BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulanrepository.setiabudi.ac.id/2276/4/BAB V-Lampiran.pdf ·...
Transcript of BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulanrepository.setiabudi.ac.id/2276/4/BAB V-Lampiran.pdf ·...
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
Pertama, pemberian ekstrak air daun sukun (Artocarpus altilis (Park.)
Fosberg) dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus diabetes yang diinduksi
aloksan.
Kedua, dosis ekstrak air daun sukun yang paling efektif dalam
menurunkan kadar glukosa darah adalah dosis 7 mg/200 g BB.
Ketiga, semakin besar dosis ekstrak air daun sukun (Artocarpus altilis
(Park.) Fosberg) ½ DE (7 mg/200 g BB), 1 DE (14 mg/200 g BB), dan 2 DE (28
mg/200 g BB) tidak diikuti oleh kenaikan efek antihiperglikemik pada tikus
diabetes yang diinduksi aloksan.
B. Saran
Penelitian ini masih banyak kekurangan, saran untuk para peneliti
selanjutnya adalah :
Pertama, penggunaan metode lain yaitu resistensi insulin dengan
mekanisme disfungsi reseptor insulin dan abnormalitas transport atau
metabolisme glukosa.
48
Kedua, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas
antihiperglikemik pada bagian tanaman sukun yang lain misalnya buah, bunga
dan kulit batang.
Ketiga, perlu dilakukan penelitian tentang toksisitas daun sukun
(Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada hewan uji untuk mengevaluasi batas
keamanannya jika digunakan dalam jangka panjang.
49
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. hlm 91-95.
[Anonim]. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. hlm 1-15.
[Anonim]. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
[Anonim]. 1987. Analisa Obat Tradisional. Jilid I. Direktorat Jendral POM.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hlm 43, 68.
[Anonim]. 1993. Research Guidelines for Evaluating The Safety and Efficacy
of Herbal Medicines. Manila: WHO
[Anonim]. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
[Anonim]. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Edisi 1.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hlm 1–38.
[Anonim]. 2005. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
[Anonim]. 2010. Pembekuan Izin Edar Obat Antidiabetes yang Mengandung
Rosiglitazone. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Buletin Berita
MESO: 2.
Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Backer C.A. & Brink R.C.B. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only).N.V.P.
Noordhoff. Groningen. The Netherlands.
Dalimartha S. 2003. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Desmiaty et al. 2008. Penentuan Jumlah Tanin Total pada Daun Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk) dan Daun Sambang Darah (Excoecaria bicolor
Hassk.) Secara Kolorimetri dengan Pereaksi Biru Prusia. Ortocarpus. 8:
106-109.
50
Ermin et al. 1991. Penatalaksanaan kegawatan neonatus. Universitas
Diponegoro. Semarang: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran. hlm 46-90.
Fawzy et al. 2008. Antidiabetic and Antioxidant Activities of Major Flavonoids
of Cynanchum acutum L. (Asclepiadaceae) Growing in Egypt. Z.
Natureforsch 63: 658-662.
Feranose P. 2009. Pengaruh pemberian buah naga merah (hylocereus polyrhizus)
terhadap kadar glukosa darah Tikus putih yang diinduksi aloksan. [Skripsi].
Surakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
Ganiswara SG et al, editor. 1999. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta:
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gunawan D dan Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid
Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya.
Gunawan dan Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9 Alih
Bahasa : Setiawan I, Tengadi LMA, Santoso. Jakarta: EGC.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Terbitan Kedua. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.
Bandung: ITB. Terjemahan dari : Phytochemical Methods.
Hartika, Rolif. 2009. Aktivitas Inhibisi α- Glukosidase Ekstrak Senyawa Golongan
Flavonoid Buah Mahkota Dewa. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Jakarta: Badan Litbang
Kehutanan.
Katzung BG. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Univ. Airlangga, editor. Jakarta: Salemba Mediaka.
Hlm 449-452.
Koswara, S. 2006. Sukun sebagai Cadangan Pangan Alternatif. Ebook
Pangan.com.
Lukacinova et al. 2008. Preventive effects of flavonoids on alloxan-induced
diabetes mellitus in rats. ACTA VET BRNO (77): 175-182.
Malviya et al. 2010. Antidiabetic potential of medicinal plants. Acta Poloniae
Pharmaceutica-Drug Research 67: 113-118.
51
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
Ketiga (Jilid I). Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
Marianne et al. 2011. Antidiabetic Activity from Ethanol Extract of Kluwih’S
Leaf (Artocarpus Camansi). Pharmacy Faculty. University Sumatera Utara.
Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Mathews CK, KE van Holde, Kevin GA. 2000. Biochemistry. Ed ke-3. San
Francisco: Addison-Wesley publishing Company.
Maulana M. 2009. Mengenal Diabetes Melitus. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group
Mustikasari K, Ariyani D. 2008. Studi Potensi Binjai (Mangifera caesia) dan
Kasturi (Mangifera casturi) sebagai Antidiabetes melalui Skrining
Fitokimia pada Akar dan Batang. Sains dan Terapan Kimia 2:64 – 73.
Okky Meidiana dan Simon Bambang Widjanarko. 2014. Uji Efek Ekstrak Air
Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan
Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
Vol.2 No.2 p. 16-27. FTP. Universitas Brawijaya Malang.
Permana, A.W. 2009. Kulit Buah Manggis dapat Menjadi Minuman Instan Kaya
Antioksidan. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 6(2): 100-123.
Pitojo. S. 1992. Budidaya Sukun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Primadita, W.W. 2010. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper
crocatum) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). [Skripsi]. Surakarta:
Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
Ramdhani, AN. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun
(Artocarpus altilis) terhadap Larva Artemia salina Leach dengan metode
Brine Shrimp Lethality Test (BST). [Skripsi]. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Penerjemah:
Padmawinata K. Terjemahan dari: The Organic Constituents of Higher
Plants. Bandung: ITB.
Smith JB dan Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan
Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
52
Soemyarso N dan Noer MS. 2004. Gagal Ginjal Akut pada Neonatus. Lab/SMF
Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr Soetomo. [terhubung berkala].
http://unmed.utah.edu/. [20 Februari 2011].
Stefani Candra. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa blimbi L.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus
Wistar yang diinduksi Aloksan. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro.
Sudarmadji et al. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty.
Sugiyanto. 1995. Penuntun Praktikum Farmakologi Edisi IV. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Sukandar E Y. 2006. Tren dan Paradigma Dunia Farmasi, Industri Klinik
Teknologi Kesehatan [terhubung berkala]. http://itb.ac.id/focus/
focus_file/orasi-ilmiah dies-45.pdf [diakses Januari 2012].
Sunarsih ES, Djatmika, Utomo RS. 2007. Pengaruh Pemberian Infusa Umbi
Gadung (Discorea hispida Dennst) terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Tikus Putih Jantan Diabetes yang diinduksi Aloksan. Majalah
Farmasi Indonesia. 18:29-33.
Syamsuhidayat SS dan Hutapea J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Edisi Kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Szkudelski T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B-
Cell of The Rat Pancreas. Physiol.Res. 50:536-546.
Tan HT, Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting, Berkhasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya. Edisi-5. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Utami P. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Cetakan
Pertama. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Wijayakusuma H. 2004. Atasi Diabetes Mellitus dengan Tanaman Obat. Jakarta:
Puspa Sehat.
53
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman sukun
54
Lampiran 2. Surat keterangan hewan uji
55
Lampiran 3. Foto daun, serbuk, ekstrak, dan larutan stok
Daun sukun Serbuk daun sukun
Ekstrak daun sukun larutan stok
56
Lampiran 4. Foto hewan uji tikus dan perlakuan terhadap hewan uji
Induksi aloksan secara intra peritoneal
Pemberian oral suspensi ekstrak daun
sukun
57
Lampiran 5. Foto alat-alat yang digunakan dalam penelitian
1. Alat untuk refluks 2. Sterling bidwell
3. Alat glukometer (GlukoDr)
58
Lampiran 6. Hasil identifikasi kandungan kimia
Identifikasi pada ekstrak air daun sukun
Flavonoid Saponin Tanin
Identifikasi pada serbuk daun sukun
Flavonoid Saponin Tanin
59
Lampiran 7. Hasil prosentase bobot kering terhadap bobot basah daun
sukun
No. Bobot basah (kg) Bobot kering (kg) Rendemen (%)
1 3 0,8 26,67
Perhitungan:
% Rendemen =Bobot daun sukun kering
Bobot daun sukun basah x 100%
= 0,8 kg
3 kg x 100%
= 26,67 %
Prosentase rendemen daun sukun kering terhadap daun sukun basah adalah
26,67%.
60
Lampiran 8. Hasil penetapan kadar air serbuk daun sukun
No Berat serbuk (g) Volume terbaca (ml) Kadar air (%)
1 20 1,7 8,5
2 20 1,7 8,5
3 20 1,6 8
Rata-rata 8,3
Hasil penetapan kadar air serbuk daun sukun dengan menggunakan Sterling-
Bidwell. Ditimbang ± 20 gram serbuk daun sukun kemudian dilarutkan dengan
xylen 100 ml. Prosentase rata-rata kadar air serbuk daun sukun yang didapat
adalah 8,3 %
Perhitungan:
Kadar air1 =Volume terbaca (ml)
Berat serbuk (g) x 100%
=1,7 ml
20 g x 100%
= 8,5 %
Kadar air2 =Volume terbaca (ml)
Berat serbuk (g) x 100%
= 1,7 ml
20 g x 100%
= 8,5 %
Kadar air3 =Volume terbaca (ml)
Berat serbuk (g) x 100%
=1,6 ml
20 g x 100%
= 8 %
Rata-rata kadar air serbuk daun sukun =Kadar air1+Kadar air2+Kadar air3
3
= 8,5 %+8,5 %+ 8 %
3 = 8,3 %
61
Lampiran 9. Hasil rendemen ekstrak air daun sukun
No. Berat serbuk (g) Berat ekstrak (g) Rendemen (%)
1 100 15,501 15,501
Perhitungan:
% Rendemen =Berat ekstrak
Berat serbuk x 100%
=15,501 gram
100 gram x 100%
= 15,501 %
Prosentase rendemen berat ekstrak air daun sukun adalah 15,501%.
62
Lampiran 10. Hasil perhitungan dosis
1. Suspensi CMC 0,5 %
Konsentrasi CMC 0,5% = 0,5 g /100 ml aquadest
= 500 mg/100 ml aquadest
= 5 mg/ml
Dibuat larutan stok 500 ml
Stok CMC 0,5% =500 ml
100 ml x 500 mg
= 2500 mg/500 ml aquadest
= 2,5 g/500 ml aquadest.
Ditimbang serbuk CMC 2,5 g kemudian disuspensikan dengan aquadest
panas ad 500 ml sampai homogen. Suspensi ini digunakan sebagai kontrol
diabetes dan suspending agent.
Volume pemberian suspensi CMC 0,5 % untuk tikus 200 g adalah 2,5 ml.
2. Glibenklamid (kontrol pembanding)
Dosis yang digunakan adalah dosis yang digunakan masyarakat pada
umumnya. Dosis terapi glibenklamid sekali pemakaian untuk manusia 70 kg
adalah 5 mg. Faktor konversi dari manusia 70 kg ke tikus 200 g adalah 0,018
sehingga didapat dosis glibenklamid untuk tikus 200 gram adalah 5 mg x 0,018 =
0,09 mg.
Suspensi glibenklamid dibuat dalam konsentrasi 0,05 %. Ditimbang 5 mg
serbuk glibenklamid kemudian disuspensikan dengan CMC 0,5 % pada volume ad
100 ml sampai homogen.
63
Suspensi Glibenklamid 0,05%= 5 mg/100 ml
= 0,05 mg/ml
Volume Pemberian =0,09 mg
5 mg x 100 ml
= 1,8 ml
3. Aloksan
Pembuatan aloksan sebagai penginduksi diabetes dibuat dengan
konsentrasi 1% dengan cara:
Aloksan 1 % = 1 g/100 ml
= 1000 mg/100 ml
=10 mg/ml
Dosis aloksan untuk tikus adalah 150 mg/kg BB secara intra peritoneal.
150 mg/kg BB tikus =200 g
1000 g x 150 mg
= 30 mg/200 g BB tikus.
Maka, volume pemberian untuk tikus dengan berat badan 200 g adalah:
Volume Pemberian =30 mg
10 mg x 1 ml
= 3 ml
64
4. Ekstrak air daun sukun
Dosis yang telah teruji berdasarkan penelitian sebelumnya (Marianne et al. 2011)
pada penggunaan daun kluwih untuk mencit hiperglikemik adalah 100 mg/kg bb. Dosis
yang diberikan ke mencit:
100 𝑚𝑔
1000 𝑔 =
𝑥
20 𝑔
X = 2 mg/ 20 g bb mencit.
Dosis ekstrak air daun sukun yang digunakan mengacu pada penelitian
daun kluwih karena memiliki kekerabatan dalam satu genus yaitu Artocarpus.
Faktor konversi dari mencit ke tikus dengan BB 200 g adalah 7,0. Jadi dosis yang
diberikan ke tikus = 2 mg x 7,0 = 14 mg/200 g BB tikus.
Pembuatan larutan stok dosis uji ekstrak air daun sukun.
Konsentrasi dosis ½ DE = 14 mg
2 = 7 mg/200g BB
= 7 mg/1 ml
= 700 mg/100 ml ≈ 0,7 g/100 ml
= 0,7 %
Konsentrasi dosis 1 DE = 14 mg/200 g BB
= 14 mg/1 ml
= 1400 mg/100 ml ≈ 1,4 g/100 ml
= 1,4 %
Konsentrasi dosis 2 DE = 2 x 14 mg = 28 mg/200 g BB
= 28 mg/1 ml
= 2800 mg/100 ml ≈ 2,8 g/100 ml = 2,8%
Volume pemberian suspensi ekstrak air untuk tikus dalam variasi dosis ½ DE ( 7
mg/200 g BB), 1 DE ( 14 mg/200 g BB), dan 2 DE ( 28 mg/200 g BB) masing-
masing adalah 1 ml.
65
Lampiran 11. Data kuantitatif penurunan kadar glukosa darah pada
berbagai kelompok perlakuan Kelompok uji Kadar
glukosa
darah awal
(T0)
(mg/dl)
Kadar
glukosa
darah
setelah
diinduksi
aloksan (T1)
Kadar glukosa darah setelah pemberian
larutan uji (mg/dl)
Penurunan kadar glukosa
darah
Hari ke-4
(T2)
Hari ke-8
(T3)
Hari ke-12
(T4)
ΔT1= T1-T3 ΔT2= T1-
T4
I
Kontrol
Diabetes
(CMC 0,5%)
91 231 250 299 295 -68 -64
85 214 215 223 221 -9 -7
71 207 230 277 274 -70 -67
93 259 221 292 296 -33 -37
90 211 265 217 209 -6 2
X̅ 86±8,88 224,4±21,40 236,2±20,85 261,6±38,86 259±41,33 -37,2±30,87 -34,6±31,71
X̅ + 2SD
X̅ − 2SD 103,76
68,24
267,2
181,6
277,9
194,5
339,32
183,88
341,66
176,34
24,54
-98,94
28,82
-98,02
II
Kontrol
Pembanding
(Glibenklamid
0,09 mg)
99 367 177 97 97 270 270
81 296 127 96 80 200 216
112 300 177 158 109 142 191
88 315 170 92 85 223 230
93 300 194 104 90 196 210
X̅ 94,6±11,76 315,6±29,64 169±25,09 109,4±27,51 92,2±11,30 206,2±46,41 223,4±29,58
X̅ + 2SD
X̅ − 2SD 118,12
71,08
374,88
256,32
219,18
118,82
164,42
54,38
114,8
69,6
299,02
113,38
282,56
164,24
III
½ DE
(7 mg)
90 244 135 109 88 135 156
93 235 120 100 85 135 150
91 265 117 97 77 168 188
93 289 111 91 82 198 207
91 210 119 99 80 111 130
X̅ 91,6±1,34 248,6±29,99 120,4±8,88 99,2±6,50 82,4±4,28 149,4±33,90 166,2±30,89
X̅ + 2SD
X̅ − 2SD
94,28
88,92
308,58
188,62
138,16
102,64
112,2
86,2
90,96
73,84
217,2
81,6
227,98
104,42
IV
1 DE
(14 mg)
84 247 112 104 91 143 156
87 266 109 95 75 171 191
98 280 100 90 70 190 210
79 225 120 85 75 140 150
96 270 129 103 80 167 190
X̅ 88,8±8,04 257,6±21,80 114±11,02 96±8,20 78,2±7,98 162,2±20,83 179,4±25,47
X̅ + 2SD
X̅ − 2SD 104,88
72,72
301,12
214
136,04
91,96
112,4
79,6
94,16
62,24
203,86
120,54
230,34
128,46
V
2 DE
(28 mg)
95 315 124 105 77 210 238
74 237 135 102 93 135 144
80 250 108 98 95 152 155
88 285 117 103 94 182 191
79 236 120 114 105 122 131
X̅ 85,3±9,07 264,6±34,46 120,8±9,88 104,4±5,94 92,8±10,06 160,2±5,94 171,8±43,22
X̅ + 2SD
X̅ − 2SD
103,44
67,16
333,52
195,68
140,56
101,04
116,28
92,52
112,92
72,68
172,08
148,32
258,24
85,36
66
Lampiran 12. Analisis statistik
ΔT1 = T1-T3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
kadar glukosa
darah
N 25 25
Normal Parametersa,b Mean 3.00 128.160
Std. Deviation 1.443 92.2473
Most Extreme
Differences
Absolute .156 .250
Positive .156 .127
Negative -.156 -.250
Kolmogorov-Smirnov Z .779 1.248
Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .089
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kelompok 25 3.00 1.443 1 5
kadar glukosa darah 25 128.160 92.2473 -70.0 270.0
Descriptives
kadar glukosa darah
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound
kontrol diabetes (CMC 0,5%)
5 -37.200 30.8658 13.8036 -75.525 1.125 -70.0 -6.0
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
5 206.200 46.4134 20.7567 148.570 263.830 142.0 270.0
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus)
5 149.400 33.9013 15.1611 107.306 191.494 111.0 198.0
1 DE (14 mg/200 g BB tikus)
5 162.200 20.8255 9.3134 136.342 188.058 140.0 190.0
2 DE (28 mg/200 g BB tikus)
5 160.200 35.7659 15.9950 115.791 204.609 122.0 210.0
Total 25 128.160 92.2473 18.4495 90.082 166.238 -70.0 270.0
67
ANOVA
kadar glukosa darah
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 180352.960 4 45088.240 37.768 .000 Within Groups 23876.400 20 1193.820 Total 204229.360 24
Test of Homogeneity of Variances
kadar glukosa darah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.535 4 20 .712
Multiple Comparisons
kadar glukosa darah
Tukey HSD
(I) kelompok (J) kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
kontrol diabetes (CMC 0,5%) kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-243.4000* 21.8524 .000 -308.791 -178.009
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) -186.6000* 21.8524 .000 -251.991 -121.209
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) -199.4000* 21.8524 .000 -264.791 -134.009
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) -197.4000* 21.8524 .000 -262.791 -132.009
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
kontrol diabetes (CMC 0,5%) 243.4000* 21.8524 .000 178.009 308.791
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 56.8000 21.8524 .108 -8.591 122.191
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) 44.0000 21.8524 .296 -21.391 109.391
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) 46.0000 21.8524 .256 -19.391 111.391
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) kontrol diabetes (CMC 0,5%) 186.6000* 21.8524 .000 121.209 251.991
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-56.8000 21.8524 .108 -122.191 8.591
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) -12.8000 21.8524 .976 -78.191 52.591
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) -10.8000 21.8524 .987 -76.191 54.591
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) kontrol diabetes (CMC 0,5%) 199.4000* 21.8524 .000 134.009 264.791
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-44.0000 21.8524 .296 -109.391 21.391
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 12.8000 21.8524 .976 -52.591 78.191
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) 2.0000 21.8524 1.000 -63.391 67.391
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) kontrol diabetes (CMC 0,5%) 197.4000* 21.8524 .000 132.009 262.791
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-46.0000 21.8524 .256 -111.391 19.391
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 10.8000 21.8524 .987 -54.591 76.191
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) -2.0000 21.8524 1.000 -67.391 63.391
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
68
Homogeneous Subsets
kadar glukosa darah
Tukey HSDa
kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1 2
kontrol diabetes (CMC 0,5%) 5 -37.200
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 5 149.400
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) 5 160.200
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) 5 162.200
kontrol pembanding (Glibenklamid
0,09 mg/200 g BB tikus)
5
206.200
Sig. 1.000 .108
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
ΔT2 = T1-T4
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kelompok 25 3.00 1.443 1 5 kadar glukosa darah 25 141.240 96.7855 -67.0 270.0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelompok
kadar glukosa darah
N 25 25 Normal Parametersa,b Mean 3.00 141.240
Std. Deviation 1.443 96.7855 Most Extreme Differences
Absolute .156 .254 Positive .156 .125 Negative -.156 -.254
Kolmogorov-Smirnov Z .779 1.269 Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .080
69
Descriptives
kadar glukosa darah
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound
kontrol diabetes (CMC 0,5%)
5 -34.600 31.7065 14.1796 -73.969 4.769 -67.0 2.0
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
5 223.400 29.5770 13.2272 186.675 260.125 191.0 270.0
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus)
5 166.200 30.8901 13.8145 127.845 204.555 130.0 207.0
1 DE (14 mg/200 g BB tikus)
5 179.400 25.4716 11.3912 147.773 211.027 150.0 210.0
2 DE (28 mg/200 g BB tikus)
5 171.800 43.2169 19.3272 118.139 225.461 131.0 238.0
Total 25 141.240 96.7855 19.3571 101.289 181.191 -67.0 270.0
Test of Homogeneity of Variances
kadar glukosa darah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.604 4 20 .664
ANOVA
kadar glukosa darah
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 203415.360 4 50853.840 47.520 .000 Within Groups 21403.200 20 1070.160 Total 224818.560 24
70
Multiple Comparisons
Homogeneous Subsets
kadar glukosa darah
Tukey HSDa
kelompok
N
Subset for alpha = 0.05
1 2
kontrol diabetes (CMC 0,5%) 5 -34.600 1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 5 166.200
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) 5 171.800
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) 5 179.400
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
5
223.400
Sig. 1.000 .079
kadar glukosa darah
Tukey HSD
(I) kelompok (J) kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
kontrol diabetes (CMC 0,5%) kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-258.0000* 20.6897 .000 -319.911 -196.089
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) -200.8000* 20.6897 .000 -262.711 -138.889
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) -214.0000* 20.6897 .000 -275.911 -152.089
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) -206.4000* 20.6897 .000 -268.311 -144.489
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
kontrol diabetes (CMC 0,5%) 258.0000* 20.6897 .000 196.089 319.911
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 57.2000 20.6897 .079 -4.711 119.111
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) 44.0000 20.6897 .248 -17.911 105.911
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) 51.6000 20.6897 .132 -10.311 113.511
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) kontrol diabetes (CMC 0,5%) 200.8000* 20.6897 .000 138.889 262.711
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-57.2000 20.6897 .079 -119.111 4.711
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) -13.2000 20.6897 .967 -75.111 48.711
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) -5.6000 20.6897 .999 -67.511 56.311
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) kontrol diabetes (CMC 0,5%) 214.0000* 20.6897 .000 152.089 275.911
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-44.0000 20.6897 .248 -105.911 17.911
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 13.2000 20.6897 .967 -48.711 75.111
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) 7.6000 20.6897 .996 -54.311 69.511
2 DE (28 mg/200 g BB tikus) kontrol diabetes (CMC 0,5%) 206.4000* 20.6897 .000 144.489 268.311
kontrol pembanding (Glibenklamid 0,09 mg/200 g BB tikus)
-51.6000 20.6897 .132 -113.511 10.311
1/2 DE (7 mg/200 g BB tikus) 5.6000 20.6897 .999 -56.311 67.511
1 DE (14 mg/200 g BB tikus) -7.6000 20.6897 .996 -69.511 54.311
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.