Bab2

22
Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan  II - 1 Dan Pulau-pulau Terluar  2.1. Umum Kawasan perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangat penting dan strategis karena selain merupakan batas kedaulatan, juga merupakan wilayah yang mencerminkan halaman (beranda) depan suatu negara. Secara geografis, posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia diapit oleh dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Di darat Republik Indonesia berbatasan dengan 3 (tiga) negara yaitu Malaysia, Papua New Guinea, Republik Demokratik Timor Leste. Sebagai negara kepulauan (Archipelagic state), Republik Indonesia mempunyai batas maritim berupa batas laut wilayah (teritorial), batas landas kontinen dan batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10 (sepuluh) negara yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea, Republik Demokratik Timor Leste dan Australia. Pada kawasan perbatasan laut (maritim) pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang  jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Kawasan perbatasan darat Indonesia tersebar di 3 (tiga) pulau (Kalimantan, Papua, Timor), 4 (empat) Provinsi (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Timur), dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing wilayahnya memiliki karakteristik dan tipologi kawasan perbatasan berbeda-beda. Karakteristik kawasan perbatasan dibagi kedalam 7 (tujuh) bagian yaitu karakteristik fisik, karakteristik infrastruktur pelayanan masyarakat, karakteristik penduduk, karakteristik ekonomi, karakteristik sumberdaya alam, karakteristik pertahanan dan karakteristik fungsi dan pemanfaatan Ruang. Sedangkan indikator dari masing-masing karakteristik dapat dilihat pada Tabel 2.1.

description

m

Transcript of Bab2

  • 5/23/2018 Bab2

    1/22

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 1Dan Pulau-pulau Terluar

    2.1. Umum

    Kawasan perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangat penting dan strategis

    karena selain merupakan batas kedaulatan, juga merupakan wilayah yang mencerminkan halaman

    (beranda) depan suatu negara. Secara geografis, posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia diapit

    oleh dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Di

    darat Republik Indonesia berbatasan dengan 3 (tiga) negara yaitu Malaysia, Papua New Guinea,

    Republik Demokratik Timor Leste. Sebagai negara kepulauan (Archipelagic state), Republik

    Indonesia mempunyai batas maritim berupa batas laut wilayah (teritorial), batas landas kontinen dan

    batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10 (sepuluh) negara yaitu India, Thailand, Malaysia,

    Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea, Republik Demokratik Timor Leste dan

    Australia. Pada kawasan perbatasan laut (maritim) pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang

    jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil.

    Kawasan perbatasan darat Indonesia tersebar di 3 (tiga) pulau (Kalimantan, Papua, Timor), 4

    (empat) Provinsi (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Timur), dan 15

    kabupaten/kota yang masing-masing wilayahnya memiliki karakteristik dan tipologi kawasan

    perbatasan berbeda-beda. Karakteristik kawasan perbatasan dibagi kedalam 7 (tujuh) bagian yaitu

    karakteristik fisik, karakteristik infrastruktur pelayanan masyarakat, karakteristik penduduk,

    karakteristik ekonomi, karakteristik sumberdaya alam, karakteristik pertahanan dan karakteristik

    fungsi dan pemanfaatan Ruang. Sedangkan indikator dari masing-masing karakteristik dapat dilihat

    pada Tabel 2.1.

  • 5/23/2018 Bab2

    2/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 2Dan Pulau-pulau Terluar

    Tabel 2.1

    KARAKTERISTIK DAN INDIKATOR KAWASAN PERBATASAN

    NOJENIS

    KARAKTERISTIKINDIKATOR

    1.Karakteristik

    Fisik

    a. Garis batas di darat dan laut belum jelas dan pastib. Pilar batas di sepanjang garis batas masih sangat tetbatas dan kondisinya darurat.c. Garis batas di Iaut ditentukan dengan kebedaraan pulau-pulau terluar yang

    terpencil.d. Sebagian besar kawasan perbatasan di darat berada di pedalaman dengan kondisi

    alam berupa hutan yang sulit di jangkau dan perlu dilindungi.

    2.

    Karakteristikinfrastrukturpelayananmasyarakat

    a. Sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, perhubungan, komunikasi daninformasi serta pemukiman masih sangat terbatas.

    b. Jumlah Pos Pemeriksa Lintas Batas (PPLB) masih terbatas dan fungsi CIQSbelum optimal.

    3.Karakteristik

    Penduduk

    a. Penyebaran penduduk di wilayah perbatasan umumnya jarang dan tidak meratabahkan di pulau-pulau terluar ada yang tidak berpenghuni dan terpencil

    b. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia diperlihatkan dengan rendahnya tingkatkesehatan dan pendidikan masyarakat.

    c. Tingkat pertumbuhan penduduk rendah akibat tingginya angka kematian.d. Arus mobilitas tenaga kerja dan penduduk keluar-masuk cukup tinggi.e. Secara etnis, penduduk yang berada di Perbatasan memiliki hubungan keluarga

    dengan saudaranya di negara tetangga.

    4.Karakteristik

    Ekonomi

    a. Tingginya perbedaan harga jual produk-produk lokal jika dibandingkan dengannegara tetangga. Rendahnya nilai kurs rupiah terhadap kurs negara tetangga.

    b. Keberadaan produk-produk yang berasal dari sumberdaya alam belum memilikinilai tambah karena merupakan produk mentah.

    c. Perekonomian masyarakat sebagian besar adalah miskin dan umumnya matapencaharian adalah petani dan nelayan tradisional.

    d. Transaksi perdagangan dilakukan secara tradisional. Hasil usaha yang diperolehsebagian besar dikonsumsi sendiri.

    5.KarakteristikSumberdaya

    Alam

    a. Potensi sumberdaya alam di wilayah perbatasan meliputi potensi pertambangan,kehutanan, perkebunan/pertanian, perikanan, dan sumberdaya air (daerahtangkapan air).

    b. Pengelolaan sumberdaya alam relatif kurang terkendali terutama eksploitasi hutandan kawasan lindung yang ilegal dan penangkapan ikan ilegal.

    6.KarakteristikPertahanan

    a. Rawan persembunyian kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK),penyelundupan, dan tindak kriminal. Penduduk mudah terprovokasi danterpengaruh oleh informasi dari luar.

    b. Rawan terhadap ancaman langsung dari luar dan pengaruhnya.c. Lemahnya sistem pengawasan/pengamanan dikarenakan pos-pos pengawasan

    TNI maupun PLB terbatas dan tidak memadai.

    7.

    KarakteristikFungsi dan

    PemanfaatanRuang

    a. Sebagian besar ruang kawasan perbatasan adalah kawasan lindung yang rawanterhadap eksploitasi, terutama illegal Iogging dan iIlegaI fishingb. Taman-taman nasional yang merupakan bagian dari kawasan lindung memiliki

    keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.c. Tempat perlindungan satwa dan flora endemik. Tempat kawasan budidaya seperti

    kelapa sawit dan karet serta perikanan dan perikanan tangkap di kawasanperbatasan Iaut.

  • 5/23/2018 Bab2

    3/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 3Dan Pulau-pulau Terluar

    2.2 Tipologi Wilayah Perbatasan

    Penetapan tipologi kawasan perbatasan didasarkan pada karakteristik wilayah dan peluang nilai

    tambah yang dihasilkan. Terdapat 4 (empat) tipologi wilayah perbatasan, yaitu :

    a. Wilayah perbatasan yang tidak berpenghuni, seperti di pulau-pulau terluar.

    b. Wilayah perbatasan yang berpenghuni dan memiliki akses keluar yang resmi atau formal, yang

    ditandai oleh keberadaan Pos Pemeriksa Lintas Batas (PPLB). PPLB yang dimaksud adalah

    pos pemeriksa dengan fasilitas bea cukai, imigrasi, karantina, dan keamanan (CIQS)

    c. Wilayah perbatasan yang berpenghuni tetapi hanya memiliki akses keluar tidak resmi, yaitu

    berupa Pos Lintas Batas (PLB) tanpa keberadaan CIQS.

    d. Wilayah perbatasan yang berpenghuni tetapi tidak memiliki pos sebagai simpul untuk akses

    keluar (cenderung berorientasi ke dalam/ibukota kabupaten). Akes keluar dilakukan melalui pos

    lintas batas di kabupaten/kota atau Provinsi lain.

    2.3 Perbatasan Darat

    2.3.1 Perbatasan Darat Provinsi Kalimantan Barat

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Kalimantan Barat

    meliputi 5 (lima) kabupaten dan 17 (tujuh belas) kecamatan sebagaimana Tabel 2.2berikut.

    Tabel 2.2

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARATPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Kalimantan Barat 1. Kab. Sambas

    1. Paloh2. Sajingan Besar3. Teluk Keramat4. Sejangkung

    Malaysia

    2. Kab. Bengkayang

    1. Seluas2. Jagoi Babang3. Siding

    Malaysia

    3. Kab. Sanggau

    1. Entikong

    2. Sekayam Malaysia

    4. Kab. Sintang1. Ketungau Tengah2. Ketungau Hulu Malaysia

    5. Kab. Kapuas Hulu

    1. Puttusibau2. Embaloh Hulu3. Batang Lupar

    4. Empanang

    Malaysia

  • 5/23/2018 Bab2

    4/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 4Dan Pulau-pulau Terluar

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    5. Badau6. Puring Kencana

    Kawasan perbatasan Provinsi Kalimantan Barat mempunyai panjang garis batas sekitar847,3 kilometer, dengan kondisi kawasan perbatasan seperti pada Tabel 2.3berikut :

    Tabel 2.3

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT

    KABUPATENJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUK

    KONDISIMASYARAKAT

    POTENSI EKONOMI

    1. Sambas 472.965 6.706,52Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    2. Bengkayang 193.263 6.055,06

    Miskin dan

    Terbelakang

    Hutan Lindung

    Taman Nasional Danau Alam

    3. Sanggau 525.749 18.314,90Cukup Memadaidan Pramodern

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    4. Sintang 477.391 4.651,11Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    5. Kapuas Hulu 196.157 29.841,70Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    2.3.2 Perbatasan Darat Provinsi Kalimantan TimurCakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Kalimantan Timur

    meliputi 3 (tiga) kabupaten dan 11 (sebelas) kecamatan.

    Tabel 2.4

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARATPROVINSI KALIMANAN TIMUR

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA TETANGGA

    Kalimantan Timur 1. Kab. Kutai Barat1. Long Pahangai2. Long Apari

    Malaysia

    2. Kab. Nunukan

    1. Nunukan2. Sebatik3. Lumbis4. Krayan5. Krayan Selatan

    Malaysia

    3. Kab. Malinau1. Long Pujungan2. Kayan Hulu3. Kayan Hilir

    Malaysia

  • 5/23/2018 Bab2

    5/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 5Dan Pulau-pulau Terluar

    Kawasan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai panjang garis batas sekitar

    1.035 kilometer, dengan kondisi kawasan perbatasan seperti Tabel 2.5berikut.

    Tabel 2.5

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    KABUPATENJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUK

    KONDISIMASYARAKAT

    POTENSI EKONOMI

    1. Kutai Barat 144.305 36.081,95Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    2. Nunukan 104.589 14.585,70Cukup Memadaidan Pramodern

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    3. Malinau 46.787 41.990,40Miskin dan

    Terbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    2.3.3 Perbatasan Darat Provinsi Papua

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Papua meliputi 5 (lima)

    kabupaten/kota dan 26 (dua puluh enam) kecamatan/distrik sebagaimana Tabel 2.6berikut

    Tabel 2.6

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI PAPUA

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN/DISTRIKNEGARA

    TETANGGA

    Papua 1. Kota Jayapura 1. Jayapura Utara2. Jayapura Selatan

    3. Abepura4. Muara Tani

    PNG

    2. Kab. Keerom1. Arso2. Web3. Senggi

    4. Waris5. Skanto PNG

    3. Kab. PegununganBintang

    1. Oksibil2. Iwur3. Kiwirok

    4. Kiwirok Timur5. Batom6. Akbibab

    PNG

    4. Kab. Merauke1. Merauke2. Sota3. Eligobel

    4. Ulilin5. Muting

    PNG/TimorLeste /

    Australia

    5. Kab. Boven Digoel1. Jair2. Mindiptana3. Waropko

    4. Kouh5. Tanah Merah6. Bomaki

    PNG

    Kawasan perbatasan Provinsi Papua mempunyai panjang garis batas sekitar 760 kilometer,

    dengan kondisi kawasan perbatasan seperti pada Tabel 2.7berikut.

  • 5/23/2018 Bab2

    6/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 6Dan Pulau-pulau Terluar

    Tabel 2.7

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI PAPUA

    KABUPATEN/KOTA

    JUMAHPENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2

    )

    JUMLAHPINTU

    MASUK

    KONDISIMASYARAKAT

    POTENSI EKONOMI

    1. Kota Jayapura 200.640 740,36Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    2. Kab. Keerom 35.904 8.390Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    3. Kab.PegununganBintang

    53.788 15.682Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    4. Kab. Merauke 1.774.308 311.115,87Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    5. Kab. BovenDigul

    34.121 27.108Miskin danTerbelakang

    Hutan Lindung Taman Nasional Danau Alam

    2.3.4 Perbatasan Darat Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan darat di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    meliputi 3 (tiga) kabupaten dan 11 (sebelas) kecamatan sebagaimana Tabel 2.8berikut.

    Tabel 2.8

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN DARATPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    PROVINSIKABUPATEN/

    KOTAKECAMATAN

    NEGARATETANGGA

    Nusa TenggaraTimur

    1. Kab. Belu1. Tasifero Timur2. Lamaknen3. Tasifero Barat

    4. Kobalima5. Reaat6. Lasiolat

    Timor Leste

    2. Kab. Kupang 1. Amfaong Utara Timor Leste

    3. Kab. TimurTengah Utara

    1. Miaomaffo Barat2. Miaomaffo Timur3. Insana

    4. Insana Utara

    Timor Leste

    Kondisi kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur disajikan pada Tabel 2.9

    berikut :

  • 5/23/2018 Bab2

    7/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 7Dan Pulau-pulau Terluar

    Tabel 2.9

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN DARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

    KABUPATEN/KOTAJUMLAH

    PENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUK

    KONDISI

    WILAYAH

    POTENSI EKONOMI

    1. Kab. Belu 200.640 740,36Miskin danterbelakang

    Taman lindung

    Tanam Nasional Danau alam

    2. Kab. Kupang 35.904 8.390Miskin danterbelakang

    Taman lindung Tanam Nasional Danau alam

    3. Kab. Timor TengahUtara

    53.788 16.682Miskin danterbelakang

    Taman lindung Tanam Nasional Danau alam

    2.4 Perbatasan Laut

    Kawasan perbatasan laut Indonesia mencakup pulau-pulau terkecil terluar yang berjumlah 92 pulau

    yang tersebar di 17 provinsi, mulai dari Aceh sampai ke Papua bagian utara. Pulau-pulau kecil

    terluar terluar tersebut berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu dengan India (3 pulau),

    Malyasia (22 pulau), Singapura (5 pulau), Malaysia dan Vietnam (1 pulau), India dan Thailand (1

    pulau), Filipina (11 pulau) Vietnam (2 pulau), Australia (24 pulau), Palau (8 pulau), dan RDTL (6

    pulau) sementara 9 pulau lainnya berbatasan langsung dengan laut lepas. Pulau-pulau tersebut

    mempunyai cakupan wilayah administrasi sebagai berikut :

    2.4.1 Perbatasan laut Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Nanggroe Aceh

    Darussalam meliputi 6 (enam) kabupaten/kota dan 47 (empat puluh tujuh) kecamatan

    sebagaimana Tabel 2.10 berikut.

    Tabel 2.10

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

    PROVINSIKABUPATEN/

    KOTAKECAMATAN

    NEGARATETANGGA

    NAD1. Kab. Aceh

    Timur

    1. Simpang Ulin2. Julok3. Nurussalam4. Darul Aman5. Idi Reyeuk6. Peureulak7. Madat

    8. Birem Bayeun9. Sungai Raya10. Peudawa11. Peureulak Barat12. Peureulak Timur13. Rantau Selamat

    Malaysia/Thailand

  • 5/23/2018 Bab2

    8/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 8Dan Pulau-pulau Terluar

    PROVINSIKABUPATEN/

    KOTAKECAMATAN

    NEGARATETANGGA

    2. Kab. AcehUtara

    Malaysia/Thailand

    3. Kab. Bireun

    1. Samudera2. Pandrah3. Jeunieb4. Peudada

    5. Jeumpa6. Jangka7. Gandapura

    Malaysia/Thailand

    4. Kab. Pidie

    1. Muara Tiga2. Bandar Dua3. Delima4. Kota Sigli5. Simpang Tiga6. Kembang

    Tanjung

    7. Geulempang Tiga8. Bandar Baru9. Tringgandeng/P. Raja10. Ulim11. Batee

    Malaysia

    5. Kab. Aceh

    Besar

    1. Pulo Aceh2. Peukan Bada

    3. Darusssalam

    4. Mesjid Raya5. Seulimeun Malaysia/ India

    6. Kota Sabang1. Suka Raya2. Suka Jaya

    Malaysia

    Tabel 2.11

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

    KABUPATEN/KOTA

    JUMLAHPENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    1. Kab. Aceh

    Timur253.151 6.286,01

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    2. Kab. Aceh

    Utara395.800 3.191,91

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    3. Kab.

    Bireun350.964 1.901,12

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    4. Kab. Pidie 517.452 3.816,97

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    5. Kab. Aceh

    Besar301.708 2.969,00

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    6. Kota

    Sabang27.447 153,00

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

  • 5/23/2018 Bab2

    9/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II - 9Dan Pulau-pulau Terluar

    2.4.2 Perbatasan laut Provinsi Sumatera Utara

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Sumatera Utara meliputi

    6 (enam) kabupaten/kota dan 25 (duapuluh lima) kecamatan sebagaimana Tabel 2.12

    berikut.

    Tabel 2.12

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI SUMATERA UTARA

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Sumatera Utara 1. Kab. Labuhan batu1. Kuala Hilir 2. Panai Hilir

    Malaysia

    2. Kab. Asahan1. Medang Deras2. Talawi3. Lima Puluh

    4. Tanjung Tiram5. Tanjung Balai6. Sei Kepayang

    Malaysia

    3. Kab. Langkat1. Pangkalan Susu2. Brandan Barat3. Babalan

    4. Gebang5. Tanjung Pura6. Secanggang

    Malaysia

    4. Kab. Deli Serdang1. Labuhan Deli2. Percut Sei Tuan

    3. Batang Kuis4. Pantai Labu

    Malaysia

    5. Kab. SerdangBedagai

    1. Pantai Cermin2. Perbaungan3. Tlk Mengkudu

    4. Tanjung Beringin5. Bandar Khalifa Malaysia

    6. Kota Medan 1. Medan Belawan 2. Medan Labuhan Malaysia

    TABEL 2.13

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI SUMATERA UTARA

    KABUPATEN/ KOTAJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    1. Kab. Labuhanbatu

    910.502 9.311,98

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    2. Kab. Asahan 990.230 4.694,34

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    3. Kab. Langkat 940.601 6.188,88 Nelayan tradisional Relatif miskin,

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilai

  • 5/23/2018 Bab2

    10/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -10Dan Pulau-pulau Terluar

    KABUPATEN/ KOTAJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    tinggi Kawasan wisata bahari

    Kekayaan sumberdayaalam bahari

    4. Kab. DeliSerdang

    2.054.707 4.332,17

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    5. Kab. SerdangBedagai

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    6. Kota Medan 1.979.340 265,09

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    2.4.3 Perbatasan Laut Provinsi Riau

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Riau meliputi 4 (empat)

    kabupaten dan 9 (sembilan) kecamatan sebagaimana Tabel 2.14 berikut :

    Tabel 2.14

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI RIAU

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Riau 1. Kab. Rokan Hilir1. Kubu2. Bangko

    3. Pasir Linau Kapas4. Sinaboi Malaysia

    2. Kab. Bengkalis

    1. Bengkalis2. Bantan3. Rangsang

    4. Rangsang Barat

    5. Rupat6. Rupat Utara7. Bukit Batu

    8. Merbau

    Malaysia

    3. Kab. Indragiri Hilir1. Kateman2. Tanah Merah

    3. Gaung Anak SerkaMalaysia

    4. Kab. Pelalawan Kuala Kampar Malaysia

  • 5/23/2018 Bab2

    11/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -11Dan Pulau-pulau Terluar

    Tabel 2.15

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI RIAU

    KABUPATEN/KOTAJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    1. Kab. Rokan Hilir 421.782 11.995,79

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    2. Kab Bengkalis 633.291 11.629,70

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    3. Kab. Indragiri Hilir 627.069 12.614,78

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilai

    tinggi Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    4. Kab. Pelalawan 208.377 12.490,42

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungansatwa langka yang bernilaitinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya

    alam bahari

    2.4.4 Perbatasan Laut Provinsi Kepulauan Riau

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Kepulauan Riau meliputi4 (Iempat) kabupaten dan 20 (duapuluh) kecamatan sebagaimana Tabel 2.16berikut :

    Tabel 2.16

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI KEPULAUAN RIAU

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Kepulauan Riau 1. Kab. Pelalawan Kuala Kampar Malaysia

    2. Kab. KepulauanRiau

    1. Bintan Utara2. Bintan Timur

    Malaysia

    3. Kab. Karimun 1. Karimun 2. Kundur

    4. Kab. Batam

    1. Belakang Padang2. Bulang3. Sekupang4. Galang5. Lubuk Raja6. Batu Ampar

    7. Nongsa8. Beduk9. Kubu10. Bangko11. Pasir Limau Kapas12. Sinaboi

    Singapura

  • 5/23/2018 Bab2

    12/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -12Dan Pulau-pulau Terluar

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    5. Kab. Natuna

    1. Jemaja2. Tambelan3. Bunguran Barat

    4. Bunguran Timur

    5. Palmatak6. Serasan7. Subi

    8. Pulau Laut

    Vietnam

    Tabel 2.17

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU

    KABUPATEN/KOTA

    JUMLAHPENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    1. Kab.KepulauanRiau

    192.879 1.106,73

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    2. Kab. Karimun 182.617 4.257,0

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    3. Kab. Batam 536.831 969,00

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    4. Kab. Natuna 86.105 1.511,88

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    2.4.5 Perbatasan Laut Provinsi Sulawesi UtaraCakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Sulawesi Utara meliputi

    2 (dua) kabupaten dan 14 (empat belas) kecamatan sebagaimana Tabel 2.18 berikut.

    Tabel 2.18

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI SULAWESI UTARA

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Sulawesi Utara 1. Kab. Kep. Talaud

    1. Essang2. Rainis

    3. Beo4. Kabaruan5. Tagulandang6. Manganittu7. Siau Timur

    8. Siau Barat9. Kendahe

    10. Tamako11. Tabukan

    Selatan12. Lirungn13. Nenusa

    Philipina

    2. Kab. Kep. Sangihe 1. Tabukan Utara Philipina

  • 5/23/2018 Bab2

    13/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -13Dan Pulau-pulau Terluar

    Tabel 2.19

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI SULAWESI UTARA

    KABUPATEN/ KOTAJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    Kab. Kep. Talaud 77.365 1.240,40

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam

    bahari

    Kab. Kep. Sangihe 192.318 1.022,53

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam

    bahari

    2.4.6 Perbatasan laut Provinsi Maluku

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Maluku meliputi 1 (satu)kabupaten dan 3 (tiga) kecamatan sebagaimana Tabel 2.20berikut.

    Tabel 2.20

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI MALUKU

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    MalukuKab. Maluku TenggaraBarat

    1. Terselatan2. Latimoa Lakor

    3. P. BabarTimor Leste

    Tabel 2.21

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI MALUKU

    KABUPATEN/KOTA

    JUMLAHPENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    Maluku TenggaraBarat

    155.645 13.033,00

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam

    bahari

    2.4.7 Perbatasan laut Provinsi Maluku Utara

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Maluku Utara meliputi 1

    (satu) kabupaten dan 4 (empat) kecamatan sebagaimana Tabel 2.22 berikut.

  • 5/23/2018 Bab2

    14/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -14Dan Pulau-pulau Terluar

    Tabel 2.22

    CAKUPAN WILAYAH ADMINITRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI MALUKU UTARA

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Maluku Utara Kab. HalmaheraUtara

    1. Galale2. Matotai Selatan

    3. Marotai Utara4. Loloda Utara

    Philipina / Palau

    Tabel 2.23

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI MALUKU UTARA

    KABUPATEN/KOTA

    JUMLAHPENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    Kab. HalmaheraUtara

    169.44024.983,32

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam bahari

    2.4.8 Perbatasan laut Provinsi Papua

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Papua meliputi 2 (dua)

    kabupaten/kota dan 9 (sembilan) kecamatan sebagaimana Tabel 2.24berikut:

    Tabel 2.24CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUT

    PROVINSI PAPUA

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NEGARA TETANGGA

    Papua 1. Kota Jayapura 1. Jayapura Utara2. Jayapura Selatan

    3. Abepura4. Muara Tani

    PNG

    2. Kab. Merauke1. Merauke2. Sota3. Eligobel

    4. Ulilin5. Muting

    PNG/Timor Leste/Australia

    Tabel 2.25

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI PAPUA

    KABUPATEN/KOTA

    JUMLAHPENDUDUK

    (JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    Kota Jayapura 200.640 740,36

    Nelayan tradisionalRelatif miskin,

    terbelakangBiaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahariKekayaan sumberdaya alam bahari

    Kab. Merauke 160.283 44.071,00

    Nelayan tradisionalRelatif miskin,

    terbelakangBiaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwa langkayang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahariKekayaan sumberdaya alam bahari

  • 5/23/2018 Bab2

    15/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -15Dan Pulau-pulau Terluar

    2.4.9 Perbatasan Laut Provinsi Irian Jaya Barat

    Cakupan wilayah administrasi kawasan perbatasan laut di Provinsi Irian Jaya Barat meliputi

    1 (satu) kabupaten/kota dan 2 (dua) kecamatan sebagaimana Tabel 2.26berikut.

    Tabel 2.26

    CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI KAWASAN PERBATASAN LAUTPROVINSI IRIAN JAYA BARAT

    PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATANNEGARA

    TETANGGA

    Irian Jaya Barat Kab. Raja Ampat1. Kepulauan Ayau2. Waigeo Barat3. Jayapura Utara

    Philipina/Palau

    Tabel 2.27

    KONDISI KAWASAN PERBATASAN LAUT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

    KABUPATEN/ KOTAJUMLAH

    PENDUDUK(JIWA)

    LUASWILAYAH

    (KM2)

    JUMLAHPINTU

    MASUKKONDISI WILAYAH POTENSI EKONOMI

    Kab. Raja Ampat 29.265 6.084,50

    Nelayan tradisional Relatif miskin,

    terbelakang Biaya hidup tinggi

    Kawasan perlindungan satwalangka yang bernilai tinggi

    Kawasan wisata bahari Kekayaan sumberdaya alam

    bahari

    Kawasan perbatasan laut Indonesia mencakup pulau-pulau kecil terluar dan dari pulau-

    pulau terluar tersebut, terdapat 13 pulau terluar yang diprioritaskan penangannya oleh

    pemerintah karena memiliki arti strategis bagi pembangunan baik di bidang ekonomi,

    konservasi, maupun pertahanan dan keamanan. Pulau-pulau tersebut tersebar di 8

    (delapan) provinsi, yaitu : NAD, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,

    Papua, NTT, dan Maluku Tenggara. Daftar pulau-pulau terluar yang diprioritaskan

    pengembangannya disajikan pada Tabel 2.28berikut.

    Tabel 2.28

    PULAU-PULAU TERLUAR PRIORITAS

    NO NAMA PULAU KABUPATEN/KOTA PROVINSI NEGARA YANGBERBATASAN

    1. P. Rondo Sabang NAD India

    2. P. Berhala Deli Serdang Sumatera Utara Malaysia

    3. P. Nipa Batam Kep. Riau Singapura

    4. P. Sekatung Natuna Kep. Riau Vietnam

  • 5/23/2018 Bab2

    16/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -16Dan Pulau-pulau Terluar

    NO NAMA PULAU KABUPATEN/KOTA PROVINSINEGARA YANGBERBATASAN

    5. Kep. Anambas Natuna Kep. Riau Malaysia

    6. P. Sebatik Nunukan Kalimantan Timur Malaysia

    7. P. Marore Sangihe Sulawesi Utara Philipina8. P. Miangas Talaud Sulawesi Utara Philipina

    9. P. Fani Sorong Papua Palau

    10. P. Fanildo Papua Palau

    11. P. Asubutun Maluku Tenggara Barat Maluku Australia

    12. P. Batek NTT Timor-Leste

    13. P. Wetar Maluku Timor-Leste

    Sumber : Dephankam, 2003

    2.5 Deskripsi Pulau-pulau Terluar di Perbatasan

    Pulau-pulau kecil di Indonesia khususnya pulau-pulau di perbatasan dengan negara tetangga

    diyakini memiliki nilai-nilai strategis, terutama berkaitan dengan penentuan titik dasar penetapan

    wilayah perairan Indonesia. Selain itu karena letaknya yang berada di wilayah perbatasan dengan

    negara tetangga menyebabkan kawasan tersebut menjadi lebih strategis dari sisi ideologi, politik,

    ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan.

    Saat ini jumlah pulau-pulau terluar maupun pulau kecil sebanyak 94 pulau, sedangkan dari 94 pulau

    tersebut, yang perlu mendapat perhatian khusus sebanyak 12 pulau yang kesemuanya perlu

    dikelola dan dikembangkan dengan lebih terencana, sistematis serta berdasarkan pada kebijakan

    yang bersifat komprehensif dan disertai dengan optimalisasi peran masing-masing instansi terkait.

    Pulau-pulau kecil memang dicirikan oleh keterisolasian penduduknya dengan daratan besar, jumlah

    penduduknya sedikit dan umumnya sulit dijangkau karena keterbatasan prasarana dan sarana

    komunikasi, transportasi laut, air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan sehingga membuat pulau-

    pulau kecil sulit berkembang. Oleh karena itu dari ribuan pulau-pulau kecil, kita perlu

    mengidentifikasi pulau-pulau misalnya Pulau-pulau kecil yang termasuk dalam kawasan potensial

    untuk tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan kegiatan industri, pulau-pulau kecil dikawasan

    perbatasan yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai kawasan pertahanan dan keamanan

    negara, pulau-pulau kecil yang memiliki keindahan untuk dijadikan objek pariwisata bahari serta

    pulau-pulau kecil yang potensial untuk dikembangkan menjadi kota-kota pantai berbasis industri

    perikanan. Secara garis besar pulau-pulau terluar yang perlu mendapat perhatian khusus

    dideskripsikan sebagai berikut :

  • 5/23/2018 Bab2

    17/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -17Dan Pulau-pulau Terluar

    a. Pulau Rondo

    Pulau Rondo terletak di ujung utara Pulau Web, dan merupakan pulau terluar yang berbatasan

    dengan negara India. Posisi Pulau Rondo sangat strategis, yaitu di ujung barat Indonesia dan

    merupakan jalur pelayaran internasional. Letak geografis pulau ini berada 06 0- 04 30 - 9500645 BT. Pulau ini merupakan salah satu pulau kecil yang berada di wilayah Kelurahan Ujung

    Bau, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

    Jarak Pulau Rondo dari Kota Sabang selauh 15,6 km, dengan luas wilayah 3 km2, dan dapat

    dicapai dengan kapal motor dari Kelurahan ujung Bau selama 40 menit (dari ujung Bau sejauh

    4,8 km)

    Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil terluar yang tidak berpenduduk melalui kegiatan

    konservasi, taman laut nasional, daerah persinggahan dan pariwisata serta pengembangan

    laboratorium alam untuk penelitian dan pengembangan sumber daya kelautan. Untukmendukung upaya tersebut serta menarik agar kapal-kapal yang melintasi pulau kecil dapat

    singgah di kawasan ini, perlu dibangun sarana dan prasarana pendukung, yang diawali dengan

    rekonstruksi dan pemeliharaan Titik Referensi (TR) dan Titik Dasar (ID) di pulau tersebut,

    disamping juga dilakukan pembangunan pos pengamat TNI AL untuk membantu pemerintah

    dalam mengawasi Pulau Rondo.

    b. Pulau Sekatung

    Pulau Sekatung berada di bagian utara Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau dan

    berbatasan langsung dengan Vietnam. Secara geografis Pulau Sekatung terletak di Laut Cina

    Selatan pada posisi 04047 38 - 04046 41 LU dan 10800 39 - 108001 20 BT dan termasuk

    dalam gugusan Pulau Natuna.

    Secara administratif Pulau Sekatung termasuk dalam wilayah Desa Air Payang, Kelurahan

    Pulau Laut, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. Jarak dari Pulau Sekatung ke

    Ibukota Kecamatan Bunguran di Sedanau sekitar 65 mil dan dipisahkan oleh Laut Natuna.

    Pulau Sekatung merupakan Pulau yang tidak berpenghuni yang berada di utara Pulau Laut,

    dipisahkan oleh Selat Ketakong dengan lebar sekitar 40 meter. Pulau yang memiliki luas sekitar

    0,3 km2 ini merupakan pulau batu (bedrock) dan bervegetasi tanaman liar (semak).

    Secara umum, Pulau Sekatung memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama dengan wilayah

    lainnya di Kabupaten Natuna, yaitu dipengaruhi oleh perubahan angin dan cuaca. Berdasarkan

    topografinya, Pulau Sekatung berbentuk bukit kecil dengan ketinggian sekitar 5-6 meter di atas

    permukaan laut. Lereng sebelah utara agak curam dan sebelah selatan bergelombang. Batuan

    tersusun dari endapan permukaan dan batuan sedimen.

  • 5/23/2018 Bab2

    18/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -18Dan Pulau-pulau Terluar

    Aksesibilitas menuju Pulau Sekatung tidak mudah, hal ini disebabkan karena pulau ini terpisah

    jauh dari pulaupulau lain yang ada di Gugusan Kepulauan Natuna dan tidak adanya

    transportasi reguler dan atau menuju pulau tersebut.

    c. Pulau Nipa

    Pulau Nipa merupakan salah satu pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di wilayah

    perbatasan dengan Singapura. Pulau Nipa masuk dalam wilayah administrasi Kota Batam,

    Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis, Pulau Nipa terletak pada 01009 12 - 01009 13

    BT - 1030 39 11 - 1030 39 21 BT, dan berada di Indonesian-Ma/aysian Continental Shelf

    Boundary.

    Pulau Nipa berupa dataran berbentuk lonjong mengarah barat laut tenggara, dengan biotaIaut yang berupa tanaman mangrove, rumput laut, teripang dan beberapa jenis ikan karang. Di

    sekitar Pulau Nipa dijadikan daerah penambangan pasir dengan ijin kuasa penambangandiberikan oleh instansi berwenang. Akibat dari penambangan ini Pulau Nipa mengalami abrasi

    sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan tenggelamnya Pulau Nipa. Kedalaman perairan

    berkisar antara 10-20 meter.

    Beberapa hal yang menjadikan Pulau Nipa sebagai pulau yang mendapat perhatian serius dari

    pemerintah:

    a. Terletak di kawasan perbatasan dengan Singapura

    b. Terdapat titik dasar yang berguna untuk pengukuran garis batas dengan Singapura

    c. Terancam tenggelam karena adanya abrasi pantai akibat penambangan pasir laut yangterus menerus.

    d. Pulau Berhala

    Pulau Berhala secara geografis berada di Selat Malaka, dan berada pada posisi 03046 38 LU

    - 99030 03 BT. Pulau ini merupakan pulau tak berpenghuni dan berbatasan dengan Malaysia.

    Di sebelah barat, pulau ini berbatasan dengan Sumatera Utara, sedangkan di sebelah Timur

    berbatasan dengan Malaysia. Pulau Berhala memiliki luas 2,5 km2 dan dikelilingi hamparan

    terumbu karang. Pulau ini secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan

    Tanjungbintang, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Jarak Pulau Berhala

    dengan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara 100 km, dan berada di jalur pelayaran yang cukupramai sehingga mudah dijangkau, dengan transportasi menggunakan kapal motor menempuh

    waktu sekitar 2,5 jam. Akan tetapi untuk mencapai pulau ini memerlukan ijin khusus, karena

    pulau ini merupakan daerah pembuangan amunisi.

  • 5/23/2018 Bab2

    19/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -19Dan Pulau-pulau Terluar

    e. Pulau Marore

    Pulau Marore merupakan salah satu pulau kecil yang berada di Laut Sulawesi dan berbatasan

    langsung dengan Filipina. Seeara geografis pulau ini terletak pada 04044 14 LU dan 125028

    42 BT dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Kawio. Pulau ini berpenduduk sekitar 640 jiwa,termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Tabukan, kabupaten Sangihe, Provinsi

    Sulawesi Utara.

    Pulau ini memiliki luas 214,49 Ha merupakan wilayah khusus di perbatasan RI Filipina atau

    biasa dikenal sebagai wilayah Check Point Border Crossing Area.Di Pulau ini terdapat sarana

    bantu navigasi berupa suar, Pos Border Crossing Area, Pos TNI AL, kantor Perhubungan Laut

    dan Bea Cukai, serta memiliki 2 (dua) Titik Dasar.

    Posisi PuIau Marore yang berdekatan dengan Filipina menyebabkan pulau rentan terhadap

    aktivitas penyelundupan dan illegal fishing.

    f. Pulau Miangas

    Pulau Miangas merupakan salah satu pulau kecil yang berada di Laut Sulawesi dan berbatasan

    langsung dengan Filipina. Secara geografis pulau ini terletak pada 05034 30 LU dan 126035

    35 BT dan termasuk dalam gugusan Kepulauan Nanusa. Pulau seluas 3,15 km2 ini terrnasuk

    dalam wilayah administrasi Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Talaud, Provinsi

    Sulawesi Utara. Sebelah utara dan timur, Pulau Miangas berbatasan dengan Samudera Pasifik,

    sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Filipina. Jarak Pulau Miangas dengan

    Kecamatan Nanusa adalah 145 km, sedangkan jarak ke Filipina 48 km. Pulau Miangas

    berfungsi sebagai check point batas wilayah RI dengan Filipina. Transportasi dari Pulau

    Miangas dapat dilakukan dengan menggunakan kapal angkutan dari Pelabuhan Karatung.

    Kapal ini rnelayani trayek Bitung Karatung sebanyak 2 kali sebulan dengan lama pcrjalanan

    sekitar 15 hari.

    Pulau ini merupakan daerah Border Crossing Area yang memiliki fasilitas Kantor Camat BCA,

    Imigrasi, Bea Cukai, Pos Angkatan laut, Pos Polisi, Babinsa dan fasilitas dasar lainnya.

    Masalah kepemilikian Pulau Miangas yang didasarkan pada Keputusan Mahkamah Arbitrase

    Internasional ini diterima oleh Filipina, namun ada sebagian anggota Konggres Filipina

    mempertanyakan hal tersebut. Untuk itu masih diperlukan diplomasi dari Pemerintah Indonesia

    untuk rnenetapkan batas wilayah tersebut.

    g. Pulau Marampit

    Pulau Marampit merupakan salah satu pulau di Laut Sulawesi yang berbatasan langsung

    dengan Filipina, dan berpenghuni sekitar 1.436 jiwa dan luas wilayah kira-kira 12 km2. Secara

  • 5/23/2018 Bab2

    20/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -20Dan Pulau-pulau Terluar

    geografis pulau ini berada pada posisi 04046 18 LU dan 1270 08 32 BT dan termasuk dalam

    wilayah administrasi Kecamatan Pulau Karatung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi

    Sulawesi Utara. Pulau Marampit terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Marampit, Desa Dampulis,

    dan Desa Laluhe.

    Pulau Marampit merupakan pulau terluar yang dibatasi oleh Samudera Pasiffic di sebelah utara

    dan timur, Pulau karatung di sebelah barat, dan di sebelah selatan dengan Selat Pulau

    Mangupung. Kondisi alam terdiri dari perbukitan yang dimanfaatkan sebagai daerah

    perkebunan, selebihnya dipenuhi dengan tanaman liar kecuali daerah yang berpenghuni. Di

    pulau ini terdapat sarana jalan desa sepanjang 5 km yang menghubungkan 3 desa di pulau

    tersebut. Pantai Marampit memiliki karaktenistik berkarang dan berpasir putih dengan

    pemandangan yang indah, sehingga daerah ini potensial untuk dikembangkan menjadi

    kawasan wisata hahani.

    h. Pulau BatekPulau Batek merupakan salah satu pulau terluar yang berbatasan dengan Timor Leste. Secara

    geografis pada 09015 30 LU dan 123059 30 BT. Pulau yang oleh penduduk setempat biasa

    disebut dengan Fatu Sinai berada di Laut Sawu dan berada di perbatasan Wilayah kabupaten

    Kupang NTT dengan Oekusi (Oecusse/Ambeno) Timor Leste. Pulau dengan luas 25 haini memiliki panjang garis pantai 1.680 meter dan kedalaman rata-rata 72 meter. Aksesibilitas

    menuju Pulau Batek cukup mudah dicapai karena perairan di sebelah utara pulau ini

    merupakan wilayah ALKI III, yang merupakan jalur strategis untuk pelayaran internasional.

    Pulau ini dapat dicapai dari daratan Timor dengan menggunakan perahu, kecuali pada saat

    musim barat dengan gelombang laut besar yang membahayakan pelayaran perahu ukuran

    kecil. Jarak Pulau Batek dan Pantai Oekussi sekitar 0,01 km sedangkan dari Pantai Kupang ke

    Pulau Batek sekitar 1,150 km.

    Wlayah perairan ini memiliki potensi perikanan cukup besar, selain perikanan Pulau Batek

    memiliki gisik dengan pasir putih yang cukup indah, yang potensial dikembangkan sebagai

    kawasan wisata.

    Permasalahan yang berkaitan dengan Pulau Batek antara lain:

    1) Perlu ditentukan titik dasar baru di pulau-pulau sebelah utara Timor Leste, karena 5 titik

    dasar yang berada di selatan pantai Timor Leste tidak berlaku lagi.2) Batas wilayah perairan ditentukan secara equidistance.

    3) Oikussu sebagai wilayah Timor Leste yang terpisah seeara geografis, perlu pula

    ditentukan batas wilayah lautnya.

    4) Perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan Australia di Celah Timor tidak berlaku lagi

    (batas RI-Australia-Timor Leste perlu dilakukan secara Bilateral).

  • 5/23/2018 Bab2

    21/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -21Dan Pulau-pulau Terluar

    5) Perlu ditekankan kembali ALKI di sebelah utara di antara Selat Ombai dan Selat Leu.

    i. Pulau Dana

    Secara geografis Pulau Dana terletak di sebelah selatan pulau Rote, dan merupakan pulau

    terluar yang berbatasan dengan Australia. Letak Pulau dana sangat strategis karena berada diujung selatan Pulau Timorsebagai pintu masuk jalur pelayaran internasional (ALKI III). Pulau ini

    berada pada 1100 36 LU dan 122052 37 BT.

    Pulau Dana masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten

    Kupang. Saat ini Pulau Dana dimanfaatkan untuk cagar alam, khususnya rusa. Jarak Pulau

    Dana dengan Kota Kupang kira-kira 120 km, sedangkan dengan Pulau Rote sekitar 4 km, yang

    dapat dicapai dengan menggunakan kapal motor. Selain memiliki potensi perikanan, pesisir

    pantai utara Pulau Dana memiliki keindahan alam yang indah dengan pasir putih dan perairan

    yang jernih, sehingga cocok untuk pengembangan kawasan wisata bahari.

    Pulau Dana memiliki aksesibilitas yang tergolong sedang. Pulau ini dapat dicapai dari daratan

    Timor dengan menggunakan perahu motor, kecuali pada saat musim angin barat.

    Permasalahan di Pulau Dana adalah terjadinya illegal fishing dari nelayan asing, selain itu

    adanya ancaman abrasi pantai di bagian selatan Pulau Dana. Hal ini disebabkan karena bagian

    selatan tersebut merupakan bagian yang berhadapan langsung dengan laut lepas.

    Permasalahan lain yang ada di wilayah ini adalah nelayan setempat masih sering

    menggunakan bahan peledak maupun bahan kimia dalam melakukan kegiatan penangkapan

    ikan di daerah terumbu karang, meskipun saat ini frekuensi kejadian tersebut makin berkurang.

    j. Pulau Fani

    Pulau Fani yang terletak pada posisi 010 04 28 LU dan 1310 16 49 BT merupakan pulau

    terluar yang berbatasan dengan Republik Palau. Pulau ini berada di wiIayah kabupaten Sorong.

    Pulau ini secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ayau, Kabupaten Raja

    Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat. Jarak dari Kota Sorong sekitar 220 km dengan waktu tempuh

    35 jam. Jarak yang relatif jauh mengakibatkan Pulau Fani cukup terpencil dan terisolasi,

    disamping itu sarana transportasi yang masih sederhana dan adanya ombak yang besar pada

    musim Barat Juni Agustus merupakan penyebab makin terisolasinya Pulau Fani dan daerah

    sekitarnya. Pulau ini berbatasan dengan Samudena Pasifik di sebelah utara, dengan Provinsi

    Maluku Utara di sebelah barat, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Manokwari.

    Pulau ini memiliki luas 9 km2 dengan penggunaan lahan berupa lahan hutan basah, hutan lahan

    kering, lahan terbuka dan semak, sedangkan di daerah perairan dangkal terdapat penyebaran

    terumbu karang yang kondisinya cukup baik.

  • 5/23/2018 Bab2

    22/22

    Laporan Akhir

    Pemutakhiran Data dan Informasi Kawasan Perbatasan II -22Dan Pulau-pulau Terluar

    k. Pulau Fanildo

    Pulau Fanildo merupakan pulau tak berpenghuni yang terletak di wilayah perbatasan dengan

    Negara Palau. Secara geografis, pulau ini terletak pada posisi 0 056 22 LU dan 134017 44

    BT. Di sebelah utara dan barat, pulau ini berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah timurdibatasi oleh Laut Halmahera dan Samudera Pasific, dan disebelah selatan dibatasi oleh

    Samudera Pasifik dan Papua. Pulau yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bras ini

    kondisinya terpencil, dan merupakan salah satu gugusan Pulau Mapia. Pulau Fanildo memiliki

    luas sekitar 0,1 km2 dan sekelilingnya merupakan pantai berpasir dan hamparan terumbu

    karang.

    Secara administratif pulau ini masuk kedalam wilayah Kecamatan Supioni Utara, Kabupaten

    Biak Numfor, Propinsi Papua. Jarak Pulau Fanildo dengan ibu Kota Biak Numfor kira-kira 280

    km. Pulau ini memiliki hamparan pantai dengan pasir putih dan pemandangan bawah laut yang

    menarik, serta keanekaragaman hayati yang tinggi yang menjadi habitat berbagai jenis faunaseperti penyu sisi, burung camar dan burung kenari.

    Untuk mencapai Pulau Fanildo, harus menggunakan perahu kecil dari Kota Biak dengan

    frekuensi 2 minggu sekali dengan lama tempuh 18 jam, akan tetapi karena tidak adanya sarana

    pelabuhan dan kondisi perairan berkarang sehingga dapat membahayakan pendaratan kapal

    perintis.

    l. Pulau Bras

    Pulau Bras merupakan pulau tak berpenghuni yang terletak di wilayah perbatasan dengan

    Negara Palau. Secara geografis, pulau ini terletak pada posisi 0055 57 LU dan 1340 20 30

    BT. Di sebelah utara, pulau ini berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah timur dibatasi

    oleh Laut Halmahera, dan disebelah selatan dibatasi oleh Papua, dan di sebelah barat oleh

    perairan Samudera Pasifik.

    Pulau Bras terletak di ujung utara gugusan Pulau Mapia, dengan kondisi terpencil. jarak Pulau

    Bras dengan Kabupaten Biak Numfor sekitar 280 km, sedangkan dengan Pulau Supioni sejauh

    240 km dan dapat dicapai dengan menggunakan kapal motor.