bab2

20
BAB 2 TINJAUAN UMUM TEORITIS 2.1. PENGERTIAN KONSULTAN, PERANCANGAN, PERANCANG, DAN INTERIOR 2.1.1. Konsultan Konsultan adalah seseorang atau badan yang memiliki keahlian khusus dalam memberikan ide atau gagasan dengan cara konsultasi secara professional. (Sumber: The American Institute of Architecs Handbook of Profesional Practise, 1988, hal 861). Konsultan (dalam bahasa Inggris, consultant) berarti penasehat (kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia; Wojowasito, Prof, Dr, S. et ol, Malang 1980: hal 150). Sehingga, konsultan dapat diartikan sebagai seorang atau suatu lembaga usaha yang ahli dalam suatu bidang tertentu yang memberi nasehat, petunjuk maupun langkah-langkah yang ahli dalam bidang yang dikuasainya. Konsultan juga merupakan partner pengambil keputusan dengan cara memberikan pertimbangan atas berbagai alternatif, atau memberikan suatu analisa yang mendalam atas permasalahan yang terjadi, tetapi semua keputusan tetap berada pada pilihan klien. 2.1.2. Perancangan Perancangan adalah hasil proses pemecahan masalah yang disertai dengan pemikiran kreatif dan logis guna 5

description

desain

Transcript of bab2

Page 1: bab2

BAB 2

TINJAUAN UMUM TEORITIS

2.1. PENGERTIAN KONSULTAN, PERANCANGAN, PERANCANG, DAN

INTERIOR

2.1.1. Konsultan

Konsultan adalah seseorang atau badan yang memiliki keahlian khusus

dalam memberikan ide atau gagasan dengan cara konsultasi secara professional.

(Sumber: The American Institute of Architecs Handbook of Profesional Practise,

1988, hal 861). Konsultan (dalam bahasa Inggris, consultant) berarti penasehat

(kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia; Wojowasito, Prof, Dr, S. et ol,

Malang 1980: hal 150). Sehingga, konsultan dapat diartikan sebagai seorang atau

suatu lembaga usaha yang ahli dalam suatu bidang tertentu yang memberi nasehat,

petunjuk maupun langkah-langkah yang ahli dalam bidang yang dikuasainya.

Konsultan juga merupakan partner pengambil keputusan dengan cara

memberikan pertimbangan atas berbagai alternatif, atau memberikan suatu analisa

yang mendalam atas permasalahan yang terjadi, tetapi semua keputusan tetap

berada pada pilihan klien.

2.1.2. Perancangan

Perancangan adalah hasil proses pemecahan masalah yang disertai dengan

pemikiran kreatif dan logis guna mencapai hasil yang optimal melalui

pengidentifikasian masalah, analisis, dan pengupayakan beberapa alternatif

pemecahan masalah, evaluasi. Berbeda dengan “perencanaan” adalah proses yang

dimulai dari timbulnya gagasan dasar atau ide yang nantinya dapat dikembangkan

menjadi desain atau rancangan. Jadi perancangan merupakan lanjutan dari

perencanaan.

2.1.3. Perancang

Perancang adalah seseorang atau badan usaha yang memiliki keahlian

berdasarkan pembagian tugas mengerjakan perancangan atau memberikan nasihat

atau jasa lain yang berhubungan dengan perancangan. Perancang juga sebagai

5

Page 2: bab2

orang atau suatu usaha yang menggunakan keahlihan dan ilmu yang dikuasai

untuk mengerjakan perancangan atau memberikan masukan dan jasa yang

berhubungan dengan perancangan dan bertujuan sebagai pemecahan masalah

yang inovatif, efektif dan kreatif (Sumber : Buku Pedoman Hubungan Kerja

antara desainer Interior dan Pemberi Tugas, Himpunan Desain Interior Indonesia.

1989).

2.1.4. Interior

Interior adalah bagian dalam suatu ruang (Encyclopedia Americana, hal

215 Tahun 1984). Interior juga berhubungan erat dengan pengertian arsitektur

dalam mengatur elemen pembentuk ruang dan elemen pendukung ruang. Kata

interior berasal dari Bahasa Inggris yang berarti ruang dalam atau bagian dalam.

(Sumber: Kamus Inggris Indonesia, John M. Echols danHasan Shadily, halaman

327).

Konsultan Perancangan Interior

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diartikan Konsultan perancangan

interior adalah orang/badan usaha yang memiliki keahlihan dibidang jasa dalam

bidang interior baik dalam merancang dan sebagai pemecahan masalah yang ada

melalui gagasan, ide-ide ataupun saran, serta mewujudkannya sesuai dengan

kesepakatan dengan klien sehingga semua permasalahan yang ada dapat

terselesaikan melalui peracangan interior tersebut.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi seorang konsultan,

antara lain:

Memiliki ijin dan akte notaris sebagai konsultan perencana interior.

Memiliki kelengkapan organisasi seperti direktur, perencana (anggota staff

tenaga ahli yang berijasah di bidang teknik bangunan), administratif, dll.

Mempunyai persyaratan minimal kantor.

Mempunyai domisili yang tetap.

Memiliki referensi pengalaman kerja.

6

Page 3: bab2

2.2. DESAINER INTERIOR

Desainer interior adalah seorang profesional yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

Mampu dan kompeten secara kreatif memecahkan masalah-masalah yang

berhubungan dengan fungsi dan kualitas dari lingkungan ruang interior.

Menjalankan pelayanan jasa yang berhubungan dengan ruang interior

secara profesional, yang meliputi penyusunan program ruang, analisis

desain, perencanaan ruang, estetika, dan pengawasan pekerjaan secara

berkala di lapangan dengan menggunakan pengetahuan, khususnya dalam

konstruksi dan sistem-sistem bangunan interior berikut komponen-

komponennya, peraturan alat-alat, bahan atau material, dan kelengkapan

akhirnya.

Mampu dan sanggup mempersiapkan gambar-gambar serta dokumen-

dokumen pelaksanaan yang berhubungan dengan desain interior.

Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat luas dan ruang yang

digunakan, perlindungan, kesehatan, dan keselamatan melalui bidang

profesinya.

2.2.1. Tugas dan Kewajiban Desainer Interior

Para konsultan perancang interior memiliki salah satu wadah untuk tempat

bertukar pikiran yang dapat memajukan dunia arsitektur interior Indonesia yaitu

HDII (HimpunanDesainer Interior Interior). Tugas dan kewajiban desainer

menurut HDII, yaitu :

Bertanggung-jawab penuh atas semua pekerjaan desain yang telah

diterimanya sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja hingga semua

pekerjaan selesai.

Bertanggung-jawab atas semua kesalahan – kesalahan yang dibuat oleh

orang yang bekerja kepadanya (tukang) kecuali desainer dapat

membuktikan bahwa kesalahan tersebut dapat dihindarkan atau diketahui

sebelumny (Sumber : Buku Pedoman Hubungan Kerja antara desainer

Interior dan Pemberi Tugas, Himpunan Desain Interior Indonesia. 1989).

7

Page 4: bab2

2.2.2. Hak dan Wewenang Desainer Interior

Desainer interior berhak menolak segala bentuk penilaian estetika atas

hasil tugasnya yang dilakukan oleh konsultan pengawas atau oleh Pemberi Tugas.

Desainer Interior berhak mengembalikan atau membatalkan tugas yang diberikan

kepadanya karena alasan-alasan:

Pertimbangan atas pelanggaran kode etik dan penyimpangan atas

pelanggaran kode etik dan penyimpangan atas prinsip-prinsip desain.

Akibat terjadinya hal di luar kekuasaan belah pihak (force majeure)

Akibat dari kelalaian atau penyimpangan Pemberi Tugas dalam

menjalankan perjanjian kerja.

2.2.3. Hak Khusus Desainer Interior yang Menyangkut Karya Cipta

Pada dasarnya, Desainer Interior bekerja dengan pemikiran proses kreatif

(penciptaan), karena itu seorang Desainer Interior juga memiliki hak-hak khusus

yang menyangkut Karya Ciptanya (Hak Cipta), seperti:

Hak kepemilikan atas desain

Semua gambar, sketsa gagasan, gambar desain, skema warna dan material,

dan semua materi desain yang tertuang dalam soft file serta uraian dan syarat-

syarat kerja berikut rencana biaya yang tertuang dalam dokumen yang asli, tetap

menjadi hak milik Desainer Interior.

Hak pewujudan desain

Dengan membayar segala yang menyangkut pembuatan desain, Pemberi

Tugas mendapat hak untuk mewujudkan desain tersebut sebanyak satu kali saja.

Perwujudan ulang berdasarkan desain tersebut dengan atau tanpa perubahan

apapun, harus melalui persetujuan Desainer Interior.

Pemberi Tugas tidak berhak memperlihatkan atau mempublikasikan

desain-desain kapada pihak ketiga yang akan bisa menggunakan untuk

kepentingan sendiri atau pihak lain yang bertentangan dengan undang-undang

tentang Hak Cipta.

8

Page 5: bab2

Hak Cipta

Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam undang undang

tentang Hak Cipta, hak cipta desain interior akan selalu merupakan hak Desainer

Interior dan oleh karenanya Desainer interior mempunyai hak untuk

mengumumkan dan memperpanyak desain, sketsa, gambar, model, atau maket,

dan hasil karta lainnya. Kecuali jika ada keberatan dari Pemberi Tugas yang

dalam hal ini menjadi pemilik hak pakai.

Desainer Interior barhak mewujudkan desainnya kembali kepada pihak

ketig, khususnya desain komponen interior, dengan pemberitahuan kepada

permberi tudas sebelumnya. Hal-hal mengenai pemilikan hak ini perlu di

tuangkan secara jelas di dalam perjanjian kerja.

Hak mencantumkan tanda nama.

Desainer Interior berhak mencantunkan nama Desainer Interior atau nama

perusahaan pada karya desainnya di tempat yang telah disepakati bersama.

Hak membuat dokumentasi dan penyiaran

Desainer Interior berhak membuat gambar maupun foto karya-karya

desainnya guna berbagai kepentingan, antara lain dokumentasi, referensi, dan

sebagainya, serta berhak menyiarkan, mempertunjukkan, dan memperbanyak

gambar atau foto-foto tersebut.

Hak mengubah desain.

Dalam proses pewujudan desainnya, Desainer Interior berkewajiban

bertindak sebagai pengawas berkala yang mempunyai wewenang secara tertulis

untuk memerintahkan kontraktor, melalui konsultan pengawas, mengadakan

perubahan-perubahan dan atau penyesuaian bila diperlukan dalam uraian dan

syarat-syarat serta gambar-gambar dengan atau tanpa persetujuan terlebih dahulu

dari pemberi tugas, asalkan perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan prinsip

dan tujuan desain yang lebih baik. Ketentuan-ketentuan itu antara lain sebagai

berikut:

9

Page 6: bab2

Memenuhi persyaratan konstruksi, demi keamanan, atau perubahan atas

pertimbangan estetika ruang interior.

Perubahan tidak mengakibatkan penambahan biaya pelaksanaan.

Tidak merugikan fungsi praktis dari ruang seperti yang diinginkan oleh

Pemberi Tugas.

Tidak memperlambat waktu penyelesaian pelaksanaan.

2.2.4. Tanggung Jawab Desainer Interior

Tanggung jawab seorang desainer, yaitu :

Seorang desainer bertanggung jawab atas koordinasi dengan pihak lain

apabila pekerjanya dipilih secara langsung oleh desainer dengan atau tanpa

persetujuan pemberi tugas.

Tanggung jawab seorang desainer untuk kesalahan-kesalahan yang ada di

lapangan tidak boleh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan jumlah

imbalan yang diterima oleh desainer.

Apabila kesalahan yang terjadi dilapangan sepenuhnya kesalahan dari

desainer maka desainer bertanggung jawab atas penggantian kesalahan-

kesalahan tanpa ada pembatasan.

(Sumber : Buku Pedoman Hubungan Kerja antara desainer Interior dan Pemberi

Tugas, Himpunan Desain Interior Indonesia. 1989).

2.3. PEMBERI TUGAS

Yang dimaksud dengan Pemberi Tugas adalah perorangan atau badan atas

nama siapa yang memberi penugasan secara kepada Desainer Interior untuk

mendapatkan pelayanan atas kebutuhannya dengan imbalan jasa profesi sesuai

ketentuan yang berlaku.

2.3.1. Tugas dan Kewajiban

Pemberi tugas berkewajiban memberi keterangan yang jelas tentang

aspirasi dan lingkup pekerjaan, kebutuhan dan keinginan, macam, luas dan batas-

batas penugasan, serta program dan persyaratan desain interior yang dimaksud.

10

Page 7: bab2

Semua keterangan Pemberi Tugas tersebut diharapkan akan bisa dipakai sebagai

acuan menuju penentuan kategori (golongan) dan klasifikasi (peringkat jenis

pekerjaan), biaya, dan imbalan jasa bagi desainer Interior yang akan diberu tugas.

Acuan tugas ini kemudian akan di lampirkan pada surat Perintah Kerja

yang dikeluarkan oleh Pemberi Tugas yang dikeluarkan olehPemberi Tugas.

Pemberi Tugas berkewajiban menyediakan atau menyiapkan kelengkapan data-

data teknis dan informasi yang diperlukan oleh Desainer Interior dengan akurasi

dan keabsahan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pemberi Tugas berkewajiban, atas kesepakatan, untuk membayar kepada

Desain Interior yang menerima tugas suatu jumlah imbalan jasa. Pemberi Tugas

berkewajiban memberikan keputusan-keputusan atas usul-usuldesain yang

diajukan dan yang diperlukan oleh Desainer Interior guna dapat melanjutkan

tugasnya, dalam waktu yang telah disepakati, agar tidak mengganggu jadwal dan

tahap pekerjaan desain interior lainnya.

2.3.2. Hak dan Wewenang

Pemberi Tugas berhak mendapatkan salinan atau fotokopi berkas-berkas

desain interior dan 3 (tiga) jilid pelaksanaan. Dengan alasan yang bisa disepakati,

Pemberi Tugas berhak meminta agar Desainer Interior mengubah desain yang

telah disetujui sebelumnya, sebelum tahap pengembangan desain selesai.

Perubahan yang disepakati sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali, dengan konsekuensi

tanpa dikenakan kewajiban membayar imbalan jasa tambahan. Apabila perubahan

terjadi atas permintaan Pemberi Tugas pada tahap pekerjaan pengembangan

desain interior atau penyelesaian dokumen tender, maka Desainer Interior berhak

menuntut imbalan jasa tambahan sebagai penggantian biaya pekerjaan tambah

desain interior.

Pemberi Tugas berhak menuntut ganti rugi kepada Desainer Interior bila

terjadi keterlambatan penyelesaian tugasnya dari waktu yang telas ditetapkan,

yang semata-mata disebabkan oleh kelalaian pihak Desainer Interior. Pemberi

Tugas berhak membatalkan penugasan secara sepihak.

11

Page 8: bab2

2.3.3. Tanggung Jawab Pemberi Tugas

Pemberi Tugas tidak lebih dari tanggung jawab untuk mempertimbangkan

segala aspek desain, spesifikasi, dan batasan-batasan tertulis lain yang menjadi

dasar pertimbangan desain interior. Perubahan atas hal-hal ini dan segala akibat

yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab pemberi tugas. Untuk itu, semua

keputusan perubahan tersebut hatus dituangkan dalam bentuk tertulis atas nama

Pemberi Tugas (Sumber: Buku Hubungan Kerja Desainer Interior Dengan

Pemberi Tugas, 2006 halaman 9-11)

2.4. LINGKUPPEKERJAANDESAIN INTERIOR

Pekerjaan desain interior dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) lingkup

pekerjaan yang dikerjakan secara terpadu maupun berdiri sendiri. Ketiga lingkup

pekerjaan tersebut adalah:

2.4.1. LingkupPekerjaanPokok dan Utama

Suatu tugas dapat terdiri dari satu tahap pekerjaan atau, di mana tahap

pekerjaan dapat dilanjutkan setelah pekerjaan diselesaikan oleh Desainer Interior

dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas.

Pradesain(PrelimenaryDesign)

Mengolah data atas dasar informasi tentang proyek(Terms Of

Requirements) serta membuat daftar pertanyaan tertulis atau kuesioner

untuk melengkapi data yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan

desain interior.

Membuat program ruang, skematik desain, dan penjelasan mengenai latar

belakang, filosofi konseptual, serta sketsa gagasan.

Pewujudan konsep pradesain seperti bagan organisasi ruang, gambar

denah dan peletakan perabot utama, citra ruang yang akan diwujudkan

dalam bentuk tiga dimensi, skema warna dan material yang akan dipakai,

serta estimasi awal biaya pelaksanaan. Pradesain dimaksudkan sebagai

bahan diskusi dan pertimbangan bagi Pemberi Tugas.

Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

12

Page 9: bab2

Pengembangan desain

Setelah pradesain disetujui oleh Pemberi Tugas, Desainer Interior

melanjutkan pekerjaan pengembangan desain dengan kelengkapan gambar-

gambar denah seperti kondisi eksisting, furniture, plafon, titik lampu, titik

elektrikal, data, telepon atau telekomunikasi, rencana pemakaian material, partisi

berikut kusen dan pintu, finishing dinding, lantai dan plafon, pola lantai, serta

skema material dan warna. Termasuk juga gambar tampak potongan interior,

gambar detil, dan pengolahan (treatment) khusus yang akan menjadi bagian utama

dari dokumen pelelangan.

Dokumen pelelangan

Atas dasar pengembangan desain yang telah disetujui, disusun dokumen

pelelangan yang mencakup kelengkapan:

Gambar Kerja

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

SpesifikasiTeknis

Lingkup dan Volume Pekerjaan(Bill of Quantity)

Dokumen pelelangan harus dalam bentuk cetakan yang telah disetujui oleh

Desainer Interior dan Pemberi Tugas. Informasi yang telah dipersiapkan itu

kemudian dapat diterbitkan sebagai dokumen pelelangan atau dokumen lelang.

Pelelangan

Desainer Interior membantu Pemberi Tugas dalam mempersiapkan dan

menyelenggarakan pelelangan dengan cara:

Melakukan prakualifikasi atau kualifikasi pendahuluan dari calon

kontraktor yang akan diundang.

Menyiapkan dokumen lelang sesuai jumlah calon kontraktor yang

diundang.

Memberikan penjelasan teknis dan desain pada rapat penjelasan untuk

persiapan penawaran calon kontraktor.

Membantu Pemberi Tugas melakukan evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi

terhadap penawaran peserta lelang

13

Page 10: bab2

Memberikan rekomendasi calon pemenang lelang kepada Pemberi Tugas.

Pengawasan berkala

Setelah dilakukan penunjukan kontraktor secara resmi oleh Pemberi

Tugas, Desainer Interior mulai melakukan tugas pengawasan berkala saat

melakukan kunjungan pengawasan berkala ke lokasi proyek, yaitu sebagai

berikut:

Sebelum pekerjaan pelaksanaan, mengadakan dan memimpin rapat awal

koordinasi dengan kontraktor, subkontraktor, pemasok, dan pihak lain

yang sangat terkait dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

Melakukan pengawasan berkala di lokasi terhadap kuantitas dan kualitas

pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Memberi bimbingan dalam pelaksanaan pekerjaan bila diperlukan, tetapi

tidak berfungsi sebagai konsultan pengawas.

Membuat gambar-gambar penjelasan tambahan yang dianggap perlu untuk

lebih bisa dimengerti dan menjelaskan apa yang sudah dinyatakan dalam

gambar-gambar kerja pada dokumen pelaksanaan.

Mengetahui dan memberi persetujuan atas penilaian konsultan pengawas

terhadap pekerjaan kontraktor, sehingga kontraktor mendapatkan haknya

atas tahap pembayaran sesuai dengan prestasi yang telah dicapai.

Desainer Interior berhak menolak hasil pekerjaan yang ternyata tidak

sesuai dengan desain interior dan wajib memberikan solusi di lapangan

melalui rapat koordinasi dengan konsultan pengawas.

Menyiapkan defect list untuk penyempurnaan, pelengkapan,dan

penyesuaian pekerjaan yang masih perlu dilakukan, sesuai dengan

ketetapan terhadap desain interior yang harus dilaksanakan.

Dalam pengawasan berkala, Desainer Interior bertindak mewakili Pemberi

Tugas dan dilakukan sedikitnya sekali dalam empat minggu dan sebanyak-

banyaknya seminggu sekali.

14

Page 11: bab2

2.4.2. Lingkup Pekerjaan Pelengkap dan Pendukung

Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mungkin

diperlukan dalam keadaan tertentu untuk melengkapi dan mendukung pekerjaan

desain, seperti pembuatan studi-maket ataupun model tiga dimensi dan gambar

perspektif (atau gambar 3 dimensi) dengan rendering khusus untuk keperluan-

keperluan tertentu, seperti publikasi, pemasaran dan sebagainya. Biaya untuk

melaksanakan kepentingan tersebut tidak termasuk dalam perjanjian kerja dan

merupakan biaya tersendiri yang terpisah.

2.4.3. Lingkup Pekerjaan Khusus

Pekerjaan lain yang memerlukan keahlian khusus di luar keahlian desain

interior, seperti gambar-gambar dan perhitungan konstruksi, termasuk gambar-

gambar instalasi teknik lainnya yang harus dibuat oleh ahli-ahli khusus yang

diusulkan oleh Desainer Interior. Bila telah disepakati, para ahli itu akan ditunjuk

secara resmi oleh Pemberi Tugas.

Imbalan jasa untuk para ahli tersebut ditentukan secara terpisah dan

diajukan langsung kepada Pemberi Tugas. Bila para ahli tersebut bekerja atas

nama Desainer Interior, maka pembayaran imbalan jasa ditentukan oleh Desainer

Interior dan menjadi bagian dari imbalan jasanya. Dalam hal ini, Desainer Interior

menjadi penanggung jawab dari seluruh pekerjaan mereka (Sumber: Buku

Hubungan Kerja Desainer Interior Dengan Pemberi Tugas, 2006 halaman 14-18)

2.5. IMBALAN JASA DAN PERGANTIAN BIAYA

2.5.1. Imbalan Jasa

Imbalan jasa adalah sejumlah dana sebagai imbalan yang diterima oleh

Desainer Interior atas pemanfaatan jasa keahliannya. Pengertian tersebut untuk

membedakan dengan penggantian biaya agar tidak terjadi kerancuan pengertian

dalam pelaksanaannya.

Nilai imbalan jasa ditentukan menurut ketentuan yang ditetapkan dalam

buku pedoman ini. Nilai imbalan jasa dan biaya-biaya dalam buku pedoman ini

adalah batas minimal yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Apabila diperlukan,

nilai imbalan jasa tersebut akan ditinjau kembali secara berkala oleh Himpunan

15

Page 12: bab2

Desainer Interior Indonesia (HDII) sebagai institusi yang berwenang melakukan

perubahan-perubahan.

Pedoman ini merupakan dasar kesepakatan untuk perjanjian kerja.

Pengecualian atau ketentuan lain yang dibuat terkait dengan pedoman ini, tidak

boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.

2.5.1.1.Jenis Imbalan Jasa

Setelah Desainer Interior memahami secara jelas lingkup pekerjaan, jasa

pelayanan serta menerima waktu pelaksanaan suatu pekerjaan desain interior,

maka Desainer Interior dapat mengajukan usulan imbalan jasa yang mengacu

kepada dasar perhitungan secara:

Persentase

Besarnya imbalan jasa ditentukan oleh persentase dari nilai rencana biaya

pelaksanaan pada kurun waktu tertentu sesuai dengan kategori dan klasifikasi atau

jenis proyek yang dilaksanakan. Cara ini menjadi acuan bagi perhitungan imbalan

jasa lainnya.

Meter Persegi

Meter persegi merupakan cara perhitungan nilai imbalan jasa dengan luas

total meter persegi area yang didesain dengan nilai satuan imbalan jasa. Nilai yang

dihasilkan dari perkalian persentase dengan rencana anggaran biaya pelaksanaan

dibagi dengan luas proyek yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan proyek.

Per Jam

Per jam dibuat dengan mernperhitungkan jumlah jam kerja efektifDesainer

Interior dalam pelaksanaan pekerjaan desain interior. Perhitungan per jam ini

didapat dari besaran upah dan biaya langsung dan tidak langsung dalam

penanganan proyek sesuai kualifikasi Desainer Interior yang bersangkutan.

Bila perhitungan jam kerja ini melebihi jumlah jam yang berlaku dalam

perjanjian kerja, diakibatkan oleh hal-hal di luar pekerjaan desain interior, maka

Desainer Interior dan Pemberi Tugas akan mengadakan perhitungan atas

penambahan jam kerja yang akan disepakati bersama.

16

Page 13: bab2

Lumpsum

Lumpsum dibuat dengan mengacu kepada perhitungan persentase atau

meter persegi, dengan perhitungan tertentu digunakan untuk memperoleh suatu

nilai imbalan jasa yang tetap (flat fee).

2.5.2. Penggantian Biaya

Penggantian biaya adalah sejumlah uang atau bentuk lain di luar imbalan

jasa yang diterima oleh Desainer Interior dari Pemberi Tugas, sebagaipengganti

biaya-biaya yang telah dikeiuarkan dalam melaksanakan tugasnya. Biaya-biaya

tersebut diajukan oieh Desainer Interior kepada Pemberi Tugas dasar kesepakatan

yang tercantum dalam perjanjian kerja.

Tabel 2.1. Persentase Pembagian Imbalan Jasa

TahapPekerjaan PersentasePembagian

ImbalanJasa

Sketsa gagasan /desain konseptual:

Pengelolahan data /konsep rencana dan

program ruang.

Pra-desain.

Pengembangan desain.

Dokumen pelelangan (rencana kerja dan

syarat-syaratnya).

Pelelangan.

Pengawasanberkala.

Total

15%

15%

30%

20%

5%

15%

100%

(Sumber: Buku Pedoman Perhitungan Besaran Imbalan Jasa Konsultasi Desain Interior, 2006,

halaman 1-2,14-15)

17