BAB.1 bongkar pasang mesin

121
BAB I URAIAN MATERI A. URAIAN UMUM MOTOR BENSIN 1. Pengertian Dasar Tentang Mesin : Mesin (engine) adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (Dinamis) dan alat-alat yang tidak Bergerak (statis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga. Dengan kata lain mesin adalah suatu kesatuan konstruksi yang saling berhubungan satu sama lain serta saling menopang dalam bekerja sehingga menghasilkan suatu tenaga mekanik. 2. Pengertian Dasar Tentang Motor Bakar MOTOR BAKAR : Adalah suatu mesin yang dapat mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran bahan bakar. Bila tenaga panas untuk pembakaran menjadi tenaga penggerak dihasilkan di luar (External Combustion Engine), dan biasanya digunakan mesin Uap serta Turbin Uap. 1

Transcript of BAB.1 bongkar pasang mesin

Page 1: BAB.1 bongkar pasang mesin

BAB I

URAIAN MATERI

A. URAIAN UMUM MOTOR BENSIN

1. Pengertian Dasar Tentang Mesin :

Mesin (engine) adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak

(Dinamis) dan alat-alat yang tidak Bergerak (statis) yang bila bekerja

dapat menimbulkan tenaga. Dengan kata lain mesin adalah suatu

kesatuan konstruksi yang saling berhubungan satu sama lain serta

saling menopang dalam bekerja sehingga menghasilkan suatu tenaga

mekanik.

2. Pengertian Dasar Tentang Motor Bakar

MOTOR BAKAR : Adalah suatu mesin yang dapat mengubah

tenaga panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran bahan

bakar. Bila tenaga panas untuk pembakaran menjadi tenaga penggerak

dihasilkan di luar (External Combustion Engine), dan biasanya

digunakan mesin Uap serta Turbin Uap.

Mesin yang terdapat pada kendaraan bermotor seperti

sepeda motor dan mobil, pembakaran bahan bakarnya dilakukan

langsung dalam mesin dan dirubah menjadi tenaga penggerak. Mesin

semacam ini disebut motor bakar dalam (Internal Combution Engine).

1

Page 2: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar.1 Konstruksi Mesin Bensin

B. URAIAN PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN.

Pada Motor Bensin, bensin dibakar untuk memperoleh tenaga

panas perpindahan tenaga panas ke dalalam tenaga penggerak yang

kita perlukan dengan penjelasan sebagai berikut.

Campuran udara dan bensin dari karburator yang dihisap masuk

ke dalam silinder oleh torak, kemudian ditempatkan dengan torak,

serta dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan

terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak

bergerak naik turun di dalam silinder mesin menerima tekanan yang

tinggi, suatu tenaga yang bekerja pada torak memungkinkan torak

terdorong ke bawah.

Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah

gerakan naik turun torak menjadi gerak putar, maka torak akan

menggerakkan batang torak dan memutarkan poros engkol.

Disamping itu torak juga diperlukan untuk membuang gas-gas bekas

yang sudah terbakar di dalam silinder dan berfungsi juga menyiapkan

penyedian campuran udara dan bensin pada saat-saat tetap untuk

menjaga agar torak dapat bergerak secara periodic melakukan kerja

tetap.

Kerja periodic didalam silinder dimulai dari pemasukan

campuran udara bensin ke dalam silinder, sampai pada kompressi

pembakaran dan pengeluaran gas-gas yang telah terbakar dari silinder.

2

Page 3: BAB.1 bongkar pasang mesin

Adapun urutan proses kerja periodic tersebut di atas di sebut

siklus Mesin.

Pada umumnya mesin mobil dan sepeda motor mempergunakan mesin

4 tak. Yang dimaksud dengan motor bensin empat langkah (4 Tak)

ialah nilai satu kali proses pembakaran terjadi, pada setiap empat

langkah gerakan piston atau putaran poros engkol. Dengan anggapan

bahwa katup masuk dan katup buang terbuka dan tertutup tepat pada

waktu piston berada pada TMA (Titik mati atas) dan TMB (Titik mati

bawah). Piston bergerak di dalam silinder di dalam silinder di antara

bagian atas silinder dan bagian bawah silinder.

Bagian atas silinder disebut titik mati atas (TMA) dan bagian

bawah silinder disebut titik mati bawah (TMB).

Panjang atau jarak gerak piston dari titik mati atas atau sampai

titik mati bawah di sebut “ Jarak langkah gerak piston” atau dengan

istilah asing STROKE.

Untuk lebih jelasnya maka siklus kerja motor ada empat

langkah (4 Tak) dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Langkah Isap (Intake Stroke)

Pada waktu Piston mulai bergerak dari TMA maka katup masuk

membuka. Campuran antara bahan bakar dan udara yang telah

dicampur di dalam karburator masuk dan hisap ke dalam silinder.

Ketika Piston berada di TMB maka katup masuk akan tertutup.

3

Page 4: BAB.1 bongkar pasang mesin

2. Langkah Kompresssi (Compreession Stroke)

Selanjutnya pada waktu piston bergerak dari TMB menuju

TMA, katup masuk dan katup buang tertutup. Sehingga gas yang telah

dihisap kedalam silinder mesin tidak dapat keluar pada waktu ditekan

oleh piston, yang mengakibatkan tekanan gas ini akan mencapai

tekanan optimum.Beberapa saat piston sebelum mencapai TMA gas

yang telah mencapai tekanan optimum dibakar oleh bunga api listrik

dari busi.

3. Langkah Usaha (Power Stroke)

Gas-gas hasil; pembakaran tadi yang mempunyai suhu dan

tekanan tinggi akan mengembang dan menekan piston ke bawah

4

Page 5: BAB.1 bongkar pasang mesin

sehingga dengan tenaga yang kuat sekali piston ditekan dan dipaksa

menuju TMB.

Pada saat ini pertama kali tenaga panas diubah amenjadi tenaga

mekanis (Tenaga Mesin). Tenaga ini kemudian disalurkan melalui

batang torak (Conecting Rod) dan oleh poros engkol (carankshaft)

diubah menjadi tenaga putar.

Pada langkah ini katup masuk dan katup buang dalam keadaan

tertutup.

4.Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke)

Pada saat piston mulai bergerak dari TMB ke TMA katup-katup

buang membuka dan sisa-sisa pebakaran tertekan oleh piston melalui

katup buang menuju udara bebas.

Dengan terbuangnya gas sisa pembakaran itu maka kerja ke-

empat langkah mesin 4 tak selesai untuk 1 (satu) siklus.

5

Page 6: BAB.1 bongkar pasang mesin

Ciri-Ciri Motor Bensin 4 Tak :

1. Setiap kepala silinder terdapat 2 buah katup yaitu katup masuk

dan katup buang.

Akan tetapi mobil sekarang terdapat 4 buah yaitu 2 katup masuk

dan 2 katup buang yang dikenal dengan system DOHC 16

Valve.

2. Bahan bakarnya bensin murni.

3. Mempunyai 3 (tiga) buah ring piston, yatiu Ring kompressi

1,Ring kompressi 2 dan Ring Oli.

4. Untuk mendapatkan 1 kali pembakaran, piston bergerak 4 kali

atau poros engkol berputar 2 kali.

5. Gas pembuangan di knalpot tidak menimbulkan asap.

6. Hanya mempunyai 1 macam kompressi yaitu kompressi silinder

saja.

7. Jumlah ledakan kecil, sehingga diperlukan silinder yang banyak

agar mesin dapat bekerja dengan lembut.

C. SISTEM BAHAN BAKAR

Komponen sistem bahan bakar :

1. TANGKI BAHAN BAKAR

Tangki bahan bakar ialah tempat menampugn bahan bakar dan

dibuat dari plat baja tipis.

Pada tangki bensin terdapat :

Bagian dalam tangki dilapisi pelapis anti karat.

Dipasang separator untuk mencegah guncangan bensin dalam

tangki.

6

Page 7: BAB.1 bongkar pasang mesin

Terdapat saluran pemasukan bensin dan saluran ke karburator.

Terdapat pipa udara untuk menyamakan tekanan udara dalam

tangki dengan udara luar.

Pengukur isi bensin (Fuel gauge sender unit).

Gambar: Tangki bensin.

2. SARINGAN BAHAN BAKAR

Saringan bahan bakar ini adalah alat penahan kotoran yang

dikandung oleh bensin cebelum masuk ke pompa bensiun. Posisi

saringan bensin terletak antara tangki bensin dan pompa bensin.

Kotoran (air atau pasir) akan mengendap di dasar mangkok, dan

partikel kotoran lainnya akan tertahan oleh elemen saringan. Saringan

ini letaknya terdapat di dalam mangkuk gelas, dan bensin masuk dari

bagian luar ke bagian dalam dan seytelah disaring bensin bersih

disalurkan ke pompa bensin.

7

Page 8: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Saringan bensin

3. PIPA-PIPA BAHAN BAKAR

Pipa-pipa bahan bakar terbuat dari tembaga atau baja sebagai

penghubung bensin Dari tangki ke saringan bensin. Untuk

menghubungkan anatar saringan ke pompa bensin, biasanya dibuat

dari karet, dengan bahan ini agar tahan terhadap getaran yang terjadi.

4. POMPA BENSIN (FUEL PUMP)

Pompa bensin ini berfungsi untuk menyalurkan bensin dari

tangki bensin menuju ke karburator. Menurut kerjanya pompa bensin

dapat dibedaka sebagai berikut:

- pompa bensin mekanik

- pompa bensin listrik

P ompa bensin mekanik

Pompa bensin model ini terdiri dari katup isap dan katup tekan,

lengan penggerak (Rocker Arm), Body bagian atas dan bawah.

Putaran Sumbu Nok meyebabkan Nok menggerakka lengan

penggerak pompa dan membran Pompa bensin.

8

Page 9: BAB.1 bongkar pasang mesin

Cara kerja pompa benmsin mekanik :

Sewaktu mesin hidup maka poros Nok (8) akan berputar maka

lengan Penggerak (5) bergerak ke atas dank e bawah karena dorongan

nok dan pegas. Akibatnya membran (4) juga begerak turun naik,

karena terikan lengan penggerak (5) dan dorongan pegas (2).

Sewaktu membran turun, ruangan diatas dmembran bertambah

besar, sehingga tekanannya turun. Akibatnya katup tekan (3) tertutup

dan katup isap (1) terbuka, sehingga bahan bakar dri nipel-nipel

pemasukan dapat masuk ke dalam ruangan di atas membran.

Sewaktu membran bergerak naik, maka terjadilah pemompaan

bahan bakar di atas membran, sehingga katup isap (1) tertutup, katup

tekan (3) terbuka dan mengalirlah bahan bakar dariddalam pompa

keluar melalui nipel pengeluaran (7) selanjutnya masuk menuju ke

karburator.

Gambar: konstruksi Pompa bensin mekanik.

5. KARBURATOR

Udara dan bahan baar dicampur dalam karburator, untuk

memperoleh campuran yang sesuai dengan kondisi kerja

mesin.sebagai sumber tenaga maka sebelum memasuki silindr mesin

9

1.Katup isap2.Pegas 3.Katup tekan4.Diafragma5.Lengan 6.penggerak7.Nipel pemasukan8.Nipel pengeluaran9.Poros bubungan

Page 10: BAB.1 bongkar pasang mesin

campuran bensin dan udara ini harus bersifat sngat mudah terbakar,

agar supaya motor dapat menghasilkandaya yang besar dan ekonomis.

Pada umunya tipe karburator yang digunakan untuk kendaraan

adalah tipe arus turun (Downdraft Type). Bentuk dasar karburator

karter arus turun ini dibagi dua bagian besar yaitu ruang pencampuran

(Mixing Chamber), di manna bahan bakar dicampur dengan udara,

serta ruang pelampung (Float Chamber) di mana terimpan sejumlah

bensin dalam volume constant.

Cara Kerja Karburator :

Mengingat kebutuhan gas pada setiap keadaan dari suatu motor

bensin bebeda-beda, maka cara kerja karburator dapat dibedakan atau

digolongkan :

a. Sistem pelampung

b. Sistem kecepatan rendah

c. Sistem kecepatan tinggi

d. Sistem percepatan

e. Sistem cuk

6. SISTEM PELAMPUNG

Ruang pelampung berfungsi sebagi penyimpan bensin, dan

pelampung berfungsi untuk menjaga suplai bensin dalam mangkok

pelampung tetap constant.

Bensin diken masuk keruang pelampung melalui saaluran pada

katup jarum (1). Bila bensin telah terpakai,maka pelampung akan

turun dan dengan turunnya pelampung mengakibatkan katup jartum

(needle valve) akan membuka saluran sehingga bensin masuk ke

ruang pelampung.

10

Page 11: BAB.1 bongkar pasang mesin

Bila bensin telah penuh dengan volume tertentu maka sg

sendirinya pelampung akan terangkat kembali, sehingaga akan mentup

saluran masuk dan penyaluran bensin berhenti. Peristiwa gerak naik

turunnya pelampung relative cepart dan berulang kali pada waktu

motor hidup, dalam waktu singkat sehingga dapat dikatakan bawea

pemukaan bensin dalam ruang pelampung selalu tetap.

Gambar: Sistem pelampung

Tinggi permukaan bensin ini dapat diatur dengan menyetel pelat

penahan (Pull clip) dan hendaknya diatur agar pemukaan bensin

sedikit dibawah lubang bozel pemancar. Pada pengaturan tuas

penahan pelampung ini harus diingat. Bahwa pengaturan tual pelat

yang terlampau tinggi akan mengakibatkan campuran kurus,dan

sebaliknya apabila terlampau rendah maka campurannya akan gemuk/

pekat.

Karburator dilengkapi dengan corong udar masuk yang

menghubungkan udara dari air horn dengan ruang pelampung. Hal ini

11

Page 12: BAB.1 bongkar pasang mesin

untuk menjaga agar tekanan di dalam ruang pelampung sama dengan

tekanan di dalam air horn.

7. SISTEM KECEPATAN RENDAH DAN PUTARAN LAMBAT

(idle and Low speed sistem)

Sistem kecepatan rendah ini berfungsi menyediakan bensin

pada saat motor berputar dengan kecepatan rendah, atau pada saat

motor berputar lambat tanpa menginjak pedal gas dan dudukan katup

gas (Thortle Valve ) masih terttup. Pada waktu putaran lambat (Idling)

di mana pedal gas tidak di tekan katup gas masih tertutup, sehingga

arus udara yang masih melalui venture hanya bergerak lambat dan

pembancar utama (main nozzle) tidak akan mampu menyalurkan

bensin. Dalam keadaan ini gerak torak pada langkah isap dalam

silinder akan menimbulkan kehampaan (vauum) yang besar di bawah

katup gas (Thortle Valve).

Kevakuman ini terus masuk ke lubang saluran stasioner ke

pemancr stasioner (Idle Dischrger Holes) dank e ruang pengapung

pada akhirnya vakum ini akan menarik bensin keluar mengalirdari

(idle passage) dan bensin keluar dari lubang stasioner (Idle Discharge

Holes) dan campuran bensin dan udara (Gas) masuk ke intake

manifold berupa semburan .

12

Page 13: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Sirkulasi putaran Lambat (Idling)

Bila katup gas (Thotle Valve) mulai membuka sedikit, maka

vakum tidak terdapat di bawah katup gas, tetapi perpindahan ruang

pengabut (Venturi ) dan seketika itu masuklah udara luar dengan

gerakan cepat untuk membawa keluar bensin dari lubang mulut

pemancar yang berhamburan ke bawah. Dengan demikian jumlah gas

yang msuk ke intake manifold bertambah. Banyaknya gas yang keluar

dari lubang saluran stasioner (Idle Discharge Holess) dapat diatur/distl

oleh skrup pengatur tasioner (Idle Needle Valve).

Dalam putaran motor yang lambat, maka ruiangan tabung

kompensasi (Idle Tube) penuh terisi bensin dengan tinggi permukaan

sedikit di bawah lubang pemancart utama.

Gammbar: sirkulasi putaran lambat cepat (Fast idling).

8. SISTEM KECEPATAN TINGGI (High Speed Circuit)

Apabila puara motor dipercepat, Katup gas (Thotle Valve)

terbuka dan udara mengalir melalui pengabut (Venturi) bertambah

cepat dan udara maka tekanan pada ujung nosel pemancar (Main

Discharge Jet) menjadi lebih rendah daripada tekanan di dalam ruang

pelampung. Akibat perbedaan tekanan in bensin dari ruang pelampung

13

Page 14: BAB.1 bongkar pasang mesin

terhisap mengalir melalui saluran utama (Main Metering Jet)

dankeluar dari lubang pemacar itama (Main Nozzle) menjadi partikel-

partikel yang sangat kecil oleh arus udara megalir untuk kemudian

masuk ke dalam silinder mesin.

Pada waktu putaran dari motor dipercepat,maka dari selubung

pemancar utama akan mengeluarkan bensin dan kemudian bensin

akan terpanar keluar ari mulut pemancar utama. Dalam hal ini ruangan

kompoensasi (Idle Tube) turut memberi antuan yaitu memberikan

bensinnya ke pemancar utama, sehingga dalam beberapa detik

kemudian bensin tersebut habis. Oleh karena pada ruangan

kompensasi (Idle Tube) tidak terdapat persediaan bensin, maka

pemancar utama (Main Nozzle) langsung medapat bensin dari ruangan

pelampung melalui saluran utama ( Main Metering Jet).

Gambar: Sirkualsi putaran cepat (High speed Ciscuit)

Pada saat ini pula ruangan kompensasi memberikan tambahan

udara ke dalam ke dalam selubung pemancar utama melalui penyalur

14

Page 15: BAB.1 bongkar pasang mesin

udara utama (High Speed Bleeder). Dengan demikian bensin yang

akan dipancarkan dari mulut pemancar utama (MainNozzle) diberi

tambahan udara, sehigga bahan bakar gas yang akan terbentuk di

dalam karburator tidak merangsang campuran yang terlalu pekat

(gemuk).

Dan apabila puataran motor diperlambat maka kedaan ruang

kompensasi (Idle Tube) berangsur-angsur menjadi penuh terisi

kembali oleh bensin dengan mempunyai ketinggian permukaan eperti

sediakala. Tetapi bila mesin membutuhkan tenaga yang lebih besar

dan dapat memelihara kebutuhan bahan bakar pada saat motor

berputar dengan kecepatan tinggi diperlukan menambah jumlah

bensin yang keluar dari lubang nosel utama (Main Nozzle).

Adapun sistem tenaga yang mengatur untuk menyalurkan dan

menghentikan aliran bensin bekerja dengan alat mekanik atai dapat

juga atas dasar kehampaan.

15

Page 16: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Pengatur utama aliran bensin sistem

mekanik.

Pada sistem mekaik terdapat jarum penatur (Metering Rod) dan

dihubungkan dengan katup gas(Thotle Valve) melalui lengan tuas

penghubung. Bila katup gas terbuka penuh maka jarum pengatur akan

terangkat, sehingga lubang saluran (Dosir) terbuka dan bahan dari

ruang pelampung dapat mengalir untuk menambah bahan bakar keluar

dari nosel utama.

Pada sistem tenaga yang bekerja atas dasar kevakuman, maka

tenaga vakum ini diambil dari intake manifold. Bil katup gas sebagia

terbuka dan terjadi kerendahan tekanan (Vacum) p[ada manifold

masuk (Intakew Manifold), maka akan mendorong pistong ke atas

dan menutup saluyran katup tenaga (Power Valve) pada dudukannya.

Bila katup gas terbuka penuh, kevakuman pada manifold turun

dan menyebabkan piston terdorong ke bawah mengakibatkan katup

tenaga (Power Valve) terbuka dengan adanya tekanan dari pegas. Bila

power valve tebuka, bensin mengalir melalui saluran Bantu (Dosir)

dan bercampur dengan bensin yang dating dari saluran utam bersama-

sama menuju ke pemancar utama (Main Nozzle) untuk menambah

bensin keluar dari Nosel utama.

9. SISTEM PERCEPATAN

Sistem percepatan (Akselerasi) berfungsi mengatasi terjadinya

campuran yang kurus pada saat katup gas terbuka secara mendadak,

16

Page 17: BAB.1 bongkar pasang mesin

dengan jalan memberikan sejumlah bensin yang diperlukan untuk

akselerasi mesin.

Pada saat mesin melakukan akselerasi, katup gas membuka

secara mendadak karena pedal gas ditekan secara mendadak pula,

maka gas yang dihisap juga akan masuk secara mendadak pula.

Karena berat jenis akan terlambat dating pada nosel utama (Main

Nozzle) daripada kecepatan pengaliran udara sehingga mengakibatkan

campuran bensin menjadi kurus.

Bila pedal gas ditekan, maka katup gas akanmembuka dan

bersamaan itu pula pompa akselerasi bekerja sikarenakan

dihubungkan melalui tuas penghubung.

Gambar sistem Pompa Akselerasi

Hal ini menyebabkan torak pompa (Pum Piston) akan menekan

bensin yang ada di dalam silinder, menyebabkan katup searah (Check

Valve) menutup aliran masuk bensin dari ruang pelampung. Pada saat

iit pula bensin tertekan keluar dari saluran By-pas (By-pasJet),

kemudian bensin dipancarkan keluar di ruang Venturi malalui nosel

pemancar sehingga menghasilkan camputan bensin gemuk

(pekat).kemudian bilapedal gas dilepas kembali, menyebabkan

17

Page 18: BAB.1 bongkar pasang mesin

plunyer torak pompa tertekan ke atas oleh pegas pembalik (Duration

Spring).

Hal ini menyebabkan saluran By-pas tertutup dan pada saat

yang besamaan katu searah terbuka, sehingga pompa akan menghisap

bensin pelampung mengisi dan memenuhi ruang pompa untuk

persediaan saat akselerasi berikutnya.

10.SISTEM COKE

Katup cuk digunakan hanya beberapa saat saja ketika kendaraan

akan dijalankan, terutama pada waktu mesin dl keadaan dingin yang

mana mesin sukar untuk hidup, hal ini disebabkan karena kecepatan

udara mewngalir pada air Horn melalui Venuri sangat rendah,

sehingga bahan bekar bensin sukaer menguap.

Katp Cuk (Chke Valve) menutup air Horn inlet sehingga

apabila dalam keadaan ini motor distart (dijalankan), dibawah katup

cuk akan terjadi kehampaan ( Vacuum). Hal ini menyebabkan bensin

keluar dari saluran kecepatan rendah sehingga terjadi campuran yang

pekat (Kaya).

18

Page 19: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Sitem katup Cuk.

11. INJEKSI BAHAN BAKAR ELEKTRONIS

Untuk mengurangi tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh

gas buang pada kedaraan bermotor dalam hal ini pengontrol gas buang

dan pemakaian bahan bakar yang ekonomis. Maka pemakaian

karburator banyak memerlukan perlatan tambahan lain sehingga

sistem menjadi lebih kompleks.

Untuk menggantikan karburator dipergunakan sistem injeksi

bahan bakar (Electronic Fuel Injection, EFI) yang menjamin

didapatkannya perbandingan yang tepat, antara udara dan bahan bakar

yang dibantu oelh peralatan elektronis sambil mwmwantau kondisi

mesin.

Gambar: Wiring diagram EFI (Electronic Fuel

Injection)

Terdapat suatu kecendrungan untuk menggantikan kaburator

pada mesin konvensional dengan Electronic Fuel Injection (EFI)

19

Page 20: BAB.1 bongkar pasang mesin

semaik meningkat sesuai era tekonologi canggih. Hal ini

memungkinkan karena volume udara yang masuk ke mesin, suhu

cairan pendingin mesin , suhu udara yang masuk, tingkat akselerasi

mesin dan deseleresasi serta keadaan lainnya dideteksi oleh sensor-

sensor pada computer EFI.

Data ini kemudian disimpan, dikalkulasi dan memerintahkan

menentukan mengontrol penginjeksian bahan bakr. Dengan demikian

perbandingan udara dan bahan bakar yang ideal dapat diperoleh

dengan EFI dan ini berarti bahwa efisiensi pembakaran bahan bakar

lebih baik.

Pada waktu diselelerasi alat penmyetop bahan bakar yang dapat

menghindari mengalirnya bahan bakar yang tidak diperlukan. Hal ini

memungkinkan penggunaan bahan bakar yang ekonomis dengan

kadar CO (Carbon Oxida) pada gas buang lebih rendah.

Berdasarkan penyensoran jumlah udaran masuk maka EFI

dibagi dua sistem Yaitu:

1. EFI tipe—L (Mass Flow Control Type).

L-EFI diambil dari kata L-Jetronic.

L sendiri bersal dari kata Jerman “Luft” yang berarti udara.

Pada jenis ini air flow meter yang masuk ke dalam saluran

pemasukan.

2. EFI tiep—D (Speed Density Control Type).

D-EFI diambil dari kata D-jetronic yang terdapat pada

BOSCH. D diambil dari kata jerman “Druck” yang berarti

tekanan.pd sistem efi jenis ini tidak lang sung mendeteksi

20

Page 21: BAB.1 bongkar pasang mesin

jumlah udara yang dikirim ke mesin dengan mensensor

tekanan pada saluran pemasukan dengan menggunakan

vacuum sensor atau manifold sensor.

Gambar: Diagaram EFI tipe L dan D.

D. SISTEM PELUMASAN

1. TUJUAN DARI SITEM PELUMASAN

Sistem pelumasan merupakan salah satu system utama pada

mesin yaitu merupakan suatu rangkaian alat-alatt mulai dari tempat

menyimpan minyak lumas (kater), filter, minyka pelumas, pompa,

pipa-pipa saluran minyak,pengaturan minyak yang berguna untuk

memelihara penyaluran minyak agar sampai kepada bagaian-bagian

yang memerlukan pelumasan. Sedangkan minyak pelumas pada motor

sendir berfungsi untuk:

a. Mengurangi gesekan dan mencegah keausan.

b. Membantu mendinginkan bagian-bagian mesin.

21

Page 22: BAB.1 bongkar pasang mesin

c. Meperbaiki kerapatan antar piston ring dengan dinding

silinder.

d. Untuk membuat film minyak antara poros bantalan, dan

bagian-bagian bergerak yang lainnya seperti piston, sumbu Nok

dan lain-lain.

e. Membuang garam-garam,logam kecil atau kotoran-kotoran.

2. SIRKUALASI MINYAK PELUMAS

Oli dialurkan ke selurh bagian yang perlu mendapatakan

pelumasan dengan cara ditekan oleh pompa. Adapun urutan keraja

sebagai berikut:

Minyakdi dalam bak karter dihisap oleh pompa (2) melalui

corong saringan(1), disini minyak lumas mendapat penyaringan tetapi

masih kasar.

Kemudian minyak lumas sari pompa ditekan menuju saringan

utama (3) untuk disaring lagi. Selanjtnya oli bertekanan yang keluar

dari bagian saringan(3) sudah dalam keadaaan bersih,seterusnya

sebagian besar oli lumas diedarkan/dialirkan me bagian bantalan

sumbu Nok (5) melalui lubang-lubang yang ada pada bantalan-

bantalan tersebut dan sebagian diedarkan ke pengungkit katup (8)

menggerakan batang penumbuk katup, seterusnya keporos mekanis

katup(10). Daribantalan poros engkol dan banatalan sumbu Nok

setelah minyak lumas menjalankan tugasnyasebagian jatuh kembali ke

bak karter, sebagiannya mengalir menuju nantalan pena torak melalui

salurang di dalam batang torak, setelah mencapai bantalan pena torak

sebagian minyak jatuh kembali ke karter dan sebagian dialirkan ke

dinding silinder untuk memberikan pelumasan.

22

Page 23: BAB.1 bongkar pasang mesin

Mengalirnya minyak pelumas kembali ke karter karena

jatuhnya sendiri setelahmelumasi bagian-bagian motor,ini

dimanfaatkan untuk mwlumasi poros katup (10), pelatuk katup (9)

dengan jalan merambatkan minyak tersebut ke bagian yang perlu

diberi pelumasan dilaksanakan pada motor katup kepala. Untuk

melumasi roda gigi distribusi (11) kadang-kadang dengan cara

disemprotkan, tetapi yang umum dengan cara merambatkanminyak

pelumas pada roda gigi yang berputar. Karena penghasilan pompa

lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk pelumasan motor,

sedangkan pada pelumasan diperlukan kecpatan minyak lumas

tertentu atau tekanan tertentu, mak untuk keperlkuan minyak lumas

tersebut diperlukan katup pengaman (Oil Relief Valve) yang bekerja

bila tekanan oli tinggi danmenyalurkan oli pelumas kembali ke bak

karter.

Besar kceilny Tekann minyak dapat diketahui pada monometer

yang dilengkapi pada setiap mesin. sejak mesin bekerja maka oli yang

bertugas melumasi bagian-bagian mesin, suhunya akan naik dan panas

serta mengandung uap oli. Karena itulah oli yang terkumpul di dalam

bak karter uap olinya harus sikeluarkan melalui saluran ventilasi ke

udara bebas, yang terlebih dahulu disaring oleh alat yang disebut oil

separator.

23

Page 24: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Sirkulasi minyak pelumas.

3. BAGIAN-BAGIAN UTAMA PADA SISTEM

PELUMASAN

a. Corong Hisap saringan (Pick Up screen)

Bagian ini digunakan untuk mengarahkan dan menyaring

minyak lumas dari karter yang dihisap oleh pompa minyak, dan

penyaring minyak lumas dari karter ygdihisap oleh pompa minyak,

dan penyaringan pada corong hisap ini hanya digunakan untuk

menyaring kotoran yang kasar. Saringannya dibuat dari logam pelat

baja atau kuningan.

Gambar: Konstruksi Corong hisap saringan.

24

Page 25: BAB.1 bongkar pasang mesin

b. Pompa minyak (oil Pump)

Pompa minyak bertugas menghisap minyaklumas dan

menyalurkan/mengedarkan ke seluruh bagian-bagian mesin yang

memerlukan pelumasan. Saringan minyak dipasangkan pada lubang

masuk pompa untuk menyaring kotoran-kotoran. Pompa minyak

digerakkan oleh batang distributor atau gigi sumbu Nok (Camshaft

Gear). Pompa minyak yang banyak digunakan pada mesin-mesin

mobil adalah model roda gigi dan model rotor.

- Pompa minyak model rotor.

Pada gambar akan diperlihatkan cara kerja dari pompa rotor,

kalau ruang yang ditimbulakn pompa diberikan tanda 1,2,3 dan kalau

diambil contoh satu ruang misalnya ruang 1 (satu). Waktu pompa

berputar, kedua rotor baik rotor dalam maupun rotor Luar ikut

berputar. Pada gambar A ruang 1, masih sempit dan belum ada

hubungan dengan saluran isap (Inlet).

Rotor berputar terus sampai kedudukan seperti gambit B, di sini

ruang 1 melebar dan terjadi kevacuman, karena ruangan ini

berhubungan dengan saluran isap, maka minyak lumas dihisap masuk

ke dalamn ruang 1.

Rotor berjalan terus sampai kedudukan seperti gambar C

minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang-ruang dibawa ikut

berputar olehkedua rotor pompa. Karena bentuk konstruksi dari kedua

rotor,maka pada gerakan slanjutnya ruang 1 dipersempit.

Selanjutnya minyak pelumas didesak pada dimulainya

penekanan minyak lumas itu, maka saluran tekan (Outlet) muali

25

Page 26: BAB.1 bongkar pasang mesin

membuka. Minyak pelumas didesak keluar melalui saluran tekan

menuju bagian-bagian yang dilumsi.

Gambar: Cara kerja minyak pelumas mode Rotor.

- Pompa minyak model rada gigi.

Pompa minyak roda gigi ini paling banyak digunakan pada

mesin kenadaraan. Pompa initerdiri dari rumah (Housing) 1 buah roda

gigi yang sama besarnya berkaitan didalam body dan dimasukkan

dalam satu rumah. Poros roda gigi (1) berputar bersamaan. Karena

roda gigi (1) dan roda gigi(2) berhubungan, maka keduia roda gigi

berputar bersama-sama dengan arah putaran berlawanan.

Dikarenakn perputaran roda-roda gigi terjadinya vakum pada

ruang muka, akibatnya minyak lumas masuk ke ruang muka (depan).

Minyak lumas di ruang muka didesak dibawa oleh gigi1 dan 2 se3suai

arah putarannya, dan dipindahkan ke bagan ruang belakang. Karena

minyak lumas yang berada di ruang belakang selslu didesak terus oleh

minyak lumas dari bagian depan, maka minyak lumas pada ruan

gbelakang berusaha masuk ke ruang depan , tetapi tidak dapat karena

26

Page 27: BAB.1 bongkar pasang mesin

dihalang-halangi oleh hubungan perkaitan gigi 1 dan 2

makaterpaksalah keluar melalui saluran tekan dan terjadila

pemompaan minyak lumas.

Gambar: Cara kerja Pompa minyak model roda gigi.

c. Saringan oli (Oil Filter)

Saringan minyak (Oil) adalah komponen yang digunakan

untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat di dalam oli sebelum

oli itu melumasi bagian-bagian mesin. Penyaringan oli terjadi dengan

cara yaitu pertama-tama oli yang masih kotor mengalir dari karter

melalui pompa oli ke bagian liuar elemn saringan.

Kemudian oli tersebut mengalir ke bagian tengah dari

saringan setelah melewati elemn penyaringan yang biasanya terbuat

dari kertak atau pelatr almunium. Oli yang mengalir dari bagian

tengah sarinan sudah dalam keadaan bersih di mana kotoran-kotoran

sudah disaring oleh elemen-elemen saringan.

27

Page 28: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Konstruksi saringan Oli.

d. Pengukur tekanan minyak Oil ( Pessure Gauge)

Adalah suatu pengukur yang berfungsi untuk mengetahui

besarnya tekanan minyak pelumas pada saat mesion bekerja.

Pengukur tekanan minyak terdiri dari dua macam tipe, pengukur

minyak yang dilengkapi dengan jarum penunjuk dan pengukur yang

menggunakan nyala lampu.

28

Page 29: BAB.1 bongkar pasang mesin

Saat ini banyak dipergunakan pengukur tekanan minyak dengan

nyala lampu ( Oil Pressure Warning Light) yang ditempatkan pada

kombinasi meter.

Bila tekanan minyak menurun pada sat bekerja, ini menandakan

sistempelumasan kurang baik dan lampu akan menyala.

Pengukur tekan minyak yang dilengkaapi dengan jarum

penunjuk terdiri dari sender gauge dan receiver gauge yang

dihubungakn oleh sebuah kabel.

Sender gauge dipasang pada saluran pelumasan yang terdapat d

blok silinder, sedangkan receiver gauge dipasang pada papan

instrument meter kombinas di depan pengemudi.

E. SISTEM PENGAPIAN PADA MOTOR BENSIN

KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN

1. Kunci kontak (Ignition Switch)

Pada sisyem pengapian kunci kontak berfungsi untuk

menghubungkan dan memutuskan aliran listirik dri bateri ke koil

pengapian serta mengatur semua system listrik. Pada kunci kontak

konstruksi lama terdapat 3 buah hubungan terdapat tanda tanda

tertentu seperti AM- IG-ST. Tanda AM dihubungkan kepada

kelengkapan listrik untuk sumber aliran yang berdekatan dengan

baterai .Tanda IG dihubungkan dengan koil pengapian primer atau

tanda jepitan SW(+).untuk ST dihubungkan dengan solenoid starter

motor .

Pada kunci knci kontak buatan terakhir terdapat 4kedudukan

pengotrol.

29

Page 30: BAB.1 bongkar pasang mesin

“OFF”: Kunci kotakt hanya dapat dilepas atau dimasukan pada posisi

of ketika Mesin mati.“ON”: kedudukan normal (jalan) ,dengan kunci

kontak “ON” maka system Pengapian dan semua jaringan listik dalam

keadaan siap kerja.“ACC” (ACCERSORIES) : Pada posisi ini anda

dapat menggunakan semua perlengkapan listrik yang dikontrol oleh

kunci kontak. “SATRT” : Posisi ini untuk menghidupkan mesin,

setelah mesinnya hidup. Lepaskan kunci kontak yang akan kembali ke

kedudukan “ON” secara otomatis.

Gambar: Bentuk Konstruksi Kunci kontak.

2. Baterai (Accu)

Pada mesin mobil diperlukan tenaga listrik untuk mengerakkan

kompnen-komponen kelistrikan. Tenaga listrik tersebut diperoleh dari

batterai sebagaio sumber tenaga listrik. Baterai pada mesin mobil jenis

batterai yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik.

Baterai pada umumnya terdiri dari sebuah kotakt terbuat dari ebonite

didalamnya terdapat pelat positif dan pelat negatip terbuat dari timah

30

Page 31: BAB.1 bongkar pasang mesin

hitam, pelat-pelat ini diselubungi dengan zat-zat aktif berfungsi untuk

menyimpan arus listrik.

Penyusunan pelat positip dan pelat negatip disusun secara

berselang-seling dan di antaranya ditempatkan separator terbuat dari

kayu atau fibre glass berfungsi untuk mencegeah persinggungan

langsung antara dua pelat. Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan

elektrolit merupakan campuran air suling dan asam sulfat.

Umumnya baterai mobil mempunyai tegangan 12 Volt dan

banyaknya Cell baterai 6 buah dengan kapasitas antar 30 – 50 amper

jam (AH). Terminal baterai ada 2 (Dua) buah terminal positip (+)

diameternya besar warna sawo matang dan terminal negatip(-)

diameter kecil warna abu-abu Untuk menjaga agar baterai berada

keadaan baik maka harus diperhatikan hal-hal sebagai beriut :

- Harus dikontrol secara teratur apakah air Accu cukup atau

kurang, jika permukaan elektrolitnya turun di bawah batas

minimum tambahakn air suling ( air Accu).

- Bukalah tutup accu periksa berat jenis air ACCu dengn

mempergunakan Hidrometer, berat jenis air accu yang di izinkan

antara 1.250 – 1.300.

- Baterai (Accu) tidak boleh terlalu lama dikosonkan, baterai yang

sudah kosong harus di isih kembali.

- Bersihkan Accu dari kotoran yang melekat pada permukaan atas

maupun pada bodinya dan bubuhkan sedikit gemuk pada

terminal-trminal untuk mencegah terjadinya korosi.

31

Page 32: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Konstrksi baterai.

3. Koil Pengapian (Ignition Coil)

Koil pengapian (Bobin) berfungsi sebagai alat untuk

mempertinggi tegangan lisrik dari 12 Volt pada baterai menjadi

15.000 sampai 20.000 Volt pada koil pengapian, untuk dialirakan ke

elektroda- elektroda busi untuk membaar campuran bahan bakar dan

udara pada akhir pemampatan.

Untuk dapat mempertinggitegangan listrik tersebut, pada Coil

pengapian terdapat 2 (Dua) kumparan yaitu kumparan primer dan

kumparan sekunder yang disambungkan secara parallel.

Kumparan primer terbuat dari 300- 400 gulungan kawat

mempunyai penampang besar berfungsi untuk menciptaktan medan

magnet dan Coil Pengapian agar timbul induksi menjadi tegangan

32

Page 33: BAB.1 bongkar pasang mesin

tinggi yang selanjutnya dialirkan ke busi untuk diubah menjadi

percikan api.

Kedua kumparan primer dan sekunder tersebut digulung

mengelilingi sebuah inti (lamination) yang terrbuat dari lempengan

baja (Iron Core) dengan permeabilitas tinggi.

Kumparan sekunder digulung disebelah dalam dan kumparan

primer disebelah luarnya dan diantara dua kumparan tersebut

dipasangkan isolasi kertas.

Gambar: Konstruksi Koil pengapian

4. Distributor

Distributor adalah salah satu alat dari system pengapian Motor

bensin yang berguna untuk :

33

Page 34: BAB.1 bongkar pasang mesin

a. Membagi-bagi arus listrik tegangan tinggi yang diperoleh dari

Coil pengapian ke busi-busi yang terdapat pada tiap silinder

sesuai dengan tertib pengapian (Firing Order) mesin.

b. Mengatur waktu datangnya letusan bunga api dari busi menurut

ketentuan timing pengapian.

c. Mengatur pekerjaan koil pengapian dalam meninggikan

tegangan listrik distributor dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian

penting :

- Bagian kontak platina (Contact Breaker)

- Bagian Unit Distributor

- Bagian pengajuan pengapian (Spark Adventure).

Gambar: Konstruksi distributor.

34

Page 35: BAB.1 bongkar pasang mesin

(1)BagianTitik Kontak Platina (Breaker Point)

Titk kontak juga biasa disebut Platina (Contact Point) terutama

terdiri dari Nok (Cam), lengan kontak (Breaker Arm), Kontak

pendukung (Pointy support), pelat pendukung (Breaker Plate) dan

kondensor. Nok (Cam) dipasangkan pada poros distributor yang

digerakkan oleh gigi camshaft, dan berputar setengah dari putaran

mesin. Nok (Cam) mempunyai jumlah puncak (Lobe) yang sama

dengan banyaknya silinder mesin.

Bila Nok berputar, maka breaker arm akan terdorong dan

merendah untuk membuka dan menutup titik-titik kontak, melakukan

pemutusan arus primer. Untuk setiap kali nok berputar, tegangan

tinggi yang diinduksikan di dalam koil pengapian sama dengan

banyaknya silinder. Titik-titik kontak platina dihubungkan paralel

dengan kondensor , adapun kondensor berfungsi untuk : Menyimpan

sementara tegangan tinggi yang cenderung untuk membangkitkan

loncatan api yang keluar menyeberang pada titik kontak platina, dan

mengirim arus kembali ke kalang primer bila titik kontak tertutup.

Selanjutnya arus mengalir dalam kalang primer akan bertambah

sehingga koil pengapian menginduksikan dengan sendirinya menjadi

itambah kuat dan memungkinkan dapat menginduksikan kembali

tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Lamanya titik kontak

membuka dibuat dapat disetel dan ini mempunyai pengaruh yang

besar terhadap induksi tegangan tinggi. Saat titik kontak (Breaker

Point) mulai menutup sampai mulai membuka disebut “Cam Dwel

Angel” sedangkan sudut yang dibentuk dari mulai kontak platina

membuka sampai mulai menutup disebut “Cam Open Angel”.

35

Page 36: BAB.1 bongkar pasang mesin

Besarnya Cam Dwell Angel (CDA) dipengaruhi oleh celah

platina(Point Gap) di mana bila celah membesar maka harga CDA

akan mengecil atau sebaliknya.

Adapun kedudukan dari titik kontak platina (Breaker Point)

terpasang pada Breaker plate ini dapat bergerak memutar sirama

pergerakan titik kontak. Besarnya Cam Dewell angel (CDA) untuk

mesin 4 Silinder 50 - 540 dan untuk mesin 6 silinder 39 – 430

(2)Bagian Unit Distributor

Distributor ini berfungsi memberi arus tegangan tinggi secara

tepat ke busi-busi yang terdapat pada silinder menurut urutan

pengapiannya. Distribuitor ini terdiri dari sebuah tutup distributor

(Cap) yang terbuat dari platik yang diberi terminal-terminal dan

sebuah rotor.

- Tutup Distributor (Diatributor Cap).

Fungsinya untuk penempatan terminal-terminal tegangan tinggi

dimana jumlah dari terminalnya sama dengan jumlah silinder

ditambah satu. Tutup Distributor ini terbuat dari ebonite yang

dapat menahan tegangan tinggi dari terminalnya keluar.

- Ditributor Rotor.

Rotor berfugsi untuk menerusan tegangan-tegangan tinggi dari

terminal koil pengapian ke terminal busi pada tutup distributor.

Bahan dari rotor ini sama dengan bahan tutup distributor.

(3)Bagian Penmajuan Pengapian

36

Page 37: BAB.1 bongkar pasang mesin

Untuk membakar campuran gass secara sempurna setelah sat

pengapian dibutuhkan timing waktu yang tepat. Hal ini dimaksudkan

agar tenaga ekspansi maksimal diperoleh stelah torak sedikit melewati

titik mati atats (TMA). Oleh karena itu busi harus memberikan api

sebelum torak mencapai TMA dengan tujuan memberikan waktu

untuk pembakaran. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengajukan saat

penyalaan (Spark Advence) diuikur dengan satuan derajad engkol.

Untuk memperoleh tenaga mesin yang sempurna maka

pengajuan pengapian ini harus disesuaikan dengan kecepatan putaran

mesin, beban danjenis bahan bakar yang digunakan.

Adapun mekanisme pengajuan pengapian dilakukan dalam tiga

cara yaitu :

a. Menggunakan Governor Cotroller

b. Menggunakan Vacuum Advancer

c. Menggunakan Octane Selector

(4) Pengatur Sentrifugal (Governor Cotroller)

Pengatur sentrifugal adalah sebuah alat pengajuan pengapian

yang berhubungan dengan kecepatan putaran mesin. mekanisme

sntrifugal terdiri dari pasangan pemberat (Governor Weight) yang

dibiarkan berada di dekat porosa distributor oleh per (pegas).

Bekerjanya alat tersebut berdasarkan gaya sentrifugal yang

mengembakan bobot/pemberat pada saat ia berputar searah dengan

putaran Nok (Cam), pada salah datu ujung bobot sntrifugal (Weight)

diberi sebuah plat yang turut berputar bersama dengan poros

ditributor. Sedangkan ujung lainnya diberi pena (Pin), yang mana pin

ini dipasangkan pada ceklah pelat Cam (Cam Plate).

37

Page 38: BAB.1 bongkar pasang mesin

Pada puataran mesin rendah(Idling) bobot-bobot in dalam

keadaan tertarik ke dalam oleh pegaas-pegas dengan demikan tdak

terjadi pengajuan pengapian dan terjadinya saat pengapian menjadi

terlambatr sesuai terjadi pada saat yang telah distel sebeumnya. Bila

putaran mesin bertambah, tenaga sentrifugal menebabkan bobot-bobo

(Weight) mengembang kea rah keluar. Adanya gerakan ini

menyebabkan pin bobot (Weight pin) mendorong plat cam (Cam Plate

dan menyebabkan Cam berputar pada arah putaran Distributor. Oleh

sebab itulah bubungan Nok (Cam) membuka dan menutp titik kontak

Platina dengan masa waktu yang lebih cepat lagi, dengan demikianj

loncatan api dihasilkan lebih cepat yang berarti saat pengapian terjadi

lebih cepat.

Gambar: Pengatur sentrifugal.

(5) Pengatur vakum (Vacuum Advancer)

Motor bensinyg berdaya besar yang sering sekali dipakai untuk

memuat beban yang cukup berat di mana diharuskan dapat

mendayagunakan pemakaian bahan bakar seluruhnya, disamping

38

Page 39: BAB.1 bongkar pasang mesin

adanya plat pengatur sentrifugal dfilengakapi juga dengan sebuah alat

pengatur Vakum untuk mempercepat saat pengapian.

Dengan adanya plat pengatr vakum, maka keadaan saat

pengapian dapat disesuaikan dengan pembukaan katup gas (Thorttle

Valve) pada bagian karburator. Alat pengatur vacuum ini terdiri dari

aebuah kotakt, di dalamnya terdapt sebilah membran (Diafrahm) yang

tebuata drri bahan karet yang elastis. Pada membrane ini diberi

tangkai dan tangkai itu mengambil hubungan dengan seblah pelat

(Breaker Plate), di mana pada pelat itu terpasang alat pemutus platina.

Di dalam dari kotakt membrane di mana terpasang pegas spiral

penekan membran.Ruangan membran di mana terpasang pegas spiral

penekan dihubungkan dengan karburator, dengan memakai selang

pipa saluran hampa udara. Apabila motor berputar stasioner (putara

yang lambat) keadaan daari katup gas (Thorttlre Valve) akan tertutup.

Di atas dari katup gas terbua suatu tekanan udara yang dating dari

luar, dan pada saat ini membran menekan membran ke kanan. Di

bawah dari katup gas terjadi hampa udara (Vacuum).

Apabila katup gas itu dibukakan sedikit, maka hampa udara

yang terdapat di bawah katup gas akan berpindah ke depan lubang

saluran hampa udara. Hampa udara (Vacuum) itu akan berpindah ke

dalam ruangan membran, sehingga membran itu bergerak atau tertarik

ke kiri dan melawan/ menekan pegas spiral.

Bergeraknya membran ke kiri akan menggerakkan tangkai

(Link), sehingga pelat dari alat pemutus (Cam breaker plate) iyu

tertarik dan bergerak berputar sedkit dalam arah yang berlwanan

dengan arah putaran dari poros alat pembagi arus (Distributor).

39

Page 40: BAB.1 bongkar pasang mesin

Dengan demikian itu kontak platina dari alat pemutus akan lebih cepat

terbuka, yang mana ini berarti saat pengapian itu pelaksanaanya

dipercepat (diajukan).

Selanjutnya apabila katup/klep as dibukakan lebih lanjut lagi

maka tekanan hampa udara dalam kotakt membran itu menjadi

berkurang dan pegas spiral serta tangkai akan mendorong pelat dari

alat pemutus, sehingga pelat itu berputar sedikit dalam putaran yang

seaaaarah dengan putaran dari As/poros alat pembagi arus

(Distributor). Kontak platina dari alat pemutus tidak segera terbuka

dansaat pengapiannya tidak dipercepat, tetapi menjadi terlambat.

Dalam putaran yang tinggi dari motor (pembebanan penuh)

keadaan hampa udara di dalam kotakt membran itu sangat kecil sekali,

sehingga alat pengatur vakum itu tidak bekerja sama sekali pada saat

alat pengatur vakum tidak bekerja, maka alat pengatur sentrifugal

akan mengambil alih pekerjaan pengaturan saat pengajuan pengapian

itu.

(6) Pengatur Oktan (Octane Selector)

Saat pengapian dari campuran udara bergantung pada jenis

bensin (tingkat Oktan), dengan demikian diperlukan pengatur oktan

untuk menentukan tenaga yang besar dengan menggunakan bahan

bakar yang hemat.

Penyetelan masa pengapian untuk memperoleh ketepatan

penggunaan bensin yang tingkat oktannya dengan jalanmenyetel

oktyan selector yang terdapat pada distributor.

Angka oktannya untuk bensin premium pertamina hanya 88

sedangkan premix mempunyai nilai oktan 92 – 94. Masa pengapian

40

Page 41: BAB.1 bongkar pasang mesin

diperlamat, bila bensin yang digunakan mempunyai oktan yang

rendah, dan dipercepat bila menggunakan bensin dengan oktan yang

tinggi. Putaran tombol pengatur oktan, akanmemutarkan pelat

pemutus (breaker Plate) untuk menyetel masa pengapian.

Pada oktan selector terdapat tanda R dan A, singkatan R berarti

Retard = memperlambat sedangkan A berarti Advance di sini

maju/dipercepat.

Gambar: Pengtur Octane selector.

System pengapian (Ignition System) yang dipakai pada motor

bensin adalah suatu perlengkapan untuk menghasilkan loncatan bunga

api listrik dengan tegangan tinggi 20.000 volt ke lektroda busi, untuk

menimbulkan percikan api sehingga dapat membakar gas campuran

bahan bakar dan udara yang di kompressi di dalam ruang bakar.

Adapun ketentuan yang harus diperlukan pada sistem pengapian

adalah:

a. Loncatan api yang kuat pada elektroda Busi.

b. Saat pembakaran yang tepat dan harus sesuai dengan kondisi

kecepatan motor, beban dan bahan bakar.

41

Page 42: BAB.1 bongkar pasang mesin

c. Peralatan dari system pengapian harus mempunyai kekuatan

cukup dan harus tahan terhadap tegangan tinggi dan tahan

lama.

Perlengkapan sistem pengapian pada motor bensin dapat

digolongkan dan terdiri atas:

1. Sistem pengapian Konvensional

2. Sistem pengapian CDI

3. Sistem pengapian EFI

a. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Kelengkapan listrik untuk pengapian dengan konvensional

terdiri atas:

A. Baterai

b. Kunci kontak (Ignition Switch)

c. Coil (Bobin)

d. Pembagian arus listrik (Distributor)

e. Tutup pembagi arus

f. Kabel-kabel busi

g. Spark plug (Busi)

42

Page 43: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: Kelengkapan system pengapian dengan coil biasa.

Alat-alat listrik pada system Konvensional :

Apabila kunci kontak diputar dan diumpamakan keadaan

kontak-kontak dari alat pemutus hubungan, maka aliran listrik dari

baterai akan mengalir melalui kunci kontak masuk kedalam bobbin

(Coil) dengan Tanda (+) pada jepitan ke kumparan primer dan

kemudian keluar dari bobbin tanda (-) pergio ke kontak pemutus

(platina) yang ada pada distributor dan akhirnya ke massa, bilamana

lengan kontak yang berada dalam distributor keadaan tertutup satu

sama lainnya.

Aliran listrik yang mengalir melalui kumpara primer

menimbulkan garis gaya magnet yang cukup kuat pada inti besinya.

Pada saat torak di dalam silinder mesin sampai TMA, yaitu

pada akhir langkah kompressi mengakibatkan lengan kontal alat

pemutus terbuka disebabkan ditekan oleh bagian Cam (Nok) pada

poros distributor sejalan dengan putaran mesin menyebabkan pula

aliran listrik yang mengalir dari baterai ke kumparan primer tidak

dapat langsung pergi ke massa (aliran terputus).

Pada saat bersamaan lengan kontak (platins) terbuka, maka

garis-garis gaya magnet yang terdapat di sekitar inti besi bobbin (Coil)

menghilang, hilangnya garis-garis gaya magnit melanggar kumpran

43

Page 44: BAB.1 bongkar pasang mesin

primer, melanggar kumparan sekunder (Secondary Winding) dan

melanggar inti besi itu sendiri.

Pelanggaran garis-garis gaya magnet pada kumparan sekunder

menimbulkan tegangan induksi timbullah tegangan listrik yang besar,

yaitu sekitar 15.00 Volt sampai 20.000 Volt.

Dengan adanya tegangan listrik yag besar, mengalirlah aliran

listrik pada kumparan sekunder keluar dari bobbin (Coil) melalui

kabel busi kea lat pembagi arus, kemudian ke rotor distributor dan dari

rotor melalui terminal pada tutup distributor dihubungkan ke kabel

tegangan tingi ke busi-busi sesuai dengan urutan pengapian (firing

Order) dari mesin.

Dengan adanya tegangan tinggi ini sebesar 20.000 Volt, pada

celah elektroda busi (Spark gap) akan terjadi loncatan bunga api

listrik, sehingga bahan bakar gas yang telah dimapatkan terbakar habis

di ruang bakar.

Pelanggaran garis-garis gaya pada kumparan primer

menimbulkan tegangan induksi diri dan mterjadilah tegangan listrik

pada kumparan primer sebesar kurang lebih 250 Volt, yang berarti

pada saat itu terdapat aliran yang cukup besar, maka berarti inti besi

tegangan induksi akan menjadi magnit kembali dan dapat

mempengaruhi keadaan tegangan induksi yang terdapat pada

kumparan sekunder. Untuk mengatasi hal ini, maka pada alat pemutus

(Platina) di antara kontak-kontak dilengkapi dengan konensator.

Jadi dengan adanya kondensator, maka kumparan skunder tidak

dapat dipengaruhi oleh tegangan induksi diri dan kontak-kontak

44

Page 45: BAB.1 bongkar pasang mesin

terhindar dari bahaya terbakar. Kondensator bertugas mengambil

aliran listrik yang diadakan oleh tegangan induksi diri.

Pelanggaran garis-garis gaya magnit pada inti besi,

menimbulkan tegangan induksi di dalam logam sehingga besi menjadi

panas. Bilamana hal ini didiamkan, bobbin (Coil) akan menjadi panas

dan akhirnya sama sekali inti besi itu tidak dapat bekerja, oleh karena

itu besi dalam Coil dibuat dari kumpulan pelat-pelat tipis, denagan

jalan demikian itu dapat menghindari akan panas pada bobin.

Setelah kontak-kontak (platina) berhubungan kembali dan aliran

listrik dari baterai mengalir kembali ke kumparan primer dalam bobin

dan kemudiaan mengalir ke kontak (Platina) dan ke massa,

selanjutnya inti besi di dalam bobin menjadi magnit kembali.

Apabila torak di dalam silinder telah sampai pada TMA, yaitu

akhir gerakan kompressi, mak kontak-kontak(Platina) pun kembali

terbuka dikarenakan di tekan oleh Cam (Nok) pada poros distributor

sejalan dengan putaran mesin dan banyaknya pembukaan dari kontak-

kontak (Platina) sebanding dengan banyaknya Nok (Cam) serta

sebanding dan sama dengan banyaknya silinder mesin bersngkutan.

Pada saat kontaak-kontak (Platina) membuka terjadi 3 macam

induksi :

1. Induksi pada kumparan sekunder

2. Induksi pada kumparqaan Primer

3. Induksi di dalam inti besi Bobin

Tegangan induksi pada kumparan sekunder mengadakan

tegangan listrik yang besar dan tegangan induksi ini digunakan untuk

45

Page 46: BAB.1 bongkar pasang mesin

mangadakan bunga api listrik untuk pembaklarran campuran bahan

bakar dan udara yang dimamfatkan di dalam silinder mesin.

Tegangan induksi pada kumparan primer dan tegangan induksi

pada inti besi tidak menguntungkan, keburukan ini dapat dikurangi

dengan memasang kondensator.

Tegangan induksi besar yang diakibatkan oleh kumparan

sekunder, sehingga bahan bakar gas yang telah dimampatkan dalam

silinder dapat dibakar pada saat tepat waktunya oleh loncatan bunga

api listrik di antara elektroda-elektroda busi.

Pembakaaran bahan bakar gas di Dalam silinder pada suatu

motor dilakukan berurut menurut nomor silinder yang telah ditentukan

oleh pabriknya, adapun urutan pembakaran disebut trtib pengapian

atau dalam istilah asing Firing Order.

b. SYSTEM PENGAPIAN CDI

Kepanjangan dari CDI adalah Capaitor Discharger Igintion.

Sistem penyalaan ini mempunyai banyak kelebihan disbanding

dengan sistem pengapian Konvensional, yakni :

a. Tidak memerlukan penyetelan secara berkala, karena

bekrjanya secara elektronik.

b. Saat pengajuan pengapian lebih tepat, karena biasanya

sentrifugal advancer pada sistem pengapian konvensional

sering terganggu.

c. Pengapianlebih baik dan stabil, karena terbebas dari

keausan, kotor dan penyetelan kontak pemutus.

46

Page 47: BAB.1 bongkar pasang mesin

d. Tegangan skunder lebih baik, sehingga tidak terlalu peka

terhadap kondisi Busi.

e. Sistem pengapian CDI terbebas dari perawatan.

Di samping kelebihan-kelebihannya, sistem CDI juga memiliki

kelemahan, diantaranya :

a. Kerusakan atau gangguan umumnya bersifat mendadak

sehingga sulit untuk dicegah.

b. Kerusakan atau gangguan tidak dapat dstel atau diperbaiki.

Prinsip kerja :

Sumber arus listrik Sistem CDI dapat diambil dari magnet atau

baterai, dan keduanya menggunakan kondensatoratau kapasitor untuk

menyimpan arus listrik sementara.

Gambar : Rangkaian dasar CDI dengan 2 (dua) macam

sumber Arus listrik.

47

Page 48: BAB.1 bongkar pasang mesin

1. dalam keadaan switch tertutup

(terhubung), makaarus yang ada dalam kondensor akan mengalir

ke kumparan primer dari koil. Arus ini mengalir melalui rangkaian

primer melalui switch elektronik dan kembali lagi ke sisi lain dari

kondensator.

2. oleh adanya induksi , maka pada

kumparan skunder timbul arus tegangan tinggi sehingga pada

elektroda busi terjadi loncatan bunga api.

3. agar energi yang disimpan cukup besar,

dan agar tidak diperlukan kondensor yang terlalu besar ukurannya,

maka kondensor harus diisi dengan listrik yang tegangannya lebih

tinggi dari pada sumber listrik baterai. Untuk itu sistem ini

dilengkapi dengan DC-DC Coverter. Alat ini menaikkan tegangan

baterai dari 12 Volt menjadi 400 Volt.

48

Page 49: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambart : Sinyal Generator.

Switch elektronik dijalankan oleh suatu pulsa dari tegangan

yang terjadi pada saat yang tepat dan berhubungan erat dengan

putaran mesin. Pulsa trigger ditimbulkan oleh pulser. Pilser terdiri atas

suatu liltan kecil yang bekerja jika garis gaya magnet yang berputar

melaluinya.

Alat ini juga disebut sinyal generator. Pulsa inilah yang dikirim

ke elketronik switch. Shingga switch tertutup. Pada sistem CDI

magnet, tegangan yang ddibutuhkan untuk mengisi kondensator dapat

langsung dibangkitkan lebih tinggi dari kumparan/Spoel tanpa

menggunakan coverter. Tetapi karena arus yang dibangkitkan dari

magnet adalah arus AC, maka diperlukan penyearah (dioda) sebelum

arus masuk ke kondensor.

Gambar : Rangkaian CDI

49

Page 50: BAB.1 bongkar pasang mesin

Prinsip kerja CDI magnet.

1. Dengan berpuarnya rotor, maka kumparan magnet

membangiktakn arus, arus tersebut kemudian disearahkan

oleh dioda (D1) dan disimpan dalam kondensator (C1).

Selama proses ini, SCR (elktronik switch) dalam keadaan

terbuka.

Gambar : Jalannya arus dari magnet

2. Pulsa dibangkitkanoleh Fixed pulser ketika pick Up tiba

pada titik diman pengapian harus mulai.

Fulsa disearahkan oleh dioda (D2) dan dimasukka ke

SCR. Dengan ini SCR akan tergabung sehingga

kondensator (C1) melepaskan listrik yang dikandungnya

melalui kumparan primer koil. Dengan demikian terjadilah

tegangan skunder yang tinggi pada kumparan skunder koil

yang menyebabkan terjadinya loncatan bunga api dari busi

untuk membekar campuran udara dan bahan bakar di

dalam silinder.

50

Page 51: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar : Arah arus dari Kondensor

3. Untuk memajukan saat pengapian, sinyal dari fixed fulser

diganti dengan sinyal dari spark plug advancer pulser.

Sinyal ini kemudian masuk ke SCR melalui dioda (D3)

lalau meloncatkan bunga pai pada busi. Makin cepat

putaran mesin makin awal pula SCR di Trigger, akibatnyua

saat pengapian maju.

Gambar : Arah pengajuan pengapian.

4. Pulsa negative (-) dari fixed fulser. Mengkonpensasikan

pulsa positif (+) dari spark advancer pulser ketika

pemajuan saat penyalan maksimum. Hal ini berarti

menghentikan pemajuan saat pengapian.

51

Page 52: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar : Arah pulsa Negatif (-)

Pemajuan saat penyalaan tergantung pada waktu

terjadinya tegangan advacer pulser dan akan bertambah

pesat dengan meningkatnya puataran mesin. SCR mulai

bekerja jika diberikan suatu haraga tegangan tertentu.

Maka cepat tercapainya tegangan tertentu yang

dibutuhkan, maka makin cepat pulsa SCR di Trigger.

Sebelum advancer mulai bekerja,sinyal hanya dari fixed

pulser dimsukkan ke SCR melalui dioda (D2). Ketika

advacer mulai bekerja, tegangan pada advacer pulser

meningkat. Jika puataran mesin bertambah cepat, maka

saat pengapian akan maju lagi.

Selama advancer bekerja. Terjadilah perubahan bentuk

gelombang karena kenaikan putaran mesin. pada akhir

bekerjanya advancer pulser negative dari fixed fulser akan

menyeimbangkan pulser positif dari advancer. Pulser yang

menyebabkan sistem menghentikan pengajuansaat

pengapian. Dalam hal ini, pengajuan saat pengapian

maksimum.

52

Page 53: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar : Rangakian CDI Yamaha

3. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

a. Sistem Pengapian Semi Transistor

Sistem pengapian konvensional mempunyai beberapa

kwlwmahan yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

1) berkurangnya tegangan tinggi yang dihsilkan oleh coil pada saat

putaran rendah.

2) Perubahan saat pengapian sangat capat sekali.

Hal-hal tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor :

1) besarnya arus listrik yang mengalir pada kontak pemutus

(treaker point).

53

Page 54: BAB.1 bongkar pasang mesin

Dengan besar arus listrik yang mengalir pada kumparan

primer,menyebabkan terjadinya percikan bunga api pada

kontak pemutus saat akan menutup.

2) Terjadinya loncatgan api pada kontak pemutus.

Besar tegangan induksi di kumparan primier pada saat

kontak pemutus mulai terbuka, menyebabkan terjadinya bunga

api pada kontakl pemutus tersebut.

Jadi, terbakarnya kontak pemutus disebabkan oleh besarnya

arus dan besarnya tegangan induksi pada kumparan primier.

Efek yang terjadi :

1) terbakarnya kontak pemutus menyebabkanausnya permukaan

kointak pemutus, sehingga saat pengapian berubah.

2) akibat adanya loncatan bunga api pada kontak pemutus akan

menyebabkan membuka, terjadinya penurunan kecapatan

pemutusan arus pada kumparanprimer yang selanjutnya akan

menurunkan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumpoaran

sekundre.

Untuk menghindari terbakarnya kontak pemutus, arus

listrik yang mengalir melalui breaker point yang diperkecil, dan

pada breaker point diusahakan tidak berhubungan langsung dengan

kumparan primer, agar tidak ada arus induksi yang mengalir pada

kontak pemutus ketika membuka.

Hal di atas dapat dilakukan dengan memasang 2 buah

transistor pada sirkuiot pengapian.

Konstruksi transistor

54

Page 55: BAB.1 bongkar pasang mesin

Transistor biasanya tipis dan bentuknya berlapis-lapis,

yang terdiri dari dua lapisan logam positif (P) dan di tengahnya

logam negatif (N). logam ini dijadikan satu unit dalam satu

kesatuan dan dibagi menjadiu dua unit yakni unit PNP dan NPN.

Gambar, 1) konstruksi PNP. 2) hubungan transistor.

3) sumbu transistor (B. basis, C. collector, E. emitter)

Pada system pengapian semi transistor, dipakai dau buah transistor

yakni:

1) transistor 1 adalah jenis PNP, terminal E dihubungkan ke kunci

kontak, terminal B melalui tahanan R, dihubungkan ke breaker

point dan terminal C melalui R2 dihuungkan transistor 2 pada

terminal B.

2) transitor 2 adalah jenis NPN, terminal C dihubungkan ke

terminal (-) coil, terminal B ketahanan R2 dan termional E ke

massa.

55

Page 56: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar: system pengapian semi transistor

Cara Kerja:

Kunci Kontak ON

Apabila breeker point dalam posisi tertutup, maka arus

l;istrik mengalir dari terminal E pada TR1 ke terminal B

selanjutnya melalui R1 dan breaker point menuju ke massa. Akibat

dari kejadian itu, arus listrik yang mengalir dari B ke E pada TR2

yang diteruskan ke massa menyebabkan mengalirmnya arus listrik

dari kunci kontak ke kumparan primer, terminal C, terminal E dan

TR2 terus ke massa.

Jika breaker point terbuka, maka TR1 akan off, dan TR2 juga

akan off. Sehingga timbul induksi pada kumparan primer koil yang

menyebabkan terjadinya induksi tegangan tinggi pada kumparan

sekunder.

b. Sistem Pengapian Full Transistor (UTI)

UTI kepanjangannya adalah Ultimate Transistor ignition sistem,

yakni sistem pengapian baru pada sepeda motor.

56

Page 57: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar 17 : Rangkaian sistem pengapian transistor.

Prinsip kerjanya :

1. Aliran arus pada saat kunci kontak ON dan kontak pemutus

menutup.

Arah aliran arus dari baterai sebagian ke R1 – D1- Emitor (E) –

TR1 – Basis (B) TR1 - D2 - R3 – kontak pemutus dan ke massa,

sebagian lainnya ke kumpran primer koil kemudian kolektor

(C) TR 2 terus ke emitter (E) TR2. arusnya tersebut,

sebelumnya melalui kunci kontak.

2. Aliranarus pada saat kunci kontak terbuka.

Saatkopntak pemutus membuka, basis (B) TR1 tidak mendapat

tegangan (-), saehingga TR1 tidak bekerja (OFF) demikian

juga dengan TR2, karena tidak mendapat tegangan (+).hal ini

mengakibatkan terputusnya arus pada rangkaian primer

sehingga pada koil terjadi induksi tegangan tinggi. Tegangan

indukdi pada kumparan skunder dialirkan ke distributor, dan

tegangan tinggi pada kumparan primer TR2 tidak bekerja,

karena Emiter (E) dan Basis(B) mendapat tegangan (+).

3. Saat induksi

Bila basis Kolektor (C) bekerja, magnetic pulsa

mengahasilkan arus sehingga TR1 bekerja sehingga arus dari

R1 Juga mengalir ke Emiter (E) dan Kolektor (C), basis (B)

TR1 dan R4 lalu ke massa. Kondensator meddapat tegangan

Positif dari arah yang berlawanan, sehingga muatan listrik

dalam kondensator keluar ke massa melalaui R3.

57

Page 58: BAB.1 bongkar pasang mesin

Pada saat yang sama, Basis (B) TR2 mendapatkan tegangan

Positif (+) sehingga TR2 tidak bekerja, demikian juga TR1.

karena TR1 dan TR2 tidak bekerja, maka arus g dialirkan ke

kumparan primer terhenti, sehingga pada coil terjadi induksi

tegangan tingi.

- R5 berfungsi sebagai feed back resistor untuk

memadamkan TR2 ketika TR1 kembali ke posisi ON.

- Dioda Zener berfungsi sebagai pelindung TR1 dari

tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan

primer.

c. Sistem Pengapian Elektronik Tanpa Kontak Pemutus.

Ranakian sisetem TCI – i (dengan tahanan ballast)

Ketereangan :

A. Penghubung TD : Rpm

b. Control Unit

c. Tahanan ballast = 0,4 Ohm

d. Tahanan ballast = 1 Ohm

e. Distributor dan pengirim sinyal

f. Koil pengapian dan pengisian

a. dari kunci kontak

b. penghubung TD

58

Page 59: BAB.1 bongkar pasang mesin

c. Pengukur putaran

d. Ke terminal 16 St pada Bosch

Gambar : rangkaian system TCI – i dengan tahanan

ballast

Cara kerja :

Kunci kontak ON :

1) Mesin mati : - Baterai → Kunci kontak →

Terminal 15 KUE → Mesin.

KUE siap kerja.

59

Page 60: BAB.1 bongkar pasang mesin

- Baterai → Kunci Kontak → tahanan 0,4 Ohm →

tahanan 0,6 Ohm → terminal 15 koil → terminal 1 koil

→ terminal 16 KUE → mesin.

Arus primer mengalir.

2) Mesin Hidup: bila rotor sinyal berputar, maka terjadi

sinyal induktif yang diterima oleh KUE. Sinyal itu akan

mwemberri tanda pada KUE untuk memutus hubungkan

arus primer, akibatnyatejadi tegangan tinggi pada Koil

terminal 4 → pada busi terjadi loncatan bunga api.

d. Sistem Pengapian Elektronik TCI - i tanpa tahahan

Balast.

Kunci Kontak ON :

Mesin mati : 1. Baterai (+)→ Kunci kontak → terminal 156

KUE → terminal 31 → Masa KUE siap kerja.

2. Arus primer mengalir dari baterai (+)→ kunci

kontak → terminal 15 koil → erminal 1 Koil

→ reminal 16 koil → terminal 31 → massa.

Mesin hidup : sinyal mengalir dari terminal T5 masuk ke T5

kontrol unit, keluiar dari T3 Kontrol unit dan

amsuk ke T3 pick-Up.

Pengirim sinyal memberi informasi ke KUE

melalui Terminal 7 dan 31 d.

Akibatnya, KUE memutus hubngakn

arusprimer.

60

Page 61: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar : rangkaian system pengapian TCI-I tanpa tahan

ballast.

e. System Pengapian Elektronik TCI – Hall

Kunci Kontakn ON :

Mesin mati : 1. baterai → Kunci kontak → KUE terminal 4

→ terminal 15 Koil, dan Koil siap kerja

2. arus primer mengalir dari bateai → kunci

kontak → terminal 15 KUE → terminal 1

koil → terminal 1 KUE → massa.

Mesin mati : Pick-Up mengirim sinyal masuk kontrrol unit

terminal 7 dan keluar dari terminal 31d. lalu

kembali ke Pick- Up koil lagi.

Akibatnyua :

Sinyal mengalir dari terminal 15 (PS) ke terminal 6 (KUE)

keluar melalui terminal 3 (KUE), dan masuk ke terminal 3

61

Page 62: BAB.1 bongkar pasang mesin

(PS). Sinyal ini dipakai untuk informasi memutus

hubungkan arus primer.

Gambar : Rangkaian Sistem pengapian TCI – Hall

F. SISTEM KOMPRESSI PADA MOTOR BENSIN

KETENTUAN DARI MESIN

Setiap pabrik mesinmemberikan keterangan-keterangan mengenai

spesifikasi ketentuan terhadap mesin yang dibuatnya adapun

ketentuan-ketentuan itu adalah sebagai berikut :

1. Bore and Stroke (guardian dan gerak tempuh).

2. Compressiaon ratio (Perbandingan Kompressi).

62

Page 63: BAB.1 bongkar pasang mesin

3. Piston Displacement (isi Silinder).

4. Valve Locatiaon ( Letaktnya Katup-katup).

1. BORE AND STROKE (GURDIAN DAN GERAK TEMPUH)

Dalam ketentuan teknik utuk pembuatan mesin-mesin Bore and

Stroke selalu diebut-sebut. Hal ini disebabkan karena ukuran Bore and

Stroke menentukan volume/Isi silinder dan besarnya tenaga mesin

yang akan dihasilkan.

Bore dalam bahasa Indonesia adalah Gurdian yang berarti garis

tengah dari silinder mesin, seedangkan Stroke adalah gerak tempuh

atalu langkah torak bekerja yaitu jarak antara Titik mati atas (TMA)

dan Titik mati bawah (TMB).

Untuk motor-motor buatan Amerika dan Inggris dinyataktan

dalam Inch. Misalnya : 2 x 3 , artinya Bore Berukuran 2 Inch dan

stroke Berukuran 3 inch.

63

Page 64: BAB.1 bongkar pasang mesin

Untuk motor-motor buatan eropaha dan jepagn ukuran itu

dinyataktan dalam ukuran millimeter (Metric). Misalnya : 72 x 82,

Artinya Bore berukuran 72 mm dan Stroke Berukuran 82 mm.

Daftar ukuran Bore and Stroke beberapa Mesin :

COLT 120 SS - 72,2 X 82 mm

Toyota Corolla - 73,0 X 77,4 mm

Opel Kadett - 79,0 X 81,5 mm

Nissan Sunny - 76,0 X 88,0 mm

Mitsubishi Lancer - 75,5 X 82,0 mm

Ford Escort - 79,7 X 82,0 mm

COLT L-300 - 73 X 86 mm

Toyota Model K - 75 X 61 mm

2. COMPRATION RATIO (PERBANDINGAN KOMPRESSI)

Perbandingan kompressi dari mesin diukur dari berap

banyaknya campuran udara bensin yang masuk ke dalam silinder

selama gerak hisap dan dipampatkan pada gerak kompressi, atau

dengan kata lain perbandingan antara isi silinder yaitu jarak antara

TMA sampai TMB di tambah isi ruang bakar dengan volume sisa

pada bagian atas silinder bila torak pada TMA.

64

Page 65: BAB.1 bongkar pasang mesin

Perbandingan kompressi = Isi Silinder + Isi Ruang Bakar

Isi Ruang Bakar

= Volume Langkah + Volume Ruang Bakar

Volume Ruang Bakar

Perbandingan kompressi iru mempengaruhi aka tenaga motr,

kalau perbandingan kompressi itu kecil maka akan berputaaaar dengan

tenaga yang lemah. Sebalinuya bila perbandingan kompessi

dipertinggi, tekanan pembakaran akan bertambah dan mesin akan

diperoleh tenga yang besar.

Tetapi dengan penambahan kompressi yang terlalu tinggi

dengan jalan memperbesar isi silinder dan mempetinggi perbandingn

kompressi terdapt suatu batas tertentu. Bila perbandingan kompressi

untuk motor bensin terlalu tinggi, hal ini tidak baik Karen akan

menimbulkan ledakan sendiri dan berdetonasi di dalam silinder mesin.

Detonasi dapat terjadi pada motor disebabkan karean bahan bakarnya

tidak sesuai dengan perbandingankompressi atau detonasi dapat

65

Page 66: BAB.1 bongkar pasang mesin

terjadi karena ruang bakar mesin, menjadi sempit disebabakan kerak-

kerak karbon di dalam siliner mesin tersebut. Unttuk motor bensin

yang dipergunakan pada mobil perbandingan kompressinya dari 8

sampai 11 sedamg untuk motor Diesel dari 16 sampai 20.

Apabila suatu motor mempunyai perbandingan kompressi 8 : 1

dalam hal ini berarti isi silinder di tambahisi ruang bakar, ketika piston

berada di TMA hanya 1/8 dari isi permulaan ketika piston berada di

TMB. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan kompressi 8 :1

adalah sebagai berikut diumpamakan isii silinder = 7 liter, isi ruang

bakar 1 liter maka :

Perbandingan kompressi = Volume Silinder + Volume Ruang

bakar

Volume Ruang Bakar

= 7 + 1 8 / 1 = 8 : 1

1

Daftar Perbandingan Kompressi Beberapa Mesin

Toyota Corolla = 9,5 : 1

Opek Kadett = 9,2 : 1

Mitsubshi Lancer = 9,4 : 1

Ford Escort = 8,5 : 1

Tanda-tanda Mesin Berdetonasi :

Suara mesin bila di hidupkan berdetakt halus (Kocking) dan

putaran agak berat, di samping itu tenaga mesin sangat berkurang hal

ini dapat merusakkan mesin. Detonasi baru dapat diketahui setelah

mesin itu di bongkar. Tanda-tanda apabila motor itu pembakarannya

66

Page 67: BAB.1 bongkar pasang mesin

berdetonasi adalah keadaan piston pecah-pecah halus, katup-katup

terbakar, batang piston melengkung dan metal-metal batang torak

pecah-pecah.

3. PISTON DISPLACEMENT (ISI SILINDER)

Dalam ketentuan teknik, isi silinder disebut volume langkah

total yang dihitung pada saat torak bergerak dari titik mati atas ke titik

mati bawah. Isi silinder dapat dientukan dengan menghitung volume

langkah dikalikan jumlah silinder yang terdapat pada mesin, dan

besarnya isi silinder dinyataktandalam liter atau centimeter cubic (CC)

untuk motor buatan Inggris an Amerika dinyataktan dalam Cubic

inches.

Tiap-tiap motor mempunyai isi silinder tertentu, makin besar

nilai isi silinder makin besar tenaga yang dihasilkan motor. Bila

diperhaitikan dalam pembuatan motor, maka isis silinder selalu

berubah-ubah setiap tahunnya. Walaupn kita tidak dapat untuk

mendapatkan ketentuan dari pabrik mengenai isi silinder itu, maka, isi

silinder dapat diukur dengan cara menghitung sebagai berikut.

Isi Silinder = Luas Kepala Torak X Gerak Tempuh

Di mana V = л X ( D )2 X L X N ( Cm)3

2

D = diameter silinder (Cm)

L2 = langkah torak (Cm)

л X ( D )2 = luas silinder (Cm)

2

N = Jumlah silinder.

67

Page 68: BAB.1 bongkar pasang mesin

Isi silinder (V)= 0,785 X D2 X langkah X Banyak Silinder

Contoh :

Dimisalkan diameter silinder (d) = 72 mm,

langkah torak (L) = 85mm, dan

banyaknya silinder mesin (N) = 4

besarnya isi silinder.

V = л X D2 X L X N

4

= 0,785 X 722 X 0.855 X 4

= 1,4 liter

= 1,4 X 1000 = 1400 Centimeter Cubic (CC).

Catatan :

1 Innches = 25,4 millimeter

1 Cubic Inches = 0,0164 liter

1 Liter = 61,02 Cubic Inches

Л ` = 0,785 atau л = 22 = 11

4 4 28 14

Л (Phi) = 22 = 3,14

7

Diameter = Garis Tengah Lingkaran

= 2 X R = 7 X keliling lingkaran

22

Keliling lingkaran = 22 X Garis Tengah

68

Page 69: BAB.1 bongkar pasang mesin

7

= 3,14 X Garis Tengah

Jari-jari (R) = Garis tengah : 2

Isi silinder = Luas lingkaran X Tinggi

= 3,14 X R X R X T

4. Valve Location (Letaktnya Katup-katup)

Letaktnya katup-katup yang terpasang pada mesin menurut

konstruksinya terdiri atas :

a. Motor Berkatup di Kepala ( I – Head Engine)

Susunan katup ini membuat ruang bakar lebih kompak serta

katup lebih lus sehingga memproleh kemampuan kerja yang tinggi.

Adanya keuntunmgan inilah menyebabkan sebagian besar mesin

dewasa ini menggunakan katup kepala.

Dikarenakan konstruksinya dari poros hubungan (Camshaft)

ditempataktan pada blok motor diletaktkan di sisi atas dari kedudukan

poros engkol, sedangkan letakt kedudukan katup pada kepala silinder.

Sehingga membuat mudah dan praktis dalam penyetelan katup karena

kedudukan katup mudah dicapai.

Kebaikan dari motor berkatup di kepala :

1) Bentuk ruang bakar sangat menguntungkan, karena bahan

bakar terbakarnya snagat cepat dan tidak ada detonasi

serta putaran mesin tenang.

2) Tekanan kompressinya sangat besar.

3) Tenaga motor besar

4) Katup-katup mudah di bongkar

69

Page 70: BAB.1 bongkar pasang mesin

Keburukan dari motor berkatup di kepala :

1) Tenaga tyidak melebihi dari motor yang berkatupdi sisi.

2) Membutuhkan banyak alat.

3) Bila katup-katupnya pecah atau patah, besar

kemungkinan piston dan kepala silinder retakt.

4) Suara motor rebut daripada motor yang berkatup di sisi.

b. Motor Berkatup di Sisi ( L – Head Engine)

Dalam susunan ini, katup-katup terletakt pada blok silinder

mesin. Katup-katup ini baik katup masuk maupun katup buang bekrja

langsung didorong oleh sumbu nok yang di tempatkan pada sisi poros

engkol dan digerakkan dengan peramntar Valve Lifter.

Kontruksi dari mesin yang berkatup di sisi snagat sederhana dan

untuk memperbaikinya perlengkapan onderdil tidak begitu banyak,

oleh karena itu pada masa lampau dan sampai sekarang motor

berkatup di sisi masih banyak digunakan.

70

Page 71: BAB.1 bongkar pasang mesin

c. Motor berkatup Kombinasi ( F – Head Engine)

Dalam susunan ini katup-katup terletakt terpasang pada posisi

yang berbeda, salah sat kepala silinder dan yang satu lagi terpasang

pada blok silinder mesin.

Motor yang berkatup kombinasi dibuat keran mempunyai

bebrapa keuntungan antara lain:

1. Pemasukan campuran gas ke dalam silinder adalah

sempurna

2. Pada waktu mengadakan kompressi tekanan

Kompressinya sangat baik.

Dapat mencapai kompressi yang tinggi tapi membutuhkan

perawatan tambahan.

71

Page 72: BAB.1 bongkar pasang mesin

d. Twin Cam atau DOHC

Adalah mekaisme katup yang menerapkan dua buah sumbu Nok

(Camshaft), yang di pasang pada kepala silinder, sebuah Camshaft

menggerakkan dua katup masuk dan sebuah Camshaft lain

mengerakkan dua buah katup buang.

Keuntungan Sumbu Nok Ganda :

1. Pembuaangan katup tepat.

2. Kurangnya kompnen yang bergerak, yaitu sumbu Nook dan

Katup.

Adanya dua buah sumbu no (Camshaft), yang satu membuka

katup pemasukan dan lainnya membuka katup pembuangan. Karena

itulah menghasilkan kemampuan mesin jauh lebih baik, dengan

tingkat responsibilitas tinggi dengan suara mesin yang lebih halus.

Pada sistem Twin Cam menerapkan kontak langsung antara

roda gigi di kedua Camshaft, dengan satu dari kedua Camshaft

dilengkapisatu roda gigi penggerak si bagian luar, melalui belt

taransmisi dan berhubungan dengan roda gigi p[ada Crankshaft,

sehingga transmisi putaran dari kedua sumbu nok (Camshaft)

membuat arah saling berlawan.

72

Page 73: BAB.1 bongkar pasang mesin

Pada sistem DOHC (Double Overhead Camshaft), setiap sumbu

nok (Camshaft) mempunyai satu roda gigi dengan putarn searah. Hal

ini karena kedua roda gigi tidak trjadi kontak langsung tetapi satu

sama lain berhububgab dengan belt transmisi dan satu sirkulasi

terhadap arah putaran poros engkol (Crangkshaft).

4. KEPALA SILINDER

a. Bahan : Dibuat dari padua baja tuang atau almunium

paduan.

b. Guna : Sebagai tempat untuk ruang pembakaran dan

untuk menempatkan mekanik katup.

c. Konstruksi kepala silinder :

- Harus kuat karena bekerja pada tempratur dan tekanan

yang tinggi sekali.

- Terdapat lubang-lubang untuk slauran air pendingin dan

minyak pelumas.

- Terdapat lubang-lubang untuk tempat busi pngapian.

- Terdapat ruang untuk proses pembakaran.

73

Page 74: BAB.1 bongkar pasang mesin

- Terdapat lubang-lubang untuk tempat kedudukan katp

masuk dan buang.

- Terdapat lubang-lubang untuk tempat pengikat baut mesin.

- Terdapat kedudukan sumbu bubungan Untuk mesin OHC

dan DOHC.

5. RUANG BAKAR

a. Guna dari ruang bakar :

- tempat proses pembakaran gas dalam hal ini campuran

bensin dan udara.

- Menetukan banyak sedikitnya gas yang dibutuhkan

oleh mesin.

- Menetukan besar kecilnya tenaga mesin.

b. Konstruksi ruang bakar

Bentuk ruang bakar ini tergantung pada beberapa factor

antara lain bentuk-bentuk dari katupdan penempatan dari

katup. Bentuk ruang bakar untuk susunan katup model

kepala umumnya menggunakan ruang bakar model baji

setengah lingkaran dan bathub.

- Model baji (Wedgw type)

74

Page 75: BAB.1 bongkar pasang mesin

- Model setengah lingkaran (Hemispherical type)

- Model bejana rendahan (Bathub type)

c. Sifat ruang bakar :

- Mudah untuk melaksanakan proses pembakaran.

75

Page 76: BAB.1 bongkar pasang mesin

- Mudah untuk memindahakn panas atau tenaga

pembakaran.

- Mudah untuk membuang sisa-sisa gas pembakaran.

- Tidak mempunyai sudut-sudut mati.

6. BLOK SILINDER

Blok silinder adalah bentuk dasar suatu mesin, dan biasanya

terbuat dari cast iron. Tetapi ada juga terbuat dari paduan almunium

dengan maksud mengurangi berat serta menambah panas radiasi.

Beberapa silinder disusun pada blok silinder, dan bagian bawah blik

silinderrrrr ini membentuk ruang engkol untuk pemasangan poros

engkol, sumbu nok dan mekanik katup.

Sebagian besar mobil-mobil menggukan pendingin aior pada

blok silinder, dan pada blok silinder diberi mantel pendingin untuk

memungkinkan sirkulasi air pendingin sekeliling silinder mesin. pada

sisi-sisi blok silinder ini dibuat bagian-bagina untuk tempat

pemasangan kelengkapan, seperti pompa bensin, starter motor,

alternator dan distributor.

76

Page 77: BAB.1 bongkar pasang mesin

Gambar. Blok selinder

8. SILINDER (CYLINDER)

Silinder adalah ruangan tempat torak bekerja dan bergerak naik

memadatkan gas serta memindahakan tenaga panas menjadi tenaga

mekanik. Semua silinder dari mesin disatukan dengan blok silinder

dan disenyawakan dengan karter bagian atas, dan silinder tersebut

terbuat dari cast iron atau paduan baja tuang dikeraskan.

Untuk memperoleh tenaga mesin sebesar mungkin ddiusahakan

tidak terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang dibakar antara

torak dan silinder, juga gesekan dan keausan sekecil mungkin dengan

adanya gerakan meluncur torak. Silinder motor dapat dilepaskan

dengan blok motor dan ada pula yang disenyawakan langsung dengan

blok motor. Untuk silinder yang disenyawakan langsung dengan blok

motor bila dinding silinder telah aus, dapat diperbaiki dengan jalan di

OverZise.

Silinder yang telah di Overzise memerlukan torak dengan

ukuran yang lebih besar . disebabkan bertambahnya diameter silinder.

Bila dinding silinder yang terbuat dari cast iron, telah aus dan

77

Page 78: BAB.1 bongkar pasang mesin

pengeboran takt mungkin dapat dilakukan atas tidakl dapat di Overzie.

Maka dalam hal ini silinder motor dapat diperbaiki dengan

memasangkan tabung silinder.

Keuntungan dari penggunaan tabung silindeer, disebabkan

bahan tabung silinder mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap

keausa, dan tidak memerlukan ukuran Overzise.

Gambar. Silinder

8. TORAK DAN KELENGKAPANNYA

a. Torak (Piston)

- Bahan : Terbuat dari Cast Iron aau panduan almunium

- Guna :

o Menerima tenaga pembakaran dan diteruskan ke

poros engkol dngan malalalui batajng torak.

o Untuk menghisap campuran bahan bakar (bensin)

dan udara.

78

Page 79: BAB.1 bongkar pasang mesin

o Untuk memapatkan gas.

o Untuk membuang gas-gas sisa pembakaran.

- Konstruksi Torak (Piston)

o Tahan terhadap tekana dan suhu yang tinggi, dan

bekerja dengan kecepatan tinggi.

o Dibagian dalam diperkuat dengan rusuk-rusuk

penguat.

o Pada bagiaan atas toarak dipasangkan 2 atau 3

buah pegas torak (Piston ring).

o Diameter bagian atas torak agak kecil daripada

bagian bawahnya.

o Bagian yang menghubungkan torak dengan batang

torak disebut pena trorak (Piston Pin).

o Kepala torakberbetuk datar, tetapi ada juga yang

bebentuk cembung atau cekung.

o Celah pada torak berguna untuk pemuaian.

o Terdapat tanda titik (taktik) pada ujung permukaan

atas torak.

b. Pena Torak (Piston Pin)

- Bahan : Dibuat dari baja campuran.

- Guna : Guna menghubungkan torak dengan ujung batang

torak.

- Konstruksi Pena Torak :

Pena torak ini terbuat berbentuk pipa untuk

mengurangberat, dan pada kedua sisinya dijamin oleh bos-bos

yang terdapat pada torak.

79

Page 80: BAB.1 bongkar pasang mesin

c. Pegas Torak (Piston Ring)

Pegas torak terbuat dari bahan baja tuang berbutir halus

berfungsi sebagai seal perapat menjaga agar gas tidak keluar selama

langkah kompressi dan kerja dalam ruang bakar, untuk mengikis

minyak pelumas Dari dinding silinder, mencegah minyak pelumas

masuk ke reuang bakar dan memindahkan sebagian besar panas torak

ke dinding-dinding silinder.

Untuk memudahkan pemasangan ke dalam alur pegas yang

terdapat pada torak, diameter luar peghas torak ada sedikit lebih besar

dari diameter torak. Dan bila pegas torak telah dipasngkan di

toraknya, maka gaya elastis torak ini menekan pada dinding silinder.

Model pegas Torak (Cincin torak) yang dipasang pada alur torak,

terdiri dari pegas-pegas kompressi dan pegas-pegas oli.

Pada umunya mesin-mesin dilengkapi dengan 2 atau 3 buah

pegas kompressi, dan 1 atau 2 pegas oli pada tiap toraknya :

Pegas kompressi (Compression ring) berfungdi untuk mencegah

terjadinya kebocoran gas pada sat langkah kompressi dan usaha.

Pegas oli (Oil Ring Assembly) berfungsi untuk mengikis oli

pelumas dari dinding dilinder, dan untuk mencegah oli memasuki

ruang bakar. Celah-celah terdapat pada torak untuk dilalui oli yang

keluar ke karter.

Potongan pegas (ring joint) ini harus dipasangkan satu dengan

linnya pada posisi 1200 atau 1800 dengan maksud untuk mencegah

kebocoran gas.

Potongan pegas yang terpasang di bagian laur torak dibuat

berbagai model antara lain :

80

Page 81: BAB.1 bongkar pasang mesin

- Sambungan lurus (Butt Joint)

- Sambungan bersudut (Angel Joint)

- Sambungan Berimpit (Lap Joint).

d. Batang Torak

- Bahan : Campuran baja Chrom atau baja paduan

Vanadium.

- Guna :

o Untuk menghubungkan Torak dengan batang poros

engkol.

o Harus dapat memindahkan tekanan yang tinggi

dari torak kepada poros engkol, akan tetapi tidak

boleh melentur.

- Konstruksi batabg torak :

o Terdiri dari kepala, batang dan kaki.

o Bagian batang torak yang berhubungan dengan

pena torak (Pin Pisston) disebut ujung kecil (Small

End) dan bagian yang besar disebut ujung Besar

(Big end).

Bagian ujung yang besar (big end) ini dibhua dalam bentuk

spilit yang dipasangkan pena engkol (Crank Pin) diikatkan dengan

baut-baut yang terbuat dari logam khusus. Pada batang torak ini

dibuatkan lubang oli pelumas. Lubang pelumas ini baru akan

membuka bila torak berada di titik mati atas memungkinkan oli

tertekan melalui poros engkol melalui “big end” dan “small end”

untuk melumasi bagian mesin.

81

Page 82: BAB.1 bongkar pasang mesin

Pada bagian batang torak yang kecil (Small end) dilengkapi

dengan sebuah bos (Bushing) dan pada bagian besar (Big end)

dilengkapi banatalan metal jalan (Insert bearing) untuk membatasi

keausan.

Gambar. Bagian Torak Serta Kelengkapannya

BAB. II

82

Page 83: BAB.1 bongkar pasang mesin

BAB II

LANGKAH KERJA PRAKTEK

Terlampir :

83