BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK...

51
114 114 BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK NOVEL SGB DAN HYD OLEH SISWA SMPN 3 KARANG TENGAH 5.1 Pembahasan Setelah peneliti menganalisis data secara mendetil, ternyata antara novel SGB dan HYD dilihat dari segi konvensi struktur atau unsur intrinsiknya banyak sekali persamaannya tetapi ada juga sedikit perbedaannya. A. Alur Alur novel SGB dan HYD mengilustrasikan cerita itu diawali dengan tahap perkenalan, konflik, klimak dan penyelesaian, yaitu pada novel SGB ada variasi flash back, artinya di tengah-tengah cerita pengarang mengupas masa yang lalu yang menimpa para pelaku utama cerita, sedangkan pada novel HYD hal itu tidak terjadi. B. Tokoh Tokoh utama pada novel SGB adalah Sukreni, I Gde Swamba, Men Negara, I Made Tusan. I Made Aseman dan tokoh utama HYD adalah Aku; Sidik, Wija, Dati, Nardi, dan Mas Jat,. Tokoh Sukreni dan I Gde Swamba memiliki karakter yang sama, yaitu mereka baik, jujur, dan bijaksana. Perbedaannya terletak dalam hal kekayaaanya. Mereka saling jatuh cinta, namun sayang kekayaan dan

Transcript of BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK...

Page 1: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

114

114

BAB V

PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK

NOVEL SGB DAN HYD OLEH SISWA SMPN 3 KARANG TENGAH

5.1 Pembahasan

Setelah peneliti menganalisis data secara mendetil, ternyata antara novel

SGB dan HYD dilihat dari segi konvensi struktur atau unsur intrinsiknya banyak

sekali persamaannya tetapi ada juga sedikit perbedaannya.

A. Alur

Alur novel SGB dan HYD mengilustrasikan cerita itu diawali dengan tahap

perkenalan, konflik, klimak dan penyelesaian, yaitu pada novel SGB ada variasi

flash back, artinya di tengah-tengah cerita pengarang mengupas masa yang lalu

yang menimpa para pelaku utama cerita, sedangkan pada novel HYD hal itu tidak

terjadi.

B. Tokoh

Tokoh utama pada novel SGB adalah Sukreni, I Gde Swamba, Men

Negara, I Made Tusan. I Made Aseman dan tokoh utama HYD adalah Aku; Sidik,

Wija, Dati, Nardi, dan Mas Jat,. Tokoh Sukreni dan I Gde Swamba memiliki

karakter yang sama, yaitu mereka baik, jujur, dan bijaksana. Perbedaannya terletak

dalam hal kekayaaanya. Mereka saling jatuh cinta, namun sayang kekayaan dan

Page 2: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

115

115

orang tualah yang menghalangi mereka untuk bersatu. Mereka masing-masing

menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Tokoh-tokoh pada HYD walaupun

tidak eksplisit diceritakan oleh pengarang, mereka juga sama-sama berkarakter

baik. Hanya pebedaanya adalah tokoh Aku dalam HYD bersifat plintat-plintut

(plin plan) menerima pria bekas kekasihnya dulu.

C. Latar

Latar yang terjadi pada novel SGB di derah Bali, sedangkan HYD terjadi di

daerah Jakarta, Bandung, dan Bali.

D. Tema

Tema dalam novel SGB menceritakan adat istitiadat yang

mempermasalahkan hukum karma; dan sama-sama dalam bercinta sedangkan

HYD mempermasalahkan kepimplanan seorang wanita yang telah besuami yang

bermain skandal dengan mantan pacarnya dulu. Jadi kesimpulannya adalah antara

teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau unsur

intrinsik dengan novel HYD, hal itu terlihat jelas dari deskripsi di atas.

E. Model Pengajaran Apresiasi Sastra

1). Bahan/Materi

Materi utama pengajaran sastra adalah karya sastra. Jika ada materi lain itu

hanya bersifat penunjang saja. Biasanya materi pelajaran telah tercantum dalam

kurikulum. Akan tetapi hakikat kurikulum adalah kumpulan topik yang dikuasai

Page 3: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

116

116

siswa. Karya sastra yang akan dijadikan bahan harus dipilih. Menurut Hill

(1996:56) ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih karya sastra

untuk bahan pelajaran, yaitu (1) kebutuhan dan kemampuan siswa, (2) tingkat

linguistik siswa, dan (3) latar belakang informasi yang akan diperoleh siswa.

Menurut Mackward (1981: 34) karya sastra yang akan dijadikan bahan kajian

haruslah kontemporer artinya harus ditulis dalam kosakata moderen, dan karya itu

adalah karya yang besar.

2). Peranan Guru dan Siswa

Peranan utama guru adalah sebagai fasilitator, yaitu memberikan fasilitas

kepada para siswa sehingga mereka dapat belajar dengan maksimal. Guru harus

dapat menciptakan iklim psikologis yang kondusif sehingga siswa mempunyai

kemerdekaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Di samping itu, guru harus

dapat berperan sebagai pemicu untuk mengeluarkan respon-respon siswa sehingga

mereka mau dan mampu memberikan tanggapan yang khas pribadi masing-

masing, karena hal itu perlu dalam mengembangkan kreativitasnya.

Guru tidak bertindak sebagai hakim yang menentukan benar salahnya siswa. Guru

hanyalah menampung dan menemukan persamaan-persamaan yang ada di antara

berbagai tanggapan siswa.

Selain itu, guru harus mampu memanfaatkan gaya belajar siswa. Setiap

siswa mempunyai gaya dan strategi belajar masing-masing. Ada yang suka dengan

bahan tertulis, ada pula yang suka dengan bahan yang dapat didengar.

Page 4: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

117

117

Memerdekakan siswa sesuai dengan gayanya masing-masing sangat membantu

pencapaian tujuan.

Peranan yang lebih dominan tentulah dari siswa itu sendiri. Tugas mereka

adalah membaca karya sastra. Setelah membaca karya sastra para siswa dituntut

untuk menjawab soal-soal sebagai alat ukur sampai sejauh mana kosakata dikuasai

mereka.

3. Tipe-Tipe Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Interaktif-kreatif-presiatif merupakan kata kunci yang harus diperhatikan

dalam pengajaran sastra secara baik. Untuk merealisasikan kata-kata kunci itu,

beberapa tipe KBM berikut ini dapat dilaksanakan:

(1) Membaca kedua novel, yaitu novel SGB dan HYD baik secara

perorangan maupun kelompok. Pembacaan yang baik memerlukan

pemahaman. Untuk itu, diperlukan penguasaan suasana secara baik dan

kondusif;

(2) Menjawab pertanyaan pilihan ganda (multiple choice) untuk

mengukur kosakata yang dikuasai oleh para siswa.

(3) Memberi makna karya sastra. Siswa diminta memberikan makna

karya sastra itu sendiri bagi dirinya maupun orang lain

Page 5: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

118

118

4. Prosedur

Tahap-tahap kegiatan di dalam kelas atau yang dikenal dengan bentuk

pengajaran yang dijadikan dalam model PBM ini terbagi ke dalam tiga bagian.

Yaitu (1) orientasi, (2) latihan, dan (3) umpan balik (Roijakers, 1988: 35).

Tahap orientasi adalah tahap penyajian isi ilmu dan cara penalaran dalam

ilmu itu. Pada tahap ini diperkenalkan struktur bahan pelajaran. Kepada para

siswa diinformasikan tentang tujuan yang ingin dicapai dan apa saja yang akan

mereka lakukan.

Tahap latihan adalah tahap penerapan. Para siswa baik secara perorangan

maupun kelompok membaca bahan karya sastra, menghayati, menganalisis dan

meresponnya.

Tahap umpan balik adalah tahap penyampaian respon yang dilakukan pada

tahap latihan dengan tujuan untuk mengukur sampai sejauh mana keberhasilan

PBM itu berjalan secara efektif atau sebaliknya.

Tahap yang paling akhir adalah siswa diberikan evaluasi dengan jenis tes

pilihan ganda. Tes ini dibuat yang ada kaitanya dengan kosakata yang peneliti

lakukan. Berikut ini diberikan sebuah model pengembangan bahan pengajaran

kosakata dalam apresiasi sastra.

Pokok Bahasa : Mengapresiasi cuplikan novel SGB dan HYD

Waktu : 2 x 45 menit

Bahan : Disajikan dua cuplikan novel yaitu novel SGB dan HYD

Page 6: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

119

119

Tahap-tahap penyajian pelajaran

1. Tahap Orientasi

Guru menyajikan hal-hal yang bersifat teknis/teori yang dibutuhkan para siswa

untuk mengapresiasi kedua novel SGB dan HYD di atas. Selain itu guru juga

dapat menjelaskan bagaimana perbedaan dunia sastra dengan dunia yang

lainya.

2. Tahap Latihan

Kepada para siswa dihadapkan bahan yang telah disiapkan. Mereka diminta

mengerjakan tugas sesuai dengan bahan itu. Hasil pekerjaan dituliskan karena

pada saat umpan balik akan dibacakan di depan kelas. Peranan guru dalam

tahapan ini adalah mendampingi siswa kalau-kalau mereka membutuhkan

bantuan tentang istilah-istilah kata yang bermakna sulit atau hal-hal yang

lainya yang membutuhkan pertolongan guru.

3. Umpan Balik

Para siswa diminta menyajikan hasil pekerjaanya dan guru mengarahkan hasil

pekerjaan mereka.

Bahan untuk latihan. Kerjakan Soal Pilihan Ganda ini baik-baik!

Pilihlah Salah Satu Jawaban yang paling benar! (terlampir)

Page 7: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

120

120

5.2 Pemahaman Kosakata Unsur Intrinsik Novel SGB dan HYD yang dicapai

Siswa SMPN 3 Karang Tengah dalam PBM

Pelaksanaan uji coba PBM sastra bidang kosakata melibatkan beberapa

tahapan, yaitu sebagai berikut.

(1) Menjelaskan tujuan pelajaran terlebih dahulu agar para siswa beroleh

gambaran tentang tujuan yang akan dicapainya.

(2) Mengadakan pretes dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perbandingan

keberhasilan KBM pada saat uji coba.

(3) Yang terakhir adalah melakukan postes dengan tujuan untuk mengetahui

keberhasilan PBM.

Adapun hasil evaluasi yang peneliti lakukan dalam uji coba PBM

melibatkan hasil analisis pretes dan postes dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Mengelompokan nilai, baik pretes maupun postes dalam bentuk tabel

distribusi. Tujuanya untuk mengetahui sampai sejauh mana taraf

perkembangan kemampuan siswa dalam mengikuti PBM tersebut.

b. Mencari nilai rata-rata dari kedua jenis tes tersebut. Tujuanya adalah untuk

membandingkan hasil rata-ratanya sehingga dapat diketahui berhasil

tidaknya PBM yang telah dilakukan tersebut.

Page 8: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

121

121

c. Mencari standar deviasi kuadrat dari nilai tersebut. Tujuanya adalah untuk

menganalis hasil-hasil nilai dari pretes maupun postes, sehingga akhirnya

dapat diketahui dan dikelompokan dalam tahapan batas nilai yang telah

ditentukan.

d. Mencari pengelompokan nilai dalam persentase yang dicapai siswa

pada kedua tes tersebut. Tujuanya untuk mengetahui persentase siswa

apakah mereka masuk ke dalam kelompok nilai atas, nilai sedang, ataupun

nilai bawah.

Kemudian, tanda-tanda yang digunakan peneliti dalam perhitungan nilai

sebagai berikut.

1) M = Mean (Nilai Rata-rata);

2) X = Tanda Pretes;

3) Y = Tanda Postes;

4) SD2

= Tanda Standar Deviasi dalam Kuadrat (R.S Mahmudin,

1985:145).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat deskripsi berikut ini.

Page 9: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

122

122

Tabel 1.

Hasil Penilaian Tes Awal (Pretes) dan Analisis

Kosakata serta Unsur-Unsur Intrinsik

No Nama Kosakata Tema Alur Latar Tokoh Pretes

(1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

(2)

Asep Hilmanudin

Astani Wulandari

B u l d a n i

Cucun Sunayah

Deti Suherlan

D e d i

Dian Herdiansyah

Diki Erianto

Euis Rohayati

E n c e p

E p a

Endang Permana

Elin Linda

Ferri Ferdiana

H a m d a n

Hendri Sukmana

Indra Lesmana

Ineu Kartineu

Irvan Kustiandi

Rene Hervina

M i f t a h

N u r d i n

Pipin Rusyandi

Resna Widya Sari

Rinawati

R o h a e t i

R o h a y a t i

R o h a n a h

Rizki Alfarizki

Robbi Setiawan

R u s l a n

S u h e n d a r

Siti Rohayati

S o l e h

Sinta Susilawati

Yayan Sopiandi

(3)

4

7,5

5

7,5

7

7

7,5

4,5

7,5

7,5

8,5

6,5

2

8,5

5

8,5

9,5

5,5

9

6

8,5

8,5

8,5

9

6,5

9,5

4

9

8,5

2

6

7,5

6

6

3

7,5

(4)

2

4

2,5

4

3

3

4,5

3

4

3,5

5

3,5

2

4,5

3

5

8,5

3

7,5

4

6

7,5

7,5

7,5

4,5

8,5

3

8,5

6

2

2,5

4

3

2,5

2

4,5

(5)

2

6

2,5

6

6

6

6

2,5

6

6

7,5

6

2

6

3,5

7,5

8,5

6

8,5

6,5

8,5

8,5

8,5

8,5

6

8,5

2,5

8,5

8,5

2

3,5

6,5

4

6

2

6

(6)

2,5

6

3

6

6

6

7,5

3,5

6

6

7,5

6

2

7,5

4,5

7,5

8,5

6

8,5

7

7,5

7,5

8,5

8,5

6

8,5

3,5

8,5

7,5

2

4

7,5

3

6

2

6

(7)

3

6,5

5

6,5

6,5

6,5

7

5

7

6,5

7,5

6,5

2

7,5

5

8,5

9

5

9

7

7,5

8,5

9

8,5

7

9

4

9,5

7,5

2

5

7,0

5,5

6,5

4

5,5

(8)

2

4

3

4

3,5

3,5

4,5

3

4,5

3,5

5

3,5

2

5

3,5

5

7

3

6

4

5

6

6

6

4,5

7

3

7

6

2

3

4,5

3

3

2

4,5

Page 10: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

123

123

(1)

37

38

39

40

(2)

Yono Wahyono

Yandi Supyan

Yusuf Supriatna

Y o y o

(3)

5

4,5

5

7,5

(4)

4

3

3,5

3

(5)

6

6

6,5

6

(6)

6

6

7

6

(7)

6,5

5,5

6,5

6,5

(8)

4

3,5

4

4

Page 11: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

124

124

Tabel 2.

Hasil Penilaian Tes Akhir (Postes) Dan Analisis

Kosakata Serta Unsur-Unsur Intrinsik

No Nama Kosakata Tema Alur Latar Tokoh Postes

(1)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

(2)

Asep Hilmanudin

Astani Wulandari

B u l d a n i

Cucun Sunayah

Deti Suherlan

D e d i

Dian Herdiansyah

Diki Erianto

Euis Rohayati

E n c e p

E p a

Endang Permana

Elin Linda

Ferri Ferdiana

H a m d a n

Hendri Sukmana

Indra Lesmana

Ineu Kartineu

Irvan Kustiandi

Rene Hervina

M i f t a h

N u r d i n

Pipin Rusyandi

Resna Widya Sari

Rinawati

R o h a e t i

R o h a y a t i

R o h a n a h

Rizki Alfarizki

Robbi Setiawan

R u s l a n

S u h e n d a r

Siti Rohayati

S o l e h

Sinta Susilawati

Yayan Sopiandi

(3)

5,0

6

6,5

7,5

7

7,5

7

7,5

7,7

7

8

8

5,0

8

8,5

90

90

8,5

8,5

8,5

90

8

8,5

6,5

7

9,5

9,5

8

8,5

6,5

6

8

9

6,5

6

9

(4)

3,5

6,5

6

7,5

6

7,5

6

6,5

6

6

7

8,0

9,0

8,0

7,5

8,0

8,5

6,5

7

7

8,5

7

7,5

7,5

6,5

9,0

9,0

8,5

8,5

4,0

6,5

6,5

8,5

8,5

6

8,5

(5)

6

7

6,5

7,5

6,5

7,5

6,5

7

7

7

7

8

9,5

8,5

8

8,5

9,0

7,5

7,5

7,5

9,0

7,5

8

8

7

9,0

8,5

9,0

8,5

6

6

6

8,5

8,5

6

8,5

(6)

6

7,5

6,5

8

6

7

6

7,5

7,5

7,5

7,5

8,5

8

8

8,5

8

9

8,5

8

7,5

9,5

7,5

8,5

8,5

6

9,5

9,5

9,0

8,5

6,5

6,5

7

8,5

9

6,5

9

(7)

4

7,5

6

7,5

6

8

6

7,5

7,5

7,5

7,5

8

8,5

8,5

8

9

9,5

8

8,5

8

9,5

8

8

8,5

6

9,5

8

9,5

8

6

6

7,5

8,5

7

4

8,5

(8)

5

6,5

5

7

6

7

6

6,5

6

6

8

8

9

7

9

8

9

6,5

7

6,5

8,5

7

7

7

6,5

9

9

7

8

6

6,5

6,5

8,5

8,5

7

8,5

Page 12: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

125

125

(1)

37

38

39

40

(2)

Yono Wahyono

Yandi Supyan

Yusuf Supriatna

Y o y o

(3)

7,5

8

7,5

7,5

(4)

8,5

8,5

7

8,5

(5)

7

8

8

8

(6)

7,5

6

7,5

7,5

(7)

6,5

6

7

7

(8)

7

8

6,5

8

Page 13: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

126

126

A. Analisis Hasil pretes

Tabel 3

Skor yang Diperoleh Siswa Dalam Pretes, yaitu:

2 4 3 4 3.5 3.5 4.5 3 4.5 3.5

5 3.5 2 5 3.5 5 7 3 6 4

5 6 6 6 4.5 7 3 7 6 2

3 4.5 3 3 2 4.5 4 3.5 4 4

Skor tersebut, peneliti masukan ke dalam bentuk tabel distribusi, yaitu

sebagai berikut.

Tabel 4

Distribusi Hasil Pretes Para Siswa Kelas II

Xi Xi2

F F.Xi F.Xi2

7 49 3 21 147

6 36 5 30 180

5 25 4 20 100

4.5 20.25 5 22.5 101.25

4 16 6 24 96

3.5 12.25 6 21 63

3 9 7 21 63

2 4 4 8 16

40 167,5 776,75

Page 14: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

127

127

B. Analisis Hasil Postes

Tabel 5.

Skor yang Diperoleh Siswa Dalam Postes, yaitu:

5 6.5 5 7 6 7 6 6.5 6 6

8 8 9 7 9 8 9 6.5 7 6.5

8.5 7 7 7 6.5 9 9 7 8 6

6.5 6.5 8.5 8.5 7 8.5 7 8 6.5 8

Skor tersebut, peneliti masukan ke dalam bentuk tabel distribusi, yaitu

sebagai berikut.

Tabel 6.

Distribusi Hasil Postest Para Siswa Kelas 2A

Yi Yi2

F F.Yi F. Yi2

9 81 5 45 405

8.5 72.25 4 34 285

8 64 6 48 384

7 49 10 70 490

6.5 42,25 8 52 338

6 36 5 30 180

5 25 2 10 50

40 289 2132

Page 15: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

128

128

(1) Nilai rata-rata pretes

MX = FXI

N

= 167,5

40

= 4.19

(2) Standar deviasi pretes

SD = 1 FX2 _

( FX)2

N N

= 1 776,75 - (167,5)2

40 40

= 1 776,75 - 701, 41

40

= 1,88

= 1,37

Page 16: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

129

129

(3) Nilai rata-rata Postes

MY = FYi

N

= 289

40

= 7,23

(4) Standar deviasi postes

SD = 1 FYi2 _

( FYi)2

N N

1 2132 - (289)2

= 40 40

= 1 2132 – 2088,03

40

= 43,97

40

= 1,1

= 1,05

Page 17: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

130

130

Setelah data itu dianalisis, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

kemampuan para siswa dalam menyerap Pengajaran Sastra Khususnya Bahasa

dalam Kosakata (PSBKK), baik pretes maupun postes dapat dikelompokan ke

dalam tiga kategori, yaitu kategori atas, sedang, dan bawah.

Adapun rincianya sebagai berikut.

A. Kemampuan Para Siswa dalam Menyerap PSBKK dengan menggunakan

Pretes adalah sebagai berikut.

(1) Kategori atas, batas nilainya adalah 4,19 + 1,37 = 5, 56

(2) Kategori sedang, batas nilainya adalah (2,82 sampai dengan 5,56);

(3) Kategori bawah, batas nilainya adalah (4,19 – 1,37) = 2,82 ke bawah.

B. Kemampuan Para Siswa dalam Menyerap PSBKK dengan Menggunakan

Postes adalah sebagai berikut

(1) Kategori atas, batas nilainya adalah 7,23 + 1, 05 = 8,28

(2) Kategori sedang, batas nilainya adalah 6,18 sampai dengan 8,28

(3) Kategori bawah, batas nilainya adalah 7,23 – 1,05 = 6, 18

Dengan diketahuinya batas nilai dari setiap kategori tersebut, maka

kemampuan para siswa SMP N 3 Karang Tengah Cianjur pada waktu mengikuti

pretes dan postes dalam melaksanakan PSBKK adalah sebagai berikut.

Pretes

a. Siswa yang termasuk ke dalam kategori atas sebanyak 8 orang (20 %);

b. Siswa yang termasuk ke dalam kategori sedang sebanyak 28 orang (70%);

c. Siswa yang termasuk ke dalam kategori bawah sebanyak 4 orang (10%).

Page 18: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

131

131

Postes

a. Siswa yang termasuk ke dalam kategori atas sebanyak 9 orang (22,5%);

b. Siswa yang termasuk ke dalam kategori sedang sebanyak 24 orang (60 %);

c. Siswa yang termasuk ke dalam kategori bawah sebanyak 7 orang (17,5%).

Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategorian baik pretes maupun postes

dan persentase dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.

Daftar Pengelompokan Nilai Pretes dan Postes

No

Tingkat

Persentase Kelompok Nilai

Pretes Persentase Postes Persentase

1 Atas 8 siswa 20 9 siswa 22,5

2 Sedang 28 siswa 70 27 siswa 60

3 Bawah 6 siswa 12 7 siswa 17,5

Dari tabel di atas, peneliti dapat menyimpulkan keduia tes tersebut, yaitu:

(1) Tingkat nilai kategori atas naik dari asalnya 8 orang (20 %) pada tingkat

pretes menjadi 9 orang (22,5 %) pada tingkat postes. Tetapi rentang

skornya berubah dari 5,56 ke atas menjadi 8,28 ke atas. Jadi, secara tidak

langsung adanya peningkatan yang besar pada postes.

(2) Tingkat nilai kategori sedang berkurang 4 orang dari 28 siswa (70 %)

menjadi 24 siswa (60 %). Rentang skornya pun berubah dari 2,82 – 5,56

pada tingkat pretes menjadi 6,18 – 8, 28 pada tingkat postes.

Page 19: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

132

132

(3) Tingkat nilai kategori bawah naik 3 orang dari 4 siswa (10%) menjadi 7

siswa (17,5 %). Rentang skor nya pun berubah dari 2,82 ke bawah pada

tingkat pretes menjadi 6, 18 ke bawah pada tingkat postes.

5.3 Analisis Sulit Mudahnya Kosakata antara Novel SGB dengan Novel HYD

5.3.1 Kosakata yang sulit pada Novel SGB

Setelah para siswa SMP N 3 Karang Tengah Cianjur diberikan tes, maka

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa mereka menghadapi kesulitan dalam

memahami teks novel SGB dalam bahasanya (kosakata), diantaranya sebagai

berikut.

Kedai, ghalib, berseling, mak, kelian, sanghiang, bayuan, bersanteng.

5.3.2 Kosakata yang Mudah pada novel SGB

Kosakata-kosakata yang relatif mudah dipahami oleh para siswa smpn 3

Karang Tengah cianjur diantaranya adalah sebagai berikut.

Berkelok-kelok, senda gurau, hamba, melunakan, geram, aib, ratu, merampas,

memikat, merajuk, gaduh, Emak, hati cinta, bersembunyi- sembunyi, gerobak,

kodrat, menyesakan, iba hati, hancur luluh, jijik, tamasya, maklum, hina, murka,

bersimpuh, budi pekerti, tergesa-gesa, lumbung, suram.

5.3.3 Kosakata Yang Sulit pada Novel HYD

Kosakata yang relatif sulit pada teks novel HYD oleh para siswa SMP N 3

Karang Tengah Cianjur diantaranya adalah sebagai berikut.

Mencukil-cukil, bangsal, terhempas, selintas-selintas, terpahat, terkoyak.

Page 20: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

133

133

5.3.4 Kosakata yang Mudah pada Novel HYD

Kosakata yang relatif mudah pada teks novel HYD oleh para siswa SMP N

3 Karang Tengah Cianjur diantaranya adalah sebagai berikut.

Kebuntuan, terpaku, mencekam, terkutuk, mencukil-cukil, kaku, selintas-

selintas, beku, berkejap, berseling, menyahut, kepincangan, berpapasan, tertegun,

menyisih, bangsal, terpahat, menyeluruhi, gelar.

5.4 Pembahasan Pemahaman Siswa SMPN 3 Karang Tengah Terhadap

Unsur-unsur Novel SGB dan HYD

Data pemahaman siswa terhadap unsur-unsuir novel SGB dan HYD

dikelompokan menjadi empat kelompok, yaitu (a) pemahaman terhadap tema, (b)

pemahaman terhadap alur, (c) pemahaman terhadap latar, dan (d) pemahaman

terhadap penokohan.

5.4.1 Pembahasan dan Analisis Data Pemahaman terhadap Tema

Tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam pretes terhadap tema ini

dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang

dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 - 100 dengan kriteria baik

sekali adalah 20 % dari 40 responden yaitu sebanyak 8 orang. Sedangkan kriteria

baik sekali adalah 10 % (4 responden). Siswa yang memperoleh skor 60 – 74

dengan kriteria cukup sebanyak 5% (3 responden). Dan siswa yang memperoleh

skor antara 0-59 dengan kriteria yang kurang adalah 65% (26 responden). Jadi,

rentang skor siswa tentang pemahaman tema adalah 0-100. Jika rentangan skor itu

dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor tersebut berada pada

kriteria kurang, cukup, baik, dan baik sekali.

Page 21: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

134

134

Sedangkan tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam postes terhadap

tema ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian

yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 – 100 dengan

kriteria baik sekali adalah 40% dari 40 responden yaitu sebanyak 16 orang.

Sedangkan kriteria baik adalah 20% (8 responden). Siswa yang memperoleh skor

60 – 74 dengan kriteria cukup sebanyak 35% (14 responden). Dan siswa yang

memperoleh skor kurang 0-59 sebanyak 5% (2 responden).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan pemahaman

dalam postes terhadap tema jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pretes.

Terbukti dengan selisih skor yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel

berikut ini.

Tabel 8.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Tema pada Pretes

Kriteria skor Frekuensi Persentase

Baik sekali 85 - 100 8 20

Baik 75 - 84 4 10

Cukup 60 - 74 2 5

Kurang 0 - 59 26 65

Jumlah 40 100

Page 22: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

135

135

Tabel 9.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Tema pada Postes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik sekali 85 - 100 16 40

Baik 75 - 84 8 20

Cukup 60 - 74 14 35

Kurang 0 - 59 2 5

Jumlah 40 100

5.4.2 Pembahasan dan Analisis Data Pemahaman terhadap alur

Tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam pretes terhadap alur ini

dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang

dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 - 100 dengan kriteria baik

sekali adalah 30 % dari 40 (responden). Sedangkan utuk kriteria baik adalah 5%

(2 responden). Siswa yang memperoleh skor 60 – 74 dengan kriteria cukup

sebanyak 40% (16 responden). Dan siswa yang memperoleh skor 0 – 59 dengan

kriteria kurang sebanyak 25% (10 responden).

Jadi, rentangan skor siswa tentang pemahaman alur adalah 0 - 100 jika

rentangan skor itu dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor

tersebut berada pada kriteria kurang, cukup, baik, dan baik sekali.

Sedangkan tingkat pemahaman siswa dalam postes terhadap alur ini dapat

diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang dilakukan,

Page 23: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

136

136

maka siswa yang memperoleh antara 85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah

25% (14 responden). Sedangkan untuk kriteria baik adalah 30% (12 responden).

Siswa yang memperoleh skor 60-74 dengan kriteria cukup sebanyak 35% (14

responden). Jadi rentangan skor siswa tentang pemahaman alur adalah 0 – 100.

Jika rentangan skor itu dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor

tersebut berada pada kriteria baik sekali, baik, dan cukup.

Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini. Tabel 10.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Alur pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 12 30

Baik 75 – 84 2 5

Cukup 60 - 74 20 40

Kurang 0 - 59 10 25

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi pretes

lebih banyak menumpuk pada kriteria cukup dan kurang, yaitu masing-masing

40% sedangkan untuk kriteria baik 0% dan baik sekali 20%.

Dengan demikian, rata-rata rentangan skor pemahaman siswa terhadap alur

adalah 56. Rata-rata sebesar itu mengindikasikan bahwa secara umum

pemahaman siswa terhadap alur berada pada kriteria kurang, karena rentangan

skor untuk ini adalah 0 – 59.

Page 24: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

137

137

Tabel 11.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Alur pada Postes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 14 35

Baik 75 – 84 12 30

Cukup 60 - 74 14 35

Kurang 0 - 59

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi postes

terhadap pemahaman alur lebih menumpuk pada kriteria cukup, baik, dan baik

sekali, yaitu 35%, 30%, 35%, sedangkan untuk kriteria kurang hanya 0%.

Rata-rata rentangan skor pemahaman siswa terhadap alur adalah 73. Rata-

rata skor itu mengindikasikan secara umum pemahaman siswa terhadap alur

berada pada kriteria baik, karena rentangan skor untuk kriteria ini adalah 75 – 84.

Jadi kesimpulanya adalah pemahaman siswa terhadap alur dengan

menggunakan teknik pemaknaan lebih baik jika dibandingkan dengan teknik

tanpa pemaknaan.

5.4.3 Pembahasan dan Analisis Data Pemahaman terhadap Latar

Tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam pretes terhadap latar ini

dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang

dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 - 100 dengan kriteria baik

sekali adalah 15% ( 6 (responden) . Sedangkan utuk kriteria baik adalah 20% (8

Page 25: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

138

138

responden). Siswa yang memperoleh skor 60 – 74 dengan kriteria cukup

sebanyak 40% ( 16 responden). Dan Siswa yang yang memperoleh skor 0 – 59

dengan kriteria kurang sebanyak 25% (10 responden).

Jadi, rentangan skor siswa tentang pemahaman latar adalah 0 - 100 .Jika

rentangan skor itu dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor

tersebut berada pada kriteria kurang, cukup, baik, dan baik sekali.

Sedangkan tingkat pemahaman siswa dalam postes terhadap latar ini dapat

diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang dilakukan,

maka siswa yang memperoleh antara 85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah

35% (14 responden). Sedangkan untuk kriteria baik adalah 40% (16 responden).

Siswa yang memperoleh skor 60-74 dengan kriteria cukup sebanyak 25% (25

responden). Jadi rentangan skor siswa tentang pemahaman latar adalah 0 – 100.

Jika rentangan skor itu dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor

tersebut berada pada kriteria baik sekali, baik, dan cukup.

Tabel 12.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Latar pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 6 15

Baik 75 – 84 8 20

Cukup 60 - 74 16 40

Kurang 0 - 59 10 25

Jumlah 40 100

Page 26: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

139

139

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi pada pretes

lebih banyak menumpuk pada kriteria cukup dan kurang, yaitu masing-masing

40% dan 25%, sedangkan untuk kriteria baik 15% dan baik sekali 20%.

Dengan demikian, rata-rata rentangan skor pemahaman siswa terhadap

latar adalah 60. Rata-rata sebesar itu mengindikasikan bahwa secara umum

pemahaman siswa terhadap latar berada pada kriteria cukup, karena rentangan

skor untuk ini adalah 60 – 74.

Tabel 13.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Latar pada Postes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 14 35

Baik 75 – 84 16 40

Cukup 60 - 74 10 25

Kurang 0 - 59

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria cukup, baik, dan sangat baik, yaitu masing-

masing 40% 30%, dan 30%, sedangkan untuk kriteria kurang adalah 0%

Dengan demikian, rata-rata skor pemahaman siswa dalam postes terhadap

latar adalah 75. Rata-rata skor sebesar itu mengindikasikan bahwa secara umum

Page 27: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

140

140

pemahaman siswa terhadap latar berada pada kriteria kurang, karena rentangan

skor untuk ini adalah 75 – 84.

Jadi kesimpulanya, tingkat pemahaman siswa terhadap latar jauh lebih baik

bila menggunakan teknik pemaknaan. Terbukti dengan selisih skor yang cukup

signifikan antara pretes dan postes.

5.4.4 Pembahasan dan Analisis Data Pemahaman terhadap Penokohan

Tingkat kemampuan pemahaman siswa pada pretes terhadap penokohan

ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang

dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 – 100 dengan kriteria

baik sekali adalah 20% ( 8 responden). Sedangkan utuk kriteria baik adalah 10%

( 4 responden). Siswa yang memperoleh skor 60 – 74 dengan kriteria cukup

sebanyak 40% ( 16 responden). Dan siswa yang memperoleh skor antara 0 – 59

dengan kriteria kurang adalah 30% (12 responden). Jadi, rentangan skor siswa

tentang pemahaman penokohan adalah 0 - 100. Jika rentangan skor itu

dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor tersebut berada pada

kriteria kurang, cukup, baik, dan baik sekali.

Sedangkan tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam postes terhadap

penokohan ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan

penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh antara 85 – 100 dengan

kriteria baik sekali adalah 30% (12 responden). Sedangkan untuk kriteria baik

adalah 40% (16 responden). Siswa yang memperoleh skor 60 - 74 dengan kriteria

cukup sebanyak 25% (10 responden). Dan siswa yang memperoleh skor antara 0 –

59 dengan kriteria kurang 5% (10 responden). Jadi rentangan skor siswa tentang

Page 28: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

141

141

pemahaman penokohan adalah 0 – 100. Jika rentangan skor itu dikonversikan

dengan pedoman penilaian, maka skor-skor tersebut berada pada kriteria cukup,

baik, dan baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Sedangkan Tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam postes terhadap

penokohan ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan

penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 – 100

dengan kriteria baik sekali adalah 30% (12 responden) . Siswa yang memperoleh

skor 60 – 74 dengan kriteria cukup adalah 25% ( 10 responden). Sedangkan utuk

kriteria baik adalah 40% (16 responden). Siswa yang memperoleh skor 0- 59

dengan kriteria kurang sebanyak 5% ( 2 responden).

Jadi, rentangan skor siswa tentang pemahaman penokohan adalah 0-100.

Jika rentangan skor itu dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor-skor

tersebut berada pada kriteria kurang, cukup, baik, dan baik sekali.

Sedangkan tingkat pemahaman siswa dalam postes terhadap penokohan ini

dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang

dilakukan, maka siswa yang memperoleh antara 85 – 100 dengan kriteria baik

sekali adalah 30% (12 responden). Sedangkan untuk kriteria baik adalah 40% (16

responden). Siswa yang memperoleh skor 60-74 dengan kriteria cukup sebanyak

25% (10 responden). Dan siswa yang memperoleh skor antara 0- 59 dengan

kriteria kurang adalah 5% (2 responden). Jadi rentangan skor siswa tentang

pemahaman penokohan adalah 0 – 100. Jika rentangan skor itu dikonversikan

Page 29: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

142

142

dengan pedoman penilaian, maka skor-skor tersebut berada pada kriteria baik

sekali, baik, dan cukup.

Tabel 14.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Penokohan pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 8 20

Baik 75 – 84 4 10

Cukup 60 - 74 16 40

Kurang 0 - 59 12 30

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria kurang, cukup, dan baik sekali, yaitu 40%

sedangkan untuk kriteria baik adalah 10%

Rata-rata skor pemahaman kelas siswa dalam postes terhadap penokohan

adalah 62. Rata-rata skor sebesar itu mengindikasikan bahwa secara umum

pemahaman siswa terhadap penokohan berada pada kriteria cukup, karena

rentangan skor untuk ini adalah 60 – 74.

Page 30: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

143

143

Tabel 15.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Penokohan pada Postes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 12 30

Baik 75 – 84 16 40

Cukup 60 - 74 10 25

Kurang 0 - 59 2 5

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria kurang, cukup, dan baik sekali, yaitu masing-

masing 30%, 40%, 25%.

Rata-rata skor pemahaman siswa dalam postes terhadap penokohan adalah

77. Rata-rata skor sebesar itu mengindikasikan bahwa secara umum pemahaman

siswa terhadap penokohan berada pada kriteria baik, karena rentangan skor untuk

ini adalah 75 – 84.

Jadi kesimpulanya, tingkat pemahaman siswa terhadap penokohan jauh

lebih baik bila menggunakan teknik pemaknaan. Terbukti dengan selisih skor

yang cukup signifikan antara pretes dan postes.

Page 31: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

144

144

5.5 Pemaknaan Satu Bagian Novel Novel SGB dan Novel HYD

5.5.1 Pemaknaan Satu Bagian Novel SGB

Sebelum memaknakan teks novel SGB terlebih dahulu peneliti akan

membatasi istilah makna menurut versi KBBI (1997:859) makna adalah pengertian

yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan; menerangkan arti (maksud) suatu

kata dan sebagainya.

Yang akan diberi makna oleh peneliti pada teks novel SGB adalah bagian

tujuh dengan topik Mata- Mata Gelap Mata.

Mata- Mata Gelap Mata

Beberapa bulan lalu. Kehidupan orang di Bingin Banjah masih sebagai

biasa, tiada berubah. Kedua kedai di situ tetap bersaingan juga, bahkan lebih keras

lagi persainganya. I Made Aseman tiada pernah lagio masuk ke kedai Men

Negara, sejak terjadi perbuatan keji di situ, apalagi karena I Gusti Made Tusan

sejak itu pun tidak menampakkan diri lagi. Entah apa yang terjadi atas diri I Gusti

Made Tusan, maka ia tak datang-datang lagi ke kedai kecil itu. Ke desa Bingin

Banjah pun sudah jarang benar ia datang, seolah-olah desa itu sudah aman benar.

Tukang-tukang panjat kelapa masih tetap makan tengah hari di kedai Men

Negara, demikian juga I Mujana dengan kawannya. Tetapi Ida Gde tidak tampak-

tampak lagi.

Pada suatu tengah hari kedai Men Negara penuh sesak dengan orang

berbelanja. Tukang-tukang panjat itu telah berani jua duduk di kursi, tidak lagi di

belakang rumah di bawah lumbung sebagai dulu.

“Mereka harus belajar kesopanan,” kata Men Negara dalam hatinya.

Page 32: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

145

145

Lama sudah I Gusti Made Tusan tak kelihatan duduk di kedai itu. Maka

mereka itu pun beranilah memasuki bilik kedai yang bersih dan teratur itu.

“Bagaimana juapun ramainya kita makan minum di sini, tidak juga senang

hati rasanya, sebab Ida Gde tidak hadir,” kata I Mujana kepada I Kantor.

“Bukankah demikian?”

“Benar,”kata kawannya itu, dua bulan lebih sudah ia tidak tampak-tampak,

apakah kabarnya? Masih di Banyuwangikah ia?”

“Tidak, ia tidak di Banyuwangi lagi. Aku ada menerima surat daripadanya;

isinya mengabarkan, bahwa ia telah berangkat ke Manggis, karena diminta orang

dari sana.”

“Bagaimana hal gadis itu?” bisik I Kantor sambil mendekatkan dirinya

kepada I Mujana.

“Entahlah, aku tak tahu. Sampai hari mengerjakan mayat bapak I Nyoman

Raka, Luh Sukreni belum bersua lagi dan tak terdengar-dengar kabarnya.”

“Kasihan, di mana gerangan gadis yang malang itu?” kata I Kantor sambil

minum.

“Lebih kasihan lagi Ida Gde. Aku dengar kabar Luh Sukreni sudah

dimintanya akan jadi istrinya, dan mereka akan dikawinkan setelah selesai upacara

pembakaran mayat itu. Tiba-tiba ia hilang. Kasihan, sampai hati orang itu

merusakkan dia dengan buas,” bisik I Mujana sambil makan.

“Karena itukah maka Ida Gde tidak suka lagi kemari?”

“Benar sekali terkamu. Ya, karena itulah. Jika ia kemari, terharulah hatinya

melihat kedai ini. Engkau tahu, beberapa hari yang lalu aku menerima surat

Page 33: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

146

146

daripadanya; ia melarang aku dan engkau makan di kedai ini. Tetapi, supaya

jangan tampak perubahan, aku hendak berbuat perlahan-lahan. Siapa tahu, jika kita

pindah makan dengan tergesa-gesa dari sini, tak baik jadinya pada diri kita kelak,”

bisik I Mujana.

“Benar katamu itu, Mujana. Tetapi tidakkah ia hendak berbalik lagi

kembali?” bisik I Kantor sambil memandangi nasinya dengan tajam, seolah-olah

nasi sudah bercampur racun.

“Entah. Hanya aku tahu bahwa ia sudah mohon pekerjaan kepada

pemerintah. Sudah tentu permintaannya itu diluluskan dengan mudah, karena ia

ada bersurat ijazah sekolah menengah,” jawab I Mujana sambil menyuap.

5.5.2 Pemaknaan Satu Bagian Novel HYD

Bagian Kedua

Dalam bagian ini diceritakan sang tokoh aku sedang jatuh cinta lagi kepada

pria lain yang bernama Sidik. Sidik merupakan pria idamannya, sehingga sering

dia membayangkan dan selalu mengingatnya.

Apakah sebenarnya yang telah kuberikan kepada Wija suamiku? Laki-laki

itu mengecap hidup dengan perempuan yang memberinya keperawanan dan

kesetiaan. Aku tidak mau dan tidak bisa menyalahkan diri mengapa kadang-

kadang mengkhianatinya dengan pemikiran-pemikiran cinta kepada orang lain.

Aku hanya mempunyai rasa wajib sebagai istri. Dan aku hanya mempunyai

bayangan ketakutan yang memburu setiap detik rasa sadarku. Setiap suamiku

pamit, menciumku, seakan-akan itu adalah pamit terakhir yang akan dibawanya

sampai ke puing pesawat terbangnya. Setiap suamiku melambai dan tersenyum

Page 34: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

147

147

kepadaku dan kepada anak-anakku, aku dibayangi pertanyaan yang sangat

menyakitkan hati: tidak akan kembalikah dia?

Aku mengenalnya dalam suatu pameran model pesawat yang diadakan oleh

pandu-pandu udara. Dengan rombongan reguku aku selalu berusaha untuk tidak

melewatkan kesempatan-kesempatan seperti itu. Aku tidak pernah mengetahui

namanya hingga beberapa minggu kemudian. Setelah lulus sekolah lanjutan atas ia

meninggalkan kota kelahiranku dan tak pernah terdengar kabarnya. Aku

melupakan wajah dan namanya, seperti juga aku dengan mudah melupakan nama-

nama dan wajah saudara dan kawan-kawanku lainnya.

Suatu malam aku dipaksa seorang teman untuk menghadiri sebuah pesta.

Aku sebetulnya tidak menyukainya, lebih suka tinggal di rumah, membaca atau

mendengarkan radio. Aku duduk di tempat yang agak kegelapan memandang ke

tempat mereka yang lagi berdansa. Kemudian kurasa ada seseorang yang selalu

memandangiku. Tetapi aku tidak menoleh. Kuanggap kurang sopan memandang

betul-betul seseorang yang sedang berdansa dengan pasangannya. Dan aku

mencoba memikirkan sesuatu yang bisa membikinku sibuk sendiri. Tapi aku

menjadi gelisah. Akhirnya aku menoleh. Seorang yang tinggi agak kurus

menatapku. Laki-laki itu mengangguk dan tersenyum. Aku membalasnya dengan

sikap yang sama. Aku tidak tahu siapa dia.

“Kau di sini?” Aku tertegak memandangnya.

“Ya,” kemudian jawabku dengan tergagap.

Laki-laki itu masih tersenyum memandangku.

“Sekolah atau bekerja?”

Page 35: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

148

148

“Ya,” dan aku berpikir keras siapa dia.

Dia tertawa. Matanya sayup dan lembut seperti memandang kepada anak-

anak. Aku terkejut, kemudian ikut tertawa, dengan kesadaran yang belum pasti.

“Jadi sekolah ya, bekerja ya.” “Kurang lebih begitulah.”

Dia duduk. Sebentar kami diam. Aku tetap bertanya-tanya sendiri di mana aku

pernah melihat muka seperti itu. Siapa dia? “Bagaimana ibu? Masih membatik?

Dan kakak?” Aku diam sebentar. “Ibu meninggal kira-kira dua tahun yang lalu.”

Dia nampak terkejut. “Aku belum menengoknya lagi,” ia seperti berbicara kepada

dirinya sendiri. Kemudian kembali memandangku lebih teliti dan sungguh-

sungguh.

5.6 Data dan Analisis Data Hasil Belajar Novel SGB dan HYD dengan

Menggunakan Teknik Pemaknaan (Kelompok Postes) dan Tanpa Teknik

Pemaknaan (Kelompok pretes)

5.6.1 Pengantar

Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, dan kesimpulan

hasil analisis data. Sistem penganalisisan dilakukan dengan data kemampuan

memahami kosa kata.

Kemampuan memahami kosakata meliputi kemapuan memahami

kosakata lepas konteks yang terdiri dari (kosakata umum, kosakata daerah, dan

kosakata istilah).

Page 36: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

149

149

Sebagai kriteria penilaianya, peneliti menentukan batas atau kriterianya

dalam bentuk persentase sebagai berikut. Jika responden atau siswa mendapat skor

85 – 100, dapat dikategorikan ke dalam kategori baik sekali. Jika siswa mendapat

skor 75 – 84, maka ia dikelompokan ke dalam kategori baik, dan jika siswa

tersebut mendapat skor 60 – 74, maka kemampuan mereka dapat dikategorikan

cukup. Sedangkan siswa yang mendapat skor 0 – 59, maka kemampuan mereka

dikategorikan kurang.

Setelah data-data itu diolah berdasarkan persentase, kemudian baru

diperbandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan tersebut.

5.6.2 Deskripsi dan Analisis Data

Data yang ingin dideskripsikan dan dianalisis, yaitu data kemampuan

memahami bahasa yang terdiri dari kemampuan memahami kosakata. Data

tentang kosakata yang meliputi kosakata lepas konteks (kosakata umum, kosakata

daerah, dan kosakata istilah).

5.6.2.1. Deskripsi dan Analisis Data Pemahaman kosakata

Pemahaman siswa terhadap bahasa yang terdapat dalam teks novel SGB

dan HYD akan mengkaji kemampuan pemahaman, yaitu pemahaman terhadap

kosakata yang terdapat dalam teks novel SGB dan HYD (masing-masing satu

episode Mata-mata Gelap dan episode dua). Untuk mengetahui kemampuan

pemahaman siswa terhadap kosakata, maka kosakata tersebut diujikan dalam dua

versi, yaitu (1) kosakata lepas konteks yang dinamakan juga dengan kosakata

berdiri sendiri dan (2) kosakata dalam konteks atau kosakata yang berada dalam

kalimat. Sedangkan masing-masing kosakata itu baik kosakata lepas konteks

Page 37: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

150

150

maupun kosakata dalam konteks masing-masing dikelompokan menjadi tiga

kelompok (kosakata umum, kosakata daerah, dan kosakata istilah).

5.6. 2.1.1 Analisis Pemahaman Kosakata (Lepas Konteks)

Kosakata lepas konteks yaitu kosakata yang berdiri sendiri. Dari kosakata

ini peneliti ingin mendapatkan gambaran tentang kemampuan siswa dalam

memahami arti kosakata umum, kosakata yang berasal dari bahasa daerah, dan

kosakata istilah yang terdapat dalam teks novel SGB dan HYD. Peneliti ingin

mengetahui kosakata mana yang paling dominan dipahami artinya oleh siswa.

Selanjutnya, ingin diketahui juga manakah yang lebih baik pemahaman siswa

terhadap kosakata lepas konteks dengan pemahaman siswa terhadap kosakata

dalam konteks.

5.6.2.1.1.1 Analisis Data Pemahaman terhadap Kosakata Umum

Tingkat kemampuan pemahaman siswa “pada pretes” terhadap kosakata

umum (lepas konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara

85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 30% dari 40 responden atau siswa

yaitu sebanyak 12 orang. Sedangkan kriteria baik adalah 20% (8 orang). Siswa

yang memperoleh skor 60 – 74 dengan kriteria cukup 20% (8 orang). Sedangkan

siswa yang memperoleh skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang adalah 30% (12

orang).

Jadi, rentang skor siswa siswa tentang pemahaman kosakata umum (lepas

konteks) adalah 30 – 100. Jika rancangan skor itu dikonversikan dengan pedoman

penilaian, maka skor – skor tersebut berada pada kriteria kurang, sukup, baik dan

Page 38: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

151

151

baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 16.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata Umum

(Lepas Konteks) pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 12 30

Baik 75 – 84 8 20

Cukup 60 - 74 8 20

Kurang 0 - 59 12 30

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria baik sekali dan kurang, yaitu masing-masing

30% sedangkan untuk kriteria cukup masing – masing 20%.

Rata-rata skor pemahaman siswa pada pretes terhadap kosakata umum

(lepas konteks) adalah 66. Rata-rata skor sebesar itu mengindikasikan bahwa

secara umum pemahaman siswa terhadap kosakata umum (lepas konteks) berada

pada kriteria cukup, karena rentangan skor untuk ini adalah 60 – 74.

Walaupun pemahaman siswa terhadap kosakata umum (lepas konteks)

tersebut sudah dapat dikatakan cukup, tapi dari hasil deskripsi data terlihat bahwa

masih ada beberapa kosakata umum yang tidak dipahami siswa, diantarannya

Page 39: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

152

152

adalah kata kedai, mak, kelian, bayuan Kosakata-kosakata tersebut jarang

digunakan siswa dalam kehidupan sehari- hari sehingga membuat mereka bingung

untuk memahaminya.

Sedangkan untuk postes tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap

kosakata umum (lepas konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara

85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 40% (16 responden). Sedangkan

kriteria baik adalah 30% (12 responden). Siswa yang memperoleh kriteria cukup

adalah 25% (10 responden). Siswa yang memperoleh skor antara 0 – 59 dengan

kriteria kurang adalah 5% (2 responden).

Jadi rentang skor siswa terhadap pemahaman kosakata umum (lepas konteks)

adalah 40 – 100. Jika rentang skor itu dikonvesrikan denagan pedoman

penilaianm, maka skor-skor itu tersebut berada pada kriteria kurang, cukup, baik,

dan baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria dapat dilihat pada tabel

dibawah ini. Tabel 17.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata Umum

(Lepas Konteks) pada Postes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 16 40

Baik 75 – 84 12 30

Cukup 60 - 74 10 25

Kurang 0 - 59 2 5

Jumlah 40 100

Page 40: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

153

153

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria baik dan baik sekali, yaitu masing-masing 30%

dan40%, sedangkan untuk kriteria cukup adalah 25%.

Kesimpulanya, dengan teknik pemaknaan para siswa dengan mudah

memahami teks novel SGB dan HYD karena bahasa serta kosakatanya sudah

diubah ke dalam Bahasa Indonesia baku.

5.6.2.1.1.2 Analisis Data Pemahaman terhadap Kosakata yang Berasal dari

Bahasa Daerah (Lepas Konteks) pada pretes

Tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal

dari Bahasa Daerah (lepas konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap

siswa. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor

antara 85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 10% dari 40 responden atau

siswa yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan kriteria baik adalah 15% (6 orang).

Siswa yang memperoleh skor 60 – 74 dengan kriteria cukup 25% (10 orang).

Sedangkan siswa yang memperoleh skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang

adalah 50% (20 orang).

Jadi, rentang skor siswa siswa tentang pemahaman kosakata yang berasal

dari bahasa daerah (lepas konteks) adalah 30 - 87. Jika rancangan skor itu

dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor – skor tersebut berada pada

kriteria kurang, sukup, baik dan baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap

kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 41: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

154

154

Tabel 18.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata yang Berasal

dari Bahasa Daerah (Lepas Konteks) pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 4 10

Baik 75 – 84 6 15

Cukup 60 - 74 10 25

Kurang 0 - 59 20 50

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria kurang dan cukup, yaitu masing-masing 50% dan

25%, sedangkan untuk kriteria baik dan baik sekali adalah 15% dan 10%.

Rata-rata skor pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal dari

bahasa Daerah (lepas konteks) adalah 53. Rata-rata skor sebesar itu

mengindikasikan bahwa secara umum pemahaman siswa terhadap kosakata yang

berasal dari daerah (lepas konteks) berada pada kriteria kurang. Penyebab

pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal dari bahasa daerah (lepas

konteks) kurang karena ada beberapa buah kosakata tersebut tidak dapat dipahami

oleh para siswa. Hal ini disebabkan karena kosakata tersebut jarang digunakan

dalam percakapan sehari-hari, sehingga para siswa agak sulit mengartikannya.

Kosakata tersebut adalah Kelian, bayuan, sanghiang, Widi.

Page 42: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

155

155

Sedangkan kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal

dari bahasa daerah dengan “postes” ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap

siswa. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor

antara 85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 45% (18 responden). Sedangkan

kriteria baik adalah 30% (12 responden). Siswa yang memperoleh kriteria cukup

adalah 20% (8 responden). Siswa yang memperoleh skor antara 0 – 59 dengan

kriteria kurang adalah 5% (2 responden).

Jadi rentang skor siswa terhadap pemahaman kosakata yang berasal dari

bahasa daerah (lepas konteks) adalah 58 – 90. Jika rentang skor itu dikonversikan

dengan pedoman penilaian, maka skor-skor itu tersebut berada pada kriteria

kurang, cukup, baik, dan baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 19.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata Yang Berasal

dari bahasa Daerah (Lepas Konteks) pada Postes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 18 45

Baik 75 – 84 12 30

Cukup 60 - 74 8 20

Kurang 0 - 59 2 5

Jumlah 40 100

Page 43: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

156

156

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria baik sekali, baik, dan cukup, yaitu masing-

masing 45%, 30%, dan 20%.

Rata-rata skor pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal dari

bahasa daerah (lepas konteks) adalah 80. Rata-rata skor itu mengindikasikan

bahwa secara umum pemahaman para siswa terhadap kosakata yang berasal dari

bahasa daerah (lepas konteks) berada pada kriteria baik, karena rentangan skor itu

75 – 84. Penyebab pemahaman siswa lebih baik terhadap kosakata yang berasal

dari bahasa daerah adalah teks novel tersebut disadur ke dalam Bahasa Indonesia

yang baku.

5.6.2.1.1.3 Analisis Data Pemahaman terhadap Kosakata Istilah

Tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata istilah (lepas

konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian

yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 – 100 dengan

kriteria baik sekali adalah 15% dari 40 responden atau siswa yaitu sebanyak 6

orang. Sedangkan kriteria baik adalah 10% (4 orang). Siswa yang memperoleh

skor 60 – 74 dengan kriteria cukup 60% (24 orang). Sedangkan siswa yang

memperoleh skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang adalah 15% (6 orang).

Jadi, rentang skor siswa siswa tentang pemahaman kosakata istilah (lepas

konteks) adalah 45 – 88. Jika rentang skor itu dikonversikan dengan pedoman

penilaian, maka skor – skor tersebut berada pada kriteria kurang, sukup, baik dan

baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Page 44: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

157

157

Tabel 20.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata Istilah

(Lepas Konteks) pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 6 15

Baik 75 – 84 4 10

Cukup 60 - 74 24 60

Kurang 0 - 59 6 15

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria cukup, yaitu 60%, sedangkan untuk kriteria baik

sekali, baik dan kurang adalah 15%, 10%, dan 15%.

Rata-rata skor pemahaman siswa terhadap kosakata istilah (lepas konteks)

adalah 66. Rata- rata skor tersebut mengindikasikan bahwa secara umum

pemahaman terhadap kosakata istilah (lepas konteks) berada pada kriteria cukup,

karena rentang untuk kriteria skor ini adalah 60 – 74. Walaupun pemahaman siswa

terhadap kosakata istilah sudah dapat dikatakan cukup, namun dari hasil deskripsi

data terlihat masih ada kosakata istilah yang tidak dapat dipahami oleh setiap

siswa, diantaranya kata karma, rimba, perkara.

Page 45: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

158

158

Sedangkan dengan teknik pemaknaan (Postes) istilah kata yang sulit tidak

dihadapi oleh siswa karena karena teks tersebut sudah diubah oleh peneliti ke

dalam bahasa baku, bahasa yang lebih mudah dipahami oleh para siswa.

5.6.2.1.2 Analisis Pemahaman Kosakata (dalam konteks)

Yang dimaksud dengan kosakata dalam konteks adalah kosakata yang

berada dalam konteks atau kalimat. Dari hasil karangan siswa, peneliti ingin

mengetahui gambaran tentang kemampuan siswa dalam memahami arti kata-kata

yang telah dimasukkan dalam kalimat. Hal ini dilakukan mengingat pemahaman

seseorang terhadap sebuah kata itu kadang kala sukar sekali bila tidak berada

dalam konteks, tetapi setelah kata itu dimasukan ke dalam konteks barulah jelas

maknanya.

5.6.2.1.2.1 Analisis Data Pemahaman terhadap Kosakata Umum (dalam

konteks) pada Pretes

Tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata umum (dalam

konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian

yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 – 100 dengan

kriteria baik sekali adalah 40% dari 40 responden atau siswa yaitu sebanyak 16

orang. Sedangkan kriteria baik adalah 30% (12 orang). Siswa yang memperoleh

skor 60 – 74 dengan kriteria cukup 10% (4 orang). Sedangkan siswa yang

memperoleh skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang adalah 20% (8 orang).

Jadi, rentang skor siswa siswa tentang pemahaman kosakata umum (dalam

konteks) adalah 34 – 87. Jika rentang skor itu dikonversikan dengan pedoman

Page 46: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

159

159

penilaian, maka skor – skor tersebut berada pada kriteria kurang, cukup, baik dan

baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini. Tabel 21.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata Umum

(dalam Konteks) Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 16 40

Baik 75 – 84 12 30

Cukup 60 - 74 4 10

Kurang 0 - 59 8 20

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria baik sekali dan baik, yaitu masing-masing 40%

dan 30% sedangkan untuk kriteria cukup dan kurang adalah 10% dan 20%.

Rata-rata skor pemahaman siswa terhadap kosakata umum (dalam

konteks) adalah 73. Rata- rata skor tersebut mengindikasikan bahwa secara umum

pemahaman terhadap kosakata umum (dalam konteks) berada pada kriteria cukup,

karena rentang untuk kriteria skor ini adalah 60 – 74. Walaupun pemahaman siswa

terhadap kosakata umum sudah dapat dikatakan cukup, namun dari hasil deskripsi

data terlihat masih ada kosakata umum yang tidak dapat dipahami oleh setiap

siswa, diantaranya kata menunggui, menuangkan, selalang,membenarkan.

Page 47: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

160

160

Sedangkan tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata

umum (dalam konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara

85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 60% (24 responden). Sedangkan untuk

kriteria baik adalah 30% (12 responden). Dan kriteria cukup adalah 10% (4

responden). Jadi rentang skor siswa tentang pemahaman kosakata umum (dalam

konteks) adalah 75 – 84 dengan menggunakan teknik penyaduran adalah

berkategori baik.

5.6.2.1.2.2 Analisis Data Pemahaman terhadap Kosakata yang Berasal dari

Bahasa Daerah Pada Pretes

Tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal

dari Bahasa Daerah (dalam konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap

siswa. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor

antara 85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 15% dari 40 responden atau

siswa yaitu sebanyak 6 orang. Sedangkan kriteria baik adalah 45% (18 orang).

Siswa yang memperoleh skor 60 – 74 dengan kriteria cukup 15% (6 orang).

Sedangkan siswa yang memperoleh skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang

adalah 25% (10 orang).

Jadi, rentang skor siswa siswa tentang pemahaman kosakata yang berasal

dari bahasa daerah (dalam konteks) adalah 53 - 90. Jika rentang skor itu

dikonversikan dengan pedoman penilaian, maka skor – skor tersebut berada pada

kriteria kurang, sukup, baik dan baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap

kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 48: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

161

161

Tabel 22.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata yang Berasal

dari Bahasa Daerah (dalam Konteks) pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 6 15

Baik 75 – 84 18 45

Cukup 60 - 74 6 15

Kurang 0 - 59 10 25

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria baik yaitu sebesar 45%, sedangkan untuk kriteria

baik sekali dan cukup masing-masing 15%.

Rata-rata skor pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal dari

bahasa Daerah (dalam konteks) adalah 70. Rata-rata skor sebesar itu

mengindikasikan bahwa secara umum pemahaman siswa terhadap kosakata yang

berasal dari daerah (lepas konteks) berada pada kriteria cukup. Penyebab

pemahaman siswa terhadap kosakata yang berasal dari bahasa daerah (dalam

konteks) kurang karena ada beberapa buah kosakata tersebut tidak dapat dipahami

oleh para siswa. Hal ini disebabkan karena kosakata tersebut jarang digunakan

dalam percakapan sehari-hari, sehingga para siswa agak suli mengartikanya.

Kosakata tersebut adalah Kelian, bayuan, sanghiang, Widi, selalang.

Page 49: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

162

162

Sedangkan kemampuan pemahaman kelas eksperimen siswa terhadap

kosakata yang berasal dari bahasa daerah (dalam konteks) ini dapat diketahui dari

jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang

memperoleh skor antara 85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 50% (20

responden). Sedangkan kriteria baik adalah 40% (16 responden). Siswa yang

memperoleh kriteria cukup adalah 10% (4 responden). Siswa yang memperoleh

skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang adalah 0% (0 responden).

Jadi rentang skor siswa terhadap pemahaman kosakata yang berasal dari

daerah (dalam konteks) adalah 65 – 94. Jika rentang skor itu dikonversikan

dengan pedoman penilaian, maka skor-skor itu tersebut berada pada kriteria cukup,

baik, dan baik sekali. Jadi pemahaman siswa akan jauh lebih baik terhadap teks

novel jika cerita tersebut mengalami penyaduran. Karena bahasanya relatif sudah

baku dan dikenal mereka.

5.6.2.1.2.3 Analisis Data Pemahaman terhadap Kosakata Istilah (dalam

konteks) Pada Pretes

Tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap kosakata istilah (dalam

konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa. Berdasarkan penilaian

yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara 85 – 100 dengan

kriteria baik sekali adalah 10% dari 40 responden atau siswa yaitu sebanyak 4

orang. Sedangkan kriteria baik adalah 40% (16 orang). Siswa yang memperoleh

skor 60 – 74 dengan kriteria cukup 40% (16 orang). Sedangkan siswa yang

memperoleh skor antara 0 – 59 dengan kriteria kurang adalah 10% (4 orang).

Page 50: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

163

163

Jadi, rentang skor siswa siswa tentang pemahaman kosakata istilah (dalam

konteks) adalah 52 – 85. Jika rancangan skor itu dikonversikan dengan pedoman

penilaian, maka skor – skor tersebut berada pada kriteria kurang, sukup, baik dan

baik sekali. Sebaran frekuensi untuk setiap kriteria tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 23.

Sebaran Frekuensi Pemahaman Siswa terhadap Kosakata Istilah

(dalam Konteks) pada Pretes

Kriteria Skor Frekuensi Persentase

Baik Sekali 85 - 100 4 10

Baik 75 – 84 16 40

Cukup 60 - 74 16 40

Kurang 0 - 59 4 10

Jumlah 40 100

Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahwa sebaran frekuensi lebih

banyak menumpuk pada kriteria baik dan cukup yaitu 40% sedangkan untuk

kriteria baik sekali dan kurang masing-masing 10% .

Rata-rata skor pemahaman siswa terhadap kosakata istilah (dalam

konteks) adalah 70. Rata- rata skor tersebut mengindikasikan bahwa secara umum

pemahaman terhadap kosakata istilah (dalam konteks) berada pada kriteria cukup,

karena rentang untuk kriteria skor ini adalah 60 – 74. Walaupun pemahaman siswa

terhadap kosakata istilah sudah dapat dikatakan cukup, namun dari hasil deskripsi

Page 51: BAB V PEMAHAMAN KOSAKATA DAN STRUKTUR INTRINSIK …a-research.upi.edu/operator/upload/t_bind_009795_chapter5.pdf · teks novel SGB dan HYD memiliki perbedaan konvensi stuktur atau

164

164

data terlihat masih ada kosakata istilah yang tidak dapat dipahami oleh setiap

siswa, diantaranya kata karma, rimba, perkara

Jadi, bila dilihat secara keseluruhan, kemampuan siswa dalam memahami

kosakata dalam konteks yang terdiri dari pemahaman siswa terhadap kosakata

umum, kosakata daerah, kosakata istilah yang terdapat dalam teks novel SGB dan

HYD, maka skor rata-rata tersebut adalah 70. Rata-rata tersebut mengindikasikan

bahwa secara umum pemahaman siswa terhadap kosakata dalam konteks pada

kriteria cukup, karena rentang skor untuk kriteria ini adalah 60-74.

Sedangkan tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam postes terhadap

kosakata istilah (dalam konteks) ini dapat diketahui dari jumlah skor setiap siswa.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan, maka siswa yang memperoleh skor antara

85 – 100 dengan kriteria baik sekali adalah 50% (20 responden). Sedangkan

kriteria baik adalah 40% (16 responden). Siswa yang memperoleh kriteria cukup

adalah 10% (4 responden).

Jadi rentang skor siswa terhadap pemahaman kosakata istilah (dalam

konteks) adalah 60 - 100. Jika rentang skor itu dikonversikan dengan pedoman

penilaian, maka skor-skor itu tersebut berada pada kriteria cukup, baik, dan baik

sekali. Jadi pemahaman siswa akan jauh lebih baik terhadap teks novel jika cerita

tersebut mengalami penyaduran.

Kesimpulanya, ternyata dengan teknik pemaknaan pemahaman siswa

dalam postes terhadap cerita jauh lebih baik dibandingkan dengan teknik tanpa

pemaknaan karena kosakata-kosakata tersebut sudah mengalami perubahan

sehingga memungkinkan anak lebih maksimal memahaminya.