BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Perusahaaneprints.umm.ac.id/62537/5/BAB...
Transcript of BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Perusahaaneprints.umm.ac.id/62537/5/BAB...
50
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan Perusahaan
Perusahaan PT.Fajar Putra Plasindo merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur plastic pallet dan peralatan rumah tangga. Perusahaan berdiri pada
tahun 2016 yang didirikan oleh Bapak Albert Tjondrokoesoemo. Perusahanan ini
memiliki badan hukum perseroan terbatas. Jenis Produk yang dihasil kan oleh PT
Fajar putra plasindo merupakan Plastic pallet, chair,dan sink. Standart Mutu yang
digunakan oleh perusahaan adalah ISO 9001:2008 / Iso 9001:20115. Visi yang
dimiliki oleh perusahan adalah “Menjadi perusahaan dengan keuangan yang kuat
dengan pimpinan pasar pallet plastic dan produk plastic lainnya, serta menjadi
pemain utama dalam inovasi dan teknologi pallet plastic dan produk plastic lainnya” .
Misi yang dimiliki oleh perusahaan merupakan “Menjadi produsen pallet plastic dan
produk plastic lainnya dengan kualitas terjamin harga kompetitif serta berperan aktif
secara sosial dengan lingkungan yang ada”.
4.1.1 Struktur organisasi
Gambar 4. 1 Struktur organisasi Perusahaan
51
Deskripsi tugas-tugas dari gambar stuktur organisasi diatas:
Dieektur utama memiliki tugas untuk mengkoordinasi visi dan misi yang ada
diperusahaan secara menyeluruh, dan bertugas untuk menyusun formula serta
strategi yang mengarahkan bisni dan untuk mengikuti perkembangan situasi
internal dan eksternal.
Manajer logistic yang bertugas untuk mengurus sistem serta mengasi alur
proses logistic yang dimulai dari penyimpanan, pengantaran untuk material,
bahan ataupun suku cadang perusahaan, dan barang ataupunsuku cadang, juga
barang jadi atau produk akhir supaya bisa dimanfaatkan dengan maksimal
oleh organisasi yang terkait.
Manajer HRD ialah yang bertugas untuk merencanakan / koordinasi tenaga
kerja perushaan yang memperkerjakan karyawan, mengawasi perekutan,
seleksi, wawancara serta menangani isu ketenagakerjaan yang terjadi dan
memberikan pelatihan pada perusahaan.
Manajer Keuangan adalah untuk mengoperasikan kehidupan perusahaan
secara efesien dan efektif dengan menjalin kerjasama antar manejer lain, yang
mengambil keputusan penting dalam proses penggajian karyawan serta untuk
melakukan investasi yang akan dilakukan.
Manajer PPIC bertugas untu melakikan pengkoordinasikan serta perencanaan
jadwal produksi, dan juga mengawasi proses produksi dan menentukan
standart kontrol kualitas produk yang disepakati.
Manajer Marketing ialah bertugas untuk menjalin hubungan baik serta
mengatur invoice pada konsumen.
Manajer Purchasing: Mencarai seta menganalisaj calon supplier yang sesuai
untuk material yang dibutuhkan untk melakukan koordinasi dengan pihak
suppier tentang kelengkapan dokumen.
52
4.1.3 Proses Produksi Pallet
Proses produksi plastic pallet antara NS 1111.4.-4D dan 1210.2-4T dalam
keseluruhan proses pembuatannya sama hanya yang membedakan perbedaan pada
ukuran pad produk palletnya. Berikut ini merupakan Operation Process Chart dari
plastic pallet NA 1210.2-4T yang berada di PT. Fajar Putra Plasindo
53
Gambar 4. 2 alur proses pembuatan pallet
Penjelasan :
Bahan utama yang yang dibutuhkan dalam membuat pallet plastic yaitu
Original Plastik (Polyprophylene) atau yang disebut PP Crusher Intraco dan MB
(Masterbacth). Original plastik (polyprophylene) merupakan biji plastic yang khusus
yang memang memiliki kualitas baik dibandingkan dengan bahan Cruser Intraco PP.
54
Adapun Cruser Intraco PP merupakan produk yang berasal dari hasil remanufaktur
produk pallet yang memiliki tidak keseesuaian produk atau yang disebut mengalami
kecacatan yang kemudian dilakukan penghancuran terhadap pallet tersebut sehingga
berubah bentuk menjadi plastik-plastik yang kecil. Sedangkan Masterbacth atau yang
disebut (Pewarna / MB) adalah bahan campuran yang digunakan secara opsional dan
dipergunakan bersama dengan bahan PP Crusher intraco untuk menghasilkan warna
produk yang lebih baik. Adapaun pada proses produksi jika menggunakan bahan
material Original plastic (polyprophylene) biasanya tidak perlu lagi Masterbatch atau
pewarna.
Proses pertama untuk membuat pallet plastic yaitu dengan mencampurkan
MB pewarna dan PP crusher Intraco kedalam mixer yang memiliki kapasitas 250kg
dengan jumlah komposisi 5% MB pewarna dan 95% PP crusher intraco dengan
waktu selama 30 detik, hal ini bertujuan supaya bahan MB pewarna dan PP Crusher
intraco bercampur dengan rata. Setelah semua bahan tercampur, bahan yang berasal
dari mesin mixer disedot melalui saluran ke mesin hooper/mesin J5400 untuk
dilakukan proses pengeringan terhadap material.
Setelah dilakukan pengeringan terhadap material tersebut selanjutnya
dilakukan material dimasukan kedalam mesin barrel barrel yang yang kemudian
secara otomatis material tersebut di lelehkan oleh heater / mesin pemanas yang
terdapat di dinding barrel dan digesekan yang diakibatkan oleh perputaran pada
sekrup injeksi. Materiall yang sudah meleleh dan diinjeksi oleh sekrup injeksi melalui
nozzle ke dalam cetakan yang berada di dalam mesin inject molding yang selanjutnya
dilakukan pendingan oleh air. Untuk setiap kali pada saat melakukan injeksi
pkomponen membutuhkan waktu injeksi kurang lebih 120 detik. Produk yang sudah
dingin dan mengeras kemudian akan dikeluarkan dari cetakan dengan bantuan
pendorong atau dengan bantuan angina / hidraulik yang ada dalam rumah cetakan
yang kemudian diambil oleh operator.
55
Pada saat proses pendingan produk secara bersamaan didalam barrel terjadi
proses pelelehan plastic sehingga saat produk dikeluarkan dari cetakan kemudian
cetakan tersebut menutup plastic yang sudah meleleh biasanya langsung dilakukan
injeksi. Sebelum melakukan proses produksi pada produk tertentu mesin D2100
tersebut sudah melalui setting oleh operator.
Setelah produk jadi selanjutnya akan dilakukan inspeksi olej operatoer, ada
dua jenis inspeksi yang dilakukan yaitu uji ketahanan dan inspeksi visual, inspeksi
ketahanan dilakukan dengan cara diambilnya beberapa sampel pallet plastic yang
kemudian dijatuhkan dari ketinggian 0.5 dan pada pallet tersebut tidak boleh pecah.
Ispeksi kedua yaitu dilakukan dengan cara dilakukan inspeksi secara visual untuk
menjaga kualitas produk secara visual dan bersamaan dengan pemasangan besi
penguat dan karet sebelumnya merupakan lonjoran/besi panjang yang kemudian
disesuaikan dengan panjang pallet plastic.Setelah produk selesai dipasang besi
penguat dan karet produk dipindahkan kedalam tempat penampungan sementara oleh
operator untuk disusun, untuk satu tumpukan pallet berisi 10 pallet dan selanjutnya
dipindahkan ke gudang menggunakan forklif.
4.1.4 Jalur Supply chain PT Fajar Putra Plasindo
Jalur supply chain yang menerangkan mengenai jalur supply chain PT Fajar
Putra Plasindo yang dimulai dari hulu hingga hilir. Adapun jalur supply chain adalah
sebagai berikut:
Gambar 4. 3 Jalur pertama green supply chain yang berada di PT. Fajar Putra Plasindo
56
Jalur supply chain yang ada pada PT Fajar Putra Plasindo dari hulu hingga hilir yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Perusahaan memberikan data permintaan produk (demand) dari staff
marketing kepada departemen produksi
2. Selanjutnya bagian produksi mengajukan surat permintaan material atau
barang kepada departemen pembelian
3. Kemudian departemen pembelian barang mengurus proses pengadaan barang
atau material yang diperlukan sampai ke perusahaan.
4. Material atau barang dikirim ke departemen produksi untuk dilakukan
produksi terhadap material atau barang yang ada.
5. Setelah produk selesai diproduksi yang proses quality kontrol produk
disimpan sementara digudang.
6. Produk yang sudah melewati proses quality control siap untuk didistribusikan
oleh distributor.
4.1. 5 Pengukuran kinerja perusahaan saat ini
Seperti yang sudah dijelaskan di latar belakang penelitian, bahwa perusahan
tidak meliki sistem pengukuran kinerja yang jelas, pengukuran kinerja yang
dilakukan hanya dengan subyektifitas dari pemimpin yang paling tahudan tidak
adanya sebuah penilaian dengan studyyang bisa dipergunakan untuk meningkatkan
sebuah kinerja perusahaan.
4.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan datadilakukan dalam penelitian ini meliputi semua data yang
diperlukan dalam pengerjaan skripsi. Data yang diperlukan diantaranya: Data KPI,
supplier, pegawai dan sebagainya, data mengenai data produksi dan arsip supplier dan
lain sebagainya. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini bisa dilihat dibawah ini.
57
4.2.1 Data Volume Produksi Pallet
Produk yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah produk pallet plastic.
Pengukuran aktual indikator P.1.2 mengenai jumlah prosentase produk yang sudah
diproduksi untuk memenuhi pesanan dari konsumen.
Bulan Jumlah Pallet (pcs) Target (pcs)
September 9869 8262
Oktober 10236 8262
November 10116 8262
Desember 8262 8262
Tabel 4. 1 Volume produksi pallet
4.2.2 Data Jumlah Bahan Baku
Jumlah dalam kebutuhan bahan baku yang digunakan pada saat pengukuran
indikator S.1.1, S.1.2, S.1.3, S.2.1, S.3.1, S.4.1 yaitu mengenai jumlah bahan baku,
kesesuaian material datang, dan juga jumlah material yang digunakan dalam proses
pengukuran indikator aktual yang ada pada R.4.1. Prosentase scrap yang bisa didaur
ulang dari jumlah material yang ada.
Bulan Jumlah (kg) Scrap (kg)
September 9375.55 493.45
Oktober 9724.2 511.8
November 9657.7 508.3
Desember 7848.9 413.1
Tabel 4. 2 Bahan baku produksi pallet
58
4.2.3 Data Kecacatan dan Total limbah Dihasilkan
Data kecacatan dan limbah yang dihasilkan digunakan untuk proses
pengukuran indikator M.1.1 yang berupa presentase kecacatan yang ada saat proses
produksi.
Bulan Jumlah(pcs)
September 327
Oktober 432
November 404
Desember 348
Tabel 4. 3 Kecacatan limbah produksi pallet
Jumlah data limbah yang dihasilakn digunakan untuk proses pengukuran indikator
M.3.1 dan juga pada M.3.2 yaitu dengan banyaknya jumlah limbah padat dan cair
yang dihasilkan pada proses produksi.
Limbah padat
Bulan Jumlah Recycle %
September 289 100%
Oktober 290 100%
November 301 100%
Desember 288 100%
Tabel 4. 4 Limbah padat produksi palle
59
Limbah Cair
Bulan Jumlah (L)
September 756
Oktober 976
November 958
Desember 686
Tabel 4. 5 Limbah cair produksi pallet
4.2.4 Data Pengiriman Pesanan
Data pengiriman pesanan digunakan untuk proses pengukuran aktual
indikiator yang ada pada D.1.1, D.1.2 dimana ketepatan jumlah barang dan juga
keteapatan waktu pada saat dikirim dalam memenuhi pesanan dan juga untuk
pengukuran aktual indikator yang ada pada R.1.1. Jumlah unit yang dikembalikan
karena tidak sesuai oleh standart.
Bulan Total pengiriman Frekuensi pengiriman Keterlambatan Return
September 9869 15 kali 2 kali 132
Oktober 10236 15 kali 5 kali 145
November 10116 15 kali 4 kali 142
Desember 8262 15 kali 0 kali 122
Tabel 4. 6 Pengiriman pesanan produk pallet
4.2.5 Data Komplain Terhadap Perusahaan
Data Komplain digunakan untuk proses pengukuran kinerja indikator return
R.2.1 yaitu terkait pelanggaran lingkungan dalam proses bisnis perusahaan data
berikut adalah jumlah komplain yang telah dilakukan oleh mayarakat sekitar terhadap
perusahaan terkait demgan lingkungan dalam proses bisnisnya.
60
Bulan Jumlah komplain
September 3
Oktober 6
November 5
Desember 4
Tabel 4. 7 Komplain masyarakat Pada perusahaan
4.2.6 Data Jumlah Penggunaan Sumber Daya
Data jumlah penggunaan sumber daya digunakan untuk pengukuran aktual
indikator kode M.1.2 dan D.4.1 yaitu energy yang di pergunakan untuk memproduksi
1 unit produk dan jumlah bahan bakar yang telah digunakan untuk proses delivery.
Bulan Listrik (Kwh) BBM (L)
September 15220 1.250
Oktober 16300 1.432
November 13242 1.120
Desember 15341 1.340
Tabel 4. 8 Penggunaan jumlah sumber daya
Data diatas merupakan data yang digunakan untuk penelitian ini lebih lengkap dan
dapat dilihat pada lampiran.
4.3 Pengolahan Data
Pada bab 4 pengolahan data yang berisikan proses pengolahan data secara
bertahap dalam prose pengerjaan skripsi .Pennetuan terhadap sub bab dan sub bab
bab sudah disesuaikan dengan langkah yang ada di flowchart penelitian serta pada
tujuan yang ada di bab 1. Adapaun dengan proses pengolahan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
61
4.3.1 Perancangan sistem pengukuran kinerja Green supply chain sesuai kondisi
perusahaan
Dalam tahap perancangan ini memiliki output berupa struktur hierarki
pengukuran kinerja green supply chain dengan adanya bobot di setiap KPI-nya
adapun proses atau tahapan yang dilakukan antara lain: menentukan KPI yang
berdasarkan kerangka model green SCOR, melakukan verifikasi KPI yang
dilanjutkan dengan pembobotan KPI yang menggunakan metode AHP dengan
menggunakan software Exspert choice.
4.3.1.1 Identifikasi kriteria-Kriteria pada kinerja green supply chain (GSCM)
Pengukuran kinerja green supply chain dipergunakan dalam model hierarki
yang menyerupai hierarki kinerja disetiap elemen menyerupai bentuk segitiga.
Hierarki tersebut mempunyai tujuan paling utama yaitu mendapatkan hierarki kinerja
yang setiap elemennya menuju kebawah maka akan semakin jelas untuk diamati.
Dalam pengukuran kinerja green supply chain difokuskan pada lima proses utama
supply chain yang berada dalam model green scor yaitu: keandalan (realibility),
kecepatan merespon (responsiveness), flexibilitas (flexibilitas),biaya (cost), dan asset
(assets). Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.
62
Gambar 4. 4 Hierarki awal Pengukuran kinerja green supply chain
Seperti hal yang dijelaskan pada bab 1 bahwa dalam penelitian ini tidak dilakukan
perhitungan cost / biaya maka diperoleh hierarki pengukuran green supply chain yang
dapat dilihat pada gambar berikut.dapat dilihat pada gambar berikut.
Performa Supply Chain
Plan Make Source Deliver Return
Reliability
Responsivene
ss
Flexibility Cost Assets
Indikator - Indikator Kinerja Supply Chain
63
Gambar 4. 5 Hierarki pengukuran kinerja green supply chain
Plan Make Source Deliver Return
Reliability
Responsivene
ss
Flexibility Assets
Indikator - Indikator Kinerja Supply Chain
Performa Supply Chain
64
4.3.1.2 Penentuan Key performance Indicator Dengan Model Green scor
Model green scor dibagi menjadi lima proses manajemen yaitu: plan, make
source, deliver, dan return. Dari hal tersebut dapat diperoleh KPI yang ssesuai
dengan kondisi perusahaan saat ini. Sesuai dengan penjelasan yang ada pada bab 1
bahwa perancangan pengukuran kinerja yang dilakukan hanya dalam lingkup /
internal perusahaan yang dimaksud merupakan supply chain PT fajar putra plasindo
yang dimulai dari supplier sampai dengan distributor. Penentuan KPI dapat dilakunan
dengan berdiskusi dan melakukan wawancara kepada team manajemen perusahaan
yang terkait dengan prosesnya. Hasil diskusi dan wawancara dengan team manajemen
dapat dirujuk dengan jurnal atau referensi sehingga diperoleh indikator kinerja untuk
mengukur dari tingkat keberhasilan dari masing-masing prespektif.
Gambar 4. 6 Hierarki pengukuran kinerja green supply chain akhir
Supplier
Plan Source Make
Deliver Return
Reliability Responsivenes
s
Flexibility Assets
Distributor
65
Berdasarkan dari hasil gambar diatas dalam penentuan KPI dapat dilakukan dengan
menggunakan cara berdiskusi, wawancara pada pihak manajemen yang berkaitan
dengan masing-masing proses utama yang diantaranya adalah: dari bagian pabrik
meliputi departemen produksi , departemen kualiti kontrol, departemen gudang,
departemen maintenance dan juga departemen operasional meliputi bagian dari
marketing dan pembelian. Hasil yang diperoleh dari diskusi serta wawancara yang
dilakukan dengan pihak manajemen dan serta merujuk dari beberapa referensi
ataupun sumber bisa ditentukan dari indikator kinerja yang dapat digunakan dalam
mengukur keberhasilan dari masing-masing prespektif, hasil yang diperoleh dari
penentuan KPI berdasarkan green scor diperoleh 30 KPI yang bisa dilihat pada tabel
4.9
66
No Prespektif Atribut Tujuan Kode
KPI
KPI
1 Plan Realibily Mengurangi kecacatan yang
diakibatkan kesalahan dalam men
setting mesin
P.1.1 Kesalan dalam proses injeksi mesin
Meningkatkan jumlah ketepatan hasil
produksi
P.1.2 Prosesntase jumlah kesesuaia hasil
unit produksi dengan target produksi
Responsiveness Meluaskan jumlah respon pelanggan
maupun pasar
P.2.1 Prosentase jumlah tingkat penjualan
Flexibility Meluaskan dalam jumlah peningkatan
flexibility dalam reschedule proses
produksi
P.3.1 Lama waktu proses yang di gunakan
dalam reschedule pada jadwal
produksi saat terjadi perubahan
Assets Menambah pengetahuan tenaga kerja
terhadap lingkungan
P.4.1 Jumlah tenaga kerja yang diberi
pelatihan terkait tentang isu
lingkungan
2 Source Reliability Meningkatkan jumlah bahan baku yang
telah memenuhi standart
S.1.1 Jumlah material yang datang sesuai
dengan standart
Meningkatkan jumlah ketepatan barang
bahan baku yang datang
S.1.2 Ketepatan jumlah dari material yang
datang
Meningkatkan jumlah kesesuain
barang material yang dibutuhkan
S.1.3 Ketepatan jumlah material yang
dibutuhkan
Responsiveness Meningkatkan kemampuan dalam S.2.1 Waktu yang dibutuhkan supplier
67
responsiveness terhadap supplier untuk merespon permintaan sehingga
permintaan tidak sampai
Flexibility Meningkatkan flexibilitas supplier
untuk menanggapi perubahan order
yang dilakukan
S.3.1 Ketepatan jumlah material yang bisa
dipenuhi supplier saat terjadi
perubahan pesanan
Assets Menurunkan kecelakan kerja pada
pekerja yang disebabkan mesin
S.4.1 Jumlah mesin berbahaya pada saat
produksi
3 Make Realibily Meminimasi atau Mengurangi produk
cacat yang ada pada proses produksi
M.1.1 Persentasi cacat produk pada saat
proses produksi
Menurunkan jumlah penggunaan
sumber daya yang ada pada proses
produksi
M.1.2 Jumlah energi total yang
dipergunakan untuk produksi satu unit
produk (Kwh/pcs)
M.1.3 Berat material yang dipergunakan
dalam produksi per-unit produk
(Kg/Pcs)
M.1.4 Efesiensi alat dalam pembuatan
produk
Responsiveness Meningkatkan efesiensi waktu pada
mesin saat proses produksi
M.2.1 Waktu yang digunakan untuk set up
mesin
Flexibility Meningkatkan jumlah hasil produk
yang dapat dipenuhi dalam waktu
tertentu
M.3.1 persentase jumlah pengingkatan
vaariasi produk yang dapat diproduksi
untuk kurun waktu tertrntu
68
Assets Menurunkan kuantitas limbah dari
proses produksi
M.4.1 Jumlah limbah padat yang dihasilkan
M.4.2 Jumlah limbah cair yang dihasilkan
4 Deliver Reliability Meningkatkan jumlah order terkirim
dengan jumlah dan waktu yang tepat
D.1.1 persentase order pada distributor
terkirim jumlah yang tepat
D.1.2 persentase order pada distributor
terkirim tepat waktu
Responsiveness Mengoptimalkan waktu dalam
produksi produk sampai dengan
produk diterima distributor
D.2.1 Waktu dibutuhkan pada awal pesanan
hingga produk sampai kepada
distributor
Flexibility Meminimalkan waktu proses
pengiriman pada order produk
tambahan
D.3.1 Lama waktu yang butuhkan pada
proses pengirmiman tambahan order
Assets Menurunkan penggunaan jumlah baha
bakar yang digunakan
D.4.1 Jumlah bahan bakar pada proses
delevery
5 Return Reliability Mengurangi jumlah unit yang
dikembalikan yang tidak sesuai dengan
standart produk
R.1.1 Jumlah unit produk yang
dikembalikan tidak sesuai dengan
standart
R.1.2 Perbaikan atau pergantian produk
terhadapap waktu yang tidak sesuai
Responsiveness Meminimalkan pelanggaran terkait isu
lingkungan yang dikakukan perusahaan
R.2.1 Banyak pelanggaran terkait
lingkungan dalam bisnis perusahaan
69
R.2.2 Banyak komplain dari konsumen
terkait persyaratan lingkungan
Flexibility Meningkatkan jumlah yang bisa di
recovery yang diakibatkan dari
pengembalian produk dari custumer
R.3.1 Produk yang dapat direpair akibat
pengembalian
Assets Prosentase scrap yang bisa didaur
ulang kembali dari total material yang
ada
R.4.1 persentase scrap yang bisa di daur
ulang kembali dari banyak scrap
material yang ada
Tabel 4. 9 Tabel KPI berdasarkan kerangaka green scor
70
4.3.1.3 Verifikasi KPI
Dalam proses verifikasi berdasarkan penentuan KPI pada tahap berikutnya
dari hasil yang diperoleh dari KPI tersebut selanjutntya dilakukan proses verifikasi
dengan mengajukan indikator-indiktor yang telah ditentukan pada pihak perusahaan
kemudian diproses verivikasi dilakukan oleh perusahaan.Dari 28 KPI yang diajukan
pada perusahaan diperoleh 26 KPI yang terverivikasi yang telah sesuai dengan
kondisi lapangan hasil yang di peroleh dari proses verifikasi dapat dilihat di lampiran
B. Dari 26 KPI yang sudah dilakukan verifikasi selanjutnya dilakukan prose
pembobotan.
4.3.1.4 Tipe KPI
Pada tipe KPI ini yang sudah dijelaskan pada bab 2 ada 3 tipe KPI yaitu Large
the better, Smaller the better, Nominal is better. Tipe Large the better yaitu semakin
besar nilai yang di dapat maka kinerja semakin baik.Untuk tipe Smaller the better jika
nilai yang dihasilkan semakin kecil maka kinerja semakin baik, dan untuk nominal is
better biasanya telah ditetapkan nilai dari suatu nominal tertentu apabila nilai tersebut
mendekati nilai kualitas yang sudah ditentukan maka kinerja semakin baik. Pada
penelitian yang dilakukan KPI ditetapkan pada untuk target realitis pada di setiap KPI
nya. Apabila target realistis terhadap KPI tersebut bernilai tinggi maka tipe KPI
tersebut Large the better, hasil penempatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
NO Simbol KPI Type KPI
1 P.1.1 Kesalan dalam proses injeksi mesin Smaller the better
2 P.1.2 Prosesntase jumlah kesesuaia hasil unit
produksi dengan target produksi
Large the better
3 P.2.1 Prosentase jumlah tingkat penjualan Large the better
4 P.3.1
Lama waktu proses yang di gunakan
dalam reschedule pada jadwal produksi
saat terjadi perubahan
Smaller the better
71
5 P.4.1 Jumlah tenaga kerja yang diberi pelatihan
terkait tentang isu lingkungan
Large the better
6 S.1.1 Jumlah material yang datang sesuai
dengan standart
Large the better
7 S.1.2 Ketepatan jumlah dari material yang
datang
large the better
8 S.1.3 Ketepatan jumlah material yang
dibutuhkan
Large the better
9 S.2.1
Waktu yang dibutuhkan supplier untuk
merespon permintaan sehingga permintaan
tidak sampai
smaller the better
10 S.3.1
Ketepatan jumlah material yang bisa
dipenuhi supplier saat terjadi perubahan
pesanan
Smaller the better
11 S.4.1 Jumlah mesin berbahaya pada saat
produksi
smaller the better
12 M.1.1 Persentasi cacat produk pada saat proses
produksi
smaller the better
13 M.1.2 Jumlah energi total yang dipergunakan
untuk produksi satu unit produk (Kwh/pcs)
Smaller the better
14 M.1.3 Berat material yang dipergunakan dalam
produksi per-unit produk (Kg/Pcs)
Nominal the better
15 M.2.1 Waktu yang digunakan untuk set up mesin Smaller the better
16 M.3.1
persentase jumlah pengingkatan vaariasi
produk yang dapat diproduksi untuk kurun
waktu tertrntu/ waktu yang digunakan
untuk produksi 1 produk
Nominal is better
17 M.4.1 Jumlah limbah padat yang dihasilkan Smaller the better
18 M.4.2 Jumlah limbah cair yang dihasilkan Smaller the better
72
19 D.1.1 persentase order pada distributor terkirim
jumlah yang tepat
Large the better
20 D.1.2 persentase order pada distributor terkirim
tepat waktu
Large the better
21 D.2.1 Waktu dibutuhkan pada awal pesanan
hingga produk sampai kepada distributor
Large the better
22 D.3.1 Lama waktu yang butuhkan pada proses
pengirmiman tambahan order
Smaller the better
23 D.4.1 Jumlah bahan bakar pada proses delevery smaller the better
24 R.1.1 Jumlah unit produk yang dikembalikan
tidak sesuai dengan standart
Smaller the better
25 R.1.2 Perbaikan atau pergantian produk
terhadapap waktu yang tidak sesuai
Smaller the better
26 R.2.1 Banyak pelanggaran terkait lingkungan
dalam bisnis perusahaan
smaller the better
27 R.2.2 Banyak komplain dari konsumen terkait
persyaratan lingkungan
smaller the better
28 R.3.1 Produk yang dapat direpair akibat
pengembalian
large the better
29 R.4.1
persentase scrap yang bisa di daur ulang
kembali dari banyak scrap material yang
ada
Large the better
Tabel 4. 10 Penetuan KPI
4.3.1.5 Pembobotan KPI
Dilakukannya pembobotan KPI bertujuan untuk menentukan tingkat
kepentingan yang didapat dari KPI yang sudah ada. Pembobotan dilakukann
menggunakan model AHP (analitycal hierarchi process) pengolahannya
menggunakan software expert choice. Pembobotan yang dilakukan ada 3 level yaitu
ada 5 proses inti dari green supply chain sebagai berikut, plan, source, make, deliver,
73
dan return. Level 2 ada 4 aspek yaitu reliability, responsiveness, flexibility dan assets
yang telah sesuai dengan kondisi perusahan yang dimana pada level 3 terdapat 28
indikator.
Proses pembobotan data yang telah dikumpulkan dalam bentuk kuisoner,
kuisoner tersebut kemudian disebarkan pada pihak yang berkompeten pada
perusahaan dan tentu telah memahami kondisi nyata perusahaan yaitu : kabag
produksi,kabag QC, kaba maintenance, kabag gudang, kabag pembelian, dan serta
wakil kepala perusahaan yang bisa dilihat pada lampiran C. Hasil dari kuisoner
tersebut kemudian diolah menggunakan software expert choice untuk mengetahui
dari bobot kepentingan green supply chain secara keseluruhan tiap indikator. Hasil
pembobotan bisa dilihat pada tabel .4.16-4.18
No Kode key performance indicator Bobot
1 P Plan 0.059
2 S Source 0.170
3 M Make 0.164
4 D Deliver 0.189
5 R Return 0.417
Total 1
Inconcitency 0.08
Tabel 4. 11 Hasil pembobotan key performance indicator level 1
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa plan memiliki jumlah bobot 0.059, source
memiliki bobot 0.170, make memiliki jumlah bobot sebesar 0.164, deliver memiliki
jumlah bobot 0.189, sedangkan return memiliki bobot 0.417 dan memiliki jumlah
inconcitency 0.08.
74
Hasil pembobotan KPI level 2
No Kode Key performance indikator Bobot awal Bobot/
Normalisasi
1 P.1.1 Reliability 0.299 0.017
P.2.1 Responsiveness 0.124 0.007
P.3.1 Flexibility 0.188 0.011
P.4.1 Assets 0.389 0.022
2 S.1.1 Reliability 0.103 0.017
S.2.1 Responsiveness 0.369 0.062
S.3.1 Flexibility 0.209 0.035
S.4.1 Assets 0.319 0.054
3 M.1.1 Reliability 0.15 0.024
M.2.1 Responsiveness 0.344 0.056
M.3.1 Flexibility 0.126 0.020
M.4.1 Assets 0.381 0.062
4 D.1.1 Reliability 0.203 0.038
D.2.1 Responsiveness 0.325 0.061
D.3.1 Flexibility 0.186 0.035
D.4.1 Assets 0.285 0.053
5 R.1.1 Reliability 0.439 0.183
R.2.1 Responsiveness 0.137 0.057
R.3.1 Flexibility 0.192 0.080
R.4.1 Assets 0.232 0.096
Total 1
75
Tabel 4. 12 Hasil pembobotan key performance indicator level 2
Berdasarkan hasil perhitungan pembobotan level 2 yang diperoleh dengan
menggunakan software expert choice dengan cara pengelompokan dengan indikator
yang ada diketahui bahwa hasil dari realibility, responsiveness, flexibility dan juga
assets yang ada pada indikator plan adalah 0.017, 0.007, 0.011, 0.022. Sedangkan
bobot yang diketahui dari realibility, responsiveness, flexibility dan juga assets yang
ada pada indikator Source yaitu 0.017, 0.062, 0.035, 0.054. dan hasil bobot yang
diperoleh dari realibility, responsiveness, flexibility dan juga assets yang ada pada
indikator Make dengan nilai bobot 0.024, 0.056, 0.020, 0.062. dan hasil nilai bobot
realibility, responsiveness, flexibility dan juga assets yang ada pada indikator deliver
yaitu 0.038, 0.061, 0.035, 0.053, Serta hasil bobot yang diperoleh dari realibility,
responsiveness, flexibility dan juga assets yang ada pada indikator Return dengan
bobot yang diperoleh 0.183, 0.057,0.080,0.090. Bobot diatas diperoleh dengan
menggunakan expert choice yang kemudian dikalikan dengan bobot yang ada pada
level 1 yang disesuaikan dengan indikator yang ada.
Kode
KPI
KPI bobot
Awal
Bobot
normalisa
si
P.1.1 Kesalan dalam proses injeksi mesin 0.667 0.011
P.1.2 Prosesntase jumlah kesesuaia hasil unit produksi
dengan target produksi
0.333 0.005
P.2.1 Prosentase jumlah tingkat penjualan 1000 0.007
P.3.1 Lama waktu proses yang di gunakan dalam
reschedule pada jadwal produksi saat terjadi
perubahan
1000 0.011
P.4.1 Jumlah tenaga kerja yang diberi pelatihan terkait
tentang isu lingkungan
1000 0.022
S.1.1 Jumlah material yang datang sesuai dengan standart 0.179 0.003
76
S.1.2 Ketepatan jumlah dari material yang datang 0.209 0.003
S.1.3 Ketepatan jumlah material yang dibutuhkan 0.612 0.010
S.2.1 Waktu yang dibutuhkan supplier untuk merespon
permintaan sehingga permintaan tidak sampai
1000 0.062
S.3.1 Ketepatan jumlah material yang bisa dipenuhi
supplier saat terjadi perubahan pesanan
1000 0.035
S.4.1 Jumlah mesin berbahaya pada saat produksi 1000 0.054
M.1.1 Persentasi cacat produk pada saat proses produksi 0.26 0.006
M.1.2 Jumlah energi total yang dipergunakan untuk
produksi satu unit produk (Kwh/pcs)
0.327 0.008
M.1.3 Berat material yang dipergunakan dalam produksi
per-unit produk (Kg/Pcs)
0.413 0.010
M.2.1 Waktu yang digunakan untuk set up mesin 1000 0.056
M.3.1 persentase jumlah pengingkatan vaariasi produk
yang dapat diproduksi untuk kurun waktu tertrntu
1000 0.020
M.4.1 Jumlah limbah padat yang dihasilkan 0.25 0.015
M.4.2 Jumlah limbah cair yang dihasilkan 0.75 0.040
D.1.1 persentase order pada distributor terkirim jumlah
yang tepat
0.5 0.019
D.1.2 persentase order pada distributor terkirim tepat
waktu
0.5 0.019
D.2.1 Waktu dibutuhkan pada awal pesanan hingga
produk sampai kepada distributor
1000 0.061
D.3.1 Lama waktu yang butuhkan pada proses
pengirmiman tambahan order
1000 0.035
D.4.1 Jumlah bahan bakar pada proses delevery 1000 0.053
R.1.1 Jumlah unit produk yang dikembalikan tidak sesuai
dengan standart
0.333 0.060
77
R.1.2 Perbaikan atau pergantian produk terhadapap waktu
yang tidak sesuai
0.667 0.122
R.2.1 Banyak pelanggaran terkait lingkungan dalam
bisnis perusahaan
0.5 0.028
R.2.2 Banyak komplain dari konsumen terkait persyaratan
lingkungan
0.5 0.028
R.3.1 Produk yang dapat direpair akibat pengembalian 1000 0.080
R.4.1 persentase scrap yang bisa di daur ulang kembali
dari banyak scrap material yang ada
1000 0.096
Tabel 4. 13 Pembobotan KPI level 3
Pada tabel 4.18 dapat diketahui bahwa pada indikator plan dengan kode P.1.1.
memiliki jumlah bobot sebesar 0.011 dan pada kode P.1.2 memiliki jumlah bobot
sebesar 0.005 dan seterusnya hasil pembobotan dapat dilihat pada tabel. Hasil bobot
tertinggi dapat dilihat pada indikator Return dengan kode R.1.2 dengan bobot yang
dihasilkan sebesar 0.122. Sedangkan untuk bobot terendah dapat dilihat pada
indikator Source dengan kode S.1.1 dan S.1.2 dengan bobot yang dihasilkan sebesar
0.003. Bobot diperoleh dari bobot awal yang dipeoleh dari software espert choice
yang kemudian dikalikan dengan bobot pada level 2 sesuai dengan indikator yang
sudah dikelompokan.
4.3.3 Pengukuran Kinerja Green Supply Chain
4.3.3.1 Penetuan spesikasi pada Key Performance Indicator
Proses penentuan spesifikasi dari masing-masing KPI di lakukan untuk
mempermudah pada proses pengukuran kinerja. Spesifikasi yang ada adalah sebagai
berikut :
1. Nama KPI
2. Kode KPI
3. Tipe KPI
a. Large the better
b. Smaller the better
78
c. Nominal is better
4. Satuan pengukuran
5. Periode Pengukuran
6. Deskripsi KPI
7. Nilai pencapaian minimum
8. Nilai pencapaian maksimum
9. Formula / cara mengukur
Supaya lebih jelas adapun contoh key performance indikator dan spesifikasinya bisa
dilihat pada tabel berikut :
Nama KPI Kesalan dalam proses injeksi mesin
Kode KPI P.1.1
Type KPI Smalller the better
Satuan Presentase (%)
Deskripsi Kesalan dalam proses injeksi mesin
Nilai maksimum 100
Nilai minimum 80
Periode pengukuran Bulanan
Formula / cara mengukur 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑗𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑥100%
Deskripsi Key performance indikator secara lengkap beserta spesifikasi bisa
dilihat pada lampiran.
79
4.3.3.2 Scoring System dengan OMAX
Scoring system berfungsi untuk menyamakan skala dari masing-masing KPI,
sehingga perusahaan mampu dalam mengatur dan menentukan tingkat pencapaian
dari masing-masing dengan menggunakan nilai range 0-10. Dengan pencapaian
masing-masing KPI level 10 yaitu dengan menunjukan sasaran nilai kinerja yang
dicapai untuk level 3 untuk rata-rata dan untuk level 0 nilai terendah.
Pada metode objective matrix (OMAX) harus menentuka performance, target
realistis, rata-rata dan pencapaian terburuk pada objective matrix. Untuk performance
data yang diperoleh dari periode ke 4 dan untuk target realistis merupakan nilai
pencapaian terburuk adalah data terebaik dari 4 periode. Untuk rata-rata merupakan
data rata-rata dari 4 periode tersebut dan untuk pencapain terburuk ialah nilah
terburuk yang diperoleh dari 4 periode data tersebut. Untuk terlihat lebih jelas berikut
ini merupakan tabel yang digunakan untuk menentukan performance, target realistis
dan rata-rata dari data histori , pencapaian terburuk dan penetuan skala yang dipeoleh
dari skala tertinggi sampai yang terendah yang dapat dilihat pada tabel.
80
no kode
KPI
Satu
an
Periode perfor
mance
Target
realisti
s
Rat-rata Pencapaia
n terburuk
Type Kpi
1 2 3 4
1
P.1.1 % 0.033 0.043 0.039 0.042 0.042 0.033 0.039 0.04 Smaller the better
2 P.1.2 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Large the better
3 P.2.1 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Large the better
4 P.3.1 Jam 2.00 2.00 2.00 1.30 1.30 1.30 1.72 2.00 Smaller the better
5 P.4.1 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Large the better
6 S.1.1 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Large the better
7 S.1.2 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 large the better
8 S.1.3 % 100.00
0
100.00
0
96.760 98.29
8
99.82
3
100.00
0
98.671 96.760 Large the better
81
9 S.2.1 Hari 4.000 7.000 6.000 3.000 3.000 4.000 4.600 7.000 smaller the better
10 S.3.1 % 100.00
0
99.000 99.000 99.00
0
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Smaller the better
11 S.4.1 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 smaller the better
12 M.1.1 % 0.300 0.400 0.400 0.400 0.400 0.398 0.400 0.400 Nominal is better
13 M.1.2 Kw
h/pc
s
1.542 1.592 1.300 0.162 0.162 1.542 1.149 1.592 Smaller the better
14 M.1.3 gr/P
cs
16.500 16.500 16.500 16.50
0
16.50
0
16.500 16.500 16.5 Nominal the better
15 M.2.1 Me
nit
180.00 200.00
0
200.00 180.0
0
180.0
0
188.00 188.000 200.00 Smaller the better
16 M.3.1 unit 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Nominal the better
17 M.4.1 Unit 289.00
0
290.00
0
301.00
0
288.0
00
288.0
00
289.00
0
291.200 301 Smaller the better
18 M.4.2 Lite
r
756.00
0
976.00
0
958.00
0
686.0
00
686.0
00
756.00
0
8124.000 976.000 Smaller the better
82
19 D.1.1 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Large the better
20 D.1.2 % 75.000 67.000 62.500 100.0
00
100.0
00
75.000 80.900 62.500 Large the better
21 D.2.1 Hari 7.000 7.000 5.000 6.000 6.000 7.000 6.200 7000 Large the better
22 D.3.1 Hari 9000 9000 7000 8000 8.000 9.000 8.200 9000 Smaller the better
23 D.4.1 Lite
r
1823.0
00
2430.
000
2048.
000
1680.
000
1680.
000
1823.0
00
1914.000 2430.000 smaller the better
24 R.1.1 % 0.013 0.043 0.014 0.014 0.014 0.013 0.012 0.014 Smaller the better
25 R.1.2 % 1.000 1.000 1.000 1.000
0
1.000 1.000 1.000 1.000 Smaller the better
26 R.2.1 % 5. 000 7000 5000 4000 4000 5000 5000 7000 smaller the better
27 R.2.2 % 3000 6000 5000 4000 4000 3000 4.400 6000 smaller the better
28 R.3.1 % 96.000 95.000 92.000 93.00
0
93.00
0
96.000 94.000 96.000 large the better
29 R.4.1 % 100.00
0
100.00
0
100.00
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
100.000 100.000 Large the better
83
Tabel 4. 14 Tabel scoring system menggunakan omax
Perhitungan pada scoring system performance:
Langkah yang dilakukan untuk melakukan perhitungan guna memperoleh nilai pada
tabel masing-masing KPI setelah dilakukan perhitungan KPO pada level 0 sampai
level 10 bagian monitoring bisa diisi sesuai dengan level yang ada performance.
Digunakan rumus interpolasi untuk mengisi level bada bagian monitoring. Adapun
contoh yang diberikan untuk perhitungan KPI P.1.1 sebagai berikut:
Nama KPI Kesalan dalam proses injeksi mesin
Kode KPI P.1.1
Type KPI Smalller the better
Satuan Presentase (%)
Deskripsi Kesalan dalam proses injeksi mesin
Periode pengukuran Bulanan
Formula / cara mengukur 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑗𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝑥100%
Contoh perhitungan 32
9869𝑥100%= 3,24
Level 3 = 3,98
Level 4 = 3,87
Nilai performance yang diperoleh pada :
-1,32 (x-3) = -0,96 (4-x)
-1,32 x + 3,96 = 3,84 – 3,96
84
-2,09 x = -7,8
X =3,8
Performannce dapat ditentukan dari data keempat atau dari data terakhir data
historis.Untuk target realistis ditentukan dari data terbaikdari rata-rata dari data
hitoris yang didapat. Untuk bisa menentukan data pencapaaian terburuk bisa dilihat
dari data terburuk didalam data historis yang dimiliki perusahaan. Setelah selesai
menentukan performance, target realist, serta rata-rata dan juga pencapaian terburuk
selanjutnya bisa menentukan skala tertinggi hingga terendah dengan melakukan
scoring system menggunaka metode OMAX (objective matrix) yang bertujuan untuk
mengetahui dari nilai pencapaian dari masing-masing target KPI pada periode
tertentu yang dengan menggunakan range 0-10 di setiap KPInya. Dengan melakukan
perhitunga secara interpolasi untuk mengisi level dan skor yang berada pada kolo,
objective matrik. Berikut merupakan contoh perhitungan dari objective matrik untuk
KPI.1.1 pada prespektif plan.
1. Level yang telah diketahui:
a. Level 0 = 3,93
b. Level 3 = 3,98
c. Level 10= 3,24
2. Perhitungan Level 1 sampai dengan level 2
Rumus interpolasi 0-3:
𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 3 − 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 0
3 − 0=
3,98 − 3,93
3= 0,016
a. Level 1 = 3,93+ (0,016 ) = 3,946
b. Level 2 = 3,946+ (0,016) = 3,962
2. Perhitungan Level 4 sampai dengan level 9
85
𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 10 − 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙 3
10 − 3=
3,24 − 3,98
7= −0,105
a. Level 4 = 3, 98 + (-0,105) = 3,875
b. Level 5 = 3, 875 + (-0,105) = 3, 77
c. Level 6 = 3, 77 + (-0,105) = 3, 665
d. Level 7 = 3, 665 + (-0,105) = 3, 56
e. Level 8 = 3, 56 + (-0,105) = 3, 41
f. Level 9 = 3, 41 + (-0,105) = 3, 305
Berikut merupakan perhitungan yang sama dengan contoh yang ada diatas untuk
perhitungan KPI, perhitungan OMAX (Objerctive matrik) dan juga TLS (traffic light
system) terhadap semua keseluruhan KPI yang ada pada tabel
Kode KPI P.1.1 P.1.2 P.2.1 P.3.1 P.4.1
Performance 3.80 100.00 100.00 130.00 100.00
Target 10 3.24 1.941 3.99 1.3 100
9 3.345 1.185 3.345 1.36 100
8 3.451 1.176 3.451 1.42 100
7 3.557 1.167 3.557 1.48 100
6 3.662 1.158 3.662 1.54 100
5 3.768 1.149 3.768 1.6 100
4 3.874 1.14 3.874 1.66 100
Rata-
Rata 3 3.98 1.194 3.98 1.72 100
2 3.963 1.166 3.963 1.813 100
1 3.946 1.202 3.946 1.906 100
Nilai
Terendah 0 0.043 1.238 3.93 2 100
Skor 5 10 10 10 10
Bobot 0.011 0.005 0.007 0.011 0.022
Nilai 0.055 0.005 0.021 0.11 0.22
86
Indeks Pencapaian Kinerja Perusahaan 0.411 Tabel 4. 15 Tabel objective matrik dan traffic light system pada perspektif plan
Dari tabel yang dihasilkan dari perhitungan OMAX dan juga TLS untuk hasil
KPI.P1.1 hasil skor 5 dengan nilai pencapaian yang dihasilkan adalah 3,768 yang
masuk didalam kategori warna merah, pada KPIP1.2 dengan skor 10 dengan nilai
pencapaian 1,941 yang masuk dalam kategori warna hijau dan KPIP2.1 dengan skor
10 dan nilai pencapaian 3,99 dan masuk dalam kaetodi warna merah untuk nilai KPIP
3.1 dengan skor 10 dengan nilai pencapaian 1.3 dengan memperoleh warna hijau, dan
untuk KPIP 4.1 dengan skor 10 dengan nilai pencapaiana yang didapat 100 yang
masuk kedalam kategori warna hijau bobot di peroleh dari hasil perhitungan AHP
yang sudah di normalisai kemudian dikali dengan skor hasil yang mendekati
performance.
Kode KPI S.1.1 S.1.2 S.1.3 S.2.1 S.3.1 S.4.1
Performance 100.00 100.00 98.82 3.00 100.00 100.00
Target 10 100.00 100.000 100.00 4.00 100.00 100
9 100.00 100.000 99.81 4.09 100.00 100
8 100.00 100.000 99.62 4.17 100.00 100
7 100.00 100.000 99.43 4.26 100.00 100
6 100.00 100.000 99.24 4.34 100.00 100
5 100.00 100.000 99.05 4.43 100.00 100
4 100.00 100.000 98.86 4.51 100.00 100
Rata-Rata 3 100.00 100.000 98.67 4.60 100.00 100
2 100 100.000 98.03 0.00 100.00 100
1 100.00 100.000 97.40 6.20 100.00 100
Nilai Terendah 0 100 100.000 96.76 7.00 100.00 100
Skor 9 6 4 10 7 10
Bobot 0.003 0.003 0.01 0.062 0.035 0.054
Nilai 0.027 0.018 0.04 0.62 0.245 0.54
Indeks Pencapaian Kinerja Perusahaan 1.49 Tabel 4. 16 Tabel objective matrik dan traffic light system pada perspektif Source
87
Dari tabel yang dihasilkan dari perhitungan OMAX dan juga TLS untuk hasil
KPI.S1.1 hasil skor 9 dengan nilai pencapaian yang dihasilkan adalah 100 yang
masuk didalam kategori warna hijau, pada KPIS1.2 dengan skor 6 dengan nilai
pencapaian 100yang masuk dalam kategori warna kuning dan KPIS1.3 dengan skor 4
dan nilai pencapaian 98.86 dan masuk dalam kaetodi warna kuning sedangkan nilai
KPI S2.1 dengan skor 10 dengan nilai pencapaian 4.00 dengan memperoleh warna
hijau, dan untuk KPIS3.1 dengan skor 7 dengan nilai pencapaiana yang didapat 100
yang masuk kedalam kategori warna kuning , sedangkan untuk skor KPI S4.1 adalah
5 dengan nilai pencapaian yang diperoleh 100 yang masuk kategori warna kuning
bobot diperoleh dari hasil normalisasi AHP kemudian dikalikan dengan skor yang
mendekati performance yang kemudian mendapatkan hasil yang disebut nilai.
Kode KPI M.1.1 M1.2 M.1.3 M.2.1 M.3.1 M.4.1 M.4.2
Performance 4.00 1.60 16.50 180.00 100.00 288.00 686.00
Target 10 0.40 1.542 16.50 188.00 100.00 289 756
9 0.40 1.486 16.50 188.00 100.00 287.88 1808.57
8 0.40 1.430 16.50 188.00 100.00 286.77 2861.14
7 0.40 1.374 16.50 188.00 100.00 285.65 3913.71
6 0.40 1.317 16.50 188.00 100.00 284.54 4966.28
5 0.40 1.261 16.50 188.00 100.00 283.42 7071.42
4 0.40 1.205 16.50 188.00 100.00 282.31 7071.42
Rata-Rata 3 0.40 1.149 16.50 188.00 100.00 281.2 8124
2 0.4 1.297 16.50 192.00 100.00 287.8 5741.33
1 0.40 1.444 16.50 196.00 100.00 294.4 3358.66
Nilai Terendah 0 0.4 1.592 16.50 200.00 100.00 301 976
Skor 6 0 10 7 8 9 4
Bobot 0.006 0.008 0.01 0.056 0.02 0.015 0.04
Nilai 0.036 0 0.1 0.392 0.16 0.135 0.16
Indeks Pencapaian Kinerja Perusahaan
0.983
Tabel 4. 17 Tabel objective matrik dan traffic light system pada perspektif Make
Dari tabel yang dihasilkan dari perhitungan OMAX dan juga TLS untuk hasil
KPI.M1.1 hasil skor 6 dengan nilai pencapaian yang dihasilkan adalah 0.40 yang
88
masuk didalam kategori warna kuning, pada KPI M1.2 dengan skor 0 dengan nilai
pencapaian 1.592 yang masuk dalam kategori warna merah dan KPIM1.3 dengan
skor 10 dan nilai pencapaian 16.50 dan masuk dalam kaetodi warna hijau, sedangkan
nilai KPI M2.1 dengan skor 7 dengan nilai pencapaian 188.00 dengan memperoleh
warna kuning, dan untuk KPIM3.1 dengan skor 8 dengan nilai pencapaiana yang
didapat 100 yang masuk kedalam kategori warna hijau , sedangkan untuk skor KPI
M4.1 adalah 9 dengan nilai pencapaian yang diperoleh 287.9 yang masuk kategori
warna hijau dan KPI 4.2 dengan skor 4 dan nilai yang dicapai 5741.33 dengan masuk
kategori warna kuning.
Kode KPI D.1.1 D.1.2 D.2.1 D.3.1 D.4.1
Performance 100.00 100.00 6.00 8.00 1680.00
Target 10 100.00 75.000 7.00 9000.00 1823.00
9 100.00 75.843 6.89 7715.46 1836.00
8 100.00 76.686 6.77 6430.91 1849.00
7 100.00 77.529 6.66 5146.37 1862.00
6 100.00 78.371 6.54 3861.83 1875.00
5 100.00 79.214 6.43 2577.29 1888.00
4 100.00 80.057 6.31 1292.74 1901.00
Rata-Rata 3 100.00 80.900 6.20 8.20 1914.00
2 100 74.767 6.47 3005.47 2086.00
1 100.00 68.633 6.73 6002.73 2258.00
Nilai Terendah 0 100 62.500 7.00 9000.00 2430.00
Skor 10 3 3 3 10
Bobot 0.019 0.019 0.061 0.035 0.053
Nilai 0.19 0.057 0.183 0.105 0.53
Indeks Pencapaian Kinerja Perusahaan 1.065 Tabel 4. 18 Tabel objective matrik dan traffic light system pada perspektif Deliver
Dari tabel yang dihasilkan dari perhitungan OMAX dan juga TLS untuk hasil
KPI.D1.1 hasil skor 10 dengan nilai pencapaian yang dihasilkan adalah 100 yang
masuk didalam kategori warna hijau, pada KPI.D1.2 dengan skor 3 dengan nilai
pencapaian 80.900 yang masuk dalam kategori warna merah dan KPI D2.1 dengan
89
skor 3 dan nilai pencapaian 6.20 dan masuk dalam kaetodi warna merah sedangkan
nilai KPI D3.1 dengan skor 3 dengan nilai pencapaian 8.20 dengan memperoleh
warna merah, dan untuk KPID4.1 dengan skor 10 dengan nilai pencapaiana yang
didapat 1823.00 yang masuk kedalam kategori warna hijau.
Kode KPI R.1.1 R.1.2 R.2.1 R.2.2 R.3.1 R.4.1
Performance 1.00 4.00 4.00 93.00 100.00 100
Target 10 0.01 1.000 5.00 3.00 96.00 100
9 0.01 1.000 5.00 3.20 95.71 100
8 0.01 1.000 5.00 3.40 95.43 100
7 0.01 1.000 5.00 3.60 95.14 100
6 0.01 1.000 5.00 3.80 94.86 100
5 0.01 1.000 5.00 4.00 94.57 100
4 0.01 1.000 5.00 4.20 94.29 100
Rata-Rata 3 0.01 1.000 5.00 4.40 94.00 100
2 0.0126 1.000 5.67 4.93 94.67 100
1 0.01 1.000 6.33 5.47 95.33 100
Nilai Terendah 0 0.014 1.000 7.00 6.00 96.00 100
Skor 10 6 5 0 10 7
Bobot 0.06 0.122 0.028 0.028 0.08 0.096
Nilai 0.6 0.732 0.14 0 0.8 0.672
Indeks Pencapaian Kinerja Perusahaan
2.784 Tabel 4. 19 Tabel objective matrik dan traffic light system pada perspektif Return
Dari tabel yang dihasilkan dari perhitungan OMAX dan juga TLS untuk hasil
KPI.R1.1 hasil skor 10 dengan nilai pencapaian yang dihasilkan adalah 0.01 yang
masuk didalam kategori warna hijau, pada KPIR1.2 dengan skor 6 dengan nilai
pencapaian 100 yang masuk dalam kategori warna kuning dan KPIR 2.1 dengan skor
5 dan nilai pencapaian 5.00 dan masuk dalam kaetodi warna kuning sedangkan nilai
KPI R2.2 dengan skor 0 dengan nilai pencapaian 6.00 dengan memperoleh warna
merah, dan untuk KPIR3.1 dengan skor 10 dengan nilai pencapaiana yang didapat
90
96.00 yang masuk kedalam kategori warna hijau dan KPIR 4.1dengna skor 7 dengan
nilai yang diperoleh 100 masuk kedalam kategori warna kuning.
4.3.4 Evaluasi kenerja dengan traffic light sistem
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengukuran dan juga evaluasi kinerja
green supply chain pada PT fajar putra plasindo dengan memnggunkan metode
OMAX serta TLS dari 29 KPI yang ada terdapat 12 KPI yang terdapat pada kategori
warna hijau, serta 11 KPI masuk dalam katergori warnakuning dan juga terdapat 4
KPI warna merah. Lebih jelasnya bida dilihat pada gambar dibawah hasil yang
diperoleh dari traffic light system. KPI yang terdapat pada gologan/kategori warna
merah merupakan perioritas yang perlu untuk dilakukan perbaikam dengan
pertimbangan kondisi dan juga terori yang ada pada perusahaan.
91
GAMBAR 4. 7 HASIL EVALUASI TRAFFIC LIGHT SYSTEM
Pengukuran kinerja
Plan Source Make Deliver Return
Reli
abil
ity
Res
pon
sive
nes
s
Fle
xibi
lity
A
ss
et
Rel
iabi
lity
Res
pon
siv
ene
ss
Flex
ibilit
y
Ass
ets
Rel
iabi
lity
Res
pon
sive
nes
s
Fl
ex
ibi
lit
y
A
ss
et
s
Rel
iabi
lity
Res
pon
sive
nes
s
Fl
ex
ibi
lit
y
A
ss
et
s
Rel
iabi
lity
Res
pon
sive
nes
s
Fl
ex
ibi
lit
y
A
ss
et
s
P.1
.1
P.1.
2
P.2
.1 P.3
.1
P.4
.1
S.1.
1
S.1.
2
S.1.
3
S.2.
1
S.3.
1 S.4.
1
M.
1.1 M.
2.1
M.
3.1
M.
4.1
D.1
.1 D.2
.1
D.3
.1
D.4
.1
R.
1.
1
R.
2.
1
R.
3.
1
R.
4.
1
M.
1.2
M.
1.3
M.
4.2
D.1
.2
`R
.1
.2
R.
2.
2