Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos...

44
Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part 1) Pada tahun-tahun terakhir ini, peperangan rohani menjadi pokok bahasan yang makin populer di kalangan gereja-gereja. Tetapi, banyak pengajaran bertentangan dengan Alkitab. Sehingga, banyak pelayan di seluruh dunia mengajarkan dan mempraktekkan peperangan rohani yang tak pernah Alkitab sebutkan. Tentu ada peperangan rohani yang Alkitabiah, dan harus dipraktekkan dan diajarkan oleh setiap pelayan pemuridan. Pada bab ini dan bab berikut, saya akan bahas sebagian kesalahpahaman yang paling lazim tentang Setan dan peperangan rohani. Inilah ringkasan dari keseluruhan buku saya berjudul, Modern Myths about Satan and Spiritual Warfare (Mitos-Mitos Modern tentang Satan dan Peperangan Rohani). Buku itu dapat dibaca seluruhnya dalam Bahasa Inggris pada situs kami www.shepherdserve.org . Mitos #1: “Dalam kekekalan masa lalu, Allah dan Setan terlibat dalam peperangan besar. Di masa kini, peperangan di alam semesta masih berlangsung antara Allah dan Setan.” Mitos unik ini bertentangan dengan satu kebenaran yang paling teguh dan mendasar tentang Allah yang terungkap dalam Alkitab —bahwa Ia maha-kuasa, atau serba-bisa. Yesus berkata bahwa segala sesuatu adalah mungkin bersama Allah (lihat Matius 19:26). Yeremia menegaskan bahwa tak ada hal yang terlalu sulit bagiNya (lihat Yeremia 32:17). Tak seorangpun atau kekuatan apapun dapat menghentikanNya dalam memenuhi rencana-rencanaNya (lihat 2 Tawarikh 20:6; Ayub 41:10; 42:2). Melalui Yeremia Allah bertanya, “Sebab siapakah yang seperti Aku? … Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku?” (Yeremia 50:44). Jawabannya adalah tak seorangpun, Setanpun tidak. Jika Allah benar-benar maha-kuasa seperti penegasan ayat-ayat Alkitab di atas, maka untuk berkata bahwa Allah dan Setan berseteru dulu dan sekarang, berarti Ia tidak maha- kuasa. Jika Allah kalah satu ronde, disudutkan oleh Setan atau harus melawannya dalam waktu singkat, maka Ia tidaklah maha-kuasa sesuai pernyataanNya tentang siapa diriNya.

Transcript of Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos...

Page 1: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part 1)

Pada tahun-tahun terakhir ini, peperangan rohani menjadi pokok bahasan yang makin

populer di kalangan gereja-gereja. Tetapi, banyak pengajaran bertentangan dengan

Alkitab. Sehingga, banyak pelayan di seluruh dunia mengajarkan dan mempraktekkan

peperangan rohani yang tak pernah Alkitab sebutkan. Tentu ada peperangan rohani yang

Alkitabiah, dan harus dipraktekkan dan diajarkan oleh setiap pelayan pemuridan.

Pada bab ini dan bab berikut, saya akan bahas sebagian kesalahpahaman yang paling

lazim tentang Setan dan peperangan rohani. Inilah ringkasan dari keseluruhan buku saya

berjudul, Modern Myths about Satan and Spiritual Warfare (Mitos-Mitos Modern tentang

Satan dan Peperangan Rohani). Buku itu dapat dibaca seluruhnya dalam Bahasa Inggris

pada situs kami www.shepherdserve.org.

Mitos #1: “Dalam kekekalan masa lalu, Allah dan Setan terlibat dalam

peperangan besar. Di masa kini, peperangan di alam semesta masih berlangsung

antara Allah dan Setan.”

Mitos unik ini bertentangan dengan satu kebenaran yang paling teguh dan mendasar

tentang Allah yang terungkap dalam Alkitab —bahwa Ia maha-kuasa, atau serba-bisa.

Yesus berkata bahwa segala sesuatu adalah mungkin bersama Allah (lihat Matius

19:26). Yeremia menegaskan bahwa tak ada hal yang terlalu sulit bagiNya (lihat

Yeremia 32:17). Tak seorangpun atau kekuatan apapun dapat menghentikanNya dalam

memenuhi rencana-rencanaNya (lihat 2 Tawarikh 20:6; Ayub 41:10; 42:2). Melalui

Yeremia Allah bertanya, “Sebab siapakah yang seperti Aku? … Siapakah gerangan

gembala yang tahan menghadapi Aku?” (Yeremia 50:44). Jawabannya adalah tak

seorangpun, Setanpun tidak.

Jika Allah benar-benar maha-kuasa seperti penegasan ayat-ayat Alkitab di atas, maka

untuk berkata bahwa Allah dan Setan berseteru dulu dan sekarang, berarti Ia tidak maha-

kuasa. Jika Allah kalah satu ronde, disudutkan oleh Setan atau harus melawannya dalam

waktu singkat, maka Ia tidaklah maha-kuasa sesuai pernyataanNya tentang siapa diriNya.

Page 2: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Komentar Yesus mengenai Kuasa Setan (Kristus’s Commentary on Setan’s

Power)

Yesus pernah berkata tentang kejatuhan Setan dari sorga. Hal ini membuat kita

memahami berapa kekuatan Setan dibandingkan kekuatan Allah yang maha-kuasa:

Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan,

juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada

mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit”. (Lukas 10:17-18).

Ketika Allah maha-kuasa memerintahkan pengusiran Setan dari sorga, Setan tak

sanggup melawan. Yesus memilih metafora seperti kilat untuk menggambarkan

kecepatan jatuhnya Setan. Ia jatuh bukan seperti tetesan, tetapi seperti kilat. Setan pernah

ada di sorga satu detik, dan detik berikutnya —BOOM!— ia lenyap!

Jika, Allah dapat mengusir Setan dengan cepat dan mudah, tidaklah mengejutkan

bahwa hamba-hambaNya yang ditugaskan juga dapat mengusir roh-roh jahat dengan

cepat dan mudah. Seperti halnya murid-murid pertama Kristus, banyak orang Kristen kini

menghormati kuasa Iblis dan belum paham bahwa kuasa Allah sangat jauh lebih besar.

Allah adalah Pencipta, dan Setan hanyalah ciptaan. Setan bukan tandingan Allah.

Perang Yang Tak Pernah Ada (The War That Never Was )

Walaupun tampak aneh, kita perlu pahami bahwa Allah dan Setan tidak berseteru, tak

pernah berseteru, dan tidak akan pernah berseteru. Ya, Allah dan Setan memiliki

agenda-agenda berbeda, dan dapat dikatakan bahwa keduanya berseteru. Tetapi ketika

keduanya saling berseteru, dan Allah jauh lebih berkuasa dibandingkan Setan, maka

konflik-konflik di antara keduanya dianggap sebagai peperangan. Bisakah cacing tanah

berseteru dengan gajah? Seperti halnya cacing, Setan yang lemah berupaya melawan

Pribadi yang sangat jauh lebih berkuasa. Perlawanannya cepat dikalahkan, dan ia diusir

dari sorga “secepat kilat.” Tak ada peperangan —hanya ada pengusiran.

Jika Allah maha-kuasa, maka Setan tidak sedikitpun sanggup menghalangi Allah untuk

melakukan kehendakNya. Dan jika Allah izinkan Setan untuk berbuat sesuatu, akhirnya

tindakan itu hanya untuk menggenapi kehendak ilahiNya. Kebenaran itu akan menjadi

sangat jelas ketika kita selidiki ayat-ayat Alkitab tentang pokok bahasan di atas.

Yang menarik adalah kuasa tertinggi Allah atas Setan yang tidak hanya ditunjukkan di

Page 3: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

masa lalu tetapi akan juga ditunjukkan di masa depan. Kita baca dalam kitab Wahyu

bahwa seorang malaikat akan mengikat Setan dan memenjarakannya selama seribu tahun

(lihat Wahyu 20:1-3). Kejadian nanti itu tidak dianggap sebagai peperangan antara Allah

dan Setan, lebih dari pengusiran Setan dari sorga yang dianggap sebagai peperangan.

Perlu dicatat bahwa Setan tak berkuasa menghancurkan penjaranya dan hanya akan

dilepaskan ketika maksud Allah dipenuhi (lihat Wahyu 20:7-9).

Bagaimana Dengan “Perang di Sorga” di Masa Depan? (What About the Future

“War in Heaven”?)

Jika benar Allah dan Setan tidak berperang, tak pernah berperang, dan tak akan pernah

berperang, lalu mengapa kitab Wahyu bercerita tentang perang nanti di sorga yang

melibatkan Setan (lihat Wahyu 12:7-9)? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah.

Perhatikan, perang itu akan berlangsung antara Mikhael dengan para malaikatnya dan

Setan dengan para malaikatnya. Dalam perang itu, tak disebutkan keterlibatan Allah.

Jika Ia terlibat, konflik tidak dapat disebut sebagai perang, karena Allah maha-kuasa,

yang dengan mudah dapat memadamkan perlawanan di suatu saat seperti yang telah Ia

buktikan.

Para malaikat, termasuk Mikhael, tidaklah maha-kuasa, sehingga konflik mereka

dengan Setan dan para malaikatnya dapat digambarkan sebagai perang karena akan ada

konflik nyata selama waktu tertentu. Namun, dalam keadaan lebih kuat, para

malaikatNya akan mengalahkan Setan dan gerombolannya.

Mengapa Allah tidak terlibat secara pribadi dalam peperangan itu, dengan membiarkan

para malaikatNya? Saya tak tahu. Tentu, Allah maha-tahu sadar bahwa para malaikatNya

dapat memenangkan perang, sehingga mungkin Allah tak perlu terlibat secara pribadi.

Saya yakin, Allah dengan mudah dan cepat sanggup mengenyahkan bangsa Kanaan

yang jahat di zaman Yosua, tetapi Ia memilih menugaskan bangsa Israel. Yang Allah

dapat lakukan dalam beberapa detik, Ia mau bangsa Israel melakukannya dengan susah

payah selama berbulan-bulan. Mungkin Allah lebih senang dengan cara itu karena

peperangan itu memerlukan iman bangsa Israel. Mungkin itu sebabnya Ia secara pribadi

takkan terlibat dalam peperangan di sorga nanti. Tetapi, Alkitab tidak mengatakan hal itu.

Hanya karena akan ada perang di sorga nanti antara Mikhael dibantu para malaikatnya

dan Setan dibantu para malaikatnya, tak ada alasan untuk kita berpikir bahwa Allah tidak

Page 4: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

maha-kuasa —dan peperangan Israel di Kanaan bukan alasan pemikiran kita bahwa Allah

tidak maha-kuasa.

Apakah Setan tidak Dikalahkan oleh Yesus di Kayu Salib (Was Not Satan

Defeated by Jesus on the Cross?)

Akhirnya, berkenaan dengan mitos pertama tentang peperangan Allah dan Setan, saya

simpulkan dengan memahami pernyataan: Yesus mengalahkan Setan di kayu salib.

Alkitab sebenarnya tak pernah berkata bahwa Yesus mengalahkan Setan di kayu salib.

Saat kita berkata bahwa Yesus mengalahkan Setan, seolah Yesus dan Setan berperang,

yang berarti Allah tidak maha-kuasa dan Setan di bawah kuasa penuh Allah. Ada cara

menurut Alkitab dalam menggambarkan kejadian terhadap Setan ketika Yesus

menyerahkan hidupNya di Kalvari. Misalnya, Alkitab bercerita bahwa melalui kematian-

Nya, Ia membuat “dia tak berdaya yang memiliki kuasa atas maut” (lihat Ibrani 2:14-15).

Sejauh mana Yesus membuat Setan tak berdaya? Jelas, Setan sama sekali bukan tanpa

kekuatan, atau jika tidak rasul Yohanes tak pernah menuliskan, “Seluruh dunia berada di

bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19, tambahkan penekanan). Menurut Ibrani 2:14-15,

Setan dibuat tak berdaya dalam hal “kuasa atas maut.” Apa artinya?

Alkitab mengacu pada tiga jenis kematian: kematian rohani, kematian tubuh, dan

kematian kedua.

Seperti kita pelajari pada bab sebelumnya, kematian kedua (atau kematian kekal)

disebutkan dalam Wahyu 2:22; 20:6, 14; 21:8, dan saat itu orang-orang tidak percaya

akan dilemparkan ke dalam lautan api.

Kematian tubuh terjadi ketika roh meninggalkan tubuh, lalu tubuh jadi tak berfungsi.

Kematian rohani menggambarkan kondisi roh manusia yang belum dilahirkan kembali

melalui Roh Kudus. Orang yang mati rohani memiliki roh yang jauh dari Allah, roh yang

memiliki perangai dosa, roh yang sebagian menyatu dengan Setan. Efesus 2:1-3 membuat

gambaran tantang orang yang mati rohani:

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu

hidup di dalam nya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati

penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara

orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara

Page 5: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak

daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang

harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Paulus menulis bahwa orang-orang Kristen di Efesus sudah mati dalam segala

pelanggaran dan dosa. Jelas ia tak menyebutkan kematian tubuh karena ia menyurati

orang-orang yang tubuhnya masih hidup. Karena itu, pastilah ia berkata bahwa mereka

sudah mati, secara rohani.

Apa yang membuat mereka mati rohani? “Berbagai pelanggaran dan dosa mereka”.

Mengingat Allah berkata kepada Adam bahwa pada hari ia tidak taat, ia akan mati (lihat

Kejadian 2:17). Allah tidak berbicara tentang kematian tubuh, tetapi kematian rohani,

karena Adam tidak mati tubuh pada hari ia memakan buah terlarang. Sebaliknya, ia mati

rohani pada hari itu, dan ia tidak mati tubuh sampai ratusan tahun kemudian.

Selanjutnya Paulus berkata bahwa jemaat Efesus, sebagai orang-orang mati rohani,

telah berjalan dalam (atau melakukan) berbagai pelanggaran dan dosa, dengan mengikuti

“arus dunia” (melakukan hal yang orang lain lakukan) dan mengikuti “penguasa di

udara.”

Siapakah “penguasa di udara”? Ialah Setan, yang memerintah wilayah kegelapan

sebagai penguasa utama atas roh-roh jahat lainnya yang menghuni udara. Roh-roh jahat

itu disebutkan dengan berbagai kedudukan dalam satu pasal kitab Efesus (Efesus 6:12).

Paulus berkata bahwa raja kegelapan ialah “roh yang kini bekerja pada anak-anak yang

tidak taat.” Ungkapan “anak-anak yang tidak taat” hanyalah gambaran lain bagi semua

orang tidak percaya, yang menekankan perangai berdosa mereka. Paulus lalu berkata

bahwa mereka “pada dasarnya adalah orang-orang yang harus dimurkai” (Efesus 2:3,

tambahkan penekanan). Dan ia berkata bahwa Setan sedang bekerja di dalam diri mereka.

Iblis Menjadi Bapa (The Devil for a Dad)

Disadari atau tidak, orang yang belum selamat sedang mengikuti Setan dan menjadi

warga kerajaan kegelapan. Mereka memiliki sifat jahat dan egois di dalam roh-roh

mereka yang mati rohani. Setan adalah tuhan dan bapa rohani mereka. Karena itu Yesus

pernah berkata kepada beberapa pemimpin agama yang belum selamat: “Iblislah yang

menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu” (Yohanes

Page 6: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

8:44).

Itulah gambaran tak menyenangkan dari orang yang belum dilahirkan kembali! Ia

hidup dalam keadaan mati rohani, penuh dengan perangai Setan, yang menuju pada

kematian fisik yang pasti datang yang sangat ditakutinya; dan apakah disadari atau tidak,

kelak ia akan mengalami kematian terburuk, kematian kekal, karena ia akan dilemparkan

ke dalam lautan api.

Yang sangat penting dipahami adalah bahwa kematian rohani, kematian fisik dan

kematian kekal adalah wujud murka Allah atas manusia yang berdosa, dan Setan

ikutserta dalam semuanya itu. Allah izinkan Setan memerintah atas kerajaan kegelapan

dan atas semua orang yang “menyukai kegelapan” (Yohanes 3:19). Sehingga, Allah

berkata kepada Setan, “Melalui kuasamu, engkau dapat menawan mereka yang tidak

berserah kepadaKu.” Setan menjadi alat murka Allah terhadap pemberontakan manusia.

Karena semua telah berdosa, semuanya ada di bawah kekuasaan Setan, yang dikuasai

oleh perangainya dalam roh-roh mereka dan tertawan untuk melakukan kehendaknya

(lihat 2 Timotius 2:26).

Tebusan untuk Keadaan Kita yang Tertawan (The Ransom for Our Captivity)

Syukur kepada Allah bahwa Ia berbelas-kasihan kepada umat manusia, dan karena

belas-kasihNya itu, tak seorangpun harus hidup tanpa belas-kasihan. Karena kematian

Yesus sebagai tebusan memenuhi tuntutan keadilan ilahi, semua yang percaya pada

Kristus dapat terhindar darii kematian rohani dan tawanan Setan karena Allah tak lagi

memurkai mereka. Ketika kita percaya pada Tuhan Yesus, Roh Kudus memasuki roh kita

dan melenyapkan perangai Setan, maka roh kita akan dilahirkan kembali (lihat Yohanes

3:1-16) dan memungkinkan kita untuk berperangai ilahi dari Allah (lihat 2 Petrus 1:4).

Kembali kepada pertanyaan awal kita. Ketika penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa

melalui kematianNya, Yesus menyebabkan “tak berdaya dia yang memiliki kuasa atas

kematian, yakni Iblis”; maksud penulis kitab Ibrani adalah bahwa kuasa kematian rohani,

yang Setan miliki atas setiap orang yang belum selamat, telah dipatahkan bagi semua

mereka yang “di dalam Kristus.” Kita dijadikan hidup secara rohani oleh karena Kristus

telah membayar hutang atas dosa-dosa kita.

Lagipula, karena kita tak lagi mati rohani dan tidak dalam kuasa Setan, tak perlu takut

akan kematian tubuh, karena kita tahu bahwa warisan yang mulia dan kekal menanti kita.

Page 7: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Akhirnya, oleh karena Yesus, kita telah dibebaskan dari penderitaan atas kematian

kedua, yakni terbebas dari pembuangan ke dalam lautan api.

Apakah Yesus mengalahkan Iblis di kayu salib? Tidak, karena tak ada peperangan

antara Yesus dan Setan. Tetapi Yesus membuat Setan tak berkuasa atas kematian rohani,

oleh mana Setan menawan orang yang belum selamat dalam dosa. Setan masih

memegang kuasa kematian rohani atas orang yang belum selamat, tetapi Setan tak

berdaya atas orang-orang yang ada di dalam Kristus.

Perlucutan terhadap Para Penguasa (The Disarming of the Powers)

Hal itu juga membantu kita untuk memahami pernyataan Paulus tentang “perlucutan

pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa” yang terdapat dalam Kolose 2:13-15:

Kamu juga, meskipun dahulu mati [secara rohani] oleh pelanggaranmu dan oleh

karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama

denganNya, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan

menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan

mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib:

Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan

mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka. (tambahkan

penekanan).

Paulus memakai metafora dalam perikop ini. Pertama, ia bandingkan perasaan

bersalah kita dengan “surat hutang”. Kristus sudah melunasi hutang yang tak sanggup

kita bayar; Ia menebus hutang-dosa kita di kayu salib.

Kedua, seperti raja-raja zaman dulu melucuti persenjataan dari musuh-musuh yang

kalah dan dengan penuh kemenangan mengarak mereka di jalan-jalan kota, sehingga

kematian Kristus adalah kemenangan atas ”pemerintah-pemerintah dan penguasa-

penguasa”, yakni roh-roh jahat kelas bawah yang memerintah manusia-manusia yang

memberontak, dengan menjadikan mereka sebagai tawanan.

Berdasarkan perikop itu, tak dapatkah kita katakan bahwa Kristus mengalahkan Setan?

Mungkin, namun ada syaratnya. Kita harus ingat bahwa pada perikop itu, Paulus menulis

dengan memakai metafora. Dan setiap metafora punya maksud, di mana kemiripan

menjadi ketidakmiripan, seperti yang kita pelajari pada bab Penafsiran Alkitab.

Page 8: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Kita harus hati-hati menafsirkan metafora Paulus pada Kolose 2:13-15. Jelas, tak ada

“surat hutang” nyata yang mencantumkan semua dosa kita yang tertulis dalam surat yang

terpaku di salib. Namun, surat itu adalah simbol perbuatan Yesus.

Demikian juga, dalam arti sebenarnya, Yesus tidak melucuti pedang dan perisai dari

roh-roh jahat yang menguasai umat manusia yang belum selamat, dan tidak mengarak

mereka di depan banyak orang di jalan-jalan. Bahasa yang Paulus pakai adalah simbol

perbuatan Yesus bagi kita. Kita ditawan oleh roh-roh jahat. Tetapi, dengan kematianNya

untuk dosa-dosa kita, Yesus membebaskan kita dari tawanan. Dalam arti sebenarnya,

Yesus tidak berperang melawan roh-roh jahat dan roh-roh itu tidak berperang

melawanNya. Dengan persetujuan Allah, roh-roh jahat itu menguasai seluruh kehidupan

kita. ”Peralatan perang” roh-roh itu diarahkan ke kita, bukan kepada Kristus. Tetapi,

Yesus “melucuti” roh-roh itu. Roh-roh itu tak dapat menawan kita lebih lama lagi.

Janganlah pikir bahwa ada peperangan selama berabad-abad lamnya antara Yesus dan

roh-roh jahat dari Setan, dan akhirnya Yesus memenangkan peperangan di atas salib. Jika

kita berkata bahwa Yesus mengalahkan Iblis, yakinlah bahwa kita mengerti bahwa Ia

mengalahkan Iblis untuk kita, dan bukan untuk diriNya.

Saya pernah mengejar seekor anjing yang menakuti bayi perempuan saya di halaman

rumah. Dapat dikatakan, saya mengalahkan anjing itu, tetapi harap anda pahami bahwa

anjing itu bukan ancaman bagi saya, tetapi bagi anak saya. Sama halnya dengan Yesus

dan Setan. Yesus mengusir Setan, yang tak menghiraukan Dia, agar menjauhi kita.

Bagaimana Ia mengusir Setan? Ia melakukannya dengan menanggung hukuman atas

dosa-dosa kita, sehingga kita terbebas dari perasaan bersalah di hadapan Allah, dan kita

terbebas dari murka Allah; dan roh-roh jahat, yang Allah izinkan untuk memperbudak

manusia yang suka berontak, tak lagi berhak memperbudak kita. Puji Tuhan untuk itu!

Dengan demikian kita menuju ke tempat yang tepat untuk menguji mitos kedua.

Mitos #2: “Ada peperangan yang terus-menerus dalam alam roh antara para

malaikat Tuhan dan para malaikat Setan. Hasil peperangan itu ditentukan oleh

peperangan rohani.”

Kita sudah belajar dari kitab Wahyu bahwa suatu hari akan ada perang di sorga antara

Mikhael yang dibantu para malaikatnya dan Setan yang dibantu para malaikatnya. Juga,

Page 9: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

hanya ada satu perang malaikat yang Alkitab sebutkan, yakni dalam Daniel pasal 10.1

Daniel berkata bahwa ia sedang berduka selama tiga minggu di tahun ketiga

pemerintahan raja Sirus dari Persia, ketika muncul seorang malaikat kepadanya di pinggir

Sungai Tigris. Kunjungan malaikat itu hendak memberi pemahaman kepada Daniel

tentang masa depan Israel, dan kita sudah pelajari perkataan kepada Daniel pada bab

sebelumnya tentang Pengangkatan dan Akhir Zaman. Selama percakapan antara Daniel

dan malaikat tanpa nama itu, malaikat itu berkata kepada Daniel:

Lalu katanya kepadaku: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan

perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan

untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena

perkataanmu itu. Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari

lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-

pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana

berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (Daniel 10:12-13, tambahkan

penekanan).

Daniel paham bahwa doanya telah didengar tiga minggu sebelum pertemuannya

dengan malaikat itu, tetapi malaikat itu membutuhkan waktu tiga minggu untuk menemui

Daniel. Penundaan kedatangan malaikat itu disebabkan oleh perlawanan “pemimpin

kerajaan orang Persia”. Tetapi, malaikat itu sanggup melewatinya ketika Mikhael, “salah

seorang penghulu malaikat”, datang membantunya.

Ketika malaikat hampir saja meninggalkan Daniel, malaikat itu berkata kepadanya,

Lalu katanya: "Tahukah engkau, mengapa aku datang kepadamu? Sebentar lagi aku

kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai

1 Ada dua kemungkinan keberatan yang dijawab: (1) Yudas menyebutkan perselisihan antara Mikhael dan

Setan tentang mayat Musa, namun tak ada sebutan peperangan sebenarnya. Kenyataannya, Yudas menyatakan kepada kita bahwa Mikhael “tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!” (Yudas 1:9). (2) Ketika Elisa dan hambanya dikepung oleh tantara Siria di kota Dotan, Elisa berdoa kepada Allah untuk membukakan mata hamba itu (2 Raja-Raja 6:15-17). Dengan demikian, hambanya melihat “kuda-kuda dan kereta-kereta yang berhiaskan api” yang kita asumsikan dinaikkan dan ditaklukkan dan diduduki oleh pasukan para malaikat di dalam alam roh. Tetapi, itu bukanlah indikasi pasti bahwa para malaikat sudah atau hampir saja terlibat peperangan dengan para malaikat Setan. Malaikat-malaikat kadang-kadang dipakai oleh Allah untuk melaksanakan murkaNya melawan orang-orang jahat, sebuah contih adalah pembunuhan 185,000 tentara Asyur oleh seorang malaikat, yang dicatat dalam 2 Raja-Raja 19:35.

Page 10: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang. Namun demikian, aku akan

memberitahukan kepadamu apa yang tercantum dalam Kitab Kebenaran. Tidak ada

satupun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali

Mikhael, pemimpinmu itu (Daniel 10:20-21).

Beberapa fakta menarik dapat dipelajari dari perikop Alkitab di atas. Kita bisa pahami

lagi bahwa para malaikat Allah tidak maha-kuasa, dan mereka bisa ikut memerangi para

malaikat jahat.

Kedua, kita pahami bahwa beberapa malaikat (seperti Mikhael) lebih kuat

dibandingkan malaikat-malaikat lain (seperti malaikat yang berbicara kepada Daniel).

Pertanyaan yang Tak Sanggup Dijawab (Questions for Which We Have No

Answers)

Kita bisa bertanya “Mengapa Allah tidak mengutus Mikhael dengan pesan untuk

Daniel pertama-tama sehingga tak terjadi penundaan tiga minggu?” Faktanya, Alkitab

tidak menyatakan penyebab Allah mengutus malaikat yang Ia tahu pasti tak akan sanggup

mengalahkan “pemimpin orang Persia” tanpa bantuan Mikhael. Nyatanya, kita tak tahu

mengapa Allah memakai siapapun malaikat untuk membawa pesan kepada seseorang!

Mengapa tidak Ia pergi secara pribadi, atau berbicara langsung kepada Daniel, atau

membawa sementara Daniel ke sorga untuk berkata kepadanya? Entahlah.

Tetapi apakah perikop itu membuktikan bahwa ada peperangan yang berkelanjutan

dalam alam roh antara para malaikat Allah dan para malaikat Setan? Tidak, terbukti

bahwa, ribuan tahun lalu terjadi satu kali peperangan selama tiga minggu antara salah

satu malaikat lemah dari Allah dan salah satu malaikat Setan yang bernama “pemimpin

kerajaan orang Persia”; peperangan itu, jika Allah kehendaki, tak akan mungkin pernah

terjadi. Satu-satunya peperangan malaikat yang disebutkan dalam seluruh Alkitab adalah

peperangan nanti di sorga, yang terdapat dalam kitab Wahyu. Hanya itu. Mungkin sudah

ada peperangan lain antar malaikat, tetapi kita hanya bisa menduga begitu.

Mitos Berdasarkan Mitos (A Myth Based Upon a Myth)

Apakah kisah Daniel dan pemimpin kerajaan orang Persia membuktikan bahwa

peperangan rohani kita dapat menentukan hasil peperangan malaikat? Lagi-lagi, ide itu

berasumsi (berdasarkan beberapa ayat Alkitab) bahwa ada peperangan malaikat yang

Page 11: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

rutin terjadi. Kita menduga bahwa, ya, sering terjadi peperangan malaikat. Apakah kisah

Daniel itu membuktikan bahwa peperangan rohani kita dapat menentukan hasil

peperangan malaikat yang mungkin benar-benar terjadi?

Pertanyaan yang sering diajukan oleh mereka yang menyampaikan mitos itu adalah,

“Bagaimana bila Daniel berhenti mencari Tuhan setelah sehari?” Tentu, jawaban atas

pertanyaan itu tak seorangpun tahu, karena faktanya Daniel tidak berhenti mencari Allah

dalam doa sampai tibanya malaikat yang tak bernama itu. Implikasi pertanyaan itu adalah

memberikan keyakinan kepada kita bahwa melalui peperangan rohani yang terus

berlanjut, Daniel adalah kunci kepada terobosan dari malaikat yang tak bernama di surga.

Jika Daniel berhenti berperang secara rohani, tampaknya malaikat itu tak pernah berhasil

mengalahkan pemimpin kerajaan orang Persia itu. Mereka yang menyampaikan mitos

ingin agar kita percaya bahwa kita, seperti Daniel, harus terus melakukan peperangan

rohani, atau jika tidak malaikat jahat dapat mengalahkan salah satu malaikat Allah.

Pertama, saya tekankan bahwa Daniel tidak “melakukan peperangan rohani”—ia

sedang berdoa kepada Allah. Tak ada sebutan tentang Daniel yang berkata sesuatu

kepada para malaikat setan, atau mengikat mereka, atau “berperang” melawan mereka.

Nyatanya, Daniel tak tahu bahwa ada peperangan malaikat yang terus-menerus sampai

tiga minggu berlalu dan malaikat yang tak bernama itu muncul kepadanya. Selama tiga

minggu, Ia berpuasa dan mencari Allah.

Jadi, kita ungkapkan kembali pertanyaan itu: Jika Daniel berhenti berdoa dan mencari

Allah setelah satu atau dua hari, apakah malaikat tak bernama itu gagal membawa pesan

Allah kepadanya? Entahlah. Tetapi, saya tekankan bahwa malaikat tak bernama itu tak

pernah berkata kepada Daniel, “Adalah baik anda terus berdoa, jika tidak anda tidak akan

pernah berhasil.” Malaikat itu berterima kasih kepada Mikhael atas terobosannya.

Jelaslah, Allah mengutus malaikat tak bernama itu dan Mikhael, dan Ia mengutus mereka

untuk menjawab doa Daniel untuk memahami apa yang akan terjadi nanti bagi Israel.

Kita asumsikan bahwa jika Daniel berhenti berpuasa atau mencari Allah, Allah akan

berkata, “O.K. kalian berdua malaikat, Daniel telah berhenti berpuasa dan berdoa, jadi

meskipun saya utus salah satu dari kalian untuk membawa pesan kepadanya pada hari

pertama ia mulai berdoa, lupakan penyampaian pesan itu kepada Daniel. Tampaknya tak

akan pernah ada pasal 11 atau pasal 12 dalam kitab Daniel.”

Page 12: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Daniel bertekun dalam doa (bukan “peperangan rohani”), dan Allah menjawab doanya

dan mengutus para malaikat. Kita juga harus tekun berdoa kepadaNya, dan jika Allah

menghendakinya, jawaban bisa tiba-tiba muncul dengan bantuan malaikat. Tetapi jangan

lupa, ada banyak contoh malaikat yang membawa pesan-pesan penting kepada orang-

orang dalam Alkitab di mana tak disebutkan ada orang yang berdoa, yang tak sebanding

dengan doa tiga minggu.2 Kita perlu tetap seimbang. Lagipula, ada bagian-bagian contoh

malaikat yang menyampaikan pesan kepada orang-orang dalam Alkitab yang tidak

menyebutkan malaikat dalam perjalanan dari sorga yang harus berperang melawan

malaikat Setan. Para malaikat Tuhan itu bisa saja memerangi para malaikat jahat untuk

menyampaikan pesan-pesan, tetapi jika mereka melakukannya, kita tak tahu tentang itu,

karena Alkitab tidak mengatakannya.

Jadi kita lanjutkan ke mitos ketiga yang diyakini banyak orang.

Mitos #3: “Ketika Adam Jatuh, Setan Mengambil Hak Adam untuk

Mengendalikan Dunia.”

Apa sebenarnya yang terjadi pada Setan saat manusia jatuh dalam dosa? Sebagian

orang menganggap bahwa Setan mendapat promosi besar ketika Adam jatuh. Kata

mereka, Adam adalah “allah asli dunia ini”, tetapi ketika Adam jatuh dalam dosa, Setan

menduduki posisi itu, sehingga memberinya hak untuk melakukan semaunya di bumi.

Bahkan Allah konon tak kuasa untuk menghentikannya sejak itu, karena Adam memiliki

“hak legal” untuk memberikan posisinya kepada Setan, dan Allah harus menghormati

perjanjianNya dengan Adam yang kini menjadi milik Setan. Setan konon memiliki “hak

Adam”, dan Allah tak sanggup menghentikan Setan sampai “hak Adam habis.”

Benarkah teori itu? Apakah Setan mendapatkan “hak Adam” ketika manusia jatuh

dalam dosa?

Tentu tidak. Setan tak mendapatkan apa-apa ketika manusia jatuh dalam dosa kecuali

kutukan dari Allah dan janji ilahi penghancuran total.

Faktanya, Alkitab tak pernah berkata bahwa Adam adalah “allah asli dunia ini.”

Kedua, Alkitab tak pernah berkata bahwa Adam mempunyai hak legal untuk memberikan

kuasa kepada siapapun. Ketiga, Alkitab tak pernah berkata bahwa Adam memiliki hak

2 Lihat, misalnya, Matius 1:20; 2:13, 19; 4:11; Lukas 1:11-20, 26-38.

Page 13: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

yang kelak akan berakhir. Semua ide itu tidak Alkitabiah.

Apa kuasa yang dimiliki oleh Adam dari awal? Dalam kitab Kejadian, Allah berkata

kepada Adam dan Hawa untuk “beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi

dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan

atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:28, tambahkan penekanan).

Allah tak berkata apapun kepada Adam tentang menjadi seorang “allah” atas bumi,

atau ia dapat mengendalikan segala sesuatu, seperti cuaca, dan semua orang nanti yang

akan dilahirkan, dan seterusnya. Allah memberikan kuasa kepada dua manusia pertama --

Adam dan Hawa-- atas ikan-ikan, burung-burung dan hewan-hewan dan memerintahkan

semuanya untuk memenuhi dan menaklukkan bumi.

Ketika Allah berbicara tentang penghukuman atas manusia, Ia tak berkata apapun

tentang Adam yang kehilangan posisinya sebagai “allah dunia ini.” Dan, Ia tak berkata

apapun kepada Adam atau Hawa tentang kehilangan kuasa atas ikan-ikan, burung-burung

dan hewan-hewan. Kenyataannya, saya anggap bahwa umat manusia jelas masih

memiliki kuasa atas ikan-ikan dan burung-burung dan “setiap mahluk yang merayap.”

Manusia masih memenuhi bumi dan menaklukkannya. Ketika jatuh dalam dosa, Adam

tidak kehilangan kuasa aslinya yang diberikan oleh Allah.

Apakah Setan bukan “Allah Dunia Ini”? (Isn’t Satan “God of This World”?)

Tidakkah Paulus menyebut Setan sebagai “allah dunia ini”, dan Yesus menyebutnya

sebagai “penguasa dunia ini”? Ya, betul, tetapi baik Paulus maupun Yesus tak membuat

isyarat bahwa Adam dulunya adalah “allah dunia ini” atau bahwa Setan mendapatkan

sebutan itu dari Adam ketika ia jatuh.

Tambahan pula, sebutan Setan sebagai “allah dunia ini” tak membuktikan bahwa Setan

dapat melakukan sesuatu yang ia mau di bumi atau tak membuktikan bahwa Allah tak

berdaya menghentikannya. Yesus berkata, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di

sorga dan di bumi” (Matius 28:18, tambahkan penekanan). Jika Yesus memiliki segala

kuasa di bumi, maka Setan dapat bekerja hanya atas izinNya.

Siapa yang memberikan semua kuasa di sorga dan di bumi kepada Yesus? Allah Bapa

Sendiri yang memilikinya untuk diberikan pada Yesus. Itu sebabnya Yesus berbicara

tentang Bapanya sebagai “Tuhan langit dan bumi” (Matt 11:25; Lukas 10:21, tambahkan

penekanan). Allah sudah memiliki semua kuasa atas bumi sejak Ia menciptakannya.

Page 14: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Awalnya Ia memberikan sedikit kuasa kepada manusia, dan umat manusia tak pernah

kehilangan apa yang telah Allah berikan sejak awal.

Ketika Alkitab berbicara tentang Setan, allah atau penguasa dunia ini, itu berarti

orang-orang dunia (yang belum lahir kembali) sedang mengikuti Setan. Setan adalah

oknum yang dilayani oleh orang-orang dunia, apakah mereka sadari atau tidak. Ia adalah

allah mereka.

Tawaran Harta Milik dari Setan (Setan’s Real-Estate Offer?)

Teori Setan-Menang didasarkan pada kisah pencobaan Setan terhadap Yesus di padang

gurun, yang dicatat oleh Matius dan Lukas. Kita perhatikan kisahnya dalam kitab Lukas,

untuk memahami apa yang dapat kita pelajari:

Kemudian ia [Setan] membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam

sekejap mata ia memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia. Kata Iblis

kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,

sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada

siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu

akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau

harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau

berbakti!" (Lukas 4:5-8).

Apakah kejadian itu membuktikan bahwa Setan mengendalikan segala sesuatu di

dunia, ataukah Adam menyerahkan kuasa itu kepadanya, atau Allah tak berdaya

menghentikan Iblis? Tidak, demi berbagai alasan.

Pertama, kita harus hati-hati mendasarkan teologi kita pada pernyataan seseorang yang

Yesus sebut sebagai “bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Setan terkadang mengatakan

kebenaran, tetapi dalam hal ini, kita harus hati-hati, karena perkataan Setan tampak

bertentangan dengan apa yang Allah sudah katakan.

Pasal keempat kitab Daniel mengisahkan penghinaan Nebukadnezar, raja yang sangat

menyombongkan posisi dan prestasinya, yang diberitahu oleh nabi Daniel bahwa ia akan

diberikan pikiran hewan sampai ia mengakui bahwa “Yang Mahatinggi berkuasa atas

kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (Daniel

4:25, tambahkan penekanan). Empat kali pernyataan yang sama itu dibuat terkait dengan

Page 15: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

kisah tersebut, dengan menekankan arti pentingnya (lihat Daniel 4:17, 25, 32; 5:21).

Perhatikan bahwa Daniel berkata, “Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia.”

Bukankah itu menunjukkan bahwa Allah mengendalikan bumi?

Perhatikan, klaim Daniel tampak bertentangan langsung dari perkataan Setan kepada

Yesus. Daniel berkata bahwa Allah “memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-

Nya”, dan Setan berkata, “aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki”

(Lukas 4:6).

Jadi siapa yang akan anda percaya? Secara pribadi, saya mempercayai Daniel.

Tetapi, mungkin saja Setan berkata benar —jika diperhatikan apa yang dikatakannya

dari sudut yang berbeda.

Setan adalah “ilah dunia ini”, yang berarti Setan memerintah atas kerajaan kegelapan,

yang termasuk orang-orang di setiap bangsa yang memberontak melawan Allah. Alkitab

menyatakan bahwa “seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19).

Ketika Setan mengklaim bahwa ia sanggup memberikan kuasa atas kerajaan-kerajaan di

bumi kepada siapapun yang ia inginkan, ia bisa saja berbicara tentang wilayahnya

sendiri, kerajaan kegelapan, yang terdiri dari sub-sub kerajaan yang sama dengan

kerajaan-kerajaan geopolitik. Kita tahu dari Alkitab bahwa Setan memiliki beberapa

tingkatan roh-roh jahat yang olehnya ia memerintah kerajaannya (lihat Efesus 6:12), dan

kita dapat berasumsi bahwa Setan meninggikan atau merendahkan roh-roh itu di dalam

tingkatannya, karena Setanlah yang memimpin. Dalam hal itu, Setan menawarkan kepada

Yesus jabatan roh jahat nomor dua —setelah dirinya—untuk membantunya memerintah

dalam kerajaan kegelapan. Yang Yesus harus lakukan adalah tunduk kepada Setan dan

menyembahnya. Puji Tuhan, Yesus lolos dari kesempatan itu demi mendapatkan

“kemajuan.”

Siapa Pemberi Kuasa kepada Setan? (Who Gave Setan His Authority?)

Lalu, bagaimana dengan klaim Setan bahwa kuasa kerajaan-kerajaan telah

“diserahkan” kepadanya?

Kemungkinan besar Setan berdusta. Misalkan kita anggap Setan berkata benar.

Perhatikan, Setan tidak berkata bahwa Adam telah menyerahkan kuasa itu kepadanya.

Seperti sudah kita lihat, Adam tak mungkin menyerahkan kuasa itu kepada Setan karena

Adam tak pernah memiliki kuasa untuk diberikan. Adam memerintah ikan-ikan, burung-

Page 16: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

burung dan hewan-hewan, bukan kerajaan-kerajaan. (Nyatanya, tak ada kerajaan orang-

orang yang memerintah ketika Adam jatuh dalam dosa). Lagipula, jika Setan

menawarkan kekuasaan kepada Yesus atas kerajaan kegelapan, yang terdiri dari semua

roh jahat dan orang yang belum selamat, jadi Adam tak mungkin menyerahkan

kekuasaan itu kepada Setan. Setan menguasai para malaikat yang jatuh sebelum Adam

diciptakan.

Setan mungkin ingin agar semua orang di dunia menyerahkan kekuasaan mereka

kepadanya, ketika mereka tidak berserah kepada Allah sehingga, sadar atau tak sadar,

mereka tunduk kepadanya.

Kemungkinan lain adalah Allah menyerahkan kekuasaan kepadanya. Menurut Alkitab,

besar kemungkinan Allah berkata kepada Setan, “Aku izinkan engkau dan roh-roh

jahatmu untuk menguasai setiap orang yang tidak berserah kepadaKu.” Tampaknya sulit

dipahami sekarang, tetapi nanti akan terlihat bahwa mungkin itulah penjelasan terbaik

mengenai klaim Setan. Jika Allah benar-benar adalah “penguasa atas kerajaan manusia”

(Daniel 4:25), maka setiap kuasa yang Setan miliki atas manusia pasti telah diberikan

oleh Allah.

Setan hanya memerintah kerajaan kegelapan atau juga “kerajaan pemberontakan.”

Setan memerintah kerajaan itu sejak ia diusir dari sorga, sebelum Adam jatuh dalam

dosa. Sampai Adam jatuh dalam dosa, kerajaan kegelapan berisikan para malaikat

pemberontak. Tetapi ketika Adam berdosa, ia bergabung dengan kerajaan

pemberontakan, dan Kerajaan Setan sejak itu melibatkan para malaikat pemberontak dan

para manusia pemberontak.

Setan berkuasa atas wilayah kegelapan sebelum Adam diciptakan, dan jangan pikir

bahwa ketika Adam jatuh dalam dosa, Setan mendapatkan sesuatu yang Adam miliki

sebelumnya. Ketika Adam berbuat dosa, ia tergabung dalam kerajaan pemberontakan

yang sudah ada, yakni kerajaan yang diperintah oleh Setan.

Apakah Allah Terkejut oleh Kejatuhan Manusia? (Was God Surprised by the

Fall?)

Kesalahan lain dari teori “Setan Menang” ialah teori itu menjadikan Allah tampak

agak bodoh, seolah-olah Ia tak siap dengan kejatuhan manusia dalam dosa dan akibatnya

Ia dalam ketidakpastian. Apakah Allah tak tahu bahwa Setan akan mencobai Adam dan

Page 17: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Hawa sehingga mereka jatuh dalam dosa? Jika Allah maha-tahu, dan memang Ia

mahatahu, pastilah Ia tahu apa yang akan terjadi. Itu sebabnya Alkitab nyatakan bahwa Ia

berencana untuk menebus umat manusia bahkan sebelum Ia menciptakan umat manusia

(lihat Matius 25:34; Kisah Para Rasul 2:2-23; 4:2728; 1 Korintus 2:7-8; Efesus 3:8-11; 2

Timotius 1:8-10; Wahyu 13:8).

Allah menciptakan Iblis dan tahu bahwa ia akan jatuh, dan Ia ciptakan Adam dan

Hawa, dan Ia tahu bahwa mereka akan jatuh. Tentunya tak ada cara Setan dapat menipu

Allah dan mendapatkan sesuatu yang Allah tidak mau dimiliki oleh Setan.

Apakah dapat dikatakan Allah ingin Setan menjadi “allah dunia ini?” Ya, selama

sesuai dengan tujuan ilahiNya. Jika Allah tak ingin Setan bekerja, Ia akan

menghentikannya. Seperti dalam Wahyu 20:1-2, suatu hari Ia akan menghentikan

pekerjaan Setan.

Tetapi saya tak bermaksud bahwa Allah ingin siapapun tetap dalam penguasaan Setan.

Allah ingin setiap orang diselamatkan dan menghindari wilayah Setan (Kisah Para Rasul

26:18; Kolose 1:13; 1 Tim.2:3-4; 2 Petrus 3:9). Namun Allah izinkan Setan memerintah

setiap orang yang mencintai kegelapan (lihat Yohanes. 3:19), yakni orang-orang yang

terus memberontak melawanNya.

Tetapi tidakkah ada sesuatu yang dapat kita lakukan untuk membantu orang-orang

agar mengindari kerajaan kegelapan Setan? Ya, kita dapat berdoa bagi mereka dan

menyerukan mereka untuk bertobat dan mempercayai Injil (seperti perintah Yesus kepada

kita). Jika mereka melakukan hal itu, mereka akan dilepaskan dari kuasa Setan. Tetapi

kita keliru bila berpikir bahwa kita dapat “menarik” roh-roh jahat yang mencengkeram

orang-orang. Jika orang-orang ingin tinggal dalam kegelapan, Allah akan membiarkan

mereka. Yesus berkata kepada murid-muridNya bahwa jika orang-orang di kota-kota

tertentu tidak menerima pesan mereka, mereka harus mengebaskan debu dari kaki mereka

dan pergi ke kota lain (Matt 10:14). Ia tidak berkata agar mereka tetap tinggal dan

menarik belenggu-belenggu di atas kota itu sehingga orang-orang akan lebih mudah

menerima pemberitaan Injil. Allah izinkan roh-roh jahat membelenggu orang-orang yang

menolak bertobat dan berbalik kepadaNya.

Bukti Lain tentang Kekuasaan Tertinggi Allah atas Setan (Further Proof of

God’s Supreme Authority Over Satan)

Page 18: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Ada banyak ayat lain dalam Alkitab yang membuktikan bahwa Allah tak kehilangan

kendali atas Setan ketika manusia jatuh dalam dosa. Alkitab berkali-kali menegaskan

bahwa Allah selalu dan akan selalu mengendalikan Setan. Iblis hanya dapat melakukan

hal yang Allah izinkan. Perhatikanlah beberapa ilustrasi Perjanjian Lama tentang fakta

itu.

Dua pasal pertama kitab Ayub membahas contoh klasik kuasa Allah atas Setan. Dalam

dua pasal itu, kita baca tentang Setan yang menuduh Ayub, di hadapan tahta Allah. Ayub

tetap menaati Allah lebih dari siapapun di atas bumi pada saat itu dan, karena itu, Setan

membidiknya. Allah tahu Setan telah “memperhatikan” Ayub (Ayub 1:8, lihat catatan

pinggir dalam Alkitab versi NASB), dan Ia mendengarkan ketika Setan menuduh Ayub

melayaniNya hanya karena semua berkat yang dinikmatinya (lihat Ayub 1:9-12).

Setan berkata bahwa Allah telah menaruh pagar di sekeliling Ayub dan meminta agar

Ia menjauhkan berkat-berkat Ayub. Sehingga, Allah izinkan Setan untuk membuat Ayub

menderita sampai batas tertentu. Awalnya, Setan tak dapat menyentuh tubuh Ayub.

Kemudian, Allah izinkan Setan membuat badan Ayub menderita, namun Ia melarang

Setan untuk membunuhnya (Ayub 2:5-6).

Perikop itu dalam Alkitab jelas membuktikan bahwa Setan tak dapat berbuat apapun

yang ia inginkan. Ia tak dapat menyentuh harta-milik Ayub sampai Allah izinkan. Ia tak

dapat mencuri kesehatan Ayub sampai Allah mengizinkannya. Dan ia tak dapat

membunuh Ayub karena Allah tidak akan izinkan.3 Allah mengendalikan Setan, bahkan

sejak zaman kejatuhan Adam.

Roh Jahat Saul “Dari Allah” (Saul’s Evil Spirit “From God”)

Ada beberapa contoh dalam Perjanjian Lama di mana Allah memakai roh-roh jahat

dari Setan sebagai agen-agen kemarahanNya. Bacalah 1 Samuel 16:14: “Tetapi Roh

TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari

pada TUHAN.” Situasi ini terjadi karena pendisiplinan dari Allah atas Raja Saul yang

3 Seluruh perikop ini juga menjadi bukti bahwa Ayub tidak “membuka pintu kepada Setan melalui rasa

takutnya”, sebuah mitos yang diyakini oleh beberapa orang. Allah Sendiri berkata kepada Setan mengenai Ayub dalam Ayub 2:3: “Ia [Ayub] tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan." (tambahkan penekanan). Saya bahas hal ini secara rinci dalam buku saya berjudul, God’s Tests, halaman 175-181, yang juga dapat dibaca dalam Bahasa Inggris pada situs kami www.shepherdserve.org.

Page 19: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

tidak taat.

Pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan frase “roh jahat dari Allah”? Apakah

artinya bahwa Allah mengutus roh jahat yang hidup denganNya di sorga, atau apakah

artinnya bahwa Allah secara berdaulat mengizinkan salah satu roh jahat Setan untuk

membuat raja Saul menderita? Menurut saya, sebagian besar orang Kristen cenderung

menerima kemungkinan kedua dengan dukungan bagian lain dalam Alkitab. Alasan

Alkitab berkata bahwa roh jahat berasal “dari Allah ” adalah karena gangguan roh jahat

merupakan hasil langsung dari tindakan pendisiplinan Allah terhadap Saul. Jadi, kita

mengerti bahwa roh-roh jahat ada di bawah kendali Allah yang berdaulat.

Kita baca Hakim-Hakim 9:23, “maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara

Abimelekh dan warga kota Sikhem”, agar penghukuman Allah menimpa mereka karena

segala perbuatan jahat mereka. Semangat jahat ini bukan dari sorga Allah, tetapi dari

wilayah Setan, dan roh jahat itu diizinkan mengerjakan rencana-rencana jahat melawan

orang-orang tertentu yang layak mendapatkannya. Roh-roh jahat tak sanggup

mengerjakan rencana-rencana jahat melawan siapapun tanpa persetujuan Allah. Jika tidak

demikian, maka Allah tidaklah maha-kuasa. Jadi, sekali lagi dapat disimpulkan bahwa

ketika Adam jatuh dalm dosa, Setan tidak mendapatkan kuasa di luar kendali Allah.

Contoh Kuasa Allah atas Setan dalam Perjanjian Baru (New Testament

Examples of God’s Power Over Satan)

Perjanjian Baru memberi bukti tambahan yang menyangkal teori Setan-Menang.

Misalnya, Lukas 9:1, “Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan

“tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan.…”. Dan juga dalam

Lukas 10:19, kata Yesus kepada mereka, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa

kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan

musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” (tambahkan penekanan).

Jika Yesus memberikan mereka kuasa atas semua kuasa Setan, Ia Sendiri mula-mula

pasti telah memiliki kuasa itu. Setan ada di bawah kuasa Allah.

Kemudian dalam Injil Lukas, Yesus yang berkata kepada Petrus, “Simon, Simon, lihat,

Page 20: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum” (Lukas 22:31).4 Teks ini

menunjukkan bahwa Setan tak sanggup menampi Petrus tanpa mendapat persetujuan

lebih dulu dari Allah. Lagi-lagi Setan ada di bawah kendali Allah.5

Masa Penahanan Setan selama Seribu Tahun (Satan’s Thousand-Year Prison

Term)

Ketika kita baca tentang Setan yang dirantai oleh seorang malaikat dalam Wahyu 20,

tak ada sebutan habisnya hak Adam. Alasan perantaian Setan adalah “supaya ia jangan

lagi menyesatkan bangsa-bangsa” (Wahyu 20:3).

Hal yang menarik, setelah Setan dirantai selama 1000 tahun, ia akan dilepaskan dan

“dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi” (Wahyu

20:8). Bangsa-bangsa yang tertipu kemudian akan mengumpulkan tantara-tentaranya

untuk menyerang Yerusalem, di mana Yesus akan memerintah. Ketika mereka telah

mengepung kota itu, api akan turun dari sorga dan “menghanguskan mereka” (Wahyu

20:9).

Apakah ada orang yang begitu bodoh berkata bahwa hak Adam termasuk satu periode

waktu akhir singkat setelah 1000 tahun, sehingga Allah harus melepaskan Setan demi

alasan tersebut? Ide tersebut aneh.

Pelajaran dari bagian Alkitab itu adalah bahwa Allah memegang kendali penuh atas

Iblis dan mengizinkannya untuk menipu demi menggenapi maksud-maksud ilahiNya.

Selama pemerintahan Yesus seribu tahun nanti, Setan tidak akan bekerja, tak sanggup

menipu siapapun. Tetapi, akan ada orang-orang di bumi yang hanya taat dari segi luar

pada masa pemerintahan Kristus, tetapi di dalam diri mereka akan senang menyaksikan

kejatuhan Dia. Namun, mereka tidak akan coba memberontak karena mereka tak punya

kesempatan untuk menjatuhkan Dia yang akan “menggembalakan dengan gada besi”

(Wahyu 19:15).

Tetapi ketika Setan dibebaskan, ia akan sanggup menipu orang-orang mereka yang

membenci Kristus dalam hati mereka, dan mereka dengan bodoh akan berupaya berbuat

4 Lebih jelas, kita lihat dalam Alkitab versi New American Standard Bible/NASB, Lukas 22:31 ini berbunyi

"Simon, Simon, behold, Satan has demanded {permission} to sift you like wheat, yang terjemahannya menjadi “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut [izin] untuk menampi kamu seperti gandum”

5 Lihat juga 1 Korintus 10:13, yang menunjukkan bahwa Allah membatasi pencobaan kita, yang menunjukkan bahwa Ia membatasi si pencoba.

Page 21: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

hal yang mustahil. Ketika Setan diizinkan untuk menipu calon pemberontak, kondisi hati

orang-orang akan terungkap, dan kemudian Allah akan menghakimi mereka yang tidak

layak untuk hidup dalam kerajaanNya.

Tentu saja, hal itu menjadi salah-satu sebab mengapa Allah izinkan Setan untuk

menipu orang-orang kini. Kita nanti selidiki maksud-maksud Allah terhadap Setan, tetapi

cukup dikatakan bahwa Allah tak ingin siapapun untuk tetap tertipu. Tetapi, Ia benar-

benar ingin tahu yang di dalam hati setiap orang. Setan tak sanggup menipu orang yang

tahu dan percaya kebenaran. Tetapi Allah izinkan Iblis untuk menipu orang yang

menolak kebenaran, oleh karena hati mereka yang degil.

Tentang waktu anti-Kristus, Paulus menulis:

Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan diri nya, tetapi Tuhan

Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya,

kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan

akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,

dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena

mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan

mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang

menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang

tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. (2 Tesalonika 2:8-12,

tambahkan penekanan).

Perhatikan bahwa Allah mendapatkan pujian karena Ia mengirimkan “pengaruh yang

menyesatkan agar mereka dapat mempercayai yang sesat.” Tetapi perhatikan juga bahwa

orang-orang yang akan ditipu adalah mereka yang “tak percaya kebenaran”; ini

menunjukkan bahwa mereka punya kesempatan, tetapi masih menolak Injil. Allah akan

izinkan Setan untuk memakai anti-Kristus dengan tanda-tanda mujizat palsu sehingga

para penolak Kristus akan tertipu, dan tujuan akhir Allah adalah agar “mereka semua

dapat diadili.” Karena itulah, Allah izinkan Setan menipu orang-orang sekarang ini.

Jika Allah tak punya alasan untuk mengizinkan Setan bekerja di bumi, Ia dapat saja

mengusirnya ke tempat lain di alam semesta ketika ia jatuh. Dalam 2 Petrus 2:4, ada

malaikat-malaikat tertentu yang berdosa yang Allah sudah buang ke neraka dan sudah

pasti mesuk ke “lubang-lubang kegelapan, yang disediakan untuk penghukuman.” Allah

Page 22: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

yang Mahakuasa bisa saja melakukan hal yang sama kepada Setan dan malaikatnya jika

itu sesuai dengan maksud ilahiNya. Tetapi, untuk sejenak, Allah punya alasan baik untuk

mengizinkan Setan dan para malaikatnya untuk bekerja di bumi.

Ketakutan Roh-Roh Jahat akan Penyiksaan (The Demons’ Fear of Torment)

Ketika kita selesai menyelidiki mitos di atas, contoh akhir dalam Alkitab adalah kisah

orang-orang yang kerasukan di Gadara:

SetibaNya [Yesus] di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari

pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat

berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka

itupun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah

Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" (Matius 8:28-29,

tambahkan penekanan).

Para pendukung teori Setan-Menang sering memakai kisah di atas untuk mendukung

ide-ide mereka. Kata mereka, “roh-roh jahat itu muncul di hadapan penghakiman Yesus.

Mereka tahu Ia tak berhak menyiksa mereka sebelum hak Adam habis masa, ketika

mereka dan Setan akan dilempar ke lautan api untuk disiksa siang dan malam

selamanya.”

Tetapi yang benar adalah sebaliknya. Roh-roh jahat itu tahu Yesus punya kuasa dan

hak untuk menyiksa mereka kapanpun Ia mau, sebagai alasan mereka memohon

kepadaNya agar berbelas-kasihan. Mereka sangat takut karena Anak Allah dapat

mengirim mereka untuk segera disiksa. Lukas menyatakan bahwa mereka sangat

memohon kepadaNya “untuk tidak memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut”

(Lukas 8:31). Jika Yesus tak punya hak karena mungkin ada hak Iblis, mereka tidak akan

peduli sama sekali.

Roh-roh jahat itu tahu bahwa mereka memerlukan belas-kasihan Yesus, sesuai

gambaran melalui permohonan roh-roh itu agar tidak diusir keluar dari daerah itu

(Markus 5:10), permohonan roh-roh itu untuk dibiarkan memasuki kawanan babi

(Markus 5:12), permohonan roh-roh itu untuk tidak dilempar ke “jurang maut” (Lukas

8:31), dan permohonan roh-roh itu agar Kristus tidak menyiksa mereka sebelum

“waktunya.”

Page 23: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Mitos #4: “Setan, sebagai ‘allah dunia ini’ mengendalikan segala sesuatu di bumi,

termasuk pemerintahan manusia, bencana alam, dan cuaca.”

Setan disebutkan dalam Alkitab sebagai “ilah dunia ini” oleh rasul Paulus (2 Korintus

4:4) dan “penghulu dunia ini” oleh Yesus (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11). Sesuai sebutan-

sebutan itu untuk Setan, banyak orang menganggap bahwa Setan memegang kendali total

atas bumi. Walaupun kita perhatikan ayat-ayat Alkitab yang menyatakan kesalahan mitos

di atas, kita dapat menyelidi lebih lanjut sehingga bisa sepenuhnya mengetahui tentang

keterbatasan kuasa Setan. Kita harus teliti agar seluruh pemahaman kita akan Setan tidak

berdasar hanya pada empat ayat Alkitab yang menyebutnya sebagai ilah/penghulu dunia.

Di dalam Alkitab, Yesus menyebut Setan sebagai “penguasa dunia ini” dan Ia juga

menyebut BapaNya di sorga sebagai “Tuhan langit dan bumi” (Matius 11:25; Lukas

10:21, tambahkan penekanan). Dan juga, rasul Paulus menyebut Setan sebagai “ilah

dunia ini” dan juga ia, seperti Yesus, menyebut Allah sebagai “Tuhan langit dan bumi”

(Kisah Para Rasul 17:24, tambahkan penekanan). Terbukti, Yesus dan Paulus tidak ingin

kita menganggap bahwa Setan memegang kendali penuh atas bumi. Kuasa Setan terbatas.

Perbedaan yang sangat penting antara ayat-ayat Alkitab yang bertentangan itu terdapat

dalam kata-kata dunia dan bumi. Walaupun kita sering memakai kedua kata itu yang

memiliki arti sama, dalam bahasa Gerika kedua kata itu tak sama. Ketika mengerti

perbedaan keduanya, kita akan makin memahami Allah dan kuasa Setan di bumi.

Yesus menyebut Allah Bapa sebagai Tuhan atas bumi. Kata bahasa Gerika yang

diterjemahkan menjadi bumi adalah ge. Kata itu mengacu pada planet secara fisik tempat

manusia hidup, dan dari kata itu muncul kata Bahasa Inggris geography. 6

Yang berbeda adalah Yesus berkata bahwa Setan adalah penguasa dunia ini. Kata

bahasa Gerika untuk dunia adalah kosmos, dan kata itu mengacu pada susunan atau

pengaturan. Ini berbicara tentang orang-orang bukannya planet fisik itu. Itu sebabnya

orang-orang Kristen sering berbicara tentang Setan sebagai “ilah sistem dunia ini”.

Kini, Allah tidak punya kendali penuh atas dunia, karena Ia tidak punya kendali penuh

atas seluruh orang di dunia. Alasannya adalah Ia telah memilih semua orang mengenai

siapa yang akan menjadi tuannya, dan banyak orang telah memilih setia kepada Setan.

Sudah tentu, kehendak bebas umat manusia adalah bagian dari rencana Allah. 6 Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi geografi.

Page 24: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Paulus memakai kata yang berbeda untuk dunia, kata bahasa Gerika aion, ketika ia

menulis tentang allah dunia ini. Aion dapat dan sering diterjemahkan sebagai age, yakni

periode waktu tertentu. Setan adalah ilah zaman ini.

Apa artinya? Bumi adalah planet fisik di mana kita hidup. Dunia berbicara tentang

orang-orang yang tinggal di bumi, dan lebih khususnya mereka yang tidak melayani

Yesus. Mereka melayani Setan, dan terperangkap dalam sistemnya yang sesat dan penuh

dosa. Sebagai orang-orang Kristen, kita konon berada “di dalam dunia” tetapi bukan “dari

dunia” (Yohanes 17:11, 14). Kita hidup di tengah-tengah para warga kerajaan kegelapan,

tetapi kita sebenarnya ada dalam kerajaan terang, Kerajaan Allah.

Kini kita punya jawaban. Sederhananya: Allah secara berdaulat mengendalikan

seluruh bumi. Oleh persetujuan Allah, Setan hanya memiliki kendali atas “sistem dunia”,

yakni kendali atas mereka yang adalah warga kerajaan gelap. Karena itu, rasul Yohanes

menulis bahwa “seluruh dunia (bukan seluruh bumi) berada di bawah kuasa si jahat “ (1

Yohanes 5:19).

Bukan berarti Allah tak berkuasa atas dunia, atau sistem dunia, atau orang-orang

dunia. Sesuai perkataan Daniel, Ia adalah “Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan

manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (Daniel 4:25). Ia

masih sanggup meninggikan dan merendahkan siapapun yang Ia inginkan. Tetapi,

sebagai ”Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia”, Ia secara berdaulat telah

mengizinkan Setan untuk memerintah sebagian umat manusia yang memberontak

melawanNya.

Tawaran Setan Dipertimbangkan (Satan’s Offer Considered)

Perbedaan antara bumi dan dunia juga membantu kita memahami cobaan Yesus di

padang gurun. Di sana, Setan menunjukkan kepada “seluruh kerajaan di dunia dalam

waktu sekejap.” Setan tak mungkin menawarkan jabatan politik atas pemerintahan

manusia di bumi, seperti jabatan presiden atau perdana menteri. Setan bukanlah oknum

yang memuliakan dan merendahkan penguasa-penguasa manusia di bumi — tetapi Allah

adalah Oknum itu.

Sebaliknya, Setan pasti menunjukkan kepada Yesus semua sub-kerajaan di seluruh

dunia kerajaan kegelapannya. Ia menunjukkan kepada Yesus hirarki roh-roh jahat yang

memerintah atas kerajaan kegelapan dalam wilayahnya masing-masing, dan atas

Page 25: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

manusia-manusia pemberontak yang menjadi warga di sub-sub kerajaan. Setan

menawarkan kendali atas wilayahnya kepada Yesus —bila Yesus ikut memberontak

bersama Setan melawan Allah. Yesus kemudian menjadi komandan kedua atas kerajaan

kegelapan.

Kendali Allah Atas Pemerintahan Manusia di Bumi (God’s Control Over

Earthly, Human Governments)

Kita secara khusus tetapkan batas-batas kuasa Setan dengan menyelidiki ayat-ayat

Alkitab yang menegaskan kuasa Allah atas pemerintahan manusia di bumi. Setan

memiliki sebagian kuasa dalam pemerintahan manusia hanya karena ia berkuasa atas

orang-orang yang belum selamat, dan pemerintahan sering dikendalikan oleh orang yang

belum selamat. Tetapi, Allah berdaulat atas pemerintahan umat manusia, dan Setan hanya

dapat memanipulasi mereka sejauh Allah izinkan.

Kita sudah selidiki ucapan Daniel kepada Raja Nebukadnzar, tetapi karena ucapan itu

sangat memberi pencerahan, perhatikan hal itu sekali lagi.

Raja Nebukadnezar Agung menjadi angkuh oleh karena kuasa dan prestasinya,

sehingga Allah memerintahkan agar ia direndahkan agar ia dapat belajar bahwa “Yang

Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang

dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkatNya untuk

kedudukan itu.” (Daniel 4:17). Jelaslah Allah layak dipuji atas kebesaran Nebukadnezar

yang mencapai kebesaran politik. Hal ini berlaku juga bagi setiap pemimpin dunia. Rasul

Paulus, yang berbicara tentang penguasa di bumi, menyatakan bahwa “tiap-tiap orang

harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak

berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” (Roma

13:1).

Allah adalah otoritas awal dan tertinggi dari seluruh alam semesta. Siapapun yang

punya kuasa itu hanya oleh karena Allah yang memberikan sebagian karuniaNya atau Ia

izinkan seseorang untuk memiliki sebagian karunia itu.

Tetapi bagaimana dengan penguasa-penguasa jahat? Apakah maksud Paulus bahwa

para penguasa itu dipilih oleh Allah? Betul kata Paulus. Di surat yang sama, Paulus

menuliskan, “Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku

membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau,

Page 26: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.” (Roma 9:17). Allah meninggikan

Firaun yang keras-hati demi memuliakan diriNya. Allah akan menunjukkan kuasaNya

yang besar melalui mujizat-mujizatNya yang membebaskan, ini adalah kesempatan yang

diupayakan oleh seorang yang keras-kepala yang Ia tinggikan.

Apakah fakta itu tidak juga muncul pada percakapan Yesus dengan Pilatus? Merasa

terkejut bahwa Yesus tidak akan menjawab pertanyaannya, “Maka kata Pilatus

kepadaNya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa

aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan

Engkau?" (Yohanes 19:10).

Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau

kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas.” (Yohanes 19:11, tambahkan penekanan).

Mengetahui karakter Pilatus yang pengecut, Allah meninggikannya demi terwujudnya

rencanaNya semula agar Yesus mati di kayu salib.

Dengan membaca singkat kitab-kitab sejarah dalam Perjanjian Lama, terungkap bahwa

Allah terkadang memakai penguasa manusia yang jahat sebagai agen murka Allah bagi

orang-orang yang layak dimurkai. Allah memakai Nebukadnezar untuk membawa

penghakimanNya atas banyak bangsa dalam Perjanjian Lama.

Dalam Alkitab, ada banyak contoh penguasa yang Allah tinggikan atau turunkan dari

tahta. Misalnya, dalam Perjanjian Baru, Herodes gagal memuliakan Allah ketika

rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" (Kisah

Para Rasul 12:22).

Akibatnya? “Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan.....; ia mati dimakan

cacing-cacing.” (Kisah Para Rasul 12:23).

Ingatlah, Herodes adalah warga kerajaan Setan, tetapi ia tidak berada di luar wilayah

kekuasaan Allah. Jelas, Allah sanggup merendahkan pemimpin bumi kini jika Ia mau.7

7 Apakah ini berarti bahwa kita tak boleh berdoa untuk para pemimpin pemerintah, atau ikut memberikan

suara dalam pemilihan pemimpin, karena tahu bahwa Allah meninggikan siapapun yang Ia inginkan atas kita? Tidak, dalam sebuah demokrasi, murka Allah praktis timbul. Kita mendapatkan orang yang kita pilih, dan orang-orang jahat biasanya memilih orang-orang jahat lainnya. Karena itu, orang-orang benar harus memberikan suaranya. Tambahan pula, dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita diperintahkan untuk mendoakan para pemimpin pemerintahan (Yeremia 29:7; 1 Timotius 2:1-4), yang menunjukkan bahwa kita dapat mempengaruhi Allah ketika Ia menentukan orang yang akan memegang jabatan. Karena hukuman Allah kadang-kadang muncul dalam bentuk pemimpin pemerintahan yang jahat, dan karena sebagian besar bangsa-bangsa di dunia layak dihukum, kita dapat memohon dan

Page 27: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Kesaksian Pribadi Allah (God’s Personal Testimony)

Akhirnya, bacalah hal yang Allah Sendiri pernah katakan melalui nabi Yeremia

berkenaan dengan kedaulatanNya atas kerajaan manusia di bumi.

"Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai

kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan

tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel! Ada kalanya Aku

berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan

mencabut, merobohkan dan membinasakannya. Tetapi apabila bangsa yang

terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka

menyes Allah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang

Kurancangkan itu terhadap mereka. Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa

dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.

Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak

mendengarkan suara-Ku, maka menyes Allah Aku, bahwa Aku hendak

mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka. (Yeremia 18:6-

10).

Bisakah anda pahami, ketika Setan mencobai Yesus di padang gurun, ia tak punya cara

untuk sanggup membujuk Yesus agar memerintah kerajaan-kerajaan politik dari manusia

di atas bumi? Jika ia berkata benar (terkadang Setan berkata benar), maka yang dapat ia

tawarkan kepada Yesus adalah kendali atas kerajaan kegelapannya.

Tetapi apakah Setan mempengaruhi pemerintahan manusia? Ya, tetapi hanya karena ia

adalah ilah bagi orang-orang yang belum selamat, dan orang-orang ini ikut dalam

pemerintahan manusia. Namun ia hanya memiliki pengaruh sesuai kehendak Allah, dan

Allah dapat menghalangi rencana-rencana Setan kapanpun Ia mau. Rasul Yohanes

menulis tentang Yesus sebagai “yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” (Wahyu 1:5).

Apakah Setan Menyebabkan Bencana Alam dan Cuaca Buruk (Does Satan

Cause Natural Disasters and Adverse Weather?)

Karena Setan adalah “allah dunia ini”, banyak orang berasumsi bahwa Setan

mendapatkan belas-kasihan dariNya, sehingga negara kita tidak mendapatkan segala sesuatu yang layak didapatkan.

Page 28: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

mengendalikan cuaca dan ia penyebab semua bencana alam, seperti kekeringan, banjir,

angin ribut, gempa bumi dan lain-lain. Tetapi apakh ini yang Alkitab ajarkan? Lagi-lagi,

kita harus hati-hati untuk tidak mendasarkan seluruh teologi kita tentang Setan kepada

satu ayat Alkitab yang berkata bahwa, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan

membunuh dan membinasakan” (Yohanes 10:10). Saya sering dengar orang-orang yang

mengutip ayat itu sebagai bukti bahwa apapun yang mencuri, membunuh atau

membinasakan adalah dari Setan. Tetapi, bila kita selidiki Alkitab, ternyata Allah Sendiri

kadang-kadang membunuh dan membinasakan. Perhatikan tiga ayat berikut:

Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa

menyelamatkan dan membinasakan. (Yakobus 4:12, tambahkan penekanan).

Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah

Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke

dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! (Lukas 12:5,

tambahkan penekanan).

Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang

tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa

membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (Matius 10:28, tambahkan

penekanan).

Adalah keliru bila kita berkata bahwa setiap hal yang menimbulkan pembunuhan atau

penghancuran adalah pekerjaan Setan. Ada contoh-contoh dalam Alkitab di mana Allah

melakukan pembunuhan dan penghancuran.

Kita harus bertanya pada diri sendiri, Ketika Yesus berbicara tentang pencuri yang

datang untuk membunuh, mencuri, dan membinasakan, apakah Ia sebenarnya berbicara

tentang Iblis? Maka, kita perlu membaca pernyataanNya secara kontekstual. Satu ayat

sebelum pernyataanNya tentang pencuri yang datang untuk membunuh, mencuri, dan

membinasakan, Yesus berkata, “Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri

dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.” (Yohanes 10:8). Bila

kita baca seluruh perkataan Yesus dalam Yohanes 10:1-15 yang berkata bahwa Ia adalah

Gembala yang baik, bahkan menjadi lebih jelas bahwa istilah-istilah dariNya, pencuri

dan pencuri-pencuri, mengacu kepada guru-guru dan pemimpin-pemimpin agama yang

Page 29: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

palsu.

Berbagai Pandangan tentang Cuaca Buruk dan Bencana Alam (Various Views of

Adverse Weather dan Natural Disasters)

Ketika angin ribut atau gempa bumi melanda, orang-orang percaya kepada Allah

bertanya secara teologis: “Siapakah penyebabnya?” Ada dua kemungkinan jawaban bagi

orang-orang Kristen yang percaya Alkitab: Allah atau Setan penyebabnya.

Sebagian orang keberatan: “Oh tidak! Allah tidak bersalah! Orang-orang harus

disalahkan. Allah menghukum mereka karena dosa-dosanya.”

Jika Allah penyebab angin ribut dan gempa bumi karena hukumanNya atas dosa, tentu

kita dapat tunjuk kesalahan pada manusia yang memberontak, bukan Allah, tetapi Allah

memikul tanggung-jawab, karena bencana alam tak akan terjadi tanpa keputusanNya.

Atau, jika benar Allah izinkan Setan mengirim angin ribut dan gempa bumi demi

memberikan hukuman bagi orang-orang berdosa, maka dapat dikatakan Setanlah

penyebab bencana, tetapi Allah bertanggung-jawab, karena Ia izinkan Setan untuk

menimbulkan kehancuran dan karena bencana-bencana itu terjadi akibat reaksiNya

terhadap dosa.

Sebagian orang berkata bahwa bukan Allah atau Setan yang bertanggung-jawab atas

angin ribut dan gempa bumi, tetapi angin ribut dan gempa bumi hanyalah “gejala alam

dalam dunia kita yang penuh dosa.” Tak jelas, orang-orang itu coba menyalahkan umat

manusia atas bencana alam, namun masih belum sampai pada pokok masalahnya.

Penjelasan ini tidak menafikan peran Allah. Jika, angin ribut hanya “gejala alam dalam

dunia kita yang penuh dosa”, siapakah yang memutuskan pemunculan angin ribut? Jelas

itu bukan buatan manusia. Angin ribut tidak terjadi setiap kali beberapa kebohongan

diucapkan ke udara. Gempa bumi tak terjadi ketika sejumlah orang melakukan

perzinahan.

Jika ada hubungan antara angin ribut dan dosa, maka Allah terlibat, karena angin ribut

adalah wujud penghukumanNya atas dosa. Meskipun angin ribut terjadi di mana-mana,

pasti Allah yang memerintahkan terjadinya angin ribut itu, sehingga Ia terlibat.

Meskipun tak ada hubungan antara dosa dan bencana alam, dan Allah keliru ketika Ia

merancang dunia, sehingga ada kesalahan di lapisan kulit bumi yang bisa terangkat dan

sistem cuaca yang kadang mengamuk, namun Allah bertanggung-jawab atas gempa bumi

Page 30: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

dan angin ribut karena Ialah Pencipta, dan kesalahanNya membahayakan orang-orang.

Allah Berkuasa “Mengendalikan Alam Semesta CiptaanNya” (There is No

“Mother Nature”)

Jadi, kita punya dua kemungkinan jawaban untuk pertanyaan tentang bencana alam,

“Apakah Allah atau Setan yang bertanggung-jawab? Sebelum kita perhatikan ayat-ayat

tertentu dalam Alkitab untuk menentukan jawaban mana yang benar, kita pikirkan lebih

lanjut tentang kedua jawaban itu.

Jika Setan adalah oknum penyebab bencana alam, lalu Allah dapat atau tak dapat

menghentikannya. Jika Allah sanggup menghentikan Setan agar ia tidak menimbulkan

bencana alam tetapi Allah tak menghentikannya, lalu Ia lagi bertanggung-jawab. Bencana

tidak akan terjadi tanpa kehendakNya.

Kini di lain pihak. Sejenak kita asumsikan bahwa Allah tak sanggup menghentikan

Setan, namun Ia ingin menghentikannya. Apakah itu benar-benar kemungkinan?

Jika Allah sanggup menghentikan Setan agar tidak membuat bencana alam, maka

Setan lebih berkuasa atau lebih unggul daripada Allah. Akibatnya, hal itulah perkataan

orang-orang yang bertumpu kepada teori “Setan memenangkan kendali atas dunia pada

saat kejatuhan Adam”. Mereka mengklaim bahwa Setan memiliki hak sah untuk

melakukan apapun yang diinginkannya di bumi karena ia mencuri kontrak Adam. Kini,

andaikan, Allah akan menghentikan Setan tetapi tak sanggup karena Ia harus

menghormati kontrak Adam yang kini dimiliki oleh Setan. Dengan kata lain, Allah terlalu

bodoh untuk meramalkan apa yang akan terjadi ketika Adam jatuh dalam dosa, tetapi

Setan, yang lebih pintar dari Allah, kini telah mendapatkan kuasa yang Allah tak

inginkan dimilikinya. Secara pribadi, saya tidak akan berkata bahwa Setan lebih bijak

daripada Allah.

Jika teori “Setan-Menang” itu benar, kita ingin tahu mengapa Setan tidak

menimbulkan lebih banyak gempa bumi dan angin ribut dibandingkan yang dia lakukan

sekarang ini, dan mengapa ia tidak menargetkan kumpulan besar orang-orang Kristen.

(Jika anda berkata “karena Allah tidak akan membiarkan sasaran kumpulan orang-orang

Kristen”, maka anda akui bahwa Setan tak dapat bekerja tanpa persetujuan Allah).

Bila kita persempit, kemungkinan dua jawaban atas pertanyaan adalah: Apakah (1)

Allah menyebabkan gempa bumi dan angin ribut, atau (2) Setan menyebabkan gempa

Page 31: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

bumi dan angin ribut dengan persetujuan Allah.

Bisakah anda pahami bahwa tak peduli apakah jawabannya benar, Allah adalah oknum

yang akhirnya bertanggung-jawab? Ketika orang-orang berkata, “Allah tidak

menimbulkan angin ribut —Setan melakukannya atas persetujuan Allah”, mereka tak

sepenuhnya membiarkan Allah “dalam masalah.” Jika Allah sanggup menghentikan

Setan agar ia tak menimbulkan angin ribut, tak peduli apakah Ia mau atau tidak, maka

Allah bertanggung-jawab. Manusia-manusia pemberontak dapat saja disalahkan oleh

karena dosa mereka (jika angin ribut dikirim oleh Allah atau diizinkan olehNya sebagai

hukuman), tetapi, adalah bodoh bila kita berkata bahwa bagaimanapun juga Allah tak

terlibat atau bertanggung-jawab.

Kesaksian Alkitab (Scriputre’s Testimony)

Apa kata Alkitab tentang “bencana alam”? Apakah Alkitab berkata bahwa Allah atau

Iblis penyebabnya? Mula-mula kita perhatikan gempa bumi karena Alkitab berbicara

tentang itu.

Menurut Alkitab, gempa bumi dapat terjadi karena hukuman Allah atas orang-orang

berdosa yang layak mendapat hukuman itu. Kita baca dalam Yeremia: “Bumi goncang

karena murkaNya [Allah], dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geram-Nya.” (Yeremia

10:10, tambahkan penekanan).

Yesaya mengingatkan,

Engkau akan melihat kedatangan TUHAN semesta alam dalam guntur, gempa dan

suara hebat, dalam puting beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan

habis. (Yesaya 29:6, tambahkan penekanan).

Anda bisa ingat kembali bahwa selama periode Musa, bumi membuka dan menelan

Korah dan para pengikutnya yang memberontak (lihat Bilangan 16:23-34). Itulah

hukuman Allah. Contoh lain hukuman Allah melalui gempa bumi terdapat dalam

Yehezkiel 38:19; Mazmur 18:7; 77:18; Hagai 2:6; Lukas 21:11; Wahyu 6:12; 8:5; 11:13;

16:18.

Beberapa kali gempa-bumi yang disebutkan dalam Alkitab tidak secara langsung

merupakan hukuman Allah, tetapi disebabkan oleh Allah. Misalnya, menurut Injil

Matius, ada gempa-bumi ketika Yesus mati (Matius 27:51, 54), dan satu gempa-bumi

Page 32: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

ketika Ia dibangkitkan kembali (Matius 28:2). Apakah Setan menjadi penyebab semua

gempa itu?

Ketika Paulus dan Silas memuji Allah di tengah malam dalam penjara di Filipi, “Akan

tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan

seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.” (Kisah

Para Rasul 16:26, tambahkan penekanan). Apakah Setan penyebab gempa-bumi itu?

Entahlah! Bahkan kepala penjara diselamatkan setelah ia menyaksikan kuasa Allah. Dan

gempa-bumi itu bukan satu-satunya Allah munculkan dalam Kisah Para Rasul (lihat

Kisah Para Rasul 4:31).

Saya baru-baru ini membaca tentang orang-orang Kristen yang bermaksud baik dan,

saat mendengar ramalan gempa-bumi di suatu daerah, saya pergi ke lokasi itu untuk

melakukan “peperangan rohani” melawan Iblis. Adakah kesalahan asumsi mereka? Bisa

saja mereka bertindak berdasarkan Alkitab dengan berdoa kepada Allah untuk memohon

belas-kasihanNya bagi orang-orang yang bermukim di daerah itu. Dan jika mereka

lakukan itu, maka tak perlu buang waktu dan uang untuk pergi ke lokasi yang akan tejadi

gempa-bumi —para penduduk mungkin sudah berdoa kepada Allah tepat di tempat

tinggal mereka. Tetapi, memerangi Iblis agar gempa-bumi berhenti bukanlah tindakan

yang sesuai Alkitab.

Bagaimana dengan Badai Angin Kencang? (How About Hurricanes?)

Kata hurricane (Bahasa Indonesia, angin badai kencang) tidak terdapat dalam Alkitab,

tetapi kita pasti dapat temukan beberapa contoh angin badai di dalam Alkitab. Misalnya:

Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan

perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan

perbuatan-perbuatanNya yang ajaib di tempat yang dalam. Ia berfirman, maka

dibangkitkanNya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya.

(Mazmur 107:23-25, tambahkan penekanan).

Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar,

sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. (Yunus 1:4, tambahkan

penekanan).

Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru

Page 33: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di

darat, atau di laut atau di pohon-pohon. (Wahyu 7:1).

Jelaslah, Allah sanggup memulai angin dan menghentikannya.8

Dalam seluruh Alkitab, hanya satu ayat menunjuk pada Setan yang mengakibatkan

angin. Dalam berbagai cobaan yang dialami Ayub, ketika seorang utusan melapor

padanya: “Maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu

dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga

mereka mati. ” (Ayub 1:19).

Dari pasal pertama kitab Ayub, kita tahu Setan yang menyebabkan segala kemalangan

Ayub. Tetapi, jangan lupa bahwa Setan tak dapat berbuat apapun untuk membahayakan

Ayub atau anak-anaknya tanpa persetujuan Allah. Jadi, Allah berdaulat atas angin.

Angin Ribut di Danau Galilea

Bagaimana dengan “angin ribut” yang menghadang Yesus dan murid-muridNya ketika

mereka menaiki perahu melintasi Danau Galilea? Tentu, Setanlah penyebab badai itu,

karena Allah tak pernah mengirimkan angin yang membalikkan perahu yang ditumpangi

AnakNya. “Sebuah kerajaan yang terpisah-pisah di dalam dirinya akan jatuh”, sehingga

mengapa Allah mengirim angin yang dapat membahayakan Yesus dan duabelas murid?

Argumen-argumen di atas adalah baik, tetapi coba kita berpikir sejenak. Jika Allah

tidak mengirimkan badai dan Setan mengirimkan, maka kita harus akui bahwa Allah

izinkan Setan untuk mengirimkan badai itu. Sehingga, pertanyaan yang sama harus

dijawab: mengapa Allah izinkan Setan mengirimkan badai yang mungkin saja

membahayakan Yesus dan duabelas murid?

Adakah jawaban? Mungkin Allah mengajar murid-murid itu sesuatu tentang iman.

Mungkin Ia menguji mereka. Mungkin Ia menguji Yesus, yang harus “sama dengan kita,

Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15). Dengan pencobaan sepenuhnya,

Yesus harus punya kesempatan untuk dicobai dengan rasa takut. Mungkin Allah ingin

memuliakan Yesus. Mungkin Ia ingin melakukan semua hal itu.

8 Ayat-ayat Alkitab yang membuktikan bahwa Allah mengendalikan angin adalah: Kejadian 8:11; Keluaran

10:13, 19; 14:21; 15:10; Bilangan 11:31; Mazmur 48:7; 78:76; 135:7; 147:18; 148:8; Yesaya 11:15; 27:8; Yeremia 10:13; 51:16; Yehezkiel 13:11, 13; Amos 4:9, 13; Yunus 4:8; Hagai 2:17. dalam banyak contoh ini, Allah menggunakan angin sebagai cara menghukum.

Page 34: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Allah memimpin bangsa Israel ke tepi Laut Merah, dan Ia tahu benar bahwa mereka

terkepung oleh pasukan Firaun yang tengah mengejar. Tetapi, tidakkah Allah akan

menyerahkan bangsa Israel? Tidakkah Ia bertindak melawan diriNya karena memimpin

mereka ke tempat di mana mereka akan dibunuh? Bukankah ini contoh “kerajaan yang

terbagi melawan dirinya sendiri”?

Tidak, karena Allah tak berniat membiarkan bangsa Israel dibunuh. Dan, saat

mengutus atau mengizinkan Setan untuk memunculkan angin ribut di Danau Galilea,

Allah tak bermaksud membiarkan Yesus dan duabelas murid tenggelam.

Walau demikian, Alkitab tidak berkata bahwa Setan menimbulkan angin ribut ke atas

Danau Galilea, dan juga Alkitab tidak berkata bahwa Allah menimbulkan angin ribut itu.

Sebagian orang berkata bahwa Setan menimbulkan angin ribut karena Yesus menghardik

angin ribut itu. Mungkin saja begitu, tetapi argumen itu bukan penjelasan yang tegas.

Yesus tidak menghardik Allah —Ia menghardik angin. Allah Bapa bisa saja melakukan

hal yang sama. Yakni, Ia bisa saja menyuruh angin dengan satu kata, lalu

menenangkannya dengan hardikan. Hardikan Yesus atas angin bukan menjadi bukti

bahwa Setanlah penyebab angin itu.

Jadi, kita tak boleh mendasarkan teologi kita pada satu ayat yang ternyata tiada apa-

apanya. Saya mengacu pada ayat-ayat Alkitab yang membuktikan bahwa Allah berkuasa

mengendalikan angin, dan Ia sering mendapat pujian karena mengirimkan angin. Maksud

saya, meskipun Setan adalah “allah dunia ini”, ia pasti tak punya kendali bebas atas angin

atau hak untuk memunculkan angin ribut kapanpun atau di manapun ia mau.

Karena itu, ketika terjadi angin ribut, kita tak boleh menganggapnya sebagai di luar

kendali Allah, tetapi Ia ingin meredakannya. Hardikan Yesus terhadap angin di Danau

Galilea menjadi bukti bahwa Allah dapat menghentikan angin ribut jika Ia mau.

Dan jika Allah mengirimkan (atau mengizinkan terjadinya) angin ribut, pastilah Ia

punya alasan, dan jawaban tepat mengapa Ia memuncukan atau mengizinkan terjadinya

badai yang menimbulkan kerusakan yang mengerikan adalah bahwa Ia mengingatkan dan

menghukum orang-orang yang tidak taat.

“Tetapi Angin Ribut Terkadang Melanda Orang-Orang Kristen” (“But

Hurricanes Sometimes Harm Christians”)

Bagaimana dengan orang-orang Kristen yang mengalami bencana alam? Ketika angin

Page 35: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

ribut melanda, tak hanya rumah orang bukan-Kristen yang hancur. Apakah orang Kristen

tidak terbebas dari murka Allah karena pengorbanan kematian Yesus? Lalu, bagaimana

dapat dikatakan bahwa Allah adalah Oknum di balik setiap bencana yang melanda anak-

anakNya?

Memang tiap pertanyaan itu sulit. Tetapi, harus disadari bahwa tak mudah menjawab

tiap pertanyaan jika kita mendasarkannya pada prinsip keliru bahwa Setan menyebabkan

bencana alam. Jika Setan penyebab semua bencana alam, lalu mengapa Allah izinkan

Setan menimbulkan hal-hal yang membahayakan anak-anakNya? Kita masih hadapi

masalah yang sama.

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa mereka yang di dalam Kristus ”tidak ditimpa

murka” (1 Tesalonika 5:9). Pada saat yang sama, Alkitab berkata bahwa “barangsiapa

tidak taat kepada Anak [Yesus], ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah

tetap ada di atasnya." (Yohanes 3:36). Namun, bagaimana murka Allah mengena kepada

orang yang belum selamat tanpa mempengaruhi orang yang sudah selamat, ketika orang

yang sudah selamat hidup bersama dengan orang-orang yang belum selamat? Jawaban:

kadang-kadang murka Allah tidak pada orang yang belum selamat, dan kita harus hadapi

fakta itu.

Di zaman keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, semua orang Israel hidup bersama

di satu tempat, dan wabah penyakit yang Allah kirimkan sebagai hukuman atas orang-

orang Mesir tidak membahayakan bangsa Israel (lihat Keluaran 8:22-23; 9:3-7; 24-26;

12:23). Tetapi bersama kita, kita hidup dan bekerja bersama-sama dengan “orang-orang

Mesir.” Jika Allah hendak menghukum mereka melalui bencana alam, lalu bagaimana

kita akan menghindarinya?

Kata kunci dalam memahami jawaban atas pertanyaan itu ialah menghindar.

Walaupun Nuh menghindari murka Allah ketika Allah menenggelamkan bumi, ia masih

merasakan hal yang tak ia inginkan, karena ia harus membuat bahtera dan menunggu satu

tahun di dalam bahtera dengan banyak hewan yang bau. (Dan juga, dalam hal banjir di

zaman Nuh, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memberi kemuliaan bagi Allah, bukan

bagi Setan; lihat Kejadian 6:17; 2 Petrus 2:5).

Lot menyelamatkan diri ketika hukuman Allah melanda Sodom dan Gomorah, namun

ia kehilangan semua yang ia miliki melalui penghancuran api dan belerang. Hukuman

Page 36: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Allah atas orang jahat mempengaruhi orang benar.

Bertahun-tahun sebelumnya, Yesus telah mengingatkan orang-orang percaya di

Yerusalem untuk melarikan diri ketika mereka melihat kota mereka dikepung tentara,

karena hari-hari itu akan menjadi “masa pembalasan” (Lukas 21:22-23). Hal ini jelas

menunjukkan maksud Allah yang penuh murka sehingga terjadi penaklukan Yerusalem

pada tahun 70 Masehi oleh tentara Romawi. Pujilah Tuhan bahwa orang-orang Kristen

yang memperhatikan peringatan Kristus melarikan diri, tetapi mereka masih kehilangan

hal-hal yang harus ditinggalkan di Yerusalem.

Dalam ketiga contoh di atas, kita lihat bahwa umat Allah bisa saja menderita ketika

hukuman Allah menimpa orang-orang jahat. Karena itu, kita tak dapat berkesimpulan

bahwa Allah tak bertanggung-jawab atas bencana alam karena kadang-kadang bencana

itu melanda orang-orang Kristen.

Lalu, Apa Yang Harus Kita Lakukan? (What then Shall We Do?)

Kita hidup di dunia yang dikutuk Allah, dunia yang menderita karena murka Allah

sepanjang waktu. Paulus menulis, “Sebab murka Allah nyata [tidak “akan dinyatakan”]

dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran

dengan kelaliman.” (Roma 1:18). Sebagai orang-orang yang hidup di tengah dunia yang

jahat dan dikutuk oleh Allah, kita tak dapat menghindari akibat murka Allah terhadap

dunia, meskipun murka itu tidak ditujukan khusus kepada kita.

Dengan mengetahui hal ini, lalu apa yang harus dilakukan? Pertama, kita harus

percaya kepada Allah. Yeremia menulis:

Dalam pada itu ada juga burung rajawali besar yang lain dengan sayapnya yang

besar dan bulu yang lebat. Dan sungguh, pohon anggur ini mengarahkan akar-

akarnya ke burung itu dan cabang-cabangnya dijulurkannya kepadanya, supaya

burung itu mengairi dia lebih baik dari bedeng di mana ia ditanam. Namun ia

ditanam di ladang yang baik, dekat air yang berlimpah-limpah, supaya ia bercabang-

cabang dan berbuah dan supaya menjadi pohon anggur yang bagus. (Yeremia 17:7-

8).

Perhatikan, Yeremia tidak berkata bahwa orang yang percaya kepada Tuhan tidak akan

pernah menghadapi kemarau. Tidak, ketika panas dan kelaparan melanda, orang percaya

Page 37: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

bagaikan pohon yang menyebarkan akar-akarnya ke aliran air. Ia punya sumber lain

makanan, bahkan selagi dunia di sekitarnya menderita. Contohnya, kisah Elisa yang

diberi makan oleh burung gagak selama kelaparan di Israel (lihat 1 Raja-Raja 17:1-6).

Daud menulis tentang orang-orang benar, “mereka akan menjadi kenyang pada hari-hari

kelaparan” (Mazmur 37:19).

Tetapi, tidakkah kelaparan disebabkan oleh Iblis? Tidak, menurut Alkitab. Allah selalu

bertanggung-jawab, dan kelaparan dianggap sebagai konsekwensi murkaNya atas orang-

orang yang layak mengalaminya. Misalnya:

Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: "Sesungguhnya, Aku akan

menghukum mereka: pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, anak-anak

mereka yang laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan” (Yeremia

11:22, tambahkan penekanan).

Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku akan mengirim

pedang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka, dan Aku akan membuat

mereka seperti buah ara yang busuk dan demikian jeleknya, sehingga tidak dapat

dimakan. (Yeremia 29:17).

"Hai anak manusia, kalau sesuatu negeri berdosa kepada-Ku dengan berobah setia

dan Aku mengacungkan tangan-Ku melawannya dengan memusnahkan persediaan

makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri

itu manusia dan binatang,...” (Yehezkiel 14:13, tambahkan penekanan).

Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu

membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah

firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi

reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.

Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku

memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas

gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke

atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha." (Hagai 1:9-11, tambahkan

penekanan).

Pada contoh keempat di atas, orang-orang Israel disalahkan karena kemarau oleh

Page 38: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

karena dosa mereka, tetapi Allah bertanggung-jawab atas munculnya kemarau itu.9

Jika Allah menimbulkan kelaparan pada orang-orang jahat, dan kita hidup di antara

orang-orang jahat itu, lalu kita percaya bahwa Ia akan menyediakan kebutuhan kita.

Paulus tegaskan bahwa kelaparan tak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus!:

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan

atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?”

(Roma 8:35, tambahkan penekanan). Perhatikan, Paulus tidak berkata bahwa orang-orang

Kristen tak akan pernah mengalami kelaparan, tetapi sebaliknya bermakna bahwa mereka

bisa saja mengalami kelaparan; meskipun Paulus masih belajar ayat-ayat Alkitab, ia tahu

bahwa Allah dapat memunculkan kelaparan untuk menghukum orang-orang jahat.

Ketaatan dan Hikmat (Obedience and Wisdom)

Kedua, kita harus taat dan menggunakan hikmat ilahi untuk menghindari perangkap

murka Allah yang ditujukan pada dunia. Nuh harus membuat bahteranya, Lot harus

menuju ke perbukitan, orang-orang Kristen di Yerusalem harus meninggalkan kota

mereka; mereka semua harus menaati Allah untuk menghindari perangkap hukumanNya

atas orang-orang jahat.

Jika saya hidup di wilayah angin ribut, saya akan bangun rumah yang kuat yang tidak

dapat dirobohkan angin atau rumah murah yang mudah dipindahkan! Dan saya berdoa.

Setiap orang Kristen harus berdoa dan tetap peka kepada Pribadi yang Yesus janjikan

akan “memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang” (Yohanes 16:13) sehingga ia

dapat menghindari murka Allah atas dunia.

Kita baca dalam Kisah Para Rasul 11 tentang nabi Agabus yang mengingatkan

datangnya kelaparan yang bisa menimbulkan bencana bagi orang-orang Kristen di

Yudea. Sehingga, Paulus dan Barnabas menerima sumbangan untuk menolong orang-

orang Kristen itu (lihat Kisah Para Rasul 11:28-30).

Bisakah hal-hal itu terjadi kini? Tentu saja, karena Roh Kudus tidak berubah, kasih

Allah juga tidak habis. Tetapi, sayangnya sebagian orang dalam tubuh Kristus tidak

9 Untuk acuan tambahan terhadap Allah sebagai penyebab kelaparan, lihat Ulangan 32:23-24; 2 Samuel

21:1; 24:12-13; 2 Raja-Raja 8:1; Mazmur 105:16; Yesaya 14:30;Yeremia 14:12, 15-16; 16:3-4; 24:10; 27:8; 34:17; 42:17; 44:12-13; Yehezkiel 5:12, 16-17; 6:12; 12:16; 14:21; 36:29; Wahyu 6:8; 18:8). Yesus Sendiri berkata bahwa Allah “menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Matius 5:45). Allah mengendalikan hujan.

Page 39: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

terbuka bagi berbagai karunia dan manifestasi Roh Kudus, sehingga mereka tak

menikmati sebagian hal terbaik dari Allah, karena mereka “memadamkan Roh ” (1

Tesalonika 5:19).

Dalam otobiografinya, mantan presiden dan pendiri Persekutuan Usahawan Injil

Sepenuh (the Full Gospel Businessmen), Demos Shakarian mengingat bagaimana Allah

berbicara melalui seorang nabi-anak yang buta huruf kepada orang-orang Kristen yang

hidup di Armenia pada penghujung tahun 1800an. Ia ingatkan mereka akan terjadinya

pembantaian besar-besaran, sehingga ribuan orang-orang Kristen Pentakosta yang

percaya kepada manifestasi adikodrati meninggalkan negara itu, termasuk kakek dan

nenek Shakarian. Segera setelah itu, invasi Turki ke Armenia membantai lebih dari satu

juta orang Armenia, termasuk orang-orang Kristen yang tidak menghiraukan peringatan

Allah.

Kita harus bijak untuk terbuka kepada Roh Kudus dan taat kepada Allah, jika tidak,

sangat mungkin kita mengalami murka Allah yang sebenanya Ia tak ingin kita alami.

Elisa pernah memerintahkan seorang wanita: "Berkemaslah dan pergilah bersama-sama

dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai

pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini

tujuh tahun lamanya." (2 Raja-Raja 8:1). Bagaimana seandainya wanita itu tak

mendengarkan nabi itu?

Dalam kitab Wahyu kita baca peringatan bagi umat Allah untuk keluar dari “Babilon”

jika tidak mereka akan terperangkap dalam hukuman Allah atasnya:

Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku,

pergilah dari padanya [Babylon] supaya kamu jangan mengambil bagian dalam

dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah

mengingat segala kejahatannya. …. Sebab itu segala malapetakanya akan datang

dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar

dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat." (Wahyu 18:4-

5, 8, tambahkan penekanan).

Kesimpulannya, Allah berdaulat atas cuaca dan bencana alam. Dalam Alkitab, Allah

berkali-kali membuktikan diriNya sebagai Tuhan atas alam, Dia yang membuat empat

Page 40: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

puluh hari hujan di zaman Nuh, Dia yang menurunkan hujan batu dan mengirimkan

wabah penyakit lainnya kepada musuh-musuh Israel, Dia yang menimbulkan angin yang

menghantam kapal yang ditumpangi Yunus, Dia yang menghardik badai di Danau

Galilea. Menurut perkataan Yesus, Dia adalah “Tuhan langit dan bumi” (Matius 11:25).

Untuk tambahan bukti Alkitabiah mengenai kekuasaan Allah atas alam, lihat Yosua

10:11; Ayub 38:22-38; Yeremia 5:24; 10:13; 31:35; Mazmur 78:45-49; 105:16; 107:33-

37; 135:6-7; 147:7-8, 15-18; Matius 5:45; Kisah Para Rasul 14:17.

Jawaban atas Beberapa Pertanyaan (A Few Questions Answered)

Jika Allah menghukum orang-orang melalui kelaparan, banjir, dan gempa bumi, maka,

sebagai wakil-wakil Allah, apakah keliru bila kita membantu dan memulihkan

penderitaan mereka yang sedang dihukum oleh Allah?

Sama-sekali tidak. Kita harus sadari bahwa Allah mengasihi setiap orang, termasuk

orang-orang yang Dia hukum. Walau tampak aneh, hukumanNya melalui bencana alam

sebenarnya adalah indikasi kasihNya. Bagaimana bisa begitu? Melalui kesulitan dan

penderitaan yang diakibatkan oleh bencana alam, Allah mengingatkan orang-orang yang

Ia kasihi bahwa Ia adalah suci dan mendatangkan hukuman, dan ada konsekwensi atas

dosa. Allah izinkan penderitaan sementara untuk membantu orang-orang agar menyadari

bahwa ia butuh seorang Juruselamat —agar mereka menghindari lautan api. Itulah kasih!

Selama orang masih bernafas, Allah masih menunjukkan belas-kasihan yang tak layak

didapatkannya dan ada waktu baginya untuk bertobat. Dengan belas-kasihan dan

pertolongan, kita dapat tunjukkan kasih Allah bagi orang-orang yang mengalami murka

sementara dariNya, tetapi dapat diselamatkan dari murkaNya yang kekal. Bencana alam

adalah kesempatan untuk menjangkau dunia yang olehnya Yesus sudah mati.

Bukankah menjangkau orang-orang dengan Injil adalah hal terpenting dalam

kehidupan ini? Ketika kita memperoleh perspektif kekal, penderitaan orang-orang yang

terjebak dalam bencana alam bukan apa-apa dibandingkan penderitaan mereka yang akan

dilempar masuk ke lautan api.

Nyatanya, orang-orang umumnya menjadi lebih menerima Injil ketika mereka

menderita. Ada banyak contoh dalam Alkitab tentang gejala tersebut, seperti pertobatan

bangsa Israel selama ditekan oleh bangsa-bangsa tetangganya, dan kisah yang Yesus

ceritakan tentang anak yang hilang. Orang-orang Kristen harus memandang bencana

Page 41: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

alam sebagai saat-saat ketika ladang sudah menguning dan siap dituai.

Marilah Kita Beritakan Kebenaran (Let’s Tell the Truth)

Tetapi, apa pesan kita kepada mereka yang memunguti sisa-sisa kehidupan setelah

angin ribut atau gempa-bumi? Bagaimana kita harus menjawab jika mereka meminta

jawaban teologis atas situasi sulit yang mereka hadapi? Jujurlah dengan ajaran Alkitab,

dan katakan kepada orang-orang bahwa Allah adalah suci dan dosa mereka membawa

akibat. Katakan kepada mereka bahwa deru angin ribut yang menakutkan adalah contoh

kecil kuasa Tuhan yang Mahakuasa, dan ketakutan yang mereka rasakan ketika rumah

bergoncang bukan apa-apa dibandingkan ketakutan yang akan melanda ketika mereka

dibuang ke dalam neraka. Dan katakan kepada mereka bahwa meskipun kita semua layak

masuk neraka, Allah dengan penuh kasih memberi waktu bagi kita untuk bertobat dan

percaya kepada Yesus, yang olehNya kita dapat diselamatkan dari murka Allah.

Sebagian orang bertanya “Tetapi, bukankah kita tidak boleh menakuti orang-orang

tentang Allah?” Jawaban Alkitab: “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”

(Amsal 1:7). Sebelum orang-orang takut akan Tuhan, mereka sebenarnya tak tahu apa-

apa.

Bagaimana bila Orang Marah Kepada Allah (What if People Become Angry

With God?)

Mungkinkah orang-orang tidak marah kepada Allah oleh karena penderitaan mereka?

Mungkin mereka marah, tetapi dengan kelembutan kita, bantulah mereka untuk melihat

kebanggan mereka. Tak seorangpun berhak mengeluh kepada Allah atas perlakuanNya

kepadanya, karena kita semua layak dibuang ke neraka sejak dulu kala. Bukannya

mengutuki Allah karena bencana, tiap orang haruslah memuji Tuhan karena Ia tetap

mengasihinya dengan mengingatkannya. Allah berhak mengabaikan setiap orang, dengan

membiarkannya mengikuti jalan-jalannya sendiri menuju neraka. Tetapi, setiap hari Allah

mengasihinya dan memanggilnya. Dengan lembut, Ia memanggil setiap orang melalui

bunga-bunga, pohon apel, kicauan merdu burung, kemuliaan gunung-gunung, dan

kerlipan puluhan ribu bintang di langit. Ia memanggil tiap orang melalui kata-hatinya,

gerejaNya, dan Roh KudusNya. Tetapi, orang-orang sering mengabaikan panggilanNya.

Tentu saja, Tuhan tak mengendaki orang-orang mengalami penderitaan, tetapi ketika

Page 42: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

mereka terus mengabaikanNya, Ia mengasihi mereka dengan melakukan langkah-langkah

lebih drastis demi menarik perhatian mereka. Angin ribut, gempa bumi, banjir dan

kelaparan adalah beberapa langkah lebih drastis itu. Tuhan berharap agar bencana-

bencana itu dapat merendahkan kesombongan orang-orang dan membuat mereka sadar.

Apakah Allah Tidak Adil dalam HukumanNya (Is God Unfair in His Judgment?)

Ketika kita perhatikan Allah dan dunia kita dari sudut-pandang Alkitab, maka kita

berpikir dengan benar. Alkitab memandang bahwa setiap orang layak mendapat murka

Allah, namun Allah penuh kasih karunia. Ketika orang yang menderita mengatakan ia

layak mendapat perlakuan lebih baik dari Allah, tentu saja Ia mengeluh. Setiap orang

akan menerima lebih banyak belas-kasihan daripada yang layak diterimanya.

Selaras dengan tema itu, Yesus pernah berkomentar tentang dua bencana yang terjadi

untuk sementara. Kita baca dalam Injil Lukas:

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang

orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban

yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang

Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain,

karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau

kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu

kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar

kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?

Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan

binasa atas cara demikian." (Lukas 13:1-5).

Orang-orang Galilea yang mati di tangan Pilatus tak dapat berkata, “Allah tidak adil

memperlakukan kita karena tidak menyelamatkan kita dari Pilatus!” Tidak, mereka

orang-orang berdosa yang layak mati. Dan, menurut Yesus, kelirulah orang-orang Galilea

yang tetap bertahan bila mereka simpulkan bahwa dosa mereka lebih sedikit

dibandingkan dosa sesama mereka yang dibunuh. Mereka tak mendapatkan kebaikan

yang lebih besar dari Allah —mereka telah diberi kasih karunia yang lebih besar.

Pesan Kristus jelas: “Kalian semua orang berdosa. Dosa memiliki akibat. Kini, kalian

hidup oleh karena belas-kasihan Allah. Jadi bertobatlah sebelum kalian terlambat.”

Page 43: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

Yesus menyimpulkan komentar-komentarNya mengenai tragedi-tragedi dengan

perumpamaan tentang belas-kasihan Allah:

Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang

tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu,

tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu:

Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak

menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan

percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan

mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun

depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9).

Itulah gambaran keadilan dan belas-kasihan Allah. Keadilan Allah berseru,

“Tebanglah pohon yang tak berguna!” Tetapi belas-kasihanNya memohon, “Tidak,

berikan tambahan waktu untuk berbuah.” Tiap orang yang tak memiliki Kristus bagaikan

pohon itu.

Dapatkan Kita Menghardik Angin Ribut dan Banjir? (Can We Rebuke

Hurricanes and Floods?)

Satu pertanyaan akhir tentang bencana alam: Jika kita punya cukup iman, apakah tidak

benar bila kita dapat menghardik dan mencegah terjadinya bencana alam?

Beriman berarti mempercayai kehendak tersembunyi dari Allah. Karena itu, iman

harus didasarkan pada perkataan Allah atau iman itu bukanlah iman sama sekali, tetapi

hanya harapan atau praduga. Dalam Alkitab Allah tak pernah berjanji bahwa kita dapat

menghardik dan menenangkan angin ribut, sehingga tiada jalan bagi orang untuk beriman

demi melakukan hal itu (di luar kedaulatan Allah yang memberikan iman padanya).

Saya jelaskan lebih lanjut. Cara memiliki iman untuk menghardik angin ribut adalah

bila ia yakin bahwa Allah tidak ingin angin ribut itu menghantam daerah tertentu. Seperti

kita pelajari dari Alkitab, Allah adalah Pengendali angin dan bertanggung-jawab atas

angin ribut. Karena itu, tak mungkin seseorang beriman sehingga ia dapat menghentikan

angin ribut ketika Allah Sendiri telah tetapkan munculnya angin itu! Kecuali bila Allah

mengubah pikiranNya tentang angin ribut, yang mungkin Ia lakukan untuk menjawab doa

seseorang agar Ia menunjukkan belas-kasihan, atau menanggapi pertobatan orang yang

Page 44: Bab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang ... fileBab Tigapuluh (Chapter Thirty) Mitos Modern tentang Peperangan Rohani, Bagian 1 (Modern Myths about Spiritual Warfare, Part

nyaris Dia hukum (misalnya, ingatlah kisah Ninewe di zaman nabi Yunus). Tetapi,

meskipun Allah mengubah pikiranNya, tak seorangpun dapat beriman untuk menghardik

dan menenangkan angin ribut bila ia tak tahu bahwa Allah telah mengubah pikiranNya

dan juga tahu bahwa Allah menghendakinya untuk menghardik dan menenangkan angin

ribut .

Yesuslah satu-satunya orang yang pernah menghardik dan menenangkan angin ribut.

Cara kita untuk dapat melakukannya adalah bila Allah memberi “karunia iman” (juga

disebut karunia “iman khusus”) sebagai salah satu dari sembilan karunia Roh dalam 1

Korintus12:7-11. Seperti karunia-karunia Roh, karunia iman bekerja sesuai kemauan kita,

namun hanya oleh kehendak Roh (lihat 1 Korintus 12:11). Karena itu, bila Allah tidak

memberikan karunia khusus untuk menghardik angin ribut, janganlah tetap tinggal dalam

jalur angin itu, melalui tindakan iman. Jauhilah jalur angin itu! Saya sarankan anda untuk

berdoa demi mendapat perlindungan Allah, dan memohon belas-kasihan dariNya untuk

orang-orang yang tengah dihukumNya, sambil memohon padaNya untuk menyelamatkan

kehidupan mereka sehingga mereka dapat memiliki waktu lebih banyak untuk bertobat.

Perhatikan bahwa ketika Paulus sedang menuju ke Roma dengan kapal yang didorong

oleh angin kencang selama dua minggu, ia tidak menenangkannya dengan hardikan (lihat

Kisah Para Rasul 27:14-44). Ia tak menghardik angin kencang itu karena ia tak sanggup.

Perhatikan juga bahwa Allah benar-benar berbelas-kasihan kepada setiap orang di

perahu itu, karena semua 276 orang selamat dari kapal yang karam (lihat Kisah Para

Rasul 27:24, 34, 44). Saya berpendapat bahwa Allah berbelas-kasihan pada mereka

karena Paulus berdoa agar Allah memberikan belas-kasihan kepada mereka.