Bab v - The Probing Interview

57
BAB V WAWANCARA PROBING (wawancara eksploratif) Wawancara probing adalah jenis wawancara yang paling umum karena kita semua pernah melakukan atau mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Jurnaslis, rekruter, petugas polisi, pengawas, murid, dan mereka yang bergantung pada wawancara untuk mendapatkan dan mengutarakan informasi. Wawancara probing bisa saja berjalan sederhana seperti seorang murid yang mengutarakan beberapa pertanyaan mengenai tugas pada akhir pelajaran, atau bisa panjang dan bersifat resmi seperti satu jam wawancara antara konsultan politik dan kliennya. Terlepas dari panjang waktu, formalitas dan tempatnya, tujuan dari wawancara probing adalah untuk mendapatkan informasi yang baru dan relevan seakurat dan selengkap mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pengumpulan informasi ini membutuhkan proses bertanya yang hati-hati, mendengar dengan penuh pemahaman, analisa, dan penjelajahan yang terampil menuju suatu jawaban, untuk menggali fakta, contoh, penjelasan, sikap, dan reaksi dari informasi yang masih terlalu umum. MENYIAPKAN WAWANCARA Wawancara probing yang berhasil adalah wawancara yang direncanakan, sesekali dilatih terlebih dahulu, dan dilakukan dengan terampil. Tidak ada model tipikal dalam 1

Transcript of Bab v - The Probing Interview

Page 1: Bab v - The Probing Interview

BAB VWAWANCARA PROBING

(wawancara eksploratif)

Wawancara probing adalah jenis wawancara yang paling umum karena kita

semua pernah melakukan atau mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Jurnaslis,

rekruter, petugas polisi, pengawas, murid, dan mereka yang bergantung pada

wawancara untuk mendapatkan dan mengutarakan informasi. Wawancara probing

bisa saja berjalan sederhana seperti seorang murid yang mengutarakan beberapa

pertanyaan mengenai tugas pada akhir pelajaran, atau bisa panjang dan bersifat resmi

seperti satu jam wawancara antara konsultan politik dan kliennya.

Terlepas dari panjang waktu, formalitas dan tempatnya, tujuan dari wawancara

probing adalah untuk mendapatkan informasi yang baru dan relevan seakurat dan

selengkap mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pengumpulan informasi ini

membutuhkan proses bertanya yang hati-hati, mendengar dengan penuh pemahaman,

analisa, dan penjelajahan yang terampil menuju suatu jawaban, untuk menggali fakta,

contoh, penjelasan, sikap, dan reaksi dari informasi yang masih terlalu umum.

MENYIAPKAN WAWANCARA

Wawancara probing yang berhasil adalah wawancara yang direncanakan,

sesekali dilatih terlebih dahulu, dan dilakukan dengan terampil. Tidak ada model

tipikal dalam wawancara probing yang bisa diikuti, karena seperti dituliskan Eric

Nalder, kepala reportase investigatif untuk Seattle Times yang memenangkan

Pulitzer, model tersebut sangat bervariasi tergantung pada topik perbincangan dan

orang yang kita wawancara. Tahap persiapan terdiri dari menetapkan tujuan, meriset

topik, dan membuat struktur wawancara.

Menetapkan Tujuan

Dimulai dengan menjawab pertanyaan mengapa anda melakukan wawancara

ini. Apa hasil akhirnya? Jenis informasi apa yang anda inginkan: fakta, pendapat,

pengakuan pakar, keterangan saksi mata? Tujuan yang jelas ini penting untuk

menentukan panjang waktu dan jumlah wawancara, pemilihan narasumber,

menentukan kapan dan di mana wawancara bisa dilakukan.

1

Page 2: Bab v - The Probing Interview

Situasi yang terjadi bisa mengerucutkan tujuannya. Contohnya, bila tempatnya

adalah sebuah konferensi pers atau briefing, mereka yang diwawancara bisa mengatur

jumlah dan jenis pertanyaan yang bisa anda ajukan, anda akan diatu tentang adanya

topik yang tidak boleh dipublikasi, kutipan mana yang bisa disertakan keterangan

orang yang mengucapkan, dan kapan anda boleh beberapa fakta dan opini tertentu.

Faktor situasional seperti tingkat keseriusan permasalahan, ketersediaan sumber, dan

kejadian yang baru terjadi bisa menentukan tingkat desakan untuk wawancara

tersebut, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara tersebut,

dan apa yang bisa anda tanya secara sah dan etis.

Meriset Topik

Pastikan bahwa anda sudah mendapat wawasan umum mengenai topik

wawancara sehingga anda bisa menentukan informasi tambahan dan keterangan yang

tidak mengulangi informasi/keterangan yang sudah bisa didapatkan di silabus

pelajaran, bukku, artikel jurnal, internet, perpustakaan, laporan tahunan, dan dokumen

sidang. Riset memungkinkan anda untuk mengajukan pertanyaan yang cerdas dan

mendalam, menghindari asumsi yang salah mengenai sebab dan akibat,

mempengaruhi keinginan sumber untuk membeberkan informasi yang penting, serta

mempengaruhi kemampuan sumber untuk memberikan informasi yang akurat.

Beberapa jurnalis merekomendasikan bahwa rentang waktu riset harus 10 kali lebih

panjang daripada rentang waktu wawancara itu sendiri.

Telusuri catatan pribadi dan organisasi, arsip, dan kliping. Bertukar pikiran

dengan kolega yang pernah mempelajari topik atau masalah tersebut. Telusuri

perusahaan, gereja, sekolah, catatan pengadilan, publikasi, dan dokumen. Kunjungi

perpustakaan lokal untuk referensi, peta, almanak, direktori organisasi dan kota,

dokumen pemerintah, buku, ensiklopedia, jurnal profesional, koran, publikasi

periodik, dan catatan biografi. Jelajahi internet. Beberapa topik akan mengarahkan

anda pada perpustakaan spesifik atau data komputer tentang masalah hukum,

pengobatan, mantan presiden, sejarah, atau teknologi.

Selagi meriset, perhatikan hal-hal yang tidak tersedia seperti; penjelasan,

intepretasi data, berbagai perspektif masalah, sikap, dan perasaan. Kapan informasi

tersebut tercatat? Apa yang terjadi dalam rentang waktu tertentu sehingga merubah

sikap, data sementara, atau dogma yang dogma yang berkembang? Anekdot dan

kutipan apa yang bisa jadi penting untuk pelaporan suatu kisah?

2

Page 3: Bab v - The Probing Interview

Ketidakpedulian dan kegagalan dalam melakukan riset yang memadai

mungkin membuat narasumber kesal, menghancurkan kredibilitas anda,

mempermalukan anda dan organisasi anda. Tidak ada jalan yang lebih cepat untuk

kehilangan perhatian dari narasumber daripada pertanyaan dan reaksi yang tidak

diinformasikan. Jangan coba untuk membuat orang lain terkesan dengan penguasaan

topik anda, tapi siaplah selalu untuk menjaga kredibilitas dan menunjukkan bahwa

anda mengerti topik tersebut. Susun pertanyaan pembuka sedemikian rupa sehingga

mengindikasikan keakraban anda dengan area tertentu, seperti sains, pengbatan,

teknologi atau sejarah.

Riset pendahluan yang terbukti akan mengesankan narasumber, menunjukkan

bahwa anda tidak akan dengan mudah dibodohi, serta memotivasi mereka untuk

memberikan respon yang lebih siap dan mendalam. Kita merasa tersanjung bila orang

lain mempelajari tentang kita, minat, bidang, prestasi dan pendapat kita, karena kita

bangga pada siapa kita dan apa yang kita lakukan. Ketahui jargon dan istilah teknis

yang sesuai, serta lafalkan dengan tepat. Ketahui nama narasumber (lafalkan dengan

tepat), jabatan dan organisasinya. Anda harus tahu orang yang anda wawancari adalah

seorang profesor atau instruktur, editor atau reporter, pilot atau navigator, doktor

dengan gelar PhD, MD, DVM, DO, atau EdD.

Menyusun Struktur Wawancara

Panduan Wawancara

Ketika anda meriset suatu topik, catat dengan cepat area dan sub-area yang

bisa berkembang menjadi panduan wawancara. Panduan tersebut bisa berupa outline

terinci, aspek utama dari topik, kata-kata kunci pada sebuah catatan, atau panduan

wawancara jurnasiltik tradisional.

Siapa yang terlibat?

Apa yang terjadi?

Kapan itu terjadi?

Di mana itu terjadi?

Bagaimana kejadiannya?

Mengapa itu terjadi?

Panjang, tingkat kerumitan, dan kepentingan sebuah wawancara mempengaruhi

bentuk panduan.

3

Page 4: Bab v - The Probing Interview

Merujuklah pada tahapan struktural yang didiskusikan pada bab 4. Susunan

kronologis akan efektif untuk menelusuri suatu kisah atau kejadian karena terjadi

pada suatu rentang waktu. Susunan berdasarkan logika seperti sebab-akibat atau

masalah-solusi, baik untuk digunakan pada pembahasan permasalahan dan krisis.

Susunan spasial akan membantu ketika suatu wawancara mencakup beberapa tempat.

Tetaplah fleksibel, karena hanya sejumlah kecil wawancara probing yang berjalan

sesuai rencana.

Pembukaan

Rencanakan suatu pembukaan yang bisa membentuk atmosfir saling percaya,

saling menghargai, dan membangun hubungan positif antara pewawancara dan yang

diwawancarai. Jangan terlalu akrab dengan yang diwawancarai. Apakah anda berada

pada kedekatan yang cukup untuk memanggil dengan nama kecil atau julukan? Bila

anda seorang asing, perkenalkan nama anda, jabatan, dan organisasi yang anda

wakilkan. Walau anda sangat terkenal, jelaskan apa yang ingin anda bahas dan

mengapa, terangkan bagaimana informasi akan digunakan, dan berapa lama

wawancara akan berlangsung. Jangan langsung mengeluarkan catatan atau langsung

merekam, karena ini akan membuat yang diwaancarai merasa terancam.

Pertimbangkan sebuah pertanyaan ice-breaker mengenai sesuatu yang anda

ketahui terjadi di kantor narasumber, atau tentang hobi dan minat mereka. Berikan

selamat atas prestasi yang baru saja dicapai narasumber. Sisipkan sesuatu yang lucu

yang anda temukan pada saat riset atau pada saat merencanakan wawancara tersebut.

Arahkan dengan taktis mengenai posisi narasumber pada masalah tersebut.

Pertanyaan dan komentar ice-breaker akan membangun ketertarikan pada wawancara

dan membuat seseorang bicara serta siap membahas pertanyaan dan isu yang

substantif. Jangan mulai dengan pertanyaan yang sulit atau berpotensi

mempermalukan.

Baca kembali teknik pembukaan pada bab 4 dan pilih salah satu kombinasi

yang paling cocok untuk wawancara ini. Jangan sampai jatuh pada kebiasaan

menggunakan pembukaan yang sama berulang-ulang.

Rancang pembukaan supaya cocok untuk setiap momen dan setiap

narasumber. Pujian biasa, komentar bersahabat mengenai sebuah topik atau sahabat

yang juga dikenal, atau sedikit perbincangan kecil membangun atmosfir yang

bersahabat dan tenang bagi seseorang, serta akan memberikan hasil berlawanan bagi

4

Page 5: Bab v - The Probing Interview

seseorang yang sibuk, tergesa-gesa dan tidak suka atau tidak mempunyai waktu untuk

perbincangan kecil. Seperti yang sudah kita bahas pada bab 1, menciptakan hubungan

positif antara narasumber dengan yang mewawancara adalah sangat penting bagi

kesuksesan setiap wawancara. Hincari tampilan yang menyiratkan kepalsuan pada

pembukaan.

Yakinkan bahwa kedua belah pihak punya kesamaan persepsi mengenai etika

dasar dalam interaksi tersebut, sebelum melanjutkan ke tahap setelah pembukaan. Hal

ini sangat penting bagi wawancara investigatif yang dilakukan oleh polisi, jurnalis,

dan supervisor. Kalau semua hal yang penting off the record, mengapa harus

mengadakan interview? Jelaskan bahwa tidak boleh ada permintaan off the record

yang spontan. Pastikan bahwa kedua pihak mengerti arti off the record. Off the record

bisa berarti tidak menyebut narasumber atau hanya menggunakannya sebagai latar

belakang. Bila seseorang tidak bersedia bila perkataannya dikutip, coba buat

perjanjian bahwa narasumber tidak akan disebutkan atau dikemas sedemikian rupa

sehingga menjadi laporan tanpa menyebut narasumber.

Tubuh

Bila wawancara akan berjalan pendek, atau anda sangat terampil dalam

wawancara probing dan merumus pertanyaan, anda boleh hanya menyiapkan panduan

dan menggelar wawancara yang tidak dijadwalkan sebelumnya. Bila tidak, buat

jadwal terencana yang merubah topik dan sub-topik menjadi pertanyaan-pertanyaan

utama, serta siapkan pertanyaan-pertanyaan cadangan untuk masing-masingnya.

Penjadwalan terencana biasa menghapus kemungkinan anda membuat

pertanyaan secara spontan dan membuat anda mampu melafalkan pertanyaan dengan

baik. Penjadwalan terencana juga memberikan fleksibilitas untuk menghapus

pertanyaan sekaligus membuat pertanyaan baru ketika muncul peluang dan keperluan.

Misalnya, anda tidak sengaja menemukan sebuah masalah atau topik yang tidak anda

temukan pada saat riset dan persiapan yang memungkinkan penjelajahan lebih dalam,

walau sedikit bergeser dari topik.

Pewawancara seringkali takut kalau mereka menyimpang dari jadwal dan

panduan, akan membuat mereka kehilangan pola dan kendali wawancara. Resiko ini

layak diambil, dan adanya jadwal terencana akan meminimalisir kemungkinan ini.

Anda bisa kembali pada jadwal dan panduan, serta melanjutkan dari poin yang anda

tinggalkan. Thomas Berner merekomendasikan bahwa bila suatu pertanyaan lahir dari

5

Page 6: Bab v - The Probing Interview

jawaban atas pertanyaan lain, catatlah pertanyaan itu pada margin lembar panduan

dan kembalilah ke pertanyaan itu ketika waktuya tepat. Keleluasaan untuk beradaptasi

dan berimprovisasi pada setiap narasumber, situasi, dan respon, membuat jadwal

terencana ideal untuk wawancara probing.

Penutupan

Akhiri wawancara ketika informasi yang diinginkan sudah didapat atau waktu

sudah habis. Bila suatu wawancara hanya terbatas, misalnya selama 15 menit,

selesaikan wawancara dalam waktu ini atau bersiaplah utnuk menutup. Jangan

mengabaikan batas waktu atau membiarkan seseorang untuk meneruskan.

Narasumber bisa saja bersedia untuk meluangkan waktu tambahan bila anda

menandakan bahwa waktu telah habis walau anda hanya butuh beberapa menit lagi.

Bila tidak, tutup saja wawancara dengan baik dan atur jadwal wawancara di

kesempatan lain. Menghargai waktu pihak lain akan memperkuat hubungan dengan

narasumber.

Baca ulang panduan dan teknik penutupan, terutama clearinghouse probes.

Yakinkan bahwa anda paham semua informasi yang diberikan, bisa menuliskan atau

melaporkan nama, posisi/jabatan, kutipan, dan statistik dengan akurat. Ketahui

bagaimana menghubungi narasumber bila diperlukan. Dan buat penutupan dengan

menyertakan narasumber, tidak dengan monolog. Narasumber harus menjadi pihak

yang aktif mulai dari pembukaan sampai penutupan. Selalu tunjukkan penghargaan

terhadap bantuan dan kesediaan narasumber. Dan ingat bahwa wawancara belum

berakhir sampai kedua pihak tidak saling terlihat atau terdengar. Cari dan dengar

informasi penting atau lebih dalam pada saat penutupan, ketika kewaspadaan

narasumber menurun. Pat Stith, seorang jurnalis, menulis bahwa beberapa “barang”

penting yang bisa anda dapatkan justru akan muncul disaat-saat terakhir, ketika anda

menutup wawancara, ketika anda mengemas peralatan anda, bersiap untuk pergi.

MEMILIH NARASUMBER DAN PEWAWANCARA

Ketika anda sudah menetapkan tujuan, melakukan riset, dan menyusun

struktur wawancara, pilihlah narasumber dan pewawancara.

Memilih Narasumber

6

Page 7: Bab v - The Probing Interview

Tujuan dan situasi mungkin menentukan pihak-pihak mana saja yang harus

anda wawancara; seorang marinir yang terluka, saksi mata sebuah badai tornado,

ketua senat siswa/mahasiswa, ahli bedah yang mengembangkan prosedur baru dengan

teknologi laser. Anda bebas untuk memilih dari pelajar, politisi, saksi mata, atau

anggota senat siswa/mahasiswa. Wawncara bisa membutuhkan ahli atau hanya

seseorang yang mempunyai perspektif berbeda. Gunakan empat kriteria berikut untuk

menentukan narasumber: level informasi, ketersediaan waktu, kebersediaan, dan

kemampuan.

Level Informasi

Kriteria yang paling penting adalah apakah seorang narasumber mempunyai

informasi yang dibutuhkan. Kalau begitu, bagaimana level keahlian seseorang, dinilai

dari pengalaman, pendidikan, pelatihan, dan jabatannya? Contohnya, narasumber

utama adalah orang yang terlibat langsung dengan informasi yang anda inginkan,

narasumber pendukung adalah mereka yang mempunyai hubungan penting dengan

dengan narasumber utama, dan narasumber ahli adalah mereka yang memiliki

pengetahuan dalam dan keterampilan yang berhubungan dengan informasi yang anda

butuhkan. Sesekali sebagian dari tujuan anda adalah menganalisa level keahlian

seseorang. Sebagai seorang sejarahwan, anda mungkin ingin mewawancarai

seseorang yang terlibat aktif dalam pengembangan pesawat ulang-alik, bukan hanya

seorang pakar pesawat ulang-alik. Sebagai seorang jurnalis, anda mungkin ingin

mewawancarai seorang detektif yang bertanggung jawab atas penyidikan suatu

pembunuhan daripada hanya seorang saksi mata.

Raymond Gorden menulis tentang informan kunci yang bisa menyediakan

informasi tentang situasi lokal, membantu dalam memilih dan mengkontak sumber

yang cukup mengerti untuk diwawancara, serta menjamin kesediaan sumber tersebut

untuk wawancara. Temukan orang-orang ini dan bagaimana mereka bisa membantu

dalam pemilihan responden. Seorang informan kunci bisa saja anggota keluarga,

teman, rekan dalam organisasi siswa, penyewa tenaga, atau seseorang yang

diwawancara.

Ketersediaan

Suatu sumber mungkin saja berada jauh dari anda, hanya bisa memberikan

beberapa menit padahal anda butuh suatu wawancara mendalam, atau tidak bisa

7

Page 8: Bab v - The Probing Interview

tersedia hingga lewat batas waktu yang telah ditentukan. Pertimbangkan penggunaan

telepon atau japri sebelum melepaskan narasumber tertentu. Jangan pernah

mengasumsi seseorang tidak punya ketersediaan. Banyak kisah yang beredar di antara

para jurnalis dan periset, tentang wawancara yang terkenal, bahwa wawancara

mungkin terjadi hanya karena pewawancara meminta waktu untuk wawancara, atau

karena gigih dalam memintanya. Anda mungkin gagal membuat janji wawancara

karena merasa yakin sumber tersebut tidak mau diwawancara – self-fulfilling

prophecy (ramalan perwujudan diri): “kau tidak punya waktu untuk berbincang-

bincang kan?”

Perhitungkan kemungkinan menggunakan perantara, informan kunci yang

disebut oleh Gorden sebelumnya, seperti teman yang sama-sama dikenal, rekan,

asisten, atau divisi hubungan masyarakat. Anda bisa pergi ke tempat di mana sumber

tersebut pergi, bekerja, tinggal, atau bersosialisasi daripada menunggu orang tersebut

datang pada anda. Sesekali, beberapa narasumber akan meminta untuk melihat

sebagian atau semua pertanyaan sebelum melakukan wawancara. Hati-hati tehadap

permintaan berlebihan atas suatu topik, pertanyaan, subjek yang tidak terjangkau, dan

komentar-komentar off the record, yang mungkin merusak efektivitas narasumber

tersebut. Mengabulkan permintaaan-permintaan tersebut akan menghilangkan

spontanitas dalam wawancara probing.

Kebersediaan

Responden potensial mungkin saja tidak bersedia bertemu anda dengan

berbagai alasan. Mereka mungkin saja tidak percaya pada anda, organisasi, profesi

atau jabatan anda. Mereka mungkin takut kalau informasi yang mereka berikan akan

membahayakan mereka, organisasi mereka, atau orang yang penting bagi mereka,

terutama karena laporan yang tidak akurat, agenda tersembunyi, atau sensasi yang

seringkali diciptakan media pemberitaan. Mereka pikir informasi yang anda butuhkan

adalah bukan urusan orang lain atau tidak penting dan hanya buang-buang waktu.

Dengan kata lain, responden mungkin berpikir bahwa tidak ada aspek dari wawancara

tersebut yang membuat mereka mengakomodasi waktu dan resiko yang ada. Banyak

tuntutan pengadilan, atas sesuatu yang mungkin seseorang ucapkan atau tidak, terjadi

sekarang, dan beberapa kebanyakan perusahaan takut untuk dituntut ganti rugi yang

sangat besar. Mereka mencoba untuk mengendalikan orang yang bicara atas nama

mereka. Mereka yang terlibat dengan wartawan dan penyidik bisa menceritakan

8

Page 9: Bab v - The Probing Interview

bagaimana sesekali mereka dikutip dengan salah, terbawa keluar konteks, mendapati

bahwa informasi dilaporkan dengan salah, atau berakhir jadi pusat perhatian tentang

suatu laporan yang sebenarnya melibatkan banyak orang.

Anda mungkin harus meyakinkan narasumber bahwa anda adalah orang yang

bisa dipercaya dalam hal kerahasiaan, akurasi, kecermatan, dan laporan yang laporan

yang netral. Orang-orang cenderung mau bekerjasama bila mereka tertarik pada anda,

topiknya, atau hasil akhir dari wawancara tersebut. Tunjukkan bagaimana minat

mereka akan terlayani bila informasi dan sikap dibeberkan. Kadang-kadang anda

harus melakukan sedikit “ancaman halus” seperti, “Bila anda tidak bicara pada kami,

terpaksa kami harus mengandalkan informasi dari sumber lain” atau “Pihak lainnya

yang terlibat sudah bercerita dari perspektif mereka tentang insiden itu. Apakah anda

yakin tidak mau kami mendengar yang dari perspektif anda?” Hati-hati terhadap

ancaman. Ancaman bisa merusak rencana wawancara, merusak hubungan dengan

narasumber, dan menghilangkan kemungkinan berhubungan di masa depan. Beberapa

dari kita menganggap ancaman adalah hal kecil. Waspada terhadap orng-orang yang

terlalu ingin diwawancara. Pertimbangkan motivasi dan reputasi mereka.

Kemampuan

Apakah narasumber potensial mampu untuk memberikan informasi dengan

bebas dan akurat? Beberapa masalah mungkin membuat seseorang tidak memenuhi

syarat: daya ingat yang rendah, kesehatan yang buruk, dalam kondisi shock, bias-bias

dan prasangka, biasa berbohong, kecenderungan untuk melebih-lebihkan dan

meremehkan, terhadang sejenis trauma. Saksi mata yang merupakan seorang tua,

mungkin punya ingatan yang berbeda dengan yang sebenarnya, tentang suatu

kejadian. Sorrang ayah atau ibu yang sedang berduka karena kehilangan seorang anak

(dan dihadapkan pada alat perekam, pewawancara, lampu, dan kamera) mungkin

tidak bisa fokus terhadap hal-hal detil. Pewawancara seringkali mengharapkan

seseorang menceritakan detil menit ke menit dan waktu tepat, tentang suatu kejadian

yang terjadi beberapa bulan atau tahun sebelumnya, padahal sebagian besar dari kita

tidak bisa mengingat apa yang kita lakukan kemarin.

Bila memungkinkan, sediakan waktu untuk sebelumnya mengenal

narasumber. Pelajari pencapaian, kepribadian, reputasi, bias-bias, minat, dan

kebiasaan mereka dalam wawancara. Seterampil apa mereka dalam merespon

(menghindar) pertanyaan? Beberapa orang mungkin diwawancara setiap hari, dan

9

Page 10: Bab v - The Probing Interview

sebagian besar pernah mengambil kursus intensif di mana mereka belajar untuk

berhadapan dengan berbagai tipe pewawancara. Eugene Webb dan Jerry Salancik

menulis bahwa pewawancara harus mengenal narasumber dengan baik pada saat itu

juga, hingga mampu mengetahui ketika distorsi sedang terjadi dari ekspresi wajah

yang tidak sesuai dengan jawaban tertentu.

Memilih Pewawancara

Eric Nalder mengklaim bahwa sifat utama dari seorang jurnalis atau

pewawancara eksploratif yang ideal, adalah ingin tahu tentang seseorang dan

segalanya.Kita akan menambahkan itu dengan beberapa sifat lain seperti bersahabat,

sopan, teratur, perhatian, sabar, gigih, dan terampil.

Beberapa situasi menuntut pewawancara dengan kriteria umur, jenis kelamin

ras, etnis, agama, partai politik (atau independen), dan tingkat pendidikan tertentu.

Seorang pewawancara berumur 60 tahun mungkin sulit untuk berkomunikasi dengan

remaja masa kini, begitu pula sebaiknya. Narasumber wanita mungkin lebih bisa

terbuka terhadap pewawancara wanita daripada pria. Pewawancara berdarah arabic

mungkin lebih bisa berinteraksi dengan imigran dari irak, karena kesamaan kultur,

tradisi, dan budaya komunikasinya.

Perbedaan status atau kesamaan antara pewawancara dan narasumer mungkin

memberikan keuntungan yang unik bagi pewawancara. Bila pewawancara adalah

bawahan narasumber (mahasiswa dan profesor, pekerja jam-jaman dengan manajer,

wakil presiden dan presiden), pewawancaranya tidak harus ahli, dan narasumber

cenderung tidak merasa terancam, bebas bicara, termotivasi untuk menolong

pewawancara. David Brinkley, koresponden, presenter berita, dan presenter terkenal

dari NBC, dalam wawancara di PBS menyatakan bahwa dia bersedia untuk bertemu

siswa jurnalistik dan reporter muda di kantornya, menemani mereka berkeliling

studio, dan berdiskusi mengenai latar belakang pendidikan yang penting untuk

menjadi reporter yang efektif.

Ketika seorang pewawancara lebih superior dari daripada narasumber (kapten

dan sersan, direktur dan kepala divisi, dokter dan suster), pewawancara bisa

mengontrol wawancara dan menghadiahkan sesuatu pada narasumber, memungkinkan

narasumber merasa bahwa wawancara ini adalah suatu kehormatan, dan termotivasi

untuk menyenangkan pewawancara. Beberapa organisasi memberikan jabatan yang

terdengar berstatus tinggi untuk meyakinkan aura superior: kepala koresponden

10

Page 11: Bab v - The Probing Interview

daripada koresponden, wakil presiden daripada direktur penjualan, editor daripada

reporter, executive daripada supervisor.

Ketika kedudukan keduanya seimbang (siswa ke siswa, rekanan ke rekanan,

peneliti ke peneliti), kedekatan dan kepercayaan bisa dengan mudah didapatkan, lebih

sedikit batasan dan tekanan komunikasi, dan rasa empati yang tinggi mungkin

tercipta. Dalam banyak situasi, kita lebih suka diwawancara dengan orang yang

serupa dengan kita dari berbagai hal, temasuk jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, dan bidang profesi. Beberapa narasumber tidak akan mengabulkan

permintaan wawancara dari orang yang dianggap dari organisasi atau orang yang

statusnya lebih rendah. Bila mereka adalah senator senior AS, mereka akan

mengharapkan seorang koresponden senior dari media tersebut.

Hubungan Antara Pewawancara dan Narasumber

Setelah anda meriset dan memilih narasumber serta pewawancara, anda harus

punya gambaran akurat mengenai hubungan yang akan terjadi pada wawancara nanti.

Robert Ogles dan profesor jurnalistik lainnya mencatat bahwa, wawancara jurnalistik

bergantung pada “hubungan sekunder” yang tidak intim dan terbatas pada satu atau

sebagian kecil dimensi hubungan. Dimensi-dimensi ini cenderung lebih fungsional

daripada emosional, dan bergantung pada penanda-penanda yang tampak seperti

kemiripan yang jelas terlihat, penampilan, dan perilaku non-verbal.

Banyak wawancara, termasuk beberapa wawancara jurnalistik, melibatkan

semua dimensi hubungan yang sudah dibahas pada bab 1. Waspada terhadap

kemiripan dan perbedaan yang terasa dari kedua pihak.

Sampai sejauh apa keduanya ingin terlibat dalam wawancara ini?

Seberapa besar kesukaan dan penghormatan yang saling diberikan oleh

kedua pihak?

Seberapa besar kontrol dan dominasi yang saling dikerahkan atau coba

dikerahkan oleh kedua pihak?

Bagaimana tingkat kepercayaan antara kedua belah pihak?

Sebuah hubungan positif sangat penting untuk kesuksesan untuk wawancara probing,

bahkan yang sesederhana apapun, karena hal itu cenderung mengakar menjadi

kepercayaan, sikap, nilai, perasaan, dan rahasia.

11

Page 12: Bab v - The Probing Interview

MELAKUKAN WAWANCARA

Tujuan dari wawancara probing adalah mendapatkan informasi yang

mendalam dan luas, yang hanya bisa ditawarkan narasumber. Karena itu sangat

penting sekali untuk menembus interaksi level 1 yang sifatnya permukaan dan aman,

ke titik yang lebih beresiko seperti interaksi level 2 dan 3. Anda harus memotivasi

seorang narasumber untuk mengungkap kepercayaan, sikap, dan perasaan, serta fakta-

fakta yang belum diketahui.

Memotivasi Narasumber

Narasumber cenderung berkomunikasi pada level yang lebih dalam dari level

1 jika anda menjaga diri tetap pada panduan dan mengikuti aturan emas: lakukan pada

orang lain apa yang anda harapkan mereka lakukan pada anda. Pihak manapun akan

cenderung berkomunikasi dengan bebas dan akurat bila mereka percaya anda akan

memberikan reaksi yang penuh pengertian dan hati-hati, menjaga kepercayaan,

menggunakan informasi dengan baik, dan melaporkan apa yang sudah mereka

ucapkan dengan akurat dan lengkap. Kepercayaan dimulai dengan pembukaan.

Datangi tempat wawancara dengan berpakaian selayaknya situasi saat itu, untuk

menunjukkan rasa hormat terhadap narasumber. Perkenalkan diri anda, organisasi

anda, dan topik wawancara. Jujur saja tentang dalam menjelaskan tujuan anda, konsep

wawancara, dan bagaimana anda menggunakan informasi yang diterima. Dari awal

hingga akhir wawancara, tunjukkan ketertarikan yang tulus terhadap narasumber,

topik, dan jawaban-jawabannya. Jangan menyatakan atau menyiratkan bagaimana

perasaan anda terhadap jawaban atau topik masalahnya. Ajukan pertanyaan, jangan

pernyataan. Hindari trik, tipuan atu muslihat.

Mengajukan Pertanyaan

Pertanyaan bukan hanya perangkat pertukaran, tapi juga penting untuk

memotivasi narasumber untuk memberikan informasi yang penjelasan yang

dibutuhkan. Sayangnya, pewawancara cenderung menanyakan terlalu banyak

pertanyaan, dan hal ini membatasi kesempatan narasumber untuk mendengar,

menganalisa dan berpikir.

Ajukan Pertanyaan Terbuka

12

Page 13: Bab v - The Probing Interview

Pertanyaan terbuka memotivasi dan merangsang narasumber untuk

berkomunikasi, terutama pada awal-awal pembukaan wawancara probing. Jawaban

yang memaparkan dari sebuah pertanyaan terbuka memungkinkan anda untuk

mendengar dengan sebagaimana mestinya (untuk pemahaman, empati, evaluasi, dan

resolusi) dan memperhatikan kejanggalan, penampilan, dan komunikasi non-verbal.

Mendengar dan menganalisa membantu kita menilai akurasi dan relevansi jawaban,

serta melihat bagaimana perasaan narasumber mengenai situasi wawancara tersebut

dan topiknya. Alis yang menaik atau sedikit keraguan dari responden, misalnya orang

yang berbeda budaya, menandakan bahwa anda telah menggunakan istilah slang,

bahasa sehari-hari, atau kalimat yang membingungkan, yang tidak dikenal atau

terdengar aneh oleh narasumber.

Pertanyaan tertutup menyebabkan pewawancara lebih banyak bicara daripada

mendengarkan dan menganalisa. Bila anda menemukan diri anda mengajukan

pertanyaan demi pertanyaan dan lebih aktif dalam wawancara, berarti anda

menanyakan terlalu banyak pertanyaan tertutup dan lebih banyak mencoba menebak

informasi daripada menanyakannya. Sabar dan tetap gigih. Jangan memotong

responden kecuali ia benar-benar lari dari target, menghindari pertanyaan tertentu,

atau berjanji untuk menjawab hingga selama-lamanya pada kesempatan lain.

Karakter yang fleksibel dari wawancara probing membutuhkan pertanyaan

sekunder dalam jumlah besar dan bervariasi jangkauannya. Gunakan teknik diam

(silent probe) dan dorongan (nudging probe) untuk menstimulasi narasumber agar

melanjutkan. Banyak responden menyatakan apa yang pertama kali mereka pikirkan

lalu berhenti. Kesunyian atau suatu dorongan yang sederhana seperti “Uh-huh” akan

merangsang mereka untuk melanjutkan. Gunakan teknik informational probe ketika

anda mendeteksi penanda tertentu pada jawaban atau membutuhkan informasi

tambahan atau penjelasan. Teknik ini akan menangkal jawaban formalitas dan

jawaban yang melahirkan pertanyaan juga. Gunakan restatement probe jika

narasumber tidak menjawab pertanyaan yang anda ajukan. Gunakan pertanyaan

reflektif dan cermin (mirror questions) untuk verifikasi danmemperjelas jawaban,

serta untuk memeriksa akurasi dan pengertian. Gunakan clearinghouse probe sebelum

maju ke topik baru atau menutup wawancara agar anda yakin bahwa anda sudah

mendapatkan semua yang penting untuk laporan atau tulisan anda. Anda tidak bisa

merencanakan setiap potong informasi dan penjelasan mungkin dimiliki narasumber.

Beberapa jurnalis mengklaim bahwa walau anda pergi wawancara dengan

13

Page 14: Bab v - The Probing Interview

bersenjatakan daftar pertanyaan, mungkin pertanyaan yang paling penting adalah

yang anda ajukan sebagai respon dari suatu jawaban.

Ketika mengajukan pertanyaan dan menjelajah jawaban, bersikaplah sopan,

bersahabat, penuh pertimbangan, dan jangan argumentatif. Jangan mendebat

responden. Bersikaplah penuh pengertian ketika menggali ke area yang sensitif atau

personal. Bersiap untuk mundur ketika narasumber berubah menjadi emosional atau

kesal, bahkan marah. Adakalanya anda perlu masuk ke area yang memalukan seperti

penyakit tertentu, persoalaan dalam pernikahan, kondisi keuangan organisasi, atau

peristiwa penangkapan. Eric Nalder mengklaim bahwa tidak ada pertanyaan yang

memalukan, hanya ada jawaban yang memalukan.

Penjelajahan yang gigih sangat penting dalam wawancara probing, tapi anda

juga harus tahu kapan harus berhenti. Seorang narasumber mungkin menjadi kesal,

bingung, atau diam, bila anda menjelajah terlalu jauh. Perbincangan berikut terjadi

antara seorang pengacara dan seorang dokter.

Pengacara : Dokter, sebelum anda melakukan otopsi, apakah anda memeriksa detak

nadinya?

Dokter : Tidak

Pengacara : Apakah anda memeriksa tekanan darahnya?

Dokter : Tidak

Pengacara : Apakah anda memeriksa nafasnya?

Dokter : Tidak

Pengacara : Jadi, mungkin saja bahwa pasien tersebut masih hidup ketika anda

memulai otopsi?

Dokter : Tidak

Pengacara : Bagaimana anda bisa yakin dok?

Dokter : Karena otaknya ada dalam toples yang tergeletak di atas meja saya

Pengacara : Walau begitu, bukankan tetap mungkin bahwa pasien itu masih hidup?

Dokter : Mungkin saja dia masih hidup dan melakukan praktik hukum di suatu

tempat entah dimana.

Sabar dan gigihlah, tapi ketahuilah kapan harus berhenti. Dengar, analisa dan

pikirkan.

14

Page 15: Bab v - The Probing Interview

Karena wawancara probing butuh perumusan pertanyaan di tempat, anda

mungkin jatuh ke dalam perangkap pertanyaan umum seperti yang sudah dibahas

dalam bab 3. Pelajari ulang perangkap-perangkap ini dengan hati-hati: bipolar trap,

the open-to-closed switch, the double barreled inquisition, the leading push, the

yes/no response, the guessing games, the curious probe, the quiz show, dan the don’t

ask, don’t tell. Ingat aturan: pikir dahulu sebelum mengajukan pertanyaan, berhenti

ketika sudah mengajukan pertanyaan yang baik, dan gunakan pertanyaan bipolar serta

pertanyaan mengarah, hanya bila dibutuhkan untuk tujuan tertentu. Ketahui

perangkap-perangkap tersebut sehingga anda bisa mencegah sebelum jatuh ke

dalamnya. Contoh baik-buruk berikut akan menajamkan keterampilan bertanya anda.

Perangkap biopolar

Buruk : Apakah menurut anda harga bahan bakar akan terus naik sepanjang

musim panas nanti?

Baik : Apa yang menurut anda akan terjadi pada harga bahan bakar pada

musim panas nanti?

The open-to-closed switch

Buruk : Bagaimana menurut anda ekonomi akan mempengaruhi harga?

Akankah akan menyebabkan peningkatan yang berarti?

Baik : Bagaimana menurut anda keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi

harga?

The double barreled inquisition

Buruk : Kursus apa yang akan anda ambil pada musim gugur dan semi

berikutnya?

Baik : Kursus apa yang akan anda ambil pada musim gugur berikutnya?

The leading push

Buruk : Anda akan pergi ke festival karir bukan?

Baik : Apa yang rencananya akan anda lakukan pada festival karir?

The yes/no response

Buruk : Apakah anda ingin dipecat?

Baik : Seberapa pedulikah anda tentang dipecat?

The guessing games

Buruk : Apakah anda mengubah jurusan karena persyaratan matematika?

Baik : Kenapa anda mengganti jurusan?

15

Page 16: Bab v - The Probing Interview

The curious probe

Buruk : (Dalam wawancara kerja) Musik jenis apa yang anda suka?

Baik : Apa yang anda lakukan untuk relaksasi setelah hari yang berat di

kantor?

The quiz show

Buruk : (Dalam inteview magang) Texas A&M adalah institusi perizinan

tanah. Presiden mana yang menandatangani peraturan perizinan

tanah?

Baik : Apa yang anda ketahui tentang sejarah Texas A&M?

The don’t ask, don’t tell

Buruk : Mencontek dengan menggunakan perangkat elektronik menjadi

masalah dalam kampus. Apakah anda pernah menggunakan

perangkat elektronik dengan maksud untuk mencontek dalam ujian?

Baik : Pengalaman apa yang pernah anda miliki dalam hal mencontek di

kelas anda?

Buat pertanyaan anda singkat, relevan, dan terucap jelas, serta kemudian

berikan perhatian penuh pada responden anda. Jurnalis Melvin Mencher menulis

bahwa inti dari bertanya adalah untuk mengundang subjek untuk bicara. Pertanyaan

yang kompleks menyulitkan narasumber. Kita bisa melihat hal ini setiap kali kita

memperhatikan konferensi pers yang ditelevisikan, atau pengumuman kongres.

Sesekali anda perlu melanggar aturan untuk bisa mendapatkan informasi yang

anda inginkan. Mungkin perlu untuk menanyakan pertanyaan yang sudah anda tahu

jawabannya, seperti “Saya lihat anda suka mendaki gunung.” Ketika hal tersebut

tertulis dalam formulir lamaran. Sepertinya pertanyaan yang retoris bisa menenangkan

responden dengan membuat mereka bicara tentang hal yang dikenal dan mudah untuk

dibicarakan, lalu dengan menunjukkan ketertarikan pada topik yang menarik bagi

narasumber. Sebuah leading push seperti “Ayolah, masa anda percaya itu?” mungkin

memancing responden pada sebuah perbincangan yang menyenangkan dan terbuka.

Anda mungkin bisa mengajukan pertanyaan double barreled dalam konferensi pers

untuk mendapatkan dua atau tiga jawaban, karena itu mungkin satu-satunya

kesempatan anda bertanya. Anda juga bisa menggunakan pertanyaan bipolar atau

yes/no, karena anda hanaya perlu jawaban iya atau tidak untuk direkam, sebuah

kebutuhan umum dalam wawancara medis.

16

Page 17: Bab v - The Probing Interview

Ucapkan pertanyaan dengan hati-hati untuk menghindarkan kebingungan.

Contoh interaksi antara dokter dan pasien berikut ini menggambarkan bahaya

penggunaan istilah dan kata-kata yang terdengar mirip.

Dokter : Have you ever had a history of cardiac arrest in your family?

Pasien : We never had no trouble with the police.

Beberapa narasumber akan menjawab tentang hal yang tidak mereka ketahui,

lebih menyamarkannya daripada mengakui ketidaktahuan. Lainnya lagi adalah ahli

dalam hal everything dan nothing. Dengarkan program call-in di radio untuk

mendengar orang-orang yang mengklaim, tuduhan, dan analisa, tanpa pengetahuan

atau salah pengertian terhadap apa yang dibahas. Sesekali narasumber akan

memainkan permainan yang lucu seperti contoh perbincangan di New Hampsire, saat

pemilu akan berlangsung.

Reporter : How are you going to vote on tuesday? (dalam konteks penggunaan

bahasa inggris, how disini juga dapat diartikan siapa yang akan dipilih)

Penduduk : How am I going to vote? Oh, the usual way. I’m going to take the form

they hand me and put x’s in the appropriate boxes (sambil tertawa)

Reporter : (Sunyi sesaat) Who are you going to vote for on tuesday?

Pikirkan pertanyaan dengan hati-hati sebelum diutarakan untuk menghindari

insiden memalikan seperti contoh dialog antara pengacara dan saksi mata berikut.

Pengacara : Nyonya Johnson, karena apa pernikahan pertama anda berakhir?

Pasien : Kematian

Dokter : Dan kematian siapa yang menyebabkan pernikahan itu berakhir?

17

Page 18: Bab v - The Probing Interview

Membuat Catatan dan Merekam

Beberapa pakar menentang pencatatan yang terlalu sedikit dan pilih-pilih,

sementara yang lain mengatakan bahwa sebaiknya anda tidak usah mencatat.

Beberapa merekomendasikan bahwa kaset adalah jalan terbaik dalam merekam

informasi, sementara yang lainnya mengatakan bahwa kaset tidak bisa diandalkan dan

mengganggu. Saran terbaik adalah memilih yang paling cocok untuk tujuan tertentu,

situasi, narasumber, dan jadwal bertanya. Jangan pakai keduanya jika itu mencegah

responden menjawab dengan jujur dan lengkap. Catatan panjang dan rekaman bisa

digunakan untuk wawancara terencana yang panjang untuk mengulang tampilan,

nama, dan pernyataan dengan tepat, serta bagaimana jawaban tersebut diberikan.

Mencatat

Mencatat mempunyai tiga keuntungan. Pertama, mencatat meningkatkan

perhatian pada apa yang sedang dikatakan dan bagaimana. Perhatian lebih ini

menunjukkan pada narasumber bahwa anda tertarik pada apa yang diucapkan dan

perduli akan akurasi. William Zissner menulis bahwa keterlibatan langsung ini

mengizinkan narasumber untuk melihat anda yang bekerja. Kedua, ketika mencatat,

anda tidak perlu khawatir tentang mesin yan rusak, kehabisan pita kaset, atau baterai

habis pada saat momen penting. Ketiga, mendengarkan kaset untuk mengambil

potongan informasi, sangat menguras waktu, bahkan pembuatan transkrip menguras

biaya dan waktu.

Mencatat juga mempunyai kerugian. Anda jarang sekali bisa menulis dengan

cepat untuk bisa merekam apa yang diucapkan dengan tepat, terutama ketika

responden berbicara sangat cepat. Sangat sulit untuk konsentrasi pada pertanyaan dan

jawaban ketika mencatat, sehingga mungkin anda gagal untuk mendengar atau

menjelajah jawaban, karena anda lebih sibuk mencatat daripada mendengar. Mencatat

juga menghambat airan wawancara karena responden bisa saja takut atau ingin tahu

apa yang anda tulis. Terkadang orang-orang enggan untuk berbicara atau merasalakn

putusnya hubungan komunikasi ketika anda terfokus pada catatan daripada mereka.

Dalam sebuah wawancara mendalam dengan seorang penerbit surat kabar, salah satu

murid kami menemukan bahwa narasumber berhenti berbicara setiap kali murid kami

itu mencatat, sepertinya penerbit surat kabar tersebut sengaja memberi kesempatan

agar pewawancara bisa mengikutinya. Tak lama, penerbit itu menggeser bangkunya

18

Page 19: Bab v - The Probing Interview

agar bisa melihat apa yang dicatat murid kami tersebut. Ikuti panduan ini ketika

mencatat pada wawancara.

Jaga hubungan komunikasi dengan mencatat dengan sebisa mungkin tidak

disadari narasumber, dan pertahankan kontak mata dengannya

Gunakan singkatan atau teknik mencatat singkat profesional lainnya sehingga

tidak harus mencatat semua kata-kata dan kalimat

Hanya catat informasi yang penting, mungkin kata kunci, untuk mengurangi

banyaknya catatan

Jangan gelisah atau memberi tanda pada narasumber, mengenai jawaban atau

kutipan yang anda anggap penting di tengah interaksi berlangsung. Tunggu

sampai narasumber selesai dan lancarkan pertanyaan alihan ketika anda

mencatat apa yang anda anggap penting tersebut.

Bila narasumber berbicara terlalu cepat, minta dengan sopan agar dia

melambatkan atau mengulang apa yang dikatakan, atau berikan pertanyaan

yang mengulur waktu (stalling question) seperti “ceritakan tentang...” untuk

mengejar apa yang tertinggal

Kurangi keingintahuan atau perhatian narasumber terhadap catatan anda

dengan meminta izin untuk mencatat, menjelaskan kenapa catatan itu penting

untuk kedua pihak, dan menunjukkan catatan anda sesekali untuk memeriksa

akurasi. Eric Nalder mengatakan bahwa taktik ini memungkinkan narasumber

untuk mengisi apa saja yang tertinggal dan memberi informasi dengan

sukarela

Jamin akurasi catatan anda dengan membacanya ulang secepatnnya setelah

wawancaara untuk mengisi kekosongan, melengkapi penyingkatan, dan

menerjemahkan catatan singkat anda.

Merekam

Merekam juga punya keunggulan. Pertama, merekam pada kaset

memungkinkan anda untuk rileks dan berkonsentrasi pada apa yang sedang diucapkan

atau tersirat. Anda kemudian bisa menciptakan pertanyaan eksploratif yang efektif.

Kedua, anda bisa mendengar atau melihat apa yang diucapkan dan bagaimana itu

diucapkan, berjam-jam kemudian atau pada hari berikutnya, daripada bergantung

pada daya ingat anda. Contohnya, para penulis merekam wawancara murid dalam

kelas karena mereka sering menemukan bahwa murid-murid tersebut sering

19

Page 20: Bab v - The Probing Interview

kelewatan pertanyaan penting ketika mereka mencatat.dan mengisi formulir kritik.

Ketiga, alat perekam bisa saja menangkap jawaban yang tidak terdengar saat

wawancara.

Merekam punya beberapa kerugian. Pertama, alat perekam bisa tidak bekerja

atau sulit digunakan. Baterai bisa habis di saat yang salah, dan pita kaset bisa rusak

atau kusut. Banyak dari murid kami yang menggunakan rekaman kaset pada

wawancara panjang untuk proyek kelas, menemukan bahwa kaset mereka kosong

ketika mereka memutarnya kembali. Kedua, beberapa orang menganggap bahwa

perekam adalah pengganggu dalam sebuah situasi wawancara yang akrab. Ketiga,

kaset menyediakan rekaman yang permanen, tidak tersangkal, yang mungkin

mengancam seseorang dengan konsekuensi yang tidak disangka di masa depan.

Beberapa pewawancara seperti polisi atau penyidik asuransi diwajibkan untuk

merekam wawancara mereka. Keempat, butuh waktu yang sangat lama untuk

mendengar ulang rekaman yang panjang, demi mendapatkan letak fakta, reaksi, dan

kutipan ideal pada kaset tersebut, yang mana hanya butuh beberapa detik untuk

menemukan materi yang sama pada sebuah catatan.

Ikuti panduan ini ketika merekam wawancara.

Kurangi ketakutan dan keberatan narasumber dengan meminta izin,

menjelaskan mengapa rekaman ini penting baginya, mengatakan mengapa

anda butuh merekam dan bagaimana rekaman akan digunakan, serta

menyatakan bersedia untuk mematikan perekam setiap kali diminta.

Kurangi kesulitan mekanis dengan menguji perekam sebelum wawancara dan

menyiapkan kaset serta baterai cadangan

Kenali alat perekam dengan baik

Pertimbangkan konsekuensi buruk pada komunikasi dan konsekuensi hukum

bila menggunakan perekam tersembunyi. Hukum biasanya mengizinkan

seseorang untuk merekam dengan perekam tersembunyi, namun 11 negara

bagian di AS melarang perekaman tanpa izin narasumber: California, Florida,

Georgia, Illinois, Maryland, Montana, New Hampsire, Oregon, Pennsylvania,

dan Washington.

20

Page 21: Bab v - The Probing Interview

Menangani Situasi Sulit

Anda akan berjumpa banyak kesulitan dan situasi wawncara yang tidak

terduga, tapi anda akan bisa mengatasi situasi ini bila merencanakannya sebelumnya.

Berikut adalah tiga saran untuk mengatasi tiga situasi.

Tempat Kejadian Yang Terkondisi vs Tempat Kejadian Yang Nyata

Lebih mudah untuk mewawancara seseorang pada tempat yang nyaman

seperti ruang kantor pribadi, rumah, taman, dan restoran daripada tempat di mana aksi

terjadi. Tetapi, wawancara lapangan seringkali penting untuk memahami suatu

kejadian, permasalahan, atau seseorang. Kebanyakan dari wawancara yang dapat

diingat, adalah yang diambil pada tempat kejadian angin ribut, pemboman teroris,

kebakaran, kecelakaan pembangkit listrik, gedung, upacara penobatan, dan

demonstrasi buruh. Pewawancara mengunjungi penjara, rumah sakit, rumah bersalin,

pabrik, perumahan, atau ikut berkeliling dengan petugas polisi, supir taksi, EMT, dan

penjual produk untuk mencari pengalaman sekaligus mewawancara. Eric Nalder

menyatakan bahwa penting bagi wawancara untuk berada pada tempat di mana

mereka melakukan hal yang sedang anda tulis. Penting untuk tidak hanya mendengar,

tetapi melihat dan merasakannya. Ketika Eric Nalder sedang menulis buku tentang

tanker minyak, seorang awak kapal mengatakan bahwa ia tidak akan mengerti para

awak dan tanker minyak, kecuali ia berada di atas kapal di teluk alaska saat amukan

laut yang “memuntahkan jeroan anda” di bulan januari terjadi. Dia kemudian

melakukan ini dan mendapatkan wawancara dan perasaan yang paling luas dan

mendalam untuk bukunya, karena pengalaman dan hubungannya dengan para awak.

Dalam tempat wawancara yang tidak terkondisi, bersiap untuk penderitaan

manusia, penghancuran, tempat menjijikkan yang mengancam kesehatan dan

keamanan. Jadilah fleksibel dalam struktur dan pertanyaan. Jadilah sensitif dalam

pertanyaan dan tindakan. Terlalu sering wartawan, penyidik asuransi, dan perwakilan

pemerintah mencampuri keadaan darurat medis, bencana, dan hidup seseorang.

Ketahui dimana batasan narasumber akan hak privasi dan harga diri.

Wawancara Kelompok atau Konferensi Pers

Konferensi pers atau wawancara kelompok mengurangi kendali pewawancara

dengan drastis. Narasumber atau stafnya akan mengumumkan kapan dan di mana

21

Page 22: Bab v - The Probing Interview

wawancara akan dilakukan, serta menetapkan aturan-aturan seperti panjang

wawancara dan topik yang diperbolehkan. Protokol memungkinkan narasumber atau

stafnya untuk menyudahi wawancara tanpa peringatan, mungkin saja untuk

menghindari atau lari dari pertanyaan sulit. Anda mungkin saja atau bahkan tidak

mungkin untuk menanyakan pertanyaan yang disiapkan, atau punya kesempatan

untuk menjelajah jawaban. Dengar dengan cermat setiap jawaban dari pertanyaan

pewawancara lain karena mungkin memberikan informasi yang berharga atau

mereferensikan sebuah pertanyaan lain untuk diajukan.

Hubungan anda dengan narasumber pada konferensi pers adalah penting. Bila

narasumber menyukai, menghormati, mempercayai anda, maka anda mungkin akan

terpilih jadi salah satu yang mengajukan pertanyaan. Bila hubungannya negatif,

narasumber mungkin menolak untuk menjawab, atau memberikan jawaban yang

samar, umum, dan tidak bersahabat, lalu kemudian melaju ke pertanyaan

pewawancara yang lain untuk menghindari pertanyaan tambahan. Mungkin penting

untuk menanyakan pertanyaan double-barreled karena bisa saja itu satu-stunya

kesempatan untuk bertanya.

Wawancara Siaran

Wawancara televisi dan radio memberikan masalah yang unik. Berada pada

panggung nyata atau buatan bisa membuat kedua pihak gugup, atau untuk berinteraksi

dengan penonton, kamera, dan mikrofon. Biasakan diri dengan fisik panggung,

termasuk bangku yang akan digunakan pewawncara atau narasumber, peralatan audio

dan video, teknisi, format program dan tujuan. Perhatikan briefing terkait batas waktu,

penanda awal dan akhir, dan penggunaan mikrofon, level, dan lokasi.Persiapan yang

cukup mengurangi kegugupan dan meningkatkan efisiensi serta penampilan. Dalam

kebanyakan wawancara siaran, anda butuh mendapatkan jawaban, pernyataan, atau

gambar yang bisa diputar.

Batas waktu dan keterbatasan waktu yang ekstrim membutuhkan pertanyaan

yang sidatnya langsung pada inti, dan cenderung terbuka. Umumnya anda mempunyai

waktu beberapa menit atau jam, bahkan lebih, untuk mendiskusikan suatu masalah

dengan narasumber, pelanggan, atau pegawai, tapi wawancara siaran hanya bisa

berlangsung selama beberapa detik atau menit. Fred Feddler mengingatkan bahwa

wawancara siaran biasanya hanya berlangsung beberapa menit dan sulit untuk

mengajukan pertanyaan yagn menantang. Pelajari pertanyaan dengan baik untuk bisa

22

Page 23: Bab v - The Probing Interview

menanyakannya kembali dari ingatan atau kartu panduan kecil, karena daftar

pertanyaan akan membuat suara, atau tampilan yang janggal, amatir, serta tidak siap.

Bila anda ingin wawancara berlangsung spontan, jangan berikan pertanyaan anda

pada narasumber sebelum wawancara.

Beberapa ungkapan dan aksi tidak bisa disiarkan atau bahkan mungkin

memalukan, seperti kenajisan, gesture janggal, struktur bahasa yang buruk, terlalu

banyak “uhs”, “anda tahu”, dan penggunaan “darah dan tusukan”yang berlebihan.

Pemrotes menuliskan kenajisan pada dahi mereka ketika merka tidak ingin tertangkap

televisi. Beberapa wartawan surat kabar, ketika tersisih kamera dan mikrofon,

meneriakkan kata kotor untuk mematikan peralatan elektronik, dan mendekat ke pada

aksi. Seorang legislator mengatakan pada salah satu penulis bahwa ia bisa dengan

sengaja menyisipkan kenajisan dalam jawabannya, untuk mencegah reporter

menyiarkannya.

Menangani Narasumber Yang Sulit

Wawancara probing menggali ke perasaan, sikap, dan alasan akan suatu

tidakan, jadi mungkin menyentuh syaraf kasar dan menghasilkkan reaksi yang

bervariasi, dari air mata dan permusuhan hingga narasumber yang menghentikan

wawancara. Tempat kejadian bencana, kejahatan, kekalahan dalam pemilu, upacara

peringatan, kematian, dan skandal adalah menegangkan, emosional, serta memalukan.

Besiaplah untuk menghadapi narasumber dan situasi yang sulit.

Narasumber Yang Emosional

Responden mungkin menangis ketika wawancara. Masalah tidak terpecahkan

ketika teman, rekan, atau keluarga berkomentar “Oh,Tuhan” atau “Hentikan ini

sekarang!”, atau ketika pewawancara dengan spontan bereaksi “Aku tahu apa yang

kau rasakan”. Beberapa reaksi dibawah ini mungkin beguna bila dipakai dengan hati-

hati dan tulus.

“Tidak apa-apa kalau anda ingin menangis”

“Silahkan gunakan waktu yang anda butuh”

“Apakah anda butuh waktu”

Tetaplah diam sampai seseorang meraih ketenangannya kembali dan siap

untuk melanjutkan. Bila anda punya kedekatan dengan narasumber, anda bisa

23

Page 24: Bab v - The Probing Interview

memegang tangannya atau menyilangkan lengan dibahunya untuk membuatnya

nyaman.

Jadilah sensitif pada mereka yang pernah mengalami tragedi dan jangan

langgar batas privasi mereka hanya demi gambar atau komentar sedih untuk berita

siaran, data, atau rasa ingin tahu. Repoter mempunyai catatan buruk dalam

menanyakan orang tua yang baru saja kehilangan anaknya dengan pertanyaan

“Bagaimana perasaan anda tentang kematian anak anda?” atau “Apakah keluarga

terkejut dengan tragedi ini?”. Joh dan Denise Bittner mengusulkan bahwa anda

sebaiknya menanyakan pertanyaan yandg langsung dan penting dalam momen seperti

itu. Ingat bahwa orang yang dalam situasi krisis ada dalam tekanan berat. Wawancara

yang berkepanjangan tidak akan memberikan informasi tambahan dan hanay

membuat kesal.

Narasumber Yang Bersikap Bermusuhan

Bila anda mendeteksi sikap bermusuhan, coba pastikan itu nyata atau hanya

asumsi. Bila nyata, cari kenapa. Seseorang bisa merasa marah, tertekan, tidak berdaya

atau takut karena kondisi yang di luar kendalinya, dan dan anda adalah sasaran yang

tepat untuk melepaskan perasaan mereka. Sikap bermusuhan mungkin diarahkan pada

anda, organisasi anda, posisi atau jabatan anda, atau bagaimana informasi mungkin

digunakan. Pengalaman buruk dari seoran pewawancara yang berasal dari organisasi

yang sama dengan anda memungkinkan mereka untuk menganggap hala yang sama

akan datang dari anda. Orang tersebut bisa saja hanya mengalami hari yang buruk

karena hal kecil –lalu lintas, sakit kepala, kerusakan komputer, janji yang terlambat

dipenuhi.

Sebuah pendekatan waancara yang tidak langsung seperti berikutini mungkin

mengungkap sumber sikap bermusuhan tersebut dan membantu menghilangkannya.

“Anda terlihat sangat geram hari ini.”

“Anda terlihat sangat kesal; apakah anda ingin membicarakannya?”

“Apaka saya merasakan sikap bermusuhan dalam proses ini?”

Seringkali anda bisa menghindari sikap bermusuhan dengan tidak membuat

permintaan yang tidak diizinkan, masuk dengan paksa ke wilayah seseorang atau

ruang privatnya, atau menyiratkan ancaman lewat kehadiran dan perilaku anda. Anda

bisa mengurangi sikap bermusuhan atau menghindari kehadirannya saat wawancara

dengan beberapa cara.

24

Page 25: Bab v - The Probing Interview

Ganti kara kata yang bekesan negatif dengan kata-kata yang lebih baik

Gunakan pertanyaan yang netral dan terbuka daripada yang menjurus

Tetap diam untuk membiarkan anrasumber menjelaskan secara mendalam dan

meredam amarah

Lanjutkan ke topik baru

Phillip Ault dan Edwin Emery menawarkan aturan sederhana; “peerlakukan

orang pada umumnya dengan rasa hormat, dan mereka akan melakukan yang sama.”

Narasumber Yang Pendiam

Bila seseorang tidak bersedia atau tidak bisa bicara, temukan kenapa. Orang

tersebut mungkin terhambat oleh anda, posisi anda, situasi, topik, lingkungan sekitar,

atau orang lain yang berada dekat dengannya. Kekurangan privasi menghambat

komunikasi. Pikirkan ketika anda pergi menemui seorang profesor atau superisor

dengan membawa persoalan pribadi, dan tempatnya adalah sebuah ruang kotak kecil

atau area terbuka di mana orang lain bisa dengan mudah mendengarkan. Banyak

orang yang pendiam di sekitar figur berwenang, supervisor, penyidik, dan jurnalis.

Sifat pendiam bisa jadi sifat keluarga, atau karakter personal yang tidak ada

hubungannya dengan wawancara, dan tidak bisa diubah ketika interview. Beberapa

orang tidak suka terlalu banyak bicara.

Coba taktik ini ketika berkomunikasi dengan orang yang pendiam. Gunakan

pembukaan perbincangan dengan menanyakan foto, penghargaan, atau pengaturan

perabot di ruang tersebut, dan mulai bertanya pertanyaan mudah tentang topik yang

tidak mengancam. Ubah gaya anda dari formal menjadi informal, atau profesional

menjadi rekan dekat. Bila pertanyan terbuka tidak menghasilkan jawaban yang

mendalam, ganti dengan pertanyaan tertutup hingga orang tersebut lebih siap untuk

berbicara. Gunakan teknih diam dan nudging untuk menjaga narasumber tetap

berbicara. Tidak ada taktik yang bisa membuat beberapa orang pendiam untuk bicara

terbuka dan bebas. Mereka bisa menunggu lebih lama atau diam lebih lama daripada

pewawancara.

Narasumber Yang Senang Berbicara

25

Page 26: Bab v - The Probing Interview

Narasumber ini mempunyai kecenderungan yang terbalik dengan yang

pendiam. Beberapa orang senang berbicara dengan siapa saja, kapan saja, dan tentang

apa saja. Mereka memberikan jawaban panjang untuk pertanyaan yang tertutup.

Merespon membuat mereka merasa penting, dan mereka bisa menjadi terlalu

menolong. Mungkin sulit untuk membuat mereka diam atau kembali ke jalur.

Gunakan pertanyaan tertutup, dengan target tinggi, dan terarah, yang bisa

membatasi manuver verbal narasumber seperti ini. Cari bukaan yagn natural dan

perhentian singkat untuk menyisipkan pertanyaan, atau mengarahkan wawancara

seperti:

“Berbicara tentang goerge, apakaha kau....”

“Saya lega mengetahui itu, sekarang....”

“Itu sangat menarik; sekarang kita coba lebih fokus....”

Hindari interupsi yang vulgar. Sejumlah aksi non verbal mungkin menandakan

bahwa anda perlu bergerak maju: melihat catatan anda, merunduk ke depan,

menganggukkan kepala anda seolah mengatakan “Itu cukup,” berhenti mencatat, atau

melihat jam anda. Wawancara telepon mempunyai beberapa masalah karena anda

tidak bisa menyampaikan isyarat non verbal untuk menghentikan jawaban, jadi

narasumber cenderung memberikan jawaban yang panjang dan bertele-tele ketika

merespon lewat telepon.

Narasumber Yang Menghindar

Narasumber mungkin menghindari pertanyaan yang memaksa mereka untuk

mengungkap perasaan atau prasangka, membuat mereka berdiri atau memberi

informasi spesifik, atau membuat mereka terposisi sebagai yang bersalah dengan

berbagai cara. Strategi menghindar bisa berbentuk humor, sikap bermusuhan yang

palsu, pertanyaan balik, bahasa ambigu, atau jawaban yang bertele-tele dan tidak ada

intinya. Bebrapa narasumber akan membahas pengutaraan kata-kata atau definisi dari

kata-kata kunci. Taknik yang umum adalah membalikkan pertanyaan kepada

pewawancara.

“Ya, bagaimana anda bisa menjawab itu?”

“Apa yang menurut anda harus kita lakukan?”

“Ceritakan pada saya kehidupan pribadi anda”

26

Page 27: Bab v - The Probing Interview

Beberapa narasumber hanya akan menjawab pertanyaan yang tidak kita tanya

namun ingin mereka jawab. Anda bisa mengatasi narasumber yang menghindar

dengan bersiap dan gigih dalam bertanya. Contohnya:

Ulang atau dengan perlahan lafalkan pertanyaan

Tertawa dan melanjutkan pertanyaan anda

Maju ke pertanyaan berikutnya dan kembali lagi nanti

Berlindung pada pertanyaan yang menjurus dan bermuatan untuk

memancing respon yang berarti

Seorang narasumber yang menghindar mungkin saja tidak jujur. Dengar

dengan cermat jawaban mereka untuk menyinambungkannya dengan fakta yang anda

ketahui dari riset atau wawancara sebelumnya. Perhatikan petunjuk non verbal untuk

mendeteksi ketidakjujuran namun hati-hati bahwa responden yang cerdik tahu

bagaimana untuk terlihat jujur, termasuk kontak mata yang baik. Pat Stith menulis

bahwa ketika responden mengatakan “sejujurnya” atau “terus terang”, anda harus

waspada. Hampir selalu kata-kata ini diikuti dengan dusta. Percayalah, tapi

waspadalah.

Narasumber yang Bingung

Responden bisa saja bingung karena suatu topik, pertanyaan, Responden bisa

saja bingung karena suatu topik, pertanyaan, keadaan fisik atau mental, atau situasi.

Bersiap untuk mengatasi responden yang bingung tanpa membuat mereka malu atau

menciptakan permusuhan. Utarakan kembali pertanyaan dengan sopan. Kembali ke

pertanyaan tersebut nanti. Perhatikan jargon dan kata-kata yang berbunyi mirip.

Perbincanganini terjadi antara pengacara dan saksi mata.

Pengacara : Is your appearence here this morning pursuant to the deposition notice

which I sent to your attorney?

Saksi Mata: No, this is how I dress when I go to work

Hati-hati terhadap reaksi non verbal. Jurnalis siaran yang mendapat reaksi

aneh jarang sekali menampakkan senyum atau keterkejutan ketika itu terjadi. Mereka

27

Page 28: Bab v - The Probing Interview

melanjutkan ke topik atau pertanyaan berikutnya seolah tidak ada hal memalukan

yang terjadi.

Narasumber Yang Berbeda

Beradaptasi dengan hati-hati dengan narasumber yang berbeda dengan anda.

Bab-bab sebelumnya sudah mengidentifikasi karakter komunikasi yang penting bagi

pria dan wanita, serta budaya yang berbeda. Perbedaan jenis kelamin penting bagi

wawancara probing. Dontohnya, lelaki cenderung lebih banyak bicara, memonopoli

pembicaraan, membuat lebih banyak pernyataan langsung, menjwab dengan

deklarasi, menuju inti lebih cepat dalam jawaban, dan merespon pertanyaan dengan

respon minial. Kebanyakan responden tua cenderung kurang bisa mempercayai

karena pengalaman dan ketidakamanan. Tetapi mereka seringkali kekurangan

komunikasi, sehingga cenderung sangat banyak bicara dalam wawancara.

Pewawancara seringkali menganggap sama sejumlah kelompok etnis, seperti

iris-americans, asian-americans, african-americans, mexican-americans, dan

mengharapkan mereka bertindak sedemikan rupa dalam wawancara. Mereka dalam

rentang waktu tertentu mungkin sudah mengembangkan solidaritas lewat kode,

simbol, ekspektasi, dan musuh in-group, yang tidak bisa dimengerti orang luar. Riset

mengindikasikan bahwa african-americans lebih suka pertanyaan yang tidak

langsung, menganggap penjelajahan lebih lanjut sebagai gangguan, dan lebih suka

perubahan giliran yang lebih intens dan seimbang. Respnden mexican-americans

lebih bergantung pada emosi, intuisi, dan perasaan daripada mereka yang dari tengah-

barat European-Americans. Mereka yang berlatar berlakang pedesaan lebih

menghargai pengetahuan pribadi, keterampilan, kepraktisan, kesederhanaan, dan

keterpenuhan kebutuhan diri daripada mereka yang latar belakang perkotaaan.

Adaptasikan pertanyaan terhadap narasumber yang berbeda, serta perhatikan

perbedaaan jenis kelamin dan latar budaya untuk memotivasi narasumber dan

memahami jawaban mereka.

MENYIAPKAN LAPORAN ATAU SEBUAH TULISAN BERITA

Tahap akhir dari wawancara probing adalah menyiapkan laporan atau tulisan

berita. Telusuri ulang informasi dan analisa yang sudah didapat dari satu atau lebih

wawancara untuk melihat apakah anda sudah memiliki informasi yang dibutuhkan

untuk memenuhi tujuan anda. Ini berarti mengingat kembali perbincangan, membaca

28

Page 29: Bab v - The Probing Interview

catatan, mendengar atau melihat rekaman. Anda mungkin akan menelusur ratusan

bahkan ribuan kata, pernyataan, fakta, opini, dan impresi untuk menemuka lokasi dari

apa yang paling penting untuk diikutsertakan dalam laporan anda. Penting untuk

memeriksa jawaban-jawaban dari beberapa sumber, terutama bila ada kecurigaan

bahwa seorang narasumber memberikan informasi yang tidak akurat.

Setelah anda tahu apa yang sudah anda dapat dari tahap wawancara,

penyuntingan dimulai. Bila laporannya adalah transkrip wawancara, cari kesalahan

aturan bahasa, kata yang salah lafal, kata seru, slang, dan perhentian mana saja,

seperti “uh”,”and uh”, dan “anda tahu”, yang harus tetap hadir. Bagaimana dengan

pernyataan berulang, penjelasan yang panjang dan bertele-tele, dan kesalahan

sederhana yang tidak diniatkan? Pembaca dan pendengar menikmati ketika mereka

menemukan kesalah kecil, namun kedua pihak wawancara mungkin malu dan

kehilangan kredibilitas.Sebuah hubungan mungkin saja rusak dan tidak dapat

diperbaiki, serta menukar wawancara di masa depan dengan kekacauan.

Mungkin penting untuk membuat pengantar jawaban dan pertanyaan sehingga

pembaca atau pendengar akan mendapat kejelasan. Sunting pertanyaan sehingga

jawaban lebih menjrus dan berarti. Ketika mengutip dari ingatan atau catatan,

usahakan seakurat mungkin. Jangan menambahkan kata-kata pada mulut narasumber.

Jangan melebihkan dan mengurangi opini, sikap, niat, atau komitmen narasumber.

Yakinkan bahwa pertanyaan dan jawaban dilaporkan pada konteks yang sesuai.

Langkah-langkah untuk menyiapkan cerita atau laporan berada di luar konteks

buu ini, tapi ini beberapa peringatan dasar.

Ingat perjanjian sebelumnya mengenai informasi apa yang off the record

Hati-hati terhadap asumsi

Usahakan akurasi dan kesempurnaan dalam setiap fakta dan interpretasi

Cek dengan seksama semua sumber dan laporan

Atur informasi berdasarkan tingkat kepentingannya

Gunakan kutipan untuk menghidupkan dan mendukung tulisan atau laporan

Ikut sertakan beberapa perspektif untuk mencapai keseimbangan

Beberapa tahun lalu, Ted Mann, mantan jurnalis olahraga untuk Duke

University, membaca koran pagi yang menemukan bahwa ia dikabarkan meninggal

dunia. Itu semua dimulai dari keterangan seorang teman reporter yang bekerja di tim

29

Page 30: Bab v - The Probing Interview

penyelamat, bahwa Mann sudah meninggal. Reporter tersebut menelepon ke rumah

Mann untuk mengklarifikasi, dan wanita yang menjawab mengatakan “Tuan Mann

tidak ada di sini. Ia sudah pergi”, Reporter tersebut mengasumsi bahwa kata “pergi”

di sini adalah penghalusan dari meninggal, dan wanita tersebut sudah

memverifikasinya. Dia pun menulis sebuah pengumuman kematian berdasarkan

asumsi yang salah ini.

NARASUMBER DALAM SEBUAH WAWANCARA PROBING

Penekanan pada buku-buku tentang wawancara kebanyakan tertuju pada

pewawancara karena kebanyakan pembaca dan siswa ingin belajar bagaiman

melakukan waancara dengan efektif. Tapi kita semua menjadi narasumber sma

banyaknya dengn menjadi pewawancara. Mari geser perhatian kita untuk menjadi

responden yang efektif untuk wawancara.

Mengerjakan Pekerjaan Rumah

Sebelum terlibat dalam wawancara probing, dapatkan pemahaman atas topik

yang mungkin muncul, termasuk kejadian terkini, kecelakaan, kontroversi, inovasi,

keputusan, dan hukum. Apakah anda pernah berperan dalamsalah satunya? Periksa

perusahaan untuk memastikan anda paham akan kebijakan, posisi, dan keterlibatan,

dan otoritas apa yang anda punya untuk berbicara atas nama perusahaan, atau subunit

dari perusahaan tersebut. Adakah orang yang lebih tahu atau lebih berotoritas untuk

menjadi narasumber?

Pelajari apa saja yang berguna tentang pewawancara, termasuk jenis kelamin,

umur, etnis, pendidikan dan pelatihan, minat khusus, dan pengalaman. Bagaimana

sikap pewawancara terhadap anda, organisasi, profesi anda dan topiknya? Apakah

mereka bersahabat atau bermusuhan, terpercaya atau mencurigakan, tertarik atau

tidak. Jangan menganggap bahwa pewawancara mempunyai sedikit keahlian dalam

suatu bidang. Beberapa reporter bisa saja sarjana di bidang teknik, manajemen,

ekonomi, atau sains, atau sudah mengembangkan keahlian tingkat tinggi dalam topik

tertentu seperti energi, riset genetis, atau kebijakan luar negeri. Seorang ibu dari anak

yang hiperaktif bisa jadi ahli dalam hiperaktivitas. Seorang pelayan religius bisa saja

manta pilot angkatan udara sebelum memasuki sekolah teologi. Bagaiman reputasi

pewawancara dalam hal keseimbangan dan kejujuran? Teknik bertanya apa yang

biasa ia gunakan?

30

Page 31: Bab v - The Probing Interview

Wawancara seringkali terjadi tanpa peringatan. Seseorang mungkin

menelepon, singgah di kantor anda, muncul di depan pintu rumah anda, atau

mendekati anda di jalan. Ketika ini terjadi, pastikan bahwa pembukaannya akan

menerangkan identitas pewawancara, organisasinya, lama waaancara, informasi yang

diinginkan, bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Sebuah perbincangan

pembuka, termasuk percakapan ringan, orientasi topik, tujuan, dan hubungan, serta

memberikan anda waktu untuk berpikir dan menyiapkan jawaban strategis.

Memahami Hubungan

Hubungan antara pewawancara dan narasumber adalah hal besar dalam

wawancara probing, karena kedua pihak sangat mungkin untuk menjadi superior dari

yang lain: seorang akuntan muda mewawancara seorang Direktur, atau presiden

sudatu universitas dengan seorang asisten profesor. Komunikasi yang naik atau turun

seperti ini mungkin membawa satu pihak untuk menenggelamkan yang lainnya.

Perasaan bawahan, kewajiban, atau sanjungan mungkin membawa anda menjawab

semua pertanyaan yang ditanyakan, terutama ketika kamera, mikrofon, teknisi, atau

penonton hadir di situ. Bila ada pilihan, tentukan apakah anda ingin berbicara dengan

orang tertentu atau pada waktu tertentu. Sadari bahwa penolakan terhadap wawancara

akan menimbulkan laporan yng memojokkan seperti “Margaret Adams tidak bisa

dihubungi utuk dimintai keterangan” atau “menolak untuk bicara pada kami”.

Pernyataan tersebut menyiratkan kesalahan, tapi mungkin lebih baik daripada

komentar bodoh yang menjadi headline.

Pelajari hubungan antarpihak sebelum wawancara, untuk memberi petunjuk

tentang apa yang mungkin terjadi pada wawancara tersebut.

Apa hubungan sejarahnya?

Bgaimana kemiripan pihak-pihak yang hadir?

Seberapa ingin kedua pihak untuk ambil bagian?

Seberapa besar kendali yang anda akan miliki?

Apakah pihak yang telibat memandang stu sama lain sebagai terpercaya, dapat

diandalkan, dan aman?

Kewaspadaan Terhadap Situasi

31

Page 32: Bab v - The Probing Interview

Pertimbangkan variabel situasi yang cenderung mempengaruhi wawancara.

Kapan wawancara akan dilakukan? Bagaimana suatu kejadian akan mempengaruhi

wawancara? Haruskah anda menunda wawancara sampai anda dikabarkan dengan

lebih jauh dan lebih siap untuk pertanyaan yang sulit? Di mana wawancara akan

digelar? Bagaimana kondisi fisik tempatnya? Apakah akan ada penonton langsung?

Bila akan disiarkan, pelajari ulang bahasan pada bab sebelumnya. Apa faktor luar

lainnya yang harus anda perhitungkan?

Pertimbangkan untuk menetapkan aturan dasar seperti waktu, tempat,

panjangnya wawancara, topik mana yang bisa dan tidak bisa dibahas, dan identitas

pewawancara. Buat permintaan yang realistik. Bila anda meminta agar semua topik

penting sebagai yang tidak boleh dibahas, tidak akan ada wawancara. Sesekali anda

bisa meminta pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan agar bisa memberikan

jawaban yang akurat dan memberi data yang berarti. Bila Peter Jennings dari ABC

ingin mewawancara anda, anda akan sangat bodoh untuk meminta pewawancara lain.

Seberapa besar kontrol yang anda punya tergantung pada tingkat kepentingan anda

sebagai sumber, hubungan anda dengan pewawancara, situasi, dan seberapa besar

anda ingin terlibat sebagai narasumber.

Mengantisipasi Pertanyaan

Antisipasi pertanyaan dan pikirkan kemungkinan respon. Misalnya, informasi

terpenting apa yang mungkin dilepaskan? Bagaimana seharusnya anda menyusun

jawaban? Bukti apa yang bsia anda berikan untuk pernyataan? Bagaimana anda

menjawab pertanyaan yang tidak bisa anda jawab karena kurang informasi, kebutuhan

utuk kerahasiaan, perlindungan sumber, konsekuensi hukum, dan kebijakan organisasi

serta batasannya?

Pada era hukum dan keterlibatan media dalam berbagai isu, sejumlah besar

narasumber mengikuti pelatihan tentang bagaimana menghadapi pertanyaan.

Misalnya, jaksa penuntu, pengacara, saksi pendukung atau ahli, dan klien untuk

menjawab pretanyaan di persidangan, pengumuman kongres, pertemuan dewan,

konferensi pers. Cari bantuan bila anda akan berhadapan dengan pewawancara yang

terlatih dan berpengalaman.

Mendengar Pertanyaan

32

Page 33: Bab v - The Probing Interview

Ketika mendengar dengan cermat setiap pertanyaan, ikuti beberapa panduan

berikut untuk merespon dengan efektif.

Dengar dan Pikir Sebelum Menjawab

Pada tempat kecelakaan, kejahatan, atau kontroversi, seseorang akan membuat

pernyataan yang nantinya akan mereka sesali. African-Americans dan Hispanic-

Americans seringkali dituduhkan kejahatan yang tidak mereka lakukan karena

narasumber melihat seorang pria hitam atau hispanik di area tempat kejahatan terjadi.

Pernyataan dan laporan yang salah bisa berujung pada tuntutan hukum, teguran, rasa

malu. Dengan dengan cermat apa yang ditanyakan.Dengar pertanyaan yang anda tidak

tahu atau mungkin salah tangkap. Perhatikan petunjuk-petunjuk verbal atau non

verbal yang mengungkap perasaan dan bahkan fakta.

Sabar

Jangan mengasumsi bahwa anda tahu pertanyaannya sebelum pertanyaan

selesai diucapkan. Berikan reaksi setelah mendengar utuh dan mengerti setiap

pertanyaan. Jangan potong pewawancara karena apa yang akan diuapkannya mungkin

membantu anda untuk mengerti dan menentukan jawaban.

Fokuskan Perhatian Pada Satu Pertanyaan Setiap Waktunya

Jangan terus menerus mengulang jawaban yang sudah dipaparkan atau

mengantisipasi pertanyaan berikutnya, karena anda tidak akan bisa mendengar

pertanyaan yang sedang dipapar sekarang.

Konsentrasi Terhadap Pewawancara dan Pertanyaannya

Perhatikan tanda non verbal yang menyertai ucapan pewawancara, dan ungkap

perasaan, sikap, dan kepercayaannya. Fokuskan mata dan telinga pada pewawancara.

Ini penting terutama pada wawancara siaran yang melibatkan beberapa orang, studio,

camera, monitor, dan mikrofon, seta bidang wawancara yang melibatkan penonton,

suara, lalu-lintas atau objek yang mengganggu.

Jangan Menganulir Sebuah Pertanyaan Terlalu Cepat Sebagai Tidak Relevan Atau

Bodoh

33

Page 34: Bab v - The Probing Interview

Pewawancara mungkinmempunyai alasan bagus untuk menanyakan sebuah

pertanyaan, dan mungkin saja pertanyaan tersebut adalah pemanasan untuk

pertanyaan lain yang lebih penting. Misalnya sebuah pertanyaan ice-breaker,

pertanyaan ini tidak akan menambah bobot wawancara namun punya peran penting

pada interaksi dalam wawanara tersebut. Seorang pewawawncara mungkin saja

mengajukan pertanyaan rangkai corong terbalik (inverted funnel sequence), dan

membebaskan anda untuk merespon panjang lebar pada akhirnya.

Menjawab Dengan Strategi

Rencanakan jawaban dengan cermat. Sebuah jawaban yang baik aadalah yang

ringkas, tepat, diatur dengan teliti, diucapkan dengan jelas, logis, mempunyai dasar,

dan langsung menuju intinya. Ada banyak strategi untuk merespon pertanyaan.

Pelajari bagaimana menggunakan meereka dengan efektif seperti strategi bertanya

pada bab 3 dan 4.

Hindari sikap bertahan dan bermusuhan

Berikan jawaban bukan ceramah

Berikan dasar dan penjelasan daripada alasan

Sopan dan hati-hati dalam berkata-kata dan berperilaku

Gunakan humor yang berselera dan layak

Jangan Merespon dengan baik pertanyaan yang menyiratkan

permusuhan dan interupsi

Bagi-bagi kontrol dari wawancara

Minta waktu yang memadai untuk menjawab

Jangan izinkan pewawancara “meletakkan kata-kata pada mulut

anda”

Tantang pertanyaan yang mengandung pernyataan yang tidak

terdukung dan data atau kutipan yang yang tidak akurat

Bila pertanyaan adalah pilihan, pastikan pilhannya adil dan

mengikutsertakan semua pilihan yang mungkin

Minta pewawancara untuk mengulang pertanyaan yang panjang,

kompleks, atau tidak jelas

Jawab pertanyaan dengan pertanyaan

Cari pertanyaan reflektif (reflective question) dan cermin (mirror

question) untuk akurasi dan kelengkapan

34

Page 35: Bab v - The Probing Interview

Jelaskan apa yang anda lakukan dan kenapa

Buka jawaban yang panjang dengan menjelaskan kenapa harus

panjang

Buka jawaban dengan menjelaskan kenapa pertanyaan sulit dan

mungkin berbahaya

Sediakan penjelasan substansial tentang mengapa anda menolak

menjawab, atau hanya ucapkan “no comment”

Ucap ulang pertanyaan: “bila yang anda tanyakan adalah....” Anda

sepertinya menyiratkan bahwa....”

Ambik keuntungan dari jebakan pertanyaan

Jawab bagian pertanyaan double barreled yang paling bisa anda

jelaskan dengan efektif

Jawab pertanyaan bipolar hanya dengan iya atau tidak

Bila suatu pertanyaan mengarahkan pada satu jawaban, jangan

terpojok pada jawaban yang tidak anda setujui

Jawab salah satu bagian dari pertanyaan open-to-closed, entah yang

terbuka atau tertutup, yang mana paling menguntungkan anda

Dukung jawaban anda

Gunakan cerita dan contoh untuk menggambarkan inti

Gunakan analogi dan metafora untuk menjelaskan hal yang tidak

diketahui atau rumit, prosedur, dan konsep

Atur jawaban panjang seperti pidato mini dengan pendahuluan,

tubuh, dan kesimpulan

35