BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB...

38
33 BAB V ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SATU TAHUN JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA 5.1. Analisis Data Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang pemberitaan satu tahun pemerintahan JKW-JK pada terbitan 21 Oktober 2015, maka penulis menkaitkan dengan model framing dari Robert N. Entmen. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek- aspek tertentu dari realitas/ isu, maka dapat kita kaitkan berita-berita yang ada dari dua koran tersebut dengan model framing ini. 1. Seleksi Isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, akan dipilih aspek mana yang akan ditampilkan. Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan akan memilih aspek tertentu dari suatu isu 2. Penonjolan Aspek Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari isu/peristiwa telah dipilih maka bagaimana hal tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. Tabel dibawah ini memperlihatkan judul berita yang berhubungan dengan berita satu tahun pemerintahan JKW-JKdari kedua koran tersebut.

Transcript of BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB...

Page 1: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

33

BAB V

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SATU TAHUN JOKO

WIDODO DAN JUSUF KALLA

5.1. Analisis Data

Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang

pemberitaan satu tahun pemerintahan JKW-JK pada terbitan 21 Oktober 2015, maka

penulis menkaitkan dengan model framing dari Robert N. Entmen. Entman melihat

framing dalam dua dimensi besar: seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-

aspek tertentu dari realitas/ isu, maka dapat kita kaitkan berita-berita yang ada dari

dua koran tersebut dengan model framing ini.

1. Seleksi Isu

Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang

kompleks dan beragam itu, akan dipilih aspek mana yang akan ditampilkan.

Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan akan

memilih aspek tertentu dari suatu isu

2. Penonjolan Aspek

Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu

dari isu/peristiwa telah dipilih maka bagaimana hal tersebut ditulis. Hal ini

sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar dan citra tertentu

untuk ditampilkan kepada khalayak.

Tabel dibawah ini memperlihatkan judul berita yang berhubungan dengan

berita satu tahun pemerintahan JKW-JKdari kedua koran tersebut.

Page 2: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

34

Tabel 5.1.

Judul Berita mengenai satu tahun pemerintahan JKW-JK

Koran Harian Kompas Koran Tempo

1. Beban Masih Berat, Harapan Tetap

Ada / Sub Judul : Optimisme Bisnis

Akan Terwujud apabila Pelaku

Usaha Juga Optimis

Survei Setahun Jokowi-Kalla / Sub

Judul: Hanya Empat Menteri Yang

Kinclong

2. SATU TAHUN PEMERINTAHAN

JOKOWI-KALLA / Sub Judul :

Satu Hari Joko Widodo-Jusuf Kalla

Desakan Reshuffle Menguat Lagi

3. Rapor Merah Bidang Ekonomi Demonstrasi Setahun Jokowi-Kalla

Sepi

4. Menjaga Kesejahteraan Sosial di

Masa Sulit

Jokowi: Kami Baru Bangun Fondasi

5. Kepala Staf Kepresidenan: Tahun

ini Bukan untuk Memanen

6. Presiden dan Protokol...

7. Harapan di Atas Selembar Kartu

8. Memulai Perubahan dari Pinggiran

Sumber: Primer, 2016

Melihat dari judul-judul yang sudah ada, maka penulis akan menganalisa satu-

persatu berita mengenai satu tahun pemerintahan JKW-JK terhadap teori Framing

yang dikemukakan oleh Robert N. Etman seperti keterangan diatas.

Dimulai dengan berita yang diterbitkan oleh Kompas.

1. Judul: Beban Masih Berat, Harapan Tetap Ada / Sub Judul : Optimisme

Bisnis Akan Terwujud apabila Pelaku Usaha Juga Optimis

JAKARTA, KOMPAS – Para eksekutif perusahaan memahami beban berat

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di bidang perekonomian.

Ekonomi global yang tak menentu menjadi kendala. Akan tetapi, mereka percaya

berbagai langkah pemerintah akan bisa memperbaiki keadaan.

Para pemimpin puncak perusahaan, yaitu CEO General Electric Indonesia Handy

Satriago, CEO PT Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto, CEO Bubu.com Shinta

Dhanuwardoyo, Presiden Direktur CIMBNiaga Tigor M Siahaan, CEO

Page 3: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

35

Bukalapak.com Achmad Zaky, dan pendiri Indoestri Makerspace Leonard

Theosabrata, yang ditemui dan dihubungi Kompas, Senin dan selasa (20/10),

mengatakan saat ini pemerintah menghadapi masalah yang tidak ringan. Salah satunya

adalah gejolak ekonomi global. Akan tetapi ada peluang untuk memajukan ekonomi

Indonesia. Mereka dimintai pendapat terkait dengan setahun usia pemerintahan

Jokowi-Kalla.

Tigor M Siahaan menjelaskan, ada sejumlah harapan yang belum terpenuhi

selama setahun awal pemerintahan Jokowi-Kalla. Namun belum terpenuhinya harapan

itu terjadi karena Indonesia menghadapi tantangan besar dari pelambatan pertumbuhan

ekonomi global. Banyak negara juga mengalami hal yang sama dengan Indonesia.

“saat presiden dan wakil presiden terpilih, lalu dilantik, dan kemudian kabinet

terbentuk,ekspektasi kita cukup besar bahwa ekonomi akan tumbuh bagus,

kesejahteraan masyarakat meningkat, dan investasi masuk. Namun, belum semua

harapan itu terwujud karena memang kondisi ekonomi dunia, terutama dipicu oleh

pelambatan perekonomian Tiongkok, sangat mempengaruhi,”tutur Tigor.

Walaupun menghadapi tantangan berat dari ekonomi global, pemerintah dinilai

tanggap, terutama dengan memberi respons melalui paket kebijajkan ekonomi. Paket

kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah makin rill dan menyentuh persoalan

langsung perekonomian.

Prijono Sugiarto mengatakan, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada

dasarnya sudah baik karna dapat mendorong kegiatan usaha dan iklim investasi yang

sehat melalui penyerderhanaan peraturan izin, dan kemudahan berinvestasi serta dapat

meningkatkan daya beli masyarakat melalui penurunan beberapa biaya energi.

Tantangan ekonomi Indonesia yang dihadapi ini adalah stabilisasi, nilai tukar dan

proses investasi, baik melalui infrastuktur maupun oembangunan berbasis produksi.

Dengan demikian, implementasi dari kebijakan ekonomi tersebut dapat menjawab

tantangan ekonomi.

Sementara Handry Satriago mengatakan, pihaknya melihat pemerintah Jokowi

berada dijalur yang tepat dengan memprioritaskan pembangunan infrastuktur dan

memiliki target yang besar, tetapi terukur.

„dalam beberapa bulan terakhir kami melihat sudah ada beberapa proyek

pembangkit listrik yang mulai terealisasi. Ini merupakan perkembangan yang

menggembirakan, terutama bagi kami penyedia teknologi infrastruktur,‟ ujarnya.

Selain itu menurut dia, kebijakan paket ekonomi yang dikeluarkan pemerintah

juga merupakan langkah positif. “Harapan kami, pemerintah dapat terus menjaga dan

merealisasikan proyek-proyek yang sudah direncanakan,” ujarnya.

Dian Siswariini mengatakan, selama setahun, pemerintahan Jokowi-Kalla, ia

menilai pemerintahan sekarang cukup jeli melihat sisi strategis sektor telekomunikasi

untuk pembangunan nasional. Dari sisi industri produk dan jasa berbasis teknologi

digital, Kementrian Komunikasi dan Informatika telah mendorong pemanfaatan

produk buatan lkal.

“Komunitas kreatif mulai dilibatkan dalam pembangunan Program Internet

BroadbandPlan merupakan pencapaian terbaik. Pemerataan infrastuktur jaringan,

layanan telekomunikasi, dan internet adalah tujuan inti program itu,” katanya.

Diajak duduk bersama

CEO Bukalapak.com Achmad Zaky mengatakan, di industri perdagangan secara

elektronik (e-dagang), ia melihat belum ada perubahan signifikan antara pemerintah

Page 4: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

36

Jokowi-Kalla dan era sebelumnya. Namun belakangan, sikap pemerintah mulai

melunak. Pemain industri digital, seperti e-dagang, mulai diajak duduk bersama.

Pengusaha diminta memberikan masukan terkait perkembangan e-dagang.

“saya mengibaratkan pemerintah itu sebagai orangtua dan pemain e-dagang

adalah anak. Ada kebijakan yang mendukung tumbuh kembang industri. Sebaliknya,

masih banyak regulasi yang justru mengikat. Sebagai contoh, ketentuan daftar negatif

investasi (DNI) di sektor e-dagang. Isinya melarang 100 persen investor asing

menyuntikan dana bagi pelaku usaha rintisan berbasis teknologi. Di sisi lain, sistem

pembiayaan untuk usaha rintisan di Indonesia belum berkembang masif,” katanya.

Pendiri Indoestri Leonard Theosebrata mengatakan, industri kreatif saat ini jauh

lebih berkembang pesat dibandingkan dengan lima tahun lalu.

Produk-produk kreatif semakin bermunculan di pasar, terutama yang berasal dari

kalangan generasi muda.

“akan tetapi, pemerintah belum memetakan secara tepat arah industri kreatif

Indonesia. Pendirian Badan Kreatif, misalnya. Banyak tumpuan harapan masyarakat

dan pelaku usaha ke badan tersebut. Namun faktanya, badan belum banyak

berkontribusi,” katanya.

CEO Bubu.com Shinta Dhanuwardoyo mengatakan, setahun terakhir

perkembangan usaha rintisan berbasis teknologi kian bermunculan. Penyertaan modal

kepada usaha rintisan mulai banyak dilakukan investor asing dan dalam negeri. Hingga

saat ini, setidaknya 25 usaha rintisan lokal telah menerima investasi.

Untuk menghadapi berbagai masalah itu, Prijono Sugiarto mengatakan,

optimisme bisnis akan terwujid jika didukung oleh pelaku usaha yang juga optimistis,

kreatif, dan mampu memanfaatkan potensi dalam negeri sertaditunjang oleh stabilisasi

politik dan sosial, seperti harmonisasi antara para eksekkutif dan legislatif.

Dari berita pertama Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Etman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.2.

Analisis Framing Robert N. Entman

Seleksi Isu Isu yang diangkat pada berita pertama di Koran Kompas

mengenai satu tahun pemerintahan JKW-JK adalah tentang

ekonomi. Dalam masa satu tahun pemerintahan JKW-JK,

disimpulkan bahwa pemerintahan JKW-JK dianggap berhasil oleh

sebagian besar pengusaha di Indonesia. Dibuktikan dengan

Page 5: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

37

pernyataan dari beberapa pengusaha tersebut. Kalaupun ada

pendapat yang mengatakan bahwa belum berhasil 100%, setiap

pendapat memiliki alasan yang dapat menyelamatkan JKW-JK dari

opini kegagalan dalam programnya, khususnya Ekonomi.

Penonjolan Aspek Penonjolan berita mengenai akibat ekonomi dalam satu

tahun pemerintahan JKW-JK cukup banyak yang membuktikan

bahwa pememrintahan ini berhasil. Dilihat dari beberapa pendapat

para pengusaha besar dan beberapa pembelaan walaupun ada opini

yang menjurus pada kegagalan. Salah satu opini pembelaan yang

dikatakan oleh Tigor M Siahaan,ada sejumlah harapan yang belum

terpenuhi selama setahun awal pemerintahan Jokowi-Kalla. Namun

belum terpenuhinya harapan itu terjadi karena Indonesia

menghadapi tantangan besar dari pelambatan pertumbuhan

ekonomi global. Banyak negara juga mengalami hal yang sama

dengan Indonesia. “saat presiden dan wakil presiden terpilih, lalu

dilantik, dan kemudian kabinet terbentuk,ekspektasi kita cukup

besar bahwa ekonomi akan tumbuh bagus, kesejahteraan

masyarakat meningkat, dan investasi masuk. Namun, belum semua

harapan itu terwujud karena memang kondisi ekonomi dunia,

terutama dipicu oleh pelambatan perekonomian Tiongkok, sangat

mempengaruhi,”tutur Tigor.

Sumber: Primer, 2016

2. Judul: Satu Hari Joko Widodo – Jusuf Kalla

Setahun lalu, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat

mandat memimpin bangsa. “Saya jalani perubahan untuk Indonesia berkepribadian,”

tutur Jokowi dalam laporan “1 Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla”.

Adapun Kalla menambahkan, “Kita jalani langkah yang adakalanya sullit, tetapi

penting untuk menuju perubahan.” Sejak bangun dari tidur hingga mata terpejam,

kedua pemimpin itu, selain “blusukan” ke sejumlah daerah dan plosok negeri dan

negara lain, juga bekerja membangun fondasi untuk mengubah ekonomi berbasis

konsumsi menjadi produksi seraya menumbuhkan investasi. Inilah sebagian aktivitas

Jokowi-Kalla dalam sehari, Selasa (20/10).

Pukul 04.00-04.00

JKW dan JK bangun dari tidur serta shalat subuh. Hingga pukul 08.00, JKW

Page 6: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

38

sarapan, membaca, dan mengikuti berita televisi. Dari istana Kepresidenan Bogor,

JKW bersama Ny Iriana Joko Widodo berangkat ke Istana Kepresidenan Jakarta.

Setelah membaca dan mengikuti berita, JK menerima 20 orang dari Forum Umat

Beragama Papua sambil saraoan pagi bubur ayam di rumah dinasnya di Jalan

Diponegoro, lalu berangkat ke Kantor Wapres di Jalan Vetrean.

Pukul 09.15-13.30

Setiba di Istana Negara Jakarta, JKW diwawancarai reporter cilik peserta

pelatihan, Omar Parikesit Rawidigdo, siswa Sekolah Dasar Global Jaya School, yang

didampingi sejumlah peserta lainnya. Setelah itu, JKW menerima pimpinan dan CEO

General Electric Company serta melanjutkan wawancara dengan sejumlah media

massa yang beum mendapat giliran. Wawancara dalam kaitan Satu Tahun JKW-JK

sudah dilakukan sejak Jumaat (16/10, termasuk di antaranya dengan Kompas. Ibu

Negara selaku ketua Oase, sebuah organisasi istri-istri menteri Kabinet Kerja, bersama

Ibu Mufidah Jusuf Kalla, di Kantor Oase di Jaan Pattimura, Jakarta Pusat, selain

menerima pengurus Ikatan Dokter Indonesia dan pengurus Federasi Olahraga Kreasi

Budaya Indonesia. Setelah acara, Ibu Negara pulang ke Bogor mendahului JKW.

Adapun kegiatan JK berikutnya di kantor Wapres adalah memimpin rapat tentang

listrik dengan sejumlah menteri. Seusai rapat, JK bersama Menteri Perdagangan

Thomas Lembong dan menteri lainnya makan siang sebelum menerima mantan Kepala

Biro Protokol Sekertariat Wapres, yang kini menjadi Ketua Koperasi Pelestarian

Budaya Nasional/Paviliun Indonesia pada World Expo Milan 2015, Widharma Raya

Dipudiputro. Setelah itu, JK menerima wawancara sebuah majalah.

Pukul 15.00-18.00

Setelah makan siang, JKW menerima Delegasi Menteri Luar Negeri Kerajaan

Arab Saudi Adel bin Ahmed al-Jubeir di Istana Merdeka. Didampingi antara lain

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, JKW merundingkan

Rencana pembangunan kilang minyak sebagai tindak lanjut kunjungan JKW ke

Kerajaan Arab Saudi belum lama ini. Dari pertemuan tersebut, ada empat hal yang

segera diimplementasikan dalam kerja sama dua negara, antara lain di bidang kilang

minyak, pasokan minyak mentah, industri petrokimia, dan penyimpanan atau storage.

Diluar itu dibahas pula peluang kerjasama dibidang pariwisata dan agrokultir.

Pertemuan dengan delegasi Arab Saudi berlangsung cukup lama sehingga acara JKW

berikutnya adalah memimpin rapat terbatas tentang pencegahan dan penanggulangan

masaah kekerasan terhadap anak mundur. Menurut rencana, rapat terbatas dilakukan

bersama JK pukul 16.00. Namun, akhirnya rapat terbatas baru bisa dilakukan sekitar

pukul 18.00.

Meskipun jadwal rapat terbatas yang dipimpin JKW tentang pencegahan dan

penanggulangan masalah kekerasan terhadap anak berlangsung pukul 16.00, JK yang

seharusnya mengikuti rapat terbatas tetap menunggu kepastian rapat terbatas di Kantor

Wapres. Pasalnya, berdasarkan informasi protokol, JKW masih menerima delegasi

Menlu Kerajaan Arab Saudi. Karena ditunggu hingga pukul 17.30 belum ada

kepastian, JK kemudian minta izin JKW untuk pulang karena JK dijadwalkan

menerima tamu di rumah dinasnya pada malam hari.

Pukul 18.00-22.00

Semua wartawan mendapat kabar ada rencana keterangan pers bersama JKW dan

JK tentang satu tahun pemerintahan Jokowi-Kalla di Istana. Namun ditunggu hingga

lwat maghrib, informasi itu tidak menjadi kenyatan. JKW selanjutnyamemimpin rapat

Page 7: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

39

terbatas bersifat tertutup atau tidak dipublikasikan jadwalnya kepada pers bersama

sejumlah menteri. Rapat terbatas terkait persiapan pemilihan kepala daerah serentak

tahun 2015 dan penanggulangan asap di Sumatera dan Kalimantan serta di Gunung

Lawu, Jawa Tengah, dan gunung lainnya. Rapat juga dihadiri Menteri Sekertaris

Negara Praktikno, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, Menteri

Pekerjaan umum dan Perencanaan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri

Perhubungan Ignatius Jonan, Menteri Perencanaan pembangunan Nasional/Kepala

Bappenas Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini M Soemarno, dan Sekertaris Kabinet

Pramono Anung. Sebelum rapat terbatas, JKW mengajak sejumlah menteri makan

malam bersama dengan menu masakan Minang yang dipesan dari restoran di Jakarta

Pusat. Di luar jadwal tersebut, JKW ternyata masih memimpin rapat tentang persiapan

kunjungan kerjanya ke Wahington DV dan San Francisco, Ameriks Serikat, 24-0

Oktober mendatang.

Setelah shalat maghrib, JK makan malam bersama keluarga. Menunggu makan

malam, JK menyelesaikan buku berbahasa Inggris tentang energi, yang sebagian sudah

dibahas beberapa hari sebelumnya. Pukul 19.30, sebelum menerima dua tamu pribasi

di rumah dinas, JK masih menjelaskan pertemuan dengan Jaksa Agung HM Prasetyo

kepada pers lewat telpon. Menurut JK, pertemuan dengan Prasetyo pada Senin(19/10)

petang di Kantor Wapres bukan soal pergantian Jaksa Agung. JK menyebutkan,

pertemuan itu hanya pertemuan biasa yang membahas soal kinerja Jaksa Agung.

Pukul 22.00-23.00

Seusai memimpin rapat, JKW masih menyempatllan mengecek sejumlah surat

dinas yang masuk sebelum persiapan meninggalkan kantor presiden, kompleks Istana

Negara, menuju Istana Kepresidenan meninggalkan halaman Istana Kepresidenan

Jakarta pukul 22.15. setelah tiba di Bogor sekitar pukul 23.00, JKW tak langsung tidur,

tetapi masih berkoordinasi melalui telepon dengan sejumlah menteri. Selanjutnya,

JKW meminta anggota stafnya mencari tahu tentang harga beras saat ini. Sebelum

beristirahat, JK masih mengurus sejumlah persoalan yang masih tersisa hari ini.

Hingga pukul 23.30, JKW masih memantau perkembangan berita dan media sosial

serta dokumen dan surat-surat.

Seusai menerima dua tamu pribadi, JK masih belum tidur, JK kembali

menerusskan membaca buku lainnya sebelum istirahat pukul 23.30.

Dari berita kedua Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.3.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita kedua

Seleksi Isu Isu yang ditonjolkan pada berita kedua adalah bagaimana

gambaran keseharian presiden JKW-JK dalam memimpin negara

ini. Ada banyak kegiatan yang dilaporkan atau diberitakan.

Page 8: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

40

Penonjolan Aspek Penonjolan berita mengenai hari tepat dimana satu tahun

pemerintahan JKW-JK ini adalah bagaimana gambaran kesibukan

Presiden dan Wakil Presiden dalam hari-hari biasa. Melakukan

rapat, membaca buku, bertemu dengan orang-orang penting dan

masih banyak lagi hal yang dilakukan oleh JKW-JK dengan

beragam kesibukannya.

Sumber: Primer, 2016

Page 9: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

41

3. Judul : Rapor Merah Bidang Ekonomi

Satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla langsung menghadapi tekanan

kelesuan ekonomi global yang berimbas ke Indonesia Dampaknya beragam, mulai dari

melonjaknya harga kebutuhan pokok, melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS, hingga

menurunnya daya beli masyarakat. Namun, sejumlah kebijakan ekonomi pemerintah

belum mampu menahan laju penilaian negatif publik.

Sejak triwulan pertama bekerja, tekanan publik terhadap pencapaian pemerintah

Jokowi-Kalla di bidang ekonomi cukup berat. Kepuasan publik selama tiga triwulan

sebelumnya terhadap kinerja ekonomi pemerintah selalu terendah dibandingkan dengan

bidang politik, hukum, dan kesejahteraan sosial.

Hanya 41,7 persen responden yang puas dengan kinerja pemerintah di bidang

ekonomi. Meski rendah, kepuasan publik pada triwulan keempat masih lebih baik

daripada triwulan kedua (37,5 persen), yang tercatat sebagai terendah dalam setahun

terakhir.

Pelemahan Rupiah

Ketidakpuasan paling menonjol ternyata terkait dengan melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS. Kurs rupiah melemah hingga lebih dari Rp14.000 per dollar

AS sejak minggu ketiga Agustus hingga awal Oktober 2015. Menurut arsip kurs Jakarta

Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kurs rupiah mengalami titik terendah

tanggal 29 September, yakni Rp14.728 per dollar AS.

Dipengaruhi oleh kinerja ekonomi domestik dan global, rupiah berfluktuasi tajam.

Situasi global yang mengombang-ambingkan rupiah antara lain dipicu ketidakpastian

kapan dan seberapa besar bank sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga acuan. Selain

itu, devaluasi mata uang Tiongkok, Yuan, turut serta memperburuk nilai tukar mata uang

Indonesia.

Saat ini rupiah sudah menguat pada kisaran Rp13.000 per dollar AS. Hal ini sedikit

menghapus kekhawatiran rupiah akan menurun titik terendah sebagaimana terjadi pada 17

Juni 1998 yang mencapai Rp15.250 per dollar AS.

Selain depresiasi rupiah, kenaikan harga kebutuhan pokok juga dikeluhkan oleh

warga. Harga barang yang memiliki kandungan impor pun ikut melonjak naik. Kenaikan

harga bahan pangan, seperti daging sapi dan ayam, ramai diberitakan media massa tiga

bulan terakhir ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bahan makanan, makanan jadi,

minuman, dan tembakau pada Agustus 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi

Agustus 2014. Sementara pada September 2015, giliran inflasi karena pengeluaran untuk

sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga lebih tinggi daripada September

2014.

Dibandingkan dengan warga ekonomi kelas bawah lebih banyak anggota masyarakat

dari kelas menengah atas tidak puas dengan kemrosotan nilai rupiah serta kenaikan harga

barang-barang. Kelompok ini memang relatif lebih banyak mengonsumsi barang impor

atau produk lokal yang memiliki kandungan impor.

Sebaliknya, bagi kalangan masyarakat bawah, isu kebijakan pengendalian harga

kebutuhan pokok jauh lebih penting untuk diatasi pemerintah. Dua dari lima responden

meminta pemerintah menahan laju kenaikan harga kebutuhan pokok agar tetap terjangkau

oleh rakyat.

Dibalik kritik, harapan muncul dari warga ekonomi kelas bawah karena mulai

merasakan pembangunan infrastruktur. Pembangunan di desa-desa bakal bergerak cepat

Page 10: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

42

karena pemerintah pusat sudah mungucurkan dana desa ke daerah.

Dari alokasi Rp20,7 triliun dana desa dalam APBN-P 2015, pemerintah pusat sudah

menyalurkan Rp16,61 triliun ke pemerintah kabupaten/kota dan Rp7,8 triliun ke

pemerintah desa. Meski ada kekhawatiran lambannya penyerapan akibat keterbatasan

kemampuan kepala desa dan aparatnya menyiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa, pemerintah berharap dana desa bisa menggerakkan ekonomi pedesaan. Pemerintah

juga merekrut 30.000 tenaga khusus untuk mendampingi sedikitnya 220.000 aparat

pemerintah desa memanfaatkan dan mempertanggungjawabkan dana desa.

Nilai Tertinggi

Pemberdayaan petani dan nelayan di tengah kekeringan dan El nino juga mendapat

dukungan. Seiring peningkatan kepuasan di bidang ini, nilai tukar petani ikut meningkat

selama tiga bulan terakhir. Bahkan kenaikan nilai tukar petani September 2015

merupakan yang tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Proyek-proyek infrastruktur merangkak juga mulai dilanjutkan. Waduk Jatigede di

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang selama 50 tahun terbengkalai mulai digenangi

akhir Agustus 2015. Ada juga proyek-proyek lain, seperti Waduk Nipah di Pulau Madura,

Sampang, Jawa Timur;dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Batang, Jawa

Tengah.

Pemerintah pada akhir Juni 2015 bersiap membangun 8 bendungan dari 13

bendungan yang ditargetkan dibangun tahun ini. Meski sebagian masi dibayangi

persoalan pembebasan lahan yang belum selesai, seperti Bendungan Karyan, Lebak,

Banten, yang baru dibebaskan 800 hektar dari kebutuhan seluas 2170 hektar, serta

Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah, Aceh, yang

belum dibebaskan 800 hektar lagi.

Pemerintah juga menyediakan fasilitas penyimpanan pendingin (cold storage) untuk

menampung hasil panen nelayan di sepanjang pantai barat Sumatra dan selatan Jawa

sampai Nusa Tenggara Barat. Pemerintah juga meminta perbankan melayani kredit usaha

rakyat (KUR) untuk sektor perikanan dan pertanian dengan memangkas suku bunga

menjadi 12 persen.

Pemerintah Jokowi-Kalla juga tidak mau terbelenggu beban subsidi bahan bakar

minyak (BBM), premium dan solar. Apabila pada pemerintah sebelumnya alokasi subsidi

BBM lebih dari 40 juta kiloliter per tahun, pada masa ini dipangkas drastis menjadi

sekitar 17,9 juta kiloliter. Volume BBM bersubsidi sementara ini dipertahankan pada

kisaran 17,9 juta kiloliter hingga tahun 2019.

Pengendaian ini bertujuan agar beban APBN tidak terlalu berat dan subsidi itu dapat

dialihkan untuk belanja yang lebih produktif, seperti infrastruktur. Langkah Jokowi-Kalla

ini bertolak belakang dengan pemerintah periode sebelumnya yang menghabiskan

anggaran sampai Rp2500 triliun untuk subsidi BBM dalam 10 tahun terakhir.

Sejak merealokasi subsidi BBM, sejak September 2015 pemerintah sudah

mengeluarkan empat paket kebijakan untuk memacu investasi, menggerakkan sektor rill,

dan melindungi buruh. Untuk mendorong investasi dan industri, kebijakan keringanan

pajak, penyederhanaan perijinan, dan penurunan harga BBM diberlakukan.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengerem perlambatan ekonomi.

Sebanyak 60,9 persen responden yakin bahea pemerintah masih mampu mengatasi

gejolak ekonomi.

Page 11: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

43

Dari berita ketiga Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.4.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-tiga

Seleksi Isu Isu yang ditonjolkan pada berita ketiga adalah tentang rapor

merah dalam satu tahun pemerintahan JKW-JK.

Penonjolan Aspek Penonjolan berita mengenai rapor merah dari pemerintaha

JKW-JK ini ternyata tidak semua yang dibahas oleh koran kompas

adalah negatif. Dilihat dari judul, seharusnya isi dalam berita

bersifat negatif atau mengkitisi hal-hal jelek dalam bidang

ekonomi setahun pemerintahan JKW-JK, tetapi banyak pembelaan

didalamnya. Beberapa isi memang membahas mengenai penurunan

kepercayaan masyarakat terhadap kinerja JKW-JK, tetapi koran

Kompas memberikan informasi positif dari hasil kerja JKW-JK,

dan pada kalimat terakhir pembaca digiring untuk tetap percaya

kepada pemerintahan JKW-JK pada waktu kedepan karna masih

mampu mengatasi gejolak ekonomi.

Sumber: Primer, 2016

Page 12: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

44

4. Judul : Menjaga Kesejahteraan Sosial di Masa Sulit

Sejak awal, program di bidang kesejahteraan sosial menjadi penopang dukungan

publik kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Program-program kesejahteraan

sosial dinilai paling menyentuh kebutuhan masyarakat. Ketika ekonomi melambat dan

bencana asap menghantam, kepuasan publik terhadap kinerjabidang ini berkurang

sedikit.

Berkebalikan dengan penilaian tiga bulan lalu ketika kinerja pemerintah dalam

bidang kesejahteraan sosial menjadi juara, kali ini kepuasanresponden turun paling

banyak dibandingkan dengan bidang-bidang lain. Penurunan kepuasan paling tajam

terjadi pada aspek pencegahan pencemaran lingkungan. Hampir separuh responden

mengaku tidak puas, memburuk lebih dari 10 persen dibandingkan dengan tiga bulan

sebelumnya.

Pendapat negatif itu dipicu oleh bencana asap yang berlangsung selama lebih dari

dua bulan terakhir. Dampaknya cukup parah karena merenggut 4 korban jiwa, 3 orang

diantaranya anak-anak, serta meningkatnya jumlah penderita infeksi saluran pernapasan

akut (ISPA) di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Kerugian ekonomi pun diperkirakan

triliunan rupiah.

Persoalan asap di Sumatera dan Kalimantan sudah terjadi bertahun-tahun tanpa ada

solusi konkret. Responden yang berdomisili di provinsi-provinsi terdampak asap pun

mengungkapkan ketidakpuasan terbesar terhadap pencegahan pencemaran lingkungan

dan pelayanan kesehatan.

Di sisi lain, pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk menggali persoalan

lebih dalam. Solusi membuat kanal di lahan gambut sejauh ini dinilai akan cukup efektif

mengurangi kebakaran lahan gambut pada masa mendatang. Akan tetapi, upaya ini tidak

mudah diwujudkan karena hanya merupakan solusi jangka pendek.

Namun, meski kepuasan publik terhadap pelaksanaan program kesejahteraan sosial

menurun, apresiasi publik terhadap kinerja di bidang layanan publik ini secara uumum

masih tinggi, berada di atas angka 60 persen.

Soal Kemiskinan

Persoalan pengentasan rakyat dari kemiskinan tak luput dari sorotan publik.

Perlambatan ekonomi selama tiga bulan terakhir tampaknnya turut menurunkan tingkat

kepuasan responden terhadap kinerja pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. Dua dari

tiga responden kecewa terhadap kinerja pemerintah di bidang ini. Level penyikapan ini

termasuk yang terburuk sejak awal pemerintahan Jokowi-Kalla.

Pembagian Kartu Keluarga Sejahtera kepada 15,4 juta keluarga bisa jadi sudah

dirasa kurang mampu sebagai usaha mitigasi kemiskinan yang akurat. Langkah ini buan

satu-satunya solusi. Publik memandang program kesejahteraan sosial seharusnya

memberdayakan manusia agar masyarakat.tidak sebatas bergantung pada jaminan sosial

sehingga kehidupan masyarakat tak mudah goyah meski dihantam krisis. Program

pengentasan rakyat dari kemiskinan yang demikian dinilai paling mendesak oleh

sepertiga responden.

Sumatera dan Kalimantan adalah tanah kaya sumber daya, tetapi justru di sanalah

persoalan kemiskinan keras disuarakan publik. Hal itu mengindikasikan persoalan

ketimpangan kesejahteraan ada di wilayah tersebut. Dibandingkan dengan pedesaan,

kesenjangan lebih diungkapkan masyarakat perkotaan.

Untuk mengatasi kesenjangan,perubahan mental menuju nilai gotong royong dalam

bekerja keras terus dinanti. Sebelumnya, kepuasan terhadap pengembangan budaya

Page 13: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

45

gotong royong terus meningkat hingga mencapai 88 persen tiga bulan lalu. Kini,

satu tahun pemerintahan Jokowi-Kalla, kepuasan tersebut turun drastis , mendekati titik

awal di 78 persen.

Kepuasan publik terhadap pelayanan kesehatan pada masa satu tahun pemerintahan

paling rendah ketimbang peninlaian bulan-bulan sebelumnya, kinerja pemerintah di

bidang kesehatan diapresiasi lebih dari 75 persen responden. Saat itu, opini positif

publik terangkat berkat pembagian 86,4 juta Kartu Indonesia Sehat yang sangat

membantu masyarakat kurang mampu.

Saat ini, meski dua pertiga responden masih menyatakan puas, penurunannya

hampir 10 persen. Bisa jadi penurunan ini berkaitan dengan sejumlah masalah yang

muncul terkait kualitas peayanan kesehatan. Dari segi kuantitas, BPJS boleh dibilang

berhasil dalam pencapaian jumlah peserta. Namun, dari segi kualitas, masih ada masalah

dalam pengelolaan. Keruwetan prosedur masih dikeluhkan. Ada pula indikasi

ketidakpercayaan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tahap

pertama, seperi puskesmas.

Ketika aspek kesejahteraan sosial lain mengalami penurunan, kepuasan terhadap

kinerja pemerintah di bidang pendidikan bertahan di kisaran 70 persen selama setahun

terakhir. Upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan diapresiasi. Keberannian

pemerintah menghentikan kebijakan pendidikan yang dinilai tak cocok bagi masyarakat

diacungi jempol.

Menanggapi ketidaksiapan sumber daya dan kritik publik atas konten, pemerintah

pun menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013. Pendidikan butuh proses untuk

menjamin kualitas sehingga tak cukup dengan target-target kuantitatif saja, misalnya

dalam pembinaan karier dan sertifikasi guru. Penghapusan nilai ujian nasional sebagai

syarat kelulusan dianggap tepat. Biaya pendidikan juga dinyatakan oleh sepertiga

responden Indonesia timur masih merupakan masalah.

Dari segi pendanaan pendidikan, sebagian besar responden puas atas kinerja

pemerintah dalam melaksanakan wajib belajar gratis 12 tahun. Pembagian 11 juta Kartu

Indonesia Pintar paling banyak disebut responden sebagai janji kampanye yang ditepati

Jokowi. Meski demikian, jika mengacu pada wilayah, kepuasan terutama diungkapkan

responden di Jawa. Hal itu menunjukkan kualitas pendidikan masih belum merata.

Pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, kepemilikan materi, dan relasi sosial

adalah fondasi kehidupan manusia. Sebagian besar responden menilai bahwa negara

hadir dalam menjamin hal-hal tersebut meski ada penurunan. Kemampuan pemerintah

untuk bertahan pada masa sulit patut diapresiasi.

Dua dari setiap tiga responden pun yakin bahwa kondisi kesejahteraan sosial akan

membaik pada masa depan. Ada harapan bahwa kebijakan-kebijakan populis akan

berhasil, bukan karena paling progresif atau paling revolusioner, melainkan karena

paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Page 14: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

46

Dari berita ke-empat Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.5.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-empat

Seleksi Isu Isu yang ditonjolkan pada berita ketiga adalah tentang

kepuasan masyarakat terhadap kesejahteraan sosial di masa sulit.

Penonjolak Aspek Penonjolan berita mengenai kesejahteraan sosial dalam

satu tahun pemerintahan JKW-JK digambarkan mengalami

penurunan, penurunan tersebut memiliki alasan yaitu karena

bencana asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

Responden yang diambil dari masyarakat Indonesia mengaku

tidak puas dengan hasil kerja pemerintah yang dinilai cukup

lamban. Hal tersebut adalah salah satu alasan mengapa

kesejahteraan sosial dalam kinerja satu tahun pemerintahan

JKW-JK dianggap kurang atau mungkin gagal. Tetapi koran

Kompas dalam kasus berita ini juga menyoroti tentang

kesejahteraan dibidang kesehatan yang dianggap sukses, juga

menyoroti tentang pendidikan yang sama juga dikatakan sukses.

Dalam paragraf terakhir diberita ini ditekankakn bahwa kondisi

kesejahteraan Indonesia akan membaik pada masa depan.

Kalimat tersebut seperti angin segar bagi pembaca, karena koran

Kompas sendiri seperti ingin meyakinkan kepada pembaca untuk

tetap percaya kepada pemerintahan JKW-JK

Sumber: Primer, 2016

Page 15: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

47

5. Judul : Kepala Staf Kepresidenan: Tahun Ini Bukan untuk Memanen

JAKARTA, KOMPAS – Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil

Presiden Jusuf Kalla pada tahun pertama ini fokus melakukan pembenahan dan

membangun fondasi yang kuat di berbagai aspek, terutama di bidang ekonomi. Selain

itu, pemerintah juga berupaya meletakkan arah pembangunan ke depan yang lebih

baik.

“Tahun ini memang bukan untuk memanen, tetapi untuk pembenahan,” kata

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Selasa (20/10), saat ditanya pers tentang

penilaian publik terhadap kinerja pemerintahan yang menurun pada tahun pertama.

Menurut Teten, yang perlu dilihat dari keadaan saat ini adalah warisan-warisan

dari masa lalu serta keadaan ekonomi global yang tidak mudah diatasi. Meski

demikian, kondisi tersebut akan terus dijadikan momentum untuk melakukan

pembenahan dan peletakkan arah pembangunan ke depan yang lebih baik.

Upaya pembenahan yang dilakukan, kata Teten, untuk meletakkan fondasi yang

kuat, meliputi konsolidasi poitik, kabinet, dan birokrasi; memastikan Nawacita masuk

dalam program kementerian dan lembaga; memangkas inefisiensi ekonomi dengan

mencabut subsidi bahan bakar minyak dan penyederhanaan perizinan; serta

menyelesaikan proyek-proyek yang magkrak.

Adapun peletakan arah pembangunan ke depan yang dilakukan antara lain

reindustrialisasi, pengembangan ekonomi kemandirian desa, swasembada pangan,

ketahanan energi, serta pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi.

Terhadap apresiasi masyarakat kepada pemerintah yang cenderung menurun,

lanjut Teten, Presiden berkali-kali menyatakan bahwa tahun ini memang tahun yang

pahit. Ia mencontohkan pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang

membuat banyak kelas menengah tidak senang. Ditambah, pelambatan ekonomi global

yang mempengaruhi ekonomi dalam negeri.

“Dari kondisi seperti ini, pemerintah mulai melakukan perubahan fundamental.

Hasil dari apa yang diupayakan pemerintah itu baru bisa dirasakan pada 3-4 tahun

mendatang,” tuturnya.

Teten mengatakan, satu tahun pertama pemerintahan Jokowi-Kalla, setiap

kementrian diminta membuat laporan kemajuan dari program-program prioritas di

kementrian. “Semua kementrian sudah menyampaikan laporannya dan sudah diterima

Presiden. Laporan tersebut selanjutnya dapat disampaikan kepada pubik,” ujar Teten.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy

Chrisnandi mengatakan, dalam laporan kinerja kepada Presiden, pihaknya selain akan

menata 25 lembaga non-strukturaldi bawah pemerintah, juga menata birokrasi dalam

lima tahun ke depan dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM). “Untuk

memulai penataan postur dan peningkatan kualitas SDM PNS, perlu waktu panjang,”

kata Yuddy.

Sementara itu, dari pemaparan hasil survei nasional “Evaluasi satu tahun

pemerintahan Jokowi-JK”, yang digelar Poltracking Indonesia, disebutkan, selama satu

tahun Jokowi-Kalla, mayoritas publik menilai kondsi Indonesia cenderng stagnan.

Untuk itu, Presiden Jokowi diharapkan menempatkan menteri yang mampu membuat

perubahan fundamental dan berdampak kepada rakyat.

Survei Poltracking dilakukan pada 7-14 Oktober dengan melibatkan 1200

responden dari seluruh provinsi. Menurut survei, sebanyak 42,74 persen publik

menyatakan bahwa kondisi penegakan hukum tidak mengalami perbaikan. Penilaian

Page 16: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

48

yang sama juga diberikan terkait dengan keamanan nasional, pemberantasan korupsi,

dan kondisi politik nasional.

Terkait dengan kondisi ekonomi, sebanak 56,53 persen publik menyatakan bahwa

Indonesia lebih buruk. “Penilaian buruk terhadap kondisi ekonomi itu disebabkan

pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pemerintah juga dianggap belum

mampu menyelesaikan persoalan pokok, diantaranya harga kebuuhan pokok yang

mahal dan lapangan kerja,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta

Yuda.

Menurut dia, sebanyak 43,26 persen publik menyatakan bahwa pemerintah juga

tidak serius mengatasi pelemahan rupiah. “Masalah harga barang kebutuhan pokok

mahal juga harus diatasi,” ujarnya.

Kelemahan pemerintahan, tambah Hanta, adalah kurang tanggapnya pemerintah

dalam menangani sujumlah isu penting. “Kekecewaan publik tergambar dalam kinerja

pemerintah mengatasi persoalan kebakaran hutan. Sebanyak 69,68 persen publik

menyatakan pemerintah gagal menangani masalah kabut asap di Sumatera dan

Kalimantan,” tuturnya.

Adapun dalam rembuk nasional yang dihadiri antara lain oleh Menteri

Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli , Menteri

Perhubungan Ignatius Jonan, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Basuki Hadimuljono, sejumlah relawan Jokowi menyebutkan, Presiden Jokowi

mempunyai nyali kuat untuk melakukan perubahan.

“Tahun pertama pemerintahan tidak bisa dijadikan ukuran menagih hasil atas

kerja politik, tetapi harus dilihat sebagai proses menuju empat tahun berikutnya,” tutur

pernyataan mereka.

Untuk memperingati satu tahun Jokowi-Kalla, lebih dari 30 orang dari Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia di Bogor, Jawa Barat, berunjuk rasa mengkritik.

Dari berita ke-lima Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.6.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-lima

Seleksi Isu Seleksi isu yang ditonjolkan oleh berita ini adalah pendapat

pribadi atau opini beberapa orang.

Penonjolan

Aspek

Aspek yang ditonjolkan sebagian besar adalah opini pribadi

dan hasil survei dari Poltracking Indonesia. Walau hasil survey

dari Poltracking Indonesia hampir semua mengatakan

ketidakpuasan, ada pembelaan dari opini-opini pribadi yang

Page 17: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

49

menegaskan bahwa satu tahun pemerintahan JKW-JK tidak dapat

dijadikan ukuran menagih hasil, masih ada empat tahun lagi untuk

melihat kinerja JKW-JK.

Sumber: Primer, 2016

6. Judul : Presiden dan Protokol

Jumat (16/10) siang, salah seorang ajudan Presiden Joko Widodo, yakni Komisaris

Besar Sigit Listyo, menghampiri Presiden yang sedang wawancara dengan tim Kompas.

Sigit menanyakan apakah Presiden jadi ke Pelabuhan Tanjung Priok melihat

pengungkapan penyelundupan tekstil. “Jadi, nanti kita akan ke BC (Bea dan Cukai).

Tolong siapkan, Pak,” kata Presiden kepada Sigit di Istana Merdeka, Jakarta.

“Siap, jadi Pak.” Sejurus kemudian Sigit menghubungi seseorang melalui telepon

selulernya menjelaskan rencana Presiden. Setelah wawancara dengan tim Kompas usai,

Presiden ke Tanjung Priok.

Achmad Rusdi, Kepala Protokol Negara, mengatakan, ada “penanggungjawab”

pada semua aktivitas Presiden selama 24 jam. Ketika menghadiri dan mengikuti acara

kenegaraan, Presiden mengikuti aturan protokol. Pihak protokol kepresidenan yang

bertanggungjawab dengan aktivitas itu.

Di luar itu, Presiden dibantu empat ajudan yang terdiri dari aparat Angkatan Darat,

Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian. Jika ada hal penting, ajudan yang

menentukan urusan itu segera disampaikan saat itu juga atau ditunda pada kesempatan

berikutnya. Ini karena penerima pertama sambungan telepon genggam Presiden adalah

ajudan. Maka, mereka yang ditunjuk sebagai ajudan harus orang terpilih dan

kepercayaan Presiden.

Sigit pernah bertugas sebagai Kepala Kepolisin Resor (Polres) Solo ketika Jokowi

menjabat Wali Kota Solo. Saat itu, calon yang disodorkan Polri ke Presiden ada

beberapa nama. Presiden memilih orang yang pernah “dekat” dengannya untuk

memastikan kerjanya berjalan optimal.

Sementara terkait dengan keamanan Presiden, Pasukan Pengamanan Presiden selalu

ada di mana Presiden berada.

Seorang mantan ajudan Jokowi saat menjabat Gubernur DKI yang menlak disebut

namanya mengatakan, Jokowi kini tidak bisa seleluasa ketika dia menjabat sebagai

Gubernur DKI pada 2012-2014. Ketika itu, ajudan bahkan bisa menenmani Jokowi tidur

di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Surapati, Jakarta. “Tetapi,

sekarang semua diatur resmi,” katanya.

Saat menjabat sebagai Presiden, Jokowi memboyong Devid Agus Yunanto, Untoro,

Aris Ariandi, Erwan Sancoko, Puput Hariadi, Agung Indrayana, Heru Kurniawan, Made

Kurniawan, dan Pradista Machdala Putra dari Balai Kota Jakarta. Mereka bertugas

sebagai staf adminisrasi, tim pendahulu, maupun staf rumah tanga kepresidenan. Jika

sebelumnya mereka dapat leluasa dekat dengan Jokowi, kini ada protokol yang harus

mereka patuhi.

Presiden yang kini dikelilingi protokol resmi kenegaraan tersebut ditangkap anak-

anak peserta pelatihan reporter cilik saat bertemu di Istana Negara, kemarin.

Omar Parikesit Rawidigdo, siswa Sekolah Dasar Global Jaya School, menanyakan

Page 18: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

50

kondisi psikis Jokowi ketika menjabat sebagai Presiden. “Saya punya pertanyaan

pribadi, apakah Bapak pernah merasa stres?” ujarnya.

Sambil tersenyum Presiden menjawab, bahwa hidup itu tidak boleh sedih, wajah

harus terlihat cerah terus. Apalagi sebagai Presiden, wajah tidak boleh terlihat sedih,

gusar, atau marah. Presiden balik bertanya kepada anak-anak, “Wajah saya terlihat

cerah, gak?” Dengan polos Omar, “Ya lumayan sih,” ujar Omar disertai ledakan tawa

hadirin.

Dari berita ke-enam Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.7.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-enam

Seleksi Isu Seleksi Isu yang di bahas dalam berita ke enam ini adalah

opini atau pengalaman orang terdekat presiden (protokol)

Penonjolan

Aspek

Aspek yang ditonjolkan dalam berita ini adalah bukan

suatu masalah yang menyangkut negara, tetapi tentang

keseharian JKW dimasa jabatanya sebagai presiden. Opini yang

digunakan adalah opini dari tim protokol presiden yang harus

mematuhi peraturan keprotokolan yang agak rumit, tidak seperti

saat JKW menjabat menjadi Walikota Solo dan Gubernur DKI

Jakarta.

Sumber: Primer, 2016

7. Judul : Harapan di Atas Selembar Kartu

Begitu Joko Widodo menduduki kursi Presiden, program Indonesia pintar

merupakan salah satu andalan. Jutaan Kartu Indonesia Pintar lantas dirancang untuk

ditebar ke seluruh penjuru negeri. Kini, setahun berlalu, semakin terbukakah akses bagi

anak Indonesia yang kurang mampu untuk mendapat pendidikan hingga jenjang sekolah

menengah.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa termasuk salah satu pejabat yang dibuat

sibuk dengan kehadiran program Kartu Indonesia Pintar (KIP), selain kartu-kartu sakti

lain, seperti Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Indonesia Sehat.

Dia ikut mengecek, mulai pendataan hingga berangkat ke hampir semua daerah

untuk mengecek disribusi Kartu Indonesia Pintar. “Proses pendataan dan penceakan

Page 19: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

51

kartu serupa ban berjalan. Begitu data masuk, kartu segera dicetak dan didisribusikan,”

ujar Khofifah, Senin (19/10). Pada 30 November, proses kartu ditargetkan sampai pada

titik distribusi di kantor pos. “Pada 15 Desember, mereka yang berhak menerima kartu

itu sudah memperoleh haknya,” ujarnya.

Jumlah manfaat KIP untuk jenjang SD/MI Rp225.000 per semester, tingkat

SMP/MTs Rp375.000 per semester, dan tingkat SMA/SMK/MA Rp500.000 per

semester. Program itu juga menjangkau anak berstatus rentan miskin dan anak-anak

putus sekolah agar kembali ke sekolah.

Penerbitan Kartu Indonesia Pintar direncanakan menjangkau 20,3 juta anak usia

sekolah berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Kartu

disebar dengan koordinasi Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud), serta Kementerian Agama.

Hingga dua pekan lalu, penerima manfaat program Indonesia Pintar setidaknya

menjangkau hampir 12 juta dari total target penerima manfaat, itu berdasarkan data

Kemdikbud. “Uangnya sudah ditransfer ke anak-anak. Meski belum ada

kartunya,uangnya sudah. Jangan sampai proses distribusi kartu menunda pemberian

manfaat,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

Partisipasi

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan,

dengan ketersrapan 65 persen, jumlah angka partisipasi kasar untuk tingkat SMA

bertamah 6 persen dibandingkan dengan tahun 2014.

Tercatat, pada penerimaan murid baru 2015, ada 500.000 murid SMA setingkat

yang baru mendaftar. Mayoritas memilih meneruskan pendidikan ke SMK.

Siti Asmarah (36) termasuk yang senang mendapatkan bantuan pendidikan itu.

Biaya sekolah yang dikeluarkan untuk anaknya, Lia Nur Alya (16) yang kini berada di

SMK swasta di wilayah kota Bekasi, cukup besar. Untuk masuk SMK, dia harus

mengeluarkan uang sekitar Rp3.000.000, tetapi karena menunjukkan Kartu Keluarga

Sejahtera, Lia mendapatkan keringanan hingga Rp1.500.000. Pihak sekolah juga sudah

meminta kartu keluarga dan KIP bukti bahwa anaknya benar-benar terdaftar.

Siti merasa beruntung mendapatkan KIP walau sampai sekarang dananya belum

cair.dia masih menunggu.

Pendidikan jenjang sekolah menengah penting mengingat selama ini, sekitar

separuh tenaga kerja Indonesia sebagian besar berlatar pendidikan dasar (SD dan SMP).

Angka partisipasi murni di sekolah menengah sederajat pun lebih rendah dibandingkan

di pendidikan dasar.

Dalam wawancara khusus dengan Kompas, Wakil Presiden Jusuf Kalla

mengatakan, besarnya jumlah penduduk mesti diimbangi dengan modal keterampilan

dan pendidikan. Kartu Indonesia Pintar merupakan bagian penting untuk pemerataan,

untuk menolong langsung masyarakat miskin mengakses pendidikan.

Kompleksitas

Direktur Institude For Education Reform Universitas Paramadina Mohammad

Abduhzen mengatakan, titik berat program Indonesia Pintar dengan KIP masih sebatas

penambahan akses pendidikan, bukan mutu. Peningkatan masyarakat yang menempuh

pendidikan semestinya disertai peningkatan mutu, teruama di pendidikan menengah.

Mutu pendidikan terkait erat, teruama dengan kesediaan dan kualitas guru. Saat ini,

berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru, kualitas guru bermasalah. Selain itu, mutu

berkelindan dengan kurikulum. Sejauh ini, kurikulum 2013 yang bermasalah masih

Page 20: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

52

direvisi.

Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Suryadi Nomi, berpendapat,

KIP tidak menjamin anak menempuh pendidikan dan tidak putus sekolah. “Apakah

dengan memberikan KIP, pemerintah dapat memastikan anak itu akan terus

bersekolah?” katanya.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2009, alasan ekonomi

memberikan sumbangsih terbesar. Namun, alasan bekerja menjadi penyebab terbesar

kedua anak tidak pernah bersekolah atau putus sekolah. Penyebab lainnya adalah

menikah, terbatasnya fasilitas pendidikan, dan cacat. Disamping itu, dari pemantauannya

di sejumlah daerah, masih ada masyarakat yang menganggap sekolah akan berpengaruh

pada pendapatan keluarga. Karena itu, perlu ada perubahan skema penyaluran.

Selama setahun terakhir, program Indonesia Pintar masih belum mampu

menjangkau, anak miskin di luar sistem persekolahan. Data Kemdikbud menyebutkan,

terdapat 3,6 juta anak usia 6-21 tahun yang tidak tercatat berada di sekolah.

Untuk menjangkau anak-anak di luar sekolah, Anies Baswedan setuju masalahnya

tidak sederhana. Anak-anak yang berada di luar sekolah karena putus sekolah sulit

kembali ke sekolah, apalagi yang di jenjang pendidikan menengah.

Untuk membekali mereka dengan keterampilan dan kecakapan hidup, Kemdikbud

menawarkan alternatif beragam pelatihan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Biaya

pelatihannya ini yang kemudian akan bisa dibiayai lewat KIP. Di atas selembar kartu itu,

pemerintah berharap asa tercapai.

Dari berita ke-tujuh Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.8.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-tujuh

Seleksi Isu Seleksi isu yang ditonjolkan dalam berita ini adalah tentang

kartu pintar yang dikeluarkan pemerintah untuk menanggulangi

anak-anak yang kurang mampu agar tetap bersekolah.

Penonjolan

Aspek

Aspek yang ditonjolkan dalam berita ini adalah tetang

menteri yang terkait dalam program ini dan juga mengenai

pendistribusiannya. Diharapkan dengan adanya kartu pintar ini

dapat menekan angka anak putus sekolah dan dapat membuat SDM

Indonesia dapat lebih baik. Banyak pendapat yang dituliskan

diberita ini, salah satunya pendapat dari badan survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) yang mengatakan alasan bekerja,

menikah, terbatasnya fasilitas pendidikan, cacat adalah alasan

Page 21: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

53

penyebab tidak bersekolah atau putus sekolah. Menteri Pendidikan

sendiri mengaku bahwa harus ada tindakan lain lagi untuk

menanggulanggi masalah pendidikan ini, salah satunya adalah

melakukan pelatihan, tidak hanya sekedar kartu pintar saja.

Sumber: Primer, 2016

8. Judul : Memulai Perubahan dari Pinggiran

Sulitnya mengakses fasilitas pelaynan kesehatan yang berkualitas dan merata

hingga ke beranda Nusantara masih menjadi persoalan bangsa ini. Dibanyak lokasi di

pelosok negeri ini, negara seperti tidak hadir untuk melayani masyarakat. Jurang

ketimpangan pelayanan kesehatan begitu menganga di depan mata.

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menetapkan sembilan agenda

pembangunan perioritas yang lebih dikenal dengan Nawacita yang salah satunya adalah

membangun dari pinggiran. Bukan semata infrastruktur yang dibangun dari pinggiran,

tetapi kualitas manusianya.

Hal itu diterjemahkan kementrian Kesehatan melalui program Nusantara Sehat.

Program itu diharapkan memenuhi kebutuhan layanan dasar di daerah tertinggal,

perbatasan dan kepulauan (DTPK) agar layanan kesehatan berjalan baik.

Nusantara sehat adalah program penempatan tenaga kesehatan berbasis tim. Selain

dokter, tim itu ada dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga

Farmasi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, dan tenaga teknologi laboratorium

medik.

Tim itu bertugas memperkuat layanan kesehatan dasar di pukesmas dengan

kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakiit, dan pengobatan. Dari tiga kegiatan

itu, fokus tim diarahkan pada upaya bersifat promotif dan preventif.

Tak mudah bagi tim Nusantara Sehat bekerja di DTPK. Sebanyak 143 tenaga

kesehatan Nusantara Sehat angkatan I disebar di 20 pukesmas di seluruh Indonesia sejak

enam bulan lalu. Tantangan geografis, kemajemukan sosial budaya lokasi penempatan,

keberagaman perilaku warga, dan kolaborasi yang butuh waktu dengan kesehatan di

pukesmas merupakan persoalan yang dihadapi tim Nusantara Sehat.

Saat melantik tim Nusantara Sehat, Jumat (1/5), Menteri Kesehatan Nila F Moeloek

menyampaikan, tim Nusantara Sehat dinilai berhasil jika mampu menginisiasi

perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih sehat. Waktu dua tahun di lokasi

penempatan dinilai cukup untuk mengawali sebuah perubahan.

Staf khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanan

Kesehatan Primer Diah Saminarsih mengatakan, Nusantara Sehat dipantau langsung

Kantor staf Presiden. Sebab, program itu adalah satu dari 100 program prioritas Joko

Widodo-Jusuf Kalla.

Dari sisi perekrutan dan penempatan tahun 2015 Kemenkes menargetkan merekrut

960 peserta Nusantara Sehat yang akan ditempatkan di 120 pukesmas perbatasan dan

kepulauan. Awal mei 2015, 143 peserta program itu ditempatkan di 20 pukesmas di

Aceh, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi

Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.

Page 22: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

54

Kini perekrutan tahap kedua mencari 820 tenaga kesehatan yang akan ditempatkan

di 100 pukesmas masih berlangsung. “Sekitar 12.00 orang mendaftar dan akan diseleksi

hingga didapat 820 orang. Pendaftar yang sedikit dokter umum,” ucap Diah.

Keberhasilan Nusantara Sehat tak bisa dilihat hanya dari perekrutan dan

penempatan. Program itu berhasil jika setelah bertugas dua tahun di lokasi penempatan,

tim berhasil mengawali perubahan lebih baik di masyarakat. “Ada perubahan

masyarakat atau tidak, ada program baru di pukesmas atau tidak, program di pukesmas

diperkuat atau tidak, itu indikator keberhasilannya,” kata Diah.

Meningkatkan layanan

Meski baru beberapa bulan bertugas, keberadaan tim Nusantara Sehat mulai

berdampak positif bagi layanan kesehatan di daerah penempatan. Di pukesmas Balai

Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, misalnya, tim

itu turut meningkatkan layanan kesehatan warga.

Menurut Silas Layang, Kepala Pukesmas Balai Karangan, sejak tim Nusantara

Sehat hadir, mereka mengerjakan progam yang sebelumnya tak dilakukan. Posyandu

bagi warga lanjut usia yang dulu hanya dilakukan di dua desa bertambah jadi empat desa

setelah tim Nusantara Sehat hadir.”Kunjungan layanan kesehatan ke daerah terpencil

semula hanya lima kali sebulan, kini minimal 10 kali sebulan,” ujarnya.

Magdalena Simoy (40), warga Balai Karangan, menuturkan, tim Nusantara Sehat

memberi masyarakat wawasan baru, khususnya pencegahan penyakit. “Mereka memberi

masukan soal pemeliharaan lingkungan dan anak-anak. Itu mereka sampaikan saat kami

menemui mereka di pukesmas ataupun saat pergaulan sehari-hari,” ujarnya.

Di pukesmas Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, kehadiran tujuh

tenaga kesehatan Nusantara Sehat membantu petugas kesehatan yang ada. Anggota tim

itu memberi layanan kesehatan dengan menjangkau masyarakat di dusun.

Menurut pelaksana tugas kepala Pukesmas Longgar Apara, Kabupaten Kepulauan

Aru, Maluku, Stefenson Iwamony, tim Nusantara Sehat memperkuat cangkupan layanan

pukesmas di desa Longgar, Apara, dan Bemum. Sebelumnya, pukesmas sulit melayani

kesehatan warga setempat karena hanya ada tiga perawat.

Hal serupa juga terjadi di Enggano, Bengkulu. Kepala Pukesmas Enggano Salpina

menjelaskan, adanya tim Nusantara Sehat mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan di

daerah terpencil itu. Meski ada 18 tenaga kesehatan di wilayah itu, belum ada dokter

gigi, farmasi, dan gizi juga belum ada. “Dalam sebulan, dokternya kadang masuk

kadang tidak, padahal mayoritas warga ingin berobat ke dokter,” ujarnya.

Selama di Enggano tim Nusantara Sehat membantu program pukesmas. Mereka

juga mengaktifkan lagi program yang vakum, seperti progarm bagi wagra lanjut usia dan

ana. Kedepan, pukesmas dan tim Nusantara Sehat akan mengaktifkan progam desa

siaga, termasuk bank darah.

Salpin berharap tim Nusantara Sehat yang mengisi kekosongan tenaga kesehatan di

Enggano, yakni dokter, tenaga gizi dan farmasi bertahan di Enggano setelah periode

penugasan selesai sambil menunggu tenaga kesehatan pengganti. Pemantauan dan

dukungan harus diberikan pada tim Nusantara Sehat agar perubahan warga ke arah lebih

sehat terwujud.

Dari berita terakhir Koran Kompas maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

Page 23: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

55

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.9.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita terakhir

Seleksi Isu Seleksi isu yang ditonjolkan dalam berita ini adalah tentang

perubahan yang dilakukan melalui program Presiden tentang

kesehatan. Perubahan yang dilakukan adalah mengirim tim

kesehatan untuk bekerja di terpencil dan pulau-pulau untuk

membantu mengatasi program kesehatan

Penonjolan

Aspek

Aspek yang ditonjolkan dalam berita ini adalah tetang

program JKW-JK yang memulai membangun perubahan dalam

kasus ini adalah perubahan kesehatan di pinggiran (tempat

terpencil dan kepulauan). Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa

para medis akan dikirim di tempat-tempat terpencil untuk misi

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. Sempat

dijelaskan bahwa ada sekitar 12.000 pendaftar yang ingin

mengikuti misi ini, dilihat dari berita tersebut, penulis seakan-akan

ingin memberi tahu bahwa program tersebut dapat dikatakan

sukses karena banyak partisipan, tetapi Menteri Kesehatan

mengatakan hal tersebut belum dapat dijadikan tolak ukur sukses

sebelum program selesai. Ada bagian responden memberi

komentar yang positif, penulis ingin menggiring masyaraka yang

membaca untuk berfikiran bahwa program satu tahun

pemerintahan JKW-JK berjalan baik dan dalam masalah kesehatan

dapat dikatakan berhasil melalui progam Nusantara Sehat ini.

Sumber: Primer, 2016

Page 24: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

56

Dari data pada Koran Kompas, ada berbagai data yang menarik untuk dibahas

atau dianalisis sesuai teori yang dikemukakan oleh Robert N. Entman, Dalam

pembahasan yang dilakukan oleh koran Kompas, koran tersebut membahas delapan

berita yang mencangkup: ekonomi, social, kesehatan, pendidikan dan juga

pemerintahannya. Dalam setiap berita yang ditampilkan, Kompas juga memberikan

grafis yang dibuat oleh Litbang Kompas untuk memberikan gambaran kepada

pembaca tentang evaluasi satu tahun pemerintahan JKW-JK. Dalam analisis penulis,

penulis menemukan banyak opini yang pada intinya mengatakan bahwa satu tahun

pemerintahan JKW-JK dianggap tidak gagal dan masih ada harapan untuk Indonesia

menjadi lebih baik lagi.

Banyak factor yang membuat hasil survei menurun dalam kepuasan terntang

satu tahun pemerintahan JKW-JK, tetapi koran Kompas selalu memberi alasan yang

cukup logis untuk menggiring pembaca sependapat terhadap para pemberi opini

bahwa satu tahun pemerintahan JKW-JK tidak mengalami kegagalan dan memiliki

harapan.

Ada beberapa contoh opini dari koran Kompas yang mengatakan atau

semacam membela pemerintahan JKW-JK, pada berita pertama dengan judul „ Beban

Masih Berat, Harapan Tetap Ada‟ Tigor M Siahaan menjelaskan ada sejumlah

harapan yang belum terpenuhi selama setahun awal pemernitahan Jokowi-Kalla.

Namun, belum terpenuhinya harapan itu terjadi karena Indonesia menghadapi

tantangan besar dari pelambatan pertumbuhan ekonomi global, atau yang diutarakan

oleh CEO PT Axiata Tbk, Dian Siswarini “Kami menilai pemerintah cukup jeli

melihat sisi strategis sector telekomunikasi untuk pembangunan nasional.”

Pada berita ketiga yang berjudul „Rapor Merah Bidang Ekonomi‟, jika dilihat

dari judulnya saja pembaca sudah beranggapan bahwa berita tersebut akan membahas

kegagalan dalam bidang ekonomi di satu tahun pemerintahan JKW-JK, memang iya,

tetapi dalam berita tersebut ada kutipan yang mengatakan “Pemerintahan Jokowi-

Kalla juga tidak mau terbelenggu beban subsidi bahan bakar minyak (BBM),

premium dan solar. Dalam kutipan tersebut, koran Kompas ingin menjelaskan bahwa

pemerintah menginformasikan bahwa subsidi tidak lagi difokuskan kepada bahan

bakar, jadi ini adalah sebuah alasan mengapa bahan bakar naik dan menjadi salah satu

alasan rapor merah bidang ekonomi, karena banyak masyarakat merasa keberatan

Page 25: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

57

akan hal itu. Tetapi pemerintah menjelaskan bahwa uang akan lebih dikonsentrasikan

untuk membangun insfrastruktur pendidikan dan kesehatan.

Atau kutipan berita yang mengatakan “Dipengaruhi oleh kinerja ekonomi

domestic dan global yang mengombang-ambingkan rupiah antara lain dipicu

ketidakpastian kapan dan seberapa besar bank sentral AS, The Fed, menaikan suku

bunga acuan.” Jika dianalisis kutipan berita tersbut adalah alasan mengapa nilai

rupiah turun atas dollar, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

ekonomi di Indonesia. Disi sangat terlihat bahwa Koran Kompas memiliki pembelaan

disetiap berita yang ditampilkan.

Koran kompas memiliki table atau grafis tentang survei yang dilakukan oleh

Litbang, disini koran Kompas menampilkan table atau grafis yang memperlihatkan

tingkat keyakinan public terhadap kinerja JKW-JK kedepan. Hasil survei dari koran

tersebut adalah 60,9% masyarakat Indonesia masih yakin terhadap kinerja JKW-JK

dan juga tidak menganggap sebuah gagalan dalam kinerja satu tahun pemerintahan

JKW-JK.

Page 26: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

58

Berikut adalah pemberitaan dari koran Tempo yang terbit ditanggal 21 Oktober 2015

yang membahas mengenai satu tahun pemerintahan JKW-JK.

1. Judul: Hanya Empat Menteri yang Kinclong

Kinerja Menteri ekonomi paling buruk.

Jakarta – selama setahun bekerja, hanya seglintir menteri pada pemerintahan

Presiden Joko Widodo yang dinilai bekerja baik. Hasil kinerja lembaga survei

Poitracking Indonesia menunjukan hanya empat menteri, dari 34 anggota kabinet kerja,

yang memperoleh tingkat kepuasan kinerja tinggi. “Tak hanya pola komunikasi dan

popularitasnya yang tinggi, kerja mereka juga dianggap posiitif,” kata Direktur

Eksekutif Politracking Indonesia, Hanta Yuda ketika memaparkan hasil survei di Hotel

Sofyan Jakarta, kemarin.

Empat menteri tersebut adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti;

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan; Menteri Agama Lukman Hakim

Saefuddin; serta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangs. Respon yang menyatakan

puas terhadap kinerja Menteri Susi, misalnya, mencapai 55,7 persen (tidak puas 13,5

persen, hasilnya tidak tahu) menurut survei politracking.

Survei lembaga Indo Barometer akhir pekan lalu bahkan memberi angka 71,9

persen (tidak puas 7,5 persen) terhadap Susi. Tiga Menteri lainnya mencapai skor lebih

dari 40 persen di dua lembaga survei tersebut.

Selebihnya, 30 Menteri lainnya dinilai masih terpuruk, dengan tingkat kepuasan

terhadap kinerja mereka kurang dari 23 persen.

Survei kepuasan publik Politracking yang diselenggarakan pada 7-14 Agustus lalu

menghimpun sampel 1.200 responden dengan margin of error +/- 3 persen dan tingkat

kepercayaan 95 persen. Sedangkan pengumpulan data survei Indo Barometer

dilaksanakan pada 14-22 September 2015 dengan melibatkan 1.200 responden dengan

margin of error dan tingkat kepercayaan survei selama dengan Politracking.

Dua lembaga itu juga mendapati buruknya presepsi publik terhadap kinerja para

menteri perekonomian. Bahkan lima Menteri diurutan paling bawah diisi oleh “Menteri

kunci” bidang perekonomian, yakni Menteri Perindustrian Saleh Husein; Menteri

keuangan Bambang Brodjonegoro; Menteri Koordinator Perekonomian Darmin

Nasution; serta menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. Thomas Lembong dan Darmin

Nasution baru bergabung dalam kabinet setelah reshuffle pertama pertengahan Agustus

lalu.

Dengan performa buruk itu, kata Hanta Yuda, sebagian besar responden

menghendaki agar Jokowi kembali merombak kabinet.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui prodiktivitas pemerintah di bidang ekonomi

masih perlu diperbaiki. “Kami tahu bagaimana pertumbuhannya tidak sesuai dengan apa

yang kami rencanakan, parameternya ada,” ujar Kalla di kantornya, kemarin. Meski

demikian, dia berdalih tak mulusnya situasi ekonomi dalam negeri lebih disebabkan oleh

pelemahan perekonomian global.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berdalih hal yang sama. Dia

mengatakan, selama menjabat, ia telah dihadapkan pada tantangan ekonomi global.

“Ketika kabinet dimulai perekonomian global dan domestik sedang mengalami gejolak

dan kelesuan,” ujarnya melalui pesan pendek, kemarin. Akibatnya, menurut Bambang,

Page 27: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

59

fokus tim ekonomi adalah menjaga agar stabilitas perekonomian tak menurun dan

mencari sumber pertumbuhan baru.

Adapun Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tak mau berbicara

banyak menanggapi buruknya hasil survei knerja kabinet ekonomi. “Biarkan saja,

terserah mereka. Yang penting kami bekerja,” katanya

Dari berita pertama pada Koran Tempo maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.10.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita pertama di koran Tempo

Seleksi Isu Seleksi isu yang ditonjolkan dalam berita ini adalah kinerja

empat Menteri yang cukup baik dan lima terbawah kinerja Menteri

yang terpuruk dalam satu tahun pemerintaha JKW-JK.

Penonjolan Aspek Aspek yang ditonjolkan dalam berita ini adalah kinerja

menteri-menteri dikabinet JKW-JK. Koran Tempo membawa dua

lembaga survei Indonesia dan dua lembaga tersebut mengatakan

hal yang hampir sama, dari 34 Menteri yang ada, hanya ada empat

Menteri yang kinerjanya dianggap baik oleh masyarakat. Dalam

beritanya Tempo menuliskan agar JKW-JK mereshuffle lagi

kementeriannya, dalam pemberitaan ini Tempo secara tidak

langsung ingin mengatakan kepada pembaca bahwa kabinet kerja

JKW-JK buruk dan perlu diperbaiki.

Sumber: Primer, 2016

2. Judul: Desakan Reshuffle Menguat Lagi

Jakarta – Sejumlah kalangan beranggapan Presiden Joko Widodo harus

merombak lagi anggota Kabinet Kerja. Bahkan Menteri Koordinator Kemaritiman

Rizal Ramli menilai reshuffle jilid kedua diperlukan karena perombakan kabinet

pertama pada medio Agustus lalu dinilainya telah berhasil memperbaiki kinerja

pemerintah. “mungkin akan ada yang kedua, kita lebih hebat lagi,” kata Rizal dalam

diskusi bertajuk “Rembuk Nasional Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK” di kawasan

Kemang, kemarin.

Rizal baru dua bulan menjabat setelah dilantik Jokowi bersama lima Menteri baru

lainnya dalam reshuffle jilid I pada 12 Agustus lalu. Sejak saat itu, menurut Rizal,

Page 28: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

60

Kementerian berfokus pada sektor pariwisata. “Kami sudah membebaskan visa 47

negara,” ujarnya. Menurut dia, pengembangan pariwisata merupakan cara termudah

menambah devisa dan lapangan kerja.

Kemarin, pemerintahan Presiden Joko Widodo genap berusia setahun. Hasil

kajian sejumlah lembaga survei mencatat turunnya tingkat kepuasan masyarakat

terhadap kabinet kerja yang dipimpin Jokowi.

Survei Politracking Indonesia, misalnya, menyatakan 42,21 persen dari 1.200

responden di 34 provinsi menyatakan setuju ketika ditanya apakah Jokowi perlu

merombak lagi kabinetnya. Hanya 18,74 persen responden tidak setuju. Adapun

sisanya, sebanyak 39,05 persen, tidak menjawab.

Direktur Eksekutif Politracking Indonesia, Hanta Yuda, mengatakan publik tidak

puas terutama terhadap kinerja para menteri di Bidang ekonomi. Beberapa indikator

yang menjadi perhatian masyarakat antara lain terus melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika Serikat, harga tidak stabil, serta tingginya angka

pengangguran dan tingkat kemiskinan.

Selain itu menurut Hanta, masyarakat tidak puas dengan kondisi politik dan

hukum “Adanya dualisme partai di politik dan indikasi pelemahan Komisi

Pemberantasan Korupsi,” kata Hanta, di Jakarta kemarin.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi

Hanan, menilai perombakan kabinet – yang dipenuhi tarik-menarik politik – sebaiknya

dilakukan sebelum akhir tahun ini. Dengan begitu, Jokowi dapat lebih fokus dalam

melaksanakan kebijakan tahun depan.

Meski tak khusus meriset presepsi publik terhadap reshuffle, SMRC menilai

perombakan kabinet tak bisa dihindari, terlebih karena Jokowi harus menguatkan

dukungan politik di parlemen. Apalagi belakangan muncul partai Amanat Nasional

yang menyatakan dukungannya kepada pemerintah.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan reshuffle jilid II belum pernah dibahas.

Dia memastikan, perombakan akan mengacu pada evaluasi kinerja seluruh anggota

kabinet. “Tak hanya bidang ekonomi dan hukum,” ujarnya kemarin.

Baik-Buruk Menurut Survei

Publik menyoroti kinerja para Menteri Kabinet Kerja Jokowi-Kalla. Dalam survei

yang dilangsir Poltracking kemarin, ada lima menteri yang kinerjanya dianggap jeblok.

Namun ada pula yang performany dinilai memuaskan. Berikut ini daftar menteri

berkinerja baik dan buruk versi Poltracking.

Menteri Berkinerja Baik

1. Menteri Kelautan dan Periklanan Susi Pujiastuti

Puas : 55,7%, Tidak Puas: 13,5%, Tidak tahu/tak menjawab: 30,8%

2. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anis Baswedan

Puas: 44,5%, Tidak Puas: 15,7%, Tidak tahu/tak menjawab: 39,8%

3. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

Puas: 43,2%, Tidak Puas: 15%, Tidak tahu/tak menjawab: 41,8%

4. Menteri Sosial Khoffifah Indar Parawansa

Puas: 40,7%, Tidak puas: 16%, Tidak tahu/tak menjawab: 43,3%

Menteri Berkinerja Buruk

1. Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

Puas: 9,3%, Tidak Puas: 23,4%, Tidak tahu/tak menjawab: 67,3%

Page 29: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

61

2. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution

Puas: 10,4%, Tidak Puas: 31,5%, Tidak tahu/tak menjawab: 58,1%

3. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro

Puas: 10,7%, Tidak Puas: 23,3%, Tidak tahu/tak menjawab: 66%

4. Menteri Perindustrian Saleh Husin

Puas: 10,8%, Tidak Puas: 18,7%, Tidak tahu/Tak menjawab: 70,5%

5. Menteri Perdagangan Thomas Lembong

Puas: 12,1%, Tidak Puas: 22,4%, Tidak tahu/tak menjawab: 65,5%

- Sampel 1,200 responden

- Margin of error ±3% dan tingkat kepercayaan 95%

- Metode pengumpulan data: wawancara tatap muka dengan kuesioner

Periode pengumpulan data: 7-14 Oktober 2015.

Dari berita kedua pada Koran Tempo maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.11.

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-dua di koran Tempo

Seleksi Isu Isu yang ditampilkan dalam berita ini adalah tentang

desakan kepresiden mengenai reshuffle kabinet kerja-nya. Survei

yang diberikan memperlihatkan beberapa menteri yang berkinerja

baik menurut responden dan juga menteri yang dalam kinerjanya

mengalai keterpurukan.

Penonjolan Aspek Aspek yang ditonjolkan dari berita tersebut adalah survei

Politracking Indonesia mengenai kabinet kerja yang dipimpin oleh

JKW-JK. Banyak menteri yang seharusnya memiliki andil yang

besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mengalami

keterpurukan atau dianggap buruk oleh responden dalam

kinerjanya, sehingga JKW-JK didesak untuk mengganti atau

mereshuffle kembali kabinet kerjanya.

Sumber: Primer, 2016

Page 30: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

62

3. Judul: Demonstrasi Setahun Jokowi-Kalla Sepi

Tepat satu tahun Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden kemarin

merupakan momentum bagi mahasiswa, buruh, dan pekerja untuk berunjuk rasa. Mereka

turun ke jalan dan menumpahkan unek-uneknya.

Di depan Istana Negara, kelompok mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Khatolik

Republik Indonesia dan Gabungan Serikat Buruh Independen berdemonstrasi. Mereka

menuntut pemerintah mengatasi kebakaran hutan dan kabut asap serta menuntaskan

persoalan pemutusan hubungan kerja. Sedangkan di depan gedung DPR Senayan,

demonstran yang menamakan diri Aliansi Tarik Mandat, Garda Muda Palapa, dan Front

Pribumi berunjuk rasa menuntut Jokowi dilengserkan.

Tak ada pengamanan ekstra ketat di Istana Negara maupun di depan gedung DPR.

Jumlah pengunjuk rasa hanya berkisar 30-200 orang. Polisi membentuk barisan pagar

betis dan menanggalkan tameng antihuru-hara. Sedangkan demonstran sibuk berorasi dan

mencoba menarik perhatian dengan membakar ban.

“Kami hanya menerima lima perizinan demonstasi,” kata Kepala Bidang Humas

Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Muhammad Iqbal, kemarin. Adapun jumlah petugas

yang diturun sebanyak 1,000 orang. Tak ada demonstran yang ditangkap karena membuat

onar. Durasi unjuk rasa juga terbilang singkat, tak sampai satu jam, dan mereka bubar

dengan tertib menjelang petang.

Demonstrasi juga terjadi di sejumlah kota besar. Sama seperti di ibu kota, unjuk rasa

berlangsung tertib dan relatif sepi. Di Denpasar, Bali, Puluhan mahasiswa dari Universitas

Udayana turun ke persimpangan Patung Catur Muka yang merupakan titik nol kilometer

Kota Denpasar. Mereka membeberkan hasil survei di kampus dan kajian tentang kinerja

pemerintahan Jokowi-Kalla. “Rapor merah, kami mengingatkan pemerintah untuk

berbenah,” kata Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana, Ni Nyoman

Clara Listya Dewi.

Di Padang, Sumatera Barat, seratusan mahasiswa dari Universitas Andalas dan

Universitas Negeri Padang berdemonstrasi di halaman gedung DPRD Sumatera Barat.

Mereka mengkritik pemerintah yang diangap lamban dalam menangani kebakaran hutan

dan kabut asap, gagal mengerek kurs rupiah terhadap dollar, dan memilih menggelar

pertandingan Piala Presiden yang mereka nilai tidak krusial. “Kami menganggap Jokowi-

JK gagal karena tak mampu membawa bangsa ini lebih baik,” ujar koordinator unjuk rasa,

Redo Suma

Dari berita ketiga pada Koran Tempo maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.12.

Analisis Framing Robert N. Etman pada berita ke-tiga di koran Tempo

Seleksi Isu Isu yang ditampilkan disini adalah tentang sepinya

demonstrasi yang dilakukan di seluruh Indonesia untuk

Page 31: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

63

memperingati satu tahun pemerintahan JKW-JK.

Penonjolan Aspek Aspek yang ditonjolkan oleh berita tersebut adalah sepinya

demonstrasi, tetapi dalam setiap contoh dari demonstrasi tersebut,

koran tempo menekankan bahwa mereka yang berdemonstrasi

menganggap satu tahun pemerintahan JKW-JK dinilai gagal.

Sumber: Primer, 2016

4. Judul: Jokowi: Kami Baru Bangun Fondasi

Jokowi adalah presiden pertama yang tidak memiliki kekuatan politik.

Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintahnya selama setahun ini

masih dalam tahap membangun foundasi. Menurut dia, dengan banyaknya persoalan

fundamental yang harus dibenahi, terlalu dini jika pemerintahannya diharapkan

langsung memberikan hasil sesuai dengan janji kampanye.

“Kita masih dalam proses, baru membuat rumah, baru gali fondasi. Batunya

dipasang saja belum rampung, tapi sudah ditanya genteng,” kata Jokowi dalam

wawancara dengan Tempo di Istana Merdeka, kemarin.

Ia berujar, pembangunan fondasi dalam pemerintahan pun belum sepenuhnya

rampung, Jokowi memastikan bahwa dasar yang dibangun akan kuat disemua sisi

pemerintahan, baik di sektor ekonomi, politik, pembangunan birokrasi, penegakan

hukum, serta pencapaian pembangunan poros maritim.

Jokowi mencontohkan, program poros maritim baru akan terlihat hasilnya dalam

tiga hingga empat tahun kedepan. Menurut dia pengembangan poros maritim baru

memasuki tahap pembangunan pelabuhan sebagai infrastruktur awal. Pelabuhan besar

yang mulai dibangun misalnya Kuala Tanjun, Tanjung Priok, Tanjung Perak,

Makassar New Port dan Sorong.

“Kalau pelabuhannya sudah jadi sekitar 3,5 tahun, baru kita bicara kapal besar

sebagai pendahulunya,” kata Presiden. Setelah itu, pelabuhan besar akan berperan

sebagai penghubung pulau-pulau menengah dan pelabuhan kecil bertindak sebagai

penghubung seluruh pulau. “saat itulah management distribusi logistik akan menjadi

lebih baik.”

Kepala kantor staf Presiden Teten Masduki mengatakan Presiden juga berfokus

membangun fondasi ekonomi yang kuat ditengah pelemahan ekonomi dunia. Dia

menuturkan, fondasi di bidang ekonomi itu meliputi pemangkasan birokrasi,

pencabutan subsidi bahan bakar minyak dan pemotongan perizinan yang rumit.

“Penerbitan paket-paket kebijakan merupakan cara untuk membangun fondasi

ekonomi. Tahun ini memang sulit, tapi kami gunakan untuk membangun fondasi,”

Katanya.

Selain bidang ekonomi, Teten menambahkan, pemerintah terus membangun

konsolidasi birokrasi agar instruksi dari pusat bisa langsung dieksekusi oleh para

aparat di daerah.

Menurut dia, mengubah mental seluruh aparat, baik di pusat maupun di daerah,

Page 32: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

64

tidak bisa dilakukan dengan seketika. “Pemerintah pusat sudah mulai, tetapi kalau di

daerah tidak dimulai, ya tidak mungkin,” katanya.

Pengamat politik dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, menilai Pemerintahan

Jokowi-Kalla memang sedang dalam tahap membenahi masalah fundamental. Dia

mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Jokowi adalah melawan dan

menghadapi arus besar yang menginginkan pelemahan dalam pemberantasan korupsi.

“Perlu dipahami bahwa Jokowi adalah Presiden pertama yang tidak memiliki

kekuatan politik, dia bahkan bukan elite politik,” ucapnya.

Dari berita terakhir pada Koran Tempo maka penulis akan menganalisa berita

tersebut sesuai teori Framing Robert N. Entman yang melihat berita dari dua dimensi

yaitu, seleski isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/

isu.

Tabel 5.13

Analisis Framing Robert N. Entman pada berita ke-empat di koran Tempo

Seleksi Isu Isu yang ditampilkan dalam berita ini adalah sebuah alasan

dari pemerintahan JKW-JK dalam janji pemilu dan pemahasan

tentang ketidak punyaan JKW tentang keuatan politiknya.

Penonjolan Aspek Aspek yang ditonjolkan adalah alasan pembangunan

fondasi dalam setiap program, dan JKW-JK beranggapan bahwa

dalam masa satu tahun JKW-JK tidak dapat memberikan hasil

yang sesuai dengan program kerjanya karena masih membangun

fondasi yang kuat untuk memenuhi program-programnya.

Sumber: Primer, 2016

Dalam analisis koran Tempo, isu yang ditampilkan lebih membahas tentang

kinerja menteri yang baik dan terpuruk. Beberapa menteri yang dianggap terpuruk

diambil dari data survei yang dilakukan oleh salah satu lebaga survei Indonesia yaitu

Politracking yang memberi nilai dalam persenan tentang ketidak puasan masyarakat

terhadap kinerja menteri-menteri tersebut.

Menteri-menteri yang dianggap terpuruk dalam kinerjanya adalah menteri-

menteri yang berubungan dengan perekonomian Indonesia, Menteri Ketenagakerjaan,

Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan

menteri Perdagangan. Dalam pemberitaan koran Tempo tidak dijelaskan mengapa

para menteri-menteri tersebut mengalami keterpurukan, dan tidak ada alasan-alasan

Page 33: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

65

yang dapat meringankan atau membela para menteri tersebut, tetapi malah semakin

dibenarkan dengan grafis-grafis yang dikeluarkan oleh Politracking untuk mendukung

berita yang ditulis oleh koran Tempo tersebut.

Pada headline koran Tempo juga terdapat grafis yang dikeluarkan oleh

Politracking dan Indo Barometer yang membahas mengenai JKW-JK. Grafis tersebut

tentang menurunya kepuasan masyarakat Indonesia terhadap satu tahun pemerintahan

JKW-JK. Dalam setiap grafis menunjukan bahwa semua lembaga survei mendapati

menurunnya kepuasan masyarakat, begitu juga dengan cabinet kerjanya. Disini koran

Tempo ingin menggiring pembaca untuk mengetahu keterpurukan yang dialami oleh

satu tahun pemerintahan JKW-JK juga beberapa menterinya dan juga masih perlu

banyak perbaikan. Semua hasil survei yang dikeluarkan Politracking yang

ditampilkan koran Tempo menggambarkan tentang ketidakpuasan masyarakat

Indonesia.

Walau ada berita judul berita yang memeberi judul „Demonstrasi Setahun

Jokowi-Kalla Sepi‟ tetapi pada ketanyataanya dalam pembahasan berita tersebut,

memberi contoh-contoh kota yang melakukan demonstrasi.

Dapat disimpulkan bahwa koran Tempo ingin mengajak pembaca untuk

mengkritik kinerja satu tahun pemerintahan JKW-JK, karena belum sepenuhnya

membuat Indonesia lebih baik dari pemerintahan sebelumnya, dan masih banyak janji

kampanye yang belum terealisasikan dan masih perlu banyak perbaikan.

5.2. Refleksi Hasil Penelitian

Dari hasil analisis berita masing-masing koran, maka munculah refleksi hasil

penelitian berdasarkan teori Framing Robert N. Entmen. Analisis ini adalah gabungan

dari semua pemberitaan yang dilakukan oleh kedua koran yang terbit pada tanggal 21

Oktober 2015 dalam memberitakan Satu Tahun Pemerintrahan JKW-JK.

Tabel 5.14

Tabel Hasil Analisa Pembingkaian Berita

Koran Kompas Koran Tempo

Seleksi Isu Dalam pemberitaan yang Dalam pemberitaan yang

Page 34: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

66

dilakukan oleh koran Kompas

adalah isu-isu general atau

umum yang dibahas oleh banyak

masyarakat, dimulai dari kinerja

menteri, bidang ekonomi, sosial,

pendidikan dan kesehatan,

semua memang belum

sepenuhnya tercapai.

dituliskan di koran Tempo, isu

yang ditonjolkan lebih kepada

Kabinet Kerja yang dipimpin oleh

JKW-JK dan juga tentang masalah

ekonomi.

Penonjolan Aspek Aspek yang ditonjolkan didalam

pemeberitaan Satu Tahun

Pemerintahan JKW-JK adalah

kinerja JKW-JK yang belum

mencapai target, tetapi memiliki

alasan-alasan yang mendukung

faktor yang mengakibatkan

belum tercapainya target

tetrsebut. Kompas selalu

memberikan opini-opini yang

bersifat “menyelamatkan” JKW-

JK. Kompas menggiring

pembaca untuk mempelajari

faktor-faktor yang menghambat

program kerja pemerintahan

yang dipimpin JKW-JK.

Aspek yang ditonjolkan oleh koran

Tempo adalah tentang hasil

lembaga survei Politracking yang

menghasilkan beberapa nama

menteri yang dianggap berhasil

dan tidak berhasil dalam

pemerintahan JKW-JK. Juga,

keadaan ekonomi Indonesia yang

memburuk, dan dengan banyak

opini yang ditampilkan koran

Tempo ingin menggiring pembaca

untuk beranggapan bahwa satu

Tahun Pemerintah JKW-JK masih

perlu banyak perbaikan dan sangat

mengkritisi kinerja keseluruhan.

Sumber: Primer, 2016

Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian

definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk

menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan. Berikut

adalah definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dari pemberitaan Satu Tahun

Pemerintahan JKW-JK yang diberitakan oleh Koran Kompas.

Page 35: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

67

Tabel 5.15

Perangkat Analisis Robert N. Entman pada Koran Kompas

Define Problems Dalam pemberitaan satu tahun pemerintahan JKW-

JK melihat bahwa peristiwa itu banyak menyoroti

keberhasilan pencapaian pemerintahan JKW-JK.

Ada beberapa program yang belum mencapai target,

tapi itu karena adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi dan membutuhkan waktu yang lama.

Diagnose Causes

(memperkirakan masalah atau

sumber masalah)

Penyebab dari masalah yang ada dalam Koran

Kompas mengenai satu tahun pemerintahan JKW-

JK banyak dijelaskan pada setiap program

Make Moral Judgement

(membuat keputusan moral)

Dengan memberi keterangan atau alasan yang

terkesan membuat pembaca meyakini bahwa tidak

tercapainnya target dari satu tahun pemerintahan

JKW-JK didasari atau dikarenakan faktor-faktor

lain.

Treatment Recommendation

(menekankan penyelesaian)

Penekanan penyelesaian yang dilakukan oleh

Kompas dengan menggunakan alasan yang terkesan

membela pemerintah bahwa jika ada kegagalan atau

belum tercapainya program JKW-JK, itu disebabkan

oleh banyak faktor, dan pemerintah pasti dengan

segala upaya akan menyelesikan programnya

dengan baik.

Sumber: Primer, 2016

Berikut adalah definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dari

pemberitaan Satu Tahun Pemerintahan JKW-JK yang diberitakan oleh Koran Tempo

Tabel 5.16

Perangkat Analisis Robert N. Entman pada Koran Tempo

Define Problems Mengkritisi banyaknya program yang tidak

mencapai target dari satu tahun pemerintahan JKW-

JK.

Page 36: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

68

Diagnose Causes

(memperkirakan masalah atau

sumber masalah)

Tidak banyak disebutkan mengenai alasan mengapa

beberapa program JKW-JK tidak mencapai target

dan terkesan kekeh dalam mengkritisi.

Make Moral Judgement

(membuat keputusan moral)

Memberi seterang-terangnya informasi melalui

grafik dan gambar mengenai tidak tercapainya target

dari satu tahun pememrintahan JKW-JK. Walaupun

Kompas juga melakukan hal yang hampir sama

yaitu menyertakan grafik tabel, dan gambar,

Kompas masih sering memberikan alasan mengenai

tidak tercapainya target dari satu tahun

pemerintahan JKW-JK sedangkan Koran Tempo

jarang.

Treatment Recommendation

(menekankan penyelesaian)

Dengan kritis menegaskan bahwa banyaknya

program JKW-JK yang masih belum tercapai, dan

hanya sebatas informasi tanpa ada penyelesaian

penekanan yang ditujukan kepada pembaca dari

pemerintahan.

Sumber: Primer, 2016

5.3. Agenda Setting Dalam Pemberitaan Satu Tahun Pemerintahan

JKW-JK

Ada dua tingkat penyusunan agenda. Pertama, menunjukkan isu-isu umum

yang dianggap penting, sebagai contoh yang ditulis pada Koran Kompas dan Koran

Tempo. Isu-isu umum yang dianggap penting adalah pemberitaan satu tahun

pemerintahan JKW-JK. Dan yang kedua menentukan bagian antara aspek dari isu-

isu tersebut yang dianggap penting. Dalam pemberitaan satu tahun pemerintahan

JKW-JK, aspek-aspek yang diberitakan oleh kedua koran tersebut berbeda-beda,

dan memiliki opini yang juga berbeda.

Karya aktual pada penentuan agenda tidak hanya berfungsi pada tingkat isu

tetapi juga pada tingkat atribut-atribut isu, atau sub-isu. Arah baru dalam penentuan

Page 37: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

69

agenda ini menunjukan pernyataan lama bahwa “media berita mungkin tidak hanya

memberi tahu kita apa yang harus dipikirkan, tetapi media berita juga memberi tahu

kita apa yang harus dipertimbangkan” perlu direvisi. Versi yang lebih baru

mengatakan bahwa,

“media berita tidak hanya memberi tahu kita apa yang harus dipikirkan; juga memberi

tahu kita bagaimana kita mempertimbangkan hal itu” (McCombs, 1992, p. 820)

Dalam kenyataannya, sering kali media mengatakan bahwa kepentingan

media itu sendiri adalah kepentingan penikmatnya, tetapi sebenarnya media sendiri

memiliki tendensi yang kuat untuk menggiring pembaca untuk memikirkan apa yang

sudah media sendiri ciptakan, seperti yang dikatakan oleh salah satu narasumber dari

Koran Tempo “Secara pribadi, mungkin saja ada, tapi itu sangat kecil. Sebab, apa

yang ia tulis itu merupakan hasil diskusi di internal redaksi. Kalau pun itu muncul

dalam tulisan, biasanya tidak dominan. Sebab, berita dari penulis itu akan diedit oleh

redaktur pelaksana atau redaksi dengan jabatan yang lebih tinggi.”1 Mungkin kecil

tendensi secara pribadi, namun hasil tulisan yang akan dimuat sudah dirapatkan dan

ditentukan agar dapat berpengaruh terhadap pembacanya.

Dari teori Mc Combs, dapat disimpulkan bahwa kedua koran tersebut ingin

menggiring pembaca untuk memikirkan dampak dari informasi yang sudah ditulis

dalam berita dan bagaimana pembaca dapat menyikapi dari pemberitaan tersebut.

Memang sangat berbeda antara pemberitaan Koran Kompas dan Koran Tempo akan

pemberitaan satu tahun pemerintahan JKW-JK, semua itu memang fungsi agenda

setting dalam setiap ideologi koran berbeda, tetapi intinya adalah sama. Fungsi

agenda setting telah dijelaskan oleh Donal Shaw, Maxwell, McCombs, dan rekan-

rekan mereka yang menulis :

“Ada bukti besar yang telah dikumpulkan bahwa penyunting dan penyiar memainkan

bagian yang penting dalam membentuk realitas sosial kita ketika mereka menjalankan

tugas keseharian mereka dalam memilih dan menampilkan berita. . . . Pengaruh media

massa ini – kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif antar individu untuk

menyusun pemikiran mereka – telah diberi nama fungsi agenda setting dari komunikasi

massa. Di sini terletak pengaruh paling penting dari komunikasi massa, kemampuanya

untuk menata mental, dan mengatur dunia kita bagi kita sendiri. Singkatnya, media massa

mungkin tidak berhasil dalam memberi tahu kita apa yang harus dipikirkan, tetapi mereka

1 Dikutip dari hasil wawancara redaktur Koran Tempo pada tanggal 23 Mei 2016.

Page 38: BAB V - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11732/5/T1_362012081_BAB V.pdf · Berdasarkan analsisi dari koran Kompas dan koran Tempo tentang ... di industri

70

secara mengejutkan berhasil dalam memberi tahu kita tentang apa yang harus kita

pikirkan.”

Kedua koran tersebut ingin memainkan bagian penting dari realitas

sosial dan sebagai kontrol sosial yang berdampak pada masyarakat. Mereka

ingin membuat masyarakat berfikir mengenai pemberitaan yang telah mereka

tulis, terlebih tentang pemberitaan dua koran tersebut. Ada perbedaan yang

sangat signifikan, Koran Kompas dengan beritanya terkesan membela dan juga

terkesan menggiring pembaca tetap mempercayai JKW-JK dalam memerintah,

dan tidak boleh terfokus dalam keterpurukan yang ada karena satu tahun

pemerintahan JKW-JK tidak dapat menjadi tolak ukur keberhasilan. Berbeda

dengan koran Tempo yang sangat mengkritisi dam menyoroti beberapa hal dan

terkesan memberi pernyataan bahwa ada kegagalan yang terjadi dengan satu

tahun pemerintahan JKW-JK. Didukung dengan grafis yang bersumber dari

lembaga survei Politracking.