BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1....

28
347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kinerja industri kreatif fashion produk tekstil di Jawa Barat, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Berkaitan dengan kapabilitas dinamis, manajemen pengetahuan, modal intelektual, kinerja inovasi dan kinerja perusahaan di industri kreatif fashion produk tekstil di Provinsi Jawa Barat, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1.a. Kapabilitas dinamis sudah dimiliki oleh sebahagian besar perusahaan, namun belum didayagunakan secara rutin, waktu pelaksanaan yang lama dan output yang diharapkan belum sesuai keinginan perusahaan. Masih perlu penguatan terhadap indikator-indikator kapabilitas dinamis perusahaan, yaitu: perbandingan usaha dengan perusahan lain, diskusi tentang permintaan pasar, memantau perubahan tren, kecepatan penanganan perbedaan pendapat, penyelesaian ketidakpuasan pelanggan, sistem penghargaan karyawan dan sistem pengendalian karyawan. 1.b. Manajemen pengetahuan sudah dilaksanakan di industri kreatif fashion produk tekstil, meskipun belum menjadi kebiasaan rutin. Terkecuali untuk indikator mendorong kegiatan berbagi pengetahuan yang sudah berjalan, maka indikator-indikator manajemen pengetahuan lainnya masih perlu penguatan lebih lanjut, yaitu: menghadiri acara pelatihan, pencarian informasi dari sumber lainnya, melakukan uji coba, menggali

Transcript of BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1....

Page 1: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

347

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kinerja industri

kreatif fashion produk tekstil di Jawa Barat, maka dapat ditarik beberapa simpulan

sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan kapabilitas dinamis, manajemen pengetahuan, modal

intelektual, kinerja inovasi dan kinerja perusahaan di industri kreatif fashion

produk tekstil di Provinsi Jawa Barat, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1.a. Kapabilitas dinamis sudah dimiliki oleh sebahagian besar perusahaan,

namun belum didayagunakan secara rutin, waktu pelaksanaan yang lama

dan output yang diharapkan belum sesuai keinginan perusahaan. Masih

perlu penguatan terhadap indikator-indikator kapabilitas dinamis

perusahaan, yaitu: perbandingan usaha dengan perusahan lain, diskusi

tentang permintaan pasar, memantau perubahan tren, kecepatan

penanganan perbedaan pendapat, penyelesaian ketidakpuasan pelanggan,

sistem penghargaan karyawan dan sistem pengendalian karyawan.

1.b. Manajemen pengetahuan sudah dilaksanakan di industri kreatif fashion

produk tekstil, meskipun belum menjadi kebiasaan rutin. Terkecuali untuk

indikator mendorong kegiatan berbagi pengetahuan yang sudah berjalan,

maka indikator-indikator manajemen pengetahuan lainnya masih perlu

penguatan lebih lanjut, yaitu: menghadiri acara pelatihan, pencarian

informasi dari sumber lainnya, melakukan uji coba, menggali

Page 2: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

348

pengetahuan karyawan, menggunakan internet dan media sosial untuk

berbagi pengetahuan, pengetahuan dari kesalahan masa lalu, pengalaman

masa lalu untuk penyelesaian masalah, dan pengetahuan masa lalu untuk

menciptakan penghematan.

1.c. Sudah terdapat modal intelektual yang berpotensi untuk mendukung

kegiatan rutin perusahaan. Meskipun demikian, secara kualitas, intensitas

penggunaan dan kemampuannya menghasilkan output yang diinginkan

belum optimal, karena masih dibatasi beberapa kendala seperti rendahnya

pendidikan karyawan, keterampilan yang monoton, belum meluangkan

waktu secara khusus untuk membuat prosedur tertulis, kemitraan yang

terbatas, ketakutan terhadap resiko. Dengan demikian masih perlu

penguatan untuk indikator: pengalaman karyawan, keterampilan

karyawan, pendekatan baru dalam pemecahan masalah, kemampuan

menangani persoalan tidak terduga, prosedur tertulis, dokumentasi

informasi, kemitraan dengan pasar dan komersial, kemitraan dengan

sektor publik, kemitraan dengan asosiasi/komunitas, jumlah informasi,

keberanian mengambil risiko, kemampuan mengambil keputusan secara

tegas, dan kemampuan mengidentifikasi peluang bisnis baru.

1.d. Perusahaan pada industri kreatif fashion produk tekstil sudah merasakan

tuntutan untuk selalu berinovasi dari lingkungannya dan merespon dengan

cara ATM (amati-tiru-modifikasi) dari apa yang dilakukan pesaing,

mengikuti permintaan pemesan, atau mengikuti tren saat ini. Sehingga

industri kreatif fashion produk tekstil cenderung masih bertindak sebagai

Page 3: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

349

pengikut/follower dari apa yang sudah dilakukan oleh pihak lain. Belum

terlihat upaya secara aktif menghasilkan inovasi sendiri yang bisa

memunculkan keunikan baik dari sisi produk dan estetika, proses,

pemasaran, dan organisasi. Oleh karena itu indikator-indikator kinerja

inovasi masih perlu penguatan lebih lanjut, yang meliputi: penggunaan

bahan baku baru, variasi tampilan produk baru, desain unik yang

dihasilkan, metode produksi baru, peralatan produksi baru, metode

logistik/distibusi/pengiriman produk baru, kemasan baru, metode

penempatan produk di saluran penjualan baru, media atau teknik promosi

baru, metode penetapan harga, pengaturan tanggungjawab dan

pengambilan keputusan, pengaturan hubungan eksternal.

1.e. Perusahaan pada industri kreatif fashion produk tekstil sudah menerima

manfaat hasil dari usaha yang dijalankan. Namun demikian penguatan

pada indikator: pertumbuhan pelanggan, kepuasan pelanggan,

pertumbuhan penjualan, pengematan biaya dan pertumbuhan laba, akan

meningkatkan capaian kinerja perusahaan kedepannya.

2. Kapabilitas dinamis dan manajemen pengetahuan secara bersama-sama

berperan dalam peningkatan kualitas modal intelektual. Namun secara parsial,

hanya manajemen pengetahuan yang memiliki peran yang signifikan terhadap

peningkatan kualitas modal intelektual. Hal ini menunjukkan bahwa jika

perusahaan mampu mengakuisisi dan mengembangkan pengetahuan baru,

mentransfer pengetahuan tersebut kepada anggota organisasi, dan kemudian

menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengembangkan kompetensi

Page 4: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

350

organisasi, maka kualitas modal intelektual baik modal manusia, modal

struktural, modal relasional dan modal kewirausahaan akan meningkat.

3. Kapabilitas dinamis, manajemen pengetahuan dan modal intelektual secara

bersama-sama dan secara parsial berperan dalam meningkatkan kinerja

inovasi. Peranan modal intelektual secara langsung dalam meningkatkan

kinerja inovasi, lebih besar daripada peranan manajemen pengetahuan dan

kapabilitas dinamis. Hal ini menandakan bahwa kemunculan inovasi-inovasi

baru di dalam perusahaan baik inovasi produk dan estetika, proses, pemasaran,

maupun organisasi, sangat dipengaruhi oleh stok pengetahuan yang ada di

dalam perusahaan tersebut. Meskipun perannya lebih kecil, manajemen

pengetahuan tetap diperlukan untuk meningkatkan kinerja inovasi. Demikian

juga dengan kapabilitas dinamis melalui penginderaan secara strategis,

pengambilan keputusan tepat waktu dan pengimplementasian perubahan tetap

berperan dalam memperkuat kinerja inovasi perusahaan.

4. Kapabilitas dinamis, manajemen pengetahuan, modal intelektual dan kinerja

inovasi secara bersama-sama berperan dalam memperkuat kinerja perusahaan.

Namun secara parsial, hanya kapabilitas dinamis dan kinerja inovasi yang

memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini

berarti bahwa jika perusahaan melakukan penginderaan secara strategis,

mengambil keputusan secara tepat waktu dan mampu mengimplementasikan

perubahan, maka akan mendorong pencapaian kinerja perusahaan baik dari

aspek pelanggan maupun keuangan. Demikian juga dengan inovasi produsk

Page 5: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

351

dan estetika, proses, pemasaran dan organisasi yang dilakukan, akan

berdampak positif bagi peningkatan kinerja perusahaan.

5. Modal intelektual memediasi secara parsial pengaruh manajemen pengetahuan

terhadap kinerja inovasi. Hal ini menunjukkan bahwa jika perusahaan mampu

mengelola pengetahuan dengan cara mengakuisisi dan mengembangkan

pengetahuan baru, mentransfer pengetahuan tersebut kepada karyawan, dan

kemudian menggunakan pengetahuan tersebut, maka akan meningkatkan

kualitas modal manusia, modal struktural, modal relasional dan modal

kewirausahaan di dalam perusahaan. Selanjutnya akan berdampak juga pada

peningkatan inovasi produk dan estetika, proses, pemasaran, dan organisasi di

dalam perusahaan

6. Kapabilitas dinamis, manajemen pengetahuan dan modal intelektual secara

bersama-sama dan parsial berperan terhadap peningkatan kinerja perusahaan

melalui peningkatan kinerja inovasi. Secara parsial, modal intelektual

memiliki peran yang lebih besar dalam peningkatan kinerja perusahaan

melalui peningkatan kinerja inovasi dibandingkan peran manajemen

pengetahuan dan modal intelektual dalam meningkatkan kinerja perusahaan

melalui peningkatan kinerja inovasi. Hal ini menunjukkan arti penting modal

manusia, modal struktural, modal relasional dan modal kewirausahaan bagi

pertumbuhan kinerja perusahaan melalui peningkatan kinerja inovasi.

Page 6: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

352

5.2. Saran

Berdasarkan beberapa simpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat

diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.2.1. Saran Pengembangan Ilmu

a. Temuan pada penelitian ini, diharapkan dapat dipergunakan oleh

kalangan akademisi sebagai rujukan dalam melakukan pengembangan

penelitian yang berkaitan dengan industri kreatif fashion produk tekstil.

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai preposisi dalam menyusunan

kerangka pemikiran.

b. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variabel-variabel lain

di luar variabel-variabel yang diteliti yang juga mempengaruhi modal

intelektual, kinerja inovasi dan kinerja perusahaan. Berdasarkan literatur

terdahulu, variabel-variabel seperti: pembelajaran organisasi, sistem

manajemen SDM, budaya organisasi adalah sebagai variabel yang

mempengaruhi modal intelektual. Kreativitas dan strategi pembelajaran,

budaya nasional, strategi inovasi, kepemimpinan kewirausahaan,

kapabilitas ambidekteritas, konfigurasi model bisnis dan identitas

perusahaan mempengaruhi kinerja inovasi. Sedangkan orientasi pasar dan

gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkan

wawancara juga ditemukan variabel kemampuan belajar karyawan, gaya

manajerial dan kepercayaan pemilik usaha yang diduga mempengaruhi

modal intelektual. Harga dan ketersediaan bahan baku, ketersediaan

modal dan peralatan kerja diduga mempengaruhi kinerja inovasi.

Page 7: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

353

Sedangkan kinerja perusahaan diduga dipengaruhi perizinan pemerintah,

lokasi usaha dan kemampuan pemasaran. Oleh sebab itu penelitian

berikutnya disarankan untuk mengikutsertakan variabel-variabel lain

tersebut dalam penelitian lanjutan sehingga dapat memperluas

pemahaman terkait topik ini.

c. Penelitian ini menggunakan pemilik/pelaku usaha/direktur/manajer

perusahaan sebagai sumber informasi primer. Penelitian berikutnya bisa

juga menggali informasi dari sumber lainnya seperti : karyawan ataupun

pelanggan sehingga bisa memberikan gambaran yang lebih komprehensif

terhadap praktek-praktek ataupun capaian setiap variabel dalam penelitian

ini

d. Penelitian ini bersifat cross sectional. Penelitian selanjutnya bisa

melakukan pendekatan time series, sehingga pengaruh antar variabel yang

mungkin memakan waktu bisa teridentifikasi dengan lebih baik.

e. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa jawaban responden cenderung

mengarah ke nilai tengah/central tendency. Penyebab hal ini bisa karena

1.) responden yang terlibat dalam penelitian mayoritas berasal dari

perusahaan kecil, pendidikan formal SD/derajat atau tidak menamatkan

pendidikan formal, dan berusia 41-50 tahun, sehingga kemampuan

mereka memahami pertanyaan rendah, 2.) pertanyaan terdiri dari 5 skala

sehingga memancing responden untuk mengisi nilai tengah. Penelitian

yang akan datang disarankan menggunakan alat ukur dengan memberi

Page 8: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

354

deskripsi untuk setiap pertanyannya, dan menghilangkan skala

sedang/cukup, sehingga bisa memperbaiki keterbatasan penelitian ini.

f. Penelitian selanjutnya bisa diperluas pada 15 subsektor industri kreatif

lainnya (kriya, kuliner, penerbitan, fotografi, musik, seni pertunjukan,

seni rupa, aplikasi dan game developer, arsitektur, televisi dan radio,

desain produk, periklanan, film/animasi/video, desain interior, dan desain

komunikasi visual), dengan model penelitian yang sama, ataupun model

penelitian yang diperluas sehingga bisa diperoleh sebuah gambaran

mekanisme keterkaitan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap

kinerja inovasi yang berdampak terhadap kinerja perusahaan di industri

kreatif.

5.2.2. Saran Praktis

Saran praktis penelitian ini terbagi dua yakni saran praktis bagi perusahaan

di industri kreatif dan saran bagi pemangku kepentingan.

1. Bagi Perusahaan di Industri Kreatif Fashion Produk Tekstil di provinsi

Jawa Barat

a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapabilitas dinamis berperan

langsung dalam penguatan kinerja inovasi. Disamping itu kapabilitas

dinamis juga berperan secara langsung, serta melalui kinerja inovasi dalam

peningkatan kinerja perusahaan. Namun demikian, kontribusi kapabilitas

dinamis pada industri fashion masih bisa ditingkatkan lebih jauh jika

Page 9: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

355

capaian indikator-indikator kapabilitas dinamisnya bisa ditingkatkan lagi,

dengan cara:

i. Penginderaan strategis:

- perusahaan perlu melakukan perbandingan usaha / belajar kepada

perusahaan lain baik di dalam satu sentra industri maupun pada

sentra industri lainnya untuk melihat bagaimana perusahaan lain

tersebut mengelola sumber daya dan melakukan perencanaan

produksi, proses produksi sampai ke pemasaran produknya.

Sehingga perusahaan dapat menggunakan praktek-praktek perusahan

lain tersebut sebagai rujukan praktik terbaik (best practice). Hal ini

akan menguatkan indikator “perbandingan usaha dengan perusahaan

lain”.

- Perusahaan sebaiknya meningkatkan komunikasi secara internal

terkait permintaan pasar. Sehingga karyawan mengetahui target

seperti apa yang harus mereka capai baik dari segi biaya, mutu

maupun waktu. Hal ini akan memperkuat indikator “diskusi internal

tentang permintaan pasar”.

- Perusahaan perlu secara terus menerus memantau perkembangan

tren mode, baik secara langsung menghadiri acara pameran

busana/fashion, seperti pada acara rutin tahunan yang diadakan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta Dekranasada (Dewan

Kerajinan Nasional Daerah) Jawa Barat, yakni “Jabar Ngagaya”,

ataupun yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang dan

Page 10: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

356

Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) berupa “Indonesia Fashion

Week”. Disamping itu perusahaan juga bisa memantau

perkembangan mode melalui media massa cetak/online dan media

sosial. Hal ini akan meningkatkan indikator “memantau perubahan

tren”.

ii. Pengambilan keputusan tepat waktu:

- perusahaan perlu meningkatkan kecepatan dalam hal penanganan

perbedaan pendapat. Dengan menyelesaikan perbedaan pendapat

secara cepat, perusahaan akan mampu menghasilkan barang atau

jasa dengan lebih cepat juga. Kemampuan itu bisa diperoleh

dengan mempelajari pola-pola manajemen konflik, teknik-teknik

pengambilan keputusan, dan prinsip-prinsip manajemen resiko.

Pembelajaran tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan, membaca

literatur cetak seperti buku-buku, literatur online, ataupun dengan

mencari mentor bisnis. Hal ini akan menguatkan indikator

“kecepatan penanganan perbedaan pendapat”.

- Perusahaan sebaiknya menyelesaikan ketidakpuasan pelanggan

secara cepat. Perusahaan perlu menyadari bahwa kepuasan

pelanggan mempengaruhi pendapatan yang diraih. Untuk itu,

perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor kunci apa saja

yang menjadi harapan pelanggan. Lalu secara internal melihat

kemampuan perusahaan dalam memenuhi harapan tersebut.

Sehingga dapat dipetakan gap yang terjadi. Dari sekian banyak gap,

Page 11: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

357

perusahaan perlu menentukan gap apa saja yang memiliki tingkat

urgency/dampak yang besar untuk dijadikan prioritas dalam

penyelesaian masalah. Dahulukanlah penyelesaian gap yang

berdampak besar. Hal ini akan menguatkan indikator “penyelesaian

ketidakpuasan pelanggan”.

iii. Implementasi perubahan:

- perlunya perusahaan memperbaiki sistem penghargaan/insentif

untuk memotivasi karyawan mematuhi ketentuan yang berlaku.

Mengingat standar gaji/insentif karyawan sudah terbentuk di

sentra industri, maka kompensasi terhadap karyawan bisa

diberikan dalam bentuk non moneter seperti pengakuan di depan

umum atas kontribusi karyawan, pemberian kepercayaan untuk

mengambil keputusan dalam lingkup tertentu, peluang untuk

mengikuti pelatihan ataupun kursus spesifik sesuai minat

karyawan, fleksibilitas waktu kerja, acara pertemuan keluarga /

family gathering atau olahraga, bantuan kebutuhan pendidikan

ataupun sunatan anak-anak karyawan. Hal ini akan menguatkan

indikator “sistem penghargaan karyawan”.

- Perusahaan juga perlu memperbaiki sistem pengendalian

karyawan untuk memastikan mereka berperilaku sesuai dengan

harapan perusahaan. Perusahaan perlu menciptakan aturan yang

disepakati bersama karyawan tentang bagaimana seharusnya

Page 12: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

358

karyawan bertindak. Lalu aturan itu dijadikan sebagai standar

dalam penilaian kinerja pegawai. Untuk lebih memperkaya

pemahaman, pengusaha perlu mempelajari teknik-teknik

mengelola orang lain / managing others, manajemen kinerja, cara

memberi umpan balik serta bimbingan / coaching kepada

karyawan di tempat kerja. Teknik-teknik tersebut dapat dipelajari

melalui lembaga pelatihan, mentor bisnis, maupun dengan belajar

mandiri dari buku cetak ataupun online. Hal ini akan menguatkan

indikator “sistem pengendalian karyawan”.

b. Manajemen pengetahuan: berperan secara langsung dalam meningkatkan

kualitas modal intelektual dan kinerja inovasi, berperan dalam

meningkatkan kinerja inovasi melalui peningkatan modal intelektual. Serta

juga berperan dalam peningkatan kinerja perusahaan melalui kinerja

inovasi. Namun demikian, hasil penelitian ini menunjukkan indikator-

indikator manajemen pengetahuan masih bisa ditingkatkan lagi sehingga

bisa memberi kontribusi yang lebih besar terhadap modal intelektual,

kinerja inovasi dan kinerja perusahaan, melalui:

i. Penciptaan pengetahuan:

- perusahaan perlu lebih banyak menghadiri pelatihan yang

diselenggarakan pihak eksternal agar bisa memperoleh

pengetahuan baru sekaligus membangun jaringan dengan

Page 13: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

359

perusahaan lain. Hal ini akan menguatkan indikator “menghadiri

acara pelatihan”.

- Perolehan pengetahuan baru juga bisa ditingkatkan dengan

membaca informasi dari media massa seperti televisi, koran dan

majalah baik yang online maupun yang tradisional. Sehingga

informasi tentang tren atau mode yang saat ini tengah disukai

pasar bisa diidentifikasi. Hal ini akan menguatkan indikator

“pencarian informasi dari sumber lainnya”.

- Perusahaan perlu mengkombinasikan pengetahuan yang

diperolehnya dari luar perusahaan dengan pengetahuan yang

sudah dimiliki selama ini melalui kegiatan uji coba pembuatan

produk. Sehingga perusahaan akan bisa menghasilkan

pengetahuan baru berdasarkan keberhasilan dan kegagalan dalam

uji coba produk tersebut. Oleh karena itu perusahaan tidak perlu

merasa takut dalam bereksperimen. Hal ini akan menguatkan

indikator “melakukan uji coba”.

ii. Transfer pengetahuan:

- perusahaan sebaiknya untuk secara aktif menggali pengetahuan

karyawan melalui proses diskusi dua arah di tempat kerja.

Karyawan bisa menjadi sumber pengetahuan bagi pengusaha

karena karyawanlah yang secara teknis melakukan proses

produksi dan pada kenyataanya tidak semua pengusaha paham

Page 14: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

360

teknis pekerjaan. Hal ini akan menguatkan indikator : menggali

pengetahuan karyawan”.

- Perusahaan hendaknya mengefektifkan pemakaian teknologi

seperti internet dan media sosial untuk berbagi pengetahuan

dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Berbagai

fitur seperti pembuatan grup online atau fanspage, ataupun

penggunaan aplikasi komunikasi seperti grup whatsapp dan

telegram dan bisa digunakan oleh perusahaan. Sehingga berbagi

pengetahuan tidak harus bertatap muka, melainkan memanfaatkan

teknologi yang sudah banyak dipakai saat ini. Hal ini

berkemungkinan akan lebih efektif dilakukan oleh

pengusaha/karyawan yang tergolong sebagai generasi Y

(kelahiran antara 1977-1997) dan generasi Z (kelahiran 1998-

2010) dan generasi Alpha (kelahiran 2011 dan sesudahnya),

karena mereka relatif lebih mampu mengeksplorasi teknologi

digital dengan baik. Sedangkan generasi yang tergolong sebagai

Baby Boomers (kelahiran sebelum tahun 1965) dan Generasi X

(kelahiran 1965-1969) perlu berkolaborasi dengan sebahagian

generasi X, Generasi Y, Generasi Z dan Generasi Alpha agar bisa

beradaptasi dengan kemajuan teknologi tersebut. Hal tersebut di

atas akan menguatkan indikator “menggunakan internet dan

media sosial untuk berbagi pengetahuan”.

Page 15: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

361

iii. Aplikasi pengetahuan:

- perusahaan perlu belajar dan memanfaatkan kesalahan-kesalahan

yang mereka lakukan pada masa lalu untuk menjadi pelajaran dan

pengetahuan yang bisa dipakai pada masa sekarang dan akan

datang. Oleh karena itu perusahaan perlu secara kritis

mempertanyakan apa kesalahan masa lalu yang pernah mereka

lakukan, dan bagaimana agar tidak terulang pada masa sekarang.

Kekritisan dalam berfikir tersebut bisa dilatih dengan membuka

kran diskusi antar karyawan dan mendorong mereka untuk

menyampaikan pendapat secara terbuka. Hal ini akan menguatkan

indikator “pengetahuan dari kesalahan masa lalu”.

- Sama seperti indikator sebelumnya, penggunaan pengetahuan

yang diperoleh dari pengalaman pada masa lalu untuk

menyelesaikan masalah, akan efektif dilakukan jika perusahaan

memiliki kemampuan berfikir kritis terkait pelajaran yang bisa

diperolehnya dari masa lalu untuk menyelesaikan masalah saat

ini. Kekritisan berfikir bisa dibangun dengan mendorong

munculnya komunikasi terbuka antar semua pihak di dalam

organisasi. Hal ini akan memperkuat indikator “pengalaman

masa lalu untuk menyelesaikan masalah”

- Perusahaan perlu menggali pengalaman-pengalamannya selama

ini dan memanfaatkannya untuk mencari celah penghematan

biaya saat ini. Efiesiensi biaya bisa diciptakan jika perusahaan

Page 16: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

362

memahamai struktur biaya dan mencari cara untuk menciptakan

penghematan-penghematan. Hal ini akan memperkuat indikator

“pengetahuan masa lalu untuk menciptakan penghematan”.

c. Modal intelektual berperan terhadap peningkatan kinerja inovasi yang

berimplikasi pada kinerja perusahaan. Modal intelektual juga memediasi

pengaruh manajemen pengetahuan terhadap kinerja inovasi. Agar

kontribusi modal intelektual bisa ditingkatkan, maka perusahaan perlu

memperbaiki indikator-indikator modal intelektual, seperti berikut ini:

i. Modal manusia:

- perusahaan sebaiknya meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan teknis karyawan melalui pemberian bimbingan

langsung di tempat kerja, ataupun menghadiri pelatihan yang

diberikan oleh lembaga pemerintah/BUMN. Hal tersebut akan

menguatkan indikator “pengalaman dan keterampilan karyawan”.

- Hendaknya perusahaan menumbuhkan kemampuan sumber daya

manusianya agar memiliki kemampuan menggunakan pendekatan

baru dalam pemecahan masalah dan menangani persoalan tidak

terduga. Untuk itu, perusahaan perlu mengajak karyawan untuk

berpartisipasi dalam pemecahan masalah yang ditemui. Selain itu,

perusahaan perlu juga mempelajari teknik-teknik pemecahan

masalah secara praktis dan teknik berfikir kreatif melalui lembaga

pelatihan ataupun buku-buku ataupun media online. Hal ini akan

Page 17: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

363

menguatkan indikator “pendekatan baru dalam pemecahan

masalah”, dan “kemampuan menangani persoalan tidak terduga”

tersebut.

ii. Modal struktural:

- perusahaan perlu untuk membuat prosedur tertulis dan

mendokumentasikan pengetahuan yang dimiliki agar pengetahuan

itu tidak mudah hilang. Sekaligus hal ini dilakukan agar

pengusaha bisa lebih fokus kepada isu strategis. Karyawan bisa

mempelajari pengetahuan baru tanpa harus tergantung pada tacit

knowledge pengusaha. Apalagi jika ukuran perusahaan semakin

lama membesar sehingga rentang kendali semakin luas. Tindakan

tersebut perlu dilakukan untuk menguatkan indikator “prosedur

pembuatan tertulis dan dokumentasi informasi”.

iii. Modal relasional:

- Perusahan hendaklah memperkuat indikator “kemitraan dengan

pasar dan komersial (pelanggan, pemasok, perusahan distribusi,

perusahaan retail, dan perusahaan sejenis)” dan indikator “jumlah

informasi” melalui pembuatan kesepakatan kerjasama usaha

dengan perusahaan mitra. Misalnya melalui pembuatan

perjanjian/kontrak penyediaan bahan baku, perjanjian pengiriman

produk, perjanjian pemasaran dan lain sebagainya.

- perusahaan sebaiknya membuka diri dan mau terlibat di dalam

program-program yang dijalankan oleh sektor publik seperti

Page 18: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

364

lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, perguruan tinggi

dan BUMN. Perusahaan perlu memberikan masukan-masukan

yang membangun kepada sektor publik agar mampu memberikan

layanan dan program yang menjawab kebutuhan lapangan. Hal

tersebut di atas akan menyempurnakan indikator “kemitraan

dengan sektor publik” dan “jumlah informasi”.

- Selain itu, perusahaan perlu mengikuti acara berbagi

pengetahuan/knowledge sharing yang sering diadakan oleh

asosiasi dan komunitas sehingga perusahaan bisa memperoleh

pengetahuan-pengetahuan baru yang dimiliki oleh mitra usaha

tersebut. Disamping itu perusahaan juga bisa mencari mentor

yakni pengusaha yang sudah berhasil yang berasal dari

asosiasi/komunitas untuk mendukung peningkatan modal

relasional perusahaan. Hal ini akan memperkuat indikator

“kemitraan dengan asosiasi/komunitas” dan “jumlah informasi”

yang diperoleh..

iv. Modal kewirausahaan:

- perusahaan hendaknya mengikuti pelatihan, mencari mentor

bisnis ataupun banyak membaca buku terkait manajemen resiko,

pengambilan keputusan bisnis, ketajaman bisnis/business acumen

dan teknik berfikir kreatif. Hal ini menyangkut peningkatan

indikator “keberanian mengambil resiko”, “kemampuan

Page 19: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

365

mengambil keputusan secara tegas” dan “kemampuan

mengidentifikasi peluang bisnis baru”.

d. Kinerja inovasi berkontribusi dalam mempengaruhi kinerja perusahaan

dan juga memediasi pengaruh kapabilitas dinamis, manajemen

pengetahuan dan modal intelektual dalam mempengaruhi kinerja

perusahaan. Peran kinerja inovasi bisa lebih ditingkatkan lagi melalui:

i. Inovasi produk dan estetika:

- perusahaan perlu berkreasi lebih banyak lagi menggunakan bahan

baku baru untuk menghasilkan produk fashion pakaian. Tantangan

yang dihadapi selama ini adalah bahan baku tekstil yang cenderung

susah diperoleh dan harganya pun berfluktuasi sesuai nilai tukar

rupiah ke dollar Amerika Serikat. Untuk dapat memperoleh bahan

baku baru tentu saja perusahaan perlu melakukan mencari

pengetahuan yang lebih banyak tentang bahan baku baru dan

melakukan uji coba secara internal. Namun jika kapasitas dan

kapabilitas internal tidak memadai, maka perusahaan perlu

berkolaborasi dengan lembaga riset pemerintah atau swasta

ataupun dengan perguruan tinggi untuk mencari alternatif lain

seperti pembuatan pakaian dari serat rami, pisang, ataupun enceng

gondok. Melalui hal tersebut, maka perusahaan akan memperkuat

indikator “penggunaan bahan baku baru”.

Page 20: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

366

- Selain itu, perusahaan juga harus lebih memperbanyak variasi

tampilan produk, karena salah satu aspek terpenting dari industri

kreatif fashion adalah nilai estetika produk, lebih dari sekedar

fungsinya. Bagi perusahaan dengan pemilik usaha yang tergolong

sebagai generasi X, Y dan Z, ide tentang variasi tampilan produk

baru bisa dilihat melalui media internet, media massa cetak,

elektronik ataupun observasi secara langsung. Sementara bagi

generasi yang lebih senior, variasi tampilan produk bisa dilihat dari

media massa cetak, elektronik dan observasi pasar secara langsung.

Hal ini akan menguatkan indikator “variasi tampilan produk”.

- Sedangkan untuk memperkuat indikator “desain unik yang

dihasilkan”, perusahaan perlu meningkatkan keterampilan teknis

dan kreatifitas modal manusia untuk menghasilkan desain yang

bersifat unik. Hal ini dapat diperoleh antara lain dengan mengikuti

pelatihan teknis pembuatan produk, pelatihan teknik berfikir

kreatif, mengikuti ajang pameran atau peragaan busana serta bagi

sebahagian generasi X, generasi Y dan generasi Z bisa juga dengan

mencari informasi di jaringan internet.

ii. Inovasi proses:

- perusahaan perlu berkreasi, melakukan perbandingan usaha

dengan perusahaan lain, ataupun mengikuti pelatihan terkait

metode produksi baru yang bisa diaplikasikan di perusahaan. Hal

ini berarti perusahaan harus lebih terbuka terhadap kemungkinan

Page 21: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

367

cara-cara baru yang berbeda dengan kultur produksi selama ini.

Melalui hal tersebut maka akan menguatkan indikator “metode

produksi baru”.

- Selain itu perusahaan juga perlu berinvestasi untuk menggunakan

peralatan produksi yang baru. Keterbatasan dana investasi tentu

saja bisa ditutupi dengan pinjaman dari lembaga keuangan

ataupun koperasi. Namun yang jadi penghalang selama ini adalah

perusahaan tidak cukup mengetahui cara memperoleh pinjaman,

tidak memiliki izin usaha resmi untuk pengurusan pinjaman,

proses birokrasi yang dirasakan rumit, ataupun ketakutan

pengusaha terlilit pinjaman. Untuk itu perusahaan perlu melihat

manfaat jangka panjang yang akan mereka peroleh melalui

pinjaman investasi yang dilakukan. Sehingga akan lebih

memotivasi untuk melakukan investasi dan mencari pembiayaan

yang sesuai. Hal ini akan menguatkan indikator “penggunaan

peralatan produksi baru”.

- Perusahaan juga perlu mencari alternatif metode

logistik/distribusi/pengiriman baru, sehingga bisa menghemat

biaya logistik. Perusahaan juga bisa menjalin kontrak jangka

panjang dengan pihak ketiga dengan klausul yang

mempertimbangkan sisi biaya, mutu dan waktu terbaik. Tindakan

ini akan menguatkan indikator penggunaan “metode

logistik/distribusi/pengiriman baru”.

Page 22: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

368

iii. Inovasi pemasaran:

- Perusahaan perlu menciptakan kemasan yang menarik sehingga

produk yang dihasilkan lebih menjual. Sekarang ini cukup banyak

pelatihan ataupun sumber pengetahuan di internet/youtube yang

menyediakan informasi tentang cara packaging yang baik. Selain

itu ide tentang packaging juga bisa diperoleh dari konsultan

pemasaran. Hal ini akan memperkuat indikator “kemasan baru”.

- Perusahaan juga perlu melihat potensi penempatan produk di

saluran penjualan yang baru. Jika selama ini dilakukan penjualan

langsung ke pedagang perantara, maka dengan bantuan teknologi

perusahaan juga bisa masuk ke pedagang perantara yang lebih

kecil ataupun melakukan penjualan retail secara online. Hal ini

akan memperkuat indikator “metode penempatan produk di saluran

penjualan baru”.

- Perusahan perlu mempelajari penggunaan media promosi baru

seperti media pemasaran digital melalui media internet atau media

sosial. Perusahan juga dapat memperluas teknik promosi seperti

penggunaan dukungan model yang berasal dari tokoh/model

online. Selama ini penjualan didominasi dengan penjualan

tradisional langsung ke konsumen. Jika hal ini dilakukan, maka

akan menguatkan indikator penggunaan “media dan teknik

promosi baru”.

Page 23: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

369

- Selain itu perusahaan juga perlu menggunakan metode penetapan

harga baru. Selama ini harga sudah terbentuk di pasar dan

perusahan cenderung mengikuti hal tersebut. Padahal dengan

inovasi/memberikan nilai tambah tertentu terhadap produk, maka

perusahan berpotensi untuk menjual produk dengan harga diatas

harga pasar. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan untuk

menetapkan harga baru di pasar yang bisa diperoleh dari pelatihan,

buku, maupun informasi online. Hal ini akan memperkuat indikator

“metode penetapan harga baru”.

iv. Inovasi organisasi:

- Jika ukuran perusahaan semakin besar, maka perusahaan perlu

mendelegasikan sebagian pengambilan keputusan kepada team

leader/koordinator di dalam organisasi. Sehingga

pengusaha/pemilik/direktur bisa lebih fokus ke persoalan lain yang

lebih strategis. Hal ini akan memperkuat indikator “pengaturan

tanggungjawab dan pengambilan keputusan”.

- Selain itu, perusahaan juga perlu berinovasi dengan membangun

aliansi dan kemitraan baru dengan pihak eksternal diluar kemitraan

yang sudah terjalin selama ini, dengan pendekatan model bisnis

baru diluar pendekatan tradisional yang sudah terbangun dengan

konsumen, pemasok ataupun komunitas, misalnya bermitra dengan

perusahaan teknologi sehingga perusahaan bisa memperbaiki akses

terhadap bahan baku, desain model maupun teknik produksi,

Page 24: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

370

maupun pemasaran. Hal ini akan memperkuat indikator

“pengaturan hubungan eksternal”.

e. Kinerja perusahaan bisa lebih ditingkatkan lagi melalui:

i. Pelanggan:

- Perusahaan perlu memperkuat indikator “pertumbuhan

pelanggan” dengan cara mulai masuk ke perdagangan online.

Sehingga bisa menjangkau konsumen yang berada di daerah-

daerah Indonesia yang selama ini tidak bisa diakses melalui jalur

tradisional, dan bahkan bisa lebih jauh sampai ke luar negeri.

- Perusahan perlu memetakan produk dan layanan seperti apa saja

yang diinginkan pelanggan perusahaan. Berdasarkan hasil

pemetaan tersebut, maka perusahaan harus mencoba menyusun

perencanaan produksi dan layanan yang sesuai dengan harapan

pelanggan tersebut. Sehingga ketika produk dan layanan tersebut

disampaikan, bisa memuaskan pelanggan. Tindakan tersebut akan

meningkatkan indikator “kepuasan pelanggan”.

ii. Keuangan:

- Indikator “pertumbuhan penjualan” bisa dikuatkan dengan cara

memasuki segmen pasar baru, mencoba teknik pemasaran baru,

ataupun membangun pola kerjasama penyediaan barang dengan

konsumen tertentu.

Page 25: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

371

- Perusahaan perlu mengevaluasi kembali data histori biaya untuk

kemudian membandingkan perencanaan biaya yang dilakukan

dengan penyimpangan yang terjadi. Perbedaan yang terjadi perlu

dianalisis penyebabnya sehingga kemudian bisa diambil tindakan

koreksi yang tepat. Perlu juga perusahaan mempelajari “dasar-

dasar manajemen biaya” agar bisa lebih memiliki wawasan terkait

tindakan yang perlu diambil. Hal ini akan memperkuat indikator

“penghematan biaya” dan “ pertumbuhan laba”

- Secara akuntansi, laba adalah selisih dari harga penjualan

dikurangi beban (biaya) produksi. Oleh karena itu, peningkatan

pada sisi penjualan dan penghematan dari sisi biaya sebenarnya

akan memperbesar laba. Dengan demikian, indikator

“pertumbuhan laba” terkait dengan penguatan pada dua indikator

keuangan lainnya.

2. Bagi Pengambil Kebijakan (Lembaga Pusat dan Daerah)

Pengambil kebijakan yang dimaksud pada penelitian ini adalah lembaga negara

yang berkepentingan terhadap kinerja industri fashion produk tekstil, meliputi:

Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

Dinas Perindustrian/instansi beserta instansi vertikal Tingkat Propinsi serta

Kabupaten dan Kota, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah beserta

instansi vertikal Tingkat Propinsi serta Kabupaten dan Kota, serta Badan

Ekonomi Kreatif (Bekraf)

Page 26: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

372

a. Lembaga pemerintah tersebut perlu melibatkan perusahaan-perusahaan di

industri kreatif fashion produk tekstil dalam menyusun program

pengembangan/pendampingan perusahaan. Masukan dari perusahaan

akan sangat berarti agar program yang disusun oleh lembaga-lembaga

tersebut benar-benar menjawab permasalahan lapangan.

b. Program pengembangan/pendampingan industri juga perlu dirancang

secara lebih berkesinambungan. Misalnya sesudah diberikan pelatihan in

class, perlu diikuti dengan kegiatan pendampingan lapangan selama

beberapa waktu tertentu. Sesudah terlihat kemajuan, maka kembali

diadakan program in class lanjutan. Lalu diikuti dengan pendampingan

lapangan lanjutan, dan seterusnya. Sehingga perkembangan perusahaan

yang didampingi lebih terpantau dan memberikan nilai bagi perusahaan

yang didampingi.

c. Terkait sulitnya memperoleh bahan baku baru untuk menghasilkan

produk fashion pakaian, maka lembaga riset pemerintah ataupun

perguruan tinggi perlu melakukan riset dan pengembangan bahan baku

pakaian alternatif dari serat alam lokal, seperti: rami, pisang ataupun

enceng gondok dan lain sebagainya. Pilihan lain adalah dengan

membangun sektor pertanian industri kapas. Tentu saja setiap alternatif

memerlukan analisis biaya dan manfaat serta manajemen resikonya.

Sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

d. Lembaga pemerintah perlu lebih menyederhanakan proses perizinan

usaha. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa banyak

Page 27: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

373

perusahaan yang tidak mengurus izin usaha resmi karena birokrasi yang

dirasakan terlalu rumit. Padahal perizinan usaha diperlukan jika

perusahaan membutuhkan dana investasi untuk membiayai kegiatan

investasi usaha.

e. Terkait dengan tantangan ke depan berupa revolusi industri 4.0 dan

society 5.0, maka:

membangun infrastruktur ICT ataupun memberi kemudahan akses

pembiayaan untuk melakukan investasi ICT di sentra-sentra industri

fashion produk tekstil.

pengambil kebijakan perlu memberikan pelatihan peningkatan

kapabilitas sumber daya manusia dalam pemanfaatan ICT terutama

pada topik-topik seperti: 1.) membangun akses terhadap pemasok

bahan baku nasional/regional ataupun global, 2.) membangun jaringan

/ network dengan komunitas, lembaga riset/perguruan tinggi,

konsumen dan pesaing, 3.) mencari ide / memprediksi tren ke depan,

4.) Membuat perencanaan bisnis, 5.) sharing pengetahuan secara

online, 6.) menyimpan pengetahuan ke cloud, 6.) membuat desain

produk berbasis teknologi digital, 7.) produksi berbasis teknologi, 9.)

mendesain merek/packaging produk secara digital, 10). melakukan

strategi marketing digital, 11). melakukan penjualan produk ke online

market place.

Sehubungan hal di atas, pengambil kebijakan perlu juga menentukan

siapa yang harus menjadi target penerima investasi infrastruktur

Page 28: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2015/120430150522_5_6754.pdf · 347 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam

374

ataupun target peserta pelatihan peningkatan kapabilitas sumber daya

manusia dalam pemanfaatan ICT. Hal ini perlu dipertimbangkan

karena program-program tersebut memerlukan investasi biaya yang

cukup besar. Acuan yang bisa dipakai adalah model bisnis seperti apa

yang dijalankan oleh perusahaan pada industri kreatif fashion tersebut.

Misalnya, jika perusahaan memposisikan diri sebagai pemasok produk

kepada perusahaan retail, maka mereka tidak perlu menjadi target

untuk pelatihan penjualan produk ke online market place. Artinya,

program yang tepat hanya diberikan pada perusahaan yang tepat pula.