BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI...

46
39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE, TEAM SENATE DOTA GAMING DAN TEAM FRIENDSHIP Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan hasil dari rumusan masalah di bab satu yaitu bagaimana proses adaptasi interaksi pemain game online Defense of the Ancients 2 (Dota 2) di Team. Seperti yang ada di dalam tujuan yang ingin penulis capai yaitu menjelaskan proses adaptasi interaksi pemain game online Defense of the Ancients 2 (Dota 2) di Team dalam bentuk kebutuhan, harapan dan keinginan pemain dalam beradaptasi interaksi dengan Team. Dalam Teori Adaptasi Interaksi yang dikembangkan oleh Jurde Burgoon dimana teori ini dimuat dalam Theories of Human Communication (Little John, Foss, 2011) mengungkapkan bahwa posisi interaksi ditentukan oleh kombinasi dari tiga factor yang dinamakan RED , yaitu : 1. Requirements ( Kebutuhan ) yaitu segala hal yang seseorang perlukan dalam interaksi. Kebutuhan dapat bersifat biologis, seperti meminta makanan atau kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk berafiliasi atau kebutuhan berteman. Ia seperti terminology sosial dari pemenuhan kebutuhan untuk berafiliasi, menjalin persahabatan atau sampai pada hal-hal yang lebih menarik dalm sebuah interaksi. 2. Expectation ( Harapan) yaitu pola-pola yang seseorang perkirakan akan terjadi. Harapan berdiri untuk pola, yang diantisipasi untuk interaksi mendatang. Prediksi ini akan bergantung baik pada pengalaman masa lalu (jika orang lain akrab) atau norma-norma sosial (jika orang lain tidak dikenal). 3. Desires ( Keinginan) yaitu suatu tujuan dan preferensi dari apa yang akan dicapai dengan bantuan interaksi individu itu sendiri.

Transcript of BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI...

Page 1: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

39

BAB V

PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE

DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM

CORNERSTONE, TEAM SENATE DOTA GAMING DAN TEAM

FRIENDSHIP

Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan hasil dari rumusan masalah di bab

satu yaitu bagaimana proses adaptasi interaksi pemain game online Defense of the

Ancients 2 (Dota 2) di Team. Seperti yang ada di dalam tujuan yang ingin penulis

capai yaitu menjelaskan proses adaptasi interaksi pemain game online Defense of the

Ancients 2 (Dota 2) di Team dalam bentuk kebutuhan, harapan dan keinginan pemain

dalam beradaptasi interaksi dengan Team.

Dalam Teori Adaptasi Interaksi yang dikembangkan oleh Jurde Burgoon

dimana teori ini dimuat dalam Theories of Human Communication (Little John, Foss,

2011) mengungkapkan bahwa posisi interaksi ditentukan oleh kombinasi dari tiga

factor yang dinamakan RED , yaitu :

1. Requirements ( Kebutuhan ) yaitu segala hal yang seseorang perlukan dalam

interaksi. Kebutuhan dapat bersifat biologis, seperti meminta makanan atau

kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk berafiliasi atau kebutuhan berteman. Ia

seperti terminology sosial dari pemenuhan kebutuhan untuk berafiliasi, menjalin

persahabatan atau sampai pada hal-hal yang lebih menarik dalm sebuah interaksi.

2. Expectation ( Harapan) yaitu pola-pola yang seseorang perkirakan akan terjadi.

Harapan berdiri untuk pola, yang diantisipasi untuk interaksi mendatang. Prediksi

ini akan bergantung baik pada pengalaman masa lalu (jika orang lain akrab) atau

norma-norma sosial (jika orang lain tidak dikenal).

3. Desires ( Keinginan) yaitu suatu tujuan dan preferensi dari apa yang akan dicapai

dengan bantuan interaksi individu itu sendiri.

Page 2: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

40

Di dalam teori ini juga dipaparkan bahwa dalam setiap interaksi yang

dilakukan, perilaku seseorang akan berubah-ubah begitu pula perilaku seorang yang

lain. Hal ini sangat saling mempengaruhi dan memberikan efek yang signifikan dan

bahkan dapat mengubah rencana seseorang sebelumnya. Di dalam penelitian ini pun,

peneliti akan menjelaskan adaptasi interaksi dari tiap pemain di team dota 2 yang di

setiap team memiliki perbedaan yang cukup signifikan selama pemain berada di

dalam masing – masing team .

5.1 Profil Demografis Informan

Dari data yang diperoleh peniliti, tiap – tiap team memiliki usia, tingkat

pendidikan, asal, agama, suku dan waktu bermain yang beragam. Hasil ini didapat

dari masing-masing pemain di tiga team berbeda yaitu Team Cornerstone, Team

Senate Dota Gaming dan Team FriendShip. Data ini diperoleh dari hasil wawancara

secara langsung dengan masing-masing team dengan masing-masing waktu yang

berbeda.

Tabel 5.1

Profil Demografis Informan Team Cornerstone (CSE)

Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2017

Data di atas merupakan data dari setiap pemain Team Cornerstone yang masih

aktif hingga saat ini. Dari data di atas setiap pemain memiliki perbedaan dan yang

cukup jelas terlihat di segi usia, keberagaman suku , waktu bermain dan asal setiap

Page 3: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

41

pemain di team. Dari segi usia, perbedaan usia antara Patrick dengan pemain lainnya

yang cukup terpaut jauh dengan pemain yang lain. Ade dan Elnatan pun juga

memiliki usia cukup jauh dengan pemain yang lain. Sedangkan Suhaile dan Edwin

memiliki jarak usia yang tidak cukup jauh. Walaupun jarak usia yang berbeda-beda ,

hal ini tidak membuat Suhaile, Patrick, Ade dan Elnatan menjadi tidak canggung satu

sama lain ketika beradaptasi di team. Namun berbeda dengan keempat pemain ini,

Edwin yang merupakan salah satu dari Team Cornerstone yang dianggap sebagai

yang paling tua di team mengaku cukup merasa canggung di awal ia ikut tergabung

dengan team ini .

Terbentuknya Team Cornerstone bermula dari sebuah komunitas rohani

gereja yang akhirnya membuat para pemain antusias untuk membuat sebuah Team

Dota. Pemain di Team Cornerstone terdiri dari pemain yang beragama Kristen.

Keempat pemain di Team Cornerstone yaitu Ade, Suhaile, Edwin, Elnatan

merupakan pemain yang cukup aktif di gereja. Kedekatan keempat pemain berawal

dari pertemanan mereka di gereja dan karena memiliki hobi yang sama yaitu bermain

Dota membuat pemain semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk satu persatu

tergabung di team ini. Keempat pemain ini menjadi Team Cornerstone sebagai suatu

team yang mampu membangun mereka tidak hanya dari kemampuan saja, tapi dari

agama pun para pemain berharap team ini bisa menjadi team yang bisa kuat dalam

kerohanian.

Para pemain yang ada di Team Cornerstone berasal dari suku dan asal yang

berbeda-beda. Keberagaman ini dapat terlihat dari kelima pemain yang berasal dari

suku Tionghoa yaitu Suhaile, Edwin, dan Elnatan. Sedangkan Ade dan Patrick

berasal dari suku yang berbeda dengan ketiga pemain lainnya. Ade berasal dari suku

Batak, sedangkan Patrick berasal dari suku Ambon Selain itu, para pemain di team ini

memiliki daerah asal yang cukup beragam dimana Ade dan Elnatan berasal dari Bali.

Walaupun berasal dari tempat yang sama, kedua pemain sebelumnya tidak saling

Page 4: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

42

mengenal satu sama lain di daerah asal mereka masing-masing. Selain itu, Suhaile

berasal dari Lampung, Patrick berasal dari Ambon, dan Edwin berasal dari Semarang.

Walaupun kelima pemain berada dari suku dan asal yang berbeda, kelima

pemain dipertemukan di tingkat pendidikan yang sama yaitu di Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga. Meskipun menempuh pendidikan di universitas yang sama,

kelima pemain berasal dari fakultas yang berbeda. Ade, Suhaile dan Patrick berasal

dari fakultas yang sama yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ketiga pemain

pun sudah cukup saling mengenal satu sama lain sebelum mereka tergabung dengan

team ini, karena mereka berasal dari fakultas sama. Sementara itu Edwin dan Elnatan

berasal dari fakultas yang berbeda yaitu Fakultas Teknologi Informatika (FTI) dan

Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

Team Cornerstone merupakan team yang cukup aktif dalam bermain Dota 2.

Team ini memiliki waktu luang untuk bisa bermain bersama dengan pemain yang

lain. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan secara langsung dengan beberapa

pemain, hanya ada tiga pemain aktif yang hingga saat ini masih bermain bersama

dalam satu team yaitu Ade Raynaldi, Suhaile dan Patrick. Terlihat dari durasi lama

waktu informan bermain yaitu 5 jam. “ 5 jam , kayak gini nih sampe pagi kita main

haha ..”13. Menurut ketiga pemain, 5 jam merupakan waktu yang sangat efektif dan

sangat sering mereka habiskan untuk bermain bersama. Namun Edwin dan Elnatan,

kedua pemain di Team Cornerstone ini merupakan pemain yang tidak terlalu aktif

dalam bermain Dota 2. Bahkan ketika Team Cornerstone bermain bersama pun,

kedua pemain ini tidak terlihat ikut bermain secara bersama Team ini.

13

Hasil Wawancara dengan Suhaile (Team CornerStone) pada tanggal 9 April 2017

Page 5: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

43

Tabel 5.2

Profil Demografis Informan Team Senate Dota Gaming (SDG)

Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2017

Data di atas merupakan data yang di dapat secara langsung dari kelima

pemain di Team Senate Dota Gaming (SDG). Berbeda dengan Team Cornerstone,

pemain yang ada di Team Senate Dota Gaming (SDG) memiliki usia yang tidak

terpaut jauh antar satu sama lain. Jarak usia yang tidak terlalu jauh ini tidak membuat

masing – masing pemain di team menjadi canggung dan menjadi sulit untuk

beradaptasi satu sama lain. Albert yang merupakan anggota yang cukup muda di

dalam Team ini tidak merasa cukup kesulitan ketika berinteraksi dengan pemain yang

lain. Usia tidak menghambat pemain yang ada di team menjadi sulit untuk

beradaptasi interaksi satu sama lain.

Kelima pemain yang ada di Team SDG sedang menjalankan studi mereka di

salah satu Universitas di kota Salatiga yaitu Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW). Walaupun berasal dari lingkungan pendidikan yang sama, para pemain

berasal dari fakultas yang beragam. Sebastian dan Christian berasal dari fakultas yang

sama, yaitu Fakultas Teknologi Informatika (FTI). Kedua pemain sudah cukup saling

mengenal satu sama lain dan kedua pemain cukup dekat jauh sebelum team SDG

terbentuk. Sementara itu, Anka dan Nathanael berasal dari fakultas yang sama yaitu

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Walaupun berasal dari fakultas yang sama,

kedua pemain sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain sebelum team ini

Page 6: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

44

terbentuk. Albert memiliki fakultas yang berbeda dengan keempat pemain lainnya.

Albert berasal dari Fakultas Biologi.

Setiap pemain yang ada di Team SDG berasal dari suku dan asal yang

beragam. Sebastian, Nathanael, dan Christian berasal dari suku yang sama yaitu

Tionghoa. Sedangkan, Ankaa dan Albert berasal dari suku Jawa dan Minahasa.

Kelima pemain pun memiliki daerah asal yang berbeda satu sama lain. Sebastian

berasal dari Semarang, sementara Nathanael dan Christian berasal dari daerah yang

sama yaitu Lampung. Kedua pemain sudah cukup saling mengenal satu sama lain

ketika keduanya masih berada di Lampung, dan cukup tidak sulit bagi mereka berdua

untuk bisa berinteraksi dan mengenal dengan baik. Ankaa dan Albert juga berasal

dari daerah yang sama yaitu Salatiga. Namun berbeda dengan Nathanael dan

Christian, kedua pemain ini sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain. Kedua

pemain saling mengenal sejak menempuh pendidikan di UKSW.

Berbeda dengan Team Cornerstone, Team SDG merupakan team yang sangat

aktif di dalam Dota 2. Walaupun cukup aktif dalam bermain, salah satu pemain yaitu

Nathanael memiliki waktu yang tidak cukup lama bermain bersama dengan team

dibandingkan dengan pemain aktif lainnya. Nathanael memiliki waktu bermain yang

cukup sedikit dengan team karena waktu tersebut menurutnya tidak sesuai dengan

kesibukkan yang dijalaninya saat ini. Walaupun waktu bermain Nathanel terhitung

berbeda dengan pemain yang lain, Nathanael berusaha untuk bisa aktif bermain

bersama dengan team ini. Dan waktu mereka bermain bersama ini lebih banyak

mereka habiskan di Putra Abadi Center (PA) atau di kantor Senat Mahasiswa

Universitas (SMU).

Page 7: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

45

Tabel 5.3

Profil Demografis Informan Team FriendShip

Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2017

Data di atas merupakan data yang didapat secara langsung dari Team

FriendShip. Team FriendShip (FS) perbedaan usia antar pemain ini tidak terhitung

jauh, namun para pemain mampu beradaptasi dengan baik tanpa canggung satu

dengan yang lain. Perbedaan usia yang hanya terhitung satu tahun, membuat para

pemain cukup mampu untuk berkomunikasi satu sama lain dengan baik walaupun

awal terbentuknya team ini bukan dari seorang yang saling mengenal satu sama lain.

Dalam beradaptasi pun setelah mereka saling mengenal satu dengan yang lain, para

pemain pun tidak mengalami kesulitas untuk berinteraksi dan kelima pemain

beranggapan bahwa cukup mudah bagi mereka dengan perbedaan usia yang tidak

terlalu jauh untuk bisa mengenal kepribadian masing – masing.

Berdasarkan tingkat pendidikan sendiri, para pemain sedang menyelesaikan

pendidikan mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kelima pemain berasal dari

sekolah yang berbeda yang dimana Adi , Hendrik dan Yosua berasal dari SMA

Kristen 1 Salatiga. Walaupun memiliki sekolah yang sama, namun ketiga pemain

bukan berasal dari teman yang saling mengenal satu dengan yang lain. Sementara itu,

Surya dan Steven berasal dari SMA Laboratorium Kristen Satya Wacana. Kedua

pemain ini pun bukan berasal dari teman dekat di sekolah mereka.

Page 8: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

46

Keduanya hanya saling mengetahui dan sebatas saling mengenal saja, sebelum

akhirnya ikut bergabung dengan team ini.

Berbeda dengan kedua team sebelumnya, Team Friendship memiliki

keberagaman agama. Agama Muslim dianut oleh Adi dan Hendrik. Surya menganut

agama Katolik dan Steven serta Yosua menganut agama Kristen. Meskipun memiliki

agama yang beragam, kelima pemain di team ini dapat saling menghargai dan

mentoleransi satu sama lain. Ketika para pemain tersebut bermain bersama, salah satu

pemain mengingatkan pada pemain yang beragama muslim untuk terlebih dahulu

menjalankan sholat jumat. Ini terlihat dari interaksi yang mereka lakukan pada saat

team ini sedang berkumpul untuk bermain bersama. Tidak hanya mendukung untuk

semakin baik dalam permainan saja, kelima pemain pun saling mendukung dalam

segi kerohanian.

Selain itu, Team FriendShip memiliki keberagaman suku dan asal. Steven dan

Surya berasal dari suku Tionghoa. Adi dan Hendrik berasal dari suku Jawa.

Sementara itu, kelima pemain pun memiliki daerah asal yang berbeda-beda. Adi

berasal dari Salatiga, Surya berasal dari Surabaya. Hendrik berasal dari Yogyakarta,

Steven berasal dari Jakarta dan Yosua berasal dari Bandung. Walaupun kelima

pemain berasal dari beberapa suku yang sama dan daerah yang berbeda, interaksi

mereka dapat terbangun dengan baik.

Dalam durasi waktu bermain pun, Team FS memiliki waktu yang berbeda

dalam bermain dibandingkan dengan Team Cornerstone dan Team SDG. Walaupun

terhitung sebagai team baru di Dota 2, team ini memiliki waktu yang cukup lama dan

semua pemain terhitung cukup aktif dalam bermain bersama team ini yaitu kisaran

waktu antara 4-7 jam. Walaupun kelima pemain memiliki durasi waktu bermain yang

berbeda, namun kelima pemain lebih banyak menghabiskan waktu bermain bersama

dikisaran waktu 6 jam. Bagi kelima pemain, waktu ini cukup efektif untuk bisa

berlatih bersama-sama.

Page 9: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

47

5.2 Proses Adaptasi Interaksi Pemain Di Masing -Masing Team

Setiap pemain di team masing-masing memiliki kriteria nya sendiri dan proses

saat beradaptasi mereka pun bervariasi. Awal pertemuan para pemain di dalam team

sangat mempengaruhi adaptasi interaksi para pemain dan karakter masing- masing

pemain di team akan terlihat sangat jelas baik saat para pemain sudah tergabung di

team dan ketika para pemain ikut bermain bersama dalam satu team. Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengurai seperti apa Kebutuhan , Keinginan dan Harapan

para pemain baik ketika pertama kali ikut tergabung di dalam team maupun sesudah

ikut tergabung di dalam team.

5.2.1 Team Cornerstone (CSE)

Team Cornerstone merupakan sebuah team yang dibentuk pada tahun 2013.

Team ini beranggotakan lima orang pemain yang terdiri dari Ade (Leader), Suhaile

(anggota), Patrick (anggota), Edwin (anggota) dan Elnatan (anggota). Awal mula

terbentuknya team ini adalah ide dari Ade dan Suhaile .

“Sebenarnya karna gua yang buat ini team dari awal sih

sama sule juga jadinya kita yang nawarin ke mereka

buat join sama team ini”14

Terbentuknya team merupakan siasat bagi mereka untuk bisa mengajak

pemain lain tergabung dalam komunitas gereja. Mereka berharap dengan adanya team

ini, akan menjadi wadah untuk saling membangun dalam hal yang positif baik secara

rohani maupun secara skill. Setelah terbentuknya team ini, Ade dan Suhaile pun

kemudian merekrut pemain lain yang juga merupakan pemain yang aktif dalam

lingkungan gereja yaitu Elnatan dan Edwin.

14Hasil Wawancara dengan Ade Raynaladi Leader Team CornerStone pada tanggal 9 April 2017

Page 10: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

48

Menurut mereka ini juga merupakan cara yang cukup mudah untuk bisa saling

mengerti dan mengenal kemampuan masing-masing. Ade, Suhaile, Elnatan dan

Edwin merupakan pemain yang sudah saling mengenal satu sama lain dan awal

permulaan mereka bertemu dan berkenalan di gereja tersebut. Karena dalam

permainan Dota 2 dibutuhkan team yang beranggotakan lima orang dan Team

CornerStone sendiri masing kekurangan satu anggota lainnya, akhirnya Ade pun

mengajak Patrick untuk ikut masuk bersama Team ini. Patrick sebelumnya tidak

mengenal anggota yang lain kecuali Ade dan Suhaile. Menurut Patrick tidak cukup

sulit untuk beradaptasi di awal memasuki team ini. Komunikasi bagi Patrick sendiri

merupakan kunci utama untuk membangun interaksi menjadi lebih baik.

Kelima pemain di Team Cornerstone juga sepakat bahwa karakter menjadi

awal bagi mereka untuk bisa beradaptasi interaksi dan mengenal lebih dalam satu

sama lain. Kelima pemain di team ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Ade

yang merupakan Leader dari Team Cornerstone sendiri dianggap oleh keempat

pemain sebagai seseorang yang memiliki karakter yang keras dan punya ego yang

tinggi dan Ade memiliki karakter yang sama dengan Suhaile. Patrick sendiri

digambarkan oleh pemain yang lain sebagai seseorang yang memiliki karakter yang

pendiam, dan pintar. Patrick dianggap sebagai pemain yang cukup baik di dalam team

dan mampu bergerak cepat. Ade, Suhaile dan Patrick setuju bahwa mereka adalah

pemain yang sangat cocok di team karena mereka mampu menyeimbangi dan dalam

berinteraksi pun mereka sepakat bahwa mereka tidak mengalami kesulitan ketika

beradaptasi interaksi satu sama lain. Bahkan pada saat ketiga pemain ini bermain

bersama pun, interaksi mereka dapat berjalan dengan baik dan tidak cukup sulit bagi

mereka untuk menyamakan pendapat saat bermain.

Berbeda dengan ketiga pemain yang lain, Edwin dan Elnatan merupakan

karakter yang cukup tidak disukai di dalam team . Hal ini terlihat dari wawancara

yang dilakukan secara langsung dengan ketiga pemain lainnya , Edwin memiliki

Page 11: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

49

karakter sangat cenderung lemot14 sehingga pemain yang lain cukup mengeluhkan

kesulitan mereka ketika berinteraksi dengan Edwin.

“Kalo HanHan (Edwin) dia tu mikirnya lama dan

lemot..”15

“Gua paling suka sebel tu sama HanHan (Edwin) ..

Soalnya kadang HanHan (Edwin) suka ngelakuin apa

yang gak harus dilakuin dan suka bikin kita rugi .. jadi

kalah gara – gara dia dan bikin sakit hati tuh hahaha..”16

Gambar 2.

Suasana Team Cornerstone saat bermain di Putra Abadi Net Center

Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 9 April 2017

Pada saat observasi di lapangan pun, ketiga pemain pun saling menertawai

dan saling menyetujui karakter yang dimiliki Edwin. Bagi mereka karakter Edwin

adalah karakter yang cukup unik dan membutuhkan penangan yang baik untuk bisa

mengendalikan karakternya.

14 Lemot = Lemah otak ( sebutan untuk orang yang lambat berpikir atau lambat bekerja) https://kitabgaul.com/word/lemot

15 Hasil wawancara dengan Suhaile (Team Cornerstone) pada 9 April 2017

16 Hasil wawancara dengan Patrick (Team Cornerstone) pada 10 April 2017

Page 12: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

50

Emosi ketiga pemain pun cukup terbawa ketika menceritakan cara bermain Edwin

yang tidak bisa menyesuaikan dengan pemain yang lain bahkan salah satu pemain

mengatakan kata-kata negative yang menggambarkan Edwin sebagai seorang yang

rela berkorban, namun tidak bisa menempatkan dirinya dengan baik saat bermain dan

membuat pemain lain cukup sulit untuk bisa bermain bersama dengannya.

Berbeda dengan Patrick, Ade dan Suhaile memiliki pendapat sendiri

mengenai Edwin. Walaupun memiliki sifat yang lama untuk berfikir tapi menurut

kedua pemain ini, Edwin memiliki sifat yang baik dan rela berkorban. Hal ini yang

dianggap oleh kedua pemain sebagai nilai positif dari Edwin. Sementara itu, Elnatan

dianggap sebagai seseorang yang memiliki keras kepala dan suka semaunya sendiri.

Para pemain mengaku cukup mengalami kesulitan dengan sifat Elnatan yang

dianggap tidak mampu menyeimbangi permainan di Team ini. Hal inilah yang

akhirnya terkadang memancing emosi para pemain di team dan mengubah interaksi

pemain ketika permainan berlangsung.

Keberadaan Elnatan di team yang cukup jarang untuk bermain bersama

dengan Team membuat para pemain terbawa emosi saat bermain. Menurut para

pemain, Elnatan merupakan pemain yang cukup penting di dalam team. Pemain pun

cukup kesulitan saat bermain ketika Elnatan tidak berada di team pada saat team ini

bermain. Ade yang merupakan ketua dari Team Cornerstone pun mengaku cukup

kesusahan untuk mengajak Elnatan bermain bersama dengan team. Bahkan pada saat

team sedang bermain pun, Ade menyempatkan diri untuk menelfon Elnatan dan

mengajaknya untuk bermain bersama dengan Team. Pada saat ditanyakan pun, status

Elnatan yang bukan lagi single menjadi pengaruh utama Elnatan menjadi jarang

untuk bermain bersama lagi dengan Team. Bahkan salah satu pemain memberikan

pendapat negative mengenai status Elnatan saat ini yang lebih banyak menutup diri

dengan team.

Page 13: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

51

Kelima pemain memiliki tanggapan yang berbeda pada saat menjawab

kesulitan yang mereka alami ketika beradaptasi dengan pemain yang lain di team.

Menurut Ade dan Suhaile, bagi mereka tidak cukup sulit untuk beradaptasi dengan

pemain lain karena awal permulaan dari sebuah pertemanan membuat kedua pemain

ini saling mengerti karakter masing-masing. Bagi Patrick sendiri, adaptasi merupakan

hal yang tidak terlalu sulit baginya ketika ikut tergabung dengan team ini. Namun

Patrick menegaskan bahwa mengenal karakter dan kecocokan karakter menjadi kunci

yang paling penting dalam beradaptasi.

“Enggak sulit sulit amat sih, yang susah tu Ochu

(Elnatan) tapi anaknya sebenarnya selow sih jadi

gampang – gampang susah .. Kalo HanHan (Edwin)

gua udah terlanjur emosi agak susah sama dianya haha .

Kalo sama ade karna satu organisasi di kampus

gampang terus sama sule ya dah kenal jadi gak susah

sih”17

Edwin dan Elnatan memiliki pendapat yang sama mengenai kesulitan

beradaptasi dengan pemain yang lain di team ini. Karakter yang berbeda – beda

membuat Edwin dan Elnatan cukup sulit untuk menerima dan memahami setiap

pemain yang ada di team ini. Disimpulkan bahwa kedua pemain ini cukup sulit untuk

beradaptasi interaksi dengan pemain lain yang ada di team ini. Dengan karakter yang

berbeda di tiap pemain, kelima pemain pernah mengalami “crash”. Kelima nya

menyatakan bahwa hal tersebut terjadi jika mereka sedang bermain bersama. Bahkan

pengakuan dari Leader Team Cornerstone sendiri yaitu Ade menyatakan bahwa salah

satu anggota sempat memutuskan untuk tidak lagi tergabung di team ini.

“Sampe ada dulu yang gak mau maen bareng gitu .. Ya

walaupun sih akhirnya dia maen lagi sama kita

hahaha..”18

17 Hasil wawancara dengan Patrick (Team Cornerstone) pada 10 April 2017

18 Hasil wawancara dengan Ade (Leader Team Cornerstone) pada 9 April 2017

Page 14: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

52

Hal ini sempat terjadi di dalam team karena salah satu pemain menganggap

bahwa para pemain tidak bisa saling memahami dan saling mengerti satu dengan

yang lain. Pemain tersebut tidak bisa menerima apa yang salah satu pemain ucapkan

padanya saat permainan berlangsung. Kata-kata kasar yang dilontarkan oleh salah

satu pemain membuat pemain tersebut pada akhirnya memutuskan untuk sejenak

tidak bermain bersama dengan Team Cornerstone. Namun jangka waktu yang cukup

lama akhirnya pemain tersebut memutuskan untuk tergabung kembali dengan team.

Selama permainan berlangsung pun, interaksi yang terjalin pun cukup baik

diantara para pemain satu sama lain. Walaupun keberadaan Elnatan dan Edwin pada

saat bermain tidak ada, ketiga pemain yang cukup aktif yaitu Suhaile, Ade dan

Patrick cenderung mampu bisa saling menyeimbangi satu dengan yang lain. Namun

ketika permainan tersebut mencapai puncaknya, emosi ketiga pemain semakin

terbawa. Kata-kata kasar pun sering keluar dari ketiga pemain saat mereka bermain

bersama. Walaupun ketiganya mengaku sebagi pemain yang cocok satu sama lain,

namun tanpa mereka sadari berbagai kata-kata makian sering terlontar dari mulut

mereka dan ditujukan untuk pemain yang lain. Namun hal ini dikondisikan dengan

baik oleh ketiga pemain dan tahapan setiap permainan dapat mereka selesaikan

dengan baik.

Gambar 3.

Ade danPatrick pada saat bermain Dota 2 di Putra Abadi Net Center

Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 9 April 2017

Page 15: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

53

Kondisi cukup tidak terkontrol pada saat team bermain denga dua pemain

yang tidak mereka saling kenal satu dengan yang lain. Kata-kata kasar sempat

terlontar oleh salah satu pemain karena melihat pemain lawan yang mengeluarkan

kata-kata yang berisi makian dan cacian buat Team Cornerstone. Tanpa mereka

sadari pun, Ade, Suhaile dan Patrick ikut terbawa suasana yang cukup memanas

selama mereka bermain. Kata-kata kasar seperti “Babi, Asu, Bajingan” pun sempat

dilontarkan oleh Patrick melihat team lawan yang memancing kemarahan Team

Cornerstone pada saat bermain. Suhaile pun ikut terbawa suasana pada saat

permainan hampir selesai, kemarahannya pun memuncak di akhir permainan. Tanpa

Suhaile sadari pun, kata-kata kasar mulai disebutkan olehnya seperti kata “Goblok,

Tolol, Asu” dan kata-kata cacian lainnya yang diperuntukkan untuk team lawannya.

Namun di akhir pertandingan pun, Ade yang merupakan ketua dari team mulai

mengontrol situasi dan kondisi para pemain dengan mulai membuat kelucuan yang

akhirnya membuat suasana mulai kembali normal.

Untuk bisa saling mengenal hingga saat ini, menurut Ade butuh waktu yang

cukup lama dan tidak cukup mudah untuk para pemain untuk bisa saling menerima

dan mengenal satu sama lain. Walaupun berawal dari sebuah pertemanan , tapi bukan

berarti di dalam team ini para pemain dapat saling mengenal satu sama lain dengan

baik. Menurutnya, butuh waktu untuk dari seseorang yang tidak dekat menjadi dekat

sampai sekarang dan kekompakkan yang terjaga hingga saat ini diperlukan waktu

sekitar 3 bulan. Bagi para pemain, waktu tersebut masih dianggap cukup untuk bisa

saling mengenal dan beradaptasi interaksi dengan baik antar pemain di team.

Dalam beradaptasi interaksi selama kelima pemain ada di team, para pemain

pun juga me merasakan perubahan yang cukup besar dari sebelum mengenal hingga

saling mengenal satu sama lain. Bahkan dari cara interaksi dan cara berpikir pun para

pemain mengaku mengalami perubahan ketika mereka beradaptasi interaksi satu

sama lain. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh interkasi mereka yang cukup

sering antara satu sama lain dan beberapa pemain mengaku bahwa mereka cukup

Page 16: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

54

mengalami perubahan dari cara para pemain beradaptasi interaksi dengan pemain lain

bahkan menurut Edwin sendiri dirinya juga sering terbawa cara berinteraksi dengan

orang lain .

“… Misalkan saat kita udah berinteraksi di team ini trus

habis itu kita berinteraksi ke orang lain pasti tetep

kebawa yang di team tadi ..”19

Selain bermain bersama dalam satu team, kelima pemain pun juga saling

menjaga hubungan mereka dengan baik yaitu dengan cara melakukan kegiatan secara

bersama-sama atau sekedar jalan- jalan dan quality time20 bersama dengan team. Hal

ini diharapkan agar hubungan antar pemain tidak hanya terbangun di permainan saja,

namun di luar permainan pun kelima pemain sepakat untuk semakin lebih mengenal

dan semakin membangun interaksi antar pemain agar semakin lebih baik satu sama

lain. Bertahannya para pemain di team pun disebabkan oleh pertemanan mereka yang

sudah dimulai di awal sebelum mereka membentuk team ini dan kelima pemain

merasa sudah cocok satu sama lain walaupun salah satu diantaranya sempat

ditawarkan untuk masuk di team yang lebih baik lagi.

“ Gua sempat sih diajakin buat gabung sama team lain

dan team itu memang jago – jago semua .. Tapi

percuma kalo kita punya personil dengan skill yang

bagus tapi kita gak ngerti satu sama lain. Nah sama

mereka gua kan dah paham jadi gua juga gak mau

ninggalin mereka karna dah cocok dan udah pas sih kita

-kitanya ..”21

Bagi kelima pemain, rasa cocok dan saling mengenal adalah faktor yang

membuat kelima pemain di team ini untuk bisa saling beradaptasi interaksi dengan

lebih baik dan mampu bertahan di team dengan baik.

19 Hasil wawancara dengan Edwin (Team Cornerstone) pada 11 April 2017

20 Quality Time adalah menikmati waktu bersama dengan orang – orang terkasih (http://www.dorar.info/2014/04/arti-quality-

time.html

21 Hasil wawancara dengan Suhaile (Team Cornerstone) pada 9 April 2017

Page 17: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

55

Dengan berbeda karakter yang dimiliki tiap -tiap pemain di Team Cornerstone, tidak

menghalangi mereka untuk semakin menjadi lebih baik dan saling membangun satu

sama lain.

1. Kebutuhan Pemain Selama Tergabung Di Team Cornerstone

Dalam Teori Adaptasi Interaksi yang dikembangkan oleh Judee Burgoon

mengatakan bahwa Kebutuhan adalah segala hal yang seseorang perlukan dalam

interaksi. Kebutuhan dapat bersifat biologis, seperti meminta makanan atau

kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk berafiliasi atau kebutuhan berteman. Di

dalam buku Little John yang berjudul “Theories of Human Communication(10th ed) ,

Kebutuhan diibaratkan seperti terminology sosial dari pemenuhan kebutuhan untuk

berafiliasi, menjalin persahabatan atau sampai pada hal – hal yang lebih menarik

dalam sebuah interaksi. Di masing-masing team , beberapa pemain mengungkapkan

pendapat yang berbeda-beda ketika ikut tergabung bersama di team.

Team Cornerstone yang memiliki lima anggota memiliki kebutuhan yang

hampir sama di team ini. Dasar utama para pemain membentuk team adalah sebuah

kebutuhan pertemanan. Beberapa pemain mengungkapkan bahwa dengan adanya

sebuah team, membuat permainan Dota menjadi terasa lebih mudah dan gampang.

Kedekatan antar pemain yang sudah terjalin sejak sebelum team ini terbentuk

membuat para pemain lainnya enggan untuk pindah ke team yang lain. Namun karena

adanya anggota yang kurang cukup aktif di team, membuat beberapa pemain sangat

menyayangkan hal ini.

Beberapa pemain yang lain pun mengakui bahwa kurang terlibatnya dua

anggota pemain di team ini karena kesibukkan menjadi faktor yang akhirnya

membuat Suhaile, dan Patrick merasa cukup kesulitan untuk bermain dengan pemain

lain yang tidak satu team dengan mereka mengingat bahwa permainan Dota adalah

permainan team yang menuntut pemain untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

baik agar team bisa memenangkan team lawan sebelumnya. Menurut kelima pemain,

Page 18: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

56

kesenangan yang mereka dapatkan ketika mereka bermain permainan ini dengan

bersama-sama, berbeda dengan kesenangan yang mereka dapatkan jika bermain

sendiri dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. Bahkan menurut Ade yang

merupakan leader dari team ini, kesenangan yang ia dapatkan dari permainan ini

sangat berbeda dengan kesenangan yang dimainkan dalam sebuah permainan

individual dan hal ini pun tidak disukai oleh Ade.

“Kesenangan sih gue karna game yang lain tu lebih

banyak individual dan gua gak senang kalo main yang

sendirian”22

Suhaile pun juga menyetujui bahwa kelengkapan pemain di team saat bermain

secara bersama, sangat diperlukan. Sudah mengenal karakter masing-masing dan

mampu saling membangun dengan baik merupakan kunci utama yang dibutuhkan

oleh sebuah Team Dota. Menurutnya, cukup sulit di dalam permainan ini untuk

bermain dengan karakter orang yang tidak mereka kenal dan hal inilah yang

terkadang membuat team menjadi tidak seimbang dan sering kalah dalam bermain.

Selain itu, sebuah pertemanan menurut Patrick, Edwin dan Elnatan merupakan kunci

yang paling mereka butuhkan dalam sebuah team. Bagi ketiga pemain ini kebutuhan

dalam sebuah game tidak hanya dibutuhkan oleh team ini, namun sebuah pertemanan

yang cukup baik pun sangat mereka butuhkan dalam team ini. Menurut mereka,

menjadi lebih dekat satu sama lain tidak hanya di dalam permainan saja, namun di

pertemanan pun mereka saling membangun hubungan yang lebih baik satu dengan

yang lainnya. Patrick yang merupakan anggota termuda dan sebelumnya kurang

mengenal tiap-tiap pemain satu sama lain, merasa bahwa di dalam team ini ia pun

sangat dibutuhkan dalam sebuah pertemanan.

22 Hasil wawancara dengan Ade (Leader Team Cornerstone) pada 9 April 2017

Page 19: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

57

“Gua dapet sebuah pertemanan tu disini .. Jadi menurut

gua mereka tu gak butuh gua di game doang, tapi

mereka juga butuh gua dalam pertemanan ..”23

2. Keinginan Pemain Selama Tergabung Di Team Cornerstone

Di dalam buku Little John yang berjudul “Theories of Human

Communication(10th ed), Jurde Burgoon menjelaskan bahwa keinginan adalah suatu

tujuan dan preferensi dari apa yang akan dicapai dengan bantuan interaksi individu

itu sendiri. Preferensi dan tujuan personal yang menggambarkan hal yang kita

inginkan dalam suatu interaksi. Keinginan tersebut dapat terjadi ketika seseorang

berinteraksi satu dengan yang lain. Di dalam Team Dota pun, masing – masing

pemain memiliki keinginannya sendiri selama ikut tergabung di dalam team.

Berbagai pendapat disampaikan oleh para pemain dengan tujuan mereka dan

keinginan yang sudah dicapai oleh para pemain selama ikut tergabung dengan team

ini.

Pemain di Team Cornerstone memiliki keinginannya sendiri selama ikut

tergabung di dalam team. Team Cornerstone memiliki keinginan untuk bisa

menjadikan team ini sebagai tempat untuk bisa berbagi,saling belajar dan saling

mendekatkan diri satu dengan yang lain. Namun secara individu pun kelima pemain

memiliki keinginan tersendiri untuk bisa mempertahankan team dengan baik. Bagi

Ade, team ini merupakan sebuah wadah untuk menyalurkan kesenangan dari hobi

yang dimilikinya dan bisa memenangkan pertandingan Dota bersama dengan Team.

Selain itu, Ade juga menjelaskan sejak pertama kali terbentuknya team ini Ade

membentuk team ini dari sebuah pelayanan gereja yang mereka lakukan bersama.

23Hasil wawancara dengan Patrick (Team Cornerstone) pada 10 April 2017

Page 20: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

58

Ade berharap ini juga akan menjadi suatu tempat yang bisa menumbuhkan

para pemain secara rohani dan pertumbuhan tersebut juga dapat dilakukan secara

bersama-sama dengan pemain di team ini dan hal-hal positif pun sangat diinginkan

ada di dalam team ini. Memiliki pendapat yang hampir sama, Suhaile juga

menyetujui bahwa ia berkeinginan mempunyai sebuah komunitas yang sehat seperti

team ini. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi Suhaile, daripada hanya melakukan

kegiatan yang tidak membangun satu dengan yang lain. Selain itu, Suhaile juga

berharap setidaknya team ini mempunyai orang-orang yang bisa saling memberikan

semangat dan dukungan satu dengan yang lain dengan begitu mereka dapat

memenangkan pertandingan secara bersama dengan team ini.

Patrick dan Elnatan memiliki komentarnya sendiri mengenai keinginannya

selama tergabung di team ini. Bagi Patrick dan Elnatan, sebuah keinginan untuk

menyalurkan kesenangan bersama dalam bermain Dota 2 merupakan keinginannya

secara individu. Hal ini disetujuinya melihat susahnya untuk mendapatkan hal ini di

team lain. Selain itu, Patrcik secara individu memiliki keinginan untuk bisa menjuarai

pertandingan dunia Dota 2 yang setiap tahun diselenggarakan oleh Valve Corporation

yang merupakan pengembang dari game online Dota 2. Hal ini pernah dilakukan oleh

Patrick dan pemain yang lain untuk bisa masuk ke dalam kejuaran dunia Dota2.

Namun hal tersebut gagal dilakukan oleh team mereka, namun baginya tidak menutup

kemungkinan untuk bisa memenangkan perlombaan tersebut bersama dengan team

ini.

Sementara bagi Edwin sendiri keinginannya untuk tergabung di team ini

bukan hanya sebagai kesenangan saja, tapi Edwin sendiri meyakinkan bahwa lewat

permainan ini ada suatu keinginan untuk menjadikan team ini sebagai tempat

pengenalan yang membuat para pemain bisa semakin dekat di team. Permainan ini

baginya mengajarkan seseorang untuk saling dekat satu sama lain dan mampu

berinteraksi dengan lebih baik antar pemain untuk bisa memenangkan sebuah

perlombaan di permainan ini. Selain itu, sebuah pertemanan yang cukup erat sangat

Page 21: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

59

diinginkan oleh Edwin untuk bisa mempertahankan team ini dengan baik. Keakraban

yang lebih dekat lagi sangat diinginkan oleh Edwin tidak hanya dari permainan saja,

namun dari kegiatan lainnya dapat mereka lakukan bersama-sama untuk menjaga

hubungan antar pemain yang ada di team ini.

Ketika ditanya mengenai keinginan yang sudah tercapai selama tergabung di

team ini, Ade, Patrick, Edwin dan Elnatan memberikan jawaban yang sama yaitu

keinginan mereka sudah cukup terpenuhi selama tergabung dengan team ini. Bagi

keempat pemain ini, keinginan untuk bisa menyalurkan hobi mereka bersama team

ini sudah mereka capai sampai saat ini. Bisa menjuarai pertandingan bersama team ini

bagi mereka sudah cukup membuat keempat pemain ini merasa senang, walaupun

bagi Patrick sendiri untuk memenangkan sebuah kejuaran dunia Dota 2 merupakan

hal yang cukup sulit bagi team mereka. Namun melihat perkembangan team yang

cukup baik hingga saat ini, membuat Patrick cukup senang bisa tergabung dengan

team ini. Bagi Edwin sendiri, keakraban antar pemain di team ini pun sangat

membuat dirinya sangat senang dan bisa bertahan di team ini hingga saat ini.

Berbeda dengan keempat pemain di atas, Suhaile memiliki pendapatnya

sendiri keinginan yang sudah tercapai selama pemain ini ikut tergabung di team.

Menurutnya, Pencapaian tersebut belum sempurna untuk team ini. Mendapatkan

peringkat pertama dalam sebuah perlombaan merupakan hal yang sangat

diinginkannya selama ikut tergabung di team. Mengingat team ini hanya

memenangkan perlombaan Dota 2 di POM UKSW dengan peringkat 3 selama 2

tahun berturut- turut. Pencapaian ini masi terasa sangat kurang bagi Suhaile karna

menurutnya team ini bisa memenangkan peringkat pertama di turnaman POM bulan

lalu. Namun hal ini cukup di syukuri oleh Suhaile walaupun baginya keinginan untuk

mendapatkan peringkat pertama cukup besar.

Page 22: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

60

3. Harapan Pemain SelamaTergabung Di Team Cornerstone

Menurut Jurde Burgoon Di dalam buku Little John yang berjudul “Theories of

Human Communication(10th ed), Harapan adalah pola-pola yang seseorang

perkirakan akan terjadi. Harapan berdiri untuk pola, yang diantipasi untuk interaksi

mendatang. Prediksi ini akan bergantung baik pada pengalaman masa lalu (jika orang

lain akrab) atau norma-norma sosial (jika orang lain tidak dikenal). Ketiga team

memiliki pendapat nya masing-masing saat ditanya mengenai harapan yang mereka

miliki saat tergabung dengan masing-masing team.

Team Cornerstone memiliki pendapat masing-masing mengenai harapan

mereka saat tergabung dengan team ini. Ade sebagai Leader dari team ini memiliki

harapan yang cukup unik selama ikut tergabung dengan team ini. Bisa bermain Dota

menggunakan toga merupakan harapan yang ia miliki sejak membentuk team ini. Hal

ini diungkapkannya secara serius karna melihat beberapa pemain yang akan

menyelesaikan perkuliahan mereka di tahun ini, membuat Ade memiliki harapan

untuk bisa menggunakan pakaian wisuda secara bersama-sama. Hal ini pun

dianggapnya sebagai motivasi untuk para pemain bisa menyelesaikan perkuliahan

lebih cepat walaupun team ini masi bermain Dota hingga saat ini.

Sementara itu, Suhaile memiliki harapan agar team ini bisa mendapatkan

sesuatu yang cukup bermakna bagi tiap individu. Sesuatu tersebut tidak hanya dalam

bentuk kemenangan juara saja tapi hal lain yang bisa membuat team ini semakin lebih

baik. Walaupun baginya, harapan terbesarnya adalah bisa menjuarai pertandingan

Dota dengan tingkatan yang lebih tinggi lagi bersama team ini.

Memiliki harapan yang hampir sama dengan Suhaile, Patrick sendiri

mengharapkan sebuah kemenangan yang lebih besar lagi untuk team ini yaitu

menjuarai pertandingan Dota 2 tingkat dunia bersama team ini.

Page 23: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

61

Selain itu Patrick berharap ketika para pemain sudah menyelesaikan pendidikan

mereka dan memiliki karir masing-masing, team ini tetap bertahan dan ketika para

pemain berada di kota yang berbeda tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk

bisa bermain secara bersama-sama.

Edwin dan Elnatan memiliki harapan yang sama mengenai team ini.

Hubungan antar pemain baginya sangat penting selama dirinya tergabung dengan

team ini. Edwin berharap team ini akan selalu bertahan walaupun para pemain

nantinya akan berada di kota yang berbeda. Harapan untuk bisa bermain secara

bersama-sama dengan team ini menjadi harapan bagi Edwin dan Elnatan walaupun

pada akhirnya para pemain satu sama lain akan berpisah dan berada di tempat yang

berbeda – beda.

Selain memiliki harapan masing-masing bagi team, para pemain juga

memiliki harapan bagi setiap individu yang ada di Team Cornerstone. Elnatan

memiliki harapan agar setiap individu yang ada di team ini menjadi seseorang yang

semakin baik, tidak hanya di game saja namun di luar game pun para pemain bisa

menjadi semakin lebih baik lagi dan menjadi pemain-pemain yang tetap solid36 satu

sama lain. Edwin juga memiliki harapan agar setiap pemain yang ada di team ini

lebih mengerti dan terbuka lagi satu dengan yang lain. Menurutnya, pemain yang ada

di team ini sudah saling mengerti dan saling memahami satu sama lain. Namun,

Edwin berharap tidak adanya perselisihan antar pemain supaya pemain di team dapat

saling belajar dan bisa mempraktekkannya di luar team.

Patrick sendiri memiliki harapan agar pemain di team bisa saling mengontrol

diri ,seperti emosi yang lebih dikontrol lagi. Selain itu, para pemain mampu menjadi

pendengar yang baik bagi pemain yang ada di team dan lebih memiliki inisiatif untuk

berbagai hal.

24 Solid = kuat, kukuh (http://kbbi.web.id/solid)

Page 24: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

62

Ade memiliki pendapat yang berbeda mengenai harapannya bagi setiap pemain yang

ada di team ini. Setiap pemain memiliki awal kedekatan yang berbeda-beda satu sama

lain, Ade memiliki harapan ketika para pemain sudah menyelesaikan pendidikan

mereka ataupun para pemain tidak berada di satu kota yang sama tidak membuat para

pemain saling melupakan satu sama lain. Ade berharap agar tetap bisa menyalurkan

hobi dengan team ini dan bisa tetap selalu bersama di dalam game ini. Suhaile pun

memiliki harapan agar para pemain menjadi pemain yang semakin oke baik saat

bermain bersama atau secara individu para pemain menjadi pribadi yang semakin

baik.

5.2.1 Team Senate Dota Gaming (SDG)

Team Senate Dota Gaming (SDG) dibentuk pada tahun 2015. Team ini terdiri

dari lima pemain aktif yaitu Sebastian (Leader), Nathanael (anggota), Ankaa

(anggota), Christian (anggota), dan Albert (anggota). Awal mula terbentuknya team

ini merupakan ide dari Sebastian dan Christian yang merupakan anggota Senat

Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW.

Ide tersebut muncul karna melihat begitu tingginya minat anggota SMU akan

Dota dan ini menjadi wadah bagi anggota SMU untuk lebih dekat lagi satu sama lain

dan untuk mengajak mahasiswa lainnya untuk ikut tergabung di SMU.Setelah

terbentuknya team ini, Sebastian dan Christian pun mengajak anggota SMU lainnya

yaitu Ankaa dan Albert untuk ikut tergabung dengan team ini. Bagi kedua pemain ini

tidak cukup sulit bagi mereka untuk beradaptasi dengan Christian dan Sebastian karna

dari awal pun mereka sudah saling mengenal di lingkungan Senat Mahasiswa

Universitas (SMU).

Namun karena kurangnya orang di team ini , akhirnya Christian pun mengajak

Nathanael yang bukan anggota SMU untuk ikut gabung bersama team ini. Sebelum

tergabung dengan team ini, Nathanael pun juga ditawarkan untuk ikut bergabung

dengan Team Cornerstone. Namun karena jumlah pemain yang sudah cukup dan

Page 25: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

63

posisi pemain di Team Cornerstone sendiri sudah terisi akhirnya Nathanael

memutuskan untuk ikut bergabung dengan Team SDG. Menurut Nathanael sendiri ,

cukup sulit baginya ketika beradaptasi dengan team ini karena posisi nya sebagai

orang yang hanya mengenal Christian dan Sebastian dan tidak mengenal anggota

lainnya.Namun Nathanael belajar untuk mengenal tiap – tiap pemain dengan

berinteraksi lebih baik dengan pemain lain dan mengenal sifat masing – masing

pemain agar cocok dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Saat ditanyakan perihal karakter tiap pemain, kelima pemain memiliki

pendapatnya masing – masing. Karakter ini mempengaruhi mereka di awal

beradaptasi interaksi dengan pemain lain hingga tergabung bersama team ini sampai

sekarang. Sebastian yang merupakan leader dari team ini dianggap oleh keempat

pemain sebagai seseorang yang pendiam, kritis, dan ketika bermain bersama pun

Sebastian dianggap sebagai seseorang yang tidak bisa mengontrol emosi dengan baik.

Hal ini sempat membuat interaksi dengan salah satu anggota yaitu Nathanael menjadi

tidak berjalan dengan baik.

“ Kalo bastian (Sebastian) di game dia susah gak ke

control kalo ngomong di game dan pas di POM

kemaren aku sempat badmood25 juga dengan

omongannya dia ..”

Christian memiliki karakter yang hampir sama dengan Sebastian yaitu

pendiam dan kritis. Namun menurut keempat pemain, Christian dianggap sebagai

seseorang yang cukup baik dan mampu memahami anggota lain yang ada di team.

Nathanel yang merupakan anggota terkahir yang ikut bergabung dengan team ini

dianggap oleh anggota lain sebagai seseorang yang cukup aktif, baik dalam bermain

dan seseorang yang cukup welcome.

25 Badmood = Susana hati yang buruk (https://kitabgaul.com/word/bm)

Page 26: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

64

Pemain lain mengganggap Nathanael sebagai seseorang yang cukup aktif untuk

mengajak pemain lainnya untuk ikut bermain bersama. Namun menurut Anka sendiri,

Nathanael sering terbawa emosi ketika sedang bermain bersama. Ini membuat

Nathanael sering melakukan kesalahan dan membuat anggota menjadi terbawa emosi.

“Dia ngelakuin kesalahan karena emosionalnya sendiri

dan ego nya sendiri jadi akunya juga greget sama

dia..”26

Albert yang merupakan anggota termuda di Team SDG dianggap oleh para

pemain sebagai seseorang yang baik, pintar, jenis dan mampu mengkoordinir dengan

baik saat bermain. Bagi keempat pemain, tidak cukup sulit untuk beradaptasi interaksi

dengan Albert pada saat bermain bersama. Albert mampu menyeimbangi permainan

setiap pemain. Di luar permainan pun, Albert merupakan seseorang yang lebih

banyak memberikan saran kepada pemain yang lain.

Gambar 4.

Suasana Team SDG saat bermain di Ruang LKU UKSW

Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

Dari kelima pemain yang ada di team ini, sosok Anka menjadi sosok yang

kurang disukai di dalam Team. Menurut keempat pemain, Anka memiliki karakter

yang terkadang kurang bisa menerima, emosi yang tinggi, unik, kurang mampu

mengatur diri, dan suka bermasalah dalam bermain.

26

Hasil wawancara dengan Ankaa (Team SDG) pada 12 April 2017

Page 27: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

65

Karakter ini yang membuat Ankaa di nilai sebagai seseorang yang cukup sulit untuk

beradaptasi dengan pemain lain yang ada di team. Pada saat Sebastian, Nathanael,

Christian ditanyakan mengenai karakter ini, mereka secara serentak tertawa dan

meneriaki karakter Anka yang pada saat itu keberadaan Anka jauh dari ketiga pemain

ini. Menurut mereka, karakter ini adalah karakter yang butuh penangan khusus.

Namun Anka pada saat itu hanya menjawab dengan tertawa dan membuat ketiga

pemain semakin tertawa dan menggelengkan kepala melihat kelakukan Anka yang

bagi mereka cukup unik. Namun menurut Albert sendiri selain memiliki sifat buruk

yang terkadang sulit diterima oleh pemain lain, Ankaa merupakan seseorang yang

tulus dalam berteman dan merupakan seseorang yang baik di team.

Pada saat kelima pemain bermain secara bersama pun, hal yang cukup unik

terjadi di dalam team ini. Berbeda dengan Team Cornerstone yang lebih ramai pada

saat bermain, para pemain di Team SDG lebih fokus dan membuat suasana lebih

hening dan sangat kondusif pada saat itu. Dari awal permainan pun dimulai, kondisi

pun lebih terlihat tenang dan para pemain lebih banyak fokus di permainan.

Keheningan pun akhirnya sedikit berubah pada saat pertandingan mencapai

puncaknya dimana Sebastian pada saat itu mulai mengatur pemain lain untuk fokus

ke permainan lawan. Namun ditengah-tengah permainan, Sebastian pun tanpa sadar

mengeluarkan kata- kata kasar yang ditujukan untuk kesalahan dirinya sendiri seperti

“Asu, Taik”.

Gambar 5.

Ankaa saat bermain Dota 2 di Ruang LKU UKSW

Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

Page 28: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

66

Karena fokusnya pemain lain pada saat itu, keempat pemain yang lain tidak

menanggapi kata – kata Sebastian dan lebih banyak bermain sendiri.

Ketika memasuki akhir pertandingan, kelima pemain pun akhirnya mulai

memecah suasana yang di awal. Suasana pun mulai memanas dan Anka yang

merupakan salah satu anggota yang memiliki karakter yang kurang disukai oleh

pemain lain mulai melakukan kesalahannya pada saat bermain yang sedikit membuat

keempat pemain terpancing emosi. Sebastian pun mulai mengeluarkan kata-kata yang

mengeluhkan permainan Ankaa yang salah dengan sebutan “Unik-unik”. Nathanael

yang pada saat itu terlihat fokus dengan permainannya pun mulai mengikuti

Sebastian dengan mengatakan “Karakter Anka sangat unik” sambil menertawai

Ankaa yang saat itu terlihat tidak peduli dan fokus dengan permainannya sendiri.

Ketika permainan usai pun, kelima pemain mengadakan evaluasi yang dimana

Sebastian sebagai Leader mulai mengevaluasi cara bermain masing-masing pemain.

Karakter yang berbeda dari masing-masing pemain di team ini membuat

kelima pemain memiliki pendapat yang berbeda pada saat ditanyakan kesulitan ketika

beradaptasi interaksi di team ini. Bagi Sebastian sendiri cukup sulit ketika beradaptasi

dengan masing – masing pemain yang ada di team ini. Perbedaan kemampuan dalam

bermain dan menyeimbangkan karakter para pemain membuat Sebastian menjadi

susah untuk menyesuaikan dengan pemain yang lain. Ketika permainan pun

berlangsung, Sebastian lebih banyak memimpin selama permainan berlangsung agar

tidak terjadi salah komunikasi dan berusaha untuk menyeimbangi kemampuan

pemain lain. Sementara itu, Nathanael dan Albert memiliki kesulitan tersendiri yang

dialaminya ketika di awal tergabung dengan team ini walaupun hingga saat ini

karakter para pemain hampir sama dengan sebelumnya, namun Nathanael dan Albert

merasa sudah cukup mampu untuk menyeimbangi dengan pemain lain.

Anka dan Christian memiliki pendapatnya sendiri, bahwa tidak cukup sulit untuk

beradaptasi interaksi dengan pemain yang lain karna sudah saling memahami satu

dengan yang lain.

Page 29: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

67

Kelima pemain di team ini pun juga menjelaskan tentang perubahan yang

mereka alami ketika mereka ikut tergabung di team ini. Jawaban yang sama diberikan

oleh kelima pemain yaitu menjadi seseorang yang cukup sabar dan semakin mengerti

karakter masing-masing yang cukup mempengaruhi ketika beradaptasi interaksi satu

sama lain . Dengan karakter yang berbeda-beda membuat para pemain semakin

belajar untuk menangani tiap-tiap karakter dari pemain di team dengan lebih baik

lagi.

Jawaban yang cukup unik diutarakan oleh Nathanael. Selain menjadi lebih

sadar, Nathanael beranggapan bahwa dia menjadi sosok seorang “bapak” di dalam

Team ini. Melihat begitu kurang aktifnya para pemain di team ini untuk latihan ketika

persiapan turnamen online bulan lalu membuat Nathanael semakin menjadi lebih

peduli dengan pemain yang lain.

“ Jadi Bapak mereka sih gua, kayak mau tanding pas

turnamen online kemaren jadi gua yang nelfon mereka

satu – satu trus gua samperin mereka ke kos mereka

satu – satu.. Istilahnya jadi peduli sama mereka sih ..”27

Di dalam team ini pun, para pemain sempat mengalami perselisihan satu

dengan yang lain. Perselisihan di dalam game lebih banyak terjadi di Team ini hingga

membuat beberapa pemain adu debat dan memunculkan emosi yang tidak terkontrol

satu dengan yang lain. Bagi salah satu pemain, Game ini merupakan game yang

cukup memuci potensi untuk perselisihan antara satu dengan yang lain. Namun

perselisihan tersebut dapat di atasi oleh para pemain di team dengan saling

memahami dan mengerti satu dengan yang lain.

27 Hasil wawancara dengan Nathanael (Team SDG) pada 12 April 2017

Page 30: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

68

“Potensi permainan ini cukup tinggi, kadang kita gak

sadar sama omongan kita suka keluar trus kadang

kesinggung sama salah satu diantara kita juga .. Tapi ya

kita berusaha mengerti sih hahaha ..”28

Berbeda dengan Team Cornerstone, Team SDG memiliki cara tersendiri

dalam menjaga dan membangun hubungan agar interaksi antar pemain semakin lebih

baik di team. Kelima pemain cukup sering menghabiskan waktu bersama seperti jalan

-jalan . Hal ini dianggap oleh kelima pemain sebagai cara yang cukup mudah untuk

bisa saling mengenal dan saling dekat satu sama lain. Karna bagi kelima pemain

sendiri untuk berinteraksi dan membangun sebuah hubungan lebih baik tidak harus di

dalam permainan ini saja,namun perlu waktu lain untuk bisa saling mengenal dan

mengerti satu dengan yang lain. Dan menurut pemain sendiri hal ini menjadi cara

untuk menjaga kekompakkan antar pemain dan mengerti perasaan satu sama lain agar

tidak terjadi perselisihan antar pemain.

1. Kebutuhan Pemain Selama Tergabung Di Team Senate Dota Gaming (SDG)

Team Senate Dota Gaming memiliki pendapat yang berbeda dengan Team

Cornerstone tentang kebutuhan mereka masing-masing di team. Menurut Sebastian

yang merupakan Leader di Team ini, kerjasama team sangat ia butuhkan selama

tergabung dengan Team SDG. Sebuah perubahan besar sangat dibutuhkan untuk

menjadi sebuah team yang baik . Tidak hanya di game, Sebastian pun berharap

perubahan tersebut juga mempengaruhi pemain lain di dunia nyata. Sebastian

memiliki tujuan awal yang sama dengan Nathanael yaitu hanya untuk bersenang –

senang bersama dengan Team ini. Namun karna cukup seringnya pemain di team ini

ikut dalam perlombaan, membuat Nathanael dan Sebastian ingin memenangkan

berbagai lomba bersama dengan team ini dan ingin semakin meningkatkan

kemampuan masing – masing pemain di team.

Nathanael memiliki pendapatnya sendiri mengenai kebutuhannya selama

tergabung dengan team ini. Menurutnya kerjasama team dan saling mengerti sangat

Page 31: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

69

dibutuhkan Nathanael di dalam team ini. Baginya seiring berjalannya waktu membuat

team ini mampu menjalani kedua hal tersebut walaupun permasalahan dan

perselisihan kecil masi terjadi di dalam team ini, namun menurutnya sampai sekarang

para pemain mampu mengatasi semuanya dengan baik. Sedangkan bagi Ankaa,

Christian dan Albert memiliki tujuan yang sama yaitu untuk bersenang – senang

bersama team ini. Hal ini sangat membantu mereka untuk semakin mengenal satu

sama lain, selain itu bagi Albert sendiri team ini dapat membuatnya semakin

memperluas jangkauannya dalam berteman dengan siapa pun.

Namun bagi Ankaa sendiri, ia sangat membutuhkan sebuah kemenangan

secara bersama – sama dengan team ini. Baginya team ini mengajarkannya untuk bisa

merasakan berbagai perlombaan yang bisa memberikan pelajaran tidak hanya bagi

dirinya, namun bagi masing-masing pemain di team untuk semakin lebih baik lagi

bermain bersama dalam satu team. Christian dan Albert sendiri memiliki pendapat

yang cukup sama ketika ditanyakan mengenai kebutuhan mereka selama tergabung

dengan team ini. Bagi mereka sebuah keluarga menjadi dasar kebutuhan mereka

ketika tergabung dengan team ini. Christian berpendapat bahwa ketika pemain berada

di dalam satu team pasti akan memiliki sebuah kekurangan dan kelebihan, dan ketika

bermain bersama pun setiap pemain memiliki Role29 nya masing – masing, oleh

karena itu Christian berharap masing-masing pemain dapat menerima kekurangan dan

kelebihan yang ada di antara pemain baik di dalam game Dota sendiri maupun di luar

game. Saling menyemangati dan saling mengerti juga menjadi hal yang sangat

dibutuhkan Albert di dalam team ini.

28 Hasil wawancara dengan Albert (Team SDG) pada 12 April 2017

29 Role = peran atau tugas (http://www.kamuskbbi.id/inggris/indonesia.php?mod=view&role,%20role&id=28015-kamus-

inggris- indonesia.html)

Page 32: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

70

Baginya, di dalam team ini sangat dibutuhkan sebuah keluarga yang dapat saling

membangun satu sama lain, membangun tidak hanya di game namun di luar game

pun mereka dapat saling membangun satu sama lain. Team ini tidak hanya

memberikan Albert sebuah pelajaran tentang menjadi seorang pemain yang baik saja,

namun team ini memberikan dia pelajaran untuk mengenal orang dengan baik dan

membangun relasi dengan lebih baik.

“ .. Kita bisa bangun relasi dengan baik ya walaupun di

game dan di luar game gitu.. Team ini ngajarin saya

buat mengenal orang dengan baik sih ..”30

2. Keinginan Pemain Selama Tergabung Di Team Senate Dota Gaming (SDG)

Pemain di Team Senate Dota Gaming juga memberikan pendapatnya sendiri

mengenai keinginan mereka selama tergabung dengan team ini. Sebastian dan

Nathanael memiliki jawaban yang sama saat ditanya mengenai keinginan mereka

selama ikut bersama dengan team SDG. Bagi kedua pemain ini bisa bersenang-

senang dan memenangkan perlombaan secara bersama dengan team ini merupakan

keinginan dasar mereka tergabung di team ini. Menang atau kalah merupakan hal

yang tidak dipentingkan oleh kedua pemain ini. Bagi mereka, bisa memenangkan dan

mengikuti perlombaan bersama team ini sangat diinginkan oleh kedua pemain ini.

Berbeda dengan Sebastian dan Nathanael, Ankaa memiliki keinginan untuk

bisa menjadi team yang kompak. Pemain semakin belajar untuk menjadi team yang

kompak agar bisa memenangkan setiap perlombaan yang diikuti oleh team ini. Ankaa

berharap team ini bisa semakin kompak dan menjadi team terbaik Dota 2 . Selain itu,

Christian memiliki keiinginan untuk team ini bisa tetap menjadi seperti keluarga.

30 Hasil Wawancara dengan Albert (Team SDG) pada 13 April 2017

Page 33: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

71

Baginya, team ini merupakan sebuah keluarga yang dimana-mana setiap pemain

dapat diajak berbagi tidak hanya mengenai Game saja, tapi pemain yang ada di team

ini dapat diajak berbagi mengenai kehidupannya sehari-hari.

Christian ini menginginkan keluarga yang bisa saling membangun tidak hanya

di game , namun dalam pertemanan pun bisa saling menyemangati satu sama lain

layaknya sebuah keluarga. Albert yang merupakan anggota termuda di Team SDG

memiliki keinginan yang cukup simple selama tergbaung di team ini. Baginya sendiri

keinginan untuk mengikuti POM Dota bersama team ini merupakan sebuah

kesempatan yang tidak bisa dilupakannya selama tergabung dengan Team SDG.

Walaupun tidak menjadi peringkat teratas di POM Dota bulan lalu, namun melihat

perkembangan Team SDG yang semakin baik membuat Albert bangga bisa tergabung

dengan team ini dan bisa menjadi bagian dari Team ini merupakan sebuah

kesempatan baik untuk bisa mengasah kemampuannya selama bermain Dota.

Namun saat ditanyakan mengenai keinginan yang sudah tercapai selama

bergabung dengan team ini, kelima pemain memiliki pendapat yang berbeda - beda.

Menurut Sebastian sendiri , keinginan pribadinya sudah cukup tercapai selama

dirinya ikut tergabung dengan team ini. Keinginannya untuk bermain bersama dengan

team ini walaupun menang atau kalah, sudah cukup baginya hingga saat ini.

Walaupun Sebastian menginginkan kemenangan yang lebih lagi belum tercapai,

namun hal ini bisa menjadi pelajaran bagi team nya untuk bisa semakin lebih baik

dalam bermain. Selain itu, Nathanael berpendapat bahwa keinginannya pun juga

sudah cukup tercapai selama ikut tergabung dengan team ini, walaupun yang paling

amat disayangkan olehnya adalah kekalahan team di POM Dota bulan maret yang

lalu dimana team mereka tidak bisa menjuarai peringkat pertama di perlombaan

tersebut, namun bisa bermain bersama dengan team ini di sebuah perlombaan sudah

menjadi hal cukup baik baginya selama tergabung dengan team ini.

Page 34: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

72

Bagi Ankaa sendiri, keinginan individu nya belum tercapai selama mengikuti

team ini. Keinginannya untuk bisa memenangkan perlombaan seperti di POM Dota

bulan lalu sebagai juara tiga saja,belum tercapai di team ini. Hal ini sangat

disayangkan oleh Ankaa melihat perkembangan pemain di team ini cukup bagus dan

baginya bisa memenangkan pertandingan di POM adalah sebuah kesempatan yang

langka. Kesalahan team seperti ketika persiapan lomba dimana para pemain yang

jarang untuk latihan merupakan alasan yang memperkuat team ini hanya bisa

mencapai juara 4 di turnamen tersebut. Berbeda dengan Ankaa, Christian merasa

bahwa keinginannya sudah cukup tercapai selama ia tergabung di team ini. Bisa

memenangkan POM Dota sebagai juara 4 sudah cukup bagus baginya. Hal ini bisa

menjadi alat ukur untuk melihat kemampuan para pemain di team ini dan para pemain

bisa belajar untuk meningkatakan kemampuan mereka untuk perlombaan selanjutnya.

Albert sendiri mengungkapkan bahwa keinginannya selama tergabung dengan

team ini sudah cukup terpenuhi hingga saat ini. Baginya bisa mencicipi POM Dota

menjadi keinginan yang sudah dicapainya selama tergabung dengan team ini. Dan

baginya tidak ada tanggung jawab lain dan keinginan lainnya untuk Albert lakukan

selama bergabung dengan Team ini. Merasakan perlombaan Dota bersama team,

sudah menjaadi hal yang cukup membuatnya senang dan semakin belajar untuk

menjadi pemain yang lebih baik lagi.

3. Harapan Pemain Selama Tergabung Di Team Senate Dota Gaming (SDG)

Bagi Sebastian yang berasal dari Team Senate Dota Gaming memiliki harapan

agar Team ini bisa tetap bermain Dota bersama – sama dan pemain di team ini tidak

terpecah-terpecah. Keutuhan para pemain di team adalah harapan Sebastian agar

Team SDG dapat bertahan dengan baik. Berbeda dengan Sebastian, Nathanael

berharap agar permainan yang dimainkan para pemain dapat semakin baik agar di

dalam pertandingan selanjutnya, team ini bisa menjuarai turnamen Dota selanjutnya

sebagai peringkat 1. Ankaa sendiri yang dikenal sebagai anggota yang cukup aktif di

Page 35: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

73

dalam team memiliki harapan agar keempat pemain dapat bermain secara bersama

walaupun setiap pemain memiliki kesibukannya sendiri-sendiri mengingatkan para

pemain sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan mereka masing – masing di

UKSW. Selain itu, Ankaa berharap agar para pemain tidak menonaktifkan permainan

Dota mereka, agar para pemain di dalam team ini tetap bermain bersama di dalam

kondisi apapun

Tergabungnya pemain di dalam team ini, menurut Christian bukanlah atas

dasar money oriented31 tapi baginya tergabung di team ini ada harapan untuk bisa

tetap kepada visi dan hobi yang sama. Menurutnya bertahannya pemain yang ada di

team ini karena setiap pemain memiliki visi dan hobi yang sama. Selain itu, harapan

yang cukup unik pun juga disampaikan oleh Albert tentang team ini. Dota

memberikan sebuah makna yang cukup dalam bagi diri Albert. Menurutnya, dari

Dota sebuah hubungan bisa terbangun di lingkungan Senat Mahasiswa Universitas

(SMU) UKSW. Dan sampai terbentuknya SDG pun, Albert berharap SDG ini akan

tetap terus ada dan bisa diturunkan secara turun temurun ke generasi selanjutnya.

Baginya, hubungan di lingkungan Senat Mahasiswa Universitas sendiri bisa

terbangun akibat team SDG ini.

Bagi setiap individu yang ada di team, Albert berharap agar setiap pemain

bisa menyelesaikan perkuliahannya dengan cepat dan setiap pemain tetap stay32

sebagai keluarga di SDG. Menurutnya, SDG adalah sebuah keluarga yang

mengajarkannya arti sebuah pertemanan dan kekeluargaan. Christian sendiri juga

memiliki harapan bagi setiap individu di team ini, agar setiap pemain yang ada di

SDG semakin kompak dan dapat lebih serius untuk berlatih agar di setiap perlombaan

team bisa menjuarai perlombaan selanjutnya.

31 Money Oriented memiliki arti bekerja berdasarkan hasrat dan keinginan; bukan untuk uang.

(http://www.kompasiana.com/evansiusraka/money-oriented-disorientation-or-a-need_55ed9de80d9773a505d428ee)

32 Stay = Bertahan, tinggal

Page 36: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

74

Keempat pemain yang ada di Team SDG merupakan pemain yang membuat

Ankaa cukup salut dengan mereka. Menurut Ankaa, keempat pemain tidak hanya

jago dalam bermain game saja tapi keempat pemain juga cukup jago dalam

pendidikan mereka masing-masing. Bagi Ankaa kesuksesaan setiap pemain yang ada

di team ini sangat diharapkan oleh dirinya, melihat keempat pemain memiliki

kemampuan multitasking33 yang membuat mereka sangat unggul di dua hal tersebut.

Berbeda dengan Ankaa, Nathanael dan Sebastian memiliki harapan yang sama yaitu

agar setiap pemain memiliki kemampuan yang semakin meningkat di dalam team.

Kekompakkan team juga diharapkan oleh kedua pemain ini agar semakin tetap

terjaga dan semakin mengerti dan saling menyemangati satu dengan yang lain

menjadi harapan utama kedua pemain ini. Selain itu, Nathanael pun juga berharap

agar team bisa menyelesaikan misi mereka di pendidikan dengan bisa lulus secara

bersama-sama.

5.2.3 Team FriendShip (FS)

Berbeda dengan team sebelumnya, Team FriendShip merupakan team

termuda diantara kedua team sebelumnya. Team ini dibentuk pada tahun 2016 dengan

beranggotakan Adi (Leader), Surya (anggota), Hendrik (anggota), Steven (anggota),

dan Yosua (anggota). Awal terbentuknya team ini dimulai dari Adi dan Hendrik yang

memiliki ide untuk membentuk sebuah team agar memudahkan mereka untuk

bermain. Namun karna dalam sebuah Team Dota diperlukan pemain dengan lima

team maka mereka pun mengajak pemain lain untuk ikut tergabung dengan team ini

yaitu Yosua, Surya dan Steven. Berbeda dengan Team Cornerstone dan Team SDG

yang bermula dari pertemanan yang cukup dekat satu sama lain, Team ini terbentuk

bukan dari pertemanan yang cukup dekat satu dengan yang lainnya.

33 Multitasking = seseorang yang mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus pada saat yang bersamaan.

Page 37: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

75

Oleh karena itu, cukup sulit buat kelima pemain ini di awal terbentuknya team ini

untuk beradaptasi satu sama lain.

Dalam beradaptasi interaksi pun, pemain di team ini juga menggambarkan

karakter dari tiap-tiap pemain yang ada di team ini. Adi yang merupakan Leader dari

Team FriendShip diungkapkan oleh keempat pemain sebagai ketua yang baik, dewasa

dan cukup aktif untuk mengajak anggota lainnya berkumpul. Inisiatif yang cukup

tinggi membuat Adi lebih banyak aktif untuk mengajak pemain yang lain untuk

bermain bersama. Pemikirannya yang cukup dewasa sangat dihargai oleh pemain lain

di team dan dianggap mampu untuk memimpin team dengan baik. Adi mampu

menjadi penengah bagi anggota lainnya ketika situasi cukup memanas pada saat

pemain sedang bermain bersama di team.

“ Kalo Adi, dia itu leader yang baik, dia istilahnya

kayak penengah kalo situasi agak panas hahahaha ..”34

Surya dan Steven menurut pemain yang lain memiliki karakter yang sama

yaitu pintar dan mampu mencari solusi. Mereka dianggap sebagai seseorang yang

cukup mudah untuk diajak saling bertukar pikiran dan saling berbagi pemikiran di

team. Dalam bermain pun, kedua pemain ini dianggap sebagai seseorang yang sangat

strategis, mampu mengarahkan team di dalam permainan Dota.Tidak hanya di team,

Surya dan Steven dikenal sebagai anak yang pintar di lingkungan sekolah.

“Trus Surya sama Steven itu anaknya sama – sama

pinter mbak, mereka cepet nyari strategi dan gampang

buat diarahin.. Di sekolah katanya mereka juga

pinter..”35

34Hasil wawancara dengan Hendrik (Team FS) pada 19 April 2017

35 Hasil wawancara dengan Yosua (Team FS) pada 19 April 2017

Page 38: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

76

Sementara itu Hendrik dikenal dengan karakter yang welcome namun

emosional. Hal ini diungkapkan oleh keempat pemain, karena karakter tersebut

membuat Hendrik menjadi sosok yang sangat sulit ditebak keadaannya. Keempat

pemain sepakat bahwa selain itu, Hendrik memiliki karakter yang cenderung cerewet.

Ini membuat interaksinya dengan pemain lain terkadang memancing interaksi yang

kurang baik antara Hendrik dengan pemain yang lainnya. Dan yang terakhir adalah

Yosua. Yosua memiliki karakter yang Humble36 dan sosok yang cukup peduli dengan

pemain yang ada di team. Sosok nya yang cukup pengertian membuat Yosua cukup

disenangi oleh teman-temannya di team.

Namun di dalam permainan, Yosua adalah sosok yang kurang disukai oleh

pemain di team. Yosua dianggap sebagai seseorang yang sering tidak fokus sehingga

hal ini yang membuat interaksi Yosua dengan pemain lain di team pada saat bermain

sering kurang baik. Namun walaupun karakter tersebut cukup membuat para pemain

dalam beradaptasi interaksi sedikit susah, mereka percaya bahwa ini tidak terlalu

susah dan membuat hubungan dengan pemain lain menjadi tidak bagus. Bagi mereka

hal ini justru membuat mereka semakin menjadi lebih baik dalam berinteraksi antara

satu dengan yang lain di team ini.

Gambar 6.

Team FriendShip setelah bermain di salah satu warnet di Blotongan

Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

36 Humble memiliki arti yang sederhana,rendah diri (http://kamuslengkap.com/kamus/inggris-indonesia/arti-kata/humble)

Page 39: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

77

Karakter yang digambarkan oleh setiap pemain yang ada di team terlihat pada

saat mereka bermain bersama. Kelima pemain lebih banyak fokus di awal dengan

permainan masing-masing. Namun ketika pertengahan permainan, salah satu pemain

yaitu Hendrik secara tidak sengaja mengeluarkan kata “Setan” pada saat permainan

berlangsung. Hal ini membuat Surya pun menegur Hendrik untuk bisa mengontrol

perkataan dan fokus kembali ke permainan. Suasana panas pun dimulai pada saat

permainan semakin mencapai puncak akhir. Keributan cukup terjadi diantara Yosua

dan Hendrik pada saat permainan sedang berlangsung. Keduanya hampir

mengeluarkan kata-kata makian satu sama lain, akibat salah satu diantara mereka

salah menempatkan posisi permainan pada saat itu. Namun hal ini mengundang tawa

di antara Adi dan Steven. Bagi mereka, hal ini sudah cukup biasa terjadi diantara

mereka karena kesalahan salah satu diantara mereka atau kesalahan kedua pemain

tersebut.

Gambar 7

Yosua saat bermain Dota 2 di salah satu warnet di Blotongan

Sumber : Dokumentasi Fiber Desy Wijaya , 12 April 2017

Dengan bermacam karakter yang ada di team ini, kesulitan pun juga

disampaikan oleh kelima pemain di team ini. Berbeda dengan Team Cornerstone dan

Team SDG, Team ini bukan team yang diawali dengan pertemenan yang dekat. Hal

ini cukup menyulitkan para pemain unutuk beradaptasi interaksi antar pemain di team

ini. Namun menurut beberapa pemain, karna sifat terbuka yang dimiliki oleh masing-

masing pemain di team, membuat beberapa pemain semakin bisa untuk beradaptasi

interaksi dengan pemain yang lain di team.

Page 40: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

78

Bahkan beberapa pemain pun mengungkapkan bahwa tidak butuh waktu yang cukup

lama untuk bisa beradaptasi dengan pemain lain. Keberadaan kelima pemain di dalam

team pun hingga saat ini masih membuat beberapa pemain susah untuk berinteraksi

satu dengan yang lain. Saat permain sedang berlangsung pun, Surya sedikit terbawa

emosi saat berinteraksi dengan Yosua yang pada saat itu Yosua tidak bisa mengerti

posisinya saat dibutuhkan di permainan ini. Namun Yosua pada saat itu cepat

menanggapi apa yang disampaikan Surya kepadanya dan dengan cepat mulai

menempatkan posisinya dengan baik di permainan.

Selama tergabung dengan team ini, kelima pemain pun juga tidak lepas

dengan perselisihan. Perselisihan kecil yang sering terjadi selama pemain di team

lebih banyak terjadi ketika kelima pemain sedang bermain bersama. Bahkan

perselisihan tersebut terkadang membuat kondisi di dalam team sedikit memanas .

Namun perselisihan tersebut bisa di atasi oleh pemain di team ini dan menurut

Hendrik sendiri hal tersebut bisa diatasi karena ada penengah yang akan membuat

suasana pemain di team kembali bisa kondusif.

“ Pernah pastinya mbak, tapi ya itu uniknya team kita

ada penengahnya kalo misalkan kita udah mulai panas

gitu situasinya. Jadi ada yang nenangin kitanya gitu..”37

Kelima pemain juga setuju bahwa team ini memberikan perubahan bagi diri

mereka masing-masing baik dari cara berinteraksi maupun pemikiran mereka secara

individu. Tiap-tiap individu yang ada di team ini saling belajar satu sama lain dari

setiap karakter yang ada di team ini. Menurut kelima pemain di team, perubahan

tersebut biasanya berupa pembentukan karakter mereka yang semakin menjadi lebih

baik dan menurut salah satu pemain yaitu Steven perubahan tersebut dialaminya dari

cara berinteraksinya dengan orang lain.

37 Hasil wawancara dengan Hendrik (Team FS) pada 19 April 2017

Page 41: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

79

Steven yang di team dikenal sebagai seseorang yang pendiam, kini ia merasa menjadi

seseorang yang lebih terbuka dengan orang lain dan hal tersebut diakuinya sangat

mempengaruhi interaksinya dengan orang-orang di luar teamnya. Selama bermain

bersama dengan team pun, Steven juga lebih banyak mengatur posisi pemain dan

strategi saat permainan sedang berlangsung. Pemain lain pun juga menyetujui bahwa

perubahan tersebut lebih membawa mereka ke arah yang positif dan semakin

membangun karakter mereka menjadi lebih baik lagi tidak hanya di team saja ,namun

di luar team mereka pun dapat berinteraksi dengan lebih baik.

1. Kebutuhan Pemain Selama Tergabung Di Team FriendShip

Berbeda dengan kedua team sebelumnya yaitu Team Cornerstone dan Team

Senate Dota Gaming, pemain di Team FriendShip sendiri memiliki pendapat masing-

masing saat ditanya tentang kebutuhan mereka selama tergabung di team. Kelima

pemain memiliki jawaban yang hampir sama yaitu ingin memenangkan lomba secara

bersama. Sulit bagi mereka untuk tidak bermain di dalam satu team yang tidak

mereka kenal satu sama lain. Walaupun di awal terbentuknya team ini mereka bukan

berasal dari sebuah pertemanan yang cukup dekat satu sama lain, namun kelima

pemain berharap dengan adanya team ini, kelima pemain semakin mampu mengasah

kemampuan mereka dalam bermain satu sama lain. Menurut salah satu pemain yaitu

Surya, baginya kekompakkan sangat dibutuhkan bagi dirinya untuk memenangkan

sebuah perlombaan antar team. Ketika pemain lain memiliki visi yang sama yaitu

untuk bisa memenangkan lomba secara bersama-sama, maka akan membuat apa yang

ingin dicapai menjadi terasa mudah dan gampang.

Page 42: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

80

“ Ehmm mungkin lebih kompak aja sih .. Soalnya gini,

kebanyakan kalo misalkan orang yang dalam satu

kelompok gitu misalkan ikut lomba trus bisa menang

gara-gara apa yaa itu karna mereka kompak .. Jadi

karna kita juga punya visi yang sama jadi ya kalo

misalkan mau menang ya kita satu team harus

kompak..”38

Bagi kelima pemain , rasa senang menjadi tujuan utama buat kelima pemain

di team ini. Menurut Steven sendiri, rasa senang ketika memiliki hobi yang sama

dengan orang lain dapat dilakukan bersama – sama sangat didapatkannya di dalam

team ini. Selain rasa senang untuk melakukan hobi yang sama, kemampuan pun dapat

ditingkatkan dengan adanya team ini, hal ini pun dapat bermanfaat bagi para pemain.

Selain itu, bagi Hendrik dan Yosua membangun relasi sangat diperlukan oleh team

untuk semakin mengenal satu sama lain . Bagi mereka dengan menambah teman dan

menjalankan hobi yang sama akan membuat team ini semakin kuat dan semakin

saling banyak belajar satu sama lain agar semakin hebat dalam bermain.

“Relasi dan latihan yang banyak aja sih mbak .. Biar

masing-masing dari kita bisa semakin pro dalam

bermain ..”39

Menurut Hendrik sendiri, selama dia tergabung di dalam team ini para pemain

tidak salah menjatuhkan satu sama lain dan baginya team ini sudah menambah

pertemananya semakin baik. Bagi Yosua sendiri, Latihan yang banyak pun sangat

dibutuhkan untuk team bisa semakin lebih baik dan semakin jago dalam bermain.

Selain itu ,Adi yang merupakan ketua dari Team FS juga menyetujui bahwa

kebutuhan untuk menambah pertemanan menjadi dasar utamanya ikut tergabung di

dalam team ini.

38 Hasil wawancara dengan Surya (Team FS) pada 19 April 2017

39 Hasil wawancara dengan Yosua (Team FS) pada 19 April 2017

Page 43: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

81

Hal ini membuatnya semakin ingin lebih akrab dengan pemain yang ada di team yang

di pimpinnya dan membuat Adi semakin ingin memenangkan lomba bersama dengan

team ini.

2. Keinginan Pemain Selama Tergabung Di Team FriendShip

Team FriendShip juga memiliki pendapatnya masing-masing saat ditanyakan

keinginan mereka selama tergabung dengan team ini. Adi, Surya, Steven dan Yosua

memiliki keinginan yang sama selama tergabung dengan team ini. Menurut keempat

pemain ini memenangkan perlombaan bersama-sama dengan satu team menjadi

keinginan yang ingin mereka capai di dalam team ini. Bagi mereka, tanpa team yang

cukup baik seperti team ini mereka tidak akan pernah merasakan yang namanya

turnamen Dota. Selain itu, menurut Hendrik sendiri sebuah pertemanan sangat ia

inginkan selama tergabung dengan team ini. Memiliki hobi yang sama membuat team

ini dapat bertahan sebagai team yang baik satu sama lain. Hal ini juga diungkapkan

oleh Adi, bahwa pertemanan yang baik juga tidak akan bisa membuat team ini bisa

merasakan sebuah perlombaan yang sebenarnya di Dota.

Saat ditanyakan mengenai keinginan mereka yang sudah tercapai selama ikutt

tergabung di team, kelima pemain setuju bahwa keinginan mereka sudah tercapai

selama mereka bergabung dengan team ini. Bagi kelima pemain, bisa merasakan

sebuah perlombaan sesungguhnya di dalam satu team membuat mereka belajar untuk

lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam bermain. Walaupun belum pernah

memenangkan perlombaan, bagi mereka sebuah pelajaran yang merasa dapatkan

dalam setiap perlombaan bisa mereka pakai untuk belajar semakin lebih baik lagi

dalam bermain. Selain itu dengan terbentuknya team ini, kelima pemain berharap bisa

mempererat pertemanan mereka di dalam pertemanan. Bagi kelima pemain,

pertemanan tidak harus di dalam game Dota saja, tapi pertemanan pun bisa dijalin di

luar permainan tersebut.

Page 44: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

82

3. Harapan Pemain Selama Tergabung Di Team FriendShip

Team FriendShip sendiri memiliki pendapatnya sendiri mengenai harapan

mereka selama ikut tergabung dengan team ini. Bagi Adi,Surya,Steven,dan Yosua

harapan mereka untuk team ini agar belajar saling memahami satu dengan yang lain

agar team bisa menjadi semakin lebih baik lagi tidak hanya dalam bermain saja

namun dalam pertemanan pun setiap pemain harus belajar untuk semakin kompak

dan saling mengatur diri masing-masing karna bagi Adi sendiri para pemain harus

belajar untuk dewasa satu dengan yang lain. Selain itu, Hendrik pun berharap agar

setiap pemain masih tetap dalam satu team seperti saat ini. Baginya, pemain dapat

saling belajar satu dengan yang lain dan dapat mengajari pemain yang belum

terhitung masih kurang unggul agar team bisa menjadi lebih baik dan bisa

memenangkan pertandingan secara bersama-sama.

Yosua juga berharap untuk setiap individu di team ini agar saling belajar

untuk mengenal dengan lebih baik lagi satu dengan yang lain. Pengenalan karakter

masing-masing pemain di team sangat diperlukan agar setiap pemain saling mengerti

dan menghindari untuk terjadinya perselisihan satu dengan yang lain. Hal yang sama

pun juga disetujui oleh Steven. Baginya, saling memahami dan saling belajar untuk

mengerti satu dengan yang lain adalah kunci dasar untuk mempertahankan team

dengan baik. Adi, Hendrik dan Surya pun memiliki mempertahankan kemampuan

mereka dengan cukup baik merupakan harapan bagi mereka agar team bisa mencoba

kemenangan mereka lagi di pertandingan selanjutnya.

5.3 Refleksi Hasil Penelitian

Untuk melihat bagaimana proses adaptasi pemain game online Defense Of

The Ancients 2 (Dota 2) di masing-masing team, peneliti menggunakan teori Adaptasi

Interaksi dimana teori ini menjelaskan proses adaptasi interaksi antara satu sama lain

dan posisi interaksi seseorang yang ditentukan oleh kombinasi dari tiga faktor yaitu

Kebutuhan, Harapan, dan Keinginan seseorang dalam beradaptasi interaksi.

Page 45: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

83

Interaksi antar pemain dalam Game Online, tidak hanya berkaitan dengan

yang dijelaskan oleh Cornelius Ardianto yang di dalam penelitiannya bahwa proses

interaksi akan muncul ketika seseorang memiliki suatu tujuan yang sama, dan

perubahan positif yang dialami setiap pemain di dalam komunitas tersebut. Di dalam

penelitian ini, didapatkan bahwa proses adaptasi interaksi pemain Game Online

khususnya Dota 2 ini juga berkaitan dengan aspek lainnya seperti kebutuhan,

keinginan, dan harapan yang diungkapkan oleh setiap pemain selama tergabung di

dalam team.

Team Cornerstone, Team Senate Dota Gaming dan Team FriendShip

memiliki awal pertemuan yang berbeda-beda seperti Team Cornerstone yang

dibentuk dari komunitas gereja, Team Senate Dota Gaming yang dibentuk dari Senat

Mahasiswa Universitas (SMU) UKSW, dan Team Friendship yang dibentuk dari

kebiasaan setiap pemain ketika bermain dalam satu warnet yang sama namun

terbentuknya team ini didasari oleh hobi yang sama. Para pemain beranggapan bahwa

dengan memiliki hobi yang sama membuat pemain dapat lebih mudah untuk

menyatukan pendapat, pemikiran baik di dalam permainan. Setiap pemain yang

tergabung dengan team memiliki tujuan yang beragam dan tujuan tersebut bisa dapat

mereka satukan di dalam team. Walaupun memiliki tujuan yang berbeda, hal ini tidak

mempengaruhi proses adaptasi interaksi pemain di masing-masing team.

Karakter menjadi faktor yang sangat mempengaruhi proses adaptasi interaksi

pemain baik di dalam permainan maupun di luar permainan. Masing-masing team

mempunyai satu karakter unik yang mempengaruhi masing-masing interaksi pemain

di team. Dalam proses adaptasi interaksi pun, Karakter tersebut akan terlihat lebih

menonjol dibandingkan dengan pemain yang lain terkhusus pada saat permainan

berlangsung. Karakter tersebut akan memberikan dampak dan efek dalam interaksi

pemain di team baik efek tersebut positif maupun negatif.

Page 46: BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE · 2018. 4. 30. · 39 BAB V PROSES ADAPTASI INTERAKSI PEMAIN GAME ONLINE DEFENSE OF THE ANCIENTS 2 (DOTA 2) DI TEAM CORNERSTONE,

84

Setiap pemain di masing-masing team memiliki kebutuhan, keinginan dan

harapan yang beragam selama tergabung di dalam team. Kebutuhan untuk

membangun relasi dengan baik, Keinginan untuk menyalurkan hobi dan mendapatkan

prestasi,serta Harapan untuk dapat menjadikan team sebagai suatu keluarga yang

saling mengajarkan dan menerima satu sama lain merupakan beberapa hal yang sudah

cukup terpenuhi selama pemain tergabung dengan team ini walaupun beberapa

pemain merasa bahwa ada beberapa hal yang masih belum cukup terpenuhi selama

pemain bergabung dengan team ini seperti keinginan yang lebih banyak dimiliki oleh

setiap pemain untuk dapat menjuarai pertandingan sebagai peringkat pertama. Namun

dibalik perbedaan ketiga faktor di setiap pemain di masing-masing team, proses

adaptasi interaksi setiap pemain di masing-masing team memberikan pengaruh yang

cukup signifikan di setiap pemain terutama dalam perubahan pola perilaku tiap

pemain.