BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum PT. …eprints.unpam.ac.id/352/4/File 4.pdfTugas dan...
Transcript of BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Gambaran Umum PT. …eprints.unpam.ac.id/352/4/File 4.pdfTugas dan...
57
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Gambaran Umum PT. Winiharto
1. Sejarah Singkat PT. Winiharto
PT. Winiharto PT. Winiharto didirikan pada tahun 1971 dan sejak itu
menjadi salah satu perusahaan terkenal dalam distribusi industri alat berat.
Sepanjang perjalanan mereka PT. Winiharto telah menjadi distributor
tunggal beberapa merek terkenal. Selain itu PT. Winiharto telah ditunjuk
oleh perusahaan baik pemerintah maupun swasta untuk menangani
berbagai proyek di pekerjaan konstruksi dan rekayasa lainnya di Indonesia.
Pada tahun 2000, PT. Winiharto ditunjuk oleh Sartorius AG, Jerman untuk
menangani distribusi dan penjualan Sartorius, Peralatan Industri yang
berkisar dari skala bangku untuk timbangan truk dan sistem juga Tank &
Hopper berat secara eksklusif di Indonesia. Saat ini, selain menangani
pemasaran dan penjualan produk, PT. Winiharto juga bertindak sebagai
Pusat Layanan untuk Sartorius Industri dan Laboratorium Beratnya
Equipment dan beberapa Sartorius Laboratory Equipment. PT. Winiharto
Namun, tidak mengurangi semangat perusahaan pertumbuhan dan tetap
berkomitmen kuat untuk terus meningkatkan penawaran produk mereka di
masa depan.
58
2. Visi dan Misi PT. Winiharto
a. Visi Perusahaan
Visi PT. Winiharto adalah Menjadi perusahaan distribusi
terkemuka yang memberikan solusi bagi kepuasan pelanggan kami.
b. Misi Perusahaan
Misi dari PT. Winiharto adalah Menyampaikan peralatan
terbaik, solusi dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
kami.
3. Struktur Organisasi PT. Winiharto
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan
hubungan antara satu unit dengan unit yang lainnya didalam perusahaan.
Dimana, antara satu dan yang lainnya memiliki keterkaitan antara satu
sama lain, memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dan
kesemuanya itu akan bersinergi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi untuk
menunjang jalannya operasional perusahaan. Namun, struktur organisasi
antara satu dengan yang lain pasti memiliki perbedaan, tergantung dari apa
yang menjadi tujuan perusahaan, sumber-sumber daya yang dimiliki serta
seberapa besar lingkup dari perusahaan itu sendiri. Namun, pada
hakekatnya struktur organisasi antara satu perusahaan dengan perusahaan
yang lain memiliki prinsip yang sama, yaitu bagaimana dengan struktur
59
organisasi tersebut mampu mewujudkan tujuan perusahaan secara efektif
dan efisien.
Berikut struktur organisasi PT. Winiharto:
60
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Winiharto
Manager
Finance & Accounting
Manager
HR
Manager
Factory
Manager
Sales &
Marketing
Audit Internal
Staff
HRD
Staff
Admin
- Manager
Sales
- Project
Manager
Admin
Marketing
& Sales
Staff Finance &
Accounting
- AR
- Cashier
- Finance
- Tax
Supervisor Finance,
Accounting, Costing
& Tax
- Manager
Quality
- Manager
Teknis
- Manager
Kalibrasi
Direktur
Utama
Direktur
Komisaris
61
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi adalah sebagai berikut:
a. Komisaris
Tugas dan kewenangan dari komisaris adalah melakukan
pengawasan atas jalannya kegitan perusahaan dan memberikan
nasihat kepada para direktur.
b. Direktur Utama
1) Bertanggung jawab atas performance perusahaan.
2) Menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kelangsungan perusahaan.
3) Memimpin dan mengawasi manajemen dan fungsi perusahaan.
c. Direktur
1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugas memimpin
perusahaan
2) Mewakili segala kegiatan direktur utama jika berhalangan hadir
d. Audit Internal
1) Menyusun dan melaksanakan rencana internal audit tahunan.
2) Menguji dan Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal
dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan.
3) Melakukan Pemeriksaan dan penilaina atas efisiensi dan
efektivitas dibidang keuangan, akuntansi, operasional, sember
daya manusia, pemasaran dan kegitan lainnya.
62
4) Membuat laporan hasil audit, memantau, menganalisis dan
melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan.
e. Manager Sales & Marketing
1) Memimpin dan mengkoordinir tugas dan fungsi pemasaran
sesuai rencana yang telah dibuat.
2) Menentukan prosedur penjualan sesuai kebijakan perusahaan.
3) Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja
bawahannya.
f. Manager Teknis
1) Memimpin dan mengkoordinir tugas dan fungsi-fungsi yang
berhubungan dengan segala kegitan teknis kantor dan service
timbangan.
2) Menentukan prosedur dan kebijakan yang berkaitan dengan
teknis kantor.
3) Mengontrol, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
g. Manager HR
1) Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan umum dan personalia.
2) Membuat perencanaan penambahan tenaga kerja sesuai
permintaan dari manajer divisi lain.
3) Membuat anggaran personalia dan umum.
63
h. Manager Finance & Accounting
1) Mengawasi pelaksanaan kerja fungsi-fungsi yang terkait dengan
akuntansi dan keuangan.
2) Mengatur keuangan perusahaan baik pemasukan maupun
pengeluaran uang.
3) Memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh bawahannya.
4) Menetukan prosedur keuangan sesuai kebijakan perusahaan.
5) Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja
bawahannya.
i. Sales Manager
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manager Sales &
Marketing.
2) Mengkoordinir area manajer yang ada dibawahnya.
3) Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja
bawahannya.
j. Project Manager
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manager Sales &
Marketing.
2) Membantu mencari informasi pasar.
3) Menjalankan projek-projek yang berkaitan dengan pemasaran.
k. Manager Quality
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manajer Factory.
64
2) Memastikan terjaganya standar kualitas/ mutu produk yang
dihasilkan.
3) Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja
bawahannya.
l. Manager Teknik
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh manajer factory.
2) Menjaga ketersediaan alat-alat penunjang seperti spare part
Timbangan, maupun perkakas-perkakas lain yang dibutuhkan.
3) Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja
bawahannya.
m. Manager Finance & Accounting
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh manager finance &
accounting.
2) Membuat laporan keuangan secara periodik dan berkala.
3) Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja
bawahannya.
4) Memvalidasi proses pengeluaran uang dan memonitor uang
yang masuk.
n. Admin Marketing & Sales
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh manager sales.
2) Membantu dalam hal administrasi pemasaran.
3) Melakukan entry data atas biaya-biaya marketing.
65
o. Staff Admin Factory
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh manajer.
2) Membantu dalam hal administrasi kantor.
3) Menerima permintaan dari customer untuk perbaikan
timbangan, dan mengkonfirmasikan apabila sudah selesai.
p. Admin & Officer HR
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh manager HR.
2) Membantu dalam hal administrasi HR.
3) Melakukan entry data atas biaya-biaya HR.
q. Supervisor Finance & Accounting
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Manager
Accounting/Finance.
2) Mengawasi dan mengkoordinir staff accounting/Finance.
3) Mengecek dan mengevauasi kinerja staff finance/accounting.
r. Staff Finance
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan.
2) Melakukan penginputan atas pembayaran uang muka maupun
biaya-biaya perusahaan.
3) Melakukan pembayaran ke supplier atas tagihan-tagihan dari
supplier.
4) Mengecek kelengkapan dokumen sebelum melakukan
penginputan.
66
s. Staff Account Receivable
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan.
2) Membuat tagihan dan melakukan penagihan kepada customer.
3) Membuat laporan piutang secara periodik dan berkala.
t. Staff Cashier
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan
2) Mencatat dan menjalankan proses mutasi kas perusahaan
3) Melakukan rekonsiliasi antara kas dan rekening koran
4) Membuat laporan mutasi kas secara periodik dan berkala
u. Staff Tax
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan
2) Menghitung dan melaporkan pajak perusahaan ke KPP
3) Membuat laporan pajak PPH 21, 22, 23, 25 dan 29 secara
periodik dan berkala
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Untuk membantu mendapatkan hasil dari penelitian, maka penulis
memberikan kuesioner kepada responden yang kemudian akan dianalisa.
Kuesioner diberikan sebanyak 35 eksemplar dari PT. Winiharto, pada tabel
4.1 terlihat 100% kuesioner kembali dan dapat diolah.
67
Tabel 4.1
Jumlah Responden
Keterangan Frekuensi Presentase
Kuesioner yang dibagikan 35 100%
Kuesioner yang dapat diolah 35 100%
Kuesioner yang tidak lengkap 0 0
Kuesioner yang tidak kembali 0 0
Sumber: Kuesioner
Dalam tabel 4.2 responden adalah klarifikasi responden berdasarkan
jenis kelamin, dapat dilihat responden yang dijadikan sampel adalah 14
orang atau 40% pria dan 21 orang atau 60% wanita.
Tabel 4.2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Pria 14 40%
Wanita 21 60%
Jumlah 35 100%
Sumber: Kuesioner
Berdasarkan pendidikan terakhir pada tabel 4.3 dapat disimpulkan
mayoritas dari responden adalah lulusan Diploma sebanyak 51,43%.
68
Tabel 4.3
Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Terakhir
Frekuensi Persentase
Sarjana 11 31,42%
Diploma 18 51,43%
SLTA/ Sederajat 6 17,15%
Jumlah 35 100%
Sumber: Kuesioner
2. Sistem Pengendalian Internal pada PT. Winiharto
a. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji realibilitas untuk
mengetahui kelayakan kuesioner sebagai tolak ukur penelitian. Pengujian
dilakukan secara manual dan menggunakan SPSS versi 20. Instrument-
instrument pada variabel X1 merupakan faktor penunjang dari sistem
pengendalian internal. Adapun hasil kuesioner atas sistem pengendalian
internal pada PT. Winiharto sebagai berikut:
69
Tabel 4.4
Hasil Analisis Item Instrumen
Sistem Pengendalian Internal (Variabel X1)
NO.
RESP ITEM SOAL TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7
12 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8
25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
33 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
35 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
TOTAL 33 32 32 31 32 30 32 30 32 29 313
Sumber: Kueisoner (Data diolah penulis dengan Ms. Excel)
70
1) Uji Validitas
Hasil uji validitas terhadap instrumen dari variabel X1 yang
berjumlah 10 item, dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrument.
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Sistem Pengendalian Internal (X1)
Item
Soal r hitung r tabel Keterangan
1 0,563 0,325 VALID
2 0,582 0,325 VALID
3 0,464 0,325 VALID
4 0,509 0,325 VALID
5 0,523 0,325 VALID
6 0,697 0,325 VALID
7 0,523 0,325 VALID
8 0,697 0,325 VALID
9 0,464 0,325 VALID
10 0,601 0,325 VALID Sumber: Kuesioner (Data diolah dengan SPSS v20)
Berdasarkan tabel 4.5 dengan menggunakan signifikansi 0,05
atas 10 item soal kuesioner, maka didapat r tabel sebesar 0,325.
Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel dan sebaliknya,
jika r hitung ≤ r tabel dinyatakan tidak valid. Pada tabel 4.5 terlihat 10
instrumen yang digunakan pada kuesioner X1 memiliki r hitung yang
lebih besar dari pada r tabelnya, maka dapat disimpulkan item-item
pada soal kuesioner X1 dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Sugiyono (2011:184), suatu instrument dinyatakan reliabel bila
koefisien reliabilitas minimal 0,6. Pengukuran yang reliable akan
71
menunjukan instrument yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan
data yang dapat dipercaya pula.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel X1
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 35 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,762 ,766 10
Sumber: Kuesioner (Data diolah dengan SPSS v20)
Hasil pengujian reliabilitas variabel X1 pada tabel 4.6, diketahui
nilai reliabilitas Croanbach’s Alpha sebesar 0,762. Nilai tersebut telah
melebihi nilai minimal, maka data variabel X1 ini reliable untuk
digunakan sebagai penelitian.
b. Analisis Deskriptif
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi atau dasar utama yang
secara langsung memberikan corak organisasi yang juga
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari para karyawannya yang
terdiri dari:
72
a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan cermin
dari kerangka kerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan yang telah direncanakan, ditetapkan, dilaksanakan,
dikendalikan serta diawasi. Struktur organisasi hendaklah
memiliki pelimpahan dan pembagian wewenang serta tanggung
jawab dan garis komando yang jelas demi terlaksananya tujuan
perusahaan.
Struktur organisasi yang ditetapkan pada PT. Winihato
disusun secara jelas dan sistematis, dimana antara bagian yang
satu dengan bagian yang lain memiliki pembagian tanggung
jawab dan wewenang yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang
tindih atau rangkap yang dapat menimbulkan penyimpangan. Di
dalam struktur organisasi tersebut juga menggambarkan uraian
tugas yang jelas, mulai dari wewenang, tanggung jawab, fungsi
maupun korelasi antara satu bagian dengan bagian lainnya.
Dengan demikian, terlihat bahwa pemisahan tugas, wewenang
dan tanggung jawab terlah dilakukan dengan baik sehingga
membuat setiap karyawan lebih mudah dan mengerti tentang
tugas dan fungsinya didalam perusahaan.
b) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
Sebagaimana telah disinggung diatas bahwa pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab telah dilakukan dengan baik
73
sehingga setiap karyawan akan melakukan pekerjaannya sesuai
dengan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya
seperti apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan, termasuk
bagian yang terlibat didalam penagihan piutang.
c) Kebijakan perusahaan
Perusahaan telah memberikan berbagai hal yang mejadi hak
dari setiap karyawannya, mulai dari tunjangan-tunjangan bagi
karyawan yang menduduki jabatan tertentu, gaji yang memadai,
pemberian cuti berkala dan tunjangan hari raya seuai dengan
lamanya bekerja.
Pada umumnya, karyawan-karyawan pada PT. Winiharto
telah menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan meskipun disis lain terkadang masih ada
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh segelintir
karyawan, seperti terlambat masuk kerja atau terlambat kembali
ke kantor selepas istirahat makan siang.
2) Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko memiliki tujuan yaitu untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan mengelola suatu risiko yng berhubungan dengan
pengendalian internal didalam perusahaan. Risiko-risiko tersebut
berasal dari 2 faktor, yaitu eksternal dan internal. Risiko-risiko
tersebut dapat ditimbulkan oleh keadaan sebagai berikut:
74
a) Perubahan Lingkungan PT. Winiharto
Perubahan yang terjadi baik itu adanya perubahan peraturan
maupun adanya perubahan operasi pada perusahaan
mengakibatkan adanya suatu perubahan pula terhadap persaingan
dan risiko yang berbeda. Dalam menghadapi hal tersebut PT.
Winiharto terus berupaya dengan melakukan perbaikan-
perbaikan, penyempurnaan dan penyesuaian terhadap
pengendalian internal agar terhindar dari adanya kecurangan dan
pencurian terhadap aset perusahaan terutama.
Beberapa cara yang dilakukan oleh PT. Winiharto antara lain
membuat standar/prosedur piutang dan melakukan evaluasi dan
revisi terhadap standar/prosedur tersebut secara berkala. Selain
itu, guna mencegah adanya kecurangan didalam penerimaan
pembayaran dari customer, PT. Winiharto selalu menerima
pembayaran hanya via transfer ke nomor rekening perusahaan.
Hal ini dilakukan guna menghindari adanya kecurangan berupa
tidak disetornya pembayaran piutang dari customer. Kemudian
didalam hal dokumen penagihan, PT. Winiharto mewajibkan
setiap dokumen penagihan baik itu invoice maupun kwitansi
harus terlebih dahulu divalidasi oleh manager accounting
sehingga setiap dokumen tagihan yang dibuat dan dikirimkan ke
customer bisa lebih terkontrol.
75
b) Teknologi Yang Digunakan
Dalam hal teknologi, PT. Winiharto selalu berupaya untuk
melakukan update terhadap teknologi yang digunakan. Apabila
sebelumnya perusahaan hanya menggunakan excel/word dalam
membuat dokumen penagihan. Kini perusahaan telah
menggunakan bantuan aplikasi/sistem informasi akuntansi guna
meminimalisir risiko terhadap piutang usaha.
3) Aktivitas Pengendalian
Aktifitas pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan
didalam menjalankan suatu perusahaan. Dengan aktifitas
pengendalian yang baik akan menjamin aset-aset perusahaan telah
dilindungi dan dicatat secara sesuai. Aktifitas pengendalian didalam
PT. Winiharto dilakukan dengan melakukan prosedur-prosedur
pengamanan atas kekayaan perusahaan dan catatan perusahaan.
Kesemuanya itu dilakukan guna menghindari adanya kesalahan
didalam pencatatan dengan hasil perhitungan fisiknya. Selain itu, hal
tersebut juga berguna untuk menghindari adanya pencurian terhadap
aset-aset perusahaan. Namun untuk pemberian piutang pada PT.
Winiharto sendiri masih terlalu mudah diberikan karena persyaratan
pemberian piutang hanya menggunakan purchase order sehingga siapa
saja bisa melakukan piutang, sehingga dapat menyebabkan nilai saldo
piutang membengkak yang diakibatkan dari beberapa customer yang
telat membayar piutang maupun tidak membayar piutang.
76
4) Informasi dan Komunikasi
Pengendalian internal piutang yang baik akan mencakup masalah
adanya Informasi, data dan komunikasi yang baik. Diantaranya bisa
dilakukan dengan adanya proses pencatatan informasi dan data yang
baik, adanya panduan kebijakan atau prosedur didalam perusahaan
serta dibuatnya laporan keuangan secara berkala atau periodik.
5) Pemantauan
Proses pemantauan piutang dilakukan secara baik oleh PT.
Winiharto, contohnya yaitu dengan selalu membuat laporan atas
piutang secara update dan berkala. Selain itu dilakukan pula proses
tindak lanjut apabila ditemukan adanya piutang yang telah memasuki
masa jatuh temponya. Proses pemantauan dilakukan oleh pihak yang
berwenang yang kemudian akan dilakukan review atas apa yang sudah
dilakukan tersebut oleh pejabatan yang tingkat jabatannya diatas dari
pegawai tersebut.
3. Tindak Lanjut Audit Kinerja pada PT. Winiharto
a. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji realibilitas untuk
mengetahui kelayakan kuesioner sebagai tolak ukur penelitian. Pengujian
dilakukan secara manual dan menggunakan SPSS versi 20. Instrument-
instrument pada variabel X2 merupakan faktor penunjang dari tindak
lanjut audit kinerja. Adapun hasil kuesioner atas tindak lanjut audit
kinerja pada PT. Winiharto sebagai berikut:
77
Tabel 4.7
Hasil Analisis Item Instrumen
Tindak Lanjut Audit Kinerja (Variabel X2)
NO.
RESP
ITEM SOAL TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 5
12 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
15 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6
16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
21 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
24 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7
25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
29 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 6
30 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8
31 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
33 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
34 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 5
35 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
TOTAL 30 27 32 29 29 30 32 30 32 28 299
Sumber: Kueisoner (Data diolah penulis dengan Ms. Excel)
78
1) Uji Validitas
Hasil uji validitas terhadap instrumen dari variabel X2 yang
berjumlah 10 item, dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrument.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Tindak Lanjut Audit Kinerja (X2)
Item
Soal r hitung r table Keterangan
1 0,433 0,325 VALID
2 0,428 0,325 VALID
3 0,411 0,325 VALID
4 0,611 0,325 VALID
5 0,334 0,325 VALID
6 0,383 0,325 VALID
7 0,349 0,325 VALID
8 0,631 0,325 VALID
9 0,411 0,325 VALID
10 0,686 0,325 VALID Sumber: Kuesioner (Data diolah dengan SPSS v20)
Berdasarkan tabel 4.8 dengan menggunakan signifikansi 0,05
atas 10 item soal kuesioner, maka didapat r tabel sebesar 0,325.
Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel dan sebaliknya,
jika r hitung ≤ r tabel dinyatakan tidak valid. Pada tabel 4.8 terlihat 10
instrumen yang digunakan pada kuesioner X2 memiliki r hitung yang
lebih besar dari pada r tabelnya, maka dapat disimpulkan item-item
pada soal kuesioner X2 dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Sugiyono (2011:184), suatu instrument dinyatakan reliabel bila
koefisien reliabilitas minimal 0,6. Pengukuran yang reliable akan
79
menunjukan instrument yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan
data yang dapat dipercaya pula.
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel X2
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 35 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,609 ,609 10
Sumber: Kuesioner (Data diolah dengan SPSS v20)
Hasil pengujian reliabilitas variabel X2 pada tabel 4.9, diketahui
nilai reliabilitas Croanbach’s Alpha sebesar 0,609. Nilai tersebut telah
melebihi nilai minimal, maka data variabel X2 ini reliable untuk
digunakan sebagai penelitian.
b. Analisis Deskriptif
Audit kinerja merupakan pengkajian terhadap kegiatan operasi
suatu organisasi untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kinerja
suatu bagian dalam perusahaan. Untuk mengetahui gambaran peranan
audit kinerja pada PT. winiharto, peneliti menyebarkan kuesioner sesuai
dengan indikator dari variabel audit kinerja penulis mengkhususkan pada
bagian tindak lanjut audit kinerja itu sendiri.
80
Tindak lanjut audit kinerja sendiri merupakan tahap terakhir atau
tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit kinerja adalah tahap
bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan
audit. Idealnya, kebijakan entitas sebaiknya mengharuskan manajer unit
yang diaudit untuk melaporkan secara tertulis selama periode waktu yang
ditetapkan. Akan tetapi, tindak lanjut ini juga harus mencakup penentuan
kelayakan tindakan yang diambil oleh auditee dalam
mengimplementasikan rekomendasi. auditor internal harus
menindaklanjuti untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah
diambil berdasarkan temuan yang dilaporkan. Kegagalan auditor untuk
menerima tanggapan yang tepat harus dikomunikasikan kepada
manajemen senior.
Tindak lanjut dari audit kinerja itu sendiri sangat terkait pada
efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Pada PT. Winiharto sendiri efisiensi
digunakan untuk menilai sebaik apakah pemakaian sumber daya suatu
organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan-
kebijakan organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Efisiensi dan
efektivitas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat satu dengan
lainnya, bisa saja suatu kebijakan organisasi itu sangat efisien akan tetapi
tidak efektif begitupun sebaliknya. Ekonomis maksudnya memperoleh
kualitas dan kuantitas sumber daya fisik dan manusia yang layak pada
waktu yang layak dan biaya yang rendah.
81
4. Efektifitas Pembayaran Piutang
a. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji realibilitas untuk
mengetahui kelayakan kuesioner sebagai tolak ukur penelitian. Pengujian
dilakukan secara manual dan menggunakan SPSS versi 20. Instrument-
instrument pada variabel Y yaitu efektifitas pembayaran piutang. Adapun
hasil kuesioner atas efektifitas pembayaran piutang PT. Winiharto dapat
dilihat pada tabel 4.10
82
Tabel 4.10
Hasil Analisis Item Instrumen
Efektivitas Pembayaran Piutang (Variabel Y)
RESPONDE
N ITEM SOAL JUMLA
H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7
12 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6
13 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
15 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
18 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
24 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
25 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7
26 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
31 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6
32 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
34 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 5
35 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
JUMLAH 27 31 30 29 29 30 30 31 31 30 298
Sumber: Kueisoner (Data diolah penulis dengan Ms. Excel)
83
1) Uji Validitas
Hasil uji validitas terhadap instrumen dari variabel Y yang
berjumlah 10 item, dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu
instrument.
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Efektivitas Pembayaran Piutang (Y)
Item
Soal r hitung r table Keterangan
1 0,450 0,325 VALID
2 0,484 0,325 VALID
3 0,417 0,325 VALID
4 0,591 0,325 VALID
5 0,410 0,325 VALID
6 0,465 0,325 VALID
7 0,514 0,325 VALID
8 0,484 0,325 VALID
9 0,484 0,325 VALID
10 0,465 0,325 VALID Sumber: Kuesioner (Data diolah dengan SPSS v20)
Berdasarkan tabel 4.11 dengan menggunakan signifikansi 0,05
atas 10 item soal kuesioner, maka didapat r tabel sebesar 0,325.
Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel dan sebaliknya,
jika r hitung ≤ r tabel dinyatakan tidak valid. Pada tabel 4.11 terlihat
10 instrumen yang digunakan pada kuesioner Y memiliki r hitung
yang lebih besar dari pada r tabelnya, maka dapat disimpulkan item-
item pada soal kuesioner Y dinyatakan valid.
84
2) Uji Reliabilitas
Sugiyono (2011:184), suatu instrument dinyatakan reliabel bila
koefisien reliabilitas minimal 0,6. Pengukuran yang reliable akan
menunjukan instrument yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan
data yang dapat dipercaya pula.
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel X2
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 35 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,617 ,623 10
Sumber: Kuesioner (Data diolah dengan SPSS v20)
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat
ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pengukuran reliabilitas
pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode Cronbach’s
Alpha. Adapun hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel
diatas.
Dari hasil uji reliabilitas pada tabel diatas, dihasilkan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0.617. Apabila nilai Cronbach’s Alpha
85
lebih besar dari 0.6, maka data penelitian tersebut dikatakan
reliabel, dan sebaliknya jika nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari
0.6 maka data penelitian tersebut dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hal tersebut, data dalam penelitian ini dikatakan
reliabel karena nilai Cronbach’s alpha yang didapatkan adalah
0.617, dimana lebih besar dari 0.6.
b. Analisis Deskriptif
Efektivitas penagihan piutang dapat dilihat dari seberapa besar
nilai piutang yang diterima oleh PT. Winiharto. Untuk mengukur
tingkat efektivitas penagihan tersebut peneliti menggunakan rumus
efektivitas piutang yang diterima sebagai berikut:
Efektivitas Piutang = Piutang yang diterima x 100%
Piutang yang jatuh tempo
Dari hasil perhitungan persentase efektivitas penagihan tersebut,
peneliti mengelompokkannya dalam tingkat efektivitas sebagai berikut:
Tabel 4.13
Pengelompokan Tingkat Efektivitas Pembayaran Piutang
Persentase Keterangan
81 – 100 Sangat Efektif
61 – 80 Efektif
41 – 60 Cukup Efektif
21 – 40 Tidak Efektif
0 – 20 Sangat Tidak Efektif
Sumber: Penulis
86
Sementara untuk mengetahui tingkat efektivitas penagihan pada
peneliti menggunakan data piutang PT. Winiharto tahun 2011, 2012,
2013 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.14
Data Piutang PT. Winiharto
Tahun 2011
NO PERIODE
PIUTANG
YANG JATUH
TEMPO
REALISASI
PEMBAYARAN
PIUTANG
PERSENTASE
PEMBAYARAN
(%)
1 Januari 2011 3.170.978.624 3.098.655.720 97.72
2 Februari 2011 1.398.797.573 1.385.623.100 99.06
3 Maret 2011 1.518.460.270 1.411.988.643 92.99
4 April 2011 2.031.851.303 1.899.623.562 93.49
5 Mei 2011 1.822.474.934 1.633.087.622 89.61
6 Juni 2011 4.607.245.494 4.080.047.568 88.56
7 Juli 2011 1.786.943.598 1.270.083.463 71.08
8 Agustus 2011 1.717.070.116 1.619.802.284 94.34
9 September 2011 2.311.056.312 2.049.517.285 88.68
10 Oktober 2011 4.633.199.739 4.365.384.007 94.22
11 November 2011 3.461.101.768 3.098.328.848 89.52
12 Desember 2011 2.088.506.172 1.976.023.394 94.61
Jumlah 30.547.685.903 27.888.165.496 91.16 Sumber : Data intern PT. Winiharto
Dari hasil perhitungan persentase efektivitas penagihan piutang PT.
Winiharto berdasarkan data tahun 2011 diatas, didapatkan hasil
persentase sebesar 91.16% yang menunjukkan bahwa tingkat efektivitas
pembayaran piutang pada PT. Winiharto sangat efektif.
87
Tabel 4.15
Data Piutang PT. Winiharto
Tahun 2012
NO PERIODE
PIUTANG
YANG JATUH
TEMPO
REALISASI
PEMBAYARAN
PIUTANG
PERSENTASE
PEMBAYARAN
1 Januari 2012 803.945.432 756.351.862 94.08
2 Februari 2012 751.678.916 742.433.265 98.77
3 Maret 2012 2.021.039.772 1.865.823.918 92.32
4 April 2012 1.677.729.070 1.524.216.860 90.85
5 Mei 2012 1.774.137.840 1.679.398.879 94.66
6 Juni 2012 2.762.317.707 2.451.004.501 88.73
7 Juli 2012 5.873.218.629 5.292.357.307 90.11
8 Agustus 2012 2.273.276.779 1.964.788.284 86.43
9 September 2012 1.801.649.178 1.685.983.301 93.58
10 Oktober 2012 2.243.166.624 2.166.898.959 96.60
11 November 2012 2.796.189.425 2.552.361.707 91.28
12 Desember 2012 3.320.345.057 2.969.384.584 89.43
Jumlah 28.098.694.429 25.651.003.428 92.24 Sumber : Data intern PT. Winiharto
Dari hasil perhitungan persentase efektivitas penagihan piutang PT.
Winiharto berdasarkan data tahun 2012 diatas, didapatkan hasil
persentase sebesar 92.24% yang menunjukkan bahwa tingkat efektivitas
pembayaran piutang pada PT. Winiharto sangat efektif.
88
Tabel 4.16
Data Piutang PT. Winiharto
Tahun 2013
NO PERIODE
PIUTANG
YANG JATUH
TEMPO
REALISASI
PEMBAYARAN
PIUTANG
PERSENTASE
PEMBAYARAN
1 Januari 2013 2.956.800.571 2.689.080.824 90.95
2 Februari 2013 1.306.622.430 1.275.786.141 97.64
3 Maret 2013 1.956.038.268 1.904.790.065 97.38
4 April 2013 1.574.395.419 1.505.594.339 95.63
5 Mei 2013 2.153.403.531 1.951.844.960 90.64
6 Juni 2013 2.249.451.538 2.027.205.726 90.12
7 Juli 2013 2.600.573.171 2.367.821.872 91.05
8 Agustus 2013 2.296.087.058 2.005.620442 87.35
9 September 2013 4.470.183.356 4.138.495.751 92.58
10 Oktober 2013 2.037.754.650 1.892.462.743 92.87
11 November 2013 4.949.937.974 4.848.464.246 97.95
12 Desember 2013 5.885.310.765 5.579.274.605 94.80
Jumlah 34.436.558.731 32.186.441.714 93.25 Sumber : Data intern PT. Winiharto
Dari hasil perhitungan persentase efektivitas pembayaran piutang
PT. Winiharto berdasarkan data tahun 2013 diatas, didapatkan hasil
persentase sebesar 93.25% yang menunjukkan bahwa tingkat efektivitas
pembayaran piutang pada PT. Winiharto sangat efektif. Dari data
piutang tahun 2011, 2012, dan 2013 diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa tingkat efektifitas penagihan pada PT. Winiharto
menunjukkan tingkat sangat efektif yang ditunjukkan dengan tingkat
persentase sebesar 91.16% (2011), 92.24% (2012) dan 923.25% (2013).
89
5. Peranan Sistem Pengendalian Internal dan Tindak Lanjut Audit Kinerja
terhadap Efektifitas Pembayaran Piutang PT. Winiharto
a. Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.17
Hasil Analisis Regresi Linear
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig. Correlations Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Zero-
order
Partial Part Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 2,509 1,320 1,902 ,066
X1 ,083 ,162 ,085 ,514 ,611 ,445 ,091 ,069 ,645 1,550
X2 ,616 ,169 ,603 3,637 ,001 ,654 ,541 ,484 ,645 1,550
a. Dependent Variable: Efektifitas Pembayaran Piutang
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS v20
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.17 diperoleh persamaan regresi
linear berganda, Y = 2,509 + 0,083X1 + 0,616X2+0,05 yang artinya:
1) Constant atau konstanta (a) sebesar 2,509 artinya jika sistem
pengendalian internal dan tindak lanjut audit operasional nilainya
adalah 0, maka Efektifitas Pembayaran Piutang nilainya sebesar
2,509.
2) Koefisien variabel sistem pengendalian internal (X1) mengalami
kenaikan 1, maka efektifitas pembayaran piutang akan bertambah
0,083 dengan asumsi tindak lanjut audit operasional (X2) sebagai
konstanta.
90
3) Koefisien variabel tindak lanjut audit kinerja (X2) mengalami
kenaikan 1, maka efektifitas pembayaran piutang akan bertambah
0,616 dengan asumsi sistem pengendalian internal (X1) sebagai
konstanta.
4) Nilai dari t tabel adalah 2,031 sedangkan nilai t hitung X1 adalah 0,514
dan X2 adalah 3,367, dengan demikian sistem pengendalian internal
tidak berpengaruh terhadap efektifitas pembayaran piutang sedangkan
tindak lanjut audit operasional berpengaruh terhadap efektifitas
pembayaran piutang.
b. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur seberapa
besar hubungan antara sistem pengendalian internal dan tindak lanjut
audit kinerja terhadap efektivitas pembayaran piutang.
Tabel 4.18
Hasil Analisis Korelasi Berganda
Model Summaryb
Mod
el
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,657a ,432 ,397 1,32355 ,432 12,184 2 32 ,000 1,631
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS v20
Pada tabel 4.18 diatas, koefisien korelasi (r) didapat dari tingkat
korelasi antara sistem pengendalian internal dan tindak lanjut audit
operasional terhadap efektifitas pembayaran piutang sebesar 0,657.
Sugiyono (2011:242) menjelaskan mengenai pedoman untuk
91
memberikan interpretasi koefisien korelasi dan nilai r pada penelitian ini
memiliki interval koefisien antara 0,60 – 0,799 yang artinya hubungan
sistem pengendalian internal dan tindak lanjut audit kinerja terhadap
efektivitas pembayaran piutang, memiliki hubungan yang kuat dan
berpengaruh.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sebesar mana
hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dari hasil analisis
menggunakan SPSS versi 20. Nilai adjusted R square pada tabel 4.18
sebesar 0,397 menunjukan bahwa konstribusi sistem pengendalian
internal dan tindak lanjut audit kinerja terhadap efektifitas pembayaran
piutang berpengaruh sebesar 39,7% dan 60,3% dipengaruhi oleh faktor –
faktor lainnya.
d. Uji Signifikansi (Uji F)
Berdasarkan tabel 4.18 tertera nilai df1 = 2 dan df2 = 32 dimana
titik presentasi distribusi F untuk probabilitas 0,05 (F tabel) sebesar 3,29
dan F hitung sebesar 12.184. F hitung > F tabel, maka ha diterima yang
artinya sistem pengendalian internal dan tindak lanjut audit kinerja
berpengaruh terhadap efektifitas pembayaran piutang.