BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V...

100
52 BAB V KAJIAN PENELITIAN Penggunaan Sun shading sangat mempengaruhi tingkat pencahayaan alami dalam ruang kelas dan ruang lab.komputer. karena ruang kelas dan lab. komputer sangat membutuhkan pencahayaan yang optimal. Peran Sun Shading juga mempengaruhi pembentukan berkas cahaya dalam ruangan sehingga akan berpengaruh juga terhadap perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer tersebut. Hipotesis tersebut, digunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh peran penggunaan sun shading terhadap tingkat pencahayaan alami dan hasil pembentukan berkas cahaya pada ruangan dikaitkan terhadap layout perabot pada ruang kelas dan laboratorium komputer. Dari hasil penelitian langsung dilapangan akan dilanjutkan dengan simulasi menggunakan software agar memperoleh data untuk ketiga tanggal ekstrim dan dianalisa apakah pengaruh peran dari Sun Shading yang diterapkan pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap tigkat pencahayaan alami dan pembentukan berkas cahaya pada ruang kelas dan lab.komputer di gedung tersebut. Maka dari itu dalam bab ini peneliti akan melakukan pengujian hipotesis dengan mengkaji letak posisi geografis objek penelitian, mengkaji peran sun shading terhadap tingkat penchayaan alami pada ruang kelas dan lab.komputer, mengkaji peran sun shading terhadap hasil pembentukan berkas cahaya dalam ruangan, mengkaji hasil pembentukan berkas cahaya kaitannya terhadap layout perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer pada Gedung Laboratorium FEB Undip.

Transcript of BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V...

Page 1: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

52

BAB V

KAJIAN PENELITIAN

Penggunaan Sun shading sangat mempengaruhi tingkat

pencahayaan alami dalam ruang kelas dan ruang lab.komputer. karena

ruang kelas dan lab. komputer sangat membutuhkan pencahayaan yang

optimal. Peran Sun Shading juga mempengaruhi pembentukan berkas

cahaya dalam ruangan sehingga akan berpengaruh juga terhadap perabot

dalam ruang kelas dan laboratorium komputer tersebut.

Hipotesis tersebut, digunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui

pengaruh peran penggunaan sun shading terhadap tingkat pencahayaan

alami dan hasil pembentukan berkas cahaya pada ruangan dikaitkan

terhadap layout perabot pada ruang kelas dan laboratorium komputer. Dari

hasil penelitian langsung dilapangan akan dilanjutkan dengan simulasi

menggunakan software agar memperoleh data untuk ketiga tanggal ekstrim

dan dianalisa apakah pengaruh peran dari Sun Shading yang diterapkan

pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

tigkat pencahayaan alami dan pembentukan berkas cahaya pada ruang

kelas dan lab.komputer di gedung tersebut. Maka dari itu dalam bab ini

peneliti akan melakukan pengujian hipotesis dengan mengkaji letak posisi

geografis objek penelitian, mengkaji peran sun shading terhadap tingkat

penchayaan alami pada ruang kelas dan lab.komputer, mengkaji peran sun

shading terhadap hasil pembentukan berkas cahaya dalam ruangan,

mengkaji hasil pembentukan berkas cahaya kaitannya terhadap layout

perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer pada Gedung

Laboratorium FEB Undip.

Page 2: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

53

5.1 Kajian Letak Objek Penelitian Terhadap Posisi Matahari

Faktor letak geografis akan menentukan posisi (azimuth) dan ketinggian

(altitude) matahari pada suatu waktu terhadap pengamat. Azimuth adalah letak

matahari terhadap pengamat di bumi terhadap arah utara, sedangkan altitude

adalah ketinggian matahari terhadap cakrawala. Azimuth dan altitude tersebut

dapat diketahui dengan menggunakan diagram matahari (solar chart).

Berdasarkan azimuth dan altitude dapat ditentukan berapa sudut bayangan

yang terjadi pada sebuah bidang, melalui diagram sudut bayangan (shadow

angle protactor) (Lippsmeier, 1994)

Sedangkan Ronny (1999) menjelaskan, oreintasi bangunan bisa

diadaptasikan untuk menghasilkan penerangan yang baik dalam ruangan,

orientasi bangunan jugaberkaitan dengan geometri gerakan matahari, oleh

karena itu ruang-ruang dakam bangunan diorentasikan ker arah utara, selatan,

barat, atau timur tergantung dari intensitas kontribusi cahaya yang ingin dicapai

dari masing-masing ruang tersebut. Sedangkan menurut Akmal (2006),

bangunan yang berorientasi kearah barat akan mendapatkan cahaya matahari

sore yang kuat dan keras, maka biasanya akan lebih menghindari sinar

matahari sore. Oleh karena itu pada bangunan yang berorientasi kearah barat

menggunakan filter seperti sun shading yang digunakan untuk menghindari

paparan langsung sinar matahari

5.1.1 Kajian Posisi Geografis dan Orientasi Bangunan

Gedung Laboratorium Ekonomi ini berada di kawasan Universitas

Diponegoro yang berlokasi di Tembalang, Semarang. Letak Geografi

Gedung Laboratorium Ekonomi berada di antara 110⁰25 Bujur timur dan

7⁰3 Lintang selatan. Gedung ini memiliki bentuk yang memanjang dan

orientasi bangunannya menghadap ke arah timur dan barat.

Page 3: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

54

Dapat terlihat dari gambar 5.1 orientasi bangunan ini yaitu

menghadap ke arah timur laut dan barat daya. Oleh karena itu pada pagi

hari bangunan ini terkena paparan sinar matahari pagi sehingga

mengakibatkan pembentukan berkas cahaya dalam ruangan yang

berlebihan dan juga pada sore hari bangunan ini akan terkena paparan

sinar matahari sore yang berlebihan, yang sudah dijelaskan bahwa

cahaya matahari sore harusnya dihindari karena tidak menyehatkan.

Maka dari itu, gedung Laboratorium FEB Undip ini sangat membutuhkan

sun shading yang digunakan untuk menghindari paparan langsung sinar

matahari dan untuk meminimalisir berkas cahaya yang berlebihan masuk

kedalam bangunan.

5.1.2 Kajian Letak Sampel Ruang Penelitian

Berdasarkan keadaan yang terdapat dilapangan bahwa dalam

gedung 3 lantai tersebut terdapat 11 ruang kelas yang berada di lantai 1

dan 2, serta terdapat 5 ruang laboratorium komputer yang berada pada

lantai 3. Ruang yang dijadikan penelitian adalah ruang kelas dan

laboratorium komputer, setiap lantai diambil 1 sampel zona timur dengan

random sampling dan 1 ruang pada zona barat dengan random sampling

Gambar 5.1 Orientasi Gedung FEB Sumber : Dokumen Pribadi

Page 4: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

55

juga, untuk lantai 2 hanya diambil 1 sampel pada zona barat karena zona

timur tidak ada ruang kelas maupun laboratorium komputer, untuk lantai 3

terdapat 2 sampel yaitu 1 sampel di zona timur dipilih dengan random

sampling dan 1 sampel di zona barat dipilih menggunakan random

sampling. Jadi dalam penelitian ini terdapat 5 sampel ruangan.

ZONA B

(BARAT DAYA)

ZONA A

(TIMUR LAUT)

ZONA B

(BARAT DAYA)

SAMPEL

1B

SAMPEL

1B

Gambar 5.2 sampel ruangan pada lantai 1

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.3 sampel ruangan pada lantai 2

Sumber : Dokumen Pribadi

SAMPEL

2B

Page 5: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

56

Dari ketiga denah diatas maka dapat dilihat terdapat 5 sampel

ruangan yang dijadikan objek penelitian. Ruangan ini akan dianalisa hasil

pembentukan berkas cahaya dan tingkat pencahayaan alaminya pada

pukul 08.00, 9.00, 10.00, 12.00, 14.00, 15.00, 16.00. Dari sampel yang

dipilih terdapat 2 ruangan di zona A atau timur laut , ruangan ini memiliki

bukaan di sebelah timur yang mengakibatkan pembentukan berkas

cahaya pada pagi hari berlebihan masuk ke ruangan.Pada sampel di

zona B juga ruangan terkena berkas cahaya yang berlebihan pada sore

hari karena ruangan ini memiliki lubang cahaya menghadap ke barat.

Terutama pada lantai 3 yang memiliki ruangan yang luas dan lubang

cahaya yang banyak. Maka dari itu bangunan ini membutuhkan sun

shading yang optimal.

ZONA A

(TIMUR LAUT)

ZONA B

(BARAT DAYA)

Gambar 5.4 sampel ruangan pada lantai 3

Sumber : Dokumen Pribadi

SAMPEL

3B

SAMPEL

3A

Page 6: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

57

5.1.3 Kajian Objek Penelitian Terhadap Posisi sudut Matahari

Pada penelitian ini posisi matahai atau nilai azimuth dan altitude

menggunakan perhitungan dari software Ecotect untuk mempermudah

peneliti. Hasil dari perhitungan Ecotect nilai posisi azimuth dan sudut

bayangan sesuai dengan posisi geografis Gedung Laboratorium Ekonomi

dan Bisnis Undip pada tanggal ekstrim yaitu 21 Maret, 22 Juni, dan 22

Desember adalah sebagai berikut.

Tabel 5.1 Azimuth dan altitude pada tanggal 21 Maret

Waktu Azimuth Altitude HSA VSA

08.00 95.1o 33.1 o 29.4 o 36.8 o

09.00 98.5 o 47.9 o 32.8 o 52.8 o

10.00 104.8 o 62.5 o 39.1 o 68.0 o

11.00 122.8 o 76.2 o 57.1 o 82.4 o

12.00 -155.4 o 81.7 o 138.9 o 96.3

13.00 -111.5 o 70.1 o -177.2 o 109.9 o

14.00 -101.3 o 55.8 o -167.0 o 123.5 o

15.00 -96.8 o 41.1 o -162.5 o 137.5 o

16.00 -93.9 o 26.3 o -159.6 o 152.2 o

Tabel 5.2 Azimuth dan altitude pada tanggal 22 Juni

Waktu Azimuth Altitude HSA VSA

08.00 66.5 o 34.7 o 0.8 o 34.7 o

09.00 62.7 o 48.2 o -3.0 o 48.3 o

10.00 53.5 o 60.9 o -12.2 o 61.5 o

11.00 30.1 o 71.1 o -35.6 o 74.5 o

12.00 -15.4 o 73.2 o -81.1 o 87.3 o

13.00 -47.5 o 65.1 o -113.2 o 100.4 o

14.00 -60.3 o 52.9 o -121.0 o 107.1 o

15.00 -65.5 o 39.6 o -131.2 o 128.5 o

16.00 -67.4 o 26.0 o -133.1 o 144.5 o

Sumber : Software Ecotect

Sumber : Software Ecotect

Page 7: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

58

Tabel 5.3 Azimuth dan altitude pada tanggal 22 Desember

Waktu Azimuth Altitude HSA VSA

08.00 121.9 o 28.7 o 56.2 o 44.5 o

09.00 129.9 o 40.8 o 64.1 o 63.2 o

10.00 143.0 o 51.1 o 77.3 o 79.9 o

11.00 163.7 o 57.9 o 98.0 o 95.0 o

12.00 -170.0 o 58.7 o 124.3 o 108.9 o

13.00 -147.3 o 53.2 o 147.0 o 122.1 o

14.00 -132.5 o 43.5 o 161.8 o 135.0 o

15.00 -123.5 o 31.7 o 170.8 o 147.9 o

16.00 -117.9 o 18.9 o 176.4 o 161.0 o

Dari posisi azimuth dan altitude inilah bisa diteliti berapa sudut

shadow angle sehingga dapat dihitung luasan berkas cahaya yang

terbentuk di suatu ruangan yang dijadikan sampel dalam penelitian.

Sehingga dapat diperolah prosentase luasan pembentukan berkas cahaya

pada setiap ruangan. Setelah itu akan dikaitkan dengan layout perabot

dalam ruang yang di kaitkan dengan hasil pembentukan berkas cahaya

tersebut. Pengaruh pembentukan berkas cahaya pada 21 maret 22 juni dan

22 Desember terletak pada posisi matahari atau nilai azimuth dan altitude

nya. Untuk secara jelas dapat dilihat dari gambar dibawah ini gambar 5.5

dan 5.6 yang menjelaskan posisi matahari terhadap gedung Laboratorium

Ekonomi dan Bisnis Undip.

Sumber : Software Ecotect

Page 8: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

59

66.5⁰

Gambar 5.5 Diagram matahari dalam kondisi arah matahari pagi

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.6 Diagram matahari dalam kondisi arah matahari sore

Sumber : Dokumen Pribadi

95.1⁰

121.9⁰

26.5⁰

95.1⁰

117.9⁰

Page 9: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

60

Pada gambar 5.5 diatas merupakan diagram waktu pagi, posisi

matahari pada tanggal 22 juni 66.5⁰ hampir tegak lurus dengan posisi

orientasi bukaan pada zona A atau zona yang menghadap timur laut,

sedangkan 21 maret posisi matahari berada pada 95.1⁰ sehingga tidak

terlalu banyak berkas cahaya yang masuk kedalam ruangan, dan pada 22

desember posisi matahari berada bada 121.9⁰ sehingga pada tanggal ini

cahaya matahari paling sedikit masuk ke dalam ruangan karena sudah

terhalang sun shading.

Pada gambar 5.6 menjelaskan waktu sore posisi matahari pada

tanggal 22 Desember paling banyak menyinari kedalam ruangan karena

berada pada -117.9⁰ yang searah dengan orientasi bukaan pada zona B

atau zona yang menghadap barat daya. Sedangkan pada tanggal 21 maret

sinar matahari yang masuk lebih sedikit karena posisi matahari (azimuth)

berada pada 95.1⁰ yang posisinya terhadap bangunan miring (tidak searah

dengan orientasi bukaan) dan sudah terhalang dinding dan sun shading.

Sinar matahari yang paling sedikit masuk kedalam ruangan yaitu pada

tanggal 22 juni karena posisi matahari berada pada (azimuth) 26.5⁰ yang

posisinya terhadap bangunan sangat miring dan sudah terhalang dinding

dan sun shading.

Dari analisa diatas bahwa Gedung Laboratorium FEB Undip ini

memiliki orientasi bangunan menghadap ke timur dan barat sehingga

membutuhkan alat penghalang sinar matahari yaitu sun shading yang tepat

agar berkas cahaya yang masuk dalam ruangan tidak berlebihan. Dari

analisa posisi matahari menggunakan diagram mataharii dapat

disimpulakan bahwa ruangan pada gedung ini terkena paparan sinar

matahari yang mengakibatkan pembentukan berkas cahaya paling banyak

pada 22 Juni dan 22 Desember.

Page 10: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

61

5.2 Kajian Peran Sun Shading Terhadap Tingkat Pencahayaan Alami dalam

Ruang Kelas dan Lab. Komputer

5.2.1 Tingkat Pencahayaan Alami pada sampel 1A

SAMPEL 1A

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 70 93 43

9.00 87 124 60

10.00 125 156 83

11.00 175 198 94

12.00 198 230 115

13.00 216 232 117

14.00 153 187 100

15.00 100 142 70

16.00 86 99 60

Rata-Rata 134.44 162.33 82.44 Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan tabel hasil pengukuran intensitas cahaya

pada tanggal 22 Desember dengan kondisi pencahayaan alami pada ruang

sampel 1A. Terdapat 3 titik ukur yang sudah ditentukan letaknya sesuai

dengan SNI untuk pengukuran intensitas cahaya dalam ruangan dengan

kondisi pencahayaan alami. Tabel diatas merupakan hasil pengukuran

intensitas cahaya pada ruang sampel 1A pada pukul 8 pagi hingga 4 sore

dengan kondisi cuaca terang. Peneliti melakukan perbandingan hasil

pengukuran menggunakan software Dialux untuk tanggal yang sama. Hasil

pengukuran tersebut terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 1A

Gambar 5.7 Titik Ukur Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 11: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

62

SAMPEL 1A

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 105 113 53

9.00 132 145 65

10.00 158 187 90

11.00 213 224 108

12.00 232 245 123

13.00 236 248 125

14.00 169 233 112

15.00 118 155 73

16.00 110 123 61

Rata-Rata 163.67 185.89 90.00 Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas cahaya pada 22

Desember menggunakan software Dialux. Hasil pengukurannya sedikit

berbeda disebabkan kondisi eksisting pada ruang sampel 1A terhalang oleh

pepohonan diluar bangunan. Pada tabel dibawah ini merupakan

perbandingan antara pengukuran langsung di objek penelitian dan

menggunakan software dialux. Tingkat intensitas cahaya pada pengukuran

langsung lebih rendah disebabkan oleh kondisi nyata di lapangan dimana

banyak pepohonan yang berada pada sebelah timur sehingga menutupi

bukaan-bukaan pada lantai 1 sebelah timur contohnya pada sampel 1A.

Sedangkan pengukuran pada Dialux tidak memperhatikan lingkungan sekitar

sehingga tingkat intensitas cahayanya lebih tinggi.

SAMPEL 1A

Metode Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

Pengukuran Langsung

134.44 162.33 82.44

Dialux 163.67 185.89 90.00

Selisih Nilai 29.23 23.56 7.56

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.5 Intensitas Cahaya Sampel 1A dengan Dialux

Gambar 5.8 Titik Ukur Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 5.6 Perbandingan Intensitas Cahaya Sampel 1A

Gambar 5.9 Titik Ukur Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 12: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

63

Tabel intensitas cahaya pada 22 Desember dengan pengukuran

langsung diatas di ringkas dalam bentuk grafik dibawah ini agar lebih

mudah untuk dibaca dan dipahami.

Grafik diatas merupakan hasil dari pengukuran intensitas cahaya

pada ruang sampel 1A. Kondisi pengukuran intensitas cahaya yaitu pada saat

cuaca terang dan hanya terdapat pencahayaan alami atau tidak

menggunakan cahaya lampu. Terdapat 3 titik ukur pada ruangan tersebut,

titik ukur 2 merupakan titik ukur yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi

dibandingkan titik ukur lainnya. Hal ini disebabkan letak titik ukur 2 berada

dekat dengan jendela dan tidak terhalang oleh apapun. Titik ukur 1 nilai

intensitas cahayanya lebih rendah sebab dekat dengan dinding maka cahaya

pada titik tersebut tidak setinggi titik ukur 2, tetapi nilai intensitasnya tidak jauh

berbeda karena titik ukur 1 juga posisinya dekat dengan jendela. Pada titik

ukur 3 nilai intensitas cahayanya paling kecil disebabkan jauh dengan jendela

dan posisinya dekat dengan dinding. Nilai intensitas paling tinggi pada

ruangan tersebut pada pukul 1 siang yaitu hingga 213lux, lalu menurun

hingga sore hari . Standar Pencahayaan alami yang sesuai dengan SNI pada

ruang kelas yaitu 250lux. Untuk ruang sampel 1A ini rata-rata intensitas

0

50

100

150

200

250

8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

Titik Ukur 1

Titik Ukur 2

Titik Ukur 3

Gambar 5.10 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 13: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

64

cahaya pada ketiga titik ukur belum memenuhi standar pencahayaan alami

pada ruang kelas. Maka dari itu peneliti mensimulasikan menggunakan dialux

untuk pengukuran tingkat pencahayaan alami pada tanggal 22 Juni dan 21

Maret. Berikut merupakan hasil tingkat pencahayaan alami pada ruang

sampel 1A.

SAMPEL 1A

Waktu Titik

Ukur 1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 213 236 92

9.00 289 318 102

10.00 300 356 115

11.00 349 379 134

12.00 373 409 144

13.00 376 412 145

14.00 312 389 137

15.00 276 342 121

16.00 255 297 113

Rata-Rata 304.78 348.67 122.56 Sumber” Dokumen Pribadi

SAMPEL 1A

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 161 217 76

9.00 191 234 83

10.00 225 258 113

11.00 247 309 129

12.00 267 338 141

13.00 272 344 144

14.00 240 276 137

15.00 228 243 107

16.00 182 229 85

Rata-Rata 223.67 272.00 112.78 Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.7 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 1A pada 22 Juni

Tabel 5.8 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 1A pada 21 Maret

Gambar 5.12 Titik Ukur Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.11 Titik Ukur Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 14: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

65

Tabel diatas adalah hasil pengukuran intensitas cahaya ruang

sampel 1A menggunakan software Dialux. Hasil pengukuran pada tanggal

21 Maret tingkat intensiitas cahaya yang sudah memenuhi standar hanya

terdapat pada titik ukur 2. Titik ukur 1 rata-rata intensitas cahayanya 223 lux ,

nilai ini juga belum memenuhi standar 250 lux. Untuk titik ukur 3 masih jauh

dari standar sebab titik ini jauh dari jendela dan jendela yang paling dekat

dengan titik ukur 3 memiliki ukuran yang kecil dan menggunakan sun

shading. Hasil pengukuran 22 Juni terdapat 2 titik ukur yang sudah

memenuhi standar pencahayaan alami. Pada titik ukur 1 dan 2 tingkat

intensitas cahayanya sangat tinggi karena sudah diatas standar untuk ruang

kelas yaitu mencapai 304lux dan 348lux. Kesimpulan dari ketiga hasil

pengukuran tersebut diatas dirangkum dalam grafik dibawah ini.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 1A paling tinggi dibandingkan dengan bulan maret

dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan sampel 1A

membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat

Maret Juni Desember

titik ukur 1 223 305 164

titik ukur 2 272 349 186

titik ukur 3 113 123 90

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Tin

gkat

Inte

nsi

tas

Cah

aya

(Lu

x)

Gambar 5.13 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 15: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

66

dengan titik ukur 1 dan 2, agar cahaya yang masuk kedalam ruangan tidak

berlebihan.

5.2.2 Tingkat Pencahayaan Alami pada sampel 1B

SAMPEL 1B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 80 97 48

9.00 144 163 76

10.00 158 180 99

11.00 168 215 110

12.00 183 235 121

13.00 185 238 122

14.00 175 224 96

15.00 151 195 83

16.00 117 167 62

Rata-Rata 151.22 190.44 90.78

Tabel diatas merupakan tabel hasil pengukuran intensitas cahaya

pada tanggal 22 Desember dengan kondisi pencahayaan alami pada ruang

sampel 1B. Pengukuran dilakukan langsung di tempat objek penelitian.

Terdapat 3 titik ukur yang sudah ditentukan letaknya sesuai dengan SNI

untuk pengukuran intensitas cahaya dalam ruangan dengan kondisi

pencahayaan alami. Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas

cahaya pada ruang sampel 1B pada pukul 8 pagi hingga 4 sore dengan

kondisi cuaca terang. Peneliti melakukan perbandingan hasil pengukuran

menggunakan software Dialux untuk tanggal yang sama. Hasil pengukuran

tersebut terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.9 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 1B

Gambar 5.14 Titik Ukur Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 16: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

67

SAMPEL 1B

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 77 98 49

9.00 135 160 75

10.00 160 183 93

11.00 172 217 111

12.00 185 238 125

13.00 190 245 125

14.00 175 225 96

15.00 155 194 80

16.00 116 160 65

Rata-Rata 151.67 191.11 91.00 Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas cahaya pada 22

Desember menggunakan software Dialux. Pada tabel dibawah ini

merupakan perbandingan antara pengukuran langsung di objek penelitian

dan menggunakan software dialux. Rata-rata hasil pengukuran pada sampel

ruang 1B antara pengukuran langsung pada objek penelitian dan

menggunakan software dialux tidak jauh berbeda. Karena pada pengukuran

langsung kondisi cahaya terang dan bukaan pada ruangan tidak terhalang

oleh pepohonan.

SAMPEL 1B

Metode Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

Pengukuran Langsung

151.22 190.44 90.78

Dialux 151.67 191.11 91.00

Selisih Nilai 0.45 0.67 0.22

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.10 Intensitas Cahaya Sampel 1B dengan Dialux

Gambar 5.15 Titik Ukur Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.16 Titik Ukur Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 5.11 Perbandingan Intensitas Cahaya Sampel 1B

Page 17: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

68

Tabel intensitas cahaya pada 22 Desember dengan pengukuran

langsung diatas di ringkas dalam bentuk grafik dibawah ini agar lebih

mudah untuk dibaca dan dipahami.

Grafik diatas merupakan hasil dari pengukuran intensitas cahaya

pada ruang sampel 1B. Kondisi pengukuran intensitas cahaya yaitu pada saat

cuaca terang dan hanya terdapat pencahayaan alami atau tidak

menggunakan cahaya lampu. Terdapat 3 titik ukur pada ruangan tersebut,

titik ukur 2 merupakan titik ukur yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi

dibandingkan titik ukur lainnya. Hal ini disebabkan letak titik ukur 2 berada

dekat dengan jendela dan tidak terhalang oleh apapun. Titik ukur 1 nilai

intensitas cahayanya lebih rendah sebab dekat dengan dinding maka cahaya

pada titik tersebut tidak setinggi titik ukur 2, tetapi nilai intensitasnya tidak jauh

berbeda karena titik ukur 1 juga posisinya dekat dengan jendela. Pada titik

ukur 3 nilai intensitas cahayanya paling kecil disebabkan jauh dengan jendela

dan posisinya dekat dengan dinding, jendela yang posisinya paling dekat

dengan titik ukur 3 juga merupakan jendela yang dimensinya lebih kecil

dibandingkan jendela yang posisinya berada dekat dengan titik ukur 1 dan 2.

Nilai intensitas paling tinggi pada ruangan tersebut pada pukul 1 siang yaitu

hingga 245lux, lalu menurun hingga sore hari . Standar Pencahayaan alami

0

50

100

150

200

250

300

8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

Titik Ukur 1

Titik Ukur 2

Titik Ukur 3

Gambar 5.17 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 18: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

69

yang sesuai dengan SNI pada ruang kelas yaitu 250lux. Untuk ruang sampel

1B ini rata-rata intensitas cahaya pada ketiga titik ukur belum memenuhi

standar pencahayaan alami untuk ruang kelas. Maka dari itu peneliti

mensimulasikan menggunakan dialux untuk pengukuran tingkat pencahayaan

alami pada tanggal 22 Juni dan 21 Maret. Berikut merupakan hasil tingkat

pencahayaan alami pada ruang sampel 1B.

SAMPEL 1B

Waktu Titik

Ukur 1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 187 214 68

9.00 273 358 117

10.00 273 327 135

11.00 349 381 158

12.00 376 410 170

13.00 344 413 171

14.00 322 347 162

15.00 283 302 142

16.00 228 241 97

Rata-Rata 292.78 332.56 135.56

Sumber” Dokumen Pribadi

SAMPEL 1B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 147 182 58

9.00 167 241 101

10.00 266 284 114

11.00 269 323 124

12.00 313 370 136

13.00 319 377 138

14.00 285 342 131

15.00 251 302 116

16.00 143 175 92

Rata-Rata 240.00 288.44 112.22 Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.12 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 1B pada 22 Juni

Tabel 5.13 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 1B pada 21 Maret

Gambar 5.18 Titik Ukur Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.19 Titik Ukur Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 19: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

70

Tabel diatas adalah hasil pengukuran intensitas cahaya ruang

sampel 1B menggunakan software Dialux. Hasil pengukuran pada tanggal

21 Maret tingkat intensiitas cahaya yang sudah memenuhi standar hanya

terdapat pada titik ukur 2. Titik ukur 1 rata-rata intensitas cahayanya 240 lux ,

nilai ini hampir memenuhi standar 250 lux. Untuk titik ukur 3 masih jauh dari

standar sebab titik ini jauh dari jendela dan jendela yang paling dekat dengan

titik ukur 3 memiliki ukuran yang kecil dan menggunakan sun shading. Hasil

pengukuran 22 Juni terdapat 2 titik ukur yang sudah memenuhi standar

pencahayaan alami. Pada titik ukur 1 dan 2 tingkat intensitas cahayanya

sangat tinggi karena sudah diatas standar untuk ruang kelas yaitu mencapai

293lux dan 333lux. Kesimpulan dari ketiga hasil pengukuran tersebut diatas

dirangkum dalam grafik dibawah ini.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 1B paling tinggi dibandingkan dengan bulan maret

dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan sampel 1B

membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat

Maret Juni Desember

titik ukur 1 240 293 151

titik ukur 2 288 320 190

titik ukur 3 112 136 91

0

50

100

150

200

250

300

350

Tin

gkat

Inte

nsi

tas

Cah

aya

(Lu

x)

Gambar 5.20 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 20: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

71

dengan titik ukur 1 dan 2, agar cahaya yang masuk kedalam ruangan tidak

berlebihan. Untuk jendela yang posisinya dekat dengan titikukur 3 sebaiknya

tidak menggunakan perangkat sun shading sebab tingkat intensitas cahaya

di titik ukur 3 masih belum memenuhi standar.

5.2.3 Tingkat Pencahayaan Alami pada sampel 2B

SAMPEL 2B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 45 126 77

9.00 79 141 127

10.00 84 188 173

11.00 100 225 200

12.00 110 251 225

13.00 111 254 220

14.00 105 240 215

15.00 91 208 186

16.00 70 155 144

Rata-Rata 88.33 198.67 174.11 Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan tabel hasil pengukuran intensitas cahaya

dengan kondisi pencahayaan alami pada ruang sampel 2B pada tanggal 22

Desember. Hasil pengukuran tersebut dilakukan langsung di objek

penelitian. Terdapat 3 titik ukur yang sudah ditentukan letaknya sesuai

dengan SNI untuk pengukuran intensitas cahaya dalam ruangan dengan

kondisi pencahayaan alami. Tabel diatas merupakan hasil pengukuran

intensitas cahaya pada ruang sampel 2B pada pukul 8 pagi hingga 4 sore

dengan kondisi cuaca terang. Peneliti melakukan perbandingan hasil

pengukuran menggunakan software Dialux untuk tanggal yang sama. Hasil

pengukuran tersebut terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.14 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 2B

Gambar 5.21 Titik Ukur Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 21: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

72

SAMPEL 2B

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 50 125 80

9.00 75 145 125

10.00 84 190 174

11.00 96 221 198

12.00 115 250 220

13.00 115 253 230

14.00 108 238 212

15.00 89 210 185

16.00 69 158 145

Rata-Rata 89.00 198.89 174.33

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas cahaya pada 22

Desember menggunakan software Dialux. Pada tabel dibawah ini

merupakan perbandingan antara pengukuran langsung di objek penelitian

dan menggunakan software dialux. Rata-rata hasil pengukuran pada sampel

ruang 2B antara pengukuran langsung pada objek penelitian dan

menggunakan software dialux tidak jauh berbeda. Karena pada pengukuran

langsung kondisi cahaya terang dan bukaan pada ruangan tidak terhalang

oleh pepohonan.

SAMPEL 2B

Metode Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

Pengukuran Langsung

88.33 198.67 174.11

Dialux 89.00 198.89 174.33

Selisih Nilai 0.67 0.22 0.22

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.15 Intensitas Cahaya Sampel 2B dengan Dialux

Gambar 5.22 Titik Ukur Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.23 Titik Ukur Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 5.16 Perbandingan Intensitas Cahaya Sampel 2B

Page 22: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

73

Tabel intensitas cahaya pada 22 Desember dengan pengukuran

langsung diatas di ringkas dalam bentuk grafik dibawah ini agar lebih

mudah untuk dibaca dan dipahami.

Grafik diatas merupakan hasil dari pengukuran intensitas cahaya

pada ruang sampel 2B. Kondisi pengukuran intensitas cahaya yaitu pada saat

cuaca terang dan hanya terdapat pencahayaan alami atau tidak

menggunakan cahaya lampu. Terdapat 3 titik ukur pada ruangan tersebut,

titik ukur 2 merupakan titik ukur yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi

dibandingkan titik ukur lainnya. Hal ini disebabkan letak titik ukur 2 berada

dekat dengan jendela dan tidak terhalang oleh apapun. Titik ukur 3 nilai

intensitas cahayanya lebih rendah sebab dekat dengan dinding maka cahaya

pada titik tersebut tidak setinggi titik ukur 2, tetapi nilai intensitasnya tidak jauh

berbeda karena titik ukur 3 juga posisinya dekat dengan jendela. Pada titik

ukur 1 nilai intensitas cahayanya paling kecil disebabkan jauh dengan jendela

dan posisinya dekat dengan dinding, jendela yang posisinya paling dekat

dengan titik ukur 1 juga merupakan jendela yang dimensinya lebih kecil

dibandingkan jendela yang posisinya berada dekat dengan titik ukur 2 dan 3.

Nilai intensitas paling tinggi pada ruangan tersebut pada pukul 1 siang yaitu

hingga 253lux, lalu menurun hingga sore hari . Standar Pencahayaan alami

0

50

100

150

200

250

300

8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

Titik Ukur 1

Titik Ukur 2

Titik Ukur 3

Gambar 5.24 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 23: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

74

yang sesuai dengan SNI pada ruang kelas yaitu 250lux. Untuk ruang sampel

2B ini rata-rata intensitas cahayanya belum memenuhi standar pencahayaan

alami untuk ruang kelas. Maka dari itu peneliti mensimulasikan menggunakan

Dialux untuk pengukuran tingkat pencahayaan alami pada tanggal 22 Juni

dan 21 Maret. Berikut merupakan hasil tingkat pencahayaan alami pada

ruang sampel 2B.

SAMPEL 2B

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 118 307 271

9.00 119 331 288

10.00 150 365 336

11.00 174 415 336

12.00 188 447 421

13.00 194 461 425

14.00 179 421 401

15.00 161 373 359

16.00 125 298 281

Rata-Rata 156.44 379.78 346.44

Sumber” Dokumen Pribadi

SAMPEL 2B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 68 183 127

9.00 112 285 245

10.00 151 351 331

11.00 148 339 254

12.00 162 371 278

13.00 165 378 283

14.00 157 289 250

15.00 138 240 220

16.00 110 192 176

Rata-Rata 134.56 292.00 240.44

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.17 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 2B pada 22 juni

Tabel 5.18 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 2B pada 21 Maret

Gambar 5.26 Titik Ukur Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.25 Titik Ukur Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 24: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

75

Tabel diatas adalah hasil pengukuran intensitas cahaya ruang

sampel 2B menggunakan software Dialux. Hasil pengukuran pada tanggal

21 Maret tingkat intensiitas cahaya yang sudah memenuhi standar hanya

terdapat pada titik ukur 2. Titik ukur 3 rata-rata intensitas cahayanya 240 lux ,

nilai ini hampir memenuhi standar 250 lux. Untuk titik ukur 1 masih jauh dari

standar sebab titik ini jauh dari jendela dan jendela yang paling dekat dengan

titik ukur 1 memiliki ukuran yang kecil dan menggunakan sun shading. Hasil

pengukuran 22 Juni terdapat 2 titik ukur yang sudah memenuhi standar

pencahayaan alami. Pada titik ukur 2 dan 3 tingkat intensitas cahayanya

sangat tinggi karena sudah diatas standar untuk ruang kelas yaitu mencapai

lebih dari 300lux. Kesimpulan dari ketiga hasil pengukuran tersebut diatas

dirangkum dalam grafik dibawah ini.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 2B paling tinggi dibandingkan dengan bulan maret

dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan sampel 2B

membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat

dengan titik ukur 2 dan 3, agar cahaya yang masuk kedalam ruangan tidak

Maret Juni Desember

titik ukur 1 135 156 88

titik ukur 2 292 380 199

titik ukur 3 240 346 174

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Tin

gkat

Inte

nsi

tas

Cah

aya

(Lu

x)

Gambar 5.27 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 25: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

76

berlebihan. Untuk jendela yang posisinya dekat dengan titikukur 1 sebaiknya

tidak menggunakan perangkat sun shading sebab tingkat intensitas cahaya

di titik ukur 1 masih belum memenuhi standar pencahayaan alami untuk

ruang kelas.

5.2.4 Tingkat Pencahayaan Alami pada sampel 3A

SAMPEL 3A

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 162 194 122

9.00 220 322 210

10.00 249 361 240

11.00 346 431 286

12.00 378 470 290

13.00 329 477 293

14.00 310 449 252

15.00 268 410 219

16.00 208 362 197

Rata-Rata 274.44 386.22 234.33 Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan tabel hasil pengukuran intensitas cahaya

dengan kondisi pencahayaan alami pada ruang sampel 3A. Ruang Sampel

3A merupakan ruang lab computer, standar pencahayaan untuk ruang lab.

komputer menurut SNI yaitu 500lux. Hasil pengukuran tersebut dilakukan

langsung di lokasi objek penelitian. Terdapat 3 titik ukur yang sudah

ditentukan letaknya sesuai dengan SNI untuk pengukuran intensitas cahaya

dalam ruangan dengan kondisi pencahayaan alami. Tabel diatas merupakan

hasil pengukuran intensitas cahaya pada ruang sampel 3A pada pukul 8 pagi

hingga 4 sore dengan kondisi cuaca terang. Peneliti melakukan

perbandingan hasil pengukuran menggunakan software Dialux untuk tanggal

yang sama. Hasil pengukuran tersebut terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.19 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 3A

Gambar 5.28 Titik Ukur Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 26: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

77

SAMPEL 3A

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 165 198 124

9.00 220 320 218

10.00 250 365 238

11.00 340 430 298

12.00 365 487 289

13.00 366 490 290

14.00 301 440 267

15.00 265 412 210

16.00 210 368 195

Rata-Rata 275.78 390.00 236.56

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas cahaya pada 22

Desember menggunakan software Dialux. Pada tabel dibawah ini

merupakan perbandingan antara pengukuran langsung di objek penelitian

dan menggunakan software dialux. Rata-rata hasil pengukuran pada sampel

ruang 3A antara pengukuran langsung pada objek penelitian dan

menggunakan software dialux tidak jauh berbeda. Karena pada pengukuran

langsung kondisi cahaya terang dan bukaan pada ruangan tidak terhalang

oleh pepohonan.

SAMPEL 3A

Metode Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

Pengukuran Langsung

274.44 386.22 234.33

Dialux 275.78 390.00 236.56

Selisih Nilai 1.34 3.78 2.23

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.20 Intensitas Cahaya Sampel 3A dengan Dialux

Gambar 5.28 Titik Ukur Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.29 Titik Ukur Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 5.21 Perbandingan Intensitas Cahaya Sampel 3A

Page 27: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

78

Tabel intensitas cahaya pada 22 Desember dengan pengukuran

langsung diatas di ringkas dalam bentuk grafik dibawah ini agar lebih

mudah untuk dibaca dan dipahami.

Grafik diatas merupakan hasil dari pengukuran intensitas cahaya

pada ruang sampel 3A. Kondisi pengukuran intensitas cahaya yaitu pada

saat cuaca terang dan hanya terdapat pencahayaan alami atau tidak

menggunakan cahaya lampu. Terdapat 3 titik ukur pada ruangan tersebut,

titik ukur 2 merupakan titik ukur yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi

dibandingkan titik ukur lainnya. Hal ini disebabkan letak titik ukur 2 berada

dekat dengan jendela dan tidak terhalang oleh apapun. Titik ukur 1 nilai

intensitas cahayanya lebih rendah sebab dekat dengan dinding maka

cahaya pada titik tersebut tidak setinggi titik ukur 2, tetapi nilai intensitasnya

tidak jauh berbeda karena titik ukur 2 juga posisinya dekat dengan jendela.

Pada titik ukur 3 nilai intensitas cahayanya paling kecil disebabkan jauh

dengan jendela dan posisinya dekat dengan dinding. Nilai intensitas paling

tinggi pada ruangan tersebut pada pukul 12siang yaitu hingga 490 lux, lalu

menurun hingga sore hari. Standar Pencahayaan alami yang sesuai dengan

SNI pada ruang lab komputer yaitu 500 lux. Untuk ruang sampel 3A ini

0

100

200

300

400

500

600

8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

Titik Ukur 1

Titik Ukur 2

Titik Ukur 3

Gambar 5.30 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 28: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

79

rata-rata intensitas cahayanya pada ketiga titik ukur belum memenuhi

stadar pencahayaan alami untuk ruang lab.komputer. Maka dari itu peneliti

mensimulasikan menggunakan dialux untuk pengukuran tingkat

pencahayaan alami pada tanggal 22 Juni dan 21 Maret. Berikut merupakan

hasil tingkat pencahayaan alami pada ruang sampel 3A.

SAMPEL 3A

Waktu Titik

Ukur 1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 389 426 313

9.00 399 512 358

10.00 515 539 404

11.00 585 608 522

12.00 630 646 549

13.00 651 709 566

14.00 600 615 535

15.00 540 565 360

16.00 431 459 386

Rata-Rata 526.67 564.33 443.67 Sumber” Dokumen Pribadi

SAMPEL 3A

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 218 228 172

9.00 367 450 302

10.00 382 530 338

11.00 400 545 386

12.00 438 568 423

13.00 446 550 430

14.00 420 523 409

15.00 370 460 361

16.00 253 387 244

Rata-Rata 366.00 471.22 340.56 Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.23 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 3A pada 21 Maret

Tabel 5.22 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 3A pada 22 Juni

Gambar 5.31 Titik Ukur Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.32 Titik Ukur Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 29: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

80

Tabel diatas adalah hasil pengukuran intensitas cahaya ruang

sampel 3A menggunakan software Dialux. Hasil pengukuran pada tanggal

21 Maret tingkat intensiitas cahaya pada ketiga titik ukur masih dibawah

500lux, berarti belum memenuhi standar pencahayaan alami untuk ruang

lab.komputer. Namun pada titik ukur 2 rata-rata intensitas cahayanya 471 lux

, nilai ini hampir memenuhi standar 500 lux. Untuk titik ukur 1 dan 3 masih

jauh dari standar sebab titik ini dekat dengan dinding jadi terdapat cahaya

yang terhalang oleh dinding. Hasil pengukuran 22 Juni pada titik ukur 1 dan

2 sudah memenuhi standar pencahayaan alami yaitu diatas 500lux. Untuk

titik ukur 3 intensitasnya 443 lux, nilai ini hampir memenuhi standar

pencahayaan alami untuk ruang lab.komputer yaitu 500lux. Kesimpulan dari

ketiga hasil pengukuran tersebut diatas dirangkum dalam grafik dibawah ini.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 3A paling tinggi dibandingkan dengan bulan maret

dan desember. Walaupun paling tinggi, tetapi pada bulan juni hanya titik ukur

1 dan 2 yang memenuhi standar diatas 500lux. Maka untuk segi tingkat

pencahayaan alami ruangan sampel 3A belum memerlukan sun shading

Maret Juni Desember

titik ukur 1 366 527 274

titik ukur 2 471 564 386

titik ukur 3 341 444 234

0

100

200

300

400

500

600

Tin

gkat

Inte

nsi

tas

Cah

aya

(Lu

x)

Gambar 5.33 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 30: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

81

yang lebih panjang dimensinya untuk diterapkan pada ruangan tersebut.

Terutama pada bukaan yang dekat dengan titik ukur 3, tingkat intensitas

cahaya di titik ukur 3 masih belum memenuhi standar.

5.2.5 Tingkat Pencahayaan Alami pada sampel 3B

SAMPEL 3B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 178 193 124

9.00 237 307 194

10.00 272 336 226

11.00 356 467 285

12.00 389 510 316

13.00 394 517 300

14.00 371 487 296

15.00 325 422 286

16.00 270 350 222

Rata-Rata 310.22 398.78 249.89

Tabel diatas merupakan tabel hasil pengukuran intensitas cahaya

dengan kondisi pencahayaan alami pada ruang sampel 3B. Ruang Sampel

3B merupakan ruang lab.komputer, standar pencahayaan untuk ruang lab.

komputer menurut SNI yaitu 500lux. Hasil pengukuran diatas

dilakukandengan pengukuran langsung pada objek penelitian. Terdapat 3

titik ukur yang sudah ditentukan letaknya sesuai dengan SNI untuk

pengukuran intensitas cahaya dalam ruangan dengan kondisi pencahayaan

alami. Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas cahaya pada

ruang sampel 3B pada pukul 8 pagi hingga 4 sore dengan kondisi cuaca

terang. Peneliti melakukan perbandingan hasil pengukuran menggunakan

software Dialux untuk tanggal yang sama. Hasil pengukuran tersebut

terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.24 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 3B

Gambar 5.34 Titik Ukur Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 31: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

82

SAMPEL 3B

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 180 205 145

9.00 240 322 215

10.00 278 359 216

11.00 387 477 312

12.00 395 520 320

13.00 398 525 315

14.00 350 438 276

15.00 325 415 246

16.00 258 339 210

Rata-Rata 312.33 400.00 250.56

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel diatas merupakan hasil pengukuran intensitas cahaya pada 22

Desember menggunakan software Dialux. . Pada tabel dibawah ini

merupakan perbandingan antara pengukuran langsung di objek penelitian

dan menggunakan software dialux. Rata-rata hasil pengukuran pada sampel

ruang 3B antara pengukuran langsung pada objek penelitian dan

menggunakan software dialux tidak jauh berbeda. Karena pada pengukuran

langsung kondisi cahaya terang dan bukaan pada ruangan tidak terhalang

oleh pepohonan.

SAMPEL 3B

Metode Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

Pengukuran Langsung

310.22 398.78 249.89

Dialux 312.33 400.00 250.56

Selisih Nilai 2.11 1.22 0.67

Sumber” Dokumen Pribadi

Tabel 5.25 Intensitas Cahaya Sampel 3B dengan Dialux

Gambar 5.35 Titik Ukur Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.36 Titik Ukur Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 5.26 Perbandingan Intensitas Cahaya Sampel 3B

Page 32: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

83

Tabel intensitas cahaya pada 22 Desember dengan pengukuran

langsung diatas di ringkas dalam bentuk grafik dibawah ini agar lebih

mudah untuk dibaca dan dipahami.

Grafik diatas merupakan hasil dari pengukuran intensitas cahaya

pada ruang sampel 3B. Kondisi pengukuran intensitas cahaya yaitu pada saat

cuaca terang dan hanya terdapat pencahayaan alami atau tidak

menggunakan cahaya lampu. Terdapat 3 titik ukur pada ruangan tersebut,

titik ukur 2 merupakan titik ukur yang memiliki intensitas cahaya paling tinggi

dibandingkan titik ukur lainnya. Hal ini disebabkan letak titik ukur 2 berada

dekat dengan jendela dan tidak terhalang oleh apapun. Titik ukur 1 nilai

intensitas cahayanya lebih rendah sebab dekat dengan dinding maka cahaya

pada titik tersebut tidak setinggi titik ukur 2, tetapi nilai intensitasnya tidak jauh

berbeda karena titik ukur 2 juga posisinya dekat dengan jendela. Pada titik

ukur 3 nilai intensitas cahayanya paling kecil disebabkan lebih jauh dengan

jendela dan posisinya dekat dengan dinding. Nilai intensitas paling tinggi pada

ruangan tersebut pada pukul 1 siang yaitu hingga 525 lux, lalu menurun

hingga sore hari . Standar Pencahayaan alami yang sesuai dengan SNI pada

ruang lab.komputer yaitu 500 lux. Untuk ruang sampel 3B ini rata-rata

intensitas cahayanya di ketiga titik ukur belum memenuhi standar

0

100

200

300

400

500

600

8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

Titik Ukur 1

Titik Ukur 2

Titik Ukur 3

Gambar 5.37 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 33: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

84

pencahayaan alami untuk ruang lab.komputer. Maka dari itu peneliti

mensimulasikan menggunakan dialux untuk pengukuran tingkat pencahayaan

alami pada tanggal 22 Juni dan 21 Maret. Berikut merupakan hasil tingkat

pencahayaan alami pada ruang sampel 3B.

SAMPEL 3B

Waktu Titik Ukur

1 Titik Ukur

2 Titik Ukur

3

8.00 494 510 310

9.00 514 579 388

10.00 551 572 455

11.00 572 622 476

12.00 616 670 513

13.00 621 676 517

14.00 598 638 543

15.00 492 560 514

16.00 419 479 380

Rata-Rata 541.89 589.56 455.11 Sumber: Dokumen Pribadi

SAMPEL 3B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 243 261 149

9.00 358 418 226

10.00 371 449 304

11.00 442 499 332

12.00 483 585 363

13.00 492 596 370

14.00 432 525 351

15.00 380 462 289

16.00 277 427 231

Rata-Rata 386.44 469.11 290.56 Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel diatas adalah hasil pengukuran intensitas cahaya ruang

sampel 3B menggunakan software Dialux. Hasil pengukuran pada tanggal

Tabel 5.27 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 3B pada 22 Juni

Tabel 5.28 Pengukuran Intensitas Cahaya Sampel 3B pada 21 Maret

Gambar 5.39 Titik Ukur Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 5.38 Titik Ukur Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 34: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

85

21 Maret tingkat intensiitas cahaya pada ketiga titik ukur masih dibawah

500lux, berarti belum memenuhi standar pencahayaan alami untuk ruang

lab.komputer. Namun pada titik ukur 2 rata-rata intensitas cahayanya 469 lux

, nilai ini hampir memenuhi standar 500 lux. Untuk titik ukur 1 dan 3 masih

jauh dari standar sebab titik ini dekat dengan dinding jadi terdapat cahaya

yang terhalang oleh dinding. Hasil pengukuran 22 Juni pada titik ukur 1 dan

2 sudah memenuhi standar pencahayaan alami yaitu 500lux. Untuk titik ukur

3 intensitasnya 455 lux, nilai ini hampir memenuhi standar pencahayaan

alami untuk ruang lab.komputer yaitu 500lux. Kesimpulan dari ketiga hasil

pengukuran tersebut diatas dirangkum dalam grafik dibawah ini.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 3B paling tinggi dibandingkan dengan bulan maret

dan desember. Walaupun paling tinggi, tetapi pada bulan juni hanya titik ukur

1 dan 2 yang memenuhi standar diatas 500lux. Maka untuk segi tingkat

pencahayaan alami ruangan sampel 3B belum memerlukan sun shading

yang lebih panjang dimensinya untuk diterapkan pada ruangan tersebut.

Maret Juni Desember

titik ukur 1 386 541 310

titik ukur 2 469 590 399

titik ukur 3 291 455 250

0

100

200

300

400

500

600

700

Tin

gkat

Inte

nsi

tas

Cah

aya

(Lu

x)

Gambar 5.40 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 35: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

86

Terutama pada bukaan yang dekat dengan titik ukur 3, tingkat intensitas

cahaya di titik ukur 3 masih belum memenuhi standar.

5.3 Kajian Peran Sun Shading Terhadap Pembentukan Berkas Cahaya dalam

Ruang Kelas dan Lab.Komputer

Shading Device yaitu alat pengontrol terhadap panas karena sinar

matahari dan penghalau sinar matahari yang masuk ke bangunan serta

memberikan pembayangan yang dapat mengurangi panas. (Heinz , F, 1998).

Maka dari itu peneliti disini akan menganalisa apakah penggunaan sun

shading dapat berperan penting untuk meminimalisir cahaya matahari yang

masuk kedalam ruangan. Peneliti menggunakan bantuan software Sketchup

untuk simulasi pembentukan berkas cahaya akibat pencahayaan alami yang

dihasilkan pada tanggal-tanggal ekstrim pada ruangan eksisiting yang

menggunakan sun shading, dan dibandingkan dengan ruangan tanpa sun

shading. Sehingga dapat diketahui peran penggunaan sun shading melalui

perbandingan nilai dalam penggunaan sun shading dengan tanpa sun

shading,

5.3.1 Kajian Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Dalam Ruangan

5.3.1.1 Kajian Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret

Dibawah ini merupakan hasil simulasi kelima sampel yaitu 1A, 1B,

2B, 3A, dan 3B pada tanggal 21 Maret, Simulasi dilakukan pada pukul

08.00 sampai pukul 16.00 menggunakan software Sketchup.

Page 36: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

87

Tabel 5.29 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret Sampel 1A

SAMPEL 1A 21 MARET

RUANG KELAS

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 76.5 m2

Presentase Berkas Cahaya = (91-76.51): 91 x100% = 15.92 %

Pukul : 09.00 SBH : 30.9

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 83.1 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (91-83.1): 91 x100% = 8.68 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 87.52 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (91-87.52): 91 x100% = 3.9%

Pukul : 12.00 SBH : 138

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 14.00 SBH : 167

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 15.00 SBH : 162

0

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 16.00 SBH : 159

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pada sampel 1A terdapat

pembentukan berkas cahaya pada pukul 8.00 , 9.00, dan pukul 10.00 pagi.

Hal ini dikarenakan arah bukaan pada sampel 1 A menghadap kearah timur

sehingga pada waktu pagi hari terkena pencahayaan sinar matahari yang

menghasilkan pembentukan berkas cahaya. Nilai prosentase berkas cahaya

berbeda-beda karena dipengaruhi oleh posisi sudut posisi matahari. Pada

saat pukul 8 pagi posisi matahari masih berada pada sudut 33o , dimana

pada sudut posisi matahari tersebut cahaya masih dapat masuk kedalam

ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 9 dan 10 pagi

sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang terbentuk

Page 37: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

88

semakin kecil. Dan pada pukul 12 siang posisi matahari sudah berada di

atas bangunan sehingga tidak terbentuk berkas cahaya pada ruangan, sama

halnya dengan pukul 2 siang hingga sore posisi matahari sudah berada

diarah barat dan pada ruangan 1A tidak memiliki bukaan pada bagian barat

sehingga prosentase berkas cahaya nol atau tidak terjadi pembentukan

berkas cahaya pada jam-jam tersebut.

Tabel 5.30 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret Sampel 1B

SAMPEL 1B 21 MARET

RUANG KELAS

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 32.8

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 12.00 SBH : 138.9

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 167.0

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 88.2m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-88.2): 92 x100% = 4.2%

Pukul : 15.00 SBH : 162.5

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 81.73m2

Presentase Luas Berkas Cahaya:

= (92-81.73): 92 x100%

= 11.2%

Pukul : 16.00 SBH : 159.6

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 74.2m2

Presentase Luas Berkas Cahaya:

= (92-74.2): 92 x100%

= 19.4%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi pad sampel 1B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . hal ini disebabkan bukaan

pada ruangan tersebut hanya memiliki bukaan di sebelah barat sehingga

sinar matahari pada sore hari masuk kedalam ruangan dan terbentuk

Page 38: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

89

berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak terbentuk berkas cahaya

pada saat pagi hari. Nilai prosentase berkas cahaya pada pukul 2 siang

hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenkan posisi matahari pada pukul

2 siang hampir tegak lurus dengan bangunan sehingga berkas cahaya yang

dihasilkan lebih kecil dibandingan dengan pada pukul 3 dan 4 sore yang

posisi matahari sudah semakin turun. Pada pagi hari ruangan tersebut tidak

terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di sebelah timur

sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk kedalam

ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada sebelah timur.

Tabel 5.31 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret Sampel 2B

SAMPEL 2B 21 MARET

RUANG KELAS

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 32.8

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 12.00 SBH : 138.9

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 167.0

o

Luas Ruang :61m2

Luas Pola Gelap :59.83m2

Presentase Berkas Cahaya: = (61-59.83): 61 x100% = 2%

Pukul : 15.00 SBH : 162.5

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 58.05 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-58.05): 61 x100% = 4.84%

Pukul : 16.00 SBH : 159.6

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 53.91 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (61-53.91): 61 x100% = 29.9%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 39: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

90

Hasil simulasi pad sampel 2B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . Nilai prosentase berkas cahaya

pada pukul 2 siang hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenakan posisi

matahari (altitude) pada pukul 4 sore berada pada sudut 26.3o dimana pada

sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk kedalam ruangan

sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 2 dan 3 siang sudut posisi

matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang terbentuk semakin

kecil. Hal ini juga disebabkan bukaan pada ruangan tersebut hanya berada

di sebelah barat sehingga sinar matahari pada sore hari masuk kedalam

ruangan dan terbentuk berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak

terbentuk berkas cahaya pada saat pagi hari. Pada pagi hari ruangan

tersebut tidak terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di

sebelah timur sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk

kedalam ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada

sebelah timur.

Tabel 5.32 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret Sampel 3A

SAMPEL 3A 21 MARET

RUANG LAB.KOMPUTER

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap :64.45 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-64.45): 89 x100% = 27.6 %

Pukul : 09.00 SBH : 32.8

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 73.52 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-73.52): 89 x100% = 17.4 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 81.12 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (89-81.12): 89 x100% = 9%

Page 40: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

91

Tabel 5.32 Lanjutan Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret Sampel 3A

Pukul : 12.00 SBH : 138.9

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : -167.0

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 15.00 SBH : -162.5

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 16.00 SBH : -159.6

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pada sampel 3A terdapat

pembentukan berkas cahaya pada pukul 8.00 , 9.00, dan pukul 10.00 pagi.

Hal ini dikarenakan arah bukaan pada sampel 3A menghadap kearah timur

sehingga pada waktu pagi hari terkena pencahayaan sinar matahari. Nilai

prosentase luas berkas cahaya berbeda-beda karena dipengaruhi oleh posisi

sudut posisi matahari. Pada saat pukul 8 pagi posisi matahari masih berada

pada sudut 33o , dimana pada sudut tersebut posisi matahari masih dapat

masuk kedalam ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 9

dan 10 pagi sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya

yang terbentuk semakin kecil. Dan pada pukul 12 siang posisi matahari

sudah berada di atas bangunan sehingga tidak terbentuk berkas cahaya

pada ruangan, sama halnya dengan pukul 2 siang hingga sore posisi

matahari sudah berada diarah barat dan pada ruangan 3A tidak memiliki

bukaan pada bagian barat sehingga prosentase berkas cahaya nol atau

tidak terjadi pembentukan berkas cahaya pada jam-jam tersebut. Nilai

prosentase berkas cahaya pada sampel 3A lebih besar dibandingkan sampel

1A , 1B, dan 2B karena lubang cahaya pada sampel 3A lebih besar.

Page 41: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

92

Tabel 5.33 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret Sampel 3B

SAMPEL 3B 21 MARET

RUANG LAB.KOMPUTER

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 32.8

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 12.00 SBH : 138.9

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 167.0

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :96.17m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-96.17): 104 x100% = 7.6 %

Pukul : 15.00 SBH : 162.5

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 89.18 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-89.18): 104 x100% = 14.3%

Pukul : 16.00 SBH : 159.6

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 72.96 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (104-72.96): 104 x100% = 29.9 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi pad sampel 3B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . Nilai prosentase berkas cahaya

pada pukul 2 siang hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenakan posisi

matahari (altitude) pada pukul 4 sore berada pada sudut 26.3o dimana pada

sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk kedalam ruangan

sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 2 dan 3 siang sudut posisi

matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang terbentuk semakin

kecil. Hal ini juga disebabkan bukaan pada ruangan tersebut hanya berada

di sebelah barat sehingga sinar matahari pada sore hari masuk kedalam

Page 42: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

93

ruangan dan terbentuk berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak

terbentuk berkas cahaya pada saat pagi hari. Pada pagi hari ruangan

tersebut tidak terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di

sebelah timur sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk

kedalam ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada

sebelah timur. Nilai prosentase berkas cahaya pada sampel 3B lebih besar

dibandingkan sampel 1A , 1B, dan 2B karena lubang cahaya pada sampel

3B lebih besar.

Tabel diatas merupakan hasil simulasi pada sampel 1A , 1B, 2B, 3A,

dan 3B pada pukul 08.00 hingga 16.00. Pada sampel 1A dan 3A

pembentukan berkas cahaya terjadi pada pukul 08.00 – 10.00 disebabkan

ruangan ini memiliki orientasi bukaan menghadap ketimur sehingga terkena

sinar matahari dari timur pada pagi hari maka terbentuk berkas cahaya

dalam ruangan tersebut. Pada sampel 1B, 2B, dan 3B pembentukan berkas

cahaya terjadi pada pukul 14.00 sampai 16.00 disebabkan ruangan ini

memiliki orientasi bukaan menghadap kebarat sehingga terkena sinar

matahari dari barat pada sore hari maka terbentuk berkas cahaya dalam

ruangan tersebut. Pada Tabel dibawah ini merupakan rekapitulasi hasil

prosentase pola terang pada kelima sampel pada 21 Maret.

Tabel 5.34 Prosentase Luasan Pembentukan Berkas Cahaya 21 Maret

ZONA SAMPEL 8.00 9.00 10.00 12.00 14.00 15.00 16.00

ZONA

A

SAMPEL

1A 15.9 % 8.68% 3.9 % 0 0 0 0

SAMPEL

3A 27.6 % 17.4% 9% 0 0 0 0

ZONA

B

SAMPEL

1B 0 0 0 0 4.2% 11.2% 19.4%

SAMPEL

2B 0 0 0 0 2% 4.84% 11.7%

SAMPEL

3B 0 0 0 0 7.6% 14.3% 29.9%

Sumber : Hasil Analisa Pribadi

Page 43: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

94

Pada tabel diatas merupakan hasil prosentasi berkas cahaya pada

tanggal 21 Maret yang diambil pada pukul 8.00, 9.00, 10.00, 12.00, 14.00,

15.00, 16.00. Dari tabel tersebut dapat terlihat sampel 1A dan 3A ruangan

ini terdapat pembentukan berkas cahaya pada pagi hari karena ruangan ini

memiliki bukaan jendela yang menghadap kearah timur .

Sedangkan sampel 1B , 2B, dan 3B pada waktu pagi ruangan secara

keseluruhan tidak terdapat berkas cahaya karena presentase berkas

cahaya nol, tetapi mulai dari pukul 14.00 hingga sore pukul 16.00 ruangan

ini terdapat berkas cahaya, bahkan lebih sore maka luas berkas cahaya

meningkat. Hal ini disebabkan ruangan pada zona B memiliki bukaan yang

arahnya ke sebelah barat daya dan terkena cahaya matahari pada sore hari

dari sebelah barat. Sehingga pada pukul 14.00- 16.00 di zona B terdapat

pembentukan berkas cahaya.

5.3.1.2 Kajian Hasil Simulasi Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni

Dibawah ini merupakan hasil simulasi kelima sampel yaitu 1A, 1B,

2B,3A, dan 3B pada tanggal 22 Juni Simulasi dilakukan pada pukul 08.00

sampai pukul 16.00 menggunakan software Sketchup.

Tabel 5.35 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 1A

SAMPEL 1A 22 JUNI

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap :67.14m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-67.14): 91 x100% = 26.2 %

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 79.31m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-79.31): 91 x100% = 12.8 %

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 84.94m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-84.94): 91 x100% = 6.6%

Page 44: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

95

Tabel 5.35 Lanjutan Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 1A

Pukul : 12.00 SBH : 81.1

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pada sampel 1 A terdapat

pembentukan berkas cahaya pada pukul 8.00 , 9.00, dan pukul 10.00 pagi.

Hal ini dikarenakan arah bukaan pada sampel 1A menghadap kearah timur

sehingga pada waktu pagi hari terkena cahaya sinar matahari. Nilai

prosentasenyapun berbeda-beda karena dipengaruhi oleh posisi sudut posisi

matahari. Pada saat pukul 8 pagi posisi matahari masih berada pada sudut

34.7o , dimana pada sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk

kedalam ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 9 dan 10

pagi sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang

terbentuk semakin kecil. Dan pada pukul 12 siang posisi matahari sudah

berada di atas bangunan sehingga tidak terbentuk berkas cahaya pada

ruangan, sama halnya dengan pukul 2 siang hingga sore posisi matahari

sudah berada diarah barat dan pada ruangan 1A tidak memiliki bukaan pada

bagian barat sehingga prosentase berkas cahayanya nol atau tidak terjadi

pembentukan berkas cahaya pada jam-jam tersebut.

Page 45: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

96

Tabel 5.36 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 1B

SAMPEL 1B 22 JUNI

Ruang Kelas

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap :92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap :92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap :92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0

Pukul : 12.00 SBH : 81.1

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap :91.18m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-91.18): 92 x100% = 0.8%

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 87.73m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-87.73): 92 x100% = 4.6%

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 81.25 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-81.25): 92 x100% = 11.6%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi pad sampel 1B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . Nilai prosentase berkas cahaya

pada pukul 2 siang hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenakan posisi

matahari (altitude) pada pukul 4 sore berada pada sudut 26o dimana pada

sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk kedalam ruangan

sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 2 dan 3 siang sudut posisi

matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang terbentuk semakin

kecil. Hal ini juga disebabkan bukaan pada ruangan tersebut hanya berada

di sebelah barat sehingga sinar matahari pada sore hari masuk kedalam

ruangan dan terbentuk berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak

Page 46: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

97

terbentuk berkas cahaya pada saat pagi hari. Pada pagi hari ruangan

tersebut tidak terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di

sebelah timur sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk

kedalam ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada

sebelah timur.

Tabel 5.37 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 2B

SAMPEL 2B

22 JUNI Ruang Kelas

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0

Pukul : 12.00 SBH : 81.1

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap :60.98m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-60.98): 61 x100% = 0.2%

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 60.83 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-60.83): 61 x100% = 0.5%

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 59.65m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-59.65): 61 x100% = 2.4%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Hasil simulasi pada sampel 2B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . hal ini disebabkan bukaan pada

ruangan tersebut hanya memiliki bukaan di sebelah barat sehingga sinar

Page 47: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

98

matahari pada sore hari masuk kedalam ruangan dan terbentuk berkas

cahaya pada saat sore hari tetapi tidak terbentuk berkas cahaya pada saat

pagi hari. Nilai prosentase berkas cahaya pada pukul 2 siang hingga sore

hari juga berbeda, hal ini dikarenkan posisi matahari pada pukul 2 siang

hampir tegak lurus dengan bangunan sehingga berkas cahaya yang

dihasilkan lebih kecil dibandingan dengan pada pukul 3 dan 4 sore yang

posisi matahari sudah semakin turun. Pada pagi hari ruangan tersebut tidak

terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di sebelah timur

sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk kedalam

ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada sebelah timur.

Tabel 5.38 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 3A

SAMPEL 3A 22 JUNI

Ruang Lab.Komputer

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap :49.78m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-49.78): 89 x100% = 44.1%

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 68.35 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-68.35): 89 x100% = 23.3%

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 78.35 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-78.35): 89 x100% = 22%

Pukul : 12.00 SBH : 81.1

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 48: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

99

Hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pada sampel 3A terdapat

pembentukan berkas cahaya pada pukul 8.00 , 9.00, dan pukul 10.00 pagi.

Hal ini dikarenakan arah bukaan pada sampel 3A menghadap kearah timur

sehingga pada waktu pagi hari terkena cahaya sinar matahari. Nilai

prosentasenya berbeda-beda karena dipengaruhi oleh posisi sudut posisi

matahari. Pada saat pukul 8 pagi posisi matahari masih berada pada sudut

34.7o , dimana pada sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk

kedalam ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 9 dan 10

pagi sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang

terbentuk semakin kecil. Dan pada pukul 12 siang posisi matahari sudah

berada di atas bangunan sehingga tidak terbentuk berkas cahaya pada

ruangan, sama halnya dengan pukul 2 siang hingga sore posisi matahari

sudah berada diarah barat dan pada ruangan 3A tidak memiliki bukaan pada

bagian barat sehingga prosentase berkas cahaya nol atau tidak terjadi

pembentukan berkas cahaya pada jam-jam tersebut.

Tabel 5.39 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 3B

SAMPEL 3B 22 JUNI

Ruang Lab.Komputer

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Page 49: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

100

Tabel 5.39 Lanjutan Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni Sampel 3B

Pukul : 12.00 SBH : 81.1

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :100.9m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-100.9):104 x100% = 3%

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 96.59 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-96.59):104 x100% = 8%

Hasil simulasi pada sampel 3B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . Nilai prosentase berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga sore hari juga berbeda, hal ini

dikarenakan posisi matahari (altitude) pada pukul 4 sore berada pada sudut

26.3o dimana pada sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk

kedalam ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 2 dan 3

siang sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang

terbentuk semakin kecil. Hal ini juga disebabkan bukaan pada ruangan

tersebut hanya berada di sebelah barat sehingga sinar matahari pada sore

hari masuk kedalam ruangan dan terbentuk berkas cahaya pada saat sore

hari tetapi tidak terbentuk berkas cahaya pada saat pagi hari. Pada pagi hari

ruangan tersebut tidak terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari

berada di sebelah timur sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak

dapat masuk kedalam ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki

bukaan pada sebelah timur. Nilai prosentase berkas cahaya pada sampel

3B lebih besar dibandingkan sampel 1A , 1B, dan 2B karena lubang cahaya

pada sampel 3B lebih besar.

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 50: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

101

Tabel diatas merupakan hasil simulasi pada sampel 1A , 1B, 2B, 3A,

dan 3B pada pukul 08.00 hingga 16.00. Pada sampel 1A dan 3A

pembentukan berkas cahaya terjadi pada pukul 08.00 – 10.00 disebabkan

ruangan ini memiliki orientasi bukaan menghadap ketimur sehingga terkena

sinar matahari dari timur pada pagi hari maka terbentuk berkas cahaya

dalam ruangan tersebut. Pada sampel 1B, 2B, dan 3B pembentukan

berkas cahaya terjadi pada pukul 14.00 sampai 16.00 disebabkan ruangan

ini memiliki orientasi bukaan menghadap kebarat sehingga terkena sinar

matahari dari barat pada sore hari maka terbentuk berkas cahaya dalam

ruangan tersebut. Pada Tabel dibawah ini merupakan rekapitulasi hasil

prosentase berkas cahaya pada kelima sampel pada 22 Juni.

Tabel 5.40 Prosentase Luasan Pembentukan Berkas Cahaya 22 Juni

ZONA SAMPEL 8.00 9.00 10.00 12.00 14.00 15.00 16.00

ZONA

A

SAMPEL

1A 26.2% 12.8% 6.6% 0 0 0 0

SAMPEL

3A 44.1% 23.3% 22% 0 0 0 0

ZONA

B

SAMPEL

1B 0 0 0 0 0.8% 4.6% 11.6%

SAMPEL

2B 0 0 0 0 0.2% 0.5% 2.4%

SAMPEL

3B 0 0 0 0 0 3% 8%

Sumber : Hasil Analisa Pribadi

Pada tabel diatas merupakan hasil prosentase luasan berkas

cahaya pada tanggal 22 Juni yang diambil pada pukul 8.00, 9.00, 10.00,

12.00, 14.00, 15.00, 16.00. Dari tabel tersebut dapat terlihat sampel 1A dan

3A ruangan ini terdapat berkas cahaya pada pukul 08.00-10.00 pagi. Hal ini

disebabkan ruangan memiliki bukaan jendela yeng menghadap kearah

timur laut sehingga sinar matahari dapat masuk keruangan tersebut.

Page 51: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

102

Sedangkan sampel 1B , 2B, dan 3B pada waktu pagi ruangan secara

keseluruhan terbayangi atau tidak terdapat berkas cahaya, tetapi mulai dari

pukul 14.00 hingga sore ruangan ini terdapat pembentukan berkas cahaya,

bahkan lebih sore maka lebih banyak berkas cahaya. Hal ini disebabkan

ruangan pada zona B ini memiliki bukaan yang arahnya ke sebelah barat

daya dan pada sore hari matahari berada pada posisi di sebelah barat.

Sehingga pada sore hari zona B ini terdapat berkas cahaya tetapi pada pagi

hari ruangan ini secara keseluruhan tidak terdapat berkas cahaya atau nilai

luasan berkas cahayanya nol. Prosentasi 22 juni dibandingkan dengan 21

maret lebih kecil karena posisi azimuth pada bulan juni lebih sejajar dengan

posisi orientasi gedung Laboratorium Ekonomi dan Bisnis Undip.

5.3.1.3 Kajian Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember

Dibawah ini merupakan hasil simulasi kelima sampel yaitu 1A, 1B,

2B, 3A, dan 3B pada tanggal 22 Desember . Simulasi dilakukan pada

pukul 08.00 sampai pukul 16.00 menggunakan software Sketchup.

Tabel 5.41 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember Sampel 1A

SAMPEL 1A 22 Desember Ruang Kelas

Pukul : 08.00 SBH : 56.2

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 85.2m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-85.2): 91 x100% = 6.3 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 87.86m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-87.86): 91 x100% = 3.4 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap:90.31m

2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-90.31): 91 x100% = 0.7 %

Page 52: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

103

Tabel 5.41 Lanjutan Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember Sampel 1A

Pukul : 12.00 SBH : 124

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0 %

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0 %

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 91m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-91): 91 x100% = 0 %

Sumber: Analisa menggunakan Software Sketchup

Hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pada sampel 1A terdapat

pembentukan berkas cahaya pada pukul 8.00 , 9.00, dan pukul 10.00 pagi.

Hal ini dikarenakan arah bukaan pada sampel 1 A menghadap kearah

timur sehingga pada waktu pagi hari terkena cahaya sinar matahari. Nilai

prosentasenya berbeda-beda karena dipengaruhi oleh posisi sudut posisi

matahari. Pada saat pukul 8 pagi posisi matahari masih berada pada sudut

34.7o , dimana pada sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk

kedalam ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 9 dan

10 pagi sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang

terbentuk semakin kecil. Dan pada pukul 12 siang posisi matahari sudah

berada di atas bangunan sehingga tidak terbentuk berkas cahaya pada

ruangan, sama halnya dengan pukul 2 siang hingga sore posisi matahari

sudah berada diarah barat dan pada ruangan 1A tidak memiliki bukaan

pada bagian barat sehingga prosentase luasan berkas cahayanya nol atau

tidak terjadi pembentukan berkas cahaya pada jam-jam tersebut.

Page 53: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

104

Tabel 5.42 Hasil Pembentukan Berkas cahaya 22 Desember Sampel 1B

SAMPEL 1B 22 Desember

Pukul : 08.00 SBH : 56.2

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 12.00 SBH : 124

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 92m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-92): 92 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 84.4m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-84.4): 92 x100% = 8.1%

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 76.02 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-76.02): 92 x100% = 17.3%

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 61.35 m

2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-61.35): 92 x100% = 33.3%

Hasil simulasi pad sampel 1B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . hal ini disebabkan bukaan

pada ruangan tersebut hanya memiliki bukaan di sebelah barat sehingga

sinar matahari pada sore hari masuk kedalam ruangan dan terbentuk

berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak terbentuk berkas cahaya

pada saat pagi hari. Nilai prosentase berkas cahaya pada pukul 2 siang

hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenkan posisi matahari pada pukul

2 siang hampir tegak lurus dengan bangunan sehingga berkas cahaya yang

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 54: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

105

dihasilkan lebih kecil dibandingan dengan pada pukul 3 dan 4 sore yang

posisi matahari sudah semakin turun. Pada pagi hari ruangan tersebut tidak

terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di sebelah timur

sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk kedalam

ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada sebelah timur.

Tabel 5.43 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember Sampel 2B

SAMPEL 2B 22 Desember Ruang Kelas

Pukul : 08.00

SBH : 56.2o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 12.00 SBH : 124

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 61m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-61): 61 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap :56.68m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-56.68): 61 x100% = 8 %

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 52.17m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-52.17): 61 x100% = 14.5 %

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap :44.1m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-44.1): 61 x100% = 27.7 %

Sumber: Analisa menggunakan Software Sketchup

Hasil simulasi pad sampel 2B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . Nilai prosentase berkas cahaya

pada pukul 2 siang hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenakan posisi

matahari (altitude) pada pukul 4 sore berada pada sudut 26.3o dimana pada

sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk kedalam ruangan

Page 55: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

106

sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 2 dan 3 siang sudut posisi

matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang terbentuk semakin

kecil. Hal ini juga disebabkan bukaan pada ruangan tersebut hanya berada

di sebelah barat sehingga sinar matahari pada sore hari masuk kedalam

ruangan dan terbentuk berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak

terbentuk berkas cahaya pada saat pagi hari. Pada pagi hari ruangan

tersebut tidak terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di

sebelah timur sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk

kedalam ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada

sebelah timur.

Tabel 5.44 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember Sampel 3A

SAMPEL 3A 22 Desember

Ruang Lab. Komputer

Pukul : 08.00 SBH : 56.2

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap :83.72m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-83.72): 89 x100% = 5.94 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 87.04 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-87.04): 89 x100% = 2.3 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 12.00 SBH : 124

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Sumber: Analisa menggunakan Software Sketchup

Page 56: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

107

Hasil simulasi diatas dapat terlihat bahwa pada sampel 3A terdapat

pembentukan berkas cahaya pada pukul 8.00 , 9.00, dan pukul 10.00 pagi.

Hal ini dikarenakan arah bukaan pada sampel 3A menghadap kearah timur

sehingga pada waktu pagi hari terkena cahaya sinar matahari. Nilai

prosentasenya berbeda-beda karena dipengaruhi oleh posisi sudut posisi

matahari. Pada saat pukul 8 pagi posisi matahari masih berada pada sudut

34.7o , dimana pada sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk

kedalam ruangan sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 9 dan 10

pagi sudut posisi matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang

terbentuk semakin kecil. Dan pada pukul 12 siang posisi matahari sudah

berada di atas bangunan sehingga tidak terbentuk berkas cahaya pada

ruangan, sama halnya dengan pukul 2 siang hingga sore posisi matahari

sudah berada diarah barat dan pada ruangan 3A tidak memiliki bukaan pada

bagian barat sehingga prosentase luas berkas cahayanya nol atau tidak

terjadi pembentukan berkas cahaya pada jam-jam tersebut.

Tabel 5.45 Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember Sampel 3B

SAMPEL 3B 22 Desember

Ruang Lab. Komputer

Pukul : 08.00 SBH : 56.2

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 104m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 104m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 104m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Page 57: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

108

Tabel 5.45 Lanjutan Hasil Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember Sampel 3B

Pukul : 12.00 SBH : 124

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 104m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :83.88m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-83.88): 104 x100% = 18.6 %

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 70.7m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-70.7): 104 x100% = 33 %

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :39.0m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-39): 104 x100% = 62.14 %

Sumber: Analisa menggunakan Software Sketchup

Hasil simulasi pada sampel 3B yaitu terdapat pembentukan berkas

cahaya pada pukul 14.00, 15.00, dan 16.00 . Nilai prosentase berkas cahaya

pada pukul 2 siang hingga sore hari juga berbeda, hal ini dikarenakan posisi

matahari (altitude) pada pukul 4 sore berada pada sudut 26.3o dimana pada

sudut tersebut posisi matahari masih dapat masuk kedalam ruangan

sehingga membentuk berkas cahaya. Pada pukul 2 dan 3 siang sudut posisi

matahari semakin naik sehingga berkas cahaya yang terbentuk semakin

kecil. Hal ini juga disebabkan bukaan pada ruangan tersebut hanya berada

di sebelah barat sehingga sinar matahari pada sore hari masuk kedalam

ruangan dan terbentuk berkas cahaya pada saat sore hari tetapi tidak

terbentuk berkas cahaya pada saat pagi hari. Pada pagi hari ruangan

tersebut tidak terbentuk berkas cahaya karena posisi matahari berada di

sebelah timur sehingga sinar matahari pagi hari dari timur tidak dapat masuk

kedalam ruangan karena ruangan tersebut tidak memiliki bukaan pada

sebelah timur.

Tabel diatas merupakan hasil simulasi pada sampel 1A , 1B, 2B, 3A,

dan 3B pada pukul 08.00 hingga 16.00. Pada sampel 1A dan 3A

pembentukan berkas cahaya terjadi pada pukul 08.00 – 10.00 disebabkan

Page 58: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

109

ruangan ini memiliki orientasi bukaan menghadap ketimur sehingga terkena

sinar matahari dari timur pada pagi hari maka terbentuk pol aterang pada

ruangan tersebut. Pada sampel 1B, 2B, dan 3B pembentukan berkas

cahaya terjadi pada pukul 14.00 sampai 16.00 disebabkan ruangan ini

memiliki orientasi bukaan menghadap kebarat sehingga terkena sinar

matahari dari barat pada sore hari sehingga terbentuk berkas cahaya dalam

ruangan tersebut pada sore hari. Pada Tabel dibawah ini merupakan

rekapitulasi hasil prosentase luasan pembentukan berkas cahaya pada

kelima sampel pada 22 Desember.

Tabel 5.46 Prosentase Luasan Pembentukan Berkas Cahaya 22 Desember

ZONA SAMPEL 8.00 9.00 10.00 12.00 14.00 15.00 16.00

ZONA

A

SAMPEL

1A

6.3% 3.4% 0.7% 0 0 0 0

SAMPEL

3A

5.94% 2.3% 1% 0 0 0 0

ZONA

B

SAMPEL

1B

0 0 0 0 8.1% 17.3% 33.3%

SAMPEL

2B

0 0 0 0 8% 14.5% 27.7%

SAMPEL

3B

0 0 0 0 18.6% 33% 62.14%

Sumber : Hasil Analisa Pribadi

Pada perhitungan 22 Desember hampir sama dengan yang lain,

yang membedakan hanya tingkat prosentasenya yang berbeda, pada bulan

Desember pada siang sampai sore hari (pukul 14.00-16.00) prosentase

paling besar luasan berkas cahaya. Hal ini dikarenakan letak azimuth bulan

desember sejajar dengan posisi arah bukaan pada zona B di gedung

Laboratorium Ekonomi dan Bisnis.

Page 59: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

110

5.3.2 Kajian Peran Sun Shading terhadap Pembentukan Berkas Cahaya pada

Ruang Kelas dan Lab.Komputer

Dari semua tabel prosentase hasil luasan pembentukan berkas

cahaya diatas dapat disimpulkan bahwa pada ruang sampel 1A terlihat

prosentase pembentukan berkas cahaya lebih tinggi pada pukul 8.00 , 9.00

, dan pukul 10.00 , sedangkan pukul 12.00 hingga 16.00 sore ruangan ini

100% tidak terdapat berkas cahaya. Hal ini dikarenakan oleh beberapa

faktor yaitu posisi ruang sampel 1A terletak menghapdap ketimur laut

sehingga matahari pagi menyinari ruangan ini. Bukaan jendela juga cukup

besar di ruangan ini tetapi sudah terlindungi dengan Sun Shading. Sama

halnya dengan ruang sampel 3A, ruangan ini terletak menghadap ke timur

laut dan posisinya berada di lantai 3 yang memiliki bukaan jendela lebih

banyak dibandingkan bukaan pada lantai 1 sehingga berkas cahaya yang

masuk otomatis lebih banyak dibandingkan pada ruang sampel 1A. Pada

ruang sampel B untuk pagi hari hingga siang hari ruangan ini tidak terdapat

pembentukan berkas cahaya karena posisi ruangan dan bukaan pada

ruangan ini menghadap kearah barat daya, sehingga ruangan ini hanya

terbentuk berkas cahaya pada waktu sore saja. Prosentase luasan

pembentukan berkas cahaya pada ruang sampel 1A,1B, dan 2B lebih

rendah dibandingkan dengan sampel 3A dan 3B sebab pengaruh luasan

ruangan dan jumlah bukaan pada ruangan tersebut.

Peran Sun Shading dapat terlihat pada simulasi dibawah ini apabila

kelima sampel tidak menggunakan Sun Shading. Sampel tanggal dan waktu

diambil dari hasil prosentase luasan pembentukan berkas cahaya yang

paling tinggi pada waktu pagi dan sore hari. Pada pagi hari (8.00) diambil

pada sampel 1A dan 3A karena letaknya menghadap timur laut. Sedangkan

pada waktu sore (16.00) digunakan sampel 1B 2B dan 3B. tanggal yang

diambil yaitu 22 Juni karena merupakan periode puncak posisi matahari

menyinari (yang sudah dianalisa pada analisa posisi azimuth ) pada waktu

Page 60: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

111

pagi hari sedangkan pada waktu sore periode puncaknya yaitu 22

Desember.

Pada tabel dibawah ini merupakan hasil simulasi perbedaan

pembentukan berkas cahaya antara penggunaan sun shading dengan tidak

menggunakan sun shading. Dapat terlihat dari luasan bagian yang terkena

berkas cahaya pada ruangan yang menggunakan sun shading lebih sedikit

dibanding yang tidak menggunakan sun shading. Tabel dibawah ini hanya

beberapa sampel tanggal saja yang nilai presentasenya paling tinggi

dibanding tanggal dan jam yang lain. Ruangan yang paling banyak terkena

cahaya matahari yaitu pada lantai 3. Pada sampel 3A waktu pagi hari hanya

sedikit bagian yang tidak terkena berkas cahaya, sama halnya dengan

sampel 3B pada waktu sore hari hanya sedikit bagian yang terkena berkas

cahaya.

Tabel 5.47 Simulasi Perbandingan Menggunakan Sun Shading Dan Tanpa Sun Shading

LOKASI DAN

TANGGAL TANGGAL MENGGUNAKAN SUN SHADING TANPA SUN SHADING

SAMPEL 1A

Ruang kelas

22 JUNI 8.00

SAMPEL 3A

Ruang lab.komp

22 JUNI 8.00

Sumber: analisa Pribadi

Berkas Cahaya: 26.2% Berkas Cahaya: 34%

Berkas Cahaya: 44.1% Berkas Cahaya: 54%

Page 61: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

112

Tabel 5.48 Simulasi Perbandingan Menggunakan Sun Shading Dan Tanpa Sun Shading

LOKASI DAN

TANGGAL TANGGAL MENGGUNAKAN SUN SHADING TANPA SUN SHADING

SAMPEL 1B

Ruang kelas

22 DESEMB

ER 16.00

SAMPEL 2B

Ruang kelas

22 DESEMB

ER 16.00

SAMPEL 3B

Ruang lab.komp

22 DESEMB

ER 16.00

Sumber: analisa Pribadi

Dari tabel simulasi diatas dapat dirangkum dalam tabel 5.22 dan

grafik 5.15 .Dapat diketahui bahwa prosentase luasan pembentukan berkas

cahaya pada ruangan yang menggunakan sun shading yaitu nilainya lebih

kecil, artinya bahwa peran sun shading mempengaruhi pembentukan

berkas cahaya dalam ruangan. Meskipun dalam prosentase nilainya

kenaikannya tidak terlalu tinggi, tetapi penggunaan sun shading merupakan

Berkas Cahaya: 39% Berkas Cahaya: 33.3%

Berkas Cahaya:

33%

Berkas Cahaya:

27.7%

Berkas Cahaya:

62.14%

Berkas Cahaya: 73%

Page 62: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

113

salah satu solusi untuk mengurangi atau meminimalisir pembentukan

berkas cahaya yang berlebihan masuk kedalam ruangan.

Tabel 5.49 Prosentase Perbandingan Pembentukan Berkas Cahaya

Menggunakan Sun Shading Dengan Tanpa Sun Shading

LOKASI DAN TANGGAL

TANGGAL WAKTU %

MENGGUNAKAN SUN SHADING

% TIDAK MENGGUNAKAN SUN SHADING

SAMPEL 1A 22 JUNI 8.00 26.2% 34%

SAMPEL 3A 22 JUNI 8.00 44.1% 54%

SAMPEL 1B 22 DESEMBER 16.00 33.3% 39%

SAMPEL 2B 22 DESEMBER 16.00 27.7% 33%

SAMPEL 3B 22 DESEMBER 16.00 62.14% 73%

Sumber: analisa Pribadi

Dari hasil kajian analisa peran Sun Shading terhadap pembentukan

berkas cahaya dalam ruang dapat disimpulkan bahwa peran dari sun shading

yaitu dapat mengurangi pembentukan berkas cahaya yang masuk kedalam

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

RUANG 1A RUANG 3A RUANG 1B RUANG 2B RUANG 3B

PERBANDINGAN MENGGUNAKAN SUN SHADING DENGAN TANPA SUN SHADING

SUN SHADING TANPA SUN SHADING

Gambar 5.41 Grafik perbandingan penggunaan sun shading dengan tidak menggunakan sun shading

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 63: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

114

ruangan . Walaupun perbedaannya hanya beberapa persen, tetapi bisa

dikatakan penggunaan sun shading merupakan salah satu solusi dalam

mengurangi atau meminimalisir pembentukan berkas cahaya yang masuk ke

dalam ruangan. Hal-hal yang mempengaruhi nilai pola terang tersebut yaitu

dimensi Sun Shading ,jumlah luasan bukaan jendela, luasan ruangan, posisi

bukaan pada ruangan, tanggal penelitian, posisi azimuth dan altitude.

5.4 Kajian Posisi Berkas Cahaya terhadap Eksisting Penataan Perabot pada

Ruang Kelas dan Laboratorium Komputer

5.4.1 Kajian Pengaruh Hasil Pembentukan Berkas Cahaya terhadap Perabot pada

ruang sampel 21 Maret

a. Sampel 1A

Tabel 5.50 Hasil Simulasi Sampel 1A pada 21 Maret

SAMPEL 1A 21 MARET

RUANG KELAS

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 76.5 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-76.51): 91 x100% = 15.92 %

Pukul : 09.00 SBH : 30.9

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 83.1 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-83.1): 91 x100% = 8.68 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 87.52 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-87.52): 91 x100% = 3.9%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 1A hanya diambil sampel hasil pembentukan

berkas cahaya pada pukul 8 hingga 10 pagi karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya. Untuk pukul 11 siang hingga 4 sore

tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. Kondisi eksisting

pada sampel 1A yaitu belum memiliki perabot seperti meja dan kursi.

Page 64: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

115

Maka pada kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas

cahaya.

b. Sampel 1B

Tabel 5.51 Hasil Simulasi Sampel 1B pada 21 Maret

SAMPEL 1B 21 MARET

RUANG KELAS

Pukul : 14.00 SBH : 167.0

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 88.2m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-88.2): 92 x100% = 4.2%

Pukul : 15.00 SBH : 162.5

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 81.73m2

Presentase Berkas Cahaya: = (92-81.73): 92 x100%

= 11.2%

Pukul : 16.00 SBH : 159.6

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 74.2m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-74.2): 92 x100%

= 19.4%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 1B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya. Untuk pukul 8 pagi hingga 12siang

tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. . Kondisi eksisting

pada sampel 1B yaitu belum memiliki perabot seperti meja dan kursi.

Maka pada kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas

cahaya.

Page 65: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

116

c. Sampel 2B

Tabel 5.52 Hasil Simulasi Sampel 2B pada 21 Maret

SAMPEL 2B 21 MARET

RUANG KELAS

Pukul : 14.00 SBH : 167.0

o

Luas Ruang :61m2

Luas Pola Gelap :59.83m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-59.83): 61 x100% = 2%

Pukul : 15.00 SBH : 162.5

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 58.05 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-58.05): 61 x100% = 4.84%

Pukul : 16.00 SBH : 159.6

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 53.91 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-53.91): 61 x100% = 29.9%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 2B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya. Untuk pukul 8 pagi hingga 12siang

tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 siang di ruang

sampel 2B tidak terdapat kursi yang terkena pembentukan berkas cahaya,

pada pukul 3 siang kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 3 kursi, dan

pada pukul 4 sore kursi yang terkena p berkas cahaya menjadi 9 kursi.

Semakin sore maka pembentukan berkas cahaya semakin banyak dan

mengakibatkan bertambah banyak kursi yang terkena berkas cahaya.

Maka dari itu, kondisi penggunaan sun shading pada ruangan sampel 2B

pada 21 Maret masih perlu dioptimalkan sehingga kursi yang terkena

pembentukan berkas cahaya tidak terlalu banyak.

Page 66: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

117

d. Sampel 3A

Tabel 5.53 Hasil Simulasi Sampel 3A pada 21 Maret

SAMPEL 3A 21 MARET

RUANG LAB.KOMPUTER

Pukul : 08.00 SBH : 29.4

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap :64.45 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-64.45): 89 x100% = 27.6 %

Pukul : 09.00 SBH : 32.8

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 73.52 m2

Presentase Berkas Cahaya: = (89-73.52): 89 x100% = 17.4 %

Pukul : 10.00 SBH : 39.1

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 81.12 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-81.12): 89 x100% = 9%

Pada sampel 3A hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 8 hingga 10 pagi karena pada jam tersebut terdapat

pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 11 siang hingga 4 sore tidak

terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. Berdasarkan hasil

simulasi diatas, pada pukul 8 pagi di ruang sampel 3A terdapat 16 kursi

yang terkena pembentukan berkas cahaya, pada pukul 9 pagi kursi yang

terkena berkas cahaya berkurang menjadi 9 kursi, dan pada pukul 10 pagi

kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 5 kursi. Semakin siang maka

pembentukan berkas cahaya semakin sedikit dan berkurangya jumlah kursi

yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu, pada ruangan ini masih

membutuhkan sun shading yang lebih optimal karena pada ruangan ini

memliiki lubang cahaya sangat besar yang menimbulkan pembentukan

berkas cahaya yang sangat banyak.

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 67: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

118

e. Sampel 3B

Tabel 5.54 Hasil Simulasi Sampel 3B pada 21 Maret

SAMPEL 3B 21 MARET

RUANG LAB.KOMPUTER

Pukul : 14.00 SBH : 167.0

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :96.17m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-96.17): 104 x100% = 7.6 %

Pukul : 15.00 SBH : 162.5

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 89.18 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-89.18): 104 x100% = 14.3%

Pukul : 16.00 SBH : 159.6

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 72.96 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-72.96): 104 x100% = 29.9 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 3B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 8 pagi hingga 12

siang tidak terbentuk berkas cahaya pada ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 siang di ruang

sampel 3B terdapat 7 kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul 3

siang kursi yang terkena berkas cahaya bertambah menjadi 13 kursi, dan

pada pukul 4 sore perabot yang terkena n berkas cahaya menjadi 22 kursi.

Semakin sore maka pembentukan berkas cahaya semakin banyak dan

mengakibatkan bertambah banyak kursi yang terkena berkas cahaya.

Maka dari itu, pada ruangan ini masih membutuhkan sun shading yang

lebih optimal karena pada ruangan ini memliiki lubang cahaya sangat besar

yang menimbulkan pembentukan berkas cahaya yang sangat banyak.

Page 68: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

119

5.4.2 Kajian Pengaruh Hasil Pembentukan Berkas Cahaya terhadap Perabot pada

sampel 22 Juni

a. sampel 1A

Tabel 5.55 Hasil Simulasi Sampel 1A pada 22 Juni

SAMPEL 1A 22 JUNI

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap :67.14m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-67.14): 91 x100% = 26.2 %

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 79.31m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-79.31): 91 x100% = 12.8 %

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 84.94m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-84.94): 91 x100% = 6.6%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 1A hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 8 hingga 10 pagi karena pada jam tersebut terdapat

pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 11 siang hingga 4 sore tidak

terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. Maka pada kondisi

tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.

b. Analisa Sampel 1B

Tabel 5.56 Hasil Simulasi Sampel 1B pada 22 Juni

SAMPEL 1B 22 JUNI

Ruang Kelas

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap :91.18m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-91.18): 92 x100% = 0.8%

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 87.73m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-87.73): 92 x100% = 4.6%

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 81.25 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-81.25): 92 x100% = 11.6%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 69: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

120

Pada sampel 1B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 8 pagi hingga

12siang tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. . Maka

pada kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.

c. Sampel 2B

Tabel 5.57 Hasil Simulasi Sampel 2B pada 22 Juni

SAMPEL 2B

22 JUNI Ruang Kelas

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap :60.98m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-60.98): 61 x100% = 0.2%

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 60.83 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-60.83): 61 x100% = 0.5%

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 59.65m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-59.65): 61 x100% = 2.4%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 2B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 8 pagi hingga 12

siang tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 dan 3 siang di ruang

sampel 2B tidak terdapat kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul

4sore kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 4 kursi. Semakin sore

maka pembentukan berkas cahaya semakin banyak dan mengakibatkan

bertambah banyak kursi yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu,

kondisi penggunaan sun shading pada ruangan sampel 2B pada 22 Juni

Page 70: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

121

dirasa cukup optimal karena kursi yang terkena pembentukan berkas

cahayanya tidak terlalu banyak.

d. sampel 3A

Tabel 5.58 Hasil Simulasi Sampel 3A pada 22 Juni

SAMPEL 3A 22 JUNI

Ruang Lab.Komputer

Pukul : 08.00 SBH : 0.8

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap :49.78m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-49.78): 89 x100% = 44.1%

Pukul : 09.00 SBH : 3

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 68.35 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-68.35): 89 x100% = 23.3%

Pukul : 10.00 SBH : 12.2

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 78.35 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-78.35): 89 x100% = 22%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 3A hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 8 hingga 10 pagi karena pada jam tersebut terdapat

pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 11 siang hingga 4 sore tidak

terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 8 pagi di ruang sampel

3A terdapat 25 kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul 9 pagi kursi

yang terkena berkas cahaya berkurang menjadi 16 kursi, dan pada pukul

10 pagi kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 6 kursi. Semakin siang

maka pembentukan berkas cahayanya semakin sedikit dan berkurangya

jumlah kursi yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu, pada ruangan ini

masih membutuhkan sun shading yang lebih optimal karena pada ruangan

ini memliiki lubang cahaya sangat besar yang menimbulkan pembentukan

berkas cahaya yang sangat banyak.

Page 71: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

122

e. Sampel 3B

Tabel 5.59 Hasil Simulasi Sampel 3B pada 22 Juni

SAMPEL 3B 22 JUNI

Ruang Lab.Komputer

Pukul : 14.00 SBH : 126

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :104 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-104): 104 x100% = 0 %

Pukul : 15.00 SBH : 131

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :100.9m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-100.9):104 x100% = 3%

Pukul : 16.00 SBH : 133

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 96.59 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-96.59):104 x100% = 8%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 3B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan pukul 8 pagi hingga 12siang

tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 siang di ruang

sampel 3B tidak terdapat kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul 3

siang kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 2 kursi, dan pada pukul 4

sore kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 3 kursi. Semakin sore

maka pembentukan berkas cahayanya bertambah luas dan mengakibatkan

bertambah jumlah kursi yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu, kondisi

sun shading pada ruang sampel 3B pada 22 Juni dirasa cukup optimal

karena kursi yang terkena berkas cahaya tidak terlalu banyak.

Page 72: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

123

5.4.3 Kajian Pengaruh Hasil Pembentukan Berkas Cahaya terhadap Perabot pada

sampel 22 Desember

a. sampel 1A

Tabel 5.60 Hasil Simulasi Sampel 1A pada 22 Desember

SAMPEL 1A 22 Desember Ruang Kelas

Pukul : 08.00 SBH : 56.2

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 85.2m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-85.2): 91 x100% = 6.3 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap : 87.86m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-87.86): 91 x100% = 3.4 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 91m2

Luas Pola Gelap:90.31m

2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (91-90.31): 91 x100% = 0.7 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 1A hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 8 hingga 10 pagi karena pada jam tersebut terdapat

pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 11 siang hingga 4 sore tidak

terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. Kondisi eksisting pada

sampel 1A yaitu belum memiliki perabot seperti meja dan kursi. Maka pada

kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.

b. sampel 1B

Tabel 5.61 Hasil Simulasi Sampel 1B pada 22 Desember

SAMPEL 1B 22 Desember

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 84.4m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-84.4): 92 x100%= 8.1%

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap : 76.02 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-76.02): 92 x100%= 17.3%

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 92m2

Luas Pola Gelap :61.3 m2

.Presentase Luas Berkas Cahaya: = (92-61.35): 92 x100%= 33.3%

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Page 73: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

124

Pada sampel 1B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 8 pagi hingga 12

siang tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. Kondisi

eksisting pada sampel 1B yaitu belum memiliki perabot seperti meja dan

kursi. Maka pada kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas

cahaya.

c. sampel 2B

Tabel 5.62 Hasil Simulasi Sampel 2B pada 22 Desember

SAMPEL 2B 22 Desember Ruang Kelas

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap :56.68m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-56.68): 61 x100% = 8 %

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap : 52.17m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-52.17): 61 x100% = 14.5 %

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 61m2

Luas Pola Gelap :44.1m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (61-44.1): 61 x100% = 27.7 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 2B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan pukul 8 pagi hingga 12 siang

tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 siang di ruang

sampel 2B terdapat 4 kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul 3

siang kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 9 kursi, dan pada pukul 4

sore kursi yang terkena berkas cahaya terang menjadi 27 kursi. Semakin

sore maka berkas cahayanya semakin banyak dan mengakibatkan

bertambah banyak kursi yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu, pada

Page 74: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

125

ruangan ini masih membutuhkan sun shading yang lebih optimal karena

pada ruangan ini memliiki lubang cahaya sangat besar yang menimbulkan

berkas cahaya yang sangat banyak.

d. sampel 3A

Tabel 5.63 Hasil Simulasi Sampel 3A pada 22 Desember

SAMPEL 3A 22 Desember

Ruang Lab. Komputer

Pukul : 08.00 SBH : 56.2

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap :83.72m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-83.72): 89 x100% = 5.94 %

Pukul : 09.00 SBH : 64.1

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 87.04 m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-87.04): 89 x100% = 2.3 %

Pukul : 10.00 SBH : 77.3

o

Luas Ruang : 89m2

Luas Pola Gelap : 89m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (89-89): 89 x100% = 0 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 3A hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 8 hingga 10 pagi karena pada jam tersebut terdapat

pembentukan berkas cahaya dan pukul 11 siang hingga 4 sore tidak

terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut. Berdasarkan hasil

simulasi diatas, pada pukul 8 pagi di ruang sampel 3A terdapat 4 kursi

yang terkena berkas cahaya, pada pukul 9 dan 10 pagi tidak terdapat kursi

yang terkena berkas cahaya. Semakin siang maka berkas cahaya semakin

sedikit dan berkurangya jumlah kursi yang terkena berkas cahaya. Maka

dari itu, kondisi sun shading pada ruang sampel 3A pada 22 Desember

dirasa cukup optimal karena kursi yang terkena berkas cahaya tidak terlalu

banyak.

Page 75: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

126

e. Sampel 3B

Tabel 5.64 Hasil Simulasi Sampel 3B pada 22 Desember

SAMPEL 3B 22 Desember

Ruang Lab. Komputer

Pukul : 14.00 SBH : 161

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :83.88m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-83.88): 104 x100% = 18.6 %

Pukul : 15.00 SBH : 170

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap : 70.7m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-70.7): 104 x100% = 33 %

Pukul : 16.00 SBH : 176

o

Luas Ruang : 104m2

Luas Pola Gelap :39.0m2

Presentase Luas Berkas Cahaya: = (104-39): 104 x100% = 62.14 %

Sumber: Analisa menggunakan Sketchup

Pada sampel 3B hanya diambil sampel hasil pembentukan berkas

cahaya pada pukul 2 siang hingga pukul 4 sore karena pada jam tersebut

terdapat pembentukan berkas cahaya dan untuk pukul 8 pagi hingga

12siang tidak terbentuk berkas cahaya dalam ruangan tersebut.

Berdasarkan hasil simulasi diatas, pada pukul 2 siang di ruang

sampel 3B terdapat 8 kursi yang terkena berkas cahaya, pada pukul 3

siang kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 24 kursi, dan pada pukul 4

sore kursi yang terkena berkas cahaya menjadi 41 kursi. Semakin sore

maka berkas cahaya bertambah luas dan mengakibatkan bertambah

jumlah kursi yang terkena berkas cahaya. Maka dari itu, kondisi

penggunaan sun shading pada ruangan sampel 3B pada 22 Desember

masih membutuhkan sun shading yang lebih optimal karena pada ruangan

ini memliiki lubang cahaya sangat besar yang menimbulkan berkas cahaya

yang sangat banyak.

Page 76: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

127

5.5. Kajian Kajian Rekapitulasi Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Paling

Luas Terhadap Penataan Perabot Dalam ruang kelas dan Lab.Komputer

Pada gedung Laboratorium Ekonomi dan bisnis Undip ini peneliti

mengambil 5 sampel ruang yaitu sampel 1A, 1B, 2B, 3A, dan 3B. Sampel 1A

dan 1B pada kondisi eksisting belum terdapat perabot didalamnya karena

sedang dilakukan perbaikan. Analisa Layout perabot ini menganalisa

pengaruh arah hadap perabot dikaitkan dengan hasil pembentukan berkas

cahaya pada tanggal 21 Maret, 22 Juni, dan 22 Desember. Setiap ruang

diambil sampel dengan kondisi berkas cahayanya paling luas, seperti sampel

1A paling luas berkas cahayanya pada pukul 8 pagi. Analisa kelima sampel

ruangan adalah sebagai berikut:

5.5.1. sampel 1A

Pada analisa ruang sampel 1A diambil sampel simulasi pada pukul 8

pagi, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya

merupakan yang paling luas dibanding pada pukul 9 pagi hingga 4 sore.

Kondisi eksisting pada sampel 1A belum memiliki perabot Maka pada

kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.

(a) (b) (c)

Gambar 5.42 Ruang Sampel 1A (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember Sumber : Dokumen Pribadi

Page 77: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

128

2. sampel 1B

Pada analisa ruang sampel 1B diambil sampel simulasi pada

pukul 4 sore, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya

merupakan yang paling luas dibanding pada pukul 8 pagi hingga 3 sore.

Kondisi eksisting pada sampel 1B belum memiliki perabot. Maka pada

kondisi tersebut belum ada perabot yang terkena berkas cahaya.

3. sampel 2B

Gambar 5.43 Ruang Sampel 1B (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember

Sumber : Dokumen Pribadi

(a) (b) (c)

Gambar 5.44 Ruang Sampel 2B (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember

Sumber : Dokumen Pribadi

(a) (b) (c)

Page 78: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

129

Pada analisa ruang sampel 2B diambil sampel simulasi pada pukul 4

sore, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya merupakan

yang paling luas dibanding jam-jam sebelumnya. Pada hasil simulasi

pembentukan berkas cahaya diatas dikaitkan dengan kondisi perabot didalam

ruangan tersebut, pada gambar (a) kondisi tanggal 21 Maret pembentukan

berkas cahaya yang dihasilkan tidak terlalu menganggu atau tidak

menimbulkan glare di ruangan tersebut. Sama saja dengan tanggal 22 Juni

pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan juga tidak mengganggu kondisi

didalam ruangan sampel 2B. Untuk tanggal 22 Desember pada gambar (c),

karena hasil pembentukan berkas cahaya yang sangat luas dan mengarah ke

perabot kursi meja seperti dapat terlihat pada gambar diatas. Arah datangnya

berkas cahaya ini menimbulkan direct glare, karena mengarah kea rah hadap

perabot dalam ruangan tersebut. Maka kondisi ini terlihat mengganggu dan

menyebabkan silau jika kondisinya terdapat siswa yang akan duduk di area

kursi yang terkena berkas cahaya pada ruangan tersebut.

4. sampel 3A

(a) (b) (c)

Gambar 5.45 Ruang Sampel 3A . (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember Sumber : Dokumen Pribadi

Page 79: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

130

Pada analisa ruang sampel 3A diambil sampel simulasi pada pukul 8

pagi, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya merupakan

yang paling luas dibanding pada pukul 9 pagi hingga 4 sore. Pada hasil

simulasi pembentukan berkas cahaya diatas dikaitkan dengan kondisi

perabot didalam ruangan tersebut, pada gambar (a) kondisi tanggal 21

Maret arah pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan tidak menimbulkan

glare atau tidak mengganggu arah hadap meja dan kursi pada ruangan

tersebut. Tetapi pada tanggal 22 juni arah pembentukan berkas cahaya

yang dihasilkan menimbulkan direct glare karena mengarah kearah hadap

meja kursi pada ruangan sampel 3A. Maka kondisi ini terlihat mengganggu

jika kondisinya terdapat siswa yang akan duduk di area kursi yang terkena

berkas cahaya pada ruangan tersebut. Untuk tanggal 22 Juni pembentukan

berkas cahaya yang dihasilkan dapat terlihat pada gambar (c) yaitu tidak

mengganggu kondisi didalam ruangan sampel 3A tersebut.

5. sampel 3B

Pada analisa ruang sampel 3B diambil sampel simulasi pada pukul 4

sore, karena pada jam ini hasil pembentukan berkas cahayanya merupakan

Gambar 5.46 Ruang Sampel 2B. (a) tanggal 21 maret , (b) tanggal 22 juni , (c) tanggal 22 Desember Sumber : Dokumen Pribadi

(a) (b) (c)

Page 80: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

131

yang paling luas dibanding jam-jam sebelumnya. Pada hasil simulasi

pembentukan berkas cahaya diatas dikaitkan dengan kondisi perabot

didalam ruangan tersebut, pada gambar (a) kondisi tanggal 21 Maret

pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan menimbulkan indirect glare

karena berkas cahaya yang pada ruangan tersebut cukup banyak tetapi

tidak mengarah kearah hadap meja dan kursi siswa tetapi mengarah ke

layar komputer pada meja, jadi kondisi ini mengganggu para siswa saat

menggunakan komputer. Untuk tanggal 22 Juni pembentukan berkas

cahaya yang dihasilkan hanya sedikit dan tidak mengarah kearah hadap

meja dan kursi siswa maka dari itu kondisi ini tidak mengganggu pada

ruangan sampel 3B , terlihat pada gambar (b). Untuk tanggal 22 Desember,

pembentukan berkas cahaya yang dihasilkan tidak mengarah kearah hadap

meja dan kursi siswa, tetapi menimbulkan direct dan indirect glare karena

arah datangnya berkas cahaya mengarah kearah hadap meja kursi

pengajar dan mengarah ke layar komputer pada meja, jadi kondisi ini

mengganggu para siswa saat menggunakan komputer. Dapat terlihat pada

gambar (c) kondisi ini tentu saja akan menggangu siswa dan pengajar atau

dosen pada saat proses mengajar.

5.6 Temuan Penelitian

Dari keempat analisa diatas, peneliti menyimpulkan ada tiga aspek

yang berhubungan dengan Peran Sun Shading terhadap pembentukan berkas

cahaya Pada Ruang Kelas dan Laboratorium Komputer kaitannya terhadap

Layout Perabot. Hasil temuan dari keempat analisa diatas yaitu:

1. Pengaruh Peran Sun Shading Terhadap tingkat pencahayaan alami pada

ruang kelas dan Lab.Komputer

Hasil kajian pengaruh peran sun shading terhadap tingkat

pencahayaan alami pada ruang kelas dan Lab.Komputer pada tiap sampel

penelitian adalah sebagai berikut:

Page 81: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

132

a. Sampel 1A

Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami pada

ruang sampel 1A dirangkum dalam grafik dibawah ini.

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 1A paling tinggi dibandingkan dengan bulan

maret dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan

sampel 1A membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang

posisinya dekat dengan titik ukur 1 dan 2, agar cahaya yang masuk

kedalam ruangan tidak berlebihan. Tetapi untuk bukaan yang posisinya

dekat dengan titik ukur 3 sebaiknya tidak menggunakan perangkat sun

shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih belum

memenuhi standar.

b. Sampel 1B

Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami

pada ruang sampel 1B dirangkum dalam grafik dibawah ini.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Maret Juni Desember

titik ukur 1

titik ukur 2

titik ukur 3

Gambar 5.47 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 82: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

133

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 1B paling tinggi dibandingkan dengan bulan

maret dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan sampel

1B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya

dekat dengan titik ukur 1 dan 2, agar cahaya yang masuk kedalam

ruangan tidak berlebihan. Untuk jendela yang posisinya dekat dengan

titikukur 3 sebaiknya tidak menggunakan perangkat sun shading sebab

tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih belum memenuhi standar.

c. Sampel 2B

Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami

pada ruang sampel 2B dirangkum dalam grafik dibawah ini.

0

50

100

150

200

250

300

350

Maret Juni Desember

titik ukur 1

titik ukur 2

titik ukur 3

Gambar 5.48 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 1B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 83: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

134

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 2B paling tinggi dibandingkan dengan bulan

maret dan desember. Maka perlu pada kondisi tersebut ruangan

sampel 2B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang

posisinya dekat dengan titik ukur 2 dan 3, agar cahaya yang masuk

kedalam ruangan tidak berlebihan. Untuk jendela yang posisinya dekat

dengan titik ukur 1 sebaiknya tidak menggunakan perangkat sun

shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 1 masih belum

memenuhi standar pencahayaan alami untuk ruang kelas.

d. Sampel 3A

Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami

pada ruang sampel 3A dirangkum dalam grafik dibawah ini.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Maret Juni Desember

titik ukur 1

titik ukur 2

titik ukur 3

Gambar 5.50 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 2B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 84: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

135

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 3A paling tinggi dibandingkan dengan bulan

maret dan desember. Walaupun paling tinggi, tetapi pada bulan juni

hanya titik ukur 2 yang memenuhi standar diatas 500lux. Maka untuk

segi tingkat pencahayaan alami ruangan sampel 3A tidak memerlukan

sun shading dengan dimensi yang lebih panjang untuk diterapkan

pada ruangan tersebut. Terutama pada bukaan yang dekat dengan

titik ukur 3, tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih belum

memenuhi standar.

e. Sampel 3B

Kesimpulan dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan alami

pada ruang sampel 3B dirangkum dalam grafik dibawah ini.

0

100

200

300

400

500

600

Maret Juni Desember

titik ukur 1

titik ukur 2

titik ukur 3

Gambar 5.51 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3A Sumber : Dokumen Pribadi

Page 85: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

136

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada bulan juni tingkat

intensitas ruang sampel 3B paling tinggi dibandingkan dengan bulan

maret dan desember. Walaupun paling tinggi, tetapi pada bulan juni

hanya titik ukur 1 dan 2 yang memenuhi standar diatas 500lux. Maka

untuk segi tingkat pencahayaan alami ruangan sampel 3B belum

memerlukan sun shading yang dimensinya lebih panjang untuk

diterapkan pada ruangan tersebut. Terutama pada bukaan yang dekat

dengan titik ukur 3, tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 masih

belum memenuhi standar.

Dari kelima sampel diatas, maka dapat dilihat pada grafik

dibawah ini bahwa tingkat intensitas cahaya pada kelima sampel pada

bulan Juni paling tinggi dibandingkan dengan bulan Maret dan

Desember.

0

100

200

300

400

500

600

700

Maret Juni Desember

titik ukur 1

titik ukur 2

titik ukur 3

Gambar 5.52 Grafik Intensitas Cahaya Sampel 3B Sumber : Dokumen Pribadi

Page 86: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

137

2. Pengaruh Penggunaan Sun Shading terhadap Hasil Pembentukan Berkas

Cahaya dalam Ruang Kelas dan Lab. Komputer

Dari aspek pengaruh penggunaan sun shading ini dapat diketahui

besarnya nilai prosentase luasan berkas cahaya dari penggunaan sun

shading pada setiap sampel ruangan. Nilai prosentase ini didapat dari

perbandingan nilai hasil pembentukan berkas cahaya pada setiap ruang

antara menggunakan sun shading dengan tanpa sun shading sehingga

terlihat ruangan yang perbandingan prosentasenya tinggi maka ruangan

tersebut memiliki sun shading yang lebih optimal dibandingkan dengan

sampel ruangan yang lainnya.

Tabel 5.65 Penilaian Aspek Tingkat Pengaruh Penggunaan Sun Shading

Sampel Tanggal Waktu % Menggunakan

Sun Shading

% Tanpa Sun

Shading

Selisih %

Sampel 1a 22 Juni 8.00 26.2% 34% 7.8%

Sampel 3a 22 Juni 8.00 44.1% 54% 9.9%

Sampel 1b 22 Des 16.00 33.3% 39% 5.7%

Sampel 2b 22 Des 16.00 27.7% 33% 5.3%

Sampel 3b 22 Des 16.00 62.14% 73% 10.86%

Sumber: Analisa Pribadi

283

369

218

MARET JUNI DESEMBER

Tingkat Pencahayaan Alami

Tingkat Pencahayaan Alami

Gambar 5.53 Grafik Hasil Tingkat Pencahayaan Alami Sumber : Dokumen Pribadi

Page 87: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

138

3. Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Kaitannya terhadap Perabot dalam

Ruang Kelas dan Lab. Komputer

Dari aspek hasil pembentukan berkas cahaya yang dikaitkan dengan

perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer dapat diketahui

ruang sampel mana yang masih membutuhkan type dan dimensi sun

shading yang lebih optimal untuk digunakan pada ruangan di Gedung

Laboratorium FEB Undip. Dalam penilaian, peneliti menggunakan skala dari

jumlah keseluruhan perabot dalam tiap ruang. Skala 0 sampai 1/8 dari

jumlah keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala cukup optimal, karena

jumlah kursinya hanya sedikit berkisar 1 hingga 4 kursi. Skala 1/8 sampai

1/4 dari jumlah keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala kurang optimal,

karena jumlah kursinya lebih banyak yaitu hingga 10 kursi. Skala 1/4

sampai 1/2 dari jumlah keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala sangat

kurang optimal, karena setengah dari jumlah keseluruhan kursi terkena

berkas cahaya yang dampaknya kurang baik terhadap perabot dan tidak

nyaman jika duduk diarea yang terkena berkas cahaya. Skala 1/2 sampai

keseluruhan kursi berarti masuk dalam skala tidak optimal, karena hampir

dari seluruh kursi terkena berkas cahaya.

Tabel 5.66 Jumlah Perabot yang Terkena Berkas Cahaya

Sampel Ruang jumlah kursi 21 Maret 22 Juni 22 Desember

sampel 1A 0 0 0 0

Sampel 1B 0 0 0 0

Sampel 2B 59 7 4 27

Sampel 3A 36 16 25 4

Sampel 3B 41 22 3 41 Sumber: Analisa Pribadi

Keterangan:

Cukup optimal = 1-1/8 (0-0.125) dari jumlah kursi

Kurang Optimal = 1/8 - 1/4 (0.125- 0.25) dari jumlah kursi Sangat Kurang

Optima = 1/4-1/2 (0.25-0.5) dari jumlah kursi

Tidak Optimal = lebih dari1/2 dari jumlah kursi ( dari 0.5 sampai seluruh

kursi)

Page 88: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

139

Tabel 5.67 Penilaian menggunakan skala

Sampel Ruang jumlah kursi 21 Maret 22 Juni 22 Desember

sampel 1A 0 0 0 0

Sampel 1B 0 0 0 0

Sampel 2B 59 0.11 0.06 0.45

Sampel 3A 36 0.44 0.69 0.11

Sampel 3B 41 0.53 0.07 1 Sumber: Analisa Pribadi

Tabel 5.68 Rekapitulasi hasil Analisa Pengaruh Pembentukan Berkas Cahaya

terhadap Perabot dalam ruang Kelas dan Lab. Komputer

Sampel Ruang jumlah kursi 21 Maret 22 Juni 22 Desember

sampel 1A 0 - - -

Sampel 1B 0 - - -

Sampel 2B 59 Cukup optimal Cukup

optimal sangat kurang

Sampel 3A 36 sangat kurang tidak optimal Cukup

optimal

Sampel 3B 41 tidak optimal Cukup

optimal tidak optimal

Sumber: Analisa Pribadi

Tabel diatas adalah hasil analisa dari pengaruh pembentukan berkas

cahaya terhadap perabot dalam ruang kelas dan lab.komputer. pada tabel

diatas yang dimaksud cukup optimal, kurang optimal, sangat kurang

optimal, dan tidak optimal adalah penggunaan sun shading pada ruangan

tersebut. Karena pada kelima sampel terdapat kondisi dimana sun shading

kurang optimal hingga tidak optimal, maka pada Gedung Laboratorium FEB

Undip masih membutuhkan type dan dimensi sun shading yang lebih

optimal agar pembentukan berkas cahaya tidak berlebihan masuk kedalam

ruangan.

Page 89: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

140

Pada grafik 5.31 ini dapat diketahui tanggal yang paling optimal hasil

pembentukan berkas cahayanya. Karena pada tanggal 21 maret berkas

cahaya yang masuk kedalam ruang yaitu paling sedikit dibandingkan

dengan tanggal 22 Juni dan 22 Desember. Pengaruh ketiga tanggal ini juga

dapat terlihat pada analisa posisi matahari terhadap objek bangunan

gedung Laboratorium FEB Undip. Bahwa pada tanggal 22 Juni dan 22

Desember posisi matahari tegak lurus dengan bukaan pada ruang-ruang

sampel penelitian. Maka pada tanggal 22 Juni dan 22 Desember luasan

pembentukan berkas cahaya lebih banyak dibandingkan pada tanggal 21

maret.

3. Aspek Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Kaitannya terhadap Layout

Perabot dalam Ruang Kelas dan Lab. Komputer

Dari aspek hasil pembentukan berkas cahaya yang dikaitkan dengan

arah hadap perabot dalam ruang kelas dan laboratorium komputer yaitu

terdapat banyak kondisi dimana arah datangnya hasil pembentukan berkas

cahaya mengganggu arah hadap perabot meja dan kursi pada kelima

Gambar 5.53 Grafik hasil pembentukan berkas cahaya pada 3 tanggal Sumber : Dokumen Pribadi

Page 90: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

141

sampel penelitian. Berikut merupakan tabel rekapitulasi hasil dari analisa

pembentukan berkas cahaya yang dikaitkan dengan arah hadap perabot

pada ruang kelas dan laboratorium komputer:

Tabel 5.69 Penilaian Aspek Hasil Pembentukan Berkas Cahaya Kaitannya terhadap

Layout Perabot dalam Ruang Kelas dan Lab. Komputer

Sampel Ruang 21 Maret 22 Juni 22 Desember

1A

( ruang kelas) 0 0 0

1B

( ruang kelas) 0 0 0

2B

( ruang kelas) 3 3 1

3A

Lab. komputer 2 1 3

3B

Lab. komputer 2 3 1

Sumber: Analisa Pribadi

Keterangan

Nilai 0 = tidak ada perabot

Nilai 1 = Sangat mengganggu layout perabot

Nilai 2 = Cukup mengganggu layout perabot

Nilai 3 = tidak mengganggu layout perabot

Page 91: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

142

Dari keempat analisa diatas, peneliti menyimpulkan temuan diatas pada tabel

dibawah ini.Rekapitulasi hasil temuan dari keempat analisa diatas yaitu:

Tabel 5.70 Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian

Tanggal Ruang Tingkat Pencahayaan

Alami Berkas Cahaya Sun Shading

21 Maret

Sampel 1A

Tingkat pencahayaan

alami pada bulan maret,

hanya terdapat satu titik

ukur pada kelima

sampel yang sudah

diatas standar

pencahayaan alami.

Untuk kedua titik ukur

lainnya hampir

mendekati standar

pencahayaan alami

untuk ruang kelas dan

lab.komputer.

Hasil pembentukan

berkas cahaya pada

bulan maret paling

rendah dibanding bulan

lainnya.sehingga tidak

mengganggu perabot

dalam ruang kelas dan

lab.komputer

Pada bulan Maret sun shading pada kondisi eksisting, dari segi tingkat pencahayaan alami hampir memenuhi standar pencahyaan alami untuk ruang kelas dan lab.komputer, dan dari segi pembentukan berkas cahaya sudah cukup optimal karena hanya beberapa perabot yang terkena berkas cahaya sehingga tidak menimbulkan silau dan panas.

Sampel 1B

Sampel 2B

Sampel 3A

Sampel 3B

22 Juni

Sampel 1A

Pada kelima sampel,

tingkat intensitas pada

bulan Juni paling tinggi

dibandingkan dengan

bulan maret dan

desember. Pada Bulan

Juni titik ukur 1 dan 2

sudah memenuhi

standar, tetapi titik ukur

3 masih belum

memenuhi standar

pencahayaan alami

untuk ruang kelas.

Hasil pembentukan

berkas cahaya pada

bulan juni paling tinggi

dibanding bulan

lainnya.sehingga

banyak perabot dalam

ruang kelas dan

lab.komputer yang

terkena berkas cahaya

dan menyebabkan silau

dan panas

Sampel 1A dan 1B

membutuhkan perangkat sun

shading pada bukaan yang

posisinya dekat dengan titik

ukur 1 dan 2. Untuk titik ukur 3

sebaiknya tidak menggunakan

sun shading sebab tingkat

intensitas cahaya di titik ukur 3

belum memenuhi standar.

Sampel 1B

Sampel 2B Sampel 2B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat dengan titik ukur 2 dan 3. Untuk titik ukur 1sebaiknya tidak menggunakan sun shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 belum memenuhi standar.

Sampel 3A Sampel 3A dan 3B membutuhkan perangkat sun shading pada bukaan yang posisinya dekat dengan titik ukur 1 dan 2. Untuk titik ukur 3 sebaiknya tidak menggunakan sun shading sebab tingkat intensitas cahaya di titik ukur 3 belum memenuhi standar.

Sampel 3B

Sumber: Analisa Pribadi

Page 92: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

143

Tabel 5.71 Rekapitulasi Hasil Temuan Penelitian

Tanggal Ruang Tingkat Pencahayaan

Alami Berkas Cahaya Sun Shading

22 Desember

Sampel 1A

Tingkat pencahayaan

alami pada bulan

Desember paling

rendah dibanding bulan

lainnya. Pada Bulan

Maret titik ukur 1,2, dan

3 masih belum

memenuhi standar

pencahayaan alami

untuk ruang kelas.

Pembentukan berkas

cahaya pada bulan

desember mengenai

beberapa perabot

dalam kelas dan

luasannya cukup luas

disore hari sehingga

menyebabkan silau dan

panas

Pada bulan Desember sun shading pada kondisi eksisting , dari segi tingkat pencahayaan alami kurang optimal karena belum memenuhi standar. Dari segi pembentukan berkas cahaya masih banyak perabot yang terkena berkas cahaya terutama pada sampel 1B,2B, dan 3B pada sore hari hari sehingga menimbulkan silau dan panas.

Sampel 1B

Sampel 2B

Sampel 3A

Sampel 3B

Sumber: Analisa Pribadi

5.7 Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembobotan diatas maka diketahui bahwa penggunaan sun

shading terhadap tingkat pencahayaan alami dan pembentukan berkas cahaya

pada sampel 1A, 1B, 2B, 3A, dan 3B masih ada yang belum optimal. Aspek-

aspek yang belum memenuhi pada kelima sampel tersebut, meliputi:

1. Sampel 1A : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi

standar 250 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan

berkas cahaya paling luas terjadi pada bulan Juni sehingga

menyebabkan direct glare.

2. Sampel 1B : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi

standar 250 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan

berkas cahaya paling luas terjadi pada bulan Desember

sehingga menyebabkan direct glare.

3. Sampel 2B : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 1 belum memenuhi

standar 250 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan

berkas cahaya pada bulan Desember paling luas dan

Page 93: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

144

mengenai perabot didalamnya sehingga menyebabkan direct

glare.

4. Sampel 3A : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi

standar 500 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan

berkas cahaya pada bulan Juni paling luas dan sangat banyak

yang mengenai perabot didalamnya sehingga menyebabkan

direct dan indirect glare.

5. Sampel 3B : Tingkat Pencahayaan alami pada titik ukur 3 belum memenuhi

standar 500 lux pada ketiga tanggal ekstrim. Pembentukan

berkas cahaya pada bulan Juni paling luas dan sangat banyak

yang mengenai perabot didalamnya sehingga menyebabkan

direct dan indirect glare.

Dari aspek-aspek yang belum memenuhi standard kajian diatas maka

peneliti melakukan simulasi rekomendasi menggunakan software Sketchup dan

Dialux. Hasil rekomendasi dibawah ini merupakan hasil terbaik peneliti setelah

dilakukan trial and eror pada kelima sampel ruangan.

1. Rekomendasi Sampel 1A

Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka

peneliti merekomendasikan pada bukaan tipe A tidak menggunakan sun

shading agar intensitas cahaya pada titik ukur 3 tidak terlalu gelap. Setelah

Tipe A

Tipe B

Gambar 5.54 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 1A Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Tipe A Tipe B

Gambar 5.55 Denah Titik Ukur Sampel 1A

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Page 94: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

145

dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya yang

berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan

menambahkan sun shading dengan ukuran panjang yang sama tetapi

memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun shading dan dengan

kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan

dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada titik ukur 1 dan 2 lebih

rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam batas standar yaitu

250lux. Untuk titik ukur 3 setelah dihilangkan sun shadingnya tingkat

intensitas cahaya pada titik ukur tersebut dapat mencapai standar

pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux.

SAMPEL 1A

Waktu Titik Ukur

1

Titik Ukur

2

Titik Ukur

3

8.00 196 213 190

9.00 259 283 212

10.00 261 300 247

11.00 304 350 288

12.00 331 379 310

13.00 334 382 313

14.00 312 358 295

15.00 238 261 212

16.00 218 251 207

Rata-Rata 272.56 308.56 252.67

Gambar 5.56 Hasil Berkas Cahaya Sampel 1A

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 5.72 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 1A 22Juni

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 95: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

146

2. Rekomendasi 1B

Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka

peneliti merekomendasikan pada bukaan tipe A tidak menggunakan sun

shading agar intensitas cahaya pada titik ukur 3 tidak terlalu gelap. Setelah

dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya yang

berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan

menambahkan sun shading pada bukaan tipe B dengan ukuran panjang

yang sama tetapi memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun

shading dan dengan kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih

sedikit dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada

titik ukur 1 dan 2 lebih rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam

batas standar yaitu 250lux. Untuk titik ukur 3 setelah dihilangkan sun

shadingnya tingkat intensitas cahaya pada titik ukur tersebut dapat

mencapai standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux.

Tipe A Tipe B

Gambar 5.57 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 1B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Tipe A

Tipe B

Gambar 5.58 Denah Titik Ukur Sampel 1B

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Page 96: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

147

SAMPEL 1B

Waktu Titik Ukur 1 Titik Ukur 2 Titik Ukur 3

8.00 185 192 179

9.00 252 284 221

10.00 245 291 244

11.00 321 376 289

12.00 345 402 337

13.00 375 399 327

14.00 278 343 270

15.00 267 311 225

16.00 214 221 176

Rata-Rata 275.78 313.22 252.00

3. Rekomendasi 2B

Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 1 terlalu gelap maka

peneliti merekomendasikan pada bukaan tipe A tidak menggunakan sun

shading agar intensitas cahaya pada titik ukur 1 tidak terlalu gelap. Setelah

dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya yang

berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan

Tabel 5.73 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 1B 22Juni

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.59 Hasil Berkas Cahaya Sampel 1B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.60 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 2B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.61 Denah Titik Ukur Sampel 2B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Tipe B

TipeA

Tipe A

Tipe B

Page 97: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

148

menambahkan sun shading pada bukaan tipe B dengan ukuran panjang

yang sama tetapi memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun

shading dan dengan kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih

sedikit dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada

titik ukur 2 dan 3 lebih rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam

batas standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux. Untuk titik ukur 1

setelah dihilangkan sun shadingnya tingkat intensitas cahaya pada titik ukur

tersebut dapat mencapai standar pencahayaan ruang kelas yaitu 250lux.

SAMPEL 2B

Waktu Titik Ukur

1

Titik Ukur

2

Titik Ukur

3

8.00 204 294 210

9.00 234 308 258

10.00 240 357 305

11.00 299 387 331

12.00 320 397 333

13.00 299 372 312

14.00 285 320 293

15.00 236 315 292

16.00 148 223 201

Rata-Rata 251.67 330.33 281.67

Gambar 5.62 Hasil Berkas Cahaya Sampel 2B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 5.74 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 2B 22Juni

Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 98: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

149

4. Rekomendasi 3A

Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka

peneliti merekomendasikan menambahkan bukaan tipe C di dekat titik ukur

3 . Setelah dilakukannya trial and eror, untuk mengurangi berkas cahaya

yang berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti merekomendasikan

menambahkan sun shading dengan ukuran panjang yang sama tetapi

memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun shading dan dengan

kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan

dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada titik ukur 1 dan 2 lebih

rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam batas standar untuk

ruang lab.komputer yaitu 500lux. Untuk titik ukur 3 setelah ditambahkan

bukaan tipe C maka tingkat intensitas cahaya pada titik ukur tersebut dapat

mencapai standar pencahayaan ruang lab.komputer yaitu 500lux.

Tipe C

Penambahan Bukaan

Gambar 5.63 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 3A Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.64 Denah Titik Ukur Sampel 3A

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Penambahan Sun Shading

Page 99: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

150

SAMPEL 3A

Waktu Titik

Ukur 1

Titik Ukur

2

Titik Ukur

3

8.00 349 380 317

9.00 387 490 385

10.00 499 530 497

11.00 582 583 578

12.00 626 628 622

13.00 631 633 627

14.00 596 598 593

15.00 523 555 520

16.00 417 448 415

Rata-Rata 512.22 538.33 506.00

5. Rekomendasi 3B

Pada Gambar diatas, karena pada titik ukur 3 terlalu gelap maka

peneliti merekomendasikan menambahkan bukaan dengan ukuran 0.55m x

3.80m di dekat titik ukur 3 . Setelah dilakukannya trial and eror, untuk

mengurangi berkas cahaya yang berlebihan pada ruangan tersebut, peneliti

merekomendasikan menambahkan sun shading dengan ukuran panjang

Tabel 5.75 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 3A 22Juni

Sumber: Dokumen Pribadi Gambar 5.65 Hasil Berkas Cahaya Sampel 3A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.66 Hasil Simulasi Rekomendasi Sampel 3B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.67 Denah Titik Ukur Sampel 3B

Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Penambahan Bukaan Penambahan Sun

Shading

Page 100: BAB V KAJIAN PENELITIAN - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/59856/7/11._BAB_V.pdf · BAB V KAJIAN PENELITIAN ... pada gedung Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP terhadap

151

yang sama tetapi memiliki kemiringan 15o . Dengan penambahan sun

shading dan dengan kemiringan 15o, berkas cahaya yang dihasilkan lebih

sedikit dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat intensitas cahaya pada

titik ukur 1 dan 2 lebih rendah dibandingkan kondisi awal tetapi masih dalam

batas standar untuk ruang lab.komputer yaitu 500lux. Untuk titik ukur 3

setelah ditambahkan bukaan tipe C maka tingkat intensitas cahaya pada

titik ukur tersebut dapat mencapai standar pencahayaan ruang lab.komputer

yaitu 500lux.

SAMPEL 3B

Waktu Titik Ukur

1

Titik Ukur

2

Titik Ukur

3

8.00 508 510 503

9.00 513 539 507

10.00 532 561 532

11.00 547 575 558

12.00 569 620 560

13.00 577 639 532

14.00 536 563 546

15.00 427 568 444

16.00 371 434 397

Rata-Rata 508.89 556.56 508.78

Gambar 5.68 Hasil Berkas Cahaya Sampel 3B Sumber: Dokumen Pribadi Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 5.76 Tingkat Pencahayaan Alami Sampel 3B 22Juni

Sumber: Dokumen Pribadi