Bab+3 Antara
-
Upload
agung-wahyu-saputro -
Category
Documents
-
view
229 -
download
3
Transcript of Bab+3 Antara
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
AB
3
LANDASAN TEORI
3.1. DEFINISI / BATASAN
1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
2. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau
padu.
3. Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang
berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi,
serta air tanah.
4. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.
5. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin
untuk melaksanakan usaha pertambangan.
6. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
7. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah wilayah
yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat
dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian
dari tata ruang nasional.
3-1
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
8. Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP, adalah
bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
dan/atau informasi geologi.
9. Wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WIUP,
adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
10.Wilayah Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut WPR, adalah
bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan
rakyat.
3.2. ASPEK LINGKUNGAN DAN PERTAMBANGAN
Ahli lingkungan hidup tidak membedakan secara tegas antara
pengertian “lingkungan” dengan “lingkungan hidup”, baik dalam pengertian
sehari-hari maupun forum ilmiah. Namun secara umum dipergunakan
adalah bahwa istilah “lingkungan (environment)” dianggap lebih luas
daripada istilah “lingkungan hidup”. Segala sesuatu yang berada di
sekeliling manusia sebagai pribadi atau di dalam proses pergaulan hidup,
biasanya disebut lingkungan.
Lingkungan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok dasar. Pertama
adalah lingkungan fisik (physical environment), yaitu segala sesuatu
disekitar manusia yang berbentuk benda mati seperti rumah, kendaraan,
gunung, udara, air. Kedua adalah lingkungan biologis (biological
environment), yaitu segala seuatu yang berada disekitar manusia yang
berupa organisme hidup selain manusia itu sendiri, seperti binatang dari
yang besar sampai dengan yang kecil, dan tumbuh-tumbuhan dari yang
besar sampai yang paling kecil. Ketiga adalah lingkungan sosial (social
environment), yaitu manusia-manusia lain yang ada disekitarnya, seperti
tetangga, teman, bahkan orang lain yang belum dikenal (Soemartono,
1996).
Lingkungan Pertambangan adalah hubungan kegiatan pertambangan
mulai dari penyelidikan umum sampai tahap pasca penambangan yang
dilakukan oleh manusia, dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
permasalahan lingkungan pertambangan pada hakekatnya adalah
permasalahan ekologi.
3-2
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Dalam pengelolaan lingkungan banyak pandangan bersifat
antroposentris, yaitu permasalahan dilihat dari sudut kepentingan manusia
saja. Walaupun tumbuhan, hewan, dan unsur tak hidup diperhatikan
diperhatikan, namun perhatian itu secara eksplisit atau implisit
dihubungkan dengan kepentingan manusia. Oleh karena itu dalam
pengelolaan, ekologi yang dibutuhkan adalah ekologi manusia.
Bahwa adanya kegiatan pertambangan, akan mengubah tata guna
lahan dari kegunaan atau fungsi lahan semula. Sehingga dalam
mengambil keputusan, apabila di lahan tersebut terdapat endapan bahan
galian, apakah :
i. lahan tersebut dibiarkan seperti adanya semula
ii. atau, lahan tersebut akan dijadikan untuk :
1. Lahan tambang
2. Lahan kehutanan (hutan lindung misalnya)
3. Lahan perlindungan satwa (cagar satwa langka)
4. Lahan pertanian
5. Wilayah rekreasi
6. Wilayah pemukiman
7. Wilayah kawasan industri atau untuk
8. fasilitas umum (fasum, misal jalan dan lain-lainnya)
komponen-komponen yang perlu diperhitungkan dalam mengambil
keputusan untuk peruntukannya adalah: - politik (kedaulatan – perbatasan,
pertahanan dan lain-lain), - ekonomi, - lingkungan, - sosiologi (kehidupan
kemasyarakatan).
Apabila peruntukannya diputuskan untuk wilayah tambang, maka
harus dipikirkan tindak lanjut apabila penambangan telah selesai
dilaksanakan, yaitu bagaimana mengembalikan fungsi lahan bekas
tambang untuk pemanfaatan lainnya.
3.3. PENGELOMPOKKAN USAHA PERTAMBANGAN
Menurut PP no. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara bahwa usaha pertambangan
dikelompokkan atas:
3-3
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
a. pertambangan mineral; dan
b. pertambangan batubara.
Pertambangan mineral digolongkan atas:
a. pertambangan mineral radioaktif;
b. pertambangan mineral logam;
c. pertambangan mineral bukan logam; dan
d. pertambangan batuan.
Pengelompokkan usaha pertambangan dan nama-nama bahan
galian seperti tersebut diatas dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Pengelompokkan Usaha Pertambangan dan Nama Bahan Galian
No.Penggolongan pertambangan
Nama bahan galian
1. Mineral radioaktif - Radium- Thorium- Uranium- Monasit- bahan galian radioaktif lainnya
2. Mineral logam - Litium - berilium - magnesium
- Kalium - kalsium - emas- Tembaga - perak - timbal - Seng - timah - nikel- Mangaan - platina - bismuth - Molibdenum - bauksit - air
raksa- Wolfram - titanium - barit - Vanadium - kromit -
antimoni- Kobalt - tantalum -
cadmium - Galium - indium - yitrium- Magnetit - besi - galena - Alumina - niobium -
zirkonium- Ilmenit - khrom - erbium- Ytterbium - dysprosium - thorium- Cesium - lanthanum - niobium- Neodymium - hafnium -
scandium
3-4
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
- Aluminium - palladium - rhodium
- Osmium - ruthenium - iridium- Selenium - telluride -
stronium - Germanium - zenotin
3. Mineral bukan logam - Intan - korundum - grafit- Arsen - pasir kuarsa -
fluorspar- Kriolit - yodium - brom- Klor - belerang - fosfat- Halit - asbes - talk- Mika -magnesit - yarosit- Oker - fluorit - ball
clay- fire clay -zeolit - kaolin- feldspar -bentonit -
gipsum- dolomit -kalsit - rijang- pirofilit -kuarsit - zirkon- wolastonit -tawas -batu
kuarsa- perlit -garam batu - clay- batu gamping untuk semen
4. Mineral batuan - Pumice - tras - toseki- Obsidian - marmer - perlit- Tanah diatome - diorit - topas- Slate - granit -
granodiorit- Andesit - gabro -
peridotit- Basalt - trakhit - leusit- Tanah liat - tanah urug - batu
apung- Opal - kalsedon - chert- Kristal kuarsa - jasper -
krisoprase- Gamet - giok - agat - Kerikil sungai - batu kali - pasir
urug- Pasir pasang - onik - Batu gamping- Kerikil berpasir alami (sirtu) pasir
laut- Bahan timbunan pilihan (tanah)
3-5
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
- Urukan tanah setempat, - Tanah merah (laterit)- Kerikil galian dari bukit- Batu gunung quarry besar - Tanah serap (fullers earth)- Kayu terkersikan- Kerikil sungai ayak tanpa pasir- Pasir yang tidak mengandung unsur
mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau
dari segi ekonomi pertambangan, 5. Batubara - bitumen padat
- batuan aspal- batubara- gambut.
3.4. PENGERTIAN KARST
Karst adalah bentuk bentang alam pada batuan karbonat yang
bentuknya sangat khas berupa bentuk bukit, lembah dolina dan goa
Sedangkan pengertian kawasan karst adalah kawasan batuan karbonat
(batu gamping dan dolomite) yang memperlihatkan morfologi karst
Pada umumnya batuan karbonat (mengandung CaCo) mudah
mengalami proses pelarutan karena adanya reaksi kimia dengan air hujan yang
bersifat asam. Proses pelarutan yang terus menerus membentuk bentang alam
eksokarst yang terbentuk di permukaan dan memiliki fenomena yang khas yaitu
: karen atau lapies ( lubang lubang pada batuan hasil pelarutan), bukit kerucut
(conical hill ), lembah diantara bukit bukit kerucut (dolina), telaga karst, sungai
periodik yang berujung pada mulut goa (swalow hole) dan lembah - lembah
tidak teratur yang buntu (blind valley) selanjutnya proses pelarutan berkembang
ke bawah permukaan menghasikan bentuk batuan di bawah permukaan
(endokarst) proses tersebut menghasikan jaringan lorong lorong yang komplek
dengan jenis dan ukuran bervariasi dan membentuk sistem sungai bawah
tanah.
3.5. ISU – ISU PEMANFAATAN KAWASAN KARST
3-6
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Keterbatasan pemahaman akan (kawasan) karst dan kepentingan
jangka pendek menjadi penyebab munculnya berbagai aktivitas masyarakat
yang cenderung menyebabkan penurunan fungsi dan kelestarian kawasan
karst.
Beberapa penyebab kerusakan yang terjadi di kawasan karst dapat
teridentifikasi antara lain:
Pembakaran batu gamping yang sangat meningkat seiring dengan
peningkatan masyarakat akan batu kapur
Pengambilan fosfat,guano,mineral kalsit,stalagit/ stalagmite dari goa-goa
sebagai pupuk alternatif
Penambangan batu gamping dalam skala besar untuk bahan baku
pabrik semen, untuk memperbaiki keasaman lahan pertanian di daerah
gambut
Kegiatan penambangan liar
Pengambilan tidak terkendali untuk keperluan pembuatan limekarbonat
Dan lain sebagainya
Dampak langsung dari aktivitas pemanfaatan kawasan karst yang tidak
terkendali akan menyebabkan menurunnya fungsi alami kawasan karst,
Beberapa contoh dampak yang akan timbul antara lian:
1. Hilangnya atau rusaknya laboratorium alam untuk kemajuan ilmu
pengetahuan tentang karst.
2. Hilangnya atau rusaknya potensi ekonomi akibat rusaknya habitat
walet,sriti dan kelelawar.
3. Hilangnya sumber air atau rusaknya tata air akibat pemanfaatan
kawasan karst yang dilakukan tanpa memperhitungkan aspek kelestarian
lingkungan.
4. Yang lebih parah mengerikan lagi adalah upaya pemanfaatan kawasan
karst yang tidak bertanggungjwab menyebabkan semakin rusaknya lahan
pertanian.
3.6. KAWASAN KARST GUNUNG KIDUL DAN KEARIFAN LOKAL
Gunung Kidul adalah salah satu dari 5 kabupaten dan 1 kota yang
berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Luas wilayah mencapai
hampir seluruh luas Provinsi DIY, yaitu kurang-lebih 1.485,36 kilometer persegi.
3-7
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Kabupaten Gunung Kidul memiliki keunikan topografi, terbagi menjadi 3 (tiga)
zona yang memiliki karakter topografi, morphologi, dan hidrologi yang berbeda,
yaitu :
1. Bagian utara, disebut sebagai : Zona Batur Agung.
Zona ini berada pada ketinggian 200-700 dpl, dengan topografi pegunungan,
pada sisi utara dan barat memiliki lereng yang terjal. Jenis tanah vulkanis laterit,
dengan bantuan induknya berupa dasit dan andesit. Di zona ini masih dijumpai
adanya sungai di atas permukaan tanah (antara lain Sungai Oya, yang
mengalirkan air sepanjang tahun) kedalaman air tanah berkisar antara 6 – 12
meter. Hampir semua jenis tanaman tahunan, juga berbagai jenis tanaman
pangan (seperti padi dan palawija) dapat tumbuh di zona ini. Beberapa
kawasan di zona ini termasuk kategori rawan bencana alam longsor dan
beberapa tempat potensial terkena banjir dari luapan Sungai Oya. Secara
administrasi, zona ini meliputi : Kecamatan Patuk, Nglipar, Gedangsari,
Ngawen, Smein, dan Ponjong bagian utara.
2. Bagian tengah, disebut sebagai : Zona Ledok Wonosari.
Zona ini berada pada ketinggian 150 – 200 meter dpl, topografi datar sampai
sedikit bergelombang, memiliki lapisan tanah yang relatif tebal dengan tingkat
kesuburan yang lebih baik daripada zona lainnya. Banyak dijumpai sungai di
atas permukaan tanah, dan bersifat intermitten. Air tanah dapat diketemukan
pada kedalaman 5 – 25 meter. Tanaman pangan tadah hujan (padi dan
palawija), serta tanaman tahunan (termasuk buah-buahan, khususnya mangga)
dapat tumbuh dengan baik di zona ini. Bahkan di beberapa lokasi dapat
dilakukan budidaya tanaman sayuran pada musim kemarau, mengandalkan
suplai air dari sumur bor, atau mata air di beberap sungai (tanaman satrenan).
Secara administrasi zona ini meliputi : Kecamatan Playen, Wonosari, Karang
Mojo, Ponjong bagian tengah, dan Semanu bagian utara.
3-8
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Gambar DAM Kawasan Karst Gunung Kidul
3. Bagian selatan, disebut sebagai : Zona Gunung Sewu.
Zona ini berada pada ketinggian 100 – 300 meter dpl, topografi berbukit-
bukit (terdapat 60.000 bukit berjajar, nyaris memenuhi zona ini, tanpa
menyisakan kawasan pedataran). Dengan pelembahan yang relatif sempit).
Jenis tanah dominan tanah kapur, dengan ketebalan yang relatif tipis, dan
miskin unsur hara, sehingga produktivitas relatif rendah. Kondisi ini
menyebabkan penduduknya sulit mengembangkan kegiatan usaha di sektor
pertanian. Sangat sulit dijumpai sungai di atas permukaan tanah. Beberapa alur
sungai yang muncul ke permukaan, kemudian masuk lagi ke dalam permukaan
tanah melalui gua (atau luweng, istilah lokal), dan muncul kembali di kawasan
pantai selatan. Air tanah dapat diketemukan pada kedalaman 60 – 120 meter
atau lebih. Pada zona ini sering mengalami bencana kekeringan. Diperkirakan
terdapat 260.000 jiwa yang mendiami zona ini selalu mengalami kekurangan air
setiap tahun. Jenis tanaman yang dapat tumbuh, terutama tanaman tahunan
seperti : jati, sonokeling, randu, akasia, mahoni, kelapa di beberapa lokasi di
pesisir. Tanaman pangan hanya dapat diusahakan di musim penghujan dengan
hasil yang kurang baik. Tanaman buah yang cukup cocok dibudidayakan
adalah : mangga dan srikaya (srikaya tidak dibudidayakan secara khusus).
Secara administrasi zona ini mencakup : Kecamatan Panggang, Paliyan,
Tepus, Saptosari, Rongkop, Semanu bagian selatan, dan Ponjong bagian
selatan.
3-9
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Penduduk setempat berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan
lahan karst yang ada untuk dibudidayakan, baik dengan tanaman musiman :
padi, ketela dan palawija lainnya, maupun dengan tanaman tahunan, seperti :
mangga, mahoni, jati, kapuk randu, petai, nangka dan lain sebagainya.
Kegiatan usaha lainnya adalah usaha penambangan batu gamping, baik pada
skala kecil (rumah tangga),
Pada sisi lainnya, upaya pelestarian lingkungan hampir dapat dikatakan
tidak bersentuhan dengan teknologi, tetapi mengandalkan kearifan lokal yang
sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu, dan ternyata cukup efektif dalam
mengerem lajunya penurunan kualitas lingkungan. Kearifan lokal (local wisdom)
merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan
lingkungan sekitarnya, dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat,
petuah nenek-moyang, atau budaya setempat, yang terbangun secara alamiah
dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Perilaku yang bersifat umum dan berlaku di masyarakat secara
meluas, turun-temurun, akan berkembang menjadi nilai-nilai yang dipegang
teguh, yang disebut sebagai kebudayaan (budaya). Beberapa kegiatan
penduduk yang ditujukan untuk pelestarian lingkungan, yang berbasis kearifan
lokal diantaranya adalah :
Bentang alam yang berupa perbukitan dan jenis tanahnya yang mudah
tererosi, membuka kesadaran masyarakat (baca : petani karst) untuk
mengakali agar lapisan tanah tidak habis tergerus air hujan, tererosi
bersama aliran permukaan air hujan dengan membuat terasering yang
jatuh.. Lahan tipis yang tertahan, meskipun bercampur batuan berserak,
dipergunakan untuk budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ketela,
palawija, dll), sementara garis konturnya (jawa: galengan) ditanami tanaman
tahunan seperti jati, srikaya,sirsak, diseling dengan rumput kalanjana untuk
pakan ternak. Bentuk kearifan lokal ini ternyata dapat mengendalikan laju
erosi mempertahankan lapisan tanah yang ada.
Proses terbentukan karst juga memunculkan bentang alam berupa
cekungan-cekungan. Pada musim penghujan cekungan ini akan berfungsi
menjadi telaga. Telaga inilah yang menjadi andalan simpanan air bagi
penduduk setempat. Hampir semua kebutuhan air dipenuhi dari telaga
3-10
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
tersebut, apalagi pada musim kemarau. Tindakan yang arif, adalah dengan
melakukan pembuatan benteng keliling bibir telaga sesuai dengan
kedalaman telaga, menggunakan batu gamping yang banyak tersedia.
Dinding telaga dari batu kapur ini berfungsi untuk mengurangi laju
sedimentasi untuk mempertahankan umur telaga, dan menjaga volume
telaga agar relatif konstan, sekaligus berperan menjadi saringan muatan
padat aliran air yang masuk telaga.
Pada lahan karst yang tipis dan miskin unsur hara, sangat jarang
dijumpai tumbuhan yang besar rimbun dan umurnya mencapai puluhan
tahun. tumbuhan seperti ini sebetulnya memiliki kemampuan menyimpan
(menahan) air yang meresap ke dalam tanah (memperbaiki fungsi hidrologi).
Pemilihan lokasi permukiman penduduk asli (yang sudah turun –temurun
hidup di kawasan karst) yaitu di atas lahan berbatu dengan lapisan tanah
yang tipis adalah bentuk pertimbangan kearifan lokal dengan pertimbangan
ekonomi sederhana. Resiko kesulitan air di musim kemarau, kadang-kadang
menjadi konsekuensi yang sangat mereka sadari, sekaligus menjadi
dinamika kehidupan mereka sehari-hari.
Di Gunung Kidul, terutama di daerah pantai yang bertipe curam dan
hampir tegak lurus, banyak dijumpai adanya goa-goa alami sebagai hasil
proses karstifikasi. Goa-goa tersebut menjadi habitat yang baik bagi
berkembang-biaknya burung walet. Di sanalah burung walet biasanya
membuat sarang untuk bertelur. Burung walet sangat peka terhadap
perubahan lingkungan hidupnya. Cara dan waktu pengambilan (memanen)
sarang walet yang sembarangan akan menyebabkan walet enggan untuk
tinggal dan bertelur lagi. Kearifan lokal yang dihidupkan oleh masyarakat di
Desa Jepitu, adalah mengatur masa panen secara ketat dan setiap kali
panen akan dilaksanakan sebuah upacara ritual tertentu. Cara ini ternyata
cukup baik dalam menjaga sarang walet yang ada agar tetap lestari.
3-11
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah seyogyanya dilakukan penerapan
kriteria kawasan karst kelas I-II-III sehingga diperoleh kejelasan dalam
penetapan kawasan karst yang dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung, dan
kegiatan apa saja yang diperbolehkan serta kegiatan apa saja yang dilarang.
Kearifan lokal diperlukan dalam membantu upaya pengendalian
pemanfaatan kawasan karst, melalui kebiasaan baik yang telah turun-temurun
dari generasi ke generasi untuk memelihara kehidupan penduduk yang
harmonis dengan lingkungannya, dengan prinsip : “memanfaatkan tanpa“memanfaatkan tanpa
merusak, membangun tanpa mengahancurkan”.merusak, membangun tanpa mengahancurkan”.
3.7. POTENSI PERTAMBANGAN DAN BAHAN GALIAN
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah kabupaten di
provinsi D.I.Yogyakarta dengan luas 1.485,36 km2 yang terdiri atas 18
Kecamatan. Potensi pertambangan bahan galian terdapat hampir seluruh
kecamatan tersebut, yang dikelompokkan menjadi 12 kelompok bahan galian
tambang, baik di zona utara (Perbukitan Baturagung), zona tengah (Ledok
Wonosari), dan zona selatan (Perbukitan Karst Gunung Sewu).
Secara bertahap kegiatan usaha pertambangan bahan galian diarahkan
ke zona utara dan tengah, dengan tetap memperhatikan kaidah atau arahan
dalam rencana tata ruamg yang berlaku. Bahan galian potensial yang terdapat
3-12
Gambar Stalagnit & Stalagtit Kawasan Karst Gunung Kidul
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
di zona utara dan tengah meliputi : batupasir tufan, breksi batuapung, zeolit,
batugamping kalkarenit, serta kaolin dan feldspar. Jenis bahan galian tersebut
mempunyai potensi dan prospek yang baik, terutama untuk mendukung
kegiatan industri, kerajinan, dan bahan bangunan.
Zona selatan (Perbukitan Karst Gunung Sewu) merupakan salah satu
diusulkan menjadi kawasan konservasi. Pada kawasan karst ini menyimpan
berbagai potensi, antara lain : air sungai bawah tanah, gua, telaga,
keanekaragaman hayati, dan mineral (bahan tambang). Salah satu upaya
pengendalian kerusakan fungsi lingkungan pada ekosistem karst Kabupaten
Gunungkidul adalah penataan dan penertiban kegiatan usaha pertambangan.
Kegiatan usaha pertambangan bahan galian di Kabupaten Gunungkidul
saat ini oleh rakyat dan beberapa pengusaha. Dalam rangka mewujudkan
kegiatan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan, telah diterbitkan
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 11 tahun 2003 tentang
Usaha Pertambangan Bahan Galian (dalam LAMPIRAN).
Keberadaan bahan tambang berdasarkan jenis bahan tambang di
Kabupaten Gunungkidul terdiri atas : andesit porfir, batupasir urug,
batugamping keras (bedhes) putih, batu pasir, batu pasir-tufan, batu pasir
kuarsa gampingan, nonklastik keras (bedhes), batugamping nonklastik lunak
(keprus), kalkarenit, kalkarenit halus, kalkarenit kasar, kalsilutit, kaolin,
lempung, lempung hasil lapukan bedhes, lempung hasil lapukan kalkarenit,
lempung hasil lapukan batu gamping, lempung hasil lapukan tras, tras dan
zeolit. Secara lebih jelas dan terinci jenis bahan galian, lokasi dan cadangan
dan bahan galian tersebut diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 3.2.
Pemetaan Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Rongkop Kab. Gunung Kidul, DIY, tahun 1992
Kecamatan Semin
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Kaolin Kampung Jetak, Desa Karangsari
Luasan 26.885 Ha dengan ketebalan rata-rata 6,5 m.Cadangan 1.747.525 m3 dengan faktor kesalahan sebesar 40%. Manfaat sebagai salah satu bahan dalam
3-13
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
industry bata tahan api, tinta, kosmetik, pupuk, tekstil dan pasta gigi.
Kecamatan Ponjong
Batugamping Desa Kenteng Luas sebaran 400 Ha dengan total cadangan 17.618.571 m3. Sebagai tepung kalsium karbonat
Tras Dusun Sawur, Desa Sawahan Luas sebaran 35 Ha dengan total cadangan 6.916.667 m3. Bahan baku industry semen, bahan dasar tapal gigi, sebagai kapur tohor
Kalsedon Dusun Plarung, Desa Sawahan
Total cadangan 8000 m3 dengan luasan ± 0,08 Ha. Untuk pembuatan batu akik.
Pasir Kuarsa Dusun Tengger, Desa Sawahan
Luas sebaran ± 4 Ha. Total cadangan 129.166 m3. Bahan industry gelas, fibre glass.
Kecamatan Rongkop
Batugamping Desa Pucung Luas sebaran ± 200 Ha dengan total cadangan 17.117.770 m3. Bahan baku industri semen, bahan dasar tapal gigi, sebagai kapur tohor.
Kalsit Desa Pucung Luas sebaran ± 200 Ha dengan total cadangan 903.725 m3. Bahan pemutih dalam industry kertas, bahan dasar dalam industry pasta gigi, tinta pemutih.
Tabel 3.3.
Pemetaan Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1994/1995
Kecamatan Patuk
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Breksi andesit Desa putat, terbah, oro-oro, ngleri, nglanggran dan karanganyar,
Penyebaran bahan galian seluas 29.022.500 m2 dengan cadangan teridentifikasi 131.531.250 m3 (298.444.400 ton)
Bentonit (batulempung)
Dusun sepat, gembyong, Desa oro-oro
Merupakan sisipan pada breksi batuapung dengan ketebalan 5-35 cm. Dengan penyebaran seluas 876.327 m2 dan cadangan teridentifikasi 219.081 m3 (372.437 ton)
Batupasir tufan Desa beji, putat, ngleri, sampan dan serut. Dengan lokasi penambangan di dusun krebet, kayoman, desa serut, dusun watutumpang, pandak desa sampang
Penyebaran seluas 38.172.750 m2 dengan cadangan teridentifikasi 35.489.866 m3 (52.418.532 ton)
Breksi batu apung
Dusun sepat, gembyong desa oro-oro, dusun semilir, jaten, alas ombo, kaligesing desa terbah,
Berselingan dengan batupasir tufaan kerikilan, batulempung (bentonit), batulanau tufaan dan tuff. Penyebaran seluas 17.530540 m2 dengan cadangan teridentifikasi:- Dusun sepat, gembyong desa oro-oro,
3-14
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
dusun serut, belang, jaten desa terbah 44.000.000 m3 (61.424.000 ton)
- Dusun pudak, alasombo desa terbah 30.625.000 m3 (42.752.500 ton)
- Dusun kaligesing, jambon desa terbah 48.322.916 m3 (67.458.790 ton)
Tabel 3.4.
Pemetaan Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1994/1995
Kecamatan PlayenBahan Galian Lokasi Keterangan
Lempung (tanah liat)
Desa gading, getas, logandeng, plembutan, bandung, playen dan ngawu
Hasil pelapukan batugamping klastik yang kadang terdapat campuran pasir dan kerikl. Mempunyai ketebalan 1,25 – 4,7 m. Luas penyebaran 24.550.400 m2, sedangkan cadangan teridentifikasi yang layak ditambang :- Dusun beji, desa gading 185.714 m3
(315.714 ton)- Dusun wero, desa gading, 150.000
m3 (255.000 ton) untuk genteng- Dusun sayangan, desa bandung
300.000 m3 (510.000 ton)Untuk lempung di dusun ngrunggo
selain untuk genteng juga utk gerabah.
Batupasir Dusun beji desa gading, dusun banaran desa banaran, dusun wanalagi desa ngleri, menempati sepanjang sungai oyo dan setempat-setempat di sungai ngalang dan prambutan
Penyebaran seluas 32.328 m2 dengan cadangan teridentifikasi:- Dusun ngangkruk, gading 3.636 m3
(9.635 ton)- Dusun beji, gading 2.345 m3 (6.214
ton)- Dusun banaran, banaran 4.208 m3
(11.151 ton)- Dusun wonolagi, ngleri 5.975 m3
3-15
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
(15.834 ton)Fosfat Gua sengok, dusun
sengok desa getas Luas penyebaran 625 m2 dengan cadangan teridentifikasi 66 m3 (165 ton)Coklat kekuningan, lempung pasiran, karbonatan berlapis, terdapat di dasar gua.
Kecamatan Paliyan
Bedhes merah Sebelah utara dusun nambran desa karangasem
Penyebaran seluas 1.302 m2 dengan cadangan teridentifikasi 6.510 m3 (15.930 ton)
Kecamatan Panggang
Silika gampingan (watu lidang)
Dusun wuni desa giricahyo
Berupa lensa pada bedhes dengan panjang sekitar 75 m tebal 4 m. Luas areal 300 m2 dengan cadangan teridentifikasi 1.200 m3 (2.563 ton)
Tabel 3.5.
Pemetaan Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1994/1995
Gabungan Kec. Patuk, Playen, Paliyan dan Panggang
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Kalsilutit Kec. Paliyan bag. Utara dan Kec. Playen bag. selatan
Penyebaran seluas 27.250.300 m2 dengan cadangan teridentifikasi 10.800.000 m3 (17.506.800 ton)
Kalkarenit kasar Kec. Paliyan bag.utara, Kec. Panggang bag. Utara dan kec. Playen bag. Barat laut
Penyebaran seluas 30.060.800 m2 dengan cadangan teridentifikasi 24.479.847 m3 (43.329.329 ton)
Kalkarenit halus Kec. Patuk bag. Selatan dan Kec. Playen bag. Barat dan utara
Penyebaran seluas 23.061.250 m2 dengan cadangan teridentifikasi 37.846.666 m3 ( 64.679.952 ton)
Keprus Kec. Paliyan dan Panggang Penyebaran seluas 4.985.360 m2 dengan cadangan teridentifikasi 35.607.886 m3 ( 61.458.926 ton)
Bedhes Kec. Paliyan dan Kec. Panggang Penyebaran seluas 269.486.250 m2 dengan cadangan teridentifikasi 1.309.975.701 m3 (3.205.510.540,35 ton)
Lempung (tanah liat)
Hampir seluruh desa di kec.Paliyan dan Panggang
Hasil pelapukan batugamping nonklastik.Mempunyai ketebalan 1,25 – 4,7 m.Di dusun nambran desa karangasem, dusun selang desa monggol, kec.Paliyan.
3-16
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Dusun Jeruken desa girisekar, kec. Panggang telah ditambang untuk genting dengan penyebaran endapan 53.897.250 m2
Kalsit (watu lintang)
Dusun Karang, Ngalang-ngalang sari, desa planjan. Dusun Ngepoh, jambu, bengkak, sintok, gedangkluthok, mendok, gegang, klumpit, desa kanigonglora.Dusun karang desa kepek kec. Paliyan.Dusun sawah desa girisekar, dusun kesari & widara desa giripurwo, dusun gabuk & wuni desa giricahya, dusun dringo desa girijati, dusun pomahan desa giriharjo, dusun pejaten desa girimulyo, dusun dempul desa girisuko, Kec. Panggang
Mengisi rekahan pada batugamping.Ditambang oleh penduduk setempat dan langsung dijual.Luas penyebaran kalsit di dusun banyumeneng desa giriharjo, kec.panggang dan dusun blimbing desa kanigoro, kec. Paliyan: 2229 m2 dgn cadangan teridentifikasi yang dapat ditambang 2.675 m3 (7.276 ton)
Tabel 3.6.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1994/1995
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Kaolin Dusun Jetak, desa Karangsari, Kec. Semin
Dusun Jelok, desa pundungsari, Kec. Semin
Tersebar sempit dan merupakan perselingan antara batupasir tufaan, tufa, batupasir, tufa lapilli dan breksi piroklastik dengan sisipan batulempung, ketebalan tidak merata 2-8 m.
Penyebaran relative sempit, tidak berlapis dan ketebalan tidak merata serta terletak diatas batuan induknya
Fosfat Gua lowo, Kec. Ponjong Coklat kekuningan, lempung pasiran, karbonatan, berlapis, terdapat di dasar goa.
Tras - Dusun seropan, gelaran, desa bejiharjo, Kec. Karangmojo
- Desa panggang, wediutah, Kec. Panggang, Semanu
Kedap air, lentur, tidak mudah retak, coklat kekuningan, lapuk, agak lunak, mudah hancur, tebal 2-10 m
Pasir kuarsa Desa wediutah, gombang, Kec. Semanu, Ponjong
Jernih, berukuran pasir.
Kalsit (watu lintang)
Kec. Paliyan, Panggang, Tepus, Karangmojo, Playen, Rongkop
Mengisi rekahan pada batugamping.Ditambang oleh penduduk setempat dan langsung dijual
Batugamping - Dusun alas ombo, desa bedoyo, Yang telah diusahaan yaitu
3-17
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Kec. Ponjong, Rongkop.- Desa kemadang, Kec. Tepus,
Paliyan, PAnggang, Playen
batugamping terumbu lunak (keprus), keras (bedhes) dan batugamping berlapis (kalkarenit)
Tabel 3.7.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1995/1996
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Tanah liat/batulempung
Kec. PaliyanDesa Kepek, Nglora, Jetis, Dusun Corot, Dusun paliyan Kidul, Desa karangduwet, Dusun surulanang, Paliyan lor, paliyan tengah, Paliyan kidul, Tahunan dan Corot, desa karangduwet
Tebalnya mencapai 1,5 m. Penyebarannya mencapai 10.331.865,64 m2. Penyebarannya mencapai 12.029.855,42 m2. Bahan galian industry ini tidak layak untuk ditambang, tetapi sebagian kecil dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk pembuatan batubara.
Batupasir Kec. PaliyanDusun corot, desa karangduwet,Dusun karangnongko, dusun wuni, desa nglora
Batupasir ini tidak layak ditambang karena merupakan daerah pemukiman dan persawahan dengan penyebaran 2.150 m2 dan ketebalan mencapai 2,5 m, dimanfaatkan penduduk untuk tanah urug dan lahan pertanian.
Fosfat Kec. PaliyanGua Tlogorandu, Dusun Sidowayah, Desa Nglora
Ketebalan mencapai 1 m, penyebarannya seluas 150 m2, yang merupakan areal tegalan, kawasan tanaman pangan lahan keras dan peternakan, dengan jumlah cadangan 41,5 m3 (103,75 ton).Bahan galian fosfat ini belum dimanfaatkan oleh penduduk setempat karena jumlah cadangannya relatif kecil.
Kalsit Kec. PaliyanDusun Cerme, desa kepek, dusun kedondong, karangjetis
Cadangan sebesar 4.895 m3 (13.314 ton). Bahan galian kalsit ini sebagian sudah ditambang oleh penduduk setempat dan dijual langsung kepada pengusaha dalam bentuk bongkah kalsit yang dibawa ke pabrik sebagai bahan baku produksi farmasi, gelas, kosmetik, cat, bahan pemutih dan pengisi, plastic, karet, bahan penetral asam, pelapis kertas, bahan keramik halus dan industri
Tabel 3.8.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1995/1996
3-18
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Batu Kapur/ Batugamping
Kec. PaliyanDusun Karang, Gedondong, Mojosari, Desa Jetis, Desa Nglora, Dusun Karangmojo, Gebang, Tekik, Sumuran, Dusun Tileng, Wareng, Jojok, Jeruk, Jambu, Ngepung, Desa Kepek, Dusun Cerme, Desa Kepek, Dusun Wuni, Gebang, Tekik, Sidowayah, Cerme, Tileng, Wareng, Jojok, Dukuh, Temanggung, Cekel, Mojosari, sebagian Dusun Karang, Temanggung, Dusun Pendem, Corot, Paliyan Kidul, Desa Karangduwet, Dusun Surulanang, Paliyan Lor, Tahunan
Luas daerah sebaran 47.052.849 m2 dan jumlah cadangan yang layak untuk ditambang adalah 501.836.967 m3 (1.195.816.693 ton). Kegunaannya dalam bentuk mentah dan dalam bentuk tohor sebagai berikut: optic, industry gelas, kaca, keramik halus, industry semen, ornament, bata silica, industry lemak, pengolahan mineral, bahan pemutih kertas, industry besi baja, ula psir, pengolahan air, pelunakan air dan industry soda abu. Sebagian kecil juga dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk tanah urug pada pekarangan, jalan, maupun teras-teras tegalan.
Tabel 3.9.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1996/1997
Kecamatan Semin
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Batulempung (blok) Dusun Bunder, Jetak, Kweni, Desa Karangsari
Luas penyebaran secara keseluruhan 4.500 m2. Jumlah cadangan 6.750 m3 (15.093 ton). Kurang berpotensi untuk ditambang, penduduk setempat memanfaatkannya untuk mengasah senjata tajam
Tras Sudun Tlepok Luas penyebaran 750.000 m2. Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 320.000 m2. Jumlah cadangan 160.000 m3. Dimanfaatkan penduduk dalam pembuatan batu bata.
Kaolin Dusun Jetak dan dusun Kweni, desa karangsariDusun Jelok, desa pundungsari
Luas penyebaran secara keseluruhan 1.613.500 m2. Jumlah cadangan 4.840.000 m3 (9.325.418 ton). Sebagian ditambang oleh penduduk untuk bahan baku industry kosmetik, cat dan keramik.
Kecamatan PonjongKalsedon Dusun Plarung, desa Sawahan Luas penyebaran secara
keseluruhan 1.369 m2.
3-19
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Jumlah cadangan 4.106 m3.Kurang berpotensi untuk ditambang kaena cadangan sedikit.Penduduk setempat memanfaatkan untuk batu perhiasan.
Batugamping lunak Desa sumbergiri, desa ponjong, desa karangasem, desa kenteng, desa bedoyo, desa gombang
Luas penyebaran secara keseluruhan 27.492.500 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 6.820.000 m2.Jumlah cadangan 45.790.000 m3 (53.436.930 ton).Sebagian telah ditambang untuk campuran adonan bahan bangunan, perataan dan perkerasan jalan dan pembuatan teras tegalan.
Tabel 3.10.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1996/1997
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Fosfat Dalam gua lawa di dusun Sladi, desa sumbergiri
Luas penyebaran secara keseluruhan 6.939.778 m2.Jumlah cadangan 34.698 m3.Kurang berpotensi untuk ditambang. Penduduk setempat memanfaatkannya untuk pupuk tanaman.
Batupasir kuarsaGampingan
Dusun Sawit, desa Gombang Luas penyebaran secara keseluruhan 75.000 m2.Jumlah cadangan 525.000 m3 (1.247.400 ton).Kurang berpotensi untuk ditambang.
Kalsit Dusun Sendang, dusun Plarung, desa SawahanDusun Tambakromo, dusun Klumpit, dusun pijenan, dusun kanorogo, Desa Tambakromo, desa kenteng
Luas penyebaran secara keseluruhan 78.125 m2.Jumlah cadangan 140.625 m3 (1.325.968,75 ton).Berpotensi untuk ditambang.
Tanah liat/ Batulempung
Kec. Wonosari :Desa pulutan, desa piyaman, desa selang, desa wonosari.
Kec. Karangmojo :Desa Ngawis, desa bendungan,
Luas penyebaran secara keseluruhan 429.775.000 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 12.320.000 m2Jumlah cadangan 7.309.750 m3.Belum dimanfaatkan oleh penduduk
3-20
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
desa wiladeng, desa kelor, desa ngipak, desa gedangrejo, desa karangmojo
Kec. Ponjong :Desa sumbergiri, desa sumberejo, desa ponjong
Kec. Ngawen :Desa kampong, desa beji
Kec. Nglipar:Desa pengkol, kedungpohDesa pilangrejo, desa natah
karena dipandang lebih ekonomis untuk pertanian.
Zeolit Kec. Nglipar :Desa hargomulyo, desa mertelu, desa watugajah
Kec. Ngawen:Desa tegalrejo, desa tancep
Luas penyebaran secara keseluruhan 8.900.000 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 6.672.500 m2Jumlah cadangan 266.135.000 m3 (487.825.455 ton).Sebagian sudah dimanfaatkan oelh penduduk.
Tabel 3.11.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1996/1997
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Pasir batu Kec. Wonosari :Desa Karangtengah
Kec. Karangmojo:Desa Bejiharjo pada alur sungai Oyo
Kec. Ngawen :Desa Beji
Luas penyebaran secara keseluruhan 25.000 m2.Jumlah cadangan 12.500 m3 Sudah ditambang oleh penduduk.
Batupasir urug Kec. Nglipar:Desa Kedungkeris, desa Nglipar, desa Katongan
Kec. Ngawen:Desa Beji
Luas penyebaran secara keseluruhan 7.862.500 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 1.900.000 m2Jumlah cadangan 2.972.000 m3.Dimanfaatkan oelh penduduk untuk pasir urug.
Batupasir Kec. Nglipar :Desa Watugajah, Ds HargomulyoDs. Pengkol, Ds. Kedungpoh, Ds. Pilangrejo, Ds. Natah
Kec. Ngawen:Ds. Tegalrejo, Ds. Kampung, Ds. Tancep, Ds. Jurangrejo, Ds. Watusigar
Luas penyebaran secara keseluruhan 3.014.500 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 67.882.000 m2Jumlah cadangan 5.428.069.375 m3 (8.645.865.089 ton).Dimanfaatkan oleh penduduk untuk pengerasan jalan dan pondasi rumah, alas dinding rumah dan
3-21
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Kec. Semin:Ds. Sumberejo, Ds. Bendung, Ds.Kemejing, Ds. Semin, Ds. Pundungsari, Ds. Karangsari, Ds. Rejosari, Ds. Candirejo
Kec. Karangmojo:Ds. Jatiayu
Kec. Ponjong :Ds. Sawahan, Ds. Tambakromo, Ds. Umbulrejo
kerajinan pahat.
Breksi batuapung Kec. Ngawen :Ds. Jurangjero, Ds. Kampung, Ds. Watusigar
Kec. Semin:Ds. Sambirejo, Ds. Sumberejo, Ds. Rejosari, Ds. Karangsari, Ds. Pundungsari, Ds. Semin
Kec. Karangmojo :Ds. Jatiayu, Ds. Karangmojo
Kec. Ponjong :Ds. Umbulrejo, Ds.Tambakromo
Luas penyebaran secara keseluruhan 20.842.500 m2.Jumlah cadangan 1.795.857.500 m3 (2.143.443.753 ton).Sudah dimanfaatkan oleh penduduk untuk pondasi bangunan, alas dinding rumah dan batako.
Tabel 3.12.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kab. Dati II, Gunung Kidul, DIY tahun 1996/1997
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Breksi Andesit Kec. Nglipar :Ds. Pilangrejo, Ds.Kedungpoh, Ds. Natah
Kec. Ngawen :Ds. Beji
Luas penyebaran secara keseluruhan 8.540.000 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 7.670.000 m2Jumlah cadangan 345.150.000 m3 (806.270.400 ton).Sebagian sudah dimanfaatkan oleh penduduk untuk pengerasan jalan dan pondasi bangunan.
Andesit Kec. Nglipar :Dusun Nongko, Ds. Watugajah
Kec. Ngawen:Dusun Klampok, Ds. Tegalrejo
Luas penyebaran secara keseluruhan 4.800 m2.Jumlah cadangan 107.500 m3 (292.292,5 ton).Sebagian sudah dimanfaatkan oleh penduduk untuk pengerasan jalan dan pondasi bangunan.
Bedhes Kec. Ponjong:Ds. Umbulrejo, Ds. Sawahan, Ds. Tambakromo, Ds. Sumbergiri, Ds. Ponjong, Ds. Kenteng, Ds. Bedoyo, Ds. Sidorejo, Ds. Gombong
Kec. Wonosari:
Luas penyebaran secara keseluruhan 32.375.000 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 18.237.500 m2Jumlah cadangan 282.735.000 m3 (565.470.000 ton).Sebagian sudah dimanfaatkan oleh penduduk untuk industry bahan
3-22
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Ds. Mulo bangunan, pengerasan jalan dan pondasi bangunan serta teras tegalan.
Kalkarenit Tersebar secara luas di Kec. Wonosari, Kec. Karangmojo, Kec. Ngawen, Kec. Nglipar dan Kec. Semin
Luas penyebaran secara keseluruhan 144.560.000 m2.Luas penyebaran yang berpotensi untuk ditambang 80.477.500 m2Jumlah cadangan 279.617.500 m3 (573.215.875 ton).Sebagian sudah dimanfaatkan oleh penduduk.
Tabel 3.13.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Patuk, Dati II Gunung Kidul, DIY tahun 1996/1997
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Lempung Dusun Patuk< Sumbertetes, Ds. Patuk, Dusun Bimo, Ds. Salam, Dusun Doga, Ds Nglanggran, Dusun Senggotan, Ds. Ngoro-oro
Ketebalan 2-5 m di dusun Sumbertetes desa Patuk, Dusun Bimo Desa Salam dengan total cadangan sebesar 4.062.500 m3.Kurang begitu layak untuk ditambang.
Breksi Andesit Dusun Nglanggran Lor, Doga, Sendangsari, Ds. Nglanggran, Dusun Manggang, Dusun Buyutan, Ds. Ngalang, Dusun Sumbertetes, Ds. Patuk, Dusun Glagahombo, Ds. Nglegi, Dusun Beji, Ds. Beji
Jumlah cadangan 658.112.500 m3 (1.597.897.150 ton).Layak untuk ditambang.
Andesit Dusun Bobung, Ds. Bunder, Dusun Banjarsari, Ds. Sampang (lava andesit), Dusun Nongkrong, Ds. Sampang (intrusi)
Tidak prospek untuk ditambang
Breksi Batuapung Dusun Tawangsari, Ds. Nglanggran, Dusun Salaran, Ds. Ngoro-oro, Dusun Buyutan, Ds. Ngalang, Dusun Semilir, Belang, Pudak, Dawung, Ds. Terban, Dusun Kedungbanteng, Ds. Sampang, Gebluk, Ds. Serut.
Jumlah cadangan 27.750.000 m3 (33.022.500 ton).Prospek untuk ditambang
3-23
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Breksi Batuapung hijau
Dusun Nongkrong, Tlogo, Pucung, Bedoyo, Gesing, Ds. Sampang, Dusun Kayoman, Ds. Serut
Jumlah cadangan 17.343.750 m3 (268.134.375 ton).Layak untuk ditambang
Batupasir Tufan Dusun Tawangsari, Ds.Nglanggran, Ds. Ngoro-oro bagian utara, Dusun Buyutan, Ds. Ngalang, Dusun Semilir, Belang, Pudak, Dawung, Ds. Terbah, Dusun Suko, Ds. Patuk, Dusun Kedungbanteng, Ds. Sampang, Lereng g. Gebluk, Ds. Serut
Ketebalan 60-150 cm.Jumlah cadangan 160.156.250 m3 (191.707.031 ton).Prospek untuk ditambang
Batulanau Tufan Dusun Gambyong, Ds. Ngoro-oro, Dusun Pudak, Ds. Terbah (sedikit), Dusun Banyu Urip, Grayakan, Ds. Serut, Dusun Karangpadang, Jogoprayan, Ds. Sampang
Ketebalan 15-60 cm.Jumlah cadangan 18.562.500 m3.Layak untuk ditambang
Batupasir Tufan Kuarsaan
Dusun Serut, Ds. Serut, Dusun Watukerep, Ds. Sampang
Ketebalan 60-150 cm.Cadangan 42.182.500 m3 (80.568.575 ton).Layak untuk ditambang.
Tabel 3.14.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Patuk, Dati II Gunung Kidul, DIY tahun 1996/1997
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Batupasir urug Dusun Beji, Panjatan, Gunungan, Gumbul, Desa Beji, Dusun Baran, Ds. Salam, Dusun Gowongan, Srumbung, Sambiroto, Jumbleng, Puntuk, Ds. Semoyo, Dusun Kerjan, Sambipitu, Widoro, Ds. Bunder, Dusun Puntuk, Ngangker, Klepu, Ds. Nglegi, Dusun Karang, Ngunut, Bareng, Bendungan, Karanganyar bagian selatan, Melikan, Pentuk, Ds. Ngalang
Tebal 10 – 50 cm.Cadangan 244.062.500 m3.Layak untuk ditambang.
Batu kali Dusun Beji (Sungai Oyo), Ds. Beji, Dusun Buyutan, Melikan (sungai Ngalang), Dusun Plosokerep (sungai Widoro), Ds. Bunder, Dusun Putat (kali Putat), Ds. Putat, Dusun Duga (kali Pentung), Ds. Nglanggran.
Tidak ekonomis untuk ditambang
Pasir Kali Dusun Beji (sungai Oyo), Ds. Beji, Dusun Buyutan, Melikan (sungai Ngalang), Ds. Ngalang
Tidak ekonomis untuk ditambang
Kalkarenit Dusun Kenteng, Nglaran< ds. Ngalang, Dusun Klepu, Ds. Nglegi, dusun Bunder, Kemuning
Tebal 10-100 cm.Cadangan 134.225.000 m3 (258.517.350 ton).Kurang prospek untuk ditambang
Tras Dusun Nglanggran Lor, Doga, Sendangsari, Tebal 1-3 m
3-24
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Ds. Nglanggran, Dusun Manggung, Dusun Buyutan, Ds. Ngalang, Dusun Sumbertetes, Ds. Patuk, Dawung, Ds. Terbah, Dusun Glagahombo, Ds. Nglegi
Cadangan 3.972.000 m3.Layak untuk ditambang
Tabel 3.15.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Gedangsari Gunung Kidul, DIY tahun 1997/1998
Kecamatan Gedangsari
Bahan Galian Dusun Desa Keterangan (cadangan)
Batu lempung KarangNgasinan
Hargomulyo 480.000 m3
Andesit Intrusi NongkoPlasanGuyangan Lor
WatugajahMertelu
1.270.000 ton
Breksi Andesit BuyutanManggungBoyo SetoKacangan
NgalangHargomulyo
417.000.000 ton
Breksi Batuapung Ngasinan, Besi, Jetis, G.PayungBoyo
Hargomulyo Ngalang 273.075.000 ton
Batu Pasir Tufan -Boyo-Ngasinan, Besi, Jetis, G.Payung-Bulu, Kacangan, Hargomulyo
Hargomulyo Ngalang 1.710.580.775 ton
Batu Pasir Tufan Kuarsa
Serut, Banjarsawit, SumberSempijajar,
SerutSampang
122.894.428 ton
3-25
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
WatukunepKarangrejek, Sampang
Breksi Polimik -Jatibungkus-Jerukgulung, bobowidoro, sudopiji, baturturu, krinjing, sambikecer-gupitcermoMongkrong, gesing
Hargomulyo, Mertelu, Tegalrejo, Sampang
924.816.852 ton
Batupasir Feldspar -G.cilik, clongop, jelok, G.dukon-cermo kidul-guyangan lor
Watugajah, Tegalrejo, Mertelu
3.408.481.175 ton
Batupasir Feldspar Konglomeratan
-G. cilik, clongop, jelok, G.dukuh-cermo kidul-guyangan lor
Watugajah, Tegalrejo, Mertelu
3.726.000 ton
Breksi pumice hijau -G.tilang, pilangrejo Tegalrejo 770.600 tonKalkarenit (mentah)/ tohor
-wareng, nglaran, plosodoyong
Ngalang 135.714.000 ton
Tabel 3.16.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Gedangsari Gunung Kidul, DIY tahun 1997/1998
Bahan Galian Dusun Desa Keterangan (cadangan)
Zeolit -kayoman-mongkrong, tlogo, kayu gesing-suru, pace, jaten, jatirejo-srumbung-trembono, G.watu tumpeng
Serut, Sampang, Hargomulyo, Mertelu, Tegalrejo
395.456.620 ton
Tras -manggung, walikukon, karanganyar
Ngalang 8.566.800 ton (batako)
Batupasir urug -sambirejo, sambeng, plosodoyong, karanganyar
Ngalang 5.543.801 m3
Silika -besi-plasan
HargomulyoWatugajah
Sangat sedikit
Batukali Disepanjang sungai ngalang dan anak sungainya
Ngalang Sulit dihitung karena selalu berubah , tergantung suplai dari hulu (sungai sedikit)
Batulanu tufan -boyo Ngalang, watugajah, 3.604.000 m3
3-26
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
(bentonit) -clongop, watugajah II serut bagian utaraFeldspar (Ca) Sekitar G. dukuh Watugajah Sangat sedikitBelerang (golongan B)
Sungai buyutan (hulu sungai ngalang) dusun buyutan
Ngalang Sangat sedikit
Tabel 3.17.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Paliyan dan Panggang Gunung Kidul, DIY tahun 1998/1999
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Tanah Liat Kec. PanggangDusun Watugajah, Desa GirijatiDusun gabug dan Wuni Desa Giricahyo, Karangnongko, Temon dan Sumur Desa Giripurwo, Dusun Panggang I dan Banyumeneng II Desa Giriharjo, Dusun Prenggek Desa Girisuko, Dusun Ngamber, Kropak dan Krambil Desa Girisekar, Desa Giriasih dan Desa Giritirto
Tebal antara 2-10 m dengan luas area 197 Ha dan cadangan teridentifikasi 9.870.000 m3 dan potensi sebesar 7.642.580 m.Tidak memiliki potensi untuk dikembangkan untuk pertambangan karena areal ini digunakan sebagai lahan pertanian masyarakat.
Batugamping Bedhes Kec. Panggang bagian utara dan barat.(Desa Girijati, Giriasih, Giritirto dan Giriharjo). Secara local dijumpai di dusun Legundi Desa Girimulyo, Dusun Ngamber Desa Girisekar, Dusun Gebang dan Prenggek Desa Girisuko, selatan Dusun Jeruken dan Pacar, Desa Girisekar, utara Dusun Pejaten Desa Giriwungu, serta bagaian utara Desa Giricahyo dan
Total cdangan 743.814.366 ton dengan prioritas 87.540.850 ton dan pada daerah prospek (Gn. Dowo Desa Giriharjo) sebesar 608.400 ton. Telah ditambang secara tradisional semi mekanis.Dimanfaatkan untuk material urug, pengerasan jalan, penahan talud, penahan teras dan pondasi bangunan
3-27
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Giripurwo.Dusun Prau, dusun Tungu Desa Girimulyo, Dusun Maesan< desa Girisekar, Dusun Petung, dusun Magir, Dusun Pudak, Desa Giriwungu, Dusun temureng Desa Girisuko, Dusun sumur, Dusun Klampok, Dusun temon, Dusun Widoro dan Dusun Gumbeng Desa Giripurwo.Dusun Nglanggran, Timur Dusun Gebang dan Selatan Dusun Pacar Desa Girisuko
ringan. Terdapat penambangan bedhes coklat di Dusun Bibal dan Sumber, Desa Girisuko dan Dusun Dringo, Desa Girijati.Harga per ritnya Rp. 25.000 (sekitar 4 m3)
Batugamping non klastik lunak (keprus) + kalkarenit
Kec. PanggangDijumpai di Dusun Prau, Dusun Legundei, Dusun Tungu Desa Girimulyo, Dusun Maesan, Desa Girikerto, Dusun Nguluran Desa Girisekar, Dusun Petung, Dusun Magir, Dusun Pudak, Desa Giriwungu, Dusun Temuireng Desa Girisuko, Dusun Sumur, Dusun Klampok, Dusun Temon, Dusun widoro dan Dusun Gumbeng Desa Giripurwo.Dusun Sanglor dan Pacar Desa Girisuko
Luas sebaran 58,7 Ha. Potensi 3.791.261 m3 dengan prioritas 895.000 m3 dan pada daerah prospek (dusun Temuireng Desa Girisuko) sebesar 231.782 m3.Dijumpai juga Kalkarenit dengan potensi 2.724.000 ton, ditambang secara tradisional. Digunakan sebagai bahan perkerasan jalan, bahan urug dan penahan teras.
Tabel 3.18.
Pemetaan Semi Mikro Bahan Galian Golongan C, di Kecamatan Paliyan dan Panggang Gunung Kidul, DIY tahun 1998/1999
Bahan Galian Lokasi Keterangan
Kalsedon Kec. PnggangDijumpai pada bagian timur Dusun Banyumeneng II, desa Giriharjo
Menempati luas areal 1,2 Ha dengan ketebalan maksimal 5 m. Besar cadangan teridentifikasi 30.000 m3 dengan potensi 25.000 m3, ditambang secara tradisional. Memiliki banyak rekahan dan warna yang kurang menarik. Diambil yang menarik dan dijadikan souvenir.
Andesit Kec. PanggangDusun Sanglor bagian utara, Desa Girisuko
Cadangan 3.752 m3 (10.130 ton), ditambang secara tradisional. Tidak potensial karena berada di daerah pemukiman penduduk.
Breksi Andesit Kec. PanggangDijumpai di Dusun Banyumeneng II Desa Giriharjo
Tebal 0,5-6 m. Luas penyebaran 95,83 Ha. Membentuk baji prisma menipis ke utara. Tebal maksimal di selatan diperkirakan mencapai 80 m. Volume keseluruhan
3-28
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
38.332.000 m3 dengan cadangan teridentifikasi 12.000.000 m3, ditambang secara tradisional untuk pondasi atau split
Kalsit Setempat-setempat di semua desa di Kec. Panggang. Tidak terpetakan
Singkapan terbesar hanya mencapai luasan 40 m2 dengan singkapan terkecil beberapa cm saja.
Batupasir tufaan (Watu boto/Watu ati)
Kec. PanggangDijumpai di Dusun Jerukan, Desa Girisekar, barat Dusun Legundi, Desa Girimulyo, Dusun Pacar, Desa Girisuko, Dusun Panggang I dan Panggang II Desa Giriharjo dan Dusun Sumur Desa Giripurwo
Penyebaran yang setempat-setempat dengan luas keseluruhan 7 Ha dengan ketebalan masing-masing singkapan 10-15 m. Total potensi 280.000 m3 ditambang secara tradisional berada pada wilayah pemukiman.
Silika gampingan/ Watu lidang
Kec. PanggangDijumpai di Dusun Gabug dan Wuni Desa Giricahyo
Bersifat setempat-setempat dengan luas daerah penyebaran 1,2 Ha dengan masing-masing singkapan seluas 400-800 m2. Sering dijumpai bersama-sama dengan batugamping dan kalsit. Cadangan sebesar 244.000 m3 ditambang secara tradisional.
Kec. PaliyanTanah liat Kec. Paliyan
Paliyan utara (dusun Karangmojo Desa Grogol, Dusun Dungdowo dan Desa Pampang, Dusun Candi Desa Giring, Dusun Banjaran, Dusun Nambran di Desa Karangasem, dengan cadangan 721.600 m3, ditambang secara tradisional
Ketebalan mencapai 6 m. Luas sebaran 853,48 Ha dengan cdangan teridentifikasi 20.629.220 m3, ditambang secara tradisional. Pada lahan pertanian dan pemukiman
Batukapur Kec. PaliyanDusun Manggul Desa Karangasem, Dusun Kepek Desa Mengger
Luas sebaran 3.450,03 Ha dengan cadangan 388.945.881 m3 dengan prioritas penambangan 65.146.756 m3
Modul IKONSEP DAN TEORI GPS1.1 Penentuan posisi dengan GPS
Pada prinsipnya konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah dengan metode ke belakang (Resection) dengan menggunakan data jarak. Data jarak ini diperoleh dengan pengukuran secara simultan ke beberapa satelit gps yang
3-29
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
telah diketahui koordinatnya. Penentuan posisi dengan gps secara vektor dapat dilihat pada gambar barikut.Parameter yang ditentukan adalah vektor posisi geocentric pengamat ( R ).Untuk itu, karena vector posisi geocentric satelit gps ( r ) telah diketahui, maka yang perlu ditentukan adalah vector posisi toposentris satelit terhadap pengamat ( p ).Pada pengamatan tunggal gps , yang biasa diukur hanyalah jarak antara pengamat dengan satelit dan bukan vektornya. Oleh karena itu rumus pada gambar 2.1 diatas ( R = r-p ) tidak dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini, pengamatan dilakukan terhadap beberapa saatelit sekaligus secara simultan , seperti pada gambar dibawah ini [ Abidin , 2000 ].
Minimal satelit yang digunakan dalam penentuan posisi dengan gps adalah 4 ( empat ) buah. Dari 4 satelit ini akan diperoleh 4 buah pengamatan , yang memenuhhi syarat untuk penentuan 4 parameter yang dicari yaitu 3 buah komponen posisi 3 dimensi ( X,Y,Z atau φ,λ,h / L,B,h ) serta parameter kesalahan ketidak singkronan waktu jam satelit dan jam receiver ( t ). Koordinat 3 dimensi yang diperoleh itu dinyatakan dalam datum WGS ( World Geodetic System ) 1984.Posisi titik yang akan ditentukan koordinatnya dapat dalam posisi diam ( Static positioning ) ataupun bergerak ( kinematic positioning ). Metode yang digunakan dapat secara absolute point positioning yaitu dengan menggunakan 1 buah receiver , dapat juga dengan metode diferential relative positioning yaitu dengan menggunakan minimal 2 buah receiver , dimana yang satu dititik yang telah diketahui koordinatnya sebagai monitor station ( fixed control point ).
3-30
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
3-31
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
1.2 Akusisi data 1.2.1 Metode Akusisi Data
Berdasarkan mekanisme pengaplikasiannya , metode penentuan posis dengan gps dapat dikelompokan atas beberapa macam metode , yaitu : Absolut , differential , static , rapid static , pseudo-kinematic dan stop-and-go seperti yang ditunjukan pada table dibawah ini :
3-32
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
a. Metode Statik Metode survey gps yang paling umum digunakan , dilakukan dengan waktu pengamatan yang relatif lama ( beberapa jam ) disetiap titik nya. Titik titik yang akan ditentukan posisinya diam ( tidak bergerak ) dan secara differential.Catatan :Tingkat ketelitian posisi dapat mencapai beberapa mm.
b. Metode static singkat ( rapid static )Metode survey gps dengan waktu pengamatan yang lebih singkat disetiap titiknya , yaitu sekitar 5 – 20 menit daripada 1 – 2 jam seperti pada metode static . Prosedur pengukurannya sama dengan static .Catatan :
Metode static singkat ini bertumpu pada proses penentuan ambiguitas fase yang cepat ; dan diamping memerlukan perangkat lunak yang andal dan canggih , metode static singkat ini juga memerlukan pengamatan geometri yang baik .
Tingkat ketelitian posisi adalah beberapa centimeter.c. Metode Kinematik
Metode survey gps untuk menentukan titik titik dimana receiver bergerak tanpa perlu berhenti di titik titik tersebut.Catatan :
Bebasiskan pada penentuan posisi secara differential menggunakan data fase , dimana penentuan ambiguitas fase ditentukan saat receiver bergerak dalam waktu sesingkat mungkin.
Tingkat ketelitian posisi adalah beberapa centimeter.d. Metode Stop and Go
3-33
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
Metode survey gps dimana pada proses pengamatannya , setelah melakukan inisialisasai dititik awal untuk penentuan ambiguitas fase , receiver gps bergerak dari titik ke titik dan melakukan pengamatan dalam waktu yang relative singkat ( sekitar 1 menit ) pada setiap titiknya.Catatan :
Metode penentuan posisi ini kadang disebut juga sebagai metode semi kinematik.
Metode ini mirip dengan metode kinematic , hanya pada metode ini titik titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak dan receiver gps bergerak dari titik ke titik.
Tingkat ketelitian posisi adalah beberapa centimeter.e. Metode Pseudo kinematik
Metode survey gps yang pengamatan disuatu titik dilakukan 2 kali secara singkat ( 5 – 10 menit ), dengan selang waktu yang relative cukup lama ( 1 – 2 jam ) antara keduanya.Catatan :
Pengamatan dalam 2 sisi yang berselang waktu relative lama dimaksudkan untuk mencakup perubahan geometri yang cukup untuk ,dapat menyesuaikan penentuan ambiguitas fase guna mendapatkan ketelitian posisi yang lebih baik.
Metode Pseudo-kinematik yang kadang dinamakan metode intermiten ( intermittent ) atau metode reokupasi ( reoccupation ), dapat dilihat sebagai realisasi dari 2 metode static singkat ( lama pengamtan beberapa menit ) yang dipisahkan oleh selang waktu yang relative cukup lama ( sekitar 1 sampai beberapa jam ).
Tingkat ketelitian posisi adalah beberapa centimeter.1.2.2 Ketelitian Posisi
Ketelitian posisi yang didapat dari suatu survey gps secara umum akan tergantung pada 4 faktor yaitu :
Ketelitian data yang digunakan. Geometri pengamatan Strategi pengamatan yang digunakan. Strategi pengolahan data yang diterapkan.
Tergantung pada bagaimana kita memperhitungkan dan memperlakukan fakto-faktor tersebut , maka kita akan memperoleh tingkat ketelitian yang berbeda – beda. Dalam hal ini adalah wajar jika gps secara umum serta survey gps secara khusus dapat memberikan ketelitian posisi titik yang cukup bervariasi , seperti yang ditunjukkan pada.
3-34
PENYUSUNAN PETA USULAN RENCANA WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN GUNUNG KIDULPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Laporan Pendahuluan
CV. Bhangun Kharsa Raharja.
3-35