BAB V XXX
-
Upload
arief-unitedarmy -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
Transcript of BAB V XXX
![Page 1: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.
A. Gambaran Umum Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah satuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
dengan peran serta aktif masyarakat yang menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas, guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan
perorangan.
Pelayanan kesehatan menyeluruh adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif (penyuluhan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan penyakit) maupun rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dan
ditujukan untuk semua golongan umur dan jenis kelamin.
Puskesmas Sukarami sebagai Unit Pelayanan Kesehatan terdepan
tingkat dasar, harus mampu mandiri dan bertanggung jawab terhadap
kesehatan masyarakat khususnya di wilayah kerjanya yang meliputi 2 (dua)
keluarahan yakni Kelurahan Kebun Bunga dan Kelurahan Sukarami dalam
54
![Page 2: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/2.jpg)
55
membantu Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk mencapai Visi
Palembang Sehat Tahun 2013.
1. Letak Geografi
Puskesmas Sukarami berdiri tahun 1990 dengan luas bangunan
kurang lebih 200 m2, ditambah enam unit rumah dinas untuk dokter dan
paramedis sehingga luas seluruhnya mencakup kurang lebih 450 m2.
Lokasi Puskesmas Sukarami berada di Jalan Kebun Bunga Kelurahan
Kebun Bunga Kecamatan Sukarami, berdekatan dengan beberapa instansi
seperti kantor kecamatan sukarami, kantor Kelurahan Kebun Bunga,
Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan kantor KUA kecamatan
Sukarami. Berjarak ± 1 km dari Jalan Kolonel H. Burlian Km 9.
Puskesmas Sukarami dapat ditempuh dengan kendaraan umum, baik roda
dua maupun kendaraan roda empat. Wilayah kerja Puskesmas meliputi
tiga kelurahan :
a. Kelurahan Kebun Bunga
b. Kelurahan Sukarami
c. Kelurahan Karya Baru
Luas keseluruhan wilayah tersebut adalah 1.550 km2 yang sebagian
besar hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun belum
ada kendaraan umum dengan kondisi tanah perbukitan dan dataran rendah
serta jumlah penduduk 51.859 jiwa.
2. Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami
Adapun batas wilayah puskesmas Sukarami Palembang meliputi:
![Page 3: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/3.jpg)
56
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Srijaya, Suka Bangun.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kenten.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Karya Baru.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sukajadi
3. Visi dan Misi Puskesmas
Visi dan misi serta tujuan dari Puskesmas Sukarami Palembang adalah :
a. Visi
Tercapainya wilayah kerja puskesmas Sukarami yang sehat optimal
tahun 2014
b. Misi
1) Meningkatkan sarana dan prasarana dan pelayanan bermutu prima
2) Meningkatkan kemitraan pada semua pihak
3) Meningkatkan sumber daya manusia di Puskesmas Sukarami
4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
5) Menciptakan suasana nyaman dilingkungan kerja
c. Tujuan Pokok Puskesmas
1) Menyelenggarakan segala urusan rumah tangga daerah dalam
bidang kesehetan yang menjadi tanggung jawabnya dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh pemerintah tingkat I dan
pemerintah kota.
2) Pembinaan umum bidang kesehatan meliputi pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Gubernur.
![Page 4: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/4.jpg)
57
3) Pembinaan teknis upaya kesehatan dasar dan upaya pelayanan
kesehatan rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
4) Pembinaan operasional sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Bupati / Walikota Kepala Daerah Tingkat I.
4. Demografi
Adapun peta demografi di wilayah kerja puskesmas Sukarami Tahun
2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1 Peta Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami Tahun 2012
No Kondisi DemografiKelurahan
JumlahKebun Bunga
Sukarami
1. Jumlah Penduduk 32223 19636 51859
2. Jumlah Kepala Keluarga 5505 3153 3663
3. Jumlah Bayi 440 274 318
4. Jumlah Balita 1229 661 1880
5. Jumlah Posyandu 6 11 17
6. Jumlah Kader 9 2 8
Sumber : Profil Puskesmas Sukarami Tahun 2013
5. Sarana dan Prasarana
a. Sumber dana
1) Retribusi 40%
2) ASKES
3) APBD
4) JPS BK
![Page 5: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/5.jpg)
58
b. Sarana transportasi
1) Mobil ambulance pusling 1 unit
2) Sepeda motor 2 unit
c. Sarana administrasi
Sampai saat ini Puskesmas Sukarami memiliki satu unit komputer
yang digunakan semaksimal mungkin untuk pembuatan laporan dan
pembukuan di Puskesmas.
6. Kegiatan dan Program
a. Kesehatan Ibu dan Anak
1) Pemeriksaan antenatal, buteki, nifas
2) Pemeriksaan MTBS
3) Keluarga berencana
4) Pembinaan posyandu
5) Pembinaan TK
6) Pemberian kapsul vitamin A
7) pemberian tablet penambah darah
8) Penyuluhan pemanfaatan pekarangan
9) Penyuluhan PMT
10) Pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah
11) Penyuluhan gilingan emas
b. Kesehatan lingkungan
1) Penyuluhan kesehatan lingkungan sekolah, posyandu, dan
pemukiman
![Page 6: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/6.jpg)
59
2) Pendataan rumah sehat
3) PHBS
4) Pendataan TPM-TPU
5) Penyuluhan gilingan emas
c. P2P
1) P2 ISPA
a) Penyuluhan penyakit ISPA
b) Penemuan penderita ISPA
c) Pengobatan penderita ISPA
2) P2 Diare
a) Penyuluhan penyakit diare
b) Pengobatan penderita diare
c) Rehidrasi rumah tangga
3) P2 TB paru
a) Penyuluhan penyakit TB paru
b) Pengobatan penderita TB paru
c) Pemeriksaan dahak dirujuk ke puskesmas Dempo karena
puskesmas Ariodillah merupakan puskesmas satelit
4) DHF
a) Penyuluhan penyakit DHF
b) Pengobatan penderita DHF
5) Imunisasi
a) Penyuluhan imunisasi
![Page 7: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/7.jpg)
60
b) Pelayanan imunisasi bayi, bumil, dan caten
c) Pelayanan imunisasi anak SD
6) Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
a) Pengobatan umum
b) Penyuluhan peserta dan keluarga Askes
c) Pengobatan keluarga miskin dan JPS-BK
d) Rujukan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
a) Didalam gedung puskesmas
b) Diluar gedung puskesmas
8) Usaha kesehatan sekolah (UKS)
a) Pendataan dan penimbangan anak TK
b) Pendataan dan skrining anak SD kelas I
c) Imunisasi (Bias)
9) Perawatan kesehatan masyarakat
a) Rujukan kasus risiko tinggi
b) Kunjungan rumah penderita TB paru dan lain-lain
c) Kunjungan rumah bumil, bayi, balita berisiko tinggi
10) Kesehatan gigi dan mulut
a) Pengelolaan penyakit gigi dan mulut
b) Penyuluhan penyakit gigi dan mulut di Posyandu
c) Penyuluhan dan pemeriksan gigi di TK dan SD
![Page 8: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/8.jpg)
61
11) Laboratorium sederhana
a) Untuk bumil, pemeriksaan Hb
b) Pemeriksaan kehamilan dengan gravindica stick secara
sederhana
c) Sputum BTA
d) Pemeriksaan widal
12) Kesehatan mata
a) Penyuluhan penyakit mata
b) Pencarian penderita penyakit mata
c) Pengobatan penderita penyakit mata
d) Merujuk penderita kelainan mata
13) Pencatatan dan pelaporan
a) Laporan bulanan
b) Laporan mingguan
c) Laporan PWS KIA, Gizi, Imunisasi
d) Laporan KB
e) Laporan P2M
f) Laporan tahunan
g) Laporan stratifikasi
h) Laporan keuangan
14) Kesehatan usia lanjut
a) Pendataan usia lanjut
b) Pengobatan usia lanjut
![Page 9: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/9.jpg)
62
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Dalam analisa univariat dihasilkan distribusi frekuensi jumlah dan
persentase dari masing-masing kategori variabel independen (memberi
ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan
air bersih dan menggunakan jamban sehat) dan variabel dependen
(kejadian diare pada balita).
a. ASI eksklusif
Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti membagi variabel
memberi ASI eksklusif menjadi 2 kategori yaitu ASI eksklusif dan
tidak ASI eksklusif, hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Memberi ASI Eksklusif di
Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
No Memberi ASI eksklusif Frekuensi Persentase %
1 ASI eksklusif 21 52,5
2 Tidak ASI eksklusif 19 47,5
Total 40 100
Distribusi memberi ASI eksklusif berdasarkan kategori pada
tabel 5.2, hasil penelitian didapatkan responden yang memberi ASI
ekslusif sebanyak 21 keluarga (52,5%), dan responden yang tidak
memberikan ASI eksklusif sebanyak 19 keluarga (47,5%) dari 40
keluarga.
![Page 10: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/10.jpg)
63
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti membagi variabel
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun menjadi 2 kategori, yaitu
baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
NoMencuci Tangan dengan
Air Bersih dan SabunFrekuensi Persentase %
1 Baik 27 67,5
2 Kurang Baik 13 32,5
Total 40 100
Distribusi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
berdasarkan kategori pada tabel 5.3, hasil penelitian didapatkan
responden yang baik dalam mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun sebanyak 27 keluarga (67,5%), dan responden yang kurang baik
sebanyak 13 keluarga (32,5%) dari 40 keluarga.
c. Menggunakan air bersih
Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti membagi variabel
menggunakan air bersih menjadi 2 kategori, yaitu air bersih dan air
kurang bersih. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.4.
![Page 11: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/11.jpg)
64
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menggunakan Air Bersih di
Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
No Menggunakan Air Bersih Frekuensi Persentase %
1 Air Bersih 30 75
2 Air Kurang Bersih 10 25
Total 40 100
Distribusi menggunakan air bersih berdasarkan kategori pada
tabel 5.4, hasil penelitian didapatkan responden yang menggunakan
air bersih sebanyak 30 keluarga (75%), dan responden yang
menggunakan air kurang bersih sebanyak 10 keluarga (25%) dari 40
keluarga.
d. Menggunakan jamban sehat
Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti membagi variabel
menggunakan jamban sehat menjadi 2 kategori, yaitu jamban sehat
dan jamban kurang sehat. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menggunakan Jamban
Sehat di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
NoMenggunakan Jamban
SehatFrekuensi Persentase %
1 Jamban Sehat 30 75
2 Jamban Kurang Sehat 10 25
Total 40 100
![Page 12: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/12.jpg)
65
Distribusi menggunakan jamban sehat berdasarkan kategori
pada tabel 5.5, hasil penelitian didapatkan responden yang
menggunakan jamban sehat sebanyak 30 keluarga (75%), dan
responden yang menggunakan jamban kurang sehat sebanyak 10
keluarga (25%) dari 40 keluarga.
e. Kejadian diare
Berdasarkan hasil perhitungan, peneliti membagi variabel
kejadian diare menjadi 2 kategori, yaitu diare dan tidak diare. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare di
Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
No Kejadian Diare Frekuensi Persentase %
1 Diare 19 52,5
2 Tidak Diare 21 47,5
Total 40 100
Distribusi kejadian diare berdasarkan kategori pada tabel 5.6,
hasil penelitian didapatkan responden yang balitanya mengalami diare
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 19 keluarga (47,5%), dan responden
yang balitanya tidak mengalami diare dalam 6 bulan terakhir sebanyak
21 keluarga (52,5%) dari 40 keluarga.
![Page 13: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/13.jpg)
66
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen (memberi ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, menggunakan air bersih dan menggunakan jamban sehat)
dengan variabel dependen (kejadian diare pada balita), uji hubungan pada
penelitian ini menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan 5 %
(0,05).
a. Hubungan antara Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Pada
Balita.
Tabel 5.7Hubungan antara Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Pada
Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
NoMemberi ASI
Eksklusif
Kejadian Diare
Total OR 95% CI
PValue
Tidak Diare
Diare
n % n % n %
1. ASI Eksklusif 11 52,4 10 47,6 21 100 1,010(,292-3,500)
1,0002,
Tidak ASI Eksklusif
10 52,6 9 47,4 19 100
Total 21 52,5 19 47,5 40 100
Dari tabel 5.7, dapat diketahui bahwa keluarga yang memberikan
ASI eksklusif dari 21 responden, balita yang mengalami diare 10
(47,6%), lebih besar bila dibandingkan dengan keluarga yang tidak
memberikan ASI eksklusif, balita yang mengalami diare 9 (47,4%)
dari 19 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 1,000
![Page 14: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/14.jpg)
67
maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak
ada hubungan yang signifikan antara memberi ASI eksklusif dengan
kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun
2013.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR (Odds Rotio) = 1,010
artinya keluarga yang tidak memberikan ASI eksklusif mempunyai
peluang 1,01 kali balitanya terkena diare dari pada keluarga yang
memberikan ASI eksklusif.
b. Hubungan antara Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
dengan Kejadian Diare pada Balita
Tabel 5.8Hubungan antara Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
No
Mencuci Tangan
dengan Air Bersih dan
Sabun
Kejadian Diare
Total OR 95% CI
PValue
Tidak Diare
Diare
n % n % n %
1. Baik 16 59,3 11 40,7 27 100 0,430 (,111-1,667)
0,3702, Kurang Baik 5 38,5 8 61,5 13 100
Total 21 52,5 19 47,5 40 100
Dari tabel 5.8, dapat diketahui bahwa keluarga yang mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun baik dari 27 responden, balita
yang mengalami diare 11 (40,7%), lebih kecil bila dibandingkan
dengan keluarga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
![Page 15: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/15.jpg)
68
kurang baik balita yang mengalami diare 8 (61,5%) dari 13 responden.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,370 maka dapat
disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada
hubungan yang signifikan antara mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami
Palembang tahun 2013.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR (Odds Ratio) = 0,430
artinya keluarga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
yang kurang baik mempunyai peluang 0,430 kali balitanya terkena
diare dari pada keluarga yang mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun yang baik.
c. Hubungan antara Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare
pada Balita
Tabel 5.9Hubungan antara Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada
Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
NoMenggunakan
Air Bersih
Kejadian Diare
Total OR 95% CI
PValue
Tidak Diare
Diare
n % n % n %
1. Air Bersih 18 60 12 40 30 100 0,430 (,111-1,667)
0,1482,
Air Kurang Bersih
3 30 7 70 10 100
Total 21 52,5 19 47,5 40 100
![Page 16: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/16.jpg)
69
Dari tabel 5.9, dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan
air bersih dari 30 responden, balita yang mengalami diare 12 (40%),
lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang menggunakan air
kurang bersih, balita yang mengalami diare 7 (70%) dari 10 responden.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,148 maka dapat
disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara menggunakan air bersih dengan kejadian diare
pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR (Odds Ratio) = 0,430
artinya keluarga yang tidak menggunakan air bersih terkena
peluang ,430 kali balitanya mengalami diare dari pada keluarga yang
menggunakan air kurang bersih.
d. Hubungan antara Menggunakan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare
pada Balita
Tabel 5.10Hubungan antara Menggunakan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare
pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
NoMenggunakan Jamban Sehat
Kejadian Diare
Total OR 95% CI
PValue
Tidak Diare
Diare
n % n % n %
1. Jamban Sehat 17 56,7 13 43,3 30 100 0,510 (,119-2,188)
0,4732,
Jamban Kurang Sehat
4 40 6 60 10 100
Total 21 52,5 19 47,5 40 100
![Page 17: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/17.jpg)
70
Dari tabel 5.10, dapat diketahui bahwa keluarga yang
menggunakan jamban sehat dari 30 responden, balita yang mengalami
diare 13 (43,3%), lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang
menggunakan jamban kurang sehat, balita yang mengalami diare 6
(60%) dari 10 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value =
0,473 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti
tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan jamban
dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang
tahun 2013.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR (Odds Ratio) = 0,51,
artinya keluarga yang tidak menggunakan jamban sehat mempunyai
peluang 0,51 kali balitanya terkena diare dari pada keluarga yang
menggunakan jamban kurang sehat.
C. Pembahasan
1. Pembahasan
a. Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan
atau tanpa darah dan lendir dalam feses. Secara epidemiologik,
biasanya diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses lunak atau
cair tiga kali atau lebih dalam satu hari, tetapi ibu mungkin
menggunakan istilah berbeda-beda untuk menggambarkan diare.
Secara lebih praktis diare didefinisikan sebagai frekuensi feses
![Page 18: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/18.jpg)
71
menjadi lebih lunak pada anak sehingga dianggap abnorma oleh
ibu anak tersebut (Sodikin, 2012).
Hasil penelitian ini didapatkan balita yang mengalami diare
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 19 (47,5%) keluarga dan
responden yang balitanya tidak mengalami diare dalam 6 bulan
terakhir sebanyak 21 (52,5%) keluarga dari 40 keluarga.
b. Hubungan Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare pada
Balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013 didapatkan p value = 1,000
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup
bersih dan sehat rumah tangga dalam memberi ASI eksklusif
dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami
Palembang tahun 2013.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Arie, K (2011), yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
pemberian ASI ekslusif dengan kejadian diare. Berdasarkan
penelitian Supiyan (2012), di dapatkan p value = 0,867 ini
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita.
Menurut Maryunani (2013), bahwa ASI berperan dalam
pencegahan agar bayi tidak sering sakit. Dengan adanya peran dari
keluarga dalam menerapkan ASI eksklusif dapat mencegah balita
![Page 19: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/19.jpg)
72
untuk tidak sering sakit, salah satunya diare. Menurut Arief dan
Weni. K.(2009), salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya
diare pada balita yaitu memberikan ASI eksklusif dari usia 4-6
bulan.
Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara ASI
eksklusif dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian
ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita
pada umumnya sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan
frekuensi jajan pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan
terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan.
c. Hubungan Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun dengan
Kejadian Diare pada Balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013 didapatkan p value = 0,370
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup
bersih dan sehat rumah tangga dalam mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Supiyan (2012) di
dapatkan p value = 0,766 ini menunjukan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun dengan kejadian diare pada balita.
![Page 20: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/20.jpg)
73
Menurut Maryunani (2013), mencuci tangan adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia
untuk tujuan menjadi bersih. Menurut Arief dan Weni. K.(2009),
salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya diare pada balita
yaitu mencuci tangan dengan baik sesudah buang air besar dan
setelah membuang feses bayi, serta sebelum makan.
Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare
pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-
5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki
intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita
juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau
dari jajanan.
d. Hubungan Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada
Balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013 didapatkan p value = 0,148
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup
bersih dan sehat rumah tangga dalam menggunakan air bersih
eksklusif dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami
Palembang tahun 2013.
![Page 21: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/21.jpg)
74
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Supiyan (2012), di
dapatkan p value = 0,433 ini menunjukan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara menggunakan air bersih dengan
kejadian diare pada balita.
Menurut Maryunani (2013), air adalah kebutuhan dasar yang
di pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, mencuci
dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
sakit. Adapun syarat-syarat air bersih yaitu tidak berwarna (jernih),
tidak keruh, (harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah), tidak
berasa, dan tidak berbau (bau amis, dan belerang). Menurut Arief
dan Weni. K.(2009), salah satu cara untuk mencegah terjadinya
diare pada balita yaitu dengan menggunakan air bersih untuk
minum.
Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare
pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-
5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki
intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita
juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau
dari jajanan.
![Page 22: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/22.jpg)
75
e. Hubungan antara menggunakan jamban sehat dengan kejadian
diare pada balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013 didapatkan p value = 0,473
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup
bersih dan sehat rumah tangga dalam menggunakan jamban sehat
dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami
Palembang tahun 2013.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Supiyan (2012),
didapatkan p value = 0,107 ini menunjukan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara menggunakan jamban sehat
dengan kejadian diare pada balita.
Menurut Maryunani (2013), Jamban adalah suatu ruangan
yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Adapun syarat-syarat jamban sehat yaitu tidak
mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter), tidak berbau,
kotoran tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus, tidak
mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, di lengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan
dan ventilisai yang cukup, lantai kedap air dan luas ruangan
![Page 23: BAB V XXX](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062304/55cf970f550346d0338f887c/html5/thumbnails/23.jpg)
76
memadai, dan tersedia air, sebun dan alat pembersih. Menurut
Arief dan Weni. K.(2009), salah satu cara untuk mencegah
terjadinya diare pada balita yaitu dengan menggunakan air bersih
untuk minum.
Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare
pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-
5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki
intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita
juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau
dari jajanan.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Waktu penelitian yang disediakan sangat singkat dan proses saat
pengumpulan data penelitian terhambat karena diharuskan melakukan
dinas selama penelitian sehingga mempengaruhi jumlah sampel untuk
penelitian ini.