BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V...

6
71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapakan jawaban permasalahan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Karakteristik tingkah laku kelompok usia muda dalam berkendara adalah sebagai berikut a. Berdasarkan aspek pola berkendara, didapatkan informasi bahwa kecepatan rata-rata berkendara dari pengendara motor kelompok usia muda tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan kecepatan aman berkendara. Umur mulai berkendara motor masyarakat semakin cepat. Kepemilikan SIM lebih banyak pada pengendara motor laki-laki. Rata-rata waktu berkendara kelompok usia muda adalah pagi hari dan siang hari. Tingkat partisipasi program safety riding masih cukup rendah pada program penggunaan jalur kiri untuk sepeda motor dan pemeriksaan keadaan kendaraan sebelum berkendara. Selain itu pelanggaran yang cukup tinggi juga terjadi pada aktivitas sambil berkendara yaitu penggunaan telepon seluler. b. Berdasarkan aspek catatan kecelakaan, kelompok pengendara motor usia muda yang lebih sering mengalami kecelakaan adalah kelompok usia 16-20 tahun dan kelompok pengendara motor laki-laki. Pengendara yang paling sering terlibat tilang adalah pengendara pada kelompok usia 21-25 tahun dan kelompok pengendara motor laki-laki. Waktu kecelakaan yang paling sering terjadi adalah pada malam hari. Severitas yang paling

Transcript of BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V...

Page 1: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapakan jawaban permasalahan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Karakteristik tingkah laku kelompok usia muda dalam

berkendara adalah sebagai berikut a. Berdasarkan aspek pola berkendara, didapatkan informasi

bahwa kecepatan rata-rata berkendara dari pengendara motor kelompok usia muda tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan kecepatan aman berkendara. Umur mulai berkendara motor masyarakat semakin cepat. Kepemilikan SIM lebih banyak pada pengendara motor laki-laki. Rata-rata waktu berkendara kelompok usia muda adalah pagi hari dan siang hari. Tingkat partisipasi program safety riding masih cukup rendah pada program penggunaan jalur kiri untuk sepeda motor dan pemeriksaan keadaan kendaraan sebelum berkendara. Selain itu pelanggaran yang cukup tinggi juga terjadi pada aktivitas sambil berkendara yaitu penggunaan telepon seluler.

b. Berdasarkan aspek catatan kecelakaan, kelompok pengendara motor usia muda yang lebih sering mengalami kecelakaan adalah kelompok usia 16-20 tahun dan kelompok pengendara motor laki-laki. Pengendara yang paling sering terlibat tilang adalah pengendara pada kelompok usia 21-25 tahun dan kelompok pengendara motor laki-laki. Waktu kecelakaan yang paling sering terjadi adalah pada malam hari. Severitas yang paling

Page 2: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,

72

sering terjadi adalah single severity yaitu luka pada diri sendiri dan atau orang lain juga kerusakan pada kendaraan sendiri dan atau orang lain. Mayoritas responden menyatakan bahwa kecelakaan merupakan kesalahan responden itu sendiri dan karena terburu-buru.

c. Berdasarkan aspek psikografi, speed dan DBQ, dapat diketahui bahwa pengendara motor kelompok usia muda cenderung melakukan inattention violation (pelanggaran yang tidak disengaja) namun cenderung melakukan kesalahan pengambilan keputusan ketika berkendara karena pengalaman yang masih terbatas (young problem driver vs young driver problem).

2. Model tingkah laku berkendara ditinjau dari dua aspek yaitu tingkah laku menyimpang dan resiko kecelakaan sebagai berikut. a. Dari keenam model tingkah laku menyimpang yaitu

error, aggressive violation, highway violation, speed, slips dan lapses didapatkan jenis kelamin merupakan variabel prediktor yang signifikan kecuali pada model variabel respon slips. Pengendara motor laki-laki cenderung untuk melakukan perilaku menyimpang terkait error, violation dan speed sedangkan perempuan cenderung untuk melakukan kecerobohan (lapses). Selain itu didapatkan pula informasi bahwa semakin lama pengalaman berkendara (dalam range kelompok usia muda 16-25 tahun) ada kecenderungan untuk semakin sering melakukan pelanggaran lalu lintas dan kecerobohan akibat kurang konsentrasi (slips). Namun dalam hal pelanggaran kecepatan lalu lintas, kelompok pengendara pemula memiliki kecenderungan lebih daripada pengendara yang memiliki pengalaman lebih

Page 3: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,

73

lama dalam berkendara. Kecenderungan ngebut juga berkorelasi positif dengan lama kepemilikan SIM. semakin cepat umur mulai berkendara, kecenderungan pelanggaran kecepatan lalu lintas juga semakin tinggi.

b. Dari model jumlah kecelakaan didapatkan empat variabel prediktor stress, slips, lama kepemilikan SIM dan jenis kelamin. Pengendara motor laki-laki memiliki resiko kecelakaan lebih dari dua kali dibandingkan dengan pengendara motor perempuan. Slips signifikan mempengaruhi kecelakaan, menunjukkan bahwa pengendara motor kelompok usia muda cenderung memiliki perhatian yang mudah dialihkan (low attention allocation). Ditinjau dari kepemilikan SIM, semakin lama kepemilikan SIM pada pengendara motor usia muda dapat menurunkan resiko kecelakaan.

5.2 Saran Saran dari penelitian ini ditujukan untuk beberapa pihak yaitu DLLAJ (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan), kepolisian dan penelitian selanjutnya. Saran yang diberikan kepada pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut. 1. Untuk DLLAJ, program keselamatan berkendara bukan hanya

melalui publikasi namun juga harus ada unsur-unsur lain yang dapat membentuk perilaku berkendara yang baik pada pengendara kelompok usia muda. Unsur-unsur tersebut dapat dikaitkan dengan unsur engineering, environment dan law sebagai aspek dalam sistem lalu lintas. a. Engineering, meliputi tata kelola jalan dimana

didalamnya termasuk tanda jalan, pengaturan ruas jalan, bentuk jalan. Contohnya, Linklater (1980) dalam Haworth et al. (1988) dengan melakukan pengurangan perbedaan antara level jalan dan bahu jalan dapat mempermudah pengemudi ketika belok di tikungan.

Page 4: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,

74

b. Environment, meliputi tata kelola lingkungan seperti tata kelola bangunan dan gedung sarana umum. Tata kelola gedung dan bangunan akan sangat mempengaruhi kepadatan jalan raya, dengan tata kelola yang baik dan strategis diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas sehingga dapat mengurangi stress ketika di jalan raya.

c. Law, meliputi komponen-komponen hukum yang bersifat education dan enforcement. Hasil penelitian dimana umur mulai berkendara yang semakin cepat menjadikan hal ini perlu untuk dikaji dalam sistem kepemilikan SIM. Selain itu didapatkan informasi bahwa lama kepemilikan SIM dapat mengurangi resiko kecelakaan. Jadi disini dapat dilihat bahwa sistem kepemilikan SIM akan sangat bermanfaat. Di negara-negara maju sistem kepemilikan SIM memiliki tahapan-tahapan, mulai dari tingkat probationary hingga full licensed. Sistem tersebut menjadi kesatuan dalam GLS (Graduated Licensed Sistem), setiap tahapan tingkat kepemilikan SIM memiliki syarat-syarat tertentu.

2. Untuk kepolisian, keterlibatan tilang memiliki kecenderungan terhadap keterlibatan kecelakaan. Jadi dengan memaksimumkan sarana tilang diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan. Namun perlu digaris bawahi bahwa kegiatan tilang harus bersifat mendidik selain ada efek jera. Selain itu diperlukan informasi tentang arah jalan kota Surabaya, hal ini sebagai upaya memberikan masyarakat informasi mengenai jalur lain ke tempat tujuan (short cut) untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah informasi untuk sistem keselamatan berkendara di jalan raya untuk kelompok usia muda misalnya saja untuk mengetahui tahapan umur yang dapat berguna bagi sistem GLS, berikut dengan syarat atau ketentuan dalam proses GLS tersebut.

Page 5: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,

75

Secara statistik diharapkan untuk penelitian selanjutnya bisa mendapatkan model tingkah laku yang lebih baik dengan menambah variabel-variabel prediktor lain.

Perilaku menyimpang pada pengendara bermotor adalah akumulasi dari sistem berkendara di jalan baik itu karena suasana, kebiasaan, persepsi dan lain sebagainya. Oleh karena itulah bagian sistem yang terpenting adalah bagaimana mengubah perilaku itu secara mendasar sehingga pengendara sepeda motor usia muda memiliki kebiasaan yang baik ketika berkendara.

Page 6: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulandigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19524...71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan,

76

[halaman ini sengaja dikosongi]