BAB V PEMBAHASAN -...

17
64 BAB V PEMBAHASAN Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab sebelumnya, dalam bab ini penulis mencoba menggambarkan pola komunikasi ketua kelompok dalam komunikasi kelompok di KWT Sedyo Mulyo tersebut. Pola komunikasi sendiri diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. (Djamarah,2004:1). Pada bagian ini merupakan pembahasan, penulis membahas tentang pola komunikasi ketua kelompok dalam komunikasi kelompok di KWT Sedyo Mulyo. Bagian ini akan menggambarkan pola komunikasi yang digunakan Ibu Sujiyah selaku ketua KWT Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal ini dilakukan karena ingin mempertahankan solidaritas kelompok. Di dalam bukunya Communication in Small Groups, Steven A Beebe menuliskan bahwa pengaruh lain pada iklim kelompok adalah jaringan komunikasi, pola interaksi dalam suatu kelompok, atau yang berbicara kepada siapa. Jika kita ikut dalam sebuah kelompok dimana nantinya kita akan berpartisipasi aktif di dalam kelompok tersebut, mungkin akan tampak bahwa ada beberapa orang yang berbicara lebih dari yang lain, sebagian besar komunikasi yang mereka lakukan, ditujukan kepada seluruh anggota kelompok secara keseluruhan. Lain halnya yang dapat dilihat jika kita berada dalam kelompok, dimana sedikit anggota yang aktif berbicara untuk kepentingan kelompok, di dalam kelompok tersebut kita akan menemukan bahwa orang-orang relatif sedikit komentar ke grup kepetingan keseluruhan kelompok dan terlihat bahwa mereka mengarahkan sebagian besar dari apa yang mereka katakan dalam kelompok ke arah orang-orang tertentu saja.

Transcript of BAB V PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

64

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab

sebelumnya, dalam bab ini penulis mencoba menggambarkan pola komunikasi

ketua kelompok dalam komunikasi kelompok di KWT Sedyo Mulyo tersebut.

Pola komunikasi sendiri diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang

atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami. (Djamarah,2004:1). Pada bagian ini

merupakan pembahasan, penulis membahas tentang pola komunikasi ketua

kelompok dalam komunikasi kelompok di KWT Sedyo Mulyo. Bagian ini akan

menggambarkan pola komunikasi yang digunakan Ibu Sujiyah selaku ketua KWT

Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal ini

dilakukan karena ingin mempertahankan solidaritas kelompok.

Di dalam bukunya Communication in Small Groups, Steven A Beebe

menuliskan bahwa pengaruh lain pada iklim kelompok adalah jaringan

komunikasi, pola interaksi dalam suatu kelompok, atau yang berbicara kepada

siapa. Jika kita ikut dalam sebuah kelompok dimana nantinya kita akan

berpartisipasi aktif di dalam kelompok tersebut, mungkin akan tampak bahwa ada

beberapa orang yang berbicara lebih dari yang lain, sebagian besar komunikasi

yang mereka lakukan, ditujukan kepada seluruh anggota kelompok secara

keseluruhan. Lain halnya yang dapat dilihat jika kita berada dalam kelompok,

dimana sedikit anggota yang aktif berbicara untuk kepentingan kelompok, di

dalam kelompok tersebut kita akan menemukan bahwa orang-orang relatif sedikit

komentar ke grup kepetingan keseluruhan kelompok dan terlihat bahwa mereka

mengarahkan sebagian besar dari apa yang mereka katakan dalam kelompok ke

arah orang-orang tertentu saja.

Page 2: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

65

Anggota cenderung akan memperbanyak komentar untuk satu orang pusat,

mungkin pemimpin yang ditunjuk atau ketua. Sebagai seseorang yang menjadi

pusat dari pola komunikasi yang di lakukan di dalam kelompok, sosok inilah yang

dianggap mampu dan memiliki daya tarik sehingga anggota kelompok yang lain

mempercayai orang tersebut untuk mengendalikan segala sesuatu yang ada di

kelompok.

Dalam konsep De Vito terdapat lima model komunikasi yaitu : model

lingkaran, model roda, model Y, model rantai, dan model semua saluran atau

bintang. (Agus Maulana: 2011)

Pola komunikasi berbentuk Y merupakan jenis pola komunikasi yang

komunikatif, dimana berpusat pada satu titik, kemudian meneruskan informasi

dan menjalin hubungan dengan banyak orang di dalam kelompok tersebut. Pola

lain yang mungkin muncul ialah pola melingkar, dimana orang berbicara hanya

dengan mereka yang duduk di samping atau dengan kata lain yang memiliki posisi

dan memiliki kedekatan yang akrab. Ada juga pola lain, yaitu pola linear, dimana

orang berkomunikasi secara berantai, jadi informasi disampaikan oleh satu orang

kemudian disampaikan kepada orang lain secara berantai.

Pola-pola ini dapat dibangun ke dalam kelompok dari awal kelompok

dibentuk, atau bisa juga pola komunikasi dapatmuncul secara spontan. Walaupun

demikian, bila di dalam kelompok selalu di bangun pola komunikasi yang baik,

jaringan cenderung stabil dari waktu ke waktu, jadi solidaritas di dalam sebuah

kelompok tetap terjaga. Sekali orang membangun saluran atau pola komunikasi ,

mereka terus menggunakan saluran ini dengan sama. Jaringan saluran

berpengaruh pada iklim kelompok serta produktivitas dari kelompok tersebut.

Review penelitian menunjukkan bahwa secara umum, dimana komunikasi bebas

dimaksimalkan sesuai dengan pola komunikasi yang dibangun, meskipun dengan

adanya pola komunikasi yang secara terus-menerus dilakukan, mereka mungkin

memakan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan.

Page 3: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

66

Dengan adanya pola komunikasi yang baik sesuai dengan iklim sebuah

kelompok, orang juga cenderung merasa lebih puas dalam kelompok dimana

mereka dapat berpatisipasi aktif , Orang akan merasa dihargai berada di sebuah

kelompok dimana saran, ide, dan pemikirannya bisa diterima dengan baik. Ketika

interaksi melalui penuangan ide di batasi , mungkin orang akan menjadi kurang

memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti kebutuhan

berkomunikasi. Hasil survey para peneliti dari beberapa kelompok, menunjukkan

bahwa kelompok dengan pola komunikasi terpusat tentu akan lebih efisien.

Efisiensiannya karena dapat meningkatkan produktivitas kelompok , namun bukti

juga cukup menunjukkan bahwa pola komunikasi bebas dan terbuka, dapat

mencakup semua orang yang ada di kelompok .Lalu bentuk lain pola komunikasi

lingkaran lebih cenderung mengarah pada penilaian kelompok yang lebih akurat

serta lebih menarik iklim kelompok dan mencapai kepuasan individu yang lebih

besar.

Namun, dalam pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, di dalam

Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo ini, model komunikasi yang dilakukan

adalah pola komunikasi Y. Dimana kontrol tentang apa saja yang terjadi di dalam

kelompok adalalah terpusat (Leader) kepada satu titik (Ibu Sujiyah selaku ketua

KWT Sedyo Mulyo). Semua komunikasi dilakukan melalui ketua KWT Sedyo

Mulyo yaitu Ibu Sujiyah. Pihak luar tidak dapat langsung melakukan komunikasi

dan diskusi langsung melalui pengurus atau juga anggota KWT Sedyo Mulyo.

Semua komunikasi yang dilakukan harus melalui ketua kelompok, namun

kemudian komunikasi yang telah dilakukan selalu dibawa ke dalam forum pada

saat pertemuan rutin KWT. Jadi, semua keputusan yang diambil tidak mutlak

diambil oleh ketua kelompok saja, namun keputusan yang diambil merupakan

hasil musyawarah dan kesepakatan bersama.

Page 4: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

67

Mendengar Informasi Menyampaikan

Informasi

Bagan 5.1

Pola Komunikasi Ketua Kelompok Dalam Komunikasi Kelompok di KWT

Sedyo Mulyo

Bisa dilihat dari bagan pola komunikasi di dalam KWT Sedyo Mulyo,

bahwa ketua memiliki peran yang sangat penting di dalam pola komunikasi di

KWT Sedyo Mulyo ini. Ibu Sujiyah melakukan komunikasi pribadi dengan

seluruh anggota KWT Sedyo Mulyo. Selain itu, Ibu Sujiyah juga melakukan

hubungan antar pribadi dengan pihak luar yang akan menjalin hubungan dengan

KWT Sedyo Mulyo.

Ketua

Kelompok

(Ibu Sujiyah)

Perangkat Desa Dinas

Pemerintah

Anggota

KWT

Pengurus

KWT

Page 5: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

68

Ibu Sujiyah menyampaikan informasi yang di sampaikan oleh para

pengurus KWT Sedyo Mulyo, seperti bendahara, sekretaris dan pengurus yang

lainnya ke dalam forum pertemuan KWT. Penyampaian informasi tersebut

bertujuan supaya seluruh anggota KWT Sedyo Mulyo mengetahui tentang

informasi yang telah disampaikan para pengurus. Setelah informasi disampaikan

oleh Ibu Sujiyah, anggota KWT aktif memberikan tanggapan atau masukan

melalui Ibu Sujiyah, hubungan yang erat terjalin disini karena para anggota

menjadi merasa lebih dekat dengan ketua. Selain melakukan komunikasi untuk

membahas permasalah KWT, Ibu Sujiyah dan para anggota KWT Sedyo Mulyo

juga aktif melakukan komunikasi pribadi melalui hal lain. Semua kegiatan,

permasalahan, hubungan di dalam KWT Sedyo Mulyo melalui Ibu Sujiyah

terlebih dahulu, jadi sebagai ketua, Ibu Sujiyah selalu mengetahui apa saja yang

terjadi di dalam kelompok yang dipimpinnya.

Ibu Sujiyah juga yang melakukan komunikasi atau hubungan dengan pihak luar

yang ingin melakukan kerjasama dan menjalin hubungan dengan KWT Sedyo

Mulyo. Setelah pihak luar melakukan komunikasi dengan Ibu Sujiyah, hasil dari

komunikasi antara Ibu Sujiyah dan pihak luar disampaikan ke dalam pertemuan

rutin atau pertemuan lainnya yang diadakan KWT Sedyo Mulyo. Setelah

melakukan diskusi dan disetujui bersama, baru nanti pihak luar datang langsung

ke dalam pertemuan rutin KWT untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka.

Page 6: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

69

Gambar 5.2. Diskusi Ketua KWT Sedyo Mulyo dengan pihak luar KWT

(Dokumen Pribadi: Ardiani Ayu)

Pada gambar 5.1. diatas Ibu Sujiyah sedang melakukan diskusi dengan melakukan

komunikasi antarpribadi dengan Petugas PPL dari Dinas Peternakan. Hubungan

antara KWT Sedyo Mulyo dengan Dinas Petarnian memang selalu melalui Ibu

Sujiyah sebagai Ketua. Setelah itu, hasil dari pembicaraan tersebut disampaikan

oleh Ibu Sujiyah pada pertemuan rutin KWT selanjutnya.

Dari penelitian mengenai pola komunikasi ketua kelompok KWT Sedyo Mulyo

tersebut, dapat kita lihat bahwa sebagai ketua Ibu Sujiyah sekaligus juga sebagai

leader dalam pola komunikasi di dalam Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo.

Dimana semua anggota dan semua kegiatan pola komunikasi selalu melibatkan

Ibu Sujiyah di dalamnya. Terdapat komunikasi yang aktif antara ketua kelompok

dan juga para anggotanya, kedekatan inilah yang kemudian membentuk pola

segitiga dalam komunikasi yang ada di KWT Sedyo Mulyo. Dimana seluruh

komunikasi dan juga kegiatan berpusat pada satu titik terpusat, yaitu Ibu Sujiyah.

Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai ketua, Ibu Sujiyah memiliki

peran yang besar dalam pola komunikasi yang terjadi di dalam komunikasi

kelompok di KWT Sedyo Mulyo.

Page 7: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

70

5.1 Penerapan Teori Percakapan Kelompok dalam hasil penelitian di dalam

Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo

Teori percakapan kelompok sangat berkaitan erat dengan produktivitas

kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan

dari anggota (member inputs), variabel-variabel yang perantara (mediating

variables), dan keluran dari kelompok. Usaha bersama dan saling mendukung

satu sama lain merupakan cara yang tepat dilakukan supaya semua tujuan sebuah

kelompok dapat dicapai bersama. Inilah yang sedang dikembangkan di dalam

kelompok wanita tani Sedyo Mulyo ini. Melalui bimbingan dari ketua kelompok

yang selalu menyaring hasil pemikiran para anggotanya membuat kepuasan

bersama tercapai dalam kelompok ini. Keluaran atau hasil yang dicapai oleh

kelompok selama ini tak lepas dari peran Ibu Sujiyah sebagai ketua dalam

menampung aspirasi semua anggota kelompoknya. Setiap dua bulan sekali beliau

membagikan kertas yang berisi keinginan dan cara pencapaian dari keinginan

setiap anggota KWT Sedyo Mulyo, hasilnya nanti akan dikumpulkan lagi kepada

Ibu Sujiyah setelah itu akan dilakukan pembahasan yang nantinya menghasilkan

keputusan yang di ambil oleh Ibu Sujiyah. Setelah memutuskan untuk apa yang

akan dicapai KWT Sedyo Mulyo kedepannya, lalu bagaimana cara supaya

keinginan tersebut dapat tercapai, kemudian Ibu Sujiyah membahasnya dalam

pertemuan rutin di bulan selanjutnya.

Page 8: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

71

Gambar 5.3

Seorang anggota KWT Sedyo Mulyo sedang mengisi lembar keinginan dalam

usaha mengembangkan KWT Sedyo Mulyo yang di bagikan oleh Ibu Sujiyah

Sumber : Dokumen Pribadi: Ardiani Ayu, 2017

Dengan melakukan hal demikian, para anggota KWT Sedyo Mulyo,

melalui wawancara yang dilakukan, menjelaskan bahwa semua anggota merasa

didengar pendapatnya dan pencapaian kelompok dianggap merupakan hasil usaha

kerjasama dalam kelompok. Meskipun begitu, peran ibu Sujiyah juga diakui

sangat banyak dalam membawa KWT ini menjadi semakin berkembang untuk

mencapai tujuan bersama.

“Ibu Sujiyah selalu mengedepankan kepentingan bersama, sikapnya

terbuka, jadi setiap berdiskusi bersama, anggota merasa tidak

canggung untuk menuangkan ide dan pemikirannya. Secara tidak

Page 9: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

72

langsung anggota dituntun untuk mengembangkan pemikiran.

Kegiatan yang dilaksanakan juga merupakan hasil dari diskusi oleh

semua anggota kelompok”1

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kelompok, salah satunya

adalah aktifitan anggota kelompok yang dibentuk secara bersama-sama, supaya

kelompok tersebut dapat terus berkembang dan solidaritasnya semakin kuat.

Anggota KWT Sedyo Mulyo selalu aktif dalam tiap pertemuan, hal ini diamati

oleh peneliti dalam beberapa kali mengikuti pertemuan rutin di KWT Sedyo

Mulyo. Pada saat Ibu Sujiyah menjelaskan tentang materi baru, banyak anggota

KWT Sedyo Mulyo yang aktif mengajukan pertanyaan, bila ada suatu informasi

yang kurang jelas para anggota tidak sungkan mengajukan diri untuk bertanya.

Dalam menyelesaikan masalah para anggota kelompok juga aktif memberikan

masukan dan berdiskusi supaya masalah yang dihadapi mendapatkan jalan keluar

yang tepat sehingga semua pihak yang bersangkutan merasa puas dengan

keputusan yang diambil.

Solidaritas kelompok yang terjalin dipengaruhi oleh tujuan dari suatu

kelompok dibentuk. Menjadi tempat bertukar informasi, pikiran dan juga

mempererat rasa kesatuan kehidupan bertetangga menjadi sebuah keluarga yang

kuat, itulah tujuan dari dibentuknya KWT Sedyo Mulyo ini. Nantinya diharapkan,

dengan adanya kelompok ini, rasa kesatuan keluarga yang menjadi keluarga dapat

benar-benar bisa tercapai. Sikap inilah yang mampu membawa sebuah kelompok

dapat terus meningkatkan produktivitasnya sehingga semua tujuan dari kelompok

dapat dicapai bersama-sama. Sebuah kelompok akan maju dan berhasil apabila

antara seluruh anggota, pengurus dan juga ketua dapat bekerja dan berkomunikasi

dengan baik. Keaktifan dari tiap-tiap pihak sangat diperlukan supaya tercipta

suasana yang nyaman di dalam kelompok.

Pada kenyataannya, tidak semua hal ini dapat berjalan dengan baik, ada

sebuah kelompok yang memiliki anggota dan ketua yang sama-sama aktif dan

mempunyai rasa solidaritas yang tinggi untuk maju bersama. Namun, ada juga 1 Wawancara dengan Ibu Yatmi selaku anggota KWT Sedyo Mulyo tanggal 15 Januari 2017

Page 10: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

73

sebuah kelompok yang memiliki anggota yang pasif dan ditambah dengan ketua

yang pasif pula, hal ini menyebabkan terhambatnya prestasi serta produktivitas

dari kelompok tersebut. Selain itu, ada pula sebuah kelompok yang memiliki

anggota yang aktif dan mengembangkan kelompoknya, namun memiliki ketua

yang kurang aktif dalam komunikasi maupun aktif dalam mengembangkan

kelompok yang dipimpin olehnya.

(a) (b)

Gambar 5.4

Ibu-ibu anggota KWT Sedyo Mulyo bergotong royong

membersihkan sisa bahan yang telah digunakan dalam kegiatan masak

bersama (a) dan melakukan kegiatan praktek tanam bersama (b).

Sumber : Dokumen Pribadi: Ardiani Ayu, 2017

KWT Sedyo Mulyo pernah mendapat bantuan polybag gratis untuk semua

anggota KWT Sedyo Mulyo, polybag ini diharapkan dapat digunakan untuk

menanam bibit tanaman dirumah. Dengan polybag ini, ibu-ibu tidak harus

menyiapkan tempat yang luas untuk menanam bibit tanaman seperti lombok,

tomat dan juga daun bawang. Para ibu-ibu anggota KWT Sedyo Mulyo merasa

senang dan semua aktif menanam bibit tanaman di polybag bantuan dari PKK

Dusun. Dengan keaktifan anggota KWT dalam menanam bibit tanaman di atas

polybag bermanfaat untuk membantu para anggota KWT untuk mendapatkan

bahan memasak seperti lombok yang hingga saat ini harganya masih melonjak

Page 11: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

74

tinggi. Dengan ikut aktif dalam penanaman bibit di polybag, membuat sukses

KWT Sedyo Mulyo secara bersama-sama, karena dapat menghemat biaya

kebutuhan rumah tangga.

Dalam pertemuan KWT Sedyo Mulyo juga membahas tentang kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh KWT Sedyo Mulyo dalam 4 bulan kedepan.

Dilakukan musyawarah bersama untuk membahas tentang kegiatan KWT dalam 4

bulan kedepan. Ibu Sujiah membuka beberapa termin untuk anggota kelompoknya

yang ingin mengeluarkan ide, ide bersifat bebas, terlihat banyak anggota yang

aktif dan semangat dalam mengemukakan ide. Beberapa ide yang sudah

dikemukakan, dicatat oleh Sekretaris, kemudian di akhir penutupan musyawarah

tentang ide, Sekretaris membacakan hasil dari ide para anggota KWT. Hasil yang

paling banyak dikemukakan ialah mengadakan cocok tanam bersama dengan

Kelompok Tani Ngudi Rahayu, dimana anggotanya adalah bapak-bapak dari

Dusun Wonolelo. Selain itu, ada juga kegiatan masak bersama dengan menggukan

bahan local disekitar Dusun Wonolelo, bahan yang ada boleh dioleh menjadi

makanan apa saja, nantinya pemenang dinilai dari rasa hasil makanan yang dioleh

dan bagaimana kreativitas pengolahan bahan.

Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi

perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Bagaimana

peran nyata seorang Ibu Sujiyah dalam mempertahankan keutuhan kelompok

yang dipimpinnya, bagaimana dia mampu mempengaruhi serta mengajak

anggotanya untuk mau berkembang di dalam sebuah wadah untuk melakukan

pertukaran informasi, ide, dan juga komunikasi. Bila seorang ketua kelompok

mampu melakukan hal-hal tersebut, maka akan tumbuh rasa semangat yang tinggi

untuk mencapai produktivitas secara bersama-sama, dan memiliki tujuan akhir

untuk mempertahankan sebuah kelompok supaya tetap solid sesuai dengan visi

dan misi yang telah dibuat oleh KWT Sedyo Mulyo.

Page 12: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

75

5.2 Penerapan Teori Kontigensi dalam hasil penelitian di dalam Kelompok

Wanita Tani Sedyo Mulyo

Dilihat dari hasil wawancara dan apa yang diamati oleh peneliti selama

penelitian, peneliti dapat menganalisa bahwa yang telah dilakukan oleh Ibu

Sujiyah sebagai ketua dalam menjalankan peran ketua kelompok dalam

menangani masalah yang ada di dalam kelompok dapat dikatakan berhasil.

Menurut teori Kontingensi yang dikemukakan oleh (Fiedler & Chemers, 1964).

Teori Kontigensi terkait dengan gaya dan situasi tempat dimana seorang

pemimpin itu memimpin kelompoknya. Teori ini difokuskan pada gaya

kepemimpinan dan situasi yang menjadi kerangka kerjanya. Di dalam teori ini

mempelajari bagaimana seorang pemimpin bersikap dan bertindak dalam situasi

kelompok yang berbeda-beda. Di dalam penelitian ini Ibu Sujiyah yang menjadi

bahan penelitian untuk dikaitkan dengan Teori Kontigensi ini.

Gaya kepemimpinan pada Teori Kontigensi mengacu pada dua motivasi yaitu :

Task Motivation (motivasi yang mengacu pada tugas)

Pemimpin fokus pada tugas dan hasil yang dicapainya.

Dalam hal ini hasil penelitian membahas tentang fokus dari pemimpin

yang hanya mengacu pada tugas dan hasil yang dicapai. Dalam penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti, terlihat dari pengamatan bahwa Ibu Sujiyah selama

bertahun-tahun memimpin KWT Sedyo Mulyo, selalu membentuk sikap peduli

dan terbuka kepada semua anggota. Dalam pertemuan rutin yang diikuti peneliti

pada tanggal 15 Januari 2017, terdapat masalah internal kelompok, yaitu

Bendahara dari KWT Sedyo Mulyo meminta diganti posisinya karena merasa

sudah terlalu lama menjabat dan merasa bahwa tanggung jawabnya semakin besar

karena ada beberapa anggota KWT Sedyo Mulyo yang tidak tertib dalam

mengangsur pinjaman yang harus dibayarkan pada jangka waktu yang telah

ditentukan. Sempat terjadi perdebatan di dalam pertemuan tersebut, karena para

anggota KWT Sedyo Mulyo tidak mau memilih bendahara yang baru, karena

dirasa Bendahara yang sekarang ini sudah baik dalam mengelola keuangan dan

simpan pinjam. Ibu-Ibu anggota KWT juga banyak yang merasa bahwa tidak

Page 13: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

76

mampu untuk mengganti posisi sebagai Bendahara KWT. Melihat perdebatan

yang terjadi, Ibu Sujiyah menengahi perdebatan tersebut dengan bijaksana tetapi

santai. Beliau melakukan musyawarah dengan pengurus yang lain,

mempertimbangkan beberapa hal yang sekiranya memang membebankan

bendahara yang meminta pergantian posisinya. Ibu Sujiyah mangadakan voting

dan ternyata hasilnya menunjukkan bahwa semua anggota KWT tidak setuju

adanya pergantian posisi bendahara. Maka dari itu Ibu Sujiyah memutuskan untuk

tidak mengganti posisi bendahara, dengan catatan bahwa seluruh anggota yang

memiliki kewajiban angsuran simpan pinjam harus taat tiap bulannya membayar

angsuran. Bagi anggota yang telat dan tidak tertib membayar angsuran simpan

pinjam, akan diberlakukan sistem denda tetapi jumlahnya tidak terlalu

membebankan anggota kelompok.

Setelah selesai pertemuan, ada beberapa anggota kelompok yang tetap

tinggal di rumah Ibu Sujiyah, mereka melakukan komunikasi antarpribadi dengan

Ibu Sujiyah, hal-hal yang dibicarakan meliputi beberapa hal namun kebanyakan

hal-hal yang bersifat pribadi. Jadi dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa Ibu

Sujiyah sebagai ketua mampu menjalin hubungan yang baik walaupun diluar

urusan yang menyangkut KWT Sedyo Mulyo. Tidak semata-mata hanya berfokus

tercapainya tugas.

Di dalam pengamatan jelas bisa kita melihat pada cara Ibu Sujiyah

memimpin KWT Sedyo Mulyo, terlihat bahwa beliau dapat fokus kepada apa saja

yang akan dicapai untuk kelompoknya. Beberapa hal telah coba dilakukan, supaya

dapat tercapai semua keinginan dari anggotanya melalui diskusi yang sering

dilakukan dengan anggota. Seperti berkembangnya jenis kegiatan yang telah

dilakukan KWT Sedyo Mulyo. Tujuan Ibu Sujiyah hanyalah membuat semua

anggotanya merasa dihargai dan nantinya bisa betah ada di dalam lingkup KWT

Sedyo Mulyo. Walaupun Ibu Sujiyah setiap hari harus bekerja mengajar ke

Sekolah Dasar, tetapi beliau seslalu mnyempatkan waktu untuk melakukan

rundingan dengan para anggota KWT yang lain, sehingga terjalin hubungan yang

baik dan juga aktif.

Page 14: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

77

Gambar 5.5 Ibu Sujiyah (Ketua KWT Sedyo Mulyo) dalam pertemuan rutin tanggal

15 Januari 2017

(Dokumen Pribadi: Ardiani Ayu)

Relationship Motivation (motivasi yang mengacu pada relasi)

Pemimpin fokus pada usaha untuk membangun relasi dengan pengikut-

pengikutnya.Dalam hal ini, menurut hasil penelitian dan telah dijelaskan

dibagian atas, terlihat bahwa Ibu Sujiyah membangun Relationship

Motivation. Dimana terlihat bahwa relasi atau hubungan yang baik dengan

anggota kelompoknya merupakan yang penting bagi dirinya, hal ini terlihat

dari cara beliau mau mendengarkan serta menerima pemikiran dari

anggotanya. Sikap mau terbuka dan peduli terhadap anggotanya selalu beliau

perlihatkan, dan para anggota kelompoknya juga mengakui akan hal itu.

Sebisa mungkin Ibu Sujiyah membangun relasi yang baik dengan anggota

KWT Sedyo Mulyo. Mulai dari mengadakan pertemuan informal dengan

bebarapa anggota pengurusnya untuk membicarakan kendala serta

Page 15: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

78

perkembangan dari Kelompok Wanita Tani milik mereka. Selalu berusaha

menciptakan hubungan yang terbuka sehingga semua anggota KWT merasa

“dipentingkan” masuk ke dalam KWT tersebut. Saling bertukar informasi dan

juga melakukan beberapa diskusi yang bertujuan untuk memajukan KWT

Sedyo Mulyo, contohnya mengadakan lomba masak antar anggota KWT,

kunjungan ke beberapa tempat wisata dan juga home industry di beberapa

kota yang sudah terkenal dan menghasilkan makanan serta kerajinan yang

unik.

Hubungan baik terjalin di dalam KWT Sedyo Mulyo, hal ini terlihat dari

hubungan baik yang dapat di lihat dalam pengamatan yang telah dilakukan.

Ibu Sujiyah memiliki hubungan yang dekat dengan anggota kelompoknya,

ditandai dengan seringnya Ibu Sujiyah dan beberapa anggota kelompok

melakukan komunikasi non formal, terjadi pertukaran informasi yang intens.

Anggota kelompok sering melakukan diskusi tentang beberapa hal dengan

mendatangi rumah Ibu Sujiyah. Sebagai ketua kelompok yang cekatan, Ibu

Sujiyah juga merangsang atau merespons keinginan anggota kelompoknya.

Jadi, keputusan yang diambil untuk kelompoknya bukan hanya semata-mata

murni dari hasil pemikirannya sendiri, tetapi juga hasil diskusi dan hasil

pemikiran dari semua anggota KWT Sedyo Mulyo yang lain.

Ada tiga variable situasi yang digunakan oleh masing-masing motivasi :

1. Hubungan pemimpin-anggota (group atmosphere)

Hal ini meliputi tingkat kepercayaan, loyalitas, dan daya tarik yang

dirasakan anggota terhadap pemimpinnya. Di dalam penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti, rasa percaya, loyalitas dan daya tarik anggota

terhadap pemimpinnya sangat tinggi. Terbukti dari wawancara peneliti

kepada beberapa anggota KWT mengenai bagaimana sosok Ibu Sujiyah

sebagai pemimpin KWT dari awal KWT dibentuk hingga saat ini.

Page 16: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

79

2. Struktur kerja (task structure)

Hubungan struktur kerja menyoroti tingkat tuntutan kerja yang jelas dan

dikomunikasikan. Hasil wawancara dengan pengurus KWT Sedyo Mulyo,

dalam memberikan tugas dan tanggung jawab kepada para pengurus selalu

jelas, apa yang diinginkan oleh Ibu Sujiyah selalu diterangkan dengan

baik, setelah memberikan arahan, kemudian disambung dengan

memberikan contoh yang lengkap. Jadi sebagai pengurus yang diberi

tanggung jawab akan beberapa hal, tidak mengalami kebingungan dalam

mengerjakan tugas yang diberikan. Ibu Sujiyah dinilai tidak pernah lepas

tanggung jawab dalam memberikan tugas kepada pengurus KWT Sedyo

Mulyo.

3. Posisi kekuatan (position power)

Posisi kekuatan dilihat dari sejumlah wewenang yang dimiliki pemimpin

untuk memberikan penghargaan atau hukuman (reward and punishment).

Sebagai seorang pemimpin, Ibu Sujiyah terkadang menggunakan

wewenangnya sebagai ketua untuk memberikan penghargaan kepada

beberapa anggotanya, beliau pernah memberikan hadiah berupa beralatan

masak sederhana kepada anggota yang aktif dalam semua kegiatan dan

paling rajin berangkat pertemuan rutin KWT. Selain itu, beliau membuat

peraturan baru untuk anggota yang tidak tertib membayar angsuran simpan

pinjam dengan memberlakukan denda namun jumlah tidak terlalu

memberatkan anggota kelompoknya.

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala LPC yang diisi oleh Ibu

Sujiyah, ketua KWT Sedyo Mulyo dan ibu Rohaniyah, ketua KWT Harapan Makmur

(lihat Lampiran 13). Skala LPC ini digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan

seseorang. LPC rendah termotivasi tugas, kebutuhan utama dalam dirinya adalah

untuk menyelesaikan tugas dan kebutuhan sekundernya adalah bergaul dengan orang

lain. LPC sedang adalah orang yang mandiri secara sosial. Mereka mandiri dan tidak

terlalu peduli dengan tugas atau dengan cara orang lain memandang mereka.

Page 17: BAB V PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14811/5/T1_362013080_BAB V.pdf · Sedyo Mulyo dalam menangani beberapa hambatan di dalam kelompok. Hal

80

Cenderung lebih menarik diri dan tidak terlalu masuk secara mendalam ke dalam

kelompok yang diikuti. Sementara LPC tinggi, di motivasi oleh hubungan, orang

yang mendapatkan kepuasaan dalam organisasi dengan menjalin hubungan

antarapribadi yang erat dengan anggota kelompok.

Hasil yang diperoleh untuk ibu Sujiyah dalam mengisi lembar skala adalah

LPC tinggi yaitu mencapai angka 6, 6, 6, 5, 6, 6, 6, 5, 6, 6, 6, 7, 5, 6, 6, 7, 6, 7 dengan

jumlah angka 108 . Karena LPC adalah ukuran kepribadian, nilai yang di dapat oleh

Ibu Sujiyah dipercaya stabil dari waktu ke waktu dan tidak mudah berubah. LPC

tinggi akan cenderung tetap tinggi. Hal yang dilakukan olehnya di dalam kelompok

memiliki tujuan dan dasar hubungan yang erat dengan anggota kelompoknya dalam

KWT Sedyo Mulyo. Jadi antara tugas dan juga hubungan baik dengan anggota

kelompok berjalan seimbang. Dalam LPC ini, memang dapat menunjukan bahwa

sebagai Ketua Ibu Sujiyah lebih memiliki peran unggul dalam membangun pola

komunikasi dikelompoknya. Tidak hanya melaksanakan tugasnya sebagai ketua

dengan baik, terus berpikir maju untuk selalu mengembangkan KWT yang dipimpin

olehnya, namun juga mampu menjalin hubungan atau pola komunikasi yang baik

dengan seluruh anggota kelompoknya.

Sementara hasil skala LPC dari Ibu Rohaniyah adalah LPC rendah, yaitu

mencapai angka 2, 3, 2, 3, 2, 1, 2, 3, 1, 3, 2, 3, 3, 3, 3, 3, 3 , 3 dengan jumlah angka

44. Karena LPC adalah ukuran kepribadian, nilai yang di dapat oleh Ibu Rohaniyah

dipercaya stabil dari waktu ke waktu dan tidak mudah berubah. LPC rendah akan

cenderung tetap rendah. Dengan hasil angka tersebut,menunjukkan bahwa motivasi

tugasnya sebagai ketua harus dia penuhi supaya dalam dirinya itu merasa memiliki

kepuasaan, tidak terlalu memikirkan hubungan yang erat dengan anggota kelompok

yang lain. Penelitian yang dilakukan dengan LPC menujukkan bahwa realibilitas tes

dan tes-ulang dari LPC sangat kuat (Fiedler & Gracia, 1987).