BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016...

26
31 BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WISATA PANTAI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 5.1. Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan Wisata Pantai Pitu Dalam Pasal 3 UU No 6 Tahun 2014 disebutkan bahwa salah satu bentuk asas pengaturan desa adalah “pemberdayaan” dan “keberlanjutan”. Asas pengaturan desa ini sejalan dengan makna pemberdayaan, yakni to give power or authority to dan to give ability to atau to enable. Dalam pandangan seperti ini, maka pemerintah desa berfungsi meningkatkan serta memperkuat kapasitas manusia (masyarakat) termasuk kapasitas kelembagaan lokal, agar dengan kemampuan atau kapasitas yang dimiliki bisa keluar dari keterkungkungan masalah yang dihadapi, terutama keterkungkungan dalam masalah kemiskinan. Dalam konteks penelitian ini, salah satu fungsi pemerintah desa Pitu itu adalah memberdayakan masyarakat untuk siap menjalankan wisata pantai di desa Pitu atau wisata pantai Pitu. Upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan wisata pantai Pitu yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa bertujuan agar masyarakat lokal dapat mengembangkan potensi mereka sehingga dapat turut berperan aktif dalam pembangunan kepariwisataan. Peran pemerintah desa Pitu dalam pemberdayaan masyarakat guna pengembangan wisata pantai diimplementasikan dalam bentuk

Transcript of BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016...

Page 1: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

31

BAB V

PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DALAM PENGELOLAAN WISATA PANTAI DAN FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI

5.1. Peran Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan

Wisata Pantai Pitu

Dalam Pasal 3 UU No 6 Tahun 2014 disebutkan bahwa salah satu bentuk

asas pengaturan desa adalah “pemberdayaan” dan “keberlanjutan”. Asas

pengaturan desa ini sejalan dengan makna pemberdayaan, yakni to give power or

authority to dan to give ability to atau to enable. Dalam pandangan seperti ini,

maka pemerintah desa berfungsi meningkatkan serta memperkuat kapasitas

manusia (masyarakat) termasuk kapasitas kelembagaan lokal, agar dengan

kemampuan atau kapasitas yang dimiliki bisa keluar dari keterkungkungan

masalah yang dihadapi, terutama keterkungkungan dalam masalah kemiskinan.

Dalam konteks penelitian ini, salah satu fungsi pemerintah desa Pitu itu adalah

memberdayakan masyarakat untuk siap menjalankan wisata pantai di desa Pitu

atau wisata pantai Pitu.

Upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan wisata pantai Pitu

yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa bertujuan agar masyarakat lokal dapat

mengembangkan potensi mereka sehingga dapat turut berperan aktif dalam

pembangunan kepariwisataan. Peran pemerintah desa Pitu dalam pemberdayaan

masyarakat guna pengembangan wisata pantai diimplementasikan dalam bentuk

Page 2: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

32

kebijakan dan pelaksanaan kegiatan yang meliputi kegiatan penyadaran

masyarakat (sosialisasi) tentang wisata pantai, kebijakan anggaran pemerintah desa

dalam pengembangan wisata pantai, realisasi program dan anggaran pengelolaan

wisata pantai, penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat desa. Dengan

demikian, maka analisis guna menjawab tujuan penelitian ini dilakukan dalam

beberapa sub bab, yakni:

5.1.1. Peran Pemerintah Desa dalam Proses Sosialisasi dan Penyadaran

Masyarakat

Pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi, bergerak

dari bawah (bottom up), mengikut-sertakan masyarakat secara aktif, dan perlu

dilaksanakan bersama masyarakat (Fadil, 2013). Upaya mewujudkan hal tersebut

pemerintah desa Pitu melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan dan pemberdayaan desa. wadah

untuk menampung aspirasi masyarakat yaitu pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa tanggal 8 Januari

2018, dikemukakan bahwa fokus Pemerintah Desa saat ini adalah upaya

mendorong pembangunan ekonomi warga masyarakat. Upaya itu dilakukan dengan

adanya pengembangan wisata pantai pitu pemerintah desa berkomitmen dengan

masyarakat saat memberikan pengarahan, sambutan guna menyadarkan

masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes

itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan salah satu hasil

Page 3: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

33

realisasinya adalah pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang

kemudia diberi nama Pitu Marahai.

Selain itu, dalam prosesnya setelah BUMDes Pitu Marahai terbentuk, maka

sosialisasi dan penyadaran warga masyarakat untuk terlibat aktif dalam

pengembangan diri dan desa, secara berkala dilakukan. Pertemuan-pertemuan

dengan warga yang tinggal di lokasi pantai wisata (Pitu) maupun warga secara

umum terus dilakukan dalam rentang waktu 3 bulan sekali sejak pembentukan Pitu

Marahai itu. Pertemuan tersebut dilakukan baik oleh pemerintah desa, pengurus

BUMDes Pitu Marahai termasuk juga melibatkan BPD. Bahkan BPD sendiri

terkadang melakukan pertemuan dengan warga juga mengundang pemerintah desa

dan pengurus Pitu Marahai. Jadi sifatnya saling mengundang. Kalau inisiatif

pertemunnya datang dari pemerintah desa, maka BUMDes dan BPD dilibatkan

demikian pula sebaliknya jika inisiatif pertemuan dengan warga itu datangnya dari

Pitu Marahai, maka perwakilan pemerintah desa akan hadir dan BPD juga akan

diundang hadir. Demikian kutipan wawancara dengan Sekretaris Desa:

“Selain kegiatan Musrenbangdes, kami bekerjasama

dengan BPD dan BUMdes rutin melakukan pertemuan

berkala 3 bulan sekali dengan masyarakat. Pertemuan itu

untuk mensosialisasikan lebih lanjut tentang rencara

pemerintah desa menjadikan pantai Pitu sebagai lokasi

wisata pantai, dan harapannya masyarakat dapat sadar dan

berpartisipasi untuk menghidupkan dan menjalankan wisata

pantai, baik lewat bantuan pemerintah desa, maupun usaha

swadaya masyarakat, termasuk juga usaha warga

perseorangan yang sadar mau membantu pemerintah desa

dalam mengembangkan pantai Pitu.

Tujuan dari sosialisasi kebijakan wisata pantai itu adalah untuk

menyadarkan warga sekaligus memberi warga “akses terhadap informasi”, yakni

Page 4: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

34

lewat sosialisasi program dan kegiatan, masyarakat memiliki ruang aspirasi untuk

menimbang dan menilai informasi terbaik bagi mereka dan kemudian berupaya

untuk terlibat (berpartisipasi) baik sebagai penerima manfaat, maupun sebagai

“partisipasi swadaya”. Menurut (Sekretaris Desa), komitmen kuat pemrintah desa

untuk membangun wisata pantai Pitu salah satunya ditunjukan dengan cara

Pemerintah desa selalu melakukan pertemuan dan memberi motivasi kepada warga

masyarakat.

Proses sosialisasi dalam tahap perencanaan lewat Musrenbangdes yang

dilanjutkan dengan proses penguatan kesadaran wagra agan pentingnya wisata

pantai di desa Pitu ternyata tidak berhenti ketika warga telah sadar dan mulai

melakukan aktivitas penunjang wisata di pantai Pitu dengan cara membuka usaha

di sana. Pola sosialisasi 3 bulanan yang dilakukan pada saat perencanaan ternyata

tetap dipakai ketika pariwisata telah beroperasi. Seperti yang dikatakan oleh

Sekretaris desa Pitu, bahwa:

“pertemuan 3 bulan sekali itu tidak berhenti ketika wisata

pantai Pitu telah dibuka, walaupun dengan fasilitas

seadanya. Pertemuan itu tetap kami lakukan dengan warga

yang berjualan di lokasi wisata pantai Pitu. Tujuannya

adalah membicarakan tentang masalah apa saja yang

dihadapi di lapangan dan mencari solusi bersama, hal ini

tentu baik untuk kepentingan bersama dalam membangun

wisata pantai kedepan‟‟.

Berdasarkan ungkapan Sekretaris desa Pitu di atas, dapat dimaknai

pelaksanaan peran pemerintah desa dalam proses sosialisasi dan penyadaran warga

masyarakat agar pemberdayaan sebagai salah satu dari asas pengaturan desa sesuai

amanat UU Desa dapat terus berkelanjutan. Ini artinya pemerintah desa Pitu sadar

bahwa pemberdayaan merupakan proses yang terus berkelanjutan. BUMDes Pitu

Page 5: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

35

Marahai dalam hal ini kemudian memainkan fungsi sebagai “pemegang kendali”

untuk mengontrol, mengawasi dan mengevaluasi proses wisata pantai Pitu, lewat

pertemuan berkala dengan warga yang berjualan di wisata pantai, tentu dengan

kontrol dari aparatur desa Pitu dan pengawasan dari BPD.

5.1.2. Peran Pemerintah Desa dalam Kebijakan Anggaran Pariwisata

Fasilitas fisik wisata pantai Pitu, dalam hal ini pembangunan reklamasi

talud di pantai Pitu tentu tidak seluruhnya dilakukan oleh pemerintah desa, atau

boleh dikatakan pembangunan reklamasi guna pembuatan talud yang

mempercantik dan memperindah pantai tidak dilakukan oleh pemerintah desa Pitu.

Pembangunan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupatan Halmahera

Utara lewat Dinas Pekerjaan Umum. Oleh kepala desa Pitu, didapatkan informasi

bahwa pembangunan talud dilakukan pemerintah Kabupaten sekitar tahun 2015

dengan kisaran dana hamper 1 milyar rupiah, kemudian ditahun 2016 pemerintah

Kabupaten juga terus membangun talud yang difungsikan sebagai lokasi wisata

pantai.

Dalam proses pembangunan itulah muncul ide untuk mempersiapkan warga

masyarakat desa Pitu agar bisa terlibat dalam mempersiapkan fasilitas wisata yang

lain, seperti tempat usaha dan barang usaha atau barang-barang yang bisa dijual.

Termasuk bagaimana menyiapkan Badan Usaha Milik Desa. Upaya kebijakan

anggaran pada tingkat desa, dikatakan oleh Sekretaris Desa bahwa tidak mungkin

semua anggaran dibebankan pada pemerintah desa, sebab Pendapatan Asli Desa

tentu tidak mencukupi, maka dalam banyak hal dibutuhkan swadaya warga

masyarakat. Pemerintah desa akan memfasilitasi dalam keberlanjutannya. Sebab

Page 6: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

36

pendapatan terbesar desa Pitu masih bersumber dari Negara–Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN).1

Pendapatan desa pitu terbesar bersumber dari anggaran pendapatan dan

belanja Negara (APBN) yang disebut dana desa (DD) sebesar Rp 755.145.000

diikuti dengan alokasi dana desa (ADD) merupakan bagian dari dana perimbangan

yang diterima Kabupaten Halmahera Utara sebesar Rp 232.789.394 dan

pendapatan asli desa (PAD) sebesar Rp 57.000.000. alokasih dana tersebut

digunakan untuk menunjang program desa yang meliputi penyelenggaraan

pemerintah sebesar Rp 271.509.394, pelaksanaan pembangunan sebesar Rp

538.100.000 dan pemberdayaan masyarakat sebesar Rp 235.325.000 khusus

pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata dialokasihkan sebesar Rp

25.000.000 yaitu bantuan dilokasi wisata pantai Pitu.

Setelah pembentukan BUMDes Pitu Marahai, kebijakan anggaran

pemerintah desa Pitu “mempercayakan” anggaran bidang pemberdayaan

masyarakat sebesar Rp. 235.325.000., untuk dikelola oleh Pitu Marahai dalam

pemberdayaan masyarakat guna menunjang keberlanjutan wisata pantai Pitu.

Anggaran yang diberikan kepada Pitu Marahai inilah yang kemudian oleh

pemerintah desa “diperintahkan” untuk mengadaan fasilitas wisata dan penguatan

kelembagaan pariwisata di pantai Pitu.

Pemerintah desa tidak hanya berperan memfasilitasi kebijakan anggaran

bagi pengembangan wisata Pitu, namun juga berperan dalam pembangunan fisik

seperti pembangunan kamar mandi bagi pengunjung, pembangunan tempat

1 Disarikan dari hasil wawancara dengan kepala desa Pitu 12 Januari 2018 dan Sekretaris Desa Pitu 8 Januari 2018.

Page 7: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

37

bersantai (gazebo) bagi wisatawan, pembangunan jaringan listrik dan tempat parkir

yang masih dalam proses perbaikan dan pengerjaan.

Dengan demikian, kebijakan anggaran oleh pemerintah desa Pitu itu

terbangun dalam sebuah usaha pembentukan kesadaran warga lewat pola

sosialisasi, ketepatan menyalurkan aspirasi dalam pertemuan 3 bulanan. Pola

tindakan serta interaksi pemerintah desa, Pitu Marahai dan BPD dengan warga

yang bersifat terbuka, demokratis, dan bertanggung jawab telah memotivasi warga

untuk terlibat langsung dalam upaya pengembangan wisata pantai, baik yang

didasarkan pada relasi sosial yang bersifat kekeluargaan dan kekerabatan, maupun

yang didasarkan pada relasi ekonomi lewat kebijakan alokasi anggaran

pemberdayaan masyarakat kepada Pitu Marahai untuk dikelola dalam

pemberdayaan dan pengembangan masyarakat desa Pitu.

5.1.3. Peran Pemerintah Desa dalam Realisasi Anggaran dan Program

Pengelolaan Wisata Pantai

Realisasi program dan anggaran kebijakan pemerintah desa Pitu melalui

program pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bantuan kepada kelompok

tani, usaha budidaya ikan air tawar, dan usaha penjualan dilokasi wisata pantai

Pitu. Artinya realisasi anggaran tersebut bersifat holistic bagi warga dengan tujuan

saling menopang dalam pengembangan usaha yang menunjang pariwisata (wisata

pantai Pitu.

Lewat BUMDes Pitu Marahai, realisasi anggaran pemberdayaan

masyarakat tahun 2016-2017 direalisasikan sebagian untuk pengadaan fasilitas

pariwisata di pantai Pitu, yakni: pengadaan pengadaan mesin 40 PK satu unit

Page 8: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

38

senilai Rp.47.800.000,00; pengadaan banana boat satu unit senilai

Rp.22.000.000,00; pengadaan speed boat satu unit senilai Rp.51.764.700. Fasilitas

inilah yang memberi nilai tambah bagi lokasi wisata dan menarik minat wisatawan

baik local, nasionl, maupun internasional. Walaupun wisatawan kategori

internasional ini masih cukup jarang berkunjung, namun menurut bendahara Pitu

Marahai, pengadaan fasilitas itu berguna untuk jangka panjang yang

berkelanjutan.2 tidak hanya realisasi dalam bentuk pengadaan fasilitas itu, namun

juga adanya bantuan usaha kepada pedagang yang berjualan di pantai Pitu.

Selain itu realisasi anggaran tahun 2017-2018, yang masih dalam proses

pelaksanaan anggaran, oleh Sekretaris Desa dan Sekretaris BUMDes Pitu Marahai

yang diwawancarai tanggal 8 dan 9 Januari 2018, pada intinya mengatakan bahwa

alokasi dan realisasi anggaran pemberdayaan masyarakat lebih bervariasi

dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pembangunan pariwisata tidak

hanya difokuskan pada wisatanya saja tetapi juga bidang lain yang menunjang

pariwisata. Pada intinya kedua informan ini mengatakan bahwa:

„„Program pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan oleh

pemerintah desa Pitu. Kami memberikan bantuan bibit dan

pupuk kepada kelompok tani itu anggaranya 10 juta rupiah,

bantuan untuk perikanan darat anggarannya 10 rupiah dan

bantuan modal untuk penjualan dilokasi wisata

anggarannya 25 juta rupiah. Khusus untuk bantuan 25 juta

itu diberikan untuk 50 kk yang bekerja sebagai pedangang

baik itu penjual kue, sayur dan ikan matang, itu mereka

dapat masing-masing 500.000 ribu rupiah. Jadi dana 25 juta

realisasinya bukan hanya untuk para penjual di lokasi

wisata. Tetapi juga lokasi yang berdekatan di pantai yang

dianggap sebagai lokasi penunjang”.3

2 Wawancara dengan Meldia Kapita (bendahara BUMDes Pitu Marahai) tanggal 6 Januari 2018 3 Disarikan dari wawancara dengan Abner Tidore (Sekdes Pitu) dan Viktor Bitjoli (Sektretaris Pitu Marahai).

Page 9: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

39

Sekalipun demikian, dikarenakan pada saat penelitian berlangsung, tahun

anggaran masih dalam proses realisasi, maka menurut bendahara BUMDes Pitu

Marahai, realisasi bantuan untuk para penjual di lokasi wisata, khusus untuk

pemberian bantuan modal usaha di lokasi wisata baru teralisasi sebesar Rp.

3.500.000., kepada 7 orang pedagang. Masing-masing pedagang mendapatkan

bantuan sebesar Rp 500.000., dan rencana anggaran yang di alokasikan untuk para

penjual di lokasi wisata, realisasinya diberikan juga pada penjual lain diluar lokasi

wisata, baik itu yang berjualan kue, ikan dan sayuran matang. Hal ini dilakukan

agar tercipta pembangunan pariwisata yang saling membantu antar berbagia sektor.

Lebih jelas tentang kebijakan dan realisasi anggaran pemberdayaan

masyarakat dalam menunjang pembangunan pariwisata (wisata pantai) oleh

pemerintah desa Pitu tahun anggran 2017-2018 dapat dilihat pada table:

Tabel 5.1.

Rencana Realisasi Anggaran Pemberdayaan Masyarakat

Bidang Pelayanan Alokasi Dana

-Pemberdayaan Masyarakat Rp. 235.325.000

A.Kegiatan PKK Rp. 36.000.000

B.Kegiatan Posyandu Rp. 20.400.000

C.RT/RW Rp. 20.400.000

D.Peningkatan Kapasitas

Pemdes

Rp.75.000.000

E.Tim Penyusun Program Rp. 9.000.000

F. Pembuat Profil Desa Rp. 4.000.000

G.Bantuan Usaha Pertanian Rp. 10.000.000

H.Bantua Usaha Budidaya

Ikan Air Tawar

Rp. 10.000.000

I.Bantuan Usaha Penjual

di Lokasi Wisata

Rp. 25.000.000

J.Bantuan Duka Rp. 5000.000

K.Hari Besar Nasional Rp. 20.525.000

Sumber: Kantor BUMdes Pitu Marahai

Page 10: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

40

Menurut para informan kebijakan realisasi anggran pemberdayaan

masyarakat seperti tampak pada table 2 atas, dilakukan agar ada kesinambungan

dalam upaya peningkatan dan pengembangan wisata pantai Pitu. Artinya segala

bentuk kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat diarahkan dan

dikuatkan untuk menunjang aktivitas wisata pantai Pitu. Bantuan kepada PKK

tidak berarti bahwa aktivitas PKK berjalan sendiri tanpa membantu BUMDes

dalam upaya meningkatkan wisata Pitu, demikian pula bantuan pengadaan fasilitas

Posyandu. Desa Pitu belum memiliki rumah sakit maka kegiatan dan fasilitas

Posyandu perlu dipikirkan untuk juga memberi kenyamanan bagi pengunjung

wisata jika terjadi kecelakaan yang membutuhkan pertolongan medis, tentu selain

memenuhi kebutuhan wagra desa Pitu maka aspek lain itu diperhitungkan juga.

5.1.4. Peran Pemerintah Desa dalam Penguatan Kapasitas

Kelembagaan Pengelolaan Wisata Pantai Pitu

Penguatan kapasitas kelembagaan guna menunjang keberadaan wisata

pantai Pitu tentu bukan sesuatu yang berdiri sendiri, lepas dari aktivitas pemerintah

desa lainnya. Proses penguatan kelembagaan ini adalah proses berkelanjutan yang

perlu terus dibina dan diupayakan. Proses awal yang dilakukan pemerintah desa

Pitu adalah mengambil manfaat dari kebijakan pemerintah daerah Kabupaten

Halmahera Utara, ketika membangun reklamasi talud di pantai Pitu, maka

pemerintah desa pada titik awal ini melakukan sosialisasi lewat pertemuan-

pertemuan dengan warga masyarakat desa guna membangun kesadaran bersama

atas manfaat pembangunan talud untuk wisata tersebut.

Page 11: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

41

Pada titik awal ini penguatan kelembagaan itu dilakukan lewat membangun

kesadaran bersama. Atas dasar kesadaran yang terbentuk itulah pemerintah

membentuk Badan Usaha Milik Desa yang dinamakan Pitu Marahai. Inilah

kelembagaan formal yang dibentuk pemerintah desa bersama warga masyarakat

desa guna menunjang perkembangan wisata pantai Pitu.

Pembentukan organisasi pengelola wisata penting sebagai wadah

mengumpulkan ide dan gagasan dari masyarakat melalui pertemuan atau sarasehan

yang membahas mulai dari perencanaan, pengelolaan dan mengatur segala sesuatu

yang terkait dengan pengembangan wisata. Karenanya setelah kelembagaan formal

itu terbentuk, maka terbentuk pula kesadaran wisata pada masyarakat desa Pitu.

Lembaga formal yang diberi tugas salah satunya pengelolaan wisata pantai ini

dibentuk sejak tahun 2016. Ini artinya gayung-bersambut dengan pengerjaan

reklamasi talud oleh pemerintah kabupaten.

Pada tahun 2016-2017, lembaga formal yang diberi nama Pitu Marahai ini

dipimpin oleh Komisaris James Bicoli yang sekaligus sebagai Kepala Desa,

jabatan Direktur oleh Andarias Higaro, Viktor Bitjoli menjabat Sektretaris dan

Meldia Kapita sebagai Bendahara. Pada saat penelitian berlangsung (Desember

2017 – Januari 2018) struktur kelembagaan BUMDes Pitu Marahai masih tetap,

namun pada bulan Februari 2018 struktur kelembagaannya berganti orang, yakni:

Posisi Direktur ditempati oleh Jukri Bawole, posisi Sekretaris ditempati oleh Tasya

Kitong dan posisi Bendahara ditempati oleh Rita Huragana.

Hal pergantian posisi dalam struktur kelembagaan Pitu Marahai ini

menunjukan organisasi memang perlu “bergerak” dalam rotasi kepemimpinan,

Page 12: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

42

agar pembentukan nilai kelembagaan dapat terwariskan. Dengan “pewarisan” nilai

kelembagaan itu diharapkan terjadi penguatan kapasitas kelembagaan yang

menyeluruh dan bisa “digerakan secara sehat” dalam membangun kapasitas

kelembagaan yang lebih besar (masyarakat) guna menunjang kesadaran dalam

pengembangan wisata (pantai) Pitu.

Selain pembentukan kelembagaan formal (Pitu Marahai) dan proses

penguatannya, pertemuan dengan warga masyarakat yang dilaksanakan secara

berkala (3 bulan sekali) juga merupakan bentuk penguatan kelembagaan

(kelompok masyarakat) menunjang pariwisata. Hal demikian, sebab dalam

pertemuan 3 bulanan itu ada upaya saling memberi masukan, koreksi serta saling

mengevaluasi pelaksanaan peran masing-masing pihak, baik pemerintah desa,

BUMDes, BPD, maupun warga masyarakat sebagai pedagang di lokasih wisata.

Hal ini merupakan adalah proses penguatan kelembagaan lewat pemberian

bantuan usaha bagi warga yang berdagang di lokasi wisata. Bantuan usaha yang

diberikan pemerintah desa lewat BUMDes tersebut dimaksudkan dalam kerangka

penguatan kelembagaan ekonomi (usaha) agar dapat menunjang keberadaan dan

keberlanjutan wisata pantai Pitu.

Dalam kaitan bantuan usaha itu, bersadarkan hasil observasi dan

wawancara, tampaknya pemerintah desa Pitu tidak hanya berfokus pada

kelembagaan (usaha) yang ada di lokasi wisata pantai, namun telah dengan sadara

membangun kelembagaan masyarakat local secara lebih luas dengan memberikan

bantuan juga kepada usaha pertanian, perikanan, posyandu, bahkan bantuan

Page 13: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

43

kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Hal ini dapat “dibaca”

sebagai uyapa sadar pemerintah desa Pitu membangun pariwisata dengan

perspektif jauh ke depan.

Permberdayaan pada hakikatnya adalah kemampuan membangun nilai-nilai

bersama (modal sosial) yang mampu memberikan penguatan bagi setiap orang atau

kelompok untuk bertindak menggapai harapan-harapan yang diinginkan. Dalam

perspektif inilah, John Friedmann (1992) mengatakan pemberdayaan masyarakat

pada hakikatnya adalah nilai kolektif pemberdayaan individual yang berlangsung

dalam suatu proses. Sejalan dengan itu, Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007)

mengemukakan bahwa sebagai sebuah proses, pemberdayaan dilakukan lewat

penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Dan rasanya itu yang sedang

dilakukan pemerintah desa Pitu dalam memberdayakan warganya untuk memiliki

kapasitas membangun pariwisata. Caranya adalah dengan sosialisasi (pertemuan)

kerkala, bantuan usaha yang holistik–tidak hanya bagi warga yang beraktivitas

(berjualan) di lokasi wisata namun juga bagi sector lain dengan kesadaran bahwa

sector lain tersebut adalah juga penunjang pariwisata.

5.1.5. Peran Pemerintah Desa dalam Peraturan Pengelolaan Wisata Pantai

Berdasarkan permendagri nomor 111 tahun 2014 tentang pedoman teknis

peraturan di desa menjelaskan bahwa Peraturan Desa adalah peraturan Perundang-

undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati

bersama BPD. Untuk mengoptimalkan potensi wisata pantai Pitu, maka wajib bagi

pemerintah desa untuk membuat peraturan desa (Perdes). Wawancara dengan

Sekretaris desa Pitu dalam kaitan dengan kebijakan aturan pengelolaan wisata

Page 14: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

44

pantai Pitu, dikemukakan bahwa pemerintah desa telah membuat Perdes No. 03

Tahun 2017 yang bertujuan untuk menjaga dan menciptakan suasana aman dan

tentram bagi setiap pengunjung. Suasana aman dan tentram ini perlu upayakan

oleh semua warga desa agar pengunjung ikut merasa aman, tentram dan tertib

ketika berkunjung. Kesan aman dan tentram itu perlu menjadi kesadaran bersama

warga, supaya wisatawan tidak merasa takut atau khawatir ketika berkunjung.

Seperti dalam kutipan:

‟‟Tujuan pemerintah desa membuat perdes No 03 tahun

2017 untuk menjadikan pantai wisata Pitu bersih dan aman.

pantai yang bersih dan suasana yang aman tentu dapat

menambah daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung‟‟4

Beberpa point penting dalam Peraturan Desa Pitu No. 03 Tahun 2017 itu

adalah: 1). Dilarang membuang sampah di pantai; 2) Dilarang membersihkan ikan

di atas swering dan membuang sisa kotoran ikan di air laut; 3). Dilarang membawa

binatang peliharaan ke air laut; 4). Dilarang menjual dan mengkonsumsi minuman

keras.

Dalam kaiatan dengan peraturan di atas, pertanyaan yang muncul adalah

mengapa peraturan tersebut dibuat? Keempat point larangan dalam peraturan desa

tersebut tentu bukan tanpa sebab. Secara kultur tipe masyarakat yang dihidupnya

di daerah pantai atau pesisir memiliki cara hidup yang memanfaatkan alam (laut,

pantai) sebagai segalanya: tempatnya mencari makan, tempatnya membuang

kotoran, bahkan tempatnya untuk bersantai baik dipagi hari maupun di sore hari.

Konteks pantai sebagai tempat bersantai ini adalah juga bagian dari pantai sebagai

tempat mengkonsumsi minuman keras, menikmati angin sepoi-sepoi. Apalagi

4 Wawancara dengan Abner Tidore (Sekdes Pitu) 8 Januari 2019

Page 15: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

45

kondisi panorama pantai Pitu yang juga sangat menunjang keindahaannya. Maka

peraturan desa No. 03/2017 itu ditetapkan untuk mengatur cara hidup masyarakat

pantai seperti itu.

Peraturan ini pun tidak ditetapkan sepihak saja oleh pemerintah desa Pitu,

berdasarkan hasil diskusi panjang antara pemerintah desa Pitu, BPD dan warga

masyarakat maka keputusan penetapan peraturan desa No. 03/2017 itu diambil atas

dasar mufakat. Wakil Ketua BPD, Yohanis Hohedu, yang diwawancarai tanggal 9

Januari 2018 mengatakan bahwa:

”Perdes 03/2017 itu merupakan kesepakatan antara

pemerintah desa, BPD dengan warga masyarakat.

Sebenarnya keinginan untuk membuat peraturan itu sudah

ada dan disosialisasikan oleh pemerintah desa sejak tahun

2016. Itu dilakukan karena rencana pantai Pitu akan

dijadikan objek wisata, sebebarnya fungsinya sebagai

tempat wisata (rekreasi) warga masyarakat, baik yang di

desa Pitu maupun desa sekitarnya sudah ada sejak dulu.

Hanya saja ketika pemerintah Kabupaten melakukan

reklamasi untuk talud pantai, maka perlu adanya norma

yang disepakati bersama untuk kebersihan dan keindahan

lokasi, maka aturan itu dibuat. Dulu kan masih cukup kotor,

warga membuang sampah disitu, ketika melaut hasilnya

(ikan) dibersihan dan kotorannya juga dibuang disitu,

warga mandi bahkan ada juga yang buang air disitu, itu

dulu ya, makanya bersama warga kami sepakati aturan itu.

Tujuannya bukan membatasi ruang gerak warga tetapi lebih

pada mengatur cara hidup mereka untuk lebih tertib saja.

Aktifitas warga tetap seperti biasanya di pantai, tapi perlu

menjaga kebersihan dan keindahan agar wisatawan yang

lain tidak merasa terganggu”.

Dalam prakteknya, pemerintah desa memerintahkan kepada BUMDes Pitu

Marahai untuk mensosialisasikan peraturan tersebut kepada warga masyarakat.

Termasuk memasang pengumuman (aturan) diarea pantai. Selain itu dalam

pertemuan 3 bulanan aturan itu terus disosialisasikan agar warga dapat secara

Page 16: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

46

perlahan-lahan mengurangi kebiasaannya dalam membuang sampah di pantai,

memandikan hewan peliharaan dan menjual dan mengkonsumsi minuman keras di

pinggir pantai. Khusus untuk minuman keras ini, pada saat penelitian (observasi)

selama kurang lebih satu minggu di desa pantai desa Pitu, tidak ditemukan adanya

penjual yang menjual minuman keras. Yang terjadi adalah anak muda yang

berkunjung dipantai terkadang sudah ”berbauh” minuman keras, walaupun

demikian sampai dengan penelitian ini selesai tidak ada keributan atau keonaran

yang dilakukan oleh mereka-mereka yang ”berbauh” minum keras di pantai Pitu.

Berdasarkan hasil pengamatan, kebiasaan warga (yang katanya suka)

membuang sampah di pantai sudah mulai tidak dilakukan, termasuk mebersihkan

ikan di pantai. Tampaknya warga mulai sadar bahwa keberadaan wisata pantai Pitu

perlu dijaga kebersihan, keindahan dan kelestariannya secara bersama-sama sebab

wisata Pitu secara berkelanjutan dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial

bagi warga desa Pitu. Keinginan warga, salah satunya adalah agar pemerintah desa

dapat segerah menambah fasilitas seperti parkir, pintu masuk dan loket, termasuk

kalau bisa disipkan homestay di lokasi wisata, dan penambahan wahana

permainan. Keinginan ini tentu tidak berlebihan dan sebenarnya keinginan itupun

telah disadari oleh pemerintah desa, seperti yang dikatakan Kepala Desa Pitu,

James Bicoli yang ditemui tanggal Januari 2018, bahwa:

”dalam pertemuan-pertemuan dengan warga masyarakat

yang dikoordinasikan oleh BUMDes Pitu Marahai,

memang aspirasi warga adalah supaya kami cepat

membangun pintu masuk atau gerbang ke lokasi pantai

sekaligus dengan loket pembayaran karcis atau tiket masuk,

selain itu juga parkir dan homestay dan penambahan

wahana permainan. Sebenarnya semua itu sudah

direncanakan tetapi anggaran desa kan perlu kebijakan

Page 17: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

47

ketat karena dananya sedikit, tidak mencukupi untuk

membangun semua sekaligus. Karenanya kita juga

menghimbau kepada warga agar juga ikut berpartisipasi,

berswadaya dalam membatu pemerintah desa. Jadi kedepan

memang aspirasi warga itu akan kami jawab, tetapi perlu

bertahap. Pantai Pitu adalah aset desa yang bisa dikelola

untuk menambah pendapatan desa, karenanya kami

memang berkomitmen untuk membangun wisata pantai

Pitu menjadi lebih baik lagi, akan terus kami kontrol dan

pantau agar pembangunan dapat berjalan dengan baik juga

kami himbau agar warga bisa ikut serta dalam swadaya.

Jadi aspirasi warga sudah ada dan masuk dalam rencana

kebijakan pembangunan pantai Pitu sebagai objek wisata

kedepan. Mudah-mudahan dalam tahun-tahun berikut dapat

kami bagun secara bertahap”.

Sekalipun fasilitas akan dibangun dengan lebih lengkap namun kalau

perilaku cara hidup warga tidak juga ikut berubah atau dirubah maka akan mubasir

destinasi wisata itu. Dalam diskusi dengan Kepala Desa maupun dengan direktur

BUMDes Pitu Marhai, ditemukan juga bahwa pembangunan dan penyediaan

fasilitas adalah sebuah keharusan, namun meruba cara berpikir dan cara hidup

warga masyarakat desa Pitu adalah hal yang tidak kalah penting juga. Karenanya

proses pemberdayaan yang dilakukan memang bertujuan untuk membentuk dan

menciptakan perilaku warga yang berubah sesuai dengan tuntutan pantai Pitu

sebagai destinasi wisata. Bagi mereka bagaimana kita akan membangun homestay

kalau nanti setiap pagi atau sore warga membuang sampah dan memandikan

binatang peliharaannya di pantai? Karenanya perubahan cara hidup itu menjadi

strategi utama yang sedang dilakukan, kalau sudah ada perubahan perilaku maka

pembangunan fasilitas akan mengikuti.

Ketika peneliti bertanya tentang konsekuensi apa yang diterima warga

ketika peraturan desa No. 03/2017 itu dilanggar? Hampir semua informan

Page 18: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

48

mengatakan bahwa penegakan aturan desa itu belum memiliki sangksi hukum.

”Aturan itukan disepakati bersama warga masyarakat jadi harapannya ada cukum

dengan hukuman sosial saja: ditegur, dicibir, dinasehati, bahkan dimarahi. Jadi

tidak ada sangksi akan masuk penjara atau didenda sekian juga. Kami berharap

warga sadar saja untuk merubah kebiasaan lama itu, dan sampai saat ini tampaknya

menunjukan ada perubahan perilaku” demikian yang dikatakan ketua BPD.

Hasil observasi juga menunjukan hal yang sama dengan yang disampaikan

ketua BPD bahwa telah ada perubahan perilaku. Selama 6 hari ketika penulis

berada di desa Pitu memang tidak tampak adanya warga masyarakat yang

membuang sampah di pantai atau laut, walaupun rumahnya sangat ”rapat” dengan

pantai. Beberapa warga yang rumahnya di pantai telah membuat tempat sampah

dan membuang sampah rumah tangga tersebut ke kolam yang digali dengan

ukuran kurang lebih 1 x 1 mater, beberapa rumah yang berdekatan dengan pantai

telah membuat tempat sampah. Bahkan nelayan yang biasaya membersihkan hasil

tangkapan di pantai saat ini sudah tidak terlihat. Selain itu, para pedagang di pantai

Pitu juga dituntut untuk mengumpulkan sampahnya diwadah yang disipkan sendiri

kemudian setelah berjualan akan dibuang ke tempat sampah. Perubahan perilaku

ini adalah sesuatu yang baik untuk menunjang wisata pantai.

Penegakan aturan desa untuk perubahan perilaku warga desa dalam konteks

wisata pantai Pitu ini tidak hanya agar warga sadar, namun juga agar dapat

memberi kesan yang baik kepada para wisatawan yang datang ke pantai Pitu,

mereka perlu dilayani dan dibuat nyaman, demikian dikatakan Sekretaris desa Pitu,

bahwa:

Page 19: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

49

”kami sadar bahwa destinasi wisata (pantai) itu bukan

sekedar milik kami warga desa Pitu, yang kami miliki

adalah wilayah pantainya tapi keindahan pantainya itu

milik semua orang yang datang berkunjung. Itu sebabnya

kami perlu memberi kesan yang baik. Kesan baik itu perlu

ditata atau dilembagakan, makanya dibentuklah atauran

desa No. 03/2017 itu. Fungsinya adalah mengatur dan

memperbaiki kebiasaan warga yang membuang sampah di

pantai tapi tujuannya adalah agar tercipta kesan yang baik

dimata pengunjung. Kesan kebersihan, kesan kenyamanan,

kesan keindahan. Itu hakikat atauran desa dibuat. Dengan

kesan itu harapannya wisatawan yang berkunjung akan

terus meningkat. Saat ini berdasarkan data yang kami

punya, sudah mulai ada peningkatan, setidaknya sudah

mencapai 500 orang pengunjung wisata Pitu setiap

minggunya. Masalahnya ada pada fasilitas pintu masuk

untuk penjualan tiket masuk itu belum tertata dengan baik.

Seandainya sudah ditata dengan baik maka pendapatan

desa akan meningkat pula. Misalnya untuk tiket masuk Rp.

5000., saja per orang maka kalau ditata dengan baik maka

dalam seminggu desa Pitu sudah memiliki penghasilan

sekitar Rp. 2.500.000.,”.

Dalam konteks ini implikasi dari implementasi kebijakan untuk pengaturan

wisata pantai Pitu khususnya dalam hal tiket masuk perlu secara cepat dibenahi

apabila tujuannya adalah meningkatkan pendapatan desa. Pada saat penelitian

berlangsung, belum ada pengelolaan yang baik tentang karcis masuk ini. Yang

terjadi adalah pemuda-pemuda yang menjaga beberapa titik pintu masuk meminta

wisatawan (pengunjung) untuk membayar karcis masuk. Secara resmi memang

telah ditetapkan oleh pemerintah desa lewat BUMDes Pitu Marahai bahwa karcis

parkirnya adalah sebesar Rp. 5000., untuk kendaraan bermotor, namun koordinasi

dan tata kelola untuk penarikan karcis masuk dan parkir ini belum terkelola dengan

baik.

Penerapan aturan guna menciptakan perubahan perilaku tersebut telah

dengan sadar mulai dilakukan oleh warga yang berjualan di pantai Pitu, dalam hal

Page 20: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

50

membuang sampah dan sekaligus juga dibebankan untuk menambah keindahan

pantai dengan cara menanam bunga disekitaran tempat berjulan. Dalam hal

kebersihan, walaupun pemerintah desa lewat BUMDes Pitu Marahai telah

menyiapkan kelembagaan kebersihan lewat penugasan petugas kebersihan yang

bekerja pagi dan sore hari, namun oleh warga yang berjualan di pantai Pitu juga

telah tercipta perubahan perilaku dalam menjaga kebersihan dengan cara

menyiapkan tempat sampah sendiri dan membersihkannya sendiri. Dukungan

warga ini tentu hal yang sangat positif dalam pengembangan wisata pantai Pitu

kedepan.

5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Wisata Pantai Pitu

5.2.1. Faktor pendukung

a. Lokasih Wisata yang Strategis

Pantai Pitu merupakan destinasi wisata yang strategis karena berada

berdekatan dengan jalan trans utama Sofifi. Dari jalan trans Sofifi kurang lebih

berjarak 1,5 km menuju pantai Pitu dengan kondisi lebar jalan 5 meter dan

beraspal. Jarak tempuh 1,5 km menuju pantai dihiasi oleh pemandangan alam yang

indah dan asli. Karenanya sebelum sampai ke pantai Pitu pengunjung telah

menikmati pemandangan indah: pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi, alam

yang hijau dan sejuk dalam balutan angina sepoi-sepoi.

Ketika pengunjung sampai di pantai Pitu, sejauh mata memandang,

pandangan pengunjung dimanjakan hamparan pasir dan air laut yang berkilau

putih kebiruan, dan kondisi tempat para pedagang yang bersih dan tertata.

Ditambah lagi dengan hasil pembangunan reklamasi dan pembuatan talud yang

Page 21: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

51

menjadi semacam palung, berfungsi sebagai tempat bersantai guna menikmati

pemandangan laut, menikmati pengunjung lain yang sedang mandi dan berenang

di air laut yang tenang, bersih (jernih). Situasi air laut yang tenang dan jernih inilah

yang “memaksa” wisatawan untuk selalu tidak saja menikmati dalam pandangan

namun ikut berenang di laut.

b. Fasilitas Penunjang

Jika membandingkan ketersediaan fasilitas penunjang wisata pantai Pitu

dengan fasilitas di lokasi lain, misalnya di Bali tentu perbedaannya ibarat bumi dan

langit. Namun dalam konteks kebutuhan masyarakat lokal pengunjung wisata

pantai Pitu (yang terus meningkat–500 orang dalam seminggu) dapat dikatakan

bahwa fasilitas yang ada hamper cukup dalam menjawab kebutuhan masyarakat

local pengunjung wisata.

Fasilitas dalam hal ini tidak hanya berbentuk fisik, namun juga “fasilitas

non fisik seperti keramahan dan kebersihan lokasi wisata. Pemerintah desa Pitu

dalam “memanjakan” para mengunjung wisata telah mengadakan pembangunan

tempat bersantai (gazebo), pengadaan bananaboat, pengadaan speedboat, penataan

lokasi berjualan dan jenis jualan yang beragam, pemasangan listrik, wahana

bermain, dan termasuk juga pengelolaan kamar mandi yang baik dan bersih.

Akumulasi fasilitas penunjang baik fisik maupun non fisik telah membuat

para pengunjung untuk pulang dan akan kembali lagi. Keramahan pelayanan dan

rasa kekeluargaan yang ditonjolkan oleh para pengelola dan para pelaku usaha di

pantai Pitu telah memfasilitasi para pengunjung untuk ingat dan akan kembali lagi

pada waktu hari luang (libur). Akumulasi fasilitas itulah yang membuat kunjungan

Page 22: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

52

wisata ke pantai Pitu tampaknya akan terus mengalami peningkatan. Sekalipun

fasilitas fisik yang tersedia perlu terus diupayakan penambahannya, apabila

destinasi wisata pantai Pitu hendak membuka sayap pelebaran bagi kunjungan

wisatawan regional, nasional dan internasional.

c. Adanya Dukungan Masyarakat

Ketersediaan fasilitas yang lengkap pada salah satu lokasi wisata akan

mubasir jika warga masyarakat pemilik lokasi itu tidak memberikan dukungan

yang baik dalam hal menjaga dan merawat fasilitas yang ada, dan dalam hal

merubah kebiasaan bersampah disembarang tempat apalagi tempat wisata.

Selama penelitian berlangsung ditemukan bahwa dukungan warga

masyarakat Pitu bagi keberlanjutan wisata pantai Pitu sangat baik. Warga

mengalami perubahan cara hidup dari dulunya membuang sampah sembarang

menjadi membuang sampah pada tempatnya; dari dulunya kurang tertib menanam

bunga dipekarangan rumah menjadi terbiasa menanam bunga dilokasi berjualan;

dari dulunya membersihkan hasil tangkapan ikan di pantai menjadi terbiasa

membersihkan ikan di rumah; dari dulunya memandikan binatang peliharaan

(anjing) di pantai menjadi tidak lagi memandikan anjing di pantai.

Perubahan perilaku itu dimaknai sebagai adanya dukungan positif (baik)

dari warga masyarakat bagi pengembangan wisata pantai Pitu. Apalagi para pelaku

usaha di lokasi wisata sadar bahwa mereka mendapatkan keuntungan secara sosial

(berjumpah dan berkenalan dengan banyak orang) juga keuntungan secara

ekonomi keluarga karena berjualan di lokasi wisata dan mendapatkan bantuan dari

pemerintah desa lewat BUMDes Pitu Marahai.

Page 23: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

53

d. Kelembagaan Yang Baik

Perubahan cara hidup warga masyarakat desa Pitu, menunjukan cara kerja

kelembagaan yang baik. Pembentukan kelembagaan yang baik itu salah satu

nilainya adalah adanya kesadaran bersama, dan warga Pitu menunjukan ciri

kesadaran bersama itu. Hal lain adalah upaya dan peran pemerintah desa yang

dengan sadar dan cepat engambil manfaat dari proses pembanguan talud yang

dikerjakan oleh pemerintah Kabupaten Halut untuk membentuk kelembagaan

wisata di desa Pitu, yakni BUMDes Pitu Marahai.

Upaya pemerintah desa Pitu dengan membentuk Pitu Marahai yang diberi

tugas utama pemberdayaan masyarakat guna menunjang wisata pantai Pitu telah

membuahkan hasi terbentuknya kelembagaan local baik pada level warga

masyarakat maupun pada level pemerintah desa. Realitasnya kelembagaan local ini

sedang mengarah ke penguatan kapasitas kelembagaan akibat dari uyapa

pemerintah desa dan BUMDes Pitu Marahai melakukan pertemuan-pertemuan

berkala (3 bulanan) sebagai upaya penyadaran warga untuk merubah cara hidup.

Upaya penyadaran yang dilakukan sejak tahun 2016 itu membuahkan hasil yang

tampak mengalami penguatan kelembagaan ketika penelitian ini berlangsung.

Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan usaha, kelembagaan

fasilitas, kelembagaan kebersihan lingkungan, kelembagaan perparkiran,

kelembagaan nelayan, kelembagaan pertanian, kelembagaan wahana permainan

darat dan laut, yang semuanya bermuara pada kelembagaan kesadaran akan

pengembangan destinasi wisata di desa Pitu.

Page 24: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

54

5.2.2. Faktor Penghambat

Kurangnya penyediaan dan fisilitas menjadi kendalah pengelolaan wisata

pantai pitu :

a. Ketersediaan Sarana Prasarana

Ketersediaan fasilitas penunjang yang belum memadai, sekalipun menjadi

factor penghambat, namun dapat dimaklumi karena wisata pantai Pitu baru

beroperasi tahun 2016. Beberapa fasilitas yang belum tersedia seperti: pintu

gerbang beserta loket, tempat parkir, akomodasi seperti penginapan atau homestay,

dan aspirasi warga tentang penambahan fasilitas permainan dilokasi wisata pantai

Pitu. Seperti yang dikatakan Sekretaris Desa Pitu, bahwa:

„„Sarana dan prasarana wisata pantai Pitu saat ini belum

begitu memadai. Belum dibangun tempat parkir, pintu

gerbang beserta loket dan homestay. Kalau dipantai Karlen

mereka sudah punya fasilitas yang memadai, sudah ada

homestay, gedung pertemuan, mini kafe dan fasilitas

pendungkung lainnya bagi wisatawan. Kedepan kami akan

memperhatikan hal ini untuk kemajuan wisata pantai Pitu.

Sekalipun tampak bahwa fasilitas penunjang wisata belum terlalu memadai,

namun komitmen pemerintah desa untuk pembangunan fasilitas telah ada dan

rencananya akan terealisasi tergantung ketersediaan anggaran. Dalam konteks ini

menurut peneliti, fasilitas yang telah tersedia setidaknya sudah mampu menjawab

kebutuhan masyarakat (wisatawan local), namun kedepan perlu untuk

direalisasikan beberapa fasilitas lain yang lebih baik dapam menunjang keberadaan

wisata pantai Pitu.

b. Kemampuan Pembiayaan / Anggaran

Secara kesiapan kelembagaan local dalam menunjang keberlanjutan wisata

pantai Pitu dapat dikatakan sudah ada dan sudah siap. Permasalahan sebagai factor

Page 25: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

55

penghambat lainnya adalah ketersediaan anggaran pengembangan sektor

pariwisata. Jika hanya mengandalkan anggaran dari dana desa, maka tentu tidak

akan mencukupi dalam menjawab tuntutan warga masyarakat tentang penambahan

fasilitas.

Badan Usaha Milik Desa, Pitu Marahai diserahi tanggung jawab untuk

mengelola anggaran pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah desa Pitu. Hal ini

menunjukan komitmen pemerintah desa dalam membangun pariwisata, namun

masalahnya adalah anggaran pemberdayaan masyarakat harus dibagi-bagi untuk

pengembangan dan pemberdayaan bidang-bidang lainnya, sehingga bantuan untuk

pengembangan usaha bidang pariwisata kurang lebih hanya berjumlah Rp.

25.000.000., dan ini tentu bukan dana yang cukup besar dalam membangun

pariwisata.

Karenanya kedepan penataan pintu gerbang dan loket masuk lokasi wisata

perlu segera ditata agar dapat memberikan pemasukan bagi BUMDes Pitu Marahai

guna menyusun strategi pengembangan yang lebih baik lagi. Minimal pembayaran

tiket masuk lokasi wisata dan pajak usaha di lokasi wisata perlu ditata lebih baik

agar BUMDes Pitu Marahai lebih bisa mandiri dalam pengelolaan dan

pengebangan asset-aset desa dalam hal pariwisata.

Permasalahan kebijakan anggaran ini berimplikasi pada munculnya

kecemburuan sosial akibat pengelolaan anggaran yang tidak seberapa itu. Dalam

hasil wawancara dengan informan ditemukan adanya semacam protes dari warga

masyarakat desa Pitu akibat akses kepada bantuan usaha di lokasi wisata terbatas.

Terbatasnya akses tersebut direspon oleh pihak desa dan BUMDes Pitu Marahai

Page 26: BAB V PERAN PEMERINTAH DESA PITU MEMBERDAYAAN …...masyarakat dalam Musrenbangdes pada tahun 2016 lalu. Dalam Musrenbangdes itu aspirasi warga masyarakat di dengar, ditampung dan

56

bahwa tidak mungkin semua warga masyarakat mendapatkan bantuan, sebab

anggarannya memang terbatas. Untuk tahun anggaran 2017/2018 hanya tersedia

Rp. 25.000.000, yang akan diperuntukan bagi 50 Kepala Keluarga (KK).

Tentu realisasi bantuan bagi 50 KK tersebut tidak dalam pengertian bahwa

yang belum memiliki modal usaha atau kemampuan usaha dalam hal berjualan dan

lainnya juga ikut diberikan. Mengingat kemampuan anggaran itu, maka mereka

yang mengajukan diri perlu membuktikan bahwa bantuan Rp. 500.000 per kepala

Keluarga itu nantinya tidak disia-siakan. Artinya mereka yang mengajukan akan

diseleksi tentang kemampuan dan motivasi usaha, keulatan usaha, dan komitmen

untuk terus mengembangkan usaha, dan yang paling penting memiliki riwayat

dibidang usah kios atau warung makan. penting untuk menjamin keberlanjutan

usaha, sebab keberlanjutan usaha di lokasi wisata pantai Pitu berkorelasi positif

dengan keberlanjutan destinasi wisata pantai Pitu itu sendiri.