BAB V STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SUARA SURABAYA...

33
40 BAB V STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SUARA SURABAYA MENARIK MINAT ANAK MUDA Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya menarik minat calon pendengar khususnya kaum muda. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pada bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam bagaimana strategi Radio Suara Surabaya menarik minat pendengar khususnya kaum muda dan bagaimana keberhasilan strategi tersebut serta faktor yang mempengaruhi yang akan dikaji lebih dalam dengan teori strategi komunikasi Harold D. Lasswell. Menurut Effendy, strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. 1 Harold D. Lasswell menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Untuk strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut: 1. Who? (Siapakah komunikatornya) 2. Says what? (pesan apa yang dinyatakannya) 3. In which channel? (media apa yang digunakannya) 4. To whom? (siapa komunikannya) 5. With what effect? (efek apa yang diharapkan) 1 http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh pada tanggal 28 September 2015 pukul 15.00

Transcript of BAB V STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SUARA SURABAYA...

40

BAB V

STRATEGI KOMUNIKASI RADIO SUARA SURABAYA

MENARIK MINAT ANAK MUDA

Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah Strategi

Komunikasi Radio Suara Surabaya menarik minat calon pendengar khususnya

kaum muda.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pada bab ini peneliti akan

menjelaskan lebih dalam bagaimana strategi Radio Suara Surabaya menarik minat

pendengar khususnya kaum muda dan bagaimana keberhasilan strategi tersebut

serta faktor yang mempengaruhi yang akan dikaji lebih dalam dengan teori

strategi komunikasi Harold D. Lasswell.

Menurut Effendy, strategi komunikasi merupakan paduan dari

perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu

tujuan.1 Harold D. Lasswell menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan

kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect?”

Untuk strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan

dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan

dalam rumus Lasswell tersebut:

1. Who? (Siapakah komunikatornya)

2. Says what? (pesan apa yang dinyatakannya)

3. In which channel? (media apa yang digunakannya)

4. To whom? (siapa komunikannya)

5. With what effect? (efek apa yang diharapkan)

1 http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh

pada tanggal 28 September 2015 pukul 15.00

41

Pada bab ini akan membahas secara lebih mendetail tentang Radio Suara

Surabaya, bagaimana strategi Radio Suara Surabaya dapat mempertahankan

pendengar dan menarik calon pendengar khususnya anak muda. Pembahasan

tentang Radio Suara Surabaya ini berdasar hasil wawancara pada CEO Radio

Suara Surabaya Errol Jonathans, dan on air manager Iman Dwihartanto.

5.1 Sosok Utuh Radio Suara Surabaya

Radio Suara Surabaya adalah radio dengan format berita atau informasi.

Alasan Radio Suara Surabaya memilih informasi sebagai segmen atau formatnya

karena diawali pada tahun 1983 era FM pertama di Indonesia. Pada jaman itu

radio dominan AM, kemudian pendiri Suara Surabaya melihat bahwa radio

kebanyakan pada jaman itu disajikan untuk segmen anak muda sehingga isinya

semua hiburan , games, kuis , request. Ini disampaikan oleh Errol Jonathans

sebagai CEO Suara Surabaya Media dalam wawancara pada 9 Juni 2016.

“… Para pendiri Radio suara Surabaya kemudian

melihat kalau ikut masuk dalam segmen anak muda

pada saat itu, maka persaingannya akan luar biasa.

Karena Radio Suara Surabaya adalah radio swasta

maka income dari iklan, apabila Radio Suara

Surabaya ikut masuk kekelompok anak muda ini

maka ibarat kue, kue iklan yang diperebutkan itu

banyak kalo dibagi rata kita dapetnya kecil-kecil.

Lalu pada waktu itu father founder berpikir kenapa

nggak mengambil segmen yang juga potensial dan

iklan itu bakal besar. Diamatilah waktu itu ternyata

belum ada radio untuk orang dewasa, pada jaman itu.

Kebanyakan radio itu general jadi segmennya mulai

dari yang muda sampai yang tua tapi dominan itu

radio anak muda apalagi FM yang awal itu merasa ini

radionya anak muda. Kita masuklah ke yang dewasa

sehingga apa yang terjadi, kue iklan untuk dewasa

yang besar ini, oleh Radio Suara Surabaya makan

sendiri untuk jangka waktu yang cukup lama. Seingat

saya sekitar 10 tahunan baru muncul kompetiter dan

dari awal Radio Suara Surabaya memainkan

informasi sebagai pendekatan ke kelompok dewasa ,

karena kelompok dewasa sudah tidak membutuhkan

42

lagi yang request, games, dsb. Mereka membutuhkan

yang lebih educated, lebih informative, maka

kemasan Radio Suara Surabaya dari awal seperti itu

format kita langsung masuk ke format news. Nah dari

segmen ini produk iklan untuk segmen ini juga

banyak, bahkan kalau menurut saya mereka lebih

penting kenapa karena yang punya duit kan mereka,

kalo yang muda – muda kan masih minta duit orang

tua jadi decision makers untuk membeli produk yang

diiklankan itu kelompok dewasa ini lebih cepat.

Mereka memikirkan untuk mereka sendiri dan untuk

keluarganya kebutuhannya apa , sehingga itu yang

menjadi strategi dari Radio Suara Surabaya kenapa

dari awal kenapa kita ngga main ke anak

muda…”(Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal

interview)

Alasan Radio Suara Surabaya dari awal menjadikan radionya dengan

format news atau informasi karena sudah terlalu banyak radio dengan segmen

anak muda. Radio Suara Surabaya tidak takut bersaing, tapi untuk apa

mengeluarkan energi yang terlalu besar untuk fight, dengan sekian banyak radio

padahal ada market potensial yang tidak didapat dan itu yang kemudian membuat

Radio Suara Surabaya menjadi strong karena Radio Suara Surabaya itu adalah

menjadi pioneer, menjadi yang pertama selalu yang pertama menjadi bagian dari

history. Radio Suara Surabaya juga tidak ingin merebut market anak muda yang

sudah dipunyai oleh radio lain, karena harus keluar energi yang lebih besar untuk

mengalahkan itu. Lebih baik digunakan untuk new market yang juga potensial. 2

5.1.1 Strategi Radio Suara Surabaya Bertahan Ditengah Banyaknya

Persaingan Media.

Media massa mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Media

massa yang dikenal oleh banyak orang adalah media cetak, seperti koran,

majalah, dan lain-lain serta media elektronik seperti televisi dan radio.

2 Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Radio Suara Surabaya, pada tanggal 9

Juni 2016

43

Media massa adalah sejumlah besar peralatan mekanik yang dikenal

sebagai alat-alat komunikasi (Wiryanto, 2004:2).

Media mengalami perkembangan yang maju dan menjadikan

Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan format informasi harus bisa

bertahan ditengah persaingan media salah satunya radio itu sendiri.

Menurut Errol Jonathans selaku CEO Radio Suara Surabaya, cara Radio

Suara Surabaya agar bisa tetap bertahan ditengah banyaknya media

termasuk radio itu sendiri mengatakan bahwa :

“…Radio Suara Surabaya harus jelas pada sisi

segmentasi , segmen dewasa dan dewasa muda. Usia

25-45 tahun, mereka yang memiliki pendidikan

minimal pendidikan tinggi. Kalangan menengah –

atas. Secara psikografi mereka orang dalam kategori

information seeker (pencari informasi). Harus jelas

dulu sasarannya kesiapa. Untuk mencapai sasaran itu,

mendekatinya dengan format, Format yang dipilih

format station atau format radio, news dan interaktif

(basis) meskipun tajam pada news dan interaktif tetap

lagu menjadi bagian dari kebutuhan , berdasar survey

bahwa pendengar Radio Suara Surabaya dengan

segmentasi tersebut tetap membutuhkan lagu. Dalam

konteks persaingan, strategi persaingan yang terbaik

adalah memahami siapa sebetulnya target konsumen

kita bukan dalam patokan demografi seperti

umur,pendidikan, profesi, tingkat ekonomi, sosial dll.

Tetapi Radio Suara Surabaya harus tahu persis

sebetulnya kebutuhan mereka mendengarkan Radio

Suara Surabaya itu apa. Apa yang membuat mereka

ingin mendengarkan Radio Suara Surabaya tidak

dengan radio lain atau membutuhkan apa hingga

mereka mau akses ke Radio Suara Surabaya …”

(Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

Dari pernyataan tersebut, strategi yang paling baik untuk bersaing

dengan media lain sebagai radio yang memiliki format informasi adalah

dengan memahami target pendengar, kebutuhan pendengar mendengarkan

Radio Suara Surabaya dibandingkan dengan radio lain.

44

Walaupun dari dulu target pendengar Radio Suara Surabaya dari umur 25-

45 tahun tapi proses generasi beda. Ketika 25-45 tahun yang sekarang

sudah bukan lagi baby boomers jika membicarakan tentang macam-

macam generasi, tapi sudah masuk kedalam wilayah generasi x dan y.

Berbeda dengan umur 25-45 tahun pada jaman dulu. Yang berbeda

mindset, etos, lifestyle jadi harus tahu.3

Salah satu strategi yang dilakukan Radio Suara Surabaya untuk

mengetahui keinginan pendengar adalah dengan melakukan riset.

“…Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan

riset. Terutama adalah audience riset. Ini adalah

strategi besar yang dilakukan oleh koorporasi Radio

Suara Surabaya. Berikutnya lagi yang paling konkrit

yang bisa Radio Suara Surabaya lakukan adalah kita

mau bikin apa mau memproduksi apa berdasarkan

riset tadi kemudian memahami untuk mencapai

segmen yang seperti ini, maka saya harus bikin

produk apa. Filosofinya adalah bikin apa yang

seharusnya kita bikin, jangan bikin apa yang kita

bisa. Kalo bikin yang kita bisa jangan jangan bikin

yang gitu-gitu terus akhirnya menjadi konvesional.

Tetapi apa yang harusnya kita bikin karna generasi

ini berubah terus. Sehingga kemudian strategi

programming di radio menyesuaikan dengan strategi-

strategi ini.Maka produksi siarannya kita buat yang

bisa dinikmati oleh the next generation atau incoming

consumer Radio Suara Surabaya.…” (Errol

Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

Radio Suara Surabaya selalu melakukan perubahan sesuai dengan

generasi sekarang. Apa yang sebenarnya sudah masuk dalam kategori

segmen yang sekarang terutama pada segmen yang lebih muda sehingga

mulai dipikirkan mau membuat produk apa. Ini juga menyangkut pada sisi

komunikasinya gimana kemasannya seperti apa kemudian bagaimana bisa

mengukur efeknya , efektifitasnya seperti apa dan sebagainya. Jadi

pendengar Radio Suara Surabaya yang setia dari jaman dulu merasakan

3

Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya Media, pada tanggal 9

Juni 2016

45

perubahan karena misalnya dari sisi informasinya isu-isunya, Radio Suara

Surabaya banyak angkat isu-isu mutakhir isu kontemporer semisal paling

gampang adalah online bisnis, e-commerce, bagaimana perkembangan

teknologi , bagaimana kehidupan masyarakat ini ditengah digitalisasi ,

kemudian bagaimana start up bussines itu mulai banyak dilakukan oleh

generasi-generasi yang lebih muda, jadi poinnya adalah isu-isu yang

kontemporer tapi ini penting diketahui oleh generasi yang tua. Generasi

yang tuapun bisa ikut berkomentar lewat interaktif. 4

Radio Suara Surabaya menjalankan 2 pendekatan utama yaitu

pendekatan dengan existing listeners dan juga untuk kaum muda atau new

listeners .

”… Yang pertama pendekatan kepada existing

listeners atau exsisting consumers kita yang

katakanlah sudah lebih dewasa. Lalu kita juga mesti

punya pendekatan untuk yang muda. Kemudian

Radio Suara Surabaya mengikat kedua kelompok

besar ini dengan satu sajian yang kemudian kita sebut

dengan informasi dan konsep interaktifnya, terutama

informasi yang paling mengikat pertama persoalan

traffic di Surabaya. 2 generasi atau 2 kelompok besar

ini sama sama membutuhkan informasi traffic, yang

kedua informasi kota. Apa yang terjadi di kota

termasuk isu-isu kantibmas. Isu-isu lokal yang

kemudian menjadi pengikat tetapi secara spesifik

tetap menggarap 2 kelompok besar ini. Kita

kepengen bahwa yang muda itu juga tertarik dengerin

persoalan orang-orang yang lebih dewasa tetapi

orang-orang dewasa juga tertarik dengan berita atau

persoalan anak-anak muda…”(Errol Jonathans, 9

Juni 2016, personal interview)

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa walaupun Radio Suara

Surabaya sebagai radio dengan format berita atau informasi dan bukan

dengan format musik atau untuk anak muda, tetapi Radio Suara Surabaya

4

Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya Media, pada tanggal 9

Juni 2016

46

tetap menjalankan pendekatan dengan anak muda sebagai incomers

listeners untuk menarik calon pendengar Radio Suara Surabaya.

Tanggapan Errol Jonathans selaku CEO Suara Surabaya Media,

dengan banyak pesaing media dan juga banyaknya radio competitor

adalah:

“…Cara kita bersaing, jadi bersaing tidak

memikirkan bersaing dengan koran mana radio mana

atau televisi mana, karna kita harus bersaing dengan

diri kita sendiri. Yang paling jadi masalah dari radio

yang selama ini saya amati adalah radio sulit untuk

mengubah dirinya, karena dari dulu gitu terus

modelnya. Radio lupa pendengar sudah ganti atau

ada potensi pendengar baru yang tidak bisa disajikan

dengan cara lama atau dengan model produk lama.

Karena itu yang paling sulit dalam mengelola sebuah

media adalah apakah dia mampu mengaktualkan

dirinya dari setiap jaman, dari setiap generasi. Kalau

saya hanya memikirkan radio pesaing atau media

pesaing yang lainnya maka saya tidak melakukan

perubahan apa apa di dalam. Dan kebanyakan kalau

kita amati mungkin anda juga bisa mengamati di

Magelang, Salatiga dimana mana radionya yang tidak

berubah, maka pendengarnya pergi karena sudah

tidak cocok, nah itu yang menjadi persoalan yang

terbesar. Persaingan itu bukan persaingan dengan

media lain tetapi bersaing dengan generasi

pendengar. Itu strategi Radio Suara Surabaya yang

itu berimplikasi internal , orang-orangku kan harus

diubah mindsetnya. Bayangkan penyiarku yang sudah

20 tahun, 15 tahun, dia ngga boleh siaran sekarang

dengan cara lama dia.kecuali kamu pensiun berhenti

sekarang karna kamu udah ngga cocok untuk

generasi kedepan. Jadi harus menyesuaikan ,isi

kepalamu ini harus diperkaya terus dan kamu harus

paham style yang sekarang. Harus menyesuaikan

dengan konsumen kita…” (Errol Jonathans, 9 Juni

2016, personal interview)

Radio harus bisa mengubah dirinya, bagaimana sebuah media

harus bisa mengikuti perkembangan dari setiap jaman dan generasi. Radio

47

harus bisa bersaing dengan generasi pendengar. Ini menjadi bagian dari

sekian banyak strategi Radio Suara Surabaya bisa bertahan ditengah

banyaknya media. Dari hasil wawancara tersebut, sebagai CEO Radio

Surabaya, Errol Jonathans harus mengubah mindset internal orang-orang

yang bekerja di Radio Suara Surabaya untuk mengikuti perkembangan

jaman dan generasi.

Cara Radio Suara Surabaya sendiri „mengubah dirinya‟ seperti

yang disampaikan Errol Jonathans yaitu:

“…yang pertama upgrade SDM. SDM harus terus

menerus di refresh , harus dilatih,diingatkan kembali

ya dibekali dengan isu-isu yang lebih mutakhir

.Kemudian langkah yang kita lakukan juga setelah

SDM itu adalah sinergi dengan teknologi dan itu

kemudian siaran Radio Suara Surabaya harus banyak

melakukan konvergensi entah itu dengan internet

atau dengan media sosial. Dan kemudian kita harus

bisa menampilkan wajah Suara Surabaya itu yang

sebenarnya radio itu dalam berbagai macam format

medium kalo di konvergensikan dengan internet,

tampilannya itu menjadi seperti apa. Bahkan

kemudian siaran sendiri sekarang sudah harus banyak

memperhatikan apa yang terjadi di facebook, twitter,

dan website Radio Suara Surabaya. Jadi kita harus

melakukan konvergensi itu dimana misalnya

pendengar radio juga akses internet dan media sosial ,

generasi yang lebih nyaman dengan media sosial dan

di internet itu juga tidak keberatan dengerin radio,

tarik menariknya itu kita mesti bikin sehingga

bagaimana menggarap isu ini secara integrative.

Karna anak muda sudah based on gadget semua

kemudian sudah basisnya sudah new media maka kita

harus menguasai new media ini yang bisa

diintregasikan dengan radio yang saya istilahkan

sebagai mainstream media bukan konvensional. Itu

langkah-langkah besar yang kita lakukan. Secara

produk Radio Suara Surabaya sekarang sudah punya

e100 di facebook, e100ss di twitter lalu Suara

Surabaya.net dan ini benar-benar diperhatikan betul

bagaimana ini juga bisa di cross di media-media yang

lain. Jadi kadang ada satu isu, kita garapnya sama-

48

sama. Tetapi dengan pendekatan yang harus sesuai

dengan karakterisitik masing-masing mediumnya…”

(Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

5.1.2 Problematik Empirik Radio Suara Surabaya

Problematik empirik menurut Errol Jonathans selaku CEO Radio

Suara Surabaya mengkhawatirkan kehilangan generasi pendengar

sehingga memiliki strategi untuk menarik minat kaum muda sebagai calon

pendengar Radio Suara Surabaya.

“…Filosofi yang saya terapkan dalam konteks

konsumen, saya sekarang mengistilahkan konsumen

bukan lagi pendengar karena ada yang mengakses ke

new media. Kalau mau lebih didetailkan yaitu

pendengar dan pengakses Suara Surabaya. Itu bagi

saya adalah keniscayaan kita harus berganti generasi

konsumen terutama itu keniscayaan. Karena saya

menganut faham kita mau jadi gerbong kereta api

atau mau jadi stasiunnya. Kalau saya jadi gerbong

kereta api maka gerbong kita ini tahun 1983. Maka

Radio Suara Surabaya akan menua bersama sama

dengan segmen ini. Terus didoain rame-rame karena

sudah mau berangkat semua meninggal udah berati

kita ikut mati karna pendengarku tambah lama

tambah tua yang tak pelihara. Saya berpikir kita harus

menjadi stasiun kereta apinya. Nah stasiun kereta api

ini menjadi antisipator untuk kereta api jaman , jaman

1980,1990, 2000, 2010, 2020 dan seterusnya. Kalau

yang di jaman 1980 kan kereta apinya masih kuno

stasiunnya kayak begini tapi ketika eranya kereta api

modern seperti kereta api peluru kayak di jepang kan

tidak bisa dengan model stasiun lama. Stasiunnya

yang harus di upgrade menyesuaikan dengan

teknologi kereta api, jadi sama artinya Radio Suara

Surabaya lah yang harus berubah terus menerus dari

waktu ke waktu. Sebagai stationnya. Lalu kita

melayani setiap kereta api dari jaman baru termasuk

penumpang dari jaman baru termasuk penumpang

dari jaman baru. Filosofinya menjadi gerbong kereta

api atau menjadi stasiun kereta api, Radio Suara

49

Surabaya memilih kita harus menjadi stasiun kereta

apinya. Yang saya pikirkan adalah Kehilangan

pendengar konsumen lama sudah menjadi sebuah

keniscayaan . tetapi berusaha untuk menggabungkan

kedua kelompok besar ini dalam satu benang merah

yang semaksimal mungkin keduanya bertahan

lama…” (Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal

interview)

Radio Suara Surabaya harus bisa melakukan proses regenerasi

konsumen. Melakukan regenerasi pendengar menjadi tuntuan mutlak

karena Radio Suara Surabaya harus mempunyai konsumen atau pendengar

baru selain merawat konsumen lama.

Walaupun Radio Suara Surabaya sebagai radio berformat news dan

bukan bersegmen untuk anak muda, tetapi Radio Suara Surabaya tetap

memiliki strategi untuk menarik minat anak muda, atau regenerasi

pendengar. Konsep anak muda atau target anak muda sendiri menurut

Errol Jonathans adalah anak muda yang berintelek, punya keinginan secara

karakter dewasa, yang sudah berpikir serius tentang masa depan,

menyesuaikan segmentasi yang sudah dewasa.

“…Konsep anak muda yang serius yang ,have fun,

yang masih mencari jati diri dsb. Kalau dari segi

umur yang sedang kuliah dan sudah setengah

perjalanan kuliahnya,karena mereka sudah lebih

dewasa, sudah tidak ke SMAnya. Ada juga anak

muda yang dibawah 20 tahunan tapi psikologinya

lebih matang, itu menjadi target saya juga. Jadi

poinnya saya akan melayani anak muda yang itu

sebenarnya sudah berpikir serius tentang diri mereka

bukan anak muda yang hura-hura. Karena kalau

melayani anak muda yang hura-hura, jatuhnya akan

ke radio remaja dan saya melayani yang anak muda.

Untuk umurnya 20-25 tahun. Sudah harus

mengenalkan, secondary Radio Suara Surabaya

adalah 20-25 dan 45 keatas, bagi anak muda penting

bagi saya minimal mungkin mereka tidak suka

mendengarkan Radio Suara Surabaya, kok lagunya

miskin sekali, dsb. Sangat tidak fun mendengarkan

50

Radio Suara Surabaya, ada beberapa yang

mengatakan terpaksa mendengarkan Radio Suara

Surabaya kalau ada macet. Setelah itu mereka

matikan ganti radio lain ngga masalah. Saya malah

bilang ke mereka kalau kamu sudah fanatic

mendengarkan Radio Suara Surabaya , kamu

kelainan jiwa berarti ada yang tidak beres dengan

otakmu, kamu mesti periksa karena kamu lebih tua

dari umurmu. Tapi kalau kamu lebih senang dengan

radio remaja ya karna memang itu umurmu. Tapi

mereka tahu, kalau butuh sesuatu yang lebih

informative kemana harus mencari. Karena itu saya

mulai mengenalkan ini lo Radio Suara Surabaya …”

(Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

Salah satu komponen Strategi Komunikasi menurut Harold D.

Lasswell adalah to whom (siapa komunikannya). Dalam penelitian ini anak

muda menjadi target komunikan, bagi Errol Jonathans, salah satu

pendekatan untuk memperkenalkan Radio Suara Surabaya kepada anak

muda , atau strategi Radio Suara Surabaya mendekati anak muda adalah

dengan dasar awal, anak muda tahu Radio Suara Surabaya, tahu kemana

harus mendengarkan Radio Suara Surabaya ketika mereka mencari

informasi, entah informasi lalu lintas, kemacetan, atau berita apapun, hal

tersebut sudah menjadi kunci awal menarik calon pendengar khususnya

anak muda.

5.1.3 Strategi Programming : Program On Air Radio Suara Surabaya

untuk Anak Muda.

Dalam bukunya Morrison (2008:218) mengangkat pendapat dari

Vane-Gross (1994) bahwa menentukan jenis program berarti menentukan

atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang

dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program

mampu menarik audiennya. Menurut Vane-Gross: The programmers must

select the appeal through which the audience will be reached

51

(Programmer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk

meraih audience).

Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan format informasi atau

news memiliki Program Radio yang utama di Radio Suara Surabaya

adalah Kelana Kota. Kelana Kota adalah sebuah program mata acara,

program interaktif yang juga melibatkan dan mengundang keterlibatan

pendengar lewat telepon, lewat social media lewat SMS dan segala

macamnya yang dikelola setiap hari selama 24 jam, tapi dalam perjalanan

siaran Radio Suara Surabaya keseharian 24 jam, juga menyelenggarakan

program lain. Program utama yang lain adalah Jazz Traffic yang masih

dominan karena frekuensi siarannya setiap hari Senin sampai Kamis pukul

10-12 malam. Program Jazz Traffic ini masih dipertahankan karena

merupakan cikal bakal identitas Radio Suara Surabaya selain program

Kelana Kota. Pada prinsipnya nama program apapun di Radio Suara

Surabaya bahkan talkshow pariwara yang namanya traffic report tetap

masuk di Suara Surabaya dan menjadi handalan, karena dari hitungan

terakhir masih sekitar 80% telepon yang masuk ke Radio Suara Surabaya

sangat erat hubungannya dengan lalu lintas sisanya pelayanan masyarakat ,

pelayanan publik dan isu-isu yang lain-lain. Sehingga Radio Suara

Surabaya mengelola atau memberikan porsi dimanapun programnya

apapun programnya tetap melakukan traffic report. Selain itu ada

program-program regular yang disiarkan secara weekly. Perbedaan Kelana

Kota dan Jazz Traffic lebih pada konten materinya Kelana kota lagu-lagu

pop barat dan Indonesia sementara di Jazz Traffic lagu Jazz.5

Berangkat dari analisa memanfaatkan kecenderungan anak muda

untuk tampil. Radio Suara Surabaya adakan program untuk anak muda

yaitu Muda Tapi Luar Biasa dan Connected Generation supaya mereka

muncul tidak hanya di akun media sosial mereka seperti blog dan

sebagainya tapi juga di munculkan di Radio Suara Surabaya yang

5 Hasil wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara Surabaya,

pada tanggal 9 Juni 2016.

52

cakupannya juga tidak kalah luasnya sehingga mereka bisa menjangkau

teman-teman seusia sebaya kemudian dimunculkan isu-isu yang mungkin

menarik perhatian generasi muda yang lain sehingga bisa menjadi

inspirasi.6

“…Menyikapi perkembangan teknologi , Radio

Suara Surabaya sebagai sebuah radio yang peduli

terhadap perkembangan teknologi komunikasi itu

mau tidak mau harus mengikuti perkembangan dan

trend yang ada. Piranti yang lazim dan pada

umumnya dipakai oleh anak muda kita pakai,

misalnya Sosial media, twitter, Facebook, Whatsapp,

sms, telepon. Strategi untuk masuk ke dunia anak

muda atau menarik perhatian anak muda dari segi

pemograman, kita menampilkan materi yang ringan

misalnya info musik, juga menyajikan musik yang

update. Dari perspective programming pendekatan

paling gampang untuk menarik perhatian anak muda

atau incoming generation adalah lewat musik. Lewat

peminatan anak muda kita buatkan program

connected generation dan Muda Tapi Luar Biasa.

Program itu kita buat berlandaskan dari sebuah telaah

hasrat orang untuk tampil narsis selfie, jadi kita

berikan wadah kepada mereka untuk tampil ,

memunculkan kelompok mereka, komunitas mereka,

atau karya mereka dalam sebuah acara connected

generation dan muda tapi luar biasa…”

( Iman Dwihartanto, 9 Juni 2016, personal interview)

Informasi dan musik menjadi 2 bagian penting dalam program

Radio Suara Surabaya. Informasi harus dicari yang bersifat universal tapi

kemudian informasi yang spesifik.

“…Informasi universal dalam program Radio Radio

Suara Surabaya yaitu mempelajari sebetulnya setiap

orang umur berapapun butuh apa sebenernya, kalau

mau dengerin Radio Suara Surabaya tu butuh apanya,

maka kita mencari-cari dari riset-riset segala macam

dan mempelajari habit dari orang bahwa informasi

6

Hasil wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara Surabaya,

pada tanggal 9 Juni 2016.

53

yang paling ideal itu di radio itu apa. Kemudian

secara lebih spesifik saya harus mulai masuk kepada

program-program yang fokus. Kalau misalnya saya

mau nembak ke konsumen yang lebih muda maka

berarti saya harus punya program yang dedicated

untuk itu. Didedikasikan memang untuk anak muda.

Maka kemudian salah satu ikon yang paling dikenal

oleh Radio Suara Surabaya saat ini adalah Muda Tapi

Luar Biasa (MTLB)…” (Errol Jonathans, 9 Juni

2016, personal interview)

Muda Tapi Luar Biasa adalah salah satu program Radio Suara

Surabaya untuk anak muda. Karakternya adalah menampilkan anak-anak

muda atau isu-isu yang ada di anak-anak muda, yang itu mencerminkan

tentang kreativitas kemudian keberanian untuk mencoba sesuatu dan

dunia-dunia spesifik anak muda. Aktifitas dan kepentingan yang spesifik.

Lalu di program mini features MTLB mengangkat tentang anak-anak

muda yang melakukan prestasi dalam bidang-bidang yang selama ini

jarang kita tahu terutama generasi yang lebih tua, jadi misal start up

business dalam bidang apa atau punya prestasi dalam bidang olahraga,

pendidikan, atau yang lainnya yang menjadi bagian dari kegiatan anak

muda. Jadi dalam program ini, Radio Suara Surabaya menonjolkan tentang

anak muda, tetapi karakter dari MTLB adalah tentang keberanian dan

kreatifitas. Untuk dewasa, Radio Suara Surabaya juga punya program

yang lain, yang itu lebih menampilkan tentang pengalaman dan wisdom.

Tapi perbedaaan konkritnya orang-orang tua ini sekarang sudah tidak

seberani yang muda dalam memutuskan sesuatu banyak dipikir banyak

pertimbangan. Dua kutub ini berbeda sekali sehingga karakter anak muda

ditonjolkan, kemudian dikembangkan dalam talkshownya selama satu jam

54

seminggu sekali itu kemudian banyak mendalami tentang hal-hal yang

menjadi kepedulian , kepentingan dan kebutuhan dari anak-anak muda. 7

“…Dari kacamata programmer siaran atau program

untuk anak muda ini dibuat dikreasikan khusus dan

tidak setiap hari jadi topik yang diangkat juga harus

spesifik berbeda dengan program siarann Suara

Surabaya yang lainnya seperti kelana kota. Muda tapi

luar bisa dan Connected Generation sangat topical

dan khusus. Connected Generation topiknya bisa

tentang kumpulan orang , hobi, karya. MTLB lebih

spesifik lagi karna usianya sudah di patok muda 20

tahunan – 35 tahun kebawah. MTLB sosok

berprestasi dalam hal apapun misal kesenian,

olahraga, disiplin ilmu, iptek atau riset dan

sebagainya. Kita berangkat dengan menggunakan

istilah the voice to the voiceless beri suara pada

mereka yang ingin bersuara…”( Iman Dwihartanto, 9

Juni 2016, personal interview)

Radio Suara Surabaya pernah menghadirkan seorang tamu yang

bisa dibilang tidak memiliki prestasi akademik juga tidak punya prestasi

olahraga, kesenian, tapi dia berhasil mencatat sebuah terobosan dalam

dunia politik contohnya Bupati Trenggalek, Emil Dardak dan wakilnya,

Kang Ipin. Pada saat beliau tampil di pilkada dan terpilih beliau belum

punya kreasi apapun, beliau hanya muncul di pilkada dan muncul dengan

suara terbanyak itu sudah sebuah prestasi menurut Radio Suara Surabaya

sebagai sosok muda umurnya masih dibawah 25 tahun sudah terpilih

menjadi seorang bupati. Emill Dardak dan Kang Ipin diundang secara

terpisah dan tampilkan di MTLB keluarbiasaannya itu adalah karena dia

sosok muda yang berani masuk di dunia politik untuk membangun sebuah

wilayah daerah kota, daerah tapi belum punya karya pada daerah itu,

beliau hanya muncul di pilkada dan menang. Karena cangkupnya cukup

luas kita tidak membatasi.

7 Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Radio Suara Surabaya, pada tanggal 9

Juni 2016

55

Prestasi yang diangkat di MTLB tidak hanya prestasi akademik

tapi juga prestasi dibidang kemanusiaan, sosial. Untuk sumber dari MTLB

ini dari mulut ke mulut dari dinas sosial, kadang dari pemkot terkadang

ada usulan dari sosok-sosok komunitas. Tidak perlu juara, yang penting

sudah melakukan sesuatu untuk wilayahnya atau kota dimana dia tinggal,

itu prestasi.

Sedangkan untuk Connected Generation, diupayakan komunitas

yang berperestasi atau komunitas yang berbuat sesuatu bukan komunitas

yang setiap malam minggu nongkrong dipinggir jalan, yang ditampilkan

adalah komunitas yang bisa memberi inspirasi menggugah kepedulian

kepada khalayak. Radio Suara Surabaya pernah mengundang komunitas

superman dari Surabaya, collector boneka, gantungan kunci, baju

superman, dsb semua tentang superman. Ternyata komunitas superman di

Indonesia ada di semarang, Jakarta dan mereka kumpul, dan meraka setiap

kumpul pasti mengadakan kegiatan amal, tidak hanya sekedar kumpul,

makan-makan, pamer koleksi atau bahkan jualan dan hasilnya dipakai

untuk kemanusiaan. Kesulitan dari program ini adalah mencari orang,

mengsinkronkan jadwal antara jadwal tamu dengan jadwal radio, jadi

kalau tidak bisa tampilkan yang ini kita tampilkan topik yang berbeda lagi

tapi sama jadi kita putar mana yang fleksibel. 8

Selain On Air, ada juga kegiatan non air dari program untuk anak

muda MTLB. Untuk non air MTLB Suara Surabaya pernah mengundang

Raditya Dika, Daniel Mananta, pernah mengundang juga founder Kaskus

di Hall Suara Surabaya mengundang 500 orang. Sementara pada

kesempatan yang lain Radio Suara Surabaya juga membuat economi

outlook mengundang top bussines man Surabaya karna yang datang

pengamat ekonom acara untuk orang dewasa untuk eksekutif dan

sebagainya. 9

8Hasil wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara Surabaya, pada

tanggal 9 Juni 2016. 9Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Radio Suara Surabaya, pada tanggal 9

Juni 2016.

56

5.1.4 Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat

Anak Muda

Selain lewat strategi programming untuk anak muda, strategi lain

dari Radio Suara Surabaya untuk menarik minat anak muda adalah

berbagai macam kegiatan non air untuk anak muda. Kegiatan non air itu

diantaranya Kunjungan, campus visit, memanfaatkan program seperti jazz

traffic festival , MLD Jazz untuk menghadirkan anak muda di acara non

airnya suara Surabaya.

“…Anak muda kita kenalin dulu. Mau tidak mau

diakui dari sejumlah kunjungan ke beberapa kampus

kalau kita bertanya siapa yang sering mendengarkan

Suara Surabaya itu sangat kurang dari 20%. Stretegi

spesifik seperti apa ya kita mau nggak mau eksis di

mereka kadang kita ganggu kenyamanan mereka

dengan info-info seputar mereka dari sisi hobi dan

sebagainya. Satu diantaranya menghadirkan sebuah

kegiatan non air kampung perubahan sekaligus

mengenalkan brand Suara Surabaya itu ada. Harus

melakukan inovasi lewat program dan juga konten

disiaran merupakan senjata paling penting dalam

suguhan mata acara . Menghadirkan info yang umum

menjadi kepentingan anak muda seperti teknologi,

trend gaya hidup dilingkungan muda seperti

makanan, sampai tempat hang out kita ekspos,

aktifitas mereka kita buat kita tarik ke siaran…”

( Iman Dwihartanto, 9 Juni 2016, personal interview)

Program non air lainnya adalah punya Surabaya Urban Culture

Festival untuk all people untuk brand awareness memelihara brand

positioning, ada Jazz Trafic Festival dan event-event yang lain.

“…Radio Suara Surabaya pernah membuat Tur

edukasi untuk anak SMP dan orang tua tidak boleh

ikut tapi sudah lama dan sudah tidak dilakukan lagi

karna anak-anak sekarang sudah beda. Sebenernya itu

57

adalah strategi pendekatan kepada orangtuanya. Tapi

itu adalah bagian dari pengenalan tentang Suara

Surabaya. Jadi minimal di top of mind mereka itu

ketika ditanya “tau suara surabaya” “tau” “dengerin”

“enggak” nggak papa. Makannya lalu di Suara

Surabaya ada banyak kunjungan anak TK, kita

terima. Anak TK – kelompok profesi. Penting

menerima kunjungan dari anak TK kalau gurunya

sampe memutuskan untuk kunjungan ke SS berati

ada something, minimal dari sisi gurunya. Kemudian

menyebarkan informasi atau knowledge kepada anak

yang lebih muda, ini lo Suara Surabaya, apasih

asiknya jadi penyiar. Kadang anak muda terutama

yang bermobil mereka akan sebel karna ketika di

mobil orang tuanya hanya mendengarkan SS untuk

mendapatkan informasi di jalan. Tapi mereka jadi tau

ada namanya Radio Suara Surabaya. Saya misalnya

pas ngajar di kuliah kuliah tamudi Surabaya terutama

untuk semester 1 saya tau ini pasti SMA banget, Saya

selalu bertanya “siapa yang tau Suara Surabaya”

banyak yang jawab tau, siapa yang mendengarkan

tinggal sedikit, tau SS darimana saya mulai gali,

banyak macam jawaban ada yang terpaksa

dengerin,soalnya semobil sama orang tua, atau di

rumah papa mama dengerin Suara Surabaya terus

lama lama terbiasa. Sebenernya ini bagian-bagian

untuk menebar benih. Panennya nanti, tetapi brand

awarennes sudah harus diberikan dari awal. Sehingga

saya tidak keberatan ketika saya diminta berbicara

kepada anak kelas 3 SMA yang mau masuk kuliah

supaya mereka sudah punya pilihan mau masuk ke

jurusan apa fakultas apa. Lalu dikenalkan beberapa

pengenalan profesi diantaranya adalah profesi media,

entah itu jurnalis atau broadcaster dsb. Saya menjadi

pembicara tentang dunia media massa dunia

radio,dunia jurnalis, broadcaster Itu menjadi sarana

bagi saya untuk mulai membangun bibit-bibit benih-

benih menarik calon pendengar. Saya mulai

menceritakan pengalaman-pengalaman saya,

keasikan menjadi orang media seperti apa, siapa

bilang orang media tidak bisa hidup, tidak bisa

menjadi profesi, mesti belajar apa mesti punya

kompetensi apa...” (Errol Jonathans, 9 Juni 2016,

personal interview)

58

Selain itu, Radio Suara Surabaya secara umum berbicara tentang

kekinian. Karena kekinian adalah bagian dari anak muda. Tapi bagi yang

dewasa kekinian juga harus tahu. Karena bagi mereka yang dewasa yang

sudah mempunyai anak harus paham kehidupan anak-anak mereka seperti

apa. Kekinian itu yang ditampilkan secara umum sehingga itu berlaku

untuk new consumers dan berlaku juga untuk orang-orang yang sudah

eksis sebagai pendengar Radio Suara Surabaya.

“…Radio Suara Surabaya itu harus ngomong sesuatu

yang akan terjadi kedepan dan orang belum bicara itu

sekarang. 2 tahun sebelum terjadinya MEA, Radio

Suara Surabaya sudah ngomongin itu tetapi banyak

orang yang belum care. Jadi Radio Suara Surabaya

harus antisipatif. Kita mesti pintar-pintar

menganalisa, membaca gejala jaman tanda-tanda

jaman apa yang akan terjadi 5 tahun kedepan 10

tahun kedepan, kota ini bakal kayak apa kehidupan

masyarakatnya kayak apa. Interaksi dengan dunia

luar itu kayak apa globalisasi implementasinya yang

sekarang itu kayak gimana dan mengikuti perilaku

baru ini setengah mati terutama untuk generasi tua

seperti saya begini. Saya harus tau, tim saya mesti

ngerti. Tugas saya adalah mengingatkan mereka

tentang ini terus walaupun secara technically, saya

sudah tidak menguasai lagi. Radio Suara Surabaya

kalau tidak ada disitu, game over. Makannya media

yang bagus itu adalah kalau dia mampu menjadi

trendsetter, bukan followers. Media ini akan

menciptakan followers-followers…” (Errol

Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

Radio Suara Surabaya tidak mau terlalu memperbanyak program

untuk anak muda, karna nanti akan berkesan Radio Suara Surabaya

menjadi radio dengan format untuk anak muda. Lebih baik ditebar ke isu

jam yang lain seperti Kelana Kota dan program musik di Radio Suara

Surabaya dengan lagu update dan juga legendaris. Alasan Radio Suara

Surabaya play 1 jam hanya 2 lagu karena format Radio Suara Surabaya

59

yang memang adalah news dan interaktif dan ini yang menjadi kebutuhan

publik.

“…Dalam paradigma saya, radio bukan lagu. Harkat

radio yang terbesar dan juga dalam sejarah sudah

dibuktikan adalah bahwa informasi adalah yang bisa

mengangkat harkat radio karna di era dulu perang

dunia kedua radio menjadi sumber informasi untuk

peristiwa besar dan sampai hari ini radio masih

digunakan untuk informasi yang sifatnya strategis,

karena radio murah, radio sekarang sangat gampang

diakses tidak perlu pakai pesawat radio tapi cukup

dengan gadget, mau terrestrial, streaming atau pakai

aplikasi semua bisa jadi sekarang dengan radio jadi

lebih mudah. Dimanapun kapanpun siapapun

memudahkan radio hari ini, kemudian apa yang bisa

membuat radio menjadi penting adalah informasi.

Potensi terbesar radio bukan di lagu terutama untuk

sekarang, disini tempat orang bisa curhat, orang bisa

meminta bantuan orang lain, orang bisa membangun

network, bisa membangun gerakan. Kalau bicara

menggunakan text, limited. Karakteristik radio ini

yang menjadi kekuatannya. Kenapa Radio Suara

Surabaya menjadi sukses karena Radio Suara

Surabaya menjadi lembaga sosial bukan lagi radio

dalam pengertian yang sempit radio yang identik

dengan lagu. Sehingga sangat disayangkan jika radio

hanya digunakan untuk lagu. Radio Suara Surabaya

harus menampilkan what happening di dalam

kehidupan masyakat…” (Errol Jonathans, 9 Juni

2016, personal interview)

5.1.4.1 Radio Suara Surabaya dan Internet Sebagai Media

Sosial

Teknologi internet mengalami perkembangan terus menerus

dengan munculnya fasilitas untuk mengakses informasi.

Perkembangan terakhir adalah digunakannya sebagai media sosial

(social network) melalui Facebook, Twitter, Blog (My Space), Path,

Instagram dan masih banyak yang lainnya. Kenapa disebut media

sosial karena masalah sosial (interaksi sosial) yang dimediasi oleh

60

media. Darmastuti (Cangara, 2013:131) menyebutkan begitu bebasnya

penggunaan internet untuk jejaring sosial, sehingga melahirkan

sejumlah pengaruh pada perilaku manusia dalam berkomunikasi

maupun dalam hubungan antarmanusia. Internet membebaskan

informasi serta penggunanya adalah salah satu yang terkuat pada

tahun-tahun awal, dan dipandang sebagai dasar bagi sebuah batasan

baru. Gambaran tentang perbatasan baru itu menjadi metafora kuat

bagi apa yang David Silver sebut sebagai “popular cyberculture”

(budaya maya populer) yang merujuk pada periode pendidikan

kemasyarakatan atas populasi ke dalam daya pikat internet. (Holmes,

2012:103)

“…Keberadaan internet adalah sebuah

keberadaaan yang mau tidak mau kita harus ada

dan dari sisi produk, internet sebagai sebuah

outlet alternative untuk mereka yang tidak

mendengarkan radio, sebagai suplemen

komplementer. Pararel bersama sama kita treet

konsumen yang diradio seperti apa yang di

netizen seperti apa. Seperti dan E100 di

Facebook dan Twitter dan Youth SS fm yang

memang menggunakan bahasa yang agak anak

muda, lebih muda lebih alay. Kita buatkan acara

kita buatkan program untuk anak muda agar bisa

tampil. Karna sederhana prinsipnya Radio Suara

Surabaya kalo dari sisi kacamata siaran kami

berusaha sesuatu yang mungkin ideal banget ya,

kami berusaha memberikan suara kepada yang

tidak bisa bersuara. The voice to the voiceless.

Karna di Radio Suara Surabaya menggunakan

ranah publik kita harus memperlakukan mereka

sebagai orang yang layak ditampilkan. Mungkin

ini yang dimaksud idelalisme…”

( Iman Dwihartanto, 9 Juni 2016, personal interview)

Radio Suara Surabaya menjadikan internet sebagai salah

satu strategi untuk menarik pendengar seperti anak muda yang

61

sudah based on gadget dan tidak bisa lepas dengan internet. Seperti

penggunaan e100 di Facebook, @e100ss di twitter, dan khusus

untuk anak muda, Suara Surabaya media membuat twitter khusus

untuk anak muda dengan bahasa yang menyesuaikan anak muda

yaitu @Youthssfm.

Alasan radio harus berkonvergensi dengan media sosial,

untuk meningkatkan pendengar radio, radio mendapatkan nilai

tambah, menarik perhatian non-listener, karena cara masyarakat

berkomunikasi sudah berubah, dan meningkatkan pemasukan iklan

dari beragam media. Radio, web, dan media sosial harus saling

mendukung satu sama lain. Penyebaran informasi disesuaikan

dengan karakter masing-masing mediumnya.10

“…Jurnalisme Warga adalah alasan kenapa

Radio masih relevan. Saat radio berkonvergensi

dengan internet dan media sosial, dampaknya

akan jadi luar biasa lebih kuat…”(Errol

Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

Gambar 8. Tampilan Twitter @youthssfm Suara Surabaya FM

Sumber: Radio Suara Surabaya,2016

10

Hasil wawancara dengan Eddy Prastyo New Media Manager Radio Suara Surabaya pada tanggal

9 Juni 2016.

62

Gambar 9. Tampilan Facebook Suara Surabaya FM

Sumber: Radio Suara Surabaya,2016

Gambar 10. Tampilan Twitter @e100ss Suara Surabaya FM

Sumber: Radio Suara Surabaya,2016

5.1.4.2. Strategi Komunikasi Khusus Radio Suara Surabaya

Menarik Minat Anak Muda

Radio Suara Surabaya memiliki strategi khusus menarik

minat anak muda, Strategi spesifik tersebut adalah harus selalu

mengamati tentang target orang muda ini.

“…Saya menganjurkan kepada teman-teman tidak

cukup dengan riset. Bisa saja secara formal kita

melakukan dengan riset tetapi saya meminta semua

orang di Radio Suara Surabaya terutama yang sangat

terkait dengan produksi, marketing, be there! gaul,

datanglah ketempat target orang-orang muda ini biasa

63

ngumpul biasa keliatan. Kadang mereka punya event

saya bilang “be there” datanglah kesana liat, pelajari

karakternya, apa yang biasa diomongin, gimana

tingkah lakunya kita mesti paham situasinya. Semua

aktifitas mereka, mereka nongkrong di kafe, mereka

buka ipad pasti selalu mencari kafe yang pake wifi.

Perilaku seperti itu tidak ada di generasi saya, jadi

kita mesti disana, bukan cuma dari riset. Ketika ada

event untuk anak muda , bazaar anak muda

pertunjukan music untuk anak muda amati perilaku

mereka lifestyle mereka, busana mereka gaya

hidupnya kayak apa pasti very different. Termasuk

saya sudah berani menyimpulkan orang tua seumur

saya tidak boleh sakit hati terhadap perilaku kelakuan

mereka yang sekarang ,dalam paradigm kita,dulu

diajarkan unggah-ungguh, anak sekarang tidak ada

yang unggah-ungguhnya seperti referensi saya, tapi

apakah itu mereka jadi kurang ajar, jangan jangan

nggak juga, cuma kita aja yang perilakunya ngga

sama. Buat mereka mungkin itu praktis dan tidak

bertele-tele. Perilaku anak muda sekarang yang mesti

kita pelajari “be there”. Penyiar-penyiarku yang top

yang senior anaknya sudah remaja semua mereka

juga harus tau. Jadikan anak-anakmu sebagai

laboratorium, pelajari. Jadi konsepnya bukan “just to

know tapi you have to be there”, sayapun melakukan

itu. Saya cari center-center anak muda itu dimana

sekali-kali saya nongkrong terutama Surabaya barat

itu paling banyak. Mungkin buat saya itu hedonis tapi

buat mereka itu adalah cara hidup mereka. Narsisme

itu saya harus belajar, saya harus bisa terima itu

bukan dengan sinisme, problemnya orang tua itu

penuh sinisme. Saya ngga bisa, ini konsumenku kalau

saya ingin SS longlife saya harus tau mereka, lalu

harus memikirkan supaya mereka happy bisa narsis

di SS itu kayak gimana pake sarana apa. Secara

spesifik semua orang di SS saya minta pada level

apapun pahami ini. Upayakan kita datang kesana

sendiri, kita harus punya inisiatif, selain secara

formal dengan riset, kalau riset hanya keluar analisa

dan angka. Tapi saya bilang kita bisa tau persis nggak

kayak gimana wujudnya. Jadi misal di Surabaya ada

pameran indie clothing, datanglah kesana apa

maksudnya indie clothing itu. Perusahaan tidak akan

64

memfasilitasi tapi harus inisiatif pribadi karna nanti

ukurannya gampang kok, kamu gaul atau enggak gitu

aja kamu cocok untuk Radio Suara Surabaya masa

depan atau tidak. Saya bilang, kamu tidak perlu untuk

mengubah kepribadianmu tau-tau perilakumu aneh

sepulang dari sana jadi aneh buat saya karna tidak

sesuai umurmu bergaya seperti anak muda itu anda

tidak perlu menjadi seperti itu. Kita adalah actor,

actor itu sekali kali diberi peran antagonis tapi kan

saya tidak perlu mengubah karakter dan kepribadian

saya menjadi seperti yang seperti yang saya

perankan. Sama halnya dengan broadcaster media

begitu, pelaku media juga sama buat saya…” (Errol

Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview)

Selain program on-air dan non-air untuk anak muda, Radio

Suara Surabaya memiliki strategi khusus yaitu “be there”, yang

artinya orang-orang yang bekerja di Radio Suara Surabaya harus

datang langsung ke tempat anak muda biasanya berkumpul,

mengamati secara langsung tidak hanya dengan riset. Sehingga

mereka bisa mengetahui secara langsung apa yang sedang menjadi

trend anak muda saat ini. Sehingga tidak ketinggalan jaman atau

kurang update “kudet”. Bisa mengetahui apa yang diinginkan anak

muda mulai gaya hidup, keinginan dan yang menjadi kebutuhan

anak muda, sehingga dalam membuat program on-air atau non-air

tentang anak muda, Radio Suara Surabaya selalu update.

5.1.5 Media yang Digunakan Radio Suara Surabaya

Salah satu unsur strategi komunikasi menurut Lasswell adalah In

Which Channel? Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari

komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung

maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik).11

11

http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh

pada tanggal 28 September 2015 pukul 15.00

65

Radio Suara Surabaya menggunakan banyak media untuk

menyampaikan pesan kepada pendengarnya. Media ini juga digunakan

Radio Suara Surabaya untuk menarik calon pendengar baru khususnya

anak muda. Media yang digunakan adalah Radio itu sendiri, website, free

magazine, media sosial seperti twitter dan facebook.

“…Untuk media sosial lain seperti instagram belum

karna Radio Suara Surabaya belum menemukan

formula yang cocok untuk radio seperti apa. Radio

Suara Surabaya tidak perlu menjadi yang pertama,

tetapi ketika Radio Suara Surabaya menggunakan

Facebook atau Twitter keliatan konvergensinya

dengan radio dan tu yang tidak ada di Facebook dan

twitter lain. Saya juga ingin instagram kita akan

masuk tetapi belum karna kita mesti menemukan

formula yang pas dalam konteks konvergensi. Karna

saya juga tetep mempertahankan media cetak karna

free magazinenya Radio Suara Surabaya juga banyak

yang butuh, ngga semua orang nyaman melihat layar

kecil seperti di gadget. Keunggulannya utama

magazine tidak perlu charging battery. Jadi kalau

membicarakan soal mainstream media itu berati

radio dan majalah. Untuk media baru berati website.

Media yang lebih baru lagi berati media sosial. Buat

kita punya media ini bukan berati semua berdiri

sendiri tetapi harus diintegrasikan, harus di

konvergensikan karna sangat disayangkan jika berdiri

sendiri padahal kalau bisa dijadikan satu luar biasa

walaupun nanti disamapikan dengan angle yang

berbeda dan tampilannya harus berbeda sesuai

dengan karakteristik medianya…” (Errol Jonathans, 9

Juni 2016, personal interview)

5.1.6 Efek yang Diharapkan Radio Suara Surabaya

Komponen terakhir srategi komunikasi menurut Lasswell adalah

With What Effect ? (dampak/efek) Dampak/ efek yang terjadi pada

66

komunikaan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti

perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.12

Jargon lama media , trilogy media adalah to inform, to educate,

and to entertain. Maka radio terutama untuk target anak muda ini tetap

harus punya pendekatan pada 3 fungsi besar ini walaupun ekspresinya

yang nanti harus menyesuaikan. Tetapi Suara Surabaya Media harus

menjadi sumber informasi terutama karena namanya Suara Surabaya dia

harus sungguh-sungguh menjadi representasi Surabaya. To educate, Radio

Suara Surabaya harus menjadi media tempat orang belajar bukan cuma

sekedar terinformasikan tetapi kita bisa belajar banyak hal dari

pengalaman orang lain dari berinteraksi mendengarkan interaktifnya orang

lain narasumber bicara dan sabagainya. To entertain bukan menghibur jadi

saya tidak mau terlalu sempit di hiburan tapi menyenangkan. Orang

senang mendengarkan Radio Suara Surabaya walaupun isinya hanya

membicarakan informasi saja, lagunya hanya 2 dalam satu jam tapi

menyenangkan mendengarkan Radio Suara Surabaya, tidak membosankan

tidak terdengar kuno, tetapi Radio Suara Surabaya update, Radio Suara

Surabaya sungguh-sungguh sesuai dengan jaman jadi menyenangkan.

Kalau pendengar mereka terinformasikan teredukasi dengan suasana yang

menyenangkan, tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan Radio Suara

Surabaya. Ketiga trilogy ini penting, karna ini 3 fungsi yang harus

dijalankan oleh Suara Surabaya.

Efek yang terpenting adalah efek sosial dan efek bisnis. Radio

Suara Surabaya lembaga bisnis tetapi penggabungan bisnis dan sosial ini

tidak perlu dibenturkan harus di blending bahwa Radio Suara Surabaya itu

bisa terus besar dan berkembang manakala bisnisnya bagus karena kalau

bisnisnya terpuruk kita tidak bisa membuat produk yang baik. Produk

yang baik dibutuhkan bisnis yang baik. Bisnis yang baik membutuhkan

produk yang baik, ini akan menjadi sirkulasi produk kita terus bisa kita

12

http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh

pada tanggal 28 September 2015 pukul 14.30

67

perbaiki bisa perbaharui kalau bisnis baik. Karna bisnis yang baik itu juga

menyangkut tingkat ras, kepercayaan.13

“…Efek media yang saya harapkan itu Radio Suara

Surabaya tetap terpercaya kemudian Radio Suara

Surabaya menjadi kebutuhan menjadi bagian dari

kehidupan mereka. Anak anak mudapun juga harus

memiliki perasaan yang sama . Radio Suara Surabaya

tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan mereka

berarti Radio Suara Surabaya gagal , walaupun tidak

sepanjang hari mendengarkan Radio Suara Surabaya

tapi mereka tahu ketika butuh sesuatu informasi

mereka harus aksesnya di Radio Suara Surabaya.

Seperti anda ingin apa anda tahu harus kemana.

Radio Suara Surabaya harus pada posisi yang disitu

butuh pertolongan, informasi telepon Radio Suara

Surabaya… (Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal

interview)

5.1.7 Radio dan Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi adalah kemudahan akses. Kemajuan

teknologi menyebabkan segala sesuatunya kini bisa dinikmati dari

genggaman tangan saja. Radio, Televisi, Koran, Cinema , semua sudah

bisa diakses melalui perangkat smartphone dan sejenisnya. Masalahnya,

sekarang tinggal apakah “sensasi rasa” dalam menikmati konten Radio,

Televisi, Koran, Cinema melalui genggaman tangan itu lebih baik / sama /

lebih buruk daripada ketika menikmati konten tersebut secara tradisionil?

Kehadiran sarana seperti gadget hanyalah mempermudah akses terhadap

konten. Tetapi bagaimana kualitas antara konten tersebut dengan

pendengar / pembaca / pemirsa / penonton, tentu saja tidak serta merta

menjadi baik. (Prayudha, 2013:185)

Teknologi menjadi bagian yang penting bagi sebuah radio. Kenapa

teknologi itu penting karena radio adalah teknologi. Jati diri radio adalah

teknologi. Radio berubah dan berkembang karena teknologinya berubah. 13

Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya Media, pada tanggal 9

Juni 2016

68

“…Bagi saya keniscayaan radio itu sangat

dipengaruhi oleh teknologi . Untuk anak muda karena

kehidupan anak muda juga based on technology

maka otomatis radio terdampak, radio juga harus

menyesuaikan dengan platform teknologi yang

dipakai anak muda . Bahkan sebetulnya kehidupan

semua manusia jaman sekarang itu based on

technology . Kalau kita tidak mau menggunakan

teknologi berati kita akan hidup di masa lampau.

Perkembangan teknologinya berpengaruh dan itu

akan mengubah tata cara orang berkomunikasi dan

berinformasi…” (Errol Jonathans, 9 Juni 2016,

personal interview)

Radio adalah medium komunikasi dan informasi . Jika ternyata

teknologi mengubah tatacara, maka radio harus mengubah tata caranya

juga. Bahkan bukan sekedar tata cara tapi juga wujud produknya. Dulu

tidak ada konsep radio visual, radio hanya audio. Sekarang sudah muncul

radio visual . Teknologi memberikan peluang itu, dan kebutuhan audience

yang tidak cukup dengan audio mereka juga membutuhkan teksnya

gambarnya. Paling tidak itu yang memberikan keyakinan bahwa radio itu

menjadi update dan mengikuti perkembangan jaman.14

“…Saya tidak mau terlalu menggebu radio mengikuti

perkembangan jaman kalau hanya mengikuti

trendnya tidak ada gunanya. Tetapi yang esensial

buat saya adalah radio harus masuk kesana karna

itulah cara generasi baru cara masyarakat sekarang

mengakses radio. Kalau hanya mengikuti trend

teknologi belum tentu usefull tetapi yang saya harus

ikuti masyarakat ada di platform teknologi yang

mana sekarang. Yang untuk itu radio harus kesana

juga. Orang mulai berinteraktif dengan Radio Suara

Surabaya lewat media sosial, kirim gambar. Jangan

memusuhi teknologi baru, Jangan menganggap

teknologi baru sebagai ancaman. Sekarang

14

Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya Media, pada tanggal 9

Juni 2016.

69

bagaimana caranya agar anak muda tidak keberatan

mendengarkan audionya di radio ketika anak muda

jaman sekarang lebih asik pada gadget dan internet,

karena gambar dan teks yang disukai anak muda

sering tidak cukup menjelaskan. Di teks dan gambar

tidak ada emosi. Emosi ada di suara. Saya

mempelajari riset-riset yang terbaru tentang gadget

secanggihnya gadget mayoritas tetap dipakai untuk

ngomong. Tetap untuk nelpon dan tidak semua

nyaman dengan teks kenapa karena emosi dalam

suara tidak dapat tergantikan dengan teks dan gambar

tapi teks dan gambar bisa melengkapi suara. Maka

perkembangan teknologi saat ini buat saya secara

poistif thinking mari kita lihat opportunitynya,

mengancam ? jelas mengancam karena ada hal yang

tidak ada di radio yang kita bisa dapatkan di gadget

ini. Karena karakter medianya. Ini radio bukan media

bergambar, jadi jangan bersaing dengan gambar. Tapi

bagaimana gambar itu menjadi bagian dari audio kita.

Jadi citizen journalism Radio Suara Surabaya saat ini

bukan hanya berbicara tapi ketika ada kejadian

mengirimkan gambar dan sudah menjadi habit saat

ini sehingga membantu tim di siaran dan penyiar juga

bisa mengomentari gambar yang dikirim oleh

konsumen Radio Suara Surabaya. Ini yang dimaksud

dengan konvergensi…” (Errol Jonathans, 9 Juni

2016, personal interview)

Bagi Errol Jonathans, teknologi baru akan menjadi ancaman bagi

Radio Suara Surabaya sebagai ancaman akan jadi ancaman jika dilihat

sebagai opportunity akan menjadi opportunity. Akan menjadi ancaman

jika gagal memanfatkan, namun sebaliknya, jika mampu memanfaatkan

itu maka akan menjadi peluang. Radio tidak bisa mengatakan kalau radio

yang paling penting. Internet dan media sosial tidak bisa mengatakan dia

yang paling penting, yang paling penting adalah bagaimana media bisa

70

menciptakan banyak outlet stand dengan memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing dengan fungsinya. 15

“…Kekuatan radio tidak bisa dikalahkan dengan

yang media lain. Tapi jangan radio secara bodoh

bersaing dengan televisi karena ingin menjelaskan

gambar secara jelas-jelasnya malah jadi ngga jelas

gambar yang paling enak ya liat ditelevisi. Tapi bagi

orang yang sedang driving tidak ada kesempatan

menonton TV. Tapi dengan radio orang bisa

mendengarkan radio dengan melakukan kegiatan lain

tanpa harus stay. Dengan kekurangan radio yang

hanya sekali dengar, seiring perkembangan teknologi

sekarang di Radio Suara Surabaya ada radio on

demand , kita bisa dengar lagi di website SS.

Teknologi hanya alat. Radio Suara Surabaya harus

masuk di alat itu kalau mau eksis. Itu semua ongkos

jelas itu ongkos makannya bisnisnya mesti bagus.

Jadi yang dilakukan oleh Radio Suara Surabaya itu

very complicated dibandingkan Radio yang lainnya.

Dan ini berpengaruh pada kualitas orang ada

beberapa orang yang susah berubah dia lebih asik di

radio , SDM saya…” (Errol Jonathans, 9 Juni 2016,

personal interview)

Paradigma kita harus luas terus harus terbuka terus seiring

perkembangan jaman. Radio pun harus berubah. Tapi jati diri radio yang

audio itu jangan dilemahkan. Karna audio radio lebih dahsyat dari

audionya TV karna TV sudah ada gambarnya. That is the power of radio,

tapi kelemahan radio tadi yang selintas, dulu teori radio yang tidak

terdokumentasi sekarang sudah diruntuhkan oleh radio on demand.

Kemudian radio pancarannya terbatas sekarang sudah diruntuhkan oleh

streaming. Sekarang sudah menjadi kekuatan karena radio sudah

15

Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya Media, pada tanggal 9

Juni 2016.

71

streaming. Terutama mengikuti perkembangan teknologi yang

implementatif di dipakai publik. 16

“…Jika kita hanya mengikuti teknologi saja kadang

tidak sesuai dengan kebutuhan. Karna teknologi

kadang menawarkan sesuatu yang kadang publik

tidak pake. Kadang terlalu cepat teknologinya kan

lebih cepat dari publik ketika publik belum in disitu

kita sudah main disitu kan sia-sia .Jadi buat saya

poinnya kadang kita harus adaptif dengan teknologi

yang implementatif di publik…”(Errol Jonathans, 9

Juni 2016, personal interview)

5.1.8 Refleksi Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa narasumber dari

Radio Suara Surabaya yaitu Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya

Media, Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio Suara Surabaya

dan Eddy Prastyo sebagai New Media Manager Radio Suara Surabaya,

Strategi Komunikasi yang dilakukan Radio Suara Surabaya untuk menarik

pendengar khususnya anak muda adalah dengan acara off air seperti

campus visit, Jazz Traffic Festival, MLD Jazz, kampung perubahan. untuk

menghadirkan anak muda di acara non air suara Surabaya. Cara Radio

Suara Surabaya mendekatkan diri dengan anak muda adalah dengan brand

awareness Radio Suara Surabaya kepada anak muda. Radio Suara

Surabaya harus eksis di anak muda dengan info seputar anak muda dari

hobi sampe yang menjadi gaya hidup anak muda. Radio Suara Surabaya

harus melakukan inovasi lewat program dan juga konten disiaran

merupakan senjata paling penting dalam suguhan mata acara .

Menghadirkan info yang umum menjadi kepentingan anak muda seperti

teknologi, trend gaya hidup dilingkungan muda. Strategi programming

16

Hasil wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO Suara Surabaya Media, pada tanggal 9

Juni 2016

72

Radio Suara Surabaya adalah dengan membuat program Muda Tapi Luar

Biasa dan Connected Generation. Selain on-air dari program MTLB, ada

juga kegiatan non-air MTLB untuk menarik minat anak muda. Selain itu,

Radio Suara Surabaya juga memanfaatkan New Media untuk menarik

minat anak muda seperti Twitter @youthssfm, @e100ss dan e100

facebook Suara Surabaya.

Strategi spesifik Radio Suara Surabaya untuk menarik minat anak

muda adalah dengan selalu mengamati tentang target orang muda ini tidak

hanya dengan riset tetapi yang lebih penting adalah meminta semua orang

di Suara Surabaya terutama yang sangat terkait dengan produksi,

marketing, “be there!” gaul, harus datang ketempat target orang-orang

muda biasa berkumpul. Ketika ada event anak muda, harus mengamati

dan datang secara langsung , mengamati karakter, tingkah laku dan

situasinya untuk mengetahui apa yang sedang menjadi kebutuhan anak

muda. Radio Suara Surabaya harus mempelajari semua aktifitas anak

muda, sehingga Radio Suara Surabaya tidak ketinggalan informasi dan

tetap mengikuti kekinian. Jadi konsepnya bukan “just to know tapi you

have to be there.”