BAB V PEMBAHASAN

6

Click here to load reader

Transcript of BAB V PEMBAHASAN

Page 1: BAB V PEMBAHASAN

Zindhy Dwiany 240210080120

BAB V PEMBAHASAN

Pada prakatikum kali ini kami melakukan percobaan tentang penentuan kadar

vitamin C melalui iodometri. Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang

esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi mahluk hidup.

Vitamin tidak disintesa dalam tubuh kecuali vitamin K, maka vitamin harus ada

dalam makanan yang dikonsumsi. Vitamin tidak memberikan kalori dan tidak ikut

menyusun jaringan tubuh tetapi memberikan fungsi yang spesifik dalam tubuh.

(Sudarmadji, 1989)

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk

kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama

kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan

antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh

karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.

(Anonima, 2010)

Vitamin C mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6.

Dalam bentuk Kristal tidak berwarna, titik cair 190-1920C. bersifat larut dalam air

dan sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah.

Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dehidroaskorbat. (Sudarmadji, 1989)

Asam Askorbat Asam Dehidroaskorbat

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_askorbat

+2H

-2H

Page 2: BAB V PEMBAHASAN

Zindhy Dwiany 240210080120

Penentuan vitamin C kali ini dikerjakan dengan titrasi iodine. Prinsip dari

metode ini adalah sifat reduktor kuat yang dimiliki oleh vitamin C akan dioksidasikan

oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi akan berubah menjadi ion iodide

(Anonimb,2009). Sampel yang digunakan adalah nutrisari rasa American Lime.

Langkah pertama yang dilakukan adalah melarutkan 5 gram nutrisari dengan

akuades. Kemudian larutan ini dipindahkan ke labu ukur ukuran 50 ml dan

ditambahkan akuades hingga tanda batas. Akuades digunakan untuk menstabilkan

sifat reduktor. Setelah larutan menjadi homogen, maka larutan ini disaring

menggunakan kertas saring. Penyaringan dilakukan agar tidak ada bagian yang tidak

larut ikut kedalam filtrat. Filtrat hasil penyaringan kemudian di pipet dan dimasukkan

kedalam Erlenmeyer untuk kemudian dititrasi dengan I2 0,01 N. Setelah titrasi telah

berjalan 3 ml, maka ditambahkan 5 tetes indicator amilum 1%. Titrasi dilakukan

hingga teerjadi perubahan warna larutan menjadi biru tua keabuan.

Saat titrasi dilakukan maka kelarutan iodine meningkat melalui kompleksasi

oleh iodida untuk membentuk triiodida. Triiodida kemudian akan mengoksidasi

vitamin C (C6H8O6) menjadi asam dehidroaskorbat (C6H6O6). Saat oksidasi ini

berlangsung triiodida akan dikonversi secara cepat menjadi ion iodida. Ketika semua

vitamin C telah dioksidasi maka triiodida berlebih akan bereaksi dengan amilum.

Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3

sehingga ikatan rangkap hilang. Reaksi yang terjadi adalah:

KI K+ + I-

I2(aq) + I- I3-

Page 3: BAB V PEMBAHASAN

Zindhy Dwiany 240210080120

Sumber: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/titrasi-

volumetri/penetapan-kadar-vitamin-c-dalam-tablet-vitamin-c/

Amilum digunakan sebagai indikator karena memiliki sensitivitas warna biru-

tua yang mempermudah pengamatan perubahan pada titik akhit titrasi. Warna biru-

tua ini timbul dari reaksi antara iodium dengan amilum yang akan membentuk

senyawa kompleks, dimana iod diserap oleh amilum. Molekul iod diikat pada

permukaan beta amilosa, suatu konstituen kanji. Penambahan amilum dilakukan saat

mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena

akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senyawa semula. Bila

ditambahkan pada awal, maka larutan iodine yang digunakan untuk titrasi akan lebih

banyak dari seharusnya, bila ditambahkan pada akhir tirasi maka larutan iodine yang

digunakan akan lebih sedikit dari seharusnya karena amilum akan langsung bereaksi

dengan iod membentuk warna biru.

Setelah titrasi dilakukan maka dapat dihitung kadar vitamin C yang terdapat

dalam sampel. Volume iodine yang digunakan hingga titik akhir titrasi adalah 8,6 ml.

rumus yang digunakan untuk menghitung kadar vitamin:

kadar VitaminC= 0,88. fp .Vberat sampel (mg)

.100%

Kadar vitamin C yang didapatkan kelompok kami setelah percobaan adalah

0,755%. Kadar vitamin C yang tertera pada label informasi nilai gizi adalah 90 mg

dalam 11 gram nutrisari, yang berarti mengandung 0,818% vitamin C. Kadar vitamin

C yang diperoleh berdasarkan percobaan tidak terlalu berbeda dengan kandungan

vitamin C yang ada pada label informasi nutrisari tinggi. Tidak terlalu tepatnya hasil

yang diperoleh dapat disebabkan oleh akuades yang digunakan untuk menstabilkan

sifat reduktor dari vitamin C. Larutan yang paling baik untuk menstabilkan sifat

reduktor vitamin C adalah asam oksalat.

Page 4: BAB V PEMBAHASAN

Zindhy Dwiany 240210080120

BAB VI KESIMPULAN

Kadar vitamin C dapat ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod sebagai

penitar.

Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan dioksidasikan oleh I2

dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion iodide.

Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amilum dengan titik akhir

biru-kehitaman.

Amilum digunakan sebagai indikator karena memiliki sensitivitas warna biru-

tua yang mempermudah pengamatan perubahan pada titik akhit titrasi.

Kadar vitamin C yang diperoleh pada percobaan adalah 0,755%

Kadar vitamin C yang tertera pada informasi nilai gizi adalah 0,818%

Perbedaan yang terjadi tidak terlalu besar. Perbedaan dapat disebabkan oleh

larutan yang digunakan untuk menstabilkan sifat reduktor dari vitamin C.