BAB V.docx
Transcript of BAB V.docx
BAB VPEMBAHASAN
Sumur G merupakan sumur gas yang terletak pada lapangan R. Sumur G
ini telah mengalami penurunan produksi, dimana produksi sumur G hanya
berproduksi sebesar 10 Scf/Day, dengan harga permeabilitas yang kecil yaitu 10
mD. Sumur G masih memiliki tekanan reservoir yang cukup tinggi yaitu sebesar
7447 Psi dengan sisa cadangan minyak pasti Lapisan J Lapangan R yang dapat
diambil atau Initial Gas in Place (IGIP) per 1 Januari 2009 yaitu sebesar 5668,2
MSCF.
Lapisan J berada pada lapisan batuan dolomite, oleh karena itu untuk
meningkat kan produksi gas yang ada pada sumur G lapngan R ini adalah dengan
stimulasi Acid Fracturing. Acid Fracturing yang dilakukan diharapkan dapat
meningkatkan permeabilitas lapisan J dan membentuk suatu saluran konduktif
baru, sehingga Produktivitas gas dapat dengan mudah dalam lubang sumur
sehingga produktivitas sumur meningkat.
Desain acid Fracturing yang akan dilakukan di sumur G
lapangan R Menggunakan simulator FracCADE berdasarkan
pengolahan data yang dilakukan pada bab IV, pada desain acid
Fracturing ini dilakukan pada lapisan J yang memiliki tipe batuan
dolomite. Data yang diperlukan dalam desain Acid Fracturing
yaitu data sumur yang meliputi data casing dan tubing sumur
(Tabel 4.1), Data Perforasi (Tabel 4.2), data reservoir pada
lapisan J yang meliputi kompresbilitas fluida reservoir sebesar 6,09 Psi,
viscosity 3,21 Cp, Oil Gravity 49° API, Gas Oi Ratio (GOR) 0 SCF/BBL dan
Tekanan Gelembung sebesar 9520 Psi.
Data reservoir pada lapisan J ini dibagi kedalam beberapa zona, yaitu :
Zone Height Data (Gross, Leakoff dan Net Height) Tabel 4.3, Zone Stress Profile
Data (Fracture Gradient, In-situ Stress dan Tekanan Reservoir) Tabel 4.4, Zone
Mechanical Properties Data (Modulus Young, Poisson Ratio dan Toughness)
Tabel 4.5 dan Zone Transmissibility Properties Data (K, Ф, FVF dan Ct) Tabel
4.6 .
Sebelum dilakukannya Acid fracturing perlu dilakukannya perencanaan
agar Acid Fracturing yang dilakukan berhasil dan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Perencanaan Acid Fracturing ini meliputi pemilihan model Acid
Fracturing yang tepat, model disini adalah pemilihan fluida perekah, jenis batuan
pada lapisan dan laju injeksi pemompaan yang akan digunakan dalam Acid
Fracturing. Parameter desain perekahan Acid Fracturing seperti :
Panjang rekahan, tinggi rekahan, lebar rekahan, konduktifitas
rekahan dan lain-lain. Parameter desain tersebut akan digunakan
untuk melakukan perhitungan dalam keberhasilan Acid
fracturing.
Model Acid Fracturing pada sumur G ini menggunakan lima jenis fluida
perekah ( HCL28%, YF145HTD, YF145HTD-intermediate stage, WF145, dan
LCA28 with 30 gpt j476c), dan dengan tiga jenis laju injeksi pemompaan yang
berbeda pada setiap fluida perekah tersebut sehingga dalam Acid Fracturing pada
sumur G ini terdapat model Acid Fracturing yang diinginkan.
Ada dua hal yang mempengaruhi keberhasilan acid fracturing pada sumur
G yaitu panjang rekahan dan konduktivitasnya. Dalam hal acid frac ini ditentukan
oleh jarak tempuh asam yang masih “hidup” (live acid). Penetrasi asam ini sangat
dipengaruhi oleh fluid loss rate, lebar rekahan, laju injeki asam, temperatur
formasi, jenis formasi, jenis asam dan jenis additivenya.
A. Simulasi Acid Fractuirng Dengan Simulator
Untuk memperoleh jadwal pemompaan dilakukan input pada modul Pump
Schedule Generator. Metoda yang digunakan adalah Non-tip Screen Out. Dengan
input pada Tabel 5.1, Software Simulator mengiterasi jadwal pemompaan optimal
sehingga akan didapatkan output jadwal pemompaan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Input dan Output Pada Penjadwalan Pemompaan Fluida
Stage Pumping Fluid Fluid PumpingNumber Name Rate Name Volume Time
bbl/min Gal Min
1 Prepad 30,0 WF145 2000 1,6
2 Pad 30,0 YF145HTD 15817 12,6
3 LCA28 40,0 LCA28 with 30 gpt J4 40000 23,8
4 Pad2 66,0 YF145HTD-intermediate Stage
10000 3,6
5 LCA28 68,0 LCA28 with 30 gpt J4 33688 11,8
6 Pad3 66,0 WF145 10000 3,6
7 CFA 66,0 HCL28% 10823 3,9
8 Overflush 10,0 WF145 2196 5,2
9 Flush 10,0 WF145 9515 22,7
Total : 134039 88,7 min
Dengan menggunakan model geometri rekahan Pseudo-3D (P3D),
diperoleh hasil simulasi Acid Fracturing berupa konduktifitas rekahan ( Gambar
5.1 ) yang menunjukkan konduktifitas panjang rekahan tersebut. Konduktivitas
rekahan merupakan parameter penting dalam memilih desain Acid Fracturing,
dengan naiknya harga konduktivitas maka permeabilitas juga akan naik, karena
konduktivitas berbanding lurus dengan permeabilitas.
Gambar 5.1 Konduktifitas Sepanjang Acid Fracturing
Temperatur juga merupakan parameter penting yang perlu diperhatikan,
karena salah satu komponen utama pada Acid Fracturing yaitu fluida perekah
dipengaruhi oleh temperatur. Perubahan temperatur berkaitan dengan viskositas
fluida perekah, yang berpengaruh terhadap kinerja dan efisiensi serta fluid loss
dari fluida perekah tersebut. Semakin tinggi temperatur, viskositas semakin
rendah dan seringkali kinerja fluida perekah menjadi tidak maksimal. Profil
temperatur selama perekahan pada tiap fase dari treatment ditampilkan pada
Gambar 5.2. Gambar tersebut memperlihatkan perubahan temperatur pada saat
penginjeksian fluida terhadap penjang rekahan.
Gambar 5.2 Grafik Temperature Profile
Pada Gambar 5.3 ditampilkan grafik laju injeksi pemompaan, baik total
injeksi dan masing-masing laju injeksi pada tiap rekahan terhadap treatment time
digabungkan dengan grafik tekanan reservoir dan tekanan permukaan. Laju
injeksi menggunakan sumbu sebelah kanan, sedangkan tekanan reservoir
menggunakan sumbu sebelah kiri. Efisiensi fluida berkaitan dengan rasio jumlah
volume rekahan yang terbentuk dengan jumlah volume yang dipompakan
(Gambar 5.3). dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar jumlah
volume fluida (Tabel 5.1) yang dipompakan maka efisiensi fluida akan semakin
besar, dan itu artinya volume rekahan yang terbentuk juga akan semakin besar.
Gambar 5.3 Grafik Treatment Plot
Gambar 5.4 Grafik Efisiensi Fluida
Gambar 5.5 menunjukan total injeksi dari masing – masing fluida
terhadap waktu pengerjaan (Tabel 5.1), dimana dijelaskan bahwa waktu yang
dibutuhkan selama injeksi dari keseluruhan fluida tersebut adalah 88,7 menit
dengan volume fluida yang di injeksikan sebesar 134039 gal.
Gambar 5.5 Grafik Total Inj. Rate
Gambar 5.6 menunjukan stage front atau prilaku dari fluida yang di
injeksikan yang pertama kali akan berada di depan karena fluida yang selanjutnya
di injeksikan akan mendesak fluida sebelumnya, oleh karena itu fluida yang
pertama di injeksikan akan sampai pada ujung perekahan. Gambar 5.6 ini
menunjukan posisi front terhadap lama pengerjaan acid Fracturing tersebut.
Gambar 5.6 Grafik stage Front
Gambar 5.7 menunjukkan geometri rekahan yang terbentuk dari hasil
Acid Fracturing yang dilakukan oleh simulator, pada gambar tersebut dapat dilihat
bahwa pada awal dilakukannya Acid Fracturing terbentuk rekahan sampai 720,3
ft sebelum akhirnya pada End Of Job (EOJ) menutup kembali menjadi 709,5 ft
dengan waktu 4,7 min dan rekahan yang dinilai baik hanya 420,68 ft.
Gambar 5.7 Fracture Geometri History
Gambar 5.8 menunjukkan tinggi rekahan yang di akibatkan injeksi fluida
terhadap panjang perekahan tersebut. Pada grafik ini menunjukan rekahan yang
terjadi pada kedalaman sumur tersebut (Fracture Top, Fracture Bottom) terhadap
Treatment Time (waktu pekerjaan) dan Net Pressure (tekanan yang dihasilkan
akibat injeksi fluida).
Gambar 5.8 Grafik Fracture High History at Wellbore
Gambar 5.9 menunjukkan lebar rekahan yang berbanding dengan
panjang rekahan. Flow Capasity adalah perbandingan antara fluida yang di
injeksikan terhadap rekahan yang terbentuk. Lebar rekahan yang terbentuk
mengecil seiring bertambahnya panjang rekahan mendekati ujung rekahan.
Konduktivitas merupakan perkalian dari permeabilitas rekahan dengan lebar
rekahan, juga mengikuti pola yang sama seperti penambahan lebar rekahan. Pada
titik 420,68 ft menunjukkan panjang dan lebar keefetifan rekahan yang terbentuk.
Gambar 5.9 Grafik Flow Capacity
Gambar 5.10 menunjukkan grafik dari besarnya konduktifitas terhadap
panjang rekahan, pada awal injeksi rekahan konduktifitas besar namun yang di
anggap konduktifitasnya baik pada titik 4107 md.ft. karena pada titik tersebut
konduktifitas mengalami penurunan yang tidak terlalu besar sampai pada
keefektifan lebar perekahan yaitu 434,89 ft.
Gambar 5.10 Grafik Low Flow Capasity.
Gambar 5.11 menunjukkan model dari lebar rekahan pada kedalaman
sumur terhadap panjang perekahan. Ssemakin panjang perekahannya maka lebar
rekahan nya pun akan ikut mengecil. Seperti yang di perlihatkan pada gambar
5.11.
Gambar 5.11 ACL EtchedWidths
B. Parameter Desain Acid Fracturing
Parameter desain Acid Fracturing merupakan faktor penting dalam
keberhasilan desain Acid Fracturing yang disimulasikan menggunakan simulator.
1. Panjang, Tinggi dan Lebar Rekahan
Panjang, tinggi dan lebar rekahan merupakan parameter yang penting
dalam desain Acid Fracturing. Dari simulasi yang telah dilakukan panjang, tinggi
dan lebar rekahan di dapatkan hasil seperti yang pada Gambar 5.12.
Gambar 5.12 Panjang, tinggi, dan lebar dari rekahan yang dihasilkan dari
simulasi
Acid Fracturing Material
Acid Fracturing Material merupakan material yang digunakan dalam Acid
Fracturing yaitu Fluida Perekah. Fluida perekah merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi Acid Fracturing, kesalahan dalam memilih Fluida Perekah dapat
berakibat fatal, seperti tidak berhasilnya Acid Fracturing yang dilakukan. Dalam
desain Acid Fractuing ini menggunakan lima jenis fluida perekah ( HCL28%,
YF145HTD, YF145HTD-intermediate stage, WF145, dan LCA28 with 30 gpt
j476c ).
Laju injeksi pemompaan
Laju pemompaan fluida sangat berpengaruh dalam terbentuknya
perekahan baik itu panjang, lebar dan tinggi. Dalam desain acid fracturing ini
menggunakan laju pemompaan yang telah di atur oleh simulasi. Jadwal injeksi
pemompaan dapat dilihat pada Tabel 5.1. Jumlah volume fluida yag di injeksikan
berpengaruh pada volume rakahan yang terbentuk, maka semakin besar volume
ijeksi fluida maka akan semakin besar rekahan yang terbentuk.
2. Konduktifitas Rekahan
Konduktivitas rekahan merupakan parameter penting dalam memilih desain
acid fracturing, dengan naiknya harga konduktivitas maka permeabilitas juga akan
naik, karena konduktivitas berbanding lurus dengan permeabilitas. Pada desain
acid fracturing pada sumur G ini tidak menggunakan propant, acid fracturing tidak
menggunakan propan karena acid fracturing digunakan pada batuan yang keras
(limestone dan dolomit), itulah perbedaan dari hydraulic fracturing.
Konduktivitas pada desain acid fracturing sumur G ini adalah 4107 md.ft,
dari nilai konduktifitas tersebut maka dapat diketahui permeabilitas setelah acid
fracturing dan dapat di ketahui permeabilitas rata-ratanya.
C. Parameter Keberhasilan Acid Fracturing
1. Peningkatan Permeabilitas Sumur G
Secara teoritis, dilakukannya Acid Fracturing pada suatu formasi batuan akan
dapat meningkatkan harga permeabilitas batuan tersebut yang diikuti dengan
peningkatan laju alir fluida.
Peningkatan permeabilitas rekahan dan permeabilitas rata-rata yang telah
dilakukan perhitungan pada bab IV, kemudian akan dibandingkan antara sebelum
dilakukan Acid Fractuirng dengan setelah dilakukannya Acid Fractuirng pada
sumur G. Sebelum dilakukan Acid Fractuirng, harga permeabilitas pada sumur G
adalah 10 mD. Hasil perhitungan permeabilitas yang telah dilakukan pada BAB
IV menunjukkan bahwa Acid Fracturing yang dilakukan menghasilkan harga
permeabilitas rata-rata tinggi yaitu ......... Perhitungan peningkatan permeabilitas
ini berdasarkan besarnya konduktivitas yang di dapat setelah dilakukannya acid
fractuirng.
2. Produktivitas Indeks
Perbandingan produktivitas indek setelah Acid Fracturing dilakukan dalam
perencanaan ini akan dihitung dengan menggunakan metode Cinco-Ley. PI
menunjukan kemampuan suatu formasi produktif untuk dapat berproduksi dalam
keadaan tertentu yaitu kemampuan suatu formasi produktif untuk dapat
mensuplay fluida ke dalam lubang sumur.
Peningkatan PI pada sumur G setelah acid fracturing yang PI sebelumnya
0,29589042 scf/day/psi, meningkat 8,647 kali menjadi 2,5585 scf/day/psi.
Perhitungan perbandingan PI tersebut menggunakan metode Cinco-Ley.