BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN...
Transcript of BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN...
! 87!
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1. KONSEP MAKRO
Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan
kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Semarang akan tempat tinggal
sementara dan tempat tinggal yang dekat dengan pusat kota, area perkantoran,
maupun fasilitas umum lainnya. Integrasi antara kedua fungsi bangunan ini
sendiri maupun integrasi antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya dapat
meningkatkan nilai investasi dan kualitas hunian. Hal ini merupakan upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, sesuai dengan
harapan pemerintah kota Semarang.
5.2. KONSEP MESSO
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031,
pemerintah kota Semarang akan mengembangkan CBD (Central Bussiness
District) baru yang menghubungkan tiga titik penting di kota ini, yaitu
Peterongan, Tawang, dan Siliwangi. Site yang terpilih untuk bangunan mixed-use
ini terletak di dalam area CBD baru, tepatnya di kecamatan Semarang Selatan
sebagai upaya untuk mengembangkan area CBD baru ini. Letak site dekat dengan
pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima dan beberapa fasilitas lainnya, seperti
area perkantoran, fasilitas pendidikan, dan rumah sakit. Perancangan bangunan
mixed-use merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai guna lahan pada
kawasan CBD baru, dimana ketersediaan tanah pada kawasan ini semakin
terbatas dan harganya pun semakin tinggi.
5.3. KONSEP MIKRO
5.3.1. Konsep Pencapaian
Pencapaian site difokuskan melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani yang
menghubungkan site dengan pusat kota Semarang, yaitu Simpang Lima.
Sementara Jalan Erlangga Timur dan Jalan Atmodirono I dimanfaatkan
sebagai sirkulasi servis dan karyawan.
! 88!
5.3.2. Konsep Perancangan Site Tabel 5.1. Konsep Perancangan Site
No Gambar Keterangan
1
Site memiliki luas 16.150 m2
dengan panjang 170 meter dan
lebar 95 meter. Area biru muda
merupakan area yang dapat
dibangun setelah dikurangi
sempadan selebar 29 meter di sisi
timur laut serta 17 meter di sisi
barat laut dan barat daya.
2
Di sekeliling site dibuat jalur
pedestrian selebar 1,5 meter dan
jalur keselamatan selebar 5 meter
yang dibatasi oleh jalur hijau
selebar 1 meter di sisi kanan dan
kirinya. Jalur ini dibuat untuk
penghijauan, akses pemadam
kebakaran, dan evakuasi.
3
Karena site terletak di sudut jalan
maka massa bangunan dipotong
miring pada salah satu ujungnya.
Hal ini dilakukan demi keamanan
jalur lalu lintas. Area yang
terpotong ini akan dimanfaatkan
sebagai ruang terbuka hijau.
4
Massa apartemen berupa dua buah
tower diletakkan di atas massa
shopping mall. Salah satu tower
diputar mengikuti kemiringan
massa shopping mall.
Sumber : Analisis Pribadi
! 89!
5.3.3. Konfigurasi Massa
Gambar 5.1. Konfigurasi Massa
Sumber : Analisis Pribadi
Massa bangunan mixed-use menggunakan konsep multitowered
megastructures tipe 2 dimana terdapat dua menara yang berdiri di atas
sebuah podium dasar yang luas. Kedua menara mewadahi fungsi unit
hunian apartemen sementara podium dasar terdiri atas beberapa lantai
yang mewadahi fungsi shopping mall, entrance dan fasilitas apartemen,
area pengelola, servis, parkir, serta loading dock.
Massa podium disusun dari bentuk balok yang dipotong miring
pada salah satu ujungnya karena site terletak di sudut jalan. Salah satu
massa hunian apartemen diputar mengikuti kemiringan massa podium.
5.3.4. Zonasi
Gambar 5.2. Zonasi
Sumber : Analisis Pribadi
shopping mall
lobby apartemenPARKIR
area pengelola area SERVIS
unit hunian apartemenunit hunian apartemen
fasilitas apartemen
AREA PARKIRRUANG TERBUKA HIJAU
AREA SHOPPING MALLlobby
AREASERVIS
AREAPENGELOLA
AREA HUNIAN
fasilitas apartemen
! 90!
Zonasi pada bangunan ini dibagi menjadi empat. Zona publik
terdiri atas shopping mall dan lobby apartemen. Zona semi publik terdiri
atas area pengelola dan fasilitas apartemen. Zona privat terdiri atas unit
hunian. Zona servis terdiri atas parkir, utilitas, gudang, laundry, dan
loading dock. Bangunan terdiri atas 15 lantai (ground floor + lantai 1-14),
1 semi basement, dan 2 basement.
Gambar 5.3. Potongan Skematik
Sumber : Analisis Pribadi
5.3.5. Tata Ruang Luar
a. Parkir Luar
Parkir luar hanya terdapat pada sisi timur laut site dan dibagi
menjadi dua. Sebagian digunakan untuk taksi dan sebagian lainnya
digunakan untuk pengunjung. Untuk memberikan ruang bagi parkir
luar, maka jalur keselamatan pada sisi timur laut digeser ke dalam
sejauh 8,48 meter.
Gambar 5.4. Area Parkir Luar
Sumber : Analisis Pribadi
LOADING DOCK SHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALL
SHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALLSHOPPING MALL
FASILITAS APARTEMEN
lobby + FASILITASAPARTEMEN
PARKIRPARKIR
PARKIRPARKIRPARKIR
FASILITAS APARTEMENSERVIS
PENGELOLA
HUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIAN
HUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIANHUNIAN
area parkir taksi
area parkir pengunjung
! 91!
b. Ruang Terbuka Hijau
Menurut Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Pasal 165, Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada
site adalah 20%. Maka luas area hijau yang diperlukan adalah :
20% x 16.150 m2 = 3.230 m2
Penataan ruang terbuka hijau dibagi menjadi dua, yaitu pada site di
sekitar bangunan dan pada lantai 4 dimana terdapat fasilitas-fasilitas
apartemen.
5.3.6. Tata Ruang Dalam Tabel 5.2. Tata Ruang Dalam
No Gambar Keterangan
1
Basement 2 − Parkir
pengunjung shopping mall
− Parkir staf dan karyawan
− Area servis 2
Basement 1 − Parkir
pengunjung shopping mall
− Parkir penghuni apartemen
− Area servis 3
Semi basement − Parkir
penghuni apartemen
− Anchor tenant (supermarket)
− ATM − Mushola − Loading dock
area parkir pengunjung shopping mall
AREA PARKIR STAF DAN KARYAWAN
AREA SERVIS
area parkir pengunjung shopping mall
AREA PARKIR PENGHUNI APARTEMEN
AREA SERVIS
ANCHOR TENANT
RETAIL
LOADING DOCK
ATRIUM
KORIDOR
area parkir penghuni apartemen
! 92!
4
Ground floor − Lobby
apartemen (tinggi plafon setinggi 2 lantai)
− Fasilitas apartemen
− Entrance shopping mall
− Atrium − Anchor tenant − Mini anchor − Retail
(termasuk kafe)
5
Lantai 1 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Fasilitas
apartemen
6
Lantai 2 − Anchor tenant − Mini anchor − Retail − Area pengelola
7
Lantai 3 − Foodcourt − Restoran − Bioskop − Area servis
ANCHOR TENANT
MINI ANCHOR
RETAIL
lobby dan fasilitas apartemen
AREA SERVIS
ATRIUM
KORIDOR
ANCHOR TENANT
MINI ANCHOR
RETAIL
FASILITAS APARTEMEN
KORIDOR
ANCHOR TENANT
MINI ANCHOR
RETAIL
AREA PENGELOLA
KORIDOR
FOODCOURT
BIOSKOP
RETAIL
AREA SERVIS
KORIDOR
! 93!
8
Lantai 4 − Restoran − Coffee shop − Salon dan spa − Fitness center − Lobby 2 − Drug store − Area hijau dan
playground Mezanin − Kolam renang
9
Lantai 5-7 − Hunian tipe 1
kamar tidur − Hunian tipe 2
kamar tidur − Area servis
11
Lantai 8-14 − Hunian tipe 2
kamar tidur − Hunian tipe 3
kamar tidur − Area servis
12
Lantai 15 − Hunian tipe
penthouse − Area servis
Sumber : Analisis Pribadi
5.3.7. Sirkulasi di Luar Bangunan
Gambar 5.5. Potongan Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan
Sumber : Analisis Pribadi
KOLAM RENANG
RESTORAN DAN coffee shop
SALON dan spa
fitness center
FASILITAS LAIN
LOBBY
AREA SERVIS
ruang terbuka hijau
hunian TIPE 1 KAMAR TIDUR
HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR
area servis dan sirkulasi vertikal
hunian TIPE 3 KAMAR TIDUR
HUNIAN TIPE 2 KAMAR TIDUR
area servis dan sirkulasi vertikal
hunian tipe penthouse
area servis dan sirkulasi vertikal
A B C D E F G H I J K
! 94!
Keterangan :
A : Jalur hijau
B : Jalur pedestrian
C : Jalur hijau
D : Area parkir
E : Jalur sirkulasi
kendaraan
F : Drop off
G : Bangunan
H : Jalur sirkulasi
kendaraan
I : Jalur hijau
J : Jalur pedestrian
K : Jalur hijau
Gambar 5.6. Denah Jalur Sirkulasi di Luar Bangunan
Sumber : Analisis Pribadi
Garis hitam menunjukkan sirkulasi kendaraan umum tanpa
melalui drop off. Garis merah menunjukkan sirkulasi kendaraan umum
melalui drop off. Garis biru menunjukkan sirkulasi kendaraan servis.
Sementara garis hijau menunjukkan sirkulasi manusia.
Site terletak dekat dengan lampu lalu lintas, maka jalur masuk
dan keluar kendaraan harus dibuat jauh dari lampu lalu lintas untuk
menghindari kemacetan. Sirkulasi kendaraan servis dan karyawan hampir
sama dengan sirkulasi kendaraan umum, tetapi akses masuk dan
keluarnya terdapat pada bagian belakang site, yaitu dari Jalan Atmodirono
I.
! 95!
5.3.8. Sirkulasi di Dalam Bangunan
Garis biru menunjukkan jalur sirkulasi
kendaraan penghuni.
Garis orange menunjukkan jalur
sirkulasi kendaraan pengunjung.
Gambar 5.7. Jalur Sirkulasi Kendaraan Penghuni
dan Pengunjung.
Sumber : Analisis Pribadi
Garis merah menunjukkan jalur sirkulasi
kendaraan servis (loading dock).
Garis hijau menujukkan jalur sirkulasi
kendaraan karyawan.
Gambar 5.8. Jalur Sirkulasi Kendaraan Servis
dan Karyawan.
Sumber : Analisis Pribadi
5.3.9. Konsep Integrasi Ruang
a. Integrasi antara Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Site dengan
Lingkungan Sekitar
Integrasi antara ruang dalam dengan
lingkungan sekitar merupakan integrasi yang
saling mengunci. Bagian yang terintegrasi
merupakan ruang luar yang dikembangkan
menjadi ruang terbuka publik dan menjadi
penghubung antara site dengan lingkungan
sekitar. Ruang terbuka publik bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Semarang yang senang berkumpul.
Gambar 5.9. Integrasi
antara Ruang Dalam dan
Ruang Luar pada Site
dengan Lingkungan
Sekitar
Sumber : Analisis Pribadi
RUANG DALAM
RUANG LUAR
LINGKUNGAN SEKITAR
! 96!
Gambar 5.10. Contoh Ruang Terbuka Publik
Sumber : http://indobeta.com/pengertian-dan-manfaat-ruang-terbuka-hijau-
kota/10146/ dan http://buildingindonesia.biz/2011/03/02/indonesia-sudah-mendesak-
menata-kota-secara-komprehensif/
b. Integrasi antar Ruang dalam Shopping Mall
Seperti yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, terdapat empat
zona dalam shopping mall dimana
setiap zona menginterpretasikan
elemen-elemen kota Semarang.
Keempat zona dihubungkan oleh
sebuah ruang bersama yang
fungsinya dikembangkan menjadi
atrium. Keempat zona tersebut
adalah :
i. Kota Metropolitan (Kawasan CBD)
Kawasan CBD merupakan area terpenting dan menjadi jantung
bagi kota metropolitan ini. Dalam shopping mall ini area kota
metropolitan mewadahi kelompok retail utama, yaitu retail
kelompok fashion pada ground floor dan lantai 1.
Gambar 5.11. Integrasi antar
Ruang dalam Shopping Mall
Sumber : Analisis Pribadi
zona cbd
zona pelabuhandan pantai
atriumzonapecinan
zonakota lama
! 97!
ii. Kawasan Kota Lama
Gambar 5.12. Kawasan Kota Lama Semarang
Sumber : http://wisatalternatif.blogspot.com/ dan
http://seputarsemarang.com/
Kawasan kota lama merupakan tujuan wisata dan kawasan
heritage di kota Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan
kota lama mewadahi tenant dengan kategori lifestyle, home
appliance, dan entertainment pada lantai 2.
Gambar 5.13. Contoh Penerapan Konsep Kota Lama pada Shopping Mall
Sumber : http://upload.wikimedia.org/ dan http://radjaketjil.blogspot.com/
iii. Kawasan Pecinan
Gambar 5.14. Kawasan Pecinan Semarang
Sumber : http://img607.imageshack.us/img607/3861/semawis.jpg dan
http://kuliner.panduanwisata.com/files/2012/10/pasar.jpg
! 98!
Kawasan Pecinan merupakan salah satu destinasi wisata kuliner
di Semarang. Dalam shopping mall ini kawasan Pecinan
mewadahi retail dengan kategori food dan restaurant di lantai 3.
Gambar 5.15. Contoh Penerapan Konsep Pecinan pada Shopping Mall
Sumber : http://www.labelscar.com/ dan http://www.bakerymagazine.com/
iv. Kawasan Pelabuhan dan Pantai
Gambar 5.16. Kawasan Pelabuhan (kiri) dan Pantai (kanan) Semarang
Sumber : http://seputarsemarang.com
Kawasan pelabuhan merupakan pintu perdagangan bagi kota
Semarang. Sementara kawasan pantai menjadi salah satu
destinasi wisata di kota ini. Dalam shopping mall ini kawasan
pelabuhan dan pantai menjadi konsep untuk area terbuka hijau.
Gambar 5.17. Contoh Penerapan Konsep Pelabuhan dan Pantai pada
Shopping Mall
Sumber : http://farm8.staticflickr.com/ dan
http://rickdortmund.wordpress.com/
! 99!
Tabel 5.3. Penerapan Ciri Khas Masing-masing Kawasan pada Shopping Mall No Kawasan Ciri Khas Penerapan
1 CBD (Central
Bussiness
District)
− Arsitektur modern
− Penggunaan
elemen kaca pada
fasad
Retail dengan konsep
modern serta
penggunaan material
kaca pada fasad retail
dan area display
produk.
2 Kota Lama − Pintu dan jendela
besar dengan
kesan megah
− Detil elemen
bergaya art deco
− Penggunaan
mozaik dari kaca
berwarna
Detil berbentuk
lengkung dan
penggunaan warna
putih pada fasad
retail (jendela dan
pintu), kolom,
railing, dan elemen-
elemen mall lainnya
sebagai ciri khas
arsitektur art deco.
3 Pecinan − Rumah dua lantai
− Teras di depan
− Pintu dan jendela
besar
− Ukiran kayu
Detil menyerupai
ukiran kayu dan
penggunaan warna
merah pada fasad
retail serta elemen-
elemen mall seperti
signage, railing, dan
lain-lain.
4 Pelabuhan dan
Pantai
− Elemen air
− Ruang terbuka
publik
Penggunaan elemen
air pada ruang
terbuka hijau.
Sumber : Analisis Pribadi
! 100!
5.3.10. Konsep Integrasi Fungsi
a. Integrasi Fungsi Apartemen dan Shopping Mall
Integrasi antara apartemen dan shopping mall
menggunakan konsep integrasi antara dua
fungsi yang saling mengunci. Bagian yang
terintegrasi dapat digunakan bersama oleh
kedua fungsi dan dimanfaatkan sebagai
sirkulasi vertikal. Area ini dapat diakses dari
apartemen maupun shopping mall.
Integrasi antara apartemen dan shopping mall terletak pada ground
floor. Selain itu lift pada apartemen tower 2 dibuat menerus sampai ke
lantai teratas area shopping mall sehingga penghuni apartemen dapat
mengakses shopping mall secara langsung.
b. Integrasi Fungsi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana
Transportasi Umum
Gambar 5.19. Integrasi Bangunan Mixed-Use dengan Sarana Transportasi Umum
Sumber : Analisis Pribadi
Integrasi antara bangunan mixed-use dengan sarana transportasi umum
merupakan integrasi dua fungsi yang dihubungkan oleh ruang bersama.
Ruang bersama ini berbentuk linier serta merupakan ruang perantara
JALUR PEDESTRIAN
JALUR PEDESTRIAN
APARTEMEN
HALTE TRANSSEMARANG
SHOPPING MALL
Gambar 5.18. Integrasi
Fungsi Apartemen dan
Shopping Mall
Sumber : Analisis Pribadi
apartemen
shopping mall
sirkulasivertikal
! 101!
antara fungsi apartemen dan shopping mall dengan halte trans
Semarang. Ruang perantara ini dikembangkan sebagai jalur pedestrian.
Terdapat dua jalur pedestrian :
− Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang
dengan area shopping mall.
− Jalur pedestrian yang menghubungkan halte trans Semarang
dengan lantai fasilitas apartemen. Jalur ini menggunakan teknologi
untuk membatasi akses menuju apartemen (hanya dapat diakses
oleh penghuni apartemen).
Gambar 5.20. Jalur Pedestrian sebagai Ruang Perantara antara Bangunan Mixed-Use
dengan Sarana Transportasi Umum
Sumber : Analisis Pribadi
Halte pada site melayani jalur trans Semarang koridor 1 ke arah barat.
Sementara halte untuk koridor 1 arah timur berada di seberang jalan
(eksisting) dan akan dihubungkan dengan site melalui jembatan
penyeberangan.
5.3.11. Struktur dan Utilitas
a. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem core,
kolom, dan balok dengan material beton bertulang.
! 102!
b. Sistem Jaringan Air Bersih dan Air Panas
Jaringan air bersih menggunakan
sistem down feed dengan spillback
tank. Air dari ground tank dipompa
ke upper tank kemudian
didistribusikan ke bawah dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem
ini dilengkapi dengan spillback tank
untuk mencegah pipa pecah akibat
tingginya tekanan air. Sementara
pada sistem jaringan air panas, air
melalui boiler terlebih dahulu
sebelum dialirkan ke kamar-kamar.
c. Sistem Jaringan Air Kotor
Sistem jaringan air kotor pada
bangunan ini menggunakan single
stack system. Pada sistem ini air tinja
dan air kotor atau air sabun dialirkan
melalu pipa mendatar yang berbeda,
namun pipa vertikalnya menjadi
satu.
d. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal pada area shopping mall menggunakan
eskalator, lift, dan tangga darurat. Sementara pada apartemen sistem
transportasi vertikal menggunakan lift dan tangga darurat. Lift pada
Gambar 5.21. Sistem Down Feed
dengan Spillback Tank
Sumber : Materi Kuliah Utilitas
2012
!
Gambar 5.22. Sistem Single Stack
Sumber : Materi Kuliah Utilitas
2012
!
! 103!
shopping mall berbeda dengan lift pada apartemen untuk menjaga privasi
penghuni apartemen.
e. Sistem Pengolahan Limbah
Limbah cair pada bangunan ini diolah menggunakan Rotating Biological
Contractor (RBC). Air lemak dari dapur diolah melalui bak pengangkap
lemak terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju RBC. Hasil pengolahan
limbah ini diolah lagi menggunakan filter kemudian sebagian digunakan
untuk menyiram tanaman dan sisanya dibuang ke riol kota.
Gambar 5.23. Rotating Biological Contractor (RBC)
Sumber : http://www.seprotech.com/am_cms_media/rbc-line-drawing.jpg
Limbah padat didistribusikan melalui shaft sampah menuju ke bak
penampungan sampah yang kemudian akan diangkut ke luar bangunan.
f. Sistem Penghawaan Buatan
Sistem penghawaan buatan digunakan pada area atrium dan tenant
shopping mall, lobby apartemen, fasilitas umum pada apartemen, dan
unit hunian apartemen. Sistem yang digunakan adalah AC central dengan
horizontal ducting system. Sementara pada area parkir dan koridor
apartemen menggunakan sistem penghawaan alami.
! 104!
g. Sistem Jaringan Listrik
Terdapat dua macam sumber listrik, yaitu PLN sebagai sumber listrik
utama dan genset sebagai sumber listrik cadangan. Listrik dialirkan
melalui MDP (Main Distribution Panel) menuju ke SDP (Sub
Distribution Panel) lalu dialirkan menuju PP (Panel Pembagi). Listrik
pada area shopping mall dan apartemen berasal dari sumber listrik yang
sama, namun masing-masing memiliki panel kontrol yang berbeda.
h. Sistem Pencahayaan Buatan
Secara umum terdapat empat teknik pencahayaan buatan pada ruangan :
− Ambient lighting, yaitu pencahayaan umum yang menyebar ke
seluruh ruangan.
− Wall washer, yaitu pencahayaan untuk menyinari bagian dinding
tertentu.
− Task lighting, yaitu pencahayaan untuk menerangi aktivitas
tertentu seperti pada meja kerja atau di atas cermin rias.
− Accent lighting, yaitu pencahayaan untuk menonjolkan detil.
Tabel 5.4. Sistem Pencahayaan Buatan
No Nama Ruang Teknik Pencahayaan Buatan
1 Atrium shopping mall Ambient lighting, wall washer.
2 Koridor shopping mall Ambient lighting, wall washer.
3 Retail shopping mall Ambient lighting, accent lighting.
4 Toilet umum Ambient lighting, task lighting.
5 Lobby apartemen Ambient lighting, wall washer, accent
lighting.
6 Koridor apartemen Ambient lighting.
7 Unit hunian apartemen Ambient lighting, task lighting,
accent lighting.
8 Fasilitas apartemen Ambient lighting, wall washer, accent
lighting.
! 105!
9 Ruang pengelola Ambient lighting, task lighting.
10 Area servis Ambient lighting. Sumber : Analisis Pribadi
i. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Untuk sistem pencegahan dan penanggulan kebakaran, setiap lantai
dilengkapi dengan fire alarm, sprinkler, heat detector, smoke detector,
fire hydrant, dan kamera CCTV. Sementara dalam setiap unit apartemen
terdapat heat detector, smoke detector, dan sprinkler. Sprinkler dan fire
hydrant dilengkapi dengan water supply system. Selain itu terdapat
tangga darurat yang terbuat dari material tahan api untuk evakuasi jika
terjadi kebakaran.
j. Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir menggunakan sistem Faraday. Sistem ini terdiri atas
komponen alat penerima berupa kawat tembaga mendatar dan kawat
penyalur yang dipasang sampai pada bagian tanah yang basah. Sistem ini
memiliki jangkauan yang lebih luas daripada sistem konvensional.
k. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan ini adalah intercom,
telepon, faxilimile, dan jaringan internet. Setiap unit hunian apartemen
dilengkapi dengan telepon dan jaringan internet.
l. Sistem Keamanan
Sistem keamanan pada apartemen maupun shopping mall menggunakan
kamera CCTV. Kamera CCTV diletakkan di setiap unit retail shopping
mall, koridor shopping mall, dan koridor apartemen.