BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar...

230
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Walaupun undang-undang secara jelas menyatakan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai wewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan daerah tetap harus memperhatikan antara perencanaan pemerintahan pusat, propinsi dan antar pemerintah daerah, sehingga pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan baik yang terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum serta keuangan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011 1

Transcript of BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar...

Page 1: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

18 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Pemberian otonomi dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

Dengan adanya otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan daya

saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan

daya guna potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Walaupun undang-undang

secara jelas menyatakan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai wewenangan untuk mengatur

dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan daerah tetap

harus memperhatikan antara perencanaan pemerintahan pusat, propinsi dan antar pemerintah

daerah, sehingga pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek

hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan baik yang terkait dengan

hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum serta keuangan.

Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, Pemerintah Daerah harus menyusun

rencana pembangunan yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah maupun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan ke

Presiden.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, rencana

pembangunan dibagi menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang

mencakup periode 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang

mencakup periode 5 tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang mencakup

rencana kerja tahunan.

Pada UU Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 5 Ayat (2) dinyatakan bahwa RPJM Daerah merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

1

Page 2: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan

Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat

Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif.

Selanjutnya dalam rangka perencanaan pembangunan nasional, pemerintah daerah harus

memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan struktur tata

pemerintahan. Oleh karena itu tujuan dan sasaran pembangunan harus memperhatikan

permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan

oleh pemerintah pusat. Alokasi sumber daya daerah harus mendukung penyelesaian masalah

nasional disamping masalah yang ada di daerah masing-masing.

1.2. Maksud dan Tujuan

RPJM Kota Pekanbaru 2007 – 2011 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan

pembangunan yang memberikan arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan

daerah, kebijakan umum, program pembangunan daerah serta sasaran-sasaran strategis yang

ingin dicapai selama 5 (lima) tahun kedepan. Dengan demikian RPJM Kota Pekanbaru menjadi

landasan bagi semua dokumen perencanaan baik rencana pembangunan tahunan pemerintah

daerah maupun dokumen perencanaan Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru.

Tujuan penyusunan RPJM Kota Pekanbaru 2007 – 2011 adalah untuk menjabarkan visi, misi,

dan program Walikota Pekanbaru priode 2006-2011. Di era pemilihan kepala daerah secara

langsung, janji-janji politik di masa kampanye harus dipertanggungjawabkan. Sebagai

konsekuensinya apabila calon kepala daerah tersebut terpilih, maka janji-janji tersebut harus

dirumuskan sebagai perencanaan pembangunan dan direalisasikan dalam dokumen

perencanaan. Selain itu RPJM juga sebagai sarana untuk menampung aspirasi masyarakat

dan membangun konsensus antar ’stake holders’ untuk menentukan arah pembangunan Kota

Pekanbaru di masa yang akan datang yang penyusunannya mengacu kepada RPJM Nasional

dan Rencana Strategis Provinsi Riau.

1.3. Landasan Hukum

1.Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 18 ayat 2.

2.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

2

Page 3: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

3.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

4.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Bab VII Pasal 150.

5.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

6.Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah

7.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009.

8.Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (RESTRA)

Provinsi Riau Tahun 2004-2008

9.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal20 Agustus 2005 tentang

Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.

1.4. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah

diamanatkan dalam UU No.25 tahun 2004, maka keberadaan RPJM Daerah Kota Pekanbaru

Tahun 2007-2011 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan

Pemerintah Kota Pekanbaru khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan.

Keberadaannya akan dijadikan pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Rencana Strategis

SKPD. Selanjutnya, untuk setiap tahunnya – selama periode perencanaan - akan dijabarkan

dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru, yang selanjutnya

akan dijadikan acuan bagi SKPD untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD.

Dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 17

tahun 2003, maka penjabaran RPJM Daerah Kota kedalam RKPD Kota Pekanbaru untuk

setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Pekanbaru.

Gambaran tentang hubungan antara RPJM Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011 dengan

dokumen perencanaan lainnya baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan

maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar - 1.1.

Gambar 1.1. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

3

Page 4: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

1.5. Sistematika PenulisanBAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Landasan Hukum

1.4. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH2.1. Kondisi Geografis

2.2. Perekonomian Daerah

2.3. Sosial Budaya Daerah

2.4. Prasarana dan Sarana Daerah

2.5. Pemerintahan Umum

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

4

Page 5: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN3.1 Visi

3.2 Misi

3.3 Tujuan

3.4 Sasaran

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah

5.2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah

5.3. Kebijakan Umum Anggaran

BAB VI KEBIJAKAN UMUM6.1. Misi I : Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik

6.2. Misi II : Meningkatkan Infrastruktur Perkotaan, Sistem Transfortasi Yang

Memadai Dan Kualitas Lingkungan Kota Serta Penataan Ruang

Yang Terintegrasi

6.3. Misi III : Meningkatkan Perekonomian Rakyat Dengan Dukungan

Fasilitas Yang Memadai Dan Iklim Usaha Yang Kondusif Serta

Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

6.4. Misi IV : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui

Pelayanan Pendidikan Umum Dan Agama Yang Berkualitas Dan

Terjangkau, Pengembangan Kehidupan Beragama Dan Budaya

Melayu

6.5. Misi V : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Yang Terjangkau

Bagi Masyarakat Kota, Serta Meningkatnya Pemahaman

Masyarakat Tentang Lingkungan Sehat Dan Perilaku Sehat

BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Program Satuan Kerja Perangkat Daerah

BAB VIII PENUTUP 8.1. Program Transisi

8.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

5

Page 6: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Geografis

Pekanbaru merupakan ibu kota Provinsi Riau dengan luas sekitar 632.26 km2 dan secara

astronomis terletak di antara 0° 25’ - 0° 45’ Lintang Utara dan 101° 14’ – 101° 34’ Bujur

Timur. Di bagian utara Pekanbaru berbatasan dengan Kabupaten Siak, di bagian timur

berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan, di bagian selatan berbatasan

dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar, sedangkan di bagian barat berbatasan

dengan Kabupaten Kampar. Selain berada di tengah Provinsi Riau, Pekanbaru juga berada di

lintasan jalur transportasi darat Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan Pekanbaru mempunyai

lokasi yang strategis, dan akan semakin strategis seiring dengan perkembangan pembangunan

di wilayah Sumatera maupun perkembangan di Malaysia dan Singapura.

Kota Pekanbaru mempunyai topografi yang bervariasi, yaitu landai, berombak sampai

bergelombang, dengan geologi lahan terdiri dari endapan alluvium muda yang terbentuk akibat

pengangkutan dan pengendapan sisa-sisa bahan induk oleh aliran sungai. Lahan jenis ini

mempunyai karakteristik yang rentan terhadap gangguan alami maupun pengolahan lahan

yang berlebihan. Sebagian lahan Kota Pekanbaru juga mempunyai ciri formasi minas yang

karakteristiknya lebih baik namun memiliki kandungan mineral lempung kaolinit yang

mempunyai sifat porositas tanah rendah, yang dapat menahan senyawa aluminium, sehingga

tanah bersifat asam dan sangat korosif terhadap material logam. Akibat kondisi geologi ini

jenis tanah di Kota Pekanbaru bervariasi, antara lain alluvial hidromorf, alluvial coklat

kekuningan, alluvial kelabu dan tanah-tanah yang berasosiasi, yaitu perpaduan dua jenis tanah

yang sulit dibedakan.

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Pekanbaru mengenal 2 musim yaitu musim hujan dan

kemarau. Pada tahun 2004 jumlah hari hujan di Kota Pekanbaru sebanyak 209 hari, dengan

curah hujan rata-rata 306,39 mm dan temperatur berkisar antara minimum 26,9° C sampai

dengan maksimum 29,3° C (Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Tahun

2004).

Secara administrasi pemerintahan Kota Pekanbaru dikepalai oleh Walikota, yang berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 dimekarkan dari 8 wilayah administrasi kecamatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

6

Page 7: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

menjadi 12 wilayah administrasi Kecamatan. Wilayah administrasi Kecamatan selanjutnya

terbagi lagi menjadi Kelurahan, yang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003,

dimekarkan dari 50 wilayah addministrasi kelurahan menjadi 58 wilayah administrasi kelurahan.

Wilayah administrasi kelurahan terbagi lagi menjadi 539 Rukun Warga (RW) dan 2.266 RT

(Rukun Tetangga). Populasi penduduk Kota Pekanbaru sampai dengan Tahun 2004 menurut

Dinas Pendaftaran Penduduk Kota Pekanbaru mencapai 711.130 jiwa, dengan demikian

tingkat kepadatan penduduk Kota Pekanbaru lebih kurang 1.125 jiwa/km2.

2.2. Perekonomian Daerah

2.2.1. Kondisi Makro Ekonomi

Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan bidang

ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini secara nyata mampu

memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada

suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB

merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan

pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat

tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.

Berdasarkan data BPS Pekanbaru, perkembangan perekonomian kota Pekanbaru tahun 2001-

2004 menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup positif, masing-masing sebesar 10.74

persen (2001), 9.78 persen (2002), 10.87 persen (2003) dan 12.22 persen (2004). Data secara

lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2001 s/d 2004

NO SEKTOR TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

7

Page 8: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Rata-rata2001 2002 2003 2004

1 2 3 4 5 6 7 1 Sektor Primer

Pertanian 6.62 5.48 3.95 5.99 5.51

Pertambangan dan Penggalian 10.51 10.20 8.86 19.45 12.26

2 Sektor Sekunder

Industri Pengolahan 9.65 9.05 10.86 13.48 10.76

Listrik, Gas dan Air Bersih 5.18 4.35 4.55 5.16 4.81

Konstruksi 14.12 14.29 12.70 15.94 14.26

3 Sektor Tersier

Perdagangan, Hotel dan Restoran 11.56 6.12 10.05 5.25 8.25

Pengangkutan dan Komunikasi 9.20 12.75 15.08 19.13 14.04

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12.51 17.24 13.53 33.78 19.27

Jasa-jasa 9.09 9.18 8.29 10.63 9.30

PDRB 10.74 9.78 10.87 12.22 10.90

Sumber : Pendapatan Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001 – 2004.

Secara umum peranan sektoral perekonomian kota Pekanbaru pada tahun 2001-2004 rata-rata

didominasi oleh sektor tersier, kemudian diikuti oleh sektor sekunder. Besarnya peranan

sektor tersier tersebut disumbang oleh (i) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

(19.27 persen), (ii) sektor peangkutan dan komunikasi (14.04 persen), (iii) sektor jasa-jasa

(9,30 persen), dan (iv) sektor perdagangan, hotel dan restoran (8.25 persen). Adapun peranan

sektor sekunder terutama disumbang oleh sektor konstruksi (14.26 persen).

Perkembangan sektor tersier di kota Pekanbaru dalam beberapa tahun terakhir tampaknya

semakin dominan apabila dibandingkan dengan dua sektor lainnya (primer dan sekunder), baik

dilihat dari sisi peranan maupun pertumbuhannya, Dengan demikian, berbagai aktivitas yang

ada dalam sektor tersier kedepan tampaknya akan memiliki trend yang cukup prospektif. Selain

itu, adanya perkembangan kondisi perekonomian tersebut tentunya akan menimbulkan suatu

tantangan untuk dapat memposisikan kota Pekanbaru sebagai kota yang benar-benar mampu

memberikan suatu kondisi lingkungan yang tidak hanya kondusif namun juga kompetitif bagi

perkembangan kota itu sendiri ketika harus dihadapkan pada perkembangan kota-kota lainnya,

baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri, terutama negara-negara yang berada di

wilayah segitiga pertumbuhan (Growth Triangle Zone) SIJORI.

Perkembangan sektor ekonomi berdampak langsung terhadap peningkatan PDRB dan nilai

PDRB perkapita yang pada hakekatnya menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat. Data

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

8

Page 9: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

empat tahun terakhir menunjukkan adanya tren peningkatan kemampuan daya beli masyarakat

Kota Pekanbaru. Secara lengkap gambaran tentang PDRB dan nilai PDRB perkapita di Kota

Pekanbaru selama empat tahun terakhir (2001-2004) dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.2PDRB dan Nilai PDRB Perkapita ADHB Kota Pekanbaru Tahun 2001 – 2004

NO URAIANTAHUN

2001 2002 2003 20041 2 3 4 5 6 1 PDRB atas Harga Pasar (Rp. Juta) 2,833,269.35 4,171,822.16 4,547,942.64 4,970,924.32

2 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 606,962 626,677 663,566 699,514

3 Nilai PDRB per Kapita (Rp.) 4,667,951.78 6,657,053.25 6,853,790.94 7,106,254.23

4 Pertumbuhan PDRB per Kapita (%) - 42.61 2.96 3.68

Sumber : Pekanbaru Dalam Angka 2004/2005.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari adanya perkembangan beberapa indikator perekonomian

Kota Pekanbaru sebagaimana diuraikan diatas adalah perkembangan perekonomian Kota

Pekanbaru pada saat ini terutama dipengaruhi oleh sektor sekunder, dalam hal ini konstruksi.

Namun kedepan perkembangan kota dipekirakan akan lebih dipengaruhi oleh sektor tersier

yang meliputi bidang perdagangan dan jasa. Hal ini selaras dengan keterbatasan Kota

Pekanbaru akan sumberdaya alam, baik yang terperbaharui (renewable natural resources)

mauapun tidak terperbaharui (unrenewable natural resources). Namun Kota Pekanbaru

mempunyai lokasi yang strategis, sebagai centre bagi daerah sekitarnya yang merupakan

daerah penghasil minyak bumi, perkebunan kelapa sawit dan lain-lain yangbernilai ekonomi

tinggi. Selanjutnya untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonominya, Kota

Pekanbaru harus dapat berkembang menjadi kota yang mempunyai kemampuan menyediakan

jasa dan pelayanan yang optimal dengan biaya yang relatif murah, sehingga mampu bersaing

dengan kota-kota lain yang juga akan berkembang ditingkat lokal maupun regional.

2.2.2. Investasi

Pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru diyakini banyak ditopang oleh adanya aliran

investasi masuk ke Kota Pekanbaru. Investasi sendiri secara sederhana dapat didefinisikan

sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

9

Page 10: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Dalam hal perkembangan investasi, secara akumulatif sejak tahun 2000 hingga tahun 2005,

angka persetujuan investasi baik PMA maupun PMDN yang dikeluarkan oleh Sekretariat

Daerah Kota Pekanbaru dalam hal ini Bagian Ekonomi, menunjukkan belum adanya tingkat

perkembangan investasi yang cukup stabil. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan

keseriusan dalam menarik investasi baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Secara lengkap perkembangan dari PMDN dan PMA tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4

dibawah ini.

Tabel 2.3Akumulasi Perkembangan Investasi PMDN dan PMA di Kota Pekanbaru

Tahun 2000 –2005

TahunPMDN PMA

Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp.) Jumlah

Proyek Nilai Investasi (US $)

1 2 3 4 52000 2 6,420,950,000.00 - -

2001 1 16,705,000,000.00 1 284,567.00

2002 - - 1 100.000.00

2003 1 280,000,000,000.00 7 3,122,500.00

2004 2 64,800,000,000.00 3 230,000.00

2005 - - 6 6,893,505.71

Sumber : Bagian Ekonomi Sekretariat Kota Pekanbaru, 2006.

Untuk peningkatan investasi perlu senantiasa diciptakan iklim usaha yang kondusif yang dalam

hal ini merupakan elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan

demikian, adanya kelengkapan infrastruktur yang memadai, kesiapan SDM yang berkualitas,

pemberian layanan perijinan yang prima serta jaminan stabilitas keamanan yang mantap serta

peraturan-peraturan daerah berikut aturan pendukungnya termasuk dalam

pengimplementasiannya, sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam mendorong pertumbuhan

investasi di kota Pekanbaru.

2.2.3. Kondisi Keuangan Daerah

Di bidang keuangan daerah, pendapatan Daerah Kota Pekanbaru selama 5 tahun terakhir, baik

secara absolut maupun relatif cenderung mengalami peningkatan, yaitu dari

Rp.346.226.974.774,- (2001) menjadi Rp.833.930.921.527 (2005), atau rata-rata setiap

tahunnya mengalami peningkatan sekitar 24,67.%. Peningkatan pendapatan daerah yang

relatif besar terjadi sejak Tahun 2001 sebagai dampak dilaksanakannya otonomi daerah

sebagai amanat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah serta

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

10

Page 11: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Keuangan Daerah.

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), meskipun selama 5 tahun terakhir peranannnya

masih pada posisi ke-2 setelah Dana Perimbangan namun memiliki perkembangan ( trend)

yang terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu dari Rp. 37.615.518.829,- pada Tahun 2001

menjadi Rp.86.945.155.571,- pada Tahun 2005, dan kenaikkan tersebut lebih didorong oleh

adanya kenaikkan yang dialami oleh hampir seluruh sub-sub komponen yang ada dalam PAD,

yaitu : Pajak Daerah; Retribusi Daerah dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah,

kecuali untuk sub komponen Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan mengalami penurunan dalam 2 tahun terakhir.

Untuk komponen Dana Perimbangan, peranannya selama 5 tahun terakhir dalam ikut

membentuk total Pendapatan Daerah cenderung menunjukkan peningkatan, yaitu dari

Rp.302.391.655.079,- Tahun 2001 menjadi Rp.604.549.843.045,- Tahun 2005. Peningkatan

tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan hampir semua unsur Dana Perimbangan, yaitu

Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak dan Dana Alokasi Umum. Bagi Hasil Pajak pada

Tahun 2001 berjumlah Rp.44.082.047.761,- meningkat menjadi Rp. 66.939.824.281,- pada

Tahun 2005, Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun 2001 berjumlah Rp.113.670.107.318,- meningkat

menjadi Rp.289.298.910.014,- pada Tahun 2005. Dana Alokasi Umum pada Tahun 2001

berjumlah Rp.143.007.500.000,- meningkat menjadi Rp.183.486.000.000,- pada Tahun 2005,

meski sempat mengalami penurunan pada Tahun 2002 dan 2003. Adapun Dana Alokasi

Khusus pada menunjukkan kondisi yang lebih fluktuatif. Gambaran realisasi dan komposisi

pendapatan daerah selama lima tahun terakhir (2001-2005) dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4Realisasi dan Komposisi Keuangan Daerah – Aspek Pendapatan

TAHUN ANGGARAN

NO URAIAN 2001 2002 2003 2004 20051 2 4 5 6 7 8

I BAGIAN SISA LEBIH

PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN YANG LALU

3,942,309,167 44,286,708,744 47,853,222,935 73,373,886,382 142,435,922,911

II BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

37,615,518,829 48,294,830,504 58,701,848,900 71,907,180,535 86,945,155,571

PERSENTASE KENAIKAN (%) 141.55 28.39 21.55 22.50 20.91 1 PAJAK DAERAH 17,296,660,141 22,727,379,016 30,153,079,667 38,215,443,365 46,745,678,201

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

11

Page 12: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2 RETRIBUSI DAERAH 18,565,827,173 21,305,755,598 22,733,003,208 24,523,135,441 29,243,571,359

3 BAGIAN LABA PERUSAHAAN MILIK DAERAH DAN HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

160,134,693 782,553,503 1,669,007,712 1,512,212,557 533,426,176

4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

1,592,896,822 3,479,142,387 4,146,758,313 7,656,389,172 10,422,479,835

III BAGIAN DANA PERIMBANGAN

302,391,655,079 293,499,114,979 378,525,795,895 472,062,972,317 604,549,843,045

PERSENTASE KENAIKAN (%) 189.59 (2.94) 28.97 24.71 28.061 BAGI HASIL PAJAK 44,082,047,761 48,590,244,081 61,760,852,489 69,781,674,206 66,939,824,281

2 BAGI HASIL BUKAN PAJAK 113,670,107,318 99,764,314,398 112,612,448,186 188,002,938,676 289,298,910,014

3 DANA ALOKASI UMUM 143,007,500,000 144,171,424,500 161,800,000,000 166,469,340,510 183,486,000,000

4 DANA ALOKASI KHUSUS 1,632,000,000 973,132,000 3,416,384,000 - 2,038,180,300

IV BAGIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH

- - - - -

V BAGIAN LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH

2,277,491,699 27,346,197,117 17,061,569,977 13,456,885,534 -

PERSENTASE KENAIKAN (%) 4.38 1,100.72 (37.61) (21.13) (100)1 PENERIMAAN DARI

PROPINSI

2 DANA KONTINGENSI/ PENYEIMBANG DARI PEMERINTAH PUSAT (AD HOC)

TOTAL 346,226,974,774 413,426,851,344 502,142,437,707 630,800,924,768 833,930,921,527

PERSENTASE KENAIKAN (%) 1

79.78 -

19.41 21.46 25.62 32.20

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru, 2006

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari perkembangan fenomena pendapatan daerah

tersebut adalah sebagai berikut :

- PAD, mengalami peningkatan yang relatif konsisten, yaitu rata-rata 23,34 persen pertahun

selama Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2005. Peningkatan ini harus tetap dijaga

dengan melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah tanpa mengabaikan kepentingan jangka panjang, yaitu meningkatkan peluang

investasi dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

- Dana perimbangan, dalam 5 tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut

terutama disebabkan oleh peningkatan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam).

Namun untuk jangka panjang sumber pendapatan ini bisa menurun mengingat Sumber

Daya Alam di Provinsi Riau yang utama adalah minyak bumi yang merupakan sumber daya

alam tidak dapat diperbaharui (unrenewable natural resources), sehingga pada waktunya

nanti akan habis. Berpijak dari hal tersebut, kedepan komponen dana perimbangan akan

sangat ditentukan oleh pos Bagi Hasil Pajak.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

12

Page 13: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2.3. Sosial Budaya DaerahSebagai kota metropolitan, Pekanbaru secara fisik dan ekonomi memang telah berkembang

secara luar biasa, tetapi yang menjadi masalah pertumbuhan kota yang ekspansif itu ternyata

masih perlu diimbangi oleh tingkat perkembangan bidang sosial budaya yang memadai, seperti

aspek kesehatan, pendidikan dan pertumbuhan kesempatan kerja bagi penduduk yang

bertambah cepat. Untuk mengetahui sejauh mana kemajuan program pembangunan bidang

sosial-budaya di Kota Pekanbaru setidaknya harus berkaca pada dua hal. Pertama sejauh mana

kota itu telah mampu menyediakan layanan fasilitas publik dan lapangan pekerjaan yang

memadai bagi penduduknya, khususnya bagi penduduk miskin kota. Kedua sejauh mana

kebijakan dan kemajuan sebuah kota dapat sejajar dengan kepentingan upaya mengembangkan

kualitas pembangunan manusia. Sebuah kota yang tumbuh besar secara fisik dan ekonomi,

tetapi tetap memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

2.3.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Gambaran perkembangan kondisi sosial daerah merupakan salah satu tolok ukur untuk melihat

sejauhmana keberhasilan program pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan kondisi tersebut

adalah Indeks Pembangunan Manusia. Menurut United Nations Development Program (UNDP),

pembangunan manusia didefinisikan sebagai suatu proses memperbesar pilihan-pilihan bagi

penduduk. Dari definisi tersebut, ditegaskan bahwa fokus pembangunan yang sesungguhnya

adalah penduduk atau manusia itu sendiri. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa konsep

pembangunan manusia sebagai suatu upaya pembangunan kemampuan diri manusia yang

mengandung empat unsur, yaitu produktivitas, pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan.

Perkembangan IPM Kota Pekanbaru beserta komponen-komponennya, sebagaimana pada tabel

2.6 sebagai berikut :

Tabel 2.5Indeks Pembangunan Manusia Kota Pekanbaru Tahun 2002 – 2005

No Komponen 2002 2003 2004 2005Indeks Pembangunan Manusia

1 Angka Melek Huruf 99,3 99,5 99,5 99,7

2 Rata-rata Lama Sekolah 11,1 11 11,1 11,3

3 Angka Harapan Hidup 70,4 70,4 70,5 70,5

4 Paritas Daya Beli 591,7 602,6 619,6 621,4

Indeks Pembangunan Manusia 73,4 74,2 75,6 75,9

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

13

Page 14: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Sumber: BPS Kota Pekanbaru,2006

Angka Melek Huruf (AMH), didefinisikan sebagai proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas

yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya, terhadap jumlah penduduk

usia 15 tahun atau lebih. Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), adalah rata-rata lama

belajar yang telah ditempuh oleh penduduk 15 tahun keatas sepanjang hidupnya yang dimulai

dari pendidikan dasar, dengan uraian sebagai berikut : Perkembangan AMH sampai dengan

tahun 2005 mengalami kenaikkan menjadi sebesar 99.7% dari 99.3% pada tahun 2002.

Demikian juga halnya dengan RLS yang pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi sebesar

11.3 tahun dari 11.1 tahun pada tahun 2002.

Pembentukan dan/atau perkembangan indikator AMH dan RLS tersebut tentunya tidak terlepas

dari perkembangan sejumlah indikator yang terangkum dala bidang pendidikan, seperti :

indikator akses pendidikan (Angka Partisipasi Murni/APM dan Angka Partisipasi Kasar/APK) dan

indikator mutu pendidikan (Angka Mengulang, Angka Putus Sekolah, dan Angka Lulusan). Ini

menunjukkan bahwa beberapa indikator akses pendidikan dan mutu pendidikan diyakini mampu

memberikan pengaruh dan/atau kontribusi terhadap pencapaian indikator Angka Melek Huruf

dan Rata-Rata Lama Sekolah.

2.3.2. KependudukanDibanding tahun 2000, pada tahun 2004 struktur demografi Kota Pekanbaru mengalami

perubahan yang sangat signifikan seperti terlihat pada grafik 2.1. dibawah.

Grafik 2.1.Perbandingan Distribusi Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kelompok Umur

Tahun 2000 dan 2004

Sumber: BPS Kota Pekanbaru,2006

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

14

Page 15: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Dari sisi komposisi penduduk, dari grafik diatas menunjukkan bahwa tahun 2000 mempunyai

komposisi penduduk yang sangat berbeda dengan tahun 2004. Tahun 2004 komposisi

penduduk usia produktif lebih besar dibanding tahun 2000. Hal ini mengindikasikan adanya

pertumbuhan penduduk yang didominasi oleh pertumbuhan tidak alami, dalam hal ini

urbanisasi. Untuk mengendalikan masalah kependudukan, Pemerinta Kota Pekanbaru telah

menetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pendaptaran penduduk.

2.3.3. KesehatanKondisi Kesehatan warga kota sesuai dengan indikator pembangunan kesehatan sebagai

berikut:

a. Angka Kematian Bayi dibawah 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Indikator ini

menggambarkan rata-rata jumlah kematian bayi pada setiap 1.000 kelahiran hidup.

Perkembangan Angka Kematian Bayi selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2004

dapat dilihat pada grafik 2.5. berikut ini :

Grafik 2.2Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kota Pekanbaru

Tahun 2002 – 2004

Data : Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru, diolah

Pada tahun 2002 dan 2003 Angka Kematian Bayi di Kota Pekanbaru sebesar 0.05

kematian per 1.000 kelahiran hidup namun memasuki tahun 2004 Angka Kematian Bayi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

15

Page 16: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

tersebut sedikit meningkat menjadi 0.06 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Secara umum Angka kematian Bayi Kota Pekanbaru tergolong baik karena dibawah

angka 10 per 1000 kelahiran hidup meski ada sedikit peningkatan. Hal ini

menggambarkan perlunya peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.

b. Balita Dengan Status Gizi Buruk kurang dari 1%

Indikator ini menggambarkan persentase jumlah balita yang memiliki status gizi buruk,

yang pengukurannya didasarkan pada jumlah balita dengan status gizi buruk dibagi

dengan total jumlah balita yang ada. Pada tahun 2002 dan 2003 tercatat sebesar 0.12%

balita yang berstatus gizi buruk, tahun 2004 turun menjadi 0.11%. Perkembangan ini

memperlihatkan bahwa persentase balita dengan status gizi buruk relatif mengalami

penurunan. Hal ini perlu ditingkatkan melalui peningkatan pelayanan kesehatan melalui

Posyandu.

Grafik 2.3Perkembangan Balita dengan Status Gizi Buruk di Kota Pekanbaru

Tahun 2002 – 2004

Data : Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru, diolah

c. Angka Kematian Ibu Melahirkan dibawah 125 per 100.000

Indikator ini menggambarkan rata-rata jumlah kematian ibu melahirkan setiap 100.000

kelahiran. Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan selama periode 2002-2004,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

16

Page 17: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

dapat dilihat pada grafik 2.4 berikut ini :

Grafik 2.4Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kota Pekanbaru

Tahun 2002 – 2004

Data : Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru, diolah

Pada tahun 2002, Angka Kematian Ibu Melahirkan sebesar 7 kematian per 100.000 ibu

melahirkan, tahun 2003 turun menjadi sebesar 2 per 100.000 ibu melahirkan, demikian

juga pada tahun 2004 Angka Kematian Ibu Melahirkan tetap 2 per 100.000 ibu melahirkan.

Perkembangan tersebut memperlihatkan bahwa Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kota

Pekanbaru cenderung mengalami penurunan. Capaian diatas menunjukkan bahwa

pelayanan kesehatan ibu melahirkan relatif telah terlaksana dengan baik.

2.3.4. Kondisi PendidikanUntuk mengetahui kondisi digunakan indikator Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka

Partisipasi Kasar (APK). Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kota Pekanbaru menurut tingkat pendidikan tahun 2000-2005 dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6Realisasi Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Pekanbaru

No Tingkat Pendidikan

Angka Partisipasi Murni (%) Angka Partisipasi Kasar (%)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005

1 SD/MI 93.00 104.35 104.00 103.38 99.75 99.81 104.67 124.03 125.00 120.70 116.39 116.63

2 SMP/MTs 70.52 74.28 65.00 70.42 66.80 67.44 96.71 101.80 86.00 97.70 91.61 92.47

3 SMA/SMK/MA 65.63 60.64 61.00 58.13 54.82 53.00 88.52 88.46 86.00 81.27 76.95 76.00

Jumlah 76.38 79.76 76.67 77.31 73.79 73.42 96.63 104.76 99.00 99.89 94.98 95.03

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

17

per 100.000 Ibu Melahirkan

Page 18: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006.

Dilihat dari perkembangan selama periode lima tahun terakhir ( 2000 – 2005 ), APM untuk

tingkat SD/MI meningkat dari 93.00% pada tahun 2000 menjadi 104.35% pada tahun 2004.

Namun angka tersebut menurun pada tahun 2002, 2003 dan 2004, dan kembali meningkat

pada tahun 2005 menjadi 99.81%.

Demikian juga APK pada tingkat SD/MI mengalami peningkatan dari 104.67% pada tahun

2000, menjadi 124.03% pada tahun 2001 dan 125% pada tahun 2002. Namun angka ini

menurun pada tahun 2003 dan tahun 2004, masing-masing menjadi 120.70% dan 116.39%,

kemudian meningkat menjadi 116.63% pada tahun 2005.

Data-data di atas menunjukkan masih adanya fluktuasi partisipasi pada tingkat SD/MI, untuk itu

perlu dilakukan berbagai kegiatan yang akan semakin memperluas akses pendidikan tingkat

SD/MI bagi masyarakat.

Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk tingkat SMP/MTS juga

menunjukkan fluktuasi, dimana terjadi peningkatan dan penurunan secara berganti-ganti. Ini

menunjukkan adanya fluktuasi akses terhadap pendidikan tingkat SMP/MTs yang perlu

diperluas secara konstan dan konsisten oleh pemerintah di tahun-tahun mendatang.

Angka APM dan APK untuk tingkat SMA/SMK/MA menunjukkan kecenderungan menurun. Hal

ini mungkin disebabkan pendidikan tingkat lanjut belum memiliki makna sepenting pendidikan

dasar dan tingkat lanjutan pertama (wajar 9 tahun) bagi masyarakat sehingga pendidikan 9

tahun lebih diprioritaskan bila ada kendala ekonomi dalam keluarga, akibatnya APM dan APK

cenderung menurun seiring dan semakin beratnya kehidupan ekonomi masyarakat. Untuk itu

pemerintah kota perlu memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan tingkat

SMA/SMK/MA sebagaimana yang telah dilakukan untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs.

Perbaikan kualitas pembangunan bidang pendidikan dirasa hampir tercapai mengingat angka

APM dan APK yang cukup tinggi, namun ditingkat mikro ada banyak hal yang mesti dibenahi.

Dari data statistik bidang pendidikan mungkin benar bahwa angka mengulang kelas dan kasus

siswa putus sekolah tergolong kecil. Pada Garfik 2.5 dapat dilihat gambaran mengenai angka

Anak Putus Sekolah.

Grafik 2.5.Persentase Murid/Siswa Putus Sekolah Pada Tiap Tingkat Pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

18

Page 19: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

2000 2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Pers

en (%

)SD/MISMP/MTs

SMA/SMK/MA

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Angka Anak Putus Sekolah di tingkat SD/MI relatif rendah, yaitu rata-rata dibawah 0.10%

setiap tahun selama tahun 2000 sampai dengan 2005. Adapun untuk tingkat SMP/MTs lebih

tinggi, yaitu antara 0.40% - 0.50% namun relatif stabil pada tahun 2000-2003 dan kemudian

ada sedikit peningkatan pada tahun 2004 namun menurun pada tahun 2005.

Dalam rangka peningkatan akses, pemerataan dan kualitas pendidikan, beberapa kegiatan,

antara lain: optimalisasi sarana prasarana melalui pengadaan laboratorium, pengadaan buku

bahasa inggris, penambahan ruang kelas baru, revitalisasi gedung sekolah, pembinaan

pendidikan dasar melalui pemberian bantuan dana operasional dan pemeliharaan,

pembinaan pendayagunaan teknologi komunikasi untuk mendukung wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun, penyusunan pedoman penerimaan siswa baru, pemberian subsidi biaya

masuk sekolah baik untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA .

Pada tahun ajaran baru 2005 / 2006 Pemerintah Pusat memberikan bantuan dana berupa

Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ), dari adanya bantuan dana tersebut Pemerintah Kota

Pekanbaru berusaha menambah bantuan tersebut berupa kegiatan bantuan biaya sekolah

gratis SD/MI.

Tabel 2.7Jumlah Lembaga Sekolah Negeri dan Swasta per Jenjang Pendidikan

Tahun 2000-2005

No Tingkat Pendidikan

Sekolah Negeri Sekolah Swasta

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2001 2002 2003 2004 20051 TK 2 2 2 2 2 2 97 112 124 126 139 171

2 SD/MI 220 213 213 204 205 205 38 41 43 43 44 49

3 SMP/MTs 27 27 29 31 31 33 48 48 47 47 49 51

4 SMA/SMK/MA 20 20 20 20 20 20 45 46 49 52 55 58

Jumlah 269 262 264 257 258 260 228 247 263 268 287 329

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

19

Page 20: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Pekanbaru,2006

Dari tabel 2.7 diatas dapat dikatakan bahwa jumlah lembaga sekolah per jenjang pendidikan,

sudah bisa dikatakan merata dan selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun

2005 jumlah sekolah untuk Tingkat Pendidikan Dasar SD/MI Negeri/Swasta sejumlah 254

lembaga, SMP/MTs Negeri/Swasta sejumlah 84 lembaga serta untuk tingkat Pendidikan

Menengah yaitu SMA/SMK/MA Negeri/Swasta sejumlah 78 lembaga dan untuk tingkat Pra

Sekolah yaitu TK Negeri / Swasta sejumlah 173 lembaga. Tetapi pada kecamatan-kecamatan

tertentu di Kota Pekanbaru ada yang belum mempunyai SMA Negeri maupun SMK Negeri

sehingga perlu adanya Usulan Sekolah Baru ( USB ) guna pencapaian akses untuk

kesekolah agar lebih dekat serta tidak banyak mengeluarkan biaya untuk transportasi ke

sekolah, tetapi hal itu juga harus melihat jumlah anak usia sekolah yang berada di kecamatan

tersebut.

Peningkatan pada kualitas pendidikan ada beberapa hal yang harus kita cermati bersama

sehingga kegiatan-kegiatan tersebut benar benar terarah dalam pencapaian tujuan

pendidikan secara keseluruhan. Salah satunya adalah perhatian pada banyaknya kondisi

gedung sekolah yang mengalami kerusakan. Pada Tabel 2.10 dibawah dapat dilihat berbagai

tingkat kerusakan per jenjang pendidikan pada tahun 2005.

Tabel 2.8Data Kondisi Ruang Kelas Tahun 2005

No Tingkat Pendidikan Baik (%) Rusak Ringan (%) Rusak Berat (%)

1 SD/MI 62,58 22,18 15,242 SMP/MTs 91,60 7,86 0,543 SMA/SMK/MA 98,74 0,91 0,35

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemrintah Kota Pekanbaru, 2006

Dari tabel 2.8 tersebut dapat dilihat kondisi ruang kelas yang perlu direhabilitasi guna

kelancaran proses belajar mengajar. Tingkat kerusakan tersebut sangat bervariasi, untuk

SD/MI total ruang kelas yang mengalami kerusakan baik ringan maupun berat hampir 40%,

untuk SMP/MTs tingkat kerusakan ringan dan berat tidak sampai 10% sedangkan kerusakan

ringan dan berat untuk tingkat SMA/SMK/MA tidak cukup banyak, tidak sampai 1.5%.

Selain kondisi ruang kelas yang baik, jumlah guru maupun tingkat kelayakan guru serta

kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan disemua

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

20

Page 21: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

jenjang pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut ini :

Tabel 2.9Data Kelayakan Guru Mengajar Tahun 2005

No Tingkat Pendidikan Layak (%) Semi Layak (%) Tdk Layak (%)

1 SD/MI 80,71 14,91 4,38

2 SMP/MTs 81,72 7,27 11,01

3 SMA/SMK/MA 68,93 23,30 7,77Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Dari tabel 2.12. tersebut dapat dilihat bahwa kelayakan guru mengajar di setiap tingkat

pendidikan masih dirasa kurang karena kalau kita kaitkan dengan target yang ada di dalam

SPM Pendidikan yaitu 90% dari guru SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA harus memiliki

kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Untuk itu diperlukan

adanya kegiatan-kegiatan dalam peningkatan kualitas dan kompetensi guru, seperti kegiatan

Penyetaraan Guru, Peningkatan Jenjang dari PGSD/D3/S1 dan S2 untuk guru SMA/SMK/MA

yang sesuai dengan kompetensi/kualifikasi, ataupun diklat-diklat penjenjangan.

2.3.4.3. Program Perbaikan Kesejahteraan Keluarga Miskin Kota

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang ada di Kota Pekanbaru

dapat dilihat pada Grafik 2.15 dibawah. Tahun 2002, jumlah PMKS mencapai 29.201 orang,

sementara tahun 2003 bertambah menjadi 31.805 orang dan tahun 2004 sampai dengan

2004 mencapai 33.242 orang.

Grafik 2.6Perkembangan PMKS di Kota Pekanbaru

Sumber: Dinas Sosial Pemerintah Kota Pekanbaru

Meskipun jumlah PMKS cenderung meningkat, akan tetapi peningkatan tersebut diikuti

dengan meningkatnya pembinaan terhadap PMKS.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

21

Page 22: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2.3.6 Program Pembangunan KetenagakerjaanKondidi dibidang ketenaga kerjaan diukur dengan indikator sebagai berikut :

1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK)

Indikator ini menggambarkan persentase penduduk usia kerja yang menjadi angkatan

kerja pada periode tertentu, dimana pengukurannya didasarkan pada perbandingan antara

jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja sebagaimana

dimaksud adalah penduduk dengan usia lebih dari 15 tahun, sedangkan yang dimaksud

dengan angkatan kerja adalah penduduk yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan.

TPAK di Kota Pekanbaru selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukkan

perkembangan sebagai berikut :

Pada tahun 2000 TPAK mencapai 54.55%, tahun 2003 turun menjadi 53.70% dan di tahun

2004, TPAK di Kota Pekanbaru menurun lagi menjadi 53.42%. Perkembangan tersebut

menunjukkan bahwa pada periode 2000-2004 TPAK di Kota Pekanbaru cenderung

menurun, hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain tingginya laju

pertumbuhan penduduk usia produktif sebagai dampak urbanisasi yang belum seimbang

dengan pertumbuhan lapangan kerja, masih banyaknya penduduk yang sedang bekerja

yang belum terdata serta masih banyaknya pengusaha yang belum melaporkan data

tentang tenaga kerja di perusahaannya.

Berikut ini adalah grafik perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kota

Pekanbaru selama periode 2000-2004:

Tabel 2.10Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

di Kota Pekanbaru Periode 2000-2004

No Tahun % TPAK1 2000 54,55

2 2001 54,27

3 2002 53,98

4 2003 53,70

5 2004 53,42

Sumber: Hasil olahan Data Statistik Provinsi

Adapun perkembangan penyerapan/penempatan tenaga kerja di Kota Pekanbaru tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

22

Page 23: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2000-2004 belum dapat diketahui secara akurat karena belum memadainya data

ketenagakerjaan di sektor formal swasta maupun di sektor informal, yang keduanya

mempunyai kontribusi sangat besar di Kota Pekanbaru. Selanjutnya pada Tabel 2.11

dapat dilihat perkembangan penyerapan/penempatan tenaga kerja tahun 2000-2004 untuk

mekanisme antar kerja dan proyek APBN/APBD dan swasta.

Tabel 2.11Perkembangan Penyerapan / Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2002 – 2004

No URAIAN 2000 2001 2002 2003 2004 Sumber

1 Mekanisme Antar Kerja - 2075 (orang) 1080 (orang) 1863 (orang) 863 (orang) -

2Proyek APBN/APBD dan Swasta

- - - - 405 (orang) APBN

Total - 2075 (orang) 1080 (orang) 1863 (orang) 1268 (orang)

Sumber: Disnaker Pemerintah Kota Pekanbaru

2) Jumlah pemogokan kerja

Indikator ini menggambarkan banyaknya kasus pemogokan kerja selama periode tertentu,

dimana pengukurannya didasarkan pada jumlah kasus pemogokan karyawan pada

beberapa perusahaan yang terjadi setiap tahun.

Perkembangan jumlah kasus pemogokan di Kota Pekanbaru selama tahun 2002 sampai

dengan 2004 cenderung menunjukkan angka yang tidak terlalu besar. Pada tahun 2000,

jumlah kasus pemogokan hanya sebanyak 2 kasus dan naik menjadi sebanyak 4 kasus di

tahun 2001. Pada tahun 2002 kasus pemogokan meningkat tajam menjadi 9 kasus dan

kembali turun menjadi hanya 4 kasus pada tahun 2004.

Berikut ini adalah grafik perkembangan kasus pemogokan kerja di Kota Pekanbaru

periode 2002-September 2004 :

Grafik 2.7Perkembangan Kasus Pemogokan Kerja di Kota Pekanbaru

Periode 2002-2004

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

23

Page 24: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Sumber: Disnaker Pemerintah Kota Pekanbaru

3) Jumlah Kecelakaan Kerja

Indikator ini menggambarkan banyaknya kasus kecelakaan kerja selama periode tertentu,

dimana pengukurannya didasarkan pada jumlah kasus kecelakaan kerja karyawan pada

beberapa perusahaan yang terjadi setiap tahun.

Pada tahun 2001, jumlah kasus kecelakaan kerja sebanyak 209 kasus atau naik sekitar

11.76% dari 187 kasus di tahun 2000. Kemudian di tahun 2002 naik lagi menjadi 275

kasus dan kembali turun di tahun 2003 dan 2004, masing-masing sebanyak 178 dan 183

kasus. Perkembangan ini menunjukkan bahwa upaya perlindungan terhadap tenaga kerja

relatif cukup berhasil. Perkembangan jumlah kasus kecelakaan kerja dapat ditunjukkan

pada grafik berikut ini :

Grafik 2.8Perkembangan Kasus Kecelakaan Kerja di Kota Pekanbaru

Periode 2002- 2004

Sumber: Disnaker Pemerintah Kota Pekanbaru

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

24

Page 25: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2.4. Prasarana dan SaranaKondisi prasarana dan sarana Kota Pekanbaru dapat digambaran sebagai berikut :

2.4.1. Penataan Ruang

1. Rencana Tata Ruang

Luas wilayah Kota Pekanbaru berkisar 632,26 Km2 . Pemerintah kota Pekanbaru pada

tahun 1993 telah memiliki Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) yang dituangkan

dalam Perda No.4 tahun 1993, Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) pada Kawasan

sebagian Wilayah Kecamatan Tampan dengan ketetapan Hukum Perda No.5 tahun 1993,

Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) kawasan Rekreasi Lembah Sari (Perda No.6 tahun

1993), RTRK sebagian Kawasan Kecamatan Senapelan (Perda No.10 tahun 1993, RTRK

sebagian Kawasan Kecamatan Tampan (Perda No.11 tahun 1993) dan RTRK sebagian

Kawasan Kecamatan Bukitraya (Perda No.9 tahun 1993).

Kota Pekanbaru sesuai dengan Peraturan Daerah No.3 tahun 2004 tentang Pembentukan

Kecamatan baru dari 8 Kecamatan menjadi 12 Kecamatan dan Perda 4 tahun 2003 tentang

Pembentukan Kelurahan baru dari 50 Kelurahan menjadi 58 Kelurahan, untuk

mengantisipasi pemekaran wilayah Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2006

melakukan Revisi RUTRK untuk seluruh wilayah Kota Pekanbaru dan menyusun RDTRK

pada Kawasan Wilayah Pembangunan IV (Kecamatan Tampan, Marpoyan Damai dan

Payung Sekaki).

2. Perumahan Dan Permukiman

Pembangunan dibidang permukiman tidak berarti hanya membangun perumahan /

permukiman baru, akan tetapi juga bagaimana kualitas sarana prasarana permukiman itu

menjadi labih baik, lebih sehat dan tidak kumuh. Pemerintah Kota sangat menaruh

perhatian pada lingkungan permukiman ini, khususnya kawasan kumuh karena pada

umumnya sarana prasarana khususnya sanitasi kurang memadai sehingga berakibat serta

berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Perbaikan sarana prasarana di lingkungan

permukiman kumuh dilaksanakan melalui kegiatan Pembenahan Lingkungan

Perkampungan (PLP) dan Pembangunan Perumahan Permukiman (P2P) dalam bentuk

antara lain perbaikan saluran drainase, semenisasi jalan lingkungan dan penyediaan

sarana persampahan.

a. Perbaikan Lingkungan Perkampungan (PLP)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

25

Page 26: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Kegiatan ini melibatkan partisipasi masyarakat, dimana hasil pelaksanaan kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

Pada Tahun 2001 telah dilakukan perbaikan saluran drainase primer dan sekunder

sepanjang 8.811,55 m dan 9.482,20 m, dan juga pembuatan gorong-gorong sebanyak

18 unit. Pada Tahun 2004 drainase primer dan sekunder yang sudah diperbaiki

sepanjang 2.876 m dan 415 m dan juga pembuatan gorong-gorong sebanyak 12 unit.

Jadi total perbaikan saluran drainase primer dan sekunder yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 berturut-turut

adalah sepanjang 22.377,5 m dan 11.229,20 m, sedangkan total gorong-gorong yang

dibuat sebanyak 95 unit.

b. Pembangunan Perumahan Permukiman (P2P)

Pada tahun 2001 Pemerintah Kota Pekanbaru telah melakukan semenisasi sepanjang

15.662,5 m, pada tahun 2002 sepanjang 7.100 m, dan pada tahun 2003 sepanjang

2.000 m, sehingga total semenisasi yang telah dilakukan Pemerintah kota Pekanbaru

adalah sepanjang 89.100 m.

2.4.2. Transportasi

Permasalahan transportasi di kota Pekanbaru saat ini meliputi : Keterbatasan sarana dan

prasarana transportasi, Kualitas pelayanan angkutan umum (bus kota) kurang memadai dan

masih didominasi angkutan berkapasitas kecil (mikrolet), masih dominannya penggunaan

kendaraan pribadi dan pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi, penyelenggaraan

parkir on street menjadi salah satu sumber PAD akan tetapi tidak sebanding dengan dampak

kemacetan yang ditimbulkannya, belum terlayaninya angkutan umum pada pengembangan

kawasan, masih adanya persimpangan yang berhimpitan dengan perlintasan sebidang, masih

lemahnya penegakan hukum dan masih rendahnya mutu pelayanan dibidang perijinan. Kondisi

dan permasalahan transportasi kota Pekanbaru dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.4.2.1. Perhubungan Darat

Jaringan jalan di kota Pekanbaru sampai dengan tahun 2004 memiliki panjang jalan

2.426.839 m. Sedangkan jalan negara dan provinsi sampai dengan tahun 2004 berturut turut

memiliki panjang 113.266 m dan 135.230 m.

Seperti kota-kota lainnya, Kota Pekanbaru juga menghadapi permasalahan transportasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

26

Page 27: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

dikarenakan tingkat pertumbuhan kendaraan yang tinggi yang tidak diikuti dengan

pertumbuhan kapasitas dan jaringan jalan yang memadai. Hal ini dapat ditunjukkan dalam

Tabel 2.12 untuk data panjang jalan dan Tabel 2.13 untuk data jumlah kendaraan.

Tabel 2.12Data Jalan Raya di Kota Pekanbaru Tahun 2002 – 2004

No Status Jalan 2002 2003 2004

1 Jalan Negara 113.266 113.266 113.2662 Jalan Provinsi 135.230 135.230 135.2303 Jalan Kota 2.426.839 2.426.839 2.426.839

Jumlah 2.675.335 2.675.335 2.675.335

Sumber: Dinas Kimpraswil Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Tabel 2.13Data Jumlah Kendaraan di Kota Pekanbaru Tahun 2003 – 2005

No Jenis Kendaraan Jumlah (Unit)2003 2004 2005

1 Sepeda Motor 140.647 142.475 144.4752 Mobil Penumpang 19.337 19.588 19.7393 Mobil Barang 44.529 45.107 45.6554 Mobil Bus *Umum -Bus Besar 8.047 8.151 8.255 -Bus Sedang -Bus Kecil *Bukan Umum5 Kendaraan Khusus 413 467 5216 Mobil Penumpang Umum 5.848 5.924 6.0007 Kendaraan Roda 3 95 75 50

Jumlah 218.916 221.787 224.695

Sumber: Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Dalam rangka pengendalian penggunaan jalan bagi kendaraan angkutan umum dan

angkutan barang Pemerintah Kota Pekanbaru melakukan wajib uji dengan realisasinya

tahun 2003-2005 dapat dilihat pada tabel 2.14.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

27

Page 28: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Tabel 2.14Data Jumlah Kendaraan Wajib Uji Di Kota Pekanbaru

No Jenis KendaraanJumlah (Unit)

2003 2004 2005Wajib uji Realisasi Wajib uji Realisasi Wajib uji Realisasi

1 Bus Umum -Ukuran Besar 1.128 705 1.192 695 993 542 -Ukuran Sedang 950 563 996 515 1.172 594 -Ukuran Kecil 2 Bus Bukan Umum 715 537 893 330 1.166 6103 Mobil Penumpang Umum 3.378 2.477 3.445 2.363 3.224 2.4344 Taksi 876 704 1.012 759 982 6875 Kendaraan Roda Tiga 75 4 75 2 75 6 Pick-Up 19.023 16.943 20.747 18.665 22.898 14.7277 Truck Sedang 14.972 12.739 16.113 12.172 17.073 9.7328 Truck Berat 4.379 2.727 4.491 2.327 4.668 2.6589 Kereta Gandengan 202 0 202 0 202 10 Kereta Tempelan 436 436 437 118 441 9011 Penarik (Tractor Head) 363 233 370 200 373 173

Jumlah 46.497 38.068 49.973 38.146 53.267 32.247

Sumber: Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan keselamatan pengguna jalan, Pemerintah Kota

Pekanbaru telah berupaya meningkatkan fasilitas transportasi antara lain dengan

penyediaan Alat Pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL) dan fasilitas penyebrangan yang

kondisi masing-masingnya sampai dengan tahun 2005 tercantum pada Tabel 2.15 dan

Tabel 2.16 dibawah.

Tabel 2.15Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Tahun 2005

No Jenis Kendaraan Terpasang (Buah)

Kondisi (Buah)Berfungsi Tidak Berfungsi

1 Simpang 4 atau lebih 17 16 12 Simpang 3 8 7 13 Penyeberangan Jalan 2 1 1

4 Ruas Jalan (Lampu Kuning/Warning Light) - - -

Jumlah 27 24 3

Sumber: Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

28

Page 29: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Tabel 2.16Fasilitas Penyebrangan Di Kota Pekanbaru Tahun 2005

No Fasilitas Dibutuhkan (Buah)

Terpasang (Buah)

Berfungsi (Buah)

1 Zebra Cross 317 133 1332 Jembatan Penyebrangan 5 5 5

Jumlah 322 138 138

Sumber: Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Ruang parkir merupakan salah satu prasarana yang sangat membantu dalam kelancaran

lalu lintas, serta merupakan potensi Pendapatan Asli Daerah. Prasarana pendukung ini

dapat dilakukan di jalan yang membutuhkan tempat untuk berhenti, terutama jalan-jalan

yang melalui pusat-pusat perdagangan, perkantoran dan tempat aktivitas lainnya. Data

potensi parkir tepi jalan umum beserta potensi Pendapatan Asli Daerah dalam bentuk

retribusi parkir di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17Data Potensi Parkir Tepi Jalan Umum Di Kota Pekanbaru Tahun 2005

No Tahun Data Potensi Retribusi Parkir (Rp) Jumlah Lokasi Jumlah Juru Parkir

1 2002 1.650.000.000 100 2662 2003 1.650.000.000 104 2743 2004 1.650.000.000 107 2804 2005 1.650.000.000 111 288

Sumber: Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Potensi parkir Tepi Jalan Umum di wilayah Kota Pekanbaru pada tahun 2005 adalah

sebanyak 111 lokasi, bertambah sebanyak 11 lokasi dari tahun 2002, dengan jumlah juru

parkir menjadi sebanyak 288 orang.

Sistem jaringan angkutan umum penumpang meliputi rute trayek dan simpul transportasi

meliputi terminal dan sub terminal/pangkalan. Secara umum jaringan angkutan umum sudah

melayani seluruh wilayah Kota Pekanbaru dengan penyebaran relatif merata. Meskipun

demikian sebagian besar angkutan umum tersebut adalah berkapasitas kecil (s/d 12 orang).

Demikian juga bila ditinjau dari segi pelayanannya masih jauh dari memadai sebagai

angkutan umum perkotaan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

29

Page 30: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Angkutan kota di Kota Pekanbaru terdiri dari 24 (dua puluh empat) trayek, terdiri dari 15

(lima belas) angkutan kota dan 9 (sembilan) trayek bus kota. Prasarana pendukung

angkutan umum meliputi terminal dan tempat henti/shelter di Kota Pekanbaru, untuk terminal

terdiri dari 2 (dua) macam terminal, yaitu:

a) Terminal type A

Terminal AKAP Bandaraya Payung sekaki, terletak di Jalan Tuanku Tambusai

Ujung Kecamatan Payung Sekaki

b) Terminal Type C

Terminal Mekarsari, terletak di Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Bukitraya.

Terminal Senapelan, terlletak di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Senapelan,

berfungsi melayani Angkutan Kota.

Terminal Rumbai, terletak di Jalan Sekolah Kecamatan Rumbai, berfungsi

melayani Angkutan Kota.

Terminal Mayang Terurai terletak di Jalan Tuanku Tambusai yang juga

berfungsi melayani Angkutan Kota.

2.4.2.2. Perhubungan Laut

Secara umum kondisi perhubungan laut di Kota Pekanbaru adalah belum adanya

kewenangan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru untuk melakukan pengelolaan, penataan serta

perijinan bagi perusahaan penunjang angkutan laut dan perusahaan pelayaran yang ada di

wilayah Kota Pekanbaru.

Sampai saat ini Kota Pekanbaru telah melakukan pengelolaan dan pengembangan berbagai

fasilitas di pelabuhan Sungai Duku, dalam rangka menigkatkan kapasitas pelayanan yang

mencakup keberangkatan/kedatangan penumpang dan barang dalam dan luar negeri. Selain

melayani penumpang dan barang untuk rute-rute daerah didalam Provinsi Riau, pelabuhan ini

juga melayani penumpang dan barang untuk dan dari Provinsi Kepulauan Riau bahkan Kota

Malaka-Malaysia. Namun untuk prasarana pelabuhan rakyat seperti Pelabuhan Pelita Pantai

belum dikelola oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.

2.4.2.3. Perhubungan Udara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

30

Page 31: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Di bidang perhubungan udara, Kota Pekanbaru telah mempunyai bandar udara yang berada

di wilayah Kota Pekanbaru, namun belum diberikan kewenangan bagi Dinas Perhubungan

Kota untuk melakukan pembinaan serta pemberian ijin bagi angkutan kargo udara yang ada

di wilayah Kota Pekanbaru.

Pada saat ini sering dengan perkembangan Kota Pekanbaru, lokasi bandara menjadi berada

di daerah pemukiman. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai relokasi dan

pengembangannya mengingat bandara ini harus terus berkembang karena arus lintas udara

yang semakin tinggi serta jumlah penumpang dan barang yang akan dilayani juga semakin

banyak. Selain hal tersebut diatas yang juga menjadi masalah adalah belum adanya

koordinasi yang jelas antar instansi dan daerah tentang pengendalian dan pengawasan

Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan.

2.4.3. Kualitas Lingkungan

Berbagai fakta menunjukkan bahwa kualitas lingkungan dari tahun ke tahun mengalami

penurunan dan permasalahan lingkungan hidup semakin kompleks. Permasalahan lingkungan

yang di hadapi warga Kota Pekanbaru saat ini adalah pencemaran udara karena kebakaran

hutan, ancaman bencana banjir, dan lingkungan perumahan yang rawan kebakaran.

Permasalahan utama berkaitan dengan lingkungan hidup, yang dihadapi Pemerintah Kota

Pekanbaru adalah:

1. Kualitas Udara

Permasalahan utama kualitas udara Kota Pekanbaru adalah pencemaran akibat

kebakaran hutan yang berada di luar wilayah Kota Pekanbaru. Akibatnya masalah ini

hanya bisa ditangani secara bersama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten lain yang mengalami kebakaran hutan.

Pada Tabel 2.26 dapat dilihat hasil pemantauan kondisi kualitas udara di Kota Pekanbaru

berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) selama periode 2002-2004,

yang menunjukkan perkembangan sebagai berikut :

Untuk kondisi kualitas udara baik, pada tahun 2002 selama bulan Januari-Desember

berlangsung selama 59 hari, tahun 2003 meningkat menjadi 61 hari dan di tahun

2004 kondisi kualitas udara baik telah berlangsung selama 181 hari.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

31

Page 32: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Untuk kondisi kualitas udara sedang, pada tahun 2002 berlangsung selama 239 hari,

tahun 2003 turun menjadi 156 hari dan di tahun 2004 kondisi kualitas udara sedang

telah berlangsung selama 117 hari.

Untuk kondisi kualitas udara tidak sehat, pada tahun 2002 berlangsung

selama 23 hari, tahun 2002 naik menjadi 47 hari dan di tahun 2004 turun menjadi 40

hari.

Tabel 2.18Kualitas Udara Ambien di Kota Pekanbaru

( Berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara )

No Nilai ISPUJumlah Hari

2002 2003 2004Jumlah Hari % Jumlah Hari % Jumlah Hari %

1 1 - 50 BAIK 59 16,16% 61 16,71% 181 49,45%2 51 - 100 SEDANG 239 65,48% 156 42,74% 117 31,97%3 101 - 199 TIDAK SEHAT 23 6,30% 47 12,88% 40 10,93%

4 200 - 299 SANGAT TIDAK SEHAT 4 1,10% - - - -

5 300 - Lebih BERBAHAYA - - 1 0,27% - -6 TIDAK TERDATA 40 10,96% 100 27,40% 28 7,65%

Jumlah 365 100,00% 365 100,00% 366 100,00%Sumber: Bapedalda Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Grafik 2.9.Perkembangan Kondisi Kualitas Udara di Kota Pekanbaru Tahun 2002-2004

( Berdasarkan Data ISPU )

Sumber: Bapedalda Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Perkembangan kondisi kualitas udara diatas menunjukkan bahwa persentase jumlah hari

dengan kualitas udara baik, pada tahun 2002 mencapai sebesar 16.16% dari total jumlah

hari selama 1 (satu) tahun, tahun 2003 naik menjadi 16.71% dan di tahun 2004 telah

mencapai 49.45%. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2003,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

32

Page 33: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

kualitas udara di Kota Pekanbaru telah meningkat sekitar 0,05% dari kondisi tahun 2002

dan bahkan pada akhir tahun 2004 telah meningkat tajam sebesar lebih dari 200%.

Berikut ini adalah grafik perkembangan Kualitas Udara Baik, di Kota Pekanbaru selama

periode 2002-2004 :

Grafik 2.10Perkembangan Kualitas Udara Baik di Kota Pekanbaru Tahun 2002 – 2004

Sumber: Bapedalda Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

2. Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) adalah ruang kota yang berfungsi sebagai kawasan hijau

pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau

pemakaman, kawasan hijau pertanian, kawasan jalur hijau dan kawasan hijau

pekarangan yang pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman secara alamiah

maupun budidaya tanaman. Selama periode 2002 - 2004, Pemerintah Kota telah

melakukan penghijauan kota dalam bentuk penanaman pohon. Pada tahun 2002 telah

dilakukan penanaman pohon sebanyak 1.500 pohon. Tahun 2003 mengalami

peningkatan menjadi sebanyak 4.170 pohon, sedangkan pada tahun 2004 jumlah pohon

yang ditanam telah mencapai sebanyak 7.964 pohon. Dengan demikian selama tahun

2002-2004, telah ditanam sebanyak 13.634 pohon.

Sementara itu untuk RTH, luas yang ideal adalah sebesar 20% dari total luas Kota

Pekanbaru. Kondisi eksisting pada tahun 2002, lahan terbuka hijau yang tersedia adalah

3410,12 ha. Pada tahun 2003 meningkat menjadi seluas 3412,5 ha dan pada tahun 2004

telah menjadi seluas 3412,6 ha. Perluasan lahan terbuka hijau tersebut diantaranya

adalah median jalan dan taman. Khusus untuk areal pemakaman di Kota Pekanbaru

terdiri dari kawasan pemakaman umum dan Taman Makam Pahlawan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

33

Page 34: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Grafik 2.11Jumlah Penanaman Pohon di Kota Pekanbaru Tahun 2002-2004

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Grafik 2.12Perkembangan Luas RuangTerbuka Hijau di Kota Pekanbaru Tahun 2002-2004

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru

3. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran

Data kebakaran di Kota Pekanbaru menunjukkan bahwa angka kejadian terbesar adalah

pada bangunan perumahan daripada bangunan umum seperti dalam data di bawah ini.

Penyebabnyapun beragam antara lain api terbuka meliputi korek api, kompor, lilin, obat

nyamuk bakar dan minyak, sedangkan listrik meliputi hubungan pendek, beban lebih

maupun petir. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan penyuluhan kepada masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

34

Page 35: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Tabel 2.19Kejadian Kebakaran dan Penyebabnya di Kota Pekanbaru

No TahunYang Terbakar Penyebab

JumlahBP BI BU KD LN AT AM PL EN PK DP

1 2000 38 14 29 6 19 21 - 28 - - 57 106

2 2001 46 14 36 7 12 16 - 36 - - 63 115

3 2002 42 11 44 6 20 22 - 39 - - 62 123

4 2003 44 6 26 11 29 25 - 60 - - 31 116

5 2004 56 11 42 9 28 26 - 46 - - 74 146

Sumber : Dinas PMK, 2005

Keterangan :

BP : Bangunan Perumahan : Perkampungan, Real Estate, RUSUN, ApartemenBI : Bangunan Industri : Pabrik, Perusahaan, Industri, Home IndustriBU : Bangunan Umum : Hotel, Pasar, Pusat Perbelanjaan, Kantor, StasiunKD : Kendaraan : Mobil, Sepeda Motor, Kapal, Pesawat UdaraLN : Lain-lain : Yang tidak termasuk klasifikasi di atasAT : Api Terbuka : Korek Api, kompor, lilin, obat nyamuk bakar, minyakAM : Api Mekanik : Gesekan atau benturan antar bendaPL : Listrik : Hubungan pendek, beban lebih, petirEN : Energi : Mengeluarkan panas atau persenyawaan bahan kimiaPK : Panas kehidupan : Jamur minyak, jamur komposDP : Dalam Penyelidikan : Belum diketahui penyebabnya

Sementara itu kejadian kebakaran selama tahun 2000 sampai 2004 menunjukkan

perkembangan sebagai berikut :

Tabel 2.20Perkembangan Kejadian Kebakaran di Kota Pekanbaru

No Tahun Jumlah Kejadian

Tingkat Kerugian (Milliar Rp)

Luas Areal Kebakaran

Korban

Mati Luka-Luka

1 2000 106 10.305 15.275 - -2 2001 115 11.840 16.365 2 53 2002 123 36.695 85.676 2 -4 2003 116 11.250 18.387 5 25 2004 146 30.774 143.977 7 6

Sumber : Dinas PMK Pemerintah Kota Pekanbaru, 2006

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

35

Page 36: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Faktor utama penghambat akselerasi kecepatan unit pemadam kebakaran tiba di lokasi

bencana adalah kepadatan penduduk dan akses jalan di perkampungan kumuh/slum

area yang sempit serta pemasangan portal/polisi tidur, jumlah kendaraan dan kemacetan

lalu lintas. Faktor yang menyulitkan pemadaman adalah jauhnya hydran/saluran

air/sungai di sekitar tempat kejadian kebakaran.

Sampai dengan tahun 2004 Pemerintah Kota telah mempunyai 13 unit mobil pemadam

kebakaran yang hanya berfungsi 11 unit, 1 pos pembantu dan 50 fasilitas hidrant, yang

jika dibandingkan dengan standar memang masih belum memadai. Tersedianya hanya 1

pos pembantu sampai saat ini disebabkan karena sulitnya mencari lokasi yang tepat juga

biaya pembebasan yang mahal. Rendahnya kesadaran pada sebagian masyarakat

dalam membuat portal, menutup hydrant umum telah memberikan dampak tidak

optimalnya fungsi mobil pemadam kebakaran dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Terkait dengan adanya beberapa perilaku masyarakat yang telah menyalahgunakan

fasilitas umum – khususnya pada penutupan lokasi fasilitas hydrant – untuk kemudian

telah dimanfaatkan sebagai tempat usaha PKL ataupun bangunan-bangunan liar,

nampaknya juga harus mendapat perhatian yang cukup serius dari Pemerintah Kota.

Tabel 2.21Data Sumur Kebakaran

No Tahun Pos Pembantu HidrantSumur Kebakaran

Sumur Aktif Sumur Tidak Aktif1 2000 1 47 - -2 2001 - - - -3 2002 - - 1 -4 2003 - 3 - -5 2004 - - - -

Sumber : Dinas PMK Pemerintah Kota Pekanbaru, 2005

2.4.4. Pengelolaan dan Penanganan Kebersihan KotaPengelolaan kebersihan kota dilaksanakan baik oleh masyarakat melalui RT/RW dan

Pemerintah Kota. Keterlibatan RT/RW adalah dalam pengumpulan sampah dari daerah

permukiman untuk dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS). Pemerintah Kota

melaksanakan pengumpulan/penyapuan didaerah komersial, juga pengangkutan dari TPS ke

tempat pembuangan akhir (TPA), termasuk pemusnahan di TPA. Perkiraan jumlah timbulan

sampah sesuai dengan sumbernya di Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :

Dari segi kebersihan permukiman, sistem pengumpulan yang dilakukan oleh masyarakat

RT/RW saat ini dapat menghindari terjadinya tumpukan sampah di permukiman. Akan tetapi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

36

Page 37: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

dari segi teknis dan hygienis, caracara yang dilakukan perlu ditingkatkan untuk menghindari

terjadinya peyebaran penyakit yang diakibatkan oleh kuman-kuman dalam sampah. Petugas

pengumpul sampah di RT/RW mengangkut sampah dengan memindahkan sampah dari

kotak sampah didepan rumah ke dalam gerobak, lalu kemudian memindahkan sampah dari

gerobak ke kontainer di TPS. Sewaktu petugas memindahkan secara berulang-ulang dengan

menggunakan peralatan keranjang, sekop/pacul dan sapu, maka sampah yang sudah mulai

membusuk dapat mencemari petugas bersangkutan dan juga menyebarkan kuman yang ada

dalam sampah tersebar ke lingkungan sekeliling. Cara-cara pemindahan sampah yang

demikian dapat membahayakan kesehatan sipetugas dan juga kesehatan lingkungan secara

keseluruhan. Pengelolaan TPS dan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang dilakukan

oleh Dinas Kebersihan secara langsung maupun melalui kontrak kerja dengan pihak ketiga

masih mempunyai beberapa kendala.

Dengan meningkatnya kegiatan masyarakat, maka kebutuhan akan TPS juga meningkat.

Sampai saat ini belum seluruh wilayah kelurahan mempunyai TPS yang cukup dekat dengan

permukiman. Sehingga seringkali dijumpai TPS yang melebihi kapasitas, karena sudah

terlalu banyak yang menggunakan. Permasalahan semakin rumit karena mencari lahan untuk

TPS di kawasan permukiman tidak mudah. Kawasan padat di permukiman nyaris tidak

mempunyai lahan yang memadai untuk dijadikan TPS. Karena itulah seringkali dijumpai TPS

yang berada di tepi jalan.

Pengangkutan dari TPS ke TPA yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan seringkali kurang

memadai karena jumlah armada truk yang belum sesuai kebutuhan. Selain itu dari jumlah

yang belum memadai tersebut, banyak diantaranya memerlukan pemeliharaan dan

perawatan yang besar. Kondisi truk yang sudah tua juga mengurangi kinerja pengangkutan

yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan.

2.4.5. Program Penanganan BanjirBanjir di Kota Pekanbaru disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi topografi Kota

Pekanbaru yang relatif rendah dibandingkan dengan permukaan air laut, bahkan sebagian

dataran merupakan cekungan. Dilain pihak terjadinya pergeseran peruntukan lahan yang

semula merupakan kawasan resapan berubah menjadi kawasan terbangun serta masih

adanya saluran yang berfungsi irigasi belum dirubah menjadi saluran pematusan.

2.5. Pemerintahan Umum2.5.1. Ketenteraman dan Ketertiban Umum

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

37

Page 38: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2.5.1.1 Ketertiban

Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan penataan lingkungan yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru adalah penertiban terhadap pelaksanaan Perda. Pelaksanaan

penertiban ini dilaksanakan secara terpadu antara Instansi Pemerintah, yaitu Dinas Polisi

Pamong Praja dengan dinas-dinas terkait (Dinas Bangunan, Dinas Pendapatan, Bagian

Perekonomian, Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Penanaman Modal, Dinas Sosial dan

Pemberdayaan Perempuan) serta Instansi vertikal lainnya, di antaranya dari unsur

Kepolisian, Korem 084 Bhaskara Jaya, Garnisun, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri dan

Kecamatan serta Kelurahan setempat.

Kegiatan penertiban yang ditangani meliputi 10 obyek penertiban, yaitu Penertiban terhadap

Pedagang Kaki Lima, pemasangan reklame, Ijin Mendirikan Bangunan, penertiban HO, anak

jalanan dan gepeng, Pekerja Seks Komersial, kebersihan, parkir dan hiburan malam, bilyard

maupun panti pijat

Di samping pelanggaran sebagaimana obyek yang telah ditertibkan, juga terdapat beberapa

pelanggaran potong pohon tanpa ijin telah terjadi 1 kali di bulan April, pejalan kaki / PKL

sebanyak 11 pelanggaran pada bulan April, 13 pelanggaran pada bulan Mei, 21 pelanggaran

pada bulan Juni.

2.5.2.2. KeamananSalah satu hak yang didapatkan oleh Warga Negara adalah perlindungan atau jaminan

keamanan atau jaminan keselamatan. Kota Pekanbaru dengan jumlah penduduk yang tinggi

dan pembangunan yang sangat pesat juga mempunyai permasalahan dalam bidang

keamanan. Berbagai upaya telah dilaksanakan demi terwujudnya keamanan, keselamatan

dan kenyamanan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

38

Page 39: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB III

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Secara kongkrit tujuan pembangunan Kota Pekanbaru 5 tahun kedepan adalah berupaya melanjutkan

pembangunan yang sudah dijalankan serta memperbaiki dan berusaha mengatasi, memecahkan

masalah strategis daerah yang sampai saat ini terasa belum menunjukkan hasil maksimal. Hal

tersebut dituangkan menjadi isu-isu strategis pembangunan Kota Pekanbaru yang meliputi:

1. Isu ekonomi kerakyatan 2. Isu kualitas sumber daya manusia3. Isu ketenagakerjaan4. Isu infrastruktur perkotaan5. Isu sosial budaya6. Isu kinerja aparatur pemerintah7. Isu lingkungan dan faktor pendukung lainnya

1. Ekonomi kerakyatan

Berdasarkan pendataan jumlah penduduk miskin Kota Pekanbaru tahun 2004 sebagaimana

tersebut diatas, menunjukkan bahwa penduduk miskin merupakan masalah yang harus

ditangani secara serius dan kontinyu yang harus diatasi melalui program pembangunan baik

yang bersumber dari dana APBD Kota Pekanbaru, maupun sumber dana lainnya untuk

program pengentasan kemiskinan. Dengan asumsi jumlah penduduk miskin Kota Pekanbaru

tidak berubah maka dengan menggunakan dana APBD Kota Pekanbaru, sharing pemerintah

provinsi dan dana pemerintah pusat, jumlah rumah tangga miskin di Kota Pekanbaru akan

dapat di kurangi sebanyak 4.486 ruta miskin atau kurang lebih 2,7 persen dari kondisi

saat ini.

Disisi lain program pembangunan ekonomi kerakyatan memberikan perhatian khusus kepada

upaya peningkatan ekonomi dan partisipasi rakyat, yang pada akhirnya merupakan bagian

dari upaya mempercepat pengentasan kemiskinan di perkotaan. Perhatian khusus dalam

upaya ini, diwujudkan dalam langkah-langkah yang diarahkan secara langsung pada

perluasan akses masyarakat terhadap sumber daya pembangunan dengan disertai

penciptaan peluang-peluang bagi masyarakat dilapisan bawah untuk berpartisipasi secara

aktif dalam proses pembangunan sehingga mampu mengatasi kondisi keterbelakangan dan

memperkuat posisi daya saing ekonomi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

39

Page 40: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pembangunan harus berpusat pada upaya mendorong percepatan perubahan struktur

ekonomi rakyat sehingga memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat. Perubahan

struktur ini meliputi proses perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi yang kuat dan

tangguh, dari ekonomi konservatif kearah ekonomi pasar yang tidak memihak hanya pada

golongan bermodal kuat.

Ekonomi kerakyatan juga dimaksudkan untuk dapat merubah kedudukan strategis

masyarakat dari yang selalu bersifat ketergantungan kepada kedudukan strategis masyarakat

yang mandiri dengan ketersedian pasar hasil produksi yang terjamin kontinuitasnya.

Di Kota Pekanbaru, bidang dan sub bidang yang tercakup ekonomi kerakyatan meliputi :

a. Perdagangan dan jasa

b. Industri kecil dan menengah

c. Koperasi dan pengusaha kecil

d. Pertanian tanaman pangan dan hortikultura

e. Peternakan

f. Perikanan

Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan penekanannya pada pengaturan yang lebih

baik terhadap keberadaan pasar tradisional, agar tidak bersaing dengan pasar modern (mal

dan pusat perbelanjaan modern), tetapi justru saling komplementer untuk melahirkan

kemitraan yang hakiki. Selain itu juga memberikan keleluasan dan tempat yang layak bagi

Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berusaha ditempat yang telah disediakan, tidak menggelar

barang dagangnya di badan-badan jalan, trotoar, di atas parit dan sebagainya, dan turut

mensukseskan program prioritas Kota Pekanbaru K3 (Kebersihan, Keindahan dan

Ketertiban).

Secara bertahap pembangunan pasar induk di pintu-pintu masuk Kota Pekanbaru menjadi

prioritas untuk dibangun baik melalui kerjasama dengan pihak ketiga maupun alokasi dana

APBD. Konsistensi terhadap Wilayah Pembangunan (WP) yang sudah ditetapkan, menjadi

bagian dari upaya pengembangan dan pemerataan wilayah. Rencana ini juga dimaksudkan

agar dapat menghidari bertumpuknya kegiatan usaha pada sentra-sentra ekonomi, yang

mengundang kemacetan dan kesemrawutan di pusat-pusat kota. Sementara itu,

pengembangan ekonomi rakyat diwilayah pinggiran kota diarahkan kepada pengembangan

komoditi-komoditi pertanian unggulan (sayur dan buah-buahan) yang terdapat dibeberapa

kecamatan, baik untuk mengisi pasar lokal maupun orientasi ekspor.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

40

Page 41: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2. Kualitas sumber daya manusia Permasalahan yang cukup serius yang dihadapi oleh Kota Pekanbaru pada masa

mendatang, adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari

rendahnya kemampuan penduduk lokal dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha yang cenderung lebih banyak dimanfaatkan oleh pendatang.

Rendahnya kualitas tersebut disebabkan oleh faktor pendidikan dan sikap mental dalam

menghadapi persaingan.

Fokus utama peningkatan kualitas sdm adalah pemerataan pembangunan fasilitas

pendidikan di seluruh daerah, peningkatan pendidikan kejuruan dan entrepreneurship (kewirausahaan). Kemudahan akses, terjangkaunya biaya, dan kualitas pendidikan yang

didapatkan adalah permasalahan dunia pendidikan. Usaha untuk menyediakan sekolah

murah baik dari komponen uang sekolah, pakaian, transportasi, buku, alat tulis, serta biaya

tambahan lainnya jika tidak bisa dicarikan solusinya akan menyebabkan sebagian

masyarakat yang penghasilannya rendah tidak akan bisa mengenyam pendidikan. Untuk

itulah dalam 5 tahun kedepan, secara bertahap akan diupayakan untuk membebaskan

peserta didik (siswa) dari seluruh kewajiban yang harus ditanggungnya dalam memperoleh

pendidikan yang layak dan berkualitas.

Tujuan pendidikan yang hendak dicapai adalah pendidikan yang menciptakan perilaku

peserta didik yang memiliki akhlak baik dan dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang bermanfaat. Artinya dimasa depan, dengan kebijakan pembangun pendidikan dimaksud

akan diperoleh SDM yang handal, berpendidikan tinggi, memiliki moral dan sikap, perilaku

dan integritas yang baik serta dilengkapi dengan keimanan dan ketakwaan.

Sub bidang yang tercakup dalam bidang sumber daya manusia adalah antara lain :

1. Infrastruktur pendidikan

2. Guru/tenaga pendidik

3. Kompentensi

4. Teknologi pendidikan

5. Pengembangan kurikulum

6. Manajemen dan sistim informasi pendidikan

3. Ketenagakerjaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

41

Page 42: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang kertenagakerjaan adalah kualitas tenaga kerja,

ketidak seimbangan antara kesempatan kerja yang tersedia dengan jumlah pencari kerja. Hal

ini antara lain disebabkan oleh terbatasnya penyerapan tenaga kerja oleh dunia usaha dan

dunia industri, serta sektor publik lainnya. Dampak dari semua ini, adalah peningkatan

terhadap angka pengangguran terbuka.

Dari data yang tersedia, jumlah pencari kerja dari tahun ke tahun terus meningkat, jika pada

tahun 2002 jumlah pencari kerja dari berbagai tingkat pendidikan sebanyak 10.238 orang,

maka pada tahun 2004 meningkat menjadi 23.028 orang, atau mengalami pertumbuhan

sebesar 31,02%. Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja didominasi oleh mereka yang

berpendidikan S1 (38,65%), kemudian diikuti yang berpendidikan SLTA (29,47%), sedangkan

yang sedikit adalah S2, yakni 0,17%. Dari jumlah pencari kerja seperti disebutkan diatas,

pada tahun 2004 hanya 3,75% saja yang dapat diterima untuk bekerja.

Tingginya angka pengangguran terdidik ini sebenarnya juga akibat tidak cukup

berkembangnya investasi memadai di sektor riel, yang secara signifikan diharapkan akan

mampu menyerap tenaga kerja lokal dalam wilayah Kota Pekanbaru. Di sisi lain penerimaan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terbatas, demikian pula penyerapan tenaga kerja oleh

perusahaan-perusahaan swasta nasional, baik di bidang industri manufaktur, keuangan

perbankan, dan perdagangan.

Disamping pengangguran, permasalahan lain dalam bidang ketenagakerjaan adalah

menyangkut :

1. Kualitas tenaga kerja, yang masih rendah.

2. Balai Latihan Kerja (BLK), yang kurang termanfaatkan.

3. Pasar tenaga kerja, yang kurang berkembang.

4. Insentif bagi dunia usaha untuk penggunaan tenaga kerja lokal, yang belum maksimal

dilaksanakan.

5. Program padat karya, yang masih bersifat insidentil.

4. Infrastruktur perkotaanSecara umum infrastruktur yang ada di Kota Pekanbaru masih perlu ditingkatkan, apalagi

dalam upaya untuk mengembangkan Kawasan Industri Tenayan (KIT) yang sedang dalam

persiapan. Ketersediaan infrastruktur khususnya sarana transportasi disamping akan mampu

mendorong investasi juga akan mampu mempersatukan wilayah dalam Kota Pekanbaru.

Pada sisi lain, banjir musiman di Pekanbaru masih merupakan permasalahan yang perlu

penanganan yang lebih serius dimasa depan. Karena banjir umumnya disebabkan oleh anak-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

42

Page 43: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

anak sungai sebagai saluran primer belum tertata dengan baik, jaringan drainase yang belum

tersambung seluruhnya, serta tidak lancarnya aliran pada saluran drainase yang ada.

Genangan air ini disebabkan karena tidak adanya atau tidak tuntasnya saluran drainase yang

mengalirkan air limpahan hujan ke anak sungai dan ke sungai. Selain itu, ada pula banjir

yang memang disebabkan oleh rendahnya permukaan tanah pada lokasi yang berdekatan

dengan Sungai Siak, Sungai Sago, Sungai Sail, dan Sungai Senapelan dengan ketinggian air

bervariasi antara 0,25 - 1,0 m. Sementara di daerah-daerah pusat perdagangan, drainase

kota sering dibuat tersumbat oleh tindakan masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran. Dalam kondisi ini, penyelesaian masalah banjir erat kaitannya dengan penanganan

sampah perkotaan. Solusi yang akan di kembangkan ke depan adalah pembenahan aliran air

dan normalisasi anak sungai terus dilakukan untuk memperlancar aliran air.

Kota Pekanbaru yang dibelah oleh Sungai Siak, dihubungkan oleh Jembatan Siak I di tengah

dan Ssiak II di sebelah barat. Kondisi Jembatan Siak I yang semakin menurun kondisinya

tidak bisa dilewati oleh bus dan truk. Di samping itu volume lalu lintas semakin ramai karena

berkembangnya daerah Rumbai di utara kota. Jembatan-jembatan lain di dalam Kota

Pekanbaru dalam keadaan sempit dan rusak serta tidak mampu menampung volume lalu

lintas yang semakin meningkat. Pembangunan Jembatan Siak III dan perencanaan Jembatan

Siak IV disamping pembangunan kembali Jembatan Siak I, dalam jangka panjang penting

dilakukan untuk menyalurkan volume lalu lintas yang ramai di Jalan Yos Sudarso yang

menghubungkan daerah Rumbai dengan Kota Pekanbaru.

Disamping Terminal AKAP yang sudah beroperasi sejak Januari 2006, penyediaan

infrastruktur pendukung transportasi, juga perlu dikembangkan dengan pembangunan terminal barang/cargo, disamping upaya menyiapkan pembangunan pasar induk, dan grosir yang sampai saat ini masih belum ada di Pekanbaru, sehingga kegiatan yang mewakili

fungsi terminal, dapat dialihkan keluar kota.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai dapat membuka bentang kota pada seluruh kota

kecamatan dan kota lainnya. Selain itu, juga meningkatkan hubungan dan interaksi antar

masyarakat serta pelaku kegiatan ekonomi diberbagai wilayah dan merupakan prasyarat

penting dalam mendukung kegiatan investasi, sehingga mengundang masuknya investor.

Disamping transportasi (jalan dan jembatan), bidang dan sub bidang yang tercakup dalam

pembangunan infrastruktur adalah :

1. Kelistrikan, dengan mendorong investor swasta melalui pemanfaatan gas dan batubara.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

43

Page 44: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2. Informasi dan komunikasi, memaksimal jaringan transmisi.

3. Sumber daya air dan irigasi, melakukan pengembangan dan perluasan layanan air bersih

termasuk mencari investor baru.

4. Pemukiman dan pengembangan wilayah, memanfaatkan wilayah pengembangan dan

pemerataan penyebaran pemukiman penduduk.

5. Terminal, rencana pengembangan terminal cargo

6. Perparkiran

Program pembangunan infrastruktur yang dilakukan selain memiliki fungsi sosial melalui

palayanan prasarana dasar kepada masyarakat, juga memiliki fungsi menggerakan potensi

daerah, sehingga aliran barang, jasa dan pelaku kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan

lancar, efektif dan efisien.

5. Sosial budaya

Arus migrasi dan heterogenitas penduduk yang relatif tinggi bila tidak dikelola dengan baik,

akan menimbulkan kerawanan sosial yang berdampak pada peningkatan tingkat kriminalitas

dan penyakit masyarakat. Kaum urban dengan skill dan kompetensi yang rendah, berpotensi

menjadi beban pembangunan. Sebagai sentra pertumbuhan yang berkembang cukup pesat,

Pekanbaru akan menjadi daerah tujuan urbanisasi, jika penataan kaum pendatang dengan

kemanpuan dan skill yang rendah, tidak mampu bersaing dan memiliki kecenderungan

meningkatkan angka kemiskinan perkotaan dengan bertambahnya gelandangan, pengemis,

tuna wisma dan orang gila dll.

Masalah sosial di Pekanbaru bermunculan, seperti banyaknya pengangguran, kurangnya

fasilitas perumahan, bertambahnya jumlah pedagang kaki lima yang tidak tertib, masalah

kebersihan kota, meningkatnya angka kriminalitas, prostitusi, pelecehan seksual, praktek

perjudian dan perdagangan anak dan wanita, serta penyalahgunaan narkoba.

Untuk itu ke depan, pembangunan sosial masyarakat harus seirama dengan peningkatan

penyediaan lapangan kerja, penyediaan fasilitas umum, serta kemampuan dan komitmen

penyelenggara aparatur pemerintah kota dalam penanganan problema masyarakat kota.

Konsistensi dalam penegakan hukum diupayakan sejalan dengan perkembangan ekonomi

dan sosial budaya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

44

Page 45: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Disisi budaya, sebagai ibukota provinsi, dimana budaya melayu merupakan budaya

tempatan, dengan karakternya yang terbuka, toleran, moderat, maka merupakan hal yang

wajar bila Kota Pekanbaru merumuskan visi kota dengan menempatkan budaya melayu

sebagai jiwa/ruh dan spirit yang mengarahkan pembangunan kota ini ke depan. Ekspresi

budaya ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan kedepan dalam mewujudkannya

dalam keseharian pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan, kondisi dan keadaan

perkotaan, maupun ciri-ciri fisik Kota Pekanbaru.

Kebudayaan melayu sebagai kebudayaan dari masyarakat lokal, akan tetap dipertahankan

bahkan diupayakan akan terus dikembangkan di tengah-tengah masyarakat kota yang

tengah menuju kota metropolis baru. Pelestarian budaya melayu, tidak hanya diwujudkan

pada simbol-simbol dengan berpakaian melayu, arsitektur bangunan berbau melayu, akan

tetapi juga dilakukan dengan mendorong dinas/instansi terkait memasukkan pendidikan

kebudayaan dan bahasa melayu, sebagai muatan lokal dalam kurikulum setiap jenjang

pendidikan.

6. Kinerja Aparatur Daerah

Paradigma baru dalam tatanan pemerintahan adalah terciptanya pemerintahan yang bersih

dan berwibawa (good governtment governance). Upaya mewujudkan hal ini harus didukung

oleh peraturan perundangan dan komitment pemimpin beserta jajarannya melalui penegakan

hukum.

Terbitnya Inpres No.5 tahun 2005 tentang percepatan pemberantasan KKN, telah mulai

dilakukan. Kondisi birokrasi terutama perizinan yang dikeluarkan instansi pemerintah selalu

menjadi momok bagi masyarakat. Terdapat kesan bahwa dalam masa pelaksanaan otonomi

daerah, justru kualitas pelayanan aparatur masih memprihatinkan. Aparatur pemerintah yang

seharusnya menjadi pelayan publik ,justru masih meminta dilayani pada wilayah

kekuasaannya.

Untuk mencermati hal ini, solusi yang tepat adalah dengan kepemimpinan yang mampu

meningkatkan etos kerja pegawai, peningkatan disiplin, menciptakan good governance dan clean goverment. Keberadaan kantor Kantor Pelayanan Terpadu (KPT), merupakan langkah

awal dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima. Demikian juga dengan Unit Pelayanan

Umum Terpadu (UPUT) ditingkat kecamatan dan kelurahan, masih perlu dibenahi dan

ditingkattkan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

45

Page 46: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

7. Pembangunan lingkungan dan faktor pendukung lainnya.

Keberhasilan pembangunan di Kota Pekanbaru tidak hanya ditentukan oleh lima sektor diatas

tersebut. Pembangunan di bidang lingkungan dan faktor pendukung lainnya juga menentukan

keberhasilan dari suatu pembangunan. Karena ke enam sektor tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak boleh dipisah-pisahkan. Apabila hanya satu atau dua sektor yang

dikembangkan maka terjadi ketimpangan pembangunan. Jadi pembangunan disektor

lingkungan dan faktor pendukung lainnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

keberhasilan pembangunan di kota Pekanbaru.

Pembangunan dibidang lingkungan dan faktor pendukung lainnya mencakup antara lain :

1. Pertanahan

2. Lembaga keuangan dan perbankan

3. Pariwisata

4. Kemanan dan ketertiban

5. Keindahan dan ruang terbuka hijau

6. Keuangan daerah

7. Pelayanan kesehatan dan pendidikan

8. Fasilitas umum dan sosial.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan

kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru antara lain

tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang

dikonsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan secara terarah dan terpadu dengan

memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Dimana perilaku masyarakat

sangat besar pula pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan isu-isu strategis pembangunan Kota Pekanbaru di atas, ditetapkan visi, misi dan

program pembangunan Kota Pekanbaru kedepan dengan tetap berupaya melanjutkan

pembangunan yang sudah dijalankan serta memperbaiki dan berusaha mengatasi,

memecahkan masalah strategis daerah yang sampai saat ini belum menunjukkan hasil

maksimal dengan tetap mendukung Visi Kota Pekanbaru 2021, sehingga Rencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

46

Page 47: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011, menetapkan visi

yang ingin dicapai, yakni:

3.1 VISI PEMBANGUNAN KOTA PEKANBARU 2007-2011

Berdasarkan beberapa permasalahan pokok yang telah diuraikan, maka Visi pembangunan

Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011, adalah

TERWUJUDNYA KOTA PEKANBARU SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA, PENDIDIKAN, SERTA PUSAT KEBUDAYAAN MELAYU, MENUJU MASYARAKAT

SEJAHTERA YANG BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA.

Visi dimaksud sesuai dengan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota

Pekanbaru Tahun 2006-2026.

Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut:

Pusat Perdagangan dan JasaPusat perdagangan dan jasa mengandung pengertian bahwa Pekanbaru memiliki kegiatan

perekonomian, perdagangan, dan jasa yang paling maju di Sumatera sehingga mampu menjadi

pusat kegiatan. Karena itu, upaya untuk memajukan perekonomian, perdagangan dan jasa

harus didukung dengan pelayanan prima pada masyarakat dan sektor swasta;

memberdayakan kehidupan ekonomi masyarakat yang berbasis ekonomi kerakyatan; menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat; serta membangun sarana dan prasarana perkotaan.

Pusat PendidikanUntuk menjadi pusat pendidikan, harus dilakukan upaya untuk mewujudkan sumberdaya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

globalisasi menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing untuk

bisa berperan di dalamnya. Kedudukan Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau menjadikan

Pekanbaru sebagai acuan pendidikan di Riau, bahkan untuk mewujudkan Visi Riau 2020

peranan Pekanbaru sebagai pusat pendidikan menjadi lebih penting lagi.

Pusat Kebudayaan MelayuPusat Kebudayaan Melayu tercermin dari masyarakat yang berbudaya Melayu di mana Islam

menjadi referensinya. Penerapan budaya Melayu di dalam segala aspek kehidupan, baik etika,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

47

Page 48: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

estetika, ilmu pengetahuan, sastra, dan aspek lainnya menjadi sangat penting untuk

menjadikan Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan Melayu.

Masyarakat SejahteraMewujudkan masyarakat yang sejahtera adalah cita-cita dari pembangunan. Pelaksanaan

kegiatan pembangunan, aktivitas perekonomian, dan pendidikan ditujukan untuk

mensejahterakan masyarakat. Tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi

pakaian, makanan, perumahan, dan kesehatan merupakan penentu kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, keserasian dengan lingkungan perkotaan yang terus berkembang turut

mempengaruhi suasana kehidupan masyarakat, yaitu ketenangan, kedamaian, ketenteraman

yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena itu,

mewujudkan suasana Kota Pekanbaru yang asri dengan taman kota, tempat rekreasi, dan

rileks bagi warga kota serta lingkungan yang lestari dengan tingkat pencemaran yang

terkontrol menjadi sangat penting.

Iman dan TaqwaVisi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa, pendidikan, serta pusat kebudayaan Melayu,

menuju masyarakat sejahtera yang berlandaskan iman dan taqwa mengandung pengertian

bahwa iman dan taqwa menjadi dasar dan ruh bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan. Nilai-

nilai keimanan dan ketaqwaan yang merupakan nilai yang paling tinggi karena bersandarkan

pada tanggung jawab pada Allah Yang Maha Kuasa. Karena itu, penumbuhan masyarakat

yang beriman dan bertaqwa mutlak dilakukan untuk mendukung pembangunan yang dilakukan.

3.2. M I S I

Misi merupakan pernyataan tentang tujuan operasional organisasi (pemerintah) yang

diwujudkan dalam produk dan pelayanan, sehingga dapat mengikuti irama perubahan zaman

bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada masa mendatang. Untuk dapat mewujudkan visi

yang telah ditetapkan di atas, pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu yang

akan dilaksanakan untuk pencapaian visi tersebut. Dengan adanya pernyataan misi organisasi,

maka akan dapat dijelaskan mengapa organisasi eksis dan apa maknanya pada masa yang

akan datang.

Misi yang ditawarkan WaliKota Pekanbaru terpilih pada saat kampanye Pemilihan Kepala

Daerah, adalah:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

48

Page 49: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral,

beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing ditingkat lokal, nasional maupun

internasional.

2. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dasar dan menengah termasuk sarana dan

prasarana pendidikan.

3. Menyediakan lembaga pendidikan murah dan membebaskan biaya pendidikan bagi

masyarakat miskin dan kurang mampu.

4. Membangun ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan kemandirian masyarakat Kota

Pekanbaru dalam upaya pengentasan kemiskinan.

5. Menekan angka pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja baru melalui pembukaan

sentra-sentra ekonomi baru disamping mengupayakan serta memfasilitasi aksesibilitas

pencari kerja kepada dunia usaha dan industri, disamping mendorong pencari kerja untuk

meningkatkan kemampuan kewiraswastaannya.

6. Mengembangkan aksesibilitas perdagangan serta industri secara terpadu, dengan

menyediakan infrastruktur yang memadai, mempertahankan keberadaan pasar tradisional

serta menata pedagang kaki lima agar sejalan dengan pasar modern dan perkembangan

kota.

7. Memantapkan budaya Melayu, sebagai ciri masyarakat Pekanbaru berbudaya dan

beragama dengan mengupayakan validasi kurikulum pendidikan pada setiap tingkatan

pendidikan.

8. Mengembangkan kehidupan beragama melalui penambahan sarana ibadah dan kualitas

syiar agama termasuk penambahan sarana pendidikan agama sesuai dengan laju

pertumbuhan penduduk.

9. Membebaskan masyarakat Pekanbaru dari biaya untuk memperoleh pelayanan kesehatan

yang berkualitas di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

Hasil telaahan lebih lanjut terhadap kesembilan pernyataan misi WaliKota Pekanbaru tersebut,

adalah:

1. Didalam penjelasan Visi pertama, sebagai pusat perdagangan dan jasa mengandung

pengertian bahwa Pekanbaru memiliki kegiatan perekonomian, perdagangan, dan jasa

yang paling maju di Sumatera sehingga mampu menjadi pusat kegiatan. Karena itu, upaya

untuk memajukan perekonomian, perdagangan dan jasa harus didukung dengan

pelayanan prima pada masyarakat dan sektor swasta ; memberdayakan kehidupan ekonomi masyarakat yang berbasis ekonomi kerakyatan; menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat; serta membangun sarana dan prasarana perkotaan .

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

49

Page 50: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pada sembilan misi yang telah dirumuskan bila dikaitkan dengan faktor-faktor pendukung

yang disebutkan diatas dan isu-isu strategis pembangunan Kota Pekanbaru, terdapat

beberapa hal yang belum tertampung, yaitu ;

pelayanan prima pada masyarakat dan sektor swasta ;

menjamin keamanan dan ketertiban ;

Isu Kinerja Aparatur Pemerintahan

sarana dan prasarana perkotaan atau infrastruktur perkotaan ;

sistem transfortasi ; dan

Isu lingkungan dan faktor pendukung lainnya.

Tiga hal yang pertama adalah berkaitan dengan masalah penyelenggaraan pemerintahan.

Oleh karena itu dapat dimasukkan dalam konteks “penyelenggaraan kepemerintahan yang

baik” sehingga dapat diformulasikan dalam sebuah misi pertama yaitu :

“Mewujudkan penyelenggaraan tatakepemerintahan yang baik”

Sedangkan untuk tiga hal terakhir, yaitu sarana dan prasarana perkotaan atau insfrastruktur

perkotaan, sistem transfortasi, serta isu lingkungan dan faktor pendukung lainnya, maka

dalam mendukung pencapaikan tujuan Visi, perlu dirumuskan misinya secara tersendiri.

Untuk itu formulasi pernyataan misi kedua adalah :

“Meningkatkan infrastruktur perkotaan, sistem transportasi yang memadai dan kualitas lingkungan kota serta penataan ruang yang terintegrasi”

2. Misi ke-4, 5 dan 6 dapat digabung dengan pertimbangan sebagai berikut :

Substansi pada misi ke-4 dan 6 mengandung makna yang sama dan saling

berkaitan/menunjang dalam pembangunan pada isu ekonomi kerakyatan dan

perekonomian masyarakat lebih luas.

Substansi misi ke-5 adalah upaya menekan angka penganggurann dengan

menciptakan berbagai peluang dan kesempatan berusaha serta peningkatan

kemampuan kewirausahaan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

50

Page 51: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Semua pernyataan tersebut merupakan pencapaian tujuan pembangunan Kota

Pekanbaru dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan

ekonomi yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai

keadilan dan kepentingan sosial. Pernyataan misi-misi tersebut adalah memberikan

perhatiann khusus kepada upaya: (i). peningkatan ekonomi rakyat sebagai bagian

dari upaya mempercepat akses Usaha Kecil Menengah dan Koperasi serta

pengentasan Kemiskinan di perkotaan, (ii). memperluas akses bagi masyarakat

lapisan bawah untuk memperkuat posisi daya saing ekonomi, (iii). pengaturan dan

peningkatan keberadaan pasar-pasar tradisional, (iv). Pengaturan pedagang kaki

lima, (v). menciptakan lembaga ekonomi yang dapat diakses masyarakat sebagai

lembaga permodalan alternatif, (vi). meningkatkan kemampuan kewirausahaan bagi

UKM, Koperasi, dan pelaku usaha lainnya, (vii) mengembangkan produk-produk

pertanian, dan (viii) meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan pertimbangan tersebut maka pennyataan misi ke-4, 5 dan 6 diformulasikan

dalam misi ketiga, yakni:

“Meningkatkan perekonomian rakyat dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif serta penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial ”

3. Misi ke-1, 2, 3, 7 dan 8 dapat digabung dengan pertimbangan sebagai berikut :

Substansi pada misi ke-1 adalah upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang memiliki kompetensi yang tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu

bersaing ditingkat lokal, nasional, maupun internasional sehingga diharapkan akan

dapat memanfaatkan/menangkap berbagai peluang dan kesempatan yang ada.

Substansi dalam misi ke-2 dan 3 adalah sama, yaitu masalah peningkatan kualitas

pendidikan. Pernyataan biaya murah dan pembebasan biaya bagi masyarakat

miskin, dimaksudkan agar masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan untuk

mengikuti pendidikan yang berkualitas.

Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilakukan melalui

peningkatan bidang pendidikan, yaitu : (i) pembangunan dan peningkatan sarana

dan prasarana pendidikan yang berkualitas secara merata, (ii). meningkatkan

sekolah kejuruan, (iii). meningkatkan kesejahteraan pendidik, (iv) pengembangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

51

Page 52: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

jaringan kerja sama kependidikan, (v). Meningkatkan keterampilan pemuda, putus

sekolah dan pengangguran dalam upaya melaksanakan amanah Perda No.4 tahun

2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal, (vi), memantapkan program wajib

belajar 9 tahun dan mempersiapkan Wajib Belajar 12 tahun dengan mempedomani

keberhasilan pencapaian Angka Partisipasi Kotor (APK) dan Angka Partisipasi Murni

(APM).

Pada misi ke-7 dan 8 mengandung substansi tentang perlunya pendidikan agama

dan budaya melayu sebagai budaya lokal serta mengembangkan kehidupan

beragama dan kualitas syiarnya agama baik melalui kegiatan yang bersifat fisik

maupun non fisik.

Dengan pertimbangan tersebut maka pernyataan misi ke-1, 2, 3, 7 dan 8 diformulasikan

dalam misi keempat, yakni:

“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan umum dan agama yang berkualitas dan terjangkau, pengembangan kehidupan

beragama dan budaya melayu”

4. Misi ke-9 disempurnakan dengan pertimbangan sebagai berikut :

Pada misi ke-9 hanya tercantum tentang peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

dengan bebas biaya. Untuk meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan

masyarakat juga terkait dengan aspek pemahaman masyarakat tentang lingkungan

sehat dan perilaku sehat.

Pernyataan misi ke-9 ini merupakan dalam upaya mendukung terwujudnya

“Pekanbaru Sehat 2010”. Upaya yang akan dilaksanakan meliputi peningkatan

sarana dan prasarana pelayananan kesehatan masyarakat terutama Puskesmas dan

Puskesmas Pembantu, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, pengendalian dan

pemberantasan penyakit menular, peningkatan promosi kesehatan, peningkatan

kualitas kesehatan lingkungan, dan peningkatan peran serta masyarakat dalam

mewujudkan perilaku hidup sehat. Untuk penduduk miskin dan kurang mampu akan

diberikan pelayanan yang gratis di Puskesmas-puskesmas tanpa mengurangi

kualitas pelayanan.

Dengan pertimbangan tersebut maka pernyataan misi ke-9 diformulasikan dalam misi kelima, sebagai berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

52

Page 53: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

“Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan yang terjangkau bagi Masyarakat Kota, serta meningkatnya pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat

dan perilaku sehat”

Bertolak dari telaah misi yang telah diuraikan di atas, maka misi yang akan dijalankan dan

menjadi sasaran bagi segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku

pembangunan (stakeholders) selama lima tahun kedepan ( 2007– 2011 ) adalah:

1. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan yang baik. Penjelasan :

Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan pemerintahan

dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi, responsibilitas,

berorientasi pada konsensus bersama, adil, efektif, efisien, akuntabel, dan penegakan

supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban

masyarakat serta kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Penegakan supremasi

hukum dilakukan untuk menjaga norma/kaidah hukum dalam masyarakat serta

mempertahankan nilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat. Pemerintahan yang

baik mempunyai makna bahwa proses penyusunan kebijakan, dan perencanaan

pembangunan melalui proses yang demokratis dan transparan dengan mengikutsertakan

masyarakat sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah memenuhi azas

keadilan. Pemerintahan yang akuntabel menggambarkan kemampuan untuk menjawab

harapan masyarakat berupa pemerintahan yang bersih, profesional, dan mampu

memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga kota serta pertanggungjawaban secara

konstruktif dan proporsional.

2. Meningkatkan infrastruktur perkotaan, sistem transportasi yang memadai dan kualitas lingkungan kota serta penataan ruang yang terintegrasi.Penjelasan :

Pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru dimasa datang diharapkan akan ditopang dari

sektor perdagangan dan jasa. Untuk itu perlu didukung infrastruktur, sistem transportasi

dan jaringan sistem teknologi yang memadai. Selain itu diharapkan terwujud sistem

penataan ruang yang terpadu antar Wilayah Pembangunan dan upaya penataan

lingkungan kota serta peningkatan fungsi maupun kapasitas sarana dan prasarana

lingkungan melalui kerja sama dan peran serta masyarakat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

53

Page 54: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

3. Meningkatkan perekonomian rakyat dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif serta penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial.Penjelasan :

Dalam konteks ekonomi kerakyatan, Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan

penyangga ekonomi masyarakat Kota yang cukup signifikan sehingga kemampuan UKM

dari segi penataan, pengelolaan managemen, teknologi, dan permodalan perlu mendapat

perhatian. Pertumbuhan dunia usaha kecil menengah diharapkan dapat berjalan seiring

dengan perkembangan Pengusaha Besar. Untuk itu perlu didukung oleh iklim usaha

yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan investasi.

Dengan membaiknya kondisi perekonomian rakyat ini, diharapkan berbagai

permasalahan sosial dapat diselesaikan terutama yang diakibatkan pada kesejahteraan

sosial.

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan umum dan agama yang berkualitas dan terjangkau, pengembangan kehidupan beragama dan budaya melayuPenjelasan :

Mewujudkan Kota Pekanbaru menjadi pusat Pendidikan merupakan upaya untuk

mewujudkan sumberdaya manusia yang memilki kompetensi dan daya saing melalui

pendidikan yang berkualitas, yaitu pendidikan yang mampu menyiapkan generasi

penerus yang cerdas, trampil, mandiri dan berwawasan global sehingga mampu

menghadapi perubahan serta tantangan perkembangan kemajuan zaman. Untuk

mewujudkan pemerataan kesempatan dan peluang memperoleh pendidikan, bagi

peserta didik (siswa) warga kota diupayakan memperoleh pendidikan murah, layak dan

berkualitas yang didasari unsur-unsur keadilan dan kepatutan.

Selain itu, misi ini bermaksud meningkatkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis,

toleran, berbudi pekerti luhur sebagai perwujudan dari nilai-nilai agama dan jatidiri

budaya melayu. Mengembangkan budaya dimaksudkan meningkatkan apresiasi dan

menghidupkan kembali budaya masyarakat terutama budaya melayu yang bernilai etika

dan estetika tinggi sebagai modal pembangunan dan jati diri masyarakat Pekanbaru.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

54

Page 55: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

5. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan yang terjangkau bagi Masyarakat Kota, serta meningkatnya pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat.Penjelasan :

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan Pekanbaru Sehat 2010 melalui upaya prefentif,

promotif, kuratif dan rehabilitatif.

3.3. TUJUAN

Tujuan pembangunan Kota Pekanbaru dalam tahun 2006-2011 yang merupakan implementasi

dari pernyataan misi, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Misi Pertama : Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan yang baik

Tujuan:- Meningkatkan kapasitas Pemerintahan Kota

- Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pemerintah

dan pembangunan

- Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat

- Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang demokratis

2. Misi Kedua : Meningkatkan infrastruktur perkotaan, sistem transportasi yang memadai

dan kualitas lingkungan kota serta penataan ruang yang terintegrasi

Tujuan:- Meningkatnya infrastruktur perkotaan, sarana dan prasarana transportasi yang

mendukung mobilitas perdagangan barang dan jasa

- Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan Pekanbaru secara

terpadu

- Terwujudnya penataan lingkungan kota yang bersih, indah, tertib, sehat, hijau dan

nyaman

- Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang fisik dan prasarana

3. Misi Ketiga : Meningkatkan perekonomian rakyat dengan dukungan fasilitas yang

memadai dan iklim usaha yang kondusif serta penanganan penyandang

masalah kesejahteraan sosial

Tujuan:- Meningkatnya jumlah pasar-pasar tradisional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

55

Page 56: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

- Meningkatnya lembaga keuangan mikro dan permodalan bagi masyarakat ekonomi

lemah

- Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja

- Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan koperasi

- Meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan

- Meningkatnya perekonomian masyarakat melalui pengembangan industri dan

perdagangan

- Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)

- Meningkatnya kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial

- Berkurangnya jumlah rumah tangga miskin

- Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang ekonomi

4. Misi Keempat : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan

pendidikan umum dan agama yang berkualitas dan terjangkau,

pengembangan kehidupan beragama dan budaya melayu

Tujuan:- Meningkatnya kualitas Pendidikan Anak Usia Dini

- Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

- Terwujudnya pemerataan dan kesempatan pendidikan murah dan terjangkau

- Meningkatnya kualitas ketrampilan generasi muda dan prestasi olah raga

- Meningkatnya apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya melayu dan

mewujudkan dalam keseharian penyelenggaraan pemerintahan, menciptakan kondisi

fisik Kota Pekanbaru dengan ciri-ciri khas budaya melayu

- Meningkatnya syiar agama, sarana dan prasarana beribadah dan lembaga pendidikan

agama untuk mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa serta penerapan

kurikulum budaya melayu di setiap tingkatan pendidikan

- Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang sosial dan budaya

5. Misi Kelima : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi

masyarakat kota, serta meningkatnya pemahaman masyarakat tentang

lingkungan sehat dan perilaku sehat

Tujuan:- Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

- Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang kesehatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

56

Page 57: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

3.4 SASARAN

Dengan memperhatikan tujuan tersebut di atas, maka ditetapkan rumusan sasaran periode tahun

2006-2011 yang merupakan kondisi yang diinginkan pada akhir periode RPJMD (tahun 2011),

yakni:

Tujuan 1: Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan kota

Persentase SOT Satker yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai Visi dan Misi Kota PekanbaruPersentase Satker yang sistem dan prosedur kerjanya telah disederhanakanPersentase pengembangan Satuan Pelayanan TerpaduPersentase pembangunan jaringan teknologi informatika (Internet dan intranet)Persentase terbangunnya e-GovPersentase tenaga aparatur yang mengenal Teknologi InformatikaPersentase tenaga webmaster yang tersediaPersentase peningkatan sarana dan prasarana aparatur PemdaPersentase kesesuaian antara jumlah pejabat struktural yang memenuhi standard kompetensi dengan kualifikasi yang dibutuhkanPersentase tenaga teknis yang memenuhi standarPersentase formasi PNS yang telah terpenuhiJumlah PAD dari hasil pengelolaan kekayaan daerahPersentase kegiatan pembangunan yang berasal dari aspirasi masyarakat (Bottom up)Persentase jumlah Satker yang telah menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerjaPersentase jumlah Satkeryang telah melaksanakan Sistem AKIP sesuai dengan Peraturan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

57

Page 58: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Persentase arsip aktif dan inaktif yang terkelola sesuai standar pengelolaan arsip

2. Berkurangnya praktek KKN di birokrasi pemerintahan kota

Jumlah kasus KKN yang ditemukanJumlah kasus KKN yang diselesaikan secara hukumJumlah kerugian daerah yang diselamatkanPersentase temuan yang ditindaklanjutiJumlah kerugian daerah yang diselamatkanPersentase temuan yang ditindaklanjuti

3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Persentase jumlah aplikasi Teknologi Informasi yang terbangun dan terkelola dengan baik dalam rangka memberikan pelayanan informasi bagi masyarakat untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunanJumlah keluhan masyarakat atas pelayanan publikPersentase keluhan masyarakat yang diselesaikandiselesaikan

Tujuan 2 : Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik

Jumlah aspirasi masyarakat yang diterima anggota DPRD

Persentase Lembaga dan Organisasi Masyarakat Kelurahan yang diberdayakan

Persentase penggunaan media masukan yang telah dimanfaatkan masyarakat

Persentase masukan dan pengaduan masyarakat yang diselesaikan

Tujuan 3 : Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

58

Page 59: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya budaya hukum di lingkungan masyarakat

Persentase Penduduk yang memiliki dokumen kependudukanJumlah siskamling di kelurahan yang terbinaJumlah kasus pelanggaran Perda

Jumlah kasuspenyakit masyarakat

2. Meningkatnya kerukunan hidup bermasyarakat dan beragama

Jumlah potensi konflik suku, agama, ras, antar golongan (SARA)

3. Meningkatnya pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

Jumlah koban akibat bencana alam (orang)

Tujuan 4 : Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang demokratis

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya peran pers dan media massa untuk memenuhi hak masyarakat dalam memperoleh informasi

Jumlah berita di media yang dapat menjadi masukan bagi Pemerintah KotaFrekuensi berita opini dan kritikan terhadap kebijakan Pemerintah Kota di Media Massa

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat dan berpolitik

Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu presiden dan wakil presiden (2009)Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu DPD, DPR dan DPRD (2009)Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (2008)Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu Walikota dan Wakil Walikota (2011)

Tujuan 5 : Meningkatnya infrastruktur perkotaan, sarana dan prasarana transportasi yang mendukung mobilitas perdagangan barang dan jasa

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan

Panjang jalan yang terbangun (km)Jumlah jembatan yang terbangun (unit)Panjang jalan yang terpelihara (KM)Persentase kondisi jalan dengan kualifikasi baik

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

59

Page 60: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Persentase kondisi jembatan dengan kualifikasi baik

2. Membangun dan meningkatkan fungsi saluran drainase.

Panjang talud yang dibangun.

Panjang talud yang dipeliharaPanjang sungai yang dinormalisasi

3. Pembangunan dan meningkatkan sarana dan prasarana pemukiman

Panjang jalan lingkungan yang disemenPanjang drainase primerJumlah sumur bor yang dibuat

4. Tersedianya dokumen kebijakan pengembangan sektor perhubungan

Dokumen Perencanaan, Kebijakan serta Monitoring pembangnan sektor perhub (bh)Pengelolaan terminal angkutan darat. (unit)

5. Terpeliharanya prasarana dan fasilitas LLAJ dan pelabuhan

Pemeliharaan Fasilitas LLAJ dan Pelabuhan (unit)

6. Terlaksananya pelayanan angkutan dengan baik

Penyuluhan bagi para sopir angkutan umum dan peningkaan disiplin masyarakatPeningkatan kualitas pelayanan angkutan dan keselamatan angkutan darat Peningkatan kualitas pelayanan di terminal penumpang dengan menjamin keamanan, kenyamanan dan kebersihan

7. Tersedianya sarana dan prasarana perhubungan

Gedung Terminal brg.HalteJembatan Penyeberangan

8. Tersedianya fasilitas pengendalian dan pengaman lalu lintas

Fasilitas LLAJ (unit)Rambu Sungai (unit)

9. Tersedianya perlengkapan dan sistem Pengujian Kenderaan Bermotor

Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (unit)Alat pengujian kendaraan bermotor (unit)

10. Meningkatkan pencegahan kebakaran elalui penyuluhan masyarakat

Jumlah RW yang menjadi sasaran penyuluhan (orang)Jumlah perusahaan yang menjadi sasaran penyuluhan (lembaga)Jumlah hotel/wisma yang menjadi sasaran penyuluhan (unit)Jumlah Instansi Pemerintah yang menjadi sasaran penyuluhan (unit)

11. Meningkatkan upaya penanggulangan bahaya kebakaran

Jumlah tenaga teknis pemadam kebakaran (orang)Jumlah tenaga teknis yang mendapat pelatihan peningkatan keterampilan (orang)Jumlah tenaga Balakar (orang)Persentase ketersediaan sarana pemadam kebakaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

60

Page 61: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Tujuan 6 : Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan Pekanbaru secara terpadu

SASARAN INDIKATOR SASARAN1. Terwujudnya keserasian pemanfaatan

dan pengendalian ruang dalam suatu 'sistem wilayah pembangunan yang berkelanjutan'.

Persentase luas wilayah yang memiliki RDTRPersentase luas wilayah yang memiliki RTBL

2. Tersedianya rencana detail dan teknis tata ruang

Jumlah rencana tata ruang

3. Tersedianya pedoman teknis perizinan tata ruang dan bangunan

Jumlah pedoman teknis perizinan tata ruang dan bangunan

4. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kota

Jumlah pelanggaran pemanfaatan ruang kota

Tujuan 7 : Terwujudnya penataan lingkungan kota yang bersih, indah, tertib, sehat, hijau dan nyaman

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya pemahaman pemerintah, pengusaha dan masyarakat dalam menciptakan kota bersih, indah dan tertib

Peraihan AdipuraPelaksanaan ProkasihPelaksanaan Proper

2. Terlaksananya Pengkajian dampak lingkungan

Persentase pengawasan B3Persentase produk ramah lingkunganPersentase AMDAL/UKL-UPL

3. Tersedianya data kualitas udara ambient Kota Pekanbaru

Data ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara)

4. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

Sosialisasi penyelamatan flora dan faunaPengawasan pemanfaatan Air Bawah Tanah

5. Penyusunan program pembangunan pengendalian SDA dan LH

Terciptanya program pembangunan pengendalian SDA dan LH Kota Pekanbaru

6. Peningkatan persentase data potensi lingkungan hidup Kota Pekanbaru

Data Limbah Cair, Air Bawah Tanah, NSDH, Amdal, UKL/UPL, IPAL, Kegiatan Usaha/Industri

7. Meningkatkan partisipasi dalam mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor

Baku mutu emisi gas buang yang berasal dari kendaraan bermotor

8. Meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan limbah cair dan padat

Persentase pengusaha dan masyarakat yang membuang langsung limbah domestik ke media umumBaku mutu limbah cair kegiatan/industri yang dibuang ke media umum

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

61

Page 62: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

9. Mengurangi kebakaran hutan / lahan di Kota Pekanbaru

Persentase terpetanya kawasan rawan kebakaran hutanSosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan

10. Meningkatnya sarana dan prasarana TPU

Jumlah lokasi pemakaman (lokasi) / (hektar)Jumlah fasilitas di TPU (lokasi)

11. Meningkatkan kebersihan kota Volume sampah yang terangkut (M3)Persentase sampah terangkut sesuai jadwalJumlah TPA yang dibangun (lokasi)Jumlah truk sampah yang diadakan (Unit)Jumlah alat berat yang diadakan (Unit)

12. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penghijauan kota dan taman-taman kota

Persentase tersedianya Taman KotaJumlah ruas jalan yang dimanfaatkan untuk penghijauan kotaJumlah populasi pohon penghijauanJumlah pohon yang ditanam oleh masyarakatLuas taman di di median jalan Luas taman kota yang terawatLuas taman kota yang dibuat oleh masyarakat

13. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penerangan jalan yang terang, indah gemerlap

Jumlah penambahan titik lampu penerangan jalan

Jumlah titik lampu penerangan jalan yang terpeliharaJumlah penambahan lampu hias Jumlah titik lampu hias yang terpelihara Jumlah pemasangan lampu penerangan jalan/lampu hias oleh masyarakat

Tujuan 8 : Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang fisik dan prasarana

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang fisik dan prasarana

Jumlah/jenis dokumen perencanaan di bidang fisik dan prasarana

2. Meningkatnya kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang fisik dan prasarana

Persentase kegiatan pembangunan di bidang fisik dan prasarana yang terkendali

Tujuan 9 : Meningkatnya jumlah pasar-pasar tradisional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

62

Page 63: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Tersedianya sarana pasar yang memadai

Jumlah pasar yang dibangunTingkat hunian kios pasar oleh pedagang tradisional

2. Meningkatkan kemampuan berdagang pedagang tradisional

Persentase pedagang pasar tradisional yang dibina

Tujuan 10 : Meningkatnya lembaga keuangan mikro dan permodalan bagi masyarakat ekonomi lemah

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Terwujudnya lembaga keuangan yang sehat

Jumlah lembaga keuangan mikro

2. Mewujudkan kemitraan usaha dalam rangka penguatan permodalan pengusaha GEL

Persentase UMKM yang mendapat bantuan permodalan dari lembaga keuangan

Tujuan 11 : Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan ketenagakerjaan

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas SDM angkatan kerja

Jumlah pencari kerja yang dilatihJumlah yang ditempatkan oleh bursa tenaga kerjaJumlah tenaga kerja yang dilatih

2. Berkembangnya sistim hubungan industrial yang harmonis

Jumlah usaha yang mempekerjakan pekerjaJumlah masalah/ problem ketenagakerjaan

Tujuan 12 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan koperasi

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi sesuai dengan jatidiri koperasi

Jumlah koperasi yang telah berbadan hukumPersentase koperasi yang aktif

Persentase koperasi aktif yang telah mengadakan RATPersentase koperasi aktif yang memiliki manajerPersentase koperasi aktif yang telah membagikan SHU

Tujuan 13 : Meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

63

Page 64: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

1. Meningkatnya produktivitas pertanian Produktivitas tanaman pangan dan holtikultura Produksi peternakanProduktivitas perikanan

Tujuan 14 : Meningkatnya perekonomian masyarakat melalui pengembangan industri dan perdagangan

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Penguatan sektor industri Jumlah usaha industri kecilJumlah usaha industri menengahJumlah usaha industri besarJumlah pengembangan industri pariwisata

2. Penguatan sektor perdangan Jumlah usaha pedagang kecilJumlah usaha pedagang menengahJumlah usaha pedagang besarPersentase pedagang sektor informal

3. Meningkatkan umlah promosi produk unggulan dan investas

Jumlah penyelenggaraan pemeranJumlah penyebarluasan informasi investasiJumlah pengawasan bidang pertambanganJumlah pendataan potensi pertambanganJumlah koordinasi pengembangan ketenaga listrikanJumlah pendataan pengguna energi listrikJumlah partisipasi dalam event-event pariwisataJumlah partisipasi dalam event-event promosi pariwisata

Tujuan 15: Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Mengoptimalkan penerimaan asli daerah

Jumlah WP daerah dan retribusi daerahPersentase tunggakan pajak daerah dan retribusi daerah yang berhasil ditagihLaju pertumbuhan PAD

Tujuan 16 : Meningkatnya kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas hidup fakir miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)Jumlah PMKS yang mendapat pendidikan dan keterampilan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

64

Page 65: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

umlah PMKS yang memerlukan pelayanan dan rehabilitasiJumlah anak terlantar yang mendapat pembinaanJumlah penyandang cacat dan Eks. Trauma yang memerlukan pembinaanJumlah anak panti asuhan dan orang tua yang memerlukan pembinaanJumlah Eks. Penyandang penyakit sosial yang mendapat pembinaanJumlah peserta penyuluhan pencegahan HIV/ AIDS

2. Pemberdayaan kelembagaan sosial (karang taruna, orsos dan Pekerja Sosial Masyarakat)

Jumlah karang taruna yang dibinaJumlah Organisasi Sosial yang dibinaJumlah Pekerja Sosial Masyarakat yang dibina

Tujuan 17 : Berkurangnya jumlah rumah tangga miskin

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Memperluas akses Rumah Tangga Miskin terhadap kesempatan berusaha/bekerja

Jumlah rumah tangga miskin penerima manfaat

2. Meningkatkan kualitas hidup bagi kelurga miskin

Jumlah rumah tangga miskin yang meningkat kualitas permukiman dan perumahannya

Tujuan 18 : Meningkatnya kualitas perencanaan di bidang ekonomi

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang ekonomi

Jumlah/jenis dokumen perencanaan di bidang ekonomi

2. Meningkatnya kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang ekonomi

Persentase kegiatan pembangunan di bidang ekonomi

Tujuan 19 : Meningkatnya kualitas Pendidikan Anak Usia Dini

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya Prasarana, Sarana, kreativitas guru dan peserta PAUD

Jumlah pembinaan Lembaga PAUDJumlah Guru PAUD ikut lomba kreativitas PAUDJumlah Peserta PAUD yg ikut lomba kreativitas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

65

Page 66: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Persentase pembuatan Alat Pendidikan Educatif (APE) guru PAUDPersentase bantuan APE kelembaga PAUDPersentase pelatihan guru PAUD

Tujuan 20 : Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya persentase lulus peserta didik

Persentase siswa yang lulus SD/MIPersentase siswa yang lulus SMP/MTsPersentase siswa yang lulus SMA/SMK/MANilai rata-rata NEM siswa SMPNilai rata-rata NEM murid SMA/SMKPersentase lulusan SMA/MA yang diterima PTPersentase lulusan SMK yang diterima kerja

2. Meningkatnya kualitas dan ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

Ratio jumlah guru terhadap murid SD/MIPersentase guru SD/MI yang berijazah minimal S1/D4Ratio jumlah guru terhadap murid SMPPersentase guru SMP/MTs yg berijazah minimal S1/D4Ratio jmlh guru terhadap siswa SMA/SMK/MAPersentase guru SMA SMK/MA yg berijazah minimal S1 /D4Ratio guru mata pelajaran terhadap jumlah jam pelajaran SMP/MTs dan SMA/SMK/MARatio guru kelas terhadap jumlah kelas SD/MIPersentase tenaga kependidikan terhadap mata pelajaran

3. Meningkatnya pembinaan tenaga pengajar pada pendidikan non formal

Jumlah tenaga tutor pada paket A,B,CJumlah tenaga tutor pada lembaga kursus

4. Meningkatnya Prasarana dan Sarana pada pendidikan non formal

Jumlah bantuan sarana pada lembaga kursusJumlah bantuan sarana pada paket A,B,C

5. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang putus sekolah

Jumlah peserta pelatihan kursus tenun songket pada anak putus sekolah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

66

Page 67: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Jumlah peserta kursus bordir motif melayu pada anak putus sekolahJumlah peserta kursus montir pada anak putus sekolahJumlah peserta kursus komputer pada anak putus sekolah

6. Meningkatnya kualitas prasarana dan sarana pendidikan

Jumlah gedung SD/MI yg akan direvitalisasi Jumlah gedung SMP/MTs yg akan direvitalisasi Jumlah gedung SMA/MA yg akan direvitalisasi RKB gedung SMKJumlah Lab Kimia SMA/MA yang akan dibangunJumlah Lab Biologi SMA/MA yang akan dibangunJumlah Lab Fisika SMA/MA yang akan dibangunJumlah gedung Lab IPA SD/MI yg akan dibangunJumlah gedung Lab Bahasa SD/MI yg akan dibangun Jumlah Lab Biologi SMP/ MTs yang akan dibangunJumlah Lab Kimia SMP/ MTs yang akan dibangunJumlah Lab Fisika SMP/ MTs yang akan dibangunJumlah Lab bahasa SMP/ MTs yang akan dibangunJumlah Lab IPS SMP/ MTs yang akan dibangunJumlah buku pelajaran SD/MI yg dibutuhkanJumlah buku pelajaran SMP/MTs yg dibutuhkanJumlah alat peraga SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang dibutuhkanJumlah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yg memiliki perpustakaanJumlah SD/MI,SMP/MTs SMA/MA/SMK yg akan dibangunJumlah tempat ibadah yg akan dibangunJumlah meubilier SD/MI SMP/MTs,SMA/MA/SMK yang dibutuhkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

67

Page 68: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Jumlah USB SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang dibangunJumlah Rumah Kasek,Guru dan penjaga sekolah Dasar yang akan dibangun

Tujuan 21 : Terwujudnya pemerataan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang murah, layak dan berkualitas bagi warga kota

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya penduduk yang dapat menyelesaikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun

Angka Partisipasi Kasar jenjang SD/MIAngka Partisipasi Murni jenjang SD/MIAngka melanjutkan lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTsAngka Putus Sekolah jenjang SD/MIAngka Partisipasi Kasar jenjang SMP/MTsAngka Partisipasi Murni jenjang SMP/MTsAngka Putus Sekolah jenjang SMP/MTs

2. Meningkatnya partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah dan tinggi

Angka Partisipasi Kasar jenjang SMA/SMK/MAAngka Partisipasi Murni jenjang SMA/SMK/MAAngka Putus Sekolah jenjang SMA/SMK/MAAngka melanjutkan lulusan SMA/SMK/MA ke jenjang perguruan tinggiAngka Partisipasi Kasar jenjang Pendidikan Tinggi

Tujuan 22 : Meningkatnya kualitas keterampilan Pemuda dan prestasi Olahraga

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatkan kualitas siswa tingkat SMP,SMA SMK dan MA

Jumlah peserta pelatihan UKS, PMR, Osis, Paskibraka dan PramukaJumlah tenaga pembina UKS yang dilatih

2. Meningkatnya budaya olah raga dan prestasi olah raga

Jumlah sarana dan prasarana olah raga prestasi yang tersedia Jumlah tenaga pembina PMR yang dilatihJumlah tenaga pembina Pramuka yang dilatih

3. Meningkatnya kualitas OKP Jumlah peserta pelatihan WirausahaJumlah peserta pelatihan kepemimpinanJumlah peserta pelatihan keterampilan

4. Meningkatnya budaya olahraga dan prestasi olahraga

Sarana dan Prasarana Olahraga prestasi yang tersediaJumlah kecamatan yang mempunyai sarana dan prasarana olahraga

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

68

Page 69: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Persentase luas lapangan untuk olahraga terhadap luas wilayah kota.

5. Meningkatkanya pembinaan guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jumlah Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang dilatihJumlah siswa yang dilatih/ dibina olahragaPelaksanaan pertandingan olahraga antar sekolah (SMP,SMA,SMK,MA)Pelaksanaan pertandingan olahraga antar sekolah tingkat SD

Tujuan 23 : Meningkatnya apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya melayu dan mewujudkan dalam keseharian penyelenggaraan pemerintahan, menciptakan kondisi fisik Kota Pekanbaru dengan ciri-ciri khas budaya melayu

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya melayu

Persentase instansi pemerintah yang menggunakan busana melayuPersentase instansi swasta yang menggunakan busana melayuPersentase hotel yang menyediakan makanan melayu Persentase rumah makan dan restoran yang menyediakan makanan melayu Persentase pegawai pemerintah yang mampu berbahasa melayuPersentase pegawai swasta yang mampu berbahasa melayu

2. Meningkatnya apresiasi seni peserta didik terhadap budaya melayu dalam kehidupan sehari hari

Porsentase Sekolah yang ikut Even Budaya MelayuPersentase Prasarana dan sarana alat sarana alat kesenian TK, SD, SMP, SMA, SMK yang tersediaSarana alat Aksesoris Tari SD, SMP, SMA, SMK yang tersediaPersentase duta seni pelajar antar PropinsiPersentase duta seni pelajar antar Negara

3 Terciptanya kondisi fisik Kota Pekanbaru dengan ciri-ciri khas budaya melayu

Persentase bangunan pemerintahan yang mempunyai ciri-ciri khas budaya melayuPersentase rumah masyarakat yang mempunyai ciri-ciri khas budaya melayu

Tujuan 24 : Meningkatnya syiar agama, sarana dan prasarana beribadah dan lembaga pendidikan agama untuk mewujudkan masyarakat yang beriman

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

69

Page 70: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

dan bertaqwa serta penerapan kurikulum budaya melayu di setiap tingkatan pendidikan

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas nilai keagamaan di Lembaga pendidikan

Jumlah aktivitas keagamaan di sekolah

2. Meningkatnya penerapan nilai-nilai Budaya Melayu oleh pendidik dan peserta didik

Porsentase yang mampu tulis baca Arab Melayu di sekolahPorsentase lembaga pendidikan yang berbahasa, bertatakrama dan busana Melayu

Tujuan 25 : Meningkatnya kualitas perencanaan di bidang sosial budaya

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya

Jumlah/jenis dokumen perencanaan di bidang sosial budaya

2. Meningkatnya kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang sosial budaya

Persentase kegiatan pembangunan di bidang sosial budaya

Tujuan 26 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya

Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan SehatPersentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Dana Sehat)Persentase Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)Persentase bayi yang mendapat ASI EksklusifJumlah Dokter KeluargaPersentase remaja yang mengerti tentang kesehatan reproduksi, efek narkoba dan penyakit menular seksual

2. Terciptanya lingkungan fisik dan sosial yang sehat

Persentase rumah sehatPersentase tempat-Tempat Umum Sehat

3. Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

Angka Kematian Bayi (AKB) per-1000 kelahiran hidupAngka Kematian Balita per-1000 kelahiran hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

70

Page 71: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) per-100 000 kelahiran hidupAngka Harapan HidupAngka KesakitanJumlah balita dengan kasus gizi burukPersentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi

4. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan

Persentase Penduduk yang Memanfaatkan PuskesmasPersentase Penduduk yang memanfaatkan Rumah sakitPersentase diagnosa kesehatan yang cepat, tepat dan akurat serta ramahPersentase peserta KB PUS MudaPersentase peserta KB Mandiri

5. Meningkatkan pelayanan Kesehatan terjangkau dan bermutu (prima)

Persentase Ketersediaan ObatPersentase Persalinan oleh Tenaga KesehatanPersentase Cakupan Imunisasi pada bayi dan balita disetiap Kelurahan (Universal Child Immunization” - UCI)Persentase Ibu Hamil yang mendapat Tablet Fe (Tab besi)Persentase Murid Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulutPersentase Pekerja yang mendapat Pelayanan Kesehatan KerjaPersentase Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor Keluarga Berencana

6. Meningkatkan jumlah sumberdaya kesehatan profesional

Rasio Dokter Per -100 000 PendudukRasio Dokter Spesialis Per - 100.000 PendudukRasio Dokter Gigi per-100.000 PendudukRasio Apoteker Per-100.000 PendudukRasio Bidan Per- 100.000 PendudukRasio Perawat Per-100.000 PendudukRasio Sanitasi Per-100.000 PendudukRasio Ahli Kesehatan Masyarakat Per-100.000 Penduduk

7. Manajemen Kesehatan Modern Tersedianya Sistem Informasi Manajemen Kesehatan yang berbasis teknologiKota memiliki Profil KesehatanDewan Kesehatan KotaPersentase sarana dan prasarana kesehatan yang layak

Tujuan 27 : Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang kesehatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

71

Page 72: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

SASARAN INDIKATOR SASARAN

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan

Jumlah/jenis dokumen perencanaan di bidang kesehatan

2. Meningkatnya kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang kesehatan

Persentase kegiatan pembangunan di bidang kesehatan yang terkendali

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

72

Page 73: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB IV

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

MISI KESATU : MEWUJUDKAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

Tujuan akhir yang telah ditetapkan guna mewujudkan misi ini adalah (a) Meningkatkan kapasitas

pemerintah kota (b) Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan (c) Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (d)

Mewujudkan kehidupan yang bermasyarakat yang demokratis, maka strategi pembangunan yang

akan dilaksanakan 5 (lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Penataan sistim kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan

2. Peningkatan kinerja dan mutu layanan disemua aspek pelayanan publik

3. Memperluas kesempatan aparatur untuk mengikuti diklat penjenjangan, kursus-kursus dan

pelatihan kedinasan.

4. Optimalisasi sumber-sumber PAD dan penerimaan daerah lainnya

5. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan

6. Menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan

MISI KEDUA : MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN, SISTEM TRANSFORTASI YANG MEMADAI DAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA SERTA PENATAAN RUANG YANG TERINTEGRASI

Tujuan akhir yang telah ditetapkan guna mewujudkan misi ini adalah (a) Meningkatkan Infrastruktur

Perkotaan Sarana dan Prsarana Transportasi Yang Mendukung Mobilitas Perdagangan Barang dan

Jasa (b) Terwujudnya Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Perkotaan Secara Terpadu (c)

Terwujudnya pentaan lingkungan kota yang bersih indah tertib, sehat, hijau dan nyaman, maka

strategi pembangunan yang akan dilaksanakan 5 (lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Pemerliharaan dan fungsi sungai

2. Peningkatan penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasana air bersih

3. Memelihara fasilitasi LLAJ untuk menjamin kualitas serta peningkatan pelayanan kepada

masyarakat

4. Melaksanakan pembangunan fasilitasi LLAJ dan rambu-rambu sungai

5. Penyusunan dan evaluasi rencana detail/teknis tata ruang

6. Meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

73

Page 74: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

7. Meningkatkan pelayanan kebersihan

MISI KETIGA : MENINGKATKAN PEREKONOMIAN RAKYAT DENGAN DUKUNGAN FASILITAS YANG MEMADAI DAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF SERTA PENANGANAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Tujuan akhir yang telah ditetapkan guna mewujudkan misi ini adalah (a) Meningkatkan kualitas dan

kuantitas pasar-pasar tradisional (b) Meningkatnya lembaga keuangan mikro dan permodalan bagi

masyarakat ekonomi lemah (c) Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan

ketenaga kerjaan (d) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan koperasi (e)

Meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan (f) Meningkatnya perekonomian masyarakat melalui

pengembangan industri dan perdagangan (g) Meningkatnya kualitas hidup penyandang masalah

kesejahteraan sosial (h) Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman, maka strategi pembangunan

yang akan dilaksanakan 5 (lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan sarana dan prasarana fasilitas publik

2. Peningkatan penyedian jaringan pendukung untuk UMKM dan petani

3. Peningkatan pembinaan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga

kerja.

4. Pembinaan dan pemberdayaan koperasi.

5. Meningkatkan sarana dan prasarana serta kesejahteraan petani

6. Meningkatkan pemberdayaan PMKS

7. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dunia usaha, perguruan tinggi dan Orsos/

LSM dalam penyelenggaraan pembinaan kesejahteraan sosial.

8. Pembangunan rumah layak huni

9. Membuat perencanaan yang sistematis di bidang ekonomi

MISI KEEMPAT : MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELAYANAN PENDIDIKAN UMUM DAN AGAMA YANG BERKUALITAS DAN TERJANGKAU, PENGEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BUDAYA MELAYU

Tujuan akhir yang telah ditetapkan guna mewujudkan misi ini adalah (a) Meningkatkan kualitas

pendidikan Anak Usis Dini (PAUD) (b) Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (c) Terwujudnya pemerataan dan kesempatan

pendidikan murah dan terjangkau (d) Meningkatnya kualitas keterampilan pemuda dan olahraga (e)

Meningkatkan apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya (f) Meningkatnya siar agama,

sarana dan prasarana beribadah dan lembaga pendidikan agama untuk mewujudkan masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

74

Page 75: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

yang beriman dan bertaqwa serta penerapan kurikulum budaya melayu di setiap tingkatan pendidikan

(g) Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang sosial dan budaya (pendidikan, keagamaan dan

kebudayaan), maka strategi pembangunan yang akan dilaksanakan 5 (lima) tahun kedepan adalah

sebagai berikut :

1. Melaksanakan pembinaan, bantuan peralatan serta melaksanakan kegiatan perlombaan bagi

anak-anak usia dini.

2. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan formal dan non formal baik dari segi kualitas

maupun kuantitas.

3. Pengaturan dan distribusi tenaga pendidik

4. Peningkatan kualitas tenaga pendidik untuk memenuhi standar kompetensi

5. Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan

6. Meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan.

7. Memfasilitasi dan menumbuhkembangkan budaya olahraga

8. Meningkatkan pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya

9. Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama kepada peserta

didik di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.

10. Membuat perencanaan yang sistematis dan melaksanakan pengendalian pembangunan di

bidang pendidikan, keagamaan dan kebudayaan

MISI KELIMA : MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU BAGI MASYARAKAT KOTA, SERTA MENINGKATNYA PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN PERILAKU SEHAT

Tujuan akhir yang telah ditetapkan guna mewujudkan misi ini adalah (a) Meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat (b) Meningkatnya kualitas pembangunan di bidang kesehatan, maka strategi

pembangunan yang akan dilaksanakan 5 (lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi kinerja pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis

2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat

3. Melaksanakan penyuluhan-penyuluhan dan penyebarluasan informasi tentang kesehatan

4. Membuat perencanaan yang sistematis di bidang sosial dan budaya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

75

Page 76: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB V

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah

Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah harus diperhatikan upaya peningkatan

pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat.

Pendapatan daerah dalam struktur mendukung penyelenggaraan pemerintah maupun

pemberian pelayanan publik kepada masyarakat. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka

mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik di Kota

Pekanbaru. Arah pengelolaan pendapatan daerah Kota Pekanbaru tahun 2007-2011 yaitu

mobilisasi sumber-sumber PAD penerimaan daerah lainnya.

5.2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah

Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja langsung disamping tetap

menjaga ekistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah

harus megedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang

diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis daerah.

5.3. Arah Pembiayaan Daerah

Sebagaimana yang diatur pada penjelasan pasal 17 ayat 3 dalam undang-udang Nomor 17

tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan pasal 83 ayat 2 berikut penjelasannya dalam

undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah, maka jumlah kumulatif defisit anggaran tidak diperkenankan

melebihi 3 persen dari Produk Domestik Regional Bruto tahun bersangkutan

5.4. Kebijakan Umum Anggaran

5.4.1. Pendapatan Daerah

Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan

lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah dan penerimaan

daerah lainnya. Kebijakan pendapatan daerah Kota Pekanbaru tahun 2007-2011

diperkirakan akan mengealami pertumbuhan rata-rata sekitar 11,85% dan pertumbuhan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

76

Page 77: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

tersebut lebih disebabkan oleh adanya pertumbuhan komponen PAD dan dana

perimbangan yang masing-masing diperkirakan tumbuh sekitar 11,52% dan 11,84%.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

77

Page 78: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011 78

Page 79: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

5.4.2. Belanja Daerah

Kebijakan daerah sampai dengan 2011 diperkirakan akan didominasi belanja langsung

sekitar 69.51% sedangkan untuk belanja belanja tidak langsung, diperkirakan akan

menyerap rata-rata sekitar 30,49.

Dilihat dari sisi pertumbuhannya, komponen belanja adaerah tahun 2007-2011

diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata untuk masing-masing komponen

belanja.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011

79

Page 80: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru 2007-2011 80

Page 81: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB VI

KEBIJAKAN UMUM

6.1. MISI I : MEWUJUDKAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

6.1.1. Terwujudnya Tata Kepemerintahan Yang Baik dan Meningkatnya Peran Serta Masyarakat dan Swasta Dalam Pemerintahan dan Pembangunan.

a. Sasaran Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Kota

Pekanbaru:→ SOT Satker yang sesuai dengan kebutuhan dengan sistem dan prosedur kerja

yang telah disederhanakan dapat selesai 100 % dalam 5 tahun mendatang.

→ Pengembangan Satuan Pelayanan Terpadu

→ Terbangunya jaringan teknologi informatika (internet dan intranet) di semua

satker

→ Terbangunnya e-Goverment di Pemerintah Kota Pekanbaru

→ Peningkatan pengenalan SDM aparatur terhadap teknologi informatika mencapai

10 %.

→ Tersedianya tenaga webmaster di semua satker

→ Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana aparatur

→ Komposisi kesesuaian jumlah pejabat struktural yang memenuhi standar

kompetensi dengan kualifikasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi

→ Meningkatnya tenaga teknis yang memenuhi standar

→ Meningkatkan jumlah penerimaan PAD dari hasil pengelolaan kekayaan daerah

→ Meningkatnya persentase kegiatan pembangunan yang berasal dari aspirasi

masyarakat (bottom up)

→ Meningkatnya jumlah satker yang menerapkan sistem penganggaran berbasis

kinerja dan melaksanakan sistem AKIP.

→ Meningkatkan persentase pengelolaan arsip aktif dan in aktif sesuai standar

Berkurangnya Praktek KKN di Birokrasi → Berkurangnya jumlah kasus KKN yang ditemukan

→ Meningkatnya jumlah kasus KKN yang diselesaikan secara hukum

→ Meningkatkan jumlah kerugian daerah yang dapat diselamatkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

81

Page 82: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Meningkatkan persentase temuan yang ditindaklanjuti

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik→ Meningkatnya persentase jumlah aplikasi teknologi informasi dalam rangka

pemberian pelayanan informasi guna meningkatkan peran serta masyarakat dan

swasta dalam pembangunan.

→ Menurunnya jumlah keluhan masyarakat atas pelayanan publik

→ Meningkatnya jumlah keluhan masyarakat yang dapat diselesaikan

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik→ Jumlah aspirasi masyarakat yang diterima anggota DPRD

→ Peningkatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat kelurahan

dalam lima tahun kedepan dapat mencapai 69,2 %.

→ Meningkatkan persentase penyelesaian terhadap masukan dan pengaduan

masyarakat

b. Kebijakan Menata kembali kelembagaan pemerintah agar dapat berfungsi secara lebih

memadai, efektif dengan struktur lebih proporsional, ramping, luwes dan responsif

Penataan dan peningkatan kapasitas SDM aparatur agar lebih profesional sesuai

dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi

masyarakat.

Peningkatan kesejahteraan pegawai

Penyempurnaan tertib administrasi pemerintahan.

Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan

Mengembangkan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan

implementasinya pada seluruh satker.

Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan

layanan publik melalui mekanisme dialog dan musyawarah terbuka.

Optimalisasi pelestarian dokumen/ arsip daerah dalam pengelolaan tugas dan fungsi

pemerintahan.

Guna pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pelayanan umum,

melalui program-program sebagai berikut :

Fungsi Pelayanan Umum :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

82

Page 83: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi

Program Pendidikan Kedinasan

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kota

Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa/Kelurahan

Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / Arsip Daerah

Program Pemeliharaan Rutin / Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan

Program Peningkatan Kualitas Pelayananan Informasi

Program Peningkatan Sistem Pengawsan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan

Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Program Mengintensifkan Penangan Pengaduan Masyarakat

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan/Kelurahan

6.1.2. Terwujudnya keamanan dan ketertiban serta kehidupan masyarakat yang demokratis

a. Sasaran Meningkatnya budaya hukum dilingkungan masyarakat :

→ Meningkatnya persentase penduduk yang memiliki dokumen kependudukan

hingga mencapai 90 %Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

83

Page 84: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Membina 200 siskamling di tingkat kelurahan

→ Menurunnya kasus pelanggaran perda, jika tahun 2007 terdapat 120 kasus maka

pada tahun 2011 diupayakan turun menjadi 40 kasus.

→ Menurunnya kasus penyakit masyarakat, jika tahun 2007 terdapat 60 kasus

maka pada tahun 2011 diupayakan hanya tinggal 20 kasus.

Meningkatnya Kerukunan Hidup Bermasyarakat dan Beragama Meminimalisir jumlah potensi konflik antar suku, agama, ras

dan antar golongan

Meningkatnya pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Penanganan untuk 2.000 orang korban bencana alam

Meningkatkan peran pers dan media massa untuk memenuhi hak masyarakat dalam memperoleh informasi

Jumlah berita di media yang dapat menjadi masukan bagi

Pemerintah Kota

Frekuensi berita opini dan kritikan terhadap kebijakan

Pemerintah Kota di Media Massa

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat dan berpolitik :

→ Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan presiden dan wakil presiden

tahun 2009 dapat mencapai 80 %

→ Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu DPD, DPR dan DPRD tahun 2009

dapat mencapai 80 %

→ Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

tahun 2008 dapat mencapai 80 %

→ Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota

pada pilkada tahun 2011 dapat mencapai 80 %

b. Kebijakan Penyempurnaan sistim pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan pengelolaan

informasi kependudukan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

84

Page 85: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Mengembangkan budaya, kesadaran dan ketaatan hukum serta meningkatkan

swakarsa masyarakat dalam menjaga dan menciptakan keamanan.

Memberikan pemahaman dan pembinaan kepada masyarakat melalui pelatihan-

pelatihan.

Pemanfaatan media massa secara lebih luas untuk membuka peluang bagi

masyarakat untuk dapat mengakses informasi yang lebih luas secara cepat dan

akurat.

Meningkatkan etika dan moral budaya politik sesuai dengan prinsip-prinsip

demokrasi melalui pendidikan politik masyarakat.

Guna pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pelayanan umum

dan fungsi ketertiban dan ketentraman, melalui program-program sebagai berikut :

Fungsi Pelayanan Umum :

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa

Fungsi Ketertiban dan Ketentraman :

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Program Pemeliharaan Kantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

Program Pendidikan Politik Masyarakat

6.2. MISI II : MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN, SISTEM TRANSFORTASI YANG MEMADAI DAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA SERTA PENATAAN RUANG YANG TERINTEGRASI

6.2.1 Meningkatkan Infrastruktur Perkotaan Sarana dan Prsarana Transportasi Yang Mendukung Mobilitas Perdagangan Barang dan Jasaa. Sasaran

Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan Panjang jalan yang terbangun menjadi sepanjang 393.755 km

Jumlah jemabatan yang terbangun sebanyak 38 unit

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

85

Page 86: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Panjang jalan yang terpelihara sepanjang 146.476 KM

Persentase kondisi jalan dengan kuaifkasi baik sebesar 63,90%

Persentase kondisi jembatan dengan kualifikasi baik

Membangun dan meningkatkan fungsi saluran drainase Panjang talud yang dibangun sepanjang 14.014 m

Panjang talud yang terpelihara sepanjang 10.041 m

Panjang sungai dinormalisasi sepanjang 173.117 m

Membangun dan meningkatkan sarana dan prsarana permukiman Panjang jalan yang disemeniasasi sepanjang 65.055 m

Panjang drainase primer sepanjang 67.936 m

Jumlah sumur bor yang dibuat sebanyak 40 unit

Tersedianya dokumen kebijakan pengembangan sektor perhubungan Dokumen perencanaan kebijakan serta monitoring pembangunan sektor

perhubungan sebanyak 21 buah

Pengelolaan terminal angkutan darat sebanyak 1 unit

Terpeliharanya prasarana dan fasilitas LLAJ dan pelabuhan Pemeliharaan fasilitas LLAJ dan pelabuhan sebanyak 3.802 unit

Terlaksananya pelayanan angkutan dengan baik Penyuluhan bagi parasupir angkutan umum dan peningkatan disiplin masyarkat

sebanyak 25

Peningkatan kualitas pelayanan angkutan dan keselamatan angkutan darat

sebanyak 1 kegiatan

Peningkatan kualitas pelayanan diterminal penumpang dengan menjalin

keamanan, kenyamanan dan kebersihan sebanyak 1 kegiatan

Tersedianya sarana dan prasarana perhubungan Gedung terminal barang sebanyak 1 unit

Halte sebanyak 70 unit

Jembatan penyeberangan sebanyak 5 unit

Tersedinya fasilitas pengendalian dan pengamanan lalu lintas

Fasilitas LLAJ sebanyak 7.068 unit

Rambu Sungai sebanyak 20 unit

Tersedianya perlengkapan dan sistem pengujian kenderaan bermotor

Balai Pengujian Kendaraan Bermotor sebanyak 3 unit

Alat pengujian kendaraan bermotor sebayak 1 unit

Komputer Administrasi PKB sebayak 12 unit

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

86

Page 87: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Meningkatkan pencegahan kebakaran melalui penyuluhan masyarakat

Jumlah RW yang menjadi sasaran penyuluhan sebanyak 548 orang

Jumlah perusahaan yang menjadi sasaran penyuluhan (lembaga)

Jumlah hotel/wisma yang menjadi sasaran penyuluhan (unit)

Jumlah Instansi Pemerintah yang menjadi sasaran penyuluhan (unit)

b. Kebijakan Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan konstruksi prasarana jalan dengan

prioritas tersebar merata ke wilyah pinggiran kota dan akses ke kawsan strategi dan

fasilitasi publik yang didukung dengan sistem informasi yang mantap

Meningkatkan pemeliharaan dan fungsi sungai

Mengembangkan perbankan dan penyehatan lingkungan permukiman dan

perumahan serta keindahan kota

Meningkatkan penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih

Meningkatkan sistem transportasi dengan dukungan dokumen kebijakan, sarana

prasaranan , fasilitas dan pelayanan LLAJ serta sistem pengelolaan terminal

Memelihara fasilitas LLAJ untuk menjamin kualitas serta peningkatan pelayanan

pelayanan masyarakat

Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat

Peningakatan kualitas pelayanan angkutan umum dengan meningkatkan peran serta

komponen masyarakat pelaku teransportasi serta peningkatan keselamatan dengan

ditunjang prasarana yang memadai

Guna pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi perumahan dan

fasilitas umum, fungsi ekonomi, melalui program-program sebagai berikut :

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

Program Pembangunan jalan dan jembatan

Program Pembangunan sistem informasi/ database jalan dan jembatan

Proram Peningkatan sarana prasarana kebinamargaan

Program Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

Program Pembangunan turap/talud/bronjong

Program Rehabilitasi/ pemeliharaan talud/bronjong

Prgram Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan

jaringan pengairan lainnya

Program Pengembangan perumahan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

87

Page 88: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program Penyediaan dan pengelolaan air baku

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

Fungsi ekonomi

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kenderaan Bermotor

6.2.2 Terwujudnya Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Perkotaan Secara Terpadua. Sasaran

Terwujudnya keserasian pemanfaatan dan pengendalian ruang dalam suatu sistem wilayah pembangunan yang berkelanjutan Persentase luas wilayah yang memiliki RDTR

Persentase luas wilayah yang memiliki RTBL

Tersedianya rencana detail dan teknis tata ruang Jumlah rencana tata ruang

Tersedianya pedoman teknis perizinan tata ruang dan bangunan Jumlah pedoman teknis perizinan tata ruang dan bangunan

Terawasinya pemanfaatan ruang kota Jumlah pelanggaran pemanfaatan ruang kota

b. Kebijakan Penyusunan dan evaluasi rencana detail / teknis tata ruang

Evaluasi dan Penyusunan Pedoman Teknis Perizinan

Melaksanakan kegiatan monitoring dan pengawasan

pemanfaatan ruang kota

Guna pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi lingkungan hidup

melalui program-program sebagai berikut :

Fungsi lingkungan hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

88

Page 89: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program Perencanaan Tata Ruang

Program Pemanfaatan Ruang

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

6.2.3 Terwujudnya pentaan lingkungan kota yang bersih indah tertib, sehat, hijau dan nyaman

a. Sasaran Meningkatnya pemahaman pemerintah, pengusaha dan masyarakat dalam

menciptakan kota bersih, indah dan tertib Peraihan Adipura

Pelaksanaan Prokasih

Pelaksanaan Proper

Terlaksananya Pengkajian dampak lingkungan Persentase pengawasan B3

Persentase produk ramah lingkungan

Persentase AMDAL/UKL-UPL

Tersedianya data kualitas udara ambient Kota Pekanbaru Data ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara)

Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem Sosialisasi penyelamatan flora dan fauna

Pengawasan pemanfaatan Air Bawah Tanah

Penyusunan program pembangunan pengendalian SDA dan LH Terciptanya program pembangunan pengendalian SDA dan LH Kota Pekanbaru

Peningkatan persentase data potensi lingkungan hidup Kota Pekanbaru Data Limbah Cair, Air Bawah Tanah, NSDH, Amdal, UKL/UPL, IPAL, Kegiatan

Usaha/Industri

Meningkatkan partisipasi dalam mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor Baku mutu emisi gas buang yang berasal dari kendaraan bermotor

Meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan limbah cair dan padat Persentase pengusaha dan masyarakat yang membuang langsung limbah

domestik ke media umum

Baku mutu limbah cair kegiatan/industri yang dibuang ke media umum

Mengurangi kebakaran hutan / lahan di Kota Pekanbaru

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

89

Page 90: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Persentase terpetanya kawasan rawan kebakaran hutan

Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan

Meningkatnya sarana dan prasarana TPU Jumlah lokasi pemakaman

Jumlah fasilitas di TPU

Meningkatkan kebersihan kota Volume sampah yang terangkut

Persentase sampah terangkut sesuai jadwal

Jumlah TPA yang dibangun

Jumlah truk sampah yang diadakan

Jumlah alat berat yang diadakan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas penghijauan kota dan taman-taman kota Persentase tersedianya Taman Kota

Jumlah ruas jalan yang dimanfaatkan untuk penghijauan kota

Jumlah populasi pohon penghijauan

Jumlah pohon yang ditanam oleh masyarakat

Luas taman di di median jalan

Luas taman kota yang terawat

Luas taman kota yang dibuat oleh masyarakat

Meningkatkan kualitas dan kuantitas penerangan jalan yang terang, indah gemerlap Jumlah penambahan titik lampu penerangan jalan

Jumlah titik lampu penerangan jalan yang terpelihara

Jumlah penambahan lampu hias

Jumlah titik lampu hias yang terpelihara

Jumlah pemasangan lampu penerangan jalan/lampu hias oleh masyarakat

b. Kebijakan Meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat

kegiatan pembangunan

Meningkakan pelayanan kebersihan

Guna pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi lingkungan hidup dan

fungsi perlindungan sosial, melalui program-program sebagai berikut :

Fungsi lingkungan hidup

Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

90

Page 91: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH

Program perlidungan dan konservasi sumber daya alam

Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA

Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH

Program peningkatan pengendalian polusi

Program pengendalian kebakaran hutan

Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

Program pengelolaan lampu penerangan jalan/lampu hias

Fungsi Perlindungan Sosial

Program pengembangan prasarana dan sarana pemakaman

6.3. MISI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN RAKYAT DENGAN DUKUNGAN FASILITAS YANG MEMADAI DAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF SERTA PENANGANAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

6.3.1. Peningkatan Perekonomian Rakyata. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna peningkatan perekonomian

rakyat dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif, adalah

sebagai berikut :

Tersedianya sarana pasar yang memadai :

→ Pembangunan pasar-pasar tradisonal sebanyak 3 unit

→ Tingkat hunian kios oleh pedagang tradisional 100 %

Pembinaan terhadap pedagang tradisional

Pembentukan lembaga keuangan mikro

UMKM yang dapat bantuan dari lembaga keuangan

Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi sesuai dengan jati diri koperasi :

→ Koperasi yang berbadan hukum meningkat menjadi 4.070 unit.

→ Koperasi yang aktif sebesar 86,6 %

→ Koperasi aktif yang melaksanakan Rapat Akhir Tahun (RAT) sebesar 54,8 %

→ Koperasi aktif yang memiliki manajer sebesar 10,9 %

→ Koperasi aktif yang membagikan SHU sebesar 100 %

Meningkatnya produktivitas pertanian :

→ Produktivitas tanaman pangan dan holtikultura :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

91

Page 92: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Tanaman pangan sebanyak 37 ton/ ha

Sayur-sayuran sebanyak 37 ton/ ha

Buah-buahan sebanyak 23 ton/ ha

→ Produksi peternakan (daging) :

Ternak besar sebanyak 14.000 ton

Ternak kecil sebanyak 900 ton

Unggas sebanyak 39.000 ton

→ Produksi perikanan sebanyak 6,2 ton/ ha.

Penguatan sektor Industri :

→ Industri kecil yang di bina sebanyak 50 unit usaha

→ Industri menengah yang di bina sebanyak 15 unit usaha

→ Industri besar yang di bina sebanyak 15 unit usaha

→ Pengembangan industri pariwisata sebanyak 15 paket

Penguatan sektro perdagangan :

→ Usaha pedagang kecil yang di bina sebanyak 35 unit usaha

→ Usaha pedagang menengah yang di bina sebanyak 25 unit usaha

→ Usaha pedagang besar yang di bina sebanyak 25 unit usaha

Meningkatkan promosi produk unggulan dan investasi :

→ Penyelenggaraan pameran :

Di dalam dan luar negeri sebanyak 20 kali

Di dalam negeri sebanyak 19 kali

Di luar negeri sebanyak 14 kali

→ Penyebarluasan informasi investasi sebanyak 6 kali.

→ Pelaksanaan pengawasan di bidang pertambangan sebanyak 5 paket

→ Pendataan potensi di bidang pertambangan sebanyak 3 paket

→ Melaksanakan koordinasi pengembangan ketenagalistrikan sebanyak 5 kali

→ Pendataan pengguna energi listrik sebanyak 2 paket

→ Keikutsertaan dalam kegiatan kepariwisataan sebanyak 36 event.

→ Keikutsertaan dalam kegiatan promosi pariwisata sebanyak 45 event.

Pembangunan rumah layak huni guna meningkatkan kualitas rumah tangga miskin

sebanyak 175 unit

Pembuatan dokumen perencanaan pembangunan di bidang ekonomi

b. Kebijakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

92

Page 93: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, peningkatan perekonomian rakyat dengan

dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif akan dilaksanakan

dalam kerangka arah kebijakan sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Meningkatkan kinerja anggota perkoperasian melalui pembinaan, pengawasan dan

evaluasi serta pemberian penghargaan bagi koperasi yang berprestasi.

Meningkatkan dan mengembangkan produksi pertanian.

Meningkatkan kemampuan teknologi dan penambahan sarana dan prasarana

pembenihan ikan di tingkat petani.

Melakukan pembinaan melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan terhadap

usaha-usaha yang bergerak di sektor industri dan perdagangan

Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka langkah-langkah

yang akan ditempuh dijabarkan melalui program-program yang terklasifikasi dalam

berbagai fungsi antara lain :

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum :

Program pembangunan infrastruktur perdesaan.

Program pengembangan perumahan

Fungsi Ekonomi :

Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif

Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kempetitif usaha kecil

menengah.

Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil

Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

Program peningkatan kesejahteraan petani

Program peningkatan ketahanan pangan

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

Program peningkatan produkasi teknologi pertanian/ perkebunan

Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan

Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan

Program perencanaan dan pengembangan hutan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

93

Page 94: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program rehabilitasi hutan dan lahan

Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan

Program pemberdayaan penyuluh pertanian

Program peningkatan produksi hasil peternakan

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

Program peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi

Program pengembangan industri kecil dan menengah

Program peningkatan kemampuan teknologi industri

Program penataan struktur industri

Program pengembangan sentra-sentra industri potensial

Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Program peningkatan kerjasama perdagangan internasional

Program peningkatan dan pengembangan eksport

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

Program pembinaan dan pengembangan bidang kelistrikan

Fungsi Pariwisata dan Budaya :

Program pengembangan destinasi pariwisata

Program pengembangan pemasaran pariwisata

6.3.2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. SasaranSasaran yang akan dicapai guna mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam

lima tahun kedepan, adalah sebagai berikut :

Mempertahankan rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar

11,52% pertahun.

b. Kebijakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

94

Page 95: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Kebijakan yang diambil guna pencapaian sasaran diatas, lebih diarahkan kepada usaha-

usaha peningkatan dan pengembangan melalui fungsi pelayanan umum dengan program

peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

6.3.3. Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja dan Perlindungan Ketenagakerjaana. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna peningkatan perluasan

kesempatan kerja dan perlindungan ketenagakerjaan, adalah sebagai berikut :

Meningkatnya kualitas SDM angkatan kerja :

→ Pencari kerja yang terlatih pada tahun 2011 meningkat menjadi 10.600 orang

→ Penempatan tenaga kerja melalui bursa tenaga kerja meningkat menjadi 1.900

orang

→ Tenaga kerja yang terlatih meningkat menjadi 750 orang

Berkembangnya sistem hubungan industrial yang harmonis :

→ Jenis usaha yang mempekerjakan pekerja sebanyak 1.500 unit

→ Masalah/ problem ketenagakerjaan yang dapat diselesaikan sebanyak 895 kasus

b. KebijakanArah kebijakan guna pencapaian sasaran diatas, meliputi :

Mendorong kearah peningkatan kualitas SDM yang produktif melalui pelatihan dan

permagangan.

Mengembangkan kualitas dan membina hubungan industrial

Memberikan perlindungan serta penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi ekonomi, dengan

program-program sebagai berikut :

Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

Program peningkatan kesempatan kerja

Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

6.3.4. Peningkatan Kualitas Hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosiala. Sasaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

95

Page 96: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna meningkatkan kualitas hidup

fakir miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta

pemberdayaan lembaga-lembaga sosial, adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas hidup fakir miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS)

→ PMKS yang mendapat pendidikan dan keterampilan sebanyak 2.815 orang

→ Pemberian layanan dan rehabilitasi kepada 2.690 orang PMKS

→ Pembinaan kepada 180 orang anak terlantar

→ Pembinaan kepada 145 orang penyandang cacat dan eks. Trauma

→ Pembinaan kepada 160 orang anak-anak panti asuhan dan orang tua

→ Pembinaan kepada 80 orang Eks. Penyandang penyakit sosial

→ Pelaksanaan penyuluhan pencegahan HIV/ AIDS kepada 400 orang peserta

Pemberdayaan kelembagaan sosial (karang taruna, orsos dan pekerja sosial

masyarakat)

→ Pembinaan terhadap 80 karang taruna

→ Pembinaan terhadap 60 organisasi sosial

→ Pembinaan kepada sebanyak 120 orang Pekerja Sosial Masyarakat

Meningkatkan kualitas hidup bagi keluarga miskin

→ Pembangunan rumah layak huni sebanyak 175 unit

b. KebijakanArah kebijakan guna pencapaian sasaran diatas, meliputi :

Meningkatkan kualitas hidup PMKS melalui peningkatan kualitas pelayanan,

pembinaan dan pemberdayaan.

Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi,

organisasi sosial dan LSM dalam penyelenggaraan pembinaan kesejahteraan sosial.

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi perlindungan sosial dan

fungsi perumahan dan fasilitas umum, dengan program-program sebagai berikut :

Fungsi Perlindungan Sosial :

Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial

Program pembinaan para penyandang cacat dan eks. Trauma

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

96

Page 97: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program pembinaan eks. Penyandang penyakit sosial (Eks. Narapidana, PSK,

narkoba dan penyakit sosial lainnya)

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum :

Program pengembangan perumahan

6.3.5. Meningkatnya Kualitas Pembangunan di Bidang Ekonomi

a. SasaranSasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di

bidang ekonomi

b. KebijakanKebijakan guna pencapaian sasaran diatas lebih diarahkan pada pembuatan dokumen-

dokumen perencanaan dan pelaksanaan pengendalian kegiatan pembangunan, melalui

program prerencanaan pembangunan ekonomi yang terklasifikasi dalam fungsi

pelayanan umum.

6.4. MISI MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELAYANAN PENDIDIKAN UMUM DAN AGAMA YANG BERKUALITAS DAN TERJANGKAU, PENGEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BUDAYA MELAYU

6.4.1. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)a. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna peningkatan kualitas PAUD,

adalah meningkatnya prasarana, sarana, kreativitas guru dan peserta PAUD dengan

target sasaran :

Pembinaan terhadap 78 Lembaga PAUD

Guru PAUD yang diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas PAUD sebanyak 400 orang

Peserta PAUD yang diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas PAUD sebanyak 640

orang

Meningkatkan persentase Pembuatan Alat Pendidikan Edukatif (APE) guru PAUD

secara bertahap mulai dari tahun 2007 sebesar 40 % dan pada akhirnya tahun 2011

mencapai 120 %

Meningkatkan persentase bantuan Alat Pendidikan Edukatif (APE) kelembagaan

PAUD secara bertahap mulai dari tahun 2007 sebesar 40 % dan pada akhirnya tahun

2011 mencapai 120 %

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

97

Page 98: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Meningkatkan kualitas Guru PAUD

b. KebijakanArah kebijakan guna pencapaian sasaran diatas, meliputi :

Meningkatkan prasarana dan sarana PAUD

Melaksanakan pembinaan terhadap lembaga dan guru PAUD

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui Program Pendidikan Anak Usia

Dini yang termasuk dalam klasifikasi fungsi pendidikan.

6.4.2. Meningkatnya Kualitas Pendidikan sesuai dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan, adalah sebagai berikut :

Meningkatnya persentase kelulusan disetiap satuan tingkat pendidikan

→ Persentase tingkat kelulusan siswa SD/ MI pada tahun 2007 sebesar 83 % dan

secara bertahap akan mencapai 95 % pada tahun 2011.

→ Persentase tingkat kelulusan siswa SMP/ MTs pada tahun 2007 sebesar 80 %

dan secara bertahap akan mencapai 90 % pada tahun 2011.

→ Persentase tingkat kelulusan siswa SMA/ SMK/ MA pada tahun 2007 sebesar 72

% dan secara bertahap akan mencapai 85 % pada tahun 2011.

→ Meningkatkan nilai rata-rata NEM SMP, dari nilai rata-rata 6,18 pada tahun

dasar 2007 secara bertahap menjadi 6,91 pada tahun 2011.

→ Meningkatkan nilai rata-rata NEM SMA/ SMK, dari nilai rata-rata 6,20 pada

tahun dasar 2007 secara bertahap menjadi 6,65 pada tahun 2011.

→ Meningkatkan persentase lulusan SMA/ SMK yang diterima di Perguruan Tinggi,

tahun 2007 sebesar 52,15 % secara bertahap akan mencapai 60,00 % pada

tahun 2011.

→ Meningkatkan persentase lulusan SMA/ SMK yang diterima kerja, tahun 2007

sebesar 35,14 % secara bertahap akan mencapai 40,13 % pada tahun 2011.

Meningkatkan kualitas dan ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

→ Rasio jumlah guru terhadap siswa SD/ MI pada tahun 2007 dengan

perbandingan 1 orang guru untuk melayani 45 orang siswa maka secara

bertahap diharapkan pada tahun 2011 rasionya menjadi 1 orang guru berbanding

36 orang siswa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

98

Page 99: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Meningkatkan persentase guru SD/ MI yang berijazah minimal S1/ D4, tahun

2007 sebesar 33,68 % secara bertahap pada tahun 2011 akan mencapai 75,35

%.

→ Rasio jumlah guru terhadap siswa SMP/ MTs pada tahun 2007 dengan

perbandingan 1 orang guru untuk melayani 44 orang siswa maka secara

bertahap diharapkan pada tahun 2011 rasionya menjadi 1 orang guru berbanding

36 orang siswa.

→ Meningkatkan persentase guru SD/ MI yang berijazah minimal S1/ D4, tahun

2007 sebesar 59,82 % secara bertahap pada tahun 2011 akan mencapai 87,15

%.

→ Rasio jumlah guru terhadap siswa SMA/ SMK/ MA pada tahun 2007 dengan

perbandingan 1 orang guru untuk melayani 44 orang siswa maka secara

bertahap diharapkan pada tahun 2011 rasionya menjadi 1 orang guru berbanding

36 orang siswa.

→ Meningkatkan persentase guru SD/ MI yang berijazah minimal S1/ D4, tahun

2007 sebesar 88,01 % secara bertahap pada tahun 2011 akan mencapai 94,36

%.

→ Rasio guru mata pelajaran terhadap jumlah jam pelajaran SMP/ MTs dan SMA/

SMK/ MA. Pada tahun 2007 dengan rasio 1 orang guru mengajar 30 jam, maka

pada tahun 2011 diharapkan 1 orang guru mengajar 24 jam.

→ Rasio guru kelas terhadap jumlah kelas SD/ MI pada tahun 2011 menjadi 1

berbanding 1.

Meningkatkan pembinaan tenaga pengajar pada pendidikan non formal

→ Pembinaan untuk 150 orang tenaga tutor pada Paket A, B dan Paket C

→ Pembinaan untuk 150 orang tenaga tutor pada lembaga kursus

Meningkatnya prasarana dan sarana pada pendidikan non formal

→ Jumlah bantuan sarana pada 75 lembaga kursus

→ Pemberian bantuan sarana pada Paket A, B dan Paket C .....

Meningkatkan kualitas SDM yang putus sekolah

→ Pelatihan kursus tenun songket sebanyak 240 orang

→ Pelatihan kursus bordir sebanyak 240 orang

→ Pelatihan kursus montir sebanyak 100 orang

→ Pelatihan kursus komputer sebanyak 100 orang

Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

99

Page 100: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Revitalisasi gedung SD/ MI sebanyak 52 unit

→ Revitalisasi gedung SMP/ MTs sebanyak 6 unit

→ Revitalisasi gedung SMA/ MA sebanyak 2 unit

→ Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) gedung SMK sebanyak 30 RKB

→ Pembangunan Laboratorium Kimia SMA/ MA sebanyak 36 unit

→ Pembangunan Laboratorium Biologi SMA/ MA sebanyak 35 unit

→ Pembangunan Laboratorium Fisika SMA/ MA sebanyak 35 unit

→ Pembangunan Laboratorium IPA SD/ MI sebanyak 50 unit

→ Pembangunan Laboratorium Bahasa SD/ MI sebanyak 50 unit

→ Pembangunan Laboratorium Biologi SMP/ MTs sebanyak 50 unit

→ Pembangunan Laboratorium Kimia SMP/ MTs sebanyak 50 unit

→ Pembangunan Laboratorium Fisika SMP/ MTs sebanyak 50 unit

→ Pembangunan Laboratorium Bahasa SMP/ MTs sebanyak 50 unit

→ Pembangunan Laboratorium IPS SMP/ MTs sebanyak 50 unit

→ Pengadaan buku pelajaran SD/ MI sebanyak 595.000 eksamplar

→ Pengadaan buku pelajaran SMP/ MTs sebanyak 510.836 eksamplar

→ Pengadaan alat peraga SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA/ SMK sebanyak 10 buah

→ Pembangunan perpustakaan SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA/ SMK sebanyak 46

unit

→ Pembangunan SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA/ SMK sebanyak 48 unit

→ Pembangunan tempat ibadah sebanyak 25 unit

→ Pengadaan meubelier SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA/ SMK sebanyak 40.290 unit

→ Pembangunan USB SMP/ MTs, SMA/ MA/ SMK sebanyak 15 unit

→ Pembangunan Rumah Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga Sekolah Dasar

sebanyak 168 unit

b. KebijakanArah kebijakan guna pencapaian sasaran diatas, meliputi :

Memberi kesempatan bagi anak didik untuk memperoleh pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi sesuai dengan perkembangan fisik dan fsikis anak.

Melaksanakan pendidikan lanjutan bagi tenaga pendidik.

Memberdayakan, membina dan memberikan bantuan kepada satuan-satuan

pendidikan non formal

Meningkatkan prasarana dan sarana pendidikan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

100

Page 101: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pendidikan, dengan

program-program sebagai berikut :

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Program Pendidikan Menengah

Program Pendidikan Non Formal

Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

6.4.3. Terwujudnya Pemerataan dan Kesempatan Pendidikan Murah dan Terjangkaua. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna mewujudkan pendidikan

murah dan terjangkau ini adalah :

Meningkatnya penduduk yang dapat menyelesaikan program wajib belajar sembilan

tahun. Hal ini dapat dilihat dari :

→ Meningkatnya angka partisipasi kasar pada jenjang SD/ MI. Jika pada tahun

2007 APK sebesar 116,63 % maka pada tahun 2011 APK tersebut dapat

mencapai 124,05 %.

→ Meningkatnya angka partisipasi murni pada jenjang SD/ MI. Jika pada tahun

2007 sebesar 99,81 % maka pada tahun 2011 angka tersebut dapat mencapai

104,14 %.

→ Meningkatnya persentase siswa SD/ MI yang melanjutkan ke jenjang SMP/ MTs.

Jika pada tahun 2007 sebesar 81,11 % maka diharapkan pada tahun 2011

persentasenya mencapai 90,11 %

→ Meningkatnya angka partisipasi kasar pada jenjang SMP/ MTs. Jika pada tahun

2007 APK sebesar 92,82 % maka pada tahun 2011 APK tersebut dapat

mencapai 99,11 %.

→ Meningkatnya angka partisipasi murni pada jenjang SMP/ MTs. Jika pada tahun

2007 sebesar 72,51 % maka pada tahun 2011 angka tersebut dapat mencapai

90,05 %.

→ Menurunkan persentase angka putus sekolah jenjang SMP/ MTs. Jika pada

tahun 2007 sebesar 0,19 % maka diharapkan pada tahun 2011 angka tersebut

turun menjadi 0,08 %

Meningkatkan partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan menengah dan

Perguruan Tinggi. Hal ini dapat dilihat dari :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

101

Page 102: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Meningkatnya angka partisipasi kasar pada jenjang SMA/ SMK/ MA. Jika

pada tahun 2007 APK sebesar 76,95 % maka pada tahun 2011 APK

tersebut dapat mencapai 83,00 %.

→ Meningkatnya angka partisipasi murni pada jenjang SMA/ SMK/ MA. Jika

pada tahun 2007 sebesar 54,82 % maka pada tahun 2011 angka tersebut

dapat mencapai 62,25 %.

→ Menurunkan persentase angka putus sekolah jenjang SMA/ SMK/ MA. Jika

pada tahun 2007 sebesar 0,49 % maka diharapkan pada tahun 2011 angka

tersebut turun menjadi 0,23 %

→ Meningkatnya persentase siswa SMA/ SMK/ MA yang melanjutkan ke

jenjang Perguruan Tinggi. Jika pada tahun 2007 sebesar 52,15 % maka

diharapkan pada tahun 2011 persentasenya mencapai 60,00 %

b. KebijakanKebijakan yang diambil guna pencapaian sasaran diatas lebih diarahkan kepada usaha-

usaha untuk menurunkan kesejangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat

dengan memberikan akses yang lebih besar terutama kepada kelompok masyarakat

miskin.

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pendidikan, dengan

program-program sebagai berikut :

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Program Pendidikan Menengah

6.4.4. Meningkatnya Kualitas Keterampilan Pemuda dan Olahraga

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna mencapai tujuan tersebut

adalah sebagai berikut :

Meningkatnya kualitas siswa tingkat SMP, SMA, SMK dan MA dari segi keterampilan

yang dimilikinya

→ Pelatihan UKS, PMR, OSIS, PASKIBRAKA dan Pramuka untuk 4.250 orang

siswa

Meningkatkan kualitas tenaga pendidik

→ Pelatihan tenaga pembina UKS sebanyak 390 orang

→ Pelatihan tenaga pembina PMR sebanyak 475 orang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

102

Page 103: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Pelatihan tenaga pembina Pramuka sebanyak 300 orang

Meningkatkan kualitas Organisasi Kepemudaan (OKP)

→ Pelatihan kewirausahaan untuk 300 orang

→ Pelatihan kepemimpinan untuk 300 orang

→ Pelatihan keterampilan untuk 300 orang

Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga

→ Penyediaan prasarana dan sarana olahraga di 11 kecamatan

→ Pada tahun 2011 persentase ketersediaan lapangan untuk berolahraga terhadap

luas wilayah kota sebesar 0,30 %

Meningkatkan pembinaan guru pendidikan jasmani dan kesehatan

→ Pelatihan untuk 400 orang guru pendidikan jasmani dan kesehatan

→ Pembinaan dan pelatihan terhadap 1.040 orang siswa

→ Pertandingan olahraga antar sekolah SMP, SMA, SMK dan MA sebanyak 20

event

→ Pertandingan olahraga antar sekolah tingkat SD sebanyak 5 event

b. KebijakanKebijakan yang diambil guna pencapaian sasaran diatas antara lain :

Memperluas dan memberi kesempatan kepada pemuda untuk memperoleh

pendidikan dan pelatihan keterampilan

Meningkatkan prasarana dan sarana olahraga baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pendidikan, dengan

program-program sebagai berikut :

Program peningkatan peran serta kepemudaan

Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda

Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga

Program pembinaan dan permasyarakatan olahraga

6.4.5. Meningkatkan Apresiasi dan Ekspresi Masyarakat terhadap Budaya Melayu

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna mencapai tujuan tersebut

adalah sebagai berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

103

Page 104: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Meningkatnya apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya melayu. Hal ini

dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :

→ Instansi pemerintah yang menggunakan busana melayu pada hari-hari yang

telah ditentukan telah dapat dilaksanakan dengan baik

→ Instansi swasta yang menggunakan busana melayu pada hari-hari yang telah

ditentukan dilakukan secara bertahap, diharapkan pada tahun 2011

persentasenya dapat mencapai 100 %.

→ Pada tahun 2011 setiap pengusaha perhotelan di Pekanbaru dapat menjadikan

makanan melayu sebagai salah satu sajian dalam daftar menu hotel yang

dikelolanya.

→ Pada tahun 2011 setiap pengusaha restoran/ rumah makan di Pekanbaru dapat

menjadikan makanan melayu sebagai salah satu sajian dalam daftar menu

restoran/ rumah makan yang dikelolanya.

→ Pegawai instansi pemerintah yang mampu berbahasa melayu

→ Pegawai instansi pemerintah yang mampu berbahasa melayu

Meningkatkan apresiasi seni peserta didik terhadap budaya melayu dalam kehidupan

sehari-hari.

→ Keikutsertaan sekolah-sekolah dalam even-even budaya melayu yang

dilaksanakan. Jika pada tahun 2007 persentase keikutsertaanya sebesar 10 %

maka diharapkan pada tahun 2011 dapat meningkat menjadi 18 %.

→ Meningkatnya persentase ketersediaan prasarana dan sarana alat-alat kesenian

di SD, SMP, SMA dan SMK. Jika pada tahun 2007 persentase ketersediaanya

baru mencapai 24 %, maka pada tahun 2011 dapat meningkat menjadi 50 %.

→ Meningkatnya persentase duta seni pelajar antar propinsi, dari 2 % pada tahun

2007 kemudian meningkat menjadi 6 % pada tahun 2011.

→ Meningkatnya persentase duta seni pelajar antar negara, dari 1 % pada tahun

2007 kemudian meningkat menjadi 5 % pada tahun 2011.

Terciptanya kondisi fisik Kota Pekanbaru dengan ciri-ciri khas budaya melayu.

→ Persentase bangunan pemerintah yang mempunyai ciri-ciri khas budaya melayu

pada tahun 2011 dapat mencapai 95 %

b. KebijakanKebijakan yang diambil guna pencapaian sasaran diatas lebih diarahkan kepada

pelestarian, pembinaan dan pengembangan khasanah budaya melayu di tengah

masyarakat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

104

Page 105: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pariwisata dan budaya,

dengan program-program sebagai berikut :

Program pengembangan nilai budaya

Program pengelolaan kekayaan budaya

Program pengelolaan keragaman budaya

Program Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya

Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun

Program Pendidikan Sekolah Menengah

6.4.6. Meningkatnya Siar Agama Sarana dan Prasarana Beribadah dan Lembaga Pendidikan Agama untuk Mewujudkan Masyarakat yang Beriman dan Bertaqwa serta Penerapan Kurikulum Budaya Melayu disetiap tingkatan pendidikan

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan guna mencapai tujuan tersebut

adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas nilai keagamaan dilembaga pendidikan melalui pelaksanaan

aktivitas-aktivitas keagamaan di sekolah-sekolah. Jika pada tahun 2007 aktivitas

keagamaan tersebut dilaksanakan sebanyak 7 kali, maka pada tahun 2011

frekuensinya ditingkatkan menjadi 14 kali.

Meningkatkan penerapan nilai-nilai Budaya Melayu oleh pendidik dan peserta didik.

→ Jika pada tahun 2007 persentase siswa yang mampu tulis baca arab melayu di

sekolah sebesar 75 %, maka pada tahun 2011 ditargetkan dapat mencapai 100

%.

→ Terwujudnya lembaga pendidikan yang konsisten dalam menerapkan nilai-nilai

dan khasanah budaya melayu, baik dari segi pembelajaran bahasa melayu,

tatakrama dan penggunaan busana melayu pada hari-hari tertentu.

b. KebijakanKebijakan yang diambil guna pencapaian sasaran diatas antara lain :

Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dii

sekolah-sekolah

Mengembangkan nilai-nilai budaya melalyu melalui kurikulum muatan lokal.

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi pendidikan, dengan

program-program sebagai berikut :

Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

105

Page 106: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program Pendidikan Sekolah Menengah

6.4.7. Meningkatnya Kualitas Pembangunan di Bidang Sosial dan Budaya (Pendidikan, Keagamaan dan Kebudayaan)

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam mkeningkatkan kualitas pembangunan di bidang sosial

dan budaya ini, adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial dan

budaya.

Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang sosial dan

budaya.

b. KebijakanKebijakan guna pencapaian sasaran diatas lebih diarahkan pada pembuatan dokumen-

dokumen perencanaan dan pelaksanaan pengendalian kegiatan pembangunan, melalui

program prerencanaan sosial budaya yang terklasifikasi dalam fungsi pelayanan umum.

6.5. MISI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU BAGI MASYARAKAT KOTA, SERTA MENINGKATNYA PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN PERILAKU SEHAT.

6.5.1. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

adalah sebagai berikut :

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatannya.

→ Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Jika

pada tahun 2007 sebesar 5 % maka diharapkan pada tahun 2011 rumah tangga

yang berperilaku hidup sehat dan bersih meningkat menjadi 70 %

→ Meningkatnya persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan

pemeliharaan kesehatan (dana sehat). Jika pada tahun 2007 sebesar 20,00 %

maka diharapkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 80,00 %.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

106

Page 107: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

→ Meningkatkan persentase upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM). Jika

pada tahun 2007 sebesar 25,00 % ditargetkan pada tahun 2011 meningkat

menjadi 45,00 %

→ Meningkatkan persentase bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif. Jika pada tahun

2007 sebesar 50 % ditargetkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 80 %

→ Meningkatkan ketersediaan dokter keluarga. Jika pada tahun 2007 sebanyak 38

orang, maka pada tahun 2011 meningkat menjadi 300 orang

→ Meningkatnya pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, efek narkoba

dan penyakit menular sex lainnya. Jika pada tahun 2007 sebesar 23 %

ditargetkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 55 %

Meningkatnya lingkungan fisik dan sosial yang sehat.

→ Meningkatnya persentase rumah sehat. Jika pada tahun 2007 sebesar 70 %

ditargetkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 85 %

→ Meningkatnya persentase tempat-tempat umum sehat. Jika pada tahun 2007

sebesar 65 % ditargetkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 85 %

Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Hal ini dapat dilihat

dari beberapa hal, antara lain :

→ Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup. Jika pada

tahun 2007 AKB dengan jumlah 65 orang, maka pada tahun 2011 diupayakan

AKB tersebut turun menjadi 35 orang.

→ Menurunnya Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup. Jika pada tahun

2007 berkisar pada angka 170 orang balita, maka pada tahun 2011 diupayakan

angka tersebut turun menjadi 55 orang.

→ Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan per 100.000 kelahiran hidup.

Jika pada tahun 2007 AKI dengan jumlah 240 orang, maka pada tahun 2011

diupayakan AKI tersebut turun menjadi 145 orang.

→ Meningkatnya Angka Harapan Hidup, dari 66 orang pada tahun 2007 diupayakan

meningkat menjadi 72 orang pada tahun 2011.

→ Menurunnya Angka Kesakitan, dari 40 orang pada tahun 2007 diupayakan pada

tahun 2011 angka kesakitan tersebut menurun menjadi kurang dari 5 orang.

→ Menurunkan jumlah balita dengan kasus gizi buruk. Jika pada tahun 2007 berada

pada angka 1,3 %, pada tahun 2011 diupayakan angka tersebut menurun

menjadi 0,6 %.

→ Meningkatkan persentase kecamatan bebas rawan gizi, dari 70,8 % pada tahun

2007 meningkat menjadi 83,3 %

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

107

Page 108: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Meningkat akses dan mutu pelayanan.

→ Meningkatkan persentase masyarakat yang memanfaatkan jasa puskesma

dalam berobat. Jika pada tahun 2007 sebesar 12 %, maka pada tahun 2007

meningkat menjadi 16 %.

→ Diupayakan pada tahun 2010 persentase penduduk yang menggunakan jasa

rumah sakit menjadi 1,5 %.

→ Meningkatnya persentase diagnosa kesehatan yang cepat, tepat dan akurat. Jika

pada tahun 2007 sebesar 50 %, maka pada tahun 2007 meningkat menjadi 75

%.

→ Meningkatnya persentase peserta KB PUS Muda, dari 45 % pada tahun 2007

meningkat menjadi 65 % pada tahun 2011.

→ Meningkatnya persentase peserta KB Mandiri, dari 40 % pada tahun 2007

meningkat menjadi 60 % pada tahun 2011.

Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau (prima). Hal ini

dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :

→ Meningkatkan ketersediaan obat di puskesmas-puskesmas, jika pada tahun

2007 ketersediaan obat tersebut baru mencapai 60 %, maka pada tahun 2011

diupayakan ketersediannya mencapai 100 %.

→ Meningkatnya persentase persalinan oleh tenaga kesehatan. Jika pada tahun

2007 proses persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan baru mencapai 95

%, maka diharapkan secara bertahap pada tahun 2011 seluruh proses

persalinan tersebut telah menggunakan tenaga kesehatan.

→ Terlaksananya imunisasi pada bayi dan balita di setiap kelurahan (Universal

Child Immunization/ UCI)

→ Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat/ memperoleh Tablet Fe (tabt

besi), dan pada tahun 2011 diupayakan seluruh ibu hamil mendapatkan tablet Fe

tersebut.

→ Pada tahun 2010 diupayakan seluruh murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

telah mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut.

→ Meningkatkan persentase pekerja yang mendapat pelayanan kesehatan kerja,

jika pada tahun 2007 baru mencapai angka 45 % diupayakan pada tahun 2011

angka tersebut meningkat menjadi 80 %.

→ Meningkatnya persentase Pasangan Usia Subur yang menjadi akseptor KB., dari

i 66 % pada tahun 2007 diupayakan meningkat menjadi 72 % pada tahun 2011.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

108

Page 109: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Meningkatkan ketersediaan sumber daya kesehatan yang profesional

→ Meningkatkan rasio ketersediaan dokter per 100.000 penduduk. Jika pada tahun

2007 rasionya baru mencapai 33 orang per 100.000 penduduk, maka pada tahun

2001 diupayakan rasionya mencapai 42 orang per 100.000 penduduk.

→ Meningkatkan rasio ketersediaan dokter spesialis per 100.000 penduduk. Jika

pada tahun 2007 rasionya baru mencapai 4 orang per 100.000 penduduk, maka

pada tahun 2001 diupayakan rasionya mencapai 7 orang per 100.000 penduduk.

→ Meningkatkan rasio ketersediaan dokter gigi per 100.000 penduduk. Jika pada

tahun 2007 rasionya baru mencapai 7 orang per 100.000 penduduk, maka pada

tahun 2001 diupayakan rasionya mencapai 11 orang per 100.000 penduduk.

→ Meningkatkan rasio ketersediaan apoteker per 100.000 penduduk. Jika pada

tahun 2007 rasionya baru mencapai 5 orang per 100.000 penduduk, maka pada

tahun 2001 diupayakan rasionya mencapai 11 orang per 100.000 penduduk.

→ Meningkatkan rasio ketersediaan bidan per 100.000 penduduk. Jika pada tahun

2007 rasionya baru mencapai 50 orang per 100.000 penduduk, maka pada tahun

2001 diupayakan rasionya mencapai 101 orang per 100.000 penduduk.

→ Meningkatkan rasio ketersediaan perawat per 100.000 penduduk. Jika pada

tahun 2007 rasionya baru mencapai 50 orang per 100.000 penduduk, maka pada

tahun 2001 diupayakan rasionya mencapai 120 orang per 100.000 penduduk.

→ Meningkatkan rasio ketersediaan Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000

penduduk. Jika pada tahun 2007 rasionya baru mencapai 25 orang per 100.000

penduduk, maka pada tahun 2001 diupayakan rasionya mencapai 43 orang per

100.000 penduduk.

Pelaksanaan manajemen kesehatan moderen.

→ Meningkatkan ketersediaan sistem informasi manajemen kesehatan yang

berbasis teknologi. Jika pada tahun 2007 baru mencapai 30 %, diharapkan pada

tahun 2010 ketersediaan informasi tersebut bisa mencapai 100 %

→ Kota Pekanbaru memiliki profil kesehatan

→ Meningkatkan kinerja dewan kesehatan kota. Di upayakan pada tahun 2011

tersebut Dewan Kesehatan Kota telah memiliki :

Sistem kesehatan daerah

Contigency Plan

Distric Health Account

b. Kebijakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

109

Page 110: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Kebijakan guna pencapaian sasaran diatas lebih diarahkan pada :

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan pola

hidup sehat

Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini.

Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar

Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan

Meningkatkan manajemen pengelolaan kesehatan moderen

Pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dijalankan melalui fungsi kesehatan, dengan

program-program sebagai berikut :

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan jaringannya

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kelompok Kegiatan

Masyarakat

Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU

Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pembinaan

Tumbuh Kembang Anak

Program Kesehatan Reproduksi Keluarga

Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Kesehatan

Reproduksi Remaja

Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, Penyakit Menular Seksual

termasuk HIV/ AIDS

Program Keluarga Berencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

110

Page 111: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Program Pelayanan Kontrasepsi

Program Pembinaan Peranserta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/ KR yang mandiri

6.5.2. Meningkatnya Kualitas Pembangunan di Bidang Kesehatan

a. SasaranSasaran yang akan dicapai dalam mkeningkatkan kualitas pembangunan di bidang

kesehatan, adalah sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan.

Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang kesehatan.

b. KebijakanKebijakan guna pencapaian sasaran diatas lebih diarahkan pada pembuatan dokumen-

dokumen perencanaan dan pelaksanaan pengendalian kegiatan pembangunan, melalui

program prerencanaan sosial budaya yang terklasifikasi dalam fungsi pelayanan umum.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

111

Page 112: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB VIIPROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1. Program Satuan Kerja Perangkat DaerahBerkaitan dengan tugas pokok masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah maka program

yang dirumuskan telah diselaraskan dengan fungsi dan subfungsi yang ada dalam

pemerintahan. Dalam aspek pembiayaan, Indikasi rencana program telah mempertimbangkan

berbagai sumber pendanaan seperti APBD Kota, APBD Propinsi dan APBN, sesuai dengan

prediksi terhadap batas kapasitas fiskal. Secara sistematik, indikasii rencana program-program

yang akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun kedepan guna pencapaian misi-misi yang telah

ditetapkan adalah sebagai berikut :

7.1.1. MISI MEWUJUDKAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

1.Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat

Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kenderaan dinas oprasional

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

Penyediaan makanan dan minuman

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

2.Program Peningkatan Sarana dan Perasarana Aparatur Pembangunan gedung kantor

Pengadaan mobil jabatan

Pengadaan mebeleur

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional

Rehabilitasi sedang/berat rumah jabatan

3.Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pengadaan mesin/kartu absensi

Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

Pengadaan pakaian KORPRI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

112

Page 113: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

4.Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Pendidikan dan pelatihan formal

Sosialisasi peraturan perundang undangan

Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

5.Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Penyusunan laporan keuangan semesteran

Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran

Penyusunan pelaporan akhir tahun

6.Program Penataan Daerah Otonomi Baru Fasilitasi penyiapan dan informasi pendukung proses pemekaran daerah

Fasilitasi persepatan penyerahan P3D dari daerah induk ke daerah pemekaran

Fasilitasi pemantapan SOTK pemerintah daerah otonomi baru

7.Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Fasilitasi penyempurnaan peraturan peraturan perundangan penyiaran dan KMIP

Pengadaan alat studio

Pengkajian dan pengembangan sistem informasi

8.Program Faslitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi Pelatihan SDM dalam bidang komunikasi dan informasi

9.Program Pendidikan Kedinasan Pendidikan dan pelatihan teknis

Pendidikan penjenjangan struktural

Pembuatan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan

Pembuatan buku juknis/juklak

10. Program Peningkatan Kapsitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Peningktan kemampuan teknis aparat perencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

113

Page 114: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Sosialisasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah

11. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Penyusunan rencana pembinaan karir PNS

Seleksi penerimaan PNS

Penempatan PNS

Seleksi dan penetapan PNS untuk tugas belajar

12. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Penyusunan standar satuan harga

Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah

Penyusunan sistem dan produsen pengelolaan keuangan daerah

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran APBD

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang penjabaran APBD

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang penjabaran perubahan APBD

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD

Sosialiasasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah

Bimbingan teknis implementasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah

Peningkatan manajemen aset/barang daerah

Penyusunan peraturan daerah tentang pokok pengelolaan keuangan daerah

13. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan

layanan publik

Penyusunan rancangan RPJMD

Penyusunan rancangan RKPD

Penyelenggaraan musren RKPD

Penetapan RKPD

Koordinasi penyusunan laporan kinerja pemerintan daerah

Koordinasi penyusunan laporan keterangan pertanggung jawaban(LKPJ)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

114

Page 115: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan rencana

pembangunan daerah

14. Program Pengembangan Data/Informasi Pengumpulan, Updating, dan analisis dan informasi capaian target kinerja dan

program

Penyusunan dan analisis data/informasi perencanaan pembangunan kawasan

rawan bencana

Penyusunan dan analisis data/informasi perencanaan pembangunan ekonomi

15. Program Kerjasama Pembangunan Koordinasi kerjasama wilayah perbatasan

Koordinasi kerjsama pembangunan antar daerah

Fasilitasi kerjsama dengan dunia usaha/lembaga

16. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa

Pelaksanaan musyawarah pembangunan desa

Pemberian stimulan pembangunan desa

17. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolan Keuangan Kabupaten/Kota Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD kabupaten/kota

Evaluasi rancangan peraturan daerah KDH tentang penjabaran APBD kabupaten/kota

18. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa Evaluasi racangan peraturan desa tentang APB Desa

Evaluasi racangan peraturan desa tentang pendapatan desa

19. Program Perbaikan Sistem Kearsipan Pembangunan data base informasi kearsipan

Pengumpulan data

Pengklasifikasian daa

Penyusunan sisten katalog data

20. Perogram Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

115

Page 116: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pengadaan sarana pengelolaan dan penyimpanan arsip

Pendataan dan penataan dokumen arsip/daerah

Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika

21. Program Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Pemelihraan rutin berkala arsip daerah

Monitoring, evaluasi dan pelaporan kondisi stuasi daerah

22. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Penyusunan dan penertiban naskah sumber arsip

Penyediaan sarana layanan informasi arsip

23. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala

Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah desa

Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH

Koordinasi pengawasan yang lebih kondusif

24. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

Pelatiahan teknis pengawasan dan peilaian akuntabilitas kinerja

25. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Penyusunan naskah akademis kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

Penyusunan Kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

26. Program Kerjasama dan Informasi Degan Media Massa Peyebarluasan informasi pembangunan daerah

Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah

27. Program Optimalisasi Pemanpaatan Teknologi Informasi penyusunan sistem informasi terhadap layanan publik

28. Program Mengintensifikasikan Penanganan Pengaduan Masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

116

Page 117: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pembentukan unit khusus penaganan pengaduan masyarakat

29. Program Peningkatan Kapsitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Pembahasan rancangan peraturan daerah

Hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat pemerintah daerah dan tokoh

masyarakat/tokoh agama

Rapat-rapat alat kelengkapan dewan

Rapat-rapat paripurna

Kegiatan reses

Kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD dalam Daerah

Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD

30. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan

Penyelenggaraan deseminasi informasi bagi masyarka desa

31. Program Penataan Administrasi Kependudukan Pembangunan dan pengoprasian SIAK secara terpadu

Pelatihan pengelola SIAK

Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan

Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan

Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat

Peningkatan publik dalam bidang kependudukan

Pengembangan database kependudukan

Peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan catatan sipil

32. Program Peningkatan Kemanan dan Kenyamanan Lingkungan Pembangunan pos jaga/ronda

Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan

Pengendalian kemanan lingkunngan

33. Program Pemberdaan Masyrakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Pembentukan satuan keamanan lingkungan dimasyarakat

34. Program Pemeliharaan Kantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pengawasan dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

117

Page 118: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan siskamswakarsa di daera

35. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) Penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu

Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme

Penyuluhan pencegahan praktek perjudian

36. Program Pendidikan Politik Masyarakat Penyuluhan kepada masyarakat

Penyusunan data base partai politik

Koordinasi forum-forum diskusi politik

37. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Peningkatan toleransi dan kerujunan dalam kehidupan beragama

Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat

38. Program Kemitaraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Seminar, talk sohw, diskusi peningkatan wawasan kebangsaan

Pentas seni dan budaya, festifal, lomba cipta dalam upaya peningkatan wawasan

kebangsaan

39. Program Pencegahan Dini dan Penggulangan Korban Bencana Alam Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

Pengadaan tempat panampungan sementara dan evakuasi penduduk dari ancaman

korban bencana alam

7.1.2. MISI MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN, SISTEM TRANSFORTASI YANG MEMADAI DAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA SERTA PENATAAN RUANG YANG TERINTEGRASI

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Perencanaan pembangunan jalan

Pembangunan jalan

Perencanaan pembangunan jembatan

Pembangunan jembatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

118

Page 119: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

2. Program pembangunan sistem informasi/ data base jalan dan jembatan Penyusunan sistem informasi/ data base jalan

Penyusunan sistem informasi/ data base Jembatan

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Pembangunan gedung balai latihan kebinamargaan

Pembangunan workshop

Pengadaan alat-alat berat

Rehabilitasi/pemeliharaan gedung balai latihan kebinamargaan

Rehabilitasi/pemeliharaan gedung workshop

Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat berat

4. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Perencanaan rehabilitasi/pemelihraan jembatan

Rehabilitasi/pemelihraan jembatan

Perencanaan rehabilitasi/pemelihraan jalan

Rehabilitasi/pemelihraan jalan

5. Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong Perencanaan turap/talud/brongjong

Suvei kemiringan turap/talud/brongjong

Pembangunan turap/talud/brongjong

6. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Talud/ Bronjong Rehabilitasi/pemeliharaan talud/ bronjong

Monitoring dan evaluasi

7. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong Perencanaan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Survei kontur saluran draiase/gorong-gorong

8. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Perencanaan pembangunan jaringan irigasi

Perencanaan pembangunan reservior

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

119

Page 120: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Perencanaan pembangunan pintu air

Pembangunan reservior

Pembangunan pintu air

Pemberdayaan petani pemkai air

9. Program Pengembangan Perumahan Pembangunan reservior pengendali banjir

Pembangunan sarana dan prasrana pantai

Pembangunan tanggul pemecah ombak

10. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Pembangunan sumur-sumur air tanah

Pembangunan sarana pengambilan dan saluran pembawa

Rehabilitasi prsarana pengambilan dan sauran pembawa

11. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Perencanaan pembangunan prasarana dan fasilitas pembangunan

Penyusunan kebijakan, norma, standar dan prosedur bidang perhubungan

Sosialisasi kebijakan dibidang perhubungan

Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat

12. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kenderaan bermotor

Rehabilitasi/pemliharaan prasarana balai pengujian kenderaan bermotor

Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/perhubungan

13. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Penyuluhan bagi sopir/juru mudi untuk peningkatan keselamatan penumpang

Peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan

Uji kelayakan sarana transportasi guna keselamatan penumpang

Pengendalian disiplin pengoprasian angkutan umum dijalan raya

Penciptaan disiplin dan pemeliharaan kebersihan dilingkungan terminal

Kegiatan penciptaan pelayanan cepat, tepet, murah dan mudah

Pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan

Pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudi/awak kendaraan angkutan

umum teladan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

120

Page 121: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan

14. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Pembanguan gedung terminal

Pembangunan halte bus, taxi gedug terminal

15. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Pengadaan rambu-rambu lalu lintas

Pengadaan marka jalan

Pengadaan pagar pengaman jalan

16. Program Peningkatan Kelalaian Pengoperasian Kenderaan Bermotor Pembangunan balai pengujuan kenderaan bermotor

Pengadaan alat pengujian kenderaan bermotor

Pelaksanaan uji petik kenderaan bermotor

17. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran

Penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran

Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran

Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran

Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran

18. Program Perencanaan Tata Ruang Penyusunan rencana detailtata ruang kawasan

Revisi rencana tata ruang

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW

Survey dan pemetaan

19. Program Pemanfaatan Ruang Fasilitasi peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang

Survei dan pemetaan

Pelatihan aparat dalan pemanfaatan ruang

Penyusunan kebijakan perizinan pamanfatan ruang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

121

Page 122: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

20. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang

Pengawasan pemanfaatan ruang

Sosialisasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang

21. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup Koordinasi penilaian kota sehat adipura

Pemantauan kualitas lingkungan

Pengkajian dampak lingkungan

Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper)

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup

22. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air

Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem

Koordinasi kebakaran hutan

23. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumberdaya Alam Rehabilitasi hutan dan lahan

Pengembangan kelembagaan rehabilitasi hutan dan lahan

Penyusunan standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove, dan

padang lamun

24. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Peningkatan edukasi dan Komunikasi masyarakat dibidang lingkungan

Pengembangan data dan informasi lingkungan

Penyusunan data sumberdaya alam dan Neraca Sumberdaya Hutan (NSDH) nasional dan

daerah

25. Program Peningkatan Pengendalian Polusi Pengujian emisi kendaraan bermotor

Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair

Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi,

Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

122

Page 123: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

26. Program Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan Dikawasan-Kawasan Konservasi Laut dan Hutan Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasan konservasi

Pegembangan konservasi laut dan hutan wisat

27. Program Pengendalian Kebakaran Hutan Pengadaan alat pemadam kebakaran hutan

Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan

Koordinasi pengendalian kebakaran hutan

28. Program Pengelolaan Areal Pemakaman Kordinasi penataan areal pemakaman

Pemberian perjanjian pemakaman

Pembangunan sarana dan prasarana pemakaman

29. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

Peningkatan operasi dan pemeliharaan dan prasarana dan sarana

persampahan

Bimbingan teknis persampahan

Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan

30. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau(RTH) Penataan RTH

Pemeliharaan RTH

Pengembangan taan rekreasi

Pengawasan dan pengendalian RTH

31. Program Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Rehabilitasi/pemeliharaan jalan

32. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah

Koordinasi penetapan rencana tata ruang perbatasan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

123

Page 124: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Penyusunan rencana pengembangan perbatasan

33. Program Pengembangan Wilayah Strategi dan Cepat Tumbuh Perencanaan pengembangan infrastruktur

Pembangunan/peningkatan infrastruktur

34. Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan Besar Koordiansi penyelesaian permasalahan penangan samapah perkotaan

Koordinasi penyelesaian permasalahan transportasi perkotaan

Koordinasi penangan pusat-pusat industri

Koordinasi perencnaaan penangan perumahan

35. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam Koordinasi penyusunan masterplan prasarana perhubungan daerah

Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana

36. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Koordiansi penyusunan profile daerah rawan bencana

Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana

7.1.3. MISI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN RAKYAT DENGAN DUKUNGAN FASILITAS YANG MEMADAI DAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF SERTA PENANGANAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

1. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan

Pembangunan sarana dan prsarana air bersih perdesaan

Pembangunan pasar pedesaan

Rehabilitasi/pemeliharaan pasar perdesaan

2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Pelatihan keterampilan usaha budidaya tanaman

Pelatihan keterampilan manajemen badan usaha milik desa

Pelatihan keterampilan usaha industri kerajinan

3. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

124

Page 125: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Penyusunan database tenaga kerja daerah

Pendidikan dan keterampilan bagi pencari kerja

Penyusunan balai latihan kerja

Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja

Peningkatan propesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK

4. Program Peningkatan Kesempatan Kerja Penyusunan informasi bursa tenaga kerja

Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja

Pemberian fasilitas dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat

Penyiapan tenaga kerja siap pakai

5. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Fasilitas penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Fasilitas penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sesuai

ketenaga kerjaan

Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenaga kerjaan

Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja

6. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif Penyusunan kebijakan tentang usaha kecil menengah

Sosialisasi kebijakan tentang usaha kecil menengah

Fasilitas pengembangan usaha kecil menengah

7. Program Pengembangan Kewirauasahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan

Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi/ KUD

8. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan klaster bisnis

Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga

Penyelenggaraan promosi produk UMKM

Pemgembangan kebijakan dan program peningkatan ekonomi lokal

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

125

Page 126: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

9. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Koordinasi pelaksanaan dan program pembangunan koperasi

Pembangunan sistem informasi perencanaan pembangunan perkoperasian

Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoprasian

Pembinaan pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi

Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi

10. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Pelatihan dan pelaku agribisnis

Penyuluhan dan pendampingan da pelaku agribisnis

Peningkatan kemampuan lembaga petani

11. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan) Penanganan daerah rawan pangan

Penyusunan data base potensi produksi pangan

Kajian rantai pasokan dan pemasyaran pangan

Koordinasi kebijakan perberasan

12. Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah

Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan

masyarakat

13. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan

Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian /perkebunan tepat guna

14. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program hutan tanaman

Pengembangan hasil hutan non-kayu

Optimalisasi PNBP

Pengelolaan dan pemanfatan hutan

15. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

126

Page 127: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Koordinasi penyelenggaraan roboisasi dan penghijauan hutan

Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan

Pemeliharaan kawasan hutan industri dan hutan wisata

16. Perlindungan dan Konservasi Suberdaya Hutan Pencegahan dan pegendalian kebakaran hutan dan lahan

Sosialisasi pecegahan dan dampak kebakaran hutan dan lahan

Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan

17. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan Pengembangan hutan masyarakat adat

Pendamingan kelompok usahan perhutanan rakyat

18. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pendataan masalah peternakan

Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular

Pengawasan perdagangan ternak antar daerah

19. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Pembangunan sarana dan prasarana pembibitan ternak

Pembibitan dan perwatan ternak

Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak

Pengembangan Agribisnis

20. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi peternakan

Penyuluhan pemasaran ternak

Promosi atas hasil produksi peternakan unggas daerah

21. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Penelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna

Pegadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna

22. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan Lapangan Peningkatan pemberdayaan penyuluhan pertanian/perkebunan lapangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

127

Page 128: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan

23. Program oengembangan budidaya perikanan Pengembangan bibit unggul

Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan

24. Program pengembangan perikanan tangkap Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap

Pembangunan tempat pelelangan ikab

Pengembangan lembaga usaha perdagangan perikanan tangkap

25. Program Optimalisasi Pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Kajian optimalisasi pengolahan dan pemasyaran produksi perikanan

26. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Koordinasi ventura bagi industri berbasis tekenologi

Pengembangan sistem inovasi teknologi industri

Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi

27. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah

Pemberian kapasitas kemudahan akses perbankan bagi industri kecil dan menengah

Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta

28. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Pembinaan kemempuan teknologi industri

Pengembangan dan pelayanan teknologi industri

Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri

29. Program penataan struktur industri Kebijakan keterkaitan industri hulu-hilir

Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri

Pembinaan keterkaitan produksi industri manufaktur

30. Program pengembagan sentra-sentra industri potensial

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

128

Page 129: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pembangunan akses transportasi sentra-sentra industri

Penyediaan sarana informaso yang dapat diakses masyarakat

31. Program pegembangan destinasi pariwisata Pengemangan objek wisata unggulan

Pegembangan jenis dan paket wisata unggulan

Pengembangan daerah tujuan wisata

32. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamana Perdagangan Koordinasi peningkatan hubungan kerja dengan lembaga perlindungan konsumen

Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa

Operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah

33. Program peningkatan kerjsama perdangan internasional Penyiapan data base kuota setiap jenis barang dan jasa

Fasilitasi penyelesaian sengketa dagang

Kordinasi pengelolaan isu-isu perdagangan internasional

34. Program peningkatan dan pengembangan ekspor Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan industri

Pengembangan informasi peluar pasar perdagangan luar negeri

Pengembangan data base informasi potensi unggul

Membangun jejaring dna eksportir

35. Program Peningakatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan dan pelaksanaan operasional

Fasilitasi kemudahan perizinan pengembangan usaha

Pengembangan pasar lelang daerah

36. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Kegiatan pembinaan organisasi pedagang kakilima dan sopan

Kegiatan penyuluhan peningkatan disiplin pedangang kakilima dan asongan

Kegiatan fasilitasi modal usaha bagi pedagang kakilima dan asongan

37. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

129

Page 130: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman

modal

Peningkatan kuaitas SDM guna penigkatan pelayanan investasi

Penyelenggaran pameran investasi

38. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Penyusunan kebijakan investasi bai pembangunan fasilitas infrastruktur

Memfaslitasi dan koordinasi kerjsama bidang investasi

Kajian kebijakan penanaman modal

Pemberian investasi diwilayah tertinggal

39. Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan Penyusunan mengenai kegiatan penambangan bahan galian C

Sosialisasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian C

Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian C

40. Program Pembinaan dan pengembangan bidang ketenaga listrikan Koordinasi pengembagangan ketenaga listrikan

41. Program Pengembangan Pemasaran pariwisata Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata

Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata

Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata

42. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pedapatan daerah

43. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin

Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

44. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Pelayanan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan

anak

Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan,

anak cacat dan anak nakalRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

130

Page 131: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pembentukan pusat informasi penyandang catat dan trauma center

45. Program Pembinaan Anak Terlantar Pembangunan sarana dan perasarana tempat penampungan anak terlantar

Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar

Peningakatan keterampilan tenaga pelatihan dan pendidik

46. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Pendatangan penyandang cacat dan penyakit kejiwaan

Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma

Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma

47. Program Pembinaan Panti Asuhan/ Panti Jompo Operasional Pemeliharaan sarana dan perasana panti asuhan/jompo

Pendidikan dan pelatihan bagi penghuni panti asuhan/jompo

48. Program Pembinaan eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan penyakit Sosial Lainnya) Pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi penyandang penyakit sosial

Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial

Pemantauan kemajuan perubahan sikap mental eks penyandang penyakit sosial

49. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat

Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial

50. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Penyusunan maserplan pembangunan ekonomi

Penyusunan indikator ekonomi daerah

Penyusunan tabel input output daerah

7.1.4. MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELAYANAN PENDIDIKAN UMUM DAN AGAMA YANG BERKUALITAS DAN TERJANGKAU, PENGEMBANGAN KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BUDAYA MELAYU

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

131

Page 132: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

1. Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidik Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi

Pembinaan kelompok kerja guru

Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi

Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan

tenaga kependidikan

Pengembangan sistem pengahargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidikan

Monitoring evaluasi dan pelaporan

2. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Pelaksanaan evaluasi hasil kerja bidang pendidikan

Pembinaan dewan pendidikan

Pembinaan komite sekolah

3. Program Pendidikan Anak Usia Dini Pembangunan gedung sekolah

Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah

Pembangunan ruang kelas sekolah

Pembangunan jaringan listrik sekolah dan pelengkapannya

Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir

Pengadaan alat praktik dan peraga siswa

Pelatihan tenaga pendidik

Pendidikan anak usia dini pengadaan pakaian seragam sekolah

Pengadaan alata praktek dan peraga siswa

Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini

Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama pendidikan anak usia dini

Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini

4. Program Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pembangunan gedung sekolah

Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru dan penjaga sekolah

Pembangunan ruang sekolah

Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolahRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

132

Page 133: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Pembangunan ruang serba guna/aula

Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir

Pembangunan perpustakaan sekolah

Pembangunan jaringan instansi lisrik sekolah dan perlengkapannya

Pembangunan sarana air bersih dan sanitary

Pengadaan moubelier

Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah

Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru dan penjaga

sekolah.

Rehabilitasi sedang/berat jaringan listrik sekolah dan perlengkapannya

Pelatihan kompetensi tenaga pendidik

Penyediaan dan pengembangan sekolah untuk SD/MI dan SMP dan MTs

Penyelenggaraan paket B setara SMP

Penyelenggaraan paket A setara SD

Pembianaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan Penerapan

Manajemen Berbasis Sekolan (MBS) di satuan pendidikan dasar

Pembinaan bakat dan kreativitas siswa

5. Program Pendidikan Menengah Pembangunan gedung sekolah

Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa,

komputer, IPA, IPS dan lain-lain)

pembangunan gedung serba guna/aula

pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir

pembangunan jaringan instansi listrik sekolah dan perlengkapannya

pengadaan alat praktek dan pengawasan

pengadaan moubelier

pengadaan perlengkan sekolah

rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah

penyelenggaraan paket C setara SMU

Pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan manajeman

berbasis sekolah (MBS)

Pengembangan metode belajar dan mengajar dengan menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi

penyebarluasan dan sosialisasi berbagai pendidikan menengah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

133

Page 134: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

6. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Pendataan potensi kepemudaan

Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepemudaan

Perlusan penyusunan rencana aksi daerah dibidang kepemudaan

Perumusan kebijakan kewira usahaan bagi pemuda

7. Program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga Pembibitan dan pembinaan olahraga berbakat

Penyelenggaraan kompetisi olahraga

Pengembangan olahraga rekreasi

Pembinaan olahraga yang berkembang dimasyarakat

8. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana olahraga

Pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasaran olahraga

Peningkatan peran dunis usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga

9. Program Pengembangan Nilai Budaya Pelestarian dan akuntabilitas adat budaya daerah

Penatagunaan naskah kuno nusantara

Pemantauan, evaluasi pelaksanaan program pengembangan nilai budaya

10. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Pengembangan kebudayaan dan pariwisata

Pengembangan database sistem informasi sejarah purbakala

Perumusan kebijakan sejarah dan pubakala

11. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Pengembangan kesenian dan kekayaan budaya

Fasilitas perkembangan keragaman budaya daerah

Fasilitas penyelenggaraan festival budaya daerah

Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan keanekaragaman budaya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

134

Page 135: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

7.1.5. MISI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU BAGI MASYARKAT KOTA, SERTA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MASYARKAT TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN PERILAKU SEHAT

1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan

Peningakatan pendidikan tenaga penyuluhan kesehatan

2. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Penyusunan standar pelayanan kesehatan

Evaluasi dan pengembangan standar pelayaan kesehatan

Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan

3. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Kemitraan asuransi kesehtan masyarakat

Kemitraan penolahan limbah rumah sakit

Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu

4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi

Pemberian tambahan makanan dan vitamin

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sejahtera

5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Pengkajian pengembangan lingkungan sehat.

Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat

Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat

6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

Pengadaan vaksi penyakit menular

Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Peningkatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

135

Page 136: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

7. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu

Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu

Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu

8. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengadaan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial.

Peningkatan kesehatan masyarakat

Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan

Penyelenggaran penyehatan lingkungan

9. Program Pelayanan Keseatan Penduduk Miskin Pelayanan operasi katarak

Pelayanan kesehtan THT

Penanggulangan ISPA

Pelayanan kesehatan akibat lupuh layu

10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Pelayanan pemeliharaan kesehatan

Rekuitmen tenaga kesehatan

Pelayanan kesehatan

Pembangunan panti asuhan

11. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Pendidikan dan pelatihanprajabatan bagi PNS daerah

Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS daerah

Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi PNS daerah

12. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

Peningkatan, pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

Peningkatan mutu pelayanan farmasi kesehatan dan rumah sakit

Peningkatan mutu pengguanaan obat dan perbekalan kesehatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

136

Page 137: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

13. Program Pengawasan Obat dan Makanan Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat dibidang obat dan makanan

Peningkatan pengawasan keamanan pengan dan bahan berbahaya

Peningkatan kapaasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan

Peningkatan Penyidikan dan penegakan hukum di bidang obat dan makanan

14. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Penyuluhan kesehatan anak balita

Imunisasi bagi anak balita

Pelatiahan dan pendidikan perawatan anak balita

Pembangunan Panti asuhan anak terlantar balita

15. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Pembangunan puskesmas

Pembangunan puskesmas pembantu

Pengadaan sarana dan prsarana puskesmas

Pemerlihataan rutin berkala sarana dan prasarana puskesmas

Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu

16. Program Keluarga Berencana Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin

Pelayanan KIE

Pembinaan KB

Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling

17. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

Memperkuat dukugan dan partipasi masyarakat

18. Program Pelayanan Kontrasepsi Pelayanan konseling KB

Pengadaan alat kontrasepsi

Pelayanan KB medis operasi

19. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

137

Page 138: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB

20. Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok-Kelompok Kegiatan Masyarakat Penyuluhan bahan informasi tentang pengasuhan dan peminaan tubuh kembang anak

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

138

Page 139: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

BAB VIII

P E N U T U P

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Walikota/Wakil Walikota Pekanbaru untuk 5 (lima)

Tahun mendatang sampai berakhirnya masa jabatan Walikota/Wakil Walikota Pekanbaru serta

mengacu kepada Renstra Provinsi Riau Tahun 2004-2008.

RPJM Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011 sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Startegis

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra RKPD) Kota Pekanbaru dan setiap tahunnya akan menjadi

pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru. Disamping

itu, mengingat masa bakti Walikota/Wakil Walikota Pekanbaru Priode 2006-2011 akan berakhir pada

tahun 2011 maka untuk mengisi kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah yang ada

dipandang untuk mencantumkan rancangan program indikatif 1 (satu) tahun kedepan setelah priode

RPJM Daerah ini berakhir. Selanjutnya, terkait dengan itu semua perlu menetapkan program transisi

dan kaidah pelaksanaan, sebagai berikut :

8.1. Program TransisiDalam rangka menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir

masa jabatan Walikota/Wakil Walikta Pekanbaru untuk masa bakti 2006-2011, maka dapat

dimuat rancangan program indikatif satu tahun kedepan bila diperlukan.

8.2. Kaidah Pelaksanaan

1. Pelaksanaan RPJM Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011 diarahkan dan dikendalikan

langsung oleh Walikota Pekanbaru dengan pelaksananaan Harian Sekretaris Daerah Kota

Pekanbaru;

2. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Walikota Pekanbaru

dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Kepala Bappeda) Kota

Pekanbaru;

3. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada dilingkungan Pemerintah Kota

Pekanbaru agar melaksanakan program-program dalam RPJM Daerah Kota Pekanbaru

tahun 2007-2011 dengan sebaik-baiknya;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

139

Page 140: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

4. Setiap SKPD, baik yang berbentuk Badan, Dinas, Kantor, Bagian dan Camat berkewajiban

untuk menyusun Rencana Stategi SKPD (Renstra-SKPD) yang memuat Visi, Misi, Tujuan,

Strategi, Program dan Kegiatan Pembangunan sesuai degan tugas dan fungsi SKPD yang

disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah Kota Pekanbaru tahun 2007-2011;

5. Penjabaran lebih lanjut RPJM Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2006-2011 untuk setiap

tahunnya harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Kota Pekanbaru;

6. Penyusunan RKPD Kota Pekanbaru harus Dilakukan melalui proses Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan secara berjejang, yaitu

mulai dari Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Kota;

7. RKPD Kota Pekanbaru harus menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam Menyusun Rencana

Kerja SKPD (Renja-SKPD yang disusun dengan pendekatan perestasi kerja yang dicapai;

8. Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPD Kota Pekanbaru

merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(RAPBD) tahun anggaran berikutnya, utamnya sebagai rujukan dalam penyusunan

Kebiajkan Umum APBD serta Prioritas dan Pelafon Anggaran Sementara;

9. Renja SKPD yang disusun dengan pendekatan perestasi kerja yang akan dicapai harus

menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SPKD (RKA-SKPD)

10. Agar RPJM Daerah Kota Pekanbaru tahun 2006-2011 dapat dilaksanakan dan memberikan

hasil yang diharapkan, maka setiap SKPD perlu mengupayakan penguatan peran

stakeholders dalam mendukung pelaksanaan RPJM Daerah Kota Pekanbaru tahun 2007-

2011ini, disamping harus pula ditempuh melalui proses sosialisasi, baik kepada seluruh

komponen aparat yang ada dilingkungan Pemeritah Kota Pekanbaru, Instansi terkait

mepun masyarakat luas;

11. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan RPJM Daerah Kota Pekanbaru tahun 2007-2011,

dipandang perlu untuk melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJM

Daerah Kota Pekanbaru tahun 2007-2011, sebagai berikut :

a. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing

Pimpinan SKPD;

b. Kepala Bappeda Kota Pekanbaru menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan

pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing Pimpinan SKPD sesuai dengan

tugas dan kewenangan;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

140

Page 141: BAB Ilabpm2.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/RPJM-KOTA... · Web viewPENDAHULUAN Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal

c. Kepala SKPD melaukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan SKPD

priode sebelumnya;

d. Kepala Bappeda Kota Pekanbaru menyusun evaluasi rencana pembangunan

berdasarkan hasil evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada

huruf (c);

e. Hasil Evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf (d) menjadi bahan bagi penyusuan

Rencana pembangunan Daerah untuk priode berikutnya.

12. Apabila dalam priode pelaksanaan RPJM Daerah Kota Pekanbaru dihadapkan pada hal-hal

diluar kendali Pemerintah Kota Pekanbaru, maka konsepsi strategi yang telah

dikembangkan dapat ditinjau kembali dan hasilnya harus dikonsultasikan ke DPRD Kota

Pekanbaru untuk mendapatkan Pertimbangan lebih lanjut dalam proses pelaksanaannya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

141