BAB1

76
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup modern semakin merajalela di masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun di sisi lain kecenderungan ini dapat merugikan, karena dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia pada tahun 1986 penyakit jantung dan pembuluh darah ini menduduki peringkat tiga setelah diare dan saluran napas. Namun seiring dengan perkembangan zaman, menurut Survey Rumah Tangga (SKRT) Depkes tahun 1995, sampai pada tahun 2008 penyakit jantung koroner tetap menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. World Health Organization meramalkan penyakit ini akan menjadi penyebab kematian utama dikawasan Asia pada tahun 2010 (Yayasan Jantung Indonesia). Salah satu pemicu penyakit jantung adalah tingginya kadar kolesterol dalam tubuh (Wiryowidagdo et al, 2002). Pada orang dewasa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah besar,bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Bahkan di negara maju, penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama dan paling ditakuti. Di Amerika Serikat, PJK merupakan 1/3 – 1/2 penyebab dari seluruh kematian 1

Transcript of BAB1

Page 1: BAB1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya hidup modern semakin merajalela di masyarakat. Fenomena ini

disambut baik sebagai wujud kemajuan pembangunan dan perkembangan

teknologi. Namun di sisi lain kecenderungan ini dapat merugikan, karena dapat

menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia pada tahun

1986 penyakit jantung dan pembuluh darah ini menduduki peringkat tiga setelah

diare dan saluran napas. Namun seiring dengan perkembangan zaman, menurut

Survey Rumah Tangga (SKRT) Depkes tahun 1995, sampai pada tahun 2008

penyakit jantung koroner tetap menduduki urutan pertama sebagai penyebab

kematian di Indonesia. World Health Organization meramalkan penyakit ini akan

menjadi penyebab kematian utama dikawasan Asia pada tahun 2010 (Yayasan

Jantung Indonesia). Salah satu pemicu penyakit jantung adalah tingginya kadar

kolesterol dalam tubuh (Wiryowidagdo et al, 2002).

Pada orang dewasa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah

besar,bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Bahkan di negara

maju, penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama

dan paling ditakuti. Di Amerika Serikat, PJK merupakan 1/3 – 1/2 penyebab dari

seluruh kematian dan 50 – 75% kematian dari seluruh penyakit jantung (Boedhi,

2003). Salah satu faktor utama PJK adalah dislipidemia (Anwar, 2004).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma, terutama adalah

kenaikan kadar kolesterol total. Dislipidemia biasanya tidak memiliki gejala,

tetapi dapat menyebabkan gejala penyakit pembuluh darah, termasuk penyakit

jantung koroner (Goldberg, 2009).

1

Page 2: BAB1

Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman hayati yang cukup besar

yaitu lebih dari 9.606 spesies tanaman berkhasiat sebagai obat dan dari jumlah

tersebut, hanya sekitar 3-4% yang telah dibudidayakan serta dimanfaatkan secara

komersial sebagai obat tradisional (Yuliani, 2001). Tumbuh-tumbuhan

mengandung banyak jenis zat untuk aktivitas antioksidan di dalam tubuh,

diantaranya adalah antosianin. Antosianin adalah zat warna alami yang dapat

berfungsi sebagai antioksidan dan merupakan pigmen dari kelompok flavonoid

yang larut dalam air, berwarna merah sampai biru dan tersebar luas pada tanaman.

Salah satu tanaman yang diketahui mengandung antosianin adalah rambutan

(Nephelium lappaceum L.), terutama pada kulit buahnya (Jawi et al, 2007).

Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap buah rambutan terutama

pada musim rambutan, menyumbang begitu banyak sampah organik seperti kulit

dan biji buah rambutan. Pemanfaatan sampah organik merupakan solusi

pemecahan problematika sampah. Salah satu pemanfaatan sampah organik

sebagai eksplorasi potensi tanaman obat Indonesia adalah dengan menggunakan

kulit buah rambutan sebagai alternatif sumber antioksidan dari luar tubuh.

Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang dapat menghilangkan,

membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen

reaktif. Antioksidan bekerja sebagai inhibitor (penghambat) reaksi oksidasi oleh

radikal bebas reaktif yang menjadi pencetus berbagai penyakit seperti penyakit

degeneratif, penyakit jantung, kanker, dan gejala penuaan. LDL atau yang dikenal

sebagai kolesterol jahat mempunyai kemampuan menembus dinding arteri dan

mulai menyumbat pembuluh darah jika telah mengalami oksidasi. Salah satu hasil

oksidasinya adalah radikal bebas. Itu artinya, jika tidak terjadi oksidasi, LDL tidak

akan mampu membentuk plak dan sumbatan arteri. Disinilah peran antioksidan

yang mencegah terjadinya oksidasi. Antioksidan digunakan sebagai upaya untuk

memperkecil terjadinya proses oksdasi dari lemak dan minyak, memperkecil

terjadinya proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian

dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak dan mencegah hilangnya

kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan salah satu faktor yang

2

Page 3: BAB1

berperan dalam kerusakan selama penyimpanan dan pengolahan makanan

(Kuncahyo, 2007).

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Tachakittirungrod et al (2007)

menyatakan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan memiliki aktivitas antioksidan

yang tinggi kedua setelah ekstrak etanol daun jambu biji yang dilakukan secara in

vivo dengan metode pengujian ABTS.

Telah diketahui bahwa fungsi antioksidan sangat berperan sebagai

antihiperlipidemik. Penelitian yang dilakukan oleh Martina (2008) tentang efek

ekstrak daun salam terhadap kadar LDL kolesterol serum, efek antioksidan dari

daun salam dapat menurunkan kadar LDL kolesterol serum secara bermakna

karena daun salam (Eugenia polyantha) mengandung bahan-bahan aktif seperti :

Kuersetin (Quercetin) yang terkandung dalam flavonoid (Jhon, 2002), karena

sifatnya sebagai antioksidan dapat menghambat sekresi dari Apo-B100 ke

intestinum, sehingga jumlah Apo B akan mengalami penurunan (Handoko, 1995).

Apo-B merupakan pembentuk VLDL dan LDL (Mayes, 2003).

Penelitian terhadap 40.000 wanita dewasa di Amerika Serikat,

menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi makanan dengan kandungan

flavonoid, 35% diantaranya terbebas dari penyakit-penyakit kardiovaskuler

(Boyer, 2004). Kandungan antioksidan yang tinggi dalam suatu makanan dapat

memodulasi aktivasi platelet untuk mencegah timbulnya penyakit kardiovaskuler

(Boyer, 2004).

3

Page 4: BAB1

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

Bagaimana efek ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.)

berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus Sparague Dawley

(Rattus novergicus) yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol

kulit rambutan (Nephelium lappaceum l.) terhadap tikus sparague dawley

(Rattus novergicus) yang diinduksi CCl4 (karbon tetraklorida).

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah untuk mengetahui efek dari ekstrak etanol kulit rambutan

(Nephelium lappaceum L.) terhadap kolesterol total didalam tubuh tikus yang

diinduksi CCl4 (karbon tetraklorida)

.

4

Page 5: BAB1

1.4 Keaslian Penelitian

Berapa penelitian yang menggunakan ekstraksi kulit rambutan dan

tumbuhan lainnya telah dilakukan namun dengan tujuan atau melihat hasil yang

berbeda diantara penelitian yang telah dilakukan adalah :

Pengaruh pemberian ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum

L.) terhadap kadar kolesterol total serum pada tikus wistar yang diberikan

perlakuan diet kuning telur oleh Aswin (2008) dengan hasil penelitian ekstrak

kulit buah rambutan sebanyak 200 mg setiap hari selama 3 minggu belum

memberikan khasiat yang berarti untuk menurunkan kadar kolesterol total

sehingga pemberian ekstrak kulit buah rambutan belum dapat menurunkan resiko

penyakit kardiovaskuler.

Potensi ekstrak etanol kulit buah rambutan sebagai penurun kadar glukosa

darah pada tikus jantan yang diinduksi alloxan oleh Kusumawati (2008) dengan

hasil bahwa kulit buah rambutan dapat digunakan untuk menurunkan KGDP

(Kadar Gula Darah Puasa), dimana penurunan terbesar terjadi pada perlakuan

dosis 200mg/KgBB tikus. Di dalam penelitian itu juga menyebutkan bahwa

ekstrak kulit buah rambutan 200 mg/KgBB mempunyai efek yang sama dengan

glibenklamid.

Uji fitokimia dan aktivitas antidiabetes ekstrak biji rambutan dengan

berbagai pelarut oleh Zulhipri (2007) dengan hasil bahwa ekstrak metanol biji

rambutan mengandung senyawa fenolik dan flavonoid sedangkan ekstrak n-

heksana biji rambutan tidak mengandung fenolik, saponin ataupun flavonoid.

Ekstrak metanol n-heksana biji rambutan tidak memiliki aktivitas penghambatan

enzim α-glukosidase, namun ekstrak metanol biji rambutan memiliki aktivitas

hipoglikemik pada mencit normal.

Sedangkan pada penelitian kali ini akan melihat kadar kolesterol total pada

tikus jantan yang diberikan ekstrak etanol kulit buah rambutan dan di berikan

induksi CCl4.

5

Page 6: BAB1

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti

untuk melakukan suatu penelitian ilmiah.

2. Untuk Ilmu Pengetahuan

a. Diharapkan dapat menjadi tambahan literatur untuk pengembangan penelitian

tentang obat herbal pada umumnya, serta ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium

lappaceum L.) pada khususnya.

b. Diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu tentang metode penelitian,

identifikasi serta isolasi suatu tanaman berkhasiat obat.

c. Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai

efektivitas ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) sebagai

terobosan untuk memperbaiki kolesterol bagi kalangan masyarakat dimanapun,

khususnya di pedesaan maupun di pedalaman yang tidak terjangkau oleh obat

modern yang mahal harganya.

3. Untuk Pengembangan

Penelitian tentang manfaat tanaman sebagai terapi pengobatan semakin banyak

dilakukan sehingga diharapkan penelitian ini tidak hanya berhenti pada hasil

penelitian saja, tapi juga berlanjut dengan pengaplikasian pada penggunaan dari

manfaat yang telah di dapatkan pada penelitian tersebut oleh masyarakat.

BAB II

6

Page 7: BAB1

2.1. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Rambutan

2.1.2. Klasifikasi Rambutan

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) mempunyai klasifikasi secara ilmiah

sebagai berikut :

Kindom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Sapindaceae

Genus : Nephelium

Spesies : Nephelium lappaceum L. (Dalimartha, 2004).

Gambar 1. Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) (Prahasta, 2009)

2.1.3. Morfologi Tumbuhan

7

Page 8: BAB1

Kerabat dekat rambutan antara lain kepulasan (N. mutabile BI.) dan leci

(N. litchiCamb. = Litchi chinensis Sonn.). Rambutan merupakan tanaman tahunan

(perennial). Secara alami, pohon rambutan dapat mencapai ketinggian 25 m atau

lebih, namun bila dibudidayakan pada umumnya hanya dapat mencapai

ketinggian 5 m - 9 m. Habitus tanaman berbentuk seperti payung, dengan tajuk

pohon antara 5 m – 10 m, dan memiliki sistem perakaran yang cukup dalam.

(Rahmat & Yuyun, 2002).

Batang : Berkayu keras, berbentuk gilig, tumbuh tegak (kokoh), dan

berwarna kecoklat-coklatan sampai putih kecoklatan.

Daun : Bulat panjang dengan ujung tumpul atau meruncing dan umumnya

berwarna hijau tua sampai hijau muda.

Bunga : Muncul dari ketiak daun atau di ujung cabang, tersusun dalam

malai (tandan). Berukuran kecil, berwarna agak kekuning-kuningan dan

bertangkai pendek.

Buah : Bulat agak lonjong ataupun lonjong bahkan kadang-kadang pipih.

Berat per buah antara 33,80 g – 68,15 g.

Kulit buah : Terdapat rambut dengan ukuran, struktur, dan warna yang

bervariasi.

Daging buah : Berwarna putih, memiliki rasa manis berair dan agak berair

sampai manis agak kering serta kadang-kadang agak harum.

Biji buah : Bulat sampai bulat panjang atau lonjong, kadang-kadang agak

bengkok pada bagian ujungnya. Berat biji berkisar antara 1,0 g – 2,6 g (Rahmat &

Yuyun, 2002).

2.1.4. Kandungan Kimia

8

Page 9: BAB1

Buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi,

kalsium dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji

mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit

batang mengandung tanin, saponin, flavonoid, dan zat besi (Setyawan, 2003).

a. Senyawa Flavonoid

Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mengandung 15 atom

karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6 - C3 - C6 yaitu 2

cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon yang dapat atau tidak

dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai

campuran dari flavonoid yang berbeda golongan dan jarang dijumpai dalam

bentuk flavonoid tunggal. Flavonoid pada tumbuhan terdapat dalam berbagai

bentuk struktur molekul dengan beberapa kombinasi glikosida. Oleh karena itu,

dalam menganalisis flavonoid lebih baik memeriksa aglikon yang telah

terhidrolisis daripada dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan

kompleks (Setyawan & Darusman, 2008)

b. Tanin

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae

terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi

dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam

industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu

mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena

kemampuannya menyambung protein (Harborne, 1987).

Tanin dapat dideteksi dengan sinar UV gelombang pendek lembayung

yang bereaksi positif dengan setiap pereaksi fenol. Tanin dapat digunakan untuk

mencegah infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan sebagai obat luka

bakar dengan cara mempresipitasikan protein. (Robinson, 1995) .

c. Saponin

9

Page 10: BAB1

Saponin atau glikosida saponin adalah salah satu jenis glikosida yang

tersebar dalam tanaman. Tiap-tiap tanaman terdiri dari sapogenin yang merupakan

molekul aglikon dan sebuah gula. Sapogenin dapat berupa steroid/triterpen dan

gulanya bisa berupa glukosa, galaktosa, pentosa dan metalpentosa. Saponin

mempunyai rasa pahit dan hampir tidak toksik pada manusia, tapi mampu untuk

menghemolisiskan darah bila diinjeksikan pada pembuluh darah (Robinson,

1995).

2.2 . Tinjauan Kolesterol

Lemak yang utama dalam tubuh adalah trigliserid, kolesterol, fosfolipid

dan glikolipid. Lemak mempunyai peranan penting dalam tubuh yaitu :

a. Berperan sebagai bahan bakar dan komponen penting dalam membran sel

dan struktur sel

b. Membuat stabilitas membran sel dalam bentuk lipoprotein

Kolesterol adalah steroid alkohol tidak jenuh yang mempunyai berat

molekul tinggi, terdiri atas sebuah cincin perhydrocyclopentanthroline dan sebuah

rantai yang mempunyai 8 atom karbon. Kolesterol dalam tubuh manusia

mempunyai fungsi untuk membangun dan memperbaiki membran-membran sel,

sintesa asam empedu dan vitamin D, prekursor hormon progestin, mineral

kortikoid, androgen dan estrogen. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah yang

terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh

darah sehingga menyebabkan penyempitan yang disebut atherosklerosis. Bila

penyempitan ini terjadi di pembuluh darah jantung maka akan menyebabkan

terjadinya PJK (Almatsier, 2004).

10

Page 11: BAB1

Sintesis kolesterol dikendalikan oleh enzim HMG – KoA reduktase dan

dihambat oleh LDL kolesterol yang diambil lewat reseptor LDL. Reseptor LDL

terdapat pada permukaan sel dalam lekukan yang tersalut pada sisi sitosol

membran sel dengan sebuah protein yang dinamakan klatrin. LDL diambil oleh

reseptor LDL dalam keadaan utuh melalui endositosis, kemudian dipecah dalam

lisosom dan diikuti oleh translokasi kolesterol ke dalam sel. Jumlah reseptor LDL

pada permukaan sel diatur oleh kebutuhan kolesterol bagi membran sel, sintesis

hormon steroid atau asam empedu (Murray, 2003)

Karena kolesterol merupakan lemak, maka kolesterol tidak dapat

mengapung dengan bebas di dalam medium darah yang berupa air. Untuk

mengangkut kolesterol dan lemak-lemak lainnya dari satu tempat ke tempat lain

dalam badan, maka darah membungkus kolesterol tersebut dengan berbagai

lipoprotein yang larut dalam air (Hull, 1996)

Sebagian besar kolesterol yang terkandung dalam zat makanan yang kita

makan setelah menjalani berbagai proses, masuk ke dalam cairan darah sebagai

lipoprotein (HDL, LDL dan lain-lain), namun ada pula yang keluar dari tubuh

bersama ampas melalui anus (Almatsier, 2004)

Pengukuran kadar kolesterol digunakan untuk menilai metabolisme lemak

dan fungsi hati. Penetapan kolesterol dilakukan dengan serum atau plasma. Baik

serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan disimpan

dalam lemari es supaya distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak

sempat mengubah proporsi lipoprotein (Widmann, 2002)

Untuk menilai tinggi rendahnya kadar kolesterol total, nilai standar yang

dibuat oleh National Institute Health (NIH) USA tahun 1984 adalah sebagai

berikut :

Angka standar kolesterol total

Normal : ≤ 200 mg/dl

Ambang Batas Tinggi : 200 – 239 mg/dl

Tinggi : ≥ 240 mg/dl

11

Page 12: BAB1

2.3. Tinjauan Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan

oleh penyempitan arteri koroner mulai dari terjadinya atherosklerosis (kekakuan

arteri) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri

koroner, baik disertai gejala klinis ataupun tanpa gejala (Kabo, 2008)

Timbulnya PJK walaupun tampak mendadak, sebenarnya melalui proses

yang lama (kronik). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang

mengenai penyempitan lubang pembuluh darah yang disebut atherosklerosis. Hal

ini berarti terjadi kekakuan dan penyempitan lubang pembuluh darah yang akan

menyebabkan gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung.

Keadaan ini akan menimbulkan keadaan yang disebut iskemia miokard (Bustan,

2000).

2.4. Landasan Teori

Buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi,

kalsium dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji

mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit

batang mengandung tanin, saponin, flavonoid dan zat besi (Setiawan. 2003).

Efek saponin berdasarkan sistem fisiologis meliputi aktivitas pada sistem

kardiovaskular dan aktivitas pada sifat darah (hemolisis, koagulasi, kolesterol),

sistem saraf pusat, sistem endokrin, dan aktivitas lainnya.  Saponin mampu

berikatan dengan kolesterol, sedangkan saponin yang masuk kedalam saluran

cerna tidak diserap oleh saluran pencernaan sehingga saponin beserta kolesterol

yang terikat dapat keluar dari saluran cerna. Hal ini menyebabkan kadar kolesterol

dalam tubuh dapat berkurang (Lipkin, 1995).

Li et al. 2004, menyimpulkan bahwa flavonoid yang terkandung dalam

ekstrak daun tanaman Artichoke (Cyanara scolmus L.) mampu memberikan

respon farmakologi terhadap pencegahan penyakit kardiovaskuler, dengan prinsip

penurunan kolesterol pada pembuluh darah. Dari pernyataan penelitian tersebut,

kulit buah rambutan dianggap mampu memberikan respon terhadap kadar profil

lipid pada tikus.

12

Page 13: BAB1

Kolesterol dalam tubuh manusia mempunyai fungsi untuk membangun

dan memperbaiki membran-membran sel, sintesa asam empedu dan vitamin D,

prekusor hormon progestin, mineralkortikoid, androgen dan estrogen. Kolesterol

bila terdapat dalam jumlah yang terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk

endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan yang

disebut aterosklerosis. Bila penyempitan ini terjadi di pembuluh darah jantung

maka akan menyebabkan terjadinya PJK (Almatsier, 2004)

Penyakit Jantung Koroner itu sendiri adalah penyakit jantung yang di

sebabkan oleh penyempitan arteri koroner mulai dari terjadinya atherosklerosis

(kekakuan arteri) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada

dinding arteri koroner, baik disertai gejala klinis ataupun tanpa gejala (Kabo,

2008)

13

Page 14: BAB1

2.5. Kerangka Konsep

2.5.1 Kerangka Teori Penelitian

Menghambat/Mengurangi

14

Terganggunya Fungsi Hepar Rambutan

Sel Lemak- Saponin

- Tanin

- Flavonoid

Antioksidan

Kolesterol Total

LDL-oks

Ketebalan Dinding Pembuluh Darah

PJK

Page 15: BAB1

2.5.2 Kerangka Konsep Penelitian

15

Suntik CCl4

karbon tetraklorida

Efek Terhadap Kolesterol Total Tikus Putih Jantan

Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total

Tikus putih jantan galur Sprague Dawley (Rattus

novergicus)

Ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Vitamin C

Page 16: BAB1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris eksperimental murni dengan

rancangan penelitian pretest-posttest with control group design, menggunakan

tikus Sprague Dawley jantan sebagai obyek penelitian.

Keenam kelompok tikus tersebut :

Kontrol normal (KN) : Kelompok tanpa perlakuan

Kontrol positif (K+) : Vitamin C + CCL4 0,1/100 gr bb

Kontrol negatif (K-) : Hanya induksi CCL4

Kelompok Ekstrak Dosis I (P1) : Ekstrak etanol kulit rambutan 100ml/kg bb +

Induksi CCL4

Kelompok Ekstrak Dosis II (P2) : Ekstrak etanol kulit rambutan 200ml/kg bb +

Induksi CCL4

Kelompok Ekstrak Dosis III (P3) : Ekstrak etanol kulit rambutan 400ml/kg bb +

Induksi CCL4

16

R

K N

K +

K -

P1

P2

P3

Page 17: BAB1

3.2. Hewan Uji

Populasi dan sampel adalah semua tikus Sprague Dawley Jantan (Rattus

novergicus) yang diperoleh dari pembiakan hewan percobaan di pembiak hewan

percobaan di Laboratorium Farmakologi Universitas Islam Indonesia. Sampel

yang diambil sebanyak 35 ekor tikus, dengan kriteria inklusi sebagai berikut :

Tikus dewasa 2-3 bulan, jantan dengan berat badan 100–250 g. Sehat pada

pengamatan luar dengan menampilkan ciri- ciri: Banyak gerak, banyak makan dan

minum.

3.3. Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit

rambutan (Nephelium lappaceum L.) yang pembuatannya dilakukan di

Laboratorium Farmasi Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada.

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit rambutan

yang diencerkan dalam beberapa konsentrasi. Dosis ekstrak etanol kulit rambutan

yang digunakan berdasarkan hasil uji pendahuluan yang terdiri dari 3 macam

dosis yang berbeda yaitu 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB

(Kusumawati, 2008).

3.4.2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total. Darah

diambil melalui arteri retroorbitalis dan diukur secara enzimatik dengan

spektrofotometer.

17

Page 18: BAB1

3.4.3. Variabel Terkendali

Variabel yang dapat mempengaruhi penilaian dikendalikan untuk menjaga validitas penilaian adalah:

a. Variabel Subjek Penelitian

1. Berat badan, diambil berat badan 100-250 gram

2. Jenis kelamin, dipilih jenis kelamin jantan

3. Umur subjek, diambil umur 2-3 bulan

4. Jenis hewan coba, tikus putih jantan galur Sprague Dawley (Rattus

novergicus).

b. Variabel Perawatan

Yaitu jenis kualitas dan kuantitas makanan serta minum setiap subjek sama.c. Variabel Bahan Uji

Ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) dibuat dalam satu kali pembuatan. Bahan uji diberikan pada subjek dengan cara diberikan peroral dengan sonde.

3.5. Definisi Operasional

4. Ekstrak etanol kulit rambutan adalah preparat pekat kulit rambutan

(Nephelium lappaceum L.) yang diekstraksi dengan metode maserasi

menggunakan pelarut berupa etanol 70%. Ekstrak etanol kulit rambutan

terbagi menjadi 3 dosis yaitu 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg

BB

5. Kadar kolesterol total adalah konsentrasi kolesterol total dalam darah yang

diukur dengan metode CHOD-PAP dan pembacaannya menggunakan

spektrofotometer, dinyatakan dalam satuan mg/dl

6. Kadar kolesterol total darah awal adalah kadar kolesterol total serum yang

diukur sebelum dilakukan perlakuan/pemberian ekstrak dan kontrol yaitu pada

hari ke-0 dalam satuan mg/dl.

7. Kadar kolesterol total darah akhir adalah kadar kolesterol total serum darah

tikus yang terukur 1 hari setelah diinduksi CCl4 yaitu pada hari ke-12 dalam

satuan mg/dl.

18

Page 19: BAB1

8. Selisih kadar kolesterol total adalah kadar kolesterol total dari kadar kolesterol

total awal dikurangi kadar kolesterol total akhir dalam satuan mg/dl.

9. Perlakuan adalah pemberian ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium

lappaceum L.), akuades dan vitamin C pada masing-masing kelompok tikus

tertentu dalam penelitian.

10. Hari perlakuan adalah selama 10 hari pemberian perlakuan (ekstrak etanol

kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.), akuades dan vitamin C) terhadap

setiap kelompok tikus yang dilakukan pada hari ke-1 dan ke-10 penelitian .

3.6. Hewan Uji

Hewan uji yang dipakai dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan

galur sprague dawley (Rattus novergicus) umur rata-rata 8 minggu dan berat rata-

rata 100-250 gram. Penentuan besar sampel diperoleh dengan menggunakan

rumus Federer (Ayunda, 2009) yaitu:

(t-1) (n-1) > 15

(6-1) (n-1) > 15 t = Banyak kelompok sampel yang akan dilakukan

5n – 5 > 15 n = Banyak sampel dalam kelompok yang akan dilakukan

5n > 15 + 5

n > 20 = 4

5

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa masing-masing

kelompok tikus dibagi menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5 ekor.

Hewan yang dibutuhkan sebanyak 30 ekor. Hewan percobaan memiliki kriteria

inklusi yaitu jantan, berat badan 100-250 gram, usia 8 minggu, tikus dalam

keadaan sehat dan tidak ada kelainan anatomi yang tampak. Sedangkan kriteria

eksklusinya adalah bobot tikus yang menurun, tikus mati sewaktu adaptasi, tikus

dalam keadaan sakit atau mengalami gangguan pencernaan selama penelitian, dan

tikus memiliki kelainan anatomi yang tampak.

Semua tikus pada 6 kelompok akan diberikan CCl4 dengan dosis 1 ml/kg

berat badan diberikan secara oral. Sebelum perlakuan, untuk adaptasi, tikus

19

Page 20: BAB1

dipelihara selama seminggu, tikus diberi pakan standar dan minum secukupnya,

dan setiap hari bobot badan ditimbang. Hewan uji diperoleh dari pembiak hewan

percobaan di Laboratorium Farmakologi Fakultas MIPA Universitas Islam

Indonesia.

3.7. Alat dan Bahan

3.7.1. Bahan Penelitian

a. Bahan uji dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium

lappaceum L.). Pembuatan ekstrak dilakukan di Laboratorium Fakultas

Farmasi Universitas Gajah Mada

b. CCl4 (karbon tetraklorida).

c. Akuades sebagai pelarut umum.

d. Reagen kolesterol Fluitest CHOL (CHOD-PAP):

- Pipes Buffer pH 6, 9 90 mmol/l

- Fenol 26 mmol/l

- 4-aminoantipirin 0,25mmol/l

- Kolesterol esterase 300 U/l

- Kolesterol oksidase 200 U/l

- POD 1250 U/I

- 4-Aminoantipyrine 0,4 mmol/l

- Cholesterol Conc : 5.17 mmol/l (200mg/dl)

3.7.2. Alat Penelitian

a. Timbangan

b. Beker glass

c. Jarum dan alat suntik

d. Pipet hematokrit

e. Mikrohematokrit

f. Sentrifus

g. Mikrotube eppendorf

h. Kandang binatang

i. Sonde dan spuit

j. Pakan tikus

k. Kapas steril

l. Alkohol

m. Alat sokhlet

n. Blender

o. Spektrofotometer

p. Vortex Mixer

20

Page 21: BAB1

3.8. Tahap Penelitian

3.8.1. Pengambilan Bahan

Kulit rambutan diambil sebanyak 5 kg dari daerah Ngaglik Sleman

yogjakarta pada tanggal 23 November 2011.

3.8.2. Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak etanol kulit rambutan dilakukan di Laboratorium

Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada dengan proses maserasi.

Maserasi adalah cara ektraksi yang paling sederhana, dengan cara merendam

simplisia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang

sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut.

Sebanyak 5 kg kulit rambutan dicuci dan dipotong kecil-kecil terlebih

dahulu kemudian dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu sekitar 40-50° C

hingga benar-benar kering selama 4 hari. Selanjutnya kulit rambutan ditumbuk

atau diblender atau menggunakan mesin penyerbuk sampai kulit rambutan

berbentuk serbuk kering. Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak dengan proses

maserasi dengan menggunakan larutan etanol teknis.

Larutan yang terbentuk disaring dengan menggunakan corong Buchner

selama 1 jam untuk menyaring ekstrak yang larut dalam etanol. Ampas dari

larutan tersebut dimaserasi kembali menggunakan etanol, agar zat terkandung

yang masih tersisa diharapkan dapat diambil. Setelah itu, sebanyak 1 liter ekstrak

yang larut dalam etanol dievaporasi dengan evaporator pada suhu 40-60°C selama

8 jam. Hal tersebut bertujuan untuk memisahkan ekstrak dengan pelarut etanol,

sampai terbentuk larutan pekat dan yang tertinggal hanya ekstraknya. Dengan

demikian dihasilkan ekstrak etanol yang pekat dan ekstrak tersebut akan

dilarutkan dengan akuades.

21

Page 22: BAB1

3.8.3. Uji Pendahuluan

Sebelum penelitian dimulai, dilakukan uji pendahuluan selama satu

minggu dengan menggunakan tikus putih jantan galur Sprague Dawley (Rattus

novergicus) sebanyak 10 ekor. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok dosis ekstrak

kulit rambutan yaitu, 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB (Kusumawati,

2008). Kontrol positif dibagi menjadi 2 kelompok dosis vitamin C yaitu, dosis 500

mg/kgBB/hari dan 1000 mg/kgBB/hari (Syahrizal, 2008). Pada hari ke-0 masing-

masing tikus diukur kolesterol totalnya, kemudian diberikan perlakuan yaitu

dengan pemberian ekstrak etanol kulit rambutan selama 5 hari setiap jam 12 siang.

Induksi CCl4 pada semua kelompok dengan dosis 0,1 ml/100 g BB dilakukan pada

hari ke-6. Pada hari ke-7 dilakukan pengukuran kadar kolesterol totalnya setelah

perlakuan. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan dengan metode CHOD-

PAP.

3.8.4. Perhitungan Dosis Ekstrak Kulit Rambutan

Pada penelitian ini, dosis akan diambil dari uji pendahuluan dengan dosis

ekstrak kulit rambutan yaitu dosis I 100 mg/kg BB, dosis II 200 mg/kg BB, dosis

III 400 mg/kg BB. Untuk dosis tikus, jumlah ekstrak akan dikonversikan sesuai

berat badan tikus tersebut. Pada masing-masing kelompok tikus yang terdapat

perbedaan berat badan sehingga dilakukan perhitungan pemberian dosis dengan

menggunakan rumus:

Stok = dosis x BB maks (tiap kelompok)

½ x V maks

Vp = BB tikus x Dosis

Stok

Keterangan :

V maks = Volume maksimal lambung tikus (5 ml)

Vp = Volume pemejanan

Perhitungan dan pembuatan stok ekstrak etanol kulit rambutan

22

Page 23: BAB1

1. Ekstrak etanol kulit rambutan dosis 100 mg/kgBB

Dosis 100 mg/kgBB dikonversi ke tikus

= 100 mg/kgBB x 0,018 = 1,8 mg/200g

Volume pemberian maksimal = ½ x 5 = 2,5 ml

Berat badan maksimal kelompok dosis ekstrak I = 243 g

Larutan stok untuk 1 kali pemejanan

Stok = 1,8 mg/200g x 243 g = 0,8748 mg/ml

½ x 5

Stok untuk 1 kali pemejanan dengan labu takar 50 ml

= 0,8748 mg/ml x 5 tikus = 4, 374 mg/ml = 0,004374 g/ml x 50

ml= 0,2187 g/50 ml

Jadi, untuk membuat ekstrak etanol kulit rambutan dengan dosis 100

mg/kgBB maka sebanyak 0,2187 g ekstrak kental dilarutkan dengan

akuades hingga menjadi larutan 50 ml.

2. Ekstrak etanol kulit rambutan dosis 200 mg/kgB

Dosis 200 mg/kgBB dikonversi ke tikus

= 200 mg/kgBB x 0,018 = 3,6 mg/200g

Volume pemberian maksimal = ½ x 5 = 2,5 ml

Berat badan maksimal kelompok dosis ekstrak II = 248 g

Larutan stok untuk 1 kali pemejanan

Stok = 3,6 mg/200g x 248 g = 1,7856 mg/ml

½ x 5

Stok untuk 1 kali pemejanan dengan labu takar 50 ml

= 1,7856 mg/ml x 5 tikus = 8,928 mg/ml = 0,008928 g x 50 =

0,4464 g/50 ml

Jadi, untuk membuat ekstrak etanol kulit rambutan dengan dosis 200

mg/kgBB maka sebanyak 0,4464 g ekstrak kental dilarutkan dengan

akuades hingga menjadi larutan 50 ml.

23

Page 24: BAB1

3. Ekstrak etanol kulit rambutan dosis 400 mg/kgBB

Dosis 400 mg/kgBB dikonversi ke tikus

= 400 mg/kgBB x 0,018 = 7,2 mg/200g

Volume pemberian maksimal = ½ x 5 = 2,5 ml

Berat badan maksimal kelompok dosis ekstrak I = 252 g

Larutan stok untuk 1 kali pemejanan

Stok = 7,2 mg/200g x 252 g = 3,6288 mg/ml

½ x 5

Stok untuk 1 kali pemejanan dengan labu takar 50 ml

= 3,6288 mg/ml x 5 tikus = 18,144 mg/ml = 0,018144 g x 50 =

0,9072 g/50 ml

Jadi, untuk membuat ekstrak etanol kulit rambutan dengan dosis 400

mg/kgBB maka sebanyak 0,9072 g ekstrak kental dilarutkan dengan

akuades hingga menjadi larutan 50 ml.

3.8.5. Penetapan Dosis Vitamin C

Dosis vitamin C ditentukan dari uji pendahuluan yaitu 500 mg/kg BB

dengan konsentrasi 30 mg/ml. Vitamin C yang digunakan berupa serbuk yang

dilarutkan dengan akuades dalam 50 ml labu takar.

3.8.6. Penetapan Dosis CCl4

CCl4 diberikan dengan dosis 0,1 ml/100 g BB per oral pada hewan uji

(Panjaitan et al, 2007).

3.8.7. Pengelompokan Hewan Uji

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas MIPA

Universitas Islam Indonesia.

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian adalah 12 hari.

Hewan uji yang digunakan sebanyak 30 ekor, yang dibagi menjadi 6 kelompok

dengan rincian sebagai berikut:

24

Page 25: BAB1

1) Kelompok I :Kelompok kontrol normal

Lima ekor tikus Sprague Dawley tanpa diberikan perlakuan apapun hanya diberi

makan standart dan minum ad libitum

2) Kelompok II : Kelompok kontrol positif

Lima ekor tikus Sprague Dawley yang akan diinduksi CCl4 dosis 0,1 ml/100 g BB

secara intraperitoneal. Diberi vitamin C, pakan standard dan minum ad libitum

3) Kelompok III : Kelompok kontrol negatif

Lima ekor tikus Sprague Dawley yang diinduksi CCl4 dosis 0,1 ml/100g BB tanpa

pemberian vitamin C dan ekstrak kulit rambutan dan diberi pakan standar serta

minum ad libitum.

4) Kelompok IV : Kelompok perlakuan I (Pemberian ekstrak etanol kulit

rambutan)

Lima ekor tikus Sprague dDwley yang akan diinduksi CCl4 dosis 0,1 ml/100 g BB

secara intraperitoneal. Diberi pakan standar, ditambah ekstrak etanol kulit

rambutan dosis 50 mg/kg BB/hari dalam 0,5 ml aquadest peroral, dan minum

ad libitum.

5) Kelompok V : Kelompok perlakuan II (Pemberian ekstrak etanol kulit

rambutan)

Lima ekor tikus Sprague Dawley yang akan diinduksi CCl4 dosis 0,1 ml/100 g BB

secara intraperitoneal. Diberi pakan standar, ditambah ekstrak etanol kulit

rambutan dosis 100 mg/kg BB/hari dalam 0,5 ml aquadest peroral, dan minum

ad libitum.

6) Kelompok VI : Kelompok perlakuan III (Pemberian ekstrak etanol kulit

rambutan)

Lima ekor tikus Sprague Dawley yang akan diinduksi CCl4 dosis 0,1 ml/100 g BB

secara intraperitoneal. Diberi pakan standar, ditambah ekstrak etanol kulit

rambutan dosis 200 mg/kg BB/hari dalam 0,5 ml aquadest peroral, dan minum

ad libitum

25

Page 26: BAB1

3.8.8 Perlakuan Hewan Uji

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola

searah dengan menggunakan tikus berlebih. Sebelum diberikan perlakuan, tikus

diadaptasikan selama 1 minggu. Seluruh tikus dilakukan pengambilan darah untuk

diukur kolesterol total awal dari setiap tikus pada semua kelompok yang telah

ditetapkan. Perlakuan diberikan secara teratur selama 10 hari setiap jam 12 siang,

pada hari ke-11 dilakukan induksi CCl4 0,1 ml/100 g BB, dan pada hari ke-12

dilakukan pengukuran kadar kolesterol total akhir.

3.8.9. Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Pemeriksaan dan perhitungan dari kadar kolesterol total dilakukan dengan

cara pengambilan darah tikus dengan tabung mikrohematokrit melalui arteri

retroorbitalis sebanyak 0,5 sampai 1cc dan ditampung dalam tabung sentrifus.

Darah didiamkan selama 15 menit dan disentrifus selama 20 menit pada kecepatan

3000rpm.

Serum darah dipipet dengan pipet mikro sebanyak 0,01 ml dimasukkkan

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan pereaksi kolesterol sebanyak

1ml lalu dicampur dengan menggunakan vortex dan dibiarkan selama 20 menit

pada suhu kamar.

Kadar kolesterol total dihitung dengan rumus sebagai berikut :

C = A Sample / A Standart x Cst

Keterangan :

C = Kadar kolesterol (mg/dl)

A = Serapan

Cst = Kadar kolesterol standart (200mg/dl)

26

Page 27: BAB1

Gambar 2. Skema Penelitian

27

Tikus 30 ekor (6 kelompok)

Adaptasi tikus selama 1 minggu

Masing-masing tikus diukur kadar kolesterol total awal (hari ke 0

penelitian)

Perlakuan

Kelompok II

Kontrol positif

Vitamin C 500 mg/kg

BB

Kelompok I

Kontrol normal

Akuades 2,5 ml/kg

BB

Kelompok V

Ekstrak etanol kulit rambutan dosis 200 mg/kg BB

Kelompok III

Kontrol negatif

Akuades 2,5 ml/kg BB

Kelompok IV

Ekstrak etanol kulit rambutan dosis 100 mg/kg BB

Kelompok VI

Ekstrak etanol kulit rambutan dosis 400 mg/kg BB

Perlakuan diberikan selama 10 hari

Induksi CCl4 peroral pada semua kelompok dengan dosis 0,1 ml/100 g BB dilakukan pada hari ke-11

penelitian (kecuali kelompok I)

Pengukuran kadar kolesterol total 1 hari setelah induksi CCl4 (kolesterol total akhir) pada hari ke-12 penelitian

Page 28: BAB1

10.1. Analisis Data

Analisis data menggunakan uji SPSS berupa Paired T-Test dan One Way

Anova. Paired T-Test digunakan untuk mengetahui perbedaan kolesterol total

tikus sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing kelompok sedangkan

One Way Anova digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total

darah tikus antar kelompok.

28

Page 29: BAB1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan selama 12 hari di Laboratorium Farmakologi Jurusan

Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia. Perlakuan diberikan selama

10 hari dengan jumlah tikus sebanyak 30 ekor, pada setiap kelompok terdapat 5

ekor tikus. Pada hari ke-0 penelitian dilakukan penimbangan berat badan untuk

mengetahui berat badan tikus yang menjadi subjek penelitian. Selanjutnya,

seluruh tikus pada setiap kelompok dilakukan pengambilan darah yang

sebelumnya dilakukan pembiusan dengan eter. Untuk menghindari subjek yang

tidak mencukupi, dalam penelitian ini telah disiapkan 11 ekor tikus cadangan.

Perlakuan pada setiap kelompok diberikan berdasarkan berat badan

maksimal tikus pada setiap kelompok dan diberikan dengan sonde oral. Ekstrak

etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) diberikan dengan volume yang

sama untuk setiap kelompok penelitian, walaupun berat badan tikus dalam satu

kelompok berbeda.

Berat badan tikus ditimbang sebelum dilakukan perlakuan, tikus yang

dapat mengikuti penelitian adalah tikus dengan berat badan minimal 100 g.

Berikut ini hasil berat badan awal dan akhir dari tikus pada setiap kelompok,

terlampir pada Tabel 1:

29

Page 30: BAB1

Tabel 1. Berat Badan Tikus Awal dan Akhir Penelitian (g)

Kelompok Perlakuan N BB Awal BB Akhir

I

1 158 1912 141 1873 133 1734 145 1915 185 206

II

1 139 1732 160 1953 177 2034 146 1685 140 199

III

1 175 1642 177 2143 149 1774 189 1775 164 194

IV

1 177 2092 163 1653 168 2204 182 2315 175 207

V

1 162 2002 175 1823 160 1974 179 1885 160 190

VI

1 143 1472 143 1803 120 2004 145 1685 155 233

Keterangan : I. Kelompok normal, IV. Ekstrak etanol kulit rambutan 100mg/kgBB, II. Kontrol positif V. Ekstrak etanol kulit rambutan 200mg/kgBB, III. Kontrol negatif, VI. Ekstrak etanol kulit rambutan 400mg/kgBB

.

Untuk berat badan awal uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui

berat badan awal seluruh kelompok normal dan homogen. Dengan uji One Sample

Kolmogorov Smirnov Test dengan nilai p= 0,545 (p>0,05) yang menunjukkan

bahwa data terdistribusi normal dan uji Levene Test dengan nilai p= 0,386

(p>0,05) yang menunjukkan bahwa berat badan awal tikus homogen.

30

Page 31: BAB1

Dalam menentukan dosis ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium

lappaceum L.) yang efektif sebagai antioksidan, maka dilakukan uji pendahuluan.

Dosis yang digunakan dalam uji pendahuluan berdasarkan penelitian tentang

potensi ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) sebagai penurun

kadar glukosa darah oleh Kusumawati (2008) dengan tingkatan dosis yang

berbeda yaitu, 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB.

Berdasarkan dari uji pendahuluan yang dilakukan oleh Rukmana (2012),

kelompok perlakuan ekstrak kulit rambutan dengan dosis 100 mg/kg BB

menunjukkan penurunan kadar kolesterol total darah tikus, tetapi pada kelompok

perlakuan dengan dosis 50 mg/kg BB tidak menunjukkan adanya penurunan kadar

kolesterol total perlakuan tersebut. Dari hasil uji pendahuluan tersebut, dosis

ekstrak etanol kulit rambutan paling kecil yang digunakan dalam penelitian utama

adalah 100 mg/kg BB dan dosis tertinggi 400 mg/kg BB.

Tabel 2 menggambarkan hasil awal dan akhir dari kadar kolesterol total

setiap kelompok tikus serta selisih kadar kolesterol total. Data hasil pengukuran

tersebut dapat dibuat diagram hubungan antara rerata kadar kolesterol total

dengan waktu pengambilan darah (awal dan akhir perlakuan) yang ditunjukkan

pada Gambar 3.

31

Page 32: BAB1

Tabel 2. Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus Awal dan Akhir Penelitian (mg/dl)

Kadar Kolesterol Total (mg/dl) Rata-Rata Awal dan Akhir (+SD)KelompokPerlakuan

N Kadar Kolesterol Total awal

Kadar Kolesterol Total akhir

Selisih Kadar Kolesterol

I

1 62,38 63,52 -1,142 69,40 53,05 16,353 64,00 55,33 8,674 67,34 60,23 7,115 61,45 36,00 25,45

X±SD 64,91±3.36 53,62±1,06 11,29±2,3

II

1 60,39 59,91 0,482 69,73 49,32 20,413 67,52 52,54 14,984 61,34 47,73 13,615 68,08 59,74 8,34

X±SD 65,41±4,24 53,84±5,72 11,57±-1,48

III

1 72,43 49,75 22,682 71,30 52,51 18,793 74,73 63,94 10,794 70,61 55,67 14,945 75,66 69,21 6,45

X±SD 72,94±2,17 58,21±8,12 14,73±-5,95

IV

1 53,76 48,45 5,312 59,82 50,12 9,683 58,98 62,36 -3,384 59,21 55,32 3,895 69,91 46,05 23,86

X±SD 60,33±5,87 52,45±6,48 7,88±-0,61

V

1 65,21 52,85 12,362 62,35 50,54 11,813 52,36 48,84 3,524 67,75 53,21 14,545 69,35 54,16 15,19

X±SD 63,40±6,71 51,92±2,17 11,48±4,54

VI

1 81,52 55,89 25,632 72,17 58,15 14,023 68,14 41,45 26,694 78,38 50,16 28,225 75,02 47,13 27,89

X±SD 75,06±6,01 51,41±7,44 23,65±-1,43Keterangan : I. Kelompok normal, IV. Ekstrak etanol kulit rambutan 100mg/kgBB,

II. Kontrol positif, V. Ekstrak etanol kulit rambutan 200mg/kgBB, III. Kontrol negatif, VI. Ekstrak etanol kulit rambutan 400mg/kgBB,

.

32

Page 33: BAB1

I II III IV V VI0

1020304050607080

AwalAkhir

Kelompok

Mea

n K

adar

Kol

este

rol

Tot

al

Gambar 3. Diagram Perbandingan Rerata Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus Awal dan Akhir (mg/dl)

Keterangan : I. Kelompok normal, IV. Ekstrak etanol kulit rambutan 100mg/kgBB, II. Kontrol positif V. Ekstrak etanol kulit rambutan 200mg/kgBB, III. Kontrol negatif, VI. Ekstrak etanol kulit rambutan 400mg/kgBB.

Pada kolesterol total awal dilakukan uji statistik untuk mengetahui adanya

perbedaan kadar kolesterol total awal setiap kelompok. Uji One Sample

Kolmogorov Smirnov data kolesterol total awal didapatkan nilai p= 0,789

(p>0,05) yang menunjukkan data kolesterol total awal terdistribusi normal.

Setelah itu dilanjutkan uji homogenitas variansi data kolesterol total awal dengan

nilai p= 0,592 (p>0,05) menunjukkan bahwa data homogen, sehingga dapat

dilakukan uji One Way Anova. Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai p=

0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

pada kolesterol total awal serum darah tikus pada setiap kelompok.

Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total awal dan akhir

penginduksian CCl4, maka dibuat persentase selisih kadar kolesterol total pada

seluruh kelompok (termasuk kelompok tanpa induksi CCl4). Hasil perhitungan

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

33

Page 34: BAB1

Tabel 3. Persentase Penurunan Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus (%)

Kadar Kolesterol Total (mg/dl) Rerata Awal dan Akhir (+SD)

Kelompok Perlakuan

N Kadar Kolesterol

Total Awal

Kadar Kolesterol Total Akhir

Selisih Kadar Kolesterol Total

I

1 100% 101,83% -1,83%2 100% 76,44% 23,56%3 100% 86,45% 13,55%4 100% 89,44% 10,56%5 100% 58,58% 41,42%

X±SD 100±0 82,54±1,61 17,45±1,61

II

1 100% 99,20% 0,8%2 100% 70,73% 29,27%3 100% 77,81% 22,19%4 100% 77,81% 22,19%5 100% 87,74% 12,26%

X±SD 100±0 82,65±1,10 17,34±1,10

III

1 100% 68,69% 31,31%2 100% 73,64% 26,36%3 100% 85,56% 14,44%4 100% 78,84% 21,16%5 100% 91,47% 8,53%

X±SD 100±0 79,64±9,10 20,36±9,10

IV

1 100% 90,12% 9,88%2 100% 83,78% 16,22%3 100% 105,73% -5,73%4 100% 93,43% 6,57%5 100% 65,87% 34,13%

X±SD 100±0 87,78±1,46 12,21±1,46

V

1 100% 81,04% 18,96%2 100% 81,05% 18,95%3 100% 93,27% 6,73%4 100% 78,53% 21,47%5 100% 78,09% 21,91%

X±SD 100±0 82,39±6,23 17,60±6,23

VI

1 100% 68,57% 31,43%2 100% 80,57% 19,43%3 100% 60,83% 39,17%4 100% 63,99% 36,01%5 100% 62,84% 37,16%

X±SD 100±0 67,36±7,91 31,51±8,65

34

Keterangan:I. Kelompok normal,II. Kontrol positif,III. Kontrol negatif, IV.Ekstrak etanol kulit rambutan

100mg/kgBB, V. Ekstrak etanol kulit rambutan

200mg/kgBB,VI.Ekstrak etanol kulit rambutan

400mg/kgBB

Page 35: BAB1

Awal Akhir0

20

40

60

80

100

120

IIIIIIIVVVI

Pers

enta

se M

ean

Kada

r Kol

este

rol

Tota

l Ser

um

Gambar 4. Kurva Rerata Persentase Selisih Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus (%)

Keterangan : I. Kontrol normal, IV. Ekstrak etanol kulit rambutan 100mg/kgBB,II. Kontrol positif, V. Ekstrak etanol kulit rambutan 200mg/kgBB, III. Kontrol negatif, VI. Ekstrak etanol kulit rambutan 400mg/kgBB.

Data kadar kolesterol total awal dan akhir perlakuan pada Tabel 2 dianalisis

dengan menggunakan uji Paired-T Test untuk masing-masing kelompok. Hasil

dari uji Paired-T Test pada masing-masing kelompok didapatkan nilai p= 0,066

(p>0,05) untuk kelompok I (kontrol normal), p= 0,027 (p<0,05) untuk kelompok

II (kontrol positif), p=0,007 (p<0,05) untuk kelompok III (kontrol negatif), p=

0,156 (p>0,05) untuk kelompok IV (ekstrak etanol kulit rambutan dosis 100

mg/kg BB), p= 0,005 (p<0,05) untuk kelompok V (ekstrak etanol kulit rambutan

dosis 200 mg/kg BB), dan p= 0,001 (p<0,05) untuk kelompok VI (ekstrak etanol

kulit rambutan dosis 400 mg/kg BB). Hasil uji ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna (tidak signifikan) antara kadar kolesterol total

awal dan akhir pada kelompok I (kontrol normal), IV (ekstrak etanol kulit

rambutan dosis 100 mg/kg BB), dan terdapat perbedaan yang bermakna

(signifikan) pada kelompok II (kontrol positif), III (kontrol negatif), V (ekstrak

etanol kulit rambutan dosis 200 mg/kg BB) dan VI (ekstrak etanol kulit rambutan

dosis 400 mg/kg BB).

35

Page 36: BAB1

Analisis data kadar kolesterol total awal dan akhir perlakuan dengan uji

statistik Paired-T Test ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar

kolesterol total serum awal dan akhir perlakuan yang bermakna pada kelompok

dengan ekstrak etanol kulit rambutan dengan dosis 200 mg/kg BB dan dosis 400

mg/kg BB.

Sebelum dilakukan uji Anova, harus dilakukan uji normalitas dengan One-

Sample Kolmogorov Smirnov Test untuk mengetahui sebaran data atau distribusi

data rata-rata penurunan kadar kolesterol total serum darah tikus. Uji normalitas

data berdasarkan sebaran atau distribusi didapatkan nilai p= 0,950 (p>0,05) yang

menunjukkan bahwa distribusi data awal normal. Selanjutnya, dilakukan uji

homogenitas variansi data dengan Levene Test dan didapatkan nilai p= 0,293

(p>0,05) yang menunjukkan bahwa varian data normal.

Kesimpulan dari uji normalitas dan homogenitas data menyatakan bahwa

analisis data dengan uji One Way Anova dapat dilakukan, karena syarat analisis

data dengan metode One Way Anova adalah distribusi data harus normal, dan

varian data harus sama (Dahlan, 2008). Penurunan kadar kolesterol total antar

kelompok perlakuan diuji dengan menggunakan One Way Anova. Hasil dari uji

One Way Anova adalah nilai p= 0,642 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna (tidak signifikan) terhadap rerata penurunan

kadar kolesterol total serum darah tikus antara kelompok satu dengan kelompok

yang lain.

36

Page 37: BAB1

4.2. Pembahasan

Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan karena

dianggap tidak terpengaruh oleh siklus hormon seperti pada tikus betina yang

mengalami siklus menstruasi sehingga diharapkan hasil akhir penelitian tidak

terganggu. Tikus yang dipilih sebagai subjek penelitian harus memiliki berat 100 -

250 g dan dalam keadaan sehat hingga penelitian selesai. Sebagai subjek

penelitian, tikus memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian

antara lain faktor internal tikus (umur, jenis kelamin, berat badan,kesehatan, dan

nutrisi), faktor lingkungan, keadaan kandang, suasana kandang, dan populasi

dalam kandang (Malole & Pramono, 1989).

Pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi karena metode ini

merupakan metode yang sederhana dari segi peralatannya serta mudah dilakukan

sehingga kestabilan senyawa-senyawa yang terkandung tetap terjaga. Pelarut yang

digunakan etanol karena merupakan pelarut semi polar sehingga diharapkan

terdapat hasil ekstrak berupa zat aktif yang bersifat polar dan non polar.

Pembanding atau kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

serbuk vitamin C karena vitamin C terbukti merupakan antioksidan kuat yang

larut air dan memberikan proteksi terhadap radikal bebas, sehingga di harapkan

akan mendapatkan hasil positif saat dibandingkan dengan ekstrak etanol kulit

rambutan (Nephelium lappaceum L.) (Syahrizal, 2008).

Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan hari

ke-12 setelah induksi CCl4 dengan cara pengambilan darah melalui pembuluh

darah tikus di daerah mata yaitu pada sinus orbitalis. Pengambilan darah melalui

pembuluh darah di daerah mata bertujuan untuk mempercepat proses pengambilan

darah karena dapat mengurangi rasa sakit yang lama pada tikus

37

Page 38: BAB1

Penelitian ini menggunakan serbuk vitamin C sebagai kontrol positif untuk

pembanding. Vitamin C bekerja sebagai koenzim dan pada keadaan tertentu

merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin C dapat secara langsung atau tidak

langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion logam tereduksi

dan bekerja sebagai kofaktor untuk hidroksilasi prolin dan lisis dalam biosintesis

kolagen. Serbuk vitamin C berbentuk bubuk kristal putih kekuningan, larut air dan

stabil pada keadaan kering (Syahrizal, 2008).

Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif antioksidan. Vitamin C

merupakan salah satu senyawa yang banyak digunakan sebagai antioksidan.

Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan secara efektif mengambil

senyawa oksigen reaktif dan radikal bebas. Sebagai antioksidan, vitamin C

bekerja pada sitosol ekstraseluler (Hariyatmi, 2004; Christyaningsih, 2003).

Dari kurva rerata persentase selisih kadar kolesterol total serum darah tikus

pada setiap kelompok yang tersaji pada Gambar 4, terlihat bahwa penurunan

kadar kolesterol total yang paling besar ditunjukkan berturut-turut oleh kelompok

VI (ekstrak etanol kulit rambutan dosis 400 mg/kg BB), kelompok III (kontrol

negatif), kelompok V (ekstrak etanol kulit rambutan dosis 200 mg/kg BB),

kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol positif) dan kelompok IV

(ekstrak etanol kulit rambutan dosis 100 mg/kg BB). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa dalam penelitian ini, pemberian ekstrak etanol kulit rambutan dengan dosis

400 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total serum darah pada tikus

putih (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley.

Hasil yang terlihat pada Gambar 4 yang menunjukkan adanya penurunan

selisih kadar kolesterol total awal dan akhir oleh kelompok ekstrak etanol kulit

rambutan tidak bermakna secara statistik. Hasil uji statistik dengan uji Paired-T

Test menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit rambutan dosis 200 mg/kg BB dan

400 mg/kg BB terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar kolesterol total awal

dan kadar kolesterol total akhir perlakuan dengan nilai p= 0,005 dan p= 0,001

untuk masing-masing dosis.

38

Page 39: BAB1

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Thitilerdecha (2008) dan

Tachakittirungrod (2006) yang menyatakan bahwa, kulit rambutan memiliki

aktivitas antioksidan secara in vitro, karena pada penelitian ini tidak dapat

dibuktikan secara statistik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan

yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Dosis ekstrak diberikan untuk seluruh kelompok berdasarkan berat badan

tertinggi, bukan berdasarkan berat badan masing-masing. Seharusnya

dilakukan pemberian dosis ekstrak berdasarkan berat badan tikus masing-

masing pada setiap kelompok perlakuan.

2. Cara penelitian yang menggunakan CCL4 untuk melihat penurunan kadar

kolesterol total seharusnya diganti dengan pemberian diet hiperlipidemik

3. CCL4 diberikan secara oral, hal ini dapat berakibat kurang optimalnya CLL4

dalam menimbulkan kerusakan pada organ hepar. Seharusnya diberikan

melalui injeksi intraperitoneal.

39

Page 40: BAB1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Efek Ekstrak Etanol Kulit Rambutan

Terhadap Kolesterol Total Tikus Yang Diinduksi CCl4, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) belum terbukti mampu

menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus novergicus) galur

Sprague Dawley jantan yang telah diinduksi CCl4.

5.2. Saran

Penelitian mengenai kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan

penelitian yang relatif baru sehingga dalam penelitian selanjutnya yang perlu

diperhatikan adalah:

1. Sebelum penentuan dosis, perlu dilakukan studi kandungan kimia berupa uji

total senyawa antioksidan yang meliputi saponin, tanin dan flavonoid untuk

mengukur konsentrasi atau dosis senyawa antioksidan dengan tepat dalam

ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.).

2. Perlu diteliti penyesuaian dosis induksi CCl4 secara oral untuk dapat

menimbulkan kerusakan yang sama dengan kerusakan yang ditimbulkan pada

dosis CCl4 yang diinduksi melalui intraperitoneal sebagai penginduksi radikal

bebas.

3. Perlu diteliti lebih lanjut tentang aktivitas antioksidan kulit rambutan

(Nephelium lappaceum L.) dengan cara ekstraksi, dan pelarut yang berbeda

serta rentang dosis yang lebih besar.

4. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak etanol kulit rambutan

(Nephelium lappaceum L.) terhadap kadar kolesterol total tikus dengan

menggunakan diet hiperlipidemik.

40

Page 41: BAB1

Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. 132-150.

Am J Clin Nutr [serial online] 1977 [cited 2008 Jan 2];

Anwar., 2004. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner.

Skripsi Jurusan Pendidikan Dokter. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatra Utara

Aswin., 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium

lappaceum L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Pada Tikus Wistar

yang di berikan perlakuan diet kuning telur. Skripsi Jurusan Pendidikan

Dokter. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Ayunda, D., 2009. Pengaruh Getah Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap Penyembuhan Luka Sayat Buatan Pada Marmut. Skripsi, Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Sultan Agung Semarang.

Boedhi., 2003. Epidemiology of atherosclerotic disease: Special focus on

cardiovascular disease, Naskah Lengkap Cardiology, Semarang P1-12

Boyer J., 2004 . Apple phytochemical and their health benefits. Nutrition journal

Bustan, M, N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, jakarta

Dalimartha., 2004.  Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Puspa Sehat, Jakarta

Goldberg., 2009. Effect of progression from impaired glucose tolerance on

cardiovascular risk factor and its amelioration by lifestyle and metformin

intervention. Diabetes Care 32:726-732

Handoko T., 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.

Harborne, 1987, Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung 72-86

Hull, Alison., 1996. Penyakit jantung hipertensi dan nutrisi. Bumi Aksara, Jakarta

Jantung dan ahli obat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Jawi., Suprapta., Sutirtayasa., 2007. Efek Antioksidan Ekstrak Umbi Jalar Ungu

(Ipomoiea batatas L) Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal

dengan Melihat Kadar AST dan ALT Darah pada Mencit. Jurnal Dok.

Farm. 20 : 103 – 105.

41

Page 42: BAB1

John AB., 2002. Lipid. Springer Berlin Jul 7;37(7): 647-652.

Kabo, P., 2008, Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner, Kesaksian

seorang ahli

Kuncahyo, Ilham dan Sunardi. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing

Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap 1,1-difenil-2-picrylhidrazil

(DPPH). Univ Setia Budi. Yogyakarta.

Kuncahyo, Ilham., Sunardi ., 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing

Wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl

(DPPH). Seminar Nasional Teknologi. Yogyakarta, 1978-9777.

Kusumawati R., 2008. Potensi Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium

Lappaceum, L.) Sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Pada Tikus

Sprague Dawley Jantan Yang Diinduksi Alloxan. Skripsi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII.

Li et al., 2004. Flavonoids from Artichoke (Cynara scolymus L.) Up-Regulate

Endothelial-Type Nitric-Oxide Synthase Gene Expression in Human

Endothelial Cells. JPET(The Journal of Pharmacology and Experimental

Therapeutics)vol. 310 no. 3 926-932

Lipkin R. 1995. Scientist Though The Health Benefits of Saponins. 11-148

Majid, A., 2007. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan dan

Pengobatan Terkini. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Malinow et al., 2008. Effect of alfalfa saponins on intestinal cholesterol

absorption in rats. 30:2061-67.

Mayes P A., 2003. Pengangkutan dan penyimpanan lipid. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Murray et al., 2003. Biokimia Harper Edisi 25, Penerbit Buku Kedokteran,

Jakarta

Panjaitan, R.G.P., Handharyani, E., Chairul., Masriani., Zakiah, Z., Manalu, W., 2007. Pengaruh Pemberian Karbon Tetraklorida Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal Tikus. Makara Kesehatan, 11 (1) : 11 – 16.

42

Page 43: BAB1

Prahasta, A., 2009. Agribisnis Rambutan: Budidaya Usaha Pengolahan. Jakarta: Pustaka Grafika. 1: 10-14.

Rahmat & Yuyun Yuniarsih., 2002. Rambutan : Komoditas Unggulan dan

Prospek Agribisnis. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Robinson, 1995, Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi , diterjemahkan oleh

padmawinata, K.,Sudiro,I., Penerbit ITB, Bandung 71-72

Rukmana., 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Rambutan

Terhadapa Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida.

Skripsi Fakultas Kedokteran UII.

Setyawan., 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Puspa Sehat

Setyani, R., 2009. Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit

Jantung Koroner Pada Usia Produktif (< 55 tahun) [Versi elektronik].

Airlangga University Digital Library.

Setyawan et al., 2008. Identifikasi Golongan Flavonoid Daun Jati Belanda

Berpotensi Antioksidan. Skripsi Jurusan Kimia. Bogor : Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Syahrizal, D., 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit yang Dipapar Plumbum. Tesis. Program Studi Biomedik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Syahrizal., 2008. Pengaruh Proteksi Vitamin C Terhadap Enzim Transaminase

Dan Gambaran Histopatologis Hati Mencit Yang Dipapar Plumbum. Tesis

Magister Ilmu Kesehatan .Sumatra Utara : Biomedik SPS Universitas

Sumatra Utara

Tachakittirungrod, S., Okonogi, S., Chowwanapoonpohn., 2006. Study on Antioxidant Activity of Certain Plants in Thailand : Mechanism of Antioxidant Action of Guava Leaf extract. Food Chemistry.103 : 381 – 388.

Thitilertdecha, N., Teerawugulrag, A., Rakayatham, N., 2008. Antioxidant and Antibacterial Activities of Nephelium lappaceum L. Extracts.Swiss Society of Food Science and Technology. 41: 2029-2035.

URL:http://www.ajcn.org/cgi/reprint/30/12/2061.pdf

43

Page 44: BAB1

Widmann., 1995. Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium. Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Wiryowidagdo., 2008, Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung, darah tinggi dam

kolesterol. Penerbit PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Yuliani., 2001. Prospektif Pengembangan Obat Tradisional Menjadi Fitofarmaka.

Jurnal Litbang Pertanian. 20 (3) : 100 – 105.

44

Page 45: BAB1

LAMPIRAN

HASIL UJI STATISTIK

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Selisih_kolesterol_total

N 30

Normal Parametersa Mean 53.4369

Std. Deviation 6.92856

Most Extreme Differences Absolute .095

Positive .095

Negative -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .520

Asymp. Sig. (2-tailed) .950

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.310 5 24 .293

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 173.044 5 34.609 .681 .642

Within Groups 1219.098 24 50.796

Total 1392.143 29

45

Page 46: BAB1

Hasil Statistik Berat Badan Tikus Awal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berat_badan_awal

N 30

Normal Parametersa Mean 159.5000

Std. Deviation 17.46277

Most Extreme Differences Absolute .146

Positive .114

Negative -.146

Kolmogorov-Smirnov Z .799

Asymp. Sig. (2-tailed) .545

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

Berat_badan_awal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.101 5 24 .386

46

Page 47: BAB1

Hasil Uji Statistik Kolesterol Total Awal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pre_koles_tot

N 30

Normal Parametersa Mean 67.0110

Std. Deviation 6.91259

Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .082

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z .652

Asymp. Sig. (2-tailed) .789

a. Test distribution is Normal.

Test of Homogeneity of Variances

pre_koles_tot

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.753 5 24 .592

ANOVA

pre_koles_tot

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 822.172 5 164.434 7.003 .000

Within Groups 563.560 24 23.482

Total 1385.732 29

47

Page 48: BAB1

Hasil Uji Statistik Pair T Test Kolesterol Total Awal dan Kolesterol Total Akhir Perlakuan

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Normal

Positif

Negatif

Dosis 100

Dosis 200

Dosis 400

1.1288

1.1564

1.4730

7.8808

1.1484

2.4498

10.0617

7.5391

6.3994

10.0926

4.6736

5.9458

4.4997

3.3716

2.8619

4.5135

2.0901

2.6590

-1.20525

2.20289

6.78402

-4.65087

5.68088

17.11530

20.78125

20.92511

22.67598

20.41247

17.28712

31.88070

2.509

3.430

5.147

1.746

5.494

9.213

4

4

4

4

3

4

.066

.027

.007

.156

.005

.001

48

Page 49: BAB1

49

Page 50: BAB1

Gambar Hasil Penelitian

Ekstrak etanol kulit rambutan (Nephelium lappaceum) dalam 3 dosis

Ekstrak etanol kulit rambutan dan Vit.C

50

Page 51: BAB1

Tikus putih jantan (Rattus novergicus) sprague dawley

51

Page 52: BAB1

Pemberian induksi CCL4

Sample darah dan serum tikus

52

Page 53: BAB1

Alat sentrifus

Reagen kolesterol total

53

Page 54: BAB1

Ekstrak kental kulit rambutan (Nephelium lappaceum) dalam 3 dosis

54