BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran...

73
84 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian mengenai ruang permukiman Kampung Batik kali ini, dilakukan pengamatan mengenai perkembangan tipologi sejak tahun 1945 sampai dengan 2014. Dalam kurun waktu yang cukup panjang tersebut dibuat periode waktu yang bertujuan untuk mempermudah pelacakan dan penganalisaan mengenai perubahan yang terjadi. Periode waktu itu dibuat berdasarkan waktu di mana Kampung Batik mengalami perubahan yang terlihat nyata disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Dari pengamatan awal yang dilakukan, didapat periode waktu yang sesuai untuk penganalisaan, yaitu sebelum tahun 1945, tahun 1945 sampai 1960, tahun 1961 sampai tahun 1997, 1998 sampai tahun 2006, serta tahun 2007 sampai dengan 2014. Pada gambar V.1 ini merupakan fase waktu yang dibuat berdasarkan kejadian penting di Kampung Batik. Gambar V.1 Fase Terjadinya Kejadian-Kejadian Penting di Kampung Batik Sumber: analisa, 2014

Transcript of BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran...

Page 1: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

84

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian mengenai ruang permukiman Kampung Batik kali ini,

dilakukan pengamatan mengenai perkembangan tipologi sejak tahun 1945

sampai dengan 2014. Dalam kurun waktu yang cukup panjang tersebut

dibuat periode waktu yang bertujuan untuk mempermudah pelacakan dan

penganalisaan mengenai perubahan yang terjadi. Periode waktu itu dibuat

berdasarkan waktu di mana Kampung Batik mengalami perubahan yang

terlihat nyata disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada masa tersebut.

Dari pengamatan awal yang dilakukan, didapat periode waktu yang sesuai

untuk penganalisaan, yaitu sebelum tahun 1945, tahun 1945 sampai 1960,

tahun 1961 sampai tahun 1997, 1998 sampai tahun 2006, serta tahun 2007

sampai dengan 2014. Pada gambar V.1 ini merupakan fase waktu yang

dibuat berdasarkan kejadian penting di Kampung Batik.

Gambar V.1 Fase Terjadinya Kejadian-Kejadian Penting di Kampung Batik Sumber: analisa, 2014

Page 2: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

85

5.1 Kampung Batik Sebagai Kampung Kota

Menurut lokasinya, Kampung Batik yang berada di Kelurahan

Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur ini merupakan kampung yang

berada di tengah kota dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Secara fisik,

kampung ini memiliki keberagaman yang juga tinggi, mulai dari luas lahan

sampai pada gaya pada fasad tiap rumahnya. Hal tersebut pula yang

menjadikannya terlihat tidak teratur. Menurut pengakuan Bapak Giri (82

tahun) warga asli Kampung Batik, keadaan demikian memang sudah

berlangsung lama, bahkan sejak jaman kemerdekaan Indonesia. Mayoritas

penduduk kampung yang merupakan golongan ekonomi menengah ke

bawah yang tidak dapat memerhatikan kualitas hidupnya. Terlihat dari

keadaan di Kampung Batik yang kurang sehat. Tempat pembuangan sampah

dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase lingkungan

yang tidak mengalir dengan lancar. Bukti-bukti ketidakteraturan yang ada

pada Kampung Batik dapat dilihat pada gambar V.2.

Page 3: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

86

Gambar V.2 Beberapa ketidakteraturan pada fasilitas umum di Kampung Batik Semarang Sumber: dokumentasi pribadi, 201

Page 4: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

87

Jika tampilan fisik Kampung Batik mencerminkan suatu permukiman

yang tidak layak huni, berbeda dengan keadaan non fisik yang terlihat di

kampung ini. Keadaan kampung batik dengan sebagian kegiatan ekonomi

dilakukan secara mandiri, menyebabkan timbulnya rasa persaudaraan yang

lebih tinggi. Kampung ini pun berproses dan berubah secara dinamis sesuai

dengan inisiatif yang dilakukan oleh warganya, tanpa campur tangan pihak

luar. Sebagai contoh adalah penambahan tinggi muka jalan lingkungan di

Kampung Batik, beberapa kali kegiatan peninggian dilakukan mandiri oleh

warga, hanya sesekali saja warga melakukan pengajuan proposal pada

pemerintah.

Berdasarkan analisa dan pembahasan di atas mengenai keadaan

fisik dan non fisik yang terlihat di Kampung Batik, sangat jelas bahwa

kampung ini dikategorikan sebagai kampung kota yang sangat khas dan

memiliki ciri yang berbeda pada permukiman yang ada lainnya. Keadaan

yang terlihat itu pun terjadi bukan hanya pada masa sekarang di fase 5, tetapi

sudah sejak jaman sebelum kemerdekaan yang mayoritas dihuni oleh para

pribumi pada fase 1, tepatnya antara tahun 1930 sampai 1945.

5.2 Kampung Batik Sebagai Permukiman Produktif

Suatu permukiman dapat dikatakan produktif jika terdapat kegiatan

industri rumahan dan industri kecil yang terus beroperasi di dalamnya. Saat

ini Kampung Batik merupakan salah satu dari banyaknya permukiman

Page 5: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

88

produktif yang ada di Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya aktifitas

pembuatan serta penjualan batik khas Semarang di lokasi tersebut. Kegiatan

industri ini dilakukan di semi open space pada rumah pemilik usaha karena

modal yang masih terbatas. Para pekerja yang bekerja di industri tersebut

juga merupakan tetangga dan kerabat dari pemilik usaha. Pada gambar V.3

berikut ini merupakan salah satu kegiatan produksi batik di Kampung Batik.

Gambar V.3 Salah Satu Kegiatan Produksi Batik di Kampung Batik Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Sebenarnya, usaha skala kecil dan rumahan yang ada di Kampung

ini belum berlangsung lama, yaitu mulai terjadi di fase 5, pada tahun 2006

ketika batik khas Semarang mulai digerakkan kembali oleh pemerintah.

Pemerintah memilih lokasi pelatihan di Kampung Batik karena kampung ini

bernama Batik. Di Semarang banyak kampung yang dinamai berdasarkan

kegiatan yang dilakukan oleh warga di dalamnya. Pada masa fase 1,

Kampung Batik sendiri dulunya pernah memiliki satu pengusaha batik yang

cukup besar usahanya di masa penjajahan Belanda, sampai akhirnya hilang

tanpa jejak sekitar tahun 1940an akhir, dan yang tersisa hanyalah lokasi

Page 6: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

89

usahanya (lihat gambar V.5). Selain itu, sebenarnya Kampung Batik hanya

sebuah kampung persinggahan tempat pedagang batik yang berasal dari

Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Wajar saja hal tersebut terjadi, karena

lokasi Kampung Batik yang berdekatan dengan pusat perdagangan di masa

itu, yaitu Pasar Johar dan Pasar Yaik. Oleh karena alasan tersebut juga yang

menyebabkan kampung ini dinamakan sebagai Kampung Batik. Hampir

sebagian besar kampung kota di Semarang memiliki nama yang sesuai

dengan kegiatan yang ada di dalamnya.

Gambar V.4 Area di Kampung Batik yang Melakukan Kegiatan Industri pada fase 1 Sumber: analisa, 2014

Oleh karena itu, Kampung Batik dapat dikatakan permukiman

produktif pada saat setelah tahun 2006 hingga sekarang, dimana mulai

Saluran drainase

Fasilitas umum

Hunian +tempat usaha

Hunian

Page 7: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

90

banyak muncul pengusaha kecil dan rumahan yang melakukan produksi

batik. Itu pun hanya di sebagian ruas jalan di Kampung Batik, tidak

menyeluruh pada seluruh wilayahnya (lihat gambar V.5).

Gambar V.5 Area di Kampung Batik yang Melakukan Kegiatan Industri pada tahun 2014 Sumber: analisa, 2014

Hunian +tempat usaha Tempat usaha

Gudang

Fasilitas umum

Hunian

Saluran drainase

Page 8: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

91

5.3.1 Land Use

Tata guna lahan atau land use menjadi aspek yang paling dinamis

perubahannya. Perubahan tersebut dapat berupa pergantian fungsi lahan,

penambahan, maupun pengurangan lot-lot bangunan dari bentukan awal.

Untuk kasus Kampung Batik ini sendiri, fungsi dari lahan memang tidak

banyak berubah. Sejak masa Kyai Pandan Arang meletakkan Central

Bussiness District kota Semarang di area Bubakan, Kampung Batik ini sudah

menjadi permukiman penduduk, terutama penduduk pribumi yang aktif

melakukan kegiatan di CBD tersebut.

Kota Semarang sendiri telah mengalami perkembangan yang cukup

terlihat nyata sampai saat ini. Menurut teori ekspresi keruangan kota (Yunus,

2000), kota Semarang cenderung mengikuti tipologi bentuk yang

berkembang seperti bentuk gurita atau bintang. Hal tersebut dikarenakan

Gambar V.6 Peta Kota Semarang tahun 1930

Sumber: kitlv.nl (diakses 15 Maret 2014)

Page 9: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

92

jaringan jalan dan moda transportasi yang membentuk perluasan dan

perkembangan pada area-area yang baru.

Sedangkan apabila dilihat pola perkembangan tata guna lahan kota,

menurut Chapin (1975), kota Semarang mengikuti pola kosentris yang berarti

bahwa Central Business District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat

di tengah kota dan merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan

politik. Pusat kota tersebut dikelilingi oleh zona-zona lainnya yang melingkar

mengikuti pola yang ada di pusatnya. Berdasarkan hal tersebut, pada fase 1

di era sebelum kemerdekaan, Kampung Batik termasuk zona nomor 3

dimana kampung ini merupakan area permukiman untuk buruh serta

PETA KOTA SEMARANG TAHUN 2012

Gambar V.7 Ekspresi keruangan kota Semarang

Sumber: semarangkota.go.id (diakses 15 Maret 2014), analisa (2014)

Page 10: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

93

pedagang di sentra perdagangan kota Semarang seperti yang terlihat pada

gambar di bawah ini:

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penduduk kampung ini

sebagian besar bermatapencaharian sebagai pedagang dan buruh di

berbagai sektor. Seperti kebanyakan permukiman pribumi pada umumnya,

rumah-rumah pada fase 1 sekitar tahun 1930 tersebut cenderung berada

pada lahan yang kecil dengan beberapa rumah memiliki halaman depan yang

sempit. Ada pula sebagian kecil warga yang tidak memiliki halaman depan

rumah, dikarenakan rumah tersebut tidak berpagar dan jalan lingkungan di

depannya difungsikan juga menjadi halaman depan. Selain karena memang

petak-petak lahan yang sempit, pada masa itu ada peraturan dari pemerintah

Belanda yang dirumuskan oleh Thomas Karsten untuk memerhatikan aspek

kesehatan dengan memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan yang

maksimal. Hal ini yang menjadikan warga untuk memiliki lubang penghawaan

dan pencahayaan alami di tiap sisi rumahnya, sehingga menyebabkan

Gambar V.8 Lokasi Kampung Batik Ditinjau dari Pola Tata Guna Lahan Kota Semarang Tempo Dulu

Sumber: analisa (2014), kitlv.nl (diakses 15 Maret 2014)

Page 11: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

94

prosentase lahan yang dapat terbangun semakin mengecil. Pada fase 1

tersebut, tatanan petak-petak lahan warga sudah diatur oleh pemerintah

Belanda dalam program perbaikan kampung di tahun 1920an awal. Sehingga

petak-petak lahan yang ada sudah disesuaikan dengan standar kecukupan

warga menengah ke bawah. Penduduk juga tidak memiliki sisa lahan untuk

dimanfaatkan sebagai toilet. Untuk kebutuhan sehari-hari, penduduk

setempat memanfaatkan toilet umum yang ada di dalam kampung tersebut.

Toilet umum pada masa itu berfungsi tidak hanya untuk mandi, tetapi

dimanfaatkan pula untuk mencuci pakaian. Toilet tersebut dikelola oleh

pemerintah yang memiliki kantor perwakilan di sebelah toilet umum tersebut.

Toilet umum tersebut dijamin kebersihan dan kesehatannya dikarenakan hal

tersebut merupakan kebutuhan vital dari warga yang difasilitasi oleh

pemerintah saat itu.

Dari penjelasan di atas tersebut, dapat dilihat bahwa figure ground

yang ada di Kampung Batik didominasi oleh urban solid yang keseluruhannya

termasuk dalam kategori massa bangunan dengan fungsi permukiman milik

penduduk pribumi dengan luas lahan yang sempit. Berikut merupakan peta

figure ground Kampung Batik pada fase 1

Page 12: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

95

Selain urban solid yang mendominasi berupa bangunan rumah

tinggal milik warga, terlihat pada gambar V.9 di atas, masih terdapat urban

void Kampung Batik ini. Urban void yang ada pada kampung ini berupa

halaman depan maupun belakang rumah, lorong antar rumah warga, ruang

terbuka publik yang dimanfaatkan warga sebagai tempat berinteraksi, serta

jalan lingkungan yang ada pada area kampung. Untuk lebih lengkap dan

jelasnya, dapat dilihat pada gambar V.10.

Berdasarkan urban void yang juga membentuk space pada area

Kampung Batik ini, terdapat titik-titik dimana space tersebut memiliki arti lebih

bagi warga, sehingga terbentuk sebuah place yang erat kaitannya dengan

Gambar V.10 Analisa urban solid Kampung Batik pada fase 1, tahun 1930-1945 Sumber: analisa (2014)

Gambar V.9 Analisa urban solid Kampung Batik pada fase 1, tahun 1930-1945 Sumber: analisa (2014)

Urban solid berupa blok massa bangunan,

berupa rumah-rumah warga Kampung

Batik

Ruang serambi, pertemuan antara ruang

publik dan privat

Blok ruang kosong di tengah bangunan

Jalan raya dan lapangan, berfungsi sebagai

ruang publik

Page 13: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

96

aktivitas sosial warga. Pada gambar V.11 berikut merupakan titik sebaran

place yang ada di Kampung Batik pada fase 1.

Dari penjelasan mengenai aspek-aspek yang membentuk tata guna

lahan di Kampung Batik pada fase 1, didapatkan peta tata guna lahan pada

fase 1 ini. Berikut merupakan peta tata guna lahan pada fase 1.

Gambar V.11 Analisa place Kampung Batik pada fase 1, tahun 1930-1945 Sumber: analisa (2014)

Place terbentuk karena imageability yang

ada pada bangunan yang berada di

depannya. Bangunan yang berupa toilet

umum ini mampu memberikan kualitas fisik

yang lain dibanding yang ada di sekitarnya

Place yang terbentuk juga karena

imageability pada bangunan yang berada di

depannya. Bangunan yang berupa langgar

atau mushola ini mampu memberikan

kualitas fisik yang lain dibanding sekitarnya

Place yang terbentuk berdasarkan susunan yang berbeda dari yang ada di sekitarnya yaitu berupa

ruang terbuka cukup luas, sehingga mudah untuk dikenali. Ruang ini biasa digunakan sebagai area

berinteraksi antar warga, yaitu olahraga dan bermain.

Gambar V.12 Tata guna lahan pada fase 1, tahun 1930 sampai 1945 Sumber: analisa, 2014

Hunian +tempat usaha

Fasilitas umum Hunian

Saluran drainase

Page 14: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

97

Pada fase 1 yang merupakan era sebelum kemerdekaan, Kampung

Batik merupakan kampung yang memiliki pemuda dengan semangat juang

tinggi untuk menjaga harga diri negara Indonesia. Hal ini terbukti dengan

terbakar habisnya Kampung Batik pada Pertempuran Lima Hari tahun 1945

yang merupakan bentuk ketakutan dari pihak Jepang akan gigihnya

perlawanan pemuda di kawasan Kampung Batik dan sekitarnya. Kampung

Batik dihujani serangan bom yang meledakkan kurang lebih 250 rumah yang

ada saat itu.

Gambar V.13 Puing-puing bekas terbakarnya Kampung Batik Sumber: Warta Indonesia edisi 3 November 1945, dalam buku Sejarah Pertempuran Lima Hari di

Semarang (1977)

Akan tetapi, dari sekian banyak rumah yang terbakar, terdapat satu

rumah yang tidak terbakar, yaitu milik Bapak Kastoeri yang berada di Jalan

Batik Gedong. Walaupun rumah tersebut berdinding anyaman bambu, tetapi

rumah tersebut dapat terselamatkan karena memiliki jarak yang sangat

renggang dengan rumah di sekitarnya (Suara Merdeka edisi 22 Maret 1984).

Page 15: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

98

Gambar V.14 Rumah Bapak Kastoeri, satu-satunya dari 250 rumah di Kampung Batik yang tidak terbakar pada Oktober 1945

Sumber: Suara Merdeka edisi 22 Maret 1984

Gambar V.15 Rumah Bapak Kastoeri sudah berubah menjadi rumah tinggal yang lebih modern

Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Berdasarkan kejadian pengeboman tersebut, mengakibatkan adanya

perubahan pada Kampung Batik pada masa selanjutnya, yaitu fase 2 di tahun

1946 sampai 1960. Pada masa pasca kebakaran akibat Pertempuran Lima

Hari tersebut, banyak penduduk yang meninggalkan rumahnya untuk

menyelamatkan diri. Sebagian besar dari penduduk mengungsi ke area

Hunian FASE 2

(1946-1960)

Hunian FASE 5

(2006-2014)

Page 16: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

99

pengungsian yang letaknya tidak jauh dari kampung Batik sampai suasana

membaik. Pada masa itu, terdapat satu area pada kampung Batik yang pada

mulanya merupakan ruang terbuka hijau, kemudian dijadikan sebagai area

pemakaman darurat untuk korban kebakaran di wilayah tersebut (lihat

gambar V.16).

Page 17: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

100

Gambar V.16 Area di Kampung Batik yang merupakan eks pemakaman darurat korban kebakaran

Sumber: analisa, dokumentasi pribadi, 2014

Hunian

Saluran drainase FASE 1

1930-1945

FASE 2

1946-1960

Hunian

Page 18: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

101

Pada fase ini pula, saat keributan akibat pengeboman tersebut

mereda, hanya sebagian kecil warga yang kembali ke Kampung Batik dan

membangun rumahnya lagi. Banyak lahan kosong yang ditinggal oleh

penghuninya. Akan tetapi, lebih banyak pula pendatang baru yang

mengambil lahan-lahan milik penduduk yang meninggalkannya pasca

kebakaran. Bahkan pemakaman darurat yang dibuat oleh warga juga tidak

bertahan lama bertahan di tempatnya. Disebabkan akan kebutuhan lahan

yang tinggi, warga terdesak untuk menggunakan lahan pemakaman sebagai

permukiman baru untuk mereka. Tidak hanya lahan bekas pemakaman,

daerah yang dahulu merupakan teras belakang dari permukiman petinggi

Belanda pun turut dijadikan sebagai permukiman (lihat gambar V.16).

Menurut Bapak Giri (82 tahun), warga asli Kampung Batik,

pemanfaatan lahan kosong ini bukan tanpa ijin dari pemerintah. Pemerintah

telah menyetujui pengalihfungsian lahan tersebut dikarenakan keadaan saat

itu yang darurat dibutuhkan tempat tinggal setelah sekian lama warga

mengungsi di tempat-tempat yang jauh dari Kampung Batik. Ditambah lagi

dengan beralihnya peraturan pemerintah dari kekuasaan Belanda ke

kekuasaan pemerintah Indonesia, menyebabkan peraturan mengenai

permukiman belum dirumuskan.

Page 19: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

102

Gambar V.17 Daerah yang merupakan garis sepadan sungai kini berubah menjadi permukiman Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Hunian

Saluran drainase

FASE 1

1930-1945

FASE 2

1946-1960

Hunian

Page 20: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

103

Dari penjelasan mengenai keadaan pada Kampung Batik di fase 2,

ditemukan perubahan pada tata guna lahan di kampung ini. Penambahan

rumah-rumah di area selatan Kampung Batik ini secara jelas mengubah

figure ground yang ada pada fase sebelumnya, baik itu dari aspek urban solid

maupun urban void. Berikut merupakan analisa figure ground pada Kampung

Batik di fase 2.

Dari analisa tersebut dapat dilihat bahwa penambahan blok massa

bangunan pada Kampung Batik ini disebabkan oleh pengaruh sosial di mana

adanya kebutuhan akan tempat tinggal darurat pada masa peralihan

kekuasaan yang menyebabkan kekacauan di segala aspek, termasuk juga

pada peraturan mengenai tata guna lahan permukiman di Kota Semarang.

Dengan penambahan blok massa bangunan, secara otomatis dibutuhkan

pula jalur jalan sebagai akses menuju area urban solid yang baru tersebut.

Jalur jalan baru yang muncul itu membentuk urban void yang baru pula,

seperti yang terlihat pada gambar V.19 di bawah ini.

Gambar V.18 Analisa urban solid pada fase 2, tahun 1946-1960 Sumber: analisa, 2014

Ada tambahan area urban solid yang

cukup luas di sebelah selatan kampung.

Urban solid tambahan tersebut masih

termasuk dalam kategori blok massa

bangunan, yang berupa rumah-rumah milik

warga.

Page 21: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

104

Dengan adanya penambahan blok massa bangunan dan jalur jalan

yang baru, berpengaruh pula pada urban place yang ada pada fase 1. Ruang

terbuka yang biasa digunakan sebagai tempat interaksi sosial warga menjadi

hilang. Sehingga warga beralih memanfaatkan badan jalan untuk tempat

berinteraksi (lihat gambar V.20).

Pada era pasca kemerdekaan ini, seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, belum terbentuknya peraturan yang jelas mengenai tata ruang

permukiman. Sehingga pada masa ini, tidak ada yang dapat menjamin

Gambar V.19 Analisa urban void pada fase 2, tahun 1946-1960 Sumber: analisa, 2014

Ruang serambi atau teras, pertemuan antara

ruang publik dan privat

Blok ruang kosong di tengah bangunan

Urban void yang dikategorikan sebagai jalan

raya, difungsikan untuk kepentingan publik

Gambar V.20 Analisa lokasi place di Kampung Batik pada fase 2, tahun 1946-1960 Sumber: analisa, 2014

Place terbentuk karena imageability yang

ada pada bangunan yang berada di

depannya. Bangunan yang berupa toilet

umum ini mampu memberikan kualitas fisik

yang lain dibanding yang ada di sekitarnya

Place yang terbentuk juga karena

imageability pada bangunan yang berada di

depannya. Bangunan yang berupa langgar

atau mushola ini mampu memberikan

kualitas fisik yang lain dibanding sekitarnya

Pembentuk place ini pun masih imageability yang terbentuk atas bangunan langgar/ mushola yang

terletak di depannya. Selain itu pula, lokasi yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul warga ini

merupakan lokasi pengganti dari ruang terbuka yang telah dialihfungsikan sebagai permukiman

Page 22: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

105

keberadaan fasilitas sosial di area permukiman, terutama untuk kelas

menengah ke bawah. Fasilitas sosial yang ada pada Kampung ini sangat

terbatas pada fasilitas yang dianggap sangat vital keberadaannya, yaitu

fasilitas ibadah dan kantor Kelurahan.

Dari beberapa analisa yang dilakukan pada fase ini, yang merupakan

fase peralihan dari pemerintahan Belanda ke pemerintahan Indonesia,

didapatkan tata guna lahan yang terbentuk. Berikut merupakan peta tata

guna lahan pada fase dua, antara tahun 1946 sampai tahun 1960.

Semakin lama, semakin padat pula pendatang yang bertempat

tinggal di Kampung Batik. Terlebih lagi di era tahun 1960an, pada fase ini

banyak sekali terjadi perubahan kepemilikan rumah. Masa dimana saat itu

banyak kaum Tionghoa bermigrasi ke kota besar untuk tetap dapat bertahan

Gambar V.21 Tata guna lahan pada fase 2 tahun 1946 sampai 1960 Sumber: analisa, 2014

Sumber: analisa, 2014

Hunian +tempat usaha

Fasilitas umum Hunian

Page 23: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

106

hidup sekaligus melebarkan bisnis yang biasa digeluti oleh kaum tersebut.

Hal ini juga berdampak di Kampung Batik, di mana banyak keluarga

Tionghoa yang berpindah ke rumah-rumah yang ada di kampung Batik.

Bahkan sampai saat ini, masih terdapat beberapa keluarga Tionghoa yang

tetap bertahan di Kampung Batik. Pada fase ini pula, Kampung Batik tidak

memiliki rumah yang difungsikan juga sebagai tempat usaha dikarenakan

intensitas peralihan kepemilikan lahan yang cukup tinggi di fase ini, antara

tahun 1960 sampai 1990an. Selain itu, akibat dari peralihan kepemilikan

lahan yang lainnya adalah perubahan luas lahan yang terbangun di Kampung

ini. Setelah perginya pemerintahan Belanda dari Indonesia, peraturan-

peraturan yang dibuat oleh pihak Belanda tidak lagi dipedulikan oleh warga,

termasuk peraturan mengenai penghawaan dan pencahayaan alami yang

harus masuk ke dalam rumah secara maksimal. Sehingga banyak warga

yang melebarkan rumahnya ke bagian lahan yang masih kosong. Hal

tersebut mengakibatkan jarak antar bangunan rumah warga menjadi semakin

kecil. Kondisi kampung pun terlihat semakin kumuh dengan menurunnya

kepedulian terhadap kondisi kesehatan warga.

Pada fase ini pula terjadi perluasan kawasan Kampung Batik ke arah

timur laut. Kampung tersebut dulunya bernama Kampung Widoharjo.

Kampung ini pada masa di fase 1 memiliki satu rumah yang memiliki usaha

batik yang cukup besar. Ada beberapa warga Kampung Batik yang menjadi

buruh batik di pengusaha tersebut. Perluasan area Kampung Batik ini juga

Page 24: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

107

termasuk dalam salah satu kebijakan baru pemerintah kota mengenai

peluasan kota Semarang dan penambahan kelurahannya.

Berdasarkan kejadian yang ada di Kampung Batik pada fase 3,

antara tahun 1960 sampai 1990an, dapat dilakukan analisa figure ground

yang dibagi menjadi dua, yaitu urban solid dan urban void. Pada gambar

V.21 di bawah ini dapat dilihat secara jelas mengenai analisa tersebut.

Dari gambar yang tersaji di atas, terlihat bahwa urban void yang ada

pada kampung ini mengalami penurunan pada luasannya. Hal ini akibat dari

urban solid yang semakin berkembang dan mengurangi keberadaan urban

void, terutama urban void yang bersifat semi publik yaitu halaman rumah dari

warga. Untuk melihat lebih detail mengenai kategori urban void pada fase 3,

dapat dilihat pada gambar V.23 di bawah ini.

Area urban solid pada fase ini mengalami

peningkatan. Terlihat dari gambar bahwa

blok-blok massa bangunan semakin

berhimpitan. Hanya tersisa sedikit massa

bangunan yang memiliki jarak dengan

massa yang berada di sebelahnya.

Gambar V.22 Analisa urban solid pada fase 3, tahun 1961-1997 Sumber: analisa, 2014

Page 25: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

108

Pada fase ini, titik-titik place yang dimanfaatkan oleh warga kampung

tidak berubah dari fase sebelumnya. Lokasi yang ada sebagian besar berada

di area yang berdekatan dengan fasilitas sosial yang ada di kampung

tersebut. Berikut merupakan gambar titik-titik area yang merupakan urban

place pada fase 3:

Berdasarkan penjelasan dan analisa mengenai kejadian pada fase 3,

didapatkan peta tata guna lahan sebagai berikut.

Gambar V.23 Analisa urban void pada fase 3, tahun 1961-1997 Sumber: analisa, 2014

Ruang serambi atau teras, pertemuan antara

ruang publik dan privat

Blok ruang kosong di tengah bangunan

Urban void yang dikategorikan sebagai jalan

raya, difungsikan untuk kepentingan publik

Place terbentuk karena imageability yang

ada pada bangunan yang berada di

depannya. Bangunan yang berupa kantor

Kelurahan menyebabkan kesibukan yang

tinggi di area sekitarnya

Place terbentuk akibat identitas jalan

tersebut merupakan jalan dengan dimensi

paling lebar di Kampung Batik. Selain itu,

jalan tersebut merupakan jalan dimana

terdapat bekas langgar/ mushola yang

dahulu ramai dikunjungi, sehingga

identitasnya masih terus melekat

Pembentuk place ini pun masih imageability yang terbentuk atas bangunan langgar/ mushola yang

terletak di depannya. Selain itu pula, lokasi yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul warga ini

merupakan lokasi pengganti dari ruang terbuka yang telah dialihfungsikan sebagai permukiman

Gambar V.24 Analisa lokasi place di Kampung Batik pada fase 3, tahun 1961-1997 Sumber: analisa, 2014

Page 26: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

109

Pada fase berikutnya, ketika tahun 1997, dimana terjadi krisis

moneter besar-besaran yang melanda Indonesia. Inflasi yang begitu cukup

memberikan pengaruh kepada Kampung Batik. Keadaan politik yang sangat

kacau menjadikan peraturan yang ada mengenai tata ruang permukiman

diacuhkan oleh warga. Keadaan Kampung Batik terlihat tidak berkembang.

Yang menjadi pemikiran sebagian besar warga di kampung tersebut adalah

cara untuk tetap bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi. Tidak sedilkit

dari warga yang memilih untuk pulang kampung ke daerah asalnya karena

mendapat pemutusan tenaga kerja dari kantor tempatnya bekerja. Tetapi,

ada sedikit warga yang kemudian membuka usaha rumahan guna

mempertahankan hidup di kota Semarang. Sehingga, tata guna lahan yang

ada pada tahun 1997an terlihat munculnya kembali usaha rumahan warga

Fasilitas sosial Hunian

Gambar V.25 Kampung Batik pada fase 3, tahun 1961-1997 Sumber: analisa, 2014

Gudang

Page 27: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

110

akibat pemutusan tenaga kerja. Usaha yang ada pada tahun 1997 itu adalah

usaha pembuatan sepatu dan warung makan. Pada fase ini pun mushola-

mushola yang ada di sekitar Kampung Batik disentralkan pada satu tempat

untuk mengurangi biaya perawatan yang cukup mahal. Selain hal-hal yang

telah disebutkan sebelumnya, efek dari krisis ekonomi ini adalah tidak banyak

berubahnya area lahan yang terbangun, karena pada masa tersebut harga

bahan bangunan melambung tinggi. Yang terlihat justru banyak rumah-rumah

dengan keadaan yang buruk, sehingga tidak mampu bertahan dan akhirnya

rubuh tidak dapat dipertahankan.

Dari penjelasan di atas mengenai keadaan pada Kampung Batik di

fase 4, ditemukan perubahan pada tata guna lahan di kampung ini. Analisa

terhadap figure ground urban solid dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Analisa urban void, selalu saling berkaitan dengan urban solid.

Dengan adanya pengurangan pada bagian urban solid, menyebabkan

adanya tambahan urban void pada fase ini. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada gambar V.27 di bawah ini.

Urban solid pada fase ini masih didominasi oleh

blok massa bangunan

Gambar V.26 Analisa urban solid di Kampung Batik pada fase 4, tahun 1998-2005 Sumber: analisa, 2014

Page 28: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

111

Untuk perubahan titik-titik pada urban place di fase ini, dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan penjelasan mengenai kejadian di Kampung Batik pada

fase 4 serta analisa yang dilakukan pada figure ground dan place, didapatkan

tata guna lahan kampung ini. Berikut merupakan peta tata guna lahan

Kampung Batik pada fase 4, di tahun 1998 sampai 2005.

Ruang serambi, merupakan peralihan area

publik ke area privat yang semakin berkurang

Blok ruang kosong di tengah bangunan

Urban void yang dikategorikan sebagai jalan

raya, difungsikan untuk kepentingan publik

Gambar V.27 Analisa urban void pada fase 4, tahun 1998-2005 Sumber: analisa, 2014

Place terbentuk karena imageability yang ada

pada bangunan yang berada di depannya.

Bangunan yang pada fase tersebut berfungsi

sebagai balai RW. Potensi place terbentuk

juga dikarenakan adanya susunan yang

berbeda pada space di area tersebut, yaitu

ukurannya yang cukup luas.

Place terbentuk akibat identitas jalan tersebut

yang merupakan jalan dengan dimensi paling

lebar di Kampung Batik. Area ini pun

dimanfaatkan oleh warga Kelurahan Rejomulyo

untuk kegiatan upacara kemerdekaan serta

peringatan Pertempuran Lima Hari yang

menjadikan Kampung Batik sebagai saksi

bisunya.

Pembentuk place ini pun masih imageability yang

terbentuk atas bangunan langgar/ mushola yang

terletak di depannya. Selain itu pula, lokasi yang

sering digunakan sebagai tempat berkumpul warga

ini merupakan lokasi pengganti dari ruang terbuka

yang telah dialihfungsikan sebagai permukiman

Gambar V.28 Analisa lokasi place di Kampung Batik pada fase 4, tahun 1998-2005 Sumber: analisa, 2014

Page 29: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

112

Kampung Batik tidak mengalami perubahan tata guna lahan yang

berarti sampai pada tahun 2006 di mana dibangkitkannya kampung Batik

menjadi kampung sentra industri batik. Pelatihan kegiatan membatik aktif

dilakukan di kampung Batik dengan peserta mayoritas berasal dari kampung

tersebut. Dengan giatnya pemerintah melakukan pelatihan kepada warga,

akhirnya lambat laun kegiatan industri pembuatan batik di kampung ini mulai

terlihat. Pada fase ini, satu per satu warga mulai membuka workshop serta

showroom di rumah mereka. Pemerintah pun turut andil dalam penataan

kampung ini menjadi kampung cagar budaya yang dijadikan pula sebagai

salah satu tujuan pariwisata kota Semarang.

Sampai saat ini, showroom dan workshop banyak terlihat di

sepanjang jalan Batik Gedong. Jalan ini merupakan lokasi yang dianggap

Hunian +tempat usaha

Fasilitas umum Hunian

Gambar V.29Tata guna lahan pada fase 4 tahun 1998 sampai 2005 Sumber: analisa, 2014

Sumber: analisa, 2014

Page 30: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

113

strategis oleh warga untuk dijadikan showroom sekaligus workshop batik. Di

tahun 2014, kurang lebih terdapat delapan showroom yang sudah berdiri di

jalan Batik Gedong. Jalan Batik Gedong menjadi tempat strategis digunakan

sebagai showroom dikarenakan ukuran lahan rumah yang cukup besar bila

dibandingkan dengan ukuran lahan di sebagian besar area di Kampung

Batik. Menurut Bapak Abdul Wahab yang sejak lahir tinggal di Kampung

Batik, beberapa saudagar pemilik toko di jalan M.T Haryono pada era

sebelum kemerdekaan memiliki rumah di Batik Gedong yang menyambung

hingga tokonya di M.T Haryono. Nama jalan Batik Gedong pun menunjukkan

status sosial orang-orang yang bermukim di dalamnya, yaitu gedong yang

berarti orang kaya.

Akibat dari munculnya showroom dan workshop yang ada di

Kampung Batik sejak tahun 2006, kebutuhan akan tambahan ruang dalam

bangunan rumah semakin tinggi. Warga yang mayoritas keadaan

ekonominya cenderung menengah ke bawah tersebut tidak dapat

mengekspansi lahan yang dimiliki. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan

adalah dengan menghilangkan ruang serambi atau teras yang dimiliki untuk

diubah menjadi ruang tambahan dalam rumah. Walaupun hal tersebut tidak

sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai KDB dan KLB pada

permukiman padat, pemerintah tidak melakukan tindakan nyata terhadap

pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian besar warga Kampung Batik.

Page 31: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

114

Pada gambar V.30 di bawah ini dapat terlihat bahwa figure ground Kampung

Batik di fase 5 didominasi oleh urban solid.

Seperti fase-fase yang sebelumnya, dengan adanya penambahan

urban solid pada Kampung Batik, pasti akan mengurangi area yang

dikategorikan sebagai urban void. Area yang berkurang tersebut sebagian

besar adalah area ruang serambi atau pekarangan di depan rumah warga.

Ada pula beberapa bagian dari blok kosong di tengah bangunan yang turut

berkurang. Berikut merupakan gambar urban void pada fase 5, di tahun 2006

sampai dengan 2014.

Urban solid pada fase ini mengalami

penambahan pada sisi lahan yang menghadap

jalan. Sebagian besar rumah menghilangkan

teras rumahnya untuk dijadikan ruang dalam

rumah. Semua urban solid masih termasuk

dalam kategori blok massa bangunan.

Gambar V.30 Analisa urban solid pada fase 5, tahun 2006-2014 Sumber: analisa, 2014

Gambar V.31 Analisa urban void pada fase 5, tahun 2006-2014 Sumber: analisa, 2014

Ruang serambi atau pekarangan, merupakan

ruang transisi yang bersifat semi publik.

Urban void ini berkurang sangat banyak bila

dibanding dengan kategori sebelumnya

Blok ruang kosong di tengah bangunan, yang

mulai berkurang keberadannya. Bersifat

privat.

Urban void yang dikategorikan sebagai jalan

raya, difungsikan untuk kepentingan publik

Page 32: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

115

Dengan semakin padatnya Kampung Batik, kebutuhan akan ruang-

ruang publik sebagai tempat berinteraksi antar warga pun semakin tinggi.

Akan tetapi perhatian pemerintah mengenai fasilitas-fasilitas sosial yang

diperlukan oleh warga sangat kurang. Sehingga yang muncul adalah ruang-

ruang kosong berupa jalan raya dan area bekas rumah yang dirobohkan

dimanfaatkan warga sebagai ruang bersama untuk bermain atau sekedar

bersosialisasi. Pada gambar di bawah ini terdapat titik yang menjadi place

bagi warga di fase 5.

Gambar V.32 Analisa lokasi place di Kampung Batik pada fase 5, tahun 2006-2014

Place terbentuk karena imageability yang ada

pada bangunan yang berada di depannya.

Bangunan yang pada fase tersebut berfungsi

sebagai balai RW. Potensi place terbentuk

juga dikarenakan adanya susunan yang

berbeda pada space di area tersebut, yaitu

ukurannya yang cukup luas.

Place terbentuk akibat identitas jalan tersebut

yang merupakan jalan dengan dimensi paling

lebar di Kampung Batik. Area ini pun

dimanfaatkan oleh warga Kelurahan Rejomulyo

untuk kegiatan upacara kemerdekaan serta

peringatan Pertempuran Lima Hari yang

menjadikan Kampung Batik sebagai saksi

bisunya.

Pembentuk place ini adalah identitas dan

susunan. Dalam blok massa yang padat di Jalan

Batik Malang ini, terdapat satu ruang terbuka

yang bisa dimanfaatkan warga untuk berkumpul,

berolahraga, maupun bermain. Selain itu, tidak

lebih dari 7 meter dari ruang terbuka ini, terdapat

satu-satunya masjid di Kampung Batik.

Pembentuk place ini adalah identitas dan

susunan. Dalam blok massa yang padat di Jalan

Batik Krajan Baru ini, terdapat satu ruang

terbuka yang merupakan bekas rumah yang

dirubuhkan. Kebutuhan akan ruang terbuka

menyebabkan banyak anak-anak dan warga

yang memanfaatkan area ini untuk kegiatan

yang bersifat publik, seperti bermain dan

berolahraga

Page 33: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

116

Berdasarkan penjelasan yang mengenai figure ground dan urban

place di atas, didapatkan peta tata guna lahan Kampung Batik pada fase 5

(lihat gambar V.33)

Menurut pembahasan di atas mengenai tata guna lahan Kampung

Batik, dapat diambil kesimpulan bahwa tipologi perkembangan yang terjadi

pada tata guna lahan tersebut sebagian besar merupakan pada intensitas

jumlah lahan yang berpengaruh pada figure ground dari Kampung Batik.

Intensitas jumlah lahan terbangun di kampung ini semakin bertambah besar

di tiap tahunnya dengan faktor pengaruh yang berbeda. Pada fase pertama,

penyebab terbentuknya figure ground yang seperti itu adalah peraturan

pemerintah Belanda mengenai permukiman. Saat proses perebutan

kekuasaan Indonesia atas Belanda berpindah ke Jepang, peraturan

Gambar V.33 Tata guna lahan pada fase 5, tahun 2006-2014 Sumber: analisa, 2014

Sumber: analisa, 2014

Hunian +tempat usaha

Fasilitas umum Hunian

Gudang

Tempat usaha

Page 34: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

117

mengenai permukiman itu tidak diperhatikan oleh warga. Kekacauan politik

terjadi dimana-mana. Sampai pada saat Indonesia merdeka, faktor

perubahan tata guna lahan pun turut berubah. Tidak ada peraturan

pemerintah yang benar-benar mengikat mengenai permukiman. Selain itu,

faktor ekonomi pun menjadi faktor yang juga banyak berpengaruh.

Banyaknya urbanisasi ke kota Semarang pada tahun 1960an karena letak

kampung Batik yang dekat dengan pusat perdagangan menjadikan kampung

Batik sebagai lokasi strategis untuk kamar dan rumah sewa bagi pedagang

atau buruh rantau, secara tidak langsung mengubah pola tatanan rumah milik

warga. Mulai dari fase 3 tersebut, hubungan antar warga hanya sebatas

interaksi sosial, karena sebagian besar warga tidak memiliki hubungan

kekerabatan. Setelah itu pada tahun 2006, yang mana Kampung Batik telah

menjadi kampung wisata industri yang tersohor di Semarang, sehingga

menjadikan warganya untuk lebih mendayagunakan rumah dan lahannya

untuk mengembangkan industri batik. Pada fase ini, terdapat pula hubungan

kohesi antar warga, dimana adanya hubungan yang terjalin akibat adanya

kegiatan industri di kampung tersebut. Hubungan tersebut salah satunya

adalah hubungan antara pemilik usaha dengan pekerja.

Berdasarkan penjelasan mengenai analisa tata guna lahan, didapat

perubahan yang terjadi pada lahan milik warga. Berikut merupakan salah

satu rumah hasil pengamatan di lapangan yang mengalami perubahan pada

tata guna lahannya di tiap fase.

Page 35: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

118

Gambar V.34 Hasil amatan lapangan tata guna lahan pada salah satu rumah di Kampung Batik Sumber: analisa, 2014

Dari keseluruhan wilayah yang termasuk dalam area Kampung Batik,

terdapat satu bagian wilayah yang telihat perubahan tata guna lahannya.

Area tersebut adalah area ruas jalan Batik Gedong. Batik gedong berada di

sisi sebelah barat Jalan M.T Haryono, merupakan akses penghubung antara

area luar dan area dalam kampung. Pada gambar V.35, terlihat perubahan

area ruas jalan Batik Gedong pada tiap fase waktunya.

Page 36: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

119

Gambar V.35 Perubahan tata guna lahan Batik Gedong Sumber: analisa, 2014

keyplan

Hunian +tempat usaha Tempat usaha

Gudang

Fasilitas umum

Hunian

Page 37: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

120

5.3.2 Street Plan

Kampung Batik kampung yang berada di tengah kota dengan

kepadatan yang sangat merupakan tinggi. Berdasarkan jenisnya, kampung

batik sendiri termasuk dalam unplanned settlement. Permukiman ini terbentuk

secara alami tanpa perencanaan. Pada awal pembentukannya, biasanya

permukiman seperti ini melakukan penyesuaian terhadap sesuatu yang

menjadi patokan utama. Dalam kasus ini, yang menjadi patokan adalah jalan

besar yang mengapit kampung, dapat dilihat pada gambar 35.Sampai pada

tahun 1920an awal di mana adanya program dari pemerintah saat itu yang

dipimpin oleh Belanda, yaitu perbaikan kampung. Perbaikan ini mencakup

tata guna lahan beserta jaringan jalannya. Akan tetapi, perbaikan tersebut

tetap mengikuti keadaan permukiman yang telah ada sebelumnya. Jaringan

jalan yang terbentuk tidak dapat diubah begitu saja. Hanya penataan ulang

dimensi jalan yang diperbaiki. Saat ini, dua jalan yang mengapit Kampung

Batik itu bernama Jalan MT Haryono yang merupakan jalan kolektor

sekunder dan Jalan Widoharjo yang merupakan jalan arteri sekunder (lihat

gambar V.36).

Page 38: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

121

Gambar V.36 Jalan raya yang mengapit Kampung Batik Sumber: analisa, 2014

Dari gambar di atas terlihat, jaringan jalan lingkungan yang ada di

Kampung Batik memiliki alur sejajar dan tegak lurus mengikuti arah jalan

utama di bagian timur dan baratnya. Selain itu pula, jaringan jalan lingkungan

tersebut juga terbentuk karena penyesuaian terhadap kapling-kapling rumah

milik penduduk. Secara garis besar, skema jaringan jalan yang ada di

Kampung Batik terlihat seperti gambar V.37 yang ada di bawah ini.

Gambar V.37. Skema jaringan jalan di Kampung Batik Sumber: analisa, 2014

Jalan di lingkungan Kampung Batik

Jalan MT. Haryono dan Jalan

Widoharjo

Page 39: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

122

Jaringan jalan merupakan penyokong terjadinya pergerakan dari arah

dalam menuju luar maupun sebaliknya, begitu pula yg terjadi pada Kampung

Batik. Pada kampung ini, jaringan jalan sudah mulai terbentuk sejak masa

dahulu di tahun 1800an ketika Kyai Pandan Arang meletakkan pusat

perdagangan di sekitaran Bubakan. Menurut analisa, terbentuknya jaringan

jalan ini berdasarkan konflik sosial. Teori konflik dari Coser (1956)

mengatakan bahwa manusia selalu memiliki dua sisi, kerjasama dan konflik.

Pada kampung ini sangat mungkin terjadi kasus seperti ini yang mana

diakibatkan oleh konflik sosial antar pemilik lahan dan akhirnya solusi dari hal

tersebut adalah melakukan kompromi terhadapnya. Adanya kebutuhan

pribadi dari masing-masing pemilik rumah untuk memiliki semi publik space

serta akses menuju rumah, sehingga muncullah teras rumah yang juga

akhirnya lambat laun membentuk sebagai jalan.

Secara garis besar, yang terlihat pada jaringan jalan di Kampung

Batik ada pada gambar V.37 di atas. Akan tetapi, kenyataannya yang ada

adalah ruas-ruas jalan yang menghubungkan area di kampung ini berbelok-

belok. Hal ini juga merupakan penyesuaian terhadap bangunan serta lahan

yang sudah ada terlebih dahulu. Ada pula ruas jalan yang terbentuk akibat

kebutuhan akan aksesibilitas menuju suatu tempat yang dianggap penting di

kampung ini.

Sistem pola jaringan jalan yang terbentuk di Kampung Batik ini

adalah pola grid. Pola grid ini terlihat karena jalan-jalan yang terbentuk

Page 40: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

123

memanjang arah horizontal dan vertikal dan menghasilkan pola geometri

yang teratur. Gambar di bawah ini menunjukkan sistem pola jaringan jalan di

Kampung Batik

Gambar V.38 Sistem pola grid pada jaringan jalan di Kampung Batik

Sumber: analisa, 2014

Dari sistem pola jaringan jalan yang telah dianalisa, dapat pula dilihat

linkage visual yang ada pada Kampung Batik ini. Kampung Batik yang

didominasi oleh bangunan permukiman yang saling berhadapan membentuk

suatu visual khusus dan membentuk sebuah ruang di dalamnya. Ruang

tersebut merupakan salah satu elemen dari linkage visual. Gambar V.38 di

bawah ini merupakan ilustrasi dari koridor yang ada di Kampung Batik, yang

merupakan salah satu elemen linkage visual

Page 41: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

124

Gambar V.39 Ilustrasi koridor sebagai elemen visual linkage pada Kampung Batik

Sumber: analisa, 2014

Pada fase 1 di tahun sebelum 1945, jaringan jalan sudah terbentuk

dengan pola yang tidak jauh berbeda sampai masa kini. Hal ini diperkuat

dengan adanya peta yang tercetak tahun 1945 yang digunakan oleh pasukan

militer Belanda untuk melakukan pertahanan-pertahanan di setiap titik di kota

Semarang. Pada gambar V.40 di bawah ini terlihat jaringan jalan yang ada di

Kampung Batik pada masa itu.

Gambar V.40 Jaringan jalan di Kampung Batik pada tahun 1945 Sumber: media.kitlv.nl (diakses 15 Maret 2014)

Lokasi Kampung

Batik

Page 42: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

125

Pada masa sebelum kemerdekaan, ada aturan dari pemerintah

Belanda yang menyebutkan bahwa satu meter di belakang bahu jalan

merupakan tanah milik lingkungan. Sehingga dimensi jalan bisa menjadi lebih

lebar dari yang sesungguhnya. Ilustrasi dimensi jalan yang ada pada fase 1,

antara tahun 1930 sampai tahun 1945 tersebut dapat dilihat pada gambar

V.40

Gambar V.41 Ilustrasi dimensi jalan Batik Gedong pada fase 1, tahun 1930-1945

Sumber: analisa, 2014

Pada masa itu pun masih banyak terdapat selokan yang tidak ditutup

serta terdapat pula saluran drainase yang terhitung cukup lebar yang

FASE 1

(1930-1945)

Saluran drainase

Hunian

Page 43: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

126

melewati Kampung Batik ini. Lokasi saluran drainase pada masa sebelum

kemerdekaan tersebut dapat dilihat pada gambar V.42.

Gambar V.42 Lokasi saluran drainase yang berada pada Kampung Batik pada fase 1, tahun 1930-1945

Sumber: analisa, 2014

Dari pembahasan mengenai jaringan jalan pada fase 1, tahun 1930

sampai 1945, serta pembahasan tata guna lahan pada sub bab 5.3.1, dapat

dilihat bahwa jaringan jalan yang ada pada masa itu terbentuk akibat aktivitas

yang ada di dalamnya. Fasilitas sosial sangat berpengaruh pada kategori

jenis jalan yang ada di Kampung Batik ini. Fasilitas sosial yang banyak

digunakan oleh warga menjadikan kategori jalan menjadi jalan lingkungan

utama. Hal tersebut dikarenakan lalu lintas yang padat pada ruas jalannya.

Sehingga kebutuhan akan dimensi jalan yang lebar pun tinggi. Pemerintah

pun melihat adanya kebutuhan tersebut. Sampai pada akhirnya melakukan

Saluran drainase

Hunian

Page 44: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

127

peraturan seperti yang sudah dijelaskan pada gambar V.41 di atas. Berikut

adalah klasifikasi jaringan jalan menurut Perda Kota Semarang Nomor 6

Tahun 2004 berikut dengan gambar peta jaringan jalan yang ada pada fase 1

di Kampung Batik menurut Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2004.

Jalan Batik : jalan lokal sekunder (jalan lingkungan utama)

Jalan Batik Gedong : jalan lingkungan primer (jalan lingkungan

utama)

Jalan Batik Umbul : jalan lingkungan primer (jalan lingkungan

utama)

Jalan Batik Krajan : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Tengah : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Malang : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Gayam : jalan lingkungan sekunder

Page 45: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

128

Gambar V.43 Jaringan Jalan pada fase 1 di tahun 1930-1945

Sumber: analisa, 2014

Pada fase 2, sungai kecil yang merupakan saluran drainase yang

memanjang dari utara ke selatan dan berada di tengah jalan lingkungan itu

diberi penutup oleh pemerintah Belanda di akhir penguasaannya di

Indonesia. Sampai pada akhirnya pasca perebutan kekuasaan Belanda dan

Jepang yang meyebabkan Kampung Batik terbakar, sungai yang memanjang

dari timur menuju barat pun turut diberi penutup (lihat pada gambar V.44).

Hal ini merupakan inisiatif warga yang membutuhkan lahan untuk dijadikan

permukiman yang terletak di sebelah selatan sungai seperti yang sudah

dijelaskan pada sub bab 5.3.1.

Jalan lingkungan

Jalan lingkungan utama

Saluran drainase Hunian

Fasilitas sosial

Page 46: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

129

Gambar V.44 Jalan lingkungan yang dahulu merupakan saluran drainase

Sumber: maps.google.com (diakses tanggal 10 Maret 2014), analisa, dan dokumentasi pribadi, 2014

Dari pembahasan mengenai jaringan jalan pada fase 2, tahun 1945

sampai 1960, serta pembahasan tata guna lahan pada sub bab 5.3.1, dapat

dilihat bahwa jaringan jalan yang ada pada masa itu terbentuk akibat aktivitas

yang ada di dalamnya. Fasilitas sosial masih berpengaruh pada kategori jenis

jalan yang ada di Kampung Batik ini, seperti yang sudah terjadi pada fase 1.

Fasilitas sosial yang banyak digunakan oleh warga menjadikan kategori jalan

menjadi jalan lingkungan utama. Peraturan pemerintah Belanda mengenai

penataan jaringan jalan masih dijalankan oleh warga, karena memang belum

ada peraturan resmi yang mengubah peraturan yang sudah ada sebelumnya.

FASE 1

Saluran drainase

Hunian

Page 47: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

130

Berikut adalah klasifikasi jaringan jalan menurut Perda Kota Semarang

Nomor 6 Tahun 2004, beserta peta pada fase 2 di Kampung Batik.

Jalan Batik : jalan lokal sekunder (jalan lingkungan utama)

Jalan Batik Gedong : jalan lingkungan primer (jalan lingkungan

utama)

Jalan Batik Umbul : jalan lingkungan primer (jalan lingkungan

utama)

Jalan Batik Krajan : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Krajan Baru : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Tengah : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Malang : jalan lingkungan primer(jalan lingkungan utama)

Jalan Batik Gayam : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Kubursari : jalan lingkungan sekunder

Page 48: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

131

Gambar V.45 Jaringan Jalan pada fase 2 di tahun 1946-1960 Sumber: analisa, 2014

Seiring berjalannya waktu, beberapa puluh tahun peninggalan

pemerintahan Belanda, peraturan yang ada sudah mulai tidak dipatuhi oleh

masyarakat setempat. Sekitar tahun 1960, peraturan mengenai pengurangan

lahan milik warga untuk bahu jalan sudah mulai dilupakan. Banyak

masyarakat yang memajukan terasnya sampai berhimpit dengan selokan

(lihat pada gambar V.46)

Selain di jalan Batik Gedong, ada rumah-rumah di beberapa ruas

jalan yang juga memaksimalkan lahannya sampai batas yang paling luar,

seperti jalan Batik Krajan dan Batik Tengah. Lebar jalan eksisting pada dua

jalan tersebut adalah kurang lebih 1,5 meter. Padahal sebelumnya lebar dari

Jalan lingkungan

Jalan lingkungan utama

Hunian

Fasilitas sosial

Page 49: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

132

kedua ruas jalan tersebut sekitar 2 – 2,5 meter atau dapat dilewati oleh becak

yang bersimpangan (lihat gambar V.45). Pada masa itu, becak masih

menjadi sarana transportasi utama di Kampung Batik ini.

Gambar V.46 Ilustrasi dimensi jalan Batik Krajan pada fase 1 sampai 2, di tahun 1930-1960 serta fase 3 sampai 5, di tahun 1961-2014

Sumber: analisa, 2014

Selain dua ruas jalan yang disebutkan di atas, penyempitan jalan

tersebut juga terjadi pada jalan Gedong di bagian barat yang pada fase 1

dan 2 di tahun 1930 sampai 1960 memiliki sebuah fasilitas sosial berupa WC

umum yang kemudian di fase berikutnya beralih fungsi menjadi balai

kelurahan. Perubahan fungsi tersebut dari yang fasilitas sosial yang rutin

Fase 1 dan 2,

1930 - 1960

Fase 3-5. 1961-2014

Peta fase 5

2006-2014 Peta fase 5

2006-2014

Page 50: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

133

digunakan warga setiap hari, menjadi fasilitas sosial yang jarang digunakan

setiap hari. Warga menganggap bahwa dimensi jalan yang lebar tidak lagi

diperlukan pada area ini. Sehingga selain akibat dari kebutuhan ruang yang

tinggi, hal itu pula yang juga menyebabkan warga memaksimalkan lahannya

sampai bagian yang terluar. Akibat dari hal tersebut, ruas jalan yang semula

merupakan jalur lingkungan utama, mengalami perubahan kategori menjadi

jalan lingkungan.

Pada fase 3 ini merupakan fase dimana terjadinya perluasan pada

area Kampung Batik. Adanya peraturan baru dari pemerintah Indonesia untuk

tidak lagi menggunakan nama jalan pemberian Belanda, menjadikan jalan

Widoharjo yang awalnya merupakan nama jalan lingkungan di Kampung

Widoharjo, jadi difungsikan untuk jalan arteri sekunder yang berada di

sebelah barat kampung. Sebelumnya nama jalan tersebut adalah jalan Nibuw

Holland. Dan kemudian jalan yang ada pada Kampung Widoharjo berubah

menjadi jalan Batik Widoharjo. Penamaan jalan tersebut bersamaan dengan

masuknya Kampung Widoharjo ke wilayah Kampung Batik. Berikut

merupakan klasifikasi jalan pada Kampung Batik di fase 3 menurut Perda

Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2004.

Jalan Batik : jalan lokal sekunder (jalan lingkungan

utama)

Jalan Batik Gedong : jalan lingkungan primer (jalan lingkungan

utama)

Page 51: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

134

Jalan Batik Krajan Baru : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Krajan : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Tengah : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Malang : jalan lingkungan primer (jalan

lingkungan utama)

Jalan Batik Widoharjo (barat) : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Widoharjo (timur) : jalan lingkungan primer (jalan lingkungan

utama)

Jalan Batik Gayam : jalan lingkungan sekunder

Jalan Batik Kubursari : jalan lingkungan sekunder

Pada gambar V.47 di bawah ini, dapat dilihat jaringan jalan pada fase

tiga, di tahun 1960-1997.

Gambar V.47 Jaringan jalan pada fase 3 di tahun 1961-1997 Sumber: analisa, 2014

Hunian Jalan lingkungan

Jalan lingkungan utama Fasilitas sosial

Page 52: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

135

Untuk fase 4 dan fase 5 (tahun 1998-2014), tidak ada perubahan

yang terjadi pada kategori jenis jalan dan polanya. Perubahan pola jalan yang

terjadi pada kampung ini adalah dimensi lebar jalan yang mengalami

pengurangan. Hal ini terjadi dikarenakan kebutuhan akan lahan untuk

bangunan rumah tinggal sangat tinggi serta faktor dari lokasi fasilitas di

Kampung Batik yang rutin digunakan warga. Pada gambar di bawah ini

disajikan peta jaringan jalan pada fase 4 dan fase 5, tahun 1998-2014.

Gambar V.48 Jaringan jalan pada fase 4 di tahun 1998-2005 dan fase 5 di tahun 2006-2014

Sumber: analisa, 2014

Memang sebagian besar jalan lingkungan yang terdapat pada

kampung ini memiliki lebar kurang lebih 2 meter. Hanya jalan Batik Gedong

yang memiliki akses langsung ke jalan M.T Haryono dan jalan Batik Malang

yang merupakan akses menuju masjid serta lapangan yang memiliki lebar

jalan sekitar 5,5 meter. Selain itu, terdapat pula ruas jalan yang memiliki lebar

jalan sekitar 3 meter, yaitu jalan Batik Widoharjo dan jalan Batik Kubursari

FASE 4 (1998-2005)

FASE 5 (2006-2014)

Hunian Jalan lingkungan

Jalan lingkungan utama Fasilitas sosial

Page 53: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

136

yang merupakan akses langsung menuju jalan Widoharjo yang berada di

sebelah timur jalan tersebut. Oleh karenanya, alat transportasi yang dapat

melintas pada sebagian besar ruas jalan di Kampung Batik adalah kendaraan

berdimensi kecil beroda dua dan tiga. Perubahan yang terjadi pada dimensi

jalan di tiap fase waktunya pun tidak mengubah alat transportasi yang dapat

melewati ruas jalan yang ada di Kampung Batik.

Pada gambar V.49 dan gambar V.50 di bawah ini, dapat dilihat

perbandingan alur sirkulasi yang umumnya dilakukan oleh warga Kampung

Batik dalam kesehariannya sejak tahun 1930an di fase 1 sampai dengan

tahun 2014 di fase 5.

Page 54: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

137

Gambar V.49 Perbandingan alur sirkulasi kendaraan roda empat di Kampung Batik pada fase 1 dan fase 5 Sumber: analisa, 2014

FASE 5,

2006-2014

FASE 1,

1930-1945

Hunian

Alur sirkulasi

Page 55: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

138

Gambar V.50 Perbandingan alur sirkulasi kendaraan roda dua dan roda tiga di Kampung Batik pada fase 1 dan fase 5 Sumber: analis, 2014

Peta fase 5,

2006-sekarang

Peta fase 1,

1930-1945

Hunian

Alur sirkulasi

Page 56: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

139

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa tipologi perkembangan yang

terjadi pada jaringan jalan di Kampung Batik ini sangat terpengaruh oleh

faktor sosial. Dibalik itu, terdapat peraturan pemerintah yang ketat di awal-

awal fase. Sehingga ruas jalan terbentuk dan tertata rapi akibat dari

peraturan pemerintah pada masa pemerintahan Belanda tersebut. Setelah

kepemerintahan Belanda digantikan oleh Indonesia, peraturan-peraturan

yang masih ada tersebut tidak terlalu diperhatikan. Hal ini karena kurang

pedulinya pemerintah terhadap permukiman di kampung kota. Kemudian

ditambah adanya faktor sosial yang menjadi pencetus adanya jaringan jalan

di kampung ini di masa-masa berikutnya, yaitu jalan Krajan Baru dan jalan

Kubur Sari. Kebutuhan akan akses menuju area di luar kampung untuk

berinteraksi yang menghasilkan ruas jalan baru tersebut. Akan tetapi,

terdapat pula faktor ekonomi dalam perubahan jaringan jalan di kampung ini.

Kebutuhan akan lahan yang tinggi, tetapi tidak didukung oleh keadaan

finansial yang baik, menyebabkan warga untuk mengekspansi batas lahan

rumah melalui cara mengurangi jarak garis sepadan bangunan dengan bahu

jalan lingkungan tempat tinggalnya.

5.3.3 Architectural Style

Untuk mengetahui gaya rumah Kampung Batik yang asli memang

tidak mudah. Selain melakukan penelitian pada lokasi, yang sudah mulai

Page 57: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

140

jarang terdapat rumah yang terbangun sejak masa dulu, pelacakan juga

dapat dilakukan dengan melakukan investigasi pada daerah-daerah yang

diduga memiliki kemiripan keadaan lingkungan dan warga yang menghuni,

salah satunya adalah kampung Senjoyo yang terletak di sebelah selatan

Kampung Batik. Kampung Senjoyo menjadi salah satu kampung yang

memiliki kemiripan dengan Kampung Batik karena kampung ini merupakan

kampung yang turut mendapat fasilitas perbaikan kampung oleh Pemerintah

Belanda di awal tahun 1920 (Locomotief,1930). Berikut adalah foto rumah

jaman dahulu yang masih tertinggal di Kampung Senjoyo, Jalan Dr. Cipto,

Gambar V.51 Rumah peninggalan jaman dulu di kampung Senjoyo Sumber: Remah-Remah Kisah Semarang, Rukardi (2012)

Menurut pengamatan yang dilakukan pada lokasi penelitian, gaya

arsitektural bangunan di Kampung Batik pada masa sebelum kemerdekaan

mayoritas adalah gaya rumah jawa kampung. Rumah kampung dengan

dinding papan dan anyaman bambu dan atap joglo. Pada masa itu, rumah-

rumah tersebut memiliki halaman yang cukup luas untuk difungsikan sebagai

Page 58: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

141

area bermain anak-anak. Untuk mengetahui jenis rumah yang ada di

Kampung Batik di fase 1 tahun 1930-1945, dapat dilihat pada gambar V.52 di

bawah ini.

Gambar V.52 Beberapa rumah yang tersisa dari masa fase 1, tahun 1930 sampai 1945 Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Pada tahun 1920an telah dilakukan program perbaikan kampung oleh

pemerintah pada masanya. Area di Kampung Batik yang semua tidak teratur

mulai diperbaiki, meliputi arah hadap bangunan, penghawaan dan

pencahayaan dalam rumah, serta ruang serambi pada rumah. Sehingga,

sejak masa tersebut, arah hadap bangunan pada Kampung Batik mengarah

ke jalan lingkungan.

Gambar V.53 Arah hadap bangunan di Kampung Batik Sumber: analisa, 2014

Page 59: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

142

Rumah di kampung ini memang didominasi oleh papan kayu maupun

bambu. Rumah dengan dinding bata hanya dimiliki oleh kaum dengan

kemampuan ekonomi yang tinggi. Sedangkan kampung batik ini, sangat kecil

keberadaan kaum dengan kemampuan ekonomi tersebut. Hal tersebut pula

lah yang menyebabkan tidak adanya rumah yang terselamatkan saat terjadi

kebakaran pada tahun 1942 dan 1945 yang disebabkan oleh pihak Jepang

dan Belanda. Rumah-rumah di ludes terbakar dan hanya menyisakan satu

rumah yang terletak di Jalan Batik Gedong nomor 422. Walaupun ludes

terbakar, pembangunan kembali yang dilakukan oleh warga setempat masih

memanfaatkan puing-puing bekas kebakaran. Mereka membangun kembali

rumah mereka dengan gaya yang sama. Masih dengan dua daun pintu kayu

disertai dengan dengan jendela tinggi di sisi kanan kirinya, serta model atap

yang sama. Hanya saja warga sudah mulai menggunakan bata sebagai

dinding di bagian bawah menyatu dengan pondasi. Dinding yang terbangun

pada awal tahun 1950an ini merupakan gabungan dari bata di bagian bawah

dan papan kayu atau bambu di bagian atasnya. Pada gambar V.54 di bawah

ini dapat dilihat tipologi rumah yang ada di Kampung Batik sesuai dengan

yang sudah dideskripsikan sebelumnya.

Page 60: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

143

Gambar V.54 Tipologi rumah di Kampung Batik pada fase 1 dan 2

Sumber: analisa, 2014

Dengan tipologi bentuk bangunan yang tidak jauh berbeda, zonasi

ruang yang ada pada rumah-rumah Kampung Batik di kedua fase tersebut

juga serupa. Berikut merupakan zonasi ruang dalam rumah di Kampung Batik

pada fase 1 sampai fase 2, di tahun 1930 sampai 1960

Gambar V.55 Zonasi ruang dalam rumah di Kampung Batik pada fase 1 dan 2 Sumber: analisa, 2014

Pada tahun-tahun berikutnya, dengan beralihnya pemilik lahan dan

rumah di Kampung Batik ini, terjadi pula perubahan pada gaya bangunannya.

Fase 1

1930-1945

Fase 2

1946-1960

jalan lingkungan

Page 61: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

144

Dengan adanya pendatang dari etnis Tionghoa, mulailah penggunaan

dinding bata penuh pada bangunan di kampung ini.

Gambar V.56 Beberapa rumah etnis Tionghoa yang tersisa di Kampung Batik

Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Pada gambar V.55 di atas dapat dilihat gaya khas rumah tionghoa

yang cenderung tertutup, memiliki dinding dan pagar yang tinggi, turut

menambah keberagaman gaya fasad bangunan yang ada.

Sedangkan untuk rumah pribumi yang ada saat itu, sudah mulai

meninggalkan pintu jenis kupu tarung yang memiliki dua pintu yang

berukuran kecil. Rumah-rumah tersebut beralih menggunakan pintu tunggal

dengan dimensi yang lebih lebar. Ditambah lagi dengan elemen-elemen

geometris pada ornamen rumahnya, seperti pada lubang ventilasi dan

tritisannya. Rumah-rumah pada masa itu dapat dikategorikan sebagai rumah

dengan gaya art deco (Weber, 1985). Gambar V.56 di bawah ini

Page 62: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

145

menunjukkan gaya art deco yang turut andil dalam tampilan fasad yang ada

di Kampung Batik ini.

Gambar V.57 Beberapa rumah bergaya art deco yang tersisa dari fase 3 di Kampung Batik Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Dari rumah-rumah yang dikategorikan bergaya art deco tersebut,

didapatkan suatu tipologi rumah pada fase tahun 1960an pada Kampung

Batik. Tipologi rumah di kampung tersebut pada fase 3 (1961-1997) ada pada

gambar V.58.

Gambar V.58 Tipologi rumah di Kampung Batik pada fase 3 Sumber: analisa, 2014

Fase 3

1961-1997

Page 63: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

146

Berdasarkan tipologi rumah yang telah dianalisa sebelumnya, muncul

pula zonasi ruang dalam rumah pada fase 3 ini. Berikut merupakan zonasi

ruang dalam rumah di Kampung Batik pada tahun 1960an sampai 1990an

Gambar V.59 Zonasi ruang dalam rumah di Kampung Batik pada fase 3, tahun 1960-1997 Sumber: analisa, 2014

Gaya arsitektur art deco bertahan cukup lama di Kampung Batik.

Sampai pada tahun 1990an, perubahan gaya mulai terjadi lagi. Perubahan

tersebut mengarah ke gaya arsitektur yang lebih modern. Gaya bebas yang

tidak memiliki langgam tertentu. Yang jelas terlihat pada perubahan di masa

ini adalah ekspansi bangunan rumah yang dilakukan oleh warga. Sebagian

besar warga merasa memerlukan tambahan ruang pada rumahnya, sehingga

mengubah teras rumah menjadi ruang tamu maupun kamar tidur. Sebagian

besar warga hanya menyisakan antara 0,5 sampai 2 meter lahan yang

digunakan sebagai teras. Teras yang dahulunya tidak memiliki naungan pun

pada masa ini diberi tambahan berupa penutup atap. Pada gambar V.60 di

jalan lingkungan

Page 64: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

147

bawah ini terlihat rumah-rumah yang ada pada fase 4, pada tahun 1990an

akhir sampai tahun 2000.

Gambar V.60 Beberapa rumah yang tersisa dari fase 4 (1997-2005) di Kampung Batik

Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Dari gambar tersebut di atas, didapatlah tipologi gaya rumah pada

fase 4. Berikut merupakan tipologi rumah di Kampung Batik pada tahun 1997

hingga 2005.

Gambar V.61 Tipologi rumah di Kampung Batik pada fase 4 Sumber: analisa, 2014

Pada fase 4 di atas, sudah mulai terlihat kebutuhan akan ruang di

dalam rumah yang semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan jumlah

penghuni di tiap rumah di Kampung ini yang juga semakin bertambah. Fungsi

Fase 4

1997-2005

Page 65: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

148

rumah tinggal di kampung ini sebagian besar murni hanya digunakan sebagai

tempat tinggal. Berikut zonasi ruang dalam rumah tinggal di Kampung Batik

pada fase 4.

Gambar V.62 Zonasi ruang dalam rumah di Kampung Batik pada fase 4, tahun 1998-2005 Sumber: analisa, 2014

Sampai pada tahun 2006, dimana batik khas kota Semarang kembali

diprakarsai di Kampung Batik ini. Terdapat beberapa warga yang melihat

peluang usaha yang bagus dari industri batik tersebut, sehingga

memanfaatkan rumah tinggalnya untuk kegiatan usaha. Dengan ukuran

rumah yang tergolong kecil, warga yang memiliki usaha batik terpaksa

menyekat rumahnya dan mengalihfungsikan sebagai area usaha. Pada

gambar V.62 di bawah ini terlihat beberapa rumah yang memanfaatkan

rumahnya untuk kegiatan usaha, terutama industri batik rumahan.

jalan lingkungan

Page 66: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

149

Gambar V.63 Beberapa rumah dengan fungsi tambahan sebagai tempat usaha pada fase 5 (2006-2014) di Kampung Batik

Sumber: dokumentasi pribadi, 2014

Dari gambar tersebut di atas, didapatlah tipologi gaya rumah pada

fase 5. Berikut merupakan tipologi rumah di Kampung Batik pada tahun 2006

hingga 2014.

Gambar V.64 Tipologi rumah di Kampung Batik pada fase 5

Sumber: analisa, 2014

Dan berdasarkan tipologi bangunan serta analisa, didapatkan zonasi

ruang dalam Kampung Batik di fase 5.

Fase 5

2006-2014

Page 67: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

150

Gambar V.65 Zonasi ruang dalam rumah di Kampung Batik pada fase 4, tahun 1998-2005 Sumber: analisa, 2014

Berdasarkan pengamatan langsung yang telah dilakukan di lapangan

dan berdasarkan pada tipologi dasar rumah di Kampung Batik yang telah

dijelaskan di atas, akhirnya ditemukan gaya arsitektural pada masing-masing

rumah di Kampung Batik pada tahun 2014 ini. Berikut adalah sebaran tipologi

rumah di Kampung Batik.

Gambar V.66 Pemetaan tipe rumah di Kampung Batik berdasarkan fase waktu yang telah ditentukan

Sumber: analisa, 2014

jalan lingkungan

= tipe rumah fase 1

dan 2 = tipe rumah fase 3

= tipe rumah fase 4

= tipe rumah fase 5

Page 68: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

151

5.4 Kesimpulan Pembahasan dan Analisa

Dari hasil analisa pada sub bab 5.1 sampai 5.3, didapatkan

kesimpulan dan temuan-temuan yang dijelaskan pada tabel V.1 di bawah ini:

Page 69: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

152

Tabel V.1 Kesimpulan Analisa dan Pembahasan

Dasar Teori Data Analisa Penemuan

Tata guna lahan

- Teori Figure ground (Trancik, 1986) Terdiri dari 2 elemen,

urban solid dan urban

void

- Teori Place (Lynch, 1960) memiliki empat elemen pembentuk, identitas dan susunan, imageability, legibility, visual and symbol connection.

• Figure ground pada Kampung Batik didominasi oleh urban solid yang berupa blok massa bangunan

• Urban void pada Kampung Batik terdiri dari tiga kategori, yaitu jalan dan lapangan, ruang serambi atau pekarangan, dan inner block atau ruang terbuka di dalam bangunan

• Urban void yang ada didominasi oleh jalan dan lapangan

• Place yang ada di Kampung Batik ada yang terbentuk atas dasar identitas dan susunan, ada pula yang terbentuk berdasarkan imageability.

• Sebagian urban void yang berupa jalan dan lapangan dimanfaatkan warga sebagai ruang berinteraksi, sehingga dikategorikan sebagai place

• Semakin menurunnya jumlah urban void yang berupa ruang serambi atau pekarangan, menyebabkan place berada pada tempat yang bukan seharusnya dijadikan area berinteraksi

• Urban solid yang ada membentuk satu pola geometris yang berulang dan menghasilkan bentuk grid.

Jaringan jalan

- Teori pola jaringan jalan (Yunus, 2000) Terdapat enam tipe

jaringan jalan yaitu grid,

radial kosentris, angular,

organis, aksial, dan kurva

linier

• Pola jaringan jalan yang terbentuk adalah pola grid

• Di Kampung Batik terdapat dua kategori jalan, yaitu jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder. Ditambah satu ruas jalan lokal sekunder, yang merupakan jalan utama menuju area luar Kampung

• Linkage yang muncul pada

• Pola grid terbentuk mengikuti pola jalan besar yang mengapit Kampung Batik serta urban solid yang membentuk blok-blok massa dengan bentuk geometris.

• Terbentuknya kategori jaringan jalan tersebut disebabkan oleh intensitas penggunaan ruas jalan oleh warga serta letak fasilitas sosial

Page 70: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

153

- Teori kategori jaringan jalan (Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2004) menurut dimensi, sifat, dan fungsi

- Teori linkage (Trancik, 1986) Linkage visual, struktural,

dan kolektif

Kampung Batik ini merupakan linkage visual dengan kategori koridor

• Linkage visual koridor terbentuk karena adanya susunan rumah-rumah yang saling berhadapan dan membentuk ruang di tengahnya.

Gaya arsitektural

(Carmona, 2003)

- Fasad bangunan - Tipologi gaya bangunan - Arah hadap bangunan

• Tidak ada keseragaman fasad bangunan pada tahun penelitian dilakukan

• Tipologi bangunan tiap fase didapat dengan pengamatan terhadap bangunan-bangunan yang tersisa saat penelitian dilakukan.

• Arah hadap bangunan semua mengarah menuju jalan lingkungan

• Keseragaman fasad bangunan pada fase 1 terjadi akibat adanya program perbaikan kampung oleh pemerintah

• Pada fase-fase berikutnya, fasad terlihat serupa di tiap-tiap rumahnya hanya karena adanya faktor sosial. Adanya pengaruh antar warga untuk memiliki fasad bangunan yang sedang populer pada masanya. Serta faktor ekonomi yang memaksa adanya perubahan fasad karena kebutuhan ruang yang bertambah

• Arah hadap bangunan yang mengarah menuju jalan lingkungan merupakan salah satu hasil dari program perbaikan kampung pada fase 1

Page 71: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

154

Dasar Teori Data Analisa Penemuan

Kampung Kota

(Setiawan, 2010) memiliki

ciri yaitu: tidak teratur, tidak

aman, tidak nyaman, pola

cenderung organis,

swadaya masyarakat tinggi

• Rumah-rumah di Kampung Batik memiliki tapak serta bangunan yang beragam

• Fasilitas sosial yang tidak mencukupi menjadikan warga untuk memanfaatkan area-area kosong untuk dijadikan fasilitas sosial

• Banyak kegiatan-kegiatan di Kampung Batik yang diinisiasi oleh warga dan dilaksanakan oleh warga, seperti kerja bakti, meninggikan jalan lingkungan, dan pengajian.

• Pola permukiman tidak berbentuk organis, melainkan berbentuk grid

• Fasilitas yang ada di Kampung Batik pada saat dilakukan penelitian ini tidak memenuhi standar yang ditentukan pemerintah, seperti tidak adanya lapangan untuk umum.

• Pola grid yang muncul juga terbentuk secara natural, mengikuti pola dari jalan besar yang berbatasan langsung dengan Kampung Batik

Permukiman produktif

(Osman, 2012)

Memiliki ciri yaitu: tata

kelola ruang tidak jelas,

dilakukan di rumah atau

sekitar rumah, dilakukan di

open space atau di dalam

ruang semi permanen,

kegiatan tidak terdaftar

• Kegiatan membatik biasa dilakukan di teras yang terletak di depan rumah

• Sebagian besar pegawai batik merupakan tetangga maupun saudara dari pemilik usaha

• Kegiatan tersebut sudah didaftarkan ke dinas perindustrian kota Semarang

• Akibat keterbatasan lahan, kegiatan produksi dilakukan di bagian depan rumah, sekaligus untuk menarik minat pengunjung untuk berkunjung.

• Industri batik rumahan tersebut sudah terdaftar pada dinas perindustrian kota Semarang karena kegiatan pencanangan industri batik Semarang tersebut pada mulanya memang diprakarsai oleh pemerintah.

Page 72: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

155

resmi di pemerintah

Sumber: analisa, 2014

Page 73: BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN - core.ac.uk · dengan kondisi yang sangat minimalis serta saluran drainase ... warga melakukan pengajuan proposal ... program perbaikan kampung di tahun

156