BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Identifikasi …

26
35 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Identifikasi Risiko Pengumpulan data dalam mendapatkan identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan wawancara dan diskusi dengan responden ahli dari perusahaan yang berkaitan langsung dengan proses bisnis PT. Garam Mas. Menurut Tversky dan Kahneman (1974) jumlah minimal expert yang dapat menjadi responden sebanyak 6 expert. Adapun responden ahli (expert) dalam penelitian ini tertera dalam Tabel 4.1 berikut: Tabel 4. 1 Daftar Narasumber Utama Narasumber Jabatan Alasan Menjadi Expert 1 Wakil Direktur dan Kepala Operasional Pemilik perusahaan dan sekaligus menjadi kepala operasional. Telah bekerja selama 15 tahun. 2 Kepala Produksi & QC Sudah bekerja lebih dari 30 tahun sehingga mengerti semua tentang perusahaan 3 Kepala Pergudangan dan Bahan Baku Pengalaman kerja 6 tahun dan posisi sebagai kepala gudang dan bahan baku sehingga mengerti tentang permasalahan garam pada perusahaan 4 Pengawas Tambak Bekerja lebih dari 20 tahun dibagian produksi khususnya pada tambak, sehingga mengerti tentang permasalahan dalam proses produksi perusahaan 5 Staff Produksi & QC Berpengalaman dalam proses produksi garam lebih dari 12 tahun sehingga mengetahui permasalah yang dialami perusahaan dalam proses produksi garam 6 Staff Pergudangan dan Bahan Baku Berpengalaman di bagian pergudangan dan bahan baku serta dsitribusi garam lebih dari 5 tahun sehingga memahami permasalahan perusahaan terkait ketersediaan garam dan masalah pada bahan baku garam

Transcript of BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Identifikasi …

35

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Identifikasi Risiko

Pengumpulan data dalam mendapatkan identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan

wawancara dan diskusi dengan responden ahli dari perusahaan yang berkaitan langsung

dengan proses bisnis PT. Garam Mas. Menurut Tversky dan Kahneman (1974) jumlah

minimal expert yang dapat menjadi responden sebanyak 6 expert. Adapun responden

ahli (expert) dalam penelitian ini tertera dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4. 1 Daftar Narasumber Utama

Narasumber Jabatan Alasan Menjadi Expert

1

Wakil Direktur

dan Kepala

Operasional

Pemilik perusahaan dan sekaligus menjadi

kepala operasional. Telah bekerja selama 15

tahun.

2 Kepala Produksi

& QC

Sudah bekerja lebih dari 30 tahun sehingga

mengerti semua tentang perusahaan

3

Kepala

Pergudangan dan

Bahan Baku

Pengalaman kerja 6 tahun dan posisi sebagai

kepala gudang dan bahan baku sehingga

mengerti tentang permasalahan garam pada

perusahaan

4 Pengawas

Tambak

Bekerja lebih dari 20 tahun dibagian produksi

khususnya pada tambak, sehingga mengerti

tentang permasalahan dalam proses produksi

perusahaan

5 Staff Produksi &

QC

Berpengalaman dalam proses produksi garam

lebih dari 12 tahun sehingga mengetahui

permasalah yang dialami perusahaan dalam

proses produksi garam

6

Staff

Pergudangan dan

Bahan Baku

Berpengalaman di bagian pergudangan dan

bahan baku serta dsitribusi garam lebih dari 5

tahun sehingga memahami permasalahan

perusahaan terkait ketersediaan garam dan

masalah pada bahan baku garam

36

Para expert tersebut selanjutnya juga akan melakukan penilaian terhadap tingkat risiko

dari masing–masing variabel. Risiko yang diidentifikasi dalam penelitian ini berupa

risiko yang terjadi pada setiap tahapan proses bisnis di PT. Garam Mas dari tambak

hingga penjualan. Adapun identifikasi risiko yang ditemukan dalam proses bisnis di PT.

Garam Mas adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4. 2 Hasil Identifikasi Risiko

No. Risiko No. Risiko

1 Kualitas garam dari tambak rendah 13 Kecelakaan kerja

2 Supply air laut ke tambak terhenti 14 Cetakan garam briket tidak sesuai

standar

3 Supply air laut berkurang 15 Hasil cetakan rusak/pecah

4 Kuantitas garam dari tambak

sedikit 16 Garam gosong

5 Biaya transportasi ke gudang

tinggi 17 Garam mentah

6 Biaya tenaga kerja pada saat

musim panen tinggi 18 Proses pengovenan terhenti

7 Garam mengalami Penyusutan saat

disimpan 19 Kemasan rusak

8 Penyusutan saat pencucian 20 Kualitas pengemasan rendah

9 Garam lama kering dan warna

garam cenderung kuning 21 Garam rusak/pecah/bocor

10 Kadar air di garam masih tinggi 22 Stok kurang/berlebih

11 Proses Iodasi tidak merata 23 Penurunan penjualan

12 Jumlah produksi tidak sesuai target 24 Kesulitan mengembangkan pasar

4.2 Pilot Study Kuesioner Penelitian

Pilot study dilakukan dengan meminta kritik dan saran kepada ahli dan responden

terhadap Kuesioner yang akan disebarkan melalui kuesioner khusus pilot study. Metode

yang digunakan dalam pilot study ini dilakukan dengan memberikan kuesioner utama

dan lembar penilaian pilot study yang berisikan beberapa pertanyaan. Responden

diminta untuk membaca keseluruhan kuesioner utama dan selanjutnya mulai mengisi

kuesioner pilot study. Adapun responden yang melakukan penilaian pilot study

merupakan para expert diluar responden utama. Pilot study dilakukan minimal kepada

lima orang expert (Utomo dan Hartono, 2016). Adapun expert yang akan dilibatkan

untuk mengisi Kuesioner pilot study antara lain:

37

Tabel 4. 3 Daftar Narasumber Pilot Study

No Status Alasan Menjadi Expert

1 Dosen Memahami konsep Kuesioner yang benar

2 Karyawan Memahami bahasa teknik yang dipahami

oleh karyawan perusahaan

3 Dosen Memahami konsep Kuesioner yang benar

4 Karyawan Memahami bahasa teknik yang dipahami

oleh karyawan perusahaan

5 Mahasiswa Memahami konsep Kuesioner yang benar

6 Pengusaha Untuk mengetahui tingkat pemahaman

bahasa yang digunakan dalam Kuesioner

Pada tahap 1 kuesioner utama dilakukan uji pilot study kepada responden 1 yang

berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas di Yogyakarta dan responden 2 yang

berprofesi sebagai karyawan swasta. Hasilnya di poin 3 responden 1 menyatakan bahwa

agar lebih mudah dipahami pertanyaan yang diberikan maka pada bagian jenis risiko

perlu adanya penjelasan definisi operasional lebih detil dengan menambahkan satu

kolom penjelasan tersebut di samping kolom jenis risiko. Pada poin 9 mengenai lama

waktu pengisian kuesioner tersebut, responden 1 menyatakan membutuhkan waktu

sekitar 30 menit. Pada poin 13 responden 1 memberikan saran menambahkan logo

kampus UII di halaman depan Kuesioner penelitian. Sementara pada poin lainnya

responden menyatakan bahwa kuesioner tersebut tidak membutuhkan perbaikan.

Padahasil pilot study responden 2 hasilnya pada poin 13 responden memberikan saran

terkait perbaikan penulisan meliputi typography, penggunaan huruf kapital, penulisan

italyc pada bahasa asing, serta ditambahkan kata terima kasih di akhir kuesioner. Lalu

pada poin 9 mengenai lama waktu pengisian kuesioner tersebut, responden 2

menyatakan membutuhkan waktu sekitar 20 hingga 30 menit.

Kemudian setelah dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil kuesioner pilot study

tahap 1 dilakukan kembali pilot study tahap ke-2 terhadap responden 3 yang berprofesi

sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Teknik dan responden 4 merupakan seorang karyawan

swasta. Hasilnya pada pertanyaan ke-13 oleh responden 3 memberikan masukan untuk

menambahkan kata terimakasih di akhir kuesioner serta pada pertanyaan ke-9

38

menyatakan lama waktu pengisian adalah 30-45 menit. Sementara responden 4 pada

pertanyaan ke-5 memberikan saran bahwa pada kata pengantar ditambahkan kalimat

yang menjelaskan bahwa data responden dalam kuesioner tersebut akan dijaga

kerahasiaannya serta pada pertanyaan ke-9 menyatakan lama waktu pengisian adalah 30

menit.

Setelah itu dilakukan perbaikan kembali sesuai dengan hasil kuesioner pilot

study tahap 2 sebelum dilakukan penyebaran kuesioner pilot study tahap ke-3 terhadap

responden 5 yang berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Teknik dan responden 6

merupakan seorang pengusaha industri kreatif. Hasilnya didapatkan kedua responden

tersebut tidak menemukan lagi kesalahan yang terdapat dalam kuesioner utama. Maka

dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut telah valid dan reliabel sehingga layak

disebarkan kepada responden utama.

4.3 Analisis Risiko

Setelah semua masalah atau hambatan yang akan menimbulkan risiko yang dapat

menghambat proses bisnis garam teridentifikasi. Tahapan selanjutnya adalah melakukan

analisis risiko secara semi kuantitatif berdasarkan AS/NZ 4360:2004. Berikut adalah

perhitungan serta pengkategorian tingkat risiko berdasarkan hasil pengisian kuesioner:

Tabel 4. 4 Hasil Kuesioner dan Perhitungan Risk Event Narasumber 1

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 6 6 25 900 Very High

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 10 1 15 150 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 10 1 5 50 Priority 3

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 10 6 5 300 Priority 1

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 10 1 5 50 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 6 1 5 30 Priority 3

39

7

Garam mengalami

Penyusutan saat

disimpan

6 6 15 540 Very High

8 Penyusutan saat

pencucian 10 10 5 500 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

3 3 5 45 Priority 3

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 5 45 Priority 3

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 0,5 25 37,5 Priority 3

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 5 15 Acceptable

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 5 90 Substantial

16 Garam gosong 3 3 5 45 Priority 3

17 Garam Mentah 3 3 5 45 Priority 3

18 Proses pengovenan

terhenti 3 1 1 3 Acceptable

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 1 9 Acceptable

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

Berdasarkan hasil penilaian responden pertama yaitu Wakil Direktur yang merangkap

sebagai kepala operasional PT. Garam Mas diperoleh hasil bahwa terdapat variabel

risiko yang memiliki tingkat risiko sangat tinggi yaitu “Kesulitan mengembangkan

pasar, Kualitas garam dari tambak rendah, Garam mengalami Penyusutan saat disimpan,

dan Penyusutan saat pencucian.

40

Tabel 4. 5 Hasil Kuesioner dan Perhitungan Risk Event Narasumber 2

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 6 6 25 900 Very High

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 6 1 15 90 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 6 1 5 30 Substantial

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 6 6 15 540 Very High

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 10 1 5 50 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 10 1 5 50 Priority 3

7

Garam mengalami

Penyusutan saat

disimpan

6 6 15 540 Very High

8 Penyusutan saat

pencucian 6 6 15 540 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

6 3 15 270 Priority1

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 15 135 Substantial

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 1 25 75 Priority 3

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 15 45 Acceptable

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 15 270 Priority1

16 Garam gosong 3 3 15 135 Priority 3

17 Garam Mentah 3 3 15 135 Priority 3

18 Proses pengovenan

terhenti 3 1 15 45 Priority 3

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

41

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 5 45 Priority 3

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

Berdasarkan hasil penilaian responden pertama yaitu kepala produksi dan QC PT.

Garam Mas diperoleh hasil bahwa terdapat variabel risiko yang memiliki tingkat risiko

sangat tinggi yaitu “Kesulitan mengembangkan pasar, Kualitas garam dari tambak

rendah, Garam mengalami Penyusutan saat disimpan, dan Penyusutan saat pencucian”.

Tabel 4. 6 Hasil Kuesioner dan Perhitungan Risk Event Narasumber 3

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 3 6 25 450 Very High

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 6 1 15 90 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 6 1 15 90 Substantial

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 6 6 25 900 Very High

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 10 1 5 50 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 10 1 5 50 Priority 3

7

Garam mengalami

Penyusutan saat

disimpan

10 6 15 900 Very High

8 Penyusutan saat

pencucian 10 10 15 1500 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

3 3 15 135 Substantial

42

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 15 135 Substantial

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 0,5 25 37,5 Priority 3

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 15 45 Priority 3

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 15 270 Substantial

16 Garam gosong 3 3 15 135 Priority 3

17 Garam Mentah 3 3 15 135 Priority 3

18 Proses pengovenan

terhenti 3 1 15 45 Priority 3

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 5 45 Priority 3

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

Berdasarkan hasil penilaian responden pertama yaitu kepala pergudangan dan bahan

baku PT. Garam Mas diperoleh hasil bahwa terdapat variabel risiko yang memiliki

tingkat risiko sangat tinggi yaitu “Kesulitan mengembangkan pasar, Kualitas garam dari

tambak rendah, Garam mengalami Penyusutan saat disimpan, dan Penyusutan saat

pencucian”.

Tabel 4. 7 Hasil Kuesioner dan Perhitungan Risk Event Narasumber 4

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 6 3 25 450 Very High

43

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 3 3 15 135 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 6 3 15 270 priority 1

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 6 3 25 450 Very High

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 6 1 5 30 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 6 1 5 30 Priority 3

7

Garam mengalami

Penyusutan saat

disimpan

10 6 15 900 Very High

8 Penyusutan saat

pencucian 10 10 15 1500 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

3 3 15 135 Substantial

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 15 135 Substantial

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 0,5 25 37,5 Priority 3

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 15 45 Priority 3

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 15 270 Substantial

16 Garam gosong 3 3 15 135 Priority 3

17 Garam Mentah 3 3 15 135 Priority 3

18 Proses pengovenan

terhenti 3 1 15 45 Priority 3

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 5 45 Priority 3

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

44

Berdasarkan hasil penilaian responden pertama yaitu staf operasional PT. Garam Mas

yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun diperoleh hasil bahwa terdapat variabel risiko

yang memiliki tingkat risiko sangat tinggi yaitu “Kesulitan mengembangkan pasar,

Kualitas garam dari tambak rendah, Garam mengalami Penyusutan saat disimpan, dan

Penyusutan saat pencucian”.

Tabel 4. 8 Hasil Kuesioner dan Perhitungan Risk Event Narasumber 5

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 3 6 25 450 Very High

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 6 1 15 90 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 6 1 15 90 Substantial

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 6 6 15 540 Very High

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 10 1 5 50 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 10 1 5 50 Priority 3

7

Garan mengalami

Penyusutan saat

disimpan

6 6 15 540 Very High

8 Penyusutan saat

pencucian 6 6 15 540 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

6 3 15 270 Priority1

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 15 135 Substantial

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 0,5 25 37,5 Priority 3

45

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 5 15 Acceptable

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 5 90 Substantial

16 Garam gosong 3 3 5 45 Priority 3

17 Garam Mentah 3 3 5 45 Priority 3

18 proses pengovenan

terhenti 3 1 1 3 Acceptable

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 5 45 Priority 3

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

Berdasarkan hasil penilaian responden pertama yaitu staf produksi dan QC PT. Garam

Mas yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun diperoleh hasil bahwa terdapat variabel

risiko yang memiliki tingkat risiko sangat tinggi yaitu “Kesulitan mengembangkan

pasar, Kualitas garam dari tambak rendah, Garam mengalami Penyusutan saat disimpan,

dan Penyusutan saat pencucian”.

46

Tabel 4. 9 Hasil Kuesioner dan Perhitungan Risk Event Narasumber 6

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 3 6 25 450 Very High

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 6 1 15 90 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 6 1 15 90 Substantial

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 6 6 15 540 Very High

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 10 1 5 50 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 6 1 5 30 Priority 3

7

Garan mengalami

Penyusutan saat

disimpan

6 6 15 540 Very High

8 Penyusutan saat

pencucian 10 10 5 500 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

3 3 5 45 Priority 3

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 15 135 Substantial

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 0,5 25 37,5 Priority 3

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 5 15 Acceptable

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 5 90 Substantial

16 Garam gosong 3 3 5 45 Priority 3

17 Garam Mentah 3 3 5 45 Priority 3

18 proses pengovenan

terhenti 3 1 1 3 Acceptable

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

47

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 1 9 Acceptable

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

Berdasarkan hasil penilaian responden pertama yaitu staf pergudangan dan bahan baku

PT. Garam Mas yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun diperoleh hasil bahwa terdapat

variabel risiko yang memiliki tingkat risiko sangat tinggi yaitu “Kesulitan

mengembangkan pasar, Kualitas garam dari tambak rendah, Garam mengalami

Penyusutan saat disimpan, dan Penyusutan saat pencucian”.

Selanjutnya hasil kuesioner dari ke enam narasumber kemudian dihitung menggunakan

pembobotan narasumber 1 sebesar 30%, narasumber 2 20 %, narasumber 3 20% dan

narasumber 4, 5 dan 6 masing-masing 10% setiap bobot kategori kemudian dihitung

nilai risiko dan ditentukan tingkatan risikonya seperti pada Tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4. 10 Penilaian Hasil Kuesioner

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kualitas garam dari

tambak rendah 4.8 5.7 25 684 Very High

2 Supply air laut ke

tambak terhenti 6.9 1.2 15 124.2 Substantial

3 Supply air laut

berkurang 7.2 1.2 10 86.4 Priority 3

4 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 7.2 5.7 15 615.6 Very High

5 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 9.6 1 5 48 Priority 3

6 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 8 1 5 40 Priority 3

7

Garam mengalami

Penyusutan saat

disimpan

7.2 6 15 648 Very High

48

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

8 Penyusutan saat

pencucian 8.8 8.8 11 851.8 Very High

9

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

3.9 3 11 128.7 Substantial

10 Kadar air di garam

masih tinggi 3 3 12 108 Substantial

11 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

12 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

13 Kecelakaan kerja 3 0.6 25 45 Priority 3

14 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 10 30 Priority 3

15 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 10 180 Priority 1

16 Garam gosong 3 3 10 90 Substantial

17 Garam mentah 3 3 10 90 Substantial

18 Proses pengovenan

terhenti 3 1 8 24 Priority 3

19 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

20 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 3.4 30.6 Priority 3

21 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

22 Stok kurang/berlebih 3 1 15 45 Priority 3

23 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

24 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

4.4 Evaluasi Risiko

Tahap selanjutnya dalam penilitian ini adalah melakukan evaluasi risiko yaitu dengan

membandingkan tingkat risiko dengan kriteria risiko sehingga diperoleh daftar prioritas

risiko yang harus ditangani beserta tindakan yang harus diambil. Kriteria risiko dalam

penelitian menggunakan standar AS/NZS 4360:2004. Adapun hasil evaluasi risiko yang

telah dilakukan dalam penelitian ini tertera dalam Tabel 4.11 berikut:

49

Tabel 4. 11 Urutan Risk Event

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

1 Kesulitan

mengembangkan pasar 6 6 50 1800 Very High

2 Penyusutan saat

pencucian 8.8 8.8 11 851.8 Very High

3 Kualitas garam dari

tambak rendah 4.8 5.7 25 684 Very High

4

Garam mengalami

Penyusutan saat

disimpan

7.2 6 15 648 Very High

5 Kuantitas garam dari

tambak sedikit 7.2 5.7 15 615.6 Very High

6 Hasil cetakan

rusak/pecah 3 6 10 180 Priority 1

7 Jumlah produksi tidak

sesuai target 3 3 15 135 Substantial

8

Garam lama kering dan

warna garam cenderung

kuning

3.9 3 11 128.7 Substantial

9 Supply air laut ke

tambak terhenti 6.9 1.2 15 124.2 Substantial

10 kadar air di garam

masih tinggi 3 3 12 108 Substantial

11 Garam gosong 3 3 10 90 Substantial

12 Garam Mentah 3 3 10 90 Substantial

13 Kemasan rusak 6 3 5 90 Substantial

14 Garam

rusak/pecah/bocor 6 3 5 90 Substantial

15 Supply air laut

berkurang 7.2 1.2 10 86.4 Priority 3

16 Biaya transportasi ke

gudang tinggi 9.6 1 5 48 Priority 3

50

No Risk Event

Pro

babil

ity

Exposu

re

Con

sequ

ence

Nil

ai

Ris

iko

Tingkat Risiko

17 Proses Iodasi tidak

merata 3 3 5 45 Priority 3

18 Kecelakaan kerja 3 0.6 25 45 Priority 3

19 Stock kurang / berlebih 3 1 15 45 Priority 3

20 Penurunan penjualan 3 1 15 45 Priority 3

21 Biaya tenaga kerja pada

saat musim panen tinggi 8 1 5 40 Priority 3

22 Kualitas pengemasan

rendah 3 3 3.4 30.6 Priority 3

23 Cetakan garam briket

tidak sesuai standar 3 1 10 30 Priority 3

24 proses pengovenan

terhenti 3 1 8 24 Priority 3

Dalam Tabel 4.11 dapat diperoleh dari hasil rata-rata penilaian aktivitas berisiko pada

PT. Garam Mas berdasarkan penilaian enam narasumber. Aktivitas berisiko selanjutnya

akan diurutkan berdasarkan tingkat risiko yang diperoleh dari hasil perhitungan dari

nilai risiko yang paling tinggi ke yang paling rendah untuk memudahkan perusahaan

dalam menentukan prioritas mitigasi risiko. Adapun aktivitas berisiko yang memiliki

tingkat risiko paling tinggi (very high) antara lain; Kualitas garam dari tambak rendah,

Kuantitas garam dari tambak sedikit, Garam mengalami Penyusutan saat disimpan,

Penyusutan saat pencucian, dan Kesulitan mengembangkan pasar. Kelima aktivitas

berisiko tersebut memiliki sebab terjadinya kejadian. Sebab dari kejadian tersebut akan

digambarkan dalam gambar diagram fishbone berikut:

51

Kualitas garam ditambak rendah

Metode

Masa Panen terlalu cepat

Kandungan magnesium terlalu tinggi

Garam kualitas baik dicampur dengan garam kualitas rendah

Gambar 4. 1 Fishbone Diagram Kualitas Garam dari Tambak Rendah

Kuantitas garam ditambak rendah

Metode

Petani tidak bekerja sesuai prosedur

Cuaca

Gambar 4. 2 Fishbone Diagram Kuantitas Garam dari Tambak Sedikit

52

Garam mengalami Penyusutan

Metode

Tempat penyimpanan kurang layak

Bencana

Mixer pada mesin pencuci aus

Pencucian garam

Gambar 4. 3 Fishbone Diagram Garam Mengalami Penyusutan

Kesulitan mengembangkan pasar

Manusia

Kekuarangan SDM

Produk kurang dikenal

Produk kurang menarik

Gambar 4. 4 Fishbone Diagram Kesulitan Mengembangkan Pasar

Adapun hubungan antara aktivitas berisiko dengan penyebab serta dampak yang

ditimbulkan akan dijelaskan dalam Tabel 4.12:

53

Tabel 4. 12 Dampak dan Penyebab Risk Event

Risk Cause Risk Event Risk Impact

Masa panen terlalu cepat, garam

kualitas baik dicampur dengan

garam kualitas rendah oleh petani,

Pengurasan atau pencucian petak

produksi kurang maksimal

Kualitas garam dari tambak

rendah

Biaya penanganan /

produksi meningkat,

kualitas produk

perusahaan kalah

dengan produk pesaing

dan produk impor

Petani tidak bekerja sesuai standar

perusahaan, curah hujan tinggi

Kuantitas garam dari tambak

sedikit

Perusahaan tidak dapat

memenuhi permintaan

pasar, Mengurangi

keuntungan perusahaan

Fasilitas gudang kurang layak Garam mengalami Penyusutan

saat disimpan Kerugian finansial

Stabilisasi air pencuci garam tidak

di range 20-22 Be, Mesin pencuci

pada bagian mixernya mengalami

aus

Tingkat penyusutan tinggi saat

proses pencucian yaitu 22-25%

dari normalnya 15-20%.

Kapasitas produksi

perusahaan berkurang,

kerugian finansial

Kurangnya SDM yang khusus

menangani pemasaran sehingga

jangkauan pasar kurang, Kemasan

produk kurang inovatif

Kesulitan mengembangkan

pasar

Perusahaan sulit

berkembang menjadi

lebih besar,

keuntungan perusahaan

kurang optimal,

Pelanggan lebih

memilih produk garam

lain.

54

4.5 Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko dilakukan untuk mencari rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis

penyebab risiko yang memiliki risiko berkategori “very high”. Adapun rekomendasi

perbaikan ditunjukkan pada tabel 4.13.

Tabel 4. 13 Mitigasi Risiko PT. Garam Mas

Risk Event Risk Impact Penyebab Rekomendasi Perbaikan

Kualitas garam dari

tambak rendah

Biaya

penanganan/produksi

meningkat, kualitas

produk perusahaan

kalah dengan produk

pesaing dan produk

impor

Waktu panen

terlalu cepat hanya

2-3 hari yang

standarnya 4-6

hari.

1. Pola kerja sistem harian

2. Diberikan insentif harga

jika kualitas baik

Pengurasan atau

pencucian petak

produksi kurang

maksimal.

Sehingga masih

terdapat lumpur,

dan kadar air jenuh

pada garam yang

kurang

ternetralisir,

normalnya 17-22

Be.

1. Setiap setelah

digunakan, petak produksi

harus dikuras

2. Menggunakan

geomembran agar lebih

efektif dan efisien

Garam kualitas

baik (K1)

dicampur dengan

garam kualitas

rendah (K2) oleh

petani.

1. Pembelian dilakukan

dengan kesepakatan order

Kualitas 1 atau Kualitas 2

2. Memperketat Quality

Control

Kuantitas garam dari

tambak sedikit

Perusahaan tidak

dapat memenuhi

permintaan pasar,

Mengurangi

keuntungan

perusahaan

Faktor cuaca,

terutama saat curah

hujan tinggi

Menggunakan rumah

plastik setengah

lingkaran/prisma. Yang

dapat mengantisipasi

datangnya hujan,

mensiasati suhu, dan

jadwal panen dapat di atur

sehingga sesuai target

perusahaan.

Petani tidak

bekerja sesuai

prosedur yang

ditetapkan oleh

perusahaan

1. Menyadarkan kembali

prosedur yang ditetapkan

perusahaan. Terutama

terkait akan pembagian

waktu.

2. Pengawasan kinerja

secara periodik

55

Risk Event Risk Impact Penyebab Rekomendasi Perbaikan

Garam mengalami

penyusutan saat

disimpan dan saat

proses pencucian.

Jumlah produksi

menjadi berkurang

Tempat

penampungan

sementara dan

gudang utama

kurang terbebas

dari air hujan

akibat genteng

yang bocor serta

banjir.

1. Pengecekan kerapatan

genteng pada tempat

penampungan sementara

dan gudang utama

2. Perbaikan sistem

saluran air di tempat

penampungan sementara

dan gudang utama

3. Melakukan kontrol saat

terjadi hujan

Stabilisasi air

pencuci garam

tidak di range 20-

22 Be.

Jika kurang dari

20-22 Be kadar air

pencuci garam

rendah maka

garam akan susut.

Namun jika lebih

dari 22-22 Be

maka garam hasil

cucian menjadi

jenuh (peresapan

udara luar tinggi).

Lebih melakukan

pengecekan/pengukuran

setiap proses pencucian.

Bila stabilisasi air garam

tinggi maka di tambahkan

air tawar, namun bila

stabilisasi rendah maka

ditambahkan jumlah

garam nya pada saat

proses pencucian.

Mesin pencuci

pada bagian

mixernya

mengalami aus.

Sehingga

mempengaruhi

penyusutan garam.

Servis berkala pada

piringan mixer selama

minimal 3 bulan sekali.

Kesulitan

mengembangkan

pasar

Perusahaan sulit

berkembang menjadi

lebih besar,

keuntungan

perusahaan kurang

optimal, Pelanggan

membeli produk lain

Kurangnya SDM

yang khusus

menangani

pemasaran

sehingga

jangkauan pasar

sedikit, Kemasan

produk kurang

inovatif,

Kurangnya

branding

perusahaan Garam

Mas dibandingkan

dengan pesaing

1. Perusahaan

menambahkan SDM

khusus pemasaran dalam

struktur organisasinya

2. Membuka pasar diluar

dari wilayah pemasaran

yang sudah ada

3. Mendesain packaging

yang lebih menarik minat

masyarakat

4. Melakukan program

building branding

perusahaan Garam Mas

56

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dalam penelitian ini didapatkan melalui hasil wawancara dan diskusi

dengan responden ahli dari perusa

haan yang berkaitan langsung dengan proses bisnis PT. Garam Mas. Adapun risiko

yang diidentifikasi dalam penelitian ini berupa risiko yang terjadi dalam proses bisnis

pada setiap tahapan proses bisnis di PT. Garam Mas dari tambak hingga penjualan.

Berdasarkan hasil identifikasi risiko pada setiap departemen diperoleh hasil bahwa

risiko yang ada pada PT. Garam Mas pada setiap departemen adalah sebagai berikut:

1) Tambak

Risiko yang terdapat pada tambak garam antara lain kualitas garam dari tambak

rendah, supply air laut ke tambak terhenti, supply air laut berkurang, dan

kuantitas garam dari tambak sedikit.

2) Penyimpanan

Risiko yang terdapat pada bagian penyimpanan antara lain biaya transportasi ke

gudang tinggi, biaya tenaga kerja pada saat musim panen tinggi, dan garam

mengalami penyusutan.

3) Produksi

Risiko yang terdapat pada bagian produksi antara lain penyusutan saat

pencucian, garam lama kering dan warna garam cenderung kuning, kadar air di

garam masih tinggi, proses iodasi tidak merata, jumlah produksi tidak sesuai

target, kecelakaan kerja, cetakan garam briket tidak sesuai standar, hasil cetakan

rusak/pecah, garam gosong, garam mentah, dan proses pengovenan terhenti.

4) Pengemasan

Risiko yang terdapat pada bagian pengemasan antara lain kemasan rusak,

kualitas pengemasan rendah, garam rusak/pecah/bocor, dan stok kurang /

berlebih.

57

5) Pemasaran

Risiko yang terdapat pada bagian pemasaran antara lain penurunan penjualan,

kesulitan mengembangkan pasar.

5.2 Analisis Risiko

Analisis risiko dilakukan secara semi kuantitatif berdasarkan AS/NZ 4360:2004. Fungsi

ini dilakukan untuk menentukan level of risk dari masalah atau hambatan yang dapat

merugikan, dengan cara menentukan probabilitas terjadinya masalah yang menyertai

suatu kejadian (Likelihood), akibat yang mungkin ditimbulkan dari suatu kejadian atau

peristiwa (Consequence) dan frekuensi pemaparan terhadap masalah atau sumber risiko

(Exposure) dari aktivitas tersebut. Hasil identifikasi level of risk dijadikan acuan untuk

melakukan analisis risiko. Sehingga memunculkan output berupa tingkatan dari setiap

risiko yang ada. Tingkatan risiko diperoleh dari perkalian dari ketiga faktor tersebut

yang akan dikatagerikan dalam lima tingkatan risiko seperti telah dijelaskan pada Tabel

2.5, 2.6 dan 2.7. Pengumpulan data dalam tahap ini dilakukan dengan melakukan

wawancara dan diskusi terhadap responden dari perusahaan yang berkaitan langsung

dengan proses bisnis PT dengan kategori expert yaitu pekerja dengan masa kerja diatas

5 tahun. Garam Mas. Adapun narasumber dalam penelitian ini antara lain:

1. Wakil Direktur/Kepala Operasional

2. Kepala Produksi & QC

3. Kepala Pergudangan dan Bahan Baku

4. Pengawas Tambak

5. Staff Produksi & QC

6. Staff Pergudangan dan Bahan Baku

Hasil rata-rata penilaian aktivitas berisiko pada PT. Garam Mas berdasarkan penilaian

enam narasumber. Aktivitas berisiko selanjutnya akan diurutkan berdasarkan tingkat

risiko yang diperoleh dari hasil perhitungan dari nilai risiko yang paling tinggi ke yang

paling rendah untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan prioritas mitigasi

risiko. Adapun aktivitas berisiko yang memiliki tingkat risiko paling tinggi (very high)

antara lain; Kualitas garam dari tambak rendah, Kuantitas garam dari tambak sedikit,

Garam mengalami Penyusutan saat disimpan, Penyusutan saat pencucian, dan Kesulitan

mengembangkan pasar. Kelima aktivitas berisiko tersebut memiliki sebab terjadinya

kejadian.

58

Berdasarkan hasil analisis menggunakan fishbone diagram dapat diketahui penyebab

dari risiko yang tinggi tersebut antara lain disebabkan oleh:

1) Kualitas garam dari tambak rendah

Penyebab risiko ini antara lain Masa panen terlalu cepat, garam kualitas baik

dicampur dengan garam kualitas rendah oleh petani, Pengurasan atau pencucian

petak produksi kurang maksimal. Jika risiko ini tidak segera ditangani akan

menyebabkan biaya penanganan/produksi meningkat, kualitas produk

perusahaan kalah dengan produk pesaing dan produk impor.

2) Kuantitas garam dari tambak sedikit

Penyebab risiko ini antara lain Petani tidak bekerja sesuai standar perusahaan

dan curah hujan tinggi. Jika risiko ini tidak segera ditangani akan menyebabkan

Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar dan Mengurangi

keuntungan perusahaan

3) Garam mengalami penyusutan saat disimpan

Penyebab risiko ini antara lain Tempat penampungan sementara dan gudang

utama kurang terbebas dari air hujan akibat genteng yang bocor serta banjir. Jika

risiko ini tidak segera ditangani akan menyebabkan Kerugian finansial karena

kuantitas garam jadi berkurang.

4) Garam menyusut saat pencucian

Penyebab risiko ini antara lain Stabilisasi air pencuci garam tidak di range 20-22

Be. Jika kurang dari 20-22 Be kadar air pencuci garam rendah maka garam akan

susut. Namun jika lebih dari 22-22 Be maka garam hasil cucian menjadi jenuh

(peresapan udara luar tinggi). Selain itu Mesin pencuci pada bagian mixernya

mengalami aus, Sehingga mempengaruhi penyusutan garam. Jika risiko ini tidak

segera ditangani akan menyebabkan Kapasitas produksi perusahaan berkurang,

kerugian finansial.

5) Kesulitan mengembangkan pasar

Penyebab risiko ini antara lain kurangnya SDM yang khusus menangani

pemasaran sehingga jangkauan pasar kurang, kemasan produk kurang inovatif,

dan kurangnya branding perusahaan Garam Mas dibandingkan dengan pesaing.

Jika risiko ini tidak segera ditangani akan menyebabkan perusahaan sulit

berkembang menjadi lebih besar, keuntungan perusahaan kurang optimal.

59

5.3 Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko dilakukan untuk mendapatkan usulan perbaikan berdasarkan analisis

penyebab risiko yang memiliki risiko “very high”. Adapun usulan perbaikan yang

diperoleh dengan melakukan diskusi dengan pemilik perusahaan antara lain:

1. Pola kerja sistem harian

Perusahaan memberikan gaji kepada pekerja tambak secara harian sehingga

pekerja dapat lebih disiplin membagi waktunya dalam bekerja sehingga kualitas

garam dapat lebih terjaga.

2. Diberikan insentif harga jika kualitas baik

Perusahaan memberikan insentif tambahan untuk garam dengan kualitas baik

kepada para pekerja di tambak.

3. Setiap setelah digunakan, petak produksi sebaiknya dikuras.

Pengurasan harus dilakukan sebelum petak produksi diisi ulang oleh air laut.

Untuk menghilangkan sisa lumpur yang ada di petak produksi serta menetralisir

kadar air jenuh garam.

4. Memanfaatkan geomembran sebagai alas pada tambak garam

Geomembrane merupakan lapisan plastik yang terbuat dari High Intensity

Polyethylene (HDPE), sehingga membuatnya tahan terhadap cuaca panas

sehingga tidak mudah lapuk.Pemakaian geomembrane sebagai alas tambak

garam sudah terbukti dapat meningkatkan produktifitas hingga 100%. Selain

itu, waktu dalam proses pembuatan garam dapat dipangkas, sehingga panen

dapat dilakukan dengan lebih cepat. Percepatan waktu panen ini dipengaruhi

oleh sifat geomembrane itu sendiri yang cenderung menyerap panas dari cahaya

matahari. Penyerapan panas ini tentu sangat menguntungkan dalam proses

kristalisasi. Sehingga, pembentukan kristal garam akan berlangsung lebih

cepat.Setelah masa panen tiba, garam akan lebih mudah dipanen dan tidak

memerlukan pembersihan yang berarti. Hal ini karena geomembrane memiliki

kemampuan dalam menahan tanah dan lumpur tambak dengan baik, serta

memiliki kemampuan anti bocor. Sehingga, tanah dan lumpur tambak akan

mencemari garam yang akan dipanen. Dengan begitu, kualitas dan kuantitas

hasil panen menjadi lebih baik dan lebih banyak bila dibandingkan dengan

hanya mengandalkan tambak garam konvensional (Rusiyanto, et al., 2013).

60

5. Pembelian bahan baku garam dilakukan sesuai dengan kesepakatan pesanan

yaitu Kualitas 1 atau Kualitas 2, tidak dicampur satu sama lain.

6. Memperketat Quality Control

Melakukan pengecekan secara lebih detil terhadap kualitas garam yang dijual

oleh petani.

7. Menggunakan rumah plastik setengah lingkaran/prisma. Yang dapat

mengantisipasi datangnya hujan, mensiasati suhu, dan jadwal panen dapat di

atur sehingga dapat sesuai target perusahaan.

8. Menyadarkan kembali prosedur yang ditetapkan perusahaan. Terutama terkait

akan pembagian waktu kerja.

9. Pengawasan kinerja secara periodik

Perusahaan melakukan pengawasan secara periodik kepada para pekerja untuk

selalu mentaati standar operasional prosedur yang ditentukan oleh perusahaan.

10. Pengecekan kondisi genteng pada tempat penampungan sementara dan gudang

penyimpanan.

11. Perbaikan sistem saluran air di tempat penampungan sementara dan gudang

penyimpanan.

12. Melakukan kontrol saat terjadi hujan untuk mengantisipasi masuknya air hujan

ke area gudang penyimpanan.

13. Lebih melakukan pengecekan dalam setiap proses pencucian. Bila stabilisasi air

garam tinggi maka di tambahkan air tawar, namun bila stabilisasi rendah maka

ditambahkan jumlah garam nya pada saat proses pencucian.

14. Servis berkala pada piringan mixer selama minimal 3 bulan sekali.

15. Menambah SDM khusus pemasaran dalam struktur organisasi untuk

mendukung proses pemasaran perusahaan.

16. Membuka pasar diluar dari wilayah pemasaran yang sudah ada.

Dilakukan dengan cara melakukan pemasaran ke beberapa pasar di indonesia

yang belum terdapat produk PT. Garam Mas dengan memanfaatkan jasa sales

marketing.

17. Mendesain packaging yang lebih menarik minat masyarakat

18. Melakukan program building branding perusahaan Garam Mas