Bab v Pemantauan Lingkungan

10
BAB V PEMANTAUAN LINGKUNGAN 5.1 Parameter Pemantauan Limbah Parameter pada air limbah tahu yang diukur pada industri tahu Sumber Rezeki antara lain pH, Total Padatan Tersuspensi (TSS), kebutuhan oksigen (KOB dan KOK). Parameter-parameter tersebut diukur pada saat sebelum dan setelah pengolahan sehingga dapat diketahui efisiensi unit IPAL. Metode uji parameter pemantauan dapat dilihat pada Lampiran 9. 1. TSS Padatan-padatan tersuspensi/TSS (Total Suspended Solid) digunakan untuk menentukan kepekatan air limbah, efisiensi proses dan beban unit proses. Padatan tersuspensi atau Total Suspended Solid dapat ditetapkan secara gravimetrik berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 06-6989.3-2004. Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang ada dalam contoh uji air dan air limbah secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan bahan yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral. Perhitungan TSS: 55

description

54t5g

Transcript of Bab v Pemantauan Lingkungan

Page 1: Bab v Pemantauan Lingkungan

BAB V PEMANTAUAN LINGKUNGAN

5.1 Parameter Pemantauan Limbah

Parameter pada air limbah tahu yang diukur pada industri tahu Sumber

Rezeki antara lain pH, Total Padatan Tersuspensi (TSS), kebutuhan oksigen (KOB

dan KOK). Parameter-parameter tersebut diukur pada saat sebelum dan setelah

pengolahan sehingga dapat diketahui efisiensi unit IPAL. Metode uji parameter

pemantauan dapat dilihat pada Lampiran 9.

1. TSS

Padatan-padatan tersuspensi/TSS (Total Suspended Solid) digunakan untuk

menentukan kepekatan air limbah, efisiensi proses dan beban unit proses.

Padatan tersuspensi atau Total Suspended Solid dapat ditetapkan secara

gravimetrik berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 06-6989.3-2004.

Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang ada

dalam contoh uji air dan air limbah secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk

penentuan bahan yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan

dekomposisi garam mineral.

Perhitungan TSS:

TSS (mg/L)= Bobot awal – Bobot setelah penguapan

Volume contoh

2. pH

Nilai pH mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan

merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam air. Adanya karbonat,

hidroksida dan bikarbonat menaikkan kebasaan air. Sementara adanya asam

mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman. Perubahan keasaman

pada air buangan baik ke arah naik (pH naik) maupun ke arah turun (pH

menurun) akan sangat mengganggu ikan dan hewan air di sekitarnya. pH limbah

cair industri tahu memliki pH tinggi karena pada prosesnya banyak yang

55

Page 2: Bab v Pemantauan Lingkungan

56

menggunakan whey yang bersifat asam. Metode pengukuran pH berdasarkan

pengukuran aktifitas ion hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan

menggunakan pH meter dilakukan berdasarkan SNI 06-6989.11-2004 .

3. KOB

Banyaknya bahan organik terurai yang terkandung dalam limbah dapat

diketahui dari nilai KOB yang merupakan parameter kualitas air yang

menggambarkan banyaknya bahan organik yang dapat diuraikan (dioksidasikan)

oleh mikroorganisme dalam kondisi tertentu, biasanya pada temperatur 20OC

selama 5 hari. Atau banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat

organik dalam air secara biologik sampai menjadi senyawa yang stabil.

Periode yang disarankan oleh AOAC (Association of Official Analytical

Chemists) adalah periode inkubasi 5 hari dan disebut BOD5. Nilai ini hanya

merupakan indeks jumlah bahan organik yang dapat dipecah secara biologi

bukan ukuran sebenarnya dari limbah organik. Pengujian menggunakan metode

analisis SNI 6989.72-2009.

Sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh oksigen

yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian diinkubas dalam

ruang gelap pada suhu 20 °C ± 1 °C selama 5 hari. Nilai KOB dihitung

berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dan 5 (lima) hari.

Konsentrasi oksigen ditetapkan dengan titrasi iodometri dengan reaksi:

MnSO4 + 2KOH → Mn(OH)2 + K2SO4

Mn(OH)2 + ½ O2 → MnO2 + H2O

MnO2 + 2H2SO4 + 2KI → I2 + K2SO4 + MnSO4 + 2H2O

I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Perhitungan KOB:

DO (mg/L) = V Na2S2O3 x N Na2S2O3 x Be O x 1000 mL/L

V contoh

Page 3: Bab v Pemantauan Lingkungan

57

4. KOK

Penetapan KOK gunanya untuk mengukur banyaknya oksigen setara dengan

bahan organik dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa kimia

oksidator kuat. Penetapan ini sangat penting untuk dapat diuraikan secara

kimiawi. Maka dapat dikatakan KOK adalah banyaknya oksidator kuat yang

diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai mg/l O2.

Penggunaan teknik yang benar-benar sama antara sampel dan blanko pada setiap

penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan organik yang

terhitung, tergantung dari oksidator kimia yang dipakai, susunan dari senyawa

organiknya dan prosedur yang dipakai.

Cara refluks dengan dikromat dipilih untuk penetapan KOK karena

kemampuannya untuk mengoksidasi, pemakaiannya luas terhadap berbagai jenis

sampel dan mudah dilakukan. Penetapan KOK ini dapat berdasarkan SNI

6989.2:2009 Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemycal Oxigen

Demand /COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri atau berdasarkan

SNI6989.73:2009 Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen

Demand/COD) dengan refluks tertutup secara titrimetri .

Reaksi :

CxHyOz + Cr2O72-→ CO2 + H2O + Cr3+

Cr2O72- (kelebihan) + 6Fe2+ + 14 H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O

Perhitungan KOK:

KOK (mg/L)= (V FAS Blanko - V FAS contoh) x N FAS x Be O x 10 3 mL/L

V contoh

Agar hasil analisis yang diperoleh memiliki nilai ketelitian dan ketepatan yang

baik maka perlakuan terhadap contoh air limbah yang di ambil harus diperhatikan.

Cara pengawetan dan penyimpanan contoh air limbah dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 4: Bab v Pemantauan Lingkungan

58

Tabel 7. Cara Pengawetan dan Penyimpanan Contoh Air Limbah

No. Parameter Wadah

Penyimpanan

Minimum

jumlah

contoh yang

diperlukan

(ml)

Pengawetan Lama

penyimpanan

maksimum

yang

diperlukan

Lama

Penyimpana

n

maksimum

menurut

EPA

1. BOD Botol gelas

BOD

300 Dengan

metode

winkler

titrasi dapat

ditunda

setelah

contoh

diasamkan

8 jam 8 jam

2. COD Plastik atau

gelas

100 Analisa

secepatnya

atau

ditambahka

n H2SO4

sampai

pH<2 dan

dinginkan

pada suhu ≤

40C

7 hari 28 hari

3. TSS Plastik atau

gelas

100 Dianalisa

secepatnya

- -

4. pH Plastik atau

gelas

- Segera

dianalisa

2 jam 2 jam

Sumber : STANDAR NASIONAL INDONESIA 6989.59, 2008

Page 5: Bab v Pemantauan Lingkungan

59

Parameter-parameter tersebut diuji pada masing-masing bak pengolahan.

Hasil analisis yang diperoleh digunakan untuk mengetahui efisiensi pengolahan di

setiap bak. Setelah dilakukan analisis efluent yang meliputi parameter-parameter di

atas, hasil analisis kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku.

Baku mutu limbah yang digunakan adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no.

15 tahun 2008, tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan

Pengolahan Kedelai yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Baku Mutu Limbah Cair Industri Tahu

TAHU

PARAMETER KADAR MAKSIMUM

BOD 150 mg/L

COD 300 mg/L

TSS 200 mg/L

pH 6.0-9.0

Kuantitas air limbah maksimum 20 m3/ton

Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 15, 2008

Jika parameter pada efluent yang dianalisis sudah mempunyai kadar dibawah

baku mutu maka limbah layak dibuang, tetapi jika kadarnya masih melebihi baku

mutu, maka terdapat kesalahan pada pengolahan. Perlu dilakukan pengecekan pada

unit IPAL.

5.2 Pemantauan Lingkungan Pabrik

Selain dilakukan pemantauan terhadap pengelolaan limbah, perlu dilakukan juga

pemantauan perbaikan operasional pabrik dalam menerapkan aspek-aspek seperti

produksi bersih dan sanitasi. Pemantauan ini merupakan salah satu sarana evaluasi

sehingga pelaksanaan perbaikan diusahakan berkesinambungan. Parameter-parameter

yang dipantau meliputi bahan baku dan bahan penolong, peralatan produksi, saluran

air, fasilitas domestik seperti tempat sampah, dan sistem efisiensi energi.

Page 6: Bab v Pemantauan Lingkungan

60

Pemantauan yang berkaitan dengan kondisi IPAL pun dilakukan oleh pemilik

atau pekerja, meliputi kondisi yang dapat diamati secara visual dan pemantauannya

dapat dilakukan secara sederhana. Hal tersebut diantaranya pemantauan terhadap

debit dan volume lumpur pada bak pengolahan limbah. Langkah-langkah pemantauan

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pemantauan Lingkungan dan Karyawan Pabrik

NoKomponen

yang dipantau

Aspek yang

dipantauCara memantau

Frekuensi pemantauan

1. Bahan baku dan bahan penolong

Kebersihan, kualitas, dan kuantitas bahan baku.

Melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas kedelai agar sesuai dengan spesifikasi serta jumlah yang dibutuhkan

Setiap barang dibeli

2 Peralatan produksi

Kebersihan dan perawatan mesin-mesin produksi

Melakukan pengecekan terhadap mesin penggilingan dan diesel

Setiap hari

3 Saluran air Kebersihan dan kelancaran air

Mengamati kelancaran aliran air di saluran pembuangan

Setiap hari

4 Fasilitas domestic

Kebersihan Mengamati penumpukan sampah dan membuang secara rutin

Setiap hari

5 Sistem efisiensi penggunaan energy

Pemakaian listrik

Pencatatan angka meter listrik

Satu bulan sekali

6 IPAL Debit air limbah dan volume lumpur

Memantau air limbah pada bak IPAL agar tidak meluber, membuang lumpur jika volumenya sudah melebihi setengah volume bak, memantau air pengolahan pada bak kontrol secara visual dengan mengamati warna, bau, dan kondisi ikan.

Setiap hari