BAB V IMPLEMENTASI METODE DAN PEMBAHASAN...Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis...
Transcript of BAB V IMPLEMENTASI METODE DAN PEMBAHASAN...Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis...
77
BAB V
IMPLEMENTASI METODE DAN PEMBAHASAN
5.1 Implementasi Metode
Pada impelementasi metode ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain
adalah:
5.1.1 Tahap Informasi
Pada tahap informasi ini telah dikumpulkan beberapa data yang telah
selesai dikumpulkan dan diolah sesuai ketentuan yang berlaku. Beberapa tahap itu
antara lain adalah :
1. Penyebaran Kuesioner
Kuesioner disebar untuk mengetahui tingkat keinginan para pelaku usaha
di beberapa usaha pecel lele yang ada di kota Pekanbaru-Riau. Kuesioner akan
disebar sebanyak 134 gerai pelaku usaha pecel lele dari jumlah 200 yang ada.
Untuk data gerai usaha pecel lele dan sampel yang digunakan bisa dilihat pada
lampiran.
Berikut ini adalah rekap data dari hasil penyebaran kuisioner :
Tabel 5.1 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Terbuka
No Variabel Jumlah Responden
1 Mudah digunakan 64
2 Desain yang menarik 67
3 Daya tahan yang kuat 68
4 Multifungsi 66
5 Aman dan nyaman saat digunakan 70
6 Harga yang ekonomis 64
Total 399
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
78
Berikut ini adalah grafik persentasi variable pilihan :
Gambar 5.1 Persentasi Pemilihan Variabel Berdasarkan Kuesioner
Sumber: Pengolahan Data, 2020
2. Identitas Responden
Dari penyebaran kuesioner terbuka yang terdapat pada Lampiran 3,
diketahui identitas responden yang berdasarkan jenis kelamin, usia dan
Pendidikan sesuai dari data kuisioner yang disebar antara lain :
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk jumlah responden berdasarkan jenis kelamin bisa dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden
Pria 83
Wanita 51
Total 134
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
16%
17%
17% 16%
18%
16%
Persentasi Pemilihan Variabel
Mudah digunakan
Desain yang menarik
Daya tahan yang kuat
Multifungsi
Aman dan nyaman saat
digunakan
Harga yang ekonomis
79
Berikut ini adalah data grafik dari persentasi berdasarkan umur
responden :
Gambar 5.2 Data Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Pengolahan Data, 2020
b. Data Responden berdasarkan Usia
Untuk data responden berdasarkan usia, bisa dilihat dari tabel berikut :
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden
20-25 Tahun 36
26-30 Tahun 56
>30 Tahun 42
Total 134
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
80
Berikut ini adalah grafik data responden berdasarkan usia :
Gambar 5.3 Data Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Pengolahan Data, 2020
c. Data Responden berdasarkan Pendidikan
Untuk data responden berdasarkan pendidikan, bisa dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
Pendidikan Jumlah Responden
SMP 8
SMA/SMK 101
D3/S1 25
Total 134
27%
42%
31%
Responden Berdasarkan Usia
20-25 Tahun
26-30 Tahun
>30 Tahun
81
Berikut ini adalah grafik data responden berdasarkan usia :
Gambar 5.4 Data Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Pengolahan Data, 2020
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah dilakukan pengujian data maka didapatkan bahwa uji validitas
dan reliabilitasnya adalah valid. Sehingga data yang dikumpulkan dapat
digunakan lebih lanjut untuk pengolahan berikutnya. Berikut hasil uji validitas
dan reliabilitas kuesioner tertutup yang digunakan untuk uji realibilitas variabel.
a. Uji Validitas
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS 17.0.
Teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini
dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor
total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang
berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu
memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap Valid. Jika
r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).
6%
75%
19%
Responden Berdasarkan
Pendidikan
SMP
SMA/SMK
D3/S1
82
1. Uji Validitas Tingkat Kepentingan
Berikut akan dijabarkan hasil pengolahan data uji validitas untuk tingkat
kepentingan menggunakan software SPSS 17.0 dengan nilai r tabel (Probabilitas
Corellation) = 0,159
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Tingkat Kepentingan
Sumber : Pengolahan Data, 2020
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel dapat
dinyatakan valid, karena nilai probabilitas korelasi lebih kecil jika dibandingkan
dengan nilai .= 0,05
2. Uji Validitas Tingkat Kepuasan
Berikut akan dijabarkan hasil pengolahan data uji validitas untuk tingkat
kepuasaan menggunakan software SPSS 17.0 dengan nilai r tabel (Probabilitas
Corellation) = 0,159
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Tingkat Kepuasaan
Sumber : Pengolahan Data, 2020
1 2 3 4 5 6 7
Mudah digunakan 0,684 0,000 0,05 0,684>0,159 0,159 Valid
Desain yang menarik 0,504 0,000 0,05 0,504>0,159 0,159 Valid
Daya tahan yang kuat 0,600 0,000 0,05 0,600>0,159 0,159 Valid
Multifungsi 0,562 0,000 0,05 0,562>0,159 0,159 Valid
Aman dan nyaman saat digunakan 0,594 0,000 0,05 0,594>0,159 0,159 Valid
Harga yang ekonomis 0,487 0,000 0,05 0,487>0,159 0,159 Valid
KesimpulanVariabel
Nilai Korelasi
(Pearson
Corellation)
Probabilitas
Korelasi [sig.(2-
tailed)]
α=5%Valid
jika:2>6
Nilai
Korelasi
pada Tabel R
1 2 3 4 5 6 7
Mudah digunakan 0,689 0,000 0,05 0,689>0,159 0,159 Valid
Desain yang menarik 0,666 0,000 0,05 0,666>0,159 0,159 Valid
Daya tahan yang kuat 0,744 0,000 0,05 0,744>0,159 0,159 Valid
Multifungsi 0,627 0,000 0,05 0,627>0,159 0,159 Valid
Aman dan nyaman saat digunakan 0,816 0,000 0,05 0,816>0,159 0,159 Valid
Harga yang ekonomis 0,816 0,000 0,05 0,816>0,159 0,159 Valid
Variabel
Nilai Korelasi
(Pearson
Corellation)
Probabilitas
Korelasi [sig.(2-
tailed)]
α=5%Valid
jika:2>6
Nilai
Korelasi
pada Tabel R
Kesimpulan
83
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel dapat
dinyatakan valid, karena nilai probabilitas korelasi lebih kecil jika dibandingkan
dengan nilai .= 0,05
b. Uji Realibilitas
Pengukuran dilakukan terhadap 134 data responden. Berikut akan
dijabarkan hasil pengolahan data uji reliabilitas untuk tingkat kepentingan
menggunakan software SPSS 17.0:
1. Uji Realibilitas Tingkat Kepentingan
Uji realibilitas dilakukan pada tingkat kepentingan dan Kepuasan.
Berikut hasil reabililitas dari data yang telah di uji.
Tabel 5.7 Hasil Uji Realibilitas Tingkat Kepentingan
Jumlah
Variabel
Probabilitas
Validasi
(Cronbach's Alpha)
R Tabel
Reliabel jika
CA>R
Tabel
Kesimpulan
6 0,572 0,159 0,572>0,159 Reliabel
Sumber : Pengolahan Data, 2020
2. Uji Realibilitas Tingkat Kepuasaan
Tabel 5.8 Hasil Uji Realibilitas Tingkat Kepuasan
Jumlah
Variabel
Probabilitas
Validasi
(Cronbach's Alpha)
R Tabel
Reliabel jika
CA>R
Tabel
Kesimpulan
6 0,822 0,159 0,822>0,159 Reliabel
Sumber : Pengolahan Data, 2020
Berdasarkan tabel 5.7 dan 5.8 diatas nilai koefisen reliabilitas (Cronbach
Alpha) adalah 0,572 dan 0,822. Dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach Alphanya
> dari nilai r tabel pada N= 134, DF = N – 2 = 134 - 2 = 132 dengan α = 5% maka
nilai r tabel = 0,159. N adalah Jumlah kuisioner yang disebar. Berdasarkan
kriteria, nilai Cronbach Alpha diatas sudah lebih besar dari 0,159 maka hasilnya
data angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data
hasil yang diperoleh dapat dipercaya.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka
yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan
nilai r hitung mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang
84
dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700. Pengujian reliabilitas instrumen
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini
berbentuk angket dan skala bertingkat. Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas
mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan
seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang
kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 –
0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika
alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau
beberapa item tidak reliabel. Berdasarkan tabel reliabilitas diatas, nilai koefisen
reliabilitas (Cronbach Alpha) adalah 0,572 dan 0,822 untuk tingkat kepentingan
reliabilitas tinggi.
5.1.2 Tahap Kreatifitas
Pada tahap kreatif ini dilakukan pengembangan ide dari rancangan
produk yang memiliki nilai sesuai harapan responden (dalam hal ini mewakili
teknisi) yang sesuai dengan hasil pada tahap informasi maka didapat ide-ide yang
menjadi faktor penting pilihan konsumen yang berdasarkan variabel dari
penyebaran kuisioner perancangan kompor terintegrasi dengan bahan bakar
plastik dan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas sebagai berikut :
85
Tabel 5.9 Ide Alternatif
Variabel Ide
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Mudah digunakan
Sistem kerja bongkar
pasang pada semua
bagian kompor
Sistem kerja
menggunakan engsel
pada kaki kompor
Sistem kerja
menggunakan cope
join (dipen) pada kaki
kompor (posisi kaki
kompor bisa di
bongkar pasang)
Desain yang menarik
Memiliki desain yang
ramping, kuat dan
elegan
Memiliki bentuk
seperti persegi dan
bulat pada bagian
atasnya
Memiliki desain
tambahan pada bagian
samping kompor
Daya tahan yang kuat
Material yang
digunakan: Besi siku,
plat besi
Material yang
digunakan: Besi
Hollow (Stalbus),
plat besi
Material yang
digunakan:
Alumunium, plat besi
Multifungsi
Fungsi utama Memiliki fungsi lain
dalam penggunaan -
Aman dan nyaman
saat digunakan
Menggunakan besi
tambahan pada engsel
sebagai penguat pada
kaki kompor
Menggunakan cope
join (dipen) pada
kaki kompor
sehingga kompor
bisa berdiri kokoh
-
Harga yang ekonomis
Harganya berkisar
50% dari harga
produksi
Harganya
disesuaikan dengan
permintaan jumlah
yang dipesan dan
diberikan diskon
Harga relatif murah
dan disesuaikan
dengan harga pasar
saat ini
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
5.1.3 Tahap Analisis
Hal yang dilakukan pada tahap evaluasi ini adalah penyaringan alternatif-
alternatif dari tahap kreatif yang muncul dari ide peneliti. Langkah yang dilakukan
adalah penyaringan terhadap alternatif-alternatif yang tidak mungkin untuk
diterapkan atau diimplementasikan.
86
1. Analisis Ide Alternatif
Pada tahap ini peneliti akan mengevaluasi alternatif berdasarkan
kuesioner yang disebar pada tahap kreatifitas kepada 134 pelaku usaha. Berikut
hasil rekapan data kuisioner yang disebar:
Tabel 5.10 Rekapitulasi Ide Alternatif Berdasarkan Pilihan Responden
Variabel Jawaban Responden
Jumlah 1 2 3
Mudah digunakan 10 36 88 134
Desain yang menarik 77 15 42 134
Daya tahan yang kuat 14 87 33 134
Multifungsi 18 116 - 134
Aman dan nyaman saat digunakan 29 105 - 134
Harga yang ekonomis 20 28 86 134
Sumber : Penyebaran Kuesioner, 2020
Pada tabel di atas dijelaskan bahwa pada variabel 1, pilihan responden
dominan kepada alternatif ketiga dengan jumlah 88, untuk variabel 2 dominan
pada alternatif pertama dengan jumlah 77, untuk variabel 3 dominan kepada
alternatif kedua dengan jumlah 87, untuk variabel 4 dominan pada alternatif kedua
dengan jumlah 116, untuk variabel 5 dominan pada alternatif kedua dengan
jumlah 105 sedangkan untuk variabel 6 dominan pada alternatif ketiga dengan
jumlah 86.
2. Analisis Biaya Bahan Baku
Penentuan bahan baku dalam merancang kompor terintegrasi dengan
konversi bahan bakar plastik dan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas ini
ditentukan berdasarkan pilihan responden (pelaku usaha pecel lele) melalui
penyebaran kuesioner. Maka pada tahap ini peneliti akan menganalisa
karakteristik dan biaya bahan baku dalam pembuatan alat rancangan. Maka
ditentukan analisis bahan dan harga bahan baku pada tabel berikut :
87
Tabel 5.11 Karakteristik dan Harga Biaya Bahan Baku
Bahan Baku Qty Harga Total Ukuran
Besi Hollow (Stalbus) 2 Rp 112.155 Rp 224.310 40 x 40 x 2 mm x 6 Meter
Plat Besi 1 Rp 300.000 Rp 300.000 1 mm 1.20 x 2.40 Meter
Besi Padu 1 Rp 55.500 Rp 55.500 6 meter x 8 mm
Besi Jaring Panggang 1 Rp 100.000 Rp 100.000 39,60 cm x 39,60 cm
Alas kaki besi hollow 4 Rp 20.000 Rp 20.000 4 Pcs
Kompor semawar 203 1 Rp 52.500 Rp 52.500 1 Pcs
Cat minyak hitam 1 Rp 50.000 Rp 50.000 1 Kaleng
Rp 690.155 Rp 802.310
Sumber : ragam bahan bangunan, 2020
Gambar 5.5 Bahan Baku
Sumber: ragam bahan bangunan, 2020
Setelah dilakukan survei terhadap harga bahan baku maka selanjutnya
dapat dihitung pengeluaran dari total harga bahan baku yang digunakan, Jadi
harga total bahan baku yang dikeluarkan dalam rancangan alat ini sebesar
88
Rp. 966.910. Setelah diketahui harga satuan bahan baku berdasarkan sumber yang
didapat, maka dapat dihitung jumlah bahan baku per satu unitnya berikut harga
dan bahan baku per unit yang didapat :
3. Analisis Data Antropometri
Hasil dari perhitungan ini akan digunakan untuk mencari dimensi dari
alat yang akan dibuat. Berikut ini merupakan perhitungan data manual dimensi
produk berdasarkan data antropometri yang telah di ambil.
Tabel 5.12 Data yang Digunakan untuk Perhitungan
No Dimensi Tubuh Simbol Penggunaan Ukuran
1 Rentangan siku dalam posisi
berdiri D33
Digunakan untuk ukuran panjang kompor
secara penuh
2 Panjang lengan atas dalam
posisi duduk D23
Digunakan untuk ukuran lebar kompor
secara penuh
3 Tinggi tulang ruas pada posisi
berdiri D6
Digunakan untuk ukuran tinggi kompor
secara penuh
Sumber : Data Penelitian, 2020
Pengolahan data antropometri ini menggunakan data subjek dari 135
orang pelaku usaha pecel lele yang berada di Pekanbaru yang terdapat pada
Lampiran.
Berikut ini adalah data perhitungan tiap dimensi pengukuran
antropometri.
A. Dimensi Rentangan Siku Dalam Posisi Berdiri (D33)
1. Mean / rata-rata ( )
∑ Total rata-rata sub group adalah = 8997 cm
= ∑
=
= 66,6 cm
Dimana:
= mean/rata-rata
k = banyak data
∑ = nilai data ke-i
89
2. Standar Deviasi / Simpangan Baku ( σ)
σ = √
σ = √
σ =
= 1,7 cm
Dimana:
σ = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai data ke-i
= mean/rata-rata
N = banyaknya data
3. Standar Deviasi Rata-rata
σx =
√ =
√ = 0,4 cm
Dimana:
σx = standar deviasi rata-rata
σ = standar deviasi
√ = Akar dari jumlah data
4. Uji Keseragaman Data
BKA = + 2. σx = 66,6 + 2 x 0,4 = 67,5 cm
BKB = - 2. σx = 66,6 – 2 x 0,4 = 65,8 cm
Dimana:
σx = standar deviasi rata-rata
= mean/rata-rata
BKA = Batas Kontrol Atas
90
BKB = Batas Kontrol Bawah
5. Uji Persentil (5%, 10%, 50%, 90%, 95%)
Persentil 5 = x σx = 66,6– 1,645 x 0,4 = 65,9 cm
Persentil 10 = x σx = 66,6– 1,28 x 0,4 = 66,1 cm
Persentil 50 = = 66,6 = 66,6 cm
Persentil 90 = x σx = 66,6 +1,28 x 0,4 = 67,2 cm
Persentil 95 = x σx = 66,1 + 1,645 x 0,4 = 67,4 cm
Di penelitian ini peneliti menggunakan hasil pengukuran data
antropometri 50 (2 x D33). Untuk data perhitungan Antropometri tubuh lainnya,
dilanjutkan pada Lampiran.
73
Berikut ini merupakan data dari hasil perhitungan antropometri untuk tiap ukuran dimensi yang dibutuhkan dalam
perancangan.
Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Data Antropometri
No Dimensi Total Mean σ σ x BKA BKB Percentil
5th (cm)
Percentil
10th (cm)
Percentil
50th (cm)
Percentil
90th (cm)
Percetil
95th (cm)
1 D33 8997 66,6 1,7 0,4 67,5 65,8 65,9 66,1 66,6 67,2 67,4
2 D23 5302 39,3 1,7 0,4 40,1 38,4 38,6 38,7 39,3 39,8 40,0
3 D6 10015 74,2 2,3 0,6 75,4 73 73,2 73,4 74,2 74,9 75,2
Sumber : Data Penelitian, 2020
Dimana, σ = standar deviasi
σx = Standar Deviasi Rata-rata
74
4. Analisis Bahan Baku
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data antropometri, maka
dilakukan estimasi bahan baku per unit dan ukuran bahan baku yang digunakan.
Berikut adalah tabel dari biaya bahan baku, yang terdapat pada halaman
selanjutnya.
Tabel 5.14 Biaya Bahan Baku Per Unit
Material Ukuran Harga (Rp)
Ukuran
Terpakai
(cm)
Scraps
(cm)
Per
Unit
Harga Bahan
Baku Per Unit
Besi
Hollow
(Stalbus)
40 x 40 x 2
mm x 12
Meter
Rp 224.310 953,6 246,4 2 Rp 178.252
Plat Besi 1 mm 1.20 x
2.40 Meter Rp 300.000
98,2 x
106,6
21,8 x
133,4 1 Rp 113.160
Besi Padu 6 meter x 8
mm Rp 55.500 124,16 475,84 1 Rp 11.522
Besi
Jaring
Panggang
39,60 cm x
39,60 cm Rp 100.000
39,60 cm
x 39,60
cm
0 1 Rp 100.000
Alas kaki
besi
hollow
4 Pcs Rp 20.000 4 Pcs 0 4 Rp 20.000
Kompor
semawar
203
1 Pcs Rp 52.500 1 Pcs 0 1 Rp 52.500
Cat
minyak
hitam
1 Kaleng Rp 50.000 1 Kaleng 0 1 Rp 50.000
Total Rp 525.434
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
Berikut ini adalah tabel dari ukuran bahan baku yang akan digunakan
yang telah disesuaikan dengan ukuran antropometri, datanya adalah sebagai
berikut :
75
Tabel 5.15 Ukuran Bahan Baku yang Digunakan
No Bahan Baku Komponen Keterangan Ukuran Komponen
1 Besi Hollow
(Stalbus)
Rangka sisi atas
953,6 cm
286,4 cm
Depan dan belakang 83,20 cm x 2
Kiri, tengah dan kanan 40 cm x 3
Rangka sisi bawah 326,4 cm
Depan dan belakang 83,2 cm x 2
Kiri, tengah dan kanan 40 cm x 3
Tengah kompor 40 cm x 1
Rangka Tengah 40 cm
Depan dan belakang 20 cm x 2
Kaki rangka 300,8 cm
Kiri dan kanan 75,2 cm x 4
2 Plat Besi
Bagian kiri dan kanan
465,6 cm
192 cm
Panjang 25 cm x 4
Lebar 40 cm x 2
Tinggi 3 cm x 4
Tempat Panggang 156,4 cm
Panjang 40 cm x 2
Lebar 38,20 cm x 2
Penutup Kompor 117,2 cm
Panjang 38,60 cm x 2
Lebar 20 cm x 2
3 Besi Padu
Tempat memasak
124,16 cm
124,16
Lingkaran kompor 70,08 cm x 1
Penyangga lingkaran
kompor 13,52 cm x 4
4 Besi Jaring
Panggang
Tempat panggang
158,4 cm
158,4 cm
Panjang 39,60 cm x 2
Lebar 39,60 cm x 2
5 Alas kaki besi
hollow Bagian kaki rangka 4 Pcs 4 Pcs
6 Kompor
semawar 203 - 1 pcs 1 pcs
7 Cat minyak
hitam Semua bagian kompor 1 kaleng 1 kaleng
Sumber : Data Penelitian, 2020
Dalam pembuatan untuk satu unit kompor dibutuhkan jenis bahan
material seperti Besi Hollow (Stalbus), Plat Besi, Besi Padu, Besi Jaring
Panggang, Alas Kaki Besi Hollow, Kompor Semawar 203 dan Cat Minyak Hitam
dengan keperluan pemakaian material sebanyak 953,6 cm untuk Besi Hollow
76
(Stalbus), 465,6 cm plat besi, 124,16 cm besi padu, 158,4 cm besi jarring
panggang 4 pcs alas kaki besi hollow, 1 pcs kompor semawar 203 dan 1 kaleng
cat minyak hitam dengan total harga bahan baku per unit Rp. 525.434,-
5.1.4 Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini semua ide yang sudah dievaluasi, akan direalisasikan
dalam bentuk gambar 2 dimensi yang menjelaskan hasil dari ide alternatif yang
terpilih sesuai keinginan pengguna berdasarkan kuesioner yang disebar, berikut
ini adalah penjelasannya:
1. Kemudahan penggunaan alat
Ide dari variabel ini menjelaskan bagaimana cara kerja sistem alat ini
dengan menggunakan baut/sekrup pada kaki kompor sehingga kaki-kaki kompor
dapat di bongkar pasang yang memudahkan para pelaku usaha pecel lele warung
tenda dalam perpindah-pindah tempat karena sifat dari kompor ini yaitu portable
(dapat dipindah-pindahkan). Dalam merakit kompor ini sangat mudah karena
tinggal memasangkan kaki kompornya dan dibuka penutup atasnya yang
berfungsi sebagai tempat bahan-bahan masak atau lainnya dalam usaha pecel lele.
Kaki kompor dapat dibongkar pasang Penutup atas yang bisa dilipat
Gambar 5.6 Kemudahan Penggunaan Kompor
Sumber : Pengolahan Data dengan Sketchup, 2020
77
Gambar 5.7 Desain 3D Kompor
Sumber : Pengolahan Data dengan Sketchup, 2020
2. Memiliki desain yang menarik
Unit ini memiliki desain yang menarik dalam hal bentuk fisiknya,
ramping dalam segi ukuran dan pemakaian karena dapat dijinjing serta bisa
dibongkar pasang, kuat dalam dudukan pada kaki-kai kompor yang memakai
system kerja baut/sekrup dan elegan dalam penampilan karena bentuknya yang
unik dan berbeda.
Gambar 5.8 Memiliki Desain Yang Menarik
Sumber : Pengolahan Data dengan Sketchup, 2020
3. Memiliki daya tahan yang kuat
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah material yang tahan,
kuat saat digunakan dan anti karat. Seluruh sambungan material yang digunakan
dirancang menjadi sebuah unit yang tangguh yang tiap sambungannya di las
dengan rapi dan bersih.
78
4. Multifungsi
Kompor ini dirancang untuk memudahkan penggunanya dalam
melakukan aktivitasnya sehingga kompor ini memiliki lebih dari satu fungsi yaitu
sebagai kompor memasak dan sebagai tempat panggangan yang mana dua
kegiatan tersebut bisa dilakukan sekaligus yang bisa menghemat waktu dan
bekerja secara efektif dan efisien.
Gambar 5.9 Multifungsi
Sumber : Pengolahan Data dengan Sketchup, 2020
5. Aman dan nyaman saat digunakan
Keamanan dalam penggunaan alat adalah merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam perancangan produk karena hal ini mengandung nilai lebih
dari suatu produk yang akan dibuat. Dapat dipahami bahwa kenyamanan,
keindahan dipengaruhi oleh bentuk, tekstur, warna produk dan material yang
digunakan. Pada alat ini tidak hanya mempertimbangkan fungsi secara teknis saja
melainkan juga dapat mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan
dalam memakai. Kompor ini telah dirancang sesuai antropometri yang diharapkan
bisa pelaku usaha pecel lele dapat bekerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat
dan efisien yang bisa memperbaiki system kerja yang buruk kearah yang lebih
baik dalam perancangan kompor ini.
6. Harga yang ekonomis
Dalam masalah harga untuk alat ini sangat murah dan terjangkau bagi
penggunanya. Karena dilihat dari segi fungsi dan kegunaannya sangat membantu
bagi pelaku usaha pecel lele untuk menunjang kegiatan usaha pecel lele. Sehingga
kebutuhan kompor yang ergonomis terpenuhi dan bisa dikerjakan sekaligus secara
79
berbarengan antara penggorengan dan pemanggangan sehingga bisa lebih cepat
dan efisien. Seperti yang telah di sebutkan diawal untuk harga total bahan baku
yang dikeluarkan dalam rancangan alat ini sebesar Rp. 80.310,- dan untuk harga
modal unit adalah Rp 525.434,-.
5.1.5 Tahap Rekomendasi
Berdasarkan hasil tahapan sebelumnya dari tahap informasi, tahap
kreatifitas, tahap analisa dan tahap pengembangan maka telah dapat dibuat suatu
kesimpulan untuk menentukan rekomendasi kompor terintegrasi dengan konversi
bahan bakar plastik dan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas. Berikut
adalah rekomendasi kompor yang terpilih yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
80
Nama komponen dan fungsinya :
Gambar 5.10 Desain 3D Kompor
Sumber : Pengolahan Data dengan Autocad, 2020
Tabel 5.16 Nama dan Fungsi Komponen
No Nama Komponen Fungsi Komponen
1 Penutup Atas/Meja
Sebagai tempat meletakkan bahan-bahan masakan
dan lainnya, Sebagai penutup kompor apabila
dilipat.
2 Tempat Panggangan Sebagai tempat memanggang masakan
3 Kompor Sebagai tempat memasak
4 Cope Joint (dipen) Untuk penguat kaki-kaki kompor
5 Kaki Kompor untuk dudukan pada rangka kompor
Sumber : Data Penelitian, 2020
1
23
4
5
81
Untuk nama kompor ini yang direkomendasikan adalah “Mix Gas
Stove”.
5.1.6 Tahap Perancangan
Pada tahap ini akan diberikan hasil dari rancangan penelitian yang telah
dilakukan, antara lain adalah dimensi dan ukuran alat berdasarkan hasil
antropometri.
Gambar 5.11 Desain 3D dan Ukuran Kompor
Sumber : Pengolahan Data dengan Sketchup, 2020
5.1.7 Rancangan dan Pembuatan Sistem Pendukung Terintegrasi pada
Kompor
Dalam rancangan dan pembuatan sistem pendukung terintegrasi ini
terdapat dua alat pendukung pada pembuatan kompor ini yaitu sistem pengolahan
sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif dan alat konversi energi dari cair
menjadi gas. Perancangan ini dilakukan untuk mengintegrasikan semua sistem
menjadi satu kesatuan yang komplit, tidak hanya merancang kompor tetapi disini
82
peneliti juga merancang bahan bakar yang digunakan dalam pengopersian kompor
tersebut.
5.1.7.1 Rancangan dan Pembuatan Alat Pengolahan Sampah Plastik
Menjadi Bahan Bakar Alternatif
Alat pengolahan sampah plastik ini berfungsi sebagai salah satu bahan
bakar yang akan digunakan dalam proses pengapian pada kompor. Tujuannya
untuk mengurangi sampah plastik secara bertahap sehingga diharapkan dalam
pemakaian sampah plastik ini dapat menghemat sumber daya alam seperti minyak
bumi dan gas.
Pada proses pengolahan ini peneliti telah melakukan studi literatur
berupa jurnal tentang pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar dan juga
melalui wawancara kepada para pakar baik dari akademisi maupun lapangan.
Dalam perancangan ini ada beberapa variabel yang dibutuhkan dalam merancang
alat ini yaitu:
1. Metode yang dilakukan merupakan metode pirolisis yaitu dekomposisi
termokimia bahan organic melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit
oksigen atau pereaksi kimia lainnya, dimana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
2. Perancangan bahan bakar untuk proses pemanasan plastik memakai
kompor oli bekas.
3. Sistem pendinginan uap plastik menjadi cair dilakukan dengan cara
destilasi spiral dimana air dengan suhu normal akan bertemu dengan uap
bersuhu tinggi yang akan mentransfer panasnya (Heat Exchanger)
kepada air sehingga uap tadi lebih cepat berubah ke fase cair. Sistem
pendinginan yang kita gunakan dalam posisi vertikal.
4. Dalam proses akhir peneliti hanya menampung cairan yang berupa
minyak yang setara dengan bensin (premium) dan yang lain diabaikan.
Tujuannya ntuk menguji keefektifan pertukaran panas (Heat Exchanger)
yang terjadi pada sistem pendingin tersebut.
83
5. Hasil akhir berupa bahan bakar plastik tersebut akan kita konversikan
menjadi gas dengan campuran bahan bakar minyak (premium ataupun
pertalite).
Dari beberapa variabel tersebut maka terbentuklah suatu rancangan alat
pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif yang di rancang oleh peneliti
sendiri berdasarkan variabel-variabel diatas. Adapun bentuk rancangan alat
pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif adalah sebagai berikut:
Gambar 5.12 Desain Alat Pengolahan Sampah Plastik
Sumber : Pengolahan Data dengan SketchUp, 2020
1
3
4
6
5
2
11
9
14
10
8
7
12
13
84
Tabel 5.17 Nama dan Fungsi Komponen Alat Pengolahan Sampah
No Nama Komponen Fungsi Komponen
1 Reaktor/Tempat Pembakaran Sebagai wadah pembakaran sampah
plastik
2 Mainhole Tempat penutup utama reaktor/tempat
pembakaran
3 Tungku Api
Tempat berlangsungnya pengapian
untuk proses pembakaran pada
reaktor/tempat pembakaran
4 Line Blower (Exhaust Fan) Sebagai lewatnya aliran udara menuju
tungku api
5 Blower (Exhaust Fan)
Untuk menghembuskan udara sehingga
oli bekas bisa masuk menuju tungku
api dengan cepat dan pembakarannya
sempurna
6 Drum Oli Bekas Tempat penampungan oli bekas
7 Tempat Oli Bekas Untuk menampung oli bekas menuju
line oli bekas
8 Line Oli Bekas Sebagai lewatnya aliran oli menuju
tungku api
9 Line Uap
Tempat lewatnya aliran uap hasil
pembakaran sampah plastik
10 Tabung Pendingin
Tempat terjadi proses Heat Exchanger
pada uap menjadi fase cair dengan
bantuan pendingin berupa air dalam
kondisi normal
11 Ember Air Sebagai tempat penampungan air
12 Pompa Air
Untuk mempompakan air ke dalam
tabung pendingin secara sirkulasi
13 Line Air Masuk
Tempat masuknya air dari ember air
menuju tabung pendingin
14 Line Air Keluar Tempat keluarnya air tabung pendingin
menuju ember air
Sumber : Data Penelitian, 2020
85
5.1.7.2 Rancangan dan Pembuatan Alat Konversi Energi dari Fase Cair
Menjadi Fase Gas
Pada rancangan alat ini berfungsi sebagai pengubah energi dari fase cair
menjadi fase gas, yang mana dalam hal ini fase cairnya berupa campuran bahan
bakar plastik dan bahan bakar minyak (premium ataupun pertalite) yang akan
dirubah menjadi fase gas yang bertujuan sebagai bahan bakar pada kompor
tersebut. Ini sebagai upaya untuk menghemat sumber daya alam yaitu minyak
bumi dan gas, maka sebagai langkah awal peneliti mencampurkan kedua bahan
bakar tersebut karena untuk bahan bakar plastik sendiri yang kita hasilkan belum
mencapai hasil yang maksimal. Adapun bentuk rancangan alat konversi dari fase
cair ke fase gas adalah sebagai berikut:
Gambar 5.13 Skema Alat Konversi
Sumber : Pengolahan Data dengan Visio, 2020
Prinsip kerjanya adalah air pump memberikan udara pada tempat bahan
bakar disana akan terjadi gelembung-gelumbung udara yang akan merubah bahan
bakar tersebut menjadi gas-gas karena memiliki nilai oktan. Setelah berubah
menjadi gas, gas tersebut melewati alat pengamanan bahan bakar yang berfungsi
apabila air pump dimatikan aliran balik gas tidak langsung menyentuh bahan
bakar tetapi melewati alat pengamanan bahan bakar sehingga gas tersebut bisa
teredam pada alat pengaman tersebut, alat pengamanan tersebut berisi sabut baja.
Setelah gas tersebut melewati alat pengamanan bahan bakar kemudian menuju
kompor dan bisa diatur besar kecil apinya pada kompor.
21
3
4
Keterangan
1. Air Pump
2. Tempat Bahan Bakar
3. Alat Pengamanan Bahan Bakar
4. Kompor
86
5.2 Pembahasan
Pembahasan diperlukan untuk meneliti dan membahas hasil yang telah
didapatkan, agar memudahkan dalam membaca hasil penelitian. Pembahasan
terdiri dari :
5.2.1 Analisis Tahap Informasi
Tahap informasi terdiri dari beberapa tahap, antara lain :
1. Penyebaran Kuesioner
Pada pembahasan ini dalam mengetahui karakteristik kompor terintegrasi
dengan konversi bahan bakar plastik dan bahan bakar minyak menjadi bahan
bakar gas yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, Kuesioner ini disebar
sebanyak 134 gerai usaha pecel lele pengguna kompor. Berikut rekap data hasil
penyebaran kuisioner : mudah digunakan, desain yang menarik, daya tahan yang
kuat, aman dan nyaman untuk digunakan dan harga yang ekonomis.
2. Identitas Responden
Dapat diketahui dari penyebaran kuesioner identitas responden yang
berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan antara lain yaitu dengan data
responden laki-laki yang berjumlah 83 orang dan responden perempuan yang
berjumlah 51 orang, usia berkisar antara 20-25 tahun berjumlah 36 orang , usia
26-30 tahun berjumlah 56 orang dan usia >30 tahun berjumlah 42 orang,
sedangkan berdasarkan Pendidikan SMP yang berjumlah 8 orang, SMA/SMK
yang berjumlah 101 orang dan D3/S1 yang berjumlah 25 orang dengan jumlah
kuesioner yang disebar sebanyak 134.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dari hasil pengolahan kuesioner tertutup maka data yang didapat harus
diuji apakah valid atau tidak dengan menggunakan software SPSS 17.0. Dapat
diketahui bahwa data tingkat kepentingan dan kepuasaan yang diuji menggunakan
softwere SPSS 17.0 dinyatakan valid, karena nilai probabilitas korelasi lebih kecil
jika dibandingkan dengan nilai .= 0,05. Berdasarkan data yang didapatkan dari
87
SPSS 2017, nilai koefisen reliabilitas (Cronbach Alpha) adalah 0,572 dan 0,822.
Dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach Alphanya > dari nilai r tabel pada N= 134,
DF = N – 2 = 134 - 2 = 132 dengan α = 5% maka nilai r tabel = 0,159. N adalah
Jumlah kuisioner yang disebar. Berdasarkan kriteria, nilai Cronbach Alpha diatas
sudah lebih besar dari 0,159 maka hasilnya data angket memiliki tingkat
reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil yang diperoleh dapat
dipercaya. Berdasarkan tabel reliabilitas, nilai koefisen reliabilitas (Cronbach
Alpha) adalah 0,572 dan 0,822 untuk tingkat kepentingan reliabilitas tinggi.
Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan
jika ≥ 0.700. Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient
reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel
dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula
yang memaknakannya sebagai berikut: Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas
sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 –
0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika
alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
5.2.2 Analisis Tahap Kreatifitas
Pada penelitian ini rancangan yang dilakukan berdasarkan pilihan
alternatif dari pengguna dengan melakukan penyebaran kuesioner, sehingga hasil
dari rancangan alat tersebut sesuai dengan keinginan dari responden. Adapun
alternatif terpilih yang berdasarkan variabel “mudah digunakan” dipilih pada
alternatif 3, variabel “desain yang menarik” di piih pada alternatif 1, variabel
“daya tahan yang kuat” dipilih pada alternatif 2, variabel “multifungsi” dipilih
pada alternatif 2, variabel “aman dan nyaman saat digunakan” dipilih pada
alternatif 2 dan variabel “harga yang ekonomis” dipilih pada alternatif 3.
88
5.2.3 Analisis Tahap Analisa
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil penelitian, antara lain :
1. Analisis Ide Alternatif
Adapun ide alternatif yang dievaluasi berdasarkan pilihan terbanyak itu
pada variabel “mudah digunakan” dipilih pada alternatif 3 dengan 88 pilihan,
variabel “desain yang menarik” di piih pada alternatif 1 dengan 77 pilihan,
variabel “daya tahan yang kuat” dipilih pada alternatif 2 dengan 87 pilihan,
variabel “multifungsi” dipilih pada alternatif 2 dengan 116 pilihan, variabel
“aman dan nyaman saat digunakan” dipilih pada alternatif 2 dengan 105 pilihan
dan variabel “harga yang ekonomis” dipilih pada alternatif 3 dengan 86 pilihan.
2. Analisis Biaya Bahan Baku
Sedangkan dihitung pengeluaran dari total harga bahan baku yang
digunakan ialah sebesar Rp.802.310 , dengan harga alat Rp. 525.434.
3. Analisis Data Antropometri
Untuk hasil data Antropometri adalah sebagai berikut : untuk dimensi
rentangan siku dalam posisi berdiri (D33) memakai percentil 50 (2 x D33) dengan
nilai 133,2 cm, dimensi Panjang lengan atas dalam posisi duduk (D23) memakai
percentil 95 dengan nilai 40,00 cm dan dimensi tinggi tulang ruas dalam posisi
berdiri (D6) memakai percentil 95 dengan nilai 75,2 cm.
4. Analisis Bahan Baku
Dalam rancangan ini material yang digunakan ialah besi hollow (stalbus),
plat besi, besi padu, besi jaring panggang, alas kaki besi hollow, kompor semawar
203 dan cat minyak hitam.
5.2.4 Analisis Tahap Pengembangan
Adapun penjelasan hasil dari ide alternatif yang terpilih sesuai keinginan
pengguna berdasarkan penyebaran kuesioner, berikut penjelasan ide-ide tersebut:
1. Kemudahan Penggunaan Alat
Cara kerja sistem alat ini dengan menggunakan cope join (dipen) pada
kaki kompor sehingga kaki-kaki kompor dapat di bongkar pasang yang
89
memudahkan para pelaku usaha pecel lele warung tenda dalam perpindah-pindah
tempat karena sifat dari kompor ini yaitu portable (dapat dipindah-pindahkan).
2. Memiliki desain yang menarik
Unit ini memiliki desain yang menarik dalam hal bentuk fisiknya,
ramping dalam segi ukuran dan pemakaian karena dapat dijinjing serta bisa
dibongkar pasang, kuat dalam dudukan pada kaki-kai kompor yang memakai
system kerja baut/sekrup dan elegan dalam penampilan karena bentuknya yang
unik dan berbeda.
3. Memiliki daya tahan yang kuat
Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah material yang tahan,
kuat saat digunakan dan anti karat. Seluruh sambungan material yang digunakan
dirancang menjadi sebuah unit yang tangguh yang tiap sambungannya di las
dengan rapi dan bersih.
4. Multifungsi
Kompor ini dirancang untuk memudahkan penggunanya dalam
melakukan aktivitasnya sehingga kompor ini memiliki lebih dari satu fungsi yaitu
sebagai kompor memasak dan sebagai tempat panggangan yang mana dua
kegiatan tersebut bisa dilakukan sekaligus yang bisa menghemat waktu dan
bekerja secara efektif dan efisien
5. Aman dan nyaman saat digunakan
Keamanan dalam penggunaan alat adalah merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam perancangan produk karena hal ini mengandung nilai lebih
dari suatu produk yang akan dibuat. Dapat dipahami bahwa kenyamanan,
keindahan dipengaruhi oleh bentuk, tekstur, warna produk dan material yang
digunakan. Pada alat ini tidak hanya mempertimbangkan fungsi secara teknis saja
melainkan juga dapat mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan
dalam memakai. Kompor ini telah dirancang sesuai antropometri yang diharapkan
bisa pelaku usaha pecel lele dapat bekerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat
dan efisien yang bisa memperbaiki system kerja yang buruk kearah yang lebih
baik dalam perancangan kompor ini.
90
6. Harga yang ekonomis
Dalam masalah harga untuk alat ini sangat murah dan terjangkau bagi
penggunanya. Karena dilihat dari segi fungsi dan kegunaannya sangat membantu
bagi pelaku usaha pecel lele untuk menunjang kegiatan usaha pecel lele. Sehingga
kebutuhan kompor yang ergonomis terpenuhi dan bisa dikerjakan sekaligus secara
berbarengan antara penggorengan dan pemanggangan sehingga bisa lebih cepat
dan efisien. Seperti yang telah di sebutkan diawal untuk harga total bahan baku
yang dikeluarkan dalam rancangan alat ini sebesar Rp. 802.310 dan untuk harga
modal unit adalah Rp 525.434,-. Untuk harga jual sendiri bisa berkisar diharga
Rp 700.000,-/unit. Dinilai ekonomis, karena harga kompor lainnya berkisar diatas
1-3 juta. Dan untuk jenis barang ini masih dikuasai oleh sedikit distributor,
sehingga mereka bebas dalam menentukan harga. Berikut beberapa gambar dan
harga perbandingan yang ada sekarang di pasaran :
Gambar 5.14 Jenis dan Harga Kompor
Sumber : Pengumpulan Data, 2020
5.2.5 Analisis Tahap Rekomendasi
Pada tahap ini akan disajikan mengenai rekomendasi terhadap alternatif
kompor yang terintegrasi dengan konversi bahan bakar plastik dan bahan bakar
minyak menjadi bahan bakar gas yang terpilih yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Berdasarkan pilihan alternatif maka di realisasikan alat dalam bentuk
rancang bangun yang terdapat pada Lampiran.
91
5.2.6 Analisis Tahap Perancangan
Pada tahap ini akan diberikan hasil dari rancangan penelitian yang telah
dilakukan, antara lain adalah dimensi dan ukuran alat berdasarkan hasil
antropometri.
5.2.7 Analisis Rancangan dan Pembuatan Sistem Pendukung Terintegrasi
pada Kompor
Dalam pembuatan sistem pendukung terintegrasi ini, bukan hanya
kompor yang dirancang tetapi dari sistem pengolahan bahan bakarnya yaitu bahan
bakar sampah plastik dilanjutkan dengan alat konversi atau pengubah dari fase
cair menuju fase gas. Semua sistem ini menjadi satu kesatuan komplit dari suatu
rancangan kompor ini karena memiliki bahan bakar sendiri, pengolahan bahan
bakar dan alat konversi sehingga bisa memaksimalkan potensi limbah sampah
plastik dan menghemat sumber daya alam yaitu minyak bumi dan gas.