BAB V PENUTUP A. Simpulanrepository.unimus.ac.id/1996/7/BAB V SIMPULAN DAN SARAN.pdf59 BAB V PENUTUP...

2
59 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan ada pengaruh orientasi ruang Intensive Care Unit (ICU) terhadap kecemasan pasien pra operasi bedah jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang dibuktikan sebagai berikut: 1. Tingkat kecemasan pasien pra operasi bedah jantung sebelum dilakukan orientasi ke ruang Intensive Care Unit (ICU) di RSUP Dr. Kariadi Semarang paling banyak kategori kecemasan sedang sebanyak 12 orang (54,5%). 2. Tingkat kecemasan pasien pra operasi bedah jantung setelah dilakukan orientasi ke ruang Intensive Care Unit (ICU) di RSUP Dr. Kariadi Semarang paling banyak kategori ringan yaitu sebanyak 19 orang (86,4%). 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah jantung sebelum dan setelah dilakukan orientasi ke ruang Intensive Care Unit (ICU). B. Saran Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Perawat Keperawatan Setelah mengetahui orientasi ruang Intensive Care Unit (ICU) mempunyai pengaruh untuk mengurangi tingkat kecemasan, maka perawat harus mampu memberikan orientasi kepada pasien secara benar dan terstruktur. http://repository.unimus.ac.id

Transcript of BAB V PENUTUP A. Simpulanrepository.unimus.ac.id/1996/7/BAB V SIMPULAN DAN SARAN.pdf59 BAB V PENUTUP...

Page 1: BAB V PENUTUP A. Simpulanrepository.unimus.ac.id/1996/7/BAB V SIMPULAN DAN SARAN.pdf59 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan

59

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan

ada pengaruh orientasi ruang Intensive Care Unit (ICU) terhadap kecemasan pasien

pra operasi bedah jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang dibuktikan sebagai

berikut:

1. Tingkat kecemasan pasien pra operasi bedah jantung sebelum dilakukan

orientasi ke ruang Intensive Care Unit (ICU) di RSUP Dr. Kariadi Semarang

paling banyak kategori kecemasan sedang sebanyak 12 orang (54,5%).

2. Tingkat kecemasan pasien pra operasi bedah jantung setelah dilakukan orientasi

ke ruang Intensive Care Unit (ICU) di RSUP Dr. Kariadi Semarang paling

banyak kategori ringan yaitu sebanyak 19 orang (86,4%).

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan pada pasien pre

operasi bedah jantung sebelum dan setelah dilakukan orientasi ke ruang

Intensive Care Unit (ICU).

B. Saran

Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Perawat Keperawatan

Setelah mengetahui orientasi ruang Intensive Care Unit (ICU) mempunyai

pengaruh untuk mengurangi tingkat kecemasan, maka perawat harus mampu

memberikan orientasi kepada pasien secara benar dan terstruktur.

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB V PENUTUP A. Simpulanrepository.unimus.ac.id/1996/7/BAB V SIMPULAN DAN SARAN.pdf59 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan

60

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

a. Disarankan bagi institusi rumah sakit bahwa orientasi ke ruang Intensive

Care Unit (ICU) menjadi prosedur tetap bagi pasien yang akan menjalani

operasi bedah jantung.

b. Disarankan bagi institusi rumah sakit agar mempunyai standar operasional

prosedur (SOP) yang baku agar setiap perawat ruang Intensive Care Unit

mempunyai kemampuan dan keterampilan mengorientasikan pasien secara

benar dan profesional sehingga pasien dapat lebih siap dalam menjalani

perawatan pasca operasi di ruang ICU.

3. Bagi Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan

Disarankan bagi Institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi/ sumbangan materi bagi mahasiswa agar memahami tentang

pengaruh pemberian orientasi ruang Intensive Care Unit (ICU) terhadap

kecemasan pada pasien pre operasi bedah jantung.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya apabila melakukan penelitian yang

serupa, agar mempertimbangkan rentang waktu antara penilaian tingkat

kecemasan sebelum orientasi ICU maupun rentang waktu antara orientasi

ICU dengan penilaian tingkat kecemasan sesudah orientasi. Keduanya

diharapkan mempunyai jarak waktu yang sama antara satu responden dengan

responden yang lain dan meminimalkan adanya faktor lain yang dapat

berkontribusi menurunkan kecemasan selama jarak waktu tersebut.

b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memilih satu jenis karakteristik

responden yang spesifik saja sebagai variabel penelitian.

c. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian tentang

pengaruh orientasi ke ruang Intensive Care Unit (ICU) terhadap tingkat

kecemasan pada pasien pasca operasi bedah jantung yang dirawat di ruang

ICU.

http://repository.unimus.ac.id