BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang...

132
183 BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari 5 kecamatan di Banjarmasin. Masing-masing SMP memiliki 1 orang atau 2 orang guru yang mengajar sebagai guru tetap mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Di antara mereka ada yang memiliki jabatan seperti wakil kepala sekolah, wali kelas. Namun di antaranya ada pula yang masih sebagai tenaga honorer. Ini tergantung apakah sekolah negeri atau swasta, namun pada umumnya mereka yang menjadi subyek penelitian dan pengembangan ini adalah guru yang sudah memegang mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti lebih dari 5 tahun, dan bahkan puluhan tahun. Ada guru PAI di beberapa sekolah yang mulai menyusun semacam buku kecil untuk mengendalikan agar anak melaksanakan sholat dan puasa di rumah. Buku kecil berukuran 10 x 5 cm. Buku ini harus diisi oleh orang tua dengan tanda centang pada lembar tesedia, bahwa anak melakukan kegiatan ibadah, dan kemudian diberikan tanda tangan pada ruang yang disediakan. Selain itu, ada sebuah sekolah yang menjadi percontohan dalam pelaksanaan projek parenting yang dilaksanakan oleh kemendikbud. Di mana di sekolah ini dilaksanakan kemitraan antara guru dan orang tua siswa secara intens, yaitu di SMPN 2 Banjarmasin. Dengan pelaksanaan projek tersebut di SMPN 2, maka orang tua siswa memiliki peguyuban-peguyuban, dan sering pergi ke sekolah. Oleh karena itu,

Transcript of BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang...

Page 1: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

183

BAB IV

PENYAJIAN DATA PENELITIAN

A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian

Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari 5

kecamatan di Banjarmasin. Masing-masing SMP memiliki 1 orang atau 2 orang guru

yang mengajar sebagai guru tetap mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Di antara

mereka ada yang memiliki jabatan seperti wakil kepala sekolah, wali kelas. Namun di

antaranya ada pula yang masih sebagai tenaga honorer. Ini tergantung apakah sekolah

negeri atau swasta, namun pada umumnya mereka yang menjadi subyek penelitian

dan pengembangan ini adalah guru yang sudah memegang mata pelajaran PAI dan

Budi Pekerti lebih dari 5 tahun, dan bahkan puluhan tahun.

Ada guru PAI di beberapa sekolah yang mulai menyusun semacam buku kecil

untuk mengendalikan agar anak melaksanakan sholat dan puasa di rumah. Buku kecil

berukuran 10 x 5 cm. Buku ini harus diisi oleh orang tua dengan tanda centang pada

lembar tesedia, bahwa anak melakukan kegiatan ibadah, dan kemudian diberikan

tanda tangan pada ruang yang disediakan.

Selain itu, ada sebuah sekolah yang menjadi percontohan dalam pelaksanaan

projek parenting yang dilaksanakan oleh kemendikbud. Di mana di sekolah ini

dilaksanakan kemitraan antara guru dan orang tua siswa secara intens, yaitu di SMPN

2 Banjarmasin. Dengan pelaksanaan projek tersebut di SMPN 2, maka orang tua

siswa memiliki peguyuban-peguyuban, dan sering pergi ke sekolah. Oleh karena itu,

Page 2: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

184

di SMP ini pelaksanaan buku penghubung yang menghendakai adanya kerja sama

orang tua dan guru, tidak menjadi kesulitan lagi. Namun demikian, di SMP-SMP

lainnya, masih belum ada kerja sama yang dilaksanakan sekolah dan orang tua.

Sampel sekolah yang peneliti jadikan subyek penelitian adalah beberapa SMP

Negeri maupun SMP Swasta yang terdapat di di kota Banjarmasin yang terdiri dari 5

kecamatan. Dalam pembahasan ini, hanya peneliti gambarkan nama dan alamat

SMP/SMPN, dan secara rinci digambarkan dalam lampiran.

Gambaran identitas SMP/SMPN tersebut peneliti uraikan sebagaimana dalam

tabel berikut:

Tabel 9. Identitas SMP/SMPN yang Menjadi Sampel dalam Penelitian

No Nama Sekolah Alamat

Banjarmasin Selatan

1 SMP Islam NU Rantauan Timur II Rt 5 No 56 Pekauman

Banjarmasin Selatan

2 SMP 34 Jl. Tembus Mantujil RT.01 RW.01 Basirih

Selatan Banjarmasin Seleatan

Banjarmasin Timur

3 SMPN 7 Jl. Tembus Mantuil RT.01 RW.01 Sungai Baru

Banjarmasin Timur

4 SMPN 24 Jl. Benua Anyar RT 3 No 14 Banjarmasin

5 SMPN 16 JL. SIMPANG LIMAU NO. 3/47 RT 9 Sungai

Lulut Banjarmasin Timur

6 SMPN 23 Jl. Harmoni Pekapuran Raya Pekapuran Raya

Banjarmasin Timur

7 SMPN 30 Jl. Pramuka Komp. Rahayu Pembina IV No. 6

Sungai Lulut Banjarmasin Timur

Banjarmasin Utara

8 SMP 13 Jl. Kuin Utara Rt.4 No.6 Kujin Utara

Banjarmasin Utara

9 SMPN 24 Jl. Sultan Adam Komp. Madani Rt.31 No.5

Surgi Mufti Banjarmasin Utara

10 SMPN 29 Jl. Alalak Utara 170 Rt.32 Alalak Utara

Banjarmasin Utara

Page 3: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

185

11 SMPN 32 Jl. Alalak Utara Rt.8 No.29a Banjarmasin Utara

Banjarmasin Barat

12 SMPS Anggrek Jl. Pembangunan I Rt.17 No.18 Belitung Selatan

13

SMP Muhammadiyah 1 S.

Parman

Jl. S. Parman No. 221 Belitung Utara

14 SMPN 5 Jl. Belitung Darat RT. 19 No.132 Belitung Utara

15 SMPN 9 JL. RAYA BATU BENAWA I NO.25 RT.76

KOMP.MULAWARMAN Teluk Dalam

16 SMPN 12 Jl. Ir.H.P. Muhammad Noor Pelambuan

Banjarmasin Barat

Banjarmasin Tengah

17 SMP Islam Sabilal

Muhtadin

Jl. Jend. Sudirman 1 Komp. Mesjid Raya

Antasan Besar

18 SMPN I Banjarmasin Jl. Mulawarman Teluk Dalam

19 SMPN 2 Jl. Batu Benawa No.33 Teluk Dalam

20 SMPN 6 Jl. Veteran Gang Sempati No.06 RT.30

Kampung Melayu Banjarmasin Tengah

Sampel pada uji coba I terdiri dari 3 SMPN/SMP Swasta di Kota Banjarmasin

dengan 3 orang guru PAI dan Budi Pekerti dan 6 orang tua siswa. Sampel pada uji

coba ke II 6 SMPN/SMP Swasta dengan 6 orang guru PAI dan Budi Pekerti dan 60

orang tua siswa. Kemudian pada uji coba ke III, 13 SMPN/SMP Swasta di Kota

Banjarmasin, dengan 13 orang guru PAI dan 65 orang tua siswa.

Penetapan sampel tersebut mengacu kepada pendapat Borg dan Gall, di mana

dia menentukan lebih banyak sampel pada uji coba ke II dan lebih banyak lagi pada

uji coba ke III, agar dapat menggambarkan penerimaan atau efektivitas produk secara

massal.258 Identias masing-masing SMPN/SMP Swasta yang menjadi subyek

penelitian dapat diperhatikan pada lampiran.

258 Borg and Gall, Education ..., h. 456., Sukmadinata, Penelitian ..., h. 146., dan Sugiono,

Metode ...., h. 425.

Page 4: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

186

B. PenyajianData

1. Studi Pendahuluan

Penelitian pendahuluan merupakan hal yang sangat penting dilaksanakan

dalam penelitian pengembangan. Hal ini bertujuan ingin mengidentifikasi persoalan

yang akan digali dalam penelitian. Di sisi lain, mengingat penelitian ini berupa

pengembangan desain, maka peneliti terlebih dahulu mematangkan asumsi penelitian

di lapangan. Apakah obyek yang akan peneliti kembangkan nantinya memberikan

kontribusi kepada perkembangan pendidikan, terutama terkait penilaian

pembelajaran.

Penelitian pendahaluan dilakukan dengan 2 cara, yaitu studi lapangan atau

survei, dan studi literatur, sebagaimana peneliti gambarkan berikut:

a. Studi Lapangan atau Survei

Sebelum menyusun desain instrumen penilaian pengamatan sikap buku

penghubung, peneliti memantapkan apakah pengembangan produk ini nanti dapat

dilaksanakan di sekolah, bermanfaat untuk penilaian pembelajaran yang menjadi alat

penilaian yang sesuai dengan prinsif berkesinambungan, yang dapat dilaksanakan

oleh guru di sekolah dan oleh orang tua ketika anak berada di rumah, dan menjadi

media yang dapat membangun kerja sama yang baik antara guru dan orang tua.

Penelitian pendahuluan peneliti lakukan dengan observasi terkait pelaksanaan

penilaian dan mengamati kerja sama yang dilaksanakan di sekolah, dan wawancara

kepada beberapa guru PAI dan Budi Pekerti pada beberapa SMP dan SMPN di

Page 5: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

187

Banjarmasin, serta kepada beberapa orang tua sebagai pengguna produk ini nantinya.

Selain itu, peneliti juga melaksanakan wawancara dengan informan penelitian seperti

seksi pendidikan pada Kemendiknas, pengawas PAI, instruktur PAI yang tergabung

dalam MGMP, ketua dan wakil ketua MGMP PAI SMP/SMPN kota Banjarmasin,

dan kepala sekolah serta wakil kepala sekolah dan beberapa siswa untuk menemukan

informasi awal atau melakukan need asessment, terhadap apa yang sudah

dilaksanakan sekolah terkait dengan obyek yang peneliti kembangkan, bagaimana

pelaksanaannya, dan apakah penelitian yang peneliti ingin kembangkan dapat

dilaksanakan dan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat secara teori dan

praktis kepada guru, sekolah dan dunia pendidikan.

Penelitian pendahuluan peneliti lakukan sejak tahun 2015, di mana pada tahun

ini kurikulum 2013 sudah berjalan 1 tahun, dan mulai diterapkan di beberapa SMPN

serta mulai disosialisasikan secara intens kepada guru-guru SMP/SMPN. Penerapan

kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap pada kelas VII dan kemudian beberapa

SMPN yang melaksanakan di kelas VIII, namun demikian sampai tahun 2018 masih

ada beberapa SMP/SMPN yang belum melaksanakannya di kelas IX.

Pelaksanaan kurikulum 2013 cukup memberikan kerumitan kepada para guru,

khususnya dalam melaksanakan penilaian pembelajaran259. Ini mengingat ada

perubahan orientasi kompetensi pembelajaran, yaitu dengan mendahulukan

kompetensi penilaian pembelajaran sikap, dengan beberapa bentuk penilaian yang

bervariasi. Meskipun demikian, penilaian pada kurikulum 2013 menurut hemat

259 Wawancara dengan beberapa guru PAI di beberapa SMP/SMPN di Banjarmasin.

Page 6: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

188

penulis, bentuk-bentuk penilaian tersebut lebih konkrit. Pada penilaian sikap

misalnya, dikenalkan bentuk-bentuk penilaian pengamatan atau observasi, penilaian

antar teman, penilaian diri, dan penilaian bentuk jurnal.

Beberapa temuan penelitian yang mendorong pengembangan instrumen

penilaian sikap pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti buku penghubung, antara

lain dapat peneliti urai ke dalam beberapa sub pembahasan, sebagai berikut:

1) Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap melalui Buku Penghubung bentuk

pengamatan

Survei awal peneliti lakukan dengan datang ke sekolah melakukan wawancara

kepada kepala sekolah, beberapa guru PAI dan Budi pekerti, siswa dan beberapa

orang tua siswa serta melakukan observasi terhadap bagaimana pelaksanaan penilaian

PAI di SMP, dan bagaimana pengembangan instrumen penilaian yang dilaksanakan.

Penilaian yang dilaksanakan guru pada umumnya masih berorientasi kepada

penilaian kognitif, atau mengembangkan penilaian bagaimana siswa mampu

menjawab berbagai pertanyaan terkait dengan materi PAI dan Budi Pekerti dengan

jenis tes essai dan pilihan ganda, soal benar salah, menjodohkan dan melengkapi dan

mengisi titik-titik, dll. Jarang sekali di antara mereka yang mengembangkan penilaian

sikap. Ini juga dapat dilihat dari dokumen penilaian guru. Pada umumnya guru

memiliki laporan atau rekap penilaian kognitif secara lengkap, bahkan hasil analisis

soalpun sudah tersedia. Namun demikian, terkait dokumen penilaian sikap, hanya

Page 7: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

189

sebagaian kecil guru yang merencanakan dan melaksanakan penilaian sikap serta

jarang sekali yang merekapnya.

Beberapa guru yang peneliti survei, ketika diberikan gambaran peneliti terkait

dengan pengembangan instrumen penilaian sikap pada pembelajaran PAI melalui

buku penghubung, mereka merespon dengan baik dan menerima untuk bekerja sama

mengembangkan penilaian terhadap kompetensi sikap. Karena mereka menganggap

hal ini sangat penting, dan menjadi karena tugas guru. Dalam pelaksanaan kurikulum

2013, guru diharuskan mengembangkan seluruh jenis penilaian pada proses dan hasil

penilaian pembelajaran. Khususnya pada penilaian sikap, maka selain mereka harus

mampu menyusun instrumen penilaian sikap, mereka juga diharuskan melakukan

rekap penilaian sikap yang menjadi dokumen penting dalam akreditasi sekolah.

Karena pada kurikulum 2013, kompetensi sikap menjadi perioritas dalam proses

pembelajaran.

Beberapa guru yang memberikan gambaran penilaian yang mereka laksanakan

terkait dengan penilaian sikap, di antaranya mereka mencoba menerapkan rubrik

untuk menilai beberapa sikap yang terkandung pada KI 1 dan KI 2, namun demikian

hanya sesekali dan hanya pada sikap tertentu seperti memberi salam, berdoa dan

sikap sosial seperti kejujuran dan toleransi. Itu pun ketika peneliti ingin

mengumpulkan dokumentasi hasil penilaian, mereka pada umumnya tidak merekap

hasil penilaiannya. Ini karena masih ada keraguaan, dan belum menguasai cara

pengembangan penilaian sikap, khususnya pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti.

Page 8: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

190

Umumnya yang mereka laksanakan adalah penilaian kognitif dan psikomotorik

dengan pendekatan menghafal dalil-dalil dan lafazh serta bacaan sholat.

Ketika guru harus menyusun pelaporan nilai siswa di dalam raport,

khsususnya untuk nilai sikap sebagaimana meraka nyatakan dilakukan tidak

berdasarkan dokumen yang direkap dari perkembangan pengukuran dan penilaian

yang riil mereka laksanakan pada setiap KD pembelajaran PAI, sebagaimana nilai

kompetensi kognitif dan psikomotorik.

Di sisi lain, umumnya guru menyusun dan menyertakan penilaian sikap dalam

RPP. Namun demikian, ketika dicermati, isi penilaian tampaknya diformat sama dari

RPP awal sampai akhir dalam 1 semester. Hal ini sebagaimana mereka akui, karena

masih kurang memperhatikan dengan perencanaan penilaian sikap pada pembelajaran

PAI dan Budi Pekerti ini.

Berbadasarkan penelitian awal terkait dengan pengembangan instrumen

penilaian sikap ini, peneliti merasa sangat penting mengembangkan model instrumen

penilaian sikap buku penghubung. Ini mengingat untuk mengembangkan bentuk

penilaian kurikulum 2013 dan sekaligus untuk memenuhi tersusunnya penilaian yang

berkesinambungan, yang dilaksanakan secara kontinyu di sekolah dan di rumah.

Pentingnya penilaian yang berkesinambungan, mengingat apabila ditelaah isi

kurikulum yang diajarkan dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, maka sikap dan

kemampuan beragama yang dilaksanakan anak di rumah lebih banyak dari pada yang

harus dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, maka pengamatan perkembangan

sikap anak harus dilaksanakan di rumah, dan yang dapat melaksanakannya adalah

Page 9: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

191

orang tua atau keluarga. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrumen penilaian

yang dapat mengukur kompetensi belajar anak yang melibatkan kerja sama orang tua,

melalui buku penghubung.

2) Penilaian sebagai Media Kerja Sama Guru dan Orang Tua

Beberapa guru yang peneliti temui pada tahap survei, mengakui sangat

pentingnya mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, yang sekarang menjadi sorotan di tengah banyaknya terjadi persoalan moral

anak remaja, permasalahan tawuran dan narkoba, yang juga banyak terjadi di

Banjarmasin. Oleh karena itu, gagasan penelitian untuk mengembangkan instrumen

pengamatan sikap buku penghubung untuk menjalin kerja sama antara guru dan orang

tua siswa dalam mengoptimalkan nilai-nilai keagamaan sangat diperlukan dan

didukung oleh para guru PAI dan kepala sekolah di beberapa SMP/SMPN, di mana

peneliti melaksanakan survei.

Beberapa guru, sesungguhnya ada yang sudah mengolah bentuk catatan

sederhana yang melibatkan orang tua untuk mengawasi pengamalan keagamaan siswa

di rumah. Bentuk keterlibatan ini juga dibuat semacam buku saku yang dibawa siswa

ke rumah untuk mengawasi anak mereka melaksanakan sholat dan ibadah puasa.

Namun menurut tanggapan mereka, dengan instrumen penilaian skala likert dan

jurnal buku penghubung lebih komprehensif lagi dan lebih detil agar dapat

mengembangkan sikap positif siswa.

Selain ke sekolah, peneliti juga menggali informasi ke bagian kasi pendidikan

untuk menanyakan tentang kerja sama sekolah dengan orang tua anak, atau yang

dinamakan dengan program parenting yang dilaksanakan di sekolah. Ini peneliti

Page 10: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

192

lakukan pada awal-awal April 2015. Pada saat itu, peneliti mendapatkan informasi

dari kasi bidang pendidikan dan ketua forum pengawas SMP, bahwa parenting

merupakan projek pemerintah yanng baru dilaksanakan sebagai pilot projek pada 3

sekolah di Banjarmasin. Di antara sekolah yang dilaksanakan projek parenting ini

adalah SMPN 2 Banjarmasin di Komplek Bina Benawa IVTeluk Dalam, Komplek

Mulawarman Banjarmasin Tengah.

Peneliti kemudian melakukan survei ke SMPN 2 Banjarmasin, untuk

menggali informasi terkait dengan kerja sama yang dilaksanakan di sekolah ini.

Projek parenting di sekolah ini bertujuan untuk melibatkan orang tua siswa dengan

kegiatan sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran anak. Namun demikian,

menurut Wakil Kepala SMPN 2 Bidang Kurikulum, Drs. Asikin, bahwa kerja sama

tersebut masih belum direncaanakan dengan sistematis sebagai program tersendiri,

untuk sampai pada keterlibatan orang dalam proses pembelajaran. Apa yang

dilakukan oleh forum wali siswa lebih pada hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-

kegiatan di luar pembelajaran.260

Wawancara dan observasi ke sekolah dan kepada beberapa guru PAI dan Budi

Pekerti, dapat memperkuat asumsi terhadap pentingnya mengembangkan instrumen

pengamatan sikap keagamaan anak sesuai dengan pembelajaran PAI di sekolah

secara berkesinambungan dengan cara menjalin keterlibatan orang tua, yaitu dengan

mengembangkan buku penghubung.

Terkait dengan bentuk buku penghubung yang mirip dengan yang peneliti

kembangakan dengan mengemas penilaian ini, sesungguhnya telah dilaksanakan oleh

260 Wawancara dengan Guru PAI dan Budi Pekerti di SMPN 2 Banjarmasin.

Page 11: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

193

Sekolah Dasar Islam Terpadu Ukhuwah, sebagaimana peneliti pernah melakukan

penelitian di SD ini.261 Bedanya, model instrumen penilaian yang dikembangkan

dalam penelitian ini terintegrasi dengan penilaian peningkatan pembelajaran secara

keseluruhan berdasarkan kurikulum 2013, untuk mencapai tujuan pembelajaran

kompetensi sikap pembelajaran PAI dengan bentuk penilaian skala likert dan jurnal.

Bentuk penilaiannya pun dengan membandingkan nilai perolehan dengan nilai ideal

dan memakani skala 100. Sedangkan buku penghubung yang dikembangkan di

Ukhuwah adalah ditujukan untuk memacu keterampilan (psikomotorik) terkait

dengan pencapaian visi dari Ukhuwah dalam penerapan ibadah sholat, puasa, dan

penguasaan Al-Qur’an, dan menentukan nilai akhirnya dengan rerata Modus.

Beberapa kepala sekolah dan wakil kepala sekolah menyatakan dukungannya

terhadap penelitian yang peneliti ajukan dan bersedia untuk menjadikan sekolah

mereka sebagai sampel dalam penelitian ini. Mereka juga merasakan pentingnya

penelitian yang mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan prinsif

berkesinambungan dan dapat mengembangkan kerja sama di antara guru dan orang

tua siswa, dalam meningkatkan pembejaran PAI dan Budi Pekerti. Hal ini juga

mengingat kesulitan guru untuk menjalin kerja sama dengan orang tua siswa.

Selain hasil dukungan sekolah terhadap penelitian ini, juga ada beberapa hal

yang mendorong penelitian harus dikembangkan, sebagaimana dapat diuraikan

berikut:

261 Lihat Norlaila, “Efektivitas Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SD IT Ukhuwah

Banjarmasin”, Jurnal Tashwir, Vol 9 No 14, tahun 2015, (Banjarmasin: LPM IAIN Antasari, 2015).

Page 12: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

194

a) Kerja sama Guru dan Orang Tua Dapat Meningkatkan Pencapaian Tujuan

Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

Beberapa guru PAI mengakui hasil pembelajaran PAI sesungguhnya masih

jauh dari harapan yang dicanangkan, yaitu untuk mengembangkan sikap anak

menjadi beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, serta mengembangkan sikap-sikap

sosial yang dapat menjadi karakter positif anak.

Guru-guru mengakui tuntutan terhadap pencapaian pembelajaran PAI

melebihi dari pada kenyataan yang dapat dicapai dalam pembelajaran PAI. Guru PAI

di sekolah, khususnya di SMP menjadi tolok ukur anak bersikap positif. Di mana

ketika terjadi persoalan anak seperti perkelahian, kenakalan anak, atau bahkan sampai

pada persoalan yang kriminal dan dekadensi moral, maka ketercapaian pembelajaran

PAI seolah yang menjadi tulok ukur dan sumber tudingan ketidakberhasilan

pendidikan. Padahal, persolan tersebut bersumber dari banyak faktor yang

mempengaruhinya, atau dari ketidakberhasilan pendidikan secara menyeluruh. Hal ini

tidak dapat disandarkan hanya kepada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

hanya memiliki alokasi waktu sangat sedikit dan faktor-faktor lain yang sangat

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PAI.

Berdasarkan harapan yang ditumpukan kepada pembelajaran PAI, guru PAI

menyadari bahwa guru saja tidak akan mampu mencapai tujuan pembelajaran PAI di

sekolah tanpa dorongan dan campur tangan orang tua, di mana implementasi

pembelajaran PAI tersebut lebih banyak harus diterapkan di rumah dan di lingkungan

anak tinggal ketimbang di sekolah. Dengan demikian, guru-guru PAI yang peneliti

Page 13: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

195

wawancarai dan dimintai pendapatnya dengan penelitian pengembangan yang akan

peneliti laksanakan mengakui, bahwa penting sekali dilaksanakan kerja sama dengan

orang tua siswa terkait peningkatan pencapaian tujuan pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti.

Para guru pada umumnya mendukung sekali dengan pelaksanaan penelitian

yang dilaksanakan. Sebagai buktinya, mereka menerima dengan baik ketika peneliti

memerlukan data dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi terkait dengan

penyusunan desain instrumen penilaian sikap dengan cara pengamatan dalam bentuk

skala likert dan jurnal buku penghubung.

b) Kerja Sama yang Dilaksanakan Guru dan Orang Tua Dapat Menjadi

Kontrol terhadap Perkembangan Sikap Anak

Media untuk mengontrol perkembangan sikap positif dan negatif siswa, ada

baiknya dengan alat pengontrol bersama antara guru dan orang tua. Oleh karena itu,

pengembangan instrumen penilaian berbentuk pengamatan yang peneliti kembangkan

dapat menjadi alat kontrol bersama oleh orang tua dan guru terhadap perkembangan

sikap positif anak.

Berdasarkan wawancara peneliti kepada beberapa guru, pernah terjadi

masalah guru PAI dengan orang tua siswa, di mana orang tua menuduh guru tidak

mengajar dan mendidik anak dengan baik, padahal anak ketika di rumah bersikap

sangat baik disiplin dan mengikuti perintah orang tua, mengapa terjadi di sekolah

bahwa anak melakukan kriminal. Dengan keadaan ini, orang tua datang ke sekolah

dan menuduh guru yang kurang memperhatikan dan membimbing sikap anak.

Page 14: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

196

Sayangnya guru tidak memiliki dokumen perkembangan sikap siswa untuk menjadi

bukti yang dapat mengkounter tuduhan tersebut.262

Keadaan tersebut menggugah para guru untuk memiliki dan memenuhi

dokumen perkembangan sikap anak, dan memiliki alat kontrol bersama antara guru

dan orang tua terhadap perkembangan sikap anak. Berdasarkan hal ini maka

pengembangan instrumen penilaian pengamatan sikap bentuk buku penghubung

diharapkan menjadi media kerja sama sekaligus alat kontrol yang dikendalikan

bersama-sama antara guru PAI dan orang tua untuk memantau perkembangan sikap

spritual dan sikap sosial anak.

Begitu juga dengan beberapa orang tua yang sempat peneliti wawancarai,

akan bersedia mengisi buku penghubung, dan umumnya mereka menyadari perlunya

mengamati perkembangan sikap anak dan untuk meningkatkan proses dan pencapaian

hasil pembelajaran. Khususnya bagi orang tua yang mengerti dan terlibat dengan

kegiatan parenting di sekolah, mereka dengan menunjukkan semangat yang tinggi

menyatakan, bahwa setiap orang tua mau dan mampu terlibat dengan kegiatan

penilaian melalui buku penghubung.

Penelitian dan pengembangan ini didukung pula oleh para informan seperti

seksi pendidikan SMP di Kemendiknas, yang berdialog dengan peneliti secara

panjang lebar tentang pencanangan program parenting yang dilaksanakan di

sekolah.263 Begitu juga dengan pengawas PAI dan beberapa pengawas SMP, yang

262 Hasil wawancara dengan 2 orang guru PAI dan kepala sekolah yang bersangkutan. 263 Wawancara dengan seksi pendidikan SMP di Kemendiknas, dan pengawas SMP, terutama

bidang PAI dan beberapa pengawas yang berlatar belakang pendidikan terkait dengan Evaluasi

Pendidikan.

Page 15: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

197

peneliti temui dan wawancarai terkait dengan survei R & D yang akan dilaksanakan

mendukung terhadap penelitian yang akan dikembangkan. Dengan dukungan

tersebut, peneliti semakin yakin untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan

instrumen penilaian sikap pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dalam bentuk

buku penghubung.

c) Kerja Sama yang Dialakukan Dapat Meningkatkan Nilai Akreditasi Sekolah,

terkait dengan Upaya Kemitraan Sekolah dengan Orang Tua dan

Masyarakat

Kemitraan antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat sekarang

merupakan upaya yang dikembangkan untuk mendorong mutu dan perkembangan

program pendidikan di sekolah. Karena pendidikan agama Islam tidak dapat hanya

dilaksanakan oleh sekolah, namun perlu didukung oleh orang tua dan masyarakat. Ini

sebagaimana dikenal di Indonesia sejak lama dengan tri pusat pendidikan, dan

sekarang dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem pendidikan dengan 3 jalur

pendidikan, yaitu: 1) pendidikan informal, di mana tenggung jawab pendidikan

adalah tanggung jawab keluarga dan lingkungannya; 2) pendidikan formal, yaitu

pendididikan yang dikelola secara formal dan memiliki struktur pendidikan yang

jelas, terlembaga dan teratur; dan 3) pendidikan non formal, yaitu pendidikan di luar

pendidikan formal,264 atau disebut juga dengan pendidikan luar sekolah.

Kemitraan sekolah dengan orang tua sekarang menjadi acuan untuk

meningkatkan mutu kelembagaan sekolah. Sekolah yang memiliki kemitraan dengan

264Citra Umbara, Undang-undang ...., h. 12.

Page 16: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

198

orang tua dan masyarakat dapat meningkatkan nilai akreditasi sekolah. Kemitraan ini,

dilaksanakan secara jelas oleh sekolah bersama orang tua siswa.

Terkait dengan kegiatan kemitraan, setidaknya sekolah melaksanakan

kegiatan untuk mensosialisasikan visi dan misi sekolah, program sekolah, kurikulum,

pendanaan, dan hal-hal yang penting terkait dengan sekolah dan siswa. Dengan

dilaksanakan buku penghubunng, berlangsungnya kegiatan kemitraan ini,

sesungguhnya tidak sekedar meningkatkan akreditasi sekolah, namun dapat memacu

pencapaian tujuan pendidikan anak dengan maksimal.

Agar dapat mengefektifkan pengamatan bersama terhadap sikap siswa melalui

buku penghubung, dapat disosialisasikan dan dilaksanakan komitmennya bersamaan

dengan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh sekolah. Atau bisa saja tergantung

kepada kesepakatan guru PAI dengan orang tua siswa, agar prosedur penerapannya

agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, mengingat pentingnya tujuan

pelaksanaan penilaian pengamatan bentuk skala likert dan jurnal dalam rangka

meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran PAI yang berorientasi dalam

pengembangan sikap spritual dan sikap sosial anak.

b. Studi Literatur

Studi literatur merupakan kegiatan yang penting sebelum mengembangkan

desain produk yang diteliti. Literatur dapat menjadi acuan yang membuktikan

pentingnya penelitian, kelebihan dan kekuatan penelitian yang dikembangkan. Kajian

literatur dalam penelitian ini sekaligus dapat mengarahkan penelitian dan

Page 17: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

199

pengembangan ini. Ada beberapa literatur yang menguatkan asumsi peneliti untuk

mengembangkan instrumen penilaian sikap, di antaranya pembahasan tentang

penilaian sikap yang selama ini sesungguhnya jarang dilaksanakan mengingat

penilaian sikap cenderung sulit dikembangkan, dibandingkan dengan penilaian

bentuk tes untuk mengukur aspek kognitif atau pun aspek psikomotorik. Selain itu,

peneliti menelusuri terkait penilaian berkesinambungan, yang menjalin kerja sama

antara guru dan orang tua melalui buku penghubung.

1. Penilaian Kompetensi Sikap pada Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

a) Pengertian Penilaian dan Tujuannya

Penilaian merupakan upaya untuk menentukan sejauh mana pembelajaran

dapat dicapai. Grounlund mendefinisikan penilaian: “is a systematic process of

detarmining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils”.265

Penilaian merupakan proses sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan

pembelajaran dapat dicapai.

Penilaian adalah salah satu dari 3 aspek pembelajaran yang sangat penting

untuk mendorong pencapaian tujuan pembelajaran. Aspek-aspek tersebut terdiri dari

tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Ketiga aspek

tersebut digambarkan Hopkin266, sebagaimana di gambarkan dalam gambar segi tiga,

sebelumnya:

265 Gronlund & Robert L., Measurement and Evaluation in Teaching, (New York: Mc Millan

Publishing Company, 1985), h. 6. 266 Hopkins. H.D, Measurement ..., h. 6.

Page 18: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

200

Ketiga aspek sama pentingnya dan saling berkaitan. Tujuan pembelajaran

menjadi acuan proses pembelajaran dan penilaian, proses pembelajaran merupakan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan penilaian

menjadi alat kontrol terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan efektivitas proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, mustahil tanpa penilaian

pencapaian pembelajaran dapat berhasil dengan optimal.

Menurut Zainal Arifin tujuan penilaian adalah untuk membantu siswa

menentukan kelebihan dan kelemahan dalam pencapaian pembelajaran, dan

membantu guru menentukan kelebihan dan kelemahan strategi, metode dan

efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan.267 Kunandar mendetilkan tujuan

penilaian meliputi: 1) melacak kemajuan peserta didik, atau dapat mengontrol

kemajuan pembelajaran mereka, 2) mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran, 3)

mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik, dan 4) menjadi

umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajarannya.268 Dengan penilaian, suatu program atau lembaga dapat mengontrol

ketercapaian tujuannya, dan bagaimana mengembangkan program berikutnya dengan

sistematis dan tepat dan obyektif.

267 Zainal Arifin, Evaluasi ..., h. 14. 268 Kunanadar, Penilaian ..., h. 70.

Tujuan pembelajaran

Penilaian Proses pembelajaran

Page 19: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

201

Kaufman dan Thomas menyebutkan tujuan penilaian“evaluation is a process

of helping to make things better than they are, of improving the situation”.269

Penilaian adalah proses untuk memperbaiki pembelajaran menjadi lebih baik dari

keadaan sebelumnya.270 Dalam hal ini, Arifin menekankan bahwa penilaian harus

dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses

belajar mengajar, bukan hanya sebagai cara yang digunakan untuk menilai hasil

belajar”.271 Penilaian pembelajaran adalah kegiatan yang sangat penting untuk

pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Oleh karena itu, penilaian harus direncanakan

dan dilaksanakan dengan optimal, berdasarkan prosedur dan prinsif-prinsif penilaian,

sehingga mengukur obyek penilaian dengan tepat.

Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti merupakan rumpun mata pelajaran yang

penting, dan tujuan pembelajarannya diorientasikan untuk mencapai kompetensi

sikap. Penilaian berfungsi untuk memberikan informasi dan feedback terhadap

kenyataan dan kondisi pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, yaitu tentang sejauh mana

kemampuan anak menghayati, bembiasakan dan menerapkan inti pembelajaran PAI

dan Budi Pekerti dapat dicapai.

b) Obyek Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan untuk mengukur obyek yang menjadi sasaran

atau tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam kurikulum 2013, tujuan

pembelajaran meliputi 4 kompetensi, yang meliputi: 1) kompetensi sikap spritual (KI

269 (Griffin & Nix (1991) 270 Kaufman & Thomas (1980). 271 Zainal Arifin, Evaluasi …, h. 5.

Page 20: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

202

1); 2) kompetensi sikap sosial (KI 2); 3) kompetensi kognitif atau pengetahuan (KI

3); dan kompetensi psikomotorik (KI 4).272 Obyek ini mengalami sedikit perubahan

dari kurikulum sebelumnya, KTSP. Perubahan tersebut adalah bahwa obyek penilaian

pada kurikulum sebelumnya disebut dengan ranah/aspek yang dikemukakan Bloom,

yang disebut dengan taxsonomy of Bloom.273 Ranah tersebut meliputi: 1) ranah

kognitif; 2) ranah afektif; dan 3) ranah psikomotorik.

Perubahan sasaran penilaian yang mendasar pada kurikulum 2013, adalah

dengan mendahulukan penilaian sikap atau afektif dari pada penilaian kompetensi

kognitif dan psikomotorik. Perubahan tersebut mengacu kepada Peraturan Menteri

Pendidikan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian

pendidikan yang mencakup: 1) Kompetensi sikap spritual (KI 1), 2) Kompetensi

sikap sosial (KI 2), 3) Kompetensi pengetahuan, dan 4) Kompetensi keterampilan, di

mana cakupan penilaian mengacu kepada kompetensi mata pelajaran/kompetensi

muatan/kompetensi program, dan proses.274 Penilaian dapat dilaksanakan dengan

beberapa bentuk teknik atau instrumen untuk penilaian kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi sikap diukur dengan beberapa bentuk

penilaian yang terdiri dari: 1) pengamatan, 2) penilaian diri, 3) penilaian antar teman,

dan 4) penilaian jurnal. Alat penilaian untuk kompetensi pengetahuan dapat diukur

dengan beberapa bentuk penilaian: 1) tes tertulis, 2) tes lisan, dan 3) penugasan.

272 Kunandar, Penilaian ..., h, 31. 273 S. Bloom, Taxonomy ..., h. 35. 274 Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan, h. 3.

Page 21: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

203

Kemudian alat penilaian untuk mengukur kompetensi psikomotorik dapat diukur

dengan bentuk penilaian: 1) kinerja, 2) proyek, 3) fortopolio, dan 4) produk.275

Mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti merupakan rumpun pelajaran khusus,

dan lebih diorientasikan untuk mencapai kompetensi sikp dari pada kognitif, karena

PAI dan Budi Pekerti lebih menekankan kepada penghayatan dan realisasi ajaran

agama Islam. Oleh karena itu, penilaian kompetensi sikap yang diorientasikan pada

kurikulum 2013 sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI. Dengan demikian, penilaian

perlu dilaksanakan dengan sistematis, dengan instrumen yang tepat dan

berkesinambungan.

Ranah afektif atau sekarang disebut dengan kompetensi sikap tampaknya

disebut dengan beberapa makna oleh para ahli. Ada yang menyebutnya dengan nilai,

perasaan, emosi, moral, atau kepribadian. Dalam konsep Islam, afektif atau sikap

dimaknai dengan akhlak.276 Sikap atau attitude merupakan kecenderungan merespon

secara konsisten tentang menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Sikap bisa

positif dan bisa negatif.277 Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen

kognitif, afektif, dan konasi yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan,

dan berprilaku terhadap suatu objek.278

Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 diklasifikasi menjadi 1) sikap

spritual dan 2) sikap sosial. Meskipun konsep sikap yang dikehendaki dalam

pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tampak terbagi 2, namun sesungguhnya yang

275 Kemenag R.I., Modul ..., h. 1. 276 MM. Solichin, Pengembangan ..., h. 277 Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen ..., h. 189. 278 Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen ..., h 189.

Page 22: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

204

dikehendaki adalah tidak lain akhlak dalam pembahasan tentang aspek-aspek

keislaman. Ini sebagaimana dirumuskan oleh Harun Nasution dalam buku beliau

Aspek-aspek agama Islam, yang terdiri dari Keimanan, Syariah (ibadah), dan Akhlak

sebagai implementasi dari keimanan dan ibadah.279 Sikap atau akhlak merupakan

dampak dari iman dan ibadah seseroang. Sikap yang baik termasuk ke dalam akhlak

mulia, sedangkan sikap tidak baik termasuk dalam akhlak yang tercela.

Naquib al-Attas menyebutkan bahwa makna keberislaman menunjuk kepada

iman (akidah) dan praktik-praktik ajaran yang dianut oleh seorang muslim dalam

kehidupan sehari-hari (kepribadian muslim).280 Ini sesuai dengan kandungan QS.

Luqman ayat 12-19 berisikan tentang materi pembelajaran keagamaan meliputi

keimanaan, ibadah dan akhlak, yang kesemuanya menyatu dalam kehidupan

keagamaan yang dilaksanakan seorang muslim dalam kehidupan religiusitasnya

sehari-hari, yang dinamakan akhlak.281 Dalam Islam, tidak ada perbuatan yang

terlepas dari nilai-nilai keislaman, namun demikian ada ibadah yang terkait langsung

dengan Khalik atau hubungan vertikal (حبل من الله), dan yang terkait secara

kemanusiaan atau hubungan horizontal (حبل من الناس). Atau dalam hal ini yang disebut

dengan sikap spritual dan sikap sosial.

Berdasarkan tujuan PAI dan Budi Pekerti yang diorientasikan pada

kompetensi sikap, maka penilaian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

279 Harun Nasotion, Aspek-Aspek ..., h. 5-10. 280M. Naquib Al-Attas, Islam ..., h. 56. 281 QS. Luqman ayat 12-19.

Page 23: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

205

seharusnya menilai sikap anak didik melalui pengamatan langsung, baik di

lingkungan sekolah, maupun di rumah dan bahkan di lingkungan masyarakat.282

Tujuan PAI dan Budi Pekerti di SMP/MTs, sebagaimana tergambar dalam

standar kompetensi lulusan SMP/MTs untuk kompetensi sikap, ialah agar siswa

memiliki prilaku yang mencerminkan sikap beriman, berakhlak mulia, percaya diri,

dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam, dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Maka dalam rangka

pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan penilaian sikap yang dikembangkan

berdasarkan indikator-indikator yang tersusun dari materi-materi PAI dan Budi

Pekerti yang dipelajari di sekolah sesuai dengan kurikulum 2013.283

Tujuan pendidikan sebagaimana tergambar dalam kompetensi lulusan untuk

kompetensi sikap di jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B, sebagaimana digambarkan

Kunandar adalah untuk memiliki prilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

perbedaannya.

Penilaian sikap sangat penting untuk dilaksanakan, meskipun dianggap sulit

mengembangkannya. Berbeda dengan penilaian kognitif yang diakui lebih mudah

dikembangkan, karena lebih jelas validitas, reliabilitas, kesukaran dan daya bedanya.

Susannah M. Givens (Davis, 2007) menyatakan hanya 7 % lembaga pendidikan yang

menggunakan penilaian sikap, sebagian banyak mengabaikannya. Padahal penilaian

282 MM. Solichin - 2013, “Pengembangan ... 283 Kunandar, Penilaian …, h. 47.

Page 24: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

206

kompetensi ini dapat memberikan kesadaran yang tinggi kepada anak didik untuk

belajar. Susannah selanjutnya mengutip Saxon juga menjelaskan, bahwa 25 % prilaku

siswa dipengaruhi oleh sikap afektif, seperti motivasi, sikap terhadap pembelajaran,

dan perasaan percaya diri, dll.284

Begitu juga dengan penilaian PAI dan Budi Pekerti, sebagaimana

dikemukakan oleh Muhaimin mengutip pernyataan Maftuh Basuni (2004)

menyatakan bahwa pendidikan agama yang berlangsung saat ini cenderung masih

mengedepankan aspek kognisi (pengetahuan) dari pada apeksi (rasa) dan

psikomotorik (tingkah laku),285 sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan

antara pengetahuan dan pengamalan nilai-nilai agama, atau antara gnosis dan praxis

dalam kehidupan beragama.286

Kompetensi sikap atau afektif, merupakan tujuan pembelajaran yang sangat

penting pencapainnya. Karena keberhasilan pembelajaran kognitif dan psikomotorik

sangat ditentukan oleh kondisi sikap siswa.287 Krathwol mengemukakan tentang hasil

belajar afektif yang perlu dikembangkan paling tidak mencapai level yang ketiga,

yaitu bahwa peserta didik dapat menerima nilai-nilai tertentu, dan mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa bentuk penilaian yang dapat mengukur

aspek afektif seperti skala sikap, pengamatan, wawancara, angket, anecdotal record

dan biografi.288

284 Susannah M. Givens, “Using Affective ..., t.h. 285 Muhaimin, Pengembangan …, h. 23. 286 Muhaimin, Pengembangan ...,, h. 23. 287 Djemari Mardapi, Teknik ...,, h. 102. 288 Sukiman, Pengembangan ..., h.42.

Page 25: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

207

Glennon mengklasifikasikan penilaian afektif atau sikap kepada: 1)

pengembangan nilai-nilai pribadi, 2) keyakinan dan sikap, 3) bekerja sama, dan 4)

kemauan mencoba hak-hak yang baru, dan 5) kemampuan untuk membuat keputusan

tentang menegosiasikan berbagai keadaan.289 Ranah afektif dapat diklasifikasikan dan

dapat dinilai ke dalam beberapa tingkatan penilaian yang terdiri dari:290 1) Menerima

(Receiving); 2) Menjawab (Responding); 3) Menilai (Valuing); 4) Organisasi

(Organizating); dan 6) Karakteristik.291

Glennon292 menyebut sikap dengan prilaku. Sikap merupakan aspek yang

sangat penting dalam pembelajaran dan menjadi perhatian dalam penilaian, untuk

membangkitkan kesadaran siswa terhadap apa yang diserapnya dalam pembelajaran.

Dia mengembangkan langkah-langkah pengembangan penilaian sikap, meliputi: 1)

mengidentifikasi perilaku yang ingin dinilai, 2) mendefinisikan perilaku dengan jelas,

3) memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk membiasakan perilaku; 4)

meminta guru untuk mengamati dan menilai perilaku yang diharapkan menggunakan

isyarat diambil langsung dari definisi konsep afektif. Mendokumentasikan kinerja

siswa dapat mencakup perilaku siswa, memberikan skoring kemudian mencek

hasilnya, 5) melibatkan kedua refleksi guru dan siswa pada data penilaian untuk

mengidentifikasi daerah-daerah yang membutuhkan perbaikan. Bukti hasil penilaian

dapat dishare dengan guru lainnya serta anggota keluarga dalam upaya untuk

menginformasikan dan dukungan perbaikan siswa secara berkesinambungan.

289 Glennon, William; Hart, Airon; Foley, John T., “Developing ..., t.h. 290 Bloom, Taxsonomy ..., h. 7-39 291 Kunandar, Penilaian ..., h. 112. 292 Glennon, William; Hart, Aaron; Foley, John T., Developing Effective ..., h. 40-44.

Page 26: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

208

Selain itu, level pengukuran kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 juga

dapat diurai menjadi: 1) menerima; 2) menanggapi; 3) menilai; 4) mengelola; dan 5)

menghayati.293 Masing-masing program pendidikan berbeda-beda menentukan level

penilaian sikap. Pada jenjang SMP/Mts penilaian sikap dikehendaki pada level

mengelola dan menghayati.

Beberapa tokoh membagi tingkatan sikap atau afektif pada beberapa

tingkatan, namun demikian untuk menempatkan indikator pada perbedaan tingkatan

yang tepat diakui sangat sulit. Ini sebagaimana dinyatakan Muhaimin, sehingga perlu

menentukan indikator dan kriteria penilaian tersendiri, seperti dengan 3 kriteria

penilaian sebagai berikut: Prilakunya terlihat dengan Sangat Baik baik (TB); Mulai

terlihat (MT); dan belum tampak terlihat baik (TTB).

Afektif atau sikap ketika dipadankan dengan istilah akhlak dalam Islam, pada

umumnya hanya dikategori menjadi 2 pembagian, yaitu dengan akhlak mahmudah

dan akhlak madzmumah. Dengan demikian, pendefinisian pada indikator untuk

tingkat sikap tidak dapat dilakukan dengan tepat. Hal ini juga sebagaimana ketika

mengambil pengertian akhlak dari Al-Gazali, di mana akhlak adalah prilaku yang

dilakukan dengan reflek (بسهولة ويسر),294 maka berarti indikatornya hanya satu, yaitu

mengubah dan pembiasaan dari hal yang tidak baik menjadi lebih baik dengan cara

293 Kunandar, Penilaian ..., h. 111. 294 Imam Al Gazali mendefinisikan akhlak dengan istilah sebagai berikut: فالخلق عبارة عن هيئة "

.Imam al-Gazali, Ihya Ulumuddin, terj .فى النفس راسخة عنها تصدر الأفعال بسهولة ويسر من حاجة إلى فكر ورؤية"Moh. Zuhri (Semarang: As-Syifa, 2003), Jilid V. h. 108.

Page 27: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

209

berangsur-angsur sehingga menjadi kebiasaan atau karakter seperti tingkatan afektif

paling tinggi menurut Bloom).

c) Penilaian Skala Likert

Bentuk penilaian untuk sikap lebih jelas digambarkan dalam penilaian

kurikulum 2013. Penilaian sikap dalam kurikulum 2013 menggunakan beberapa

bentuk, yaitu pengamatan (observasi), penilaian diri, penilaian antar teman dan

jurnal.295 Penilain bentuk pengamatan dapat digunakan dengan rublik atau dengan

skala likert. Sri Kusumawati menyebutkan bahwa skala yang sering digunakan dalam

instrumen penelitian afektif adalah skala Thurstone, skala Likert, dan skala Beda

Semantik. Jika instrumen yang digunakan adalah analisa hasil secara kualitatif, dan

bila ingin dikuantitatifkan maka hasil penilaian bisa dikategorisasikan sesuai dengan

tingkatan kesimpulan akhir yang didapat.296

Skala likert merupakan suatu skala sikap yang umum digunakan dalam riset

yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengambilan data.297 Skala likert

adalah skala yang dapat menunjukkan sikap maupun kinerja siswa yang diamati

dengan memberikan skor yang dapat dimodifikasi oleh guru antara 1-4, atau skala

dari 1-5, 1 – 10, atau yang paling sering digunakan antara 3 – 10, mulai dari sangat

rendah sampai sangat tinggi.298 Selain itu untuk lebih jelas mengurangi subjektivitas

dari skor skala, maka dapat disusun rubrik kuantitatif yang menjelaskan perbedaan

295 Kunandar, Penilaian ..., h. 58-189. 296 Tri Kusumawati, “Pengembangan ..., h. 111-124. 297 Glennon, William; Hart, Aaron; Foley, John T., Developing ..., t.h. 298 Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen ..., h. 199-201.

Page 28: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

210

antara masing-masing skor numerik selaras dengan kata-kata atau frasa yang

mendefinisikannya.

Skala likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Linkert pada tahun 1932

dalam mengukur sikap masyarakat. Skala ini menggunakan ukuran ordinal, sehingga

dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali responden yang satu

lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya.299 Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.300 Kelebihan skala likert sebagai penilaian skala sikap adalah lebih

mudah dari skala sikap lainnya. Kemudahan penggunaan skala likert menyebabkan

skala ini lebih banyak digunakan dalam penelitian.301

Zainal Arifin menjelaskan, bahwa dalam pengukuran sikap banyak

dikembangkan skala sikap maupun skala likert, dengan 4 atau 5 skala, yang

menjelaskan tingkatan sikap seperti; baik sekali (5); baik (4); cukup baik (3); kurang

baik (2); dan tidak baik (1). Atau dengan skala 4, yaitu baik sekali (4); cukup baik

(3); kurang baik (2); dan tidak baik (1).302 Skala likert mempunyai empat atau lebih

butir-butir pernyataan yang dikombinasikan, sehingga membentuk sebuah skor/nilai

yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan

perilaku.303Dalam pengembangan skala likert, berdasarkan teori Garland menentukan

299 Sulistya Wardani, Naniek dkk., Asesmen ..., h. 210. 300 Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 134. 301 Weksi Budiaji, “Skala Pengukuran Dan Jumlah Respon Skala Likert”, Jurnal Ilmu

Pertanian dan Perikanan, Desember 2013 Available online at: Vol. 2 No. 2 Hal : 127-133

http://umbidharma.org/jipp ISSN 2302- 302 Zainal Arifin, Penelitian ..., h. 233-237. 303 Weksi Budiaji, 6308 “Skala Pengukuran ..., h. 127-133.

Page 29: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

211

jumlah titik respon, genap (jumlah titik 4) lebih disarankan daripada jumlah titik

respon ganjil (jumlah titik 5) karena bias sosial dapat dikurangi.304

Kelemahan instrumen kuesioner skala Likert dengan lima skala adalah data

penelitian menjadi banyak yang hilang, sebagaimana dikemukakan oleh Hadi,

ketegori jawaban Undeciden mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memutuskan atau memberi jawaban.305 Namun demikian, titik/alternatif pernyataan

dalam skala likert sesungguhnya dapat dimodifikasi sesuai dengan situasi, obyek dan

materi penelitian yang dikembangkan.

Langkah-langkah penyusunannya:306 a) Menentukan obyek sikap yang akan

dikembangkan skalanya; b) Menyusun kisi-kisi instrumen (skala sikap), c) Menulis

butir-butir pernyataan, dengan memperhatikan kaidah sebagai berikut: (1)

Menghindari kalimat yang mengandung banyak interpretasi; (2) Rumusan pernyataan

hendaknya singkat; (3) Satu pernyataan hendaknya hanya mengandung satu pikiran

yang lengkap; (4) Sedapat mungkin, pernyataan hendaknya dirumuskan dalam

kalimat sederhana; (5) Menghindari penggunaan kata-kata: semua, tidak pernah, dan

sejenisnya; (6) Menghindari pernyataan tentang fakta atau dapat diinterpretasikan

sebagai fakta; (7) Butir pernyataan yang ideal diperlukan kurang lebih antara 30

sampai dengan 40 butir; (8) Antara pernyataan positif dan pernyataan negatif

hendaknya relatif berimbang. (9) Setiap pernyataan diikuti dengan skala sikap (bisa

genap, misalnya 4, dan 6, atau bisa juga ganjil seperti 5 dan 7).

304Weksi Budiaji, “Skala Pengukuran ..., h. 127-133 305 Sutrisno Hadi, Analisis ..., h. 19. 306 Fernandes, H.J.X., Testing ..., h. 7.

Page 30: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

212

d) Penilaian Bentuk Jurnal

Jurnal merupakan salah satu bentuk penilaian pengamatan yang digunakan

sebagai alat penilaian dalam kurikulum 2013. Jurnal merupakan alat evaluasi yang

cukup akurat dalam mencermati terhadap perkembangan sikap keagamaan siswa.

Mengingat pengamatan langsung dilakukan dengan cermat. Namun demikian, jurnal

juga akan memiliki kelemahan dalam menentukan penskorannya secara obyektif, dan

memacu penilai untuk merespon dengan maksimal.307 Selain itu, sangat sulit untuk

menentukan analisis kualitasnya.

Sikap yang perlu dicatat dalam jurnal seperti sikap positif, baik menyangkut

sikap spritual maupun sikap sosial yang memerlukan apresiasi atau sikap negatif

memerlukan perhatian dan bimbingan. Mengingat perkembangan sikap anak

berlangsung di sekolah dan juga lebih banyak sikap anak berkembang di lingkungan

keluarga. Oleh karena itu, seharusnya ada kerja sama yang baik antara guru dan orang

tua atau wali siswa, agar kegiatan pencatatan menjadi lebih efektif.

Jurnal tidak dapat dibandingkan sama dengan instrumen pengamatan sikap

seperti teknik observasi dengan skala likert dan lain-lain. Namun demikian, jurnal

dapat digunakan menyertai skala likert untuk mendapatkan gambaran respon sikap

positif dan negatif dengan lebih detil, dan memperkuat hasil respon skala sikap. Hal

inilah yang menjadi kelebihan penilaian pengamatan bentuk junal, yaitu dapat

memperkuat penilaian yang dikembangkan dalam bentuk skala likert, atau untuk

memperjelas gambaran keadaan prilaku siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Ini

307 Kunanadar, Penilaian ... h. 150-153.

Page 31: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

213

sebagaimana diakui oleh beberapa pengajar dan orang tua siswa,308 di mana

perkembangan prilaku positif dan negatif siswa dapat menjadi acuan bagi mereka

yang perlu diapresiasi ataupun diberikan feedback, dengan nasehat, perbaikan,

bimbingan dan keteladanan.

Langkah-langkah penggunaan penilaian pengamatan bentuk jurnal, seperti

dikemukakan Kunandar,309 meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1)

Menentukan kompetensi sikap yang diamati dengan menggunakan jurnal; (2)

Menentukan kriteria penilaian yang digunakan; (3) Merumuskan format penilaian

pengamatan bentuk jurnal; (4) Mencatat hal-hal yang positif yang perlu direspon atau

diapresiasi; (5) Mencatat hal-hal yang negatif yang perlu mendapat perhatian dan

bimbingan; (6) Memberikan umpan balik terhadap catatan sikap tersebut; (7)

Memberikan nilai terhadap sikap positif yang diamati sesuai kriteria Sangat baik

(SB), Baik (B), Cukup Baik (CB) dan Kurang Baik (KB).

2. Kerja Sama Guru dan Orang Tua

Al-Gazali berpendapat tentang tanggung jawab orang tua kepada anaknya.

Beliau menjelaskan bahwa orang tua adalah yang pertama dan utama yang wajib

bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya.310 Hal ini

mengacu kepada QS. Tahrim:6, di mana orang tua harus menjaga anak-anak mereka

dari api neraka. Karena itulah, orang tua seharusnya menanamkan keimanan dan

308 Hasil wawancara dengan guru, dan beberapa orang tua siswa, serta diperkuat oleh

pandangan ahli dan pengawas, yang membantu peneliti mengamati dan memberikan validasi terhadap

instrumen penilaian yang dikembangka. 309 Kunanadar, Penilaian ... h. 150-153. 310Zainuddin dkk, Seluk ..., h. 90.

Page 32: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

214

ketakwaan serta akhlak mulia kepada anak dengan memberikan teladan dan

membimbing mereka.311 Ini juga sesuai dengan tuntunan QS. Luqman 12-19, yang

mengisyaratkan bahwa orang tualah yang memiliki tanggung jawab mendidik anak

dengan materi Pendidikan Islam yang terdiri dari keimanan, ibadah, dan akhlak.

Tugas orang tua kepada anaknya adalah mendidiknya dengan berbagai ilmu

pengetahuan agama dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya, sehingga apabila

dewasa, ia mampu mandiri dan membantu orang lain, serta melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya terkait dengan keagamaan, keluarga, masyarakat dan negara.312

Ahmad Tafsir menjelaskan, bahwa meskipun orang tua telah memilihkan

sekolah yang terbaik untuk anaknya, itu semua belum cukup untuk menggantikan

perannya dalam pendidikan Islam dan budi pekerti. Karena di sekolah menurutnya

lebih berorientasi kepada pengajaran di mana guru memberikan pengetahuan tentang

agama. Sedangkan orang tua berperan menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada

anak dengan memberikan teladan dan membimbingnya dengan sebaik-baiknya.313

Senada dengan itu, Al-Gazali menyatakan, bahwa orang tua harus

memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya dan menjaga pergaulan mereka

ke arah yang baik. Jangan mengabaikan perkembangan anak sehingga tumbuh

menjadi negatif.314 Pendidikan Akhlak lebih dominan diperoleh di dalam lingkungan

keluarga.315 Dalam hal ini, peran pendidikan terhadap anak merupakan fardhu ain

bagi orang tua, terutama menyangkut pendidikan Al-Qur’an, ilmu ibadah, seperti

311 Ahmad Tafsir, Pendidikan ..., h. 6-8. 312 Fuad Ihsan, Dasar-dasar ..., h. 64. 313 Ahmad Tafsir, Pendidikan ...,, h. 6-8. 314 Zainuddin dkk, Seluk Beluk ..., h. 90-93. 315 Abu Hamid Al-Gazali, Ihya ..., h. 193.

Page 33: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

215

sholat, zakat, puasa, haji dan lain-lain. Tugas pendidikan ini tidak bisa dilimpahkan

kepada orang lain.316 Oleh karena itu, orang tua harus menguasai nilai-nilai agama,

agar mampu memberikan keteladanan, membimbing, serta membiasakan kebaikan.

Selain itu, Zakiah Deradjat menambahkan bahwa keluarga harus

meneladankan kepada anak akhlak yang mulia, seperti kebenaran, kejujuran,

keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta, santun, pemurah dan lain-lain. Pentingnya

akhlak bukan hanya bagi diri anak sendiri, namun dapat menentukan eksistensi

bangsa.317 Karena itu, orang tua harus menjalankan tanggung jawabnya yang sangat

penting terhadap pendidikan anak.

Muhammad Athiyyah Al-Abrasy, dan tokoh pendidikan Islam lainnya, senada

dengan pandangan Frobel, menyatakan bahwa fungsi sekolah menjadi lembaga

pendidikan secara lebih luas dan formal, yang diorganisir oleh pengurusnya dan guru-

guru yang mendidik dan mengayomi anak agar belajar dengan nyaman dan lebih luas

dari pendidikan di rumah.318 Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara

pendidikan formal di Indonesia, yang secara terlembaga dan teratur bertujuan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,

pendidikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.319 Kelebihan sekolah

316 Kamrani Buseri, Pendidikan ..., h. 5. 317 Zakiah Darajat, Membina ..., h. 9 318 Muhammad Athiyah Al Abrasy, Al-Tarbiyah ..., h. 83. 319 Syafaruddin, Manajemen ..., h. 204.

Page 34: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

216

mempersiapkan anak untuk hidup bermasyarakat, mengajarkan anak untuk menjadi

anggota masyarakat secara aplikatif.

Sekolah merupakan rumah tangga besar, di sana anak-anak mempunyai

saudara-saudara baru untuk bersama-sama belajar dan bekerja, bersama-sama

bermain, dan bergembira serta bergaul dan beristirahat bersama.320 Untuk mencapai

tujuan sekolah sebagai lembaga yang berupaya melaksanakan pendidikan dengan

peran yang lebih luas oleh guru-guru yang profesional, sebagai salah satu unsur

penting yang menjalankan program pendidikan.

Meskipun sekolah memiliki kelebihan dalam peran pendidikan yang lebih,

namun demikian, orang tua tetap merupakan lembaga pendidikan yang tidak dapat

tergantikan oleh peran sekolah, terutama dalam memberikan pendidikan dan

bimbingan PAI dan Budi Pekerti. Berdasarkan apa yang digambarkan Ibnu Khaldun

terkait dengan peran dan tanggung jawab penting orang tua dalam pendidikan anak,

sebagaimana beliau menceritakan, bahwa Khalifah Harun ar-Rasyid yang mencari

guru yang terbaik dan menyerahkan anaknya kepada guru yang dipilihnya dengan

tepat untuk menghandel pendidikan anaknya. Hal ini karena tanggung jawab orang

tua untuk mengembangkan pendidikan anak terlaksana secara optimal.321

Berdasarkan uraian di atas, orang tua dan guru sama-sama memiliki tugas

secara psikologis sebagai pendidik. Bedanya dapat dilihat, bahwa; 1) Orang tua

sebagai pendidik pertama berada di lingkungan keluarga, dan bertanggung jawab

sepenuhnya, sebagai orang tua dan sebagai pendidik, dan 2) Guru sebagai pendidik

320 Abdur Rahman, Pendidikan …, h. 271. 321 Muhammad Kosim, Pemikiran ..., h. 112.

Page 35: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

217

berada di lingkungan sekolah, yang fungsinya lebih umum membantu orang tua

dalam melaksanakan pendidikan.322

Ahmad Tafsir menegaskan bahwa PAI dan Budi Pekerti di sekolah yang

meliputi aspek keimanan, ketakwaan, dan akhlak tidak akan berhasil hanya diajarkan

di sekolah dengan alokasi waktu yang sedikit, karena ajaran nilai-nilai keislaman

harus ditanamkan dan dibiasakan oleh orang tua, yang memberikan keteladanan

kepada anak-anak mereka dalam setiap waktu secara berkesinambungan.323 Oleh

karena itu, tidak mungkin keberhasilan pencapaian pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti hanya diserahkan dengan guru di sekolah, tanpa ada usaha orang tua juga

untuk mengupayakan pencapaiannya bersama guru.

Berdasarkan konsep Islam, tarbiyah sebagai institusi pendidikan dalam

pandangan pendidikan Islam, memiliki fungsi dan peran utama untuk pembinaan

akidah peserta didik. Namun demikian, harus ada kaitan antara fungsi sekolah dan

pendidikan rumah tangga. Harus ada hubungan timbal balik antara orang tua dan guru

dalam meneruskan pembinaan nilai-nilai pendidikan yang sudah dimulai dari

keluarga.324 Hubungan pendidikan sekolah dan rumah (keluarga), seperti dijelaskan

Al-Zarnuzy, adanya hubungan 3 hal yang selalu berkaitan dalam pendidikan, yaitu

murid, guru dan orang tua. Begitu juga Ahmad Syalabi mempertegas hubungan

antara rumah dan madrasah dan tentang periode yang paling penting yang diperankan

322 HM. Arifin, M.Ed, Hubungan ..., h. 114-115 323 Ahmad Tafsir, Pendidikan ..., h. 8-9. 324 Jalaluddin, Teologi ..., h. 122.

Page 36: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

218

oleh rumah dalam pendidikan anak.325 Orang tua dan guru harus saling bersinergi

dalam melaksanakan pendidikan kepada anak didik mereka.

Menurut Prof. Kamrani Buseri, keluarga harus secara kontinyu dan simultan

dituntut agar menjalankan fungsi pendidikan, meskipun dibantu lembaga sekolah atau

lembaga sosial lainnya, orang tua tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya. Orang

tua dan guru dalam lembaga pendidikan harus bekerja sama, orang tua menopang apa

yang diajarkan di sekolah, sebaliknya guru harus dapat mengembangkan apa yang

diterima anak di dalam keluarga, atau dari orang tuanya, atau harus terjalin kerja

sama untuk saling memperbaiki, saling membantu antara orang tua dan guru.326

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan antara keluarga dan guru

adalah hal yang vital dalam membangun dan mempertahankan hubungan antara

keluarga dan guru. Meningkatkan komunikasi antara keluarga dan sekolah adalah hal

utama yang dapat memperbaiki saling percaya antara keluarga dan sekolah. Kualitas

interaksi sangat penting dalam membangun hubungan kepercayaan.327 Kerja sama

guru dengan orang tua tidak bisa diabaikan. Anis Pustaningtyas mengutip pandangan

beberapa ahli, di antaranya menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan nilai anak, kehadiran anak dalam pembelajaran di

sekolah, menumbuhkan sikap dan prilaku yang baik pada anak dan menaikkan angka

kelulusan.328 Dengan demikian, kerja sama orang tua dengan guru sangat penting.

325 Burhan ad-Din al-Zarnujy, Ta’lim ..., hl. 23. 326 Kamrani Buseri, Pendidikan Keluarga, ..., h. 59. 327 Adams, Kimberly S., dan Sandra L Christenson, “Trust ..., t.h. 328 Anis Pustiningtyas, “Pengaruh Komunikasi ..., t.h.

Page 37: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

219

Orang tua memiliki tujuan yang penting terhadap anak mereka, sehingga

untuk mencapai tujuan tersebut orang tua harus bekerja sama dengan baik dengan

guru yang membantu melaksanakan pendidikan di sekolah.329 Menurut Curwin

sebaiknya jangan terjadi bentrok antara kepentingan orang tua dan guru. Ada

beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam kerja sama mengatasi

tekanan bentrok yang terjadi antara orang tua dan guru, yaitu dengan: 1) sharing

mengenai tujuan pendidikan; 2) guru harus memiliki metode berkomunikasi dengan

baik kepada orang tua anak; 3) orang tua harus pro aktif dalam berkomunikasi dengan

guru; 4) lebih baik ketiga komponen guru, siswa dan orang tua menjadi teman yang

solid.330 Kerja sama demikian membawa suasana belajar anak menjadi kondusif,

sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan maksimal.

Contoh lainnya terkait pelibatan orang tua siswa di sekolah sebagaimana

dikemukakan Berns, meliputi: 1) pelibatan dalam membuat keputusan, 2) partisipasi

pada kegiatan di sekolah, dan 3) kerja sama untuk membantu kesinambungan

pendidikan di rumah.331 Karena ketika proses pembelajaran yang disiplin di sekolah

kemudian diabaikan di rumah, maka akan merusak tatanan belajar anak yang sudah

dikelola dengan baik.

Bentuk-bentuk lain kegiatan orang tua dengan sekolah seperti penelitian yang

pernah dilakukan Irma Irayanti sebagai berikut:3321) Adanya kunjungan guru ke

rumah anak didik, 2) Diundangnya orang tua ke sekolah, 3) Adanya surat menyurat,

329 A. Curtis, A. Curricullum ..., h. 136.

330Richard Curwin, Parents ..., t.h. 331 Bern, Child, Family, School, Cummunity ..., h. 220. 332 Irma Irayanti, Kerja Sama ..., t.h.

Page 38: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

220

4) Orang tua dipercayakan untuk lebih mengawasi anaknya di rumah dan dapat selalu

mempelajari pendidikan agama di sekolah, 5) Guru harus memberikan jam tambahan

pelajaran khususnya PAI dan Budi Pekerti seperti les dan lain-lain, dan 6) Orang tua

seharusnya diberi pemahaman bahwa pembinaan pendidikan agama anak di rumah

menjadi salah satu faktor utama dalam pembinaan pendidikan agama anak di sekolah.

Persoalan-persoalan pendidikan yang tidak dapat diatasi oleh guru dapat

dilaksanakan bersama orang tua atau keluarga siswa. Kerja sama sekolah, orang tua,

dan bahkan masyarakat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter anak.

Ketidakpedulian orang tua dan menyerahkan tanggung jawab kepada sekolah

mengakibatkan ketidakberhasilan sekolah dalam membentuk kepribadian baik anak.

3) Penilaian PAI Pekerti Buku Penghubung

Beberapa kritik yang menyoroti persoalan ketidak berhasilan pendidikan,

dengan beberapa fakta yang terjadi seperti demoralisasi para pelajar, perkelahian,

bulliying, kriminalitas, narkoba, dan yang lebih berat dari pada semua itu misalnya

aksi brutal anak terhadap orang lain yang tidak seharusnya terjadi oleh pelajar.

Persoalan tersebut menjadi tantangan pendidikan untuk mengubah orientasi

pendidikan sekarang yang ingin dijawab dengan kurikulum 2013, dengan

mengorientasikan semua pembelajaran untuk mencapai pengembangan kompetensi

sikap. Terlebih lagi dengan rumpun mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, di mana

tujuannya diharapkan agar mampu mengembangkan kompetensi anak menjadi orang

yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sesuai dengan tujuan Undang-undang.

Page 39: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

221

Pengembangan penilaian pembelajaran yang dapat mendorong pengembangan

sikap positif anak. Dalam hal ini, dengan perubahan bentuk-bentuk penilaian sikap

yang ada saja, menurut hemat peneliti masih belum dapat memaksimalkan

pencapaian tujuan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang sangat mulia tersebut.

Perlu ada upaya dalam pengembangan penilaian bentuk lain, yang dapat mendorong

pencapaian untuk menanamkan sikap spritual dan sikap sosial anak menjadi positif,

yaitu penilaian yang buku penghubung untuk menilai perkembangan sikap anak

secara berkesinambungan di sekolah dan di rumah.

Jito Subianto dalam penelitiannya,333 mengutip langkah-langkah yang harus

diperhatikan sekolah dan rumah, adalah bahwa untuk mengembangkan karakter anak

perlu penilaian orang tua. Rumah merupakan tempat pertama anak berkomunikasi

dan bersosialisasi. Orang tua berperan mendidik, memberikan teladan dan

membiasakan anak dengan nilai-nilai ajaran Islam, sehingga harus diberikan

kesempatan menilai anak, khususnya dalam pembentukan moral anak.

Penilaian pembelajaran jika dilaksanakan di sekolah saja, maka pencapaian

pembelajaran tidak dapat terkontrol secara berkesinambungan, padahal lebih banyak

prilaku terkait pembelajaran PAI yang hanya dapat diamati ketika anak berada di

rumah. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan instrumen pengamatan yang

dapat mengontrol dan memacu pencapaian pembelajaran anak ketika berada di

rumah. Pengamatan ini harus dilaksanakan dengan bekerja sama antara guru dengan

orang tua, di antaranya melalui pelaksanaan penilaian dengan buku penghubung.

333 Jito Subianto, “Peran Keluarga ..., h. 331-354.

Page 40: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

222

Penilaian buku penghubung berdasarkan teori yang peneliti bahas sebelumnya

memiliki dua tujuan, yaitu: 1) bahwa penilaian ini dilaksanakan secara

berkesinambungan, dan 2) penilain yang dilaksanakan untuk mendorong keterlibatan

orang tua terhadap pendidikan anak dengan bekerja sama antara orang tua dan guru

PAI dan Budi Pekerti.

Kelebihan penilaian buku penghubung melaksanakan prinsif penilaian

berkesinambungan yang seharusnya dilaksanakan, sebagaimana beberapa prinsif

penilaian yang diurai dalam Permendikbud No 18 A Tahun 2013,334 yaitu: valid

(sahih), reliabel, berkesinambungan, praktikabilitas, menyeluruh, obyektif, adil,

terpadu, terbuka, sistematis, edukatif, dan lain-lain.

Buku penghubung dilaksanakan untuk membangun kerja sama yang solid

antara orang tua dan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran anak. Kerja

sama yang lebih intens antara guru dan orang tua adalah dalam rangka melakukan

penilaian pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Muchlis Solichin menyatakan

penilaian pembelajaran PAI juga dilakukan oleh guru dan orang tua, untuk

mengamati siswa terhadap perubahan prilakunya terhadap guru, sesama siswa, dan

orang di sekelilingnya dilakukan oleh guru, sedangkan di rumah atau di lingkungan

masyarakat dapat dengan melibatkan orang tua atau anggota masyarakat lainnya.335

Iska Novi Hardiani mengemukakan langkah-langkah penyusunan instrumen

penilaian dengan langkah-langkah dalam penelitian pengembangan, sehingga terdapat

10 langkah pengembangan instrumen, sebagaimana berikut: 1) menentukan KI dan

334 Permendikbud No 18 A Tahunn 2013 tentang Implementasi Kurikulum 335 MM. Solichin; Pengembangan ..., t.h.

Page 41: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

223

KD, 2) menentukan kriteria sikap, 3) menyusun kisi-kisi instrumen, 4) menyusun

skala pengukuran sikap, 5) melakukan uji coba, 6) menganalisis kualitas tes (hasilnya

sebagai draf untuk penilaian model buku penghubung), 7) uji coba kecil, 8) Revisi, 9)

uji coba kelas besar, 10) uji efektivitas, dan 11) desiminasi.336

Langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian dapat digambarkan sbb:

Gambar 9. Langkah-langkah dalam Penyusunan alat Instrumen evaluasi

2. Planning atau Perencanaan

Hal yang dilaksanakan dalam merencanakan desain produk peneliti terlebih

dahulu mengidentifikasi tujuan PAI dan Budi Pekerti di SMP, menelaah materi

pembelajaran, dan baru menyusun desain produk instrumen penilaian pembelajaran

PAI dan Budi Pekerti.

Kunandar secara umum mengemukakan ada 3 langkah penting dalam

mengembangkan penilaian, yaitu: 1) Penetapan indikator pencapaian hasil belajar; 2)

336 Iska Novi Hardiani, “Pengembangan ..., h. 610.

Mengidentifikasi tujuan Pembelajaran

(Kurikulum)

Menyusun Kisi-kisi Instrumen

Penilaian

Menyusun instrumen penilaian

(Desain Produk)

Revisi instrumen

alat Penilaian

Uji coba

Validasi

Produk (Instrumen alat Penilaian

sudah jadi)

Page 42: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

224

pemetaan standar kompetensi/KI, Kompetensi Dasar, Indikator dan Teknik Penilaian;

dan 3) menyusun instrumen penilaian.337

a. Menelaah Kurukulum dan Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran PAI

Salah satu cara yang dilakukan dalam mengembangkan instrumen penilaian

sikap peneliti terlebih dahulu menelaah kurikulum pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti, dan mengidentifikasi tujuan pengembangan sikap spritual dan sosial. Tujuan

tersebut tergambar dalam KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar).

Meskipun sesungguhnya berdasarkan kurikulum 2013, bahwa pembelajaran sikap

bukanlah mengajarkan tentang sikap, tetapi membiasakan dan meneladankannya

untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun demikian dalam penelitian ini

peneliti tetap saja harus menguraikan tujuan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

secara rinci dalam indikator pembelajaran, sehingga dapat menyusun instrumen

penilaian, terutama yang mengarah kepada pengembangan kompetensi sikap spritual

dan sikap sosial.

Gambaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti yang

dikembangkan ke dalam indikator-indikator pembelajaran, dapat diperhatikan sbb:

Tabel 10. Indikator Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP

KELAS: VII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya

1.1 Membaca Al-Qur’an dengan tartil.

1.2 Beriman kepada Allah SWT;

1.3 Beriman kepada malaikat Allah SWT;

1.4 Melaksanakan bersuci dari hadas besar dalam kehidupan

337 Kunandar, Penilaian ..., h. 91-94.

Page 43: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

225

KELAS: VII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

sehari-hari;

1.5 Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai

implementasi dari pemahaman rukun Islam;

1.6 Melaksanakan shalat Jum’at sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S Al-Jum’ah ayat 9;

1.7 Melaksanakan shalat jama’ qashar ketika bepergian jauh

(musafir) sebagai implementasi dari pemahaman

ketaatan beribadah

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi,

gotong royong),

santun, percaya diri

dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

2.1. Memiliki perilaku semangat menuntut ilmu sebagai

implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-’Alim, al-

Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir) dan QSAl- Mujadilah

(58): 11 dan Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait ;

2.2. Memiliki perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146, QS.

Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan

hadits terkait;

2.3. Memiliki perilaku meneladani perjuangan Nabi

Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah

KELAS: VIII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya

1.1. Membaca Al-Qur’an dengan tartil.

1.2 Meyakini Kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

sehari-hari,

1.3 Meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir

zaman,

1.4 Melaksanakan shalat sunnah,

1.5 Melaksanakan sujud syukur, sujud tilawah dan sujud

syahwi,

1.6 Melaksanakan puasa Ramadhan dan puasa sunnah

sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam,

1.7 Mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong

royong), santun,percaya

2.1 Memiliki perilaku rendah hati, hemat, dan hidup

sederhana sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.

Al-Furqan (25): 63 , QS. Al Isra’(17): 27 dan

hadits terkait,

2.2 Memiliki perilaku mengkonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bergizi dalam kehidupan sehari

Page 44: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

226

KELAS: VII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

sebagai implementasi dari pemahaman Q.S An-Nahl

(16):114 dan hadits terkait,

2.3 Memiliki perilaku menghindari minuman keras, judi, dan

pertengkaran sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.

Al-Maidah (5): 90 – 91 dan Q.S. Al Maidah (5): 32

sertahadits terkait.

2.4 Memiliki perilaku semangat menumbuh kembangkan

ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

2.5. Meneladani semangat ilmuwan muslim dalam

menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dalam

kehidupan sehari-hari

KELAS IX

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan

menghayati ajaran

agama yang dianutnya

1.1. Membaca Al-Qur’an dengan tartil

1.2. Beriman kepada Hari Akhir

1.3. Beriman kepada Qadha dan Qadar

1.4. Melaksanakan penyembelihan hewan berdasarkan

ketentuan syariat Islam

1.5. Melaksanakan ibadah qurban dan aqiqah sebagai

implementasi dari surat al-Kautsar

2. Menghargai dan

menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi,

gotong royong),

santun, percaya diri

dalam berinteraksi

secara efektif dengan

lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan

pergaulan dan

keberadaannya

2.1. Memiliki sikap optimis, ikhtiar, dan tawakkal sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S Az Zumar (39):53,

Q.S. An Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali Imran (3):159

serta hadits terkait.

2.2. Memiliki perilaku toleran dan menghargai perbedaan

dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat sebagai

implementasi dari pemahaman QS. Al Hujurat (49):13,

serta Hadits terkait.

2.3. Memiliki sikap empati, peduli, dan gemar menolong

kaum dhuafa sebagai implementasi dari pemahaman

makna ibadah qurban dan aqiqah

2.4. Memiliki sikap mawas diri sebagai implementasi dari

pemahaman iman kepada Hari Akhir

2.5. Memiliki sikap tawakkal kepada Allah sebagai

implementasi dari pemahaman iman kepada Qadha dan

Qadar

Sumber Kemendikbud 2014 Kompetensi Inti dan SK PAI dan Budi Pekerti

Berdasarkan Kompetensi inti dan Standar Kompetensi mata pelajaran PAI dan

Budi Pekerti di atas, peneliti kemudian menyusun spesifikasi instrumen penilaian

Page 45: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

227

pengamatan sikap bentuk skala likert dan penilaian berbentuk jurnal buku

penghubung.

b. Menyusun Spesifikasi Instrumen Penilaian

Penyusunan spesifikasi instrumen penilaian pengamatan sikap bentuk

pengamatan sikap terutama dilaksanakan untuk menyusun instrumen penilaian skala

likert dan jurnal. Spesifikasi terdiri dari materi pembelajaran PAI Kelas VII

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Instrumen Penilaian kelas VII

semester I dan II serta kelas VIII semester I dan II. Gambaran spesifikasi instrumen

penilaian peneliti sertakan dalam lampiran.

c. Merakit Instrumen

Setelah menyusun spesifikasi penilaian, peneliti merakit pernyataan

instrumen skala likert dan jurnal. Instrumen penilaian disusun ke dalam skala likert

dengan pernyataan yang mengarah kepada tujuan pembelajaran sikap menghayati dan

membiasakan sikap spritual dan sikap sosial. Pernyataan harus disusun berdasarkan

konstruksi penilaian dan sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah digambarkan

dalam indikator pembelajaran. Selain itu, juga harus memperhatikan aspek bahasa

dengan menyesuaikan karakter orang tua siswa. Kemudian memperhatikan kaidah-

kaidah penyusunan penilaian.

Adapun rubrik penilaian pada skala likert yang peneliti susun, hanya sekedar

untuk memberikan bandingan dalam menentukan skor terhadap skala likert yang

digambarkan pada petunjuk dalam buku penghubung. Menurut hemat peneliti,

Page 46: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

228

susunan rubrik penilaian sesungguhnya tidak berbeda dengan skala likert, yaitu dalam

rangka untuk memperjelas rentang skala skor penilaian siswa dari nilai yang kurang

baik (KB) sampai nilai sangat baik (SB). Oleh karena itu, peneliti dalam hal ini hanya

memberikan gambaran salah satu rubrik sebagai petunjuk penskoran untuk

mempermudah penilai dalam menentukan skor terhadap penilaian bentuk skala likert.

Penentuan rentang skala likert yang peneliti jadikan pengukuran, sesuai

dengan standar yang dipakai untuk menentukan nilai sikap di dalam raport dan

standar penilaian yang dipakai di sekolah. Ini juga sebagaimana yang diharapkan oleh

guru-guru PAI dan Budi Pekerti, di mana pada waktu penelaah instrumen

mengharapkan agar skor skala likert disesuaikan dengan kriteria penilaian yang

dipakai di sekolah. Sehingga guru tidak kesulitan dalam menentukan dan

mengakumulasi nilai keseluruhan di akhir semester.

Adapun rentangan skala yang digunakan dalam penskoran terdiri dari: Sangat

Baik (4) = SB; Baik (3) = B; Cukup Baik (2) = C; dan Kurang Baik (1)= KB. Rentang

skala likert diambil dari skor penilaian yang dipakai di sekolah dan madrasah untuk

menentukan nilai secara keseluruhan, baik sikap, kognitif, dan psikomotorik.

Penskoran ini untuk menentukan skor menjadi nilai terhadap setiap sikap yang

ditampilkan oleh siswa. Setelah penskolaran, maka akan dijadikan nilai akhir (NA)

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

NA : Nilai Akhir

SP : Skor Perolehan

SM : Skor Maksimal

SP NA = x 4 SM

Page 47: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

229

Kemudian penyusunan penilaian pengamatan bentuk jurnal pada penelitian ini

adalah bentuk penilaian tambahan dari pengamatan sikap skala likert yang jumlah

instrumen yang dikembangkan. Tujuan jurnal adalah agar orang tua menuliskan

catatan terkait dengan sikap positif dan negatif siswa, di dalam kolom yang tersedia.

Penilaian diberikan terhadap setiap catatan positif dan negatif. Penyusunan jurnal,

pada awalnya disusun tidak didasarkan kepada indikator pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti. Pengisian penilaian jurnal ditentukan dengan menilai sikap spesifik positif

anak dan sikap spesifik negatinya. Dengan demikian, di antara fungsi penilaian

adalah agar orang tua dan guru mendapat feedback untuk membimbing sikap spritual

dan sikap sosial anak.

f. Menyusun Format Buku Penghubung

Penyusunan format buku penghubung, sesungguhnya merupakan rangkaian

dari penyusunan instrumen skala likert dan jurnal yang menjadi alat penilaian dalam

desain buku penghubung. Secara lengkap formatnya adalah cover buku penghubung,

pedoman buku, petunjuk penilaian, penskoran, alat penilaian dan cara penghitungan

skor serta akumulasinya untuk menjadi alat penilaian pengamatan sikap spitual dan

sosial anak secara berkesinambungan.

Pengembangan buku penghubung bertujuan untuk menjalin kerja sama yang

solid antara guru dan orang tua dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti. Apakah buku penghubung dapat dijadikan sebagai sarana kerja sama guru

dan orang tua siswa untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran PAI dan

Page 48: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

230

Budi Pekerti, yaitu sikap spritual dan sikap sosial, akan digali berdasarkan angket

keterbacaan dan relevansinya, serta kelayakannya berdasarkan uji validitas dan

reliabilitas. Hal ini akan menjelaskan apakah format buku penghubung yang telah

disusun mudah dipahami, mudah dilaksanakan dan bermanfaat.

d. Menelaah Instrumen

Menelaah instrumen dilakukan setelah disusun instrumen pengamatan sikap

bentuk skala likert dan bentuk jurnal, dilakukan penelaahan, terhadap isi kurikulum,

materi instrumen penilaian, konstruksi instrumen, dan dari segi bahasa. Penelaahan

ini peneliti lakukan dengan cara FGD, pada bulan Maret 2017.

Penelaahan instrumen peneliti lakukan dengan mengundang para pengguna

buku penghubung, yaitu Beberapa guru PAI dan Budi Pekerti yang tergabung dalam

MGMP dan sekaligus sebagai pengurus MGMP. Di antaranya adalah ketua MGMP,

Sekretaris, Kepala Sekolah, Guru PAI dan Budi Pekerti di SMP. Keseluruhan peserta

berjumlah 8 orang.

FGD dilaksanakan di Aula SMP Sabilal Muhtadin, mengingat di sana terdapat

aula tersendiri. Selain itu, guru PAI dan kepala sekolah SMP Sabilal bersedia untuk

memfasilitasi pelaksanaan FGD dalam Forum MGMP terbatas. Dalam FGD ini

dilakukan juga terhadap pernyataan instrumen penilaian, bahasa, dan menjalin

berbagai perbaikan dan saran pengembangan instrumen penilaian buku penghubung

ini. Di antara masukan dan saran perubahan serta perbaikan, peneliti gambarkan

berikut:

Page 49: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

231

Tabel 11. Hasil Saran Perbaikan Desain Model Instrumen Penilaian Sikap

Bentuk Buku Penghubung

No Aspek Uraian Perbaikan

1 Materi

Instrumen

- Ada beberapa

perbaikan materi

instrumen

- Ada tambahahan

- Perbaikan pada materi

membiasakan thaharah yang sulit

untuk diukur dengan skala likert.

- Tambahan untuk materi terkait

dengan prilaku jahil siswa

(bulliying)

2 Konstruksi

instrumen

- Ada beberapa rumusan

instrumen pengamatan

sikap yang perlu

diperbaiki

- Perbaikan petunjuk

penskoran

- Penggunaan skala

likert

- Harus ada gambaran

untuk rumus Nilai

Akhir

- Rubrik penilaian

sebagai contoh untuk

pembanding skala

likert

- Merumuskan pernyataan skala

likert agar sesuai dengan indikator

menghayati dan

membiasakan/mengamalkan.

- Menguraikan bahasa singkatan,

agar dipahami oleh orang tua.

- Ada perubahan pada petunjuk

penskoran

- Petunjuk skala 5 diperbaiki

menjadi skala 4 sesuai dengan

kriteria nilai pada skala standar

yang digunakan di sekolah, yaitu

skala 4 (4: SB; 3: B; 2: CB; 1: KB)

- Rumus nilai akhir di petunjuk

penilaian Rubrik dibatasi hanya

untuk perbandingan petunjuk

pnskoran.

3 Bahasa - Ada terdapat

penggunaan kata yang

salah, dan penulisan

kalimat yang tidak

tepat

- Perbaikan bahasa pada petunjuk

penggunaan buku penghubung.

- Perbaikan bahasa pada instrumen

skala sikap untuk instrumen sikap

spritual (bersyukur di kala senang)

- Perbaikan beberapa instrumen

skala likert pada instrumen sikap

sosial

- Perbaikan bahasa untuk petunjuk

pengisian jurnal

4 Jumlah

instrumen

- Jumlah instrumen

harus meliputi

pembelajaran materi

PAI.

- Jumlah instrumen dalam penilaian

dapat menggambarkan materi

pembelajaran PAI (refresentatif)

pada setiap semester.

- Jumlah instrumen penilaian

pengamatan sikap 30-32 butir

Page 50: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

232

5 Cover buku

penghubung

- Perbaikan huruf

- Melayout ulang buku

penghubung

- Perbaikan tampilan

buku penghubung

- Disederhanakan agar

ekonomis

- Huruf untuk penulisan di buku

penghubung, baik cover atau

petunjuk sebaiknya huruf

sebagaimana penulisan karya

ilmiah

- Cover perlu diberi gambar karena

mengingat siswa SMP, apakah di

depan atau di belakang

- Tulisannya diperbesar agar mudah

dibaca dan dilihat simpel atau

menarik

- Ekonomis, suapaya tidak

membebani orang tua secara

ekonomi untuk membeli buku

penghubung

6 Relevansi buku

penghubung

- Agar ada relevansinya,

maka buku

penghubung harus

diformat sangat

dengan sederhana dan

ekonomis agar dapat

dibeli oleh orang tua

siswa

- Kemudian ada

pentunjuk yang jelas

agar orang tua dapat

memahami dan

menggunakannya

dengan jelas

- Dapat melibatkan orang tua dalam

menilai

- Membangun kerja sama guru dan

orang tua

- Memacu untuk perkembangan

sikap positif (Spritual dan sosial)

Rangkaian instrumen penilaian pengamatan bentuk skala dan jurnal, setelah

ditelaah bersama dengan para pengguna, maka kemudian dijadikan desain produk

yang berisikan rangkaian instrumen penilaian skala likert dan jurnal dalam bentuk

buku yang akan dilaksanakan penilaiannya oleh orang tua anak di rumah dan oleh

guru di sekolah.

Page 51: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

233

3. Desain Produk Instrumen Penilaian Buku Penghubung

Demikian desain produk penelitian ini, berupa rangkaian instrumen

pengamatan sikap spritual dan dan sosial serta bentuk penilaian pengamatan sikap

skala likert dan jurnal dalam bentuk buku penghubung. Desain produk instrumen

penilaian ini disusun berdasarkan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kurikulum

2013, yang terdiri dari instrumen penilaian kelas VII dan Kelas VIII semester I dan II.

Tuntutan awalnya peneliti disarankan pembimbing untuk mengembangkan

penilaian pada seluruh semester dari kelas VII semester I sampai dengan kelas IX

semester II. Namun demikian, dikarenakan pada umumnya SMP/SMPN belum

melaksanakan kurikulum 2013 pada Kelas IX, maka peneliti hanya mengembangkan

instrumen penilaian pada 4 semester saja.

Rangkaian instrumen penilaian pada awalnya terdiri dari 32 item, kemudian

setelah dilaksanakan telaah instrumen bersama guru-guru PAI dan Budi Pekerti, maka

diperbaiki dan dikurangi menjadi 30 item instrumen pada setiap semester. 30

instrumen ini diujicobakan untuk direspon oleh guru PAI dan orang tua siswa pada

tahap uji coba I dan II. Pada uji coba ke III, rangkaian yang terdiri dari 30 instrumen

kemudian disebarkan dan disederhanakan ke dalam 2 tahap, pada masing-masing

tahapan terdiri dari 20 instrumen, yang meliputi 10 instrumen tetap pada seluruh

tahapan, 10 instrumen lainnya berbeda pada masing-masing tahapan.

Tahap pertama, yaitu pada kelas VII semester I pada dua bulan I dan dan

tahap ke II pada semester I dua bulan kedua, serta kelas VII semester II dua bulan

pertama dan semester II dua bulan kedua. Dengan demikian, terdapat 4 tahap pada

Page 52: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

234

kelas VII, dan juga kelas VIII. Jadi 10 instrumen tes sama pada setiap tahapan,

kemudian 10 instrumen berikutnya berbeda pada setiap tahapan.

Desain produk rangkaian instrumen dalam sajian ini hanya peneliti gambarkan

sebagai sampel, berupa satu rangkaian instrumen penilaian buku penghubung pada

kelas VII semester I saja, sedangkan rangkaian instrumen penilain pada semester

lainnya peneliti gambarkan pada lampiran.

Berikut desain produk berbentuk rangkaian penilaian sikap bentuk

pengamatan skala likert dan jurnal sebagai berikut:

Page 53: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

235

NAMA SISWA: ........................................

NIS: .....................................................

Kelas : .......................................

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

KOTA BANJARMASIN

2017

Logo S/MP

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

MELALUI BUKU PENGHUBUNG

KELAS VII SEMESTER I

Page 54: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

236

PENILAIAN SIKAP PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

BERBASIS KERJA SAMA BUKU PENGHUBUNG

KELAS VII SEMESTER I

PETUNJUK PENGISIAN PENILAIAN

1. Alat penilaian dalam buku penghubung ini berbentuk pengamatan dan jurnal.

2. Penilaian bentuk pengamatan diisi oleh orang tua atau keluarga untuk sikap

penghayatan dan kebiasaan anak terhadap ajaran agama Islam ketika di rumah, dan

dilaksanakan oleh guru ketika anak berada di sekolah, dengan memberikan nilai1-4.

3. Jurnal diisi orang tua dengan memberikan catatan terhadap sikap spesifik anak

yang positif yang harus diapresiasi orang tua atau guru maupun perilaku negatif

yang harus mendapatkan perhatian khusus, terkait dengan sikap anak terhadap

ajaran agama Islam ketika anak berada lingkungan keluarga dan di sekolah.

4. Orang tua diharapkan objektif dalam memberikan penilainnya (sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya), begitu juga dalam memberikan catatan pada jurnalnya.

Agar penilaian ini dapat menjadi umpan balik dalam rangka mendorong

pencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara maksimal.

5. Penilaian ini harus dilaksanakan per minggu dan dibawa siswa untuk diserahkan

kepada guru. Nilai akan diakumulasi guru di akhir semester.

Kriteria Penilaian Rumus Nilai Akhir

Rubrik Penilaian

Rubrik ini menjelaskan rentang penilaian skala likert yang digunakan berkisar antara

nilai: 4=SB (Sangat Baik); 3=B (Baik); 2=CB (Cukup Baik); dan 1=KB (Kurang

Baik), diterangkan sebagaimana contoh sikap siswa/ dalam melaksanakan sholat

berjamaah, sebagai berikut:

Keriteria/Nilai Keterangan (apabila sikap siswa)

4 = SB

(Baik Sekali)

Selalu senang melaksanakan sholat setiap hari dengan berjamaah

tanpa harus diawasi dan disuruh orang lain

3 = B (Baik) Senang melaksanakan sholat berjamaah setiap hari, namun harus

diawasi atau disuruh terlebih dahulu

1= CB

(Cukup Baik)

Kadang-Kadang senang melaksanakan sholat berjamaah, namun

kadang-kadang tidak, walaupun diawasi dan disuruh

1 = KB

(Kurang Baik )

Sulit sekali untuk melaksanakan sholat berjamaah, walaupun

diawasi dan disuruh.

4 : Sangat Baik (SB)

3 : Baik (B)

2 : Cukup Baik (C)

1 : Kurang Baik (KB)

Skor Perolehan (SP)

NA = ------------------------- x 4

Skor Maksimal (SM)

Page 55: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

237

PENILAIAN SIKAP DI RUMAH

Tentukan penilaian dengan memberikan tanda centang (√) pada nilai antara 1–

4 pada kolom keriteria penilaian, sesuai dengan keadaan sikap keagamaan dan

sosial anak yang sebenarnya!

BL

N

PERNYATAAN

NILAI

1 2 3 4

Kelas V

II Sem

ester I; Bulan

Sep

tember 2

01

7

1. Terbiasa berdoa setiap melakukan aktivitas

2. Selalu bersyukur kepada Allah ketika senang dan susah

3. Terbiasa memberi salam ketika masuk rumah dan berpamitan

4. Senang belajar membaca Al-Qur’an

5. Mau melaksanakan sholat setiap hari

6. Senang ikut sholat berjamaah di rumah atau di mesjid/mushala

7. Menghormati orang tua dan mematuhi nasehatnya

8. Mau membantu orang tua mengerjakan perkerjaan rumah

9. Menunjukkan sikap hormat kepada orang yang lebih tua

10. Menyayangi seluruh anggota keluarga

11. Menunjukkan sikap sopan kepada orang lain

12. Terbiasa minta izin ketika berpergian dan minta sesuatu

13. Menghargai orang lain atau teman-temannya

14. Memiliki semangat tinggi dalam belajar, karena menghayati

bahwa Allah Maha Tahu.

15. Terbiasa disiplin waktu ketika pergi dan pulang sekolah

16. Senang bertanya tentang ilmu pengetahuan

17. Senang mengerjakan tugas sekolah di rumah

18. Terbiasa jujur dalam setiap perkataan

19. Bertanggung jawab pada setiap perkerjaan yang diberikan orang

tua atau keluarga

20. Senang mengajak teman-teman atau orang lain melakukan hal-hal

yang positif

21. Terbiasa menjauhi hal-hal yang negative

22. Senang turut serta ketika acara silaturrahmi di lingkungannya

23. Suka menunjukkan kemampuannya dengan percaya diri

24. Menunnjukkan sikap sabar menghadapi masalah

25. Menunjukkan keteguhan dalam mempertahankan sikap positif

26. Menghargai pendapat anggota keluarga ketika beradu pendapat

27. Memperhatikan kebersihan badan dari hadas

28. Menunjukkan kebersihan pakaian dari najis

29. Senang ikut serta gotong royong membersihkan rumah dan

lingkungan

30. Senang membantu orang yang memerlukan

Page 56: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

238

JURNAL ORANG TUA TERHADAP PERILAKU POSITIF ANAK

(Berilah catatan terhadap perilaku positif yang ditunjukkan anak ketika berada di

lingkungan keluarga, atau perilaku negatif yang memerlukan perhatian orang tua dan

guru untuk diberikan tindak lanjut, pada kolom catatatan di bawah ini!!!)

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

Banjarmasin, September 2017

Yang Mengisi Penilaian,

( )

ayah siswa /ibu/ .........

PENILAIAN AKTIVITAS DI SEKOLAH

Tentukan penilaian dengan memberikan tanda centang (√) pada nilai antara 1–

4 pada kolom keriteria penilaian, sesuai dengan keadaan sikap keagamaan dan

sosial anak yang sebenarnya!

BU

LA

N

PERNYATAAN NILAI

1 2 3 4 S

eptem

ber 2

017

1. Terbiasa berdoa setiap melakukan aktivitas

2. Terbiasa bersyukur kepada Allah ketika senang dang

susah

3. Terbiasa memberi salam ketika masuk kelas dan

berpamitan

4. Gemar belajar membaca Al-Qur’an

5. Mau melaksanakan sholat setiap hari

6. Senang ikut sholat berjamaah di mesjid/mushala

7. Menghormati guru dan mematuhi nasehatnya

8. Memberi salam ketika bertemu guru dan menyalaminya

9. Menunjukkan sikap hormat kepada yang lebih tua

10. Menunjukkan sikap sayang kepada teman-temannya

11. Menunjukkan sikap sopan kepada orang lain

12. Terbiasa minta izin ketika ada keperluan

Page 57: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

239

13. Menghargai orang lain atau teman-temannya

14. Memiliki semangat tinggi dalam belajar, karena

menghayati bahwa Allah Maha Tahu.

15. Terbiasa disiplin waktu datang dan pulang ke sekolah

16. Senang selalu bertanya tentang ilmu pengetahuan

17. Selalu senang mengerjakan tugas sekolah

18. Terbiasa jujur dalam setiap perkataan

19. Bertanggung jawab pada setiap pekerjaan yang diberikan

guru

20. Senang mengajak teman-teman atau orang lain

melakukan hal-hal yang positif

21. Selalu menjauhi hal-hal yang negatif

22. Senang turut serta ketika ada kegiatanan

23. Suka menunjukkan kemampuannya dengan percaya diri

24. Menunnjukkan sikap sabar menghadapi masalah

25. Menunjukkan keteguhan dalam mempertahankan sikap

positif

26. Menghargai pendapat teman dan orang lain ketika beradu

pendapat

27. Selalu memperhatikan kebersihan badan dari hadas

28. Menunjukkan kebersihan pakaian dari najis

29. Senang ikut serta gotong royong membersihkan

lingkungan sekolah

30. Senang membantu orang yang memerlukan

JURNAL GURU TERHADAP PERILAKU POSITIF SISWA

(Berilah catatan terhadap perilaku positif yang ditunjukkan siswa ketika berada di

sekolah, atau perilaku negatif yang memerlukan perhatian guru dan orang tua untuk

diberikan tindak lanjut, pada kolom catatatan di bawah ini!!!)

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

Banjarmasin, September 2017

Yang Mengisi Penilaian,

( )

Guru PAI

Page 58: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

240

Setelah desain produk disusun, maka sebelum melaksanakan uji coba

pertama, peneliti terlebih dahulu menentukan validasi desain secara logis atau

validasi rasional, untuk melihat apakah desain yang akan diujicobakan dinyatakan

valid, dan untuk menentukan kelayakan dan keterbacaannya desain produk.

Validitas isi dalam menentukan kelayakan instrumen penilaian sikap

diklasifikasi menjadi 2, yaitu: 1) validasi muka (face validity), dan 2) validasi isi

(content validity). Untuk validasi muka (face validity) peneliti menjadikan

pertimbangan para pengguna produk untuk menentukan validasi dan uji keterbacaan

dan kelayakan secara rasional terhadap desain produk. Untuk menentukan validitasi

isi, peneliti menggunakan pertimbangan para praktisi dan ahli dengan bidangnya.

Pertimbangan pertama untuk menentukan validasi isi oleh para praktisi dan uji

kelayakan desain dilaksanakan di awal sebelum uji coba pertama dan kedua,

kemudian pertimbangan ahli kedua peneliti gunakan untuk menentukan validitas isi

dan kelayakan desain untuk melanjutkan uji coba pada tahap ketiga.

a. Validasi Muka (Face Validity)

Validitas muka adalah validitas rasional yang didasarkan kepada

pertimbangan pengguna terhadap desain produk yang diharapkan untuk mendapatkan

pengakuan agar dapat diimplementasikan di lapangan. Dalam penelitian ini,

pengguna adalah para guru PAI dan Budi Pekerti dan orang tua siswa.

Pelaksanaan analisis validitas muka (face validity) guru PAI dilaksnakan

kepada para guru dan 30 0rang tua siswa pada tahap awal setelah desain disusun dan

Page 59: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

241

sebelum dikaksanakan uji coba pertama. selain, diberikan pedoman angket validasi

muka, para orang tua juga diberikan pedoman untuk menentukan keterbacaan

instrumen atau kepraktisan dan relevansi instrumen penilaian. Sedangkan validasi

dari guru, peneliti laksanakan bersamaan dengan Pelaksanaan FGD untuk

menentukan kelayakan, kepraktisan dan relevansi instrumen.

Hasil validasi muka (face validity), dari beberapa guru yang peneliti bagikan

angket untuk melihat apakah desain produk ini memenuhi validitas muka atau tidak.

Hasil validasi muka (face validity), dari beberapa guru yang mewakili di kelompok

MGMP SMP Kota Banjarmasin, untuk instrumen penilaian sikap skala likert dan

jurnal buku penghubung pada kelas VII semester I, dan II serta kelas VIII semester I

dan II, dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Validasi dari Pengguna Instrumen (Guru PAI) untuk Instrumen

Penilaian Kelas VII dan kelas VIII

No Kelas/Semester Val. Min Val. Max. Rata-rata val.

1 Kelas VII Semester I 87,5 97,5 92,875

2 Kelas VII Semester II 87,5 95 91,875

3 Kelas VIII Semester I 85 95 88,25

4 Kelas VIII Semester II 85 95 89

Interpretasi yang peneliti gunakan untuk menganalisis validasi dari para

pengguna instrumen adalah analisis kualitatif, sehingga dari angka-angka tersebut

peneliti interpretasi dengan nilai skala mak. 100, dengan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya, yaitu: 80-100: sangat baik; 70-80: bagus; 60-70: cukup bagus; 50-60:

kurang bagus; dan <50: tidak bagus.

Page 60: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

242

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperhatikan bahwa dari 20 instrumen

menunjukkan hasil kelayakan, validitas instrumen kelas VII Semester I dengan rata-

rata 92,875, kemudian semester II dengan rata-rata 81, 875, kelas VIII semester I

dengan rata-rata 88, dan kelas VIII semester II dengan rata-rata 89.

Hal ini berarti menunjukkan kualitas validitas rasional yang didasarkan pada

pertimbangan guru sebagai pengguna instrumen, dan dinyatakan sangat layak untuk

dijadikan alat penilaian standar yang berkesinambungan, dan dalam rangka sebagai

media kerja sama guru dan orang tua siswa dalam menilai sikap spritual dan sosial

siswa kelas VII dan kelas VIII.

Adapun beberapa revisi desain produk didasarkan pada beberapa komentar guru

pada FGD, kepala sekolah, kemudian dari para praktisi dan ahli pendidikan, serta dari

angket terbuka yang disampaikan kepada beberapa orang tua siswa serta hasil dari

validasi rasional yang digali dari validasi secara rasional terhadap desain.

b. Validasi Keterbacaan dari Guru

Analisis keterbacaan, peneliti ambil selain dari orang tua siswa juga dari guru

PAI. Peneliti juga membagikan angket keterbacaan dan relevansi desain produk

kepada guru dan sejumlah 8 orang siswa, untuk menggali apakah instrumen penilaian

buku penghubung mudah dipahami dan praktis digunakan, serta relevan sebagai alat

penilaian yang berkesinambungan dan sebagai media kerja sama antara guru dan

orang tua siswa dalam memaksimalkan capaian pengembangan sikap spritual dan

sosial anak.

Page 61: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

243

Adapun pedoman instrumen angket validasi dan keterbacaan yang ditujukan

kepada guru, sebagai berikut:

Tabel 13. Isi Angket Keterbacaan

KETERBACAAN PETUNJUK DAN INSTRUMEN

KRITERIA/

PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Bahasa yang digunakan dalam penilaian pengamatan

bentuk Skala Likert pada buku penghubung dapat dipahami

dengan mudah

2 Bahasa yang digunakan dalam penilaian Jurnal pada buku

penghubung dapat dipahami dengan mudah

3 Bahasa pedoman buku penghubung jelas

4 Petunjuk penggunaan buku penghubung dapat dipahami

dengan mudah

Relevansi model instrumen penilaian bentuk pengamatan skala likert dan

jurnal berbasis keluarga melalui buku penghubunng yang bertujuan untuk menjalin

kerjasa sama guru dan orang tua dalam mengembangkan kompetensi sikap

keagamaan anak menjadi lebih baik

5 Rangkaian instrumen penilaian pengamatan pada buku

penghubung sudah memadai untuk mengukur sikap

keagamaan dan sosial anak

6 Penilaian ini dapat membantu orang tua untuk mengamati

siap anak terhadap ajaran agama Islam (sikap spritual dan

sikap sosial)

7 Penilaian ini dapat menujukkan keterlibatan orang tua

dalam membimbing sikap keagamaan anak

8 Penilaian ini bermanfaat bagi orang tua untuk kerja sama

yang baik dengan guru PAI/Sekolah

9 Orang tua dapat menyuruh anak membawa menyerahkan

penilaian ini kepada guru setiap minggu

10 Penilaian ini bermanfaat untuk memacu semangat siswa

untuk meningkatkan sikap keagamaan dan sikap sosial

anak

Hasil respon guru terhadap keterbacaan dan relevansi dari desain penilaian

peneliti laksnanakan untuk instrumen kelas VII secara keseluruhan dan instrumen

kelas VIII. Hasil analisisnya digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Page 62: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

244

Tabel 14. Respon Guru Terhadap Keterbacaan dan relevansi

Desain Model Penilaian Instrumen Kelas VII

guru 1 guru 2 guru 3 guru 4 guru 5 guru 6 guru 7 Rata-rata

Valid 1 4 5 4 5 4 4 5 88,57

Valid 2 5 4 5 5 5 4 5 94,29

Valid 3 4 4 5 4 4 4 5 85,71

Valid 4 5 5 5 4 5 4 5 94,29

Valid 5 4 5 4 5 5 5 5 94,29

Valid 6 5 4 5 4 4 5 4 88,57

Valid 7 4 5 4 5 4 5 5 91,43

Valid 8 5 4 4 4 5 5 5 91,43

Valid 9 5 5 5 5 4 4 5 94,29

Valid 10 5 5 5 4 5 5 5 97,14

Rata-Rata 94 96 94 90 92 90 98 92,001

Berdasarkan tabel di atas, nilai kriteria keterbacaan dan relevansi instrumen

penilaian sikap buku penghubung menunjukkan kriteria rata-rata 92,00. Dengan

demikian, berdasarkan kriteria keterbacaan dan relevansi buku penghubung pada

kelas VII semester I dan II, dapat dinyatakan layak sebagai instrumen penilaian

standar. Artinya instumen penilaian buku penghubung dapat diterima oleh guru SMP,

dianggap praktis digunakan, dan relevan sebagai alat penilaian yang

berkesinambungan, dan dapat menjalin kerja sama yang baik antara guru dan orang

tua dalam rangka mengamati sikap spritual dan sikap sosial anak, atau dapat diterima

dengan baik oleh para guru PAI dan Budi Pekerti.

Kemudian hasil respon guru terhadap angket keterbacaan dan relevansi

instrumen penilaian buku penghubung kelas VIII semester I dan II, dapat

diperhatikan dalam tabel berikut:

Page 63: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

245

Tabel 15. Respon Guru Terhadap Keterbacaan dan Relevansi

Desain Model Penilaian Instrumen Kelas VIII

guru 1 guru 2 guru 3 guru 4 guru 5 guru 6 guru 7 Rata-rata

Valid 1 5 5 5 5 5 4 5 97,14

Valid 2 5 4 5 5 5 4 5 94,29

Valid 3 4 4 5 4 4 4 5 85,71

Valid 4 5 5 5 4 5 4 5 94,29

Valid 5 4 5 4 5 5 5 5 94,29

Valid 6 5 5 5 4 4 5 4 91,43

Valid 7 4 5 4 5 4 5 5 91,43

Valid 8 5 5 4 4 5 5 5 94,29

Valid 9 5 5 5 5 4 4 5 94,29

Valid 10 5 5 5 4 5 5 5 97,14

Rata-Rata 94 96 94 90 92 90 98 93,43

Tabel di atas menunjukkan bahwa keterbacaan dan relevansi desain produk alat

penilaian buku penghubung dari respon guru sangat baik, yaitu bernilai 93,43.

Kriteria tersebut menunjukkan bahwa, para guru yang mewakili dalam memberikan

respon menyatakan sangat baik terhadap keterbacaan dan relevansi desain yang ingin

diujicobakan dan akan dijadikan penilaian sikap. Hal ini berarti hasil keterbacaan

mengindikasikan bahwa desain yang akan diujicobakan layak, atau dapat

diujicobakan lebih lanjut. Kemudian dinyatakan relevan, atau dapat diterapkan

menjadi media penghubung untuk menjalin kerja sama yang baik antara guru dan

orang tua dalam mengamati sikap spritual dan sikap sosial anak.

Adapun perbaikan yang dikemukakan oleh para pengguna instrumen, terutama

guru terkait dengan beberapa aspek yang berkaitan dengan desain pengembangan

instrumen penilaian bentuk pengamatan sikap skala likert dan jurnal buku

penghubung, dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 64: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

246

Tabel 16. Aspek Analisis Validitas Rasional Desain Produk Penilaian

Aspek

penilaian

Materi perbaikan

Instrumen

pengamatan

sikap skala

likert

Aspek

penilain

- Penggunaan Skala Likert, awalnya digunakan skala 5, dengan

kriteria: 1=Sangat Tidak Baik; 2=Tidak Baik; 3= Kurang Baik;

4=Baik; 5= Sangat Baik

- Skala 5 dimodifikasi menjadi skala 4 untuk menyesuaikan dengan

skor penilaian yang digunakan di sekolah sebagaimana skala untuk

skor dan penilaian, khususnya Raport dan ijazah.

- Jumlah instrumen dalam satu semester ada 32 instrumen secara

keseluruhan pada uji coba pertama di setiap semester; yang terdiri

dari instrumen sikap spritual dan sikap sosial, berdasarkan kisi-kisi

instrumen penilaian yang disusun sesuai materi PAI pada

kurikulum 2013; Mengalami perubahan menjadi 30 instrumen

- Menggunakan pernyataan (kata kerja indikator) selalu senang;

diperbaiki dengan menggunakan selalu saja, atau senang saja

- Senang, juga dapat digunakan dengan pernyataan gemar, misalnya

gemar melaksanakan sholat jamaah, atau senang ikut sholat

berjamaah

Aspek

Kurikulum

PAI

- Penyederhanaan materi penilaian pada hal-hal yang lebih

kontekstual dengan anak sehari-hari, maka pada beberapa materi

PAI tidak dapat disusun instrumen penilaian

Aspek

Bahasa

- Ada beberapa perbaikan terkait kesalahan pengetikan huruf.

- Memperbaiki kesalahan penyusunan kalimat dalam pernyataan

instrumen skala likert.

Jurnal Aspek

evaluasi

- Harus ditentukan skor penilaian yang jelas, agar dapat memberikan

acuan terhadap yang mengisi jurnal, misalnya skor sikap positif,

dan sikap negatif

Aspek

Kurikulum

- Diberikan catatan nomor untuk memancing agar orang tua mengisi

catatan di jurnal

Bahasa - Penyederhanaan bahasa pengisian agar dimengerti oleh orang tua

atau keluarga siswa

- Perbaikanp terkait kesalahan pengetikan huruf.

- Perbaikan susunan kalimat dalam pernyataan instrumen penilaian

bentuk junal.

Media buku

penghubung

Aspek

evaluasi

- Pedoman buku penghubung disederhanakan tidak perlu detil,

namun jelas.

- Singkatan pada istilah penskoran harus diperjelas, seperti SP (Skor

Perolehan), SM (Skkor Maksimal atau SkorIdeal), dll.

Aspek

Bahasa

- Jenis tulisan/huruf pada awalnya huruf Chilibri; diberikan respon

sebaiknya huruf Time Roman untuk lebih tegas dan formal, karena

termasuk dalam kerangka karya ilmiah.

- Size huruf direspon sebaiknya sesuai dengan aturan penulisan karya

ilmiah

Aspek

Kurikulum

- Rangkaian instrumen pada buku penghubung agar disederhanakan

jumlahnya

Page 65: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

247

- Bahasa yang terkait dengan petunjuk agar disederhanakan, seperti

penggunaan istilah feedback, baiknya digunakan istilah tindak

lanjut, respon menjadi penilaian, dan istilah-istilah yang dapat

dipahami oleh semua oang tua yang berbeda latar belakang

pendidikannya.

c. Respon Keterbacaan Pengguna Produk Berdasarkan Pertimbangan Para

Orang Tua

Analisis keterbacaan desain produk rangkaian instrumen penilaian buku

penghubung, kepraktisan dan relevansinya juga peneliti gali berdasarkan respon

orang tua siswa. Apakah rangkaian instrumen penilaian skala likert dan jurnal dapat

dipahami dengan jelas, dapat dilaksanakan dengan mudah, dan bagaimana

relevansinya. Dengan menjaring respon melalui penilaian ini dapat diketahui apakah

desain instrumen penilaian menjadi alat penilaian yang layak dilaksanakan secara

berkesinambungan di sekolah dan di rumah, serta dapat mewujudkan terjalinnya kerja

sama dengan baik antara guru dan orang tua siswa.

Berikut ini peneliti gambarkan isi angket untuk menentukan kualifikasi

analisis keterbacaan dan relevansi desain dari pertimbangan para orang tua siswa

sebagai pengguna. Instrumen angket digambarkan sebagai berikut:

Taberl 17. Kualifikasi Keterbacaan dan Relevansi Desain Model Penilaian

KETERBACAAN PETUNJUK DAN INSTRUMEN

KRITERIA/

PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Bahasa yang digunakan dalam penilaian pengamatan

bentuk Skala Likert pada buku penghubung dapat

dipahami dengan mudah

2 Bahasa yang digunakan dalam penilaian Jurnal pada buku

penghubung dapat dipahami dengan mudah

3 Bahasa pedoman buku penghubung jelas

Page 66: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

248

4 Petunjuk penggunaan buku penghubung dapat dipahami

dengan mudah

Relevansi model instrumen penilaian bentuk pengamatan skala likert dan

jurnal berbsis buku penghubung yang bertujuan untuk menjalin kerja sama guru

dan orang tua dalam mengembangkan kompetensi sikap keagamaan anak menjadi

lebih baik

5 Rangkaian instrumen penilaian pengamatan pada buku

penghubung memadai untuk mengukur sikap spritual dan

sosial anak.

6 Penilaian ini dapat membantu orang tua untuk mengamati

sikap spritual dan sikap sosial anak.

7 Penilaian ini dapat menujukkan keterlibatan orang tua

dalam membimbing sikap keagamaan anak

8 Penilaian ini bermanfaat bagi orang tua untuk kerja sama

yang baik dengan guru PAI/Sekolah

9 Orang tua dapat menyuruh anak menyerahkan buku

penghubung ini kepada guru pada setiap minggu sekali

10 Penilaian buku penghubung ini bermanfaat untuk

memacu semangat siswa dalam meningkatkan sikap

keagamaan dan sikap sosial anak

Hasil analisis keterbacaan dan relevansu desain, peneliti interpretasi secara

kualitatif, mengingat selain validasi isi peneliti juga menguji instrumen penilaian skala

likert untuk pengamatan sikap dengan validitas empiris, yang benar-benar

menggambarkan rangkaian instrumen berdasarkan interpretasi dan analisis

kuantitatinya. Analisis keterbacaan, kemudahan dan relevansi dari respon orang tua

siswa, peneliti laksanakan dengan cara kualitatif.

Hasil analisis keterbacaan dan dan relevansi instrumen penilaian buku

penghubung dianalisis dengan interpretasi berdasarkan rumus sebagai berikut:

Skor Respon (SR)

NA = x 100

Skor Maksimal Respon (SM)

Page 67: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

249

Uji keterbacaan hanya peneliti laksanakan bersamaan pada uji coba pertama di

kelas VII pada semester I dan II, dan dan kelas VIII semester I dan semester II.

Angket untuk keterbacaan, praktikabilitas dan relevansi instrumen penilaian peneliti

bagikan kepada 10 orang tua di masing-masing SMP/SMPN pada uji coba pertama I

di tiga buah sekolah. Hasil analisisnya dapat digambakan dengan rata-rata

sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 18. Hasil Analisis Respon Keterbacaan dan Relevansi Instrumen

No Kelas/Semester SMPN 24 SMP Sabilal SMPN 12 Rata-rata

1 Instrumen Penilaian

Kelas VII/I 90,91 87,09 84,91 87,64

2 Instrumen Penilaian

Kelas VII/II 86,18 86,73 85,27 86,06

3 Instrumen Penilaian

Kelas VIII/I 86,18 89,90 85,27 86,94

4 Instrumen Penilaian

Kelas VIII/II 84,73 82,91 82,91 83,52

Rata-rata hasil angket keterbacaan dan relevansi dari desain penelitian pada

uji coba I untuk instrumen penilaian kelas VII semester I menunjukkan angka 87,64,

artinyakepraktisan dan relevansi desain rangkaian penilaian pengamatan sikap bentuk

skala likert ini menunjukkan kriteria sangat baik. Begitu juga pada instrumen

penilaian kelas VII semester II, menunjukkan kriteria nilai validitas sangat baik.

Dengan demikian, berdasarkan analisis keterbacaan dan relevansinya, dengan rata-

rata 86,06, berarti desain rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap dan bentuk

jurnal pada kelas VII semester I, dapat dinyatakan mudah dibaca dan dilaksanakan,

serta relevan untuk dikembangkan sebagai desain alat penilaian sikap yang dapat

Page 68: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

250

digunakan secara berkesinambungan, dan dalam bentuk buku penghubung untuk

menjalin kerja sama antara guru dan orang tua.

Hasil analisis keterbacaan dan relevansi desain dalam uji coba I untuk

instrumen kelas VIII semester I menunjukkan nilai 85,64, sedangkan pada semester II

83, 52. Ini berarti bahwa kualitas instrumen pada kelas VIII sangat baik. Maknanya

bahwa desain produk dapat dinyatakan praktis, relevan. Dengan demikian instrumen

penilaian ini dapat dijadikan alat penilaian standar.

d. Validasi Isi (Content Validity) Berdasarkan Pertimbangan Para Praktisi

Menentukan validasi isi desain produk, peneliti laksanakan dengan 2 tahap.

Tahap 1) uji validasi isi desain produk sebelum uji coba pertama dan kedua, dengan

mengambil pertimbangan beberapa praktisi, dan tahap 2) uji validasi isi desain produk

setelah uji coba ke II, untuk uji coba ke III, karena ada perbedaan penyebaran dan

jumlah instrumen pada uji coba ke III. Untuk validasi pada tahap ke III ini, peneliti

mejadikan pertimbangan 4 ahli dari perguruan tinggi, yang berkaitan dengan bidang

dan keahliannya untuk memberikan pertimbangan validasi secara rasional.

1) Validasi Isi (Content Validity) dari Pertimbangan Praktisi

Uji validitas logis pada tahap awal peneliti tentukan dengan mengambil

pertimbangan 4 orang praktisi, yaitu 1 orang praktisi ahli evaluasi, yang peneliti

jadikan pertimbangannya untuk menentukan validitas isi (content validity) dari

pengawas PAI SMP; untuk pertimbangan terkait dengan materi penilaian PAI dan

Page 69: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

251

Budi Pekerti, 1 orang guru/dosen Bahasa Indonesia yang memberikan pertimbangan

aspek bahasa, dan 1 orang Ahli media dan teknologi.

Pertimbangan ahli dari aspek bahasa (content validity), peneliti mintakan

kepada seorang guru bahasa Indonesia di SMPN 32 yang juga dosen Bahasa Indonesia

di beberapa PT di Banjarmasin, dengan pertimbangan bahwa guru selain sebagai pakar

yang menguasai bahasa Indonesia, dia berada di jenjang pendidikan yang ingin peneliti

kembangkan, sehingga dianggap kontekstual atau untuk sesuai dengan karakteristik

jenjang pendidikan (dapat memahami orang tua di tingkat pendidikan ini). Berikut

digambarkan subjek validasi dari praktisi pendidikan sebagai berikut:

Tabel. 19. Subjek Praktisi yang Memberikan Pertimbangannya

terkait dengan Validasi Isi Desain Produk

Validasi oleh Praktisi terhadap Rangkaian Instrumen Penilaian Sikap

Melalui Buku Penghubung

1 Praktisi Bidang evaluasi 1

2 Praktisi Bidang bahasa 1

3 Praktisi Bidang Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 1

4 Media dan Teknologi Pembelajaran 1

Jumlah 4 orang pakar

Hasil analisis validasi isi dari pertimbangan para praktisi terhadap instrumen

penilaian pada kelas VII semester I dan II, dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 20. Hasil Validasi Praktisi terhadap Desain Instrumen Penilaian

Kelas VII Semester I dan II

No Aspek/validitas Valid 1 Valid 2 Valid 3 Valid4 Rata-rata

1 Instrumen Penilaian

Skala Likert 87 90 87 90 88

2 Jurnal 100 90 90 100 95

3 Format Buku Penghubung 87 90 90 90 89,25

Rata-Rata 90,75

Page 70: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

252

Berdasarkan tabel di atas dapat diperhatikan, bahwa hasil analisis validitas

rasional ini menunjukkan nilai kualitas validitas secara logis, yaitu 90,75, yang berarti

berada pada kriteria sangat bagus. Dengan demikian, validitas rasional desain produk

berupa rangkain penilaian pengamatan sikap bentuk skala likert pada kelas VII

semester I dan II, dapat dinyatakan sangat bagus, sehingga rangkaian penilaian

pengamatan sikap buku penghubung dapat dijadikan alat penilaian berkesinambungan

di sekolah dan di rumah, dengan cara bekerja sama antara guru dan orang tua, untuk

meningkatkan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Kota Banjarmasin.

Adapun hasil analisis validasi isi dari pertimbangan para praktisi terhadap

instrumen penilaian buku penghubung pada kelas VIII semester I dan II, dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 21. Hasil Validasi Praktisi terhadap Desain Instrumen Penilaian

Kelas VIII Semester I dan II

NO Aspek/validitas valid 1 valid 2 valid 3 valid 4 Rata-

rata

1 Instrumen Penilaian

Skala Likert 90 87 90

90 89,25

2 Jurnal 100 100 90 100 97,5

3 Format buku

penghubung 87 90 90 90 89,25

Rata-rata 92

Berdasarkan tabel di atas dapat diperhatikan, bahwa hasil analisis validitas

rasional instrumen penilaian pada kelas VIII semester I dan II, menunjukkan nilai

kualitas validitas 92, yang berarti berada pada kriteria sangat bagus. Dengan demikian,

validitas rasional desain produk berupa rangkain penilaian pengamatan sikap bentuk

skala likert dapat dinyatakan sangat bagus, sehingga instrumen penilaian sikap melalui

buku penghubung dinyatakan layak dan relevan.

Page 71: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

253

2) Validasi Ahli Pendidikan(Content Validity)

Selain pertimbangan pengguna instrumen penilaian yang peneliti jadikan

sebagai analisis kualitas desain produk, peneliti juga menggunakan pertimbangan

para ahli atau expert judgement untuk uji validitas isi (content validity). Pertimbangan

ini peneliti jadikan analisis untuk menentukan validasi desain keseluruhan dengan

buku penghubung pada uji coba ke tiga. Expert judgemen yang dimaksud adalah para

pakar yang dianggap memiliki keahlian dan dapat memberikan pertimbangan validasi

secara rasional terhadap desain model instrumen penilaian sikap.

Berikut secara gamblang peneliti gambarkan terkait dengan subjek expert

judgement yang peneliti jadikan pertimbangannya untuk uji kelayakan desain produk

secara rasional dalam uji validitas isi (content validity).

Tabel 22. Subjek Expert Judgement dari Ahli Pendidikan

No Expert pada Bidang Jumlah

Validasi instrumen penilaian sikap melalui buku penghubung

1 Bidang evaluasi 1

2 Bidang bahasa 1

3 Bidang kurikulum 1

4 Bidang media dan teknologi pendidikan 1

Jumlah 4 orang pakar

Adapun instrumen kualifikasi validitas isi yang menjadi pertimbangan para

ahli pendidikan ini, terdiri dari aspek materi PAI, konstruk evaluasi, dari aspek

bahasa, serta ahli media pada uji validitas tahap kedua untuk format alat penilaian

pengamatan sikap melalui buku penghubung secara lengkap.

Rangkaian instrumen untuk menentukan validitas isi adalah terkait dengan

konstruk materi evaluasi atau penilaian, kemudian berdasarkan materi PAI dan Budi

Page 72: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

254

Pekerti, kemudian aspek bahasa dan juga aspek media. Pertimbangan para ahli

pendidikan ini peneliti jadikan pertimbangan validasi rasional terhadap desain produk

secara menyeluruh yang sudah mengalami uji coba I dan ke II. Pada uji coba ke III,

rangkaian item instrumen penilaian peneliti sederhanakan jumlahnya dari 30

instrumen menjadi 20, untuk masing-masing peneliti bedakan menjadi 2 tahapan

dalam satu semester, yaitu instrumen kelas VII semester I pada 2 bulan pertama,

instrumen kelas VII semester I pada 2 bulan kedua, instrumen kelas VII semester II

pada 2 bulan pertama dan kelas VII semester II pada 2 bulan kedua. Adapun desain

untuk rangkaian penilaian sikap buku penghubung yang divalidasi oleh ahli ini,

peneliti lampirkan dalam bentuk buku penghubung.

Adapun instrumen angket yang menjadi bahan pertimbangan untuk

menentukan validasi ahli, peneliti gambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 23. Instrumen Kualifikasi untuk Analisis Validitas Ahli (Expert Judgement)

A INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP SKALA LIKERT

NO PENILAIAN PAKAR EVALUASI

KRITERIA

PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Petunjuk pengisian penilaian pengamatan skala likert

mudah dipahami

2 Jumlah instrumen penilaian pengamatan memadai

untuk menilai sikap keagamaan dan sosial anak

3 Instrumen penilaian sudah sesuai dengan indikator

pembelajaran PAI sikap religius dan sosial

4 Pernyataan instrumen skala penilaian pengamatan

dapat dipahami dengan jelas

5 Pernyataan instrumen skala penilaian pengamatan

skala sikap hanya mencakup satu aspek sikap yang

dinilai

6 Interval skala likert yang dijadikan penilaian sudah

sesuai dengan kriteria penilaian di SMP

Page 73: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

255

7 Rubrik penilaian pengamatan sudah memberikan

gambaran kepada orang tua dan guru untuk

menentukan perbedaan skala skor instrumen penilaian

8 Kriteria penskoran sudah dapat memberikan

gambaran skor penilaian dengan jelas

Mohon catatan Pakar untuk Saran Perbaikan terhadap Penilaian

Pengamatan, dari aspek evaluasi:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

B PENILAIAN JURNAL

NO PENILAIAN PAKAR EVALUASI

KRITERIA

PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Petunjuk Pengisian jurnal dapat dipahami dengan

jelas

2 Jurnal dalam buku penghubung dapat dijadikan alat

penilaian terhadap sikap keagamaan dan sosial anak

yang spesifik memerlukan perhatian dan bimbingan

oleh guru dan orang tua

Mohon catatan Pakar untuk Saran Perbaikan terhadap Penilaian Jurnal, dari

aspek evaluasi :

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

C FORMAT BUKU PENGHUBUNG

NO PENILAIAN PAKAR EVALUASI

KRITERIA/

PENILAIAN

1 2 3 4 5

1 Petunjuk pengisian penilaian pada buku penghubung

dapat dipahami dengan baik

2 Penilaian ini dapat digunakan untuk menjadi alternatif

penilaian kompetensi sikap

3 Penilaian format ini dapat membantu orang tua untuk

mengamati sikap anak terhadap ajaran agama Islam

4 Penilain ini memacu orang tua turut serta dalam

membimbing sikap keagamaan anak

5 Penilaian ini dapat menunjukkan keterlibatan orang

tua terhadap perkembangan belajar anak di rumah

6 Penilaian ini bermanfaat untuk memacu semangat

siswa dalam meningkatkan sikap keagamaan dan

sikap sosial anak

Page 74: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

256

7 Penilaian dengan format buku penghubung dapat

menciptakan kerja sama antara guru dan orang tua

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI lebih

maksimal

8 Dengan buku penghubung sikap keagamaan siswa

dapat diamati secara berkesinambungan

Mohon Catatan Pakar untuk Saran Perbaikan terhadap format Buku

Penghubung, dari aspek evaluasi :

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

* Kriteria Skor Angket sebagai berikut:

1 = STS: Sangat Tidak Setuju; 2 = TS: Tidak Setuju; 3 = KS: Kurang Setuju;

4 = S: Setuju: 5 = SS: Sangat Setuju.

Angket untuk memperoleh pertimbangan praktisi terhadap validasi logis untuk

instrumen penilaian sikap buku penghubung berisikan instrumen angket secara

tertutup dengan penilaian skala likert dengan titik nilai respon 5, apabila instrumen

skala likert, jurnal dan format buku penghubung dianggap Sangat Baik, dan Sangat

Memadai sebagai alat penilaian; kemudian seterusnya nilai 4 Baik, 3 Kurang Baik, 2

Tidak Baik, dan minimal nilai 1 Tidak Baik. Selain itu, juga angket terbuka untuk

mendapatkan masukan dan saran perbaikan para praktisi secara lebih detil terhadap

rangkaian alat penilaian yang diberikan pertimbangan.

Hasil analisis validasi isi dari para pakar untuk instrumen penilaian sikap buku

penghubung pada kelas VII dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 24. Hasil Analisis Validasi Isi dari Para Pakar terhadap

Instrumen Penilaian Sikiap pada kelas VI

No Aspek/validitas Valid 1 Valid 2 Valid 3 Valid4 Rata-rata

1 Rangkaian instrumen

penilaian Skala Likert 90 90 95 90 91,25

2 Jurnal 100 90 90 90 92,5

3 Format Buku Penghubung 92,5 92,5 90 92,5 91,875

Rata-Rata 91,875

Page 75: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

257

Berdasarkan tabel di atas dapat diperhatikan, bahwa hasil analisis validitas ini

menunjukkan nilai kualitas validitas secara logis keseluruhan rangkaian penilaian,

yaitu 91,875. Ini berarti kualitas validitas alat penilaian sikap pada kelas VII berada

pada kriteria sangat bagus. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa desain produk

berupa rangkain penilaian pengamatan sikap dalam bentuk buku penghubung dapat

menjadi alat tes standar yang digunakan di SMP di kota Banjarmasin khususnya.

Adapun Hasil analisis validasi isi dari para praktisi untuk alat penilaian

pengamatan sikap melalui buku penghubung pada kelas VIII dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 25. Hasil Analisis Validasi Isi dari Para Pakar terhadap

Instrumen Penilaian Sikap pada kelas VIII

No Valid 1 Valid 2 Valid 3 Valid 4 Rata-rata

Rangkaian skala likert 87 90 87 90 88

Jurnal 100 90 90 100 95

Format buku

penghubung 87 90 90 90 89,25

Rata-rata 90,75

Berdasarkan tabel di atas dapat diperhatikan, bahwa hasil analisis validitas ini

menunjukkan nilai kualitas validitas secara logis keseluruhan rangkaian penilaian,

yaitu 90,75, yang berarti berada pada kriteria sangat bagus. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa desain produk berupa rangkain penilaian pengamatan sikap buku

penghubung dapat direkomendasikan menjadi alat penilaian standar.

4. Uji Coba I

Uji coba desain produk pengembangan instrumen penilaian pengamatan sikap

buku penghubung dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu pada uji coba pertama, yang

Page 76: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

258

disebut oleh Borg & Gall dengan Preliminary field testing. Ini dilaksanakan untuk

kelas VII semester I dan kelas VIII semester I, pada semester ganjil pada Oktober

tahun 2017. Kemudian untuk semester II (semester Genap) kelas VII dan kelas VIII,

pada bulan Maret-Juni 2018.

Pelaksanaan uji coba I dan ke II, serta uji coba ke III, dilaksanakan untuk

menggali kualitas validitas konstruk rangkaian instrumen penilaian sikap bentuk

skala likert, sedangkan untuk jurnal dan format buku penghubung hanya dianalisis

berdasarkan validitas muka (face validity) dari pertimbangan para pengguna desain

produk, dan validitas isi (content validity), dari pertimbangan praktisi dan ahli.

a. Instrumen Penilaian Skala Likert

Uji coba pertama dilaksanakan dengan mengambil 3 sampel sekolah dengan

masing-masing 10 subyek peneliti dari orang tua siswa dan 1 orang guru PAI dan

Budi Pekerti. Sekolah tersebut adalah SMPN 24 Pengambangan, SMP Islam Sabilal

Muhtadin, dan SMPN 12 Pelambuan. Keadaan sampel digambarkan sebagaimana

dalam tabel berikut:

Tabel 26. Subjek Penelitian pada Uji Coba Pertama

I PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP

No Nama Sekolah

Kelas VII Kels VIII Uji Smt I Smt II Smt III Smt IV

Ortu Gr Ortu Gr Ortu Gr Ortu Gr

Uji Coba Desain

1 SMPN 24 10 1 10 1 10 1 10 1

Uji C

oba I

2 SMP Sabilah Muhtadin 10 1 10 1 10 1 10 1

3 SMPN 12 Pelambuan 10 1 10 1 10 1 10 1

Jumlah 30 3 30 3 30 3 30 3

Page 77: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

259

Pelaksanaan uji coba I adalah untuk menggali kualitas validitas konstruk dan

reliabilitas dari para orang tua yang mengisi penilaian pengamatan sikap skala likert.

Kemudian untuk menggali respon orang tua dalam mengisi catatan pada jurnal.

Selain itu, peneliti juga menggali informasi dan komentar dan saran-saran para guru,

kepala sekolah, dan juga orang tua siswa terkait dengan pelaksanaan penilaian

instrumen penilaian sikap bentuk buku penghubung.

Berikut ini peneliti gambarkan hasil validitas dan reliabilitas rangkaian

instrumen pada uji coba pertama berdasarkan kelas dan semester, serta secara parsial

pada masing-masing sekolah dan keseluruhan. Untuk menentukan kriteria, peneliti

menggunakan kualifikasi sebagaimana dijelaskan dalam bab III metodologi

penelitian. Peneliti menggunakan kriteria validitas menurut beberapa ahli, bahwa

kriteria minimal, yaitu <0,20 tidak valid, meskipun Spearman Brown menentukan

kriteria minimal validitas adalah <0,30. Kemudian kriteria reliablitits digunakan nilai

kritis Spearman Brown dengan kriteria minimal <0,70. berarti tidak reliabel.

Setelah dilaksanakan uji coba di 3 SMP, untuk semua rangkaian instrumen

penilaian sikap, peneliti menganalisis statistik dengan menggunakan uji validitas

konstruk dengan uji validitas product moment, dan uji reliabilitas dengan uji

Spearman Brown. Adapun hasil analisis validitas dan reliabilitas pada masing-masing

sekolah di masing-masing semester.

Hasil validitas konstruk instrumen penilaian pengamatan sikap pada uji coba I

kelas VII semester I, II, dan kelas VIII semester I dan II, dapat peneliti gambarkan

sebagai berikut:

Page 78: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

260

1) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I Instrumen Penilaian PAI Kelas VII

Semester I

a) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMPN 24

Berdasakan hasil analisis validitas di SMPN 24, hasil penilaian orang tua

siswa menunjukkan, bahwa ada 3 instrumen penilaian yang berada pada nilai

validitas di bawah 0,30, yaitu item 12, 18 dan 24. Ini berarti 3 item tersebut memiliki

kriteria validitas yang kurang, namun masih dapat dijadikan alat penilaian standar,

dengan catatan harus ada perbaikan. Sedangkan reliabilitas instrumen penilaian

menunjukkan kriteria reliabilitas jauh di atas nilai reliabilitas 0,70. Ini berarti

instrumen memiliki kualitas reliabilitas yang sangat bagus.

b) Hasil Analisis Validitas dari Uji Coba I di SMP Sabilal Muhtadin

Analisis hasil validitas menunjukkan ada 2 instrumen penilaian yang kurang

dari nilai 0,3, yaitu item no. 10 dengan nilai validitas, 0,129, kemudian item no. 20

dengan nilai kriteria 0,262. Namun demikian, untuk menentukan revisi dan

menghilangkan nomor item yang dikehendaki, peneliti mendasarkan pada hasil

validitas keseluruhan gabungan dari ketiga sekolah.

c) Hasil Uji Coba I di SMPN 12 Pelambuan

Analisis hasil validitas menunjukkan ada 2 instrumen penilaian yang tidak

valid berdasarkan kriteria nilai kritis 0,3, yaitu item no 4 dengan nilai validitas, 0,270,

kemudian item item no. 9 dengan nilai kriteria 0,291, dan item no. 10 dengan kriteria

0,275. Namun demikian, ketiga item tersebut masih di atas kriteria validitas 0,20.

Page 79: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

261

Untuk menentukan revisi dan menghilangkan no. item yang dikehendaki, peneliti

mendasarkan pada hasil analisis validitas keseluruhan dari 3 sekolah.

d) Hasil Analisis Validitas Gabungan 3 Sekolah

Setelah analisis validitas dan reliabilitas instrumen pada masing-masing

sekolah, peneliti juga menganalisis hasil validitas dan reliabilitas gabungan dari

keseluruhan 30 respon penilaian. Adapun hasil analisis validitas dan reliabilitasnya

dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 27. Hasil Analisis Validitas dan Realibilitas Uji Coba I Secara

Keseluruhan/Gabungan dari 3 SMP/N terhadap instrumen Kelas VII semester I

No. Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,706 0,3 Valid

item2 0,513 0,3 Valid

item3 0,557 0,3 Valid

item4 0,677 0,3 Valid

item5 0,760 0,3 Valid

item6 0,685 0,3 Valid

item7 0,773 0,3 Valid

item8 0,776 0,3 Valid

item9 0,514 0,3 Valid

item10 0,365 0,3 Valid

item11 0,508 0,3 Valid

item12 0,550 0,3 Valid

item13 0,651 0,3 Valid

item14 0,397 0,3 Valid

item15 0,684 0,3 Valid

item16 0,342 0,3 Valid

item17 0,566 0,3 Valid

item18 0,591 0,3 Valid

item19 0,497 0,3 Valid

item20 0,489 0,3 Valid

item21 0,802 0,3 Valid

item22 0,478 0,3 Valid

item23 0,631 0,3 Valid

item24 0,461 0,3 Valid

Page 80: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

262

item25 0,631 0,3 Valid

item26 0,421 0,3 Valid

item27 0,558 0,3 Valid

item28 0,538 0,3 Valid

item29 0,515 0,3 Valid

item30 0,504 0,3 Valid

Alpha 0,929 0,7 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperhatikan bahwa hasil analisis validitas uji

secara keseluruhan, gabungan dari 3 sekolah untuk instrumen kelas VII semester I

pada uji coba I menunjukkan, bahwa seluruh nilai validitas instrumen berada pada

kriteria di atas nilai 0,30. Ini berarti instrumen penilaian memiliki kriteria validitas

yang bagus.

Hasil analisis reliabilitas dari keseluruhan respon penilaian juga menunjukkan

kriteria reliabilitas jauh di atas nilai kritis 0,70. Oleh karena itu, rangkaian instrumen

penilaian dapat dinyatakan reliabel sebagai instrumen penilaian pengamatan skala

likert yang akan dijadikan instrumen penilaian sikap yang standar pada pembelajaran

PAI di SMP kota Banjarmasin khususnya.

2) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I Instrumen Penilaian PAI Kelas VII

Semester II

Hasil analisis pada uji coba pertama untuk kelas VIII semester II ini juga

dilaksanakan pada 3 buah sekolah, yaitu di SMPN 24, di SMP Islam Sabilal

Muhtadin, dan di SMPN 12 Pelambuan. Hasil analisisnya dapat diperhatikan sebagai

berikut:

Page 81: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

263

a ) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMPN 24

Hasil validitas uji coba I terhadap rangkaian instrumen penilaian pengamatan

sikap skala likert pada kelas VII semester II, menunjukkan ada 1 instrumen penilaian

yang berada di bawah kriteria nilai kritis 0,30, yaitu item no 27 dengan nilai validitas,

0,250. Dengan demikian, item tersebut perlu direvisi, namun tidak dihilangkan karena

masih pada kriteria kurang valid.

Hasil analisis reliabilitas pada uji coba I instrumen kelas VII semester II di

SMPN 24 menunjukkan nilai kriteria 0,900. Jadi reliabilitas rangkaian instrumen

penilaian pengamatan sikap ini sudah sangat tinggi, berada jauh di atas nilai kritis

reliabilitas Spearman Brown 0,70.

b) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMP Islam Sabilal Muhtadin

Hasil validitas menunjukkan ada 1 instrumen penilaian yang berada pada

kriteria di bawah nilai kritis 0,30, yaitu item no 24 dengan nilai validitas, 0,279.

Maka item tersebut harus direvisi, dan tidak perlu dihilangkan. Karena untuk

menentukan revisi dan menghilangkan nomor item yang dikehendaki, peneliti

mendasarkan pada hasil validitas gabungan ketiga sekolah, dan merujuk pada nilai

kriteria validitas minimal 0,20.

Adapun nilai reliabilitas hasil uji coba instrumen kelas VII semester II di SMP

Islam Sabilal Muhtadin menunjukkan nilai kriteria 0,861. Ini menunjukkan kriteria

reliabilitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap ini sudah sangat tinggi,

Page 82: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

264

karena jauh berada pada nilai kritis reliabilitas 0,70 sesuai dengan standar minimal

reliabilitas menurut Spearman Brown.

c) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMPN 12 Pelambuan

Hasil validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala likert pada

uji coba I di kelas VII semester II di SMPN 12 Pelambuan, menunjukkan ada 1

instrumen penilaian yang berada di bawah kriteria nilai kritis 0,3, yaitu item no. 17

dengan nilai validitas 0,219. Ini berarti item 17 perlu direvisi karena nilainya kurang

valid dan perlu direvisi, dan selebihnya ada 39 item yang memiliki nilai validitas

yang bagus dan sangat bagus.

Kemudian hasil analisis reliabilitas instrumen kelas VII semester II di SMPN

12 Pelambuan menunjukkan nilai kriteria 0,957. Ini berada pada kriteria jauh di atas

0,70. Berarti instrumen kelas VII semester II dapat dinyatakan memiliki reliabilitas

yang sangat tinggi.

d) Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba I Secara Keseluruhan

Hasil analisis validitas dan reliabilitas rangkaian instrumen penilaian

pengamatan sikap bentuk skala likert kelas VII semester II pada uji coba I, ketika

digabungkan seluruh respon di 3 sekolah menunjukkan validitas dan reliabilitas

sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 28. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba I Secara Keseluruhan

No Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,706 0,3 Valid

item2 0,513 0,3 Valid

Page 83: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

265

item3 0,557 0,3 Valid

item4 0,677 0,3 Valid

item5 0,760 0,3 Valid

item6 0,685 0,3 Valid

item7 0,773 0,3 Valid

item8 0,776 0,3 Valid

item9 0,514 0,3 Valid

item10 0,365 0,3 Valid

item11 0,508 0,3 Valid

item12 0,550 0,3 Valid

item13 0,651 0,3 Valid

item14 0,397 0,3 Valid

item15 0,684 0,3 Valid

item16 0,342 0,3 Valid

item17 0,566 0,3 Valid

item18 0,591 0,3 Valid

item19 0,497 0,3 Valid

item20 0,489 0,3 Valid

item21 0,802 0,3 Valid

item22 0,478 0,3 Valid

item23 0,631 0,3 Valid

item24 0,461 0,3 Valid

item25 0,631 0,3 Valid

item26 0,421 0,3 Valid

item27 0,558 0,3 Valid

item28 0,538 0,3 Valid

item29 0,515 0,3 Valid

item30 0,504 0,3 Valid

Alpha 0,929 0,7 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis validitas dari gabungan dari masing-

masing 3 sekolah dalam uji pertama untuk desain rangkaian instrumen penilaian

pengamatan sikap skala likert menunjukkan hasil keseluruhan validitasnya di atas

nilai kritis menurut Spearman Brown, yaitu nilai ktitis 0,30. Dengan demikian

dinyatakan, bahwa validitas instrumen penilaian kelas VII semester II pada uji coba I

ini memiliki nilai validitas yang tinggi.

Page 84: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

266

Hasil analisis reliabilitas instrumen juga jauh di atas nilai kritis 0,70, yaitu

0,929. Oleh karena itu, rangkaian instrumen penilaian dapat dinyatakan valid dan

reliabel untuk menjadi instrumen penilaian pengamatan skala sikap yang akan

dijadikan instrumen penilaian standar untuk mengukur kompetensi sikap spritual dan

sikap sosial pada sekolah tingkat SMP di kota Banjarmasin khususnya, dan dapat

digunakan secara umum oleh sekolah-sekolah lainnya yang sederajat.

3) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I Kelas VIII Semester I

Uji coba I untuk kelas VIII semester I, dilaksanakan untuk mencari validitas

rangkaian penilaian pengamatan sikap bentuk skala likert, dan reliabilitasnya. Pada

uji coba pertama ini juga dilaksanakan pada 3 buah sekolah, SMPN 24, di SMP Islam

Sabilal Muhtadin, dan di SMPN 12 Pelambuan. Hasil analisisnya dapat diperhatikan

sebagai berikut:

a) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMPN 24 Pengambangan

Hasil analisis validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala

likert kelas VIII semester I di SMPN 24, menunjukkan ada 2 instrumen penilaian

yang tidak valid berdasarkan kriteria nilai kritis 0,30, yaitu item no. 6 dengan nilai

validitas, 0,291, kemudian item item no. 9 dengan nilai kriteria 0,284. Ini berarti ada

2 instrumen penilaian yang direvisi.

Hasil reliabilitas rangkaian instrumen tes pada uji coba I Kelas VIII semester

I di SMPN 24 memperoleh nilai kriteria 0,911. Ini berarti instrumen penilaian

memiliki kriteria yang sangat tinggi dengan standar kritis Spearman Brown, 0,70.

Page 85: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

267

b) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMP Islam Sabilal Muhtadin

Hasil analisis validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala

likert uji coba I kelas VIII semester I di SMP Islam Sabilal Muhtadin menunjukkan,

bahwa ada 1 instrumen penilaian yang tidak valid berdasarkan nilai kritis 0,30

Spearman Brown, yaitu item no 5 dengan nilai validitas, 0,234, akan tetapi masih di

atas nilai 0,20. Karena itu, item tersebut hanya perlu direvisi.

Hasil reliabilitas rangkaian instrumen tes pada uji coba I Kelas VIII semester

I di SMP Islam Sabilal Muhtadin memperoleh nilai kriteria 0,976. Kriteria yang

sangat tinggi berdasarkan kriteria Spearman Brown, 0,70. Dengan demikian,

rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap skala likert memiliki reliabilitas

yang sangat tinggi. Maka instrumen penilaian sikap kelas III dianggap layak.

c) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMPN 12 Pelambuan

Hasil analisis validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala

likert, menunjukkan bahwa keseluruhan instrumen penilaian berada di atas nilai kritis

0,30, yang ditentukan oleh Spearman Brown. Dengan demikian, keseluruhan

rangkaian instrumen penilaian dinyatakan valid dan tidak perlu direvisi.

Hasil analisis reliabilitas rangkaian instrumen tes pada uji coba I Kelas VIII

semester I di SMPN 12 menunjukkan nilai kriteria 0,879. Kriteria yang sangat tinggi

dengan standar kritis reliabilitas Spearman Brown, yaitu 0,70. Dengan demikian,

rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap skala likert memiliki reliablitas yang

sangat tinggi.

Page 86: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

268

d) Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba I Secara Keseluruhan

Secara keseluruhan ketiga hasil respon orang tua siswa ketiga sekolah pada uji

coba pertama pada kelas VIII semester I terhadap rangkaian instrumen penilaian

pengamatan sikap dengan bentuk skala likert, menghasilkan validitas dan reliabilitas,

sebagai berikut:

Tabel 29. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba I Secara Keseluruhan

No Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,658 0,3 Valid

item2 0,598 0,3 Valid

item3 0,689 0,3 Valid

item4 0,644 0,3 Valid

item5 0,376 0,3 Valid

item6 0,681 0,3 Valid

item7 0,715 0,3 Valid

item8 0,488 0,3 Valid

item9 0,547 0,3 Valid

item10 0,588 0,3 Valid

item11 0,661 0,3 Valid

item12 0,536 0,3 Valid

item13 0,505 0,3 Valid

item14 0,603 0,3 Valid

item15 0,716 0,3 Valid

item16 0,632 0,3 Valid

item17 0,585 0,3 Valid

item18 0,636 0,3 Valid

item19 0,470 0,3 Valid

item20 0,586 0,3 Valid

item21 0,458 0,3 Valid

item22 0,696 0,3 Valid

item23 0,327 0,3 Valid

item24 0,545 0,3 Valid

item25 0,575 0,3 Valid

item26 0,512 0,3 Valid

item27 0,483 0,3 Valid

item28 0,470 0,3 Valid

item29 0,444 0,3 Valid

Page 87: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

269

item30 0,582 0,3 Valid

Spearman Brown 0,929 0,7 Reliabel

Nilai kriteria validitas rangkaian instrumen penilaian skala likert yang pada uji

coba I kelas VIII semester II secara keseluruhan menunjukkan seluruh item memiliki

kriteria valid. Tidak ada nilai kriteria yang di bawah 0,30. Dengan demikian,

rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap skala likert kelas VIII semester I

pada uji coba pertama dinyatakan valid secara keseluruhan.

Adapun kriteria reliabiliatas instrumen penilaian menunjukkan nilai 0,929. Ini

jauh lebih besar dari standar reliabilitas Spearman Brown dengan nilai kritis 0,70.

Dengan demikian, secara keseluruhan hasil uji coba pertama instrumen pada kelas

VIII semester I reliabel, dan dapat dinyatakan layak sebagai instrumen penilaian

standar yang kemudian dapat dilanjutkan untuk uji coba kedua dan seterusnya.

4) Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kelas VIII Semester II pada Uji

Coba I

Uji coba pertama untuk instrumen penilaian sikap pada kelas VIII semester II

yang dilaksanakan pada 3 sekolah yang sama dengan sebelumnya. Hasilnya

menunjukkan nilai validitas dan reliabilitas, yang penulis uraikan sebagai berikut:

a) Hasil Validitas dan Reliabilitas pada Uji Coba di SMPN 24 Pengambangan

Hasil analisis validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala likert

menunjukkan bahwa ada 2 instrumen penilaian yang tidak valid berdasarkan nilai

kritis 0,3, yaitu item no 12 dengan nilai validitas, 0,279, dan item no 27 dengan

kriteria validitas 0,205. Namun demikian, untuk menentukan dan merevisi nomor

Page 88: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

270

item yang dikehendaki, peneliti mendasarkan pada hasil validitas gabungan ketiga

sekolah, dan mengacu pada pada kriteria kualitas validitas ≤ 0,20.

Adapun hasil reliabilitas rangkaian instrumen tes pada uji coba I Kelas VIII

semester I di SMPN 24 menunjukkan nilai kriteria 0,968, lebih tinggi dari standar

kritis reliabilitas yang dikemukakan oleh Spearman Brown, yaitu 0,70. Dengan

demikian, rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala likert memiliki reliabilitas

yang sangat tinggi.

b) Hasil Validitas dan Reliabilitas pada uji coba di SMP Islam Sabilal Muhtadin

Hasil analisis validitas rangkaian instrumen penilaian skala likert

menunjukkan, bahwa ada 2 instrumen penilaian yang tidak valid berdasarkan kriteria

nilai kritis 0,30, yaitu item no. 9 dengan nilai validitas, 0,290, dan item no. 26 dengan

kriteria validitas 0,284. Ini berarti ke dua instrumen tersebut perlu direvisi.

Hasil analisis reliabilitas rangkaian instrumen tes pada uji coba I Kelas VIII

semester I di SMP Islam Sabilal Muhtadin menunjukkan nilai kriteria 0,871. Kriteria

yang sangat tinggi dengan standar kritis reliabilitas yang dikemukakan oleh Spearman

Brown, yaitu 0,70. Dengan demikian, rangkaian instrumen penilaian pengamatan

sikap skala likert memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

c) Hasil Validitas dan Reliabilitas Uji Coba I di SMPN 12 Pelambuan

Hasil analisis validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan skala likert,

menunjukkan bahwa ada 3 instrumen penilaian yang tidak valid berdasarkan kriteria

nilai kritis 0,30, yaitu item no. 10 dengan nilai validitas, 0,234, dan item no. 15

Page 89: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

271

dengan kriteria validitas 0,267, serta item no. 29 dengan kriteria validits 0,278.

Namun demikian, untuk menentukan revisi dan menghilangkan nomor item yang

dikehendaki, peneliti mendasarkan pada hasil validitas gabungan ketiga sekolah.

Hasil analisis reliabilitas rangkaian instrumen tes pada uji coba I Kelas VIII

semester I di SMPN 12 menunjukkan nilai kriteria 0,922. Kriteria yang sangat tinggi

dengan standar kritis reliabilitas yang dikemukakan oleh Spearman Brown, yaitu

0,70. Dengan demikian, rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap skala likert

memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

d) Hasil Validitas dan Realibilitas Instrumen Penilaian Kelas VIII Semester II

pada Uji Coba I Secara Keseluruhan

Secara keseluruhan ketiga hasil respon orang tua siswa ketiga sekolah pada uji

coba pertama pada kelas VIII semester II terhadap rangkaian instrumen penilaian

pengamatan sikap dengan bentuk skala likert, menghasilkan validitas dan reliabilitas,

sebagai berikut:

Tabel 30. Hasil Validitas dan Realibilitas Uji Coba I Secara Keseluruhan

No. Pertanyaan Validitas Nilai

Kritis Keterangan

item1 0,490 0,3 Valid

item2 0,565 0,3 Valid

item3 0,829 0,3 Valid

item4 0,596 0,3 Valid

item5 0,632 0,3 Valid

item6 0,571 0,3 Valid

item7 0,463 0,3 Valid

item8 0,610 0,3 Valid

item9 0,373 0,3 Valid

item10 0,352 0,3 Valid

item11 0,497 0,3 Valid

Page 90: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

272

item12 0,356 0,3 Valid

item13 0,636 0,3 Valid

item14 0,538 0,3 Valid

item15 0,483 0,3 Valid

item16 0,600 0,3 Valid

item17 0,481 0,3 Valid

item18 0,413 0,3 Valid

item19 0,543 0,3 Valid

item20 0,591 0,3 Valid

item21 0,455 0,3 Valid

item22 0,467 0,3 Valid

item23 0,585 0,3 Valid

item24 0,634 0,3 Valid

item25 0,413 0,3 Valid

item26 0,417 0,3 Valid

item27 0,356 0,3 Valid

item28 0,559 0,3 Valid

item29 0,405 0,3 Valid

item30 0,600 0,3 Valid

Spearman Brown 0,922 0,7 Reliabel

Nilai kriteria validitas rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap skala

likert yang diperoleh dari respon orang tua siswa secara keseluruhan pada 3 sekolah

menunjukkan, bahwa validitas instrumen keseluruhan memiliki kriteria valid. Tidak

ada nilai kriteria yang di bawah 0,30. Dengan demikian, rangkaian instrumen

penilaian pengamatan sikap skala likert kelas VIII semester II pada uji coba pertama

valid secara keseluruhan valid. Jadi peneliti memasukkan seluruh instrumen untuk

dilaksanakan pada ujicoba ke II.

Adapun kriteria reliabiliatas instrumen penilaian, menunjukkan nilai 0,922. Ini

melebihi standar reliabilitas yang ditetapkan oleh Spearman Brown dengan nilai kritis

0,70. Dengan demikian, secara keseluruhan hasil uji coba pertama instrumen pada

kelas VIII semester I reliabel, dan dapat menjadi rangkaian instrumen penilaian

standar yang kemudian dapat dilanjutkan untuk uji coba kedua.

Page 91: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

273

b. Penilaian Pengamatan Sikap Bentuk Jurnal

Penilaian pengamatan sikap bentuk jurnal tidak dapat ditentukan berdasarkan

validitas konstruknya, mengingat ini hanya merupakan bentuk penilaian yang

berisikan catatan spesifik terhadap sikap positif dan negatif. Hanya saja, yang perlu

dilihat dari uji coba terkait dengan jurnal adalah, analisis kualitatifnya berdasarkan

respon orang tua dan guru terhadap jurnal. Analisis kualitatif ditentukan juga dari

hasil wawancara kepada mereka, dan menggali saran dan komenter mereka terhadap

penilaian pengamatan jurnal yang dikembangkan dalam penelitian ini. Selain itu

dilaksanakan FGD dengan beberapa guru PAI dan Budi Pekerti.

Hasil analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa beberapa orang tua peduli dan

memberikan catatan pada jurnal, namun tidak semua orang tua mau mengisi catatan

pada jurnal. Ada beberapa alasan, di antaranya, tidak memiliki kesempatan untuk

menulis komentar atau catatan terhadap keadaan sikap anak. Ada juga yang

menyatakan karena tidak bisa menulis dengan baik, dan malu atau khawatir

ditertawakan. Selain itu, ada juga yang merasa tidak perlu memberikan penguatan

penilaian pada jurnal, karena menurut mereka sikap positif dan negatif anak sudah

tergambar dalam skala likert yang telah mereka respon.

Ada beberapa yang memberikan komentar dan catatannya dalam jurnal

dengan bahasa yang sederhana, di mana tampak dari tulisan mereka tidak dapat

mengungkapkan dengan baik terkait dengan catatan sikap anak. Namun demikian,

ada beberapa orang tua yang menuliskan catatan yang rinci terkait dengan sikap

Page 92: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

274

positif anak yang membanggakan, serta sikap negatif anak yang perlu mendapatkan

pengarahan dan bimbingan, baik orang tua maupun guru.

Temuan positif dari uji coba pertama terkait dengan catatan-catatan orang tua

dalam jurnal memberikan kesan kepada guru, misalnya seperti yang dikatakan oleh

salah sau guru PAI dan Budi Pekerti di SMPN 7, “ternyata banyak orang tua yang

menaruh perhatian terhadap alat penilaian ini, orang tua mau menuliskan komentar

yang banyak dalam catatan jurnal. Kemudian ada di antara orang tua yang memberi

catatan jurnal dengan detil sekali”.

Selain itu, ada beberapa guru PAI mengakui, menurut mereka baru menyadari

bahwa memang harus guru seharusnya memiliki kreativitas untuk mengembangkan

alat penilaian seperti jurnal, dan dilaksanakan dengan cara bersama antara guru dan

orang tua untuk meningkatkan pembelajaran dalam rangka mengembangkan sikap

positif anak, baik sikap spritual maupun sikap sosial, dan perlu memantau sikap

mereka agar jangan menjadi negatif.

Selain itu, di antara respon orang tua misalnya, ada orang tua yang

menunjukkan prilaku anak mereka positif, dengan komentarnya dalam jurnal “anak

saya melakukan sholat setiap hari tanpa disuruh”, Anak saya sudah mulai suka

mengaji (baca Al-Qur’an), dan suka membantu orang tua”. Kemudian mereka

menunjukkan sikap negatif anak, umumnya menyatakan bahwa kebanyakan anak

sibuk main HP, game, yang membuat mereka mengabaikan pelajaran dan ibadah,

serta tugas-tugas yang diberikan orang tua dan diberikan oleh guru, dan kurang peduli

dengan orang lain.

Page 93: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

275

Ada beberapa guru yang menyadari pentingnya mengembangkan bentuk

penilaian jurnal. Karena meskipun tidak semua orang tua yang merespon jurnal,

namun demikian di antara respon orang menunjukkan bahwa mereka memperhatikan

dan bertanggung jawab dengan perkembangan sikap anak dan pencapaian tujuan

pendidikan anak mereka.

Menurut salah beberapa guru PAI, komentar atau catatan orang tua dalam

jurnal tersebut menjadi kontrol dan sarana untuk membimbing anak lebih lanjut. Ini

juga menjadi agenda catatan guru terkait dengan prilaku anak didik mereka. Sejauh

mana mereka berprilaku, mengamalkan apa yang mereka pelajari dari sikap-sikap

spritual dan sosial di sekolah maupun di rumah.

Hal yang paling mendasar pada hasil uji coba I, dapat memberikan kesadaran

kepada peneliti dan juga guru-guru PAI dan Budi Pekerti di masing-masing sekolah,

bagaimana cara memotivasi agar orang tua secara keseluruhan menyadari pentingnya

mengisi jurnal yang diberikan kepada orang tua, untuk menjadi alat penilaian dan

feedback yang baik. Ternyata jurnal merupakan alat penting untuk mengembangkan

sikap positif dan menghindarkan sikap negatif. Namun demikian, dari hasil FGD,

untuk menentukan skor atau menunjukkan nilai keberhasilan pencapaian

pembelajaran PAI dan Budi Pekerti menjadi sangat subyektif, karena tidak semua

orang tua mengisinya, dan masing-masing berbeda dalam memberikan catatan dalam

jurnal.

Page 94: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

276

c. Format Buku Penghubung

Terkait dengan format buku penghubung pada uji coba pertama juga tidak

menunjukkan hasil analisis validitas secara kuantitatif, melainkan dengan analisis

kualitatif melalui teknik penggalian data wawancara dan sekaligus peneliti lakukan

bertukar pikiran (sharing) dengan guru PAI dan Budi Pekerti, serta di antaranya

beberapa orang tua.

Hal ini mengingat analisis buku penghubung tercover di dalamnya instrumen

skala likert dan jurnal. Namun demikian, peneliti menganalisis dari segi kepraktisan

dan relevansinya sebagai sarana kerja sama antara guru dan orang tua. Pada uji coba

pertama tampaknya terlihat, bahwa pelaksanaan uji coba instrumen yang paling

mudah dilaksanakan di SMPN 24. Ketika peneliti membagikan naskah instrumen

penilaian yang diuji cobakan dapat dibagikan langsung kepada anak, dan kemudian

kembali sesuai dengan jadwal yang ditentukan selama satu minggu, dan secara

keseluruhan instrumen kembali.

Berdasarkan proses pelaksanaan tersebut, tampaknya kerja sama guru, anak

dan orang tua dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, orang tua pada umumnya

memberikan catatan pada jurnal. Dari fenomena tersebut terlihat perhatian orang tua

terhadap kerja sama yang dilaksanakan dengan sekolah.

Hal yang sama terjadi di SMP Sabilal Muhtadin. Orang tua tampaknya

memiliki perhatian terhadap perkembangan pendidikan anak, sehingga tugas-tugas

atau catatan yang diberikan oleh sekolah menjadi perhatian yang penting bagi orang

tua atau keluarga anak. Namun demikian, ini karena ada kekhususan dengan SMP

Page 95: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

277

Sabilal sebagai sekolah yang berciri khas Islam, memang memiliki program

pembelajaran keislaman yang lebih intens.

Berbeda dengan yang terjadi di SPMN 12 Pelambuan, meskipun sekolah ini

termasuk yang banyak siswanya mencapai 21 kelas secara keseluruhan. Tampaknya

kerja sama antara guru, siswa dan orang tua memiliki kendala, sebagaimana ketika

peneliti membagikan naskah instrumen penilaian kepada guru, kemudian mengambil

kembali memerlukan waktu selama 2 minggu berturut-turut, karena di antara siswa

ada yanng ketinggalan, ada yang hilang dan lain-lain.

Hal tersebut, sebagaimana dikatakan 2 orang guru PAI dan Budi pekerti yang

peneliti wawancarai di sana, disebabkan karena faktor perhatian orang tua yang

kurang terhadap perkembangan pendidikan anak. Ini mengingat lokasi sekolah

termasuk di tengah masyarakat yang latar belakang pendidikan orang tuanya yang

juga rendah, sehingga orang tua tampaknya tidak begitu mendukung dalam

perkembangan pendidikan anak mereka. Padahal SMP ini, memiliki akreditasi A, dan

memiliki sebaran lokal yang sangat banyak, ada 9 kelas di setiap jenjang kelas VII,

kelas VIII dan kelas IX. Namun demikian, menurut pengakuan para guru SMP ini

termasuk pinggiran.

Berkaitan dengan kejelasan pedoman dan petunjuk buku penghubung menurut

guru PAI, dapat dimengerti dengan baik, dan dapat dilaksanakan dengan catatan

orang tua anak yang memiliki perhatian terhadap pendidikan. Di antara saran guru

berbeda, ada yang menghendaki agar buku penghubung diformat lebih besar dengan

font size yang lebih jelas lagi. Namun demikian, ada yang menganjurkan format yang

Page 96: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

278

ada sudah memadai, karena pertimbangan di antara mereka menghendaki adanya

buku penghubung dengan tidak membebani orang tua secara ekonomi, atau tidak

memungut uang yang banyak untuk membeli buku penghubung. Ini terutama di

sekolah-sekolah pinggiran, yang sulit untuk memenuhi pembayaran dari sekolah, atau

nantinya terhadap sarana penilaian buku penghubung ini.

5. Revisi Hasil Uji Coba I

a. Revisi Validitas Instrumen Penilaian Skala Likert

Secara keseluruhan rangkaian hasil uji coba pertama menunjukkan validitas

instrumen penilaian yang bagus, yaitu di atas nilai kritik 0,30. Dengan demikian

rangkaian instrumen penilaian dianggap valid. Ini terjadi pada uji coba pertama kelas

VII semester I dan II, juga pada kelas VIII semester I dan II. Namun demikian,

berdasarkan analisis validitas sesuai dengan masing-masing sekolah, maka ada

beberapa item tes yang bernilai di bawah nilai kritis 0,30. Menurut Spearman Brown

item tersebut tidak valid, akan tetapi menurut para ahli lainnya nilai validitas 0,20-

0,30 dianggap kurang valid dan dapat direvisi untuk dijadikan instrumen penilaian

standar dalam penilaian kompetensi sikap. Oleh karean itu, peneliti tetap

menjadikannya instrumen yang diujicobakan kembali pada tahap ke II, hanya perlu

melakukan revisi pada aspek materi, bahasa dan konstruksi penilaian pada masing-

masing instrumen yang masih pada kriteria kurang valid.

Page 97: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

279

b. Revisi Hasil Reliabilitas Instrumen Penilaian

Analisis hasil uji coba pertama menunjukkan reliabilitas rangkaian instrumen

pengamatan sikap skala likert yang tinggi, yaitu di atas 0,70. Ini baik pada uji coba

pertama di kelas VII semester I dan II, maupun di kelas VIII pada semester I dan II.

Kriteria reliabilitas tersebut berdasarkan yang ditentukan Spearman Brown,

bahwa nila minimal reliabilitas adalah ≥ 0,70. Apabila reliabilitas di bawah 0,70,

berarti tidak reliabel, dan sama dengan atau di atas nilai kritis 0,70 berarti instrumen

penilaian reliabel. Menurut Spearman, semakin tinnggi reliabilitas tes semakin

menunjukkan rangkaian instrumen tes lebih baik.

c. Revisi Jurnal

Revisi pada jurnal dilakukan pada perbaikan penulisan huruf yang masih ada

kesalahan ketik. Kemudian saran di antara guru untuk memberikan nomor pada

catatan jurnal, sehingga dapat memacu orang tua agar termotivasi untuk menuliskan

beberapa catatan mereka pada jurnal terkait dengan sikap positif anak dan sikap

negatif yang menjadi perhatian spesifik, agar mendapatkan bimbingan bersama oleh

orang tua di rumah dan guru di sekolah.

d. Revisi Format Buku Penghubung

Format buku penghubung tidak diuji coba berdasarkan validitas konstruk, dan

reliabilitas. Terkait dengan format buku penghubung, peneliti hanya menggunakan

analisis validitas logis dan pertimbangan praktisi, dan para ahli pendidikan. selain itu,

Page 98: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

280

peneliti memperbaikinya berdasarkan saran dan masukan perbaikan dari orang tua

siswa dan orang tua sebagai pengguna alat penilaian ini.

Mengingat buku penghubung adalah format dari keseluruhan instrumen

penilaian skala likert dan jurnal, maka terkait dengan buku penghubung peneliti

hanya menggali proses kerja sama yang dilaksanakan di masing-masing sekolah,

apakah dapat dilaksanakan dengan baik, praktis dan ekonomis.

Revisi yang dilakukan pada format buku penghubung, di antaranya adalah

memperbaiki kesalahan pengetikan, mempebaiki bentuk font dan size penulisan, dan

agar menjadi lebih jelas dan merevisi instrumen skala likert dan jurnal secara

bersamaan, karena buku penghubung menjadi satu keseluruhan dengan instrumen

penilaian. Selain itu memperbaiki bahasa atau pernyataan pedoman jurnal dan

petunjuk pengisian jurnal dan pengisian alat penilaian.

6. Uji Coba Kedua

Uji coba kedua, atau yang disebut oleh Borg & Gall dengan Main field

testing-conduct atau disebut dengan uji produk utama, dilakukan pada 6 buah

SMP/SMPN dengan masing-masing 10 responden, secara keseluruhan berjumlah 60

orang orang tua siswa dan 1 orang guru pada setiap sekolah. Subyek penelitian pada

tahap II digambarkan sbb:

Page 99: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

281

Tabel 31. Subjek Penelitian pada Tahap Uji Coba ke II

Uji coba ke II, terutama peneliti mengujicobakan instrumen penilaian skala

likert dan instrumen penilaian jurnal yang telah direvisi berdasarkan hasil analisis

pada uji coba pertama. Uji coba skala likert bertujuan untuk menentukan validitas

konstruk dan reliabilitas. Sedangkan uji coba untuk jurnal dan buku penghubung,

peneliti menggalinya dengan analisis kualitatif, wawancara kepada guru dan FGD,

wawancara kepada siswa dan beberapa orang tua yang dapat ditemui.

Hasil analisis validitas dan reliabilitas rangkaian instrumen penilaian skala

likert, dapat diperhatikan sebagai berikut:

a. Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen di Kelas VII Semester I pada Uji

Coba ke II

Aalisis validitas pada uji coba ke II, rangkaian instrumen penilaian sikap skala

likert di kelas VII semester I peneliti laksanakan dengan 2 tahap, pada masing-masing

I PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP

No Nama Sekolah

Kelas VII Kels VIII

Smt I Smt II Smt III Smt IV

Ortu Gr Ortu Gr Ortu Gr Ortu Gr

Uji Coba Desain

Uji Coba Lapangan (Uji coba II Instrumen Pengamatan)

1 SMPN 1 10 1 10 1 10 1 10 1

Uji C

oba II

2 SMP NU 10 1 10 1 10 1 10 1

3 SMPN 5 10 1 10 1 10 1 10 1

4 SMPN 7 10 1 10 1 10 1 10 1

5 SMP Muhammadiyah

S.Parman

10 1 10 1 10 1 10 1

6 SMPN 23 10 1 10 1 10 1 10

Jumlah 60 6 60 6 60 6 60 6

Page 100: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

282

SMP/SMPN kemudian gabungan keseluruhan. Hasilnya dapat diperhatikan dalam

uraian sebagai berikut:

1) Analisis Hasil Validitas Berdasarkan Masing-Masing Sekolah yang Menjadi

Sampel Uji Coba

Berdasarkan analisis validitas pada masing-masing sekolah pada uji coba

kedua di 6 SMP/SMPN untuk rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap skala

likert, menunjukkan beberapa item penilaian yang berada pada nilai di bawah nilai

kritis 0,30. Namun demikian, masih pada kategori di atas nilai 0,20, hanya perlu

direvisi. Selain itu, ketika instrumen dianalisis secara bersamaan atau keseluruhan,

hasil analisis validitas menunjukkan nilai seluruh instrumen berada di atas nilai kritis

0,30, maka rangkaian instrumen dinyatakan valid.

Adapun kualitas reliabilitas instrumen penilaian jauh berada di atas nilai kritis

yang dinyatakan oleh Spearman Brown yaitu 0,70. Dengan demikian, rangkaian

instrumen yang diujicobakan pada tahap kedua pada masing-masing sekolah

dinyatakan sangat tinggi.

2) Hasil Analisis Validitas dan Reliablitas Keseluruhan

Secara keseluruhan atau dengan menggabungkan keseluruhan respon dari

orang tua seluruh sekolah, yaitu dengan jumlah 10 orang responden pada 6 sekolah,

yaitu 60 respon orang tua, menunjukkan hasil kualitas validitas dan reliabilitas

sebagai berikut dalam tabel:

Page 101: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

283

Tabel 32. Hasil Analisis Validitas dan Reliablitas Keseluruhan

No Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,567 0,3 Valid

item2 0,558 0,3 Valid

item3 0,505 0,3 Valid

item4 0,693 0,3 Valid

item5 0,701 0,3 Valid

item6 0,395 0,3 Valid

item7 0,463 0,3 Valid

item8 0,601 0,3 Valid

item9 0,564 0,3 Valid

item10 0,554 0,3 Valid

item11 0,612 0,3 Valid

item12 0,572 0,3 Valid

item13 0,607 0,3 Valid

item14 0,488 0,3 Valid

item15 0,517 0,3 Valid

item16 0,629 0,3 Valid

item17 0,596 0,3 Valid

item18 0,592 0,3 Valid

item19 0,531 0,3 Valid

item20 0,582 0,3 Valid

item21 0,521 0,3 Valid

item22 0,555 0,3 Valid

item23 0,615 0,3 Valid

item24 0,393 0,3 Valid

item25 0,558 0,3 Valid

item26 0,234 0,3 Tidak Valid

item27 0,448 0,3 Valid

item28 0,550 0,3 Valid

item29 0,392 0,3 Valid

item30 0,428 0,3 Valid

Spearman Brown 0,940 0,7 Reliabel

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan responden pada 6 sekolah

menunjukkan ada 1 item instrumen penilaian yang berada di bawah nilai kritis 0,30

berdasarkan Spearman Brown, namun demikian kriteria item tersebut masih di atas

0,20. Dengan demikian item ini hanya dianggap kurang valid, tidak perlu

dihilangkan, namun demikian perlu direvisi. Jadi rangkaian alat penilaian kelas VII

pada semester I pada uji coba ke dua di 6 sekolah dinyatakan valid.

Page 102: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

284

Begitu juga tingkat reliabilitas pada uji coba tahap II ini dianggap sangat

tinggi. Hal ini sebagaimana ditunjukkan di dalam tabel, bahwa nilai reliabilitas

rangkaian tes berdasarkan uji reliabilitas menurut Spearman Brown, jauh di atas nilai

kritis 0,70.

b. Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen di Kelas VII Semester II

1) Analisis Validitas dan Reliabilitas Masing-masing Sekolah

Hasil analisis validitas dari respon orang tua siswa pada masing-masing sekolah

pada uji coba ke II, rangkaian instrumen penilaian sikap skala likert di kelas VII

semester II, menunjukkan hasil validitas pada: (1) SMPN 23 terdapat 2 item

instrumen yang berada pada kriteria validitas 0,30, yaitu item 08 dengan kriteria

0,204 dan item 24 dengan kriteria 0,289; (2) SMP NU, terdapat 3 item instrumen

yang berada di bawah nilai 0,30, yaitu item 07 dengan kriteria 0,267, item 13 dengan

kriteria 0,279 dan item 24 dengan kriteria 0,267; (3) SMPN 5 Belitung, terdapat 1

item instrumen yang berada pada kriteria validitas 0,30, yaitu item 25 dengan kriteria

validitas 0,270; (4) SMPN 1, terdapat 2 item yang memiliki kriteria validitas 0,30,

yaitu item 10 dengan nilai validitas 0,292 dan item 26 dengan kriteria 0,233; (5)

SMPN 7, terdapat 2 item instrumen yang memiliki kriteria validitas 0,30, yaitu item

no. 24 dengan kriteria 0,214, dan item 25 dengan kriteria 0,230; dan (6) SMP

Muhammadiyah S. Parman, terdapat 3 item yang memiliki kriteria validitas di bawah

nilai 0,30, yaitu 9 item 12 dengan kriteria 0,292, item 18 dengan kriteria 0,279 dan

item 20 dengan kriteria 0,254.

Page 103: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

285

Berdasarkan data tersebut, ada beberapa item yang memiliki kriteria validitas

rendah atau kurang pada analisis hasil uji coba di masing-masing sekolah, namun

demikian, sebagai perbandingan dan untuk menentukan kualitas validitas instrumen

skala likert dalam uji coba ke dua pada instrumen kelas VII smester II, dapat dilihat

dari hasil analisis validitas gabungan dari keseluruhan uji coba 6 sekolah dengan

subyek berjumlah 60 orang tua siswa pada tabel sebelumnya.

2) Analisis Validitas dan Reliablitas Keseluruhan pada Uji Coba Ke II Alat

Penilaian Sikap Skala Likert di Kelas VII Semester II

Secara keseluruhan atau ketika analisis dilaksanakan dengan

menggabungkan keseluruhan respon dari orang tua pada 6 SMP/SMPN, dengan

jumlah responden adalah 60 orang menunjukkan hasil validitas dan reliabilitas

sebagai berikut:

Tabel 33. Analisis Validitas dan Raliabilitas Uji Coba II Instrumen Penilaian Sikap

Skala Likert Keseluruhan 6 SMP/SMPN

No. Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,509 0,3 Valid

item2 0,444 0,3 Valid

item3 0,501 0,3 Valid

item4 0,655 0,3 Valid

item5 0,587 0,3 Valid

item6 0,486 0,3 Valid

item7 0,597 0,3 Valid

item8 0,425 0,3 Valid

item9 0,538 0,3 Valid

item10 0,494 0,3 Valid

item11 0,404 0,3 Valid

item12 0,490 0,3 Valid

item13 0,564 0,3 Valid

item14 0,449 0,3 Valid

Page 104: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

286

item15 0,478 0,3 Valid

item16 0,452 0,3 Valid

item17 0,528 0,3 Valid

item18 0,461 0,3 Valid

item19 0,472 0,3 Valid

item20 0,449 0,3 Valid

item21 0,486 0,3 Valid

item22 0,554 0,3 Valid

item23 0,430 0,3 Valid

item24 0,400 0,3 Valid

item25 0,501 0,3 Valid

item26 0,492 0,3 Valid

item27 0,406 0,3 Valid

item28 0,692 0,3 Valid

item29 0,495 0,3 Valid

item30 0,645 0,3 Valid

Spearman Brown 0,891 0,7 Reliabel

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan responden pada 6 sekolah

menunjukkan keseluruhan item instrumen penilaian yang berada di atas nilai kritis

0,30 berdasarkan kriteria yang ditentukan Spearman Brown. Jadi rangkaian alat

penilaian kelas VII pada semester I pada uji coba ke dua di 6 SMP/SMPN dinyatakan

memiliki validitas yang tinggi, sehingga dinyatakan layak sebagai alat penilaian sikap

standar.

Begitu juga tingkat reliabilitas pada uji coba tahap II ini dianggap sangat

tinggi, atau reliabel. Hal ini sebagaimana ditunjukkan nilai reliabilitas rangkaian

instrumen penilaian sikap jauh di atas nilai kritis 0,70 berdasarkan standar Spearman

Brown, yaitu 0,891, sehingga reliabilitasnya dinyatakan tinggi.

Page 105: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

287

c. Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen di Kelas VIII Semester I

1) Analisis Validitas dan Reliabilitas Masing-masing sekolah

Analisis hasil validitas instrumen penilaian skala likert pada kelas VIII

semester I, menunjukkan ada beberapa item instrumen penilaian yang berada di

bawah nilai kritis 0,30 menurut Spearman Brown, namun demikian item-item

tersebut masih lebih besar dari kriteria validitas 0,20, sehingga tidak perlu

dihilangkan, hanya saja perlu direvisi.

Hasil analisis reliabilitasnya pada masing-masing sekolah maupun pada

analisis keseluruhan, menunjukkan nilai reliabilitas yang sangat tinggi, karena jauh

lebih besar dari nilai kritis reliabilitas berdasarkan standar Spearman Brown, 0,70.

Dengan demikian, instrumen penilaian pada kelas VIII semester I dapat dinyatakan

layak sebagai alat penilaian standar.

2) Analisis Validitas dan Reliablitas Instrumen Kelas VIII Semester I

Keseluruhan 6 SMP/SMPN

Berdasarkan respon keseluruhan atau ketika analisis dilaksanakan dengan

menggabungkan keseluruhan respon dari 6 sekolah, kualitas validitas instrumen

menunjukkan kriteria valid, karena seluruh item menunjukkan nilai di atas 0,30. Hasil

analisis validitas dan reliabilitasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 34. Analisis Validitas dan Reliablitas Instrumen Kelas VIII

Semester I Keseluruhan 6 SMP/SMPN

No. Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,445 0,3 Valid

item2 0,495 0,3 Valid

item3 0,508 0,3 Valid

item4 0,510 0,3 Valid

Page 106: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

288

item5 0,512 0,3 Valid

item6 0,536 0,3 Valid

item7 0,623 0,3 Valid

item8 0,499 0,3 Valid

item9 0,454 0,3 Valid

item10 0,556 0,3 Valid

item11 0,548 0,3 Valid

item12 0,515 0,3 Valid

item13 0,486 0,3 Valid

item14 0,533 0,3 Valid

item15 0,410 0,3 Valid

item16 0,529 0,3 Valid

item17 0,533 0,3 Valid

item18 0,401 0,3 Valid

item19 0,565 0,3 Valid

item20 0,476 0,3 Valid

item21 0,501 0,3 Valid

item22 0,661 0,3 Valid

item23 0,457 0,3 Valid

item24 0,528 0,3 Valid

item25 0,535 0,3 Valid

item26 0,478 0,3 Valid

item27 0,475 0,3 Valid

item28 0,687 0,3 Valid

item29 0,539 0,3 Valid

item30 0,475 0,3 Valid

Spearman Brown 0,945 0,7 Reliabel

Berdasakan hasil analisis keseluruhan responden pada 6 sekolah

menunjukkan nilai kriteria item instrumen penilaian berada di di atas nilai kritis 0,30,

sehingga keseluruhan kriteria validitas instrumen kelas VIII semester I dinyatakan

valid. Maka instrumen penilaian dinyatakan layak sebagai alat penilaian standar.

Begitu juga tingkat reliabilitas pada uji coba tahap II ini dianggap sangat reliabel. Hal

ini sebagaimana ditunjukkan, bahwa nilai reliabilitas rangkaian tes berdasarkan uji

reliabilitas menurut Spearman Brown, jauh di atas nilai kritis 0,70.

Page 107: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

289

d. Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen di Kelas VIII Semester II di

Masing-masing SMP/SMPN

1) Analisis Validitas dan Reliabilitas Masing-masing Sekolah

Berdasarkan hasil analisis dan reliabilitas instrumen penilaian di kelas VIII

semester II pada masing-masing 6 SMP/SMPN menunjukkan bahwa keseluruhan

nilai kualitas validitas sangat valid, hanya ada beberapa hasil analisis validitas

instrumen yang menunjukkan kriteria validitas di bawah nilai kritis 0,30, namun

masih di atas kriteria validitas di atas 0,20. Dengan demikian, item-item tersebut

perlu direvisi namun tidak harus dihilangkan. Kemudian hasil analisis reliabilitas

instrumen pada masing-masing sekolah menunjukkan kriteria reliabilitas yang sangat

tinggi, jauh di atas kriteria 0,70. Dengan demikian, instrumen dapat dinyatakan layak

sebagai alat penilaian yang berkesinambungan dan menjalin kerja sama guru dan

orang tua siswa.

2) AnalisisValiditas dan Reliablitas Keseluruhan 6 SMP/SMPN

Secara keseluruhan atau ketika analisis validitas dan reliabilitas dilaksanakan

dengan menggabungkan keseluruhan respon dari orang tua seluruh sekolah keenam

(6) sekolah, hasilnya menunjukkan nilai kualitas validitas dan reliabilitas sebagai

berikut dalam tabel:

Tabel 35. AnalisisValiditas dan Reliablitas Keseluruhan 6 SMP/N

No. Pertanyaan Validitas Nilai Kritis Keterangan

item1 0,353 0,3 Valid

item2 0,501 0,3 Valid

Page 108: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

290

item3 0,244 0,3 Tidak Valid

item4 0,523 0,3 Valid

item5 0,601 0,3 Valid

item6 0,514 0,3 Valid

item7 0,329 0,3 Valid

item8 0,491 0,3 Valid

item9 0,504 0,3 Valid

item10 0,513 0,3 Valid

item11 0,421 0,3 Valid

item12 0,529 0,3 Valid

item13 0,562 0,3 Valid

item14 0,663 0,3 Valid

item15 0,406 0,3 Valid

item16 0,576 0,3 Valid

item17 0,624 0,3 Valid

item18 0,612 0,3 Valid

item19 0,496 0,3 Valid

item20 0,534 0,3 Valid

item21 0,539 0,3 Valid

item22 0,667 0,3 Valid

item23 0,448 0,3 Valid

item24 0,592 0,3 Valid

item25 0,666 0,3 Valid

item26 0,565 0,3 Valid

item27 0,563 0,3 Valid

item28 0,568 0,3 Valid

item29 0,612 0,3 Valid

item30 0,560 0,3 Valid

Spearman Brown 0,935 0,7 Reliabel

Bersdasarkan hasil analisis keseluruhan responden pada 6 sekolah

menunjukkan ada 1 item instrumen penilaian yang berada di bawah nilai kritis 0,30.

Namun demikian, karena masih di atas nilai 0,20, maka hanya dianggap kurang valid

dan perlu direvisi. Jadi rangkaian alat penilaian kelas VII pada semester I pada uji

coba ke dua di 6 SMP/SMPN dapat dinyatakan valid.

Begitu juga tingkat reliabilitas pada uji coba tahap II ini dianggap sangat

reliabel. Hal ini sebagaimana ditunjukkan pada hasil reliabilitas di dalam tabel, bahwa

Page 109: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

291

nilai reliabilitas rangkaian instrumen penilaian kelas VIII semester II pada uji coba ke

II, jauh di atas nilai kritis 0,70 standar Spearman Brown, yaitu dengan nilai 0,935.

8. Revisi Uji Coba Ke II

a. Revisi Instrumen Penilaian Pengamatan Sikap Skala Likert

Sebagaimana diperhatikan dalam tabel hasil validasi pada uji coba kedua

untuk instrumen penilaian pengamatan sikap skala likert secara keseluruhan di 6

SMP/SMPN yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan seluruh

rangkaian instrumen penilaian sudah berada pada kriteria kualitas di atas kriteria 0,30.

Dengan demikian rangakaian instrumen penilaian dinyatakan valid. Ini baik pada

instrumen penilaian di kelas VII semester I dan II, maupun kelas VIII semester I dan

II. Meskipun pada analisis validitas di masing-masing sekolah menunjukkan ada

beberapa instrumen penilaian di bawah nilai kirits 0,30, akan tetapi masih di atas

0,20. Oleh karena itu, menurut sebagian ahli instrumen masih dapat dipertahankan

dengan catatan harus diperbaiki, apakah dari aspek konstruksi instrumen, pernyataan

instrumen, atau dari aspek bahasanya, yang kemungkinan menyebabkan kualitasnnya

di bawah 0,30.

Hasil analisis reliabilitas instrumen penilaian pengamatan sikap skala likert

berada pada kualitas reliabilitas yanng sangat bagus, yaitu lebih besar dari nilai kritis

0,70. Berkisar pada reliabilitas >0,80 sampai dengan >0,90. Berikut hasil analisis

reliabilitas pada masing-masing SMP/SMPN untuk instrumen skala likert pada kelas

VII dan kelas VIII.

Page 110: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

292

Tabel 36. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Pengamatan Sikap

Skala Likert pada Uji Coba ke II

RANGKAIAN

INSTRUMEN

NAMA SEKOLAH RATA-

RATA SMPN

23

SMP

NU

SMPN

1

SMPN

5

SMPN

7

SMP MUH.

S.PARMAN

KELAS VII SMT 1 0,950 0,763 0,972 0,977 0,947 0,917 0,921

KELAS VII SMT I1 0,875 0,875 0,953 0,941 0,942 0,945 0,922

KELAS VIII SMT 1 0,972 0,935 0,969 0,984 0,786 0,786 0,905

KELAS VIII SMT I1 0,860 0,945 0,870 0,874 0,966 0,896 0,902

RATA-RATA 0,913

Sebagaimana gambaran tabel di atas, dapat diperhatikan bahwa dari hasil

analisis kualitas reliabilitas menunjukkan kriteria reliabilitas yang sangat signifikan.

Hal ini baik pada uji coba kedua pada rangkaian instrumen di kelas VII semester I dan

semester II, juga kelas VIII semester I dan semester II. Secara kualitas reliabilitas, baik

secara kseluruhan, maupun secara masing-masing sekolah menunjukkan kriteria

reliabilitas pada kualitas yang sangat signifikan. Dengan demikian, rangkaian tes yang

diujicobakan pada tahap kedua ini dianggap layak untuk dijadikan alat penilaian yang

berkesinambungan dan dapat untuk menjalin kerja sama guru dan orang tua dalam

meningkatkan sikap religius anak dan sikap sosialnya, melalui buku penghubung.

Berdasarkan analisis hasil validitas dan reliabilitas instrumen pada uji coba ke

II, ada beberapa instrumen yang perlu direvisi. Revisi dilakukan pada pernyataan

instrumen, dan dari aspek bahasa instrumen agar lebih mudah dipahami dan

dilaksanakan.

b. Revisi Jurnal

Terkait dengan uji coba jurnal peneliti tidak menganalisisnya dengan

kuantitatif, melainkan menggalinya dan menganalisisnya secara kualitatif melalui

Page 111: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

293

pengamatan, angket terbuka, wawancara dengan beberapa orang tua siswa dan FGD

dengan beberapa guru PAI. Penilaian sikap bentuk jurnal pada uji coba kedua ini

mengalami perkembangan, secara kualitatif. Orang tua yang mengisi jurnal lebih

banyak dari pada pada respon pada penelitian uji coba pertama. Catatan terkait

dengan hal-hal positif bervariasi. Namun demikian, masih belum seluruh orang tua

yang mengisi catatan terkait dengan sikap keagaman dan sosial anak di jurnal. Itulah

yang menjadi kelemahan jurnal pada penelitian ini.

Persoalan yang menyebabkan orang tua kurang memperhatikan jurnal yang

diberikan, di antara pengakuan beberapa guru dan sebeagaimana peneliti amati,

adalah bahwa guru yang kurang tegas ketika menjelaskan pengisian jurnal dalam

buku penghubung menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Seharusnya menurut

pengakuan beberapa guru, dilaksanakan komitmen di awal-awal dengan orang tua

terkait dengan penerapan buku penghubung, demi untuk bersama-sama

mengembangkan sikap positif anak, sehingga semua orang tua bekerja sama dengan

guru memantau perkembangan sikap anak. Dengan demikian, tidak ada orang tua

yang mengabaikan pengisian jurnal, dan mereka mengisi skala likert dengan objektif.

Menurut sebagian guru, ada yang menyatakan bahwa orientasi penilaian

dengan skor yang jelas seperti penilaian kognitif yang menjadi fokus utama sebagai

titik tekan pada sebelum kurikulum 2013, yaitu kurikulum KTSP.338 Namun

demikian, menurut beberapa guru lainnya mengakui pentingnya penilaian jurnal,

“ternyata orang tua anak yang sebelumnya diperkirakan tidak mengisi jurnal, ternyata

338 Hasil wawancara dengan guru PAI di SMPN 7 Jl. Veteran Banjarmasin.

Page 112: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

294

di luar dugaan, bahwa para orang tua pada umumnya mengisi jurnal”. Meskipun

sebagian isinya sangat sederhana, dengan bahasa masing-masing orang tua sendiri. Di

antara isi komentar jurnal seperti “anak saya sholat terus”, anak saya mengajinya

bagus”, anak saya ikut ke mesjid dengan ayahnya berjamaah”, “anak saya mengajari

saya mengaji” dan lain-lain isi dari jurnal tersebut.

Setelah dua kali uji coba desain instrumen penilaian buku penghubung ini di

SMP/SMPN, beberapa guru PAI di antaranya mengakui bahwa sebelumnya mereka

rasakan bahwa orang tua siswa tampak tidak perduli dengan kegiatan pembelajaran

anak mereka di sekolah, ternyata mereka mengakui bahwa orang tua antusias mengisi

jurnal. Meskipun dengan demikian, tetap diharapkan agar semua orang tua

seharusnya peduli terkait dengan pendidikan anak di rumah dan di sekolah. Ketika

anak berada di rumah, maka orang tua harus terus membimbing, dan mengamatinya.

Mengingat tujuan pengembangan model ini ingin mewujudkan adanya

penilaian yang sesuai dengan prinsif penilaian berkesinambungan, dan ingin

menciptakan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua. Guru harus mampu

menjaring agar orang tua peduli terhadap pekembangan anak dan mengawasi proses

pembelajaran anak di sekolah dan di rumah secara berkesinambungan. Karena

sesungguhnya keberhasilan anak menjadi tujuan orang tua yang paling utama. Oleh

karena itu, mereka harus mendukung upaya guru di sekolah dan berterima kasih

kepada mereka untuk mengupayakan keberhasilan pembelajaran anak mereka,

khususnya terkait dengan PAI dan Budi Pekerti.

Page 113: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

295

Sebagai bagian dari revisi pada uji coba ke II, ada beberapa guru PAI dan juga

di antaranya ada pengawas yang menyarankan untuk memberikan tema tertentu pada

jurnal untuk setiap kali/minggu sesuai dengan tema materi pembelajaran PAI dan

Budi Pekerti yang dibahas pada minggu tersebut. Dengan demikian, setiap minggu

ada tema yang berbeda-beda yang mendasari perhatian guru dan orang tua secara

khusus dalam memberikan catatan pada jurnal penilaian.

c. Format Buku Penghubung

Buku penghubung merupakan bingkai dari rangkaian instrumen penilaian

pengamatan sikap pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, yang ditujukan dalam

penelitian ini, agar terwujud penilaian sikap yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, serta terwujudnya kerja sama yang baik antara orang tua dan guru

dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan PAI dan Budi Pekerti.

Format buku penghubung secara tersendiri tidak ada perbaikan atau revisi

pada uji coba kedua. Tampaknya buku penghubung kemudian semakin tidak menjadi

asing dibagi orang tua. Pengisian buku penghubung semakin lancar, karena guru

semakin menerima penerapan buku penghubung dan guru memberikan pengaraharan

lebih jelas kepada siswa. Selain itu, karena beberapa guru yang dijadikan subjek uji

coba sebelumnya membantu peneliti untuk mengembangkan buku penghubung di

SMP/SMPN lainnya di Banjarmasin, mereka membantu peneliti

mengkomunikasikannya dengan guru-guru PAI yang lain, baik dengan cara individu

maupun ketika dalam kelompok MGMP.

Page 114: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

296

Selain hal tersebut, diakui oleh beberapa guru PAI di SMP, bahwa penerapan

buku penghubung juga sangat diperlukan untuk menjawab kondisi agar sekolah

memiliki alat kontrol bersama “antara orang tua dan guru” terhadap perkembangan

anak. Penerapan buku penghubung, sebagaimana diakui oleh Pa Sulaiman, M.Pd.,

ketua MGMP PAI di SMP se- Kota Banjarmasin, bahwa penting untuk menjaga

hubungan guru dan orang tua, dan menjaga kepercayaan di antara dua pihak. Karena

menurut beliau pernah terjadi suatu waktu orang tua datang ke sekolah dan

menyalahkan sekolah atas persoalan yang dihadapi anak mereka. Sayang sekali

sekolah pada saat itu tidak memiliki bukti apapun untuk mempertahankan argumen

kebenarannya339. Oleh karena itu, buku penghubung menurut beberapa guru dapat

menjadi salah satu sarana yang dapat dijadikan alat kontrol bersama antara orang tua,

siswa dan guru terhadap perkembangan prilaku anak di sekolah dan di rumah.

Berdasarkan kejadian tersebut menurut pengakuan beberapa guru sepakat

buku penghubung bentuk penilaian sangat membantu upaya guru dalam mencapai

tujuan PAI yang berorientasi pada pengembangan sikap atau prilaku anak, baik

keagamaan, maupunn sikap sosial anak menjadi lebih baik.

Perbaikan yang menjadi pertimbangan setelah pada uji coba ke II,

berdasarkan saran para guru, agar jumlah instrumen pada setiap minggu

disederhanakan. Jumlah 30 instrumen pada setiap semester dapat disebarkan ke dalam

beberapa minggu yang berbeda, dan dapat dilaksanakan secara berurutan menurut

urutan alokasi waktu pembelajarannya.

339 Wawancara dan sharing pendapat dengan guru PAI, ketua forum MGMP

Page 115: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

297

Jadi perubahan desain pada uji coba ke tiga adalah instrumen sikap skala likert

yang dijadikan penilaian setiap minggu berjumlah 20 instrumen dilaksanakan selama

2 bulan berturut-turut, kemudian beberapa instrumen pada 2 bulan berikutnya ada

yang berbeda sesuai dengan jadwal pembelajarannya.

Secara tersendiri untuk desain buku penghubung, ada di antara guru yang

menyarankan tambahan, agar dituliskan langkah-langkah komitmen pelaksanaan buku

penghubung bersama orang tua. Teknik penulisan di antaranya menyarankan ditaruh

di halaman terakhir atau dapat juga di balik cover akhir buku penghubung. Selain itu,

di antaranya ada yang menyarankan untuk menghiasi buku penghubung dengan ayat

atau doa tertentu, namun di antara guru ada yang menolak karena khawatir buku

penghubung ditaruh sembarangan oleh anak, atau terinjak dan tersia-sia.

Hasil perubahan desain penilaian pengamatan sikap buku penghubung dapat

peneliti gambarkan pada salah satu semester saja, dan untuk 3 sememster berikutnya

dapat dilihat pada bagian lampiran. Berikut desain penilaian pengamatan sikap pada

kelas VII semester I:

Page 116: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

298

PENILAIAN SIKAP DI RUMAH

Tentukan penilaian dengan memberilah tanda centang (√) pada nilai antara 1–

4 pada kolom keriteria penilaian, sesuai dengan keadaan sikap keagamaan dan

sosial anak yang sebenarnya!

BU

LA

N/M

ING

GU

Mei–

Ju

ni 2

018 M

inggi I, II, III, d

an

IV

PERNYATAAN

KRITERIA/

NILAI

1 2 3 4

1. Terbiasa berdoa setiap melakukan aktivitas

2. Terbiasa mengucapkan salam setiap kali masuk dan

keluar rumah

3. Menunjukkan sikap syukur atas ni’mat yang Allah

berikan

4. Gemar membaca Al-Qur’an dengan tartil

5. Senang melaksanakan sholat jum’at

6. Disiplin melaksanakan sholat walaupun dalam bepergian

7. Menunjukkan sikap hormat dan mematuhi nasehat orang

tua

8. Berterima kasih kepada orang tua dengan membantu

pekerjaannya di rumah

9. Menghargai setiap anggota keluarga

10. Membiasakan diri untuk izin/berpamitan kepada anggota

keluarga ketika ingin keluar rumah

11. Menunjukkan sikap optimis dalam berupaya

12. Menunjukkan sikap teguh pendirian

13. Berani mengatakan pendapatnya tentang kebenaran

14. Senang berbagi rezeki kepada yang membutuhkan

15. Senang turut serta dalam gotong royong

16. Menunjukkan sikap bijaksana dalam menghadapi

persoalan dan orang lain

17. Terbiasa bersikap tidak membeda-bedakan teman

18. Menghargai teman atau orang yang tidak seiman

19. Suka melerai teman yang bertengkar

20. Menghindari permusuhan dengan orang lain

Page 117: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

299

JURNAL ORANG TUA TERHADAP SIKAP POSITIF ANAK

TEMA: LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT,

YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA (ASAMUL HUSNA)

Berilah catatan terhadap sikap positif yang ditunjukkan anak ketika berada di

lingkungan keluarga, atau sikap negatif yang memerlukan perhatian dan

bimbingan orang tua dan guru, pada kolom jurnal di bawah ini sesuai dengan

tema pembelajaran di atas!

Sik

ap

Kea

gam

aan

Sikap Positif yang

Harus Diapresiasi

Sikap Negatif yang

Perlu Dibimbing

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Sik

ap

Sosia

l

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Banjarmasin, Mei 2018

Yang Mengisi Penilaian,

( )

ayah siswa /ibu/ ....

Page 118: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

300

PENILAIAN SIKAP DI SEKOLAH

Tentukan Penilaian dengan membrikan tanda centang (√) pada nilai antara 1 –

4 pada kolom keriteria penilaian, sesuai dengan keadaan sikap keagamaan dan

sosial siswa yang sebenarnya!

BU

LA

N/M

ING

GU

Mei –

Ju

ni 2

018 M

inggi I, II, III, d

an

IV

PERNYATAAN KRITERIA/NILAI

1 2 3 4

1. Terbiasa berdoa setiap melakukan aktivitas

2. Terbiasa mengucapkan salam setiap kali masuk

kelas

3. Mengucapkan salam setiap kali bertemu dan pamit

dengan guru

4. Terbiasa bersyukur atas ni’mat yang diberikan Allah

5. Gemar membaca Al-Qur’an dengan tartil

6. Disiplin melaksanakan sholat setiap hari

7. Menunjukkan sikap hormat dan mematuhi nasehat

guru

8. Berterima kasih kepada guru karena memberikan

pengetahuan dan pengalaman

9. Mengikuti pembelajaran dengan antusias

10. Mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-

sungguh

11. Bersemangat turut serta dalam setiap kegiatan

sekolah

12. Cermat dalam melaksankan tugas dan pekerjaan

13. Terbiasa berpakaian bersih dan rapi

14. Memperhatikan kebersihan di lingkungan sekolah

15. Senang turut serta dalam bergotong royong

16. Terbiasa menunjukkan sikap tidak membeda-

bedakan teman

17. Menghargai teman atau orang yang tidak seiman

18. Menunjukkan sikap bijaksana dalam menghadapi

persoalan dan orang lain

19. Suka melerai teman yang bertengkar

20. Menghindari permusuhan dengan orang lain

Page 119: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

301

JURNAL GURU TERHADAP SIKAP POSITIF SISWA

TEMA: LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT,

YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA (ASAMUL HUSNA)

Berilah catatan terhadap sikap positif yang ditunjukkan siswa ketika berada di

sekolah, atau sikap negatif yang memerlukan perhatian dan bimbingan guru dan

orang tua, pada kolom jurnal di bawah ini sesuai dengan tema di atas!

Sik

ap

Kea

gam

aan

Sikap Positif yang

Harus Diapresiasi

Sikap Negatif yang

Perlu Dibimbing

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Sik

ap

Sosia

l

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Banjarmasin, Mei 2018

Yang Mengisi Penilaian,

( )

Guru PAI

Page 120: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

302

TABEL AKUMULASI NILAI SIKAP

KELAS VII SEMESTER I

SE

PT

. 2018

MINGGU NILAI PENGAMATAN NILAI JURNAL

I

II

III

IV

OK

T.

2018

I

II

III

IV

NO

P.

2018

I

II

III

IV

DE

S.

2018

I

II

III

IV

NILAI AKHIR

Gambar 9. Grafik untuk Rekap Penilaian Sikap melalui Buku Penghubung

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

SEPT. 2018 OKT. 2018 NOP. 2018 DES. 2018

GRAFIK NILAI SIKAP KELAS VII SMT I

NILAI PENGAMATAN CATATAN JURNAL

Page 121: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

303

Sebagaimana gambar desain penilaian di atas dapat diperhatikan, penilaian

pengamatan sikap skala likert terdiri dari item instrumen penilaian. Pada tahap uji

coba I dan II, instrumen berjumlah 30. Berdasarkan saran dan pertimbangan para

pengguna dan praktisi, serta ahli pendidikan untuk menyederhanakan 30 item

instrumen penilaian dan menyebarkannya ke dalam 2 tahap rangkaian penilaian, yaitu

20 instrumen secara berturut-turut pada setiap minggu di 2 bulan pertama, dan 20

berikutnya pada rangkaian 2 bulan kedua. Dengan catatan instrumen sikap spritual

yang harus dibiasakan setiap minggu penilaian tetap sama, tidak diganti dengan

instrumen lainnya. Jadi 10 instrumen no. 1-10 tetap pada kedua tahap di setiap

semester, namun dari no 11 sampai 20 berbeda pada tahap pertama (2 bulan pertama),

dan 10 yang lain lagi pada tahap kedua (2 bulan ke dua), pada 2 bulan pertama kelas

VII semester, 2 bulan ke dua kelas VII semester I, dan seterusnya.

Demikian perubahan konsep rangkaian instrumen penilaian pengamatan sikap

skala likert dari uji coba I dan II, dengan rangkaian instrumen pada uji coba ke III.

Selain itu, pada uji coba ke III, peneliti melampirkan seluruh isi buku penghubung

bersamaan dengan instrumen skala likert dan jurnal untuk direspon oleh orang tua

siswa. Hal ini agar mereka dapat memberikan respon terhadap buku penghubung

secara lengkap, dan memberikan tanggapan dengan lebih baik.

8 . Uji Coba ke III

Berdasarkan Borg dan Gall, bahwa sampel yang dijadikan subyek penelitian

pada uji coba ke tiga lebih banyak dari uji coba ke III, agar lebih banyak respon

Page 122: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

304

terhadap desain produk yang diujicobakan. Ini sebagaimana dikemukakannya

“Operational field testing-conducted in 10-30 schools involving 40 to 200 subjects.

Interview, observational and questionnaire data collected and analyzed. Namun

demikian, terkait dengan penentuan sampel beberapa peneliti melakukan modifikasi

karena keterbatasan penelitian sesuai dengan aspek atau materi pengembangan model

yang digali dalam penelitian. Sebagaimana menurut Sukmadinata, bahwa peneliti

dapat saja membatasi penelitiannya sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan

penelitian yang dapat dilaksanakannya.

Subyek dalam uji coba ke III ini ada 13 sampel sekolah dengan masing-

masing rangkaian instrumen pada kelas VII semester I dan semester II, serta kelas

VIII semester I dan semester II. Peneliti membagikan penilaian kepada 5 orang tua

siswa untuk mendapatkan respon mereka terhadap penilaian instrumen penilaian

sikap skala likert dan jurnal dalam format buku penghubung yang lengkap.

Tabel 37. Sampel Subjek Penelitian pada Uji Coba ke III sebagai Berikut:

I PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP

No Nama Sekolah

Kelas VII Kels VIII Uji Smt I Smt II Smt III Smt IV

Ortu Gr Ortu Gr Ortu Gr Ortu Gr

Uji Coba Desain Buku Penghubung

1 SMPN 2 5 1 5 1 5 1 5 1

Uji C

ob

a D

esain

Bu

ku

Pen

gh

hu

bu

ng

2 SMPN 6 5 1 5 1 5 1 5 1

3 SMPN 13 5 1 5 1 5 1 5 1

4 SMPN 15 5 1 5 1 5 1 5 1

5 SMPN 22 5 1 5 1 5 1 5 1

6 SMPN 23 5 1 5 1 5 1 5 1

7 SMPN 24 5 1 5 1 5 1 5 1

8 SMPN 29 5 1 5 1 5 1 5 1

9 SMPN 30 5 1 5 1 5 1 5 1

10 SMPN 32 5 1 5 1 5 1 5 1

11 SMPN 34 5 1 5 1 5 1 5 1

Page 123: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

305

Pada uji coba ke III peneliti ingin menggali hasil analisis validitas dan

reliabilitas produk terutama terhadap rangkaian penilaian instrumen skala likert.

Selain itu, peneliti juga ingin melihat kualitas penilaian sikap bentuk jurnal dan

format buku penghubung berdasarkan pertimbangan dan saran dari para guru dan

orang tua.

Analisis hasil validitas dan reliabilitas instrumen uji coba ke 3 secara

keseluruhan di 13 sekolah, peneliti uraikan secara berturut-turut berdasarkan

rangkaian instrumen penilaian pada kelas: 1) instrumen penilaian pada kelas VII

semester I pada 2 bulan pertama; 2) instrumen penilaian pada kelas VII semester I

pada 2 bulan kedua; 3) instrumen penilaian pada kelas VII semester II pada 2 bulan

pertama; 4) instrumen penilaian pada kelas VII semester II pada 2 bulan kedua; 5)

instrumen penilaian pada VIII semester I pada 2 bulan pertama; 6) instrumen

penilaian pada VIII semester I pada 2 bulan kedua; 7) instrumen penilaian pada VIII

semester II pada 2 bulan pertama; dan 8) instrumen penilaian pada VIII semester II

pada 2 bulan kedua.

1) Instrumen Penilaian Kelas VII Semester I dan II

Hasil analisis validitas dan reliabilitas alat penilaian sikap mata pelajaran PAI

pada uji coba ke III untuk instrumen penilaian pada kelas VII dapat diperhatikan

dalam tabel sebagai berikut:

12 SMP Muhammadiyah 5 1 5 1 5 1 5 1

13 SMP Anggrek 5 1 5 1 5 1 5 1

Jumlah 65 13 65 13 65 65 13 65

Page 124: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

306

Tabel 38. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian Sikap melalui Buku

Penghubung Kelas VII Semester I dan II pada Uji Coba Ke III

No Pertanyaan

ANALISIS VALIDITAS INSTRUMEN

PENILAIAN

Kelas VII SMT I Kelas VII SMT II

2 bulan

pertama

2 bulan

kedua

2 bulan

pertama

2 bulan

kedua

item1 0,777 0,486 0,351 0,361

item2 0,536 0,587 0,583 0,358

item3 0,339 0,536 0,452 0,483

item4 0,361 0,547 0,424 0,353

item5 0,675 0,602 0,421 0,306

item6 0,674 0,467 0,342 0,675

item7 0,499 0,307 0,340 0,806

item8 0,573 0,635 0,525 0,431

item9 0,671 0,393 0,385 0,803

item10 0,302 0,563 0,397 0,331

item11 0,484 0,731 0,663 0,447

item12 0,690 0,536 0,455 0,450

item13 0,585 0,310 0,401 0,441

item14 0,515 0,462 0,366 0,815

item15 0,677 0,504 0,381 0,358

item16 0,443 0,284 0,245 0,399

item17 0,314 0,493 0,503 0,367

item18 0,386 0,611 0,554 0,815

item19 0,541 0,365 0,446 0,794

item20 0,427 0,507 0,567 0,417

Spearman Brown 0,822 0,840 0,814 0,915

Berdasarkan tabel di atas, dalam uji coba ke III alat penilaian sikap kelas VII

semester I pada dua bulan pertama dinyatakan secara keseluruhan memiliki kriteria

validitas tinggi. Pada instrumen kelas I semester I dua bulan kedua, memiliki 1 item,

yaitu item no. 16 yang kriteria validitasnya 0,284 adalah kurang dari kriteria 0,30,

namun masih dapat dipertahankan karena masih dalam kriteria ≥0,20. Pada instrumen

Page 125: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

307

kelas VII semester II dua bulan 1, juga terdapat 1 item, yaitu no 16 yang memiliki

kriteria validitas 0,245. Kemudian pada instrumen kelas VII semester II pada dua

bulan kedua, secara keseluruhan memiliki kriteria nilai validitas di atas nilai kritis

0,30. Dengan demikian instrumen penilaian sikap melalui buku penghubung di kelas

VII dapat dinyatakan layak.

Begitu juga dengan hasil analisis reliabilitasnya menunjukkan bahwa

instrumen pada kelas VII semester I pada dua bulan pertama dan pada dua bulan

kedua, serta instrumen kelas VII semester II pada dua bulan pertama dan pada dua

bulan kedua, secara keseluruhan menunjukkan kriteria reliabilitas lebih besar dari

nilai kritis 0,70, yaitu secara berturut-turut 0,822, 0,840, 0,814, dan 0,915. Dengan

demikian, instrumen penilaian sikap memiliki kualitas reliabilitas tinggi.

Berdasarkan hasil analisis validitas dan reliabilitas pada uji coba ke III di

kelas VII semester I tahap pertama (2 bulan pertama), semester I tahap kedua (2 bulan

kedua), kelas VII semester II tahap pertama dan semester II tahap kedua, serta

analisis reliabilitasnya, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen penilaian dinyatakan

layak sebagai instrumen penilaian sikap secara berkesinambungan dan dapat

menjalin kerja sama antara guru dan orang tua siswa.

2) Instrumen Penilaian Kelas Kelas VIII Semester I dan II

Hasil analisis validitas dan reliabilitas alat penilaian kelas VIII semester I dan

II tahap pertama dan kedua pada uji coba III, dapat diperhatikan dalam tabel sebagai

berikut:

Page 126: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

308

Tabel 39. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian Sikap melalui Buku

Penghubung Kelas VIII Semester I dan II pada Uji Coba Ke III

No

Pertanyaan

ANALISIS VALIDITAS INSTRUMEN

PENILAIAN

Kelas VII SMT I Kelas VII SMT II

2 bulan

pertama

2 bulan

kedua

2 bulan

pertama

2 bulan

kedua

item1 0,624 0,585 0,531 0,534

item2 0,544 0,546 0,439 0,446

item3 0,500 0,353 0,424 0,416

item4 0,451 0,576 0,606 0,503

item5 0,482 0,445 0,433 0,378

item6 0,595 0,705 0,701 0,648

item7 0,590 0,478 0,477 0,372

item8 0,453 0,374 0,438 0,505

item9 0,510 0,550 0,488 0,550

item10 0,496 0,481 0,519 0,565

item11 0,677 0,608 0,580 0,590

item12 0,439 0,375 0,356 0,357

item13 0,625 0,649 0,670 0,648

item14 0,547 0,582 0,649 0,578

item15 0,523 0,586 0,556 0,545

item16 0,566 0,478 0,558 0,563

item17 0,535 0,542 0,579 0,583

item18 0,500 0,485 0,448 0,497

item19 0,503 0,424 0,414 0,440

item20 0,507 0,422 0,555 0,504

Spearman

Brown 0,881 0,742 0,815 0,828

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperhatikan bahwa rangkaian instrumen

penilaian kelas VIII semester I dua bulan pertama dan dua bulan kedua, semester II

pada dua bulan pertama dan kedua untuk uji coba ke III menunjukan kriteria nilai

validitas yang tinggi secara keseluruhan. Tidak ada satu item pun yang berada di

bawah kriteria validitas 0,30. Dengan demikian, alat penilaian ini dapat dinyatakan

Page 127: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

309

valid dan dapat dinyatakan layak menjadi alat penilaian sikap pada mata pelajaran

PAI dan Budi Pekerti yang standar.

Begitu juga dengan nilai kualitas reliabilitasnya menunjukkan kriteria yang

sangat baik. Secara keseluruhan nilai reliabilitas hasil uji coba keseluruhan di atas

nilai 0,70, yaitu >0,80. Hanya pada uji coba tahap kedua kelas VIII semester II hasil

reliabilitas menunjukkan 0,742, namun tetap >0,70. Dengan demikian, kualitas

instrumen penilaian sikap ini dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil analisis kualitas validitas dan reliabilitas pada uji coba III

instrumen kelas VIII semester I dan semester II pada seluruh tahapannya, dapat

dinyatakan sangat valid dan reliabel. Dengan demikian, rangkaian instrumen

penilaian pengamatan dengan skala likert dapat dinyatakan layak sebagai alat

penilaian sikap spritual dan sikap sosial yang dapat digunakan secara

berkesinambungan dan dilaksanakan dengan cara bekerja sama antara guru dan orang

tua siswa, melalui buku penghubung.

9. Revisi Hasil Uji Coba III

a. Penilaian Instrumen Skala Likert.

Hasil uji coba desain produk instrumen penilaian skala likert pada uji coba ke

III, tidak mengalami hambatan. Semua rencana uji coba berjalan dengan lancar. Pada

uji coba ke III, dilaksanakan uji coba instrumen skala yang disebar menjadi 2

kelompok penilaian dalam setiap semester, 2 bulan pertama dan dua bulan ke dua

dengan masing-masing 20 instrumen penilaian skala likert. Hasilnya sebagaimana

Page 128: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

310

dapat diperhatikan pada tabel di atas, secara keseluruhan memenuhi kriteria validitas

dan reliabilitas yang tinggi pada setiap semester. Oleh karena itu, khusus untuk

instrumen penilaian skala likert dari hasil uji coba ke III tidak ada revisi. Ini

sebenarnya sesuai yang dikehendaki oleh Borg & Gall sendiri, bahwa hasil uji coba

massal sesungguhnya tidak menuntut revisi tetapi menunjukkan efektivitas produk

dalam rangka penerimaan secara massal. Namun demikian, dalam penelitian, ini hasil

uji coba yang ke III masih memerlukan perbaikan pada format jurnal dan buku

penghubung secara keseluruhan.

b. Penilaian Sikap Bentuk Jurnal

Sebagaimana pada uji coba pertama dan kedua, pada uji coba ketiga, untuk

penilaian pengamatan bentuk jurnal tidak dilakukan analisis validitas dan

reliabilitasnya, seperti halnya yang dilaksanakan pada penilaian pengamatan sikap

skala likert. Peneliti hanya menggali analisis kualitasnya secara kualitatif berdasarkan

respon orang tua dan guru terhadap penilaian bentuk jurnal ini, dan hasil wawancara

terkait dengan buku penghubung, serta uji validitas rasional dan keterbacaan serta

praktikabilitas dan relevansinya di awal uji coba pertama.

Respon orang tua dalam mengisi komentar pada penilaian bentuk jurnal pada

uji coba ke III ini lebih banyak dari pada pada uji coba pertama dan kedua, meskipun

masih ada orang tua yang tidak mengisi komentarnya pada jurnal. Di antara orang tua

ada yang menyatakan tidak ada yang perlu ditulis, karena sudah terwakili di dalam

penilaian skala likert yang direspon dengan tanda centang (√). Di antara orang tua,

Page 129: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

311

ada yang merasa minder menuliskan komentarnya karena tulisannya jelek. Di

antaranya ada beberapa orang tua pada sekolah pinggiran, yang bingung mau

menyusun kalimatnya untuk ditulis di dalam jurnal.

Berdasarkan hasil uji coba, wawancara dan hasil FGD memberikan

kesimpulan bahwa, penilaian bentuk jurnal memang lebih subjektif dibandingkan

penilaian skala likert. Oleh karena itu, untuk menekankan penilaian jurnal sebagai

hasil belajar, kemungkinan akan dipengaruhi oleh subyektivitas orang yang

meresponnya, orang tua mupun guru yang bervariasi (berbeda-beda, latar belakang).

Dengan demikian, penilaian jurnal tampaknya lebih tepat untuk digunakan sebagai

alat penilaian untuk proses pembelajaran daripada untuk mengukur hasil

pembelajaran. Ini seperti halnya untuk mengamati perkembangan prilaku anak.

Jadi merupakan kelemahan bentuk penilaian jurnal adalah karena masih ada

orang tua yang kurang peduli terhadap proses pembelajaran anak, menyebabkan

kurangnya kepedulian terhadap bentuk penilaian ini. Namun demikian pada uji coba

ke III masih sedikit ditemukan jurnal yang tidak diberikan catatan, hanya di sisi lain,

catatan positif dan negatif tidak berimbang, dan tidak pula berimbang antara siswa

satu dan yang lainnya.

Bagi sekolah-sekolah yang perhatiannya terhadap penilaian sikap bagus,

terlihat pada kepedulian orang tua dalam mengisi jurnal dalam buku penghubung.

Menurut pernyataan beberapa guru, kepedulian orang tua juga berpengaruh dengan

keberhasilan belajar dan perkembangan sikap spritual dan sikap sosial siswa. Anak-

anak yang memiliki sikap keagamaan yang bagus, memang ditunjukkan oleh sikap-

Page 130: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

312

sikap orang tua yang terlihat kepeduliannya dalam merespon penilaian dan jurnal

dengan maksimal.

c. Format Buku Penghubung.

Seperti halnya dengan penilaian bentuk jurnal, pada uji coba ke III ini dari

respon orang tua tidak ada saran ataupun tambahan untuk sajian format buku

penghubung. Oleh karena itu, untuk format buku penghubung secara keseluruhan

pada uji coba ke III, mengingat sudah divalidasi oleh ahli dan sudah mengalami

perbaikan dari para pengguna, yaitu guru dan orang tua pada uji coba sebelumnya.

Penerimaan pengguna tersebut juga tergambar dalam proses pelaksanaan uji

coba ke III dilaksanakan lebih lancar dan lebih efesien dari uji coba sebelumnya, serta

direspon lebih baik. Dalam proses uji coba ke III, peneliti tidak mengalami hambatan

sebagaimana pada uji coba I dan II. Ini karena komunikasi dan pengarahan yang

terjalin dengan baik, serta FGD yang dilaksanaan beberapa kali pada setiap uji coba.

Peneliti dapat menyatakan bahwa penggunaan buku penghubung pada uji coba III

lebih mudah, praktis, dan tampaknya guru sudah lebih memahami dan menyadari

secara lebih baik terhadap pentingnya penilaian sikap yang berkesinambungan dan

keterlibatan orang tua. Dengan demikian, penilaian buku penghubung dapat

dinyatakan relevan digunkan sebagai alat penilaian sikap, baik spritual maupun sikap

sosial secara berkesinambungan, dapat dilaksanakan di sekolah dan di rumah oleh

orang tua siswa.

Page 131: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

313

Produk instrumen penilaian buku penghubung yang dimaksud berisikan

rangkaian penilaian pengamatan sikap spritual dan sikap sosial sesuai dengan materi-

materi pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kurikulum 2013. Instrumen penilaian

sikap terdiri dari rangkaian sinstrumen penilaian sikap buku penghubung kelas VII

semester I dan II, kemudian Buku Penghubung Kelas VIII semester I dan II. Adapun

untuk instrumen penilaian sikap buku penghubung pada kelas IX semester I dan

semester II, perlu disusun oleh guru-guru PAI dan Budi Pekerti di lain waktu. Ini

mengingat masih ada beberapa sekolah yang belum menggunakan kurikulum 2013

sampai sekarang ini.

10. Desiminasi Hasil Penelitian

Desiminasi hasil penelitian, secara sederhana peneliti laksanakan pada

kelompok MGMP dengan mengundang seluruh guru PAI di SMP Kota Banjarmasin.

Kegiatan desiminasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2018, pada jam

14.00 - selesai. Yang berhadir pada saat itu berjumlah 52 orang guru PAI dan Budi

Pekerti SMPN dan SMP Swasta di Kota Banjarmasin, koordinator MGMP dan

pengawas dan kepala SMP.

Desiminasi ini dilaksanakan untuk mensosialisasikan hasil uji coba instrumen

penilaian sikap pembelajaran PAI dan Budi Pekerti buku penghubung. Hasil dari uji

coba tersebut, menunjukkan bahwa instrumen penilaian memperoleh respon yang

sangat baik dari penerimaan para guru PAI dan Budi Pekerti, serta orang tua siswa,

terutama pada sekolah-sekolah yang menjadi sampel uji coba, dan juga pada

Page 132: BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran SMP/SMPN … IV.pdf · A. Gambaran SMP/SMPN yang Menjadi Subjek Penelitian Beberapa SMP yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil

314

SMP/SMPN lainnya di kota Banjarmasin. Selain itu, instrumen penilaian sikap dapat

dinyatakan layak berdasarkan hasil analisis validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena

itu, instrumen penilaian sikap ini dapat direkomendasikan menjadi alat penilaian yang

dapat dilaksanakan untuk mengamati perkembangan sikap keagamaan dan sosial anak

secara berkesinambungan di rumah dan di sekolah dengan cara bekerja sama antara

guru dan orang tua.

Beberapa guru pada kegiatan desiminasi, memberikan tanggapan positif

terhadap adanya instrumen penilaian sikap buku penghubung, dan umumnya mereka

menyatakan siap menerapkan buku penghubung, karena alat penilaian layak dengan

mengalami uji kualitas instrumen penilaian yang dianalisis berdasarkan analisis

rasional dan empiris.

Kelengkapan berkas pada kegiatan desiminasi, seperti absensi, sertifikat dan

dokumentasi kegiatan desiminasi hasil penelitian, peneliti sertakan pada bagian

lampiran disertasi. Kemudian produk penelitian ini berupa buku penghubung dapat

dibaca pada lampiran. Selain itu, desiminasi juga dilaksanakan di Pascasarjana UIN

antasari pada tanggal 2 Januari 2019.