BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

38
Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI BAHAN AJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMK 5.1 Pemanfaatan Hasil Analisis Tambo sebagai Bahan Ajar Pada sub bab ini peneliti memanfaatkan hasil analisis terhadap Tambo Adat Kenegerian Kota Medan yang telah dilakukan di atas bahan ajar pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan. Kajian Nilai Budaya dalam Teks Tambo Adat Kenegerian Kota Medan di Provinsi Riau dan Pemanfaatanya sebagai Bahan Ajar Apresaisi Sastra di SMK erat sekali hubungannya dengan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kajian ini merupakan kajian struktur teks dalam tambo unsur-unsur intrinsik atau kebahasaan yang berkaitan dengan kesastraan yang mengandung tentang nilai budaya yang dapat dipelajari untuk mengenalkan budaya kepada anak didik. Kajian nilai budaya merupakan unsur-unsur yang biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi perbuatan manusia. Melalui kajian struktur teks tambo dan nilai budaya dalam Teks Tambo Adat Desa Kota Medan hubungan dengan hal pengajaran bisa dihubungkan juga dengan cerita-cerita daerah lain yang sudah menjadi bentuk buku terbitan yang di dalamnya terdapat cerita daerah mengandung unsur budaya buku tersebut digunakan untuk pengajaran dengan buku tersebut terciptalah anak didik yang memahami dan menambah wawasan tentang nilai-nilai budaya masyarakat dahulu. Kegiatan pengajaran menemukan struktur teks cerita rakyat dan nilai-nilai dalam karya sastra seperti teks cerita rakyat yang mengandung kesastraan rakyat atau cerita rakyat anak didik menjadi lebih mengenal ke pengajaran sastra menemukan nilai-nilai dalam teks cerita rakyat yang banyak sekali nilai-nilai terdapat di dalamnya seperti nilai agama, nilai budaya dan sebagainya tetapi penulis fokus nilai budaya. Nilai budaya yang terdapat dalam naskah cerita dapat memberikan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengajaran budaya kepada

Transcript of BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Page 1: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI BAHAN AJAR

PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI

SMK

5.1 Pemanfaatan Hasil Analisis Tambo sebagai Bahan Ajar

Pada sub bab ini peneliti memanfaatkan hasil analisis terhadap Tambo Adat

Kenegerian Kota Medan yang telah dilakukan di atas bahan ajar pada mata

pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan. Kajian

Nilai Budaya dalam Teks Tambo Adat Kenegerian Kota Medan di Provinsi Riau

dan Pemanfaatanya sebagai Bahan Ajar Apresaisi Sastra di SMK erat sekali

hubungannya dengan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kajian ini

merupakan kajian struktur teks dalam tambo unsur-unsur intrinsik atau

kebahasaan yang berkaitan dengan kesastraan yang mengandung tentang nilai

budaya yang dapat dipelajari untuk mengenalkan budaya kepada anak didik.

Kajian nilai budaya merupakan unsur-unsur yang biasanya berfungsi sebagai

pedoman tertinggi bagi perbuatan manusia.

Melalui kajian struktur teks tambo dan nilai budaya dalam Teks Tambo

Adat Desa Kota Medan hubungan dengan hal pengajaran bisa dihubungkan juga

dengan cerita-cerita daerah lain yang sudah menjadi bentuk buku terbitan yang di

dalamnya terdapat cerita daerah mengandung unsur budaya buku tersebut

digunakan untuk pengajaran dengan buku tersebut terciptalah anak didik yang

memahami dan menambah wawasan tentang nilai-nilai budaya masyarakat

dahulu.

Kegiatan pengajaran menemukan struktur teks cerita rakyat dan nilai-nilai

dalam karya sastra seperti teks cerita rakyat yang mengandung kesastraan rakyat

atau cerita rakyat anak didik menjadi lebih mengenal ke pengajaran sastra

menemukan nilai-nilai dalam teks cerita rakyat yang banyak sekali nilai-nilai

terdapat di dalamnya seperti nilai agama, nilai budaya dan sebagainya tetapi

penulis fokus nilai budaya. Nilai budaya yang terdapat dalam naskah cerita dapat

memberikan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengajaran budaya kepada

Page 2: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

anak didik berguna untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aturan budaya

dahulu dengan membandingkan budaya yang ada sekarang sehingga anak didik

dapat mengkaji dan mempelajarinya.

Mengenal pengajaran nilai budaya kepada anak didik berguna untuk

menciptakan atau membentuk watak dan prilaku anak didik dalam kehidupan baik

di lingkungannya maupun di lingkungan masyarakat. Pengajaran sastra seperti

membaca puisi, membaca pantun, mambaca karya sastra berupa teks cerita rakyat

atau tentang kajian sastra naskah. Ini semua apabila menjadi bahan pengajaran

kepada anak didik akan menciptakan timbulnya cinta akan budaya dan kreatifitas

anak didik.

Kajian nilai budaya yang mengkaji struktur teks dalam tambo atau unsur-

unsur intrinsik dalam cerita asal usul daerah yang memiliki budaya merupakan hal

menarik dan menghibur dalam pengajaran. Anak didik di proses menjadi seorang

pembaca dan penikmat karya sastra tambo. Seorang pendidik dalam mendidik

mengenai pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia seharusnya tidak hanya

memahami atau mengkaji bahasa atau sastra saja, tetapi haruslah dipadukan antara

kedua aspek tersebut agar pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dapat berjalan

seimbang tentu menciptakan watak dan prilaku berbudaya yang baik bagi anak

didik.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi

pemerintah dan dinas pendidikan bekerja sama memperbaharui dan mengubah

sistem pendidikan dan pengajaran dengan dikeluarkannya sistem pendidikan yang

baru dinamakan Kurikulum 2013. Sistem pendidikan dahulunya mengunakan

sistem KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tetapi kurikulum ini

belum sepenuhnya di jalankan sistem ini sudah diganti yaitu dengan sistem

pendidikan Kurikulum 2013, dalam kurikulum Kurikulum 2013 ini seorang guru

menjadi fasilitator dalam belajar dan megajar anak didik, anak didik diajarkan

untuk bisa mengembangkan kreatifitas sendiri dengan bimbingan guru. Guru juga

bertugas untuk membuat rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), silabus,

indikator, dan kurikulum sendiri tidak ada keharusan menggunakan ketatapan

aturan beserta sejumlah daftar bukunya juga tertentu. Dalam hal ini, prinsip

fleksibilitas memberikan keleluasan bagi guru untuk menambah jumlah jam

Page 3: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pelajaran per minggu sesuai kebutuhan. Dengan epidemik Virus Corona sekarang

ini Kurikulum dan metode pembelajaran mengalami perubahan secara spontan

atau dadakan dengan metode daring ataupun luring yang di buat olek

Kemendikbud tahun 2019 sedemikian rupa agar dunia pengajaran pendidikan di

tingkat Sekolah Menegah Kejuruan tetap berjalan efektif.

Langkah yang harus disampaikan guru bahasa Indonesia bagi siswa SMK,

pada awalnya guru membacakan bahan atau materi pembelajaran yang diambil

dari Tambo Adat Kenegerian Kota Medan. Bahan yang dimaksud berupa

ringkasan cerita, pada tahap berikutnya pembelajar diperintahkan untuk membaca

Tambo adat Kenegerian Kota Medan. Setelah mengetahui isi cerita rakyat

tersebut pelajar diminta untuk mencatat menemukan struktur teks dalam cerita

rakyat dan bersamaan juga kosa kata yang dianggap sebagai kata- kata sukar atau

kata-kata asing untuk didiskusikan bersama-sama. Setelah pembelajar melakukan

langkah tersebut, tahap berikutnya para pembelajar diminta untuk karakter nilai

budaya apa saja dalam cerita yang sudah dibahas di kelas dan sekaligus

mempersentasikan di depan pembelajar yang lain.

Adapun tujuan membuat bahan ajar pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah

Menengah Kejuruan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di

sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara

optimal.

Karakteristik bahan ajar pembelajaran apresiasi sastra di SMK adalah

1. Setiap bahan ajar harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk

pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta

didik bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang harus

digunakan.

2. Bahan belajar merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan

melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik.

3. Pengalaman belajar dalam bahan ajar disediakan untuk membantu peserta

didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta

memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif.

4. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta

didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu

Page 4: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dan tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus

dilakukan atau dipelajari.

5. Setiap bahan ajar memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan

belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta

didik dalam mencapai ketuntasan belajar.

Komponen bahan ajar adalah

a. Lembar kegiatan peserta didik

b. Lembar kerja

c. Kunci lembar kerja

d. Lembar soal

e. Lembar jawaban

f. Kunci jawaban

Pengajaran sastra pada siswa sangat penting. Adanya pengenalan pengajaran

sastra, maka anak didik mengenal budaya-budaya yang ada di daerah yang kaya

akan budaya. Budaya lama yang belum pernah diketahui oleh anak didik dapat

menjadi sumber ilmu dan pengetahuan. Berikut penulis sesuaikan penyajian

materi nilai-nilai budaya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

berdasarkan Kurikulum 2013.

Page 5: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5.2 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMKN 1 Pasir Penyu

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/Ganjil

Waktu : 4 x 45 Menit

Materi Pokok : Tambo

A. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan

faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang

dan lingkup kajian bahasa Indonesiapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan

kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari

keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan

internasional.

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan

prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan

bidang kajian bahasa Indonesia.

Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang

terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,

kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,

serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,

gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan

tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Page 6: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Kompetensi Dasar

1. Mendeskripsikan nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam tambo baik

lisan maupun tulis Membuat blus sesuai rancangan (Job sheet)

2. Menceritakan kembali isi tambo yang didengar dan dibaca

C. Indikator Pencapaian Kompetensi/ IPK

1. Menentukan kembali isi tambo

2. Mengemukakan kembali isi tambo

3. Menceritakan kembali isi tambo yang didengar dan dibaca

4. Menentukan kembali isi tambo

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat :

Menganalisis nilai dan isi yang terkandung dalam tambo

Mengembangkan makna (isi dan nilai) tambo

2. Melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik dapat :

Membandingkan nilai dan isi tambo

3. Disediakan tambo siswa dapat menentukan isi tambo

4. Disediakan tambo siswa dapat mengemukakan kembali isi tambo dengan

bahasa yang baik.

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Tambo

2. Isi Pokok-pokok Tambo

3. Unsur-unsur yang terdapat dalam Tambo

4. Nilai-nilai yang terkandung dalam Tambo

F. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran : Pendekatan saintifik

2. Model pembelajaran : Discovery Learning

3. Metode pembelajaran :

Ceramah

Diskusi

Page 7: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Praktik

Penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran Tabel 5.1 Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi

waktu

Pendahuluan a. Salah seorang peserta didik memimpin

doa

b. Menanayakan kabar dan kehadiran

peserta didik

c. Mengajak peserta didik mengingat

kembali materi yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya

d. Bertukar pendapat tentang materi yang

akan dipelajari

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

Kegiatan inti Pemberian stimulus terhadap siswa

Guru menyediakan tambo

Peserta didik mencermati tambo

Peserta didik mencermati nilai yang

terkandung di dalam tambo

Peserta didik mencermati isi yang

terkandung di dalm tambo

Peserta didik mencermati unsur yang

terdapat dalam tambo

Identifikasi masalah

Peserta didik menanyakan tentang hal-

hal yang terkait dengan nilai, isi dan

unsur yang terkandung dalam tambo

Guru meminta siswa untuk menentukan

kembali isi dari cerita rakyat tambo yang

telah dibaca

Siswa mengemukankan kembali isi

tambo dengan bahasa sendiri

pembuktian rumusan masalah/ hipotesis

140 menit

Page 8: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pembuktian

Guru menugaskan siswa untuk menilai

hasil dari cerita

Siswa menilai menilai hasil

mengemukan kembali tambo

menggunakan format penilaian

Guru menugaskan siswa untuk

mengemukan kembali isi tambo dengan

bahasa sendiri

Menarik kesimpulan/ generalisasi

Siswa menyajikan tentang tambo dengan

bahasa sendiri

Siswa lain memberikan tanggapan

terhadap presentasi.

Siswa menerima tanggapan dari siswa

lain dan guru.

Siswa memperbaiki hasil presentasi dan

membuat simpulan

Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

2. Peserta didik melaksanakan penilaian

pembelajaran yang diberikan pendidik.

3. Peserta didik saling memberikan umpan

balik/refleksi hasil pembelajaran yang

telah dicapai.

4. Pendidik memberikan tugas untuk

pertemuan minggu depan

5. Pendidik menutup pembelajaran dengan

ucapan salam

20 menit

H. Media, Alat, dan Sumber Belajar

Media : Tambo

Alat : Spidol, Infokus, Papan Tulis

Sumber belajar : Internet, Buku Paket, Modul

I. Penilaian Pembelajaran, Remedial, Pengayaan

1. Analisis Hasil Penilaian

Bentuk Instrumen : Test uraian

Teknik penilaian : Test tertulis

Page 9: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Nama Peserta

Didik

Nilai

(PH)

IPK

BelumTuntas

IPK

SudahTuntas

Tindak

Lanjut

2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

No Nama Peserta

Didik IPK

Pengayaan/ Remedial Rencana Kegiatan

1

2

J. Penilaian Sikap

Teknik Penilaian : Observasi

Instrumen Penilaian : Lembar Pengamatan

No Nama Tanggung

Jawab

Responsif Santun Peduli Total

skor

1.

2.

3.

4.

5.

Pedoman Penilaian:

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d 4

Page 10: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penafsiran angka :

Jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan

Jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan

Jika sering berperilaku dalam kegiatan

Jika selalu berperilaku dalam kegiatan

Nilai Akhir Siswa:

Kegitan pembelajaran 1

1. Materi Pembelajaran

a. Materi Faktual

Ringkasan cerita Tambo adat Kenegerian Kota Medan yang berasal dari

arsip Kepala Kampung Desa Kota Medan H. Ismail Idris yang di buat pada Hari

Sabtu Tanggal 27 Oktober 1956.

b. Materi Konseptual

Ciri-ciri atau Karakteristik Tambo

Istanasentris = mencerikan tentang kerajaan, raja dan keluarganya, serta

hulubalang, perdana menteri

Kesaktian tokoh/kemustahilan = tokoh dengan tiba-tiba bisa melakukan

sesuatu yang mungkin sangat mustahil

Anonim = tidak diketahui nama pengarang sehingga cerita itu milik

bersama ( komunal)

Disebarluaskan secara lisan = berkembang di masyarakat disampaikan

secara lisan karena pada waktu itu belum banyak yang mengenal bahasa

tulis

Fantastis dan statis = ceritanya berlebih-lebihan dan tidak mengalami

perubahan

Menggunakan bahasa klise dan melayu klasik (sulit dipahami)

Page 11: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Unsur-unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, dan amanat)

1. Tokoh, perwatakan, penggambaran watak

tokoh → nama tokoh/pelaku dalam Tambo (ada tokoh antagonis,

protagonis, tritagonis)

perwatakan → watak/sifat/karakteristik para tokoh (secara fisik

maupun kejiwaan)

penggambaran watak → cara pengarang menggambarkan watak

tokoh, ini dibedakan menjadi lima cara:

langsung

dialog tokoh

tanggapan tokoh lain

jalan pikiran tokoh

tingkah laku dan lingkungan tokoh

2. Seting/Latar

tempat → dimana peristiwa itu terjadi

waktu →kapan peristiwa itu terjadi

suasana→bagaimana keadaan waktu peristiwa itu terjadi

3. Alur

alur maju/lurus/progresif → peristiwa diceritakan secara urut dari

awal sampai akhir.

alur mundur/flashback/regresif→ cerita dimulai dari akhir atau tengah

(konflik) kemudian dicari sebab-sebabnya. alur campuran/maju

mundur →menggunakan dua alur (novel/roman)

4. Sudut Pandang Pengarang

orang pertama tokoh utama

orang pertama tokoh sampingan

orang ketiga serba tahu

Page 12: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

orang ketiga tokoh utama

orang ketiga dalam cerita/sebagai pengamat

5. Majas/ Gaya Bahasa

Suatu cerita tidak terlepas dengan bahasa kias dan konotasi misalnya :

metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok

6. Amanat→ Pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Bisa

melalui perilaku tokoh-tokohnya, ceritanya, atau lainnya.

7. Tema → Ide yang menjadi dasar cerita

tema mayor → tema secara umum atau luas

tema minor → tema secara sempit atau khusus

8. Nilai-nilai Tambo.

Nilai moral→ berkait dengan etika, tanggung jawab, kewajiban, dll

Nilai sosial → berkait dengan kemanusian, yaitu

menolong/membantu baik dengan manusia lain atau makhluk lain.

Nilai adat budaya → berkait dengan tradisi/ kebiasaan di suatu daerah

atau kelompok.

Nilai agama → berkait dengan Allah, kewajiban makhluk kepada

Sang Pencipta

9. Isi Tambo:

Memahami isi Tambo yaitu dengan cara menentukan siapa tokohnya,

apa yang dilakukan, bagaimana ia melakukan, dengan siapa ia

melakukan, di mana ia melakukan, apa hasil dari yang dilakukan, dsb.

(5 W + 1 H)

Page 13: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kegitan Pembelajaran 2

Tabel 5.2 Kisi-kisi Soal

IPK Materi

Pembelajaran Indikator Soal

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Nomor

Soal

3.7.1 Menentukan

ciri-ciri/

karakteristik

Tambo

ciri-

ciri/karakter

istik Tambo

(istana

sentries,

kemustahila

n, bahasa

melayu,

anonim)

Siswa dapat

menentukan

cirri-

ciri/karakter

istik cerita

rakyat/Tam

bo.

Tes

tertulis

Uraian 1

3.7.2.Menentukan

unsur intrinsik dan

ekstrinsik Tambo

unsur

intrinsik dan

ekstrinsik

Tambo

(tema,

perwatakan,

alur,

konflik,

amanat,

gaya

bahasa)

Siswa dapat

menentukan

tema

Tambo/cerit

a rakyat

Siswa dapat

menentukan

watak

Tambo/cerit

a rakyat

Siswa dapat

menentukan

alur

Tambo/cerit

a rakyat

Siswa dapat

menentukan

amanat

Tambo/cerit

a rakyat

Siswa dapat

menentukan

gaya bahasa

Tambo/cerit

a rakyat

Tes

tertulis

Uraian 6

2

3

4

5

3.7.3.Menentukan

nilai-nilai Tambo

nilai-nilai

budaya

nilai-nilai

moral

Siswa dapat

menentukan

nilai budaya

Siswa dapat

menentukan

nilai moral

Tes

tertulis

Uraian 7

Page 14: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.7.1 Menceritakan

kembali isi

Tambo

Menceritaka

n kembali

isi Tambo

Siswa dapat

menceritaka

n kembali

isi Tambo

denga

kalimat

sendiri

Tes

tertulis

uraian 8

4.7.2. Menanggapi

isi Tambo

Menanggapi

isi Tambo

Siswa dapat

menanggapi

isi

Tambo/cerit

a rakyat

yang telah

dibaca

Tes

tertulis

uraian 9

Instrumen Soal:

Bacalah tambo berikut!

Bermula puji tertentu bagi Allah yang memiliki sekalian alam, inilah suatu

piagam tatkala meninggalkan daerah Jambi atau Batang Hari. Si: Abang: (1)

Serampu Bauk, (2) Serampu Kuning, (3) Serampu Pingai, (4) Serampu Hitam, (5)

Serampu Cagah, (6) Serampu Teling (7) Serampu Rendah, (8) Depati Panjang

Sunguh Dengan Keluarga. Akan membuat Cencang Rateb dari Batang Hari

melalui Bukit Lambang Kucing melalui Cenaku Kecek melalui sungai Serangas

melalui sungai Sengkilo sampai di Robo Bujo akan menuju ke sungai Kurnio,

bahwa daerah yang dilalui itu adalah Cencang Rateb orang-orang tersebut di

atas, akan menuju sungai kurnio, setelah dapat daerah itu dikuasai dll. oleh

Serampu Bauk, Sepemandangan ke hulu dan Sepemandangan ke hilir, duduk di

atas Tebing Tinggi menurut riwayat ini / itu/ tanah dapur Rakit Kulim, yang dapat

dikuasai dll oleh Serampu tersebut dan sebatang sungai di dalamnya maka anak

temanak sungai tersebut:

Lereng air Golik Sarab adalah hak dll serampu ke hulunya hingga Kuala

Sungai Sakayan Kopung ke hilir hingga Kuala Sungai Titian Modang babu

Kurnio mati oleh Datuk Demuwanso dan oleh Bangsa Lelo serta semua datuk-

datuk itulah sebabnya orang Benio beribu ke Koto baru berbapak ketigo orang

anak kandung Dusun nan limo, dikatalah orang Benio Ayam Begas, Bentang

Page 15: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Aduan Duduk Meraut Ranju Tegak Meninjau Jara Dubalang Datuk nan tigo

balai, antara dek Raja Pagaruyung maksud beribu dan berbapak itu adalah adat

pusakonya, sungai Sengkilo dan sungai Serangas adalah Cencang Rateb datuk-

datuk Serampu serta rombongannya sungai Sengkilo ke hilirnya hingga

Pematang Lipai atau Kuala Sungai Rotan babu kehulunya hingga guguhnya,

Sungai Serangas sebab bernama Serangas adalah Cencang Leteh Rateb/ di

waktu melalui daerah itu nama-nama kayu yang besar di tepi jalan maka ditikam

dengan Lembing Cabik Kopan, matilah kayu itu, itulah jadi tanda hak

kekuasaannya serta jalannya, maka Datuk Serampu Bauk serta rombongannya di

situlah di Robo Bujo menetap sementara memperondah hutan itu akan jadi

penghidupannya, di situlah Datuk Serampu Bauk di mana orang yang baik maka

dikawal oleh Datuk Serampu Bauk dikumpulkannya di Robo Bujo itu, akhirnya

terbawa gadis hitam anak kemanakan Pendekar Kumpal di sungai Tunu,

terjadilah permusuhan antara dua belah pihak, lihat kejadian itu didalam tombo

adat monografi.

Setelah beberapa lamanya datang Serampu Bauk tinggal di Robo Bujo itu

buat menentukan sialang pendulangan serta menerangi, maka seketika

menyeberangi Sungai Sengkilo maka digolit kaki Datuk Serampu Bauk di tepi

sungai kecil anak Sengkilo, maka dinamailah sungai itu Sungai Tedung, setelah

beberapa lamanya untuk merambah dan merateb menerangi kayu-kayu sialang

menyeberangi pulau sebuah anak Sungai Sengkilo sebelah maka telangkai ke

sebuah balang maka dinamakanlah oleh Datuk Serampu Bauk Sungai

Belangkawan.

Sewaktu rombongan datang serampu bauk tibo di Robo Bujo maka datang

Serampu Bauk menyerahkan anaknya Depati Panjang Sungut serta keluarganya

ke sungai Kurnio untuk membuat tempat kediaman dan mengetahui wilayah

tersebut maka Depati Panjang Sungut merubah di seberang Tebing tinggi sebelah

kiri mudik sungai kuantan, mula-mula ditanam di situ tampang kemang manis,

dan tampang kedundung ditanam sebelah kiri mudik sungai pendukuan tampang

dua jenis itu yang di bawah dari Batang Hari (si: abang) beberapa lamanya

sesudah itu orang dari hulu dari hilir banyak mendatang, membuatlah Depati

Page 16: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Panjang Sungut lupa pendaman, sialang pendulang ialah Danau Bagali digali

bersama-sama kedua Lubuk Pauh Sialang Pendualangan Sungai Pendukuan

Maka bernama sungai Pendukuan di situ Munjang Depati mendulang-

mendulang dapat emas bangun duku, setelah ramai anak kemanakan Depati

Panjang Sungut maka membuatlah kampong di dalam wilayahnya serta di bawah

pimpinan Depati Panjang Sungut bergelar Muk Palawan dan Bagindo Sutan dan

Sutan Penghulu dan Bangsa Penghulu, oleh Depati Panjang Sungut disuruh Muk

Palawan menambah sebelah kanan mudik sungai pendukuan, Bagindo sutan

merambah sebelah kiri mudik Sungai Pedukuan hingga aliran Lubuk Pauh.

Sutan penghulu dengan bangsa penghulu merambah dan membangun

kampong di seberang kiri mudik Sungai Keruh di dalam wilayah Monti (bangsa

lelo) yang diberikan hak penuh kepada Depati Panjang Sungut. Sesudah Depati

Panjang Sungut serta anak kemanakannya menjalani anak sialang-sialang. Satu

batang sialang di simpang dua anak Sungai Sialang Petai, kedua sialang bungkuh

di Kuala Sungai Sialang Bungkuh anak Sialang Petai, ketiga sebelah kanan

mudik Sungai Kurnio, yaitu kepungan sialang pindahan riwayat bernama Sialang

Pindahan, Kurnio anak lebak di hulu Sungai Semelinang, di waktu mengambilnya

dimasukkan ke dalam jangki.

Paginya dilepas diletakkan jangki itu di bawah kayu sialang tersebut maka

bernamalah Kepungan Sialang Pindahan sesudah itu atau sebelumnya terus ke

hulu ke semelinang adalah di situ Depati yang punya karena anak-anak

kemanakan Dupati nan mengendena.

1. Sialang petai mengewang nama-namanya sialang karena tanah tumbuh

namanya 3 sialang kureikat namaya 4 sialang pematang genting namaya 5

sialang patah pucuk namaya. Serta lain-lain riwayat nama Patah Betuah

keturunan Depati bertanam kedundung ke hulu Sungai Sialang Petai sebelah

kanan mudik, maka bernama Patah Betuah karena sangat dukunya hingga dapat

ia berkata dengan kata segala binuan dan dapat menumpangi segala lancang-

lancang binuan. Penjelasan karena di masa dahulu siapa-siapa orang yang

bersalah di negerinya lari/ datang ke sungai Kurnio dapat kebebasan tidak apa-

apa artinya Kurnio bertanah hidup.

Piagam kedua

Page 17: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tatkala turun di negeri peyabungan sampai ke bukit Lambang Kucing

sebelas orang. Berempat laki-laki tujuh orang perempuan. Adapun berempat laki-

laki yang Temenggung Putih adiknya raja. Kelebihan adiknya Raja Mang Koto.

Adapun Temenggung Putih tatkalah menyabung dengan Sutan Pelembang/ Raja

Pelembang di negeri penyabungan bergelar Sutan Gemala, tatkala perang di

Bukit Serapih bergelar Gagar Alam (saudagar alam) tatkala beralat tindik

dabung nujang gading pada Bukit Ranga Inai bergelar pula Temenggung Putih

adapun 7 orang perempuan: (1) Mujang Awan, (2) Mujang Gading, (3) Mujang

Gadi Hitam, (4) Mujang Gadi Putih, (5) Mujang Elok, (6) Bungo Puron, (7)

Sandok

Riwayat Bungo Puron tatkala orang tersebut mendiami bukit Lambang

Kucing beberapa lamanya, terjumpa oleh Sutan Lelo, tepian paling bersih tempat

mandi. Dicari rumahnya tidak ada setelah pulang maka ditanyakan kepada

abangnya yang bergelar Temenggung Pudi, kata abangnya itulah tepian binuan.

Jika adik mau melihat rumahnya atau orangnya ambil daun kayu itu dipelimauan

maka adiknya Sutan Lelo mengambil daun kayu itu lalu dipelimaunnya di tepian

itu maka nampak sebuah rumah ada seorang perempuan lalu diambilnya.

Selainya dibunuhnya, itulah Bunga Puron. Adapun bunga Puron ini terlampau

baik parasnya dalam pada itu diketahui oleh Temenggung Putih Serampu telah

mengintai-ngintai maka Temenggung Putih marilah dik kita terangi bukit ini

lalulah 4 beradik menerangi bukit itu membuangkan batu besar itu pada kaki

bukitnya kalau nanti datang Serampu tidak dapat olehnya menyuruk (berlindung).

Ketika itu nampak oleh serampu orang berempat itu melemparkan batu-

batu besar itu ke kaki gunung itu (bukit itu) maka keluarlah Serampu Bauk

katanya hai sama tua yang berempat apa sebabnya maka diterangi bukit ini.

Hendak membuat apa sama tua di sini maka Temengung Putih Sutan Lilo Raja

kelebihan Raja mangkoto kami ini dapat mengetahui musuh yang datang atau

hendak membuat gelangang, setelah sejenak lamanya maka berkata serampu

kepada orang nan berempat, hamba datang ini mau menyembondo kepada anak

kemenakan sama tua yang bernama Bunga Puron. Adapun Serampu itu buruk

kakinya berambai-ambai, berbulu-bulu karena lama di dalam rimba (hutan) kata

Page 18: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dijawab oleh Temenggung Putih kalau sama tua (Serampu) mau menolong kami

berperang ke Batang Hari boleh kami terima.

Kata dijawab oleh Serampu bolehlah hamba tolong. Maka diterimalah

Datuk Serampu Bauk oleh orang nan berempat lalu dikawinkan secara masa itu.

Telah beberapa hari lamanya bersiap-siap alat senjatalah orang yang berlima itu

maka mengilir-gilir keris dan tombak orang berempat beradik itu dan mengilir-

gilir tombak pula Datuk Serampu Bauk sesudah itu ditentu waktu dan hari

berangkat setelah sampai waktu dan masanya maka turunlah orang berlima itu ke

Batang Hari menepat di negeri Kuamang. Maka mengamuklah orang berlima itu

lalu dibakarnya negeri itu. Maka orang berlima itu kembalilah ke bukit Lambang

Kucing.

Lalu Datuk Serampu melayarkan hidup berusaha dengan istrinya Bungo

Puron. Setelah beberapa lamanya pergilah Datuk Serampu ke hulu Serangas

menjalani sungai-sungai dan rimbo-rimbo menjalani Sialang Pendulangan serta

merambah/ merateh lalulah ke dalam sungai sengkilo mengikuti Cencang Ratib

dahulu itu agar dapat diketahui dan diterima anaknya yang bernama Depati

Panjang Sungut. Sesudah itu maka kembalilah Datuk Serampu ke bukit Lambang

Kucing. Bukit itu belum bernama Bukit Lambang Kucing. Adapun sebab bernama

bukit Lambang Kucing, karena kucing Datuk Serampu lambat berjalan

diterjangkanya kucing itu lalu hilang. Maka bernama bukit Lambang Kucing.

Riwayat kucing yang hilang ini menjadi Harimau, maka Harimau inilah yang

kehilangan makan ungko putih maka ditolongi Datuk Serampu dengan janji buat

tidak akan menyianiayo menggangu anak keturunan Datuk Serampu bauk kusus

Depati.

Kemudian dari itu hamillah Bungo Puron perempuan Serampu. Sesudah itu

dibawak Datuk Serampu Temangung Pudi ke hulu seragas sambil menambahi

menentukan Cencang Ratib dahulu itu, serta memperbaiki jalan-jalan dahulu itu

mana-mana kayu yang besar-besar di tepi itu maka ditikam oleh Datuk Serampu

dengan lembing. Maka meranggaslah kayu kenak biso lembing itu. Jika kita

berbalik besok mana-mana kayu yang merangas itu akan jalan kita maka

dinamailah Sungai itu, sungai Serangas maka dihilirkanlah sungai Serangas itu.

Page 19: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bertemu dengan gajah di dalam sungai itu maka dicincang oleh

Temenggung Pudi dengan parang panjang disimbang oleh gajah dengan

gadingnya hilanglah parang itu maka dinamakan Lubuk Parang Panjang, maka

diturut gajah itu oleh Datuk Serampu dengan Temenggung Pudi maka bertemu

batang loka keluwang melintang sungai tepi gajah itu terus ke hilir maka

Temengung Putih menunggu di batang moka luwang tersebut. Datuk Serampu

terus ke hilir mengikuti gajah itu. Tiba di hilir adapula batang besar melintangi

sungai tidak dapat gajah itu ke hilir lagi. Hendak naik tebing kiri kanan tebing

tungang maka ditikam Datuk Serampu gajah itu dengan lembing maka matilah

gajah itu.

Maka dinamailah Lubuk itu Tikaman Gajah maka datanglah Datuk

Serampu pada tempat Temenggung Putih. Maka bernamalah di situ Lubuk

Gading. Setelah habis dijalani sialang pendatangan bersama-sama Temenggung

Pudi kata Datuk Serampu di dalam Cencang Rateb kau ini dapat anak cucu sama

tua berusaha di situ dengan bermusyawarah dengan anakku Depati Panjang

Sungut. Kembalilah Datuk Serampu dengan Temengung Pudi ke bukit Lambang

Kucing maka Bunga Puron beranak laki-laki diberi nama Bujang Kondai.

Kemudian Datuk Serampu hendak ke Sungai Kurnio maka tatkala akan turun

meninggalkan bukit Lambang Kucing maka Datuk Serampu bermusyawarahlah

dengan 4 orang: (1) Temenggung Putih, (2) Sutan Lelo, (3) Raja Kelebihan, (4)

Raja Mangkoto

Kata Datuk Serampu hai sama tua yang berempat hamba ini hendak

kesungai Kurnio sebab anak hamba Depati Panjang Sungut menyuruh ke tebing

kuantan begitu juga raja di koto lama menyuruh juga ke Tebing Kuantan, karena

hamba dahulu mendapat ikan nan lemak. Sesudah itu berjanji Datuk Serampu

dengan orang berempat. Untuk diam ke tebing Kuantan (ke sungai Kurnio) nanti

apabila datang anak hamba Depati Panjang Sungut menjemput sama tua yang

berempat serta sekalian orang yang di sini membawa ke tebing kuantan. Serta

tanda bahasa hamba menyuruh ialah tombak hamba ini, maka Datuk Serampu

pun turun ke sungai Kurnio mendapatkan anaknya Depati Panjang Sungut dan

diam di rumahnya. Syah dan setelah beberapa lamanya datanglah Depati

Page 20: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Panjang Sungut menjemput serta membawa tombak Datuk Serampu kebukit

Lambang Kucing mengabarkan bahwa Datuk Serampu bapak hamba sudah mati.

Jadi hamba datang ini ialah menjemput orang kaya yang berempat serta

adik hamba dan semuanya, maka dijawab oleh Temenggung Pudi, Sutan Lelo,

Raja Kelebihan, Raja Mangkoto. Kalau begitu penghulu berbini di sini dahulu

kemudian kita turun bersama-sama ke Sungai Kurnio. Maka nikalah Depati

Panjang Sungut dengan Gadi Hitam adapun Gadi Hitam terlampau eloknya cuma

kulit saja yang hitam. Setelah beberapa lamanya maka bersiap-siaplah orang-

orang yang akan turun ke sungai Kurnio tatkala akan turun maka berjanji

buatlah kedua belah pihak yaitu Depati Panjang Sungut dengan 4 orang

Temengung Putih, Sutan Lelo, Raja Kelebihan, Raja Mankoto. Tidak boleh kenak

mengenakan. Kalau kenak mengenakan dimakan sumpa setia, maka Depati

Panjang Sungut sambil menutukan tombak secabek kopan ke batu bukit Lambang

Kucing itu maka berkata orang nan berempat serta menutukan tombak bujang

bataram ke bukit Lambang Kucing itu.

Hai Depati Panjang Sungut jika kalau kami mengenakan Depati Panjang

sungut seterusnya kebawah dimakan sumpah setia kami ada harta kami maulah

kami dimiliki orang, maka berjalanlah Depati Panjang Sungut serta lima orang,

adapun segala perempuan tinggal dahulu pada bukit Lambang Kucing setelah

tiba di Sungai Kurnio menempatlah di rumah Depati Panjang Sungut, satu hari

atau dua hari antaranya pergilah lima orang menempat ke Lubuk Pauh maka

Temenggung Putih merambah antara Sungai Sialang dengan Sungai Kurnio,

Sutan Lelo merambah di darat Lubuk Pauh, Raja Kelebihan, Raja Mangkuto

merambah di Dusun Tua di tebing Sungai Kurnio, maka datang Raja Kelebihan,

Raja Mangkuto kepada Depati Panjang Sungut, mengatakan ke Depati, bahwa ia

merambah di tebing sungai Kurnio, kata Depati Panjang Sungut, dimana suka

orang kajalah hamba tidak menyalahi, maka diberikan oleh Depati Panjang

Sungut ke hilir aluran Lubuk Pauh ke hulu sampai ke sungai Gelang Ilir Air

Lereng Sarab orang kaya nan menguasainya.

Kemudian dari pada itu lima orang Depati Panjang Sungut, Temengung

Putih, Sutan Lelo, Raja Kelebihan, Raja Mangkuto, ke bukit Lambang Kucing,

menjemput perempuan-perempuan yang tinggal dahulu itu. Telah beberapa lama

Page 21: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

di bukit Lambang Kucing, maka datanglah Kedamang Muncak Menyembodo

kepada gadis putih diterima oleh Temenggung Putih empat beradik lalulah

dinikahkan, adapun Kedamang Muncak adalah anak cucu Serampu Bauk,

kemudian daripada itu maka berkemas-kemaslah segala orang yang di Bukit

Lambang Kucing, hendak pindah ke sungai Kurnio, maka bertangis-tangislah

gadis putih dengan gadis hitam serta orang banyak disitu karena akan bercerai

tidak bertemu lagi, maka gadis putih turun ke Muara Bulan mendapatkan tempat

Serampu Bauk dibawa oleh Kedamang Muncuk, maka Temenggung Putih empat

beradik berkemas-kemas perkahas keris panjang satu bila keris panjang bernama

ampug rawang, satu bila keris pendek, satu bila bernama tanjung ledan, tombak

satu batang bernama bujang bataram sebab bernama bujang bataram:

bujang bataram dubalang raja jambi dibunuh oleh Raja Kelebihan itulah

sebabnya bernama bujang bataram: dan bung sanggul tiga pasang, pucuk cindai

satu pasang, sembilan banyak pucuknya, tabir panjang sembilan labuhan,

duanggo satu labu dan itulah pusaka yang terbawa dari penyabungan oleh

Mujang Gading serta Temengung Putih, Sutan Lelo, Raja Kelebihan, Raja

Mangkuto, dan harta pusaka itu nan di bawah turun ke sungai Kurnio beserta

dengan rombongan betino-betino itu adapun anak Datuk Serampu dengan bunga

purun gombaknya bernama Tijawrai, mujang gadis pada masa itu lagi gadis

turun juga ke sungai Kurnio bersama dengan Depati Panjang Sungut, maka

tinggallah bukit Lambang kucing setelah tiba di sungai tanahku kecik airnya

tengah naik, maka hari pun petang maka bermalamlah di tempat itu maka di

pancangkan keris oleh Temenggung Putih di tepi sungai itu katanya jika bertuah

keris ini hingga ini sajalah air naik maka bermalamlah semua di atas tebing itu,

setelah pagi hari maka memandang Temengung Putih kepada keris itu maka

dilihatnya keris itu tiada berair maka air sungai terlampau dalam merawah-

rawah setelah selesai maka menyeberang betino itu, setelah sampai semuanya

baru diambil keris itu maka bernamalah Empong/ Rawang,

kuala sungai tempat keris tadi dinamakan sungai Empong setelah melalui

jalan Cencang Rateb Serampu Bauk di sungai Seranggas menuju ke sungai

Sengkilo tiba di situ berhentilah Depati Panjang Sungut serta rombongannya

karena Depati hendak menubo ikan, setelah selesai menubo ikan, akan berangkat

Page 22: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ke sungai Kurnio, maka Depati Panjang Sungut berkata kepada Temenggung

Pudi, nan berempat di sungai sengkilo inilah tempat anak-anak cucu sama tua

(orang kaya) bersama anak kemanakanku buat mencari kehidupan dari hasil lupa

pendanawan sialang pendulangan dan hasil lainnya, tempat manubo sungai Ubo

maka dinamailah.

Maka oleh karena itulah kata Temenggung Pudi mengatakan kepada adik-

adiknya kita dengan Depati Panjang Sungut serta turunannya, sebagai emas

dengan suasa bak tali berpintal toga, pikir-memikirkan tidak balik kita mungkari

kata-kata Depati yang benar jangan sekali-kali. kemudian lalu menuju ke sungai

Kurnio setelah tiba di sungai Kurnio maka bersenang-senanglah sementara, tidak

beberapa lama datang orang Minang Kabau bergelar Menteri Emas maka

menyembodolah kepada Bunga Purun janda Datuk Serampu Bauk maka nikahlah

ia menurut hukum dimasa itu, sesudah itu datang pula orang suku Meninjau

menyembodo kepada Mujang Gading lalu dinikahkan pula, gelar orang suku

meninjau itu Lelo Perkaso setelah sekian lamanya mufakatlah Depati Panjang

Sungut dengan Menteri Emas dan Lelo Perkaso unutuk membuat rumah

Bagonjong bangunan Minangkabau maka bertemulah Menteri Emas dan Lelo

Perkaso di Pangkal Pematang Dusun Tersuruk ditolongi oleh Temenggung Pudi,

Sutan Lelo, Raja Kelebihan, Raja Mangkuto, setelah cukup ramuan dikumpulkan

kayu-kayu itu di atas pematang itu maka Depati Panjang Sungut pergilah minta

tolong ke Koto Baru serta memanggil Monti Malelo/ Bangsa Lelo maka

datanglah anak-anak buah Monti Malelo menolong Depati Panjang sungut

menurunkan pekayu itu ke Dusun Tersuruk sebab ditolong oleh Monti Malelo

serta anak-anak buahnya, karena Depati Panjang Sungut yang beribu ke Koto

Baru bebapak ketiga lorong anak kandung dusun nan lima, maka tempat

mengambil kayu itu maka dinamai oleh Depati Panjang Sungut Rimbo Kampung.

Maka membuat rumah bangunan Minangkabaulah Menteri Emas dengan

Lelo Perkaso, diberilah bergonjong beratap ijuk, karena Depati Panjang sungut

Gegar Alam Sutan Lelo, Raja Kelebihan, Raja Mengkuto, hendak melihat rumah

bangunan Minangkabau, maka diperbuatlah kamar pada ruang sama tengah, dan

sebelah ujung dan sama tengah sebelah dalam dua pintunya kamar itu sebuah

mengadap ruang tengah sebelah belakang pintu kamarnya mengadap keruang

Page 23: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hadapan maka sebelah hadapan ialah kediaman Bungo Purun dengan Menteri

Emas pintu kamar menghadap ke ruang sebelah belakang kediaman Mujang

Gading dengan Lelo Perkaso. Setelah sempurna rumah itu Gegar Alam yang

bergelar Temenggung Putih pulang ke Batang Hari, dibawanya sebilah keris

panjang sebilah keris pendek, tombak bujang bataram tinggal di sini pada Raja

Mangkuto, kemudian beranak Bungo Purun dengan Menteri Emas perempuan

bernama Sri Pinang dan beranak pula Mujang Gading dengan Lelo Perkaso

bernama Sri Rumah.

Pasal pada menyatakan seorang suku petalungan perempuan ada anak

senang perempuan menangis saja kerja menunjuk kebatang pinang di tepi

halaman jika dibawa ke batang pinang diam ia, jika dibawa ke rumah menagis

pula ia, maka pinang itu ada mayang bungkus maka dipanjat pinang itu

mengambil mayang bungkus itu, lalu dibawa mayang itu ke rumah serta dengan

anak itu barulah diam anak itu, sesudah itu ditidurkan anak itu di dalam buaiyan

oleh ibunya deselimuti dengan kain mayang itu dimasukkan pula ke dalam

buaiyan setelah tidur anak itu ibunya pergi ke air membawa labu. Setelah

kembali dari air maka dilihat oleh ibunya anak yang di dalam buaiyan tadi sudah

dua orang perempuan kedua maka heranlah ibunya dilihat mayang tadi tiada lagi

maka dilihat anak itu oleh ibunya sama saja rupanya maka dihantar dan dihujung

seorang dan ke pangkal seorang oleh ibunya, yang dihantar ke hujang tadi

datang kepada ibunya hendak menyusu, anak dihantarkan kepangkal tadi tiada

datang, anak yang datang tadi dinamakan Sumarang.

Anak yang tiada datang tadi dinamakan Seludang Pinang, Seludang Pinang

telah besar Seludang Pinang berlaki. Ringkas cerita beranak dua perempuan

seorang bernama Pindah yang bungsu bernama Tijarondah. Adapun Pindah

setelah besar maka datang Datuk Kutil orang talang bunud menyemondo kepada

Pindah ibunya Seludang Pinang tadi, mak berladang ke Hulu Lelo. Kemudian

balik ke Sungai Kurnio Kelubuk Pauh. Maka berladang pula karena Sungai

Kurnio. Datuk Kutil itu dengan Pindah. Setelah beberapa lamanya Sutan Lelo,

Raja Kelebihan, Raja Mangkuto pun mati.

Adapun adik dan kemanakan Depati Panjang Sungut beberapa orang

nyatanya perempuan sitino maraman yang laki-laki bergelar Depati Kecil Hitam

Page 24: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tapak pandai membesarkan badan, pandai memanjangkan lidah, pandai

melebarkan telinga. Adapun Datuk Kutil tadi berumah tangga di Dusun tersuruk

dengan anak dan istrinya.

Kemudian datang pula tukang jelelo orang pematang maka menyemondo

pula kepada Sri Pinang anak Bunga Purun maka berolek pula orang dusun

tersuruk mengawinkan Sri Pinang itu. Maka dikeluarkanlah harta manjang

gading dari kamarnya. Tirai panjangnya sembilan labuhan tirai dua anga satu

labuhan, pucuk cindai satu pasang sembilan banyak pucuknya, bunga sango tiga

pasang. Setelah sudah beroleh itu pakaian belum lagi dikembalikan kepada

kamar harta yang punya. Lagi di dalam kamar Bunga purun juga, adapun anak

Mujang Gading bernama Sri Rumah bertunangan dengan Depati Kecil Hitam

Tapak.

Kemudian bermain-main anak Datuk Kutil bernama Setiong pada rumah

bergonjong beratap ijuk itu, ada aluk-aluk bersarang pada pintu rumah itu. Pada

masa itu Depati Panjang Sungut dengan keluarga pergi ke pematang

mengahadiri olat anak kemanakan Danau Lelo. Maka disuluh oleh Setiong

dengan api sarang aluh-aluh itu lalu terbakar rumah itu maka matilah Munjang

Gading terbakar bersama rumah itu. Maka habislah segala harta pusaka

penyabungan tiada insapnya. Maka akorlah Datuk Kutil anak beranak kepada

bangun. kemudian mati Bunga Purun tidak beberapa lama Menteri Emas pulang

ke Minangkabau. Kemudian maka harta Depati Panjang Sungut ketolongan oleh

keturunan Baginda Ratu serta disurukkannya.(1) Lembing cabik kopan,(2) Gung

kecil dan gung besar, (3) Cincin permata intan (4) Besi sembilan desa, (5)Batu

kiliran besar

maka harta-harta ini disimpan dan diamankannya, inilah sebab musabab

Depati Panjang Sungut pindah Ke batu Rijal. Maka yang menguasai sungai

Kurnio Depati Kecil Hitam Tapak maka Sri Rumah berbanta-bantahan dengan

Sri Pinang, katanya hartaku sudah habis, jika lalu dipulangkan pada aku tidaklah

akan habis, setiap hari itulah perbantahanya, aku lagi bertunangan, jikalau aku

kawin apalah lagi akan aku pakai, dari itu diutuslah Sri Pinang serta suaminya

gelar tukang jelelo oleh Depati Kecil Hitam Tapak sungai seranggas, adapun

Gadis Hitam sepeninggalan Depati Panjang Sungut maka datang orang sungai

Page 25: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tunu kemenakan Pendekar Kumpal bergelar monti urang maka semondolah ia

kepada Gadis Hitam, setelah beberapa lamanya maka Gadis Hitam dibawa oleh

lakinya Monti Urang pindah ke Tenaku Kecil membuat rumah di padang ilalang,

sebab itulah anak talang anak cucu gadis hitam yang tinggal di sungai Kurnio

anak cucu gadis hitam juga, maka dikatakan anak talang orang Benio, orang

Benio muaro bulan duduknya meraut ranjau tegaknya meninjau cara seotak

sembilangan dubalang datuk nan bedua raja nan bedua dinding papandek nan

tigo balai antara dek raja pagaruyung.

Kemudian kawinlah Depati Kecil Hitam Tapak dengan Sri Rumah setelah

beberapa lamanya maka disuruhlah oleh Depati Kecil Hitam Tapak anak Datuk

Kutil berkebun-kebun di hulu sungai Sialang Petai bertanam-tanam kunyit, serai,

ubi keladi dan lain-lain hinga tanaman durian lansat dan lain-lain setelah itu

maka Sri Rumah perepuan Depati Hitam Tapak beranak tiga orang, dua orang

perempuan seorang lagi laki-laki bernama Duncil bergelar alam, yang

perempuan bernama Sitinggal yang seorang bernama Suci, maka diberikan oleh

Depati Kecil Hitam Tapak kepada anaknya yang bergelar gegar alam. Batang

lelo putih air sehingga pondok jelatang di tebing sampai ke pebunginan ialah

pemberian kepada anaknya buat kumpang penyabungan, kemudian dari itu maka

dihantarkan oleh Depati Kecik Hitam Tapak, dana Gegar Alam anak Datuk Kutil

ke dalam sengkilo buat menunggu sungai dan awan sialang pendulangan berkata

Depati Kecil Hitam Tapak jikalau naik sialang-sialang yang di dalam wilayah

sungai Sengkilo ini hingga empat puluh sarang ambillah oleh engkau jika lebih

dari empat puluh sarang jemput kami ke sungai Kurnio maka diamlah disana

anak Datuk Kutil dalam Sengkilo. Kemudian dari maka dibawa oleh Depati Kecil

Hitam Tapak anaknya bergelar Gegar Alam menjajoi sialang dalam sengkilo

serta menambahi cancang rateb Datuk Depati Panjang Sungut.

Kata Depati Kecil Hitam Tapak kepada anaknya yang bergelar gegar alam,

kalau engakau jumpa kayu sialang terangi kalau naik lebih dari empat sarang,

bawa anak kemanakan ku menerangi kayu-kayu sialang dalam luak ku ini, engkau

demikian juga, jangan engkau lebihi janji buat mamakku Depati Panjang Sungut

di waktu meningalkan bukit Lambang Kucing. Kembali kisah kepada tukang

Page 26: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

jelelo Sri Pinang itulah membuat dusun halaman di seranggas serta membuat

rumah pertukangan besi serta mencukupi keperluan hidupnya.

Kemudian mudiklah gegar alam keseranggas buat menemui anak

kemanakan di sana. Tiba di seranggas menempat di rumah Tukang Jelelo dan Sri

Pinang. Berkata Sri Pinang kepada Gegar Alam bawahkan anak sendok seorang

mudik kesini akan pengasuh adik ini.

Sumber: Arsip Tambo Adat Kenegerian Kota Medan

Penugasan 1

Berdasarkan teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1) Tentukan 4 ciri-ciri tambo tersebut!

2) Tentukan watak tokoh Depati Panjang Sungut terdapat pada cerita rakyat

tersebut!

3) Tentukan alur yang terdapat pada cerita rakyat tersebut!

4) Tentukan amanat yang terdapat pada cerita rakyat tersebut!

5) Tentukan gaya bahasa yang terdapat pada cerita rakyat tersebut.!

6) Tentukan tema yang terdapat pada cerita rakyat tersebut!

7) Tentukan nilai budaya dan nilai moral yang terdapat pada cerita rakyat

yang telah dibaca!

8) Tulislah kembali cerita rakyat yang telah dibaca dengan menggunakan

kalimat sendiri!

9) Tulislah tanggapan berdasarkan isi cerita rakyat yang telah dibaca!

Kunci Jawaban:

1. Kemustahilan, anonim, kesaktian, istanasentris

2. Berjiwa pemimpin

3. Maju

4. Harus teguh dalam memegang janji sumpah setia pada saudara

5. Menggunakan antitesis, misalnya , merambah hutan, cencang rateb,

mengewang dan kekuasaan keluar masuk hutan

6. Kehebatan Temengung Putih dengan saudara-saudaranya dalam

menghadapui musuh ketika berperang dan merencanakan siasat dan

mempersiapkan alat-alat perang

Page 27: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7. Nilai budaya: Nilai budaya dalam hubungan Manusia dengan manusia lain

adalah keramahan, kesopanan, kasih sayang, menepati janji, kesetian,

kepatuhan terhadap orang tua, maaf-memaafkan dan kebijaksanaan. Nilai

moral: Nilai musyawarah, gotong royong, cintah tanah air, kepatuhan pada

aturan adat dan keadilan.

8. Kebijaksanaan guru

9. Kebijaksanaan guru

Pedoman penskoran

1. Skor maksimal 100

2. Skor maksimal 100

3. Skor maksimal 100

4. Skor maksimal 100

5. Skor maksimal 100

6. Skor maksimal 100

7. Skor maksimal 100

8. Skor maksimal 100

9. Skor maksimal 100

Penugasan 2

Bacalah kembali tambo di atas untuk menjawab soal dibawah ini!

Soal:

1. Tentukan karakteristik Tambo tersebut!

2. Tentukan unsur-unsur intrinsik Tambo tersebut !

3. Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam Tambo tersebut!

4. Tentukan maksud dan isi Tambo tersebut!

Hari, Tanggal :...................

Kelompok : ……

Nama :

Page 28: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. ....................

2. ....................

3. ....................

4. ....................

Lembar Kerja Siswa

1. Karakteristik Tambo Adat Kenegerian Kota Medan:

NO KARAKTERISTIK KALIMAT PEMBUKTIAN

1.

2.

3.

2. Unsur-unsur intrinsik Tambo Adat Kenegerian Kota Medan:

NO UNSUR INTRINSIK KETERANGAN

1.

Tokoh dan perwatakan

2.

Seting

3.

Alur ( konflik,

penyebab konflik,

akibat konflik

4.

Sudut pandang

5 Amanat

Page 29: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Unsur-unsur ekstrinsik/ nilai-nilai yang terkandung dalam Tambo Adat

Kenegerian Kota Medan:

NO NILAI-NILAI

TAMBO

KETERANGAN

1.

2.

3.

4. Maksud dan isi Tambo Adat Kenegerian Kota Medan:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Kunci Jawaban:

1. Karakteristik Tambo Adat Kenegerian Kota Medan tersebut!

Mengunakan bahasa melayu klasik : merateb, mengendena,

mengewang, meranggas

Istanasentris : Serampu berperan sebagai penguasa daerah-daerah

yang ada di Batang Hari/ daerah Jambi yang menguasai dan

bertendik sebagai tokoh sentral utama dalam pembetukan wilayah

Kota Medan dimana masyarakat Kota Medan percaya bahwa Datuk

Serampu mempunyai kuasa penuh untuk wilayah-wilayah disekitar

kekuasaanya

Page 30: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Istanasentris : Sutan Penghulu adalah gelar dari Depati Pajang

Sungut penggambaran penguasaanya adalah wilayah tambahan atas

perintahnya kepada Muk Palawan agar menguasai kanan mudik

sungai Pedukuan hingga aliran Sungai Lubuk Pauh/ Sungai

Larangan

Kesaktian tokoh/ kemustahilan : menceritakan Daerah-daerah

terbentuk karena adat dan budaya zaman dahulu. Salah satu

penyebab terbentuknya oleh datuk-datuk para pemegang kekuasaan

berasal dari Batang Hari/Jambi yang tinggal di Tebing-tebing/

pinggiran Sungai Kuatan yang kental budaya orang melayu dahulu

banyak tinggal di tepi sungai dan para makhluk halus yang

mendampingi para datuk-datuk untuk saling bekerja sama membuka

lahan, mengelola lahan dan persawahan untuk tujuan penghidupan

pada masa itu.

Kesaktian tokoh/kemustahilan : Depati Panjang Sungut memberikan

arahan untuk tinggal atau berdiam diri di Bukit Lambang Kucing

dengan menancapkan sebilah keris di tepi sungai yang airnya

sedang naik/ dalam ketika waktu malam datang maka keris sakti di

tancapkan ditepi sungai itu surut dan bisa di lewati/ menyeberang

keseberang sungai maka menyeberanglah para perempuan yang

mengikuti arahan Temenggung Putih

2. Tentukan unsur-unsur intrinsik Tambo Adat Kenegerian Kota Medan !

Tabel 5.3 Unsur-unsur intrinsik Tambo

NO UNSUR INTRINSIK KETERANGAN

1.

Setting

Tempat : dari aliran sungai negeri Batang

Hari Sampai Aliran Sungai Kurnio (Kota

Medan)

2.

Alur

Maju/progresif: wilayah yang dikuasai

oleh para pemegang sumpah atau

pemegang kekuasan delapan orang tersebut

Page 31: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

berkuasa atas wilayah yang dikuasainya

akan membuat batas wilayah dari dan

menuju Batang Hari atau Sungai Kuatan

melaui Bukit Lambang Kucing melalui

Cenaku Kecek yang sekarang dikenal

dengan Kuala Cenaku seterusnya melalui

Sungai Sengkilo menuju Kota Medan

Serampu pemegang kekuasaan ini

menyatakan batas kekuasaan yang

dilewatinya melalui sungai-sungai menuju

ke Kurnio atau negeri Kota Medan.

Kekuasaan wilayahnya sejauh mata

memandang baik dari Hulu maupu dari

Hilir sungai sembari berdiri di tebing yang

tinggi daerah inilah yang disebut sekarang

Rakit Kulim yang termasuk wilayah

disekitanya

3.

Tokoh

Tokoh : Datuk Serampu, Depati Panjang

Sungut, Temenggung Putih, Bungo Puron,

Sutan Lelo, Bujang Kondai, Gadi Hitam

4.

Amanat

Amanat yang disampakain dalam cerita

Tambo Kenegerian Kota Medan berupa

pesan bahwa dalam setiap kita

mengambil keputusan mufakat bersama

maka perlu diadakan musyawarah

digambar dalam Tambo Kenegerian

Kota Medan ini yang di perankan oleh

Datuk Serampu dengan Temenggung

Putih bersama saudaranya Sutan Lelo,

Raja Kelebihan, dan Raja Mangkuto

Page 32: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

setelah mereka pergi ke Hulu Sungai

Serangas untuk menambah dan

menentukan lahan-lahan menjadi

ladang dan persawahan serta

memperbaiki jalan-jalan menuju lahan-

lahan garapan baru menuju ke Sialang

Pendatangan bersama-sama

menambah, menentukan dan

mengesahkan wilayah tersebut untuk

bisa di tempati atau ditinggali bersama

anak cucu dengan melakukan

musyawarah bersama antara Datuk

Serampu dengan Temenggung Putih,

Sutan Lelo, Raja Kelebihan, dan Raja

Mangkuto.

Amanat yang disampakain dalam cerita

untuk selalu memegang teguh

melaksanakan janji setia antara Datuk

Serampu dengan Temenggung Putih,

Sutan Lelo, Raja Kelebihan, dan Raja

Mangkuto agar bertemu di atas Tebing

Kuantan bersama beberapa orang lain

untuk berjanji apabila anak Datuk

Serampu yaitu Depati Panjang Sungut

menjemput Temenggung Putih, Sutan

Lelo, Raja Kelebihan, dan Raja

Mangkuto serta orang pengikutnya

menuju ke Tebing Kuantan dengan

meninggalkan tanda bahasa perjanjian

sebuah tombak Datuk Serampu.

Amanat yang disampakain dalam cerita

oleh Depati Panjang Sungut membuat

Page 33: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sebuah perjanjian dengan Temenggung

Putih, Sutan Lelo, Raja Kelebihan, dan

Raja Mangkuto ketika, hendak pergi ke

Sungai Kurnio dengan perjanjian

antara Depati Panjang Sungut agar

mereka tidak melakukan perbuatan

aniaya-menganiaya atau sakit-

menyakiti antara saudara kalian jika

melanggar sumpah janji tersebut maka

terimalah akibat dari sumpah janji yang

dikhianati maka teraniayalah orang

yang melanggar sumpah tersebut

Amanat yang disampakain dalam cerita

adalah persatuan yang ungkapkan

keturunan Temenggung Putih, Sutan

Lelo, Raja Kelebihan, dan Raja

Mangkuto dengan Depati Panjang

Sungut bahwa persaudaraan seperti

ikatan tali yang terikat kuat tidak bisa

terpisahkan, seperti emas dengan suasa

yang tidak pudar oleh waktu tetap utuh

menjadi saudara dan saling hormat

menghormati pemikiran dan perkataan

yang benar dari Depati Panjang Sungut

menjaga tetap utuh persaudaraan

anatara sesama Temenggung Putih dan

Depati Panjang Sungut.

3. Nilai-nilai yang terkandung dalam tambo tersebut!

Tabel 5.4 Nilai-nilai yang terkandung dalam Tambo

NO UNSUR INTRINSIK KETERANGAN

Page 34: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1.

Nilai moral

Nilai musyawarah, gotong royong, cintah

tanah air, kepatuhan pada aturan adat dan

keadilan.

2. Nilai budaya

Nilai budaya dalam hubungan Manusia

dengan manusia lain adalah keramahan,

kesopanan, kasih sayang, menepati janji,

kesetian, kepatuhan terhadap orang tua,

maaf-memaafkan dan kebijaksanaan

4. Maksud dan isi tambo tersebut!

Wilayah yang dikuasai oleh para pemegang sumpah atau pemegang

kekuasan delapan orang/ datuk-datuk Serampu tersebut berkuasa atas

wilayah yang dikuasainya akan membuat batas wilayah dari dan menuju

Batang Hari atau Sungai Kuatan melaui Bukit Lambang Kucing melalui

Cenaku Kecek yang sekarang dikenal dengan Kuala Cenaku seterusnya

melalui Sungai Sengkilo menuju Kota Medan Serampu pemegang

kekuasaan ini menyatakan batas kekuasaan yang dilewatinya melalui

sungai-sungai menuju ke Kurnio atau negeri Kota Medan. Kekuasaan

wilayahnya sejauh mata memandang baik dari Hulu maupu dari Hilir

sungai sembari berdiri di tebing yang tinggi daerah inilah yang disebut

sekarang Rakit Kulim yang termasuk wilayah disekitanya.

Kreteria skor:

1. Skor maksimal 100

2. Skor maksimal 100

3. Skor maksimal 100

4. Skor maksimal 100

K. Penilaian Psikomotorik

Bacalah kembali Tambo Adat Kenegerian Kota Medan, kemudian

ceritakan kembali Tambo tersebut dengan bahasa kalian sendiri!

Rubrik Penilaian

Menceritakan Kembali Isi Tambo

Page 35: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Nama Siswa :

Kelas/No. Absen :

Tanggal Penilaian :

Tabel 5.5 Rubrik Penilaian Menceritakan Kembali Isi Tambo

KOMPONEN SKOR

1 2 3 4 5

1.Kesesuaian isi cerita

2. Ekspresi wajah

3. Penggunaan bahasa

4. Gerakan

5. Ucapan

6. Intonasi

7. Pengaturan jeda

8. Intensitas dan kelancaran berbicara

9. Diksi yang digunakan

10. Sistematika

Skor Maksimal: 50 X 2 = 100

Page 36: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambaran singkat bahan ajar yang telah dibuat

Page 37: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Page 38: BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS TAMBO SEBAGAI …

Iman Doni Lesmana, 2021 NILAI BUDAYA DALAM TAMBO ADAT KENEGERIAN KOTA MEDAN DI PROVINSI RIAU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu