BAB Kondisi Lingkungan pelabuhan khusus CPO (2).pdf
Transcript of BAB Kondisi Lingkungan pelabuhan khusus CPO (2).pdf
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 21
langsung adalah hilangnya tanah subur lapisan atas, hilangnya unsur hara, rusaknya
struktur tanah, dan merosotnya struktur tanah. Dampak tidak langsung erosi adalah
berkurangnya alternatif penggunaan lahan, timbulnya dorongan untuk membuka
lahan baru, dan penurunan kualitas air di badan perairan.
Erosi salah satu penyebab penurunan kesuburan tanah, sehingga produktivitas tanah
menurun. Meningkatnya laju erosi menyebabkan lahan menjadi kritis. Hasil perhitungan
pendugaan erosi dengan menggunakan metode USLE (1978) disajikan pada Tabel 3.7.
Erosi yang diduga meliputi erosi potensial, erosi saat ini, dan tingkat bahaya erosi. Erosi
potensial diduga menggunakan nilai faktor tanaman (C=1) kondisi lahan terbuka. Erosi
saat ini (erosi aktual) diduga berdasarkan nilai pengelolaan tanaman (C=0,3) untuk
kondisi tanaman campuran dengan penutup tanah. Berdasarkan hasil pendugaan
tersebut, dilakukan penilaian tingkat bahaya erosi. Penilaian ini mengacu pada buku
petunjuk rencana tehnik lapangan (RTL) yang diterbitkan oleh direktorat rehabilitasi
lahan dan konservasi tanah (RLKT), Ditjen RRL, Dephut (1986).
Tabel 3.7. Prediksi Laju Erosi di Lokasi di Lokasi Kegiatan
Lokasi Kelas Lereng R K LS C P
Erosi Potensial
ton/ha
Erosi Aktual ton/ha
TBE Tingkat Kerusakan
R-1 A 109.92 0.496 0.55 0.300 0.50 30.09 4.51 0.100 Rendah
R-2 B 109.92 0.382 1.79 0.300 0.70 75.30 15.81 0.354 Rendah Sumber : Hasil perhitungan dari Data Primer, Oktober 2012
Hasil analisis pendugaan erosi aktual di lokasi kegiatan untuk saat ini tergolong memiliki
indeks bahaya erosi rendah (skala kualitas <1), tingkat kerusakan tergolong rendah dan
tingkat kehilangan tanah rendah. Batas maksimal erosi yang dapat ditoleransi (TSL=
Tolerable Soil Lost) ditetapkan dengan pedoman mengacu pada nilai T untuk tanah-
tanah di Indonesia (Arsjad, 1989). Dengan pertimbangan kondisi tanah di areal studi
(solum sedang). Nilai T untuk tanah di lokasi kegiatan adalah rata-rata sebesar 48,00
ton/ha/tahun, sedangkan hasil analisis pendugaan erosi aktual di lokasi studi dan
sekitarnya untuk saat ini juga tergolong memiliki indeks bahaya erosi rendah (skala
kualitas <1), tingkat kerusakan tergolong rendah dan tingkat kehilangan tanah rendah.
Hasil prediksi erosi pada titik pengamatan pada lokasi yang dianggap dapat mewakili
di wilayah studi menunjukkan bahwa erosi umumnya lebih kecil dari erosi wajar atau
erosi yang dapat ditolerir dengan kondisi saat ini. Hasil Prediksi erosi menunjukkan
bahwa besarnya erosi potensial pada lahan tersebut jika dibiarkan terbuka dapat
mengakibatkan kehilangan tanah dan tingkat kerusakan tanah yang lebih ekstrim.
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 22
3.1.8 Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara di wilayah tapak proyek Pelabuhan Khusus CPO dan Pelabuhan Khusus
CPO di Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai secara umum bersih (belum
tercemar). Hal ini karena belum ada kegiatan yang menyebabkan terjadinya
pencemaran. Oleh karena itu dalam studi ANDAL ini akan diukur konsentrasi debu,
maupun gas-gas seperti SO2, NO2, CO, NH3, dan gas-gas yang berbahaya lainnya
yang akan mengalami perubahan bila ada proyek. Demikian halnya dengan
kebisingan saat ini masih dianggap normal.
a. Kualitas Udara
Pengukuran kualitas udara dilakukan pada tempat dimana terdapat perbedaan
kondisi antara satu tempat/kawasan dengan tempat/kawasan yang lain. Parameter
kualitas udara yang teramati yaitu SO2, NO2, CO, H2S, debu, dan kebisingan diukur
pada 3 (tiga) tempat yang berbeda di sekitar kegiatan. Ketiga tempat yang
dimaksud adalah tapak kegiatan sekitar pemukiman penduduk wilayah kerja
perkebunan Kelapa Sawit (yaitu Desa Malik Makmur), dan sekitar lokasi rencana
pembangunan Jetty di Pesisir Desa Malik. Hasil analisis parameter kualitas udara
disajikan pada Tabel 3.8.
1) Karbon Monoksida (CO)
Senyawa karbon monoksida adalah senyawa yang sangat beracun dan
umumnya berasal dari knalpot mesin kendaraan. Senyawa itu dapat mengikat Hb
darah menjadi Hb-CO, sehingga kandungan Hb darah pembawa oksigen yang
diperlukan tubuh menjadi berkurang. Hasil analisis pengukuran konsentrasi CO di
sekitar lokasi adalah berkisar 54.21–65.40 μg Nm–3. Nilai tersebut menujukkan kisaran
di bawah ambang baku mutu maksimum yang diperbolehkan.
Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Kualitas Udara di sekitar wilayah studi.
Parameter Udara Ambien Unit
Permuki-man Desa
Malik
Lokasi Dermaga Khusus Baku Mutu*) Lokasi Fasilitas
Penunjang Renc. Jetty
(Pesisir Malik) Karbon Monooksida CO) μg/Nm3 65.40 56.64 54.21 30.000Nitrogen Dioksida (NO2) μg/Nm3 121.50 132.22 136.20 400Sulfur Dioksida (SO2) μg/Nm3 21.30 24.23 42.15 900Timah hitam (Pb) μg/Nm3 0.00 0.00 0.00 2Debu μg/Nm3 9.20 3.00 2.00 230
Kebisingan dBA 50‐54 48‐50 49‐52 70**)
Sumber : Data hasil analisis Laboratorium 2012 Keterangan : *) Baku Mutu Udara Ambien Nasional berdasarkan PP No.41 Tahun 1999 (Lampiran);
**)Baku Mutu Tingkat Kebisingan KEPMEN LH No.48/MENLH/II/1996 (Lampiran I).
2) Nitrogen Dioksida (NO2)
Polutan kimia yang juga memiliki sifat toksik yang cukup berbahaya adalah
senyawa nitrogen yang membentuk nitrogen dioksida (NO2). Hasil analisis
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 23
diperoleh konsentrasi NO2 dengan kisaran 121.50-136.20 μg Nm–3. Nilai tersebut
juga merupakan kisaran yang berada jauh di bawah ambang batas maksimum
yang diperbolehkan, yaitu 150 μg Nm–3.
3) Sulfur dioksida (SO2)
Senyawa lain yang dikeluarkan oleh gas buangan kendaraan adalah sulfur
dioksida (SO2). Senyawa tersebut dapat menyebabkan rasa pedih mata manusia.
Hasil analisis konsentrasi SO2 berkisar 21.30-42,15 μg Nm–3. Nilai tersebut juga masih
jauh di bawah ambang batas yang diperkenankan, yaitu 365 μgm–3.
4) Total Debu/Partikel
Konsentrasi debu di udara pada lokasi studi berkisar antara (2.00-9.20) μg Nm–3.
Konsentrasi partikel debu tersebut tergolong normal berdasarkan standar
maksimum baku mutu lingkungan.
b. Kebisingan
Penentuan tingkat kebisingan dilakukan dengan mengadakan pengukuran langsung
pada sumber kegiatan dan di lokasi yang diprakirakan akan terpengaruh oleh
kegiatan tersebut. Tingkat kebisingan pada lokasi sumber kegiatan adalah 48,00-
54.00 dBA. Kebisingan dari sumber kegiatan pada kondisi rona awal masih tergolong
normal (di bawah ambang baku mutu yang diperkenankan yakni 70 dBA untuk
Industri).
Berdasarkan hasil analisis kualitas udara pada lokasi studi, diperoleh bahwa kualitas
udara masih di bawah ambang baku mutu udara ambien. Hal itu menunjukkan
bahwa kualitas udara di lokasi studi rencana Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS
PERMAI di wilayah kerja Kecamatan Bualemo masih memenuhi syarat sesuai
ketentuan PP No. 41 Tahun 1999.
3.2. KOMPONEN BIOLOGI
Rencana Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO tidak bisa dipungkiri akan
mempengaruhi lingkungan sekitarnya, yang salah satu komponennya adalah
komponen yang berhubungan dengan aspek biologinya. Komponen biologi yang
diamati di lokasi rencana Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO meliputi flora, fauna
dan hidrobiota di lokasi tapak proyek dan sekitarnya.
a. Biota Laut
1) Plankton
Plankton terbagi ke dalam dua golongan, yaitu plankton nabati atau fitoplankton dan
plankton hewani atau zooplankton. Fitoplankton merupakan produsen utama/primer di
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 24
sebagian besar perairan, sedangkan zooplankton merupakan konsumen pertama
yang mentransfer energi dari produsen primer ke organisme konsumen yang lebih
tinggi tingkatannya, seperti nekton (ikan) dan udang.
Sebagai produsen dan konsumen pertama, plankton sangat dipengaruhi oleh
perubahan kondisi perairan. Dengan demikian dalam penilaian kondisi perairan,
plankton dapat dijadikan indikator atau petunjuk adanya perubahan kualitas fisik-kimia
perairan.
a) Fitoplankton
Hasil analisis fitoplankton di perairan sekitar rencana lokasi pembangunan Dermaga
Khusus CPO di Desa Malik menunjukkan bahwa jenis fitoplankton yang ditemukan
terdiri atas 3 kelompok klas/filum yaitu klas Bacillariophyceae, klas Chlorophyceae, dan
klas Dinophyceae. Jumlah genera/genus penyusun komunitas dan kelimpahan filum
Bacillariophyceae lebih tinggi dibandingkan dengan filum lainnya (Tabel 3-9).
Ekostruktur demikian, dimana Bacillariophyceae menempati bagian terbesar
merupakan kondisi yang umum atau alami dijumpai di perairan laut.
Tabel 3-9. Komposisi Jenis, Jumlah Genera Penyusun Komunitas Fitoplankton Dalam Perairan Pantai Calon Lokasi Dermaga Khusus CPO di Desa Malik
No. Komposisi Jenis (%) Jumlah
Genera/Genus Kelimpahan (Ind./Liter)Filum/Klas % 1. Bacillariophyceae 73,9 34 12.661
2. Dinophyceae 19,6 9 5.445
3. Chlorophyceae 6,5 3 1.756 Jumlah 100,0 46 19.862
b) Zooplankton
Hasil pengamatan terhadap zooplankton pada wilayah perairan yang di survey
menunjukkan beberapa kelompok seperti: kelompok Malacostraca, Actinopoda,
Hydrozoa, Urochordata, Ciliata, Rotatoria, larva Gastropoda, dan larva Polychaeta.
Hasil pengamatan terhadap zooplankton menunjukkan tingkat kepadatan yang
sangat rendah dengan kepadatan yang berkisar antara 68 - 2.625 individu/liter
dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 3-10.
Tabel 3-10. Komposisi Jenis, Jumlah Genera Penyusun Komunitas Zooplankton Dalam Perairan Pantai Calon Lokasi Dermaga Khusus CPO di Desa Malik
No. Komposisi Jenis (%) Jumlah Genera/Genus
Kelimpahan (Ind. /Liter) Filum/Klas %
1. Malacostraca 37,9 11 2.625
2. Actinopoda 20,7 6 748
3. Hydrozoa 13,8 4 544
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 25
No. Komposisi Jenis (%) Jumlah Genera/Genus
Kelimpahan (Ind. /Liter) Filum/Klas %
4. Urochordata 10,3 3 408
5. Ciliata 6,9 2 340
6. Rotatoria 3,4 1 272
7. Gastropoda 3,4 1 136
8. Polychaeta 3,4 1 68
Jumlah 100,0 29 5.141
Indeks keragaman, kesamaan dan dominansi komunitas fitoplankton maupun
zooplankton (Tabel 3-11 dan Tabel 3-12) menunjukkan bahwa kondisi perairan pantai
Teluk Tomini Bualemo tergolong perairan yang belum tercemar. Komunitas dalam
kondisi stabil serta individu dalam komunitas dapat memanfaatkan sumberdaya
secara optimal.
Tabel 3-11. Indeks Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) Komunitas Fitoplankton Dalam Perairan Pantai Teluk Tomini Bualemo
H E C Kondisi perairan dan keadaan komunitas/individu*)
2,56 0,79 0,38 Perairan tidak tercemar, komuntas stabil dan individu dapat memanfaatkan sumberdaya secara optimal
Keterangan : *) = William dan Davis (1968), Daget (1976) dan Odum (1971)
Tabel 3-12. Indeks Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) Komunitas Zooplankton Dalam Perairan Teluk Tomini Bualemo
H E C Kondisi perairan dan keadaan komunitas/individu*)
1,94 0,75 0,28 Perairan tidak tercemar, komuntas stabil dan individu dapat memanfaatkan sumberdaya secara optimal
Keterangan : *) = William dan Davis (1968), Daget (1976) dan Odum (1971)
2) Bentos
Bentos adalah organisme yang hidup di permukaan atau di dalam substrat dasar
perairan. Karena sifat hidupnya yang relatif menetap (sesil), dan juga sebagai detritus
feeder, filter feeder dan scavenger, maka bentos sering digunakan sebagai indikator
perubahan kualitas perairan.
Bentos yang diamati adalah makrozoobentos. Kelompok yang ditemukan sebanyak 11
klas yaitu : Polychaeta, Decapoda, Brachiura, Gastropoda, Bivalva, Ophyuroidea,
Nematiana, Foraminifora, Sipunculus, Echiura, dan Hemichordata. Kepadatan
makrozoobentos yang ditemukan berkisar antara 192 - 1.023 individu/m2.
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 26
Tabel 3-13. Komposisi Jenis, Jumlah Genera Penyusun Komunitas Makrozoobentos dalam Perairan Teluk Tomini Bualemo
No. Komposisi Jenis (%)
Jumlah Genera Kelimpahan (plankton/liter) Filum %
1. Polychaeta 23,0 20 1.023 2. Decapoda 18,4 16 872 3. Brachiura 16,1 14 783 4. Gastropoda 12,6 11 680 5. Bivalva 9,2 8 525 6. Ophyuroidea 5,7 5 445 7. Nematiana 4,6 4 247 8. Foraminifora 3,4 3 228 9. Sipunculus 3,4 3 210 10. Echiura 2,3 2 192 11. Hemichordata 1,1 1 192
Berpedoman pada kepadatan makrozoobenthos, perairan pantai Teluk Tomini
Bualemo tergolong perairan dengan tingkat kesuburan sedang (Dartonal dan Jones,
1986). Indeks Keragaman, Kesamaan, dan Dominansi menunjukkan bahwa perairan
pantai Teluk Tomini Bualemo kondisinya belum tercemar, komunitas dalam kondisi stabil
dan setiap individu dalam komunitas dapat memanfaatkan sumberdaya secara
optimal (Tabel 3-14).
Tabel 3-14. Indeks Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) Komunitas Makrozoobenthos dalam Perairan Teluk Tomini Bualemo
H E C Kondisi perairan dan keadaan komunitas/individu*)
3,5 0,98 0,32 Perairan tidak tercemar, komuntas stabil dan individu dapat memanfaatkan sumberdaya secara optimal
Keterangan : *) = William dan Davis (1968), Daget (1976) dan Odum (1971)
b. Flora Pesisir (Hutan Pantai)
Tipe hutan ini pada umumnya berasosiasi dengan hutan payau (mangrove) yang
tersebar di sepanjang perairan Teluk Tomini Bualemo, namun di sekitar rencana lokasi
Dermaga Khusus CPO di Desa Malik, tipe hutannya tidak berasosiasi dengan hutan
mangrove. Hutan pantai di wilayah studi memiliki topografi dari berbukit landai hingga
datar dengan tekstur tanah di dominasi pasir.
Vegetasi hutan pantai di calon lokasi dermaga dijumpai pada tanah-tanah berpasir di
atas garis pantai tertinggi. Jenis-jenis yang dijumpai seperti pada umumnya jenis-jenis
vegetasi hutan pantai, yaitu : butun (Baringtonia asiatica), ketapang (Terminalia
catappa), waru (Hibiscus tilaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), nyamplung
(Calophyllum inophyllum), dan beragam (Hemandia sp.). Disamping itu banyak
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 27
dijumpai jenis epifit seperti anggrek. Sedangkan tumbuhan bawahnya didominasi oleh
jenis pandan (Pandanus sp.)
Pada hutan pantai yang berbukit landai jenis vegetasi tingkat pohon yang ditemukan
diantaranya cemara gunung (Casuarina sp.) dan bayur (Pterospermum sp.).
c. Hutan Dataran Rendah
Hutan dataran rendah secara umum memiliki topografi yang dominan berupa dataran
dan sedikit berbukit. Jenis vegetasi tingkat pohon cukup beragam, diantaranya nyatoh
(Palaquium obovatum), terap (Ficus sp.), kenanga (Cananga odorata), laban (Vitex
pubescens), berangan (Castanopsis buruana), dan cemara (Casuarina sp.).
d. Satwa Liar dan Habitatnya
1) Kekayaan Jenis Satwaliar
Jenis-jenis fauna atau satwaliar yang terdapat di sekitar wilayah studi diperoleh melalui
pengamatan langsung, wawancara dengan masyarakat sekitar, dan studi pustaka.
Di wilayah studi telah teridentifikasi berbagai jenis satwaliar yang terdiri atas 7 jenis
mamalia, 33 jenis burung dan 4 jenis reptilia. Berdasarkan jumlah jenis satwaliar yang
ditemukan di wilayah studi dapat dikatakan tergolong tinggi. Tingginya
keanekaragaman jenis satwaliar tersebut terkait erat dengan beragamnya kondisi
habitat di wilayah studi. Selain itu jenis satwaliar yang ditemukan beberapa
diantaranya tergolong unik/khas, yaitu corak satwaliar tersebut tidak terdapat di
tempat lain. Keunikan atau kekhasan satwaliar tersebut berhubungan erat dengan
keendemisitas suatu satwaliar. Banyaknya jenis satwaliar yang ditemukan di wilayah
studi disajikan pada Tabel 3-15.
Tabel 3-15. Kekayaan Jenis Satwaliar yang Ditemukan di Wilayah Studi
No. Klas Satwaliar Banyaknya Habitat yang Digunakan Jenis Suku
1. Mamalia 7 7 Laut, hutan pantai, sawah, kebun, dan hutan dataran rendah
2. Burung 33 16 Laut, hutan pantai, kebun, dan hutan dataran rendah
3. Reptilia 4 4 Laut, hutan pantai, kebun, dan hutan dataran rendah.
Di wilayah studi ditemukan jenis-jenis satwaliar endemik, yaitu satwaliar yang memiliki
penyebaran terbatas. Contoh satwaliar yang memiliki katagori endemik adalah
burung maleo (Macrocephalon maleo). Burung maleo tersebut hanya ditemukan
aslinya di daerah Sulawei. Sulawesi merupakan wilayah dengan satwaliar di sebelah
baratnya (Sundaic) ataupun sebelah timurnya (Papuan) dan di wilayah ini pula yang
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 28
memiliki perpaduan kedua corak satwaliar tersebut. Areal studi ini termasuk bagian
kawasan zoobiogeografi yang memiliki endemisitas satwaliar yang tinggi.
2) Habitat Satwaliar
Berdasarkan hasil pengamatan melalui penjelajahan (reconaissance), wawancara
dengan masyarakat sekitar, dan studi pustaka, bahwa habitat satwaliar dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar (major habitat type), yaitu habitat
satwaliar perairan (aquatic habitat) dan habitat satwaliar daratan (terresteriaI habitat).
Selain berdasarkan pengelompokan tersebut habitat satwaliar dapat dilihat juga dari
sebaran horisontal maupun vertikalnya sehingga dalam dua kelompok besar habitat
tersebut terdapat beberapa tipe habitat. Habitat perairan terdiri dari tipe habitat
satwaliar berupa laut dan pesisir sedangkan habitat teresterial terdiri atas tipe habitat
hutan pantai, hutan payau (mangrove), hutan dataran rendah, dan kebun.
3) Habitat Perairan Laut dan Pesisir
Satwaliar yang ditemukan di perairan laut diantaranya dari jenis mamalia adalah
lumba-lumba (Dolphinus sp.). Jenis reptilia, yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), dan
beberapa burung laut kelompok dara laut (Sterna sp., Clidonias sp), serta burung
cikalang (Fregatta sp). Berdasarkan informasi masyarakat kadang-kadang ditemukan
telur penyu namun jumlahnya sedikit dan tidak jelas kapan waktu bertelurnya. Selain itu
di daerah pasiran pantai ini ditemukan juga burung kuntul karang (Egretta sacra)
terutama pada pasir berkarang. Beberapa jenis burung migran juga ditemukan di
habitat pasiran pantai tersebut, diantaranya burung trinil (Tringa sp), gegajahan
(Numenius phaeopus), dan trinil pantai (Actitis hypoleucos).
Di sepanjang pantai di wilayah studi, habitat satwaliar yang cukup dominan adalah
tipe habitat satwaliar hutan pantai. Hutan pantai di wilayah studi memiliki topografi
dari berbukit landai hingga datar dengan tekstur tanah didominasi pasir. Adapun jenis
satwaliar yang ditemukan di habitat ini, diantaranya babi hutan (Sus celebensis),
burung maleo (Macrocephalon maleo), dan biawak (Varanus salvator). Untuk habitat
satwaliar hutan pantai yang berbukit landai, jenis satwaliar yang ditemukan adalah
burung elang laut (Haliaetus leucogaster).
Hutan dataran rendah secara umum memiliki topografi yang dominan berupa dataran
dan sedikit berbukit. Jenis-jenis satwa liar yang ditemukan di tipe habitat ini juga cukup
bervariasi terutama jenis burung. Jenis mamalia yang teridentifikasi diantaranya rusa
(Cervus timorensis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), babi hutan (Sus celebensis).
Sedangkan jenis burung yang ditemukan antara lain : elang hitam (Ictinaetus
malayensis), elang ular (Spilornis rufipectus), maleo (Macrocephalon maleo), pergam
hijau (Ducula aenea), pergam putih (Ducula luctuosa), perkici dora (Trichoglossus
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 29
ornatus), kadalan Sulawesi (Phaenicophaeus calyorhynchus), pekaka bua (Halcyon
melanorhyncha), julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix), tiong lampu Sulawesi (Coracias
temminckii), kepodang (Oriolus chinensis), jalak tunggir merah (Scissirostrotum dubium),
burung madu hitam (Nectarinia aspasia), dan cabean Sulawesi (Dicaeum celebicum).
Adapun jenis reptilia yang ditemukan di tipe habitat ini adalah ular sanca (Phyton
reticulatus).
Kebun yang terdapat di wilayah studi kebanyakan adalah kebun dengan jenis
tanaman coklat (Theobroma cacao) milik masyarakat dengan luasan kecil sampai
sedang, dan kebun sawit (Eleuis guinensis). Jenis-jenis satwaliar yang ditemukan di tipe
habitat kebun coklat ini tidak banyak diantaranya kepodang (Oriolus chinensis),
burung madu kelapa (Anthreptes malacensis), sedangkan jenis satwaliar yang
ditemukan di kebun sawit diantaranya puyuh (Turnix suscicator), ayam hutan merah
(Gallus gallus), dan bondol taruk (Lonchura molucca).
3.3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
Dermaga Khusus CPO Malik untuk perkebunan Kelapa Sawit PT. WIRA MAS PERMAI
berada di wilayah Desa Malik yang merupakan desa pantai dan dekat dengan Desa
Malik Makmur (desa pemekaran dari Desa Malik), yang mata pencaharian utama
penduduknya adalah sebagai petani dan nelayan, dimana untuk nelayan sebagian
besar menggunakan pancing sebagai alat penangkap ikan. Desa terdekat lainnya
adalah Desa Malik Makmur yang berada di luar areal pantai. Interaksi antara kegiatan
dermaga khusus CPO untuk perkebunan Kelapa Sawit PT. WIRA MAS PERMAI dengan
komunitas setempat, selain dengan anggota masyarakat yang memanfaatkan
keberadaan dermaga untuk mendapatkan pekerjaan dan berusaha, juga terkait
dengan kepentingan usaha menangkap ikan dan perhubungan dari penduduk
setempat. Kepentingan untuk mendapatkan pekerjaan akan cukup menonjol
mengingat bahwa penduduk di desa-desa sekitar dermaga memiliki tingkat
kesejahteraan yang rendah sampai sedang, dan sebagian besar dalam usia produktif,
yang ditunjukkan oleh data dari Keluarga Berencana, dimana 3.052 KK (65,17%) di
wilayah Kecamatan Bualemo, merupakan pasangan usia subur (BPS, 2012).
3.3.1. Demografi (Kependudukan)
a. Penduduk Menurut Jumlah, Jenis Kelamin, Kepadatan, dan Sex Ratio
Secara administratif pemerintahan, lokasi rencana pembangunan Dermaga Khusus
CPO Malik untuk perkebunan Kelapa Sawit PT. WIRA MAS PERMAI berada di wilayah
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 30
Desa Malik Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai, yang merupakan desa
pantai.
Tabel 3.16. Jumlah Penduduk, Kepadatan, Ratio Jenis Kelamin dan Sex Ratio
No Kecamatan: Kelurahan/Desa
Luas (Ha)
Jenis kelamin JumlahJiwa
Jumlah RT
Kepadatan per Km2
Sex Ratio Lk Pr
Kec. Bualemo 862,00 8.729 8.338 17.067 4.683 19 104.68
1 Desa Malik 62,00 262 255 517 145 19 102.74
2 Desa Malik Makmur 50,00 514 452 966 268 8 113.71
Sumber : Monografi Desa Malik Tahun 2012, BPS, Kec.Bualemo, 2012.
Berdasarkan monografi Desa studi dan BPS (tahun 2012), jumlah penduduk di
wilayah studi Desa Malik Kecamatan Bualemo adalah 517 jiwa yang terdiri atas 262
jiwa penduduk laki-laki dan 255 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah Kepala
Rumah Tangga sebanyak 145 KK. Adapun kepadatan penduduknya rata-rata 19
jiwa/km2, yang berarti bahwa setiap 1 km² dihuni oleh sejumlah 19 penduduk.
Adapun sex ratio adalah 103, yang berarti dalam 103 orang penduduk laki-laki
terdapat 100 penduduk perempuan.
Dengan gambaran Table 3.16, menunjukkan bahwa dari segi struktur jenis kelamin,
penduduk di wilayah studi Desa Malik memiliki ciri-ciri dimana penduduk laki-laki
lebih besar jumlahnya dibanding penduduk perempuan.
Mengacu kepada kriteria kepadatan penduduk berdasarkan Undang-undang
No.56/prp/1960 tentang klasifikasi kepadatan penduduk, maka desa di wilayah studi
masuk kategori wilayah yang jarang penduduknya (sedang/jarang).
b. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk disuatu wilayah selalu dipengaruhi oleh tiga komponen
kependudukan yaitu; fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian) dan Mobilitas
penduduk. Jumlah penduduk di Desa Malik Kecamatan Bualemo pada tahun 2010
sebanyak 519 jiwa. Pada tahun 2011, jumlah tersebut mengalami penurunan
menjadi 517 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk di Desa Malik satu tahun
terakhir (2010 – 2011) menjadi minus sebesar 0.38% pertahun yang merupakan salah
satu Desa dari 7 (tujuh) Desa yang menunjukan trend yang sama di Kecamatan
Bualemo. Namun untuk wilayah Kec. Bualemo laju pertumbuhan penduduknya
cenderung positif sebesar 0.58%. Untuk jelasnya laju pertumbuhan penduduk di
wilayah studi tersaji pada Tabel berikut.
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 31
Tabel 3.17. Laju Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Studi Periode 2010 - 2011.
No Kecamatan/ Kelurahan/Desa
Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2010 2011
Kec. Bualemo 16.967 17.067 0.58 1 Desa Malik 519 517 ‐0.38 2 Desa Malik Makmur 963 966 0.31
Sumber : Monografi Desa Malik Tahun 2012, BPS, Kec.Bualemo, 2012.
Tabel 3.17, menunjukkan bahwa Desa Malik mempunyai tingkat pertumbuhan
penduduk yang menurun (minus) selama satu tahun terakhir (2010 – 2011) yaitu
sebesar -0.38% pertahun, angka pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa di
wilayah studi terjadi penurunan jumlah penduduk yang signifikan, namun
cenderung tidak mengikuti laju pertumbuhan penduduk dalam wilayah Kecamatan
Bualemo sebesar 0.58%.
Terjadinya penurunan (minus) laju pertumbuhan penduduk di wilayah studi
terutama desa Malik adalah sebagai akibat migrasi keluar dan tingkat
pertumbuhan penduduk alamiah (kelahiran) yang relatif menurun, sedangkan
angka migrasi masuk selama periode tersebut relative rendah, sebagai dampak
tidak tersedianya lapangan kerja baru yang memadai dan beberapa dari lulusan
SMK melanjutkan studinya di Kota Luwuk, Poso dan Kota Palu.
c. Tingkat Pendidikan Penduduk
Ketersedian sarana pendidikan baik yang formal maupun non formal akan sangat
berpengaruh kepada peningkatan sumber daya manusia dan juga akan menjadi
barometer terhadap kualitas suatu masyarakat. Data tentang tingkat pendidikan
penduduk tidak diperoleh data yang pasti, namun dari hasil wawancara aparat
desa (Desa Malik) diperoleh informasi bahwa tingkat pendidikan penduduk pada
umumnya masih relatif rendah. Sebagian besar penduduk hanya berpendidikan
Sekolah Dasar (SD)/sederajat diperkirakan sekitar 49,25%, tidak tamat Sekolah Dasar
sekitar 23,88%, dan selebihnya (26,87%) adalah tamatan SLTP, SLTA, dan Sarjana.
Berdasarkan baku penilaian kualitas lingkungan (L.W. Canter & L.G. Hill, 1981), maka
keadaan tersebut termasuk dalam kriteria kurang baik.
Sementara itu, ketersedian sarana pendidikan baik yang formal maupun non formal
akan sangat berpengaruh kepada peningkatan sumber daya manusia dan juga
akan menjadi barometer terhadap kualitas suatu masyarakat. Sarana pendidikan di
wilayah studi relative cukup memadai, ini tergambar dari Sarana dan Prasarana
pendidikan di Kecamatan Bualemo namun masih perlu ditingkatkan jumlahnya,
yaitu: jumlah TK sebanyak 7 (swasta), SD Negeri sebanyak 29 unit sekolah, jika
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 32
dibandingkan jumlah SD dengan jumlah Desa terlihat bahwa setiap desa memiliki 1
atau 2 unit sekolah. Sedangkan jumlah SLTP Negeri sebanyak 4 unit, jumlah SMU
sebanyak 1 unit dan MTs 3 Unit. Khusus untuk di Desa Malik hanya memiliki sekolah TK
(swasta) 1 unit, dan SD sebanyak 1 unit.
d. Struktur Penduduk Menurut Umur dan Angka Beban Tanggungan
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat digunakan untuk melihat
kondisi ketenagakerjaan dan menggambarkan besarnya Angka Beban
Tanggungan atau Dependency Ratio suatu wilayah. Untuk jelasnya penduduk
menurut kelompok umur dan angka beban tanggungan akan disajikan pada Tabel
3.18
Tabel 3.18. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Rasio Beban Tanggungan di Wilayah Studi
No Kecamatan/Desa 0 – 14 Tahun 15 – 64 Tahun 65+ Tahun Rasio Beban TanggunganJumlah % Jumlah % Jumlah %
Kec. Bualemo
1 Desa Malik 131 25.34 318 61.51 68 13.15 62.58
2 Desa Malik Makmur 259 26.81 606 62.73 101 10.46 59.41
Jumlah 390 26.08 924 62.12 169 11.80 60.50
Sumber: Diolah dari Monografi Desa Malik Tahun 2012, BPS, Kec.Bualemo, 2012
Dari Tabel 3.18 tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata proporsi jumlah penduduk
antara kelompok umur produktif dengan tidak produktif di desa wilayah studi yaitu
62,31% berbanding 37,69%. Dilihat dari rasio beban tanggungan, pada dua desa di
wilayah studi mempunyai rasio 60.50 berarti bahwa setiap 100 orang usia produktif
harus menanggung sekitar 61 orang berusia tidak produktif. Dari hasil gambaran
Table 3.16, mengindikasikan bahwa jumlah penduduk di wilayah studi, yang berusia
produktif jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang berusia tidak
produktif.
e. Penduduk Menurut Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat di wilayah studi pada umumnya beragama
Islam (87.68%), disamping agama Kristen/Katholik (7.47%), dan Hindu (4.85%).
Penduduk yang memeluk agama islam adalah penduduk asli yaitu suku/etnik
Saluan serta pendatang dari etnis/suku Gorontalo, jawa dan Bali (Desa Malik
Makmur).
Adapun penduduk yang memeluk Agama Kristen dan Hindu pada umumnya
adalah warga transmigran yang berasal dari etnis Bali dan Jawa yang bermukim di
sekitar wilayah tersebut. Ketersediaan sarana peribadatan adalah suatu hal yang
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 33
mutlak, untuk memudahkan masyarakat dalam melaksanakan ibadah dan juga
sebagai sarana komunikasi bagi pemeluk agama yang sama.
Untuk mendukung kegiatan keagamaan terdapat fasilitas rumah peribadatan yang
tersebar pada desa-desa pada wilayah studi. Tempat peribadatan yang tersedia
pada lokasi studi di Kecamatan Bualemo yakni mesjid dan mushola sebanyak 28
buah, gereja sebanyak 9 buah serta 10 buah pura yang hanya terdapat pada Desa
Transmigrasi (al. Desa Malik Makmur). Sedangkan di Desa Malik hanya terdapat 2
buah Mesjid.
3.3.2. Ekonomi
a. Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan Penduduk
Seberapa besar pendapatan yang diterima masyarakat di wilayah studi di Desa
Malik tidak terdapat data yang pasti. Namun demikian pendapatan masyarakat
tersebut sangat berhubungan dengan system mata pencaharian mereka yang
kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sistem mata
pencaharian penduduk di wilayah studi mayoritas bergerak di sektor pertanian dan
perikanan (85%), disamping mata pencaharian lainnya seperti, PNS, pedagang,
juga pekerjaan dibidang jasa, tukang ojek, pertukangan dan pekerjaan lainnya.
Berdasarkan hasil survey lapangan diperoleh gambaran bahwa tingkat
pendapatan responden yang paling rendah adalah Rp 150.000/bulan dan tertinggi
Rp 1.700.000/bulan. Dari 20 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini,
responden yang berpendapatan Rp.150.000 – Rp.500.000 sebanyak 40%, sementara
responden yang berpendapatan antara Rp.500.000 – Rp.1.000.000 sebanyak 35%,
disusul responden yang berpendapatan sebesar Rp.1000.000-Rp.1.500.000 sebanyak
15%, dan responden yang berpendapatan sekitar Rp. 1.500.000 ke atas setiap
bulannya sebesar 10%. Beragamnya tingkat pendapatan responden tersebut tidak
terlepas dari keragaman jenis pekerjaan yang ditekuninya selama ini serta adanya
responden yang memiliki pekerjaan sampingan (ganda).
b. Sarana dan Prasarana Umum
Prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan antar dusun yang ada di
wilayah studi (Desa Malik dan Desa Malik Makmur) terutama desa Malik sangat
memprihatinkan karena dominan merupakan jalan tanah/usaha tani yang
melewati areal permukiman dan perkebunan masyarakat, sedangkan jalan raya
beraspal hanya terdapat pada poros jalan yang menghubungkan antar desa di
Kecamatan Bualemo. Selain itu terdapat juga beberapa jembatan dengan
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 34
kontruksi baja beton, diantaranya Jembatan sungai Malik dengan panjang ± 50
meter yang merupakan prasarana penghubung utama antar Desa.
Beberapa Desa sekitar Desa Malik yaitu Desa Malik Makmur, Desa Binsil K dan Desa
Binsil Padang, merupakan Desa pemekaran dari Desa Malik, artinya Desa Malik
merupakan Desa Induk atau salah satu Desa tetua yang ada di Kecamatan
Bualemu.
Sarana dan prasana perekonomian di desa studi sangat terbatas. di Desa Malik
sama sekali tidak memiliki pasar, baik pasar harian maupun mingguan. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat hanya mengandalkan kios-kios
ataupun warung-warung. Untuk memasarkan hasil perkebunan/pertanian, pada
umumnya masyarakat membawah hasil panen mereka ke Desa terdekat (desa
Malik Makmur) yang merupakan Pasar Tradisional Harian di Kecamatan Bualemo.
3.3.3. Pola Pemilikan dan Penggunaan Lahan
Pola pemilikan lahan di wilayah studi pada awalnya dimulai dengan pembukaan
lahan untuk areal perladangan dan biasanya areal ini dekat dengan permukiman
penduduk dan ditanami jenis tanaman budidaya seperti Kakao, Kelapa dalam,
Cengkeh, jagung, sayuran dan buah-buahan. Disamping itu, sebagian areal
perladangan penduduk sekarang ini terpisah dengan permukiman mereka, dan ada
yang berjarak cukup jauh dari permukiman mereka. Umumnya penduduk menanami
lahan ini dengan kelompok tanaman keras, seperti jenis tanaman kelapa, kakao, atau
buah-buahan (mente, durian dan mangga).
Saat ini, pola pemilikan lahan umumnya tidak lagi dengan jalan pembukaan lahan
(menebang, menebas dan membakar), dan umumnya masyakarat memiliki lahan
dengan proses jual beli ataupun diwarisi dari orang tuanya. Pemilikan lahan oleh
penduduk di wilayah studi, pada umumnya berkisar antara 2 hingga 10 Ha/KK.
Untuk pembuktian kepemilikan lahan, selain dibuktikan dengan bukti-bukti
pembayaran seperti SPPT, PBB dan sertifikat, juga masih ada penduduk yang
membuktikan kepemilikan lahannya hanya dengan tanaman yang tumbuh di atas
lahan, disamping memiliki Surat Keterangan Kepala Desa setempat.
3.3.4. Proses Sosial dan Adat Istiadat Masyarakat.
Penduduk yang mendiami wilayah studi (Desa Malik), tergolong penduduk yang sedikit
heterogen (karena hanya 2 suku/etnis), namun suku yang majoritas adalah penduduk
lokal (penduduk asli) yaitu Suku Saluan disamping suku pendatang terutama suku/etnis
Gorontalo, serta sebagian kecil dari luar Pulau Sulawesi seperti Jawa, dan Bali. Dari segi
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 35
agama, maka pemeluk agama Islam adalah paling dominan (85-90%), disamping
pemeluk agama lainnya. Namun demikian hubungan-hubungan sosial antar umat
beragama cukup kondusif dan jauh dari konflik bernuansa agama. Hal ini dapat
tercapai karena adanya saling toleransi dan saling menghormati antara pemeluk
agama yang satu dengan lainnya. Konflik bernuansa sara yang terjadi beberapa
tahun lalu ternyata menjadi pelajaran bagi mereka untuk hidup rukun dan harmonis
dan jauh dari sikap bermusuhan.
Kemauan saling menerima sebagai anggota kerabat keluarga melalui suatu proses
perjodohan atau perkawinan antar masyarakat yang berbeda kepercayaan di Desa
Malik juga kerap terjadi dan hal ini semakin memperlancar terjadinya proses
hubungan-hubungan sosial yang bersifat asosiatif antar masyarakat. Untuk semakin
mempererat hubungan-hubungan sosial antar warga masyarakat baik yang berbeda
agama maupun etnis, maka perlu diciptakan suatu kohesi sosial dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, dan menghilangkan prasangka-prasangka
buruk ataupun pandangan-pandangan yang stereotype dan etnosentrisme.
Suku Saluan sebagai penduduk asli yang mendiami wilayah studi memiliki akar budaya
dan adat istiadat yang cukup tinggi sebagai wujud kearifan masyarakatnya baik
dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya.
Dalam proses perkembangannya, adat kebiasaan tersebut telah di pengaruhi oleh
nilai-nilai keagamaan. Hal ini terlihat seperti dalam upacara perkawinan, upacara
syukuran selesai panen yang dilakukan ditempat-tempat tertentu, inisiasi, acara
hajatan keluarga, serta pemberian sanksi bagi pelanggaran susila dilaksanakan
berdasarkan syariat agama.
3.3.5. Sikap dan Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Dermaga Khusus CPO Malik untuk Perkebunan Kelapa Sawit PT. WIRA MAS PERMAI
Persepsi masyarakat adalah satu unsur yang sangat menentukan terhadap
kelangsungan suatu kegiatan ataupun usaha, apakah masyarakat menerima ataupun
menolak akan sangat tergantung terhadap kontribusi positif maupun negatif dari
operasional suatu kegiatan atau usaha.
Sikap dan persepsi masyarakat merupakan bentuk respon individu atau kelompok
dalam memberi makna dan nilai terhadap sesuatu. Sehubungan dengan rencana
kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit & Dermaga CPO di Kecamatan Bualemo ini sikap
dan persepsi masyarakat cukup homogen, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
tabel berikut.
Secara umum masyarakat setuju (86,67%) dengan rencana proyek tersebut dengan
sejumlah harapan dan saran. Hanya sebesar 13,33% responden yang tidak
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 36
berpendapat terhadap rencana proyek tersebut. Kondisi rona lingkungan hidup untuk
sikap dan persepsi masyarakat di wilayah studi tergolong sangat baik.
Tabel 3.19. Pendapat Responden tentang Adanya Rencana Proyek
No Pengetahuan dan Sikap Responden Terhadap Rencana Proyek Frekuensi %
1. Pengetahuan terhadap rencana proyek: a. tahu rencana proyek b. tidak tahu rencana proyek
24 6
80,00 20,00
Jumlah 30 100 2. Sumber informasi tentang rencana proyek:
a. Kantor desa b. Kantor kecamatan c. Teman dan tetangga
15 6 9
50,00 20,00 30,00
Jumlah 30 100,00 3. Sikap responden terhadap rencana proyek:
a. setuju b. tidak setuju c. tidak berpendapat
29 0 1
86,67 0,00
13,33 Jumlah 30 100,00
Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2012
Persepsi positif masyarakat terhadap rencana kegiatan terkait dengan adanya
beberapa keuntungan atau manfaat yang dapat ditimbulkan dari adanya kegiatan
proyek seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Manfaat yang cukup banyak diharapkan oleh masyarakat dengan adanya kegiatan
Pelabuhan Khusus CPO di Kecamatan Bualemo ini, antara lain adalah: adanya
kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat, adanya pemberdayaan
masyarakat di sekitar wilayah proyek serta daerah menjadi lebih maju dan
berkembang.
Tabel 3.20. Pendapat Responden Tentang Beberapa Manfaat dengan adanya Kegiatan Proyek
No Jenis Manfaat Dari Kegiatan Proyek Frekuensi %
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Adanya kesempatan kerja Meningkatnya kesempatan berusaha Meningkatnya pendapatan masyarakat Daerah menjadi maju atau berkembang Meningkatnya pembangunan Volume perdagangan dan pemasaran meningkat Adanya pemberdayaan masyarakat dari proyek
7 3 6 4 2 3 5
23,33 10,00 20,00 13,33 6,67
10,00 16,67
Jumlah 30 100,00
Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2012
Adapun tanggapan masyarakat mengenai kemungkinan muncul konflik-konflik
terutama antara pemilik lahan dan pihak pemrakarsa, beberapa tanggapan
responden terekam dalam survey/penelitian ini. Bahwa untuk menghindari terjadinya
konflik-konflik antara pemilik lahan dan pemrakarsa yang dapat menghambat
pembangunan Darmaga Khusus CPO tersebut, maka perlu adanya sosialisasi baik
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 37
tentang konstruksi bangunannya, kompensasi lahan dan tanam tumbuh, mekanisme
pembayaran, dan transparansi kompensasi. Sehubungan hal tersebut utarakan oleh
bapak Kepala Desa Malik yang menyatakan bahwa:
“Pada prinsipnya masyarakat akan menyambut gembira dan sangat mengharapkan realisasi pembangunan Darmaga Khusus CPO tersebut, karena dengan adanya proyek tersebut akan diikuti dengan pembukaan dan peningkatan akses mobilitas menuju ke Desa Malik, sehingga akan berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Namun harus diketahui bahwa rencana pembangunan Darmaga Khusus CPO tersebut sebagian akan menggunakan lahan masyarakat, oleh karena itu perlu adanya pembicaraan baik melalui sosialisasi maupun pertemuan dengan masyarakat untuk membicarakan soal lahan mereka”.
3.4. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
Setiap usaha dan atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta pada umumnya akan memberikan dampak baik positif maupun
negatif terhadap lingkungan salah satunya adalah aspek kesehatan manusia yang
berada di sekitar kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan
yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan antara lain diakibatkan
menurunnya tingkat kualitas sanitasi lingkungan, kualitas udara dan kebisingan,
berkurangnya ketersediaan air bersih, dapat mengakibatkan timbulnya berbagai jenis
penyakit sehingga memganggu kesehatan manusia.
2.4.1 Parameter Lingkungan yang Diprakirakan Terkena Dampak
Berbagai parameter lingkungan kesehatan masyarakat yang diprakirakan akan
terkena dampak dari kegiatan Pelabuhan Khusus CPO di Desa Malik Kecamatan
Bualemo, antara lain: sanitasi lingkungan yaitu terjadinya penurunan kualitas sanitasi
lingkungan yang dapat mengakibatkan timbulnya vektor penyakit dan berbagai jenis
penyakit, sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat.
Akibat lain yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan mengarah pada
timbulnya berbagai penyakit adalah persebaran debu/udara dan kebisingan. Dengan
demikian, maka parameter tersebut diharapkan mendapat perhatian yang mendalam
pada kegiatan proyek ini.
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak adanya rencana proyek
kegiatan Pelabuhan Khusus CPO di Desa Malik Kecamatan Bualemo yang
berpengaruh terhadap kesehatan adalah:
1) Sanitasi lingkungan
Sanitasi lingkungan yang dimaksudkan di sini adalah cerminan kondisi kesehatan
lingkungan hidup secara fisik, baik di dalam tapak proyek maupun lingkungan di
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 38
sekitarnya yang antara lain dicerminkan melalui penyediaan sarana sanitasi,
pengelolaan sampah/limbah, tingkat kebersihan dan kerapian lingkungan.
2) Gangguan kesehatan masyarakat
Gangguan kesehatan adalah adanya gangguan yang kemudian menyebabkan
terjadinya perubahan pola penyakit, baik yang dialami oleh pekerja proyek
maupun penduduk sekitar proyek.
2.4.2 Sanitasi Lingkungan.
Dilihat dari sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh penduduk di wilayah studi di
Desa Malik, umumnya (70%) Rumah Tangga menggunakan sumber mata air dari
pipanisasi terutama melalui proyek LSM/Car air bersih dan sebagian lagi dengan sumur
gali dan air Sungai Malik. Air bersih yang dikonsumsi oleh penduduk cukup jernih, tidak
berbau dan tidak berubah warna kendati hujan. Oleh sebab itu, Hasil wawancara dari
tenaga medis diketahui bahwa penduduk belum pernah menderita suatu penyakit
apapun dikarenakan oleh sumber air mereka.
Untuk pemilikan jamban keluarga, sekitar 60% Rumah Tangga sudah memiliki jamban
keluarga. Sedangkan sisanya memanfaatkan sungai ataupun semak belukar di sekitar
permukiman mereka untuk membuang hajat (air besar).
2.4.3 Jenis Penyakit
Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu terdekat yaitu di Desa Malik Makmur,
diketahui bahwa penyakit yang banyak diderita oleh penduduk di wilayah studi
adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), disusul kemudian penyakit Gastritis,
Hypertensi, Diare, Penyakit Lain, Malaria, dan penyakit Kulit. Sedangkan penyakit yang
disebabkan oleh perubahan pola hidup masyarakat seperti penyakit lever, paru-paru,
stroke dan diabetes penderitanya cukup minim bahkan di bulan tertentu tidak terdata.
Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa kasus gangguan penyakit umumnya,
banyak terjadi pada masa-masa peralihan musim, baik dari musim kemarau kemusim
hujan maupun sebaliknya. Penyakit ISPA yang paling dominan diderita oleh penduduk
di wilayah studi, umumnya berjangkit pada musim kemarau. Hal ini karena debu yang
berterbangan akibat lalu lalangnya kendaraan bermotor khususnya pada jalan yang
belum beraspal. Untuk jelasnya kasus gangguan penyakit yang dominan diderita oleh
penduduk di wilayah studi tersaji pada tabel berikut:
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 39
Tabel 3.21. Data Kunjungan 10 Penyakit Terbanyak di Wilayah Studi dan Sekitarnya tahun 2011.
No Jenis/Kasus Penyakit Jumlah/Persentase
1 ISP Atas 38,56
2 Gastritis 17,87
3 Hypertensi 12,42
4 Diare 9,48
5 Peny. Lain 7,90
6 Malaria 4,03
7 Peny. Kulit 3.30
8 Asma 2.36
9 Bronchitis 2.18
10 Anemia 1.90
Jumlah 100.00 Sumber : Puskesmas Pembantu Desa Malik Makmur, Tahun 2012.
Gambar 3.13. Grafik 10 Kasus Gangguan Penyakit Dominan di Wilayah Studi
38.56%
17.87%12.42%
9.48%
7.90%4.03%
3.30%2.36% 2.18%
1.90%
10 Kasus Gangguan Penyakit di Sekitar Tapak Proyek
ISPA Gastritis Hypertensi Diare Peny. Lain
Malaria Peny. Kulit Asma Bronhitis Anemia
Pelabuhan Khusus CPO Bab 3 Rona Lingkungan Awal
UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Khusus CPO PT. WIRA MAS PERMAI Di Desa Malik Kec. Bualemo Kab. Banggai
III - 40
2.4.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Pada hakekatnya setiap masyarakat selalu berupaya untuk meningkatkan kehidupan
sehat jasmani dan rohani, hal ini adalah suatu yang sangat penting, karena sehat
adalah modal utama dalam pembangunan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas,
maka di wilayah studi (Desa Malik dan Malik Makmur) saat ini terdapat beberapa
sarana dan prasarana kesehatan, seperti Puskesdes/Puskesmas Pembantu 1 buah dan
Pos KB 3 buah, tetapi belum ditunjang dengan tersedianya tenaga Paramedis, karena
hanya terdiri dari 1 orang bidan dan 2 orang dukun bayi, selain itu juga terdapat 3
buah Posyandu. Sarana prasarana kesehatan ini masih sangat kurang memadai,
namun dalam segala keterbatasannya, diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin oleh masyarakat yang mendiami desa tersebut di dalam meningkatkan
derajat kesehatannya, terutama untuk keperluan berobat apabila masyarakat
menderita suatu penyakit.