BAB V STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI HIMPUNAN … V.pdfMaluku mengadakan rapat rahasia di tengah...
Transcript of BAB V STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI HIMPUNAN … V.pdfMaluku mengadakan rapat rahasia di tengah...
31
BAB V
STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI HIMPUNAN
PELAJAR DAN MAHASISWA MALUKU (HIPMMA)
SALATIGA
Pada bab ini penulis memaparkan analisis data berdasarkan konsep dan
metode pada bab sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian
yang disajikan dalam bentuk pola data, tema penelitian, dan motivasi subjektif
yang muncul dari partisipan. Kemudian dianalisis berdasarkan kategori partisipan,
sistem organisasi, klasifikasi data yang mengacu pada fokus penelitian. Pada
tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan,
catatan lapangan, dokumen dan data lain yang mendukung dikumpulkan,
diklasifikasikan dan dianalisis secara induktif.
5.1. Kegiatan Organisasi HIPMMA Salatiga
Hakikat dari pembangunan organisasi HIPMMA Salatiga adalah
untuk tujuan membangun perdamaian melalui kebersamaan baik secara
internal maupun eksternal.
1. Partisipasi di Kota Salatiga
HIPMMA turut serta dalam berpartisipasi pada pembangunan
Kota Salatiga melalui pesan perdamaian dan peringatan Hari Pattimura:
a. Pesan Perdamaian di Kota Salatiga
Menganut paham sebaik – baiknya konflik adalah melalui
diskusi intelektual maka sebagai salah satu organisasi dengan
mayoritas anggota adalah pelajar dan mahasiswa yang memiliki
pemahaman kritis di setiap permasalahan masyarakat, HIPMMA
bersama dengan organisasi lainnya membangun pesan perdamaian
untuk menjaga solidaritas kebhinekaan di Kota Salatiga. Salah satu
kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh HIPMMA berkaitan dengan
pesan perdamaian adalah Partisipasi pada GMKI (Gerakan Mahasiswa
32
Kristen Indonesia) Salatiga. Deklarasi perdamaian yang dilakukan di
Selasar Kartini paa tanggal 12 Agustus berisi poin penting sebagai
berikut:
a. Kami akan menjunjung tinggi Ideologi Bangsa.
b. Kami akan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
c. Kami akan merawat keragaman budaya Indonesia dalam rangka
merawat Indonesia.
d. Kami siap menjadikan Kota Salatiga sebagai Kota Percontohan
Kerukunan dan Perdamaian di Indonesia.
Gambar 5.1
Partisipasi HIPMMA bersama Organisasi Lain di Kota Salatiga (Sumber: Humas GMKI Salatiga: 29 Juni 2018)
HIPMMA juga aktif menjalin komunikasi dan bekerjasama
dengan organisasi mahasiswa lain yang memiliki latar belakang
berbeda - beda di Kota Salatiga seperti: Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Cabang Salatiga, KEMAMORA Maluku Utara, PERWASUS
Sumba, Mahasiswa Etnis Manado, Mahasiswa Etnis Toraja,
IKMAPOS Poso, PERKASSA Kalimantan, Mahasiswa Etnis Bali,
Mahasiswa Etnis Jawa, Mahasiswa Etnis Palembang dan IGMK Batak
Karo.
33
b. Peringatan Hari Pattimura
Thomas Matulessy atau sering dikenal dengan nama Pattimura
merupakn salah satu Pahlawan Nasional yang berasal dari Maluku
berjuang melawan penjajah Belanda.
Gambar 5.2
Peringatan Hari Pattimura Ke – 200 di Kota Salatiga (Sumber: Dokumentasi Humas HIPMMA, 15 Mei 2017)
Hari Pattimura identik dengan obor yang melambangkan
semangat juang Masyarakat Maluku terhadap tanah airnya. Di
Saparua, Maluku Tengah, 200 tahun yang lalu, masyarakat militan
Maluku mengadakan rapat rahasia di tengah hutan di puncak Gunung
Saniri di wilayah Desa Tuhaha. Dalam rapat tersebut para pemimpin
perang di Saparua memutuskan Pattimura diangkat sebagai Kapitan
Besar untuk memimpin perang melawan Belanda.
Ketua Bidang Seni Budaya HIPMMA, Novalina Wermasubun,
berdasarkan wawancara dengan peneliti pada tanggal 25 Mei 2018
mengutarakan bahwa budaya Maluku adalah jiwa persaudaraan.
34
“Dalam suatu organisasi kita dapat mengembangkan karya seni
dan budaya yang dimiliki dari budaya kita sendiri. Karakteristik
budaya yang dimiliki oleh HIPMMA sendiri yang saya ketahui
contohnya sepeti kain gandong yang di pakai waktu IICF kemarin
kain gandong merupakan suatu lambang untuk mempersatukan tali
persaudaraan antara satu dengan yg lain.”
Tradisi kain gandong yaitu sehelai kain berwarna putih yang
melambangkan simbol persaudaraan yang biasa digunakan pada prosesi budaya
pada negeri – negeri adat di Maluku.
2. Partisipasi pada Kegiatan Universitas
Perguruan Tinggi pada hakikatnya berkonsentrasi dalam
menyelenggarakan pendidikan dengan persamaan disiplin ilmu masing –
masing program studi. Selain rutin menyelenggarakan pendidikan, pada
periode tertentu fakultas di Universitas Kristen Satya Wacana mengadakan
serangkaian kegiatan untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa dan
dapat diikuti pula oleh berbagai partisipan di luar fakultas. Beberapa kegiatan
partisipasi HIPMMA dalam kegiatan di lingkup fakultas antara lain:
a. IUSTITA FESTIVAL
IUSTITA FESTIVAL merupakan acara musik tahunan Fakultas
Hukum UKSW yang bertujuan untuk mempererat solidaritas antar
mahasiswa.
Gambar 5.2
Partisipasi HIPMMA pada IUSTITA FEST 2018 (Sumber: Dokumentasi Humas HIPMMA, 15 Maret 2018)
35
b. Culture Day FISKOM
Culture Day merupakan acara tahunan dari Fakultas Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial UKSW sebagai wadah ungakapan cinta mahasiswa pada
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia.
Gambar 5.4
Tarian Pawela dan Kolaborasi Akustik HIPMMA (Sumber: Dokumentasi Humas HIPMMA, 14 Maret 2018)
Tarian Pawela merupakan salah satu seni budaya dari Provinsi
Maluku. "Pawela" (isi bagara) yang berasal dari Bahasa Maluku yang
artinya tidak bisa diam atau selalu gembira. Sekretaris HIPMMA,
Reimona Sapakoly berdasarkan wawancara dengan peneliti pada
tanggal 22 Mei 2018 di Kampus UKSW memberikan gambaran
pentingnya jalinan persaudaraan di antara mahasiswa Maluku melalui
kebudayaan:
“Untuk pengetahuan itu bisa kenal secara langsung
adat yang ada di Maluku, karena di Maluku terdapat
beberapa kampung serta desa yang beragam, dan dari
HIPMMA bisa kenal persekutuan anak rantau dan
"Hidop Orang Basodara."
Maluku tidak hanya memiliki satu budaya namun beraneka
macam seperti Budaya Kalwedo, Budaya Hawear dan Budaya
Arumbae yang masing – masing telah mengakar pada kehidupan
masyarakat Maluku.
36
5.2. Strategi Komunikasi yang Diterapkan oleh Himpunan Pelajar dan
Mahasiswa Maluku Salatiga (HIPMMA)
Strategi komunikasi melalui media dilakukan sebagai pembuka
dalam upaya menyebarluaskan informasi kepada anggota. Komunikasi
media tersebut digunakan jaringan sosial seperti instagram, facebook dan
twitter adalah cara yang digunakan para pengurus untuk memaparkan
agenda kegiatan. Berdasarkan teori dari Arifin 1994 pada bukunya yang
berjudul strategi komunikasi, dijelaskan bahwa terdapat dua tahapan umum
seseorang yang hendak berkomunikasi kepada sesama agar efektif yaitu:
penyusunan pesan komunikasi dan penetapan teknik komunikasi.
5.2.1. Pesan Komunikasi HIPMMA
Pesan (message) dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas
dari simbol dan kode yang tersirat, karena pesan dikirim oleh
HIPMMA kepada khalayak luas terdiri atas rangkaian maksud dan
tujuan untuk mengembankan visi organisasi. Menurut Cangara
(2004:95) pesan adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi
oleh kondisi sosial yang berkembang. Sebagai makhluk sosial dan
makhluk komunikasi, organisasi dalam kehidupannya diliputi oleh
berbagai bentuk pesan-pesan tersirat, baik yang diciptakan sendiri
maupun yang bersifat alami. Sehingga, secara umum, jenis pesan
yang dianalisis pada strategi komunikasi HIPMMA terbagi menjadi
dua, yakni:
1. Pesan Interpersonal
Pesan interpersonal adalah jenis pesan yang
penyampaiannya menggunakan kata – kata antar pribadi secara
langsung dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan
apa yang didengarnya. Gilbert Leliak merupakan Ketua Bidang
Olahraga HIPMMA yang berasal dari Fakultas Teknologi
Informasi berdasarkan wawawancara dengan peneliti pada
37
tanggal 22 Mei 2018 menjelaskan bagaimana ia menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan minat anggota HIPMMA.
“Kurangnya partisipasi dari anggota bidang
olahraga yang tidak aktif kami usaha menjadi
pendengar yang baik, dan membantu mencari
solusi yang terbaik dari berbagai pihak, Di bidang
olahraga memiliki nilai kekeluargaan nilai
kebersamaan nilai solidaritas nilai sportifitas.”
Pesan verbal yang digunakan oleh HIPMMA dibentuk dari
kalimat-kalimat yang mengandung arti bahwa seorang pengurus
dan anggota berusaha saling memahami sikap, perilaku dan
pandangannya terhadap kegiatan yang hendak mereka lakukan.
Secara singkat komunikasi verbal yang digunakan oleh pengurus
HIPMMA bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang
membangun suasana agar tercapai tujuan bersama antara anggota,
pengurus dan visi dari organisasi.
2. Pesan Media
Dalam komunikasi media organisasi, pengurus organisasi
cenderung lebih ekspresif, menyusun media yang mampu
mempersuasif dan secara natural para khalayak akan berusaha
dibuat tertarik. Desain dan kreativitas menjadi andalan pengurus
HIPMMA dalam berkomunikasi dengan anggotanya.
Gambar 5.5
Pesan Media HIPMMA (Sumber: Humas HIPMMA, 6 Maret 2018)
38
Pesan media dipilih karena kemudahan dan kecepatan
penerimaan informasi pada semua anggota. Desyane Sipahelut,
Ketua Umum HIPMMA berdasarkan wawancara dengan peneliti
pada tanggal 23 Mei 2018 menjelaskan tahapan yang dilalui
dalam pelaksanaan kegiatan HIPMMA:
“Setiap rapat yang sudah di agendakan, semua
pengurus wajib untuk mengemukakan ide atau
pendapat mereka masing. Konsepnya di share
melalu media instagram dan facebook. Melakukan
intrapersonal dengan pelaksana program dan
melakukan evaluasi bersama.
Peran Ketua HIPMMA sangat penting dalam keberhasilan
persiapan presentasi HIPMMA dalam berbagai agenda kegiatan.
Keterbatasan waktu dan tempat dapat dimungkinkan untuk
memaksimalkan peran komunikasi melalui media seperti yang
telah diutarakan oleh Desyani. Mayoritas kegiatan HIPMMA
diikuti oleh mahasiswa meski terdapat beberapa pelajar dari
Maluku yang bersekolah di Yayasan Kristen Satya Wacana. Hal
ini dikarenakan minimnya partisipasi dari anggota pelajar dan
masih rendahnya tingkat kaderisasi di kalangan mahasiswa
terhadap para pelajar Maluku di Kota Salatiga. Meskipun
demikian para pelajar dari Maluku dapat mengikuti
perkembangan organisasi dan dapat melanjutkan peran di
kepengurusan setelah mereka dapat berstatus mahasiswa.
5.2.2. Analisis Teknik Komunikasi HIPMMA
Berdasarkan teori dari Anwar Arifin (1994:73) bentuk-bentuk
teknik komunikasi. Peneliti menganalisis enam bentuk teknik
komunikasi yang digunakan oleh HIPMMA dalam organisasinya:
1. Teknik Redundancy
Teknik redundancy pertama kali dikemukakan oleh
Shannon dan Weaver (1949) dalam bukunya yang berjudul The
39
Mathematical Theory of Communication. Teknik redundancy
pada penelitian ini mengacu pada keseimbangan yang diperlukan
dalam suatu komunikasi agar komunikasi tersebut effisien. Kaleb
Salmon, mentor HIPMMA kepada peneliti pada tanggal 24 Mei
2018 bertempat di Kampus UKSW mengungkapkan pihaknya
selalu memberi pengarahan kepada pengurus HIPMMA.
“Selalu semangat dan jangan menyerah. Selalu
menjaga sopan santun kepada kakak - kakak
anggota HIPMMA yang lain maupun terhadap
etnis lain. Tetap kerja dengan sepenuh hati tanpa
pamrih.”
Semakin tinggi gangguan, semakin rendah efisiensi
komunikasi yang diserap oleh anggota dan pengurus. Mentor
sebagai bagian luar dari kepengurusan HIPMMA selalu
memberikan motivasi untuk membentuk kekeluargaan dalam
organisasi. Diharapkan seiring berjalannya waktu komunikasi
baik verbal maupun non verbal diantara mentor dan pengurus
organisasi dapat berjalan dengan baik dan pimpinan dapat
berkerja dengan lebih antusias. Reimona Sapakoly, sebagai
sekrataris HIPMMA mengutarakan bagaimana ia memperoleh
informasi dan bagaimana model komunikasi yang kini lebih
diintensifkan oleh pengurus HIPMMA, berdasarkan wawancara
pada tanggal 22 Mei:
“Rapat pengurus sekarang mulai efisien dengan
membuat grup di WhatsApp sebagai media
komunikasi dan membuat jadwal rutin untuk rapat
pengurus. Jika terdapat kesalahan atau kekeliruan,
teguran lisan, komunikasi langsung lebih
diutamakan agar bersifat kekeluargaan.”
Adanya model komunikasi media baru belum dapat
menggantikan efek peran dari komunikasi verbal secara langsung
terutama pada jalinan komunikasi yang bersifat credential dan
evaluatif.
40
2. Teknik Canalizing
Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk
menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-
lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang
dikehendaki. Giner Maslebu, pembina HIPMMA yang juga
seorang staff pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana
berdasarkan wawancara dengan peneliti pada tanggal 29 Mei
2018 mengutarakan persetujuannya tentang penggunaan media
sosial untuk saluran komunikasi organisasi.
“Di era komunikasi digital saat ini saluran-saluran
komunikasi seperti Media Sosial, penggunaan
aplikasi Whatssap, Telegram dan semacamnya
merupakan ruang-ruang yang baik untuk
mempengaruhi orang lain.”
Dari hasil wawancara seperti dikemukakan oleh Giner
Maslebu, didapatkan gambaran bahwa teknik komunikasi
canalizing yang dilakukan oleh pengurus HIPMMA dapat efisien
jika mampu mempergunakan media sosial dengan tepat yaitu
melalui penyajian konten yang informatif dan dapat menampung
usulan melalui komentar. Pesan-pesan komunikasi yang
disampaikan diharapkan dapat membuat khalayak menjadi
antusias dengan agenda dan konsep organisasi yang dipaparkan.
Berdasarkan data di lapangan diperoleh bahwa mayoritas
mahasiswa dan anggota HIPMMA pertama kali akan mengakses
media sosial instagram untuk memperoleh informasi tentang
kegiatan organisasi.
3. Teknik Informatif
Komunikasi informatif adalah komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, dalam hal ini informasi yang
berkaitan dengan program kerja HIPMMA maupun informasi-
informasi yang seperlunya dapat diperoleh saran dari pesan yang
41
disampaikan oleh anggota HIPMMA. Kaleb Salmon, mentor
sekaligus mantan pengurus HIPMMA menjelaskan bagaimana
usaha yang dibangun untuk mewujudkan pelayanan komunikasi
yang informatif kepada khalayak.
“Karena saya sudah menjadi pengurus HIPMMA
di periode sebelumnya. Saya membagi setiap
pengetahuan dengan pengalaman yang saya sudah
lalui di HIPMMA di periode sebelumnya dengan
cara selalu mengikuti rapat dan bertukar pikiran
dengan para pengurus.”
Tujuan teknik informatif yang digunakan oleh pengurus
HIPMMA adalah untuk meningkatkan efektivitas pesan
komunikasi. HIPMMA memperoleh banyak dukungan dan
masukan dari mentor maupun pembina untuk bagaimana
menyesuaikan tantangan kepengurusan yang ada. Selain itu teknik
informatif yang dibangun dapat meningkatkan citra HIPMMA
sebagai salah satu Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) yang
selalu menjunjung tinggi nilai – nilai kebudayaan dan persatuan.
Novalina Wermasubun, berdasarkan wawancara pada
tanggal 25 Mei mengutarakan bahwa seni budaya merupakan
salah satu teknik informatif yang cukup penting dalam menunjang
komunikasi media HIPMMA. Teknik informatif seperti
pengenalan budaya ketika acara peringatan Hari Pattimura,
Culture Day Fiskom dan IICF berperan penting dalam efektivitas
penerimaan kepada masyarakat luas.
“Seni budaya sangat penting ,karena dalam suatu
organisasi mahasiswa daerah kalau tidak ada seni
dan budaya maka terlihat tidak begitu indah
karena seni dan budayalah yang menjadi simbol
dari organisasi itu sendiri ,bagaimana budaya kita
dan bagaimana karakterisktik kita.”
42
Berikut merupakan contoh seni budaya yang sering
dibawakan oleh mahasiswa yang berasal dari Maluku dalam
tujuan mereka menyampaikan komunikasi secara informatif.
Tabel 5.1
Simbol Kebudayaan Maluku
No. Jenis Aset
1. Pakaian Adat Ambon
2. Tarian
Lenso
Cakalele
Cakaola
3. Senjata Parang Salawaku
4. Suku
Rana
Alifuru
Togitil
Furu – Aru
5. Bahasa
Togitil
Furu – Aru
Ahfuru
6. Lagu
Kole - kole
Mande – mande
Rasa sayange
Sumber: Ragam Budaya Indonesia (2014)
4. Teknik Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah komunikasi yang
bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap,
dan perilaku khalayak sehingga bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dengan kemampuan komunikasi persuasif yang
tinggi maka organisasi HIPMMA dapat dengan mudah
menghadapi segala tantangan dalam kegiatannya sehari-hari.
Giner Maslebu sebagai pembina organisasi berdasarkan
43
wawancara dengan peneliti pada tanggal 30 Mei 2018 telah
mengapresiasi upaya pengurus untuk meningkatkan partisipasi
anggota HIPMMA dalam berbagai kegiatan:
“Dalam konteks partisipasi saya melihat bahwa
pengurus HIPMMA sudah bekerja dengan baik
untuk meningkatkan partisipasi anggotanya,
misalnya pada saat acara Kumpul Basudara
dengan para mahasiswa baru tiap tahun ajaran
atau saat Pesta Budaya yang dikenal dengan IICF
di UKSW.”
Dalam teknik persuasif, pengurus HIPMMA memiliki
tujuan untuk meyakinkan anggota bahwa tujuan kegiatan yang
telah mereka agendakan dapat memperoleh tingkat antusiasme
yang tinggi. Pengurus juga telah berusaha untuk mengakomodasi
semua kebutuhan anggota dalam hal pelayanan terhadap
informasi. Kaleb Salmon, mentor HIPMMA dari tahun 2014 pada
tanggal 24 Mei 2018 memberikan pendapatnya tentang cara –
cara persuasif dalam komunikasi organisasi:
“Persuasif dengan cara memberi contoh - contoh
konkrit terhadap pengurus HIPMMA. Selalu
semangat, karena melayani selalu dari hati. Semua
yang dilakukan dengan hati pasti akan kembali
menjadi hal yang positif.”
Mentor HIPMMA memiliki harapan agar adik – adik yang
berada di dalam kepengurusan mampu meneruskan cita – cita dan
membawa organisasi menjadi lebih eksisten di tengah – tengah
pelajar dan mahasiswa Maluku.
5. Teknik Edukatif
Komunikasi edukatif adalah komunikasi yang bersifat
mendidik. Meskipun interaksi yang dibangun antara pengurus
HIPMMA dan khalayak berisiko terjadinya miss persepsi namun
pengurus berupaya selalu bersikap bijak dengan anggota yang
44
masih memiliki skeptisme terhadap agenda kegiatan. Gilbert
Keliak, Ketua Bidang Olahraga yang telah bergabung di
HIPMMA selama 1 tahun mengungkapkan tujuan dan kendala
yang dihadapi:
“Kita berusaha untuk lebih mempersatukan
mahasiswa Maluku yang berada di Salatiga agar
persaudaraan lebih erat. Kami sudah berusaha
memberikan edukasi tapi ada kendala misal dalam
penggalangan dana, kadang-kadang dana yg
dihasilkan tidak sesuai dengan yang di harapkan.”
Salah satu strategi edukatif yang dilakukan pengurus
HIPMMA adalah dengan menyediakan waktu yang luas untuk
menerima segala masukan dan agenda kegiatan. Berbeda dengan
teknik komunikatif, pada teknik edukatif lebih ditujukan pada
peran untuk memajukan organisasi secara internal. Minimnya
minat anggota mahasiswa dalam kepengurusan diperlukan
pemahaman tentang pentingnya organisasi untuk membentuk jiwa
– jiwa kepemimpinan dan kecintaan pada budaya daerah.
Persatuan di antara mahasiswa yang berasal dari Maluku sangat
penting untuk mengantisipasi kejadian dan perilaku dari oknum
mahasiswa yang dapat merugikan masyarakat. Selain membawa
nama organisasi HIPMMA juga membawa nama baik Maluku
sebagai salah satu daerah yang toleran.
6. Teknik Koersif
Teknik komunikasi secara koersif (coersive
communication) adalah teknik komunikasi yang memaksa
seseorang untuk mengubah sikap, opini dan perilakunya.
Komunikasi koersif dapat dilakukan HIPMMA secara langsung
maupun tidak langsung. Secara tidak langsung pesan komunikasi
yang diterapkan oleh HIPMMA adalah untuk meningkatkan
antusiasme anggota dalam berbagai pelaksanaan kegiatan. Salah
satu agenda koersif adalah Malam Akrab (Makrab) yang rutin
45
diselenggarakan oleh organisasi bagi setiap anggota mahasiswa
baru. Makrab bersifat wajib bagi mahasiswa baru untuk dapat
lebih mengenal kehidupan di Kota Salatiga dan lebih mengenal
senior – senior maupun sesama mahasiswa lainnya.
Target komunikasi teknik koersif adalah mahasiswa dan
pelajar baru Maluku di Kota Salatiga yang selalu diberikan
doktrin untuk dapat meningkatkan jiwa persaudaraan dan
kemauan partisipasi sebagai penerus masa depan organisasi.
Kemampuan dan pengalaman senior HIPMMA sangat dibutuhkan
disini untuk dapat menjadi contoh bagi adik – adik penerusnya.
Struktural hierarki dan kepengawasan yang ketat di organisasi
HIPMMA membuat sistem demokrasi dalam organisasi berjalan
cukup baik. Etika, pergaulan dan penyesuaian anggota terhadap
kultur yang bermacam – macam di Kota Salatiga mutlak
diperlukan.
Giner Maslebu, staf pengajar Fakultas Sains dan
Matematika UKSW berdasarkan wawancara dengan peneliti pada
tanggal 29 Mei 2018 memberikan harapannya untuk kemajuan
organisasi HIPMMA:
“Pengalaman saya sewaktu menjadi anggota
HIPMMA dulu saya pikir perlu diteruskan dalam
kapasitas sebagai Pembina. Hal yang saya
maksudkan adalah ketika organisasi mengalami
masalah, baik yang melibatkan pengurus atau
anggota biasa haruslah diselesaikan melalui pola-
pola komunikasi yang baik, keterbukaan menerima
pandangan dan mau berubah jika melakukan
kesalahan adalah kunci organisasi ini menjadi
semakin baik dari waktu ke waktu.”
Tanggapan penulis berdasarkan observasi penelitian yang
telah dilakukan, pengurus HIPMMA tidak pernah mengambil
risiko untuk terjadinya konflik internal. Selain kuantitas anggota
mahasiswa Maluku yang cukup banyak, kehidupan di Kota
46
Salatiga juga menuntut adanya ketenangan. Teknik coersive
communication yang diterapkan lebih mengarah ke hal
entertainment, olahraga, ibadah keagamaan dan pengenalan
kebudayaan dan nilai – nilai Maluku. Penerapan teknik ini
meliputi penyelenggaraan event internal seperti HIPMMA Cup
dan kewajiban bagi anggota baru mahasiswa untuk berpartisipasi
pada karnaval budaya. Teknik coersive efektif dalam
meningkatkan kemauan anggota dan calon anggota untuk dapat
lebih berperan aktif dalam ide – ide memajukan organisasi.
5.3. Analisis Komponen Fungsi Komunikasi Organisasi Himpunan Pelajar
dan Mahasiswa Maluku Salatiga (HIPMMA)
Analisis komponen fungsi komunikasi organisasi diidentifikasi
meliputi empat aspek yaitu fungsi relasional (hubungan), fungsi hierarkis
(struktur organisasi), fungsi responsibility (tanggung jawab) dan fungsi
apresiasi (penghargaan).
5.3.1. Fungsi Relasional
Dalam sebuah organisasi diperlukan suatu fungsi komunikasi
yang baik dan keterbukaan antara pengurus dengan anggota
HIPMMA atau antara pengurus dengan pengurus lainnya. Semakin
tingginya tingkat keterbukaan dalam berkomunikasi, maka dapat
mengantisipasi potensi ketidakpuasan anggota organisasi terhadap
kebijakan yang akan ditetapkan. Keterbukaan dalam komunikasi
juga diharapkan menumbuhkan sikap saling percaya anggota
ditengah persepsi dan menghindari maksud saling curiga diantara
anggota organisasi.
Giner Maslebu, Staf Pengajar Program Studi Fisika FSM
UKSW kepada peneliti pada tanggal 29 Mei 2018 mengutarakan
kritiknya tentang kinerja komunikasi HIPMMA yang selama ini
belum mampu mengakomodasi sepenuhnya potensi anggota
himpunan yang berasal dari Maluku:
47
“Saya melihat bahwa HIPMMA perlu melakukan
pendataan terhadap kondisi kekinian jumlah
mahasiswa asal Maluku di Salatiga karena dalam
pengamatan saya masih banyak anak-anak asli
Maluku yang belum menjadi anggota HIPMMA,
entah karena tidak mau atau tidak tahu ada
HIPMMA.”
Potensi anggota baru HIPMMA relatif banyak jika tahun
ajaran baru dimulai, ratusan mahasiswa yang berasal dari Maluku
mulai datang ke Kota Salatiga. Strategi komunikasi untuk
meningkatkan relasional diperlukan untuk dapat memperoleh simpati
dari adik – adik calon pengurus HIPMMA, calon – calon mahasiswa
dan pelajar baru perlu diperkenalkan dengan HIPMMA bukan
sebagai organisasi yang dapat menyita waktu dan penuh dengan
aturan ketat melainkan sebagai wadah untuk mempererat
persaudaraan di antara sesama pelajar mahasiswa Maluku.
Stella Away, Ketua Bidang Eksternal HIPMMA
berdasarkan wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Mei 2018
memberikan pendapatnya tentang tantangan kepemimpinan
HIPMMA berkaitan dengan fungsi relasional komunikasi organisasi
“Saran jika ada masalah seperti pilih kasih, jadi
pemimpin itu harus jadi penengah untuk anggota,
bukan berpihak. Jadi pemimpin harus netral, karena
kalo pemimpin pilih kasih. mungkin lebih
pendekatan dengan anggota, mencari tau titik
masalah atau kendala dan berusaha
menyelesaikannya dengan cara yang dewasa
sebagai seorang pemimpin.”
Dalam fungsi organisasi aspek relational tidak hanya
dimungkinkan jalinan hubungan secara struktur namun kedekatan
antar pribadi yang dalam tataran positif maupun negatif adalah
tantangan dari kepemimpinan HIPMMA.
48
5.3.2. Fungsi Hierarkis
Terkait dengan struktur organisasi pada Draft Konstitusi
HIPMMA tidak terdapat fungsi hierarki dominan dalam organisasi.
Pada level Ketua Umum bekerja bersama Wakil Ketua Pelaksana
Tugas. Unsur Pengawas Organisasi seperti Dewan Pembina dan
Mentor juga berperan dalam kebijakan kepemimpinan di HIPMMA.
Unsur Pelaksana Tugas Pokok dipegang oleh mahasiswa –
mahasiswa yang memiliki kemampuan dan minat tinggi di bidang
masing – masing. Unsur Pembantu Pimpinan meliputi Sekretaris dan
Bendahara Organisasi bekerjasama mewujudkan program kerja yang
telah disusun.
Dalam fungsi hierarkis dimana jabatan dapat menentukan
pengaruh dari isi pesan komunikasi diperlukan sikap empati dalam
strategi komunikasi organisasi untuk dapat memproyeksikan diri
pada kondisi dan perasaan orang lain. Agar komunikasi menjadi
efisien dan dapat meningkatkan apresiasi maka aspek fungsi
hierarkis perlu diterapkan secara bijak menjadi sangat penting.
Pimpinan dan pengurus HIPMMA perlu membangun empati untuk
dapat ikut merasakan dan terlibat secara psikologis dengan kondisi
situasional seluruh anggota organisasi.
Giner Maslebu pembina HIPMMA yang telah terlibat di
organisasi selama 10 tahun, berdasarkan wawancara dengan peneliti
pada 29 Mei 2018 menceritakan bagaimana mengantisipasi
kerentanan dalam aspek hierarkis komunikasi, dimana diantara
struktur bawah dan atas dimungkinkan terjadi konflik atau silang
pendapat. Minimnya partisipasi di bidang kepengurusan dan
penerimaan tongkat estafet tanggung jawab organisasi membuat
peran penerus HIPMMA menjadi rentan akan diskresi dan dominasi
aktor – aktor sebelumnya:
49
“Jika saya yang diminta menyelesaikan sengketa
organisasi antara beberapa pihak, maka semua pihak
yang terlibat dalam masalah tersebut harus duduk
bersama, mengemukakan pemikirannya dan dicari
jalan keluar yang terbaik dengan resiko yang sekecil-
kecilnya dan kebaikan yang sebesar-besarnya bagi
organisasi HIPMMA.”
Pada periode berkala pimpinan HIPMMA perlu merancang
dan mengevaluasi pelaksanaan kepengurusan agar sesuai dengan
landasan filosofis pendirian awal HIPMMA. Peneliti yang notabene
sebagai bagian dari mahasiswa Maluku berdasarkan observasi yang
telah dilakukan, organisasi perlu mengeliminasi gejolak hierarki
formal. Kekuasaan pengurus HIPMMA akan kebijakan organisasi
dapat mengalir dan berorientasi pada agenda pelayanan kepada
seluruh anggota. Kasus – kasus yang pernah terjadi antara lain saling
lempar tanggung jawab antar pengurus ketika proses perencanaan
dan pelaksanaan agenda kegiatan organisasi.
5.3.3. Fungsi Responsibility
Dalam jalinan komunikasi organisasi diperlukan sikap
responsibility dan tanggung jawab untuk memberi dukungan kepada
kinerja anggota. Giner Maslebu sebagai pembina organisasi pada
pertemuannya dengan penulis di Laboratorium Fisika FSM UKSW
29 Mei 2018 menjelaskan bagimana fungsi tanggung jawab utama
dari kepengurusan adalah menjalankan program yang sesuai dengan
visi organisasi:
“Sebagai organisasi etnis di tanah rantau, menurut
saya program yang paling dominan dan berdampak
pada tujuan organisasi adalah model-model program
yang bisa wahana interaksi langsung semua eleman
HIPMMA sehingga tercipta suasana kebersamaan
sebagai sesama “orang basudara”.
Dari observasi peneliti tidak ditemukan pengawasan khusus
terhadap fungsi responsibility pimpinan HIPMMA baik dari pembina
maupun mentor. Sebagai unsur pengawas, pembina dan mentor
50
mengharapkan agar seluruh anggota HIPMMA baik memperoleh
sikap dukungan dari organisasi sehingga dapat antusias menyalurkan
partisipasinya untuk kemajuan bersama. Harapan dari unsur
pengawas seperti pembina dan mentor merujuk pada minimnya
partisipasi anggota.
5.3.4. Fungsi Apresiasi
Fungsi apresiasi komunikasi dapat mudah diterapkan jika sikap pengurus
HIPMMA memberikan sikap positif kepada seluruh anggota. Jika masih banyak
anggota yang kurang respect (antusias) terhadap program kerja, maka evaluasi
pada tataran apresiasi komunikasi diperlukan. Organisasi yang minim apresiasi
akan dianggap membosankan dan kurang diminati. Apresiasi yang efektif adalah
kemampuan organisasi membangun sinergi positif antara unsur pimpinan dengan
unsur anggota. Gilbert Leliak, Ketua Divisi Olahraga HIPMMA berdasarkan
wawancara dengan penulis pada tanggal 22 Mei 2018 mengutarakan apresiasi
positifnya:
“Di dalam organisasi HIPMMA, semua bidang di anggap penting
dalam memajukan organisasi, jadi yang diperlukan hanyalah
menjalankan kegiatan yang sudah di susun di bidang olahraga.
Menurut saya, kami dari Maluku banyak yang memiliki talenta dan
yang paling penting kami memiliki sikap kekeluargaan jadi
permainan yang dihasilkan dari tim HIPMMA pasti terbaik.”
Dapat dikatakan bahwa fungsi apresiasi komunikasi dengan pendekatan
sikap positif merupakan salah satu aspek penting dalam organisasi HIPMMA.
Seperti pada bidang olahraga dimana apresiasi terhadap prestasi akan mendorong
semangat juang dan berlatih para anggota untuk meraih prestasi. Apresiasi yang
diberikan seperti penerbitan sertifikat bukti partisipasi dalam organisasi yang
dapat digunakan mahasiswa untuk menunjang poin kekatifan. Desyane Sipahelut,
sekretaris HIPMMA berdasarkan wawancara pada tanggal 23 Mei 2018
mengutarakan tanggapannya secara pribadi tentang pengalamannya menjadi
pengurus HIPMMA:
51
“Mengutamakan norma-norma dalam menjalankan tugas dan
berinteraksi dengan yang lain, untuk pengalaman berkesannya itu
banyak tapi satu yang pasti itu bagaimana kami jiwa muda bisa
membuat organisasi yang lebih dan lebih baik lagi dengan usaha
yang keras.”
Semangat kepengurusan HIPMMA tentunya didukung oleh organisasi
menciptakan iklim kerja yang kondusif serta mendukung berbagai pendapat yang
dimiliki oleh setiap anggota himpunan.
5.4. Refleksi Hasil Penelitian
Pada refleksi hasil penelitian ini dikemukakan tentang gambaran umum
kegiatan organisasi HIPMMA. Persepsi masyarakat tentang Organisasi
Mahasiswa Daerah (OMDA) erat kaitannya dengan kemampuan organisasi
memaparkan visi kebudayaannya. HIPMMA sebagai salah satu OMDA telah
berusaha memberikan pesan komunikasi melalui media kebudayaan tahunan yang
paling diminati partisipan seperti Pattimura Day. Hal – hal yang menjadi catatan
komunikasi internal organisasi dapat melalui media sosial, pertukaran pesan
elektronik maupun secara langsung melalui rapat dan agenda pertemuan rutin. Hal
tersebut memiliki strategi yang sama dengan penelitian dari Indriyanti (2007)
yang melakukan penelitian pada komunitas di Kota Salatiga untuk
mempertahankan eksistensi kelompoknya menggunakan media event,
pertunjukkan dan mempublikasikannya melalui media elektronik. Sehingga selain
bertujuan untuk menghibur, agenda kegiatan HIPMMA juga dapat digunakan
sebagai perekat partisipasi antar anggota.
Berikut dipaparkan strategi komunikasi organisasi HIPMMA meliputi
pesan komunikasi (secara verbal interpersonal dan melalui media). Analisis
Teknik komunikasi yang meliputi redundancy (keseimbangan), canalizing (secara
bertahap), informatif (berkaitan dengan program kerja), persuasif (untuk
mempengaruhi perilaku), teknik edukasi dan koersif. Setelah keenam teknik
tersebut diperoleh kemudian dianalisis komponen fungsi komunikasi organisasi
yang diperoleh dari partisipan yaitu pengurus HIPMMA:
52
Tabel 5.2
Refleksi Strategi Komunikasi Organisasi Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Maluku Salatiga
Strategi Komunikasi
Penyusunan Pesan Teknik yang Digunakan
Analisis Komponen Fungsi
Bentuk
Interpersonal Media Redundancy
Menyeimbangkan antara teknik
penyampaian dan adat
Ketimuran
Menyamakan
persepsi tentang
membangun
suasana kondusif
agar tercipta
tujuan bersama
antar anggota
dalam organisasi
Disseminasi
agenda,
pelaksanaan
hingga
dokumentasi
kegiatan
Canalizing Intensitas penggunaan media
sosial
Informatif
Kanal penyampaian pendapat
dan saran terhadap
kepengurusan
Relasional Peningkatan keterbukaan dalam
analisis kebijakan organisasi
Persuasif
Mengakomodasi saluran
komunikasi untuk kebutuhan
anggota
Hierarkis Empati antara struktur bawah dan
struktur atas
Edukatif Semangat nilai – nilai
kebersamaan dalam olahraga
Responsibilty Tanggung jawab terhadap
pelaksanaan kebijakan organisasi
Koersif Mengajak partisipasi
mahasiswa dan pelajar baru
Apresiasi Sikap positif, menciptakan iklim
organisasi yang kondusif
53
Pada teknik komunikasi redundancy, HIPMMA menggunakan strategi
dengan menggabungkan pesan melalui adat Timur. Intensitas penggunaan
media sosial juga diperlukan untuk mengakomodasi pendapat dan saran
anggota berkaitan dengan agenda kegiatan. Secara informatif, HIPMMA
memaparkan aset seni dan budaya Maluku pada tahapan komunikasi secara
lebih luas. Untuk mengantisipasi gejolak organisasi secara internal, teknik
persuasif diperlukan dengan kemampuan pengurus dalam mengakomodasi
kepentingan setiap unsur. Semangat nilai – nilai kebersamaan dan sportifitas
dalam olahraga erat kaitannya dengan teknik edukatif dalam membentuk
karakter organisasi. Untuk mengajak dan meningkatkan partisipasi diperlukan
teknik komunikasi yang lebih kuat yaitu melalui coersive communication
terutama pada pelajar dan mahasiswa baru. Pada penelitian sebelumnya,
Kaudis (2011) tentang pola komunikasi organisasi pada lembaga
kemahasiswaan ditemukan hasil bahwa komunikasi yang berjalan kurang
efektif dikarenakan distorsi. Tantangan organisasi mahasiswa daerah dan
organisasi lain tentu berbeda, pada organisasi mahasiswa daerah diharapkan
pola – pola komunikasi lebih seragam dan dapat menurunkan tingkat distorsi.
Hal ini dikarenakan masing – masing anggota memiliki unsur kebersamaan
dalam budaya daerah dan rasa solidaritas pada sesama mahasiswa rantau.
Dalam fungsi relasional komunikasi organisasi, peningkatan
keterbukaan dalam setiap pengambilan kebijakan sangat diperlukan untuk
dapat meningkatkan antusiasme anggota. Empati antara struktur bawah
(anggota) dengan unsur pimpinan, pembina maupun mentor telah terjaga
dengan baik. Unsur pimpinan yang diemban oleh adik – adik mahasiswa yang
notabene masih remaja dan banyak tugas kuliah merupakan tantangan
tersendiri dalam tanggung jawabnya sebagai nahkoda organisasi. Apresiasi
dalam bentuk sikap positif dan kemampuan menciptakan iklim organisasi
yang kondusif dirasa telah cukup bagi pengurus HIPMMA dalam
mengemban tugasnya melalui visi dan misi bersama.