Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN...

24
Bab. VI. KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017 VI - 1 Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN VI.1. DELINIASI KAWASAN PERENCANAAN Deliniasi kawasan perencanaan Masterplan dan DED Kali Babagan Desa Dasun Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang adalah kawasan aliran sungai Kali Babagan dan seluruh kawasan yang masuk dalam batas administratif Desa Dasun. Kawasan ini direncanakan untuk masterplan pariwisata dengan mengutamakan aliran sungai Kali Babagan sebagai lokasi kajian utama direncanakan kegiatan wisata penyusuran aliran sungai dengan berbagai kegiatan pariwisata terkait. Selain itu Desa Dasun mempunyai banyak potensi wisata yang menarik untuk dikembangkan menjadi daerah kunjungan wisata. Simpul simpul pariwisata tersebut dikembangkan dan dari lokasi ini dapat dihubungkan ke Kali Babagan hilir melewati jalan jalan desa menuju ke Kali Babagan. Lasem dicanangkan sebagai Kota Pusaka (Heritage City) banyak ditemukan situs pusaka (heritage site) dan budaya-budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu : Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) Lasem sebagai ibukota kecamatan memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Desa Dasun sebagai daerah lokasi perencanaan dan bagian dari Kecamatan Lasem juga memiliki ketiga potensi tersebut.

Transcript of Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN...

Page 1: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 1

Bab VI

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

VI.1. DELINIASI KAWASAN PERENCANAAN

Deliniasi kawasan perencanaan Masterplan dan DED Kali Babagan Desa Dasun

Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang adalah kawasan aliran sungai Kali Babagan

dan seluruh kawasan yang masuk dalam batas administratif Desa Dasun. Kawasan ini

direncanakan untuk masterplan pariwisata dengan mengutamakan aliran sungai Kali

Babagan sebagai lokasi kajian utama direncanakan kegiatan wisata penyusuran aliran

sungai dengan berbagai kegiatan pariwisata terkait.

Selain itu Desa Dasun mempunyai banyak potensi wisata yang menarik untuk

dikembangkan menjadi daerah kunjungan wisata. Simpul simpul pariwisata tersebut

dikembangkan dan dari lokasi ini dapat dihubungkan ke Kali Babagan hilir melewati

jalan jalan desa menuju ke Kali Babagan.

Lasem dicanangkan sebagai Kota Pusaka (Heritage City) banyak ditemukan situs

pusaka (heritage site) dan budaya-budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota

Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri

dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu :

Pusaka Alam (Natural Heritage),

Pusaka Budaya (Cultural Heritage)

Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage)

Lasem sebagai ibukota kecamatan memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Desa

Dasun sebagai daerah lokasi perencanaan dan bagian dari Kecamatan Lasem juga

memiliki ketiga potensi tersebut.

Page 2: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 2

1. Potensi Pusaka Alam: Pemandangan pegunungan di Selatan Kecamatan

Lasem, Laut, Sungai Kali Babagan, persawahan dan perkebunan yang bisa

dijadikan Wisata Agro dll.

2. Potensi Pusaka Budaya: Peninggalan Bangunan Bersejarah Pecinan,

Kesenian Barongsai, Kesenian Masyarakat lokal, Batik perpaduan budaya

Cina dan Jawa dll.

3. Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Perkampungan di Pedesaan Babagan,

Kuburan bersejarah ditengah sawah atau kebun, tambak ikan dan produksi

garam dll.

VI. 2. KONSEP NON FISIK PARIWISATA

Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan

pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber

pendapatan yang berkesinambungan. Dengan kata lain ekowisata adalah kegiatan

wisata alam plus plus. Adanya unsur plus di atas yaitu kepudulian, tanggung jawab dan

komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat

setempat ditimbulkan oleh:

a. Kekuatiran akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat

eksploatatif terhadap sumber daya alam.

b. Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.

c. Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat

setempat.

d. Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh

manfaat ekonomi ('economical benefit') dari lingkungan yang lestari.

e. Kehadiran wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat-tempat yang masih

alami itu memberikan peluas bagi penduduk setempat untuk mendapatkan

penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka

homestay, pondok ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-usaha lain yang

berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan

mereka atau meningkatkan kualitas hidpu penduduk lokal, baik secara materiil,

spirituil, kulturil maupun intelektual.

Ekowisata Berbasis Komunitas (community-based ecotourism) merupakan usaha

ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh masyarakat setempat. Masyarakat

berperan aktif dalam kegiatan pengembangan ekowisata dari mulai perencanaan,

implementasi, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ekowisata sebanyak mungkin

dinikmati oleh masyarakat setempat. Jadi dalam hal ini masyarakat memiliki wewenang

yang memadai untuk mengendalikan kegiatan ekowisata.

Page 3: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 3

Melihat potensi yang dimiliki Kali Babagan dan Desa Dasun, maka tujuan ekowisata

disini adalah untuk menciptakan pengembangan pariwisata melalui penyelenggaraan

yang mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya), pelestarian situs

situs budaya bawah air di Kali Babgan yang tentu saja melibatkan dan menguntungkan

masyarakat setempat, serta menguntungkan secara komersial.

a. Ekowisata sangat tergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan

sejarah dan budaya. Kekayaan peninggalan sejarah merupakan daya tarik utama

bagi pangsa pasar ekowisata, sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian

peninggalan sejarah dan budaya menjadi sangat penting untuk ekowisata.

Mengembalikan aliran Kali Babagan dengan prinsip pelestarian, tidak

merusak situs arkeologi yang ada dan tidak merusak penghijauan yang

sudah ada sebelumnya tetapi memberikan dukungan penghijauan dengan

penanaman rumput Feriver untuk menguatkan tanggul sungai.

Merencanakan aliran sungai Kali Babagan sebagai kawasan wisata sejarah

dan wisata alam yang memperhatikan pelestarian lingkungan.

Menerapkan konsep zonasi arkeologis pada situs dan bangunan cagar

budaya di Desa Dasun.

Mengkaitkan kegiatan wisata sejarah di Desa Dasun dengan Wista alam

yang ada di Kali Babagan.

b. Melibatkan peran BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Tengah dalam

perencanaan pelestarian situs situs arkeologis baik yang didalam air maupun

yang didaratan.

c. Pelibatan Masyarakat Desa Dasun Dari Tingkat Perencanaan Hingga pada Tingkat

Pengelolaan. Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta

kawasan daya tarik wisata, dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu

pelibatan masyarakat menjadi mutlak, mulai dari tingkat perencanaan hingga

pada tingkat pengelolaan.

d. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai

peninggalan sejarah dan budaya. Ekowisata memberikan nilai tambah kepada

pengunjung dan masyarakat setempat dalam bentuk pengetahuan dan

pengalaman. Nilai tambah ini mempengaruhi perubahan perilaku dari

pengunjung, masyarakat dan pengembang pariwisata agar sadar dan lebih

menghargai alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya.

e. Pertumbuhan pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional. Kenyataan

memperlihatkan kecendrungan meningkatnya permintaan terhadap produk

ekowisata baik ditingkat internasional maupun nasional. Hal ini disebabkan

meningkatnya promosi yang mendorong orang untuk berprilaku positif terhadap

alam dan berkeinginan untuk mengunjungi kawasan-kawasan yang masih alami

Page 4: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 4

agar dapat meningkatkan kesadaran, penghargaan dan kepeduliannya terhadap

alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya setempat.

f. Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Ekowisata

memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara,

pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non-

ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah

setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata,

mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

Dengan hidupnya pariwisata di Desa Dasun akan memberikan nilai

ekonomi bagi masyarakatnya. Hal ini dengan perdagangan hasil

tangkapan ikan, Batik, Cindera mata, warung dan restoran dan homestay.

VI. 3. KONSEP FISIK

Berdasarkan pada Dokumen Laporan Penyusunan RDTR Kabupaten Rembang,

Kebijakan pengembangan kawasan peruntukan wisata kabupaten Rembang terbagi

dalam:

Kawasan Pengembangan wisata alam: wisata alam Kajar, Watu Layar,

Pantai Binangun dan Pantai Caruban Gedongmulyo

Kawasan Pengembangan wisata Budaya: Vihara Ratanavana Arama,

Klenteng Thian Siang Sing Bo, Masjid Agung Lasem,

Petilasan Eyang Sambi, Petilasan Sunan Bonang desa Karangturi dan Desa

Dasun

Kawasan Pengembangan wisata Buatan/Binaan: kawasan Bonang –

Binangun – Sluke I.

Kali Babagan Desa Dasun direncanakan menjadi kawasan wisata memerlukan suatu

identitas dan karakter untuk membentuk suatu citra diperlukan tanda-tanda, elemen

yang spesifik spesifik disepanjang Kali Babagan. Image terhadap lingkungan

tertentu secara keseluruhan sebenarnya lebih sekedar kesan visual. Suatu kawasan

mengandung banyak konotasi, kenangan iman, harapan, keramaian, tempat-tempat

bangunan, serta peristiwa bersejarah. Dari lingkungan yang spesifik dapat memberi

gambaran dari bagian kawasan wisata. Karena itu citra atau kesan-kesan bersama

dari sebuah kawasan wisata merupakan sebuah gambaran bersama dari apa yang

didasari dari realitas sebuah gambaran itu adalah "Citra Kawasan" (Lynch 1960).

Untuk membentuk citra suatu perlu dijaga kesinambungan visual, serta karakter

suatu kawasan sehingga dapat membentuk dan dijadikan identitas. Pada skala

kawasan, dibutuhkan juga adanya tanda-tanda yang secara implisit mengandung

makna tertentu seperti tanda-tanda (signage dan tetenger). Melalui tanda-tanda

komunikasi simbol, dapat pula dipakai untuk mencari makna dari suatu lingkungan

(Lynch 1981, 141).

Page 5: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 5

Salah satu cara untuk menganalisa struktur visual suatu kawasan telah diungkapkan

oleh Kevin Lynch (1960 ) berdasarkan atas pemahaman tentang gambaran atau hasil

pengamatan pada objek suatu kawasan. Kevin Lynch mengidentifikasi 5 elemen yang

membentuk gambaran atau persepsi suatu kota atau komponen kawasan. Kelima

komponen tersebut adalah :

Paths

Path adalah elemen pembentuk ruang kawasan yang berbentuk ruang linier

dapat berupa jalan setapak, koridor, jalan alteri. Pada kasus Kali Babagan dan

sekitarnya Desa Dasun, jalan daqn koridor di Desa Dasun menjadi ‘paths’ dalam

komponen konsep ini. Aliran sungai Kali Babagan akan direncanakan menjadi 2

bagian, dari lokasi RTH ditengah ke utara menjadi Wisata Sejarah dan dari RTH

ke utara menjadi lokasi Wisata Alam.

Edges

adalah ujung tepian dan matrik kawasan, merupakan batas dari suasana yang

berbeda. Pada kasus Kali Babagan dan sekitarnya Desa Dasun, aliran sungai

Kali Babagan menjadi ‘edges’ dalam komponen konsep ini.

Landmarks / Tetenger

Landmark adalah elemen pembentuk kota yang bisa berupa bangunan fisik,

gubahan masa, space atau detail arsitektural yang sangat spesifik, terkadang

sangat kontekstual terhadap kawasan. Pada kasus Desa Dasun, Klenteng

Klenteng Gie Yong Bio menjadi ‘landmark’ dalam komponen konsep ini.

Nodes / Nodal

Node adalah areal pusat aktivitas dalam bentuk spatial dimana orang-orang

dapat merasakan perubahan aktivitas dari suatu struktur ruang ke struktur

ruang yang lain. Nodes dalam kasus Kawasan Desa Dasun direncanakan ada 3

tempat, pertama sebagai pintu masuk utama ke Desa Dasun disediakan pintu

gerbang menuju ke Klenteng Gie Yong Bio yang pada halaman depan

disediakan untuk area parkir. Node yang kedua area RTH adalah tempat untuk

menghubungkan node didepan Klenteng Gie Yong Bio dan node Agrowisata.

Diusulkan area didepan Klenteng Cu An Kiong menjadi node ke empat di bagian

utara Kali Babagan.

Districts / Kawasan

Distrik adalah areal spesifik pada kawasan perencanaan dengan batas-batas

yang dapat diidentifikasi secara fisikal. Citra distrik yang terbentuk akan

mempengaruhi citra kawasan secara keseluruhan. Desa Dasun dengan

perumahan Pecinan dan Kali Babagan sebagai sarana transportasi perdagangan

terutama perdagangan candu pada jaman dahulu.

Page 6: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 6

VI.4. FOKUS KAJIAN

4.1. Aliran Sungai Kali Babagan

Nilai Penting Sejarah Kali Babagan

Fokus kajian utama adalah adalah aliran Kali Babagan. Aliran Kali

Babagan dari hulu sampai ke hilir melewati beberapa desa dari selatan

daerah pegunungan sampai ke hilir di laut Jawa. Sungai ini mempunyai

nilai sejarah yang amat penting untuk perdagangan tertama perdagangan

candu. Perdagangan candu ini sangat ketat diawasi oleh pemerintah

Kolonial Belanda sehingga oleh masyrakat etnis Cina waktu itu

menyelundupkan perdangan candi melewati sungai Kali Babagan.

Nilai Penting Arkeologis

Sebagai aliran sungai yang tadinya deras dan bisa dilewati perahu untuk

perdagangan Kali Babagan mempunyai beberapa peninggalan kapal kayu

karam yang merupakan peninggalan arkeologis. Kedua nilai tersebut nilai

sejarah dan nilai arkeologis dipadukan dengan fasilitas rekreasi pariwisata

untuk pengembangan wisata sejarah.

Potensi Aliran Sungai

Aliran sungai Kali Babagan semuala cukup deras dengan debit air yang

cukup tinggi tetapi pada perkembangan zaman karena erosi akibat tidak

adanya tanggul atau bagian yang ada tanggulnya tetapi belum memenuhi

syarat. Potensi aliran air sungai sedang dalam proses dinormalisir dari

Dinas PSDA (Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air) Provinsi Jawa Tengah.

Diperlukan peran BPCB dalam normalisasi sungai sehingga situs budaya

bawah air bias diselamatkan dan dilestarikan. Potensi pariwisata pada

penggal sungai Kali Babagan yang berada ditepi Desa Dasun

dikembangkan menjadi paket wisata susur sungai sejarah dan susur

sungai alam. Mengembalikan Kali Babagan sebagai arah hadap

pemukiman (riverfront).

Pengembangan Arsitektur Parisiwata

Disepanjang aliran sungai Kali Babagan disediakan area pedestrian

sekaligus jalan inspeksi untuk menyusuri sungai. Pada titik titik tertentu

pertemuan antara jalan kampung dan sungai disediakan area kegiatan

untuk fasilitas bangunan pendukung pariwisata.

4.2. Sarana Prasarana pendukung Pariwisata

Pedestrian ditepi sungai

Pedestrian ditepi sungai Kali Babagan Desa Dasun sebagai sarana susur

sungai dan lokasi untuk pemancingan

Page 7: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 7

Area Parkir

Area parkir dengan perkerasan. Pada daerah yang masuk dalam kategori

cagar budaya disesuaikan dengan kondisi aslinya adalah aspal.

Sedangkan pada kawasan yang bukan cagar budaya perkerasan bisa

disesuaikan. Pemindahan area parkir truck gandeng dari daerah Pecinan

Babagan keluar. Lokasi ini difungsikan untuk parkir wisata.

Bangunan untuk Sarana Wisata

Bangunan Sarana wisata direncanakan ada di daerah node pertemuan

antara aliran sungai dan jalan desa. Ada di 2 tempat diantaranya di lokasi

RTH (Ruang Terbuka Hijau) sebagai dermaga dan di lokasi agrowisata.

Sarana Jalan

Perbaikan sarana jalan dan selokan pada semua lokasi seluruh Desa

Dasun dengan perkerasan aspal.

Street Furniture

Street furniture berupa bangku, signage (penanda) dan peta wisata

diseluruh desa. Bangku dan signage diutamakan di daerah Pecinan

dengan style Cina.

Penghijauan

Pada lokasi aliran sungai penghijauan adalah kebanyakan tanaman

bambu, ditambahkan rumput Vetiver yang fungsinya untuk penguatan

sempadan sungai. Ada dua karakter pemukiman, pemukiman Pecinan

yang masuk dalam cagar budaya. Pada bagian ini aslinya tidak ada

penghijauan disepanjang jalan. Untuk penghijauan dengan menggunakan

tanaman yang ditanam pada pot kemudian ditata berjajar. Sedangkan

pada pemukiman masyrakat Jawa di Desa Dasun sebelah selatan sudah

ditumbuhi banyak penghijauan sehingga perlu dipertahankan.

Homestay

Homestay jika diartikan kata perkata home berarti rumah dan stay berarti

tinggal. Namun jika diartikan secara istilah, homestay berarti suatu

tempat atau bangunan yang biasanya berbentuk sebuah rumah dan

disewakan secara harian maupun bulanan. Mengembangkan homestay di

daerah wisata memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat

setempat. Sementara itu bagi pengunjung, selain harganya lebih murah,

pengalaman tinggal di homestay memberikan pengalaman yang jauh

lebih menarik dibandingkan tinggal di hotel biasa. Pengunjung lebih bisa

merasakan nuansa kekeluargaan jika dibandingkan dengan penginapan

lain seperti hotel. Hal ini dikarenakan pemilik homestay sendiri akan

Page 8: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 8

sering melakukan aktivitas di rumah tersebut seperti membereskan

rumah, bersih-bersih, menyediakan sarapan dan sebagainya. Berbeda

dengan di hotel yang tugas-tugas tersebut biasanya dilakukan oleh

karyawan hotel yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan jam

kerjanya masing-masing. Disamping itu biasanya pemilik homestay juga

mengadakan acara makan bersama, bercerita dan acara berbau

kekeluargaan lainnya.

Pengolahan Limbah Batik

Industri batik tulis pada prakteknya banyak menghasilkan limbah cair

yang umumnya didominasi oleh pencemaran yang diakibatkan oleh

penggunaan bahan pewarna di dalam proses produksinya. Limbah ini

dikategorikan sebagai limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) karena

kandungan bahan yang berbahaya seperti logam berat yang berasal dari

zat warna sintetis yang dipakai. Pengolahan limbah cair dapat diolah

dengan cara proses filtrasi menggunakan lapisan pasir dan adsorpsi

menggunakan zeolit. Dari hasil sebuah penelitian, diketahui bahwa dalam

proses filtrasi, semakin tinggi lapisan pasir yang digunakan maka akan

semakin banyak kandungan kimia yang terserap. Dalam proses adsorpsi,

semakin besar ketinggian zeolit dan semakin lama waktu kontak maka zat

kimia yang diserap akan semakin banyak.

Selain cara di atas, cara lain untuk mengurangi kadar warna dan logam

berat menggunakan mikroorganisme dan tanaman air. Mikroorganisme

yang pernah diujicobakan antara lain menggunakan Lactobacillusdelbrukii,

Bacillus sp, Aspergillus sp dan Brevibacterium casei. Proses biologi relatif

lebih murah tetapi membutuhkan lahan yang luas, maka alternatif

pengolahan adalah dengan teknologi kolam rawa buatan berupa

fitoremediasi atau Wetland. Kelebihan wetland selain dapat menurunkan

polutan organik juga dapat menyerap warna dan logam berat. Menurut

Tridech et. al., 1981tanaman Eichornia crassipes (enceng gondok) dapat

menurunkan kadar BOD sebesar 94,95%, Total Organic Carbon (TOC)

sebesar 80% dan TSS sebesar 99,2%, sedangkan tanaman Scirpus dapat

menurunkan kadar BOD sebesar 75,78%, TOC sebesar 66,02% dan TSS

sebesar 94,2%. Terdapat penelitian tentang kemampuan tanaman rawa

berdaun sempit (Typha angustifolia Linn) menunjukkan bahwa

dekolorisasi limbah zat warna reaktif oleh tanaman ini sebesar 60%.

Toilet Umum

Penyediaan toilet umum yang bersih dan higienis pada jarak per 1 km

Page 9: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 9

VI.5. PRESERVASI DAN KONSERVASI

Pedoman langkah preservasi dan konservasi secara garis besar berpedoman pada U.U.

Cagar Budaya No.11 Tahun 2010. Secara garis besar terdapat dua bagian yang

dikonservasi.

1. Kawasan. (misalnya kawasan Karangturi).

2. Bangunannya sendiri.

Baik Kawasan maupun Bangunan yang akan direnovasi sebaiknya harus ditetapkan

dulu sebagai cagar budaya (Bab 1 Pasal 1 ayat 17). Penetapan sebagai bangunan

Cagar Budaya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten (melalui SK Bupati, berdasarkan

rekomendasi team Ahli Cagar Budaya (Bab 1 Pasal 1 ayat 17.). Team ahli cagar budaya

adalah orangorang yang memiliki sertifikat dibidang pemanfaatan Cagar budaya. (Bab

1 pasal 1 ayat 13 dan 14).

Baik kawasan maupun bangunan yang akan dikonservasi harus di data secara teliti

terlebih dulu. Kemudian baru dikaji mana yang lebih tua nama yang lebih muda, mana

yang diperbarui, mana yang asli, mana yang tambahan dan sebagainya. Karena produk

yang sekarang ada merupakan produk sejarah, dan terus menerus akan berproses,

yang diwarnai dengan perubahan dan transformasi. Sehingga yang dikatakan sebagai

asli atau autenthik sangat relatif sekali. Bangunan atau kawasan yang dibangun pada

abad 19 pasti terus menerus akan berproses, yang diwarnai dengan perubahan dan

transformasi sampai abad 21 ini.

Elemen atau barang yang lama pasti berbeda dengan barang atau elemen bangunan

yang baru, baik dari segi umur maupun kwalitas. Padahal barang atau elemen

bangunan yang lama sudah rusak atau bahkan akan membahayakan penghuninya.

Kalau ditetapkan memakai barang yang baru untuk menggantikan yang lama, maka

sebaiknya barang baru ini harus ditandai (ada yang menggunakan timah kecil), supaya

berbeda dengan barang lama (yang dianggap asli tadi).

Diperlukan diskusi untuk merenovasi bangunan lama. Bila perlu diperlukan berbagai

ahli yang terlibat di dalamnya. Misalnya analisis struktur (diperlukan orang-orang

konstruksi apakah kolom atau tembok masih cukup kuat). Ahli analisis kimia untuk

bahan bangunan, misalnya catnya atau spesinya terdiri dari bahan apa saja supaya

kalau nanti ditimpakan kedalam elemen yang lama tidak merusak dan sebagainya.

Renovasi ternata tidak sesederhana seperti yang sering dilihat sepintas. Perlu kajian

yang matang, biaya yang besar dan tenaga ahli yang mumpuni.

VI.6. REKOMENDASI TATA GUNA LAHAN

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan sebelumnya maka ditetapkan pembagian

guna lahan pada kawasan desa Dasun adalah sebagai berikut:

Page 10: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 10

Gambar 6.1. Rekomendasi Tata Guna Lahan, lahan dibagi atas Kawasan Pantai, kawasan Hutan Mangrove, Kawasan Tambak Ikan, Kawasan Konservasi Situs, Kawasan Penduduk, Kawasan Tambak Ikan, Kawasan Publik dan Landmark Publik Space sebagai Kawasan Penerima.

Dengan Pembagian:

1. Kawasan Konservasi meliputi bekas pabrik galangan kapal dan dok kapal

peninggalan Kolonial Belanda serta daerah aliran Kali Babagan yang terdapat

banyak kapal kuno di dasarnya. Pada kawasan ini perencanaan, perancangan,

kegiatan pembangunan, perbaikan atau renovasi harus mengacu pada kajian

dan arahan badan terkait agar keaslian kawasan konservasi tetap terjaga.

2. Kawasan perkampungan penduduk merupakan daerah yang sangat berperan

sebagai area penunjang kawasan konservasi.

Page 11: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 11

3. Kawasan RTH (Ruang Tata Hijau), meliputi Kali Babagan, sempadan sungai,

taman desa, hutan mangrove, tambak dan perkebunan.

4. Kawasan Pantai yang sangat panjang dari muara sungai Lasem sampai ke timur

kearah Bonang.

5. Kawasan Public Space dan Landmark, meliputi fasilitas umum dan penanda

kawasan seperti taman untuk bersantai, aula, pusat jajanan, pemancingan,

tempat beribadah dan pusat informasi pariwisata.

Gambar 6.2. Public space yang sudah terbangun sebagai Kawasan Penerima ‘Public Space” yang sudah tersedia sarana dan prasarana.

6. Industri perumahan batik tulis Lasem dan hasil tangkapan ikan oleh nelayan

setempat, yang tersebar di perkampungan penduduk.

7. Fungsi penginapan atau homestay untuk para wisatawan yang menjadi satu

dengan perkampungan penduduk.

8. Fungsi Pemerintahan berupa kantor Kelurahan Desa Dasun.

Page 12: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 12

Gambar 6.3. Zonasi Makro Layer potensi wisata yang dimulai dari Open Space sebagai Ruang Penerima Publik, Situs Bersejarah, Kawasan aliran sungai dan Hutan Mangrove dan Kawasan Pantai.

Berdasarkan analisis terhadap persebaran potensi wisata yang ada di desa Dasun,

maka pengembangan yang direkomendasikan adalah di sebelah utara desa. Hal ini

dikarenakan pembangunan di tengah desa berupa open space sudah berlangsung

sangat baik dan memiliki potensi menjadi daya dukung wisata di desa Dasun. Selain itu

alasan terpenting lainnya adalah sebelah utara desa memiliki tiga layer wisata

sekaligus berupa:

1. Situs bersejarah pabrik kapal kuno peninggalan Kolonial.

2. Kawasan sungai dan mangrove yang memiliki potensi atraksi wisata yang

menarik seperti susur sungai, penangkapan ikan dengan anco, serta nilai

sejarah Kali Babagan yang menjadi pintu masuk komunitas tionghoa pertama

kali di Lasem.

Page 13: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 13

3. Bibir pantai yang sangat panjang dengan pasir bersih dan vegetasi yang

rimbun.

Gambar 6.4. Zonasi Mikro pengembangan Wisata Desa Dasun terdiri dari Zona Parkir, Zona Publik, Zona Edukasi Sejarah, Zona Anco/Pemancingan, Zona Susur Sungai, Zona Hutan Mangrove, Zona Parkir Pantai, Zona Cottage dan Fasilitas Umum, Zona Wisata Pantai dan Zona Kuliner.

Page 14: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 14

Gambar 6.5. Masterplan Kawasan Wisata Desa Dasun Kabupaten Lasem

Page 15: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 15

Dari ketiga layer zonasi makro wisata yang sudah dibuat, kemudian didetailkan lagi

menjadi zonasi mikro untuk menunjukan hubungan antar titik wisata sehingga

diperoleh satu kawasan wisata yang terintegrasi.

Titik awal untuk kawasan wisata di atas adalah berupa public space yang terdiri dari

TIC (Tourist Information Center) atau pusat informasi wisata dan sejarah yang dapat

memberikan informasi seputar sejarah dan potensi wisata yang ada di Dasun pada

khususnya dan Lasem pada umumnya. Dari titik ini para wisatawan kemudian dapat

mengakses ketiga zonasi wisata yang berupa situs, sungai dan pantai.

Gambar 6.6. Masterplan Kawasan Wisata Pantai Desa Dasun Kecamatan Lasem

Page 16: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 16

VI.7. TATA MASSA BANGUNAN

Arahan penataan tata masa dan bangunan pada kawasan desa Dasun menyesuaikan

pada zonasi wisata masing-masing. Semisal pada zona konservasi, maka konsepnya

adalah membuat area konservasi yang tetap terjaga keasliannya serta mengembalikan

fungsi kawasan di sekitar bangunan sebagaimana mestinya. Sedangkan bangunan

yang berfungsi sebagai pernaungan untuk menjaga situs agar tidak rusak karena

faktor cuaca maka bangunan tersebut harus bersifat tidak permanen dan tidak

menggunakan pondasi dalam agar tidak merusak situs tersebut. Sebagai contoh pada

bangunan pernaungan untuk dok kapal menggunakan konstruksi bambu dengan

pondasi umpak.

Gambar 6.7. Tipologi Pernaungan Situs Bersejarah terutama Situs Budaya Bawah Air

Page 17: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 17

Gambar 6.8. Tata Massa dan Tipologi Bangunan Resort dengan atap pelana terinspirasi dari bentuk atap bangunan di sepanjang aliran sungai Kali Babagan pada masa lalu.

Pada area pantai tata massa bangunan berorientasi pada bibir pantai. Selain itu, pada

bangunan yang berada disekitar sungai diarahkan agar berorientasi pada sungai Lasem

sebagai halaman depan. Oleh sebab itu di sepanjang sungai perlu dibuatkan jalan

inspeksi berupa mangrove track dan jalan setapak. Lalu untuk tipologi bangunan pada

kawasan pantai adalah tipe arsitektur pesisiran dan modifikasinya. Kemiringan atap

harus menjadi perhatian, tipe kemiringan yang curam lebih baik untuk menghindari

Page 18: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 18

hempasan angin laut yang kuat dan curah hujan yang tinggi. Sedangkan material yang

digunakan sebaiknya menggunakan potensi lokal seperti dari kayu pohon kelapa dan

jati.

Gambar 6.9 Tata Massa dan Tipologi Bangunan Pusat Informasi sebagai area Penerima

Area penerima yang terdiri dari pusat informasi dan taman tata massa bangunan

berorientasi pada jalan. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung dengan mudah

menemukan akses ke lokasi. Pada area ini, bangunan dibuat lebih modern tetapi tetap

memiliki konteks terhadap lokalitas, arsitektur Jawa dan arsitektur Pecinan. Sebagai

Page 19: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 19

contoh pada bangunan TIC, memiliki desain modern yang mengambil bentuk anjungan

kapal. Dimana hal ini memberikan informasi bahwa desa Dasun memiliki hubungan

yang sangat dekat dengan sejarah perkapalan di pantai utara.

VI.8. SIRKULASI DAN PARKIR

Gambar 6.10. Rekomendasi sirkulasi dengan jalan aspal ke area pantai dan untuk penyusuran sungai menggunakan papan kayu yang disangga kolom beton.

Page 20: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 20

Untuk memperlancar pengembangangan wisata dibutuhkan akses yang memadai.

Rekomendasi yang diusulkan berupa jalan untuk kendaraan, jalur pedestrian dan

mangrove track yang dapat digunakan untuk menyusuri sungai, pemancingan dan

sebagai tambatan kapal sekaligus.

Gambar 6.11. Rekomendasi parkir disediakan di dua tempat. Di area depan kawasan penerima dan di Kawasan Tepi Pantai.

Page 21: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 21

Kemudian untuk kantong parkir, rekomendasi yang diusulkan adalah di zona penerima

yang berada di depan TIC. Diharapkan dari sana pengunjung dapat menyusuri ketiga

zonasi wisata dengan berjalan kaki, lalu ketika mereka ingin kembali dari pantai

menuju TIC akan disediakan shuttle bus. Sedangkan untuk pengunjung yang ingin

langsung ke pantai dan resort, kantong parker disediakan di sebelah hutan mangrove.

Kendaraan baik roda dua dan roda empat dilarang memasuki area pantai untuk

menjamin kebersihan bibir pantai.

VI.9. RUANG TERBUKA

Arahan penataan ruang terbuka pada kawasan Dasun diarahkan pada penataan area

yang menjadi landmark, area konservasi, area sepadan sungai dan area pantai (ruang

terbuka alami) sebagai kawasan alami pendukung pariwisata budaya. Penataan area

penerima, yang dekat dengan area konservasi, bertujuan mengenalkan masyarakat

terhadap sejarah desa dasun sebagai daerah pembuatan kapal. Pada ruang terbuka

tersebut terdapat ruang istirahat berupa sitting group, area bermain anak-anak dan

pusat informasi wisata yang lebih representatif.

Gambar 6.12. Taman di Area Penerima sebagai daya tarik utama pada seluruh kawasan

wisata

Selanjutnya area sempadan sungai ini ditujukan sebagai penghubung utama antar

kawasan konservasi dengan kawasan pantai pada Desa Dasun. Sebuah hutan

mangrove beserta mangrove track yang cukup lebar dibuat sebagai embrio untuk

pengembangan riverfront atau kawasan yang berorientasi pada sungai. Mangrove

Page 22: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 22

track tersebut juga dilengkapi dengan Anco atau alat pengkap ikan tradisional dengan

system katrol. Anco tersebut akan menjadi atraksi sungai yang menarik bagi

wisatawan. Dengan sistem sewa per-jam, pemilik atau pengelola anco dapat

menyewakan kepada pengunjung yang dimana hasil tangkapan ikan dapat dibawa

pulang atau dimasak ditempat.

Gambar 6.13. RTH (Ruang Terbuka Hijau) sempadan sungai dengan anco (penangkap

ikan tradisional) sebagai atraksi wisata.

Mangrove track yang cukup lebar ini juga dimanfaatkan sebagai spot pemancingan dan

sekaligus tempat penambatan kapal. Selain itu mangrove track berfungsi juga sebagai

sabuk sungai untuk mengontrol sampah yang seringkali tersangkut di hutan mangrove.

Untuk konstruksi mangrove direkomendasikan menggunakan buis beton sebagai

pondasi untuk mencegah korosi atau pelapukan yang bisa terjadi jika menggunakan

kayu atau besi.

Pada area pantai, area terbuka terdiri dari bibir pantai dan area hijau yang trdiri dari

deretan pohon cemara dan pohon waru. Area ini dapat dikembangkan sebagai area

resort, kolam renang, kolam air mancur, restoran dan pusat oleh-oleh. Sedangkan

pada bibir pantai yang berupa pasir, dapat dikembangkan sebagai lapangan volley

pantai dan bermain air laut. Pada zona ini juga direncanakan sebuah area terbuka

dengan air mancur yang dapat digunakan anak-anak untuk bermain air.

Pengembangan keseluruhan kawasan ini tentu saja dapat dilakukan secara bertahap.

Page 23: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 23

Gambar 6.14. Dermaga perahu sebagai penghubung antar kawasan lewat susur sungai

Selanjutnya penataan vegetasi dan fasilitas pendukung (berupa taman, jalan inspeksi,

ruang publik, penerangan jalan, bangku, tempat sampah, papan penunjuk arah)

merupakan cara yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas kawasan sebagai

destinasi pariwisata kedepannya.

Page 24: Bab VI KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN …dasun.desa.id/.../549/2019/02/6.-Bab...PENATAAN-MASTERPLAN-KAWASAN-Fix.… · bab. vi. konsep dan rekomendasi penataan masterplan

Bab. VI.

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN MASTERPLAN KAWASAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN DED DESA DASUN, KECAMATAN LASEM, KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2017

VI - 24

VI.10. PENANDA DAN AKSESORIS

Arahan penataan system penanda pada kawasan terbagi dalam dua kategori: pertama

system penanda yang berupa peta wisata kawasan yang menunjukan perebaran

tempat-tempat wisata dan pendukungnya seperti informasi situs sejarah, sentra batik,

homestay, fasum dll. Kedua adalah penanda lokasi atau bangunan berupa papan nama

yang memberikan info jenis dan fungsi bangunan atau kawasan tersebut. Baik

penanda dan aksesoris jalan didesain menggunakan gaya lokal jawa atau pecinan.

Penanda ini dibuat secara seragam untuk menghindari polusi visual yang disebabkan

penggunaan banner secara berlebihan dan terkadang desainnya tidak sesuai dengan

konteks lokasi. Selain itu, penggunaan banner/mmt tidak tahan terhadap dengan cuaca

luar, sehingga warna menjadi pudar dan mudah sobek yang pada akhirnya menjadi

sampah visual yang mengakibatkan lingkungan terkesan kumuh dan tidak terawat.

Untuk kawasan pantai, landmark berupa Kapal Jung dipilih terkait konteks kawasan

Dasun yang dulunya sebagai pusat pembuatan kapal dan sebagai pintu masuk dari laut

ke kota Lasem yang terkenal sebagai Tiongkok Kecil.

Gambar 6.15. Kapal Jung sebagai landmark kawasan wiata pantai dengan penekanan edukasi perdagangan lewat sungai yang berupa kapal dan perahu dimasa lalu.