Bab Satu

13
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK MELALUI METODE BERNYANYI PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL (ABA) KECAMATAN KOTA KUALASIMPANG KABUPATEN ACEH TAMIANG 1.1 LATAR BELAKANG Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat 1

description

baB I

Transcript of Bab Satu

8

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK MELALUI METODE BERNYANYI PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL (ABA) KECAMATAN KOTA KUALASIMPANG KABUPATEN ACEH TAMIANG

1.1 LATAR BELAKANGAnak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesatMasa anak usia dini merupakan masa keemasan yang disebut dengan golden age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu diupayakan pendidikan yang tepat bagi anak sejak usia dini. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pada masa usia dini seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007 : 138) menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kepasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80 % dan usia 13 tahun mencapai 92 %. Namun dalam hal mengasah kecerdasan anak usia dini harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, karena kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal ketika ada berada dalam kondisi tertekan dan tidak nyaman (suka).Salah satu solusi yang dapat dipilih dalam hal meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak adalah dengan bernyanyi. Karena bernyanyi merupakan langkah yang paling tepat bagi pembelajaran anak agar lebih cepat mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan suatu materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik, atau setiap sisi kehidupan. Bernyanyi juga berpengaruh sangat besar bagi seorang anak. Anak-anak tidak perduli apakah lagu itu indah melodinya, bagus harmoninya, cocok kata-katanya, semuanya mereka lahap. Oleh karena itu, peran gurulah untuk mengarahkan anak-anak untuk memperkenalkan lagu-lagu yang baik, cocok untuk anak-anak, mudah dipahami dan memilih lagu yang semangat, disukai anak-anak yang berhubungan dengan sifat pengalaman anak. Sehubungan dengan itu, We.es (2007:35) berpendapat bahwa menyanyi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dunia anak anak. Hal ini tidaklah mengherankan, karena lagu pada dasarnya adalah bentuk dari bahasa nada, yaitu bentuk dari tinggi rendahnya suara. Sedangkan, bahasa nada justru akan membawa mereka pada suasana riang, syahdu, sedih dan semangat. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitiann tindakan kelas, adanya anak yang kecerdasan verbal linguistiknya belum maksimal dalam proses belajar mengajar dikarena, masih sedikitnya alat bantu dan nyanyian yang berkaitan dengan aktivitas anak sehari-hari yang ditampilkan dalam proses pembelajaran yang diterapkan kepada anak usia dini oleh pendidik, dan masih banyak anakanak yang merasa malu dan takut ketika ibu gurunya menyuruh untuk bernyanyi padahal nyanyian dapat membantu anak didik untuk mengenal dan menghafal kosa kata baru dari syair lagu tersebut.Untuk menghadapi masalahmasalah tersebut, penanganannya harus dilakukan sedini mungkin. Pada usia ini, anak perlu dibantu meningkatkan kecerdasan verbal lingustik anak yang diharapkan dengan cara bernyanyi. Karena metode bernyanyi adalah salah satu metode yang dapat meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut serta melihat permasalahan yang terjadi pada kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang, maka penulis tertarik untuk lakukan penelitian dengan judul Upaya meningkatkan kecerdasan verbal linguistik melalui metode bernyanyi pada Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.

1.2 RUMUSAN MASALAHDari uraian di atas rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah metode bernyanyi dapat meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang?.

1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kecerdasan verbal linguistik anak didik melalui metode bernyanyi.1.4 MANFAAT PENELITIAN1. Manfaat TeoritisMenambah pengetahuan bagi peneliti tentang kecerdasan verbal linguistik anak didik dapat meningkat melalui bernyanyi.2. Manfaat Praktis:a. Mempermudah anak mengingat pelajaran yang diberikan guru.b. Mempermudah penyampaian pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.c. Meningkatkan kualitas TK melalui peningkatan prestasi dan potensi anak dan kinerja guru.1.5 DEFENISI ISTILAHAda beberapa istilah yang dirasa sangat penting untuk diberi pengertian, antara lain:1. Upaya Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia, kataupaya berarti usaha, ikhtiar(untukmencapaisuatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb). Berdasarkan makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata upaya dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan upaya dalam skripsi ini adalah usaha penulis selaku guru merangkap peneliti untuk mencoba dan mencari cara terbaik dan bermanfaat agar dapat meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak TK Aisyiyah Bustanul athfal (ABA) Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.2. Kecerdasan Verbal LinguistikKecerdasan verbal linguistik adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan sekaligus memahami informasi dan komunikasi kepada/dari orang/pihak lain, baik secara lisan maupun tertulis.

1.6 METODE PENELITIANPenelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyanto (1997), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. Ditjen PMPTK (2010:7) menyatakan bahwa tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

1.6.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN1.6.2 DATA DAN SUMBER DATAData yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi (Kunandar, 2008 : 274) :1. Hasil tes, yaitu tes awal dan tes akhir2. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran3. Hasil wawancara mengenai pemahaman dan kesulitan siswa dalam membaca pemahaman 4. Hasil catatan lapangan.

Sumber data yang digunakan peneliti adalah anak TK Al-Abror Kecamatan Kejuruan Muda Tahun Ajaran 2014/2015 semester ganjil yang langsung dijadikan subjek penelitian. Kemudian dari sejumlah anak tersebut dipilih 10 orang siswa berdasarkan dari wawancara dan pertimbangan guru kelas sehingga siswa yang dipilih mudah diajak untuk berkomunikasi dan bekerja sama sehingga memudahkan pada pelaksanaan wawancara berlangsung.

1.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATAMetode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.

1. Metode ObservasiTeknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan di TK Al-Abror Kec. Kejuruan Muda Kab. Aceh Tamiang. Dalam melakukan pengamatan, peneliti berperan sebagai pengamat partisipatif, yaitu terlibat dalam kegiatan sehari-hari anak didik di TK tersebut, dan anak-anak didik di TK tersebut sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2009:145)2. Wawancarawawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan anak didik TK. Al- Abror (Nazir : 2005). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.3. Catatan LapanganMenurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 153) catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Selain itu catatan penelitian merupakan buku jurnal harian yang ditulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh kegiatan pembelajaran serta respon anak didik TK. Al-Abror Kec. Kejuruan Muda Kab. Aceh Tamiang.4. Metode DokumentasiMetode dokumen adalah pengumpulan data melalui sumber-sumber tertulis atau dokumen yang ada pada TK. Al-Abror, seperti dokumen atau arsip resmi yang dimiliki TK. Al- Abror serta referensi lain yang terkait dengan penelitian ini. 1.8 TEKNIK ANALISIS DATAPada penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan dalam beberapa tahap. Menurut Sugiyono analisis data dalam penelitian kualitatif antara lain adalah sebagai berikut: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan gambaran kesimpulan (conclution drawing).Data yang diperoleh dari lapangan sangat banyak, oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera direduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dan dicari tema serta pola yang tepat.Setelah mereduksi data, baru kemudian data akan disajikan dalam bentuk yang ringkas dan terhimpun semua data yang diperlukan, tahap terakhir yaitu menggambarkan kesimpulan atau yang biasa disebut dengan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan awal dan kemudia setelah terkumpul semua data pendukung baru setelah itu dapat diambil kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal penelitian.1