BAB IV PEMBAHASAN A. Latar Belakang Berdirinya Organisasi...
Transcript of BAB IV PEMBAHASAN A. Latar Belakang Berdirinya Organisasi...
22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Organisasi Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang
Pada masa Orde Baru kaum wanita telah diminta untuk
berpartisipasi dan lebih banyak memainkan peranannya di dalam proses
pembangunan. (Hardjito Notopuro,1984: 16-17). Garis-Garis Besar Haluan
Negara (Ketetapan MPR-RI Nomor II/MPR/1983) yang didalamnya
menerangkan tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) perihal
“Peranan Wanita dalam Pembangunan dan Pembinaan Bangsa”
menentukan:
1. Pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya
pria maupun wanita secara maksimal di segala bidang. Oleh
karena itu, wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan
yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam
segala kegiatan pembangunan.
2. Peranan dan tanggung jawab wanita dalam pembangunan
makin dimantapkan melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
3. Dalam rangka mendorong partisipasi wanita dalam
pembangunan perlu makin dikembangkan kegiatan wanita
dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain melalui
23
organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). (Hardjito
Notopuro, 1984: 27-29)
Dengan adanya kebijakan tersebut, maka pada masa Orde Baru banyak
organisasi wanita didirikan sebagai wadah bagi para wanita untuk
menyadarkan dan mendorong tentang eksistensi wanita serta kedudukannya
di masyarakat dalam pembangunan nasional. Salah satu diantaranya adalah
dibentuknya organisasi Dharma Wanita.
Organisasi Dharma Wanita didirikan pada tanggal 5 Agustus 1974
Anggota organisasi meliputi seluruh istri pegawai Republik Indonesia, yang
terdiri dari para istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), istri Badan Usaha Milik
Negara/ Daerah, istri Pegawai Bank Milik Negara/ Daerah, Istri Pegawai
Badan Usaha/ organisasi swasta atau lembaga di bawah wewenang
departemen, misalnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), istri
para penyelenggara pemerintahan desa, istri para pensiunan pegawai yang
telah disebut diatas dan karyawati yang bekerja pada birokrasi tersebut (Liza
Hadiz, 2005:440-441). Berjalannya waktu, Dharma Wanita semakin
memantapkan langkah sebagai satu-satunya wadah organisasi bagi para istri
pegawai negeri sipil Republik Indonesia.
Pada tahun 1998 adanya tuntutan reformasi kepada pemerintah dan
kehidupan globalisasi abad ke-21 yang mensyaratkan adanya tata kehidupan
yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia, demokratis,
keterbukaan, serta tegaknya supremasi hukum. Hal tersebut merupakan ciri
kehidupan masyarakat madani yang akan mendorong terwujudnya tujuan
nasional. Pada masa itu Dharma Wanita sempat tidak terdengar sepak
24
terjangnya kemudian barulah pada tahun 1999 mengadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub). Pembahasan yang sangat hangat ketika itu
ialah ketika membahas tentang perubahan nama ”Dharma Wanita” dengan
sederetan nama yang diusulkan, antara lain : Persatuan Istri Pegawai Negeri
Sipil (PIPNS) RI. Dalam upaya menjembatani masalah tersebut, pengurus
Pusat saat itu, yaitu Ibu Hartini Hartarto selaku pemimpin Munaslub
menyampaikan jalannya Munaslub pada hari pertama kepada Ibu Sinta
Nuriyah, Penasehat Utama Dharma Wanita. Pada saat itu beliau
mengusulkan menambah nama ”Persatuan” dibelakang nama Dharma
Wanita untuk disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional
dibawah Presiden Abdurrahman Wahid, yang pada saat itu menjabat sebagai
presiden Republik Indonesia.
Pada Munaslub tersebut juga diputuskan bahwa Organisasi Dharma
Wanita Persatuan menjadi organisai sosial kemasyarakatan dalam jumlah
yang besar dan terbesar di seluruh kawasan Indonesia, serta satu-satunya
wadah bagi istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia yang
terorganisasi dan diberi nama Dharma Wanita Persatuan pada tanggal 7
Desember 1999, nama tersebut digunakan sampai sekarang.
(dwpsmkn1larch.blogspot.com dan wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo
pada tanggal 8 Mei 2013).
Organisasi Dharma Wanita Persatuan menghimpun dan membina
istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia melalui kegiatan di bidang
pendidikan, ekonomi dan sosial budaya serta tidak terkait dengan kekuatan
politik manapun, tetapi hak berpolitik anggota tetap dihormati
25
(www.firdaaprilianto.blogspot.htm). Visi dan Misi Organisasi Dharma
Wanita Persatuan adalah sebagai berikut:
Visi :
Menjadi organisasi istri Pegawai Negeri Sipil yang kukuh dan mandiri.
Misi :
Menyejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan
bidang sosial budaya secara demokratis.
Dengan demikian organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki
tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya pada
khususnya serta masyarakat pada umumnya melalui peningkatan kualitas
sumber daya anggota, untuk mendukung tercapainya tujuan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mencapai
tujuannya organisasi ini pun memiliki tugas pokok untuk melakukan
pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti luhur
juga membina anggota mempererat persatuan dan kesatuan, meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dan menjalin hubungan kerjasama dengan
berbagai pihak (Anonim, 2009: 26-27)
26
Organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki lambang sebagai
berikut :
Pada gambar yang ditunjuk oleh nomor 1 yaitu berupa bunga melati
berwarna putih berkelompak lima dengan latar belakang bendera Merah
Putih mengandung arti bahwa kedudukan wanita sebagai salah satu aset
bangsa dalam pengabdiannya kepada bangsa, tanah air dan negara Republik
Indonesia, yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945. Warna putih melambangkan kesucian dan keluhuran budi
wanita serta persaudaraan kekeluargaan di antara sesamanya.
Pada gambar yang ditunjuk nomor 2 berupa putik bunga berwarna
kuning dan berjumlah lima melambangkan cita-cita dan perintis yang
mewariskan sifat-sifat kemurnian pengabdian dan kesetiaan terhadap
bangsa, tanah air dan negara serta kepada generasi wanita pengurus dalam
pembangunan masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya. Warna kuning
melambangkan cita-cita yang luhur, sedangkan lima putik bunga
melambangkan adanya generasi wanita penerus yang berkelanjutan. Pada
gambar nomor 3 dan 4 yang menunjuk pada kapas dan padi melambangkan
1
2
3
4
5
6
27
cita-cita dan tujuan organisasi Dharma Wanita Persatuan, yaitu mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan yang merata berasaskan Undang-Undang
Dasar 1945. Bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan bagi seluruh
anggota Dharma Wanita Persatuan khususnya. Gambar Padi juga sebagai
simbol kegiatan bidang ekonomi, sedangkan gambar kapas sebagai simbol
kegiatan bidang sosial budaya.
Pada gambar nomor 5 menunjuk pada 15 mata rantai,
melambangkan rasa persatuan dan persaudaraan yang erat di antara seluruh
anggota Dharma Wanita Persatuan, untuk bersama-sama bahu-membahu
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi guna mencapai cita-
cita dan tujuan organisasi dan nomor 6 yang menunjuk pada buku
melambangkan kegiatan bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas
anggota dengan senantiasa menimba ilmu pengetahuan sesuai dengan laju
perkembangan teknologi melalui kegiatan keterampilan, taman bacaan dan
pengembangan wawasan, pengetahuan melalui seminar ataupun workshop
(Anonim, 2009: 11-14)
Organisasi ini menganut azaz teritorial dimana organisasi ini dapat
dijumpai mulai tingkat kecamatan sampai dengan pusat. Salah satu
organisasi ini berada di Kabupaten Semarang yaitu Dharma Wanita
Persatuan Kabupaten Semarang yang anggotanya terdiri dari para istri
Pegawai Negeri Sipil instansi dinas dan kecamatan atau biasa disebut Unsur
Pelaksana Dinas Kabupaten Semarang dan Unsur Pelaksana Kecamatan.
Kantor sekretariat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang berada
di Gedung PKK kompleks DPRD Kabupaten Semarang yang terletak di
28
Jalan Diponegoro No. 203 Ungaran (lihat lampiran gambar no.1). Gedung
PKK ini merupakan gedung yang digunakan secara khusus untuk kegiatan-
kegiatan organisasi wanita termasuk digunakan oleh Dharma Wanita
Kabupaten Semarang (wawancara dengan Ayu Setyawati). Di kantor
sekretariat tersebut terdapat kantor untuk para fulltimer (pekerja penuh
waktu) Dharma Wanita Persatuan dan PKK Kabupaten Semarang (lihat
lampiran gambar no. 2). Terdapat juga aula yang cukup luas yang digunakan
untuk pertemuan-pertemuan organisasi Dharma Wanita ataupun organisasi
wanita lainnya (lihat lampiran gambar no. 5). Fulltimer yang diperbantukan
ini bertugas untuk mengurus arsip-arsip ataupun dokumen, surat-surat
kegiatan dan segala sesuatu menyangkut administrasi Dharma Wanita
ataupun PKK hal ini dikarenakan para pengurus organisasi Dharma Wanita
Persatuan tidak memiliki jam kantor sendiri karena para pengurus juga telah
memiliki peran lain di masyarakat.
Pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang terdiri dari ketua,
wakil ketua, sekretaris, bendahara dan tiga orang ketua bidang (bidang
pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya) dengan masa bakti
selama lima tahun dan wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Semarang.
Ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang dipilih dari utusan unsur
pelaksana Dharma Wanita Kabupaten Semarang ataupun calon yang
diusulkan oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan ditetapkan dalam
Musyawarah Kabupaten/Kota. Anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh
ketua Dharma Wanita yang telah terpilih. Kemudian, kepengurusan Dharma
29
Wanita Kabupaten Semarang ditetapkan oleh Dharma Wanita Persatuan
Provinsi Jawa Tengah.
Pengurus organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang
memiliki tugas untuk menetapkan kebijaksanaan organisasi sesuai
angggaran dasar dan angggaran rumah tangga, Keputusan Musyawarah
Nasional, dan kebijaksanaan pemimpin organisasi satu tingkat diatasnya.
Selain itu, pengurus juga memiliki tugas untuk menetapkan, melaksanakan
program dan kegiatan organisasi serta melakukan evaluasi untuk kemudian
melaporkan pelaksanaan dan hasil kerja kepada pengurus Dharma Wanita
satu tingkat diatasnya, yaitu Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa
Tengah. Pengurus juga memiliki tugas untuk mengesahkan organisasi,
pengurus dan katua Dharma Wanita satu tingkat dibawahnya, dalam hal ini
adalah Dharma Wanita Kecamatan dan Kelurahan yang termasuk dalam
Kabupaten Semarang.
Penggantian pengurus juga dapat sewaktu-waktu terjadi disebabkan
adanya mutasi pegawai ataupun hal lainnya. Jika hal ini terjadi pada jabatan
ketua, maka penggantian harus melalui kesepakatan pengurus dan anggota
berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dharma
Wanita Persatuan. Penggantian jabatan pengurus lainnya, dapat ditentukan
oleh ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Penggantian
ketua ini kemudian disahkan oleh ketua satu tingkat diatasnya, yaitu
Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah, sedangkan jika ada
penggantian pengurus lainnya, maka pengesahan dilakukan oleh ketua
Dharma Wanita Kabupaten Semarang sendiri. Serah terima jabatan ketua
30
kemudian dituliskan dalam berita acara dan ditandatangani oleh ketua yang
lama dan baru disaksikan oleh Dewan Penasihat, dalam hal ini adalah
Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah
(Anonim, 2009: 35-29)
Sejak masa bakti 2009-2013, Dharma Wanita Kabupaten Semarang
telah mengalami beberapa kali pergantian dalam kepengurusan, disebabkan
adanya mutasi pegawai, usia pensiun ataupun hal lainnya. Seperti yang
terjadi awal tahun 2013 ini, ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang
mengalami sakit dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan
kepengurusan. Jabatan ketua secara sementara digantikan oleh wakil ketua
Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Hj. Eppy Agus Purwoko Djati
sampai masa bakti 2014 (wawancara dengan Ayu Setyawati pada tanggal 26
April 2013)
B. Bentuk-bentuk Kegiatan Organisasi Dharma Wanita Kabupaten
Semarang
Kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang meliputi
3 bidang kegiatan, yaitu Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang
Sosial Budaya (wawancara dengan Eppy Agus Purwoko Djati tanggal 5
Maret 2013).
1) Bidang Pendidikan
Bidang Pendidikan tersebut terdiri dari 3 sub bagian, yaitu
pendidikan formal, pendidikan non formal informal dan perpustakaan
atau taman bacaan.
31
Program kerja bidang pendidikan ini antara lain :
a) Meningkatkan pendidikan bagi anggota dan keluarganya melalui
bantuan pendidikan secara berkesinambungan.
b) Membina secara baik dan tepat lembaga-lembaga pendidikan
sekolah yang dibina oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang.
c) Menyelenggarakan pendidikan non formal dan informal sehingga
dapat secara nyata meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
memperluas wawasan dan pengetahuan Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang.
d) Meningkatkan fungsi dan peran perpustakaan, taman bacaan dan
sudut baca sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi anggota Dharma
Wanita Persatuan Kabupaten Semarang.
Melalui bidang pendidikan diharapkan terwujudnya
peningkatan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
anggota dan keluarga Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang
dalam segala segi kehidupan.
2) Bidang Ekonomi
Konsentrasi program bidang ekonomi meliputi kegiatan
usaha, pemberdayaan ekonomi produktif dan perkoperasian. Kegiatan
usaha dilaksanakan secara terencana dan terarah untuk mendapatkan
dana bagi organisasi melalui berbagai kegiatan usaha seperti bazaar
ataupun mengikuti pasar murah.
32
Pemberdayaan ekonomi produktif dilaksanakan dengan
maksud menambah kemampuan anggota untuk meningkatkan
kemampuan ekonomi keluarga dan kegiatan koperasi dilaksanakan
dengan tujuan memberi bimbingan dalam rangka meningkatkan
kehidupan berkoperasi meliputi ideologi, organisasi, manajemen dan
pembinaan terhadap anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang.
Program kerjanya meliputi pengembangan jenis-jenis usaha
yang dikelola oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang
untuk menghimpun dana bagi organisasi, melakukan pemberdayaan
ekonomi produktif dan kreatif serta memasyaratkan kehidupan
berkoperasi. Tujuan program kerja bidang ekonomi adalah
a) Melaksanakan kegiatan untuk mendapatkan dana bagi
organisasi.
b) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan anggota untuk
menambah penghasilan keluarga.
c) Memasyarakatkan kehidupan berkoperasi.
3) Bidang Sosial/ Budaya
Program kerja Sosial Budaya meliputi 3 program yaitu
ketahanan keluarga, kepedulian sosial dan keanekaragaman budaya.
Ketahanan keluarga adalah wujud sebuah kelurga yang dibangun
berdasarkan prinsip-prinsip saling menghargai, memiliki hak dan
kewajiban yang sama, meyakini bahwa keberhasilan adalah upaya
yang memerlukan waktu dan kerja keras.
33
Kepedulian sosial merupakan wujud dari kepedulian terhadap
kondisi kesejahteraan anggota organisasi, keluarga dan masyarakat
dan keanekaragaman budaya adalah pemahaman nilai-nilai budaya
yang beranekaragam dengan dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika.
Tujuan program kerja bidang sosial budaya yaitu
terwujudanya peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarga, baik
lahir maupun batin dalam upaya menuju keluarga bahagia yang
berkualitas, harmonis, berbudaya dan berbudi luhur.
C. Implementasi Kegiatan Dharma Wanita Kabupaten Semarang Selama
Masa Bakti 2009-2010
Kegiatan-kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh organisasi
Dharma Wanita Kabupaten Semarang tidak hanya sekedar sebuah kegiatan
yang sepintas lalu. Semua kegiatan benar-benar dirancang dengan tujuan
yang bermanfaat bagi para anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan terwujudnya
pengembangan wawasan, pengetahuan dan keterampilan sehingga tercipta
kesejahteraan anggota. Sejahtera yang dimaksud tidak bicara mengenai
materi yang berlimpah, yang dimaksud sejahtera dimana setiap anggota
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuannya guna memenuhi kebutuhan hidup, baik yang sifatnya
jasmani maupun rohani dalam rangka mencapai kesejahteraan diri, keluarga
dan masyarakat.
34
Jumlah peserta dari setiap kegiatan berkisar antara 60-90 orang
terdiri dari pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan utusan-
utusan Unsur Pelaksana (UPEL) Dharma Wanita Kabupaten Semarang baik
dari dinas maupun kecamatan. Utusan-utusan ini terdiri dari ketua Dharma
Wanita Persatuan dari setiap Unsur Pelaksana baik dinas maupun
kecamatan, namun jika ketua berhalangan untuk hadir maka masing-masing
Unsur Pelaksana mengirimkan 1- 2 orang anggotanya untuk mengikuti
kegiatan. Kecuali pada kegiatan-kegiatan tertentu jumlah peserta
disesuaikan dengan jumlah undangan yang diminta dan biasanya utusan
berasal dari daerah sekitar dimana acara berlangsung. Kegiatan tersebut
seperti upacara hari besar kota atau hari besar nasional, ziarah, kegiatan
anjangsana, jalan sehat dalam memperingati kemerdekaan ataupun hari
besar baik kota ataupun hari besar nasional.
Sumber dana untuk kegiatan organisasi Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang diperoleh melalui iuran anggota yang diadakan setiap
satu bulan sekali berkisar Rp 10.000 untuk UPEL Dharma Wanita yang
anggotanya sedikit dan Rp 15.000 untuk UPEL yang lebih besar. Sesuai
kesepakatan organisasi jumlah iuran antara UPEL kecil dan UPEL yang
jauh lebih besar memang berbeda, hal ini dengan tujuan agar iuran UPEL
yang lebih besar dapat digunakan untuk mensubsidi silang UPEL yang lebih
kecil. Sumber dana juga diperoleh dari keuntungan hasil usaha, dana hibah
dari APBD (jika ada), dana sosial dari pengurus, bantuan yang tidak
mengikat dari Penasihat organisasi Dharma Wanita Persatuan, Dharma
Wanita Sekretariat Daerah (Setda), Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
35
(SKPD) Kabupaten Semarang yang sebelumnya melalui pengajuan proposal
kegiatan. Keseluruhan dana yang diperoleh kemudian dikelola oleh
bendahara organisasi dan digunakan untuk melaksanakan program-program
kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang.
Dalam melaksanakan kegiatannya, baik di bidang pendidikan,
bidang ekonomi dan sosial budaya organisasi Dharma Wanita secara tidak
langsung memiliki 2 kategori kegiatan, yaitu kegiatan rutin tahunan yang
selalu dilaksanakan setiap tahun seperti pemberian dana pendidikan,
kegiatan koperasi, bazar ataupun expo dan siraman rohani dan kegiatan
anjangsana. Kegiatan-kegiatan tidak rutin, dimana jenis kegiatan ini selalu
berganti setiap tahun namun dalam wadah yang sama yaitu seperti pelatihan
keterampilan ataupun sosialisasi pendidikan dan kesehatan.
a) Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan memiliki beberapa program-program
yang selalu dilaksanakan setiap tahun yaitu, pemberian dana
pendidikan dan pembinaan TK asuhan Dharma Wanita Kabupaten
Semarang. Menghimpun dan menyalurkan dana pendidikan yang
sifatnya tidak mengikat dan diberikan setiap satu tahun sekali kepada
putra-putri anggota Dharma Wanita. Masing-masing Unit Pelaksana
Dinas ataupun Kecamatan (UPEL) mengirimkan 1 orang anak yang
layak untuk menerima dana pendidikan. Biasanya anak-anak tersebut
berasal dari putra-putri anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang
yang berpangkat PNS Golongan I, II ataupun III. Pada tahun 2009
36
masing-masing anak menerima Rp. 100.000 dan pada tahun 2010
mereka menerima bantuan Rp. 120.000.
Kegiatan tahunan program pendidikan formal yang lain
adalah melakukan pembinaan pada lembaga pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK) yang dibina oleh Dharma Wanita Kabupaten
Semarang setiap satu tahun sekali. Pembinaan ini bekerjasama dengan
Gabungan Organisasi Pendiri Taman Kanak-Kanak Kabupaten
Semarang (GOPTKI). Setiap tahun anggota Dharma Wanita berusaha
melakukan pembinaan dengan mengadakan kunjungan ke TK binaan,
bercengkerama dengan anak-anak dan membagi hadiah berupa alat
tulis. Kini TK binaan Dharma Wanita telah berkurang dibandingkan
sebelumnya yang jumlahnya lebih banyak, hal ini dikarenakan karena
terbatasnya dana yang dimiliki oleh Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang untuk membina TK-TK tersebut. Pembinaan TK
tersebut diambil alih oleh pihak lain dan tidak mejadi TK binaan
Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang lagi. Pihak Dharma
Wanita Persatuan Kabupaten Semarang pun melepas TK-TK tersebut
dikarenakan memang tidak adanya biaya pembinaan. Dua diantara
Taman Kanak-Kanak yang dibina antara lain Taman Kanak-Kanak
Teladan di Ungaran dan Taman Kanak-Kanak di Bergas (wawancara
dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal 8 Mei 2013)
Pada program pendidikan non formal dan informal Dharma
Wanita terus berusaha mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan
dan seminar yang berbeda setiap tahunnya untuk menambah dan
37
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anggota. Diantaranya
pada tahun 2009 Dharma Wanita Kabupaten Semarang
mengikutsertakan guru TK Dharma Wanita Persatuan dan TK Pertiwi
dalam penataran yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan
bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman
Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI). Hal ini dilakukan dalam rangka
pembinaan TK-TK asuhan Dharma Wanita Kabupaten Semarang.
Pada kegiatan non rutin bidang pendidikan, Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang mengadakan pelatihan keterampilan, salah
satunya diadakan pada tanggal 5 Mei 2009, mengadakan praktik
keterampilan membuat kue, sirup dari bahan lidah buaya. Kegiatan ini
membuka pengetahuan para anggota yang selama ini menganggap
tanaman lidah buaya sekedar tanaman herbal, ternyata dapat diolah
menjadi kue dan sirup.
Sosialisasi dalam rangka usaha mensejahterakan anggota
dengan cara hidup sehat yaitu diadakannya ceramah tentang kesehatan
dari tanaman hias yaitu Sanseviera pada 9 Juli 2009. Pada ceramah
kali ini, anggota Dharma Wanita diajak untuk mengenali tanaman
Sanseviera atau tanaman lidah mertua (lihat lampiran gambar no. 8)
sebagai salah satu tanaman kesehatan. Tanaman ini dapat menyerap
radiasi buruk dari barang elektronik dan menyerap polutan di daerah
padat lalu lintas at upun ruangan penuh asap rokok. Oleh karena itu
para anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengaplikasikan
hal ini dengan memiliki tanaman Sanseviera di rumah, diletakkan di
38
dekat televisi dan komputer atau diletakkan di pekarangan rumah
(Hasil wawancara dengan Ibu Ani Sutrianingsih, pada tanggal 25
April 2013). Melalui sosialisasi tanaman kesehatan ini, secara tidak
langsung Dharma Wanita mengajak setiap anggotanya untuk hidup
sehat yang merupakan salah satu ciri kehidupan sejahtera yaitu dengan
cara menghindari radiasi buruk melalui tanaman Sanseviera.
Pada tanggal 22 Juli 2009 Dharma Wanita Kabupaten
Semarang mengikuti lomba kreasi penganekaragaman pangan olahan
non beras non terigu, sekaligus menampilkan demo merangkai bunga,
pembuatan tepung lokal dan bazar panganan olahan. Dharma Wanita
Kabupaten Semarang senantiasa mengikutsertakan anggotanya untuk
mengikuti lomba baik yang diadakan oleh Dharma Wanita Persatuan
ataupun yang diadakan oleh pemerintah daerah. Hal ini mendorong
kepercayaan diri anggota, serta sarana menumbuhkan bibit-bibit baru
yang terampil. Dari penuturan Wuryanti Sudjiwo diketahui ada salah
satu anggota yang selalu disertakan dalam lomba merangkai bunga,
yaitu Ibu Budi, telah mahir dalam merangkai bunga dan ikut serta
dalam lomba-lomba tersebut membuatnya terus memacu diri untuk
mengembangkan keterampilannya.
Pada tanggal 5 Januari 2010 bekerjasama dengan Meidia
Sanggar Kecantikan mengadakan ceramah tentang Etika Penampilan,
Etika Berbusana, Etika Berperilaku. Dalam acara ini anggota Dharma
Wanita diajak untuk menyadari betapa pentingnya etika
berpenampilan, berbusana dan berperilaku yang baik dan santun bagi
39
perempuan. Cara berpenampilan, berbusana dan cara berperilaku akan
menunjukkan identitas seseorang. Jika ketiga hal ini dipenuhi dengan
baik, maka akan tercipta identitas baik yang terpancar melalui sopan
santun penampilan, busana dan berperilaku. Hal ini juga menunjukkan
penghargaan dan rasa menghormati diri sendiri sebagai bagian dalam
faktor mencapai kesejahteraan.
Tanggal 26 Maret 2010 dan 22 Juni 2010 Dharma Wanita
Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Pelatih Keterampilan Satria
Kabupaten Semarang mengadakan kursus acara membuat bros dari
bahan Acrylic (lihat lampiran gambar No. 9). Bahan Acrylic adalah
adalah plastik yang diperoleh dari reaksi gas bumi. Material ini
biasanya ringan dan merupakan jenis plastik thermoplastik yaitu jika
dinaikkan temperaturnya maka akan menjadi lunak dan akan
mengeras ketika didinginkan (Hasil wawancara dengan Ibu Ani
Sutrianingsih, pada tanggal 25 April 2013). Hal menarik dari adalah,
adanya anggota Dharma Wanita yang memanfaatkan keterampilan-
keterampilan yang diperoleh untuk kemudian dikembangkan sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh Sudjiwo, yang merupakan pengurus
Dharma Wanita bidang pendidikan Kabupaten Semarang sekaligus
penggagas kegiatan pelatihan pembuatan bros acrylic. Pada tahun
2010 dimana anaknya akan melangsungkan pernikahan, Sudjiwo
memutuskan membuat sendiri bros berbahan acrylic sebagai
cenderamata pernikahan anaknya. Pembuatan bros ini berlangsung
selama 3 bulan, dengan membuat bros sendiri biaya yang dikelurkan
40
untuk pembelian cenderamata resepsi pun terasa jauh lebih ringan. Hal
ini menunjukkan bahwa Dharma Wanita telah ikut serta mewujudkan
kesejahteraan anggotanya, dengan cara memberikan kesempatan
belajar bagi para anggotanya melalui latihan keterampilan yang bisa
diterapkan oleh anggotanya di kehidupan sehari-hari.
Dharma Wanita Kabupaten Semarang juga turut
mensosialisasikan mengenai Kabupaten Semarang Menuju Kabupaten
Layak Anak yang dicanangkan oleh Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Melalui program ini
Kabupaten Semarang memacu segala daya upaya untuk menciptakan
kondisi Kabupaten layak anak. Anak diberikan fasilitas memadai
untuk jasmani dan rohaninya dan diberikan perlindungan dari tindak
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Dharma Wanita Kabupaten
Semarang dihimbau untuk mewujudkan program ini dengan cara
memulai menjadikan institusi terkecil masyarakat yaitu keluarga
sebagai sebuah tempat yang layak bagi tumbuh kembang anak. (Hasil
wawancara dengan Eppy Agus Purwoko Djati dan Ibu Wuryanti
Sudjiwo, pada tanggal 5 Maret 2013).
Selain itu, Dharma Wanita juga mengadakan sosialisasi
tentang Peran Ibu menuju Ibu Pintar bagi anak dan keluarga.
Sosialisasi ini mengajak para anggota organisasi Dharma Wanita
Kabupaten Semarang untuk menyadari peran penting seorang ibu bagi
anak dan keluarga. Disini peran ibu dituntut untuk mengusahakan
kesejahteraan keluarga dengan menjadi ibu pintar dengan terus
41
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang bisa mendukung
perannya bagi anak dan keluarga. Contohnya, pintar menyediakan
makanan sehat, mendidik anak, menjadi sahabat dalam tumbuh
kembang anak, mejadi pendamai, dan istri yang baik bagi suami. Ada
pula sosialisasi Pendidikan Usia Sekolah, menerangkan bahwa setiap
individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Anggota
Dharma Wanita memiliki peran untuk menyampaikan pesan ini
kepada masyarakat sekitarnya dan membantu memberikan informasi
mengenai pendidikan termasuk bantuan-bantuan pendidikan.
Disampaikan juga mengenai Pendidikan Menengah Universal
pada 5 Maret 2013 bertepatan dengan rapat program kerja organisasi
Dharma Wanita Kabupaten Semarang, sosialisasi ini disampaikan oleh
Ibu Wuryanti Sudjiwo selaku pengurus bidang pendidikan organisasi
Kabupaten Semarang, sosialisasi ini menerangkan bagi anak-anak
yang telah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun disarankan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena banyak
sekali beasiswa pendidikan yang disediakan pemerintah bagi anak-
anak berprestasi ataupun kurang mampu untuk meneruskan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anggota Dharma Wanita
Persatuan Kabupaten Semarang berperan untuk memberikan informasi
tentang hal tersebut kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya
(Hasil wawancara pada tanggal 5 Maret dengan Ibu Wuryanti
Sudjiwo)
42
Pada program penyelenggaraan sudut baca yang berlangsung
setiap tahun organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang berusaha mengumpulkan buku-buku bacaan yang
bermanfaat bagi para anggotanya dan mensosialisasikan fungsi
perpustakaan dan taman bacaan sebagai sumber ilmu dengan harapan
tumbuhnya kesadaran gemar membaca bagi anggota organisasi
Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan anggota kelurganya
(Anonim, 2009:10-12). Sudut baca ini merupakan program yang
bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca bagi setiap
anggota organisasi, dimana buku ataupun majalah atau koran
merupakan sumber ilmu.
Buku merupakan sumber ilmu, sumber didikan yang
membuat setiap individu lebih bijak dan pintar menyikapi sesuatu.
Melalui program sudut baca ini Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang mengajak anggotanya untuk mencapai hidup sejahtera
melalui penambahan pengetahuan dan kebiasaan baik melalui
pembacaan buku, baik koran, ataupun majalah. Sebagai sebuah
program, sudut baca telah menjadi program rutin tahunan bagi
Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, namun dalam
pelaksanaannya program ini mengalami kesulitan dengan tidak adanya
tempat atau ruangan khusus yang dapat digunakan sebagai sudut baca
tempat menyimpan buku-buku yang telah dimiliki Dharma Wanita
Persatuan Kabupaten Semarang. Buku-buku tersebut kini hanya dapat
disimpan oleh fulltimer Dharma Wanita Kabupaten Semarang.
43
b) Bidang Ekonomi
Mengikuti bazar, menjual hasil karya anggota, dan mengelola
koperasi adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh bidang
ekonomi dalam upaya peningkatan kemampuan ekonomi dan
keterampilan anggota untuk menambah pengahasilan. Menjelang Idul
Fitri, bidang ekonomi Dharma Wanita Kabupaten Semarang
menerima pesanan untuk kebutuhan lebaran dan mengikutsertakan
hasil karya anggota organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang
dalam bazar-bazar yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Semarang. Hasil karya ini dapat berupa tudung saji, tempat air minum
dengan hiasan acrylic, dan juga beraneka makanan (wawancara
dengan Herlina Triyoga). Mengikutsertakan hasil karya anggota
merupakan salah satu usaha Dharma Wanita Kabupaten Semarang
bidang ekonomi untuk menjadi wadah mensejahterakan anggotanya,
karena dengan mengikutsertakan hasil karyanya sendiri para anggota
mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu, bidang ekonomi ini
juga melakukan kegiatan menjual atribut Dharma Wanita Persatuan
berupa agenda (lihat gambar no. 14), lencana, seragam (lihat gambar
no. 15) dan kerudung bagi para anggota organisasi Dharma Wanita
Persatuan.
Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang mempunyai
Koperasi Wanita dengan nomor hukum: 10.686/BH/VI/1986 dengan
nama Koperasi Wanita “Setya Karya”, dengan susunan pengurus
sebagai berikut :
44
Ketua : Ibu Meidy Sudarmo
Sekretaris : Ibu Rianto
Bendahara : Ibu Pujiati
Pembantu Umum : Ibu Tuti Erna dan Sdri Ayu Setyawati
Badan Pengawas : Ibu Tenti Harianti dan Ibu Gadis Sultoni
Kegiatan koperasi meliputi kegiatan simpan pinjam dimana terdapat 3
jenis simpanan yang wajib dipenuhi oleh anggota, yaitu pertama,
simpanan pokok sebesar Rp 20.000 diserahkan pada awal mula
menjadi anggota koperasi, simpanan pokok berikutnya tidak
ditentukan jumlah nominalnya. Kedua, simpanan wajib sebesar Rp
5.000 dan simpanan sukarela yang tidak ditentukan jumlahnya.
Kemudian untuk kegiatan pinjaman, tidak ditentukan batas minimum
atau maximum jumlah peminjaman. Pada intinya, kegiatan ini
mengajak setiap anggota untuk memiliki sifat gemar menabung.
Peminjaman dana yang disediakan koperasi juga dapat dimanfaatkan
oleh anggota organisasi yang memiliki kesulitan ekonomi untuk dapat
mengajukan pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Dengan
demikian, koperasi ini pun secara tidak langsung memberikan jalan
bagi anggota untuk mencapai hidup sejahtera yaitu dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya melalui kegiatan simpan pinjam koperasi. (Hasil
wawancara dengan Ayu Setyawati, pada tanggal 26 April 2013)
Bidang ekonomi dalam usahanya mengumpulkan dana bagi
kas Dharma Wanita salah satunya juga dengan usaha menjual lotre
atau semacam undian berhadiah. Setiap pertemuan Dharma Wanita,
45
bidang ekonomi akan menjual lotre dengan harga Rp 1.000 untuk 3
lotre. Setiap anggota Dharma Wanita yang hadir diwajibkan untuk
membeli lotre tersebut. Jika lotre habis terjual dalam satu kali
pertemuan, maka bidang ekonomi biasanya akan mendapat hasil Rp.
40.000 kemudian dipotong untuk mengembalikan uang kas yang
dipakai untuk modal sebesar Rp. 20.000. Hasil bersih kemudian
dikembalikan ke kas untuk menambah jumlah uang kas. Anggota yang
beruntung akan membawa pulang bingkisan yang isinya peralatan
mandi ataupun kebutuhan pokok (lihat gambar no. 16)
Selain mengusahakan dana bagi kas organisasi, bidang
ekonomi secara tidak langsung ikut serta dalam meningkatkan
ekonomi masyarakat. Pada setiap pertemuan Dharma Wanita, di
halaman depan gedung PKK tempat dimana Dharma Wanita
Kabupaten mengadakan kegiatannya, selalu saja ada pedagang-
pedagang yang menawarkan dagangannya. Kesempatan berdagang ini
bermula dari ajakan anggota Dharma Wanita yang menjadi tetangga
ataupun telah mengenal mereka sejak lama untuk berdagang di setiap
pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Seperti yang
dilakukan oleh Tri Haksanti yang diajak oleh Maskur yang merupakan
Ketua Dharma Wanita dari Unsur Pelaksana Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKD). Selain
menawarkan tas rajut, produk utamanya adalah Lerak “Sekar Tantri”
(lihat lampiran gambar no. 17) produk sabun khusus untuk mencuci
batik yang dibuatnya sendiri. Tidak hanya sekedar berdagang, ia juga
46
sempat diundang untuk berbicara mengenai pemeliharaan batik
sekaligus mengenalkan produk buatannya (Hasil wawancara dengan
Tri Haksanti pada tanggal 9April 2013)
Ada pula Asih, yang pada tahun 2013 ini baru pertama kali
berdagang di pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Asih
yang berdagang kain Shaha, mengaku pertama kali diajak oleh Tri
yang merupakan anggota Dharma Wanita Unsur Pelaksana Dinas
Sosial (Hasil wawancara dengan Asih pada tanggal 9 April 2013).
Mereka yang kemudian berdagang pada setiap kegiatan Dharma
Wanita, terkadang akan memberikan sekian persen dari hasil
penjualan untuk mengisi kas organisasi Dharma Wanita, jumlah yang
paling besar diterima adalah sebesar Rp 15.000. Hal ini sebenarnya
bersifat sukarela, jadi pemberian tersebut menurut keikhlasan
pedagang (wawancara dengan Herlina Triyoga pada tanggal 8 Mei
2013).
c) Bidang Sosial Budaya
Halal Bihalal dan kegiatan anjangsana menjadi agenda rutin
tahunan bidang sosial budaya organisasi Dharma Wanita Kabupaten
Semarang. Pada tanggal 15 Juli 2009 mengadakan kegiatan
anjangsana bekerjasama dengan panitia Hari Ulang Tahun Dharma
Wanita Persatuan ke-10 tahun 2009 di Panti asuhan Nurul Iza di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Desa Plumutan dan Yayasan
Insan Mandiri Masjid Baitul Taqwa. Di Panti asuhan Nurul Iza desa
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Dharma Wanita Persatuan
47
Kabupaten Semarang membawa 14 dos mie instan dan 1 dos sabun
mandi, kecap dan teh. Untuk Desa Plumutan, Kecamatan Bancak
dengan membawa 100 paket berisi beras, gula, minyak dan mie instan.
Yayasan Insan Mandiri Masjid Baitul Taqwa desa Dorit Kecamatan
Ungaran Timur, dengan membawa mie instan, pakaian pantas pakai
dan peralatan sholat.
Bersama rombongan Dharma Wanita Persatuan Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2009 para anggota Dharam Wanita
Kabupaten Semarang mengikuti ziarah ke makan Ibu. Hj. Isriati
Moenadi pendiri PKK. Mengadakan siraman rohani pada bulan suci
Ramadhan pada tanggal 4 September 2009 oleh KH. Komami.
Kegiatan siraman rohani ini juga telah menjadi kegiatan rutin tahunan
bidang sosial budaya. Dharma Wanita Kabupaten Semarang
mengadakan ceramah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dari
RSJD Semarang bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan Dinas
Kesehatan, dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2009. Kemudian pada
tanggal 9 Juli 2009 Dharma Wanita Kabupaten Semarang bekerjasama
dengan bidang pendidikan mengadakan ceramah kesehatan tentang
kegunaan tanaman hias Sansivera bagi kesehatan bekerjasama dengan
Dharma Wanita Persatuan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
48
Pada tanggal 4 Agustus 2009 mengadakan ceramah kesehatan
tentang Penyebaran Virus Flu Babi (H1N1) oleh Dr. Rudy S.Pd
(Anonim, 2009:21-25). Tanggal 26 Agustus 2010, kembali
mengadakan kegiatan anjangsana di Panti Asuhan Abul Yatama
Bawen dan di Desa Lembu Kecamatan Bancak. Tanggal 4 November
2010 mengadakan Donor Darah yang dibuka untuk anggota Dharama
Wanita Kabupaten Semarang dan masyarakat umum, mendapat 19
kantong. Tanggal 4 Februari 2010 mengadakan ceramah tentang Botol
Sehat bertempat di Gedung Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang. Tanggal 4 Maret 2010 mengadakan ceramah kesehatan
tentang kanker serviks yang disampaikan oleh Dr. Umi bertempat di
Gedung Dharma Wanita Kabupaten Semarang.
Tanggal 4 Maret 2010 Dharma Wanita Kabupaten Semarang
bekerjasama dengan PT. ASKES mengadakan Sosialisasi Kartu
ASKES. Pada saat itu PT. ASKES memberikan kesempatan
pemeriksaan kesehatan gratis bagi para anggota Dharma Wanita yang
ingin memeriksakan kesehatannya (wawancara dengan Ayu Setyawati
pada tanggal 26 April 2013). Kemudian pada tanggal 2 September
2010 bertempat di Gedung Dharma Wanita Kabupaten Semarang
mengadakan ceramah kesehatan mengenai HPV bekerjasama dengan
Prodia Kegiatan seperti ini adalah usaha Dharma Wanita untuk
mensejahterakan anggotanya dalam bidang kesehatan. Selain itu,
untuk membekali anggotanya tentang kepedulian lingkungan, anggota
Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang menghadiri undangan
49
dari SETDA Kabupaten Semarang bertempat di Hotel Grand Candi
dengan acara Sosialisasi Perlindungan Lapisan Ozon dengan topik
Peran Pemangku Kepentingan Daerah Dalam Upaya Perlindungan
Lapisan Ozon dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim pada
tanggal 22 Maret 2010. (Anonim, 2010:16-20).
Melalui kegiatan-kegitan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang Wuryanti Sudjiwo mengakui bahwa Dharma Wanita Persatuan
Kabupaten Semarang telah menjadi wadah bagi dirinya untuk
mengaktualisasikan diri. Sejak SMP, Wuryanti mengaku senang sekali
dengan kegiatan organisasi, dengan bergabungnya Wuryanti dalam
organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, Wuryanti dapat
terus menggeluti hobinya ini dengan menjadi pengurus Dharma Wanita
Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, Wuryanti selalu bersemangat untuk
datang ke kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang karena
selain menjadi wadah aktualisasi, Wuryanti memperoleh pengetahuan dan
wawasan yang semakin bertambah melalui Dharma Wanita. Disunggung
tentang kesejahteraan yang menjadi misi Dharma Wanita, Wuryanti
mengatakan bahwa kesejahteraan tidak hanya mengenai meteri,
kesejahteraan baginya adalah tentang kepandaian mengelola apa yang telah
dimilikinya dengan baik dan itu diperolehnya melalui Dharma Wanita
Kabupaten Semarang (Wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal
25 April 2013)
50
Hal yang sama disampaikan oleh Wahyu dan Slamet Riadi di
kesempatan yang berbeda, mereka mendapatkan banyak pengetahuan
dengan bergabung di organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang.
Wahyu senang dengan kegiatan ceramah dengan topik yang berkaitan
dengan dirinya seperti kesehatan, keagamaan, kecantikan dan kepribadian
“Etika Berpenampilan, Berbusana, dan Etika Berperilaku (Hasil wawancara
dengan Wahyu dan Slamet Riadi pada tangal 4 Mei 2013). Hal ini
berdampak positif jika mereka sedang membicarakan topik-topik tersebut di
luar anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Wahyu dan Slamet
Riadi merasa cepat tanggap dengan topik tersebut. Slamet Riadi juga
mengakui bahwa Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang juga
secara tak langsung menjadi wadah memasarkan olahan pangan ataupun
kerajinan milik anggota yang kadang dititipkan setiap pertemuan organisasi.
Pemasaran dan penjualan ini tidak berhenti di pertemuan organisasi, namun
juga pada bazar ataupaun pasar murah yang sering diikuti Dharma Wanita
Kabupaten Semarang menjelang hari besar seperti Lebaran dan Natal.
Pendapat yang sedikit berbeda disampaikan oleh Ani Sutrianingsih,
bagi Ani mengikuti kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang sangat bermanfaat baginya, terutama menambah pengetahuannya
serta pelepas kejenuhan dan mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah
tangga. Namun saat disinggung tentang kesejahteraan yang dia dapatkan,
Ani mengartikan kesejahteraan pasa nilai-nilai materi dan itu belum
sepenuhnya dia peroleh melalui Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang.
51
D) Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Dharma Wanita
Kabupaten Semarang
Dalam melaksanakan peran dan program, Dharma Wanita
Kabupaten Semarang mengalami beberapa hambatan atau kesulitan.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eppy Agus Purwoko Djati, Ibu
Wuryanti Sudjiwo (tanggal 5 Maret 2013) dan laporan berkala Dharma
Wanita Persatuan Kabupaten Semarang 2009-2010, maka diperoleh
sebab-sebab sebagai berikut:
1. Sulitnya menumbuhkan kesadaran anggota Dharma Wanita
Persatuan Kabupaten Semarang untuk menghadiri pertemuan atau
rapat setiap bulannya serta kegiatan lainnya karena tidak ada sanksi
apabila tidak mengikuti kegiatan. Ketidakhadiran para anggota
terkadang disebabkan adanya pekerjaan yang tidak bisa
ditinggalkan di tempat kerja, mengingat banyak pula para anggota
yang bekerja di luar rumah ataupaun adanya kepentingan
mendesak lainnya.
2. Seringnya pergantian pengurus antar waktu karena adanya mutasi
pegawai, pensiun ataupun kondisi lainnnya menyebabkan program
kerja mengalami hambatan. Untuk mengatasi hal ini maka para
pengurus sesegera mungkin mengadakan rapat guna memilih
pengurus baru demi kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi.
3. Terbatasnya dana dan sarana yang dimiliki organisasi Dharma
Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, sehingga terkadang ada
program kerja dalam satu periode yang belum terlaksana pada
52
periode tersebut dan berusaha ditindaklanjuti pada periode
berikutnya.