BAB VI

11
BAB VI PEMBAHASAN 6.1Tingkat kepuasan kerja bidan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar bidan kurang puas dengan kinerja (58%), hal ini disebabkan karena berbagai sebagai bidan desa mempunyai beban kerja dan tanggung jawab yang besar dan kurang sesuai dengan gaji yang diterima. Lingkungan kerjayan kurang mendorong semangat semangat kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Prabowo (2009), bahwa kepuasan merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki dengan kenyataan yang diterima. Sehingga pada waktu bidan desa memberikan pelayanan kesehatan harus sebanding dengan yang akan diterima oleh bidan tersebut. Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sub system pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan 52

description

bab 6

Transcript of BAB VI

Page 1: BAB VI

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Tingkat kepuasan kerja bidan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar bidan

kurang puas dengan kinerja (58%), hal ini disebabkan karena berbagai sebagai

bidan desa mempunyai beban kerja dan tanggung jawab yang besar dan kurang

sesuai dengan gaji yang diterima. Lingkungan kerjayan kurang mendorong

semangat semangat kerja.

Hal ini sesuai dengan pendapat Prabowo (2009), bahwa kepuasan

merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki dengan kenyataan yang

diterima. Sehingga pada waktu bidan desa memberikan pelayanan kesehatan

harus sebanding dengan yang akan diterima oleh bidan tersebut.

Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sub system

pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif

(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

Namun tidak berarti pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan

pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) (Soekidjo

Notoatmodjo, 2003:89).

Adapun responden yang puas dengan kinerja (42%), hal ini dikarenakan

responden sudah merasa harapan dan kenyataan sudah sesuai walaupun tidak

100% harapan sesuai dengan kenyataan. Menurut Nursalam (2003), kepuasan

52

Page 2: BAB VI

adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara

kesenangan terhadap aktifitas yang dilakukan (Nursalam, 2003 : 105).

Tingkat kepuasan antara individu satu dengan individu lain berbeda. Hal

ini terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial,

tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian

(Sugiarto, 2009).

Dengan adanya informasi kepuasan kinerja bidan akan memberikan

gambaran sejauh mana mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, selain itu

dari sisi marketing pasien yang puas dapat menjadi tool marketing yang ampuh

dengan mouth to mouth-nya, dan terakhir manajemen dapat memberikan

prioritas untuk peningkatan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

6.2 Hubungan pekerjaan dengan tingkat kepuasan kerja bidan

Tenaga kesehatan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang

memberi mereka kesempatan menggunakan ketrampilan dan kemampuan

mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai

betapa baik mereka bekerja. (Robbins, 2001). Adanya kesesuaian pekerjaan

dengan ketrampilan dan kemampuan tenaga kesehatan diharapkan mampu

mendorong tenaga kesehatan untuk menghasilkan kinerja yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pekerjaan dengan tingkat kepuasan kerja bidan di Puskesmas Margasari

Kabupaten Tegal tahun 2014 yaitu diperoleh pvalue = 0,015 dengan level of

significant () = 0,05, maka berarti pvalue < . Hal ini berarti bahwa semakin

53

Page 3: BAB VI

pekerjaan baik maka akan berdampak pada tingkat kepuasan kinerja bidan. bidan

dengan pekerjaan baik sebagian puas yaitu 13 responden (26%), sedangkan

yang mempunyai pekerjaan kurang baik sebagian tidak puas dengan kinerja

yaitu sebanyak 21 responden (42%).

Antara pekerjaan dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan

signifikan. Karena kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai

korelasi signifikan dengan pekerjaan, atasan/manajer disarankan

mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan

pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja

melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.

Dari hasil penelitian menurut (Jahiroh, 2001) bahwa faktor motivator yang

dominan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja tenaga keperawatan adalah

pekerjaan itu sendiri sesuai dengan alasan yang dikemukakan oleh responden.

Pimpinan harus membuat usaha-usaha yang riil dan meyakinkan, sehingga

bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaannya yang akan dilakukannya dan

berusaha menghindari kebosanan dalam pekerjaan bawahan agar setiap bawahan

sudah tepat dalam pekerjaannya.

6.3 Hubungan pengembangan karier dengan tingkat kepuasan kerja bidan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan

antara pengembangan karier dengan tingkat kepuasan kerja bidan di Puskesmas

Margasari Kabupaten Tegal tahun 2014 (pvalue = 0,002). Adanya kejelasan

dalam pengembangan karier bidan berdampak pada kepuasan bidan dalam

54

Page 4: BAB VI

memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Promosi merupakan bukti

pengakuan atas prestasi karyawan. Seseorang yang dipromosikan akan dianggap

memiliki prestasi yang baik dalam pekerjaannya. Promosi mempunyai arti yang

penting bagi perusahaan, sebab dengan promosi berarti kestabilan perusahaan

dan moral karyawan akan dapat lebih terjamin.

Promosi akan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi,

tanggung jawab yang lebih banyak, dan status sosial yang meningkat. Apabila

promosi dibuat dengan cara yang adil diharapkan mampu memberikan kepuasan

kepada tenaga kesehatan. (Robbins, 2001).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan dengan pengembangan karier

yang baik sebagian puas yaitu 17 responden (34%) dan yang kurang baik

sebagian besak tidak puas dengann kinerja yaitu 18 responden (36%).

Hal ini sesuai dengen penelitian yang dilakukan oleh Jahiroh (2001)d

engan alasan yang dikemukakan oleh responden tentang pengembangan

karier/promosi. Untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan, pemimpin

harus mengusahakan mengirim perawat pada pendidikan-pendidikan formal dan

non formal. Hal ini juga didukung oleh beberapa saran yang mereka kemukakan

untuk memberikan pendidikan tambahan bagi tenaga perawatan.

6.4 Hubungan rekan kerja dengan tingkat kepuasan kerja bidan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan rekan

kerja yang baik sebagian besar puas dengan kinerja bidan (34%), sedangkan

rekan kerja yang kurang baik sebagian besar kurang puas dengan kinerja bidan

55

Page 5: BAB VI

(32%). Hal ini berarti bahwa kondisi rekan kerja sangat berpengaruh secara

psikologi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kerja.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

rekan kerja dengan tingkat kepuasan kerja bidan di Puskesmas Margasari

Kabupaten Tegal tahun 2014 (pvalue = 0,010). Rekan kerja yang bersahabat,

kerjasama rekan sekerja atau kelompok kerja adalah sumber kepuasan kerja bagi

pekerja secara individual. Kelompok kerja dapat memberikan dukungan, nasehat

atau saran, bantuan kepada sesama rekan kerja. Kelompok kerja yang baik

mambuat pekerjaan lebih menyenangkan. Baiknya hubungan antara rekan kerja

sangat besar artinya bila rangkaian pekerjaan tersebut memerlukan kerja sama

tim yang tinggi.

Tingkat keeratan hubungan mempunyai pengaruh terhadap mutu dan

intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Kelompok yang

mempunyai tingkat keeratan yang tinggi cenderung menyebabkan para pekerja

lebih puas berada dalam kelompok. Kepuasan timbul terutama berkat kurangnya

ketegangan, kurangnya kecemasan dalam kelompok dan karena lebih mampu

menyesuaikan diri dengan tekanan pekerjaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jahiroh,

(2001) bahwa hubungan yang kurang harmonis dan kurang kekeluargaan baik

antara atasan dengan bawahan, maupun antara perawat sangat berpengaruh

terhadap kepuasan kerja seseorang.

56

Page 6: BAB VI

6.5 Hubungan kondisi kerja dengan tingkat kepuasan kerja bidan

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

kondisi kerja dengan tingkat kepuasan kerja bidan di Puskesmas Margasari

Kabupaten Tegal tahun 2014 (pvalue = 0,006). Apabila kondisi kerja bagus

(lingkungan yang bersih dan menarik), akan membuat pekerjaan dengan mudah

dapat ditangani. Sebaliknya, jika kondisi kerja tidak menyenangkan (panas dan

berisik) akan berdampak sebaliknya pula. Apabila kondisi bagus maka tidak

akan ada masalah dengan kepuasan kerja, sebaliknya jika kondisi yang ada

buruk maka akan buruk juga dampaknya terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa reponden dengan kondisi

kerja yang baik sebagian besar puas dengan kinerja yaitu sebanyak 18 responden

(36%), pada akhirnya lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan mampu

menciptakan perasaaan puas karyawan terhadap pekerjaannya. Dengan

mendesain dan menciptakan lingkungan kerja fisik perusahaan akan mampu

memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan. Kepuasan itu dapat tercapai bila

kondisi ruang kerja dan lingkungan kerja fisik karyawan dirasa cukup lengkap

dan cukup nyaman bagi mereka untuk melakukan keseluruhan tugas-tugasnya.

Adapun kondisi kerja yang kurang baik sebagian besar kurang puas dengan

kinerja bidan yaitu 15 (30%). Semangat dan kegairahan kerja para karyawan

dalam melaksanakan tugas-tugas dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi tersebut antara lain adalah jumlah dan komposisi dari

kompensasi yang diberikan, penempatan yang tepat, latihan, rasa aman di masa

depan, mutasi, promosi dan masih banyak lagi faktor-faktor lain. Di samping

57

Page 7: BAB VI

faktor-faktor tersebut masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi semangat

dan kepuasan kerja karyawan, yaitu lingkungan kerja

Hal ini sesuai dengan Menurut Nitisemito (2002), lingkungan kerja adalah

segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Beberapa faktor yang

mempengaruhi lingkungan kerja antara lain faktor fisik, faktor kimia, faktor

biologis dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat menimbulkan

gangguan terhadap suasana kerja dan berpengaruh terhadap kesehatan dan

keselamatan tenaga kerja. Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan

oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif. Oleh karena itu

pengaturan lingkungan kerja harus ditangani atau dirancang sedemikian rupa

sehingga menjadi kondusif terhadap perkerja untuk melaksanakan kegiatan

dalam suasana yang aman dan nyaman.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budianto Kurniawan

(2006) bahwa kondisi fisik lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan

kerja karyawan pada surat kabar harian umum Jawa Pos Radar Solo di

Surakarta, lingkungan yang mendukung kerja akan berdampak pada kepuasan

kinerja karyawan.

58