Bab V kabkota2006 - Home - Website Resmi Pemerintah...

25
Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 51 BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota eranan ekonomi wilayah kabupaten/kota terhadap perekonomian Jawa Barat setiap tahunnya dapat tergambarkan dari salah satu indikator makro yaitu PDRB. Dengan melihat PDRB kabupaten/kota di Jawa Barat, kita dapat melihat wilayah kabupaten/kota yang memberikan kontribusi cukup dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Peranan tersebut tentu saja sangat dipengaruhi oleh karakteristik geografis maupun potensi ekonomi yang berbeda- beda. Pada bab ini akan diuraikan kinerja PDRB kabupaten/kota se-Jawa Barat berdasarkan perbandingan indikator-indikator pokok masing-masing daerah terhadap daerah lainnya maupun terhadap Provinsi. Dengan demikian, hasil uraian ini diharapkan dapat memberikan gambaran posisi masing-masing perekonomian kabupaten/kota. Untuk mengamati posisi relatif kinerja perekonomian kabupaten/kota terhadap kabupaten/kota lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel tersebut memperlihatkan kontribusi PDRB kab/kota terhadap total PDRB Jawa Barat. Kisaran kontribusi PDRB dengan migas kabupaten/kota yaitu antara 0,26 persen sampai 15,27 persen, sedangkan kontribusi PDRB tanpa migas berkisar antara 0,28 persen sampai 15,94 persen.

Transcript of Bab V kabkota2006 - Home - Website Resmi Pemerintah...

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 51

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota

eranan ekonomi wilayah kabupaten/kota terhadap perekonomian Jawa

Barat setiap tahunnya dapat tergambarkan dari salah satu indikator makro yaitu

PDRB. Dengan melihat PDRB kabupaten/kota di Jawa Barat, kita dapat melihat

wilayah kabupaten/kota yang memberikan kontribusi cukup dominan dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Peranan tersebut tentu saja sangat

dipengaruhi oleh karakteristik geografis maupun potensi ekonomi yang berbeda-

beda.

Pada bab ini akan diuraikan kinerja PDRB kabupaten/kota se-Jawa Barat

berdasarkan perbandingan indikator-indikator pokok masing-masing daerah

terhadap daerah lainnya maupun terhadap Provinsi. Dengan demikian, hasil uraian

ini diharapkan dapat memberikan gambaran posisi masing-masing perekonomian

kabupaten/kota. Untuk mengamati posisi relatif kinerja perekonomian

kabupaten/kota terhadap kabupaten/kota lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel tersebut memperlihatkan kontribusi PDRB kab/kota terhadap total

PDRB Jawa Barat. Kisaran kontribusi PDRB dengan migas kabupaten/kota yaitu

antara 0,26 persen sampai 15,27 persen, sedangkan kontribusi PDRB tanpa migas

berkisar antara 0,28 persen sampai 15,94 persen.

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

52 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

Tabel 5.1. Peringkat PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota

Di Jawa Barat Tahun 2006

Termasuk Migas Tanpa Migas

Rank Kab/Kota

PDRB (Milyar

Rp.)

Share(%) Kab/Kota

PDRB (Milyar

Rp.)

Share (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Bekasi 66.239,91 15,27 Bekasi 65.067,54 15,94 2 Bogor 44.792,70 10,33 Bogor 44.792,70 10,97 3 Kota Bandung 43.491,38 10,03 Kota Bandung 43.491,38 10,65 4 Indramayu 31.895,39 7,35 Karawang 30.070,26 7,37 5 Karawang 31.503,24 7,26 Bandung 29.114,11 7,13 6 Bandung 29.431,05 6,79 Kota Bekasi 22.855,15 5,60 7 Kota Bekasi 22.855,15 5,27 Garut 15.890,28 3,89 8 Garut 15.890,28 3,66 Sukabumi 12.914,08 3,16 9 Sukabumi 13.163,82 3,04 Cianjur 12.500,53 3,06

10 Cianjur 12.500,53 2,88 Cirebon 11.289,66 2,77 11 Cirebon 11.289,66 2,60 Bandung Barat 10.849,02 2,66 12 Bandung Barat 10.849,02 2,50 Indramayu 10.813,76 2,65 13 Ciamis 10.781,60 2,49 Ciamis 10.781,60 2,64 14 Subang 10.700,79 2,47 Purwakarta 9.698,91 2,38 15 Purwakarta 9.698,91 2,24 Subang 9.664,79 2,37 16 Kota Depok 8.967,78 2,07 Kota Depok 8.967,78 2,20 17 Kota Cimahi 8.187,14 1,89 Kota Cimahi 8.187,14 2,01 18 Tasikmalaya 8.183,08 1,89 Tasikmalaya 8.183,08 2,00 19 Sumedang 8.066,64 1,86 Sumedang 8.066,64 1,98 20 Kota Cirebon 7.975,81 1,84 Kota Cirebon 7.975,81 1,95 21 Kota Bogor 6.357,74 1,47 Kota Bogor 6.357,74 1,56 22 Majalengka 5.904,32 1,36 Majalengka 5.787,95 1,42 23 Kota Tasikmalaya 5.512,62 1,27 Kota Tasikmalaya 5.512,62 1,35 24 Kuningan 5.422,82 1,25 Kuningan 5.422,82 1,33 25 Kota Sukabumi 2.863,43 0,66 Kota Sukabumi 2.863,43 0,70 26 Kota Banjar 1.134,69 0,26 Kota Banjar 1.134,69 0,28 Total Kab/Kota 433.659,48 100,00 Total 408.253,47 100.00

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 53

Lima besar kontributor utama PDRB kabupaten/kota terhadap jumlah

PDRB Jawa Barat tahun 2006 adalah Kabupaten Bekasi (15,27 %) , Kabupaten

Bogor (10,33 %), Kota Bandung (10,03 %), Kabupaten Indramayu (7,35 %), dan

Kabupaten Karawang (7,26%), sedangkan Kabupaten Bandung setelah mengalami

pemekaran wilayah posisinya hanya mampu diperingkat keenam dan digeser oleh

Kabupaten Karawang. Adapun tiga kontributor terkecil adalah Kota Banjar, Kota

Sukabumi, dan Kabupaten Kuningan yaitu masing-masing sebesar 0,26 persen; 0,66

persen dan 1,25 persen.

Namun demikian, apabila dicermati dari PDRB tanpa migas, terjadi

pergeseran posisi peranan yang cukup signifikan bagi Kabupaten Indramayu.

Kabupaten Indramayu semula termasuk lima besar, namun apabila migasnya

dikeluarkan posisinya turun menjadi ke duabelas (2,65 %). Hal ini bisa dimaklumi,

karena pertambangan dan industri migas di kabupaten Indramayu sangat dominan

terhadap struktur perekonomiannya.

Berbeda halnya dengan enam kabupaten lainnya yang memiliki migas tetapi

tidak terlalu mempengaruhi posisinya apabila migasnya dikeluarkan dari PDRB

kabupaten tersebut. Hal ini disebabkan kontribusi migas di enam kabupaten tersebut

tidak signifikan. Adapun ke enam kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bandung,

Bekasi, Sukabumi, Karawang, Majalengka dan Subang. Kabupaten Bekasi dan

Majalengka menempati posisi yang sama, adapun untuk Karawang, Bandung dan

Sukabumi masing-masing naik satu posisi, sedangkan Subang turun satu posisi

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

54 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2001-2003

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

Mily

ar R

p.

Kabupaten/Kota

Grafik 5.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota

di Jawa Barat Tahun 2006 (Termasuk Migas)

Bekasi

Bogor

Kota Bandung

Indramayu

Karawang

Bandung

Kota Bekasi

Garut

Sukabumi

Cianjur

Cirebon

Bandung Barat

Ciamis

Subang

Purwakarta

Kota Depok

Kota Cimahi

Tasikmalaya

Sumedang

Kota Cirebon

Kota Bogor

Majalengka

Kota Tasikmalaya

Kuningan

Kota Sukabumi

Kota Banjar

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 55

5.2. Struktur Perekonomian Daerah

Struktur perekonomian di suatu wilayah dapat menggambarkan kontribusi

sektoral. Sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar menggambarkan tingginya

potensi dari sektor tersebut dalam perekonomian. Di samping itu besarnya

kontribusi juga menggambarkan peran sektor dalam perekonomian. Semakin besar

peranan suatu sektor dalam perekonomian, dapat dikatakan bahwa sektor tersebut

sebagai engine growth atau mesin pertumbuhan ekonomi daerah. Secara umum, di

Jawa Barat yang menjadi mesin pertumbuhannya adalah sektor industri pengolahan.

Hal ini terbukti dari peranan sektor industri yang tetap mendominasi perekonomian

Jawa Barat dari tahun ke tahun. Sektor industri tersebut disamping mendominasi

perekonomian Jawa Barat juga memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap

industri nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor industri merupakan salah

satu sektor andalan perekonomian nasional.

Adapun struktur perekonomian kabupaten/kota di Jawa Barat memiliki

perbedaan karakteristik yang cukup beragam. Hal ini disebabkan adanya pengaruh

kondisi geografis dan potensi masing-masing wilayah. Kondisi geografis yang

sebagian besar wilayahnya memiliki karakteristik pedesaan, biasanya dominan pada

sektor pertaniannya sedangkan karakteristik perkotaan banyak yang didominasi oleh

sektor perindustrian dan perdagangan.

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

56 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

Tabel 5.2. Peranan Nilai Tambah Bruto Terhadap Total PDRB

Setiap Kabupaten/Kota Tahun 2006 Termasuk Migas

(Persen) SEKTOR

No Kabupaten/ Kota Pertanian

Pertam bangan

Industri Perda- gangan

Lainnya Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten :

1 Bogor 4,69 1,14 64,30 15,48 14,39 100,00 2 Sukabumi 33,57 4,86 17,14 20,51 23,93 100,00 3 Cianjur 47,73 0,12 2,67 21,15 28,32 100,00 4 Bandung 7,57 1,25 60,74 15,06 15,37 100,00 5 Garut 49,80 0,12 6,26 25,89 17,93 100,00 6 Tasikmalaya 45,31 0,25 7,84 21,93 24,67 100,00 7 Ciamis 28,34 0,41 7,08 25,21 38,96 100,00 8 Kuningan 37,93 0,93 1,99 20,03 39,11 100,00 9 Cirebon 34,52 0,38 11,21 20,86 33,03 100,00

10 Majalengka 36,55 4,02 16,02 19,56 23,85 100,00 11 Sumedang 29,03 0,14 23,58 26,03 21,22 100,00 12 Indramayu 13,37 25,09 42,68 10,67 8,19 100,00 13 Subang 38,57 9,74 12,35 18,78 20,56 100,00 14 Purwakarta 10,10 0,17 46,56 24,43 18,73 100,00 15 Karawang 8,48 4,70 52,84 17,88 16,10 100,00 16 Bekasi 1,91 1,79 80,60 8,34 7,36 100,00 17 Bandung Barat 10,84 0,46 47,10 18,12 23,47 100,00

Kota : 17 Bogor 0,30 - 27,54 32,74 39,41 100,00 18 Sukabumi 4,96 0,01 4,90 42,69 47,44 100,00 19 Bandung 0,30 - 27,80 37,87 34,03 100,00 20 Cirebon 0,33 - 32,63 33,32 33,73 100,00 21 Bekasi 0,89 - 45,77 28,89 24,45 100,00 22 Depok 2,65 - 37,54 32,32 27,49 100,00 23 Cimahi 0,16 - 61,14 18,59 20,11 100,00 24 Tasikmalaya 7,91 0,01 14,66 29,96 47,47 100,00 25 Banjar 18,88 0,36 12,47 31,99 36,29 100,00

Jawa Barat 11,12 2,72 45,24 19,40 21,52 100,00

Sektor perdagangan juga merupakan kontributor yang cukup dominan di Jawa Barat,

yaitu menyumbang sebesar 19,40 persen terhadap pembentukan PDRB di Provinsi

Jawa Barat pada tahun 2006. Untuk daerah kabupaten/kota, dominasi sektor

perdagangan terkonsentrasi pada daerah kota, seperti Kota Sukabumi (42,69 %),

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 57

Kota Bandung (37,87 %), Kota Cirebon (33,32%), Kota Bogor (32,74 %), Kota

Depok (32,32%), dan Kota Banjar (31,99 %).

Apabila dicermati lebih jauh, perbedaan struktur ekonomi kabupaten/ kota

juga dipengaruhi oleh adanya pertambangan dan industri migas di beberapa

kabupaten. Industri migas mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap

kabupaten terutama di kabupaten Indramayu. Struktur perekonomian akan bergeser

apabila sektor pertambangan dan industri migas ini dikeluarkan dari PDRB

kabupaten yang bersangkutan.

Secara makro tampak bahwa sampai tahun 2006, sektor industri pengolahan

merupakan sektor dominan terhadap perekonomian Jawa Barat. Sektor ini

memberikan kontribusi sebesar 45,24 persen terhadap perekonomian Jawa Barat.

Begitu pula di beberapa kabupaten kota sektor industri menjadi andalan

perekonomian wilayahnya.

Dari Tabel 5.2, terlihat bahwa 5 kabupaten/kota yang memiliki potensi

ekonomi di sektor industri pengolahan (peranan sektor industri pengolahan yang

paling dominan di daerahnya), antara lain; Kabupaten Bekasi (80,60 persen),

Kabupaten Bogor (64,30 persen), Kota Cimahi (61,14 persen), Kabupaten Bandung

(60,74 persen). Kabupaten Karawang (52,84 persen). Hal ini memberikan gambaran

bahwa di daerah-daerah tersebut terdapat kawasan-kawasan industri yang mampu

menggenjot roda perekonomiannya.

Dominasi peranan sektor pertanian terdapat di 10 kabupaten dari 17

kabupaten yang ada di Jawa Barat. Ke sepuluh kabupaten tersebut yaitu: Kabupaten

Garut (49,80 %), Cianjur (47,73 persen), Tasikmalaya (45,31 %), Subang (38,57 %),

Kuningan (37,93 %), Majalengka (36,55 %), Cirebon (34,52%), Sukabumi (33,57%),

Sumedang (29,03%), dan Ciamis (28,34%).

Khusus Kabupaten Indramayu, apabila nilai tambah migas dikeluarkan dari

penghitungan PDRB, tampak sektor pertanian merupakan kontributor yang sangat

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

58 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

dominan, yaitu menyumbang sebesar 39,45 persen terhadap pembentukan PDRB di

daerahnya (Tabel 5.3.).

Tabel 5.3. Peranan Nilai Tambah Bruto Terhadap Total PDRB

Setiap Kabupaten/Kota Tahun 2006 Tanpa Migas

(Persen)

SEKTOR No

Kabupaten/ Kota Pertanian

Pertam-bangan

Industri Perdagang

-an Lainnya

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten :

1 Bogor 4,69 1,14 64,30 15,48 14,39 100,00 2 Sukabumi 34,22 3,02 17,47 20,90 24,39 100,00 3 Cianjur 47,73 0,12 2,67 21,15 28,32 100,00 4 Bandung 7,65 0,18 61,40 15,23 15,54 100,00 5 Garut 49,80 0,12 6,26 25,89 17,93 100,00 6 Tasikmalaya 45,31 0,25 7,84 21,93 24,67 100,00 7 Ciamis 28,34 0,41 7,08 25,21 38,96 100,00 8 Kuningan 37,93 0,93 1,99 20,03 39,11 100,00 9 Cirebon 34,52 0,38 11,21 20,86 33,03 100,00

10 Majalengka 37,29 2,09 16,34 19,95 24,33 100,00 11 Sumedang 29,03 0,14 23,58 26,03 21,22 100,00 12 Indramayu 39,45 0,24 4,69 31,48 24,15 100,00 13 Subang 42,71 0,07 13,67 20,79 22,76 100,00 14 Purwakarta 10,10 0,17 46,56 24,43 18,73 100,00 15 Karawang 8,88 0,16 55,35 18,73 16,87 100,00 16 Bekasi 1,95 0,02 82,05 8,49 7,49 100,00 17 Bandung Barat 10,84 0,46 47,10 18,12 23,47 100,00

Kota : 17 Bogor 0,30 - 27,54 32,74 39,41 100,00 18 Sukabumi 4,96 0,01 4,90 42,69 47,44 100,00 19 Bandung 0,30 - 27,80 37,87 34,03 100,00 20 Cirebon 0,33 - 32,63 33,32 33,73 100,00 21 Bekasi 0,89 - 45,77 28,89 24,45 100,00 22 Depok 2,65 - 37,54 32,32 27,49 100,00 23 Cimahi 0,16 - 61,14 18,59 20,11 100,00 24 Tasikmalaya 7,91 0,01 14,66 29,96 47,47 100,00 25 Banjar 18,88 0,36 12,47 31,99 36,29 100,00

Jawa Barat 11,74 0,23 44,83 20,48 22,71 100,00

Sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 2,72 persen pada tahun

2006 terhadap PDRB di Jawa Barat. Namun apabila Migas dikeluarkan maka

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 59

sektor ini hanya mempunyai kontribusi sebesar 0,23 persen. Sumbangan nilai

tambah terbesar dari sektor pertambangan berasal dari Kabupaten Indramayu yang

merupakan penghasil migas yang cukup besar. Peranan sektoral di tiap

kabupaten/kota di Jawa Barat pada tahun 2006 terlihat pada Grafik 5.2.

Grafik 5.2. Peranan Nilai Tambah Bruto Sektor Terhadap PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2006 (Termasuk Migas)

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Bogor

Cianjur

Garut

Ciamis

Cirebo

n

Sumed

ang

Suban

g

Karawan

g

Bandu

ng B

arat

Kota Suk

abum

i

Kota C

irebo

n

Kota D

epok

Kota Tas

ikmala

ya

Provins

i

Kabupaten/Kota

Pers

enta

se (%

)

Pertanian Pertambangan Industri Perdagangan Lainnya

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

60 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

5.3 Pertumbuhan Ekonomi Secara makro, laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat pada tahun 2006

mencapai 6,01 persen. Pertumbuhan tersebut mengalami percepatan jika

dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,62 persen. Sedangkan

pertumbuhan perekonomian di kabupaten/kota mempunyai besaran dengan

kisaran 2,42 sampai 7,83 persen.

Tabel 5.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Jawa Barat

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004-2006 Termasuk Migas

(Persen)

No Kabupaten/Kota 2004 2005 *) 2006 **) (1) (2) (3) (4) (5)

1 Bogor 5,58 5,85 5,95 2 Sukabumi 3,96 4,35 3,92 3 Cianjur 3,97 3,82 3,34 4 Bandung 5,66 5,78 5,80 5 Garut 4,01 4,16 4,11 6 Tasikmalaya 3,52 3,83 4,01 7 Ciamis 4,36 4,58 3,84 8 Kuningan 3,98 3,95 3,99 9 Cirebon 4,67 5,06 5,11

10 Majalengka 4,09 4,47 4,18 11 Sumedang 4,31 4,52 4,17 12 Indramayu 4,65 (7,82) 2,42 13 Subang 7,26 6,91 3,36 14 Purwakarta 3,72 3,51 3,87 15 Karawang 7,03 6,36 5,99 16 Bekasi 6,08 6,00 6,00 17 Bandung Barat 5,48 4,94 5,14 18 Kota. Bogor 6,10 6,12 6,03 19 Kota. Sukabumi 5,77 5,95 6,23 20 Kota. Bandung 7,49 7,53 7,83 21 Kota. Cirebon 4,66 4,89 5,54 22 Kota. Bekasi 5,38 5,65 6,07 23 Kota Depok 6,50 6,96 6,65 24 Kota Cimahi 4,34 4,56 4,81 25 Kota Tasikmalaya 4,99 4,02 5,11 26 Kota Banjar 4,40 4,63 4,71

Jawa Barat 4,77 5,62 6,01 Keterangan : *) Angka perbaikan

**) Angka sementara

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 61

Pada Tabel 5.4. yaitu LPE atas dasar harga konstan termasuk migas, terlihat

bahwa LPE tahun 2006 terkecil ada di Kabupaten Indramayu yaitu sebesar 2,42

persen, dan LPE tertinggi ada di Kota Bandung (7,83 %). Namun demikian Laju

perekonomian di Indramayu sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan migas. Apabila

dicermati lebih jauh, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Indramayu tanpa migas

mampu tumbuh sebesar 5,10 persen.

Tabel 5.5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Jawa Barat

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004-2006 Tanpa Migas

(Persen) No Kabupaten/Kota 2004 2005 *) 2006 **)

(1) (2) (5) (6) (7) 1 Bogor 5,58 5,85 5,95 2 Sukabumi 3,96 4,33 3,98 3 Cianjur 3,97 3,82 3,34 4 Bandung 5,68 5,81 5,82 5 Garut 4,01 4,16 4,11 6 Tasikmalaya 3,52 3,83 4,01 7 Ciamis 4,36 4,58 3,84 8 Kuningan 3,98 3,95 3,99 9 Cirebon 4,67 5,06 5,11

10 Majalengka 4,27 4,47 4,26 11 Sumedang 4,31 4,52 4,17 12 Indramayu 4,16 4,25 5,10 13 Subang 5,14 5,67 4,58 14 Purwakarta 3,72 3,51 3,87 15 Karawang 7,03 5,83 5,93 16 Bekasi 5,65 5,84 5,98 17 Bandung Barat 5,48 4,94 5,14 17 Kota. Bogor 6,10 6,12 6,03 18 Kota. Sukabumi 5,77 5,95 6,23 19 Kota. Bandung 7,49 7,53 7,83 20 Kota. Cirebon 4,66 4,89 5,54 21 Kota. Bekasi 5,38 5,65 6,07 22 Kota Depok 6,50 6,96 6,65 23 Kota Cimahi 4,34 4,56 4,81 24 Kota Tasikmalaya 4,99 4,02 5,11 25 Kota Banjar 4,40 4,63 4,71

Jawa Barat 5,08 6,25 6,30 Keterangan : *) Angka perbaikan

**) Angka sementara

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

62 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

Berbeda halnya dengan kabupaten lainnya yang memiliki migas, apabila migas

dikeluarkan ternyata tidak terlalu mempengaruhi terhadap LPE-nya. Hal ini terlihat

dari LPE Bandung dengan migas sebesar 5,80 persen setelah dikeluarkan migasnya

lajunya sebesar 5,82 persen. Hal ini disebabkan kontribusi migas yang tidak terlalu

besar terhadap wilayah tersebut. Perbedaan LPE dengan migas dan tanpa migas

dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Tabel 5.5.

Apabila angka LPE Jawa Barat dijadikan base line, maka tampak dua kelompok

kabupaten/kota menurut besaran LPE nya. Kelompok pertama adalah 5 kota

dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata (di atas angka Jawa Barat). Kelima

kota tersebut adalah Bogor (6,03%), Sukabumi (6,23%), , Bandung (7,83%), Bekasi

(6,07 %) dan Depok (6,65%). Sedangkan kelompok kedua yaitu 21 kabupaten/kota

dengan pertumbuhan di bawah rata-rata.

Tabel 5.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Barat

Termasuk Migas Tahun 2006

Laju Pertumbuhan Ekonomi 1)

(%) Kabupaten/Kota

(1) (2)

≤ 3,00 Indramayu

3,00 - 3,99 Sukabumi, Cianjur, Ciamis, Kuningan, Subang, Purwakarta

4,00 - 4,99 Garut, Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, Kota Cimahi, Kota Banjar

5,00 – 5,99 Bogor, Bandung, Cirebon, Karawang, Bandung Barat, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya

≥ 6,00 Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok

Keterangan : 1) atas dasar harga Konstan 2000

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 63

Pada Tabel 5.6. disajikan LPE kabupaten/kota di Jawa Barat yang dibagi

menjadi lima kelompok. Kelompok pertama dengan LPE kurang dari 3 yaitu.

Kabupaten Indramayu, kelompok kedua dengan LPE antara 3-3,99 terdapat 6

kabupaten/kota yaitu: Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, Kabupaten Ciamis,

Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Kuningan. Sedangkan

yang termasuk kelompok ketiga dengan LPE 4 - 4,99 persen, ada 6 kabupaten/kota

diantaranya: Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang,

Kabupaten Majalengka, Kota Banjar dan Kota Cimahi. Kemudian yang termasuk

kelompok empat ada 7 kabupaten/kota dengan batasan LPE 5,00 – 5,99 persen

diantaranya adalah: Kabupaten Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung

Barat, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Karawang. Selanjutnya yang terakhir adalah dengan LPE diatas 6 persen ada 1

kabupaten yaitu Bekasi dan 5 kota yaitu: Bogor, Bekasi, Sukabumi, Depok Dan

Bandung.

5.3. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita merupakan rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh

setiap penduduk di suatu wilayah pada satu satuan waktu. Indikator PDRB per kapita

ini sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat di

suatu wilayah. Semakin besar PDRB per kapita, secara kasar menunjukkan semakin

tingginya tingkat kemakmuran penduduk pada wilayah tersebut, sebaliknya semakin

rendah PDRB per kapita berarti kemakmuran penduduknya semakin rendah.

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

64 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

Tabel 5.7. Perbandingan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota

Di Jawa Barat Tahun 2000 dan 2006

Dengan Migas Tanpa Migas

No Kabupaten/

Kota 2000

(Ribu Rp.)

2006 (Ribu Rp.)

∆ (%)

2000 (Ribu Rp.)

2006 (Ribu Rp.)

∆ (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten :

1 Bogor 5.610,99 10.303,30 83,63 5.610,99 10.303,30 83,63 2 Sukabumi 2.833,34 5.659,05 99,73 2.780,97 5.551,69 99,63 3 Cianjur 2.911,11 5.861,07 101,33 2.911,11 5.861,07 101,33 4 Bandung 5.216,74 10.134,62 94,33 5.154,69 10.025,48 94,49 5 Garut 3.566,96 7.037,42 97,29 3.566,96 7.037,42 97,29 6 Tasikmalaya 2.895,19 5.960,72 105,88 2.895,19 5.960,72 105,88 7 Ciamis 3.236,39 6.995,57 116,15 3.236,39 6.995,57 116,15 8 Kuningan 2.662,14 5.297,44 98,99 2.662,14 5.297,44 98,99 9 Cirebon 2.602,27 5.361,81 106,04 2.602,27 5.361,81 106,04

10 Majalengka 2.500,90 5.086,87 103,40 2.449,11 4.986,61 103,61 11 Sumedang 3.818,77 7.667,46 100,78 3.818,77 7.667,46 100,78 12 Indramayu 8.140,46 19.134,67 135,06 2.974,27 6.487,39 118,12 13 Subang 3.275,61 7.629,66 132,92 3.076,72 6.891,00 123,97 14 Purwakarta 6.889,52 12.284,86 78,31 6.889,52 12.284,86 78,31 15 Karawang 5.896,27 15.818,88 168,29 5.896,27 15.099,33 156,08 16 Bekasi 18.892,59 30.741,73 62,72 18.892,59 30.197,63 59,84 17 Bandung Barat 3.836,24 7.555,44 96,95 3.836,24 7.555,44 96,95

Kota : 17 Bogor 3.702,10 7.556,78 104,12 3.702,10 7.556,78 104,12 18 Sukabumi 4.304,93 10.490,84 143,69 4.304,93 10.490,84 143,69 19 Bandung 6.999,66 19.193,07 174,20 6.999,66 19.193,07 174,20 20 Cirebon 14.395,15 27.729,13 92,63 14.395,15 27.729,13 92,63 21 Bekasi 5.451,06 10.878,46 99,57 5.451,06 10.878,46 99,57 22 Depok 3.051,69 6.408,95 110,01 3.051,69 6.408,95 110,01 23 Cimahi 9.397,51 15.862,01 68,79 9.397,51 15.862,01 68,79 24 Tasikmalaya 3.018,59 6.436,73 113,24 3.018,59 6.436,73 113,24 25 Banjar 3.098,11 6.842,20 120,85 3.098,11 6.842,20 120,85

Jawa Barat 5.484,99 11.729,84 113,85 5.177,70 11.112,16 114,62

Keterangan : ∆ = Pertumbuhan

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 65

Dari Tabel 5.7 diperlihatkan perkembangan PDRB per kapita dengan migas

dan tanpa migas di tiap kabupaten/kota pada tahun 2000 dan 2006. Dengan

demikian, akan tergambarkan perbandingan kesejahteraan masyarakat antar

kabupaten/kota baik dengan migas maupun tanpa migas. Namun perlu disadari

bahwa proporsi nilai tambah migas yang dinikmati oleh masyarakat di wilayah yang

bersangkutan sangatlah kecil.

Secara makro, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dengan migas Jawa

Barat mengalami kenaikan sebesar 113,85 persen yaitu dari Rp. 5,48 juta tahun 2000

menjadi Rp. 11,73 juta pada tahun 2006. Sedangkan PDRB perkapita tanpa migas

atas dasar harga berlaku tumbuh sebesar 114,62 persen yaitu dari Rp. 5,18 juta tahun

2000 menjadi Rp. 11,11 juta pada tahun 2006.

Apabila dicermati menurut kabupaten/kota di Jawa Barat, tampak bahwa

Kabupaten Bekasi pada tahun 2006 menghasilkan PDRB perkapita terbesar yaitu

sebesar Rp. 30,74 juta dengan pertumbuhan sebesar 62,72 persen dari tahun 2000.

Sedangkan PDRB per kapita yang paling rendah terdapat di kabupaten Majalengka

yaitu hanya Rp. 5,09 juta dengan pertumbuhan dari tahun 2000 sebesar 103,40

persen, diikuti Kabupaten Kuningan dan Cirebon masing-masing Rp. 5,30 juta dan

Rp. 5,36 juta. Pertumbuhan pendapatan perkapita di kedua kabupaten tersebut

masing-masing adalah 98,99 persen dan 106,04 persen. Pada Tabel 5.7 tersebut juga

bisa diperhatikan bahwa PDRB perkapita Kabupaten Indramayu dengan migas

mencapai Rp. 19,13 juta dengan pertumbuhan sebesar 135,06 % tahun 2006, namun

apabila dikeluarkan migasnya menjadi Rp. 6,49 juta dengan pertumbuhan sebesar

118,12 %. Demikian pula dengan Kabupaten Subang, PDRB Perkapita dengan migas

sebesar Rp. 7,63 juta menjadi Rp. 6,89 juta tanpa migas dengan pertumbuhan

masing-masing sebesar 132,92 % dan 123,97 %.

Peningkatan PDRB perkapita di atas masih belum menggambarkan secara riil

kenaikan daya beli masyarakat di kabupaten/kota tersebut secara umum. Hal ini

disebabkan pada PDRB perkapita, yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

66 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

berlaku, masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli

masyarakat.

Untuk mengamati perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa

digunakan PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga konstan. Dari

penghitungan PDRB per kapita atas dasar harga konstan dengan migas, secara

umum daya beli masyarakat di Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 16,30

persen. Sedangkan pertumbuhan pendapatan per kapita tanpa migas secara umum

naik sebesar 19,03 persen.

Peningkatan daya beli masyarakat tertinggi terjadi di Kota Bandung yaitu

45,28 persen, yang diikuti oleh Kabupaten Subang yang tumbuh sebesar 34,39

persen dari tahun 2000 sampai 2006. Namun demikian apabila migas dikeluarkan

maka kabupaten Subang hanya mengalami peningkatan sebesar 27,20 persen.

Sedangkan peningkatan daya beli masyarakat terendah terjadi di Kabupaten

Indramayu yang hanya mengalami penurunan sebesar minus 6,99 persen. Namun

apabila dihitung tanpa migas, daya beli masyarakat Indramayu naik sebesar 23,70

persen. Perbedaan PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2000 dengan migas dan

tanpa migas secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 67

Tabel 5.8. Perbandingan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun 2000 dan 2006

Dengan Migas (Ribu Rp.) Tanpa Migas (Ribu Rp.)

No Kabupaten/

Kota 2000

2006

∆ (%)

2000

2006

∆ (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kabupaten :

1 Bogor 5.610,99 6.106,20 8,83 5.610,99 6.106,20 8,83 2 Sukabumi 2.833,34 3.183,31 12,35 2.780,97 3.128,08 12,48 3 Cianjur 2.911,11 3.304,67 13,52 2.911,11 3.304,67 13,52 4 Bandung 5.216,74. 6.074,41 16,44 5.154,69 6.005,48 16,51 5 Garut 3.566,96 4.042,93 13,34 3.566,96 4.042,93 13,34 6 Tasikmalaya 2.895,19 3.286,17 13,50 2.895,19 3.286,17 13,50 7 Ciamis 3.236,39 3.885,49 20,06 3.236,39 3.885,49 20,06 8 Kuningan 2.662,14 3.232,18 21,41 2.662,14 3.232,18 21,41 9 Cirebon 2.602,27 3.134,40 20,45 2.602,27 3.134,40 20,45

10 Majalengka 2.500,90 3.063,04 22,48 2.449,11 2.997,55 22,39 11 Sumedang 3.818,77 4.461,98 16,84 3.818,77 4.461,98 16,84 12 Indramayu 8.140,46 7.571,63 (6,99) 2.974,27 3.679,29 23,70 13 Subang 3.275,61 4.401,96 34,39 3.076,72 3.913,61 27,20 14 Purwakarta 6.889,52 7.554,13 9,65 6.889,52 7.554,13 9,65 15 Karawang 5.896,27 7.584,59 28,63 5.896,27 7.188,11 21,91 16 Bekasi 18.892,59 20.298,62 7,44 18.892,59 20.015,28 5,94 17 Bandung Barat 3.836,23 4.466,21 16,42 3.836,23 4.466,21 16,42

Kota : 17 Bogor 3.702,10 4.495,59 21,43 3.702,10 4.495,59 21,43 18 Sukabumi 4.304,93 5.528,63 28,43 4.304,93 5.528,63 28,43 19 Bandung 6.999,66 10.169,09 45,28 6.999,66 10.169,09 45,28 20 Cirebon 14.395,15 17.813,46 23,75 14.395,15 17.813,46 23,75 21 Bekasi 5.451,06 5.927,17 8,73 5.451,06 5.927,17 8,73 22 Depok 3.051,69 3.620,58 18,64 3.051,69 3.620,58 18,64 23 Cimahi 9.397,51 10.400,09 10,67 9.397,51 10.400,09 10,67 24 Tasikmalaya 3.018,59 3.617,30 19,83 3.018,59 3.617,30 19,83 25 Banjar 3.098,11 3.714,11 19,88 3.098,11 3.714,11 19,88

Jawa Barat 5.484,99 6.379,08 16,30 5.177,70 6.162,96 19,03

Keterangan : ∆ = Pertumbuhan

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

68 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

Tabel 5.9. Pengelompokkan Kabupaten/Kota Berdasarkan

Besaran PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 dan 2006

(Tanpa Migas)

Kabupaten/Kota Kelompok

PDRB

Perkapita

(Rp. Juta)

2000 2006

(1) (2) (3)

< = 2.99 Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya,

Kuningan, Cirebon, Majalengka,

Indramayu

-

3.00 – 4.99 Garut, Ciamis, Sumedang, Subang,

Bandung Barat, Kota Bogor, Kota

Sukabumi, Kota Depok, Kota

Tasikmalaya, Kota Banjar

Majalengka

5.00 – 6.99 Bogor, Bandung, Purwakarta, Karawang,

Kota Bekasi

Sukabumi, Cianjur,

Tasikmalaya, Kuningan,

Cirebon, Indramayu,

Subang, Kota Depok, Kota

Tasikmalaya, Kota Banjar

7.00 – 8.99 Kota Bandung Garut, Ciamis, Sumedang,

Bandung Barat, Kota Bogor

9.00 – 10.99 Kota Cimahi Bogor, Bandung,

Kota Sukabumi, Kota Bekasi

> = 11.00 Bekasi, Kota Cirebon Purwakarta, Karawang,

Bekasi, Kota Bandung, Kota

Cirebon, Kota Cimahi

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 69

Pada Tabel 5.9 menunjukkan pengelompokkan PDRB per kapita berdasarkan

beberapa level. Memasuki tahun 2006, terlihat bahwa seluruh kabupaten/kota

berada di atas level Rp. 3 juta.

Pergeseran level PDRB perkapita dari tahun 2000 ke tahun 2006 ke level

yang lebih tinggi terjadi di seluruh kabupaten/kota. Pada tahun 2000 masih terdapat

7 kabupaten/kota yang memiliki PDRB perkapita di bawah Rp. 3 juta, terdapat 10

Kabupaten/kota yang memiliki PDRB Perkapita pada level Rp. 3 juta sampai Rp.

4,99 juta, pada level Rp. 5 – 6,99 juta terdapat lima kabupaten/kota. Sedangkan pada

level Rp. 7 juta sampai Rp. 10.99 juta terdapat 2 kota, demikian juga yang

pendapatan perkapitanya diatas Rp. 11 juta ada dua kota.

Memasuki tahun 2006, tampak bahwa level PDRB perkapita semua

kabupaten/kota di atas Rp. 5 juta, kecuali Kabupaten Majalengka masih dibawah Rp.

5 juta. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan yang cukup baik dibandingkan

dengan tahun 2000 dimana hanya terdapat 9 kabupaten/kota saja yang mempunyai

pendapatan perkapita pada level diatas 5 juta.

5.5. Perbandingan LPE dan PDRB per Kapita

Kinerja pembangunan masing-masing daerah dilihat dari aspek ekonomi

dapat dilakukan dengan membandingkan posisi suatu kabupaten/kota terhadap

Provinsi Jawa Barat. Di samping itu dengan mengetahui posisinya dapat pula

dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Dengan demikian

diharapkan suatu kabupaten/kota dapat mengevaluasi serta menggali potensi SDA

dan SDM yang dimilikinya agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi sampai pada

tingkat yang optimum.

Di samping itu, untuk memudahkan dalam melihat posisi kabupaten/kota

terhadap provinsi Jawa Barat, PDRB disajikan dalam bentuk tabel kuadran yang

merupakan plot LPE dan PDRB per kapita. Tabel tersebut terdiri dari 4 kuadran,

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

70 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

setiap kuadran dipisahkan oleh garis vertikal yang merupakan angka LPE Jawa Barat

dan garis horisontal yang menunjukan besarnya PDRB per kapita Provinsi.

Tabel 5.10.

Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun 2006

Dengan Migas Tanpa Migas

No.

Kabupaten/ Kota LPE

(%)

PDRB Per Kapita (Ribu)

LPE (%)

PDRB Per kapita (Ribu)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten:

1. Bogor 5,95 10.303,30 5,95 10.303,30 2. Sukabumi 3,92 5.659,05 3,98 5.551,69 3. Cianjur 3,34 5.861,07 3,34 5.861,07 4. Bandung 5,80 10.137,62 5,82 10.025,48 5. Garut 4,11 7.037,42 4,11 7.037,42 6. Tasikmalaya 4,01 5.960,72 4,01 5.960,72 7. Ciamis 3,84 6.995,57 3,84 6.995,57 8. Kuningan 3,99 5.297,44 3,99 5.297,44 9. Cirebon 5,11 5.361,81 5,11 5.361,81

10. Majalengka 4,18 5.086,87 4,26 4.986,61 11. Sumedang 4,17 7.667,46 4,17 7.667,46 12. Indramayu 2,42 19.134,67 5,10 6.487,39 13. Subang 3,36 7.629,66 4,58 6.891,00 14. Purwakarta 3,87 12.284,86 3,87 12.284,86 15. Karawang 5,99 15.818,88 5,93 15.099,33 16. Bekasi 6,00 30.741,73 5,98 30.197,63 17. Bandung Barat 5,14 7.555,44 5,14 7.555,44

Kota: 17. Bogor 6,03 7.556,78 6,03 7.556,78 18. Sukabumi 6,23 10.490,84 6,23 10.490,84 19. Bandung 7,83 19.193,07 7,83 19.193,07 20. Cirebon 5,54 27.729,13 5,54 27.729,13 21. Bekasi 6,07 10.878,46 6,07 10.878,46 22. Depok 6,65 6.408,95 6,65 6.408,95 23. Cimahi 4,81 15.862,01 4,81 15.862,01 24. Tasikmalaya 5,11 6.436,73 5,11 6.436,73 25. Banjar 4,71 6.842,20 4,71 6.842,20

Jawa Barat 6,01 11.729,84 6,30 11.112,16

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 71

Kuadran (daerah) I mengandung arti bahwa kabupaten/kota yang berada di

daerah ini memiliki LPE yang lebih tinggi dan PDRB per kapita lebih besar dari

angka Provinsi. Bila diasumsikan terdapat pemerataan pendapatan, maka masyarakat

di kabupaten/kota yang berada di kuadran ini relatif paling sejahtera dibandingkan

yang berada pada kuadran lainnya. Kuadran II menunjukkan kabupaten/ kota yang

memiliki PDRB per kapita lebih besar, namun LPE-nya lebih rendah dibandingkan

dengan angka provinsi. Masyarakat kabupaten/kota pada kuadran II relatif lebih

sejahtera, namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata

kabupaten/kota lainnya.

Kuadran yang menunjukkan keterbelakangan pertumbuhan ekonomi juga

rendahnya tingkat kesejahteraan penduduknya dibandingkan daerah lainnya di Jawa

Barat adalah Kuadran III. Kuadran yang terakhir (IV) ditempati oleh

kabupaten/kota yang tingkat kesejahteraan penduduknya lebih rendah dibandingkan

angka Provinsi, namun memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih pesat.

Hasil plot posisi kabupaten/ kota secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.11

dan 5.12 yang menggambarkan perbandingan LPE dan PDRB per kapita

kabupaten/kota baik dengan memasukkan pengaruh minyak dan gas bumi maupun

mereduksi pengaruh minyak dan gas bumi.

Dari tabel 5.11 terlihat bahwa dengan memperhitungkan nilai tambah minyak

dan gas bumi, hanya terdapat 1 kota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan

PDRB per kapita di atas Jawa Barat (berada pada kuadran I) yaitu Kota Bandung.

Posisi pada kuadran I tersebut merupakan posisi ideal, sebab kondisi ini

menggambarkan bahwa kinerja perekonomian dan kemakmuran masyarakat di tiap

kabupaten/kota yang bersangkutan relatif lebih makmur dibandingkan

kabupaten/kota lainnya secara makro.

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

72 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

Tabel 5.11. Plot LPE dan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Tahun 2006

(Dengan Migas)

Bekasi, Karawang, Cirebon, Kota Cimahi, Purwakarta, Indramayu

II

Kota Bandung

I

III Bogor, Bandung, Bandung Barat, Kota

Tasikmalaya, Cirebon, Kota Banjar, Majalengka, Sumedang, Garut,

Tasikmalaya, Kuningan, Sukabumi, Ciamis, Subang dan Cianjur

IVKota Bekasi, Kota Bogor,

Kota Sukabumi, Kota Depok

Selanjutnya pada kuadran II terdapat 6 kabupaten/kota yaitu Kabupaten

Indramayu, Purwakarta, Kota Cimahi, Cirebon, Karawang dan Bekasi. Posisi pada

kuadran ini menggambarkan tingkat kemakmuran yang sudah berada di atas rata-rata

namun kinerja perekonomian pada tahun 2006 yang relatif rendah.

Sebaliknya, kondisi pada kuadran III menunjukkan tingkat kemakmuran dan

kinerja ekonomi yang relatif rendah dibandingkan umumnya kabupaten/ kota.

Daerah-daerah yang berada pada kuadran III pada tahun ini terdiri dari 15

kabupaten/kota yaitu: Bogor, Bandung, Bandung Barat, Kota Tasikmalaya,

Cirebon, Kota Banjar, Majalengka, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kuningan,

Sukabumi, Ciamis, Subang dan Cianjur .

LP E

PDRB Per Kapita Jawa Barat = Rp. 11,73 Juta

6,01 %

J a b a r

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 73

Tabel 5.12.

Plot LPE dan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Tahun 2006 (Tanpa Migas)

II Purwakarta, Karawang, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Bekasi

Kota Bandung

I

III Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Bogor, Bandung, Bandung Barat, Kota Tasikmalaya, Cirebon, Indramayu, Kota Banjar, Subang, Majalengka, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Kuningan, Sukabumi, Ciamis dan Cianjur

IV

Kota Depok

Seperti yang telah dibahas sebelumnya untuk melihat perbandingan

kemakmuran masyarakat di tiap kabupaten/kota secara riil maka pengaruh migas

haruslah dikeluarkan pada penghitungan PDRB per kapita. Dengan mengeluarkan

pengaruh minyak dan gas bumi, ternyata cukup berpengaruh terhadap posisi ploting

kabupaten/kota terutama pada tiga kabupaten yang mengalami pergeseran, yaitu

Indramayu (dari kuadran II ke III).

L P E

PDRB Per Kapita Jawa Barat = Rp. 11,11 juta

6,30 %

Jabar

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

74 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006

GARUT

CIANJUR

BOGOR

SUKABUMI

CIAMIS

SUBANG

TASIKMALAYA

BEKASI

BANDUNG

INDRAMAYU

KARAWANG

SUMEDANG

KUNINGAN

CIREBON

MAJALENGKA

BANDUNG BARAT

PURWAKARTA

KOTA BEKASI

KOTA DEPOK

KOTA BANDUNG

KOTA TASIKMALAYA

KOTA BOGOR

KOTA SUKABUMI

KOTA CIMAHI

KOTA CIREBON

KOTA BANJAR

Kuadran1234

Peta Plot LPE dan PDRB Perkapita Kabupaten/kotaProvinsi Jawa Barat Tahun 2006 (Dengan Migas)

Kinerja Perekonomian Kabupaten/Kota Di Jawa Barat

PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 75

GARUT

CIANJUR

BOGOR

SUKABUMI

CIAMIS

SUBANG

TASIKMALAYA

BEKASI

BANDUNG

INDRAMAYU

KARAWANG

SUMEDANG

KUNINGAN

CIREBON

MAJALENGKA

BANDUNG BARAT

PURWAKARTA

KOTA BEKASI

KOTA DEPOK

KOTA BANDUNG

KOTA TASIKMALAYA

KOTA BOGOR

KOTA SUKABUMI

KOTA CIMAHI

KOTA CIREBON

KOTA BANJAR

Kuadran1234

Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 (Tanpa Migas)Peta Plot LPE dan PDRB Perkapita Kabupaten/kota