentase

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Rata2 0 0 2 39 13 0.00 0.00 3.25 72.96 23.79

    Sesuai tabel 19 di atas hasil jawaban responden yang memilih nilai 5

    (sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi

    pernyataan negatif) sejumlah 23,79 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi

    pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 72,96

    %, yang memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 3,25 %, yang memilih nilai 2

    (tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif)

    sejumlah 0 %, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi

    pernyataan positif dan sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.

    d. Variabel Kinerja

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil analisis secara

    deskriptif seperti yang terdapat pada Lampiran 23 dan dapat dilihat pada

    tabel 20 berikut ini :

    Tabel 20. Hasil Analisis Deskriptif melalui 18 butir pernyataan dari Variabel Kinerja (Y).

    Butir keNilai Pembobotan Prosentase

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Rata2 0 0 2 37 14 0.00 0.00 2.83 70.02 27.15

    Sesuai tabel 20 di atas hasil jawaban responden yang memilih nilai 5

    (sangat setuju bagi pernyataan positif dan sangat tidak setuju bagi pernyataan

    negatif) sejumlah 27,15 %, yang memilih nilai 4 (setuju bagi pernyataan

    positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 70,02 %, yang

  • memilih nilai 3 (ragu-ragu) sejumlah 2,83 %, yang memilih nilai 2 (tidak

    setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0

    %, dan yang memilih nilai 1 (sangat tidak setuju bagi pernyataan positif dan

    sangat setuju bagi pernyataan negatif) sejumlah 0 %.

    5. Uji Asumsi Model Persamaan Regresi

    a. Uji Multikolinearitas

    Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.0 didapat hasil uji

    multikolinearitas variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja secara

    simultan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

    Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian

    Pertahanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang

    signifikan diantara variabel bebas. Dalam statistik parametrik dikatakan bahwa

    apabila terjadi korelasi yang kuat antara variabel dalam model regresi seperti

    yang terdapat pada Lampiran 24 dan dapat dilihat pada tabel 21 sebagai berikut

    :

    Tabel 21. Hasil Uji Multikolinearitas

    Coefficients a

    .771 1.297

    .628 1.594

    .668 1.497

    Kepemimpinan

    Budaya kerja

    Disiplin kerja

    Model1

    Tolerance VIF

    Collinearity Statistics

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    Dari tabel tersebut di atas didapat bahwa nilai VIF variabel X1,

    X2, dan X3 secara simultan sebesar 1,297, 1,594, dan 1,497 < 5 dan nilai

    tolerance variabel X1, X2, dan X3 secara simultan sebesar 0,771, 0,628, dan

    0,668 < 1. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas, sehingga model

    regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja.

  • b. Uji Heterokedasitas

    Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 13.0 didapat hasil uji

    heterokedasitas variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja

    secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan

    dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan

    dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui

    ketidaksamaan variabel pada semua pengamatan dan kesalahan yang

    terjadi memperlihatkan hubungan yang sistematis sesuai dengan

    besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga kesalahan

    tersebut tidak acak. Dalam statistik parametrik dikatakan bahwa

    apabila terjadi signifikansi yang kuat antara variabel bebas maka tidak

    diperbolehkan dalam model regresi seperti yang terdapat pada Lampiran 24

    dan dapat dilihat pada tabel 22 sebagai berikut :

    Tabel 22. Hasil Uji Heterokedasitas

    Dari tabel tersebut di atas didpat nilai sig ( 2tailed) untuk semua

    variabel X1 = 0,098 , X2 = 0,159, dan X3 = 0,391< nilai Alpha (0,05).

    Correlations

    1.000 -.098 -.159 -.391**

    . .483 .257 .30453 53 53 53

    -.098 1.000 .485** .308*

    .483 . .000 .02553 53 53 53

    -.159 .485** 1.000 .426**.257 .000 . .001

    53 53 53 53-.391** .308* .426** 1.000.004 .025 .001 .

    53 53 53 53

    Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N

    Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)

    N

    residual

    Kepemimpinan

    Budaya kerja

    Disiplin kerja

    Spearman's rhoresidual

    Kepemimpinan Budaya kerja Disiplin kerja

    Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

    Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

  • Hal ini berarti tidak terjadi heterokedasitas, sehingga model regresi layak

    digunakan untuk memprediksi variabel terikat.

    C. Hasi Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

    1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap

    Variabel Kinerja (Y).

    a. Uji Normalitas.

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS, didapatkan hasil uji normalitas

    variabel kepemimpinan terhadap variabel kinerja pada Pusat Pendidikan dan

    Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan

    Kementerian Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada Lampiran 25 dan

    dapat dilihat pada Gambar 2, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis

    diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model

    regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan

    masukan variabel kepemimpinan.

    1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Exp

    ecte

    d C

    um

    Pro

    b

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 2. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kinerja (Y).

  • b. Koefisien Korelasi (R)

    Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan

    bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 25,

    diperoleh nilai koefisien korelasi (r) seperti pada tabel 23 berikut ini:

    Tabel 23. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi dari Variabel Kepemimpinan (X1) terhadap Variabel Kinerja (Y).

    Model Summary

    .713a .508 .499 1.164Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Kepemimpinana.

    Dari tabel 23 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R =

    0,713 yang berarti hubungan variabel kepemimpinan dengan variabel kinerja

    kuat dan positif.

    c. Koefisien Determinasi (R2)

    Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,508. Hal ini

    berarti 50,8 % kinerja dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, sedangkan

    sisanya 100 % - 50,8 % = 49,2 % dijelaskan oleh faktor lain.

    d. Uji t

    Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel

    kepemimpinan terhadap variabel tetap kinerja. Dengan menggunakan

    perangkat lunak SPSS didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya seperti

    yang tercantum pada Lampiran 25 dan dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini:

    Tabel 24. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Kepemimpinan terhadap Variabel Kinerja.

  • Coefficientsa

    19.482 7.836 2.486 .016

    .746 .103 .713 7.263 .000

    (Constant)

    Kepemimpinan

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    Dasar dari pengambilan keputusan adalah membandingkan t hitung

    dengan t tabel :

    1) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak.

    2) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima.

    Dari tabel 24 di atas didapatkan nilai t hitung = 7,263. Berdasarkan

    Ridwan (2005, 138) df = n - 2 = 53 2 = 51, dengan signifikansi () 0,05, dan

    uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,310. Dengan demikian nilai t hitung(7,263) > t

    tabel (2,310) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal

    ini berarti bahwa variabel kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap variabel kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

    Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian

    Pertahanan.

    Gambar 3. Kurva Normal Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Daerah Penerimaan

    HoDaerah Penolakan

    HoDaerah Penolakan

    = 0,025 = 0,025

    -2,310 2,3100-1 1-2 2-3-7,263 7,2633

    Ho

  • Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka kinerja melalui

    persamaan regresi yaitu :

    Y = 19,482 + 0,746 X1

    Y = f (X1)

    Y = Kinerja

    X1 = Kepemimpinan

    Konstanta sebesar 19,482 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    kepemimpinan, maka kinerja nilainya 19,482. Koefisien regresi 0,746

    menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel

    kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,746 kali pada

    konstanta 19,482. Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan

    mempunyai pengaruh terhadap variabel kinerja pegawai pada Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan

    dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap

    Variabel Kinerja (Y).

    a. Uji Normalitas.

    Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji

    normalitas variabel budaya kerja terhadap variabel kinerja pada Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan

    dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada

    Lampiran 26 dan dapat dilihat pada Gambar 5, terlihat bahwa titik-titik

    menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis

    diagonal, ini berarti bahwa model regresi layak digunakan untuk

    memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan variabel budaya kerja.

  • 1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Expecte

    d C

    um

    Pro

    b

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 4. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y).

    b. Koefisien Korelasi (R)

    Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan

    perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 26, diperoleh

    nilai koefisien korelasi (R) seperti pada tabel 25 berikut ini :

    Tabel 25. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y).

    Model Summary

    .686a .471 .461 1.207Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Budaya kerjaa.

    Dari tabel 25 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R =

    0, 686 yang berarti hubungan antara variabel budaya kerja dengan variabel

    kinerja kuat dan positif.

    c. Koefisien Determinasi (R2)

  • Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,471. Hal ini

    berarti 47,1% kinerja dijelaskan oleh variabel budaya kerja, sedangkan

    sisanya 100 % - 47,1 % = 52,9 % dijelaskan oleh faktor lain.

    d. Uji t

    Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel

    budaya kerja terhadap variabel kinerja. Dengan menggunakan perangkat

    lunak SPSS didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya, seperti yang

    tercantum pada Lampiran 26 dan dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini :

    Tabel 26. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Budaya Kerja terhadap Variabel Kinerja.

    Coefficientsa

    26.444 7.412 3.568 .001

    .663 .098 .686 6.739 .000

    (Constant)

    Budaya kerja

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    Dari tabel 26 di atas didapatkan nilai t hitung = 6,739. Berdasarkan

    Riduwan (2005, 138), df = n - 2 = 53 2 = 51, dengan signifikansi ()

    0,05, dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,310. Dengan demikian nilai t

    hitung (6,739) > t tabel (2,310) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak

    atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan

  • dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan

    Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    Gambar 5 . Kurva Normal Variabel Budaya Kerja terhadap Kinerja.

    Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka kinerja melalui

    persamaan regresi yaitu :

    Y = 26,444 + 0,663 X2

    Y = f (X2)

    Y = Kinerja

    X2 = Budaya Kerja

    Konstanta sebesar 26,444 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    budaya kerja, maka kinerja nilainya 26,444. Koefisien regresi 0,663

    menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel budaya

    kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,663 kali pada konstanta

    26,444. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja mempunyai pengaruh

    terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

    Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian

    Pertahanan.

    Daerah Penerimaan

    HoDaerah Penolakan

    HoDaerah Penolakan

    = 0,025 = 0,025

    2,310

    2,3100-1 1-2 2-3-6,739 6,7393

    Ho

  • 3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Disiplin Kerja (X3) terhadap

    Variabel Kinerja (Y).

    a. Uji Normalitas.

    Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji

    normalitas variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja pegawai pada

    Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan

    Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari grafik yang

    terdapat pada Lampiran 27 dan dapat dilihat pada Gambar 6, terlihat

    bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya

    mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi layak digunakan

    untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan variabel disiplin

    kerja.

    1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Exp

    ect

    ed C

    um

    Pro

    b

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 6. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Disiplin Kerja (X3) terhadapVariabel Kinerja

    b. Koefisien Korelasi (R)

  • Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan

    perangkat lunak SPSS yang hasilnya terdapat pada Lampiran 27, diperoleh

    nilai koefisien korelasi (R) seperti pada tabel 27 berikut ini :

    Tabel 27 . Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Variabel Disiplin Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja.

    Model Summary

    .696a .484 .474 1.192Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Disiplin kerjaa.

    b. Dependent Variabel : Kinerja

    Dari tabel 27 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien

    korelasi R = 0, 696 yang berarti hubungan antara variabel disiplin kerja

    dengan variabel kinerja kuat dan positif.

    c. Koefisien Determinasi ( R2)

    Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,484. Hal ini

    berarti 48,4 % kinerja dijelaskan oleh variabel disiplin kerja, sedangkan

    sisanya 100 % - 48,4 % = 51,2 % dijelaskan oleh faktor lain.

    d. Uji t

    Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi variabel

    disiplin kerja terhadap variabel kinerja. Dengan menggunakan perangkat

    lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 27,

    didapatkan nilai t hitung dan signifikansinya seperti yang dapat dilihat pada

    tabel 28 dibawah ini.

    Tabel 28. t-Hitung dan Signifikansi Variabel disiplin Kerja (X3)

  • terhadapVariabel Kinerja

    Coefficientsa

    25.949 7.293 3.558 .001

    .666 .096 .696 6.916 .000

    (Constant)

    Disiplin kerja

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    b. Dependent Variabel : Kinerja

    Dari tabel 28 di atas didapatkan nilai t hitung = 6,916.

    Berdasarkan Riduwan (2005, 138) df = n - 2 = 53 2 = 51, dengan

    signifikansi () 0,05, dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,310. Terlihat

    bahwa nilai t hitung 6,916 > t tabel (2,310) dengan signifikansi 0,000 maka

    Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel disiplin kerja

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan

    dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    Gambar 7. Kurva Normal Disiplin Kerja terhadap Kinerja

    Daerah Penerimaan

    HoDaerah Penolakan

    HoDaerah Penolakan

    = 0,025 = 0,025

    2,310

    2,3100-1 1-2 2-3-6,916 6,9163

    Ho

  • Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka kinerja melalui

    persamaan regresi yaitu :

    Y = 25,949 + 0,666X3

    Y = f (X3)

    Y = Kinerja

    X3 = Disiplin kerja

    Konstanta sebesar 25,949 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    disiplin kerja, maka kinerja nilainya 25,949. Koefisien regresi 0,666

    menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit dari variabel disiplin

    kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,666 kali pada konstanta

    25,949. Hal ini berarti bahwa variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh

    terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

    Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian

    Pertahanan.

    4. Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya

    Kerja (X2) secara bersama sama terhadap Variabel Kinerja

    (Y).

    a. Uji Normalitas.

    Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji

    normalitas variabel kepemimpinan dan budaya kerja terhadap variabel

    kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

    Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari

    grafik yang terdapat pada Lampiran 28 dan dapat dilihat pada Gambar 8,

    terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

    penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi

  • layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan

    variabel kepemimpinan dan budaya kerja.

    1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Exp

    ected C

    um P

    rob

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 8. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y)

    b. Koefisien Korelasi (R)

    Dengan melakukan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan

    perangkat lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran

    28, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada

    tabel 29 berikut ini :

    Tabel 29. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).

    Model Summary

    .822a .677 .664 .953Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Budaya kerja, Kepemimpinana.

  • Dari tabel 29 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R =

    0,822 yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan dan budaya

    kerja secara bersama-sama dengan variabel kinerja sangat kuat dan positif.

    c. Koefisien Diterminasi ( R2)

    Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,677. Hal ini

    berarti variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan dan

    budaya kerja secara bersama-sama sebesar 67,7 %, sedangkan sisanya 100

    % - 67,7 , % = 32,3 % dijelaskan oleh faktor lain.

    d. Persamaan Regresi

    Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan dan budaya

    kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada

    tabel 30 dibawah ini.

    Tabel 30. Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan (X1) dan Variabel Budaya Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap

    Variabel Kinerja (Y).

    Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka variabel kinerja

    melalui persamaan regresi yaitu :

    Y = 2,528 + 0,531 X1 + 0,443 X2

    Y = Kinerja

    X1 = Kepemimpinan

    X2 = Budaya Kerja

    Coefficientsa

    2.528 7.230 .350 .728

    .531 .094 .507 5.636 .000

    .443 .087 .459 5.097 .000

    (Constant)

    Kepemimpinan

    Budaya kerja

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variabel: Kinerja Pegawaia.

  • Konstanta sebesar 2,528 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    kepemimpinan dan budaya kerja, maka kinerja nilainya 2,528. Koefisien

    regresi 0,531 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit, dari

    variabel kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,531 kali

    dan koefisien regresi 0443 menyatakan bahwa penambahan 1 (satu ) unit

    budaya kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,443 kali pada konstanta

    2,528.

    e. ANOVA Test (Uji F)

    ANOVA test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi

    variabel kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama-sama dengan

    variabel kinerja. Hasil ANOVA Test selengkapnya seperti yang terdapat

    pada Lampiran 28 dan dapat dilihat pada tabel 31 di bawah ini :

    Tabel 31 . ANOVA Test Variabel Kepemimpinan (X1) dan Budaya

    Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).

    ANOVAb

    95.017 2 47.509 52.281 .000a

    45.436 50 .909

    140.453 52

    Regression

    Residual

    Total

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), Budaya kerja, Kepemimpinana.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaib.

    Dari tabel 31 hasil uji F (ANOVA Test) terlihat bahwa nilai F hitung

    = 52,281. F tabel didapat dari df = n k -1 = 53-2-1 = 50, F tabel = 3,183.

    F hitung = 52,281 > F tabel (3,183) maka Ho ditolak, atau Ha diterima

    dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti

    bahwa variabel kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Pusat

  • Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan

    dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    5. Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) dan Disiplin

    Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja (Y).

    a. Uji Normalitas.

    Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji

    normalitas variabel kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap variabel

    kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

    Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan. Dari

    grafik yang terdapat pada Lampiran 29 dan dapat dilihat pada Gambar 9,

    terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

    penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi

    layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan

    variabel kepemimpinan dan disiplin kerja.

    1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Exp

    ecte

    d C

    um

    Pro

    b

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 9. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja (Y).

    b. Koefisien Korelasi (R)

  • Dengan melakukan analisis regresi linier dengan bantuan perangkat

    lunak SPSS yang hasilnya seperti yang tercantum pada Lampiran 28,

    diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel

    32 berikut ini :

    Tabel 32. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi ( Adjusted R2) Variabel Kepemimpinan (X1) dan Variabel

    Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).

    Dari tabel 32 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R = 0,846

    yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan dan disiplin kerja

    secara bersama-sama dengan variabel kinerja sangat kuat dan positif.

    c. Koefisien Diterminasi ( R2)

    Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,716. Hal ini

    berarti variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan dan

    disiplin kerja secara bersama-sama sebesa 71,6 %, sedangkan sisanya 100

    % - 71,6 % = 38,4 % dijelaskan oleh faktor lain .

    d. Persamaan Regresi

    Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan dan disiplin

    kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada

    tabel 33 di bawah ini.

    Tabel 33. Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan (X1) dan Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).

    Model Summary

    .846 a .716 .704 .894

    Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Kepemimpinana.

  • Coefficientsa

    -1.068 6.914 -.155 .878

    .546 .086 .522 6.384 .000

    .473 .078 .494 6.038 .000

    (Constant)

    Kepemimpinan

    Disiplin kerja

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    Dari analisa di atas dapat diprediksi besar angka variabel kinerja

    melalui persamaan regresi yaitu :

    Y = - 1,068 + 0,546 X1 + 0,473 X3

    Y = Kinerja

    X1 = Kepemimpinan

    X3 = Disiplin Kerja

    Konstanta sebesar - 1,068 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    kepemimpinan dan disiplin kerja maka variabel kinerja nilainya - 1,068.

    Koefisien regresi 0,546 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit,

    dari variabel kepemimpinan akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,546

    kali dan koefisien regresi 0,473 menyatakan bahwa setiap penambahan 1

    (satu) unit disiplin kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,473 kali pada

    konstanta - 1,068.

    e. ANOVA Test (Uji F)

    ANOVA Test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi

    variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap

    variabel kinerja. Hasil ANOVA Test selengkapnya seperti yang terdapat

    pada Lampiran 29 dan dapat dilihat pada tabel 34 di bawah ini :

    Tabel 34. ANOVA Test Variabel Kepemimpian (X1) dan Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y)

  • ANOVAb

    100.524 2 50.262 62.941 .000a

    39.928 50 .799

    140.453 52

    Regression

    Residual

    Total

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Kepemimpinana.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaib.

    Dari tabel 34 hasil ANOVA Test terlihat bahwa nilai F hitung (62,941) > F

    tabel (3,183) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak, atau Ha diterima.

    Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara

    bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

    kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

    Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    6. Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel

    Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja (Y).

    a. Uji Normalitas.

    Dengan proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji

    normalitas variabel disiplin kerja dan budaya kerja secara bersama

    terhadap kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis

    Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian

    Pertahanan. Dari grafik yang terdapat pada Lampiran 30 dan dapat dilihat

    pada Gambar 10, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis

    diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa

    model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja

    berdasarkan masukan variabel budaya kerja dan disiplin kerja.

  • 1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Exp

    ecte

    d C

    um

    Pro

    b

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 10. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Budaya Kerja (X2) dan Disiplin Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja (Y)

    b. Koefisien Korelasi (R)

    Dengan melakukan analisis regresi linier dengan bantuan perangkat

    lunak SPSS yang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 30,

    diperoleh nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel

    35 berikut ini :

    Tabel 35. Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja

    Model Summary

    .784a .614 .599 1.041Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Budaya kerjaa.

    Dari tabel 35 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) =

    0,784 yang berarti hubungan antara variabel budaya kerja dan variabel

  • disiplin kerja secara bersama-sama dengan variabel kinerja kuat dan

    positif.

    c. Koefisien Determinasi ( R2)

    Angka R kuadrat atau koefisien determinasi adalah 0,614. Hal ini

    berarti variabel kinerja dijelaskan oleh variabel budaya kerja dan variabel

    disiplin kerja secara bersama-sama sebesar 61,4 %, sedangkan sisanya 100

    % - 61,4 % = 38,6 % dijelaskan oleh faktor lain.

    d. Persamaan Regresi

    Persamaan regresi yang terbentuk antara budaya kerja dan disiplin

    kerja secara bersama - sama terhadap variabel kinerja dapat dilihat pada

    tabel 36 di bawah ini.

    Tabel 36. Persamaan Regresi Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama sama terhadapVariabel

    Kinerja (Y).

  • Coefficientsa

    11.843 7.236 1.637 .108

    .419 .102 .434 4.108 .000

    .436 .101 .455 4.307 .000

    (Constant)

    Budaya kerja

    Disiplin kerja

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    Dari analisis di atas dapat diprediksi besar angka variabel kinerja

    melalui persamaan regresi yaitu :

    Y = 11,843 + 0,419 X2 + 0,436 X3

    Y = f (X2,X3)

    Y = Kinerja

    X2 = Budaya Kerja

    X3 = Disiplin Kerja

    Konstanta sebesar 11,843 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    budaya kerja dan disiplin kerja maka kinerja nilainya 11,843. Koefisien

    regresi 0,419 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit, dari

    variabel budaya kerja akan meningkatkan nilai kinerja sebesar 0,419 kali

    dan koefisien regresi 0,436 menyatakan bahwa penambahan 1 (satu) unit

    disiplin kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 0,436 kali pada konstanta

    11,843.

    e. ANOVA Test (Uji F)

    ANOVA Test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi

    variabel budaya kerja dan variabel disiplin kerja secara bersama-sama

    terhadap variabel kinerja. Hasil ANOVA Test selengkapnya seperti yang

    terdapat pada Lampiran 30 dan dapat dilihat pada tabel 37 di bawah ini :

  • Tabel 37. ANOVA Test Variabel Budaya Kerja (X2) dan Variabel Disiplin Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Variabel

    Kinerja (Y).

    ANOVAb

    86.262 2 43.131 39.795 .000a

    54.191 50 1.084

    140.453 52

    Regression

    Residual

    Total

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Budaya kerjaa.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaib.

    Dari tabel 37 hasil ANOVA Test terlihat bahwa nilai F hitung

    (39,795) > F tabel (3,183) dengan signifikansi 0,000 maka Ho ditolak atau

    Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel budaya kerja dan disiplin kerja

    secara bersama - sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

    Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    7. Penguijian Hipotesis Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1), Budaya Kerja

    (X2) dan Disiplin Kerja (X3) secara Bersama Sama terhadap Variabel

    Kinerja (Y)

    a. Uji Normalitas

    Analisa regresi berganda ditujukan untuk memprediksi besar variabel

    terikat dengan menggunakan data variabel bebas. Dalam hal ini akan diuji

    data variabel bebas (variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin

    kerja) digunakan untuk memprediksi variabel terikat (kinerja). Dengan

    proses yang sama dengan analisa di atas didapatkan hasil uji normalitas

    variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja terhadap variabel

    kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

    Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

  • Dari grafik yang terdapat pada Lampiran 31 dan dapat dilihat pada

    Gambar 11, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

    penyebarannya mengikuti garis diagonal, ini berarti bahwa model regresi

    layak digunakan untuk memprediksi variabel kinerja berdasarkan masukan

    variabel kepemimpinan, budaya kerja dan disiplin kerja.

    1.00.80.60.40.20.0

    Observed Cum Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Exp

    ecte

    d C

    um

    Pro

    b

    Dependent Variable: Kinerja

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Gambar 11. Grafik NPP of Regression Standardized Residual Variabel Kepemimpinan (X1), Budaya Kerja (X2), dan Disiplin Kerja (X3) terhadap Variabel Kinerja (Y)

    b. Analisis Koefisien Korelasi (R)

    Dengan melakukan analisis regresi linier berganda dengan bantuan

    perangkat lunak SPSS seperti yang terdapat pada Lampiran 31, diperoleh

    nilai koefisien korelasi (R) seperti yang dapat dilihat pada tabel 38 berikut

    ini :

    Tabel 38. Nilai koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (Adjusted R Square )Variabel Kepemimpian, Budaya Kerja, dan Disiplin Kerja secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja.

  • Model Summary

    .875a .766 .752 .819Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Kepemimpinan,Budaya kerja

    a.

    Dari tabel 38 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R)

    = 0,875 yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan, budaya

    kerja, dan variabel disiplin kerja secara bersama-sama terhadap variabel

    kinerja sangat kuat dan positif.

    c. Analisis Koefisien Determinasi (nilai Adjusted R Square)

    Untuk pengaruh satu atau dua variabel bebas terhadap variabel terikat

    koefisien determinasi yang digunakan adalah angka Adjusted R Square yang

    merupakan hasil pengkuadratan dari nilai R. Sedangkan untuk pengaruh

    lebih dari dua variabel bebas terhadap variabel terikat, koefisien

    determinasi yang dipakai adalah angka adjusted R2. Nilai adjusted R2 selalu

    lebih kecil dari R2 ( Santoso,2000). Angka adjusted R2 adalah sebesar

    0,752 berarti 75,2 % kinerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan

    Teknis Fungsional Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan

    Kementerian Pertahanan dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, budaya

    kerja, dan disiplin kerja secara bersama-sama, sedangkan sisanya 100 % -

    75,2 % = 24,8 % dijelaskan oleh faktor lain.

    d. Persamaan Regresi

    Persamaan regresi yang terbentuk antara kepemimpinan, budaya

    organisasi dan disiplin kerja secara bersama - sama terhadap variabel

    kinerja dapat dilihat pada tabel 39 di bawah ini.

    Tabel 39 . Persamaan Regresi Variabel Bebas terhadapVariabel

  • Terikat.

    Coefficientsa

    -6.255 6.531 -.958 .343

    .465 .082 .444 5.645 .000

    .274 .084 .284 3.254 .002

    .351 .081 .366 4.336 .000

    (Constant)

    Kepemimpinan

    Budaya kerja

    Disiplin kerja

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaia.

    Dari analisa di atas dapat diprediksi besarnya nilai variabel kinerja melalui

    persamaan regresi yaitu :

    Y = -6,255 + 0,465 X1 + 0,274 X2 + 0,351 X3

    Y = f (X1,X2,X3)

    Y = Kinerja

    X1 = Kepemimpinan

    X2 = Budaya Kerja

    X3 = Disiplin Kerja

    Konstanta sebesar -6,255 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

    kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja maka kinerja nilainya -

    6,255. Angka koefisien regresi 0,465 menyatakan bahwa setiap penambahan

    1 (satu) unit variabel X1 (kepemimpinan) akan meningkatkan kinerja (nilai

    Y) sebesar 0,465 kali, angka koefisien regresi 0,274 menyatakan bahwa

    setiap penambahan 1 (satu) unit variabel X2 (budaya kerja) akan

    meningkatkan kinerja sebesar 0,274 kali, dan angka koefisien regresi 0,351

    menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) unit variabel X3 (disiplin

    kerja) akan meningkakan kinerja sebesar 0,351 kali pada konstanta -6,255.

    e. ANOVA Test (Uji F)

  • ANOVA Test ditujukan untuk menguji signifikansi model regresi

    variabel bebas secara bersama sama terhadap variabel terikat.

    Tabel 40. ANOVA Test Variabel Bebas (X1,X2,X3) terhadap Variabel Terikat (Y)

    ANOVAb

    107.618 3 35.873 53.533 .000a

    32.835 49 .670

    140.453 52

    Regression

    Residual

    Total

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Kepemimpinan, Budaya kerjaa.

    Dependent Variable: Kinerja Pegawaib.

    Hasil ANOVA Test selengkapnya terlihat pada tabel 40 yang

    menunjukkan nilai F hitung (53,533) > F tabel (2,794) dengan signifikansi

    0,000 maka Ho ditolak, atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

    kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja secara bersama-sama

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja pegawai

    pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan Badan

    Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.

    D. Pembahasan

    1. Koefisien Determinasi (R2 dan Adjusted R2).

    Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

    proporsi atau persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk

    pengaruh satu atau dua variabel bebas terhadap variabel terikat, koefisien

    determinasi yang digunakan adalah R2 (R kuadrat) yang merupakan hasil

    pengkuadratan dari nilai R. Sedangkan untuk pengaruh lebih dari dua variabel

    bebas terhadap variabel terikat, koefisien determinasi yang dipakai adalah

    adjusted R2 . Nilai adjusted R2 selalu lebih kecil dari R2 (Santoso, 2000).

  • Besarnya pengaruh antar variabel bebas baik dalam hubungan secara individu

    maupun secara bersama-sama (tiga variabel bebas) terhadap variabel terikat Y dapat

    dilihat pada tabel 41, dimana pengaruh yang paling besar (Adjusted R2 = 0,752)

    yaitu pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3) secara bersama-sama terhadap variabel

    terikat (Y).

    Tabel 41. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi ( R2 dan Adjusted R2), Uji t dan Uji F Antar Variabel Bebas dengan Variabel

    Terikat

    Hubungan Antar Variabel

    R R2 Adj R2t

    Hitungt

    TabelF

    HitungF

    Tabel

    X1 terhadap Y 0,713 0,508 - 7,263 2,310 - -

    X2 terhadap Y 0,686 0,471 - 6,739 2,310 - -

    X3 terhadap Y 0,696 0,484 - 6,916 2,310 - -

    X1, X2 terhadap Y 0,822 0,677 - - - 52,281 3,183

    X1, X3 terhadap Y 0,846 0,716 - - - 62,941 3,183

    X2, X3 terhadap Y 0,784 0,614 - - - 39,795 3,183

    X1,X2,X3 terhadap Y

    0,875 - 0,752 - - 53,533 2,794

    Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan terhadap

    kinerja = 0,713 dan koefisien determinasi variabel kepemimpinan terhadap kinerja

    sebesar 50,8%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung kepemimpinan = 7,263 lebih

    besar dari ttabel = 2,310, maka dapat disimpulkan variabel kepemimpinan

    berpengaruh terhadap kinerja.

    Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi budaya kerja terhadap kinerja

    = 0,686 dan koefisien determinasi variabel budaya kerja terhadap kinerja sebesar

    47,1%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung budaya kerja = 6,739 lebih besar dari

    ttabel = 2,310, maka dapat disimpulkan variabel budaya kerja berpengaruh terhadap

    kinerja.

  • Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi disiplin kerja terhadap kinerja

    = 0,696 dan koefisien determinasi variabel disiplin kerja terhadap kinerja sebesar

    48,4%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai thitung disiplin kerja = 6,916 lebih besar dari

    ttabel = 2,310, maka dapat disimpulkan variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap

    kinerja.

    Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan dan budaya

    kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,822 dan koefisien determinasi

    variabel kepemimpinan dan budaya kerja terhadap kinerja sebesar 67,7%. Pada taraf

    signifikansi 5%, nilai Fhitung = 52,281 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka dapat

    disimpulkan variabel kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama sama

    berpengaruh terhadap kinerja.

    Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan dan disiplin

    kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,846 dan koefisien determinasi

    variabel kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja sebesar 71,6%. Pada

    taraf signifikansi 5%, nilai Fhitung = 62,941 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka

    dapat disimpulkan variabel kepemimpinan dan disiplin kerja secara bersama sama

    berpengaruh terhadap kinerja.

    Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi budaya kerja dan disiplin kerja

    secara bersama sama terhadap kinerja = 0,784 dan koefisien determinasi variabel

    budaya kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja sebesar 61,4%. Pada taraf

    signifikansi 5%, nilai Fhitung = 39,795 lebih besar dari Ftabel = 3,183, maka dapat

    disimpulkan variabel budaya kerja dan disiplin kerja secara bersama sama

    berpengaruh terhadap kinerja.

    Berdasarkan tabel 41 di atas, koefisien korelasi kepemimpinan, budaya kerja

    dan disiplin kerja secara bersama sama terhadap kinerja = 0,875 dan koefisien

  • determinasi variabel kepemimpinan, budaya kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

    sebesar 75,2%. Pada taraf signifikansi 5%, nilai Fhitung = 53,533 lebih besar dari

    Ftabel = 2,794. Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan

    disiplin kerja pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional

    Pertahanan Badan Pendidikan dan Pelatihan secara bersama-sama paling besar

    dipengaruhi oleh variabel kinerja. Sedangkan pengaruh secara terpisah dari

    variabel bebas dengan variabel terikat (satu variabel bebas dengan variabel terikat),

    persentase paling besar adalah pengaruh variabel kepemimpinan terhadap variabel

    kinerja yaitu sebesar 50,8 % jika dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.

    Selanjutnya pengaruh variabel budaya kerja terhadap variabel kinerja adalah 47,1 %

    dan pengaruh variabel disiplin kerja terhadap variabel kinerja adalah 48,4 %.

    2. Persamaan Regresi

    Persamaan regresi untuk memprediksi nilai kinerja melalui persamaan

    tersebut dan terdapat pada tabel 42 sebagai berikut:

    Tabel 42. Persamaan Regresi Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.

    Hubungan Antar Variabel Persamaan Regresi

    X1 terhadap Y Y = 19,482 + 0,746 X1

    X2 terhadap Y Y = 26,444 + 0, 663 X2

    X3 terhadap Y Y = 25,949 + 0,666 X3

    X1,X2, terhadap Y Y = 2,528 + 0,531 X1 + 0,443 X2

    X1,X3 terhadap Y Y = 1,068 + 0,546 X1 + 0,473 X2

    X2,X3 terhadap Y Y = 11,843 + 0,419 X2 + 0,436 X3

    X1,X2,X3 terhadap Y Y = -6,255 + 0,465 X1 + 0,274 X2 + 0,351 X3

  • Dari tabel 42 tersebut di atas, terlihat semua model persamaan

    koefisien regresi signifikan, jadi persamaan regresi dapat untuk meramalkan nilai

    variabel terikat berdasarkan variabel bebasnya.

    BAB IV

    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Obyek Penelitian

    1.Tugas Pokok dan Fungsi.

    Dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor : Per/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan telah diatur bahwa Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan RI (Badiklat Kemhan) adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertahanan. Badiklat Kemhan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pertahanan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badiklat menyelenggarakan fungsi :

    a. Perumusan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan dan pelatihan;

    b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pendidikan dan pelatihan;

    c. Pelaksanaan dan evaluasi di bidang pendidikan dan pelatihan manajemen, pendidikan dan pelatihan bahasa meliputi bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing serta pendidikan dan pelatihan teknis fungsional pertahanan;

    d. Pemberian pelayanan pendidikan dan pelatihan;

    e. Koordinasi pendidikan dan pelatihan, akreditasi dan sertifikasi sesuai keahlian;

    f. Pembinaan komponen pendidikan dan pelatihan;

    g. Pengelolaan administrasi dan manajemen Badan Pendidikan dan Pelatihan.

    2. Visi dan Misi.

    Dalam rangka mengaktualisasikan tugas dan fungsi Badiklat Kemhan, agar dapat berjalan dengan baik, lancar dan terkoordinasi, maka diperlukan adanya suatu visi dan misi yang dapat dijadikan sebagai acuan yang menyatukan segenap langkah setiap jajaran dalam merefleksikan pelaksanaan kegiatannya.

    a. Visi yang dikembangkan adalah :

    Mewujudkan Badiklat Kemhan sebagai Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kemhan yang dapat mengantar Sumber Daya Manusia (SDM) Pertahanan yang profesional dan memiliki integritas kepribadian yang handal.

    b. Misi. Untuk mencapai visi tersebut, maka perlu adanya misi yang harus dilaksanakan secara konsisten, yaitu :

    1) Menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang sistem pertahanan dengan melalui pendidikan dan pelatihan;

    2) Menciptakan kualitas personel yang profesional, mampu beradaptasi dengan lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah cepat;

    3) Menciptakan personel yang berwawasan kebangsaan disertai moral dan integritas yang tinggi.

    3. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Pertahanan (Pusdiklat Tekfunghan).

    Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan terdiri dari :

    a. Sekretariat Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemhan (Set Badiklat);

    b.Pusdiklat Jemenhan;

    c. Pusdiklat Bahasa dan

    d. Pusdiklat Tekfunghan.

    Pusdiklat Tekfunghan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan yang mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan dibidang teknis fungsi Pertahanan. Dalammelaksanakan tugas tersebut Pusdiklat Tekfunghan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut; penyiapan rumusan kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan dan pelatihan di bidang teknis fungsional pertahanan; penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang teknis fungsional pertahanan;perencanaan program pendidikan dan pelatihan teknis fungsional pertahanan; pelaksanaan dan evaluasi serta administrasi pendidikan dan pelatihan, akreditasi dan sertifikasi; pengelolaan komponen pendidikan dan pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; pengelolaan ketatausahaan dan kerumah tanggaan pusat. Pusdiklat Tekfunghan terdiri :

    a. Bidang Perencanaan dan Administrasi (Bid Renmin) yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rencana, pelaksanaan dan evaluasi program Kerja dan anggaran Pusat serta pembinaan kurikulum pendidikan;

    b. Bidang Operasi Pendidikan dan Pelatihan (Bid Ops Pelatihan) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rumusan, pelaksanaan serta evaluasi kebijakan pendidikan dan Pelatihan, operasional serta pembinaan komponen pendidikan;

    c. Bidang Evaluasi dan Laporan (Bid Evlap) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rumusan evaluasi dan pelaporan pendidikan dan Pelatihan serta pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan;

    d. Sub Bagian Tata Usaha (Subbag TU) mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pengurusan ketatausahaan dan kerumah tanggaan Pusat;

    e. Kursus; dilingkungan Pusdiklat Tekfunghan dapat dibentuk kursus yang dipimpin oleh Kepala Kursus (Ka Kursus) dari pejabat yang ditunjuk oleh Kapusdiklat Tekfunghan, mempunyai tugas melaksanakan pengajaran dalam rangka pelaksanaan Pelatihan teknis fungsional pertahanaan, kursus meliputi Pelatihan teknis fungsional pertahanan yang jumlah pelatihannya ditentukan sesuai kebutuhan.

    f. Struktur organisasi Pusdiklat Tekfunghan Badiklat Kemhan sesuai yang terdapat pada Lampiran 10.

    4. Karakteristik Responden

    Dari daftar pernyataan yang terkumpul, data responden dapat dirinci sebagai berikut:

    a. Berdasarkan Jenis Kelamin :

    Rincian responden berdasarkan jenis kelamin sesuai yang terdapat pada tabel 5 berikut ini:

    Tabel 5. Rincian Responden berdasarkan Jenis Kelamin

    No

    Jenis kelamin

    Jumlah

    1

    Laki-laki

    32

    2

    Perempuan

    21

    Jumlah

    53

    Sumber: Data hasil olahan

    b. Berdasarkan Pendidikan Umum :

    Rincian responden berdasarkan pendidikan umum sesuai yang terdapat pada tabel 6 berikut ini:

    Tabel 6. Rincian Responden berdasarkan Pendidikan Umum

    No

    Pendidikan Umum

    Jumlah

    1

    SLTP

    -

    2

    SLTA

    35

    3

    D-3

    1

    4

    S -1

    11

    5

    S-2

    6

    Jumlah

    53

    Sumber: Data hasil olahan

    c. Berdasarkan Masa Kerja

    Rincian responden berdasarkan masa kerja sesuai yang terdapat pada tabel 7 berikut ini:

    Tabel 7. Rincian Responden berdasarkan Masa Kerja

    No

    Masa kerja

    Jumlah

    1

    5-10 tahun

    3

    2

    11-15 tahun

    10

    3

    16-20 tahun

    24

    4

    21-25 tahun

    11

    5

    26-30 tahun

    5

    6

    31-35 tahun

    -

    Jumlah

    53

    Sumber: Data hasil olahan

    d. Berdasarkan Umur :

    Rincian responden berdasarkan umur sesuai yang terdapat pada tabel 8 berikut ini:

    Tabel 8. Rincian Responden berdasarkan Umur

    No

    Umur

    Jumlah

    1

    31-35 tahun

    16

    2

    36-40 tahun

    14

    3

    41-45 tahun

    12

    4

    46-50 tahun

    8

    5

    51-55 tahun

    3

    Jumlah

    53

    Sumber: Data hasil olahan

    B. Deskripsi Hasil Penelitian

    Pengolahan dan pengujian data menggunakan teknik-teknik perhitungan yang didasarkan kepada asumsi bahwa data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan dengan instrumen penelitian tersebut, dapat diketahui apakah hipotesa awal dapat diterima atau ditolak pada taraf signifikansi 5% atau ( = 0,05. Analisa data digunakan untuk mendapatkan estimasi dan signifikansi data dengan menguji asumsi dari hipotesa awal (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha). Seluruh proses pengolahan dan analisa data ini menggunakan alat bantu perangkat lunak (software) yaitu Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 13.0.

    Dalam membuat kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian dan analisa hipotesa. Diskusi hasil penelitian merupakan sintesa dari hasil penelitian yang diperoleh dan membandingkannya dengan teori-teori dan fakta empiris lainnya.

    1. Hasil perhitungan secara kuantitatif

    Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, oleh karena itu data yang diperoleh melalui item-item pernyataan dalam kuesioner dikelompokan menurut jenis variabelnya baik variabel bebas (kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja) maupun variabel terikatnya (kinerja).

    a. Variabel Kepemimpinan

    Variabel kepemimpinan ini dikelompokan dalam 20 butir pernyataan, jawaban pada uji coba 30 orang responden seperti yang terdapat pada Lampiran 6.

    b. Variabel Budaya Kerja

    Variabel budaya kerja ini dikelompokan dalam 20 butir pernyataan, jawaban pada uji coba 30 orang responden seperti yang terdapat pada Lampiran 7.

    c. Variabel Disiplin Kerja

    Variabel disiplin kerja dikelompokan dalam 20 butir pernyataan, jawaban responden pada uji coba 30 orang seperti yang terdapat pada Lampiran 8.

    d. Variabel Kinerja.

    Variabel kinerja dikelompokkan dalam 20 butir peryataan, jawaban responden pada uji coba 30 orang seperti yang terlihat pada Lampiran 9.

    2. Analisis Validitas dan Reliabilitas

    Untuk menguji butir-butir pernyataan yang ada dalam sebuah daftar pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid dan reliabel perlu diadakan pengujian. Validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pernyataan yang ada dalam sebuah daftar pernyataan/kuesioner, apakah isi dari butir-butir pernyataan yang ada sudah valid dan reliabel. Jika butir-butir pernyataan tersebut sudah valid dan reliabel berarti butir-butir pernyataan tersebut sudah dapat untuk mengukur faktor-faktornya.

    Dalam penelitian ini analisis validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap instrumen penelitian variabel kepemimpinan, budaya kerja, dan disiplin kerja sebagai variabel bebas dan untuk variabel kinerja sebagai variabel terikat.

    a. Variabel Kepemimpinan

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 11, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti pada terlihat pada tabel 9. Dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

    Tabel 9 . r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada uji

    coba Variabel Kepemimpinan (X1).

    Nomor

    Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung

    Keterangan

    1

    1

    0,717

    Valid

    2

    2

    0,400

    Valid

    3

    3

    0,462

    Valid

    4

    4

    0,413

    Valid

    5

    5

    0,628

    Valid

    6

    6

    0,738

    Valid

    7

    7

    0,630

    Valid

    8

    8

    0,617

    Valid

    9

    9

    0,615

    Valid

    10

    10

    0,623

    Valid

    11

    11

    0,695

    Valid

    12

    12

    0,465

    Valid

    13

    13

    0,554

    Valid

    14

    14

    0,609

    Valid

    15

    15

    0,653

    Valid

    16

    16

    0,297

    TidakValid

    17

    17

    0,583

    Valid

    18

    18

    0,076

    TidakValid

    19

    19

    0,670

    Valid

    20

    20

    0,664

    Valid

    Alpha = 0,905

    Dengan 30 responden, df = n 2 = 28 , ( = 0,05, maka diperoleh r tabel = 0,374. Dari tabel 9 tersebut di atas dapat dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

    1)Validitas daftar pernyataan/kuesioner / angket

    r tabel = 0,374

    r hitung dilihat dari tabel 9 pada kolom r hitung

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a) Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid

    b) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid

    Dengan demikian, karena dari 20 pernyataan ada 2 (dua) buah yang r hitungnya < r tabel, yaitu urut nomor 16, dan 18 (r hitungnya 0,297 dan 0,076), maka analisis ini perlu diulang dengan hanya memasukkan butir pernyataan yang bernilai positif dan r hitungnya > r tabel.

    Hasil analisis ulang hasilnya seperti yang terdapat pada Lampiran 12 dan dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

    Tabel 10. r Hitung dari Pengujian ulang Validitas dan Reliabilitas

    Variabel Kepemimpinan (X1)

    Nomor

    Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung

    Keterangan

    1

    1

    0,696

    Valid

    2

    2

    0,427

    Valid

    3

    3

    0,464

    Valid

    4

    4

    0,423

    Valid

    5

    5

    0,619

    Valid

    6

    6

    0,761

    Valid

    7

    7

    0,651

    Valid

    8

    8

    0,621

    Valid

    9

    9

    0,619

    Valid

    10

    10

    0,624

    Valid

    11

    11

    0,678

    Valid

    12

    12

    0,425

    Valid

    13

    13

    0,550

    Valid

    14

    14

    0,608

    Valid

    15

    15

    0,641

    Valid

    17

    17

    0,618

    Valid

    19

    19

    0,660

    Valid

    20

    20

    0,703

    Valid

    Alpha = 0, 915

    Dari tabel 10 tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua r hitung > r tabel, jadi semua sisa butir pernyataan valid.

    2) Reliabilitas kuesioner / angket.

    r Alpha = 0,915

    Dasar pengambilan keputusan ( sesuai Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2002;332) adalah :

    a) Jika r Alpha > 0,600, maka pernyataan reliabel

    b) Jika r Alpha < 0,600, maka pernyataan tidak reliabel

    Dengan demikian r Alpha (0,915) > 0,600.

    Kesimpulan pernyataan yang valid adalah reliabel.

    b. Variabel Budaya Kerja

    Dengan bantuan perangkat lunak SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 13, dengan melalui masukan responden = 30 sebagai uji coba, taraf signifikansi = 5 % maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada tabel 11 dengan perolehan r hitung sebagai berikut :

    Tabel 11. r Hitung dari Pengujian Validitas dan Reliabilitas pada Uji

    CobaVariabel Budaya Kerja (X2)

    Nomor

    Butir-Butir Pernyataan

    r Hitung

    Keterangan

    1

    1

    0,666

    Valid

    2

    2

    0,851

    Valid

    3

    3

    0,851

    Valid

    4

    4

    0,864

    Valid

    5

    5

    0,689

    Valid

    6

    6

    0,606

    Valid

    7

    7

    0,822

    Valid

    8

    8

    0,503

    Valid

    9

    9

    0,670

    Valid

    10

    10

    0,798

    Valid

    11

    11

    0,539

    Valid

    12

    12

    0,625

    Valid

    13

    13

    0,357

    TidakValid

    14

    14

    0,729

    Valid

    15

    15

    0,552

    Valid

    16

    16

    0,476

    Valid

    17