Bab .... Network Planning

download Bab .... Network Planning

of 31

Transcript of Bab .... Network Planning

BAB IV

METODE,TEKNIK PERENCANAAN WAKTU DAN MENYUSUN JADWAL1. Metode Jalur Kritis (CPM) Metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Maka jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatankegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Mengetahui kegiatan-kegiatan kritis,perlu ditentukan dahulu peristiwa-peristiwa kritis. Untuk mengetahui dengan mudah kegiatan-kegiatan kritis dan peristiwa-peristiwa kritis pada sebuah network diagram, perlu digambarkan/ditunjukkan secara mencolok lintasan kritisnya yaitu lintasan yang dimulai dari peristiwa awal network sampai peristiwa akhir network diagram. Lintasan kritis ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwaperistiwa kritis, dan dummy ( bila diperlukan). Dummy sendiri tidak pernah kritis, tetapi mungkin saja dilalui lintasan kritis. a. Peristiwa Kritis Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu atau SPA(saat paling awal)-nya sama dengan SPL (saat paling lambat)-nya .Jadi untuk kegiatan kritis, SPL dikurang SPA sama dengan nol.

1

D 2

5

23 29 3 G

0 1 0

A 8 2

8 8

B 5 3

13 13

E 10 4

23 23 7

32 32

I 8 4

36 36

H F 7 C 11 6 23 23 9

Gambar 1 Peristiwa kritis adalah nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 b. Kegiatan Kritis Kegiatan kritis adalah kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan, sehingga bila sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja, sedang kegiatan kegiatan lainnya tidak terlambat, maka proyek akan mengalami keterlambatan selama satu hari. Sifat kritis ini disebabkan karena kegiatan tersebut harus dimulai pada satu saat (tidak ada mulai paling awal dan tidak ada mulai paling lambat) dan harus selesai pada satu saat (tidak ada selesai paling awal dan tidak ada selesai paling lambat) Secara formulatif : SPAi = SPLi SPLj = SPLj Karena kegiatan kritis harus mulai pada suatu saat awal saja dan harus selesai pada satu saat akhir saja dan tidak ada alternatif saat lainnya maka berlaku rumus : SPAi - L = SPAj SPLi - L = SPLj L = lama kegiatan Maka kegiatan kritis berdasarkan gambar diatas adalah Kegiatan A, B, E, H, dan I 2

c.

Lintasan Kritis Lintasan kritis dalam sebuah network diagram adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa kritis, dan dummy . Dummy hanya ada dalam lintasan kritis bila diperlukan.

2. Tenggang Waktu Kegiatan. Tenggang waktu kegiatan ( activity float ) adalah jangka yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola kebutuhan sumberdaya dan pola kebutuhan biaya. Ada tida macam tenggang waktu kegiatan yaitu : Total Float, Free Float, dan Independent Float. a. Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan yaitu : 1) 2) 3) b. Defenisi Total Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling lambat peristiwa akhir (SPLj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya. Free Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya. Independent Float (IF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa awal (SPLj)-nya. c. Rumus TF = SPLj L SPAi FF = SPAj L SPAi IF = SPAj L - SPLi 3 Telah ada network diagram yang tepat yang terdiri dari kegiatan, peristiwa, dan dummy (bila diperlukan)yang jumlah tepat. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan Berdasarkan network diagram tersebut, telah dihitung SPA dan SPL semua peristiwa

D 11 1 A 7 7 2 23 E 13 5

18 34

G 3

0 1 0

B 12 3

12 12

F 25 6

37 37

H 7 15

52 52

C 9 4

9 44

G 8

Gambar.2 d. Skema e. Contoh Perhitungan pada network diagram gambar 2 Kegiatan A: SPAi = SPA1 = 0 SPLj = SPL1 = 0 2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2, j = 2 SPAj = SPA2 = 7 SPLj = SPL2 = 23 3. Lama Kegitan 7 4. Total Float (TF) Free Float (FF) = SPLj L SPAi 23 7 -0 = 16 = SPAj L SPAi 77-0=0 Independent Float (TF) Kegiatan B: SPAi = SPA1 = 0 4 = SPAj L SPLi 7 7 -0 = 0 Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, i = 1 Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, i = 1

1.

1.

SPLj = SPL1 = 0 2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2, j = 2 SPAj = SPA3 = 12 SPLj = SPL3 = 12 3. Lama Kegitan 12 4. Total Float (TF) Free Float (FF) = SPLj L SPAi 12 12 -0 = 0 = SPAj L SPAi 12 12 -0 = 0 Independent Float (TF) Kegiatan D: SPAi = SPA2 = 7 SPLj = SPL2 = 23 2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 5, j = 5 SPAj = SPA5 = 18 SPLj = SPL5 = 34 3. Lama Kegitan L = 11 4. Total Float (TF) Free Float (FF) = SPLj L SPAi 34 11 - 7 = 16 = SPAj L SPAi 18 11 - 7 = 0 Independent Float (TF) = SPAj L SPLi 18 11 - 23 = - 16 Kegiatan C, E, F, G, H, dan I dapat dicari sendiri merupakan tugas 1 3. Pengaruh Keterlambatan Sebuah Kegiatan Dalam penyelenggaraan proyek kemungkinan besar akan menimbulkan masalah. Masalah yang dihadapi adalah berupa jauh dan berapa besar pengaruh keterlambatan penyelesaian pelaksanaan kegiatan tersebut terhadap penyelenggaraan proyek ? Tindakan apa yang diambil?. = SPAj L SPLi 12 12 - 0 = 0 Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 2, i = 2

1.

5

Untuk menjawab pertanyaan ini yaitu penyelenggaraan proyek dianggap dapat diwakili oleh umur proyek, lintasan kritis, saat mulai kegiatan pengikut, dan pola kebutuhan sumberdaya. a. Beberapa defenisi Keterlambatan Kegiatan (T) adalah jarak waktu antara saat realisasi penyelesaian kegiatan dengan saat rencana penyelesaian kegiatan tertentu. Dalam hal ini tidak diperhatikan sebab keterlambatan Kegiatan pengikut adalah kegiatan yang mmengikuti langsung kegiatan yang terlambat penyelesaiannya. Jadi kegiatan yang terlambat merupakan kegiatan pendahulu dari kegiatan pengikut yang terlambat penyelesaiannya Sumberdaya adalah semua macam masukan (input) yang diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan Pola kebutuhan sumberdaya ialah suatu gambaran yang menyatakan hubungan antara kebutuhan sumberdaya dengan waktu. b. Syarat Menilai Keterlambatan sebuah Kegiatan Network kegiatan yang tepat dan lengkap telah tersedia, serta SPA dan SPL tiap peristiwa diketahui Semua tenggang waktu kegiatan yaitu TF, FF, dan IF, sudah dihitung untuk setiap kegiatan Besar keterlambatan kegiatan (T) diketahui. Kasus 1. Keterlambatan lebih kecil atau sama dengan FF ( T < FF ) 1. Lintasan kritis tetap Saat mulai kegiatan pengikut tetap Pola kebutuhan sumberdaya berubah. Kasus 2. Keterlambatan a) Lebih besar dari pada FF ( T> FF ) b) Lebih kecil dari pada TF ( T < TF ) 1. Umur proyek tetap 2. Lintasan kritis tetap 3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur 4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah. 6 Umur proyek tetap c. Penilaian Keterlambatan Kegiatan

Kasus 3. Keterlambatan sama dengan TF ( T = TF ) 2. Lintasan kritis tetap,atau berubah (bila kegiatan yang terlambat

1.

Umur proyek tetap tindakan bermuara kelitasan kritis yang telah ada). 3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur 4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah Kasus 4. Keterlambatan lebih besar dari pada TF ( T > TF ) 2. Lintasan kritis tetap,(bila kegiatan yang terlambat bermuara Umur proyek berubah kelitasan kritis yang telah ada), atau berubah ,(bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelitasan kritis yang telah ada). 3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur 4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah d. Contoh Pemakaian Diketahui: 1. Network diagram 2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan ( L ) 3. SPA dan SPL masing-masing peristiwa

1.

12 2 A 12 0 1 0 B 12 3 12 15 C 25 5 F 8 H 25 4 14 D 5

E 23 G G 11 6

35 37 J 18 8 55 55

20 26

I 8 7 25 25 37 40 L 30 30

K 15

Gambar .. 3 7

Diminta : Menilai pengaruh keterlambatan kegiatan D terhadap penyelenggaraan proyek. Keterlambatan tersebut masing-masing sebagai berikut : 1. Kasus 1 : Kegiatan D terlambat dua hari 2. Kasus 2 : Kegiatan D terlambat enam hari 3. Kasus 3 : Kegiatan D terlambat sembilan hari 4. Kasus 4 : Kegiatan D terlambat lima belas hari Jawab: Untuk kegiatan D diketahui: a. Lama kegiatan perkiraa, L = 5 b. Saat paling awal peristiwa awal, SPAi = SPA2 = 12 c. Saat paling lambat peristiwa awal, SPLi = SPL2 = 14 d. Saat paling awal peristiwa akhir, SPAj = SPA4 = 20 e. Saat paling lambat peristiwa akhir, SPLj = SPL4 = 26 Maka didapat: a. TF = SPLj - L - SPAi : 26 - 5 - 12 = 9 b. FF = SPAj - L - SPAi : 20 - 5 - 12 = 3 c. IF = SPAj - L - SPLi : 20 - 5 - 14 = 1 Kasus 1. Kegiatan D terlambat dua hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan perkiraan menjadi tujuh hari. Terlambat dua hari lebih kecil Free Float (FF ) kegiatan D = tiga hari Akibat perubahan lama kegiatan dapat dilihat gambar .. 4

8

12 2 A 12 0 1 0 B 12 3 12 15 C 25 5 F 8 H 25 4 14 D 7

E 23 G G 11 6

35 37 J 18 8 55 55

20 26

I 8 7 25 25 37 40 L 30 30

K 15

Gambar.. 4 1. SPA dan SPL peristiwa akhir network diagram, semula SPA8 = SPL8 = 55, Pada kasus 1 menjadi SPA8 = SPL8 = 55. Jadi tidak ada perubahan dan ini berarti umur proek tidak berubah 2. Kegiatan pengikut dari kegiatan D adalah Kegiatan G dan I. SPA dari kegiatan kegiatan pengikut ini sama dengan SPA peristiwa awalnya ( peristiwa no.4 ) yaitu SPA4, semula SPA4 = 20, pada Kasus 1 tetap 20. Jadi tidak terdapat perubahan saat mulai kegiatan pengikut. 3. Kegiatan-kegiatan sesudah kegiatan D, yaitu kegiatan kegiatan G, I, J, dan K tidak mengalami perubahan sifat, yaitu yang semula kritis tetap kritis. Berarti lintasan kritis tidak berubah atau bertambah 4. Dengan adanya keterlambatan pelaksanaan selama dua hari pada kegiatan D berarti sumberdaya yang perlu disediakan pada jangka waktu pelaksanaan tersebut diperoleh dari jangka sebelumnya. Jadi ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdayanya. Kasus 2. Kegiatan D terlambat 6 hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan perkiraan menjadi sebelas hari. Terlambat enam hari ini lebih besar dari pada Free Float (FF) kegiatan D = tiga hari. Akibat perubahan lama kegiatan ini dapat dilihat pada gambar. 5 1. SPA dan SPL peristiwa akhir network diagram, semula SPA8 = SPL8 = 55, Pada kasus 1 menjadi SPA8 = SPL8 = 55. Jadi tidak ada perubahan dan ini berarti umur proek tidak berubah

9

2. Kegiatan pengikut dari kegiatan D adalah Kegiatan G dan I. SPA dari kegiatan kegiatan pengikut ini sama dengan SPA peristiwa awalnya ( peristiwa no.4 ) yaitu SPA4, semula SPA4 = 20, pada Kasus 2 tetap 23. Jadi terdapat perubahan yang berupa penundaan saat mulainya kegiatan pengikut selama tiga hari. 3. Kegiatan-kegiatan sesudah kegiatan D, yaitu kegiatan kegiatan G, dan I, dan K tidak mengalami perubahan sifat, yaitu yang semula kritis tetap kritis. Berarti lintasan kritis tidak berubah atau bertambah 4. Dengan adanya keterlambatan pelaksanaan selama enam hari pada kegiatan D berarti sumberdaya yang perlu disediakan pada jangka waktu pelaksanaan tersebut diperoleh dari jangka sebelumnya. Jadi ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdayanya

12 2 A 12 0 1 0 B 12 3 12 15 C 25 5 F 8 H 25 4 14 D 11

E 23 G G 11 6

35 37 J 18 8 55 55

23 26

I 8 7 25 25 37 40 L 30 30

K 15

Gambar .5 Kasus 3. Kegiatan D terlambat sembilan hari, dan Kasus 4. Kegiatan D

terlambat lima belas hari dapat saudara selesaikan sendiri. 4. Mempercepat Umur Proyek. Keadaan yang dihadapi disini adalah adanya perbedaan umur perkiraan proyek dengan umur rencana proyek. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari pada perkiraan proyek. Hal ini disebabkan umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang

10

terlama waktu pelaksanaannya, dan waktu pelaksanaan tersebut merupakan jumlah lama kegiatan perkiraan dari kegiatan-kegiatan kritis yang membentuk lintasan tersebut. Supaya proyek dapat diselesaikan sesuai dengan rencana, umur perkiraan proyek harus disamakan dengan umur rencana proyek. Caranya dengan mempercepat lama kegiatan perkiraan secara proporsional. a. Syarat Mempercepat Umur Proyek. Syarat yang dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan umur proyek yang lebih cepat dari pada keadaan semula kritis. 1. Telah ada network diagram yang tepat 2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung SPA-nya dan SPL-nya semua peristiwa 4. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN) b. Prosedur Mempercepat Umur Proyek 1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa sama seperti semula dengan lama kegiatan perkiraan baru untuk langkah ulangan, dan sama dengan semula untuk kegiatan siklus pertama. 2. Dengan dasar SPA peristiwa awal, SPA1 = 0, dihitung saat peristiwa awal lainnya. Umur perkiraan proyek (UPER) = saat paling awal peristiwa akhir (SPAm, m adalah nomor peristiwa akhir network diagram atau nomor maksimal peristiwa) 3. Dengan dasar saat SPL peristiwa akhir network diagram = umur proyek yang direncanakan (UREN), dihitung SPL semua peristiwa. 4. Hitung Total Float (TF) semua kegiatan yang ada. Bila tidak ada TF yang berharga negatif, proses perhitungan selesai. Bila masih ada TF berharga negatif, lanjutkan ketahap berikut : 5. Cari lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang TF masing-masing besarnya : TF = UREN UPER = SPLm SPAm = SPL1 = SAP1 6. Lama kegiatan dari kegiatan tersebut diatas adalah Ln, n adalah nomor urut kegiatan dalam satu lintasan,n = 1, 2, 3, z 7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tersebut diatas ( langkah ke 5 dan 6) dengan rumus : berharga negatif

11

Ln (baru) = Ln (lama ) +

Ln(lama) X (UREN UPER ) Li

Ln (baru)= lama kegiatan baru Ln (lama) Li UREN UPER = lama kegiatan lama = jumlah lama kegiatan kegiatan pada satu lintasan yang harus dipercepat. = umur rencana proyek = umur perkiraan proyek

8. Kembali ke langkah 1 d. Contoh Soal Diketahui : 1. Sebuah network diagram suatu proyek yang telah dilengkapi dengan : lama kegiatan perkiraan semua kegiatan, SPA dan SPL semua peristiwa. Dari network diagram diketahui umur perkiraan proyek (UPER) = 61 hari 2. Karena satu dan lain hal, proyek tersebut harus dipercepat penyelesaiannya, sehingga umur rencana proyek (UREN) = lima puluh hari. Diminta : Kegiatan kegiatan mana saja yang harus dipercepat waktu pekerjaannya agar proyek dapat diselesaikan dalam waktu lima puluh hari,12 2 A 12 0 1 0 B 12 3 12 21 C 25 5 F 8 H 25 25 31 4 14 D 20 32 32 I 8 7 40 46 L 30 30 K 15 E 23 G G 11 6

43 43 J 18 8 61 61

12

Gambar 6 Jawab : Secara umum, cara penyelesaiannya mengikuti prosedur seperti diuraikan terdahulu yaitu melenyapkan TF yang berharga negatif dengan cara mendistribusikannya pada kegiatan-kegiatan yang proporsional dengan kegiatan yang bersangkutan. Siklus 1 : Langkah 1, 2, dan 3 perhatikan gambar dibawah ini :

12 2 A 12 0 1 -11 B 12 3 12 10 C 25 5 F 8 H 25 4 1 D 20

E 23 G G 11 6

43 32 J 18 8 61 50

32 21

I 8 7 25 21 40 35 L 30 30

K 15

Gambar 7 Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN. Jangka waktu percepatan proyek = UREN UPER, dimana UPER= SPAm. UREN = umur rencana proyek = 50 UPER = umur perkiraan proyek = 61 SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0 SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 61 SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50 Langkah 4 ( perhatikan tabel 1) Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata masih ada TF berharga negatif, oleh karena itu lanjutkan kelangkah berikutnya. 13

Tabel 1 Kegiatan A B C D E F G H I J K L SPLj 1 10 20 21 32 21 32 35 35 50 50 50 Ln 12 12 25 20 23 8 11 25 8 18 15 30 SPAi 0 0 0 12 12 12 32 12 32 43 40 25 TF -11 -2 -5 -11 -3 1 -11 -2 -5 -11 -5 -5

Langkah 5, 6, dan 7 Kegiatan A, D, G, dan J perlu dipercepat karena kegiatan A, D, G, dan J masing masing mempunyai TF = UREN = -11 (bernilai negative). Sedangkan kegiatan kegiatan lain tidak memenuhi ketentuan langkah 5. Li = 12 + 20 + 11 + 18 = 61. Kegiatan A Lama Kegiatan (lama) 12 Lama Kegiatan ( Baru) 12 + 12 x(11) = 10 61 20 x(11) = 16 61 11 x(11) = 9 61 18 x(11) = 11 61

D G J

20 11 18

20 +

11 +

18 +

Siklus 2: Langkah 1, 2, dan 3 (perhatikan gambar 8 )

14

10 2 A 10 0 1 -5 B 12 3 12 10 C 25 5 F 8 H 25 4 10 D 16

E 23 G G9 6

35 35 J 11 8 55 50

26 26

I 8 7 25 20 37 35 L 30 30

K 15

Gambar 8 Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN. Jangka waktu percepatan proyek = UREN UPER, dimana UPER= SPAm. UREN = umur rencana proyek = 50 UPER = umur perkiraan proyek = 55 SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0 SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 55 SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50 Langkah 4 ( perhatikan tabel 2) Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata masih ada TF berharga negatif, oleh karena itu lanjutkan kelangkah berikutnya. Tabel 2 Kegiatan A B C D E F G H I J SPLj 10 10 20 26 35 26 35 35 35 50 15 Ln 10 12 25 16 23 8 9 25 8 15 SPAi 0 0 0 10 10 12 26 12 26 35 TF 0 -2 -5 0 2 6 0 -2 1 0

K L

50 50

15 30

37 25

-2 -5

Langkah 5, 6, dan 7 Kegiatan- kegiatan yang perlu dipercepat adalah C, dan L dengan Li = 25 + 30 = 35, dan UREN = -5 (bernilai negative).

Kegiatan C

Lama Kegiatan (lama) 25

Lama Kegiatan ( Baru) 25 + 25 x(5) = 23 55 25 x(5) = 27 55

L

30

25 +

Siklus 3: Langkah 1, 2, dan 3 (perhatikan gambar 9 )10 2 A 10 0 10 D 16 26 4 B 12 3 12 10 C 23 5 F 8 H 25 23 23 26 I 8 7 37 35 L 27 30 K 15 E 23 G G9 6 35 35 J 11 8 52 50

1

-5

Gambar 9 Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN. Jangka waktu percepatan proyek = UREN UPER, dimana UPER= SPAm. UREN = umur rencana proyek = 50 UPER = umur perkiraan proyek = 52 16

SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0 SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 52 SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50 Langkah 4 ( perhatikan tabel 3) Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata masih ada TF berharga negatif, oleh karena itu lanjutkan kelangkah berikutnya. Tabel 3 Kegiatan SPLj A 10 B 10 C 23 D 26 E 35 F 26 G 35 H 35 I 35 J 50 K 50 L 50 Langkah 5, 6, dan 7 Ln 10 12 23 16 23 8 9 25 8 15 15 27 SPAi 0 0 0 10 10 12 26 12 26 35 37 23 TF 0 -2 0 0 2 6 0 -2 1 0 -2 0

Kegiatan- kegiatan yang perlu dipercepat adalah B, H, dan K dengan Li = 12 + 25 +15 = 52, dan UREN - UPER = 50 52 = - 2 (bernilai negative). Kegiatan B Lama Kegiatan (lama) 12 Lama Kegiatan ( Baru) 12 + 12 x(2) = 12 52 25 x(2) = 23 52 15 x(2) = 15 52

H K

25 15

25 +

15 +

Siklus 4: Langkah 1, 2, dan 3 (perhatikan gambar 10 )

17

10 2 A 10 0 1 -5 B 12 3 12 12 C 23 5 F 8 H 23 4 10 D 16

E 23 G G9 6

35 35 J 11 8 50 50

26 26

I 8 7 23 23 35 35 L 27 30

K 15

Gambar 10 Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN. Jangka waktu percepatan proyek = UREN UPER, dimana UPER= SPAm. UREN = umur rencana proyek = 50 UPER = umur perkiraan proyek = 50 SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0 SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 50 SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50 Langkah 4 ( perhatikan tabel 4) Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata tidak ada yang bernilai negatif, oleh karena itu perhitungan sudah selesai.

Tabel 4 Kegiatan A B C SPLj 10 12 23 18 Ln 10 12 23 SPAi 0 0 0 TF 0 0 0

D E F G H I J K L 5.

26 35 26 35 35 35 50 50 50

16 23 8 9 23 8 15 15 27

10 10 12 26 12 26 35 35 23

0 2 6 0 0 1 0 0 0

Network Diagram dan Bar-Graph Dari network diagram yang memiliki data lengkap dapat dibuat Bar-graph kegiatan-kegiatan, yang menyatakan saat mulai dan saat selesai setiap kegiatan yang ada di dalam network diagram tersebut. Seperti telah dijelaskan, setiap kegiatan mempunyai : jadwal paling awal (Tipe I), paling lambat (TipeII), dan jadwal pelaksanaan yang menghabiskan Free Float-nya ( Tipe III), di samping jadwal kombinasim lainya. Bar-graph proyek merupakan kumpulan jadwal semua kegiatan yang ada dalam proyek tersebut. Sama halnya dengan jadwal kegiatan, maka jadwal proyek pun memiliki banyak alternative, yaitu : jadwal paling awal proyek ( Tipe I ), terdiri dari kumpulan jadwal paling awal semua kegiata proyek, jadwal paling lambat (TipeII) terdiri dari kumpulan jadwal paling lambat semua kegiatan proyek, jadwal pelaksanaan proyek yang semua pelaksanaan kegiatan-kegiatanya menghabiskan Free Float(Tipe III) terdiri dari kumpulan semua jadwal kegiatan yang pelaksanaan-nya menghabiskan Free Float-nya. Network Diagram Proyek Sebuah proyek fiktif bernama PROFIK terdiri dari kegiatan-kegiatan : A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J. lama masing-masing kegiatan, kegiatan-kegiatan awal dan akhir,dan kegiatan-kegiatan pengikut masing-masing kegiatan, dinyatakan pada table di bawah ini ; Table. 5. Kegiatan Proyek PROFIK Nama A B C D E F G H I Kegiatan Lama ( hari ) 2 3 12 8 2 4 3 4 2 19 Keterangan Awal Akhir Awal Akhir Awal Kegiatan Pengikut B C C,E,G F J I J

J

5

Akhir

-

Dari tebel diatas, dapat dibuat network diagramnya dan langsung bisa dihitung saat paling awal (SPA) dan saatb paling lambat (SPL) untuk semua peristiwa yang ada, baik peristiwa mulai (PM) maupun peristiwa akhir (PA) (peristiwa akir djuga peristiwa selesai (PS) ), dari tiap-tiap kegiatan. Network diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 11

2 2 5

B 3 hari 5

8 8 C

A 2 hari 0 1 0 D 8 hari H 4 hari 4 13 11 7 15 30 3 8 8 E 2 hari G 3 hari J 6

8 hari

10 16 26

F 4 hari 8

20 20

5 hari 4 I 2 hari

Gambar 11 b. Bar-Graph Kegiatan Kegiatan A, mempunyai lama kegiatan L=2 hari, nomor peristiwa mulai i= 1, saat paling awal peristiwa mulai SPAi = SPA1 = 0, saat paling lambat peristiwa mulai SPLi = 0, nomor peristiwa selesai j = 2, saat paling awal peristiwa selesai SPA j = SPA2 = 2, saat paling lambat peristiwa selesai SPLj = SPL2 = 5. Sketsa kegiatan tersebut yang diambil dari network diagram lengkap dengan peristiwa-peristiwa yang mengapitinya, adalah ( Gambar 12 ):

20

0 1 0

A 2 hari 2

2 2

Gambar 12 Bar-Graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu : Tipe I, kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin. i. Dimulai pada hari ke-HM, yaitu HM1 = SPAi + 1 = 0+1 = 1 ii. Diselesaikan pada hari ke-HM1 yaitu HS1 = SPAi + L = 0+2 = 2 Tipe II, kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin. i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu : HM2 = SPLj L + 1 =52+1=4 ii. Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu : HS2 = SPLj = 5 Tipe III, kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan Free Float atau selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPAj). i. Dimulai pada hari ke-HM3 yaitu HM3 = SPAj L + 1 =22+1=1 ii. Diselesaikan pada hari ke-HS3 yaitu HS3 = SPAj = 2

1 Tipe I Tipe II Tipe III

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12 13 14

Kegiatan B, mempunyai lama kegiatan L 3 hari, nomor peristiwa mulai I = 2, saat paling awal peristiwa mulai SPAi = SPA2 = 2, saat paling lambat peristiwa mulai 21

SPLj = SPL2 = 5, nomor peristiwa selesai j = 5, saat paling awal peristiwa selesai SPAj = SPA5 = 8, saat paling lambat peristiwa selesai SPLj = SPL5 = 8. Sketsa kegiatan tersebut yang diambil dari network diagram lengkap dengan peristiwa-peristiwa yang mengapitinya, adalah ( Gambar 12 ) :

2 2 5

B 3 hari 5

8 8

Gambar 13 Bar-Graph kegiatan B tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu : Tipe I Kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin i. Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu HM1 = SPAi + 1 = 2 + 1 = 3 ii. Diselesaikan pada hari ke-HS1 yaitu HS1 = SPAi + L = 2 + 3 = 5 Tipe II Kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu HM2 = SPLj L + 1 =83+1=6 ii. Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu HS2 = SPLj = 8 Tipe III Kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan Free Float atau selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPAj). i. Dimulai pada hari ke-HM3, di mana: HM3 = SPAj L + 1 =83+1=6 ii. Diselesaikan pada hari ke_HS3 di mana: HS3 = SPAj = 8

22

1 Tipe I Tipe II Tipe III

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12 13 14

Kegiatan C, mempunyai lama kegiatan L = 12 hari, nomor peristiwa mulai I = 5, saat paling awal peristiwa mulai SPAi = 8, saat paling lambat peristiwa mulai SPLi = SPL5 = 8 nomor peristiwa selesai j = 8 saat paling awal peristiwa selesai SPAj = SPA8 = 20, saat paling lambat peristiwa selesai SPLj = SPL8 = 20. Sketsa kegiatan tersebut yang diambil dari network diagram lengkap dengan peristiwa-peristiwa yang mengapitinya, adalah ( Gambar 13 ).8 5 8 C 3 hari 8 20 20

Bar-graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu : Tipe I kegiatan dimulai dan diselesaikan seawall mungkin i. ii. Tipe II Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu HM1 = SPAi + 1 = 8 + 1 = 9 Diselesaikan pada hari ke-HS1, yaitu HS1 = SPAi + L = 8 + 12 = 20 Kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin, yaitu i. ii. Tipe III Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu HM2 = SPLj L + 1 Diselesaikan pada hari ke_HS2, yaitu HS2 = SPLj = 20 kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan Free Float atau selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPAj) i. Dimulai pada hari ke-HM3, yaitu HM3 ii. = SPAj L + 1 = 20 12 + 1 = 9 Diselesaikan pada hari ke-HS3, yaitu 23

HS3 = SPAj = 201 Tipe I Tipe II Tipe III 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Catatan Kegiatan D, E, F, G, H, I, dan J diminta saudara menyelesaikan sendiri yang merupakan Tugas 3 Nomor 1. 6. Penggunaan Sumberdaya untuk Proyek Untuk mengetahui sumberdaya dalam penyelenggaraan proyek, perlu diketahui lebih dahulu dua hal yaitu tipe jadwal proyek yang akan dipergunakan serta kebutuhan sumberdaya, yang akan dianalisa untuk setiap kegiatan proyek dan cara distribusi penggunaan sumberdaya tersebut. Pada setiap hari jika terdapat pelaksanaan kegiatan-kegiatan, dicantumkan volume sumberdaya yang dibutuhkan kegiatan tersebut. Mengingat untuk keperluan analisa, diperlukan minimum tiga macam type pelaksanaan yaitu, tipe I, tipe II, dan tipe III. Perhitungan ini berlaku untuk biaya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan.

24

Perhitungan Kebutuhan Sumberdaya Harian Nama Kegiatan A B C D E F G H I J Biaya (Rp, Juta) 30 60 120 80 40 60 45 80 100 50 Jumlah Sumberdaya yang dibutuhkan Tenaga Mobil (hari-orang) 20 18 60 40 18 20 18 16 20 30 (hari-truk) 15 36 12 9 16 10 Solar (liter) 1.800 4.320 1.440 1.080 1.920 1.200

2 2 5

B 3 hari (Rp.60 Jt) 5

8 8 C 12 hari (Rp.120

A 2 hari (Rp.30 Jt) 0 1 0 D 8 hari (Rp.80 Jt) H 4 hari (Rp.80 Jt) 4 4 13 3 8 8 E 2 hari (Rp.40 Jt) G 3 hari (Rp.45 Jt) 6 10 16 26

F 4 hari (Rp.60 Jt) J 5 hari (Rp.50 Jt) 8

20 20

I 2 hari (Rp.100 Jt)

11 7 15 30

25

Tabel Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I) Kegi atan Kebu tuhan perhari A 15 B 20 C 10 D 10 E 20 F 15 G 15 H 20 I 50 J 10 Jumlah Per Hari Jumlah Kumulatif Kebutuhan Sumbedaya Per hari (Biaya dalam Rp. 000.000) 8 9 10 11 12 13 Kebu tuhan Kegiatan 30 60 120 80 40 60 45 80 100 50

1 15

2 15

3 20

4 20 10

5 20

6

7

14

15

16

17

18

19

20

10 10 10 10 10 10 10 10 20 15 20 20 20 20 50 45 45 45 90 50 50 80 50 60 10 10 45

10 20 15

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

15 15

15

15

15

45

40

10 35

10 35

10 35

10 20

10 20

10

10

10

10 665

140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665

Tabel Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II) Kegi atan Kebu tuhan perhari A 15 B 20 C 10 D 10 E 20 F 15 G 15 H 20 I 50 J 10 Jumlah Per Hari Jumlah Kumulatif Kebutuhan Sumbedaya Per hari (Biaya dalam Rp. 000.000) 8 9 10 11 12 13 20 10 10 10 10 10 10 10 10 10 20 15 20 15 50 10 10 10 20 10 30 25 55 25 80 30 30 30 10 30 30 30 45 75 15 50 95 10 40 10 35 10 35 10 35 10 35 20 15 20 20 20 15 15 15 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Kebu tuhan Kegiatan 30 60 120 80 40 60 45 80 100 10

1

2

3

4 15

5 15

6 20

7 20

14

15

16

17

18

19

20

110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665

625

Tabel Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III) Kegi atan Kebu tuhan perhari A 15 B 20 C 10 D 10 E 20 F 15 G 15 H 20 I 50 J 10 Jumlah Per Hari Jumlah Kumulatif Kebutuhan Sumbedaya Per hari (Biaya dalam Rp. 000.000) 8 9 10 11 12 13 20 10 10 10 10 10 10 10 10 10 20 15 20 20 20 20 50 45 45 45 90 30 30 10 30 30 30 45 95 50 75 10 10 10 10 10 20 10 35 10 35 10 35 10 35 20 15 15 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Kebu tuhan Kegiatan 30 60 120 80 40 60 45 80 100 10

1 15

2 15

3

4

5

6 20

7 20

14

15

16

17

18

19

20

120 150 160 190 220 250 295 390 465 475 485 495 505 525 560 595 630 665

625

26

2 2 5

B 3 hari (18 hr-org) 5

8 8 C

A 2 hari (20 hr-org) 0 1 0 D 8 hari (40 hr-org) H 4 hari (16 hr-org) 4 4 13 3 8 8 E 2 hari (18 hr-org) 3 hari (18 hr-org) G 6 10 16 26

12 hari (60 hr-org)

F 4 hari (20 hr-org) J 3 hari (30 hr-org) 8

20 20

I 2 hari (20 hr-org)

11 7 15 30

Gambar 15Tabel Kebutuhan Tenaga kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I) Kegi atan Kebu tuhan perhari A 10 B 6 C 5 D 5 E 9 F 5 G 6 H 4 I 10 J 6 Jumlah Per Hari Jumlah Kumulatif Kebutuhan Sumbedaya Per hari (Tenaga kerja dalam hari-orang) 8 9 10 11 12 13 Kebu tuhan Kegiatan 20 18 60 40 18 20 18 16 20 30

1 10

2 10

3 6

4 6 5

5 6

6

7

14

15

16

17

18

19

20

5 5 5 5 5 5 5 5 9 6 4 4 4 4 10 19 19 19 38 15 53 15 68 21 89 10 15 5 5 20

5 9 6

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5 6

5

5

5

20

16

6 16

6 16

6 16

6 11

6 11

5

5

5

5 260

104 109 114 134 154 170 186 202 218 229 240 245 250 255 260

27

Tabel Kebutuhan Tenaga Kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II) Kegi atan Kebu tuhan perhari A 10 B 6 C 5 D 5 E 9 F 5 G 6 H 4 I 10 J 6 Jumlah Per Hari Jumlah Kumulatif Kebutuhan Sumbedaya Per hari (Tenaga kerja dalam hari-orang) 8 9 10 11 12 13 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 6 4 6 10 5 5 5 10 5 15 15 30 15 45 11 56 11 67 11 78 5 83 9 92 9 9 15 21 6 10 30 6 20 6 16 6 16 6 16 6 16 9 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Kebu tuhan Kegiatan 20 18 60 40 18 20 18 16 20 30

1

2

3

4 10

5 10

6 6

7 6

14

15

16

17

18

19

20

101 110 125 146 176 196 212 228 244 260

260

Tabel Kebutuhan Tenaga Kerja, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III) Kegi atan Kebu tuhan perhari A 10 B 6 C 5 D 5 E 9 F 5 G 6 H 4 I 10 J 6 Jumlah Per Hari Jumlah Kumulatif Kebutuhan Sumbedaya Per hari (Tenaga kerja dalam hari-orang) 8 9 10 11 12 13 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 6 4 4 4 4 10 19 19 19 38 9 47 9 56 5 61 11 72 11 83 11 94 20 30 10 21 5 5 5 5 6 11 6 16 6 16 6 16 6 16 9 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Kebu tuhan Kegiatan 20 18 60 40 18 20 18 16 20 30

1 10

2 10

3

4

5

6 6

7 6

14

15

16

17

18

19

20

114 144 165 170 175 180 185 196 212 228 244 260

260

Catatan Kebutuhan Sumberdaya perhari (Peralatan dalam hari-truk) dan

Kebutuhan Sumberdaya perhari (Bahan Bakar solar dalam 10 liter) diminta saudara selesaikan yang merupakan tugas 3 (tiga) nomor 2 7. Histogram, Kerva S, dan Koridor Operasional Untuk lebih menjelaskan pemakaian sumberdaya tertentu selama pelaksanaan proyek, digunakan 2 macam grafik, yaitu grafik pemakaian sumber daya kumulatif. Grafik pemakaian sumberdaya harian (selanjutnya disebut histogram). Grafik pemakaian sumberdaya kumulatif (selanjutnya disebut Kurva S) yaitu grafik yang sumbu horisontalnya menyatakanwaktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan jumlah pemakaian sumberdaya kumulatif dari mulai hari pertama sampai dengan hari tertentu.

28

Tabel Kebutuhan Tenaga kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I)

Kebutuhan Sumbedaya Per hari

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20 100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0 45 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40 35 35 35 20 20 10 10 10 10

Gambar 17 Histogram

29

Tabel Kebutuhan Tenaga kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I)

Kebutuhan Sumbedaya Per hari Kegi atan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 700

A

15

15

600

B

20

20

20 500

C

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

D

10

10

10

10

10

10

10

10

400

E

20

20 300

F

15

15

15

15

G

15

15

15

200

H

20

20

20

20 100

I

50

50

J Jumlah 45 Per Hari Jumlah Kumulatif 45 90 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40

10 35

10 35

10 35

10 20

10 20 10 10 10 10

0

140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665

2100

Gambar 18 Kurva S Catatan: selanjutnya saudara diminta buatkan Diagram Histogram kebutuhan per hari serta Kurva S

tenaga, kebutuhan peralatan dan kebutuhan bahan (Solar) yang merupakan tugas 3 (tiga) nomor 3.

kebutuhan tenaga, kebutuhan peralatan dan kebutuhan bahan (Solar) kumulatif type I

30

E

B

G

A

C 26 D

H

K

J

I

30

B

E

G

A

C

F D

H K

I

J

31