bab2-11082012103540

download bab2-11082012103540

of 23

Transcript of bab2-11082012103540

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    1/23

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1Air

    2.1.1

    Definisi Air

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 416 tahun

    1990, bahwa : air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

    yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

    dimasak.

    Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air

    merupakan satu satunya zat yang secara alami terdapat dipermukaan bumi

    dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia

    H20 : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara

    kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan

    tidak berbau pada kondisi standar (Allafa, 2008 dalam Putra, ).

    Air merupakan salah satu kebutuhan esensial manusia yang kedua setelah

    udara untuk keperluan hidupnya. Manusia hanya bisa bertahan hidup selama

    kurang lebih tiga hari tanpa air. Untuk menciptakan suatu lingkungan hidup

    manusia yang bersih dan sehat tanpa persediaan air bersih yang cukup, mustahil

    akan tercapai (Daud, 1999 dalam Radjab).

    Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang

    kualitasnya memenuhi syarat kesehatan tapi masih memungkinkan mangandung

    mikroorganisme dan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan oleh

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    2/23

    karena itu masih perlu ada pengolahan lebih lanjut sepeti terlebih dahulu dimasak

    sebelum diminum (Daud, 2011).

    Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu

    baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

    melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

    Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air

    minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung

    logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,

    terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia

    coli)atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air

    hingga 100 C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan

    dengan cara ini.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1991 mendefenisikan air

    bersih sebagai berikut :

    a. Dipandang dari sudut ilmiah, air bersih adalah air yang telah bebas dari

    mineral, bahan kimia jasad renik

    b.

    Dipandang dari sudut program, air bersih adalah air yang digunakan untuk

    keperluan rumah tangga dan dapat diminum setelah masak.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Logam_berathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Logam_berathttp://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi
  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    3/23

    2.1.2

    Sumber Air

    MenurutSutrisno, dkk. ( 2002 ) sumbersumber air adalah sebagai berikut

    yaitu :

    1. Air Tanah, yang terdiri dari :

    a. Mata air

    Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan

    tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh

    musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.

    b.Air tanah dangkal

    Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur

    akan tetahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan

    jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam garam yang terlarut)

    karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur unsur kimia tertentu untuk

    masingmasing lapisan tanah. Lapis tanah disini berfungsi sebagai saringan.

    c. Air tanah dalam

    Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam

    hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnyasehingga dalam

    suatu kedalaman (biasanya antara 100 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

    Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar dan dalam

    keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tak dapat keluar

    dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air

    tanah dalam ini.

    2.

    Air permukaan

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    4/23

    Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air

    permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh

    lumpur, batangbatang kayu, daundaun, kotoran industri kota dan sebgainya.

    Air permukaan ada 2 macam, yaitu :

    a) Air Sungai

    b) Air Rawa/danau

    3. Air Laut

    Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl

    dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk

    air minum.

    4. Air atmosfir

    Dalam keadaan murni, sangat bersih, Karena dengan adanya pengotoran

    udara yang disebabkan oleh kotoran kotoran industri/debu dan lain sebagainya.

    Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada

    waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena

    masih mengandung banyak kotoran.

    2.1.3

    FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pencemaran Air

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Menkes/VII/77

    Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang

    mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu

    atau membahayakan kesehatan masyarakat (Mukono, 2006 : 18). Pencemaran air

    terjadi bila beberapa bahan atau kondisi (misalnya panas) yang dapat

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    5/23

    menyebabkan penurunan kualitas badan air sehingga tidak memenuhi baku mutu

    atau tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu (Soegianto, 2005).

    Mukono ( 2000 ) mengemukakan bahwa faktor faktor yang

    mempengaruhi pencemaran air adalah sebagai berikut :

    1. Mikroorganisme

    Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme

    patogendan non pathogen didalamnya. Danau/sungai yang

    terkontaminasi/tercemar mempunyai spesies mikroorganisme yang berlainan dari

    air yang bersih. Air yang tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organik

    yang tinggi sehingga pada umunya banyak mengandung mikroorganisme

    heterotropik.

    2. Curah Hujan

    Curah hujan disuatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam

    rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap bahan buangan

    didalamnya (deluting effects). Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang musim

    dapat lebih mengencerkan air yang tercemar.

    3.

    Kecepatan Aliran Air (Stream Flow)

    Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat

    memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan

    dalam air akan lebih cepat terdispensi.

    4. Kualitas Tanah

    Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air, ini

    berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di dekat sumber air. Beberapa

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    6/23

    sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida, herbisida,

    logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara besarbesaran.

    2.1.4 Peranan Air Bagi Kehidupan Manusia

    Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat

    pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar

    73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut

    dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk

    mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air

    yang cukup bagi dirinya.

    Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira kira 60 70% dari berat

    badannya. Untuk kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang

    jumlahnya antara lain tergantung berat badan. Untuk orang dewasa kira kira

    memerlukan air 2.200 gram setiap harinya (Sutrisno, 2002).

    Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan,

    metabolisme, mengangkut zat zat makanan dalam tubuh, mengatur

    keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Apabila

    tubuh kehilangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian. Sebagai

    contoh, penderita penyakit kolera (Sutrisno, 2010).

    Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air,

    kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air. Baku mutu air adalah

    ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau

    harus ada dan atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.

    Untuk memenuhi hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran atau pengujian kualitas

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    7/23

    (mutu) air berdasarkan parameterparameter tertentu dan metode tertentu (Mulia,

    2005).

    2.2Kualitas Air

    2.2.1 Standar Kualitas Air

    Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari

    berbagai macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur

    yang tercantum didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat

    kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak

    ukur.

    Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan

    berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 yang biasanya

    dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan

    persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan

    kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika.

    Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan

    mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta

    mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah diperoleh

    landasan hukum dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air bersih.

    Demikian pula halnya dengan air yang digunakan sebagai kebutuhan air

    bersih sehari-hari, sebaiknya air tersebut tidak berwarna, tidak berasa, tidak

    berbau, jernih, dan mempunyai suhu yang sesuai dengan standard yang ditetapkan

    sehingga menimbulkan rasa nyaman. Jika salah satu dari syarat tersebut tidak

    terpenuhi maka besar kemungkinan air itu tidak sehat karena mengandung

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    8/23

    beberapa zat kimia, mineral, ataupun zat organis/biologis yang dapat mengubah

    warna, rasa, bau, dan kejernihan air (Azwar, 1990 dalam Putra).

    2.2.2 Syaratsyarat kualitas air

    1. Syarat Fisik

    Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/per/IX/1990, menyatakan

    bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari - hari

    adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum maupun

    air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik, tidak

    berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna. Pada umunya syarat fisik

    ini diperhatikan untuk estetika air. Adapun sifat-sifat air secara fisik dapat

    dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya sebagai berikut :

    1) Suhu

    Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air

    tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya

    terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah

    30C suhu udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim

    setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air.

    Disamping itu, temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas

    banyaknya bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus.

    2) Bau dan Rasa

    Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan

    oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme

    mikroskopik, serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol. Bahan

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    9/23

    bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber. Intensitas

    bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Timbulnya rasa yang

    menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang terlarut, dan

    rasa yang menyimpang tersebut umunya sangat dekat dengan baunya karena

    pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau yang tidak

    normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal (Moersidik, 1999).

    Untuk standard air bersih sesuai dengan Permenkes RI No.

    416/Menkes/per/IX/1990 menyatakan bahwa air bersih tidak berbau dan tidak

    berasa.

    3)

    Kekeruhan

    Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak

    partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur

    dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat,

    lumpur, bahan bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang

    tersuspensi. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan

    dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan

    mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan

    mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sutrisno, 2002).

    Tingkat kekeruhan air dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium

    dengan metode Turbidimeter. Untuk standard air bersih ditetapkan oleh

    Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan

    maksimum 25 NTU (Depkes RI, 1995 dalam Putra).

    4) Jumlah Zat Padat Terlarut atau Total Dissolved Solid/TDS

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    10/23

    Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan bahan

    terlarut (diameter < 10-6

    ) dan koloid (diameter < 10-6

    10-3

    mm) yang berupa

    senyawa senyawa kimia dan bahan bahan lain. Bila TDS bertambah maka

    kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

    endapan/kerak pada system perpipaan (Mulia, 2005).

    2. Syarat Kimia

    Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh

    zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg),

    Aluminium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium (Ca),

    Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (pH), Cadmium (Cd), dan zat-zat kimia

    lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari

    hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum

    dalam Permenkes RI 416/Menkes/per/IX/1990. Penggunaan air yang mengandung

    bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi kadar maksimum yang

    diperbolehkan berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan

    manusia. Contohnya pH; pH Air sebaiknya netral yaitu tidak asam dan tidak basa

    untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan. pH air yang

    dianjurkan untuk air minum adalah 6,59. Air merupakan pelarut yang baik sekali

    maka jika dibantu dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai elemen

    kimia yang dilaluinya (Soemirat, 2000 dalam Putra).

    3. Syarat Bakteriologis

    Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air

    angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    11/23

    sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang

    ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri,

    protozoa, dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan

    sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform

    bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator

    dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat, 2000 dalam Putra).

    Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990, bakteri Coliform

    yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50 MPN.

    Untuk lebih jelasnya syarat-syarat air bersih yang tercantum dalam

    Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    12/23

    Tabel 2.1Syarat Kualitas Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia nomor 416/Menkes/per/IX/1990

    No Parameter Satuan Kadar maksimum

    yang diperbolehkan

    A.

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Fisika

    Bau

    Jumlah zat padat (TDS)

    Kekeruhan

    Rasa

    Suhu

    Warna

    -

    mg/L

    Skala NTU

    -

    C

    Skala TCU

    -

    1.500

    25

    -

    Suhu udara 3C

    50

    B.

    a.

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.7.

    8.

    Kimia

    Kimia anorganik

    Air raksa

    Arsen

    Besi

    Flourida

    Cadmium

    Kesadahan CaCo3Khlorida

    Kromium valensi 6

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/Lmg/L

    mg/L

    0,001

    0,05

    1,0

    1,5

    0,005

    500600

    0,05

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    13/23

    No Parameter Satuan Kadar maksimum

    yang

    diperbolehkan

    Keterangan

    9.

    10.

    11.

    12.

    b.

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.13.14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    C.1.

    Mangan

    Nitrat, sebagai N

    Nitrit, sebagai N

    pH

    Kimia organik

    Aldrin dan Dieldrin

    Benzene

    Benzo(a) pyrene

    Chlordane (total

    isomer)

    Chloroform

    2,4 D

    DDT

    Detergen

    1,2 Dichloroethene

    1,1 Dichloroethene

    Heptachlor epoxide

    Hexachlorbenzene

    Gamma HCH

    Methoxychlor

    Pentachlorophenol

    Pestisida total

    3,4,6

    Trichlorephenol

    Zat oraganik

    Mikrobiologik

    Total Coliform(MPM)

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    ..

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    mg/L

    Jumlah

    per 100

    ml

    Jumlah

    per 100

    ml

    0,5

    10

    10

    6,5-9,0

    0,0007

    0,01

    0,00001

    0,007

    0,03

    0,10

    0,03

    0,5

    0,01

    0,0003

    0,003

    0,00001

    0,004

    0,10

    0,01

    0,10

    0,01

    10

    50

    10

    Air hujan pHminimum 5,5

    Bukan air

    perpiaan

    Air perpipaan

    Sumber:Pitojo, 2002

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    14/23

    2.2.3

    Cara Pemeriksaan Kualitas Air

    Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1991, didalam pemeriksaan air

    dikenal dua cara yaitu :

    a. pemeriksaan air di lapangan

    b. pemeriksaan air di laboratorium

    Pemeriksaan air dilapangan dimaksudkan untuk mengadakan pemeriksaan

    air di lokasi dimana contoh air itu diambil. Biasanya pemeriksaan air dilapangan

    dilakukan untuk parameter fisik.

    2.2.4

    Indikator Kualitas Bakteriologis Air

    Pengukuran kualitas air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan

    melihat keberadaan organisme golongan coli (Coliform) sebagai indikator.

    Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator

    adanyapolusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air.Coliform

    dibedakan menjadi dua yaituColiformfecal dan Coliformtotal (Anonim, 2003

    dalam Yusuf 2011).

    Salah satu jenis Coliformfecal yang dijadikan sebagai indikator tercemarnya

    air adalah bakteri E. Coli. E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan

    panjang sekitar 2 mikrometer dan diamater 0.5 mikrometer.Volume sel E. coli

    berkisar 0.6-0.7 mikrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada

    rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat (Arivin, 2010).

    E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis

    secara universal dan analisi dengan alasan :

    http://massaidi.blogspot.com/2011/06/bahaya-bakteri-e-coli-untuk-kesehatan.htmlhttp://massaidi.blogspot.com/2011/06/bahaya-bakteri-e-coli-untuk-kesehatan.htmlhttp://massaidi.blogspot.com/2011/06/bahaya-bakteri-e-coli-untuk-kesehatan.htmlhttp://massaidi.blogspot.com/2011/06/bahaya-bakteri-e-coli-untuk-kesehatan.htmlhttp://massaidi.blogspot.com/2011/06/bahaya-bakteri-e-coli-untuk-kesehatan.htmlhttp://massaidi.blogspot.com/2011/06/bahaya-bakteri-e-coli-untuk-kesehatan.html
  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    15/23

    a)

    E. colisecara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia atau

    hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja

    manusia atau hewan , jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas

    kebersihan yang tinggi.

    b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensivitasnya tinggi jika

    pemeriksaan dilakukan dengan benar.

    c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap

    berbahaya bagi penggunaan domestik.

    d)

    Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan

    bersamasama denganE. colidalam air tersebut.

    Coliform tinja adalah bakteri Gram negatif tidak membentuk spora,tumbuh

    pada suasana aerobik atau fakultatif anaerob. Bakteri tersebut hidup diusus

    manusia dan hewan berdarah panas, sedangkan di air dapat tahan hidup padasuhu

    200 C selama 1 minggu sampai dengan 1 bulan. Adanya Coliformtinja dalam air

    adalah berasal dari kontaminasi tinja manusia atau binatang.

    Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/per/IX/1990 tentang Syarat-syarat

    dan Pengawasan Kualitas Air bahwa Kadar maksimum yang diperbolehkan pada

    air bersih , MPN (The Most Probable Number) Coliformadalah sebesar 50/100 ml

    contoh air untuk air non perpipaan dan 10/100 ml contoh air untuk air perpipaan

    (Pitojo, 2002).

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    16/23

    2.3Sumur Gali

    2.3.1

    Definisi Sumur Gali

    Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas

    dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah- rumah

    perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan

    tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif

    dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi

    melalui rembesan.

    Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia

    kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena

    lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi

    dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi,

    misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba.

    Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak

    terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur (Depkes RI,

    1985 dalam Putra).

    Sumur gali di Indonesia merupakan cara pengambilan air tanah yang

    banyak diterapkan di daerah pedesaan dan perkotaan karena mudah dalam

    pembuatannya dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat dengan peralatan yang

    sederhana dan biaya yang relatif murah. Disamping itu sumur gali ini pada

    umumnya dibuat dengan maksud untuk mengambil air tanah secara bebas, baik

    dengan menggunakan keretan maupun timba untuk memenuhi kebutuhan air

    minum dan memasak maupun untuk mandi dan mencuci.

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    17/23

    Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif

    dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi

    melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran

    manusia kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena

    lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi

    dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi,

    misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba.

    Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila

    tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur

    (Depkes RI, 1985 dalam Putra). Dari segi kesehatan sebenarnya

    penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar-benar

    diperhatikan, tetapi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran

    dapat diupayakan pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan

    memperhatikan syarat-syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas

    kesimpulan dari pendapat beberapa pakar di bidang ini, diantaranya

    lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar,

    lantai sumur sekurang-kurang berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding sumur

    dan kedap air, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) minimal 10 meter dan

    permanen, tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki cincin (dinding)

    sumur minimal 3 meter dan memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat (Entjang,

    2000).

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    18/23

    Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa.

    Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur,

    bibir sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar (Entjang, 2000).

    Untuk mendapatkan sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan,

    terutama dalam masyarakat yang bukan pelanggan air PAM, maka harus

    memperhatikan dan melindungi sumur gali dari pencemaran dengan membangun

    sumur gali yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.

    2.3.2

    Syaratsyarat Sumur Gali

    Kualitas fisik sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan bagi

    penyediaan air bersih adalah sebagai berikut :

    1) Syarat Lokasi atau Jarak

    Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah

    jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah (cesspool, seepage

    pit), dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada

    keadaan serta kemiringan tanah.

    a. Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir.

    b.

    Jarak sumur minimal 10 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran

    seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya (Marsono,

    2009).

    2) Dinding Sumur Gali

    a)Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali

    harus terbuat dari tembok yang kedap air (disemen). Hal tersebut

    dimaksudkan agar tidak terjadi perembesan air/pencemaran oleh bakteri

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    19/23

    dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada

    kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata

    tanpa semen, sebagai bidang perembesan dan penguat dinding sumur

    (Entjang, 2000).

    b)Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen.

    Akan tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk

    sumur gali bertujuan untuk menahan longsornya tanah dan mencegah

    pengotoran air sumur dari perembesan permukaan tanah. Untuk sumur

    sehat, idealnya pipa beton dibuat sampai kedalaman 3 meter dari

    permukaan tanah. Dalam keadaan seperti ini diharapkan permukaan air

    sudah mencapai di atas dasar dari pipa beton (Machfoedz, 2004 dalam

    Putra).

    c)

    Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang

    mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau (Entjang,

    2000).

    3) Bibir sumur gali

    Untuk keperluan bibir sumur ini terdapat beberapa pendapat antara lain :

    a)

    Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm

    untuk mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek

    keselamatan (Entjang, 2000).

    b)Dinding sumur di atas permukaan tanah kira-kira 70 cm, atau lebih

    tinggi dari permukaan air banjir, apabila daerah tersebut adalah daerah

    banjir (Machfoedz, 2004 dalam Putra).

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    20/23

    c)

    Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan

    harus dibuat setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini

    merupakan satu kesatuan dengan dinding sumur (Chandra, 2007 dalam

    Putra).

    4) Lantai Sumur Gali

    Beberapa pendapat konstruksi lantai sumur antara lain :

    a)Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air 1,5 m lebarnya dari

    dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas

    permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat (Entjang, 2000).

    b)

    Tanah di sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring

    dengan tepinya dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira-kira

    1,5 meter, agar air permukaan tidak masuk (Azwar, 1995 dalam Putra).

    c)

    Lantai sumur kira-kira 20 cm dari permukaan tanah (Machfoedz, 2004

    dalam Putra).

    5) Saluran Pembuangan Air Limbah

    SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah ) adalah perlengkapan

    pengelolaan air limbah yang berupa pipa atau pun selainnya yang dipergunakan

    untuk membantu air buangan dari sumbernya sampai ke tempat pengelolaan atau

    ke tempat pembuangan (Yasrin, 2011).

    Saluran Pembuangan Air Limbah dari sekitar sumur menurut Entjang

    (2000) dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang-kurangnya

    10 m (Putra, 2011).

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    21/23

    Sedangkan pada sumur gali yang dilengkapi pompa, pada dasarnya

    pembuatannya sama dengan sumur gali tanpa pompa, tapi air sumur diambil

    dengan mempergunakan pompa. Kelebihan jenis sumur ini adalah kemungkinan

    untuk terjadinya pengotoran akan lebih sedikit disebabkan kondisi sumur selalu

    tertutup.

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    22/23

    2.4Kerangka Berpikir

    2.4.1

    Kerangka Teori

    Konstruksi Sumur :

    1. Memiliki dinding / cincin

    2. Memiliki bibir

    3. Memiliki lantai kedap air

    4. Memiliki SPAL

    5. Jarak dengan sumber

    pencemar

    Pencemaran

    air sumur gali

    Konsumsi air

    bersih

    tercemar

    Dampak kesehatan

    Akibat konsumsi airbersih tercemar

    Penyakit

    Parameter Fisik air

    sumur:

    1. Warna

    2. Rasa dan bau

    3. Kekeruhan

    4.

    Suhu

    5. TDS

    Parameter kimia

    (pH, Fe,

    Mn, Cd, NO2,dll)

    Parameter

    Bakteriologis

    (Escherchia Coli)

    Kulit, diare, dll

  • 7/23/2019 bab2-11082012103540

    23/23

    2.4.2

    Kerangka Konsep

    Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas/independent dan

    variabel terikat/dependent. Variabel bebas adalah konstruksi sumur sedangkan

    variabel terikat adalah parameter fisik dan bakteriologi air. Peneliti hanya ingin

    mengetahui kualitas fisik dan kandungan bakteriologi air sumur gali berdasarkan

    konstruksi sumur yang dilihat dari aspek dinding, bibir sumur, lantai, SPAL, serta

    jarak sumur dengan sumber pencemar.

    Parameter Fisik air :

    1. Warna

    2. Rasa dan bau

    3. Kekeruhan

    4.

    TDS

    Parameter kimia (pH,

    Fe,

    Mn, Cd, NO2,dll)

    Parameter Bakteriologis

    (Escherchia Coli)

    Konstruksi Sumur :

    1. Memiliki dinding dan

    bibir

    2. Memiliki lantai dan SPAL

    kedap air

    3. Jarak dengan sumber

    pencemar